week 04_2g drivetest methodology, reporting, analysis and study case (part 2) bag 1

69
1 Floatway Learning Center Training Material 2G Drivetest Methodology, Reporting, Analysis and Study Case (Part 2)

Upload: richardo-simanullang

Post on 15-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Week 04_2G Drivetest Methodology, Reporting, Analysis and Study Case (Part 2) Bag 1

TRANSCRIPT

Slide 1

1

Floatway Learning CenterTraining Material2G Drivetest Methodology, Reporting, Analysis and Study Case (Part 2)

12

AgendaWeek 4

2G/GSM Drivetest Analysis

Coverage ProblemLow Signal LevelLack of Dominant ServerFast Moving MobileSudden Decrease/Tunnel EffectRx Level too closed to each otherMany Cells almost sameDrop Call due to Bad CoverageAccess Failures After Drop Call

Quality ProblemBad Rx Level, Rx Qual and FERBad Rx Level, Rx Qual but FER OKAdjacent Channel InterferenceTime DispersionExternal Interference

Floatway Learning Center3

AgendaWeek 4

2G/GSM Drivetest Analysis

GSM Basic ParameterCell ReselectionPower ControlHandover & Power Control ParameterDiscontinuous Transmission (DTX)Coverage and Quality Issue (BSC Performance)

Floatway Learning Center4

AgendaWeek 4

2G/GSM Drivetest Analysis

Coverage ProblemLow Signal LevelLack of Dominant ServerFast Moving MobileSudden Decrease/Tunnel EffectRx Level too closed to each otherMany Cells almost sameDrop Call due to Bad CoverageAccess Failures After Drop Call

Quality ProblemBad Rx Level, Rx Qual and FERBad Rx Level, Rx Qual but FER OKAdjacent Channel InterferenceTime DispersionExternal Interference

Floatway Learning Center5

Coverage Problem (Low Signal Level)

Area dimana jumlah site sedikit dan terdapat banyak hambatan seperti perbukitan yang menghalangi LOS sinyal akan terdapat banyak coverage hole atau area dengan sinyal yang lemah. Perhatikan perubahan pada C/I dan SQI karena sinyal yang lemah. 6

Coverage Problem (Lack of Dominant Server)MS kemungkinan berada pada border cell dan tidak terdapat best serving cell menyebabkan terjadinya ping-pong handover.7

Coverage Problem (Fast Moving Mobile)Saat MS bergerak sangat cepat akan terlihat banyak terjadi handover dan banyak perubahan pada sinyal Rx Level. Hal ini terjadi saat user MS berkendara pada kecepatan tinggi misalkan saat di jalan tol. Lama serving akan bergantung pada cell coverage dan seting HCS (Hierarchical Cell Structure) pada jaringan.8

Coverage Problem (Sudden Decrease/Tunnel Effect)Pada saat MS bergerak memasuki sebuah terowongan maka akan terlihat Rx Level pada Line Chart turun seperti curva. Tunnel effect juga menyebabkan terjadinya ping-pong handover.9

Coverage Problem (Sudden Decrease/Tunnel Effect)

Closed TunnelOpen space

10

Coverage Problem (Sudden Decrease/Tunnel Effect)

Lowest coverage11

Coverage Problem (Sudden Decrease/Tunnel Effect)

12

Coverage Problem (Rx Levels too closed to each other)Hal ini terjadi saat terdapat coverage area yang overlapping, dimana beberapa cell memilki kuat Rx Level yang sama dan menyebabkan ping-pong handover. Lakukan coverage tuning pada area ini. 13

Coverage Problem (Many Cells Almost Same)Perlunya optimisasi di daerah ini dimana pada suatu area terjadi overlapping coverage beberapa cell. Hal ini dapat menyebabkan problem pada quality.14

Coverage Problem (Drop Call due to Bad coverage)Drop call terjadi karena poor coverage. Sinyal Rx Level turun dibawah minimum signal level. Dapat dilihat bahwa level sinyal dibawah Rx Access Minimum Level.15

Coverage Problem (Access Failures After Drop Call)Access Failure terjadi dikarenakan cell dimana MS mencoba untuk mengaksesnya memiliki Rx Level dibawah ACCMIN/Rxlevami. Kemungkinan karena adanya poor coverage, blocking atau hardware failure pada cell tersebut. ACCMIN/Rxlevami minimum diseting pada -104 dBm dan dapat dinaikkan tergantung pada sensitivitas hardware. Semakin kecil seting pada ACCMIN/Rxlevami dapat diartikan idle coverage semakin luas dan probabilitas terjadinya access failure semakin besar.16

Coverage ProblemPossible SolutionSite Configuration Change (Antenna Type, Height, Azimuth, Tilt Change)Loss or Attenuation Check (Feeders, Connectors, Jumpers, etc)RepeaterSector AdditionNew Site Proposal MS tidak boleh menerima sinyal original dan sinyal repeater pada coverage yang sama, karena sinyal dari repeater akan mengalami delay dan menginterferensi sinyal dari original cell.Higher Cost17

AgendaWeek 4

2G/GSM Drivetest Analysis

Coverage ProblemLow Signal LevelLack of Dominant ServerFast Moving MobileSudden Decrease/Tunnel EffectRx Level too closed to each otherMany Cells almost sameDrop Call due to Bad CoverageAccess Failures After Drop Call

Quality ProblemBad Rx Level, Rx Qual and FERBad Rx Level, Rx Qual but FER OKAdjacent Channel InterferenceTime DispersionExternal Interference

Floatway Learning Center18

Quality Problem (Bad Rx Level, Rx Qual and FER)Saat Rx Level menurun Rx Qual dan FER juga menurun karena adanya interferensi atau fading.19

Quality Problem (Bad Rx Level, Rx Qual but FER OK)Pada contoh ini FER dalam kondisi baik. Artinya tidak terdapat interferensi pada area ini. Kemungkinan area yang flat tanpa adanya halangan dan pantulan atau penggunaan re-use frekuensi yang baik sehingga terjadinya co-channel kecil.20

Quality Problem (Adjacent Channel Interference)Pada contoh disamping dapat dilihat adjacent BCCH antara best server dengan best neighbor.21

Quality Problem (Time Dispersion)Time Dispersion terjadi karena adanya interferensi sinyal refleksi dari sinyal carrier dengan waktu delay lebih dari 15 ms.Time Dispersion terjadi karena problem coverage yang biasanya terjadi di area perbukitan, lembah, pegunungan atau daerah yang terdapat gedung-gedung yang berlapis metal.Apabila waktu delay kurang dari 15 ms (4 bits atau kurang dari 4,4 km) sebenarnya hal ini masih dapat diatasi oleh equalizer.Interferensi karena Time Dispersion dinyatakan dalam simbol R dan rasio C/R menurut GSM spesification harus lebih besar dari 9 dB (Analogi rasio C/I)22

Quality Problem (Time Dispersion)

Berikut adalah contoh terjadinya Time Dispersion yang mempengaruhi kualitas. Bahkan sinyal ter-refleksi R lebih besar daripada sinyal carrier sehingga nilai TA pun sangat besar (mencapai TA 11)23

External InterferenceFloatway Learning CenterExternal interference dapat terjadi karena adanya kesalahan instalasi, planning yang kurang baik, kebocoran filter atau murni karena adanya suatu sistem yang me-generate frekuensi yang bersinggungan atau tepat pada alokasi frekuensi tertentu tetapi tidak sesuai dengan ketetapan alokasi frekuensi yang telah ditentukan oleh pemerintah.Besarnya eksternal interference tergantung dari power yang di generate oleh eksternal sistem. Eksternal interference dapat menyebabkan degradasi performance accessibility dan retainability.24

External InterferenceFloatway Learning CenterFlow Chart (1)StartCollect Data untuk eksternal interfrence. (ex Huawei :RTWP value, Nokia : timeout B1, Ericcson : pmaverageRSSI)FinishNOExternal Interference >-96 dBmOne Day Degradation (flicker) or Remain?YESRemainFlickerCheck if any Hardware troubleshooting activities, Upgrade activities, Feature activitaion or Special event in cells coverage125

External InterferenceFloatway Learning CenterFlow Chart (2)Indoor or Macro Site?IndoorCheck AlarmDo Indoor drivetest.Check hardware installation such as feeder, jumper, connector, combiner etc.Macro SiteImpact in number of cells or specific cellSpesific CellNumber of cellsCheck AlarmSite AuditBlock the High uplink interference Cell and start frequency scanning (Rx Frequency Scanning)

Mapping High uplink interference cells to estimate external interference sourceStart frequency scanning in high uplink interference Area

126

External InterferenceFloatway Learning CenterSpectrum Analyzer Check

Pengecekan exsternal interference biasanya membutuhkan spectrum analyzer untuk mengetahui sumber external interference.27

External InterferenceFloatway Learning CenterAverage Uplink Interfrence (example case)Untuk mendeteksi adanya external interference dapat dilakukan dengan meng-collect data dari measurement BSC/RNC.

Cell C memiliki nilai Uplink Interference yang cukup tinggi dengan rata-rata - 90 dBm.28

External InterferenceFloatway Learning CenterImpact in Accessibility Success Rate (example case)Statistik Accesibility CELL C lebih rendah dibandingkan kedua cell lainnya. Bukti bahwa external interference mempengaruhi KPI Accessibility.

29

External InterferenceFloatway Learning CenterImpact in Retainability Success Rate (example case)Statistik Retainability CS Voice CELL C lebih rendah dibandingkan kedua cell lainnya. Bukti bahwa external interference mempengaruhi KPI Retainability.

30

External InterferenceFloatway Learning CenterSite AuditDari panoramic view tampak coverage area Pada Sector A dan Sector B LOS coverage dan tidak terdapat obstacle apapun sedangkan pada Sector C terdapat obstacle berupa antena operator lain yang dapat menaikan nilai eksternal interference.

31

External InterferenceFloatway Learning CenterTrouble Shooting (1)

Untuk memastikan bahwa sinyal interference berasal dari antena operator lain maka dapat dilakukan trial on-site. Trial yang dilakukan adalah me-reazimuth arah antena yang tadinya arahnya langsung berhadapan dengan antena peng-interference dialihkan arahnya menjauhi antena peng-interference. 32

External InterferenceFloatway Learning CenterTrouble Shooting (2)

Seperti yang dilakukan pada kasus berikut current azimuth adalah pada 280 dengan nilai uplink interference -80 dBm, apabila kita rubah menjadi 300 nilai uplink interference turun menjadi -87 dBm, dan apabila kita ubah lebih menjauhi yaitu pada azimuth 330 maka nilai uplink interference turun menjadi -93 dBm. 33

External InterferenceFloatway Learning CenterTrouble Shooting and Recomendation

Meskipun nilai uplink interference turun re-azimuth bukan solusi yang baik karena objective coverage antena jadi berubah oleh sebab itu trial azimuth hanya untuk memastikan bahwa uplink interference benar berasal dari antena operator lain.Untuk solusinya kita dapat merelokasi antena seperti pada disamping. Setelah dilakukan relokasi maka nilai uplink interference dapat dimonitor kembali.34

External Interference (example case)Floatway Learning CenterBad Uplink Quality Measurement

Beberapa cell pada jarak yang berdekatan memiliki uplink quality yang jelek pada TRX 0 (BCCH Frequency). Suspect terdapat external interference di sekitar cell-cell tersebut.CI : 41402CI : 41403CI : 4140135

External Interference (example case)Floatway Learning CenterImpact External Interference ke TCH Drop Cell-cell yang terkena external interference jumlah TCH Drop nya juga tinggi. BSC IDBTSMBTSLACCINumber TCH_LossCauseBCCHsbs_140146841402673external interference596sbs_115146841012547external interference688sbs_140246841403494external interference589sbs_143046849821184external interference585sbs_140046841401104external interference580353536

External Interference (example case)Floatway Learning CenterOn Site Investigation

CI : 41403CI : 41012CI : 49821Semua cell berdekatan dengan transmitter radio kereta Api. Suspect frekuensi yang di-generate oleh transmitter radio kereta api inilah yang menyebabkan external interference.363637

External Interference (example case)Floatway Learning CenterFrequency ScanningSetelah melakukan frequency scanning untuk semua rentang frequency DCS. Dan mengarahkan antenna scanner ke transmmitter radio KA didapatkan hasil seperti gambar diatas.

373738

External Interference (example case)Floatway Learning CenterFrequency Scanning ResultDari hasil scanning diatas maka terdapat tiga buah grup frekuensi, maka apabila dipetakan akan didapatkan ARFCN seperti pada tabel diatas.GROUPStart Freq (MHz)Stop Freq (MHz)Interfered ARFCNI1712.51728.5575 through 604II17401757661 through 746III17611769.4766 through 808LACCIBCCH ARFCNInterfering Group46841402596I46841012688II46841403589I46849821585I46841401580ISetiap cell-cell yang mengalami bad uplink interference akan dipetakan setiap BCCH ARFCN-nya ke dalam interference grup yang kita definisikan sebelumnya.383839

External Interference (example case)Floatway Learning CenterRekomendasi Lakukan retune pada BCCH frquency dan hindari penggunaan pada frequency-frequency penginterference berikut.GROUPStart Freq (MHz)Stop Freq (MHz)Interfered ARFCNI1712.51728.5575 through 604II17401757661 through 746III17611769.4766 through 808Diskusikan apa rekomendasi saudara apabila frequency external menginterference pada frekuensi-frekuensi TCH, dan kita telah mengimplementasikan SFH 1 x 1 ?393940

Discussion Group (1/4)Floatway Learning CenterBuatlah kelompok terdiri dari 2-3 orang. Kemudian analisa kasus dibawah ini berdasarkan data-data yang diperoleh (Data 1-4). Buatlah kesimpulan dari diskusi Anda sekelompok.

Retainability Success RateData 13G404041

Discussion Group (2/4)Floatway Learning CenterAverage uplink interferenceData 23G414142

Discussion Group (3/4)Floatway Learning Center

Cell dengan uplink interference tinggiOther operatorOther operator33002040Data 3 : Reazimuth Trial424243

Discussion Group (4/4)Floatway Learning Center

330Trial azimuth0Trial azimuth20Trial azimuthAverage UplinkInterference-95 dBmAverage Uplink Interference-86 dBm

Average UplinkInterference-87 dBm

Average UplinkInterference-84 dBm40Current azimuthData 4 : Hasil pengukuran dari reazimuth Trial434344

AgendaWeek 4

2G/GSM Drivetest Analysis

GSM Basic ParameterCell ReselectionPower ControlHandover & Power Control ParameterDiscontinuous Transmission (DTX)Coverage and Quality Issue (BSC Performance)

Floatway Learning Center45

Cell ReselectionSalah satu kriteria yang harus dipenuhi adalah C1 > 0C1 = (A-Max (B, 0))A = Rata-rata power yang diterima RXLEV_ACCESS_MIN = RLA_P RXLEVAMI (Siemens) = Received signal level ACCMIN (Ericsson)B = MS_TXPWR_MAX_CCH P = MSTXPMAXCH P (Siemens) = CCHPWR P (Ericsson)RXLEVAMI atau ACCMIN adalah parameter cell level yang mengindikasikan sinyal level minimum yang dibutuhkan MS untuk mengakses ke sistem.MSTXPMAXCH/ CCHPWR adalah parameter yang mengindikasikan power transmit maksimum MS untuk mengakses ke sistem dan P adalah output power maksimum MS tergantung dari MS Class.C1 Parameter46

Cell ReselectionMS akan mengkalkulasi kriteria path loss pada serving cell dan non serving cell paling tidak selama 5 detik.Kriteria path loss terpenuhi jika C1> 0 (jika C1 < 0 pada periode paling tidak 5 detik maka cell dihilangkan dari list). Jika C1 pada neighbour cell lebih tinggi daripada C1 pada serving cell maka akan terjadi cell reselection dari serving cell ke neighbour cell. Terdapat parameter CELLRESH(Siemens) dimana terdapat histerisis value pada perhitungan path loss C1. Sehingga apabila C1 neighbour cell > C1 serving cell + CELLRESH paling tidak selama 5 detik maka baru akan terjadi cell reselection. Parameter CELLRESH(Siemens) berfungsi untuk menghindari terjadinya kejadian cell reselection yang tidak perlu (ping-pong cell reselection).C1 Parameter47

Cell ReselectionC2 ParameterC2 berguna pada saat penggunaan strategi load sharing antara GSM dan DCS dan juga untuk menghindari cell reselection yang tidak perlu pada fast moving MS dimana terdapat coverage microcell dan coverage macrocell.C2 = C1 + CRESOFF (Siemens) - TEMPOFF (Siemens) C2 = C1 + CRO (Ericcson) - TO (Ericsson) PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) < 31 C2 = C1 + CRESOFF (Siemens) C2 = C1 + CRO (Ericcson)PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) expiredC2 = C1 - CRESOFF (Siemens) C2 = C1 - CRO (Ericcson)PENTIME = 31Untuk kasus load sharing strategy antara GSM dan DCS biasanya akan dilakukan seting dimana C2 DCS > C2 GSM. Dengan TEMPOFF (Siemens) / TO (Ericsson) = 0 dan PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) = 0. Sehingga hanya parameter CRESOFF(Siemens) / CRO (Ericcson) saja yang digunakan.48

Cell ReselectionC2 Parameter

Aplikasi Timer Pentime/PTAplikasi Pada Fast Moving MS49

AgendaWeek 4

2G/GSM Drivetest Analysis

GSM Basic ParameterCell ReselectionPower ControlHandover & Power Control ParameterDiscontinuous Transmission (DTX)Coverage and Quality Issue (BSC Performance)

Floatway Learning Center50

Power ControlUntuk menghindari dominasi interferensi dari user yang memiliki sinyal sangat kuat dan biasanya berada pada jarak yang lebih dekat dengan base station, digunakan konsep power control.Power control akan mengatur daya pancar tiap-tiap user sehingga daya yang diterima oleh base station adalah sama untuk semua user yang tersebar secara acak pada setiap lokasi di dalam sel yang dicakup oleh base station.Power control akan memerintahkan mobile station untuk menaikkan daya pancarnya ketika level RxLevel atau RxQual menurun dan akan memerintahkan MS untuk menurunkan daya pancarnya ketika RxLevel tinggi.51

Handover & Power Control Parameter

52

Handover & Power Control ParameterIni adalah daerah dimana terjadi handover karena low RxLevel.1Dimana threshold ini diatur oleh parameter HOLTHLVDL (Siemens) / threshold level downlink Rx level (LDR) (Nokia) pada sisi downlink dan parameter HOLTHLVUL (Siemens) / threshold level uplink Rx level (LUR) (Nokia) pada sisi uplink. Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxLevel bekerja. 2Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter LOWTLEVD (Siemens) / pc lower thresholds lev dl Rxlevel (LDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan LOWTLEVU (Siemens) / pc lower thresholds lev ul Rxlevel (LUR) (Nokia) pada sisi uplink.Ini adalah kondisi dimana MS dalam level dan kualitas yang baik sehingga tidak perlu adanya power control yang bekerja.3Ini adalah threshold dimana power control untuk menurunkan RxLevel bekerja.4Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter UTLEVD (Siemens) / pc upper thresholds lev dl Rx level (UDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan UTLEVU (Siemens) / pc upper thresholds lev ul Rxlevel (UUR) (Nokia) pada sisi uplink.53Ini adalah daerah dimana level sinyal bagus tetapi kualitas jelek karena terdapat adanya interferensi. Pada daerah ini akan terjadi handover dapat berupa intracell handover atau intercell handover.Ini adalah threshold terjadinya handover yang diakibatkan karena low RxQual.

Handover & Power Control ParameterIni adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxLevel bekerja dan juga power control untuk menaikkan RxQual bekerja.5Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxQual bekerja. 6Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter LOWTQUAD (Siemens) / pc lower thresholds qual dl Rx qual (LDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan LOWTQUAU (Siemens) / pc lower thresholds qual ul Rx qual (LUR) (Nokia) pada sisi uplink.78Dimana threshold ini diatur oleh parameter HOLTHQUDL (Siemens) / threshold qual downlink Rx qual (QDR) (Nokia) pada sisi downlink dan parameter HOTHQUUL (Siemens) / threshold qual uplink Rx qual (QUR) (Nokia) pada sisi uplink. 54

Short Quiz 1Floatway Learning CenterTentukan aksi yang akan terjadi pada jaringan apabila setting threshold untuk handover dan power control ditentukan seperti pada slide 37.

1. Kondisi Rx Level DL -100 dBm, Rx Qual DL 3?

2. Kondisi Rx Level DL -85 dBm, Rx Qual DL 6 ?

3. Kondisi Rx Level DL -78 dBm, Rx Qual DL 2 ?

4. Kondisi Rx Level UL -95 dBm, Rx Qual UL 3?

5. Kondisi Rx Level UL -92 dBm, Rx Qual UL 4?

55

AgendaWeek 4

2G/GSM Drivetest Analysis

GSM Basic ParameterCell ReselectionPower ControlHandover & Power Control ParameterDiscontinuous Transmission (DTX)Coverage and Quality Issue (BSC Performance)

Floatway Learning Center56

Discontinuous Transmission (DTX)Discontinuous Transmission (DTX) adalah suatu fungsionalitas yang berfungsi untuk menurunkan level interferensi dengan cara mematikan transmitter saat tidak adanya pembicaraan dari user meskipun MS dalam keadaan dedicated mode. Untuk lebih memahami bagaimana sistem DTX bekerja, harus kita ingat lagi bagaimana sebuah bit ditransmisikan dalam sistem GSM.Multiframe pada kanal TCH berulang sampai 26 TDMA Frame. Dimana dari setiap multiframe terdapat kanal SACCH yang berguna untuk signalling. SACCH multiframe paling tidak terdiri dari empat TCH multiframe.TTTTTTTTTTTTATTTTTTTTTTTTITTTTTTTTTTTTATTTTTTTTTTTTITTTTTTTTTTTTATTTTTTTTTTTTITTTTTTTTTTTTATTTTTTTTTTTTISACCH Multiframe dengan alokasi 104 timeslot57

Discontinuous Transmission (DTX)Channel Coding

Pada sisi MS sebelum suara dikodekan di bagian channel coder. Suara kita akan disampling setiap 20 ms dan diubah menjadi digital ke dalam 260 bit yang akan dibagi menjadi 3 kelas yang berbeda : Very Important bits, Important bits dan Not so important bits.Dan akan menghasilkan total 456 output bit. Deskripsi ini digunakan pada GSM full Rate. Pada Enhanced Full Rate (EFR) hanya digunakan 240 bit dan 20 bit sisanya digunakan untuk mengimprove deteksi error.58

Discontinuous Transmission (DTX)Bit into burstKe-456 bit tersebut akan di split ke dalam 8 buah blok informasi dengan setiap blok informasi terdiri dari 57 bit. Sehingga setiap normal burst akan terdapat dua buah blok informasi.4565757575757575757

59

Discontinuous Transmission (DTX)Silence Descriptor FrameaaaabbbbccccAddddeeeeffffIbbbbccccddddAeeeeffffggggIgggghhhhiiiiAjjjjkkkkllllIhhhhiiiijjjjAkkkkllllmmmmImmmmnnnnooooAppppqqqqrrrrInnnnooooppppAqqqqrrrrssssIssssttttuuuuAvvvvwwwwxxxxIttttuuuuvvvvAwwwwxxxxyyyyIMaka maping SACCH multiframe akan tampak pada gambar diatas. Dimana a-y adalah TCH frame dan A adalah SACCH frame. Bagian awal kumpulan blok a telah ditransmisikan pada multiframe sebelumnya dan bagian akhir kumpulan blok y akan ditransmisikan pada multiframe selanjutnya.Kumpulan blok n disebut dengan Silence Descriptor Frame atau SID Frame. SID frame digunakan ketika DTX diaktifkan dan mengandung parameter yang merepresentasikan background noise di sekitar microphone pada MS.JIka DTX aktif Voice Activity Detector (VAD) akan secara kontinyu memonitor adanya silent frame pada setiap frame. Jika VAD menemukan silent frame maka SID akan menganalisa background noise dan mengirimkan SID frame yang akan menggantikan silent frame.60

Discontinuous Transmission (DTX)Full values and Sub valuesPada pengukuran Rx Level dan Rx Qual dengan TEMS akan terdapat istilah FULL values dan SUB values. Pada FULL values semua frame pada SACCH multiframe akan diukur meskipun frame tersebut tidak ditransmisikan oleh Base Station. Pengukuran FULL values menjadi invalid jika DTX diaktifkan karena perhitungan BER tetap dilakukan meskipun tidak terdapat data yang dikirimkan dan menghasilkan perhitungan BER yang sangat tinggi.Sedangkan pada SUB values hanya dilakukan pengukuran pada frame SACCH blok (direpresentasikan dengan huruf A) dan blok SID frame (blok n) dimana kedua blok tersebut selalu ditransmisikan setiap saat. Sehingga total terdapat 12 blok yang dihitung dalam perhitungan SUB values.61

AgendaWeek 4

2G/GSM Drivetest Analysis

GSM Basic ParameterCell ReselectionPower ControlHandover & Power Control ParameterDiscontinuous Transmission (DTX)Coverage and Quality Issue (BSC Performance)

Floatway Learning Center62

Coverage and Quality Issue (BSC Performance)Pada jaringan 2G kita dapat memperhitungkan RF Coverage dan RF Quality dengan menganalisa sebaran Rx Level dan Rx Qual. Rx Level dipergunakan untuk mengukur kuat sinyal yang diterima oleh MS (dalam satuan dBm) sedangkan Rx Qual menunjukkan kualitas sinyal yang diterima oleh MS. Diukur dari Bit Error Rate sinyal yang diterima. Skala yang digunakan pada Rx Qual adalah 0 sampai 7. RxQualBit Error Rate (BER)0BER < 0, 2 %10,2 % < BER < 0,4 %20,4 % < BER < 0,8 %30,8 % < BER < 1,6 %41,6 % < BER < 3,2 %53,2 % < BER < 6,4 %66,4 % < BER < 12,8 %712,8 % < BER Rx Level and Rx Qual63

Coverage and Quality Issue (BSC Performance)Bad Air Quality DL (RxLevel >=-85dBm & Rx Qual DL >= 5)

Dengan memperhitungkan distribusi trafik dimana banyak subscriber berada pada RxLevel yang bagus tetapi dengan RxQual jelek, interferensi mungkin saja terjadi pada area ini. Jika lebih dari 50% measurement berada pada kondisi ini (seperti terlihat pada gambar diatas) perlu dilakukan pengechekan dengan menggunakan drivetest, frequency scanning dan pengechekan adanya frekuensi co-channel dan adjacent channel/near channel pada map.64

Coverage and Quality Issue (BSC Performance)Poor Coverage DL (TA