youthmarketers edisi 02 2015

Upload: birned-satriadi

Post on 07-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    1/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    EDISI: 2/III/Januari 2015

    RahasiBridestor

    Gaet Investo

    DAPURMASAK.CO

     YAKINKAINVESTO

    DENGABUKNYAT

    TouchteTakut Pa

    InvestAdala

    KesalahaAw

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    2/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Salam Youth Marketers,Berhitung soal untung rugi adalah naluri yang wajib Anda

    pertajam jika berniat terjun ke dunia bisnis. Tak bisa Anda mengambil

    sikap “bagai kerakap di atas batu”, hidup segan mati tak mau. Jangan

    sampai bisnis Anda dari jaman berdiri sampai sekarang tak ada

    perkembangan, cuma gitu-gitu aja.

    Namun masalahnya adalah, berkembang itu membutuhkan

    suntikan modal. Dan jika berbicara tentang modal, mau tak mau kita

    harus berpikir bagaimana caranya untuk mengajak investor.

    Bisa saja kita mengundang masuknya angel investor dari

    kalangan famili atau teman-teman dekat. Tak salah pula seandainya

    kita memilih untuk mengajak investor profesional yang punya modal

    lebih besar dan cukup makan asam garam dunia bisnis. Masing-

    masing tentu menyimpan konsekuensinya sendiri-sendiri.

    Hal yang perlu kita siapkan adalah bagaimana cara kita agar

    model bisnis dan strategi yang kita miliki dapat lulus dari ” fit and

    proper test”  di mata investor? Mencari investor seperti apa yang cocok

    dengan filosofi bisnis kita? Kesalahan awal seperti apa yang harus

    dihindari agar tak dijauhi investor? Dan lain sebagainya.

    Pada edisi kali ini, membahas hal tersebut kami menampilkan

    bagaimana pengalaman dan upaya-upaya untuk menggandeng

    investor yang dilakukan oleh DapurMasak, Valadoo, BrideStory,

    Ralali, Sribulancer dan Touchten. Tak ketinggalan juga wawancara

    dengan Adrian Suherman, seorang profesional muda yang lama

    berkecimpung di bidang ecommerce dan sekarang menjadi Co-CEO di

    aCommerce.

    Selamat membaca!

    Powered by:

    Founder:Handi Irawan D

    Redaktur Ahli:PJ Rahmat Susanta

    Managing Director:Suhartono Chandra

    Business Director:Sukardi Arifin

    Editor in Chief:K.A. Nchus

    Editor:Wachid Fauzan

    Journalist:Doddy Saputra (korlap)

    Cecep SupriadiPutri Sekar

     Columnist:

    Suhartono ChandraHermas PuspitoSuwandi ChowAdyo Bawono

    Wahyu T. Setyobudi

    Graphic Design & illustrator:Rizky Maulana

    Online:Siti Umi Kulsum (Koordinator)

    Hanindio

    Supervising Content:Suryaningsih

     ALAMAT

    Artha Gading Niaga Blok A/10-11,Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240

    Telp. +6221 - 4585 7040Fax. +6221 - 4585 7039

    E-mail: [email protected],

    Majalah Youth Marketers adalah Majalah DwiMingguan yang menyajikan knowledge dan

    insight  tentang marketing terkini dengan segmenpembaca di kalangan marketer muda.

    Majalah Youth Marketers dapat diunduh secaraGRATIS di www.ymarketers.com

    K.A. NchusTwitter: @NchusAssaini

    Editor in Chief 

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    3/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    EDISI: 2/III/Januari 2015

    Memulai bisnis atau mengembangkan yang sudah berjalan merupakan hal krusial.

    Anda tak dapat berdiri sendiri dalam hal ini. Salah satu yang perlu bagi Anda adalah

    kehadiran investor. Namun, perlu strategi mumpuni untuk mendapatkan perhatian

    mereka. Seperti apa?

    MencuriPerhatianInvestor

    Tokoh Bicara27 | Adrian Suherman

    Dunia Digital34 | 6 Tools Marketing yang Wajib Digunakan di Tahun 2015

    UKM31 | MONK Inshoes33 | Inilah Alasan Media Sosial Jadi Alat Penting Untuk Jualan

    11 | Rahasia Bridestory Gaet 4 Investor14 | Dapurmasak.Com: Yakinkan Investor Dengan Bukti Nyata16 | Ralali: Founder, Pintu Pertama Angel Investor Membuka Hati19 | Sribulancer Sukses Mengajak Investor Asal Jepang Dengan Persistensi21 | Touchten: Takut Pada Investor Adalah Kesalahan Awal23 | Valadoo: Menjual Harapan Kepada Investor

    Topik Utama

    Infografis36 | Sukses Meraih Investor

    Gaya Hidup37 | Love & Faith: Kegigihan Suami Dan Kesetiaan Istri

    AdMadness35 | “The Last Traffic Jam”

    Komunitas46 | IZoC: Zombie Itu Dekat dengan Sains,  Nggak Mistis

    Marketers Way50 | Cumulonimbus

    Online Profit Optimization49 | Strategi Tingkatkan Konversi Newslette

    (Bagian 2)

    Profil41 | Chacha Thaib, Ngetweet Kegalauan Orang

    PRHype38 | 5 Pelajaran Dari PR AirAsia Dalam Menangani

    Krisis

    Cafe Corner44 | Kedai Rakjat Djelata

    Excellent Service39 | Layanan Pelanggan yang Prima Ciptakan

    Publikasi Gratis

    07

    DaftarIsi

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    4/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    5/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    6/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    7/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    TopikUtama

    MencuriPerhatianInvestor

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    8/52

    Memulai bisnis atau mengembangkanyang sudah berjalan merupakan halkrusial. Anda tak dapat berdiri sendiridalam hal ini. Salah satu yang perlubagi Anda adalah kehadiran investor.Namun, perlu strategi mumpuni untukmendapatkan perhatian mereka.Seperti apa?

    Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Menjalankan bisnis memang

    tidak hanya membutuhkan

    keterampilan dan ketekunan

    namun juga ketersediaan

    modal yang cukup. Faktor inilah yang

    menjadi penyebab utama berjalan

    atau tidaknya suatu bisnis. Seorang

    entrepreneur/netpreneur  tentu akan

    cermat mempertimbangkan satu hal

    ini terutama dalam hal pengalokasian

    modal tersebut.

    Seringkali netpreneur/ 

    entrepreneur  ‘mati’ di tengah jalan

    karena kekurangan modal. Jika

    kesulitan mencari investor biasa,

    kenapa tidak mencoba mencari

    alternatif dengan merangkul angel

    investor? 

     Angel investor  adalah mereka

     yang memiliki dana segar dan

    mau membantu enterpreneur/ 

    netpreneur  mengembangkan bisnis.

     Angel investor  bisa berupa perusahaan-

    perusahaan atau individu. Mendapatkan

    dana dari angel investor  dinilai lebih

    mudah dibandingkan perbankan atau jasa

    keuangan lainnya.

    Munculnya para angel investor  

    ke permukaan dan akhirnya menjadi

    fenomenal terjadi sekitar tujuh tahun

    terakhir pada saat krisis finansial di

    negeri Paman Sam pada 2008. Saat itu,

    bisnis bank investasi dan private equity

    meredup dan kehilangan pamor. Banyak

    miliarder di sana ogah membiakkan

    duit di lembaga keuangan yang sedang

    terpuruk. Sama-sama berisiko, mereka

    memilih menjadi angel investor  dan

    membiayai start-up.

    Setiap angel investor  memiliki

    spesialisasi bisnis yang berbeda. Biasanya

    angel investor  mau berinvestasi untuk

    kebutuhan modal mulai dari US$

    50.000 hingga US$ 200.000. Untuk

    memudahkan proses seleksi, banyak

    investor berkumpul dalam suatu forum

    atau kelompok asosiasi. Selain menyasar

    start-up di dalam negeri, ada investor

     yang sengaja mencari start-up di negara

    lain.

    Para entrepreneur/ 

    netpreneur  sebenarnya dapat

    dengan mudah mencuri hati angel

    investor baik dalam maupun luar

    negeri, asalkan memiliki business

    plan yang baik seperti bagaimana

    merencanakan, membangun, dan

    menjaga sebuah perusahaan agar

    terus tumbuh dan berkembang.

    Tanpa business plan yang baik,

    sulit bagi sebuah start-up untuk

    mendapatkan kepercayaan angelinvestor.

    Keberhasilan menggaet

    angel investor  telah dicontohkan oleh

    Bridestory, sebuah online wedding

    vendor  yang berhasil menggaet 4 investor

    sekaligus. Etienne Emile, Technical

    Advisor sekaligus Co-founder Bridestory

    memberikan saran bahwa seorang

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    9/52

    entrepreneur tidak hanya mempunyai

    business plan yang baik namun harus

    memiliki kemampuan tim dan founder  

     yang bagus pula, sehingga investor bisa

     yakin bahwa uangnya tidak akan hilangpercuma. “Startup itu tentang founder. 

    Maka dari itu, buktikan bahwa Anda bisa

    melakukan eksekusi dengan baik.”

    Emile juga menyarankan bagi

    Anda yang belum banyak memiliki

    pengalaman di bisnis agar Anda mencari

    co-founder yang sudah punya reputasi

    baik. “Disarankan juga agar Anda mencari

    partner dari background  yang berbeda,

    misalnya jika Anda orang bisnis, maka

    carilah rekan orang teknis, begitu juga

    sebaliknya, agar saling melengkapi,”

    tambahnya.

    Hal serupa juga dilakukan oleh

    Soegianto Widjaya, CEO dan Founder  

    DapurMasak, menurutnya dalam

    meyakinkan seorang investor Anda

    harus bisa memberikan data dan hasil

    eksekusinya sehingga tidak terkesan

    hanya bicara. “Intinya sih saya tidak hanya

    punya ide, tapi saja juga memperlihatkan

    data dan eksekusinya. Sehingga, investor

    berpikir bahwa saya bukan orang yang

    hanya sekadar bicara, dan pada akhirnyamereka berani melakukan investasi ke

    DapurMasak.”

    Berbagai macam cara untuk

    mendapatkan perhatian dari para angel

    investor , cara yang biasa dilakukan dan

    sudah umum adalah dengan mengikuti

    perlombaan yang saat ini sering diadakan

    oleh para pihak ketiga. Cara ini terbilang

    efektif karena selain Anda dapat

    mempresentasikan bisnis, Anda juga

    dapat dengan mudah menjalin hubungan

    dengan para investor yang datang ke

    acara tersebut.

    Bagi Joseph Aditya, CEO Ralali hal

    tersulit yang selama ini dihadapi para

    entrepreneur  adalah bertemu dengan

    investor. Karenanya, Joseph menyarankan

    agar para entrepreneur aktif untuk ikut

    event  atau kontes. “Waktu itu saya aktif

    Youth Marketers | www.ymarketers.com

    TopikUtama

    bergaul – seperti ikut gathering antara

    investor dan pencari investor. Jika

    networking tidak memungkinkan, Anda

    bisa mendekati media, ikut event , atau

    kontes. Bukan soal menangnya tapi soalpublikasinya.”

    Saran Adrian Suherman, Co-CEO

    of aCommerce, jika mencari investor

    sebaiknya yang memang sudah banyak

    invest  di bidang bisnis yang sedang kita

    garap.” Misalnya mau build di sektor

    ecommerce, ya carilah investor yang

    emang udah banyak invest  di sektor

    itu. Kenapa? Pertama, ya biar kita juga

    mendapat skill bisnisnya. Kedua, dari

    situ kita juga bisa mendapat akses

    networking-nya.”

    Ada yang sukses tentu ada juga

     yang gagal dalam mendapatkan angel

    investor. Banyak faktor yang bisa

    mempengaruhinya, salah satunya

    adalah plan bisnis  yang kurang jelas.

    Namun, faktor-faktor lain juga bisa

    mempengaruhinya seperti adanya

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    10/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    garansi keberlangsungan bisnis tersebut

    di masa mendatang.

    Ada beberapa kesalahan yang

    tidak disadari oleh entrepreneur  dalam

    mendapatkan angel investor. Kesalahan-

    kesalahan tersebut baiknya diperhatikan

    dan tidak diulangi lagi sehingga di

    kemudian hari perjalanan mendapatkan

    angel investor  akan berjalan mulus.

    Di antara kesalahan-kesalahan

    tersebut adalah pertama, tidak adanya

    solving problem. Entrepreneur  hanya

    menyampaikan target-target daribisnisnya tapi lupa memberikan solusi

    bagi setiap masalah yang akan dihadapi

    kelak. Misalnya, ketika ada masalah

    dalam hal delivery, produk cacat, dan

    lain-lain. Ingat, investor membeli solusi

    bukan masalah.

    Perlu disampaikan juga ke

    angel investor  tentang hal-hal yang

    membuat konsumen membeli produk

    Anda, kelebihan produk Anda dibanding

    pesaing, siapa konsumen terbaik Anda,dan benefit  bagi konsumen dengan

    membeli produk tersebut. Faktor-faktor

    tersebutlah yang dapat meyakinkan

    investor untuk memutuskan memberikan

    uangnya kepada Anda.

    Kedua, jangan over promise. Boleh

    saja Anda memberikan data untuk

    menunjang presentasi bisnis Anda.

    Namun, penyampaian data tersebut harus

    benar-benar valid  dan tidak terkesan

    umbar janji. Ceritakanlah kepada investor

    apa adanya tentang bisnis Anda, mulailah

    dengan sebuah cerita tentang bisnis

    tersebut serta berikan target yang masuk

    akal. Ingat, investor adalah mereka yang

    sudah berpengalaman dalam hal bisnis.

    Biasanya mereka lebih selektif dan instingbisnisnya sangat tepat, sehingga berhati-

    hatilah dengan sebuah data dan target.

    Ketiga, menyampaikan perkiraan

    penjualan yang tidak masuk akal. Dalam

    hal penyampaian target penjualan

    harus dibarengi dengan kemampuan

    bisnis dan tim Anda. Disarankan untuk

    menyampaikan ke investor berupa

    benefit produk bagi konsumen dan

     juga diferensiasi bisnis Anda di banding

    pesaing. Kenyataannya, para angel

    investor  lebih tertarik terhadap kelebihan

    dari sebuah produk dan positioning dari

    produk tersebut.

    Keempat, terlalu dini

    membicarakan pembagian kepemilikan

    bisnis. Beberapa investor tidak

    terlalu suka dengan pembicaraan

    awal tentang pembagian kepemilikan

    dari bisnis Anda. Baiknya, simpan

    dulu pembicaraan ini, Anda bisamenyampaikan di pertemuan kedua

    atau ketiga atau pada saat sudah terjadi

    kecocokan satu sama lain.

     Angel investor  membutuhkan

    kepercayaan Anda, karena sejatinya

     yang Anda tawarkan adalah sebuah

    kepercayaan. Keyakinan Anda terhadap

    bisnis dan produk yang akan Anda jual

     juga merupakan faktor yang dapat

    menyebabkan seorang investor mau

    memberikan uangnya kepada Anda.Hal yang penting lagi adalah menjaga

    hubungan baik dengan para angel

    investor.

    (Kusnadi Assaini)

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    11/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Uang merupakan alasan yang

    paling logis bagi pelaku bisnis

    ketika akan mendekati investor.

    Pasalnya, kebanyakan startup 

    memang memulai bisnis dengan modal

    seadanya, tidak seperti perusahaan

    besar. Untuk itu, perusahaan venture

    capital pun dipilih demi menyokong

    kekurangan tersebut.

    Kendati ada banyak cara dalam

    mendapatkan modal, namun mendekativenture capital tergolong yang paling

    disarankan, seperti yang dilakukan

    Bridestory. Tak tanggung-tanggung,

    empat venture capital berhasil digaet

    online wedding vendor  ini yang berkantor

    di Belezza Shopping Arcade, Permata

    Hijau, Jakarta.

    “Ada banyak investor yang tertarik

    untuk berinvestasi. Dan karena

    lingkungan startup masih sempit,

    koneksi dengan mereka dapat terjalin

    dengan cepat,” ucap Etienne Emile,

    Technical Advisor sekaligus Co-founder  

    Bridestory.

    “Anda juga bisa dapat dari angel

    investor  (teman/keluarga), tapi biasanya

    mereka cuma invest  sedikit. Begitu juga

    kalau pakai crowdfunding, dana US$ 20

     juta itu sudah jadi masalah. Sementarakalau lewat investor, kita bisa connected

    to bigger investor, bigger investor, dan

    seterusnya,” lanjutnya.

    Tapi, bagaimana caranya?

    Menurut Emile, investor kerap

    melihat rekam jejak si founder  dari

    startup yang akan dialiri dana. Ide bisa

    dengan cepat diadaptasi, tapi tidak

    untuk kemampuan tim dan founder-nya.

    Dengan founder  serta tim yang bagus,

    investor bisa yakin bahwa uangnya tidak

    akan hilang percuma.

    Cari Co-founder yang berpengalaman

    Emile menegaskan, startup itu

    tentang founder . Maka dari itu, buktikan

    bahwa Anda bisa melakukan eksekusi

    dengan baik. Seperti apa rekam jejak

    Anda sebelumnya, apa yang pernah Andaperbuat, bahkan terkadang, investor

     juga mencari tahu kampus tempat Anda

    mengemban ilmu.

    “Semua tentang experience,

    seberapa banyak pengalaman yang

    dimiliki, gimana Anda memanfaatkan

    waktu, dan yang terpenting eksekusi. Ada

    banyak orang pintar, tapi belum tentu

    TopikUtama

    Meski belum genap setahun, Bridestory mampu memikat hati empatinvestor. Apa rahasianya?

    Rahasia Bridestory

    Gaet 4 Investor

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    12/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    TopikUtama

    bisa eksekusi,” ungkap Emile.

    Namun bila Anda memang belum

    banyak memiliki pengalaman, Emile

    menyarankan agar Anda mencari co-

     founder  yang sudah punya reputasi

    baik. Selain itu, disarankan juga agar

    Anda mencari partner  dari background  

     yang berbeda.

    Misalnya jika Anda orang bisnis,

    maka carilah rekan orang teknis,

    begitu juga sebaliknya, agar salingmelengkapi.

    Bermitra dengan perusahaan

    lain juga merupakan langkah yang

    diaku Emile sangat baik, maka dari itu,

    Bridestory juga bergandengan tangan

    dengan Axioo dan KapanLagi.

    Emil menegaskan, “Ada beberapa

    entrepreneur  muda yang tidak mau

    berpartner, karena mereka ingin

    menguasai perusahaan sepenuhnya.

    Padahal, memiliki 10% saham dari

    perusahaan bernilai Rp 1 miliar jauh

    lebih baik ketimbang punya 100%

    saham di perusahaan bernilai Rp 10

     juta, bukan?”

    Di samping itu, Anda juga perlu

    memerhatikan besarnya pasar yang

    akan digarap. Semakin banyak pihak

     yang membutuhkan produk tersebut,maka semakin bagus bisnis Anda di

    mata investor.

    Make sure ada yang mau bayar

    Untuk Bridestory sendiri, Emile

    mengungkapkan, dari awal ia dan

    rekannya, Kevin Mintaraga meyakinkan

    bahwa Bridestory bisa mendatangkan

    uang. Tidak perlu terlalu besar, asalkan

    ada yang mau bayar dulu. Selanjutnya

    terserah, harga mau dinaikkan atau

    tidak.

    “Awalnya kami membuat

    prototype, tidak terlalu rumit, yang

    penting menjelaskan bahwa bisnis ini

    mampu mendatangkan rupiah. Mulai

    dari sketsa, seperti apa sistemnya,

    bagaimana pengunjung dan vendor

    masuk ke Bridestory, pokoknyalangkah-langkahnya,” terang Emile.

    “Setelah itu kami buat programnya,

    dan langsung rilis, buat nyari tahu

    minat publik. Ternyata lumayan

    menarik perhatian, selanjutnya proses

    monetisasi untuk mendapatkan uang,”

    tambahnya.

    Untuk mencari investor, Emile

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    13/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    melakukannya lewat koneksi LinkedIn. Awalnya

    ia hanya berkenalan dengan sesama founder

    startup, lalu kemudian berbagi pengalaman, dan

    berlanjut meminta bantuan akses ke investor

    mereka. Investor pun punya kenalan sesama

    investor lain. Dengan begitu, Bridestory makin

    dikenal oleh para pemilik modal.

    Pria yang sempat memiliki enam startup di

    Amerika itu pun mengatakan bahwa di Indonesia,

    komunitas startup masih sangat kecil, dan itu

    memudahkan para netpreneur  baru dalam

    meminta dukungan dana dari investor.

    Dengan dukungan dana dari investor,

    Bridestory berkembang dengan cepat. Meski

    baru meluncur pada April 2014 kemarin, tapi

    pada akhir tahun lalu terhitung sudah ada sekitar

    5 ribu vendor yang bergabung dengan online

    wedding vendor  ini. Bahkan, pada tahun 2015,mereka menargetkan bakal meraup 50 ribu

    vendor.

    (Doddy Saputro/Foto: Bridestory)

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    14/52

    Penolakan demi penolakan oleh investor tak membuat DapurMasakmenyerah. Dengan gigih, DapurMasak membuktikan kepada investor bahwa

    bisnisnya layak mendapatkan suntikan dana.

    Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Problem setiap ibu ketika

    memasak adalah mencari

    menu baru, sehingga mereka

    harus mencari ide kreatif

    untuk memasak. Namun, mereka kerap

    kehabisan ide.

    Sugianto Widjaya melihat

    ada peluang di sana. Ia akhirnya

    memutuskan membuat www.

    dapurmasak.com di penghujung tahun

    2011 silam . Melalui DapurMasak ini,

    Sugie ingin memberikan solusi kepada

    ibu-ibu untuk menemukan resep

    masakan yang baru.

    Konsepnya, situs memungkinkan

    penggunanya menyimpan resep-resep

    masakan dalam bentuk buku secara

    online. Ketika mereka menyimpan buku

    resepnya di DapurMasak, maka ibu-ibu

     yang lain bisa melihat resepnya dan

    mencoba membuat masakan dengan

    resep tersebut. Dengan begitu, para ibu

    punya kreasi baru untuk memasak.

    “DapurMasak adalah tempat untuk

    mempertemukan orang yang bisa masak

    dengan pencari resep,” kata Soegianto

    Widjaya, CEO dan Founder  DapurMasak.

    Dalam proses pembuatan website-

    nya, Sugie menjadikan situs asal

    Jepang, Cookpad, sebagai benchmark-

    nya. Tak disangka pada tahun 2012,

     founder  Cookpad – Aki Sano – datang

    ke Indonesia. Singkat cerita, Sugie

    berkesempatan untuk memperlihatkan

    DapurMasak kepada Aki Sano.

    Sayangnya, Aki Sano sama sekali

    tidak tertarik. Begitu Aki Sano pulang

    ke negara asalnya, Sugie langsung

    berkumpul dan mengajak seluruh tim

    untuk mengerjakan DapurMasak secara

    serius.

    Di pertengahan tahun 2012, Sugie

    TopikUtama

    DapurMasak.com:YAKINKAN INVESTOR DENGAN

    BUKTI NYATA

    http://www.dapurmasak.com/http://www.dapurmasak.com/http://www.dapurmasak.com/http://www.dapurmasak.com/

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    15/52

    iseng mengikuti lomba dengan maksud untuk menguji kerja

    kerasnya bersama tim selama ini. Tak disangka, DapurMasak

    keluar sebagai juara mengalahkan website yang sudah mapan

    dan berhak mendapatkan hadiah sebesar 15.000 dolar Amerika.

    Setelah memenangkan kompetisi, Sugie sangat percaya

    diri dan mencoba menghubungi Aki Sano lewat email untuk

    memberitahu kabar gembira tersebut dan tentu saja agar

    mau menginvestasikan uangnya untuk DapurMasak. Lagi-lagi

    Aki Sano menolak dan masih belum percaya dengan bisnis

    DapurMasak.

    Kembangkan DapurMasak

    Sugie belum putus asa dan masih percaya dengan bisnis

     yang dibangunnya. Menurutnya, potensi pasar DapurMasak

    sangat besar. Saat ini ada lebih dari 80 juta pengguna internet

    di Indonesia. Jika 10% saja yang suka memasak, ada 8 juta

    potential market  dan itu sangat berkembang. Selain itu, jika

    melihat Google Trend, saat ini banyak orang mulai mencariresep di internet dan itu adalah orang-orang yang kita tuju

    supaya kembali masak di rumah.

    Di bulan Februari 2013 dana awal hadiah dari kompetisi

     yang diikutinya mencair dan Sugie memutuskan untuk mulai

    fokus menjalankan bisnisnya tersebut. Sugie mulai meng-hire 

    orang, dan mulai berbenah.

    Pria penyuka game ini pun mulai memperkenalkan

    website DapurMasak kepada orang-orang. Sugie

    ngobrol ke teman, keluarga dan orang di sekitarnya

    dan mengajak mereka untuk mencoba DapurMasak.

    Ya, Sugie mengandalkan kekuatan word-of-mouth 

    100%. Seperti website pada umumnya, Sugie pun

    memperkuat SEO-nya.

    Dalam menjalankan bisnis ini,

    Sugie mengaku zero marketing alias

    tidak melakukan aktivitas marketing

    sama sekali. Sugie percaya kalau kita

    membangun produk yang baik, pengguna

    akan memberitahukannya kepada

     yang lainnya.

    Upayanya fokus ke bisnis

    terbayar dengan baik. Di bulan

    Juli 2013 trafik DapurMasak

    meroket. Saat ini jumlah

    unik visitor DapurMasak

    sudah mencapai 1,2 juta

    per bulan. Dari jumlah

    tersebut sekitar 80%

    adalah wanita dan

    sisanya adalah pria. Usia mereka paling banyak antara 18-24

    tahun.

    “Itu adalah hal yang bagus karena kita memang mengincar

    generasi muda agar kembali ke dapur untuk memasak dan

    kemudian berbagi resep,” lanjut Sugie.

    Sukses dapatkan investor

    Dalam perjalanannya Sugie akhirnya berhasil

    membuktikan kerja kerasnya kepada Aki Sano. Pada bulan

    Agustus, Sugie memutuskan untuk menghubungi Aki Sano

    kembali. Ia membuktikan kepada calon investornya itu

    berdasarkan data bahwa bisnisnya punya masa depan cerah.

    Sugie bercerita bahwa presentasinya dilakukan lewat

    Skype selama 3 jam. Hal itu dilakukan Sugie karena sebelumnya

    memang sudah pernah bertemu.

    “Intinya sih saya tidak hanya punya ide, tapi saja juga

    memperlihatkan data dan eksekusinya. Sehingga, investor

    berpikir bahwa saya bukan orang yang hanya sekadar bicara,dan pada akhirnya mereka berani melakukan investasi ke

    DapurMasak,” lanjut Sugie.

    Dari situlah Aki Sano percaya dan bersedia menjadi

    investor. Namun, Sugie mengatakan kepada investornya itu

    bahwa dirinya ingin membangun tim yang lebih kokoh dan

    memintanya selain menjadi investor juga mentor.

    Seiring berjalannya waktu, pada Februari 2014,

    DapurMasak memutuskan untuk join 100%

    dengan Cookpad dengan sistem akuisisi.

    Sekarang DapurMasak menjadi bagian

    dari keluarga besar Cookpad.

    (Cecep Supriadi/Foto: YouthMarketers)

    TopikUtama

    Youth Marketers | www.ymarket-

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    16/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Mengajukan pendanaan kepadaangel investor  lebih sulit ketimbangmengajukan kepada bank. Wajar saja,

    karena mereka bersedia memberikanpendanaan tanpa bunga. Tapi, bisnisyang satu ini punya strategi jitumemikat angel investor .

    TopikUtama

    R

    alali merupakan sebuah situs e-commerce 

     yang mengkhususkan diri berkecimpung dan

    mendistribusikan produk-produk industri di Indonesia.

    Lahirnya Ralali berawal dari kesulitan Joseph Aditya

    mencari produk yang diinginkannya.“Waktu itu saya mencari beberapa produk, tapi sulit sekali

    menemukannya. Walaupun ada penjual, tapi tak memberikan

    spesifikasi dan data teknis yang saya perlukan. Itulah awal

    mulanya saya berniat mendirikan situs e-commerce dengan

    ceruk industrial tools,” kata Joseph Aditya CEO Ralali seraya

    mengenang.

    Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ide pria yang akrab disapa

    Aditya ini untuk membuat sebuah situs e-commerce menuai

    ketertarikan investor luar negeri dan para pelaku/penjual

    produk industri khususnya di Indonesia. Dana segar sekitar 1-5

    miliar berhasil pun berhasil didapat untuk mengembangkan

    bisnisnya tersebut. Uang tersebut digunakannya untuk

    membangun infrastruktur – kantor, sistem, dan sumber dayamanusia.

    Nama Ralali sendiri diambilnya dari sebuah nama warung

    nasi kucing di kota kelahirannya, Semarang. Aditya mengatakan

    kepada orang tuanya bahwa dirinya berniat meninggalkan

    bisnis lamanya dan ingin fokus dengan bisnis yang dibangunnya

    sekarang ini - Ralali. Orang tuanya mendukung dan berpesan

    agar namanya (brand ) kalau bisa dari mana ia berasal.

    “Kebetulan sekali, di dekat tempat tinggal saya di sana ada

    Founder, PintuPertama AngelInvestor MembukaHati

    Ralali:

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    17/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    warung nasi kucing namanya Ora Lali.

    Itu kan kepanjangan dan Jawa banget ,

     jadi saya hilangin hurup O-nya aja, jadi

    deh Ralali,” kata jebolan Bachelor of

    Commerce (BCom) Deakin University,

    Australia tertawa.

    Strategi pitching kepada angel investor 

    Kesuksesan Ralali memikat angel

    investor  bukan tanpa strategi. Ralali

    mengetahui elemen apa yang akan dinilai

    oleh angel investor  dalam keputusan

    investasi.

    Penting untuk mengetahui bahwa

    angel investor merupakan orang-orang

     yang berani menginvestasikan uangnya

    pada sebuah bisnis startup. Mereka

    cenderung orang yang sibuk dan selalumemastikan uang mereka diinvestasikan

    pada tim atau rekan kerja yang tepat.

    Tidak mengherankan jika mereka sering

    kali berpikir ulang untuk mengambil

    sebuah keputusan investasi.

    Menurut Aditya, biasanya yang

    pertama kali dilihat investor adalah

     founder -nya. Angel investor  akan

    menggelontorkan uangnya hanya jika

    mereka melihat  founder -nya bisa

    dipercaya – salah satunya berdasarkan

    profil dan visinya.

    Semakin jelas background   founder  

    – misal akademiknya bagus atau pernah

    bekerja di perusahaan besar – semakin

    besar peluang mendapatkan investor.

    Setelah melihat founder , barulah

    investor akan melihat timnya.

    Model bisnis dan market size juga

    menjadi elemen penting yang dinilai oleh

    angel investor. Mereka akan menilai dan

    menganalisis apakah model bisnisnya

    tersebut bisa memicu tumbuh kembang

    bisnis atau tidak.

    Ditanya soal trik pitching kepada

    investor, Aditya mengatakan presentasi

    haruslah meyakinkan investor, mulai

    dari memperkenalkan diri, model bisnis,

    dan market share harus bisa dijelaskan

    sedetail dan sesimpel mungkin.

    Menurutnya sepuluh slide cukup.

    Hal ini penting karena investor tidak

    memiliki banyak waktu. Dari sepuluh itu

    langsung saja to the point  – problemnya

    apa, solusinya apa dan market size-nya

    seperti apa, dan siapa tim yang akan

    menjalankan bisnis tersebut.

    Namun bagi Aditya, yang terpenting

    dari itu semua adalah networking. Hal

     yang paling sulit menurutnya adalah

    bertemu dengan investor itu sendiri

    sehingga networking diperlukan.

    “Waktu itu saya aktif bergaul – seperti

    ikut gathering antara investor dan

    pencari investor. Jika networking tidak

    memungkinkan, Anda bisa mendekati

    media, ikut event, atau kontes. Bukan

    soal menangnya tapi soal publikasinya,”

    ungkapnya.

    Jaga kepercayaan investor

    Setelah mendapatkan pendanaan,

    tentu saja bisnis harus membuktikan

    kepercayaan angel investor  dengan

    memberikan pertumbuhan yang baik.

    Peluang Ralali untuk berkembang

    pesat terbentang luas. Pasalnya,

    menurut Aditya belum ada bisnis sejenis

    atau pesaing yang akan menghadang

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    18/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    perkembangan bisnis Ralali. Potensi

    pasarnya pun sangat besar sekali. Ada

    lebih dari 58 juta bisnis di Indonesia. Jika

    satu persennya saja berhasil didapatkan

    itu sudah sangat membanggakan.

    Untuk mengenalkan Ralali ke

    pasar, Aditya aktif melakukan aktivitas

    marketing, baik online maupun offline.

    Menariknya meski bisnisnya berbasis

    online, Aditya justru lebih banyak

    menghabiskan uangnya untuk aktivitas

    marketing di ranah offline.

    Bagi Aditya, online tidak terlalu

    efektif bagi bisnis yang sedangdijalankannya yang menargetkan

    perusahaan alias business to business 

    (B2B). “Kebanyakan aktivitas marketing

    kita di offline, karena kita adalah

    perusahaan B2B. Biasanya di ranah

    online kita gunakan hanya untuk

    meningkatkanawareness saja,” kata

    pengidola Jack Ma ini.

    Ralali lebih banyak aktif

    mengedukasi pasar lewat seminar,

    event  atau mendatangi langsung klien

    untuk menjelaskan secara detail. Untuk

    mendekati mereka, Ralali menggunakan

    email marketing. Bagi Aditya, strategi

    tersebut dirasa paling cocok. Untuk

    meningkatkanawareness, Ralali

    menjalin kerja sama dengan media-

    media berbasis bisnis.

    Sampai saat ini klien yang sudah

    terdaftar di www.ralali.com sudah

    mencapai lebih dari 20 ribu. Brand   yang berhasil diajak bergabung sudah

    mencapai 200 dengan jumlah produk

    di atas 15 ribu. Pasar terbesarnya

    adalah wilayah Jawa Barat dan Jakarta.

    Surabaya dan Balikpapan akan menjadi

    target Ralali berikutnya untuk ekspansi

    pasar.

    Sampai akhir tahun nanti Aditya

    menargetkan peningkatan pertumbuhan

    tiga kali lipat dan menambah 1.000

    brand  dengan jumlah produk mencapai

    100 ribuan. Untuk mencapai targetnya

    tersebut, dalam waktu dekat Aditya akan

    menjalin kerja sama dengan Kementerian

    Perindustrian untuk merangkul

    Usaha Kecil Menengah (UKM) berbasis

    teknologi.

    Namun sepertinya Aditya belum

    puas dengan dana yang didapatkannya

    tersebut. “Yang pertama belum cukup.

    Investor pertama itu biasanya hanyatesting sehingga uang mereka kucurkan

    pun sangat kecil sekali,” ujarnya. Saat ini

    Aditya sedang mencari investor baru.

    (Cecep Supriadi/Foto:Youth Marketers)

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    19/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Selain tim dan performa, ternyata persistensi juga menjadi senjata pelengkap untuk menjaring kerja samadengan investor. Seperti yang dilakukan oleh Sribulancer yang sukses menggaet investor asal Jepang.

    SribulancerSukses Mengajak Investor Asal Jepang Dengan Persistensi

    TopikUtama

    Buat para pekerja lepas, situs Sribulancer mungkin

    sudah tak asing lagi sebagai tempat mencari pekerjaan

    sambilan. Ya, Sribulancer merupakan situs yang

    menghubungkan antara perusahaan atau individu

     yang mencari tenaga kerja dengan pencari kerja, baik yang

    sifatnya paruh waktu atau proyek ( freelance) maupun tetap ( full

    time).

    Menurut Ryan Gondokusomo, CEO Sribulancer,

    perusahaannya hadir karena dua hal. Pertama, banyaknya

    tenaga kerja produktif di Indonesia yang tidak memiliki akses

    informasi mengenai pekerjaan yang sesuai dengan minatnya.

    Kedua, masih banyaknya perusahaan yang kesulitan dalam

    mencari tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

    Sribulancer dilengkapi dengan fasilitas penyaringan untuk

    memastikan kualitas anggotanya yang mendaftar sebagai

    pencari kerja, seperti fasilitas review, chat room, dan sistem

    pembayaran yang dikelola langsung manajemen Sribulancer.

    Beragam pekerjaan disediakan Sribulancer, mulai dari

    programming, multimedia dan desain, penulisan, hingga

    bisnis dan marketing. Ke depannya, Sribulancer juga akan

    mengembangkan jenis pekerjaan yang ditawarkan seperti legal,

     jasa teknisi dan kebersihan, pengiriman, pendidikan, event ,

    hingga renovasi.

    Jika dalam peluncurannya pada November lalu Sribulancer

    hanya memfasilitasi pencarian freelance, kini Sribulancer

    sudah mulai membuka lowongan kerja untuk rekrutmen

     full time. “Kami ingin selain menjadi marketplace service 

    nomor satu, juga menjadi trendsetter  atau sistem baru untuk

    rekrutmen. Kami ingin klien dapat mencari pekerja yang tepat

    dengan efektif, cepat dan akurat,” kata Ryan.

    Saat peluncuran Sribulancer memiliki 6.000 freelancer ,

    500 klien dan 200 posting job. Saat ini pekerja yang terdaftar

    sudah mencapai hampir 10 ribuan orang, klien 1000 dan hampir

    500 posting job.

    “Paling penting bisa ciptain lapangan pekerjaan yang

    banyak. Bagi mereka yang baru lulus dan tidak punya kerjaan

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    20/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    bisa daftar ke

    Sribulancer,” kata Ryan

    lagi.

    Berkembang dengan

    investasi

    Perkembangan

    bisnis Sribulancer tak

    bisa lepas dari campur

    tangan investor. Dalam

    perjalanannya Ryan

    berhasil meyakinkan

    perusahaan asal

    Jepang, Infoteria, untuk

    menyalurkan uangnya

    ke Sribulancer.

    Infoteria sendiri

    merupakan perusahaan publik yang membuat piranti lunakuntuk segmen enterprise. Meski tidak mau menyebutkan berapa

    besaran investasinya, Ryan mengaku menggunakan uang

    tersebut untuk pengembangan produk, tim dan marketing.

    Untuk mendekati investor, Ryan sangat aktif mendatangi

    event , atau rajin ngecek di media. Bagi Ryan networking itu

    penting untuk membuka peluang mendapatkan investor.

    Singkat cerita, Ryan berhasil meyakinkan perusahaan tersebut.

    Infoteria saat itu tertarik karena melihat populasi

    Indonesia yang begitu besar yang memungkinkan Sribulancer

    menargetkan pasar yang besar. Selain itu, di negaranya

    mungkin persaingan bisnis sejenis terlalu banyak sehingga

    pasarnya sudah jenuh. Namun, menurut pengakuan Ryan

    pertimbangan lain yang membuat mereka mau menyalurkan

    uangnya ke Sribulancer adalah karena tim, produk dan

    performa bisnisnya.

    Perlu diketahui bahwa umumya investor hanya akan

    mempertimbangkan bisnis yang sudah berjalan. Hal itu

    wajar saja, karena uang yang digelontorkan investor tidaklah

    berbunga sehingga mereka tak ingin menganggung risiko

    terlalu besar dengan bisnis yang belum teruji di lapangan.

    Adapun bagi startup, uang dari investor adalah uang untuk

    pengembangan bisnisnya.

    Persistensi senjata utama gaet investor

    Bagi Ryan mendapatkan investor itu tidak mudah, kuncinya

    adalah persisten. Jangan mudah putus asa, tekun dan ulet

    dalam mempersiapkan segalanya dengan baik. Sebelum

    pitching kepada investor, terlebih dahulu siapkan presentasinya

    sebaik mungkin. Jadi kita tahu apa yang akan dibicarakan, dan

    konten yang disajikan adalah yang memang investor cari.

    Ryan mengingatkan, sebelum membuat produk apapun,

     yang paling penting diperhatikan adalah market size-nya.

    Dari situ investor bakal melihat, apa yang akan kita buat atau

    tawarkan dan berapa besar peluangnya.

    Selain market size, investor akan melihat produk yang

    ditawarkan apakah bagus dan sesuai dengan behavior  

    pasar. Kemudian, investor akan melihat tim yang akan

    menjalankannya, biasanya founder -nya. Barulah setelah itu,

    investor akan melihat seperti apa performa startup di mana

    mereka akan berinvestasi.

    Saat bernegosiasi menjadi bagian yang juga krusial. Ryan

    mengatakan agar penawaran yang diberikan kepada investor

    haruslah saling menguntungkan. Jangan pernah membohongi

    investor dengan angka karena reputasi itu penting. Selain

    persisten kita harus smart  dan tahu segalanya, sehingga

    banyak-banyaklah belajar dan membaca.

    Sampai akhir tahun ini Ryan berencana memperkuat tim

    hingga 25 orang. Hal itu lantaran Sribulancer menargetkan

    pertumbuhan bisnis hingga 500%, meningkatkan klien hingga

    20 ribuan dengan posting job mencapai 10 ribuan.

    Untuk mencapai targetnya tersebut Ryan akan melakukan

    beberapa rencana seperti kerja sama dengan blogger , main

    di Google Ads, Facebook Ands, serta partnership denganperusahaan-perusahaan besar.

    “Kami akan banyak melakukan online marketing, inbound

    marketing, dan blog. Seluruh aktivitas marketing kami akan

    kami lakukan di ranah online”, pungkas Ryan.

    (Cecep Supriadi/Foto: Youth Marketers)

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    21/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Meski kini telah mendapat empatinvestor, tapi nyatanya perusahaan inipernah melakukan kesalahan di awal

    langkahnya. Seperti apa ceritanya? Lalubagaimana mereka bisa mencuri hatiinvestor?

    Sebagai entrepreneur  muda, kita

    kerap menganggap investor itu

    cukong, atau si yang punya uang.

    Dengan bayangan itu, tentu kita

    perlu bersikap manis agar mereka mau

    mengucurkan dana dengan deras.

    Namun ternyata sikap seperti itu

    salah. Menurut Touchten, produsen

    mobile game yang telah merampungkanlebih dari 20 judul game, seharusnya

    netpreneur  tidak ‘menundukkan’ kepala

    di depan investor.

    “Dulu saya takut kepada investor,

    saya takut uangnya nggak dikasih. Jadi

    nurut dan iya aja, itu salah. Seharusnya

    tanya, kenapa dia mau investasi di sini

    dan kemudian apa rencananya setelah

    investasi,” ucap Anton Soeharyo, CEO

    sekaligus Co-founder  Touchten.

    Dijumpai di kantor Touchten yang

    terletak di bilangan Thamrin, Jakarta,

    Anton melanjutkan, “Kalau para investor

    tertarik dengan produk Anda dan tidak

    ada rencana setelah investasi, berarti

    lebih baik Anda jauh-jauh dari investor

    tersebut.”Namun kalau ia mau investasi

    karena kinerja Anda dan punya harapan

    terhadap uang yang diinvestasikan itu,

    berarti dia investor yang cerdas. Maka

    tunggu apa lagi, bekerjasamalah dengan

    mereka secepatnya.

    “Investor yang bagus biasanya

    mengutarakan, di tahun ketiga saya ingin

    bisnis Anda begini, di tahun keempat

    gini ,” jelas Anton. “Itu investor yang baik,

    tandanya ia punya rencana ke depan.

    Karena nggak ada investor yang ngasih 

    duit kemudian bilang, ‘abisin aja duitnya,

    terus Anda bisa bangkrut.’ Itu nggak 

    mungkin.”

    “Juga kalau Anda takut pada

    investor, nantinya si investor malah jadibos. Anda pun tidak bisa berlaku layaknya

     founder  di perusahaan itu, seperti yang

    pernah saya alami,” lanjutnya.

    Bisnis itu harus bisa menghasilkan uang

    Berbicara mengenai bisnis,

    tentulah itu harus sesuatu yang mampu

    menghasilkan uang. Karena tak dapat

     Takut Pada Investor

    Adalah KesalahanAwal

    Touchten:

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    22/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    dipungkiri, ada beberapa orang yang

    saking sayangnya terhadap game yang

    dibuat, ia lalu ingin agar segalanya

    sempurna.

    Misalnya ide game yang nggak 

    umum/indie (market size sempit), tidak

    mau berbayar dan tak menampilkan ads 

    karena takut mengganggu user , atau lain

    sebagainya.

    Meski Anda merupakan orang

     yang idealis, sudah sepatutnya Anda

     juga membuat produk yang mampu

    menghasilkan uang. Selain itu yang

    diinginkan investor, dengan revenue yang

    didapatkan, bisnis Anda bisa

    berkembang.

    “Tidak sedikit

    netpreneur  yang kekeuh 

    dengan idenya, tidak mau

    melihat pasar, serta tidak

    mau mendengar pendapat

    investor. Rata-rata inginnya

    indie. Terus dapat duitnya

    dari mana, investor

    bingung,” cetus Anton.

    Sementara untuk

    masalah orisinalitas,

    menurut Anton, investor

    tidak terlalu memikirkan hal

    tersebut, khususnya dalam

    dunia game ponsel. Menurutnya, yang

    penting fun. Malah, mengadaptasi ide

     yang sudah disukai publik diaku lebih

    masuk akal ketimbang membuat sesuatu

     yang baru yang belum teruji.

    “Lebih baik membuat sesuatu

     yang orang lain sudah sukai, daripada

    membuat sesuatu

     yang belum tentu

    disukai. Sulit

    men-drive market

    untuk suka tema

    game buatan

    kita kalau belum

     familiar ,” kata

    Anton.

    Cari dana dari

    Venture Capital 

    Selain

    bisnis startup yang makin

    mewabah, perkembangan teknologi juga

    turut mengembangkan venture capital,

     yakni perusahaan pengepul dana yang

    bertujuan untuk memberikan investasi

    ke pelaku bisnis. Sebut saja CyberAgent,

    East Ventures, atau Fenox VC. Bahkan,

    beberapa grup corporate juga mulai

    tertarik untuk menjadi donatur para

    startup, seperti Indosat, UOB, atau Emtek

    Group.

    Lantas bagaimana dengan pinjaman

    bank, angel investor  (dari kalangan

    keluarga/kolega), serta crowdfunding.

    Apakah itu tidak efektif untuk menggali

    dana bagi startup?

    Anton mengatakan, pelaku startup 

    paling cocok jika mencari dana lewat

    venture capital. Alasannya sederhana,

    karena venture capital lah yang paling

    mengerti tentang bisnis startup, soalnya

    sama-sama bergerak di bidang teknologi.

    “Bank nggak bakal mau minjemin 

    modal, karena kita nggak punya asset

    kayak pelaku bisnis properti atau

    semacamnya. Sementara angel investor  

    (keluarga/orang terdekat), mereka

    masih belum begitu paham mengenai

    perkembangan bisnis startup,” ucap

    Anton.

    “Sementara untuk crowdfunding,

    mungkin cocok-cocok saja. Sayangnya,waktu saya bangun Touchten (2010),

    crowdfunding belum begitu populer.

    Kalau sudah, mungkin saya akan

    mencoba crowdfunding dulu,” lanjutnya

    sambil tersenyum.

    Anton juga menambahkan bahwa

    untuk menjadi pelaku bisnis startup,

    seseorang harus punya gairah terhadap

    bisnis yang akan digelutinya. Jika tidak,

    mereka jadi mudah menyerah dan dapat

    dipastikan bisnisnya akan gagal.

    Ia mengakhiri,

    “Jangan langsung keluar

    kerja begitu saja, coba

    kerja sambil membangun

    startup. Setelah terbentuk

    dan ketahuan datangnya

    revenue dari mana, baru

    resign. Kalau Anda nggak 

    bisa, berarti Anda nggak 

    passionate. Ngapain 

    bisnis, jadi karyawan

    saja.”

    (Doddy Saputro/Foto:

    Touchten)

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    23/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Hanya bermodalkan ide, Jaka WiradisuriaCo-founder sekaligus CEO Valadooberhasil meyakinkan investor untukmenggelontorkan uangnya hingga 1 jutadolar Amerika. Apa rahasianya?

    Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Valadoo berawal dari daily

    deal – semacam Living Social 

    – yang mulai beroperasi pada

    tahun 2010. Ketika itu sama

    sekali tidak terpikir oleh Jaka untuk

    terjun ke bisnis travel. Seiring waktu

    Jaka menginginkan bisnisnya fokus pada

    bidang yang dipahaminya yaitu bidang

    pariwisata.

    “Tahun 2011 kami fokus ke travel 

    karena sesuai dengan hobi saya yang

    suka jalan-jalan. Saya pikir saya jalani

    bisnis ini karena suka,” kata Jaka santai.

    Selain karena hobinya, Jaka juga

    melihat peluang yang besar pada bidang

    ini. Travel tak lagi menjadi barang

    mewah, tapi sudah menjadi sebuah

    kebutuhan terutama untuk kalangan

    menengah ke atas. Hal itu ditandai

    dengan status Indonesia yang meningkatmenjadi investment grade, dan terjadi

    pertumbuhan jumlah masyarakat kelas

    menengah ke atas yang pesat.

    Sejak tahun 2011 Valadoo mulai

    fokus di bidang pariwisata dengan

    konsep travel deals – semacam Living

    Social khusus produk-produk pariwisata.

    Untuk membangun bisnisnya, waktu itu

    Jaka menyiapkan modal awal sekitar 55

     juta rupiah. Sembari bisnis berjalan, Jaka

    mencari angel investor  untuk menolong

    bisnisnya berkembang ke tahap yang

    lebih baik.

    Dalam perjalanannya Valadoo

    berhasil mendapatkan investor awal

     yang berasal dari lingkungan keluarga.

    Ketika itu Jaka memiliki kerabat yangmemang punya perusahaan travel. Ia

    pun coba menawarkan bisnisnya dan

    mereka bersedia menjadi investor.

    Dapat suntikan dana segar, Valadoo

    pun berkembang. Hanya saja, seiring

    waktu investor tersebut mengundurkan

    diri. Tak lama, Jaka pun bertemu dengan

    Wego dan membuka pembicaraan

    tentang bisnisnya. “Tahun 2011 kami

    bertemu dengan Wego yang pada

    akhirnya sekarang menjadi investorValadoo,” kenang Jaka.

    Senjata ampuh pikat investor

    Apa yang membuat Wego tertarik

    kepada Valadoo sehingga mau

    menginvestasikan uangnya? Kombinasi

    ide yang menarik dalam bisnis di bidang

    pariwisata, integritas tim dan hoki yang

    membuat kedua perusahaan ini sepakat

    berjalan bersama.

     “Saat itu kita belum bisa bicara

    bukti karena Valadoo belum seperti

    sekarang. Valadoo bukan apa-apa

    karena masih sangat baru. Makanya,

     yang kita jual saat itu adalah tim dan ide

    dikombinasikan dengan keberuntungan,”

    paparnya.“Saya percaya hoki itu nggak 

    akan datang gitu aja, pasti ada yang

    namanya hopeng dan hongsui -nya.

    Hopeng itu seberapa baik kita punya

    relasi. Sedangkan hongsui  itu bagaimana

    knowledge dan wawasan kita. Saat

    itu kami tahu apa yang ingin kami

    lakukan,”kata Jaka semangat.

    Bagi penyuka olahraga sepak

    bola ini, networking itu penting untuk

    mendapatkan investor. Saat itu Jakasedang aktif berkumpul dengan dengan

    komunitas startup. Dari kumpul-kumpul

    tersebut Jaka mendapat informasi

    bahwa tim Wego akan datang dan sedang

    mencari partner  untuk beroperasi.

    Kesempatan itu tidak disia-siakan

    Jaka yang langsung bersiap untuk

    menemui tim Wego. “Kalau saya ketemu

    Menjual HarapanKepada Investor

    TopikUtama

    VALADOO

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    24/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Wego sekarang mungkin ceritanya

    akan lain. Bisa saja tidak akan terjadi

    kesepakatan, karena strategi Wego

    dulu dan sekarang sudah jauh sangat

    berbeda,” kata Jaka tertawa.Saat itu, lanjut Jaka, tim Wego

    berpikir bahwa Valadoo bisa menjadi

    partner  strategis di Indonesia. Perlu

    diketahui bahwa Valadoo tidak diakuisisi

    namun hanya strategic investment  saja.

    Dana segar hampir mencapai 1 juta

    dolar Amerika pun mengalir deras ke

    kas Valadoo. Uang tersebut digunakan

    Valadoo sebanyak 60% untuk aktivitas

    marketing dan sisanya untuk operasional.

    Setelah Wego masuk, Valadoo pun

    menargetkan pasar yang lebih spesifik.

    Jaka mengakui selama ini dirinya dan

    tim kurang fokus karena masih mencari

    pasar yang tepat, mempelajari tipe pasar,

    sambil menjalankan bisnis.

    “Awalnya secara general pasarnya

    sangat menjanjikan. Hanya saja

    dengan makin banyak bermunculanpemain pariwisata baru, kita tidak bisa

    menjalankan bisnis seperti ini terus. Kita

    harus lebih fokus ke pasar tertentu,”

    ungkapnya.

    “Domestik, inbound  (turis

    mancanegara), dan traveler  yang berjiwa

    muda adalah target kami sekarang,” ujar

    ayah satu anak ini.

    Persaingan dan Strategi

    Menurut Jaka, dalam dua tahun

    terakhir ini persaingan di bisnis travel ini

    semakin sengit. Hal itu diakibatkan dari

    banyaknya pemain-pemain baru yang

    mulai bermunculan. Untuk menjawab

    tantangan tersebut, baru-baru ini

    Valadoo melakukan merger  dengan

    Burufly.

    Valadoo versi baru ini (disebut juga versi 2.0) akan membentuk situs

    berbasis platform sosial bagi traveler  

     yang dilengkapi dengan produk-produk

    travel unggulan. “Kami tahu kalau bicara

    produk semua kurang lebih sama dan

    kami tidak bisa hanya menjual itu. Pada

    akhirnya merger  ini akan menjadi cara

    baru bagi kami untuk membedakan diri

    dengan pemain lain di pasaran,” katanya

    lagi.

    Jaka menjelaskan bahwa ke

    depan Valadoo akan fokus ke platform

    sosial. Valadoo bukan sedang mencoba

    membuat social network tapi tetap

    TopikUtama

    “Saya percayahoki itu nggak

    akan datang gituaja, pasti ada yangnamanya hopengdan hongsui-nya”

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    25/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    berjualan, hanya saja diperkuat dengan

    elemen media sosial. Dengan begitu,

    ketika konsumen masuk ke Valadoo

    melalui akun media sosialnya, mereka

    bisa melihat berbagai rekomendasi atau

    review destinasi yang pernah pengguna

    lain coba melalui Valadoo dan sharing di

    forum Valadoo.

    Sebagian

    besar fitur yang

    disebutkan di atas

    masih dalam proses

    pengembangan.

    Saat ini fitur yang

    sudah siap adalah

    fitur unduh foto dan

    artikel.

    “Jadi, nantinya

    orang itu punya

    alasan lain untuk

    berkunjung ke

    Valadoo,” jelas Jaka.

    Dia percaya yang

    namanya traveling 

    tidak hanya beli dan

    berangkat. Sebelum

    berangkat biasanya orang terlebih

    dahulu bertanya kepada teman atau

    googling. Intinya orang butuh referensi

    dan Valadoo akan main di situ.

    “Setelah itu baru orang akan

    planning sebelum booking. Kemudian,

    mereka akan jalan ke destinasi yang

    dituju. Sepulangnya mereka dari

    destinasi tersebut, mereka akan sharing.

    Nah, di sini kami menyiapkan platform 

    untuk mereka. Pada akhirnya, itu kami

    gunakan untuk memberi manfaat kepada

    komunitas travel yang akan kami bangun

    nantinya,” tutup Jaka.

    (Cecep Supriadi/Foto: Youth Marketers)

    TopikUtama

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    26/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    http://www.vee.getscoop.com/http://www.vee.getscoop.com/http://www.vee.getscoop.com/

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    27/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Mendirikan bisnis baruatau mengembangkan

    bisnis yang sudah berjalanbisa jadi sama beratnya.

    Selain harus berpikirmengenai sumber dayamanusianya, juga haruscermat membidik pasar

    dan tak kalah pentingnyaadalah memikirkan sumber

    permodalan.

    TokohBicara

     ADRIAN SUHERMAN

    Gandenglah

    Investor YangPunya Knowledge

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    28/52

    Jika sudah berbicara tentang modal,

    maka mau tak mau harus melirikinvestor agar bersedia mengucurkan

    dananya. Masalahnya adalah, di satu sisi

    kerap terjadi investor yang kita bidik ternyata

    enggan menanamkan uangnya di bisnis kita. Di

    sisi lain, investor yang datang ke kita pun tidak

    selalu cocok dengan visi dan misi atau filosofi

    bisnis yang kita jadikan fundamental bisnis kita

    selama ini. Sekalipun butuh modal, tak bisa

    asal terima investment  bukan? Akhirnya tak

    ada titik temu.

    Tentu hal tersebut bisa menjadi ganjalan

    bagi langkah bisnis ke depan. Lalu bagaimana

    kiatnya agar kita dapat membuat investor

    tertarik? Apa saja kendalanya? Bagaimana

    harus bersikap? Youth Marketers pun tertarik

    mewawancarai Adrian Suherman untuk

    membahas hal tersebut.

    Adrian Suherman, saat ini menjabat

    sebagai Co-CEO of aCommerce (Indonesia).

    Pria yang meraih MSc dari Stanford dan MBA

    dari INSEAD University ini sebelumnya juga

    telah berpengalaman selama lebih dari 15

    tahun bekerja di industri dan menjadi konsultan

    perusahaan besar (A.T. Kearney, Telkomsel,

    Oracle, Sun Microsystem dan lain-lain).

    Adrian juga tercatat pernah menjadi

    CEO dan Co-Founder  Dealkeren/Livingsocial

    Indonesia, sebuah daily deal yang cukup besar

    di Indonesia.

    Berikut petikan wawancaranya.

    Bagaimana cara memikat investor agar mau

    menanamkan modal ke dalam bisnis kita?Sebelum kita berbicara mengenai

    investasi/investor, pertama kita lihat apa

    produk atau jasa yang akan kita jual. Kalau

    kita punya good product or service, dan

    dibutuhkan oleh konsumen maka dapat kita

     jual, laku di pasar. Begitu produk sudah ada

    respon positif dari target market , barulah kita

    mikirin gimana cara kita mau scaling up bisnis

    kita.

    Nah, kalau mau scaling up kan kita butuh

    investment  lanjut. Pada titik inilah investor

    bisa ditarik masuk. Make sure dulu bahwa apa

     yang kita kerjakan ini memang diterima oleh

    target market  kita. Kan percuma kita dapat

    investment kalau akhirnya produknya nggak

    laku atau nggak kejual.

    Harus jelas model bisnisnya seperti

    apa. Jadi ketika kita create produk atau

     jasa, harus selalu diperhitungkan dari awal

    menghasilkan uangnya dari mana, kapan,

    caranya gimana? Produk ini diminati nggak,

    bisa memberi hasil nggak, gitu.

    Sebelum menarik investor, bagaimana

    caranya agar bisnis kita berada dalam kondisi

    mantap lebih dulu?

    Mulailah dari faktor SDM-nya. Pertama,

    dari komitmen  founder  atau entrepreneur -

    nya itu sendiri untuk berbisnis bagaimana.

    Apakah bersungguh-sungguh mau

    TokohBicara

    ADRIANSUHERMAN

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    29/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    menjalankan bisnis atau tidak.

    Kemudian, memilih tim yang yang tepat. Getting

    the right people yang bisa sharing vision. Kalau bisa

    building a strong team, maka kegigihan tim ini yang akan

    menentukan kesukesan.

    Pada titik ini, mungkin produk belum lagi menjadi

    faktor utama. Artinya, mungkin pertama kali bikin

    produk A, tapi tidak cocok. Maka bisa saja beralih bikin

    produk B. Tinggal model bisnisnya aja yang disesuaikan/diubah, sepanjang timnya sudah solid  pasti bisa berjalan

    baik.

    Selain mencari investor, adakah cara lain untuk

    menambah modal?

    Pertama ya bisa gunakan uang sendiri, itu kalau

    mencukupi. Kemudian bisa juga mengajak keluarga atau

    teman deket yang percaya pada Anda. Mereka pertama-

    tama tidak selalu melihat ke faktor bisnisnya, tapi lebih pada

    bagaimana Anda meyakinkan mereka bahwa Anda mampu.

    Orang yang pertama kali mengerjakan start up alangkah

    baiknya melalui inkubator bisnis. Artinya ya aktiflah di kegiatan

    entrepreneurship, datang ke founder institute dan lain-lain.

    Barengan dengan mereka dulu untuk sharing ide-ide Anda.

    Bagi first time entrepreneur, start up yang pertama dia buat

    biasanya berfungsi sebagai pembelajaran. Dengan berada dalam

    inkubator bisnis, Anda bisa punya akses ke orang-orang yang

    pengalaman di industri tersebut, menimba ilmu dari mereka.

    Sedangkan kalau crowdfunding, untuk Indonesia masih

    agak susah lah ya.

    Investor seperti apa yang sebaiknya kita gandeng?

    Tentu investor yang punya knowledge di bisnis tersebut,

     jangan sekedar nyari yang punya uang dan equity saja. Misalnya

    mau build di sektor ecommerce, ya carilah investor yang emang

    udah banyak invest  di sektor itu. Kenapa? Pertama, ya biar kita

     juga mendapat skill bisnisnya. Kedua, dari situ kita juga bisa

    mendapat akses networking-nya.

    Sebenarnya buat investor, pada akhirnya melihat ke ROI

    (Return of Invesment). Apakah uang yang dia taruh nanti akan

    membawa hasil? Apakah produk disukai atau tidak?

    Investor kan ada yang bersedia take the risk. Mereka ada

     yang mau invest  dengan resiko gede, biasanya pada produk

    inovatif yang mungkin belum lazim di pasaran yang mana kalauboom baru untungnya bakal gede.

    Ada pula yang tipe research first , melihat produknya lebih

    dulu seperti apa. Cari aman dulu. Return-nya mungkin nggak

    segede contoh pertama yang saya sebut tadi, tapi opportunity 

    dan possibility untuk sukses justru gede. Tiap investor punya

    keberanian mengambil resiko yang berbeda.

    Boleh dibilang ada dua macam investor yaitu strategic

    investor , dan yang kedua adalah financial investor . Dengan

    strategic investor, selain mereka ngasih uang, Anda juga bisa

    belajar bisnis dari mereka. Ada proses mentoring. 

    Kalau financial investor , biasanya ngasih duit dan Anda jalan sendiri. Mereka tidak mau repot, yang penting Anda

    bertanggung jawab terhadap investasinya.

    Bidang bisnis apa yang masih seksi di 2015 sehingga bisa

    menarik minat investor?

    Karena saya selama ini bergerak di bidang ecommerce 

     ya menurut saya salah satunya yang bakal going big adalah

    ecommerce. Juga semua bisnis yang related  ke ecommerce 

    TokohBicara

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    30/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    TokohBicara

    seperti infrastruktur, delivery, payment gateway dan

    lain-lain.Itu salah satu aja. Kita bisa saja mencari celah di

    bidang lain misalnya kuliner, properti, oil and gas dan

    lain-lain.

    Kesalahan apa yang biasa muncul pada pebisnis

    pemula sehingga bikin investor ilfeel?

    Pertama, entrepreneur  yang egonya tinggi.

    Idealismenya diterapkan secara kaku. Merasa

    produknya paling keren, nggak mikirin segi bisnisnya.

    Padahal kan harus mau nunjukin gimana cara

    monetize-nya? Nggak bisa dong hanya berpikirmenghasilkan produk keren, tapi nggak jelas rencana

    pemasarannya.

    Kesalahan kedua adalah berpikir kecil. You have

    to think big, jangan hanya bikin bisnis yang asal

     jalan. Nyaman dengan omset yang sudah ada. Takut

    melangkah ke jenjang lebih besar. Kalau mendirikan

    bisnis yang marketnya terlalu kecil, investor jadi

    males. Prospek bisnisnya tuh harus bagus.

    Kesalahan ketiga adalah bersikap pelit, lantasogah berbagi mengenai rencana-rencana lebih lanjut.

    Khawatir ide-idenya bakal dicuri. Menganggap produknya

    is eveything. Produk memang penting tapi Anda harus

    punya knowledge bagaimana menjalankan bisnis.

    Percuma punya produk kalau nggak diterima di market.

    Entrepreneur  yang baru sering terjebak di sikap-

    sikap tersebut. Males lah para investor pada mereka yang

    merasa produknya paling bagus, tapi nggak mau belajar,

    nggak mau share knowledge. 

    (Liputan: Doddy Saputra/Tulisan Wachid Fz)

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    31/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Berawal dari kegemarannya akan sepatu,

    Muhammad Cahyo Yuwono memutuskan

    untuk berbisnis sepatu dengan konsep

    sepatu handmade dan custom dengan brand

    MONK Inshoes pada tahun 2009. Pada tahun tersebut

    konsep bisnis sepatu seperti itu terbilang unik karena

    langka pemainnya.

    Benar saja, ia pun kebanjiran pesanan sepatu

    padahal saat itu ia baru memiliki dua pengrajin.

    Menurutnya konsumen mengetahui tentang produk

    uniknya itu dari mulut ke mulut.

    Nama MONK Inshoes sendiri diakuinya

    terinspirasi dari trend  merek clothing pada saat

    itu. “Dulu tahun 2009 tuh banyak brand clothing di

    Bandung yang make logo gambarnya ‘monkey’. Nah

    dari situlah nama MONK,” kata pria yang akrab disapa

    Ayok.

    Enam tahun berjalan, bisnisnya bisa bertahan

    dan tetap berkembang di tengah menjamurnya

    kompetitor. Ayok mengatakan MONK Inshoes bisa

    ProfilUKM

    Di tengah menjamurnyakompetitor, bisnis sepatuini tetap bertahan dan

    terus berkembang,bahkan hinggamancanegara. Bagaimanastrategi pemasarannya?

    MONK

    InshoesTetap EksisBerkat Kualitas

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    32/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    ProfilUKM

    tetap eksis karena bisnisnya mengandalkan

    kualitas. Kompetitor boleh berpromosi lebihgencar atau menawarkan hal baru bagi pasar

    bisnis ini, tapi kualitaslah yang akan jadi

    pemenang.

    “Kami sangat menjaga kualitas dan

    kerapihan pembuatan, karena menurut kita

    promosi terbaik adalah kualitas dari barang itu

    sendiri,” jelasnya. Berkat kualitas pula, para

    pelanggan setianya bercerita tentang bisnis ini

    dari mulut ke mulut.

    Diakui oleh Ayok, dirinya fokus pada

    pemasaran offline yang telah ditekuninya sejak

    bisnis berjalan karena terbukti ampuh. Untuk

    saat ini MONK Inshoes belum terlalu fokus pada

    pemasaran di ranah online, meskipun bisnis

    ini sudah memiliki website e-commerce untuk

    pembelian secara online.

    “Ini (dengan pemasaran offline) saja kami

    udah kewalahan ngerjain orderan. Pengrajinnya

    sampai sakit-sakitan,” kata Ayok.

    Selain menjaga kualitas produk, MONK

    Inshoes juga memberikan garansi pada ukuransepatu terutama bagi konsumen yang membeli

    secara online.

    Tak hanya bermain di pasar domestik,

    dengan produk sepatu berbahan recycle MONK

    Inshoes sudah merambah pasar luar negeri.

    “Kita juga ada sepatu bahan recycle dari goni,

    bahan bekas tapi kualitasnya sangat bagus, dan

    harga bersaing, kemarin kita juga habis ngirim

    sampai ke Belanda untuk sepatu goni rajut,”

    ujar pria kelahiran tahun 1988 ini.

    Bisnis yang mampu bertahan danberkembang bukan tanpa tantangan. Diakui

    Ayok tantangan terbesar yang dihadapi MONK

    Inshoes adalah regenerasi pengrajin.

    “Tantangan dalam bisnis ini adalah karena

    kurangnya SDM atau pengrajin dan sulit untuk

    regenerasi. Kami menghadapinya dengan

    membuat sebuah pelatihan bagi anak-anak

     yang kurang mampu yang mau trampil dalam

    membuat sepatu,” ujarnya.

    “Tentunya dengan proses yang lama,

    karena dalam membuat sepatu minimal 5

    tahun seorang pengrajin baru mengerti sepatu,”

    lanjutnya lagi.

    Ke depannya, MONK Inshoes berharap

    bisa konsisten dengan konsepnya tapi dengan

    kreativitas yang terus berkembang. Bisnis yang

    bermarkas di kota Solo ini rencananya akan

    menelurkan model sepatu yang sesuai dengan

    karakter daerah asal bisnisnya yaitu sepatu

    batik.

    “Iya sepatu batik memang banyak tapi itusepatu dari kain batik, yang kita bikin nanti

    sepatu jadi baru di batik , jadi beda dengan

    ‘sepatu dari kain batik’. Dengan begitu motif

    batik juga bisa di custom dan itu juga masih

    sesuai konsep awal kita, handmade dan

    custom,” tutupnya.

    (Putri Pertiwi/Foto: MONK Inshoes)

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    33/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Tentu Anda pernah mendengar

    istilah word of mouth. Ya, word

    of mouth atau ‘dari mulut ke

    mulut’ orang mendapatkan

    gambaran atau ulasan sebuah layanan

    atau produk. Dari situlah orang-orang

    terdorong untuk mau membeli produk

    atau layanan bisnis kita, atau minimal

    mereka mau mengunjungi toko dan

    melihat bahwa produk di toko kita

    memang layak dibeli.

    Nah kini, dengan perkembangan

    teknologi, word of mouth bisa dilakukan

    via media sosial.

    Kunci dari word of mouth adalah

    kepuasan pelanggan. Dari situ, mereka

    kemudian mengomunikasikan merek

    Anda secara persuasif kepada teman-

    temannya, dan ini bisa dilakukan di media

    sosial.

    Itu baru sedikit gambaran

    kegunaan media sosial terkait dengan

    word of mouth. Kita bahkan bisa

    mengembangkan fungsi media sosial

    lebih luas. Apa sajakah itu?

    1. Membaca pikiran

    Dulu mungkin kita tidak pernah tahu apa

    keinginan konsumen. Kita juga tak tahu

    siapa pribadi yang sangat vokal, yang

    mampu memengaruhi keinginan individu

    lainnya. Dengan media sosial, kita bisa

    melakukan itu.

    Coba bayangkan, apa yang terjadi

     jika penjual sepatu di sebuah department

    store mengetahui percakapan

    sekelompok perempuan yang berjalan di

    depan tokonya, serta mengetahui siapa

     yang paling mendominasi percakapan

    sehingga dapat memengaruhi perempuan

    lainnya? Tentu ia akan dapat melakukan

    pendekatan ke mereka dengan lebih

    efektif.

    Dengan media sosial, Anda bisa

    melakukan itu. Ibarat membaca pikiran

    kelompok perempuan, Anda bisa men-

    track apa yang mereka bicarakan,

    mengetahui keinginan mereka, hingga

    siapa yang kerap menjadi kiblat fashion 

    mereka.

    2. Memengaruhi orang yang tidak di

    kenal

    Jika word of mouth konvensional hanya

    berlaku untuk kelompok sekitar, maka

    efektivitas word of mouth modern bisa

    lebih luas.

    Untuk produk fashion misalnya,

    sebelumnya masyarakat hanya berkiblat

    pada para selebriti yang tampil di TV atau

    film. Sekarang, sudah banyak fashion

    blogger  yang gayanya diikuti orang

    lain, dan itu terjadi karena posting yang

    mereka bikin di media sosial.

    Inilah yang membuat kenapa media

    sosial begitu efektif. Karena selain bisa

    bersaing dengan modal yang Anda miliki

    lewat kampanye media sosial, Anda

     juga bisa mengetahui pikiran publik,

    siapa individu yang banyak memberikan

    pengaruh, hingga masuk ke kelompok

     yang sebelumnya sulit ditembus.

    (Doddy Saputra))

    Ada banyak artikel yang membahas tentang tips memaksimalkan media sosial. Mulai dariapa yang harus diterapkan di media sosial, hingga hal-hal yang dilarang. Tapi pertanyaannya,mengapa pemasar harus memanfaatkan media sosial? Apakah media sosial begitu efektif?

    UKM

    Inilah Alasan

    Media SosialJadi AlatPentingUntuk

    Jualan

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    34/52

    Canva. Tak jago menggunakan

    Photoshop? Bukan berarti kita tak bisa

    bikin material grafis marketing yang indah.Gunakan Canva. Aplikasi ini membantu

    penggunanya membuat berbagai konten

    grafis, dari gambar untuk media sosial

    hingga presentasi secara gratis.

    Autosend. Jika kita ingin membangun

    hubungan dengan user  yang bergabung

    dengan website kita, coba gunakan

    Autosend. Perangkat ini membantu kita

    secara otomatis mengirimkan email

    bertarget yang personal berdasarkan

    aktivitas apa yang mereka sukai di websitekita.

    ReferralSnip. Studi yang diadakan

    oleh Verizon dan Small Business Trends

    menunjukkan bahwa 85% bisnis kecil

    mendapatkan pelanggan dengan word of

    mouth. Referal adalah salah satu upaya

    untuk menciptakan word of mouth di dunia

    digital. Kini, kita bisa membuat program

    referal dengan RefferalSnip dalam satu

    menit. Kita hanya perlu memasukkan

    beberapa detail perusahaan, mendesainsnippet, kemudian pelanggan kita mulai

    bisa mereferensikan bisnis kita kepada

    orang-orang terdekatnya secara online.

    Oktopost. Punya akun media

    sosial bejibun? Nggak usah repot

    mengelolanya kalau menggunakan

    Oktopost. Kita bisa berbagi konten,

    mengelola percakapan dan mengukur

    efektivitas kampanye kita dengan mudah

    dengan satu perangkat ini.

    VWO. Perangkat ini adalah sebuahperangkat uji coba A/B yang membantu

    para pemilik website menentukan

    penampilan websitenya sudah maksimal.

    Kita bisa menggunakan VWO untuk

    mengetahui headline atau desain website

    seperti apa yang paling banyak menuai

    respon terbaik dari pengunjung.

    (Putri Pertiwi/Entrepreneur)

    Tahun baru haruskah dengan

    strategi pemasaran yang baru,

    terutama pemasaran di ranahonline? Menurut Gartner,

    budget  pemasaran digital akan meningkat

    hingga 17% di tahun 2015. Artinya, para

    pemasar makin percaya dengan upaya

    pemasaran digital.

    Tentu bisnis Anda juga nggak mau

    dong ketinggalan eksis di dunia digital.

    Jika budget  pemasaran Anda terbatas,

    kenapa tak memanfaatkan saja tools 

    marketing yang gratisan? Asalkan

    konsisten dan tahu cara menggunakantools ini, bukan tak mungkin angka sales 

    bisnis Anda akan melejit berkatnya.

    Mention. Perangkat yang satu ini

    membantu kita untuk melacak kalimat

    kunci dan nama merek secara real

    time sehingga kita tak akan tertinggal

    percakapan yang berlangsung di antara

    pelanggan potensial.

    6 Tools Marketing yang Wajib Digunakandi Tahun 2015

    Youth Marketers | www.ymarketers.com

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    35/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Macet, mendengar kata itu

    saja warga Jakarta dan kota

    besar lainnya sudah merasa

    sumpek tapi sekaligus

    terpaksa menelannya sebagai makanan

    sehari-hari. “Ya mau bagaimana lagi?”,

    begitu yang kerap terlontar. Seolah

    kemacetan sangat sulit – atau bahkan

    nyaris tak mungkin – diatasi.

    Meskipun merasa pesimis dengan

    upaya mengatasi kemacetan, tapi

    mungkin sebagian besar dari kita masih

    suka berkhayal akan adanya teknologi

    atau apapun itu yang bisa membuat kita

    tak lagi terjebak dengan kemacetan.

    Misalnya, mobil terbang atau Pintu Ke

    Mana Saja milik Doraemon. Tak ada yang

    tak mungkin dalam dunia teknologi.

    Namun, jika teknologi khayalanitu masih jauh dari kenyataan untuk

    mengatasi kemacetan, maka teknologi

     yang paling realistis untuk saat ini

    adalah Internet of Everythings (IoE)

    seperti yang ingin ditegaskan oleh

    Cisco melalui salah satu iklan videonya

     yang berjudul “The Last Traffic Jam”.

    Iklan ini adalah bagian dari kampanye

    perusahaan yang bertajuk “Building

    Tomorrow Today”.

    Dalam iklan berdurasi 30 detik

    ini Cisco ingin meyakinkan kita IoE

    bisa mengatasi kemacetan. Bukan tak

    mungkin kemacetan akan menjadi

    sebuah replika di museum pada era

    mendatang dan memberikan gambaran

    kepada manusia yang akan datang

    tentang apa yang kita alami.

    “One day, all the world’s persistent

    infrastructure problems will be obsolete.

    Indeed, you’ll only be able to see them in

    museums,” ucap narasi dalam iklan.

    Seperti halnya ketika kita

    mengunjungi museum saat ini dan

    melihat replika aktivitas manusia

    prasejarah yang hidup dengan berburu

    dan menyalakan api dengan batu.Iklan ini diluncurkan tepat

    seminggu setelah pameran Consumer

    Electronics Show (CES) 2015 di Las Vegas

    awal Januari ini. Cisco ingin meyakinkan

    konsumen bahwa dengan IoE segala

    perangkat yang digunakan manusia

    bisa terhubung satu sama lain. Orang

    tak perlu lagi harus mengantri atau

    membuang waktu untuk mencari tempat

    parkir. Semua kegiatan bisa dilakukan

    dengan cara yang praktis dan lebih

    efisien.

    Ditinjau dari sisi konsep, iklan

     yang diproduksi oleh Goodby,

    Silverstein & Partners ini cukup

    menarik. Jika iklan teknologi pada

    umumnya menggambarkan bagaimana

    perusahaan dengan teknologinya

    berlomba-lomba menjadi yang pertama

    dalam menciptakan sebuah trend ,

    maka iklan ini menunjukkan bagaimana

    teknologi bisa menyelesaikan masalah

    klasik, krusial dan belum terselesaikan:

    kemacetan.

    Melalui iklan ini Cisco juga ingin

    menekankan visi dan misinya sebagai

    perusahaan teknologi yang fokus dalammengembangkan teknologi solutif

    bagi permasalahan dunia, termasuk

    pengembangan teknologi IoE. Dengan

    upaya dan teknologi hari ini, tak

    mungkin tak ada yang bisa kita ubah

    untuk masa depan yang lebih baik.

    Bagaimana menurut Anda iklan ini?

    (Putri Pertiwi/Berbagai sumber)

    “The Last Traffic Jam”

    Kemacetan Bisa jadiReplika Museum

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    36/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Menjamurnya perusahaan startup di

    ndonesia menorehkan prestasi tersendiri.

    ni pertanda bahwa startup dapat bertahan

    di tengah kencangnya persaingan bisnis.

    Kunci kekuatan startup salah satunya

    terletak pada dukungan investor. Nah,

    berikut adalah taktik meraih investor untuk

    perusahaan startup menurut Forbes.

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    37/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    aHidup

    Betapa bahagianya punya istri yang setia.Ya, “bahagia”, bukan sekadar “senang”.Barangkali itulah yang dirasakan Hoeiterhadap Ing istrinya. Ing tak lelahmendampingi Hoei dalam masa bahagiamaupun masa-masa sulit. Apakahpasangan hidup Anda sesetia itu juga?

    Jagat perfilman nasional bakal diramaikan oleh hadirnya

    “Love & Faith”, sebuah film bergenre drama yang

    diproduksi oleh E-Motion Entertainment & Majalah

    Marketing.

    Film Love &Faith ini terinspirasi dari kisah nyata yang

    tertuang dalam sebuah buku karya Dahlan Iskan.

    Dibintangi oleh aktor kenamaan Rio Dewanto dengan

    lawan main tak kalah kondang pula yaitu Laura Basuki, film ini

    sungguh layak untuk ditunggu. Selain kedua bintang papan atas

    tersebut, film ini juga didukung oleh nama-nama beken seperti

    Ferry Salim, Dion Wiyoko, Iszur Muchtar, Henky Solaiman, Verdi

    Solaiman, Epy Kusnandar dan lain-lain.

    Dalam film ini Rio Dewanto berperan sebagai Kwee Tjie Hoeiatau Karmaka Surjaudaja, sedangkan Laura Basuki berperan

    sebagai Lim Kwei Ing, istri Karmaka. Laura Basuki pernah

    mendapat penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita terbaik

    pada Festival Film Indonesia 2010 yang lampau.

    Film Love & Faith ini menggambarkan hidup Karmaka

    Surjaudaja dengan setting Kota Bandung pada tahun 1937 -1967.

    Siapa Kwee Tjie Hoei atau Karmaka ini?

    Kwee Tjie Hoei (Rio Dewanto) dilahirkan di Hokja, Provinsi

    Fujian, Tiongkok, pada tahun 1934 yang kemudian hijrah ke

    Indonesia. Bersama ibunya, Kwee Tjie Hoei meninggalkan

    kampung halamannya dari usia 10 bulan. Ia dibawa ibunyamenyusul ayahnya, Kwee Tjie Kui (Ferry Salim), yang telah

    tinggal di Bandung lebih dulu.

    Film ini menceritakan bagaimana kisah hidup Hoei dengan

    segala yang dialaminya. Kwee Tjie Hoei selepas sekolah

    kemudian bekerja sebagai guru. Salah satu muridnya adalah

    Lim Kwei Ing (Laura Basuki) yang kelak menjadi istrinya.

    Hoei menjadi guru sambil membiayai adiknya, Kwee Tjie Ong

    (diperankan Dion Wiyoko), kuliah hingga lulus menjadi dokter.

    Lepas sebagai guru, Hoei yang kemudian menikahi Ing

    dan mendapat amanat dari mertuanya untuk menyelamatkan

    bank di mana mertuanya memiliki saham di situ. Bank tersebut

    sedang bermasalah karena adanya kongkalingkong orang

    dalam yang menggerogoti kekayaan bank.

    Konflik Hoei yang berhadapan dengan orang-orang lama

    itu diolah dengan apik. Bagaimana dia harus berhadapan

    dengan pejabat-pejabat senior bank dan juga kiatnya meredakan

    ketegangan karyawan karena gonjang-ganjing yang menimpa

    banknya tersebut, cukup mengharu-biru.

    Pergulatan emosi serta menonjolnya peran Ing sebagai

    istri yang senantiasa menguatkan suami benar-benar

    menggambarkan sepasang suami istri yang bahu-membahuberjuang menghadapi tantangan.

    (Hoei, dalam kisah nyata, adalah sosok di balik bertahannya

    Bank NISP di Indonesia. Dengan gigih Hoei berjuang

    membersihkan pengkhianatan dari dalam, semua dilakukannya

    dengan perlahan tapi pasti. Satu hal lagi, perhatian tulusnya

    terhadap para karyawannya membuat Bank NISP bertahan dari

    dua kondisi ekonomi yang sulit di tahun 1966 dan 1998).

    Proses syuting film ini sendiri telah dimulai semenjak

    tanggal 21 Juni yang lalu dan telah rampung, kini tinggal

    menunggu rilis. Film dengan durasi 98 menit ini merupakan

    hasil besutan sutradara ternama Benny Setiawan, yang pernahmemenangkan Piala Citra untuk kategori sutradara terbaik pada

    FFI 2010 dan AFI 2014 yang lalu.

    Bagaimana kisah jatuh bangun Hoei dan perjuangannya

    untuk meraih kejayaan kembali? Bagaimana pula peran Ing

    sebagai istri menghadapi saat-saat sulit dan penuh tekanan

    dalam hidup Hoei?

    Mari kita tunggu saja filmnya yang rencananya bakal dirilis

    secara resmi pada 5 Maret 2015 ini. (Wachid Fz) 

    LOVE & FAITH:KEGIGIHANSUAMI DAN

    KESETIAAN ISTRI

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    38/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    bekerjasama dengan pihak terkait untuk

    mencari korban dan pesawat, alih-alih

    berspekulasi tentang penyebab kecelakaan

     yang belum dapat dipastikan.

    Pembaruan informasi yang kontinyu. 

    Melalui akun media sosialnya dan

    konferensi pers yang digelar di posko 

    crisis center , AirAsia terus memberikan

    informasi tentang pencarian korban danpesawat yang hilang. Call center  juga siap

    melayani para keluarga korban.

    Memberikan fasilitas. AirAsia

    memberikan beberapa fasilitas bagi

    keluarga korban yang berasal dari luar

    Surabaya, seperti fasilitas penerbangan,

    hotel, dan antar jemput ke posko crisis

    center . Memberikan fasilitas sepenuhnya

    adalah salah satu bentuk tanggung jawab

    perusahaan.

    Terjun langsung hadapi keluarga

    korban. Tak menunda-nunda, setelah

    mendengar kabar hilangnya pesawat,

    Tony Fernandes langsung terbang menuju

    posko crisis center  di Surabaya untuk

    menghimpun informasi dan menemui

    keluarga korban.

    Rasa duka dan simpatinya tak hanya

    diungkapkan lewat media sosial, ia bahkan

    hadir dalam pemakaman salah seorang

    pramugarinya yang turut menjadi

    korban. Tak cukup itu saja, baru-baru

    ini Tony mengirimkan surat pribadi

    kepada para keluarga korban yang

    isinya menyatakan belasungkawa dan

    meyakinkan mereka tentang komitmen

    perusahaan hingga akhir kasus.

    Tindakan Tony menunjukkanbahwa insiden ini bukan saja masalah

    perusahaan, tetapi juga masalah bagi

    dirinya sebagai seorang pribadi. Alih-alih

    menyerahkan segala urusan kehumasan

    kepada tim PR atau perwakilan

    perusahaan, Tony memilih untuk terjun

    langsung menghadapi keluarga korban.

    Peran pemimpin seperti inilah yang

    membuat sebuah brand  perusahaan

    terasa lebih manusiawi di mata

    konsumennya.

    Tak ada upaya PR yang sempurna

    dalam setiap krisis. Namun performa

    tim PR yang baik adalah mereka

     yang berupaya semaksimal mungkin

    menunjukkan bahwa brand -nya bukan

    sekadar ‘baju’ tetapi kualitas jiwa yang

    sebenarnya dari perusahaan.

    (Putri Pertiwi)

    Ada duka, ada pula hikmah di

    balik sebuah insiden. Berikut

    beberapa pelajaran yang bisa

    kita petik dari PR AirAsia dalam

    menangani situasi krisis.

    Respon cepat. Beberapa jam setelah

    AirAsia QZ8051 dinyatakan hilang, CEO

    Tony Fernandes menyatakan empatinya

    melalui akun Twitter pribadinya, “Thisis my worst nightmare”. AirAsia juga

    mengubah latar belakang foto profil akun

    Twitter-nya menjadi berwarna abu-abu

    sebagai simbol turut berduka cita.

    Meminta maaf dan bersikap

    profesional. Brand yang menyalahkan

    pihak lain hanya akan menodai

    kepercayaan dan membuat konsumen

    mencemoohnya. Legowo meminta maaf

    adalah hal yang ingin didengar oleh

    konsumen manakala brand  berbuat

    salah meskipun meminta maaf tak serta

    merta dapat menyelesaikan masalah.

    Melalui media konvensional dan media

    sosial, Tony dan AirAsia meminta maaf

    dan menyatakan belasungkawa sedalam-

    dalamnya.

    Sikap profesional juga ditunjukkan

    oleh Tony dan AirAsia dengan fokus

    Jelang akhir tahun 2014 kita dikejutkandengan kecelakaan pesawat AirAsiaQZ8051 yang diduga menewaskan seluruhawak berjumlah lebih dari 138 orang. Takada yang menginginkan sebuah insiden.Tapi PR sebuah perusahaan dituntut untukselalu dapat menangani situasi krisismanakala insiden terjadi, termasuk PR

    AirAsia.

    5 Pelajaran DariPR AirAsia DalamMenangani Krisis

    Hype

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    39/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Survei terbaru yang dilakukan American Express

    mengatakan bahwa lebih dari dua pertiga

    konsumen mengatakan bahwa mereka bersedia

    menghabiskan 14% waktu mereka lebih lama

    dengan perusahaan yang memberikan layanan terbaik.

    Perlu Anda ketahui bahwa memberikan pelayanan

     yang baik bukan hanya dapat membuat lebih banyak

    penjualan, tapi juga memberikan Anda publikasi bisnis

    secara gratis.Dalam survei tersebut sebanyak 46% responden

    mengatakan bahwa mereka selalu memberitahu orang

    lain ketika mereka telah mendapatkan interaksi pelayanan

     yang baik. Sebanyak 42% responden mengatakan

    bahwa rekomendasi dari teman atau anggota keluarga

    memengaruhi mereka.

    Kelly Fisher, Senior Vice President of Relationship

    Care Strategy American Express yang dikutip

    BusinessNewsDaily mengatakan bahwa pelayanan

     yang baik adalah bisnis yang baik pula karena membuat

    pelanggan setia.

    “Mereka saling terlibat dan berbagi kebahagiaan satu

    sama lain, yang sering memengaruhi keputusan pembelian

    mereka,” katanya.

    Akan tetapi, jika pelanggan suka mendiskusikan

    pengalaman baik mereka, lalu bagaimana reaksi mereka

    ketika mengalami layanan pelanggan yang buruk?

    Menurut survei tersebut, sebanyak 60% pelanggan

    cenderung menceritakan atau berbagi pengalaman buruk

     yang mereka alami dengan orang lain, dan mereka

    mengaku menceritakannya kepada lebih banyak orang.

    Satu kali Anda memberikan pengalaman buruk

    kepada pelanggan, hal itu bisa mengubah pelanggan

    Anda untuk selamanya. Sebanyak 37% responden

    mengatakan bahwa mereka akan beralih ke perusahaan

    lain setelah mendapatkan layanan yang buruk.

    Sedangkan sebanyak 58% responden bersedia

    bertahan dan memberikan kesempatan kepadaperusahaan sampai tiga kali. Jika mereka mendapatkan

    pelayanan yang buruk hingga tiga kali mereka tidak

    akan segan-segan meninggalkan perusahaan. Oleh

    karena itu, jangan sampai perusahaan melakukan

    kesalahan berulang dalam layanannya.

    Pelanggan tidak hanya menyebarkan berita tentang

    bisnis Anda secara langsung kepada sesamanya. Sekitar

    50% responden menggunakan website perusahaan

    untuk berbagi pengalaman yang mereka rasakan.

    Sedangkan 49% responden lainnya melakukannya lewat

    pesan teks (SMS), 47% lewat media sosial, dan 46%

    menggunakan website berisi ulasan.

    “Dalam sebuah lingkungan di mana rekomendasi

    dari seorang teman sangat penting dalam mendorong

    keputusan pembelian konsumen, menciptakan

    pengalaman pelayanan yang baik itu sangatlah penting,”

    kata Fisher.

    (Cecep Supriadi/Businessnewsdaily)

    ExcellentService

     Jangan pernah Anda menganggap remeh pentingnya pelayanan yang prima karena

    hal itu bisa menjadi pembeda antara keberhasilan dan kegagalan bisnis Anda.

    Layanan Pelanggan yang PrimaCiptakan Publikasi Gratis

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    40/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

  • 8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015

    41/52Youth Marketers | www.ymarketers.com

    Dari cuma iseng ngetweet , perempuan

     yang hobi eksis di media sosial ini

    kemudian mendapat banyak followers.

    Lewat akun Twitter @ChachaThaib, ia

    lalu dipercaya untuk buzzing produk, sebuah

    langkah yang kemudian membesarkan namanya

    sebagai novelis dan fashion editor .

    Awalnya, ia mengaku hanya iseng main

    Twitter di tahun 2012. Melihat banyak orang

     yang suka dengan tweet-tweet  bergaya picisan,

    Chacha pun coba mengikuti. Hasilnya terbukti,

    dengan sekitar 60 tweet  per hari, dalam waktu

    singkat followers Chacha sudah mencapai

    ribuan.

    Dari situ semangat untuk terus ngetweet  

    pun tumbuh, terutama tweet-tweet  galau yang