tutorial for xls

29
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM TUTORIAL PERHITUNGAN MATRIKS DAN STATISTIK DENGAN FUNGSI FUNGSI DI XLS Created by Adelino Soares Fernandes

Upload: alaby-soares-fernandes

Post on 14-Feb-2015

120 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

for all scudent

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

TUTORIAL

PERHITUNGAN MATRIKS DAN STATISTIK DENGAN FUNGSI – FUNGSI DI XLS

Created by

Adelino Soares Fernandes

Page 2: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

HITUNGAN MATRIKS DAN STATISITK

A. Hitungan Matriks

Untuk menghitung matriks dalam program exel pada awalnya kita harus mengetahui aturan-

aturan yang berlaku dalam matriks baik perkalian, penjumlahan maupun pengurangan. Jadi

dapat diketahui bahwa defenisi matriks adalah suatu jajaran bilangan yang biasanya disebut

unsur atau elemen yang disusun dalam bentuk baris dan lajur hingga berbentuk persegi panjang.

Syarat suatu matriks adalah sebagi berikut:

a. berbentuk persegi panjang dan ditempatkan dalam kurung biasa atau kurung siku,

b. unsur-unsurnya terdiri dari bilangan-bilangan,

c. mempunyai baris dan lajur (kolom).

Contoh matriks :

20 25 20 2040 50 60 4010 10 15 1520 20 25 40

Matriks di atas terdiri atas 4 baris dan 4 kolom.

Unsur-unsur baris pertama : 20 25 20 20

Unsur-unsur kolom baris pertama : 20 40 10 20

Unsur baris pertama kolom kedua adalah 25 dan unsur baris keempat kolom keempat adalah

40, dan sebagainya.

Unsur-unsur disebut juga elemen. Elemen suatu matriks dapat pula dihubungkan dengan huruf

kecil yang diberi indeks di bawahnya. Indeks itu gunanya untuk member keterangan tentang

kedudukan suatu unsur di dalam matriks.

Contoh : : 𝑎11 𝑎12 𝑎13

𝑎21 𝑎22 𝑎23

Angka-angaka di bawah huruf α disebut indeks.

α21 artinya unsur ini berada pada baris kedua kolom pertama.

α13 artinya unsur ini berada pada baris pertama kolom ketiga.

Selain menggunakan angka, dapat pula indeks itu dinyatakan dengan huruf i dan j, sehingga i

menunjukan baris dan j menunjukan kolom.

1. Penjumlahan matriks

Dua atau lebih matriks dapat dijumlahkan. Syaratnya matriks-matriks yang dijumlahkan

harus berordo sama. Rumus yang akan digunakan dalam operasi ini adalah :

Page 3: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Am x n = Bp x q , dimana A dan B merupakan matriks yang berordo sama

M = p, n=q, aij = bij menyatakan elemen yang seletak.

A = 2 6 43 7 8

4 9 10 dan B =

12 4 811 12 44 6 9

Jika kedua matriks tersebut dijumlahkan maka hasilnya adalah sebagi berikut:

A + B = 14 10 1214 19 128 15 19

Untuk menghitung matriks tersebut dalam program exel yaitu dengan caranya sebagai

berikut:

Membuka program exel pada Microsoft office, maka akan tampil sebagai berikut

Kemudian mengisi sel B1 dengan matriks A, sel B7 dengan matriks B serta sel F1

dengan matriks hasil penjumlahan A dan B (matriks A+B).

Isikan range A2 sampai dengan C4 data dari matrik A di atas, dan range A7 sampai

dengan C9 dari data matrik B di atas.

Page 4: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Range E2 sampai dengan G4 berisi penjumlahan matriks A dan B (A+B), pertama

blok dulu range tersebut, kemudian tulis “ = A2:C4+A7:C9 ”, lalu tekan tombol shift ,

Ctrl, dan Enter secara bersama-sama, maka akan menampilkan hasil penjumlahan

antara kedua matriks tersebut.

2. Pengurangan matriks

Pengurangan dua matriks A dan B sama artinya dengan menjumlahkan matrik A dengan

matrik lawan B. syaratnya sama seperti matriks penjumlahan.

Contoh: A = 2 6 43 7 8

4 9 10 dan matrik B =

12 4 811 12 44 6 9

Jika kedua matriks tersebut dikurangkan maka hasilnya adalah sebagai berikut:

A-B = −10 2 − 4−8 − 5 4 0 3 1

Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel caranya sama seperti pada

matriks penjumlahan namun dalam matriks penjumlahan dengan menggunakan tanda “ + “

sedangkan dalam pengurangan matriks dengan tanda “ – “, yaitu dengan cara:

Isikan sel F6 dengan “ matriks (A-B) “

Range E7 sampai dengan G9 berisi hasil pengurangan matriks A dan B, pertama blok

dulu range tersebut, kemudian tulis “ = A2:C4-A7:C9 ”, lalu tekan tombol shift , Ctrl,

dan Enter secara bersama-sama, maka akan menampilkan hasil pengurangan

antara kedua matriks tersebut.

Page 5: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

3. Perkalian matriks

Perkalian matriks A dan B akan dilakukan jika banyak kolom pada matriks A sama dengan

banyak baris matriks B. jadi tidak semua perkalian dua matriks mempunyai hasil kali. Rumus

yang dapat digunakan dalam perkalian matriks adalah :

A X B =Am x n X Bp x q , dimana n = p maka perkalian matriks A dan B akan berukuran “ m x q”.

Contoh: A = 2 6 43 7 8

4 9 10 , B =

12 4 811 12 44 6 9

, dan C =

1 5 83 5 91 6 95 8 3

Jika matrik A dikalikan dengan matrik C tidak akan mempunyai hasil karena matrik A

berordo 3 x 3 sedangkan C berordo 4 x 3 artinya banyak kolom pada matrik A sebanyak 3

sedangkan banyak baris pada matrik C sebanyak 4. Jadi banyak kolom pada matrik A tidak

sama dengan banyak baris pada matrik C, sehingga perkalian antara kedua matriks tersebut

tidak dapat dilakukan. Dengan hal yang sama pula pada matrik B dan C.

Jika perkalian matriks A dan B dilakukan maka akan mendapatkan hasilnya karena kedua

matriks tersebut sesuai dengan syarat di atas yaitu banyak kolom pada matriks A sama

dengan banyak baris pada matriks B.

A x B = 2 6 43 7 8

4 9 10

12 4 811 12 44 6 9

= 106 104 76

145 144 124 187 184 158

Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel, caranya adalah sebagi berikut:

Isikan sel J1 dengan “ matriks (AxB)”

Karena kedua matriks tersebut berordo masing-masing 3x3 maka hasil ukuran

perkalian antara kedua matriks tersebut juga 3x3, yaitu dari range I2 sampai dengan

K4 berisi hasil perkalian tersebut. Pertama blok dulu range tersebut kemudian ketik

“ =MMULT(A2:C4,A7:C9 )” atau juga dengan pilih insert function kemudian pilih

MMULT () dan isikan aray 1 dengan A2:C4 dan aray 2 dengan A7:C9, lalu klik ok,

kemudian tekan F2 pada keyboard dan selanjutnya tekan shift, Ctrl, dan Enter

secara bersama-sama, maka hasilnya matriksnya akan tampil.

(Diisi melalui keyboard)

Page 6: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

(Melalui insert function)

(Hasilnya)

4. Matriks scalar

Matriks scalar adalah suatu matriks yang dikali dengan bilangan konstanta.

Rumus yang dapat digunakan adalah

K [Am x n ] dimana K = bilangan konstanta dan A = matriks yang berukuran m x n.

Contoh :

K = 4 dan A = 2 6 43 7 8

4 9 10 , jadi hasil matriks skalarnya adalah sebagai berikut:

K [A] = 4 2 6 43 7 8 4 9 10

= 8 24 1612 28 32 16 36 40

Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel, caranya adalah sebagi berikut:

Isikan sel J6 dengan “ matriks scalar “

Page 7: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Range I7 sampai dengan K9 berisi matrik scalar, yaitu dengan memblok range

tersebut kemudian ketik “ =4*A2:C4 “ lalu tekan shift, ctrl, dan Enter secara

bersama-sama maka hasil matrik tersebut akan tampil.

5. Matriks transpose

matriks transpose adalah matriks yang baru diperoleh dari matriks lain dengan menukar

baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris, kalau matriks semua dinamakan A maka

matriks transposenya AI.

contoh :

A = 2 6 43 7 8

4 9 10 , maka matriks AI =

2 3 46 7 9

4 8 10

Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel, caranya adalah sebagi berikut:

isikan sel B11 dengan matrik transpose A

range A12 sampai dengan C14 berisi matrik transpose dari A , yaitu dengan

memblok range tersebut dengan ketik “ =TRANSPOSE(A2:C4) ”kemudian tekan

shift, ctrl, dan Enter secara bersama-sama. Atau juga dengan melalui insert

function pilih transpose kemudian isi aray dengan “ A2:C4 ” lalu klik ok, dan

selanjutnya tekan F2 kemudian tekan shift, ctrl, dan Enter secara bersama-sama.

Maka hasil dari transposenya akan tampil.

Page 8: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Diisi melalui keyboard

Melalui insert function

Hasilnya

Page 9: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

6. Matriks invers

jika A dan A-1 kedua-duanya matriks persegi maka dan AA-1 = A-1A = 1, maka A-1 disebut

invers dari A.

matriks yang akan mempunyai invers adalah matriks bujur sangkar atau matriks yang nilai

determinannya tidak sama dengan nol, karena untuk mencari invers dari suatu matriks

harus menggunakan nilai determinannya.

Contoh :

A = 2 6 43 7 8

4 9 10 , C =

1 5 83 5 91 6 95 8 3

dan D = 4 210 5

Matriks C dan D tidak mempunyai invers karena matriks C bukan matriks bujur sangkar,

dan matriks D bujur sangkar tetapi nilai determinannya sama dengan nol. Jadi kedua

matriks tersebut tidak mempunyai invers.

Berbeda dengan matriks A, matriks A mempunyai invers karena matriks ini bujur sangkar

dan mempunyai nilai determinannya tidak sama dengan nol, yaitu :

Det A = 4, dalam program exel akan mengunakan fungi “ MDTERM ”

Jadi jika invers dari matriks A dapat dihitung adalah sebagai berikut:

A-1 =

−1

5 − 6 5

1

2 1 − 1

1

4

3

2 − 1

Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel, caranya adalah sebagi berikut:

isikan sel F11 dengan “invers A”

range E12 sampai dengan G14 berisi hasil dari invers A. pertam blok dulu range

tersebut kemudian ketik “ =MINVERSE(A2:C4) ” lalu tekan shift, ctrl dan Enter

secara bersama-sama atau juga dengan klik insert function lalu pilih MINVERSE dan

isikan aray dengan “A2:C4” kemudian klik ok, dan selanjutnya tekan F2 lalu tekan

shift, ctrl, dan Enter secara bersama-sama, maka hasil dari invers A akan tampil.

(Isi melalui keyboard)

Page 10: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

(melalui insert function)

(Hasilnya )

Page 11: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

B. Hitungan Statistik

Fungsi –fungsi yang dapat digunakan dalam hitungan ini adalah SUM, MAX, MIN, SQRT, COUNT,

IF, AVERAGE, dan sebagainya. Supaya lebih memahami fungsi dalam exel di dalam hitungan

statistik, maka kita harus menghitung data-data dalam beberapa tabel berikut ini:

Contoh I:

Tabel I

Sebelum kita mengisi data hitungan dalam tabel di atas terlebih dahulu kita harus mengerti

rumus-rumus yang akan digunakan pada proses hitungan tersebut. Rumus –rumus yang dapat

digunakan sesuai dengan tabel di atas adalah sebagai berikut:

Banyaknya data = Jumlah frekuensi = Σfi = B3+B4+…….+B13

Rata-rata (xr) = 𝜮𝒙𝒊 .𝒇𝒊

𝜮𝒇𝒊

Standar deviasi = 𝜮 𝒙𝒊−𝒙𝒓 𝟐.𝐟𝐢

𝜮𝒇𝒊−𝟏

untuk mengisi tabel di atas sesuai dengan rumus yang telah di sediakan di dalam tabel tersebut

dengan caranya sebagai berikut:

a. Untuk mengisi kolom C pada sel C3 sampai dengan C13 yaitu dengan mengalikan antara

nilai xi dan fi yang ada pada kolom A dan B, yang masing-masing dimulai dari sel A3 dan B3

sampai dengan sel A13 dan B13. Untuk mengalikan nilai xi dan fi pada masing-masing sel

terebut dengan menggunakan tanda “*” pada keyboard yang ada di atas angka 8. Sebagai

contoh untuk mengisi sel C3 yaitu dengan ketik “ =A3*B3 “ kemudian tekan Enter atau

ketik “=” lalu klik pada nilai yang ada di sel A3 dan diikuti dengan “ * “ kemudian klik nilai

yang ada pada sel B3 , lalu tekan Enter. Lihat gambar berikut ini:

Page 12: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Untuk mengisi sel C4 sampai dengan C13 dengan cara yang sama yaitu dengan mengalikan

nilai –nilai yang ada pada masing-masing sel A4 dan A5 sampai dengan sel A13 dan B13, atau

lebih cepat dengan cara menempatkan posisi kursor di batas sel C3 yang sudah terhitung

nilainya, dan gerakan kursor sepanjang batas tersebut samapi kursor tersebut berubah

menjadi tanda “ + “ kemudian klik, tahan dan ditarik ke bawah sepanjang batas kolom C

sampai pada sel C13 lalu lepas. Lihat gambar berikut:

(Tahan dan ditarik ke bawah)

(hasilnya)

Page 13: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

b. Mengisi sel B14 dengan menggunakan fungsi SUM. Yaitu dengan cara ketik

“=SUM(B3:B13)” kemudian tekan Enter atau ketik “ =SUM(“ lalu blok sela B3 sampai

dengan B13 dan diikuti dengan “)” kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:

c. Mengisi sel B15 dengan menggunakan fungsi SUM dan tanda “/”. Yaitu dengan cara ketik

“=SUM(C3:C13)/B14” kemudian tekan Enter . lihat gambar berikut:

d. Mengisi sel D3 sampai dengan D13 dengan menggunakan tanda pengurangan (-). Karena

pada sel D3 sampai dengan D13 ini, diisi dengan hasil pengurangan antara masing-masing

nilai pada sel A3 sampai dengan A13 dengan nilai pada sel B15. Pertama dengan mengisi

D3, yaitu ketik “ =A3-B15 ” kemudian tekan Enter. Dan selanjut nya untuk mengisi sel D4

sampai dengan D13 dengan klik nilai pada sel D3, lalu ketik tanda “$” di antara B dan 15

(=A3-B$15) pada rumus yang diberikan pada sel D3 kemudian tekan Enter. Setelah itu

menempatkan kursor di batas sel D3 dan digerak sampai beruba menjadi “+” lalu klik,

tahan dan ditarik ke bawah sampai di sel D13 kemudian lepas . maka nilai dari sel D4 sampai

dengan D13 akan terisi. Lihat gambar berikut:

Page 14: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

e. Sel E3 sampai dengan E13 diisi hasil kuadrat dari sel D3 sampai dengan D13, yaitu dengan

menggunakan tanda “^” pada keyboard. Pertama mengisi dulu sel E3 dengan ketik “=D3^2”

lalu tekan Enter . setelah nilai pada sel E3 diperoleh, maka selanjutnya untuk mengisi sel E4

sampai dengan E13 dengan menempatkan kursor pada batas sel E3 dan digerak sampai

berubah menjadi tanda “+” kemudian klik dan tahan lalu ditarik ke bawah sampai pada sel

E13, lalu dilepas, maka sel E4 sampai dengan E13 sudah terisi. Lihat gambar berikut:

Page 15: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

f. Sel F3 sampai dengan F13 diisi hasil kali masing-masing sel E3 sampai dengan E13 da B3

sampai dengan B13. Untuk mengisi sel F3 sampai dengan F13 caranya sama seperti point a

di atas. lihat gambar berikut:

g. Untuk mengisi sel F14 caranya sama seperti point b di atas yaitu menggunakan fungsi SUM.

Lihat gambar berikut:

Page 16: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

h. Mengisi sel F15 dengan fungsi SQRT, yaitu dengan ketik “=SQRT(F14/(B14-1))” kemudian

tekan Enter. Lihat gambar berikut:

Jadi setelah selesai mengisi tabel I di atas, maka hasilnya akan tampil seperti gambar berikut ini:

Page 17: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Contoh II

Misalkan data hasil ulangan Matematika dari 100 orang siswa adalah sebagai berikut:

71 29 64 118 74 86 53 38 70 64

48 39 78 72 33 64 41 36 78 58

60 42 96 48 43 39 63 71 43 69

39 72 120 102 24 86 39 28 64 61

78 82 78 96 38 63 71 43 53 86

56 83 103 64 64 78 96 54 48 50

112 136 48 73 63 63 123 62 36 58

108 27 73 42 71 54 28 96 81 63

67 48 100 62 48 62 71 72 63 71

83 28 28 43 39 38 36 83 62 60

Buatlah daftar distribusi frekuensi dari data di atas .

Langkah –langkah untuk membuat data di atas dalam daftar distribusi frekuensi adalah sebagai

berikut:

1. Mencari nilai minimum dan maksimum

2. Mencari jumlah data (n) dan jumlah kelas dengan rumus:

Jumlah kelas = 1+3.322 log n

3. Mencari panjang interval kelas dengan rumus:

Panjang Interval kelas = (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 )

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

4. Memilih batas atas dan batas bawah kelas sesuai dengan nilai minimum dan maksimum

serta juga sesuai dengan jumlah kelas dan panjang interval kelas.

Data di atas jika dihitung dengan program exel , maka pada awalnya kita harus masukan data

tersebut kedalam exel , seperti pada gambar berikut:

Page 18: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Setelah data diinput dalam exel, maka langkah selanjutnya, membuat lagi tempat untuk nilai

max, nilai min, jumlah data, jumlah kelas, dan panjang interval kelas pada sel-sel di exel, seperti

gambar berikut ini:

Setelah selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah untuk mengisi sel N1 sampai dengan N5

sesuai dengan rumus pada langkah-langkah di atas.

1. Untuk mengisi sel N1 dengan menggunakan fungsi MAX. yaitu dengan ketik

“=Max(A1:J10)” kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:

Untuk mengisi sel N2 dengan menggunakan fungsi Min. yaitu dengan ketik “=MIN(A1:J10)”

kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:

Untuk mengisi sel N3 dengan menggunakan fungsi COUNT. yaitu dengan ketik

“=COUNT(A1:J10)” kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:

Page 19: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Untuk mengisi sel N4 dengan menggunakan fungsi LOG. yaitu dengan ketik

“=1+3.322*LOG(N3)” kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:

Untuk mengisi sel N5 dengan dengan ketik “=(N1-N2)/N4” kemudian tekan Enter. Lihat

gambar berikut:

Karena jumlah kelas dan panjang interval kelas harus bilangan bulat maka langkah

berikunya mengisi lagi sel O4 untuk bilangan bulat jumlah kelas dan sel O5 untuk bilangan

bulat panjang interval kelas kedua-duanya dengan menggunakan fungsi ROUNDUP. Cara

mengisi kedua sel tersebut antara lain:

a. Mengisi O4 dengan ketik “=ROUNDUP(N4,0)” kemudian tekan Enter . lihat gambar

berikut:

Page 20: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

b. Mengisi O5 dengan ketik “=ROUNDUP(N5,0)” kemudian tekan Enter . lihat gambar

berikut:

2. Setelah selesai menghitung nilai max, nilai min, jumlah kelas, dan panjang interval kelas

maka langkah berikutnya membuat tempat untuk batas atas, batas bawah, frekuensi (fi),

median (mi), jumlah frekuensi (Σfi), nilai rata-rata (xr), dan standar deviasi.

Untuk menentukan nilai batas bawah dan batas atas sesuai dengan nilai min dan max serta

dengan jumlah kelas dan panjang interval kelas, yaitu jumlah kelas =8, panjang interval

kelas = 15. Jika data di ambil nilai 20 sebagai batas bawah maka 34 sebagai batas atas dan

seterusnya. lihat gambar berikut:

Page 21: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Untuk mengisi nilai frekuensi (fi) yang dimulai dari sel N8 sampai dengan N15 dengan

menggunakan fungsi COUNTIF. Cara mengisinya adalah sebagai berikut:

a. Mengisi sel N8 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=34”)” kemudian tekan Enter.

b. Mengisi sel N9 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=39”)-N8” kemudian tekan Enter.

c. Mengisi sel N10 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=64”)-SUM(N8:N9)” kemudian

tekan Enter.

d. Mengisi sel N11 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=79”)-SUM(N8:N10)” kemudian

tekan Enter.

Page 22: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

e. Mengisi sel N12 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=94”)-SUM(N8:N11)” kemudian

tekan Enter.

f. Mengisi sel N13 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=109”)-SUM(N8:N12)” kemudian

tekan Enter.

g. Mengisi sel N14 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=124”)-SUM(N8:N13)” kemudian

tekan Enter.

h. Mengisi sel N15 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=139”)-SUM(N8:N14)” kemudian

tekan Enter.

Page 23: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Setelah selesai mengisi nilai frekuensi pada sel N8 sampai dengan N15, maka hasilnya dapat

ditampilkan seperti gambar berikut ini:

Contoh III:

Tabel berikut ini adalah diisi nilai mahasiswa pada mata kuliah Fisika dasar I

Syarat :

Nilai Kuis = 20%

Nilai Mid = 30%

Nilai UAS = 50%

Kriteria untuk nilai huruf:

A = 80-100

B = 65-79

C = 55-64

D = 40-54

E = 0-39

Page 24: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

No NIM Nama Mhs Kuis I Kuis II Kuis III Kuis IV Kuis V Mid Ujian

1 27130 Maria 13 33 63 73 54 70 90

2 27250 Antonio 14 32 64 80 61 53 60

3 27348 Nilton 22 27 72 30 45 65 67

4 27368 Domingos 27 59 77 45 54 54 56

5 27409 Jaime 20 43 70 38 34 75 80

6 27446 Gabriel 13 26 63 70 52 56 87

7 27470 Mario 26 39 76 74 23 72 65

8 27534 Sesaltino 23 22 73 56 45 53 95

9 29677 Florentina 29 60 78 82 63 90 96

10 30246 Eufrazia 23 10 64 56 45 89 56

11 30374 Galiano 28 43 56 81 52 76 45

12 30483 Thomas 15 22 40 37 51 73 20

Untuk menghitung data nilai mahasiswa tersebut dalam program exel, pada awalnya kita harus

meninput semua data tersebut dalam exel, seperti pada gambar berikut ini:

Untuk menghitungnya dengan mudah, pertama harus membuat lagi sel-sel untuk nilai rata-rata

nilai kuis (R. KUIS), nilai kuis 20%, nilai Mid 30%, UAS 50%, nilai akhir, dan nilai huruf.

Sel K1 diisi dengan “R.Kuis”, sel L1 diisi dengan “R. Kuis 20%”, sel M1 diisi dengan “ Mid 30%”,

sel N1 diisi “UAS 50%”, sel O1 diisi dengan “Nilai akhir”, dan sel P1 diisi dengan “Nilai huruf”.

Lihat gambar berikut:

Page 25: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Untuk mengisi sel K2 sampai dengan K13 dengan menggunakan fungsi AVERAGE. Pertama

mengisi sel K2 dengan ketik “=AVERAGE(D2:H2)” kemudian tekan Enter.

Setelah sel K2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel K3 sampai dengan K13 dengan menempatkan

kursor pada sel K2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada sepanjang batas sel K2

sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke bawah sampai pada sel

K13, lalu lepas, maka sel K3 sampai dengan K13 akan diisi nilainya. Lihat gambar berikut:

Page 26: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Untuk mengisi sel L2 sampai dengan L13. Pertama mengisi sel L2 dengan ketik “=K2*20%”

kemudian tekan Enter.

Setelah sel L2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel L3 sampai dengan L13 dengan menempatkan

kursor pada sel L2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada sepanjang batas sel L2

sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke bawah sampai pada sel

L13, lalu lepas, maka sel L3 sampai dengan L13 akan diisi nilainya. Lihat gambar berikut:

Untuk mengisi sel M2 sampai dengan M13. Pertama mengisi sel M2 dengan ketik “=I2*30%”

kemudian tekan Enter.

Setelah sel M2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel M3 sampai dengan M13 dengan

menempatkan kursor pada sel M2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada

sepanjang batas sel M2 sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke

bawah sampai pada sel M13, lalu lepas, maka sel M3 sampai dengan M13 akan diisi nilainya.

Lihat gambar berikut:

Page 27: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Untuk mengisi sel N2 sampai dengan N13. Pertama mengisi sel N2 dengan ketik “=J2*50%”

kemudian tekan Enter.

Setelah sel N2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel N3 sampai dengan N13 dengan

menempatkan kursor pada sel N2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada

sepanjang batas sel N2 sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke

bawah sampai pada sel N13, lalu lepas, maka sel N3 sampai dengan N13 akan diisi nilainya. Lihat

gambar berikut:

Page 28: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Untuk mengisi sel O2 sampai dengan O13 dengan menggunakan fungsi SUM. Pertama mengisi

sel O2 dengan ketik “=SUM(L2:N2)” kemudian tekan Enter.

Setelah sel O2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel O3 sampai dengan O13 dengan

menempatkan kursor pada sel O2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada

sepanjang batas sel O2 sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke

bawah sampai pada sel O13, lalu lepas, maka sel O3 sampai dengan O13 akan diisi nilainya. Lihat

gambar berikut:

Untuk mengisi sel P2 sampai dengan P13 dengan menggunakan fungsi IF. Pertama mengisi sel

P2 dengan ketik “=IF(O2>80,"A",IF(O2>=65,"B",IF(O2>=55,"C",IF(O2>=40,"D","E"))))”

kemudian tekan Enter.

Setelah sel P2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel P3 sampai dengan P13 dengan menempatkan

kursor pada sel P2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada sepanjang batas sel P2

sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke bawah sampai pada sel

P13, lalu lepas, maka sel P3 sampai dengan P13 akan diisi nilainya. Lihat gambar berikut:

Page 29: Tutorial for XLS

[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM

Setelah selesai mengisi semua sel maka nila mahasisa untuk mata kuliah Fisika dasar I, tampil

seperti gambar berikut ini: