[12211010_12211020_12211075_laporan modul 6]
DESCRIPTION
Praktikum Pemboran II Modul 6TRANSCRIPT
MODUL VI
WAIT & WEIGHT METHOD AND KICK TOLERANCE
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH TEKNIK PENGEBORAN II
Nama : Sigit Purwito 12211010
Lambang Tejo Handoko 12211020
Nur Fatonah 12211075
Tanggal Praktikum : 4 Maret 2014
Tanggal Penyerahan : 8 Maret 2014
Dosen : Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun
LABORATORIUM TEKNIK PENGEBORAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013/2014
1
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... 3
TUJUAN PRAKTIKUM ............................................................................................................................ 4
METODOLOGI .......................................................................................................................................... 5
A. METODE WAIT & WEIGHT ........................................................................................................ 5
B. KICK TOLERANCE ........................................................................................................................ 9
ALAT DAN BAHAN ................................................................................................................................ 11
PROSEDUR............................................................................................................................................... 11
A. METODE WAIT & WEIGHT ...................................................................................................... 11
B. KICK TOLERANCE ...................................................................................................................... 12
ANALISIS .................................................................................................................................................. 13
A. METODE WAIT & WEIGHT ...................................................................................................... 13
B. KICK TOLERANCE ...................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 20
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 – Proses Metode Driller ............................................................................................................ 6
Gambar 2 – Proses Metode Wait & Weight ............................................................................................. 7
Gambar 3 – Grafik Tekanan vs. Volume Rate of Flow (SPM) ............................................................... 8
Gambar 4 – Prosedur Perhitungan Metode Wait & Weight ................................................................ 11
Gambar 5 – Prosedur Perhitungan Kick Tolerance .............................................................................. 12
Gambar 6 – Gambar Perubahan Tekanan dalam Proses Metode Wait & Weight ............................ 14
Gambar 7 – Grafik Drillpipe Pressure vs. Strokes ................................................................................ 16
Gambar 8 – Grafik Casing Pressure vs. Strokes .................................................................................... 16
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 – Data yang Diberikan untuk Perhitungan Metode Wait & Weight ...................................... 13
Tabel 2 – Pump Schedule yang Dihasilkan ............................................................................................. 15
Tabel 3 – Data yang Diberikan untuk Perhitungan Kick Tolerance ................................................... 17
Tabel 4 – Hasil Perhitungan Kick Tolerance ......................................................................................... 17
4
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu membedakan antara Metode Driller dan Metode Wait & Weight.
2. Mampu melakukan perhitungan dalam penanggulangan kick dengan menggunakan
Metode Wait & Weight.
3. Memahami pengertian kick tolerance.
4. Mampu menentukan kick tolerance.
5
METODOLOGI
A. METODE WAIT & WEIGHT
Well kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi ke dalam sumur. Apabila well kick ini
tidak segera ditanggulangi maka fluida formasi yang berada didalam sumur tersebut akan keluar
dari dalam sumur. Kejadian dimana pengeluaran fluida formasi secara berlebihan dan tidak
terkendalikan lagi disebut semburan liar (blow out) yang akan sangat merugikan baik dari segi
materi maupun dari segi keselamatan jiwa pekerja di sekitar daerah semburan liar tersebut.
Penyebab dan indikasi terjadinya kick telah dijelaskan pada praktikum minggu lalu.
Setelah mengetahui indikasi terjadinya kick, kita harus melakukan tindakan sedini mungkin untuk
menanggulangi masalah kick tersebut. Ada 2 jenis well control, yaitu primary well control dan
secondary well control. Primary well control merupakan penanganan sumur dengan menggunakan
tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh lumpur pemboran di dalam wellbore. Lumpur didalam
wellbore harus selalu terisi penuh. Jika tidak penuh maka tekanan hidrostatiknya akan turun dan
akan menyebabkan timbulnya potensi terjadinya kick. Sedangkan secondary well control
merupakan penanganan sumur dengan menggunakan killing fluid untuk mengontrol kick dan
influx. Semua metode yang diterapkan di dalam well control yaitu untuk mempertahankan agar
tekanan bottom hole konstan. Ada tiga metode yang sering diterapkan, yaitu :
(1) Metode Driller
(2) Metode Wait & Weight
(3) Metode Concurrent
Metode Driller merupakan metode well control yang terdiri atas dua sirkulasi. Pada
sirkulasi yang pertama, influk disirkulasikan keluar dari dalam lubang sumur. Metode ini
menggunakan lumpur lama untuk menanggulangi kick yang terjadi. Pertama, buka choke perlahan,
kemudian di saat yang sama pompa diaktifkan untuk menghasilkan kill rate yang diinginkan.
ketika pompa telah mencapai kill rate yang diinginkan, choke diatur untuk menjaga agar nilai ICP
(Initial Circulating Pressure) tetap stabil hingga seluruh kick keluar dari dalam annulus.
Setelah sirkulasi pertama selesai, maka dilanjutkan dengan sirkulasi kedua. Pertama, choke
diatur untuk menghasilkan tekanan sirkulasi yang diinginkan dan pada saat yang sama, pompa
6
diatur untuk mencapai laju yang diinginkan.Tekanan annulus dijaga agar tetap konstan dengan
cara mengatur choke sampai mud baru berada di bit. Ketika mud baru telah sampai pada bit,
tekanan drill pipe akan menunjukkan tekanan sirkulasi akhir atau Final Circulating Pressure
(FCP).
Gambar 1 – Proses Metode Driller
Selanjutnya yaitu Metode Wait & Weight, dimana metode ini merupakan metode
penanganan kick yang menggunakan lumpur baru. Metode ini terdiri atas satu sirkulasi. Sebelum
memulai sirkulasi, kita harus menunggu densitas lumpur naik hingga mencapai densitas kill mud
yang diinginkan. Ketika densitas dan volume kill mud yang dibutuhkan telah siap, pompa segera
diaktifkan dan choke dibuka secara perlahan. Kemudian choke diatur untuk mengurangi tekanan
sirkulasi sampai kill mud berada di bit (tekanan sirkulasi akhir / FCP tercapai). Setelah lumpur
baru berada di bit, choke tetap diatur untuk menjaga tekanan sirkulasi tetap konstan sampai kick
seluruhnya dikeluarkan dari dalam annulus.
7
Gambar 2 – Proses Metode Wait & Weight
Sedangkan yang ketiga yaitu Metode Concurrent. Metode Concurrent dapat dikatakan
sebagai gabungan antara Metode Driller dan Metode Wait & Weight. Metode ini menggunakan
lumpur transisi dan lumpur baru untuk menanggulangi kick yang terjadi. Sementara menunggu
lumpur dengan densitas baru itu siap, pemompaan lumpur tetap dilakukan dengan kenaikan
densitas lumpur yang bertahap dan kill rate yang telah didesain sebelumnya sudah disesuaikan
dengan densitas lumpur yang disirkulasikan.
Ketika informasi mengenai kick telah didapatkan, pompa diaktifkan secara perlahan hingga
mencapai Initial Circulating Pressure (ICP). Kenaikan densitas lumpur didesain secepat mungkin.
Ketika kill mud telah mencapai bit, Final Circulating Pressure (FCP) didapatkan. FCP ini dijaga
agar tetap konstan dengan cara mengatur choke sampai fluida kick yang berada di dalam sumur
keluar dari dalam annulus.
Dalam praktikum kali ini, kita akan berlatih untuk melakukan perhitungan penanggulangan
kick (well control) dengan menggunakan Metode Wait & Weight.
8
Langkah-langkah yang diperlukan yaitu sebagai berikut :
1) Gunakan grafik antara Tekanan vs. Volume berikut :
Gambar 3 – Grafik Tekanan vs. Volume Rate of Flow (SPM)
2) Catat Shut-In drillpipe pressure dan Shut-in casing pressure.
3) Hitung pumping pressure pada kill rate 30 spm, menggunakan persamaan :
𝑃𝑐 = 𝑃𝑘𝑠 + 𝑃𝑑𝑝…………………………………………………..……………..(1)
dimana : Pc = Pumping pressure, psi
Pks = Circulating pressure saat kill rate tertentu, psi
Pdp = Shut-in drillpipe pressure, psi
4) Menentukan densitas kill mud (𝜌1) dengan persamaan :
𝜌1 =𝜌𝑚𝐷+𝑃𝑑𝑝
0.052 𝐷…………………………………………………………………(2)
dimana : 𝜌𝑚= gradient lumpur, psi/ft
D = kedalaman sumur, ft
5) Menentukan banyaknya stroke hingga mencapai bit (STB), menggunakan persamaan :
𝑆𝑇𝐵 =𝐶𝑑𝑝𝑙𝑑𝑝+𝐶ℎ𝑤𝑙ℎ𝑤+𝐶𝑑𝑐𝑙𝑑𝑐
𝐶𝑝………………………………………………….(3)
STB =𝐶𝑑𝑝𝑖𝐷
𝐶𝑝………………………………………………………………….(4)
dimana : 𝐶𝑑𝑝𝑖= kapasitas drillpipe, bbl/ft
𝐶𝑝 = kapasitas pompa, bbl/stk
9
6) Menentukan Circulating Pressure yang baru (Pcn) pada kill rate dan weight mud tertentu
𝑃𝑐𝑛 = 𝑃𝑑𝑝 − 0.052(𝜌1 − 𝜌)𝐷 + (𝜌1
𝜌) 𝑃𝑘𝑠……………………………………(5)
7) Tentukan pumping schedule :
𝑆𝑇𝐾𝑆
25 𝑝𝑠𝑖=
25 (𝑆𝑇𝐵)
𝑃𝑐−𝑃𝑐𝑛………………………………………………………………(6)
8) Membuat grafik pump schedule ( sumbu-x = jumlah stroke kumulatif & sumbu-y = tekanan
drillpipe, psi).
9) Saat kill rate 30 spm, pertahankan tekanan casing agar tetap konstan pada 300 psi.
10) Hitung jumlah stroke saat jumlah stroke to bitnya(STB) sebesar 1420 strokes. Setelah 190
strokes, turunkan tekanan tiap 25 psi. Setelah 10 detik, tekanan drillpipe menjadi 650 psi.
Lanjutkan cara ini hingga kill-weight mud berada pada bit dengan tekanan drillpipe 513
psi.
11) Setelah mencapai 1420 strokes, baca dan catat tekanan drillpipe saat 513 psi.
12) Displace kill weight mud ke permukaan, pertahankan agar tekanan drillpipe tetap konstan
pada 513 psi.
13) Shut-in sumur, jaga agar tekanan casing tetap konstan dan amati bahwa ketika tekanan
drillpipe sudah konstan (sudah mencapai FCP), tekanan casing semakin lama akan
menurun hingga akhirnya mencapai tekanan 0 psi.
14) Cek aliran
B. KICK TOLERANCE
Kick tolerance dapat diartikan sebagai volume maksimum gas infux (bbl) pada suatu desain
kick intensity yang dapat dimassukkan ke dalam dan disirkulasikan ke luar wellbore tanpa merusak
tekanan formasi pada casing shoe. Sedangkan kick intensity merupakan perbedaan antara tekanan
formasi maksimum dan densitas lumpur yang direncanakan.
Kick tolerance bergantung pada :
Maximum kick size
Tekanan formasi maksimum pada TD selanjutnya
Densitas dari fluida yang masuk dan temperature selama sirkulasi
10
Densitas lumpur maksimum yang masih dapat ditoleransi tanpa menimbulkan rekahan pada
titik terlemah di open hole
Selain melakukan perhitungan penanggulangan kick dengan Metode Wait & Weight,
dalam praktikum ini kita juga berlatih menghitung kick tolerance. Langkah-langkah untuk
menentukan kick tolerance yaitu sebagai berikut :
1) Menghitung Drill Collar Annular Volume, bbls
𝐷𝐶 𝐴𝑛𝑛 𝑉𝑜𝑙. =(𝐵𝑖𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒2−𝐷𝐶𝑂𝐷2)𝐷𝐶 𝐿𝑒𝑛
1000………………………………………..……(7)
2) Menghitung Length of Influx in Drill Pipe Annulus, ft
𝐿𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥𝑑𝑝𝐴𝑛𝑛 =(𝑃𝑖𝑡 𝐺𝑎𝑖𝑛−𝐴𝑛𝑛 (𝑑𝑐)𝑉𝑜𝑙.)1000
(𝐵𝑖𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒2−𝐷𝑃𝑂𝐷2)+ 𝐷𝐶 𝐿𝑒𝑛…………………..……...(8)
3) Menghitung Length of Influx in Drill Collar Annulus, ft
𝐿𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥𝑑𝑐𝐴𝑛𝑛 =(𝑃𝑖𝑡 𝐺𝑎𝑖𝑛)1000
(𝐵𝑖𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒2−𝐷𝐶𝑂𝐷2)…………………………………….………...(9)
4) Menghitung Influx Gradient, psi/ft
Dalam hal ini, diasumsikan besarnya Influx gradient yaitu sebesar 0.1 psi/ft
5) Menghitung Mud Gradient, psi/ft
𝑀𝑢𝑑 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛𝑡 = 𝑀𝑊𝑥0.052………………………………………………….…(10)
6) Menghitung Maximum Allowable Pressure, psi
𝑀𝑎𝑥 𝐴𝑙𝑙𝑜 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠 = (𝐿. 𝑂. 𝑇. −𝑀𝑊)𝑥0.052𝑥𝑆ℎ𝑜𝑒 𝑇𝑉𝐷…………………….…….(11)
7) Menghitung Bottom Hole Pressure (BHP) Maximum, psi
𝐵𝐻𝑃 𝑀𝑎𝑥 = ((𝑇𝑉𝐷 − 𝐿𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥)(0.052)(𝑀𝑊) + (𝑀𝑎𝑥 𝐴𝑙𝑙𝑜 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠) + (𝐿𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥 ∗ 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛𝑡)) .(12)
8) Menghitung BHP Mud Weight Equivalent, ppg
𝐵𝐻𝑃 𝑀𝑊𝐸 =𝐵𝐻𝑃 𝑀𝑎𝑥
𝑇𝑉𝐷 𝑥 0.052…………………………………………….....……….......(13)
9) Menghitung Kick Tolerance, ppg
𝐾𝑖𝑐𝑘 𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝐵𝐻𝑃 𝑀𝑊𝐸 − 𝑀𝑊……………………………………………(14)
11
ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digusnakan dalam praktikum modul ini yaitu :
1. Laptop
2. Microsoft Excel
3. Data
PROSEDUR
A. METODE WAIT & WEIGHT
Gambar 4 – Prosedur Perhitungan Metode Wait & Weight
Membuat Pump Schedule dan buat grafik antara jumlah strokes kumulatif vs. tekanan drillpipe hingga nilai tekanan drillpipe-nya konstan
Menghitung jumlah strokes tiap penurunan tekanan 25 psi dengan pers. (6)
Menghitung Circulating Pressure yang baru dengan pers. (5)
Menghitung jumlah stroke mencapai bit (STB) dengan pers. (4)
Menentukan densitas kill mud dengan pers. (2)
Hitung pumping pressure pada kill rate 30 spm dengan pers. (1)
Catat Shut-In drillpipe pressure dan Shut-in casing pressure
Lihat grafik antara Pressure vs. Volume rate of flow pada Gambar 1.
12
B. KICK TOLERANCE
Gambar 5 – Prosedur Perhitungan Kick Tolerance
Hitung Kick Tolerance dengan pers. (14)
Hitung BHP Mud Weight Equivalent dengan pers. (13)
Hitung BHP Maximum dengan pers. (12)
Hitung Maximum Allowable Pressure dengan pers. (11)
Hitung mud gradient dengan pers. (10)
Hitung Length of Influx in Drill Collar Annulus dengan pers. (9)
Hitung Length of Influx in Drillpipe Annulus dengan pers. (8)
Hitung Drill Collar Annular Volume dengan pers. (7)
13
ANALISIS
A. METODE WAIT & WEIGHT
Dalam praktikum kali ini, diberikan data sebagai berikut :
Tabel 1 – Data yang Diberikan untuk Perhitungan Metode Wait & Weight
Well Depth (D) 10000 ft
Hole size (Dh) 7 7/8 inches
Drill pipe size (Dp) 4 1/2 inches
8 5/8 inch surface casing 2000 ft
Casing internal diameter (Dci) 8.017 inches
Fracture gradient (Fg) 0.76 psi/ft
Mud weight (ρ) 9.6 ppg
Mud gradient (ρm) 0.5 psi/ft
Shut-in Drillpipe Pressure (Pdp) 200 psi
Shut-in Annulus Pressure (Pa) 300 psi
Pit level increase 10 bbls
Normal circulation rate 6 bpm @ 60spm
Kill rate 3 bpm @ 30spm
Circulating Pressure at kill rate (Pks) 500 psi
Pump capacity (Cp) 0.1 bbl/stk
Capacity of Drillpipe (Cdpi) 0.0142 bbl/ft
Capacity of Drillpipe casing annulus (Cdpca) 0.0428 bbl/ft
Capacity of Drillpipe hole annulus (Cdpha) 0.0406 bbl/ft
Dari data tersebut, akan kita lakukan penanggulangan kick dengan Metode Wait & Weight.
Asumsi yang digunakan adalah influx kick bersifat incompressible sehingga pada saat influx
disirkulasikan keluar tidak perlu terjadi peningkatan tekanan di dalam casing secara signifikan
karena tidak banyak mud yang terbuang karena volume kick yang mengembang di dalam annulus
serta tekanan influx kick relatif konstan.
14
Gambar 6 – Gambar Perubahan Tekanan dalam Proses Metode Wait & Weight
Dalam metode Wait & Weight, kill mud disirkulasikan bersamaan dengan influx kick. Pada
saat kill mud disirkulasikan ke dalam drillpipe, terjadi penurunan tekanan drillpipe secara gradual
seiring dengan bertambahnya stroke pompa dalam mendorong kill mud kedalam lubang sumur.
Penurunan tekanan di dalam drillpipe tersebut dikarenakan adanya efek kill mud yang memiliki
densitas yang lebih besar dibandingkan dengan mud lama yang sudah ada sebelumnya, dimana
terjadi perubahan gradien tekanan yang dihasilkan oleh kill mud di dalam drillpipe menjadi lebih
kecil jika dibandingkan dengan gradien tekanan yang dihasilkan oleh mud lama.
Namun pada saat kill mud sudah mencapai bit dan bersirkulasi di dalam lubang sumur,
tekanan drillpipe bernilai konstan karena drillpipe sepenuhnya sudah terisi oleh kill mud dan
gradien tekanan yang dihasilkan sepenuhnya berasal dari kill mud. Pada saat memompakan kill
mud kedalam lubang digunakan tekanan sirkulasi pompa sebesar 700 psi, nilai tekanan tersebut
bertujuan agar kill mud dapat dipompakan kedalam drillpipe karena tekanan awal pompa harus
dapat menahan tekanan shut-in drillpipe selain untuk mengatasi penurunan tekanan akibat pressure
loss sepanjang flow line akibat friksi antara drillpipe dengan mud yang digunakan sehingga saat
menjadi annulus dapat dihasilkan kill rate pressure yang sesuai untuk mengatasi kick tersebut. Kill
rate pressure merupakan nilai tekanan sirkulasi dari mud yang diperlukan agar dapat menahan laju
influx kick dari formasi kedalam lubang sumur sehingga kick dapat dihentikan dan pengeboran
dapat dilanjutkna secara aman.
15
Grafik pemompaan yang didapatkan dengan Metode ini dapat disajikan dalam Tabel 2
berikut .
Tabel 2 – Pump Schedule yang Dihasilkan
Strokes Drillpipe
Pressure,psi Casing
Pressure,psi
0 700 300
190 675 300
380 650 300
570 625 300
760 600 300
950 575 300
1140 550 300
1330 525 300
1420 513 300
1610 513 275
1800 513 250
1990 513 225
2180 513 200
2370 513 175
2560 513 150
2750 513 125
2940 513 100
3130 513 75
3320 513 50
3510 513 25
3700 513 0
Kemudian, dari Tabel 2 di atas, dapat dibuat Grafik antara Drillpipe Pressure dengan
jumlah stroke kumulatif sehingga dapat dengan mudah kita buktikan bahwa ketika kill mud mulai
disirkulasikan di dalam drillpipe, tekanan drillpipe akan semakin menurun hingga mencapai Final
Circulating Pressure (FCP).
16
Gambar 7 – Grafik Drillpipe Pressure vs. Strokes
Untuk kill mud dapat mencapai bit dari pompa diperlukan stroke sebanyak 1420 stroke dan
tekanan casing dijaga konstan sebesar 300 psi dengan cara mengatur tekanan choke annulus
sampai stroke pompa mencapai 1420 stroke. Tujuan dari tekanan casing dijaga konstan adalah
untuk menstabilkan kecepatan pompa sehingga tidak terjadi fluktuasi tekanan. Setelah kick telah
selesai disirkulasikan keluar, tekanan casing akann turun secara bertahap sampai tekanan casing
bernilai 0 psi. Grafik antara Casing Pressure dengan jumlah kumulatif stroke dapat ditunjukkan
oleh grafik berikut.
Gambar 8 – Grafik Casing Pressure vs. Strokes
0
100
200
300
400
500
600
700
800
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Dri
llp
ipe
Pre
ssu
re,
psi
Strokes
Drillpipe Pressure vs. Strokes
0
50
100
150
200
250
300
350
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Ca
sin
g P
ress
ure
, p
si
Strokes
Casing Pressure vs. Strokes
17
B. KICK TOLERANCE
Dalam praktikum kali ini, diberikan data sebagai berikut untuk perhitungan kick tolerance :
Tabel 3 – Data yang Diberikan untuk Perhitungan Kick Tolerance
Bit OD 8.5 in
DC OD 6.5 in
DP OD 5 in
DC Length 720 ft
Pit Gain (1) 26 bbls
Pit Gain (2) 10 bbls
TVD Shoe 8000 ft
TVD TD 12500 ft
MW Hole 14 ppg
MW L.O.T. 16.7 ppg
SIDPP 650 psi
Dari data tersebut diketahui data Mud Weight Leak Off Test (L.O.T.), Leak Off Test
dilakukan untuk memperkirakan tekanan atau densitas fluida maksimum tepat pada saat formasi
mengalami rekah atau kerusakan. Nilai densitas mud yang didapatkan dari hasil L.O.T. yaitu
sebesar 16,7 ppg.
Kick tolerance merupakan batasan dari volume kick yang dapat disirkulasikan secara aman
keluar dari dalam lubang sumur tanpa menimbulkan kerusakana pada casing sebelumnya dan juga
pada formasi pada saat disirkulasikan. Nilai dari kick tolerance merupakan fungsi dari tekanan
formasi dan tekanan rekah formasi.
Tabel 4 – Hasil Perhitungan Kick Tolerance
Pit gain (1) Pit gain (2)
Drill Collar Annular Volume, bbls 20.98126257 20.98126257
Length of Influx in Drill Pipe Annulus,ft 829.3489947 480.7386243
Length of Influx in Drill Collar Annulus,ft 892.2246667 343.1633333
Influx Gradient, psi/ft 0.1 0.1
Mud Gradient, psi/ft 0.728 0.728
18
SICP, psi 1170.831169 865.5065733
Equivalent MW Shoe, ppg 16.814498 16.08054465
Maximum Allowable Pressure, psi 1123.2 1123.2
BHP Max, psi 9702.368831 10007.69343
BHP MWE, ppg 14.92672128 15.39645143
Kick Tolerance, ppg 0.926721279 1.396451426
Dapat dilihat pada Tabel 4 diatas, untuk kick yang terjadi pada kedalaman 12500 ft TVD,
pada penambahan volume lumpur di mud pit sebesar 26 bbl diperoleh kick tolerance sebesar
0,96271 ppg sedangkan pada penambahan lumpur pada mud pit sebesar 10 bbl diperoleh kick
tolerance sebesar 1,396451 ppg. Nilai kick tolerance pada pit gain 10 bbl lebih besar dari kick
tolerance pada pit gain 26 bbl, hal tersebut dikarenakan tekanan yang dihasilkan oleh influx kick
pada saat disirkulasikan lebih kecil karena ketinggian dari influx kick lebih rendah sehingga
tekanan hidrosatis yang dihasilkan juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pada pit gain 26
bbl.
19
KESIMPULAN
1. Metode Driller terdiri dari dua sirkulasi dalam penanggulangan kick dan dapat digunakan
lumpur lama sebagai killing fluid-nya, sedangkan Metode Wait&Weight hanya terdiri atas
satu sirkulasi dan menggunakan lumpur dengan densitas baru sebagai killing fluid-nya.
2. Perhitungan menggunakan Metode Wait & Weight ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel
2 serta Gambar 7 dan Gambar 8.
3. Kick tolerance adalah batasan dari volume kick yang dapat disirkulasikan secara aman
keluar dari dalam lubang sumur tanpa menimbulkan kerusakana pada casing dan juga pada
formasi pada saat disirkulasikan.
4. Nilai kick tolerance yang didapatkan untuk Pit Gain 26 barel dan 10 barel yaitu berturut-
turut 0.926721279 ppg dan 1.396451426 ppg.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Praktikum Teknik Operasi Pemboran II
2. Rubiandini R.S, Rudi, Teknik Operasi Pemboran II. 2010. Prodi TM ITB : Bandung
3. WCS. Well Control School. 2002. Louisiana
4. Heriott-Watt University . Drilling Engineering. Institut of Petroleum Engineering.
5. Humphrey, David. Well Control Doc NEXT. Copyright 2011.
6. D. Grace, Robert. Advance Blowout & Well Control. 1994. Houston, Texas.