wrap up skenario 2 blok etik 2

27
 1 Kelompok : A-2 Ketua : Asep Aulia Rahman 1102014041 Sekretaris : Azura Asyahadati 1102014056 Anggota : Alya Nadhira 1102014015 Annisa Iftitahuljannah 1102014033 Citra Dinanti Amanda 1102014063 Desy Indriani 1102014069 Dhana Fitria Sari 1102014071 Farida Citra Permatasari 1102014094 Gery Aldilatama 1102014115 Indah Mutiara Agustilla 1102014129 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510 Telp.62.21.424 4574 Fax. 62.21.42445 74

Upload: faridacitra

Post on 02-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 1/26

  1

Kelompok : A-2

Ketua : Asep Aulia Rahman 1102014041

Sekretaris : Azura Asyahadati 1102014056

Anggota : Alya Nadhira 1102014015

Annisa Iftitahuljannah 1102014033

Citra Dinanti Amanda 1102014063

Desy Indriani 1102014069

Dhana Fitria Sari 1102014071

Farida Citra Permatasari 1102014094

Gery Aldilatama 1102014115Indah Mutiara Agustilla 1102014129

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574

Page 2: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 2/26

Page 3: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 3/26

  3

SKENARIO

Euthanasia Pilihan Terakhir Agian

Indosiar.com, Jakarta  –   Bagi Agian Isna Nauli Siregar, Euthanasia adalah pilihan terakhir untuk melepaskan diri dari penderitaanya akibat penyakit yang

secara medis sulit disembuhkan. Sang suami Panca Satria Hasan Kusuma dengan

gigih terus berjuan untuk mencari kepastian hukum, agar keinginannya untuk

mengakhiri hidup istrinya terkabul. Kendati sistem hukum di Indonesia belum

mengakuinya.

Telah lebih dari 3 bulan. Agian Isna Nauli Siregar hanya tergolek tanpa daya di

rumah sakit. Sejumlah uang telah dikeluarkan Panca Satria Hasan Kusuma demi

kesembuhan istrinya. Namun hingga kini tidak ada perubahan yang berarti terlihat

dari dalam diri Agian.

Kenyataan pahit ini membuat Hasan pasrah dan rela melepaskan istrinya dengan

cara Euthanasia atau disuntik mati. Keputusan akhir diperjuangkan Hasan karena

telah habisnya dana yang dimiliki dan tidak tahan melihat penderitaan istrinya

yang sulit untuk disembuhkan.

Kesedihan Hasan semakin bertambah, karena sejak istrinya sakit ia sangat jarang

 bertemu dengan anak-anaknya. Perjuangan menempuh jalan akhir melalui

Euthanasia, hingga kini masih terus dilakukan.

Sudah 3 bulan Agian mengalami stroke setelah menjalani oprasi seksio di RumahSakit Islam Bogor. Sebelumnya, pasien mengalami henti nafas dan henti jantung

selama 1 bulan. Mereka kini menunggu keputusan Majelis Hakim Pengadilan

Jakarta Pusat yang menangani masaah ini.

Page 4: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 4/26

  4

IDENTIFIKASI KATA-KATA SULIT 

1.  Tergolek : Terbaring, terguling (http://artikata.com/arti-364517- 

tergolek.html ).2.  Euthanasia : Mati cepat tanpa derita (Suetonius).

3.  Operasi seksio : Melahirkan janin yang sudah mampu hidup (beserta

 plasenta dan selaput ketuban) secara transabdominal

melalui insisi uterus (Benson dan pernoll, 2009. hal 456).

4.  Henti Napas : Gangguan pada sirkulasi (asistol, bradikardi, fibrilasi

ventrikel) (http://ppgd-gels.com/2011/12/henti-nafas-dan-

henti-jantung/ ).

5.  Stroke : Penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh

darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak

(http://mediskus.com/penyakit/stroke-pengertian-jenis-

 gejala-stroke.html).6.  Henti Jantung : Hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak,

 bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa

dengan penyakit jantung ataupun tidak. Waktu

kejadiannya tidak bisa diperkirakan, terjadi dengan sangat

cepat begitu gejala dan tanda tampak (American Heart

Association,2010).

7.  Mati : Secara biologis, kematian didefinisikan sebagai

 berhentinya semua fungsi vital tubuh meliputi detak

 jantung, aktifitas otak, serta pernapasan (Singh et. Al.,

2005).

8.  Suntik Mati : Tindakan kalangan kedokteran atas permintaan yang bersangkutan atau keluarga terdekat untuk mengakhiri

hidup pasien demi menghilangkan penderitaan karena

 penyakitnya

(http://www.jawapos.com/baca/artikel/5826/Kontroversi-

 Hukum-Suntik-Mati).

9.  Penyakit : Perihal kehadiran seperangkat respons tubuh yang

abnormal terhadap agen, dimana manusia mempunyai

toleransi sedikit atau tidak samasekali (ELIZABETH J.

CROWN).

10. Kendati : Kata penghubung untuk menandai hal tidak bersyarat;

meskipun (KBBI).

Page 5: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 5/26

  5

BRAIN STORMING

1.  Apa saja jenis-jenis euthanasia?

2.  Apakah kaidah dasar bioetik yang mendukung adanya euthanasia?

3.  Apakah hukum euthanasia dalam Islam?4.  Bagaimana hukum euthanasia dalam negara?

5.  Apakah keuntungan euthanasia?

6.  Bagaimana awal mula euthanasia ditemukan?

7.  Apakah euthanasia dilakukan secara medis?

8.  Apa saja alasan dilakukannya euthanasia?

9.  Mengapa di beberapa negara euthansia dilegalkan dan beberapa di

ilegalkan?

10. Apa saja syarat dilakukannya euthanasia?

Page 6: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 6/26

  6

ANALISIS

1.  Jenis- jenis euthanasia :

a.  Euthanasia suka rela : pasien yang meminta

 b.  Euthanaisa non suka rela : pasien tidak meminta dan tidak menyetujuieuthanasia

c.  Euthanasia Involuntery: non suka rela tapi pasien meminta euthanasia

dengan ekspresif

d.  Asistensi suicide : pasien meminta orang lain untuk di euthanasia

e.  Euthanasia dengan aksi : menghentikan pengobatan khusus yang

dibutuhkan pasien sehingga terjadi kematian

f.  Euthanasia aktif : disuntik mati (secara medis), meminum obat yang

mengandung sianida

g.  Euthanasia pasif : melalui pencabutan alat/pemberhentian yang

membuat pasien bertahan hidup.

2.  Kaidah dasar bioetik yang mendukung adanya euthanasia

a.  Beneficence : berbuat baik

 b.   Non maleficence : tidak merugikan

c.  Justice : keadilan

d.  Autonomy : hak sendiri/atas kemauan sendiri

Dalam kasus pada skenario ini, kaidah dasar bioetik yang mendukung

ialah autonomy.

3.  Hukum euthanasia dalam Islam ialah dilarang dan mendapat dosa apabila

melakukannya karena mempercepat kematian (mendahului kehendakAllah)

4.  Keuntungan euthanasia ialah :

a.Membebaskan pasien dari rasa sakit

 b. Mengurangi beban adminitrasi pengobatan

5.  Hukum euthanasia dalam Negara Indonesia terdapat pada Pasal 344

KUHP : Menghilangkan nyawa dapat mendapat hukuman min 12 tahun

kurungan penjara,euthanasia tidak boleh diberlakukan di Indonesia.

6. 

Awal mula euthanasia ditemukan?Euthanasia pertama kali ditemukan di Belanda :

Seorang dokter memiliki ibu yang mempunyai penyakit keras,karena iba

melihat ibunya menderita,dokter tersebut membuat suatu racikan obat

yang dapat menghentikan nyawa ibunya agar tidak merasakan sakit lagi.

Lalu,dokter tersebut melapor kepada pihak berwajib bahwa ia telah

membunuh ibunya dengan kasih saying dan dokter tersebut dibebaskan

dengan alasan demikian.

7.  Euthanasia dilakukan secara medis karena pengertian euthanasia itu

sendiri ialah tindakan medis yang berupa mempercepat proses kematian

Page 7: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 7/26

  7

seseorang. Dan apabila tidak dilakukan secara medis itu termasuk dalam

 pembunuhan mutlak.

8.  Alasan dilakukannya euthanasia ialah :

a.  Karena pasien sudah merasa kesakitan b.  Adanya hak membunuh bagi yang melakukan

c.  Karena adanya autonomy pasien

d.  Meringankan beban administrasi

9.  Di beberapa negara euthansia dilegalkan dan beberapa di ilegalkan karena

a.  Sesuai kultur budaya dan pemerintahan di negara tersebut

 b.  Tergantung dari hukum agama yang dianut di dalam Negara tersebut.

10. Syarat dilakukannya euthanasia ialah :

a.  Adanya permintaan maupun persetujuan dari suatu pihak, baik pasien

maupun keluarga. b.  Dalam situasi darurat pada kasus penyakit ygng tidak dapat

disembuhkan

Page 8: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 8/26

  8

HIPOTESA

Seorang dokter dalam mengambil tindakan medis harus sesuai Kode Etik

Kedokteran Indonesia dan hukum yang berlaku serta mempertimbangkan resiko

yang mungkin terjadi pada pasien maupun dokter itu sendiri. Hukum di Indonesia belum melegalkan euthanasia di dunia medis dikarenakan alasan moral, etika dan

tidak sesuai dengan agama. Agama Islam pun mengharamkan tindakan

Euthanasia.

Page 9: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 9/26

  9

SASARAN BELAJAR

LI. 1. Mengetahui dan Menjelaskan Tentang Etika dan Hukum

LO. 1. 1 Pengertian Etika

Istilah etika (etik) berasal dari bahasa Yunani kuno.Bentuk tunggal

kata etika yaitu ethos  sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha.  Ethos 

mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput,

kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir .

Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar belakangi terbentuknya

istilah etika oleh Aristoteles yang dipakai untuk menunjukkan filsafat

moral. Jadi, secara etimologis, etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa

yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika mempunyai arti

yaitu:

1.  Sebagai sistem nilai atau nilai-nilai atau norma-norma moral yang

menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok untuk bersikap

dan bertindak.

2.   Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat.

Menurut Kamus Webster: etika adalah suatu ilmu yangmempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.

Pengertian Etika menurut para ahli lain :

1.  Menurut Aristoteles: di dalam bukunya yang berjudul Etika

 Nikomacheia, Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu,

Terminius Technicus yang artinya etika dipelajari untuk ilmu

 pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan

manusia. dan yang kedua yaitu, Manner dan Custom yang artinya

membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan

(adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human

nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatutingkah laku atau perbuatan manusia

2.  Menurut Maryani & Ludigdo : etika adalah seperangkat aturan atau

norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,baik yang

harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh

sekelompok atau segolongan masyarakat atau prifesi.

3.  Menurut Ahli filosofi: Etika adalah sebagai suatu

studi formal tentang moral.

4.  Menurut Ahli Sosiologi: Etika adalah dipandang sebagai adat

istiadat,kebiasaan dan budaya dalam berperilaku.

Page 10: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 10/26

  10

5.  Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma

moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok

dalam mengatur tingkah lakunya.

6.  Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan

tentang asas-asas akhlak (moral).7.  Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang

mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan

 pada tindakan manusia.

8.  Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang

 prilaku yang benar dalam satu profesi.

9.  Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana

yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal

 perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

Terdapat dua macam etika, yakni Etika Deskriptif dan Etika

 Normatif. Etika deskriptif adalah etika yang menelaah secara kritis danrasional tentang sikap dan prilaku manusia serta apa yang dikejar oleh

setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya, etika

deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya. Sedangkan, etika

normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang

idel dan seharusnya dimiliki manusia atau apa yang seharusnya dijalankan

oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.

LO. 1. 2 Etika Kedokteran

Etika kedokteran adalah kajian-kajian yang muncul dalam praktik pengobatan secara sistematik, hati-hati dan analisis terhadap keputusan

moral dan perilaku. Etika kedokteran juga bisa disebut sebagai penerapan

 penalaran moral pada masalah yang dihadapi dokter dalam berprofesi

sebagai dokter.

LO. 1. 3 Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

Lampiran SK MENKES No. 434/MENKES/SK/X/1983

(disempurnakan dalam RAKERNAS MKEK-MP2A tanggal 20-22 Mei

1993 dan MUKERNAS IK Kedokteran II tanggal 21-22 April 2001 di

Jakarta serta keputusan PB IDI No. 221/PB/A4/2002)

Kewajiban Umum

Pasal 1: Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan

mengamalkan Sumpah Dokter

Pasal 2 : Seorang dokter harus senantiasa berupaya melakukan

 profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi

Pasal 3 : Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter

tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan

hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi

Pasal 4 : Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang

Page 11: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 11/26

  11

 bersifat memuji diri sendiri

Pasal 5 : Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya

tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan

dan kebaikan pasien setelah memperoleh persetujuan pasien

Pasal 6 : Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalammengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau

 pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal

yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7 : Seorang dokter hanya memberi keterangan atau pendapat yang

telah diperiksa sendiri kebenarannya

a)  Seorang dokter harus dalam setiap praktek medisnya

memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan

kebebasan teknis dan moral sepenuhnya disertai rasa kasih

sayang (compasion)  dan penghormatan atas martabat

manusia

 b)  Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungandengan pasien dan sejawatnya dan berupaya untuk

mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki

kekurangan dalam karakter atau kompetensi atau yang

melakukan penipuan atau penggelapan dalam menangani

 pasien

c)  Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-

hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya dan harus

menjaga kepercayaan pasien

d)  Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban

melindungi hidup makhluk insaniPasal 8 : Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus

memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan

semua aspek pelayanan yang menyeluruh (promotif, prevemtif

dan rehabilitatif) baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha

menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-

 benarnya

Pasal 9 : Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang

kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat harus saling

menghormati

Kewajiban Dokter terhadap Pasien

Pasal 10 : Setiap dokter wajib bersikap tulus, ikhlas dan mempergunakan

segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan penderita.

Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau

 pengobatan, maka atas persetujuan pasien ia wajib merujuk

 penderita kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam

 penyakit tersebut

Pasal 11 : Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita

agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan

 penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya

Pasa 12 : Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang

Page 12: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 12/26

  12

diketahui tentang seseorang penderita bahkan setelah penderita

itu meninggal dunia

Pasal 13 : Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai

suatu tugas perikemanusiaan kecuali bila ia yakin ada orang

lain bersedia dan mampu memberikannya

Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat

Pasal 14 : Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana

ia sendiri ingin diperlakukan

Pasal 15 : Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman

sejawatnya kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan

 prosedur yang etis

Kewajiban Dokter terhadap Diri Sendiri

Pasal 16 : Setiap dokter harus memelihara kesehatannya supaya dapat

 bekerja dengan baik

Passal 17 : Setiap dokter hendaklah senantiasa mengikuti perkembangan

ilmu pengetahuan dan tetap setia kepada cita-citanya yang

luhur

Pasal-pasal dalam KODEKI dalam prinsip-prinsip bioetik ialah

 pasal 5,6,7,7a,7c,10,11,12, dan 13.

LO. 1. 4 Pengertian Bioetik

Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan

dan ethos  yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika atau

Biomedical Ethics merupakan cabang dari etika normatif merupakan etik

yang berhubungan dengan praktek kedokteran dan atau penelitian dibidang

 biomedis.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang

masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dankedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi

 pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah

 pada masa yang akan datang.

Pengertian bioetika menurut para ahli lain :

1.  Biologi dengan pengetahuan mengenai sitem nilai manusia yang

akan menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan kemanusiaan,

membantu menyelamatkan kemanusiaan dan mempertahankan dan

memperbaiki dunia beradab. (Van Potter, 1970s)

Page 13: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 13/26

  13

2.  Kajian mengenai pengaruh moral dan sosial dari teknik-teknik

yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu-ilmu hayati. (Honderich

Oxford, 1995)

3.  Tempat bertemunya sejumlah disiplin, diskursus dan organisasi

yang terlibat dan peduli pada persoalan etika, hukum dan sosialyang ditimbulkan oleh kemajuan dalam kedokteran, ilmu

 pengetahuan dan bioteknologi. (Onara O’Neill, 2002) 

4.  Mengacu pada kajian sistematis, plural dan interdisiplin dan

 penyelesaian masalah etika yang timbul dari ilmu hayati dan sosial

sebagaimana yang diterapkan pada manusia dan hubungannya

dengan biosfera, termasuk masalah yang terkait dengan

ketersediaan dan keterjangkauan perkembangan keilmuan dan

teknologi dan penerapannya. (Preliminary Draft Declaration on

Universal Norms on Bioethics, UNESCO, 2005)

5.  Studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan

oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanyamemperhatikan masalah-masalah yang terjadi ada masa sekarang

tetapi juga memperhitungkan timbulknya masalah pada masa yang

akan datang.

LO. 1. 5 Kaidah Dasar Bioetik

Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang

mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan

dengan prinsip-prinsip lainnya atau disebut dengan spesifik. Tetapi pada

 beberapa kasus, karena kondisi yang berbeda-beda satu prinsip menjadilebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang

lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran

Indonesia (KKI) dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat

menetapkan bahwa praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada empat

kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar bioetik, yaitu:

1.  BeneficenceDalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik,

menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga harus

mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan

kesehatan.Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti

menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien

mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik

daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini yaitu:

1.  Mengutamakan alturisme

2.  Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan

tidak hanya menguntungkan seorang dokter

3.  Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih

 banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya

4.  Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

Page 14: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 14/26

  14

5.  Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

6.  Menerapkan Golde Rule Principle yaitu melakukan hal

yang baik seperti yang orang lain inginkan

7.  Memberi suatu resep

Contoh sikap atau tindakan Beneficence:

1.  Dokter bersedia bangun tengah malam bila ada pasien yang

membutuhkan pertolongan

2.  Memberikan terapi diuretika hanya pada pagi hari

3.  Dokter berusaha mencari waktu yang optimal untuk kasus

labiopalatoschisis

4.  Hanya melakukan pemeriksaan penunjang yang sesuai

dengan diagnosis

5.  Memberi informasi yang tuntas dan menjawab semua

 pertanyaan pasien6.  Menambah obat antasid pada obat-obat yang mengiritasi

lambung

7.  Bersedia memberi penjelasan tentang penyakit pasien

kepada pasangannya apabila diminta pasien untuk

menunjang proses penyembuhan

8.  Hadir dalam seminar-seminar dan membaca jurnal-jurnal

kedokteran

2. Non-maleficence 

Prinsip dimana seorang dokter tidak melakukan perbuatanyang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling

kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno  Fist, do no

harm tetap berlaku dan harus diikuti. Ciri-ciri prinsip ini yaitu:

1.  Menolong pasien emergensi

2.  Mengobati pasien yang luka

3.  Tidak membunuh pasien

4.  Tidak memandang pasien sebagai objek

5.  Melindungi pasien dari serangan

6.  Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

7. 

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian8.  Tidak melakukan White Collar Crime 

Contoh sikap atau tindakan Non-maeficence:

1.  Mendahulukan menolong pasien dalam keadaan gawat

darurat

2.  Dokter bersedia datang ke rumah pasien yang sedang dalam

keadaan gawat darurat

3.  Tidak menghina atau mencaci maki pasien

Page 15: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 15/26

  15

4.  Dokter tidak melakukan pemeriksaan canggih pada kasus-

kasus tertentu yang masih dapat ditegakkan dengan

 pemeriksaan diagnostik sederhana

5.  Dokter menerangkan efek samping obat dan menganjurkan

agar pasien tidak mengendarai kendaraan6.  Dokter menerangkan penyakit pasien sesuai dengan bahasa

yang dimengerti oleh pasien

7.  Dokter bekerja hati-hati sesuai dengan SOP

8.  Dokter tetap memberikan semangat hidup kepada pasien

terminal

9.  Dokter memberikan obat penurun demam setelah pasien

anak mendapat imunisasi DPT

10. Dokter tidak melakukan kerjasama dengan perusahaan obat

tertentu untuk mendapatkan komisi

3. Justice Prinsip dimana seorang dokter memperlakukan semua

dengan sama rata dan adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan

 pasien. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama,

kebangsaan, kedudukan sosial dan kewarganegaraan tidak dapat

mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Ciri-ciri prinsip ini

yaitu:

1.  Memberlakukan segala sesuatu secara universal

2.  Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah

ia lakukan3.  Menghargai hak sehat pasien

4.  Menghargai hak hukum pasien

Contoh sikap atau tindakan Justice:

1.  Semua orang harus di tolong

2.  Pemikiran keuntungan untuk diri dokter sendiri

dipertimbangkan pada urutan terakhir

3.  Menghargai hak hukum pasien pada kasus child abuse dan

KDRT

4. 

Menjaga kelompok rentan dengan UU karantina5.  Tidak melakukan penyalahgunaan

6.  Fasilitas kesehatan sesuai dengan kelas perawatan

7.  Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

8.  Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya,

 beban dan sanksi) secara adil

9.  Menyelamatkan barang pasien pada saat dia tidak sadar dan

menjaga dengan baik serta mengembalikan semuanya

secara utuh setelah pasien sadar dan kompeten

10. Lebih baik mendirikan 9 Puskesmas dari pada membeli CT

Scan (bijak dalam makro alokasi)

Page 16: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 16/26

  16

4. Autonomy 

Prinsip dimana seorang dokter menghormati martabat

manusia.Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang

mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri.Dalam hal ini pasien

diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusansendiri.Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui,

membenarkan, membela dan membiarkan pasien demi dirinya

sendiri. Ciri-ciri prinsip ini yaitu:

1.  Menghargai hak menentukan nasib sendiri

2.  Berterus ternag menghargai privasi

3.  Menjaga rahasia pasien

4.  Melaksanakan Informed Consent  

Contoh sikap atau tindakan Autonomy:

1.  Dokter tidak menakut-nakuti pasien dalam mengambil

keputusan media

2.  Cek dan recek atas keputusan medis yang diberikan ke

tangan dokter

3.  Pada operasi prostatektomi dokter memberikan waktu yang

cukup bagi pasien untuk berpikir

4.  Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil

keputusan sendiri

5.  Berterus terang

6.  Tidak menginterfensi pasien dalam membuat keputusan7.  Bekerja secara profesional

LO. 1. 6 Pengertian Hukum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum mempunyai arti

yaitu:

1.  Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang

dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.

2.  Undang-undang atau peraturan untuk mengatur pergaulan hidup

masyarakat.3.  Patokan (kaidah atau ketentuan) mengenai peristiwa yang tertentu.

4.  Keputusan (pertimbangan yang ditetapkan oleh hakim)

LO. 1. 7 Hubungan Etika dengan Hukum

Etika dengan hukum terjalin dengan erat karena lapangan

 pembahasan keduanya sama-sama berkisar pada masalah perbuatan

manusia. Tujuannya pun sama yakni mengatur perbuatan manusia demi

terwujudnya keserasian, keselarasan dan kebahagiaan mereka. Bagaimana

seharusnya bertindak terdapat dalam kaidah-kaidah hukum dan etika.

Page 17: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 17/26

Page 18: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 18/26

  18

LI. 2 Mengetahui dan Menjelaskan Tentang Euthanasia

LO. 2. 1 Pengertian Euthanasia

Euthanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu  Eu, yang berarti Indah, bagus, terhormat atau Gracefully and With Dignity, dan

Thanatos  yang berarti mati. Jadi secara etimologis, euthanasia dapat

diartikan sebagai mati dengan baik.

Euthanasia dalam Kamus Oxford English Dictionary adalah

kematian yang lembut dan nyaman, dilakukan terutama pada kasus

 penyakit yang penuh penderitaan dan tak tersembuhkan. Sedangkan dalam

Kamus Kedokteran Dorland euthanasia mengandung dua pengertian,

yaitu:

1.  Suatu kematian yang mudah tanpa rasa sakit.

2.  Pembunuhan dengan kemurahan hati, pengakhiran kehidupanseseorang yang menderita dan tak dapat disembuhkan dan sangat

menyakitkan secara hati-hati dan disengaja

Menurut seorang penulis Yunani bernama Suetonius arti

euthanasia sebagai “mati cepat tanpa derita”. 

Euthanasia Studi Grup dari KNMG Holland (Ikatan Dokter

Belanda) menyatakan: “Euthanasia adalah perbuatan dengan sengaja untuk

tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau

sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek atau mengakhiri hidup

seorang pasien, dan semua ini dilakukan khusus untuk kepentingan pasienitu sendiri”.

LO. 2. 2 Sejarah Euthanasia

Hippokrates pertama kali menggunakan euthanasia ini pada

sumpah hippokrates pada masa 300-400 SM. Sumpah tersebut berbunyi

“Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan obat yang

mematikan kepada siapapun meski dimintakan untuk itu”. Dalam sejarah

hukum Inggris Common Law  sejak tahun 1300 hingga saat bunuh diri

ataupun membantu pelaksanaan bunuh diri tidak diperbolehkan.

Sejak abat ke 19 euthanasia telah memicu timbulnya perdebatan

dan pergerakkan di wilayah Amerika Utara dan Eropa. Pada tahun 1828

UU Anti euthanasia mulai diberlakukan di negara bagian New York yang

 pada beberapa tahun kemudian diberlakukan oleh beberapa negara bagian.

Setelah masa perang saudara beberapa advokat dan beberapa dokter

mendukung dilakukannya euthanasia secara sukarela. Kelompok-

kelompok pendukung euthanasia mulanya terbentuk di Inggris pada tahun

1935 dan di Amerika pada tahun 1938 yang memberikan dukungan pada

 pelaksanaan euthanasia agresif. Walaupun demikian perjuangan untuk

melegalkan euthanasia tidak berhasil di Amerika maupun di Inggris.

Page 19: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 19/26

  19

Pada tahun 1937 euthanasia atas anjuran dokter-dokter dilegalkan

di Swiss sepanjang pasien bersangkutan tidak memperoleh keuntungan

daripadanya. Pada era yang sama pengadilan Amerika menolak beberapa

 permohonan dari pasien yang sakit parah dan beberapa orang tua yang

memiliki anak cacat yang mengajukan permohon euthanasia kepada doktersebagai bentuk pembunuhan berdasarkan belas kasihan.

Pada tahun 1939 pasukan Nazi Jerman melakukan suatu tindakan

kontroversial dalam suatu program euthanasia terhadap anak-anak

dibawah umur 3 tahun yang menderita ketebelakangan mentall, cacat

tubuh ataupun gangguan lainnya yang menjadikan hidup mereka tak

 berguna. Program ini dikenal dengan nama aksi T4 yang kelak

diberlakukan juga diberlakukan terhadap anak-anak berusia diatas 3 tahun

dan para jompo atau lansia.

Setelah dunia menyaksikan kekejaman Nazi dalam melakukankejahatan euthanasia pada era tahun 1940 dan 1950 maka berkuranglah

dukungan terhadap euthanasia. Terlebih lagi terhadap tindakan euthanasia

yang dilakukan secara tidak sukarela ataupun karena disebabkan oleh cacat

genetika.

LO. 2. 3 Jenis-Jenis Euthanasia

Dari pelaksanaannya, euthanasia dibedakan menjadi 4 (empat):

1.  Tidak ada bantuan dalam proses kematian, tanpa maksudmemperpendek hidup pasien

2.  Ada bantuan dalam proses kematian, tanpa ada maksud mengakhiri

hidup pasien

3.  Tidak ada bantuan dalam proses kematian, ada maksud mengakhiri

hidup pasien

4.  Ada bantuan dalam proses kematian, dengan maksud mengakhiri

hidup pasien

Jenis-jenis euthanasia antara lain:

1.  Euthanasia Otomatis ( Autoeuthanasia) Digolongkan sebagai euthanasia negatif, yaitu kondisi

dimana seorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar

menerima perawatan medis meskipun mengetahui bahwa

 penolakannya akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya.

Penolakan tersebut diajukan secara resmi dengan membuat

sebuah codicil (pernyataan tertulis tangan).Euthanasia otomatis

 pada dasarnya adalah suatu prkatik euthanasia pasif atas

 permintaan pasien yang bersangkutan.

2.  Euthanasia Aktif

Page 20: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 20/26

  20

Suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter

atau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat atau

mengakhiri hidup seorang pasien.Euthanaisa aktif dapat

dilakukan dengan pemberian suatu senyawa yang mematikan

 baik secara oral maupun melalui suntikan.

a)  Euthanasia Aktif Voluntir

Seorang dokter menyuntikkan zat yang mematikan

(lethal injection) atas persetujuan atau permintaan

 pasien yang sadar dan sehat. Hal ini sama dengan

seorang dokter membunuh walaupun dengan

 permintaan sadar dari orang yang ingin mengakhiri

hidupnya.

 b)  Euthanaisa Aktif Non Voluntir

Dokter melakukan tindakan aktif terhadap pasienyang dalam keadaan terminally ill   dalam keadaan

ketidakmampuan berkomunikasi menyampaikan

 pendapat untuk tindakan euthanasia yang akan

dilakukan pada dirinya. Oleh kehendak keluarga

terdekatnya meminta dokter untuk melakukan tindakan

euthanasia terhadap pasien tersebut.

c)  Euthanasia Aktif Involuntir

Dokter secara aktif memasukan zat mematikan ke

dalam tubuh pasien, sedangankan pasien masih dalam

keadaan sadar dan ingin mempertahankan hidupnya,sama sekali pasien tidak menghendaki itu dilakukan

terhadap dirinya.

3.  Euthanasia Pasif

Dilakukan dengan memberhentikan pemberian bantuan

medis yang dapat memperpanjang hidup pasien secara sengaja.

a)  Euthanasia Pasif Voluntir

Dokter secara tidak aktif memasukan zat mematikan

ke dalam tubuh pasien.Pada tindakan ini dilakukan

 penghentian atau pencabutan segala tindakan atau pengobatan yang diperlukan untuk mempertahankan

hidup manusia.Pada tindakan ini dilakukan atas

 persetujuan penderita, di samping itu juga euthanasia ini

dilakukan jika pasien sudah dikatakan mati secara

medis.

 b)  Euthanasia Pasif Non Voluntir

Tindakan dimana dilakukan penghentian atau

 pencabutan segala tindakan atau pengobatan untuk tidak

mempertahankan hidup manusia dan dilakukan tidak

Page 21: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 21/26

  21

atas persetujuan penderita dimana penderita dalam

keadaan terminally ill .

c)  Euthanasia Pasif Involuntir

Tindakan dimana penghentian atau pencabutansegala tindakan atau pengobatan untuk tidak

mempertahankan hidup manusia dan dilakukan tidak

atas persetujuan penderita dimana penderita masih ingin

hidup.

LO. 2. 4 Alasan Melakukan Euthanasia

1.  Rasa sakit yang tidak tertahankan

2.  Hak moral bagi setiap orang untuk mati terhormat, maka seseorang

mempunyai hak memilih cara kematiannya3.  Meringankan penderita seseorang

4.  Mengurangi beban ekonomi

5.  Seseorang dipaksa untuk bertahan hidup

LO. 2. 5 Syarat Melakukan Euthanasia

1.  Orang yang benar-benar sedang sakit dan tidak dapat diobati

2.  Pasien berada dalam keadaan terminal, kemungkinan hidupnya

kecil dan tinggal menunggu kematian

3.  Pasien harus menderita sakit yang amat sangat sehingga penderitaannya hanya dapat dikurangi dengan pemberian morfin

4.  Yang boleh melaksanakan bantuan pengakhiran hidup pasien

hanyalah dokter keluarga yang merawat pasien dan ada sadar

 penilaian dari dua orang dokter spesialis yang menentukan dapat

tidaknya dilaksanakan euthanasia. 

LO. 2. 6 Hukum yang Bersangkutan dengan Euthanasia

Euthanasia mempunyai implikasi hukum yang sangat luas baik

 pidana maupun perdata.Pasal-pasal KUHP menegaskan bahwa euthanasia baik aktif maupun pasif tanpa permintaan adalah dilarang.

1.  Pasal 304 KUHP : “Barang siapa dengan sengaja

menempatkan atau membiarkan seseorang dalam keadaan

sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau

karena persetujuan dia wajib memberikan kehidupan, perawatan

atau pemeliharaan terhadap orang itu, diancam dengan pidana

 penjara selama-lamanya 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-

 banyaknya 300 juta” 

Page 22: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 22/26

  22

2.  Pasal 306 (2) KUHP : “Jika mengakibatkan kematian, maka

 perbuatan tersebut dikenakan pidana penjara selama-lamanya 9

tahun” 

3.  Pasal 338 KUHP : “Barang siapa dengan sengaja

menghilangkan jiwa orang lain karena pembunuhan biasa,dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 15 tahun” 

4.  Pasal 340 KUHP : “Barang siapa dengan sengaja dan

direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain karena

 bersalah melakukan pembunuhan bencana di pidana mati atau di

 penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya 20

tahun” 

5.  Pasal 344 KUHP : “Barang siapa menghilangkan jiwa orang

lain atas permintaan orang itu sendiri yang disebutkannya dengan

nyata dan sungguh-sungguh dihukum penjara selama-lamanya 12

tahun” 

6.  Pasal 345 KUHP : “Barang siapa dengan sengaja membujukorang lain untuk bunuh diri dan menolongnya dalam perbuatan itu

atau memberi sarana kepadanya untuk perbuatan itu, diancam

dengan pidana penjara paling lama 4 tahun kalau orang itu jadi

 bunuh diri” 

7.  Pasal 359 KUHP : “Menyebabkan matinya seseorang karena

kesalahan atau kelalaian, dipidana dengan pidana penjara selama-

lamanya 5 tahun atau pidana kurungan selama-lamanya 1 tahun” 

LO. 2. 7 Pandangan Islam Terhadap Euthanaisa

Kelahiran dan kematian merupakan hak prerogatif Allah SWT dan

 bukan hak manusia sehingga tidak ada seorangpun di dunia ini yang

mempunyai hak untuk memperpanjang atau memperpendek umurnya

sendiri.

Pada dasarnya agama melarang euthanasia baik maupun aktif seperti di

dalam ajaran agama islam yang sudah dijelaskan. Dokter dikategorikan

melakukan dosa besar dan melawan kehendak Allah SWT yaitu

memperpendek umur.Orang yang menghendaki euthanasia walaupun

dengan penuh penderitaanbahkan kadang dalam keadaan sekarat dapat

dikategorikan putus asa dan putus asa tidak berkenan dihadapan AllahSWT.

Islam sangat menghargai jiwa, lebih-lebih jiwa manusia. Allah juga

 berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 33:

Page 23: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 23/26

  23

Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah

(membunuhnya), melainkan dengan suatu alas an yang benar. Dan

barang siapa dibunuh secara dzalim, maka sesungguhnya kami telahmemberi kekuasaan kepada ahli warisnya dan janganlah ahli waris itu

melampau batas dalam membunuh.Sesungguhnya ia adalah orang yang

mendapat pertolongan.” 

Dalil-dalil Naqli tentang pembunuhan: 

(Q.S Al-An'aam: 151)

 Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh

Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,

berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu

membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi

rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati

 perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun

 yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan

 Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.

 Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu

memahami(nya)”.

(Q.S An-Nisaa: 29 )

Page 24: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 24/26

  24

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

 perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan

 janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

 Penyayang kepadamu”. 

(Q.S An-Nisaa: 92 )

Artinya: “ Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin

(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa

membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan

 seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan

kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluargaterbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu,

 padahal ia mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-

 sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada

 perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si

 pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si

terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa

 yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua

bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah Allah

 Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” 

Page 25: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 25/26

  25

KESIMPULAN

Seorang dokter maupun dokter gigi dalam menjalankan praktiknya harus

menaati dan berpedoman pada hukum di Indonesia dan etika kedokteran yangdisebut Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan dibuat oleh Ikatan

Dokter Indonesia (IDI). Dalam membuat keputusan atau tindakan medis dokter

dan dokter gigi harus mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi pada

 pasien maupun dokter itu sendiri sehingga mengacu pada empat kaidah dasar

moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetik, yaitu 

Beneficence, Non Maleficence, Justice, dan Autonomy.

Kasus pada scenario “Euthanasia Pilihan Terakhir Again” dari sisi pasien

yang meminta untuk di Euthanasia maka prinsip kaidah dasar bioetiknya ialah

Autonomy pasien. Kemudian dalam segi hukum Negara maupun hukum Agama

Islam euthanasia sendiri dilarang dan terdapat sanksi bagi yang melakukannya.

Page 26: Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

8/10/2019 Wrap Up Skenario 2 Blok Etik 2

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-blok-etik-2 26/26

26

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. (n.d). Euthanasia. Available:

https://www.academia.edu/6288395/Eutanasia. Last accessed 5th Oct 2014.

Anugrah, S.M. (2013). Laporan Hasil Wawancara Tentang Euthanasia dari

Sudut Pandang berbagai Agama. Available:

http://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/viewFile/5715/4337.

[Accessed on: Sunday, 5th Oct 2014].

Gea, A.A. (2005). Character Building IV: Relasi dengan Dunia. Jakarta:

ElexMedia Komputindo.

Hanafah, J dan Amri, A. (2008). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lestari, Y. (2010). Peran Kaidah Dasar Bioetika dalam Membingkai Profesi

 Kedokteran. Available: http://fkunand2010.files.wordpress.com/2010/09/kaidah-

dasar-bioetika.ppt. [Accessed on: Sunday, 5th Oct 2014].

Muchtadi, T.R. (2013). Boetika.Retrieved from:

http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/files/2013/04/Modul-11-BIOETIKA.pdf

[Accessed on: Saturday, 4 October 2014].

Panjaitan, A. (2013). Etika Dan Hukum Kedokteran. Retrieved from:

http://www.slideshare.net/AprinsyaPanjaitan/etika-dan-dukum-kkedokteran[Accessed on: Saturday, 4 October 2014].

Rhis, D. (2012). Euthanasia Menurut Pandangan Agama, Etik Dan Kesehatan.

Retrieved from: http://www.slideshare.net/dha_rhis/kelompok-euthanasia-

1?next_slideshow=1 [Accessed on: Saturday, 4 October 2014].

Saltike, A.D. (2011). Bioetika Kedokteran. Retrieved from:

http://www.academia.edu/7245584/BIOETIKA_KEDOKTERAN [Accessed on:

Saturday, 4 October 2014].

Sutarno, Alfonsus. (2008). Etiket Kiat Serasi Berelasi. Yogyakarta: Kanisius.

Suwarsa, P. (n,d). Pengertian Etika Menurut Para Ahli. Available: http://blog.isi-

dps.ac.id/putusuwarsa/pengertian-etika-menurut-para-ahli. [Accessed on: Sunday,

5th Oct 2014].

Universitas Terbuka . (n.d). Etika. Available:

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4430/etika21.htm. [Accessed on: Sunday,

5th Oct 2014].