unstable angina pectoris case 4

Upload: anna-andany-lestari

Post on 04-Apr-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Unstable Angina Pectoris Case 4

    1/5

    Unstable Angina Pectoris

    Arti kata Angina adalah nyeri spasmodik, mencekik, atau menekan. Angina Pektoris adalah nyeri dada paroksismal, dengan perasaan tertekan dan mau mati,

    yang paling sering disebabkan oleh anoksia miokardium dan dicetuskan oleh kerja kerasatau kegembiraan berlebih.

    Yang dimaksud ke dalam UAP yaitu: Angina yang masih baru dalam dua (2) bulan, cukup berat, frekuensi cukup sering

    (>3 kali/hari)

    Angina yang makin berat, sebelumnya angina stabil, serangan angina lebih seringdan lebih berat sakitnya, sedangkan faktor presipitasi makin ringan

    Serangan angina pada waktu istirahat Menurut American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology

    (ACC), diagnosis UAP bila pasien mempunyai keluhan iskemi sedangkan tak ada

    kelainan troponin maupun CK-MB, dengan atau tanpa perubahan EKG untuk iskemi,

    seperti adanya depresi segmen ST ataupun elevasi yang sebentar atau adanya gelombang

    T yang negatif.

    Karena kenaikan enzim biasanya dalam waktu 12 jam, maka pada tahap awal serangan,UAP seringkali tak bisa dibedakan dari NSTEMI.

    Klasifikasi berdasarkan beratnya serangan angina dan keadaan klinik

    Berdasarkan beratnya serangan

    Kelas I: Angina yang berat untuk pertama kali/makin bertambah beratnya nyeri dada Kelas II: Angina pada waktu istirahat dan terjadinya subakut dalam 1 bulan, tapi tidak

    ada serangan angina dalam waktu 48 jam terakhir

    Kelas III: Adanya serangan angina waktu istirahat dan terjadinya secara akut baiksekali/>>, dalam waktu 48 jam terakhir

    Berdasarkan keadaan klinik

    Kelas A: Angina tak stabil sekunder, karena adanya anemia, infeks/febris Kelas B: Angina tak stabil yang primer, tak ada faktor ekstra kardiak Kelas C: Angina yang timbul setelah serangan infark jantung

  • 7/31/2019 Unstable Angina Pectoris Case 4

    2/5

    PATOGENESIS

    Ruptur Plak

    Ruptur Plak dianggap sebagai penyebab terpenting dari UAP, sehinggatiba-tiba terjadi oklusi subtotal atau total dari pembuluh koroner.

    Ruptur menyebabkan aktivasi, adhesi, dan agregasi platelet danmenyebabkan aktivasi terbentuknya trombus. Bila trombus menutup

    pembuluh darah 100% akan terjadi infark dengan elevasi segmen ST,

    sedangkan bila trombus tidak menyumbat 100%, dan hanya menimbulkan

    stenosis berat maka akan terjadi UAP.

    Trombosis dan Agregasi Trombosit

    Terjadinya trombosis karena interaksi yang terjadi antara lemak, sel otot polos,makrofag, dan kolagen. Inti lemak merupakan bahan terpenting dalampembentukan trombus yang kaya trombosit, sedangkan sel otot polos dan sel busa

    (foam cell) yang ada dalam plak berhubungan dengan ekspresi faktor jaringan

    dalam plak tak stabil. Setelah berhubungan dengan darah, faktor jaringan

    berinteraksi dengan faktor VIIa untuk memulai kaskade reaksi enzimatik yang

    menghasilkan pembentukan trombin dan fibrin.

    Reaksi terhadap gangguan faal endotel, terjadi agregasi trombosit dan trombositmelepaskan isi granulasi sehingga memicu agregasi yang lebih luas,

    vasokonstriksi dan pembentukan trombus.

    Vasospasme

    Vasokonstriksi juga mempunyai peran penting pada UAP. Disfungsi endotel danbahan vasoaktif yang dihasilkan trombosit berperan dalam perubahan dalam tonus

    pembuluh darah dan menyebabkan spasm. Adanya spasm seringkali terjadi pada

    plak yang tak stabil, dan mempunyai peran dalam pembentukan trombus.

    Erosi pada Plak tanpa Ruptur

    Terjadinya penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya proliferasi danmigrasi dari otot polos sebagai reaksi terhadap kerusakan endotel.

    Gambaran Klinis

    Nyeri dada seperti pada angina biasa tapi lebih berat dan lebih lama, mungkin timbul

    pada waktu istirahat, atau timbul karena aktivitas minimal. Nyeri dada dapat disertai keluhan

    sesak napas, mual, muntah, kadang-kadang disertai keringat dingin.

  • 7/31/2019 Unstable Angina Pectoris Case 4

    3/5

    Pemeriksaan Penunjang

    Elektrokardiografi (EKG)

    Depresi segmen ST yang baru menunjukkan kemungkinan adanya iskemiakut. Gelombang T negatif juga salah satu tanda iskemi atau NSTEMI.Depresi segmen ST kurang dari 0,5 mm dan T negatif kurang dari 2 mm,

    tidak spesifik untuk iskemi, dan dapat disebabkan karena hal lain.

    Exercise Test

    Pasien yang stabil dengan terapi medikamentosa dan menunjukkan tanda risikotinggi, perlu pemeriksaan exercise testdengan alat treadmill. Bila hasilnya

    negatif, prognosis baik. Bila hasilnya positif, lebih-lebih didapatkan depresi

    segmen ST yang dalam, dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan angiografi

    koroner.

    Pemeiksaan Laboratorium

    Troponin T atau I dan pemeriksaan CK-MB telah diterima sebagai petanda palingpenting dalam diagnosis SKA. Menurut European Society of Cardiology (ECC)

    dan ACC dianggap ada mionekrosis bila troponin T atau I positif dalam 24 jam.

    Troponin tetap positif sampai 2 minggu.

    CK-MB kurang spesifik untuk diagnosis karena juga ditemukan di otot skeletal,tapi berguna untuk diagnosis infark akut dan akan meningkat dalam beberapa jam

    dan kembali normal dalam 48 jam.

    Tata Laksana

    Tindakan umum

    Pasien perlu diistirahatkan (bed rest), diberi penenang dan oksigen. Pemberian morfin

    atau petidin perlu pada pasien yang masih merasakan sakit dada walaupun telah diberikan

    nitrogliserin.

    Terapi Medikamentosa

    Obat Anti Iskemi Nitrat

    Dapat menyebakan vasodilatasi pembuluh vena dan arteriolperifer, dengan efek mengurangi preload dan afterload, sehingga

    dapat mengurangi wall stress dan kebutuhan oksigen.

  • 7/31/2019 Unstable Angina Pectoris Case 4

    4/5

    Penyekat Beta Menurunkan kebutuhan oksigen miokardium melalui efek penurunan denyut

    jantung dan daya kontraksi miokardium

    Antagonis Kalsium

    Verapamil dan Diltiazem dapat memperbaiki survival dan mengurangi infarkpada pasien dengan sindrom koroner akut dan fraksi ejeksi normal. Efek yang

    diberikan adalah pengurangan denyut jantung dan afterload. Pemakaian antagonis

    kalsium biasanya pada pasien yang ada kontraindikasi penyekat beta atau telah

    diberikan penyekat beta tapi keluhan angina masih refrakter.

    Obat Antiagregasi Trombosit Obat antiagregasi trombosit merupakan salah satu dasar dalam pengobatan angina

    tak stabil maupun infark tanpa elevasi segmen ST. Tiga golongan obatantiagregasi trombosit seperti Aspirin, Tienoperidin (Klopidogrel), dan

    Glikoprotein IIB/IIA inhibitor telah terbukti bermanfaat.

    Obat Antitrombin Unfractioned Heparin

    Metaanalisis dari 6 penelitian menunjukkan bahwa pemberian heparinbersama aspirin dapat mengurangi risiko sebesar 33% dibandingkan

    dengan aspirin saja.

    Low Molecular Weight Heparin (LMWH) Pemberian LMWH (enoksaparin) menunjukkan berkurangnya mortalitas

    atau infark sebesar 30% dibandingkan dengan heparin.

    DIRECT THROMBIN INHIBITORS Direct Thrombin Inhibitors (Hirudin, Bivalirudin) secara teoritis mempunyai

    kelebihan karena bekerja langsung mencegah pembentukan bekuan darah, tanpa

    dihambat oleh plasma protein dan faktor trombosit 4. Bivalirudin telah disetujui

    untuk menggantikan heparin pada pasien UAP yang menjalani PCI. Hirudinmaupun Bivalirudin dapat menggantikan Heparin bila ada efek samping

    trombositopenia akibat heparin (HIT).

    Tindakan Revaskularisasi Pembuluh Koroner Tindakan revaskularisasi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan iskemia

    berat, dan refrakter dengan terapi medikamentosa. Pada UAP perlunya tindakan

  • 7/31/2019 Unstable Angina Pectoris Case 4

    5/5

    invasif dini atau konservatif tergantung dari stratifikasi risiko pasien. Pada pasien

    dengan risiko tinggi perlu tindakan invasif dini.

    Stratifikasi Risiko

    Risiko Rendah:

    Tidak memiliki riwayat angina sebelumnya Sudah tidak ada serangan angina tidak memakai obat anti angina EKG normal atau tidak ada perubahan dari sebelumnya Enzim jantung normal Usia muda

    Risiko Sedang angina baru dan makin berat angina saat istirahat tidak ada perubahan segmen ST enzim jantung normal

    Risiko Tinggi angina saat istirahat angina berlangsung lama angina pasca infark sebelumnya sudah mendapatkan terapi intensif usia lanjut perubahan segmen ST yang baru kenaikan troponin hemodinamik tidak stabil