tutorial for xls
DESCRIPTION
for all scudentTRANSCRIPT
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
TUTORIAL
PERHITUNGAN MATRIKS DAN STATISTIK DENGAN FUNGSI – FUNGSI DI XLS
Created by
Adelino Soares Fernandes
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
HITUNGAN MATRIKS DAN STATISITK
A. Hitungan Matriks
Untuk menghitung matriks dalam program exel pada awalnya kita harus mengetahui aturan-
aturan yang berlaku dalam matriks baik perkalian, penjumlahan maupun pengurangan. Jadi
dapat diketahui bahwa defenisi matriks adalah suatu jajaran bilangan yang biasanya disebut
unsur atau elemen yang disusun dalam bentuk baris dan lajur hingga berbentuk persegi panjang.
Syarat suatu matriks adalah sebagi berikut:
a. berbentuk persegi panjang dan ditempatkan dalam kurung biasa atau kurung siku,
b. unsur-unsurnya terdiri dari bilangan-bilangan,
c. mempunyai baris dan lajur (kolom).
Contoh matriks :
20 25 20 2040 50 60 4010 10 15 1520 20 25 40
Matriks di atas terdiri atas 4 baris dan 4 kolom.
Unsur-unsur baris pertama : 20 25 20 20
Unsur-unsur kolom baris pertama : 20 40 10 20
Unsur baris pertama kolom kedua adalah 25 dan unsur baris keempat kolom keempat adalah
40, dan sebagainya.
Unsur-unsur disebut juga elemen. Elemen suatu matriks dapat pula dihubungkan dengan huruf
kecil yang diberi indeks di bawahnya. Indeks itu gunanya untuk member keterangan tentang
kedudukan suatu unsur di dalam matriks.
Contoh : : 𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
Angka-angaka di bawah huruf α disebut indeks.
α21 artinya unsur ini berada pada baris kedua kolom pertama.
α13 artinya unsur ini berada pada baris pertama kolom ketiga.
Selain menggunakan angka, dapat pula indeks itu dinyatakan dengan huruf i dan j, sehingga i
menunjukan baris dan j menunjukan kolom.
1. Penjumlahan matriks
Dua atau lebih matriks dapat dijumlahkan. Syaratnya matriks-matriks yang dijumlahkan
harus berordo sama. Rumus yang akan digunakan dalam operasi ini adalah :
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Am x n = Bp x q , dimana A dan B merupakan matriks yang berordo sama
M = p, n=q, aij = bij menyatakan elemen yang seletak.
A = 2 6 43 7 8
4 9 10 dan B =
12 4 811 12 44 6 9
Jika kedua matriks tersebut dijumlahkan maka hasilnya adalah sebagi berikut:
A + B = 14 10 1214 19 128 15 19
Untuk menghitung matriks tersebut dalam program exel yaitu dengan caranya sebagai
berikut:
Membuka program exel pada Microsoft office, maka akan tampil sebagai berikut
Kemudian mengisi sel B1 dengan matriks A, sel B7 dengan matriks B serta sel F1
dengan matriks hasil penjumlahan A dan B (matriks A+B).
Isikan range A2 sampai dengan C4 data dari matrik A di atas, dan range A7 sampai
dengan C9 dari data matrik B di atas.
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Range E2 sampai dengan G4 berisi penjumlahan matriks A dan B (A+B), pertama
blok dulu range tersebut, kemudian tulis “ = A2:C4+A7:C9 ”, lalu tekan tombol shift ,
Ctrl, dan Enter secara bersama-sama, maka akan menampilkan hasil penjumlahan
antara kedua matriks tersebut.
2. Pengurangan matriks
Pengurangan dua matriks A dan B sama artinya dengan menjumlahkan matrik A dengan
matrik lawan B. syaratnya sama seperti matriks penjumlahan.
Contoh: A = 2 6 43 7 8
4 9 10 dan matrik B =
12 4 811 12 44 6 9
Jika kedua matriks tersebut dikurangkan maka hasilnya adalah sebagai berikut:
A-B = −10 2 − 4−8 − 5 4 0 3 1
Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel caranya sama seperti pada
matriks penjumlahan namun dalam matriks penjumlahan dengan menggunakan tanda “ + “
sedangkan dalam pengurangan matriks dengan tanda “ – “, yaitu dengan cara:
Isikan sel F6 dengan “ matriks (A-B) “
Range E7 sampai dengan G9 berisi hasil pengurangan matriks A dan B, pertama blok
dulu range tersebut, kemudian tulis “ = A2:C4-A7:C9 ”, lalu tekan tombol shift , Ctrl,
dan Enter secara bersama-sama, maka akan menampilkan hasil pengurangan
antara kedua matriks tersebut.
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
3. Perkalian matriks
Perkalian matriks A dan B akan dilakukan jika banyak kolom pada matriks A sama dengan
banyak baris matriks B. jadi tidak semua perkalian dua matriks mempunyai hasil kali. Rumus
yang dapat digunakan dalam perkalian matriks adalah :
A X B =Am x n X Bp x q , dimana n = p maka perkalian matriks A dan B akan berukuran “ m x q”.
Contoh: A = 2 6 43 7 8
4 9 10 , B =
12 4 811 12 44 6 9
, dan C =
1 5 83 5 91 6 95 8 3
Jika matrik A dikalikan dengan matrik C tidak akan mempunyai hasil karena matrik A
berordo 3 x 3 sedangkan C berordo 4 x 3 artinya banyak kolom pada matrik A sebanyak 3
sedangkan banyak baris pada matrik C sebanyak 4. Jadi banyak kolom pada matrik A tidak
sama dengan banyak baris pada matrik C, sehingga perkalian antara kedua matriks tersebut
tidak dapat dilakukan. Dengan hal yang sama pula pada matrik B dan C.
Jika perkalian matriks A dan B dilakukan maka akan mendapatkan hasilnya karena kedua
matriks tersebut sesuai dengan syarat di atas yaitu banyak kolom pada matriks A sama
dengan banyak baris pada matriks B.
A x B = 2 6 43 7 8
4 9 10
12 4 811 12 44 6 9
= 106 104 76
145 144 124 187 184 158
Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel, caranya adalah sebagi berikut:
Isikan sel J1 dengan “ matriks (AxB)”
Karena kedua matriks tersebut berordo masing-masing 3x3 maka hasil ukuran
perkalian antara kedua matriks tersebut juga 3x3, yaitu dari range I2 sampai dengan
K4 berisi hasil perkalian tersebut. Pertama blok dulu range tersebut kemudian ketik
“ =MMULT(A2:C4,A7:C9 )” atau juga dengan pilih insert function kemudian pilih
MMULT () dan isikan aray 1 dengan A2:C4 dan aray 2 dengan A7:C9, lalu klik ok,
kemudian tekan F2 pada keyboard dan selanjutnya tekan shift, Ctrl, dan Enter
secara bersama-sama, maka hasilnya matriksnya akan tampil.
(Diisi melalui keyboard)
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
(Melalui insert function)
(Hasilnya)
4. Matriks scalar
Matriks scalar adalah suatu matriks yang dikali dengan bilangan konstanta.
Rumus yang dapat digunakan adalah
K [Am x n ] dimana K = bilangan konstanta dan A = matriks yang berukuran m x n.
Contoh :
K = 4 dan A = 2 6 43 7 8
4 9 10 , jadi hasil matriks skalarnya adalah sebagai berikut:
K [A] = 4 2 6 43 7 8 4 9 10
= 8 24 1612 28 32 16 36 40
Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel, caranya adalah sebagi berikut:
Isikan sel J6 dengan “ matriks scalar “
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Range I7 sampai dengan K9 berisi matrik scalar, yaitu dengan memblok range
tersebut kemudian ketik “ =4*A2:C4 “ lalu tekan shift, ctrl, dan Enter secara
bersama-sama maka hasil matrik tersebut akan tampil.
5. Matriks transpose
matriks transpose adalah matriks yang baru diperoleh dari matriks lain dengan menukar
baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris, kalau matriks semua dinamakan A maka
matriks transposenya AI.
contoh :
A = 2 6 43 7 8
4 9 10 , maka matriks AI =
2 3 46 7 9
4 8 10
Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel, caranya adalah sebagi berikut:
isikan sel B11 dengan matrik transpose A
range A12 sampai dengan C14 berisi matrik transpose dari A , yaitu dengan
memblok range tersebut dengan ketik “ =TRANSPOSE(A2:C4) ”kemudian tekan
shift, ctrl, dan Enter secara bersama-sama. Atau juga dengan melalui insert
function pilih transpose kemudian isi aray dengan “ A2:C4 ” lalu klik ok, dan
selanjutnya tekan F2 kemudian tekan shift, ctrl, dan Enter secara bersama-sama.
Maka hasil dari transposenya akan tampil.
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Diisi melalui keyboard
Melalui insert function
Hasilnya
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
6. Matriks invers
jika A dan A-1 kedua-duanya matriks persegi maka dan AA-1 = A-1A = 1, maka A-1 disebut
invers dari A.
matriks yang akan mempunyai invers adalah matriks bujur sangkar atau matriks yang nilai
determinannya tidak sama dengan nol, karena untuk mencari invers dari suatu matriks
harus menggunakan nilai determinannya.
Contoh :
A = 2 6 43 7 8
4 9 10 , C =
1 5 83 5 91 6 95 8 3
dan D = 4 210 5
Matriks C dan D tidak mempunyai invers karena matriks C bukan matriks bujur sangkar,
dan matriks D bujur sangkar tetapi nilai determinannya sama dengan nol. Jadi kedua
matriks tersebut tidak mempunyai invers.
Berbeda dengan matriks A, matriks A mempunyai invers karena matriks ini bujur sangkar
dan mempunyai nilai determinannya tidak sama dengan nol, yaitu :
Det A = 4, dalam program exel akan mengunakan fungi “ MDTERM ”
Jadi jika invers dari matriks A dapat dihitung adalah sebagai berikut:
A-1 =
−1
5 − 6 5
1
2 1 − 1
1
4
3
2 − 1
Untuk menghitung matriks tersebut dengan program exel, caranya adalah sebagi berikut:
isikan sel F11 dengan “invers A”
range E12 sampai dengan G14 berisi hasil dari invers A. pertam blok dulu range
tersebut kemudian ketik “ =MINVERSE(A2:C4) ” lalu tekan shift, ctrl dan Enter
secara bersama-sama atau juga dengan klik insert function lalu pilih MINVERSE dan
isikan aray dengan “A2:C4” kemudian klik ok, dan selanjutnya tekan F2 lalu tekan
shift, ctrl, dan Enter secara bersama-sama, maka hasil dari invers A akan tampil.
(Isi melalui keyboard)
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
B. Hitungan Statistik
Fungsi –fungsi yang dapat digunakan dalam hitungan ini adalah SUM, MAX, MIN, SQRT, COUNT,
IF, AVERAGE, dan sebagainya. Supaya lebih memahami fungsi dalam exel di dalam hitungan
statistik, maka kita harus menghitung data-data dalam beberapa tabel berikut ini:
Contoh I:
Tabel I
Sebelum kita mengisi data hitungan dalam tabel di atas terlebih dahulu kita harus mengerti
rumus-rumus yang akan digunakan pada proses hitungan tersebut. Rumus –rumus yang dapat
digunakan sesuai dengan tabel di atas adalah sebagai berikut:
Banyaknya data = Jumlah frekuensi = Σfi = B3+B4+…….+B13
Rata-rata (xr) = 𝜮𝒙𝒊 .𝒇𝒊
𝜮𝒇𝒊
Standar deviasi = 𝜮 𝒙𝒊−𝒙𝒓 𝟐.𝐟𝐢
𝜮𝒇𝒊−𝟏
untuk mengisi tabel di atas sesuai dengan rumus yang telah di sediakan di dalam tabel tersebut
dengan caranya sebagai berikut:
a. Untuk mengisi kolom C pada sel C3 sampai dengan C13 yaitu dengan mengalikan antara
nilai xi dan fi yang ada pada kolom A dan B, yang masing-masing dimulai dari sel A3 dan B3
sampai dengan sel A13 dan B13. Untuk mengalikan nilai xi dan fi pada masing-masing sel
terebut dengan menggunakan tanda “*” pada keyboard yang ada di atas angka 8. Sebagai
contoh untuk mengisi sel C3 yaitu dengan ketik “ =A3*B3 “ kemudian tekan Enter atau
ketik “=” lalu klik pada nilai yang ada di sel A3 dan diikuti dengan “ * “ kemudian klik nilai
yang ada pada sel B3 , lalu tekan Enter. Lihat gambar berikut ini:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Untuk mengisi sel C4 sampai dengan C13 dengan cara yang sama yaitu dengan mengalikan
nilai –nilai yang ada pada masing-masing sel A4 dan A5 sampai dengan sel A13 dan B13, atau
lebih cepat dengan cara menempatkan posisi kursor di batas sel C3 yang sudah terhitung
nilainya, dan gerakan kursor sepanjang batas tersebut samapi kursor tersebut berubah
menjadi tanda “ + “ kemudian klik, tahan dan ditarik ke bawah sepanjang batas kolom C
sampai pada sel C13 lalu lepas. Lihat gambar berikut:
(Tahan dan ditarik ke bawah)
(hasilnya)
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
b. Mengisi sel B14 dengan menggunakan fungsi SUM. Yaitu dengan cara ketik
“=SUM(B3:B13)” kemudian tekan Enter atau ketik “ =SUM(“ lalu blok sela B3 sampai
dengan B13 dan diikuti dengan “)” kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:
c. Mengisi sel B15 dengan menggunakan fungsi SUM dan tanda “/”. Yaitu dengan cara ketik
“=SUM(C3:C13)/B14” kemudian tekan Enter . lihat gambar berikut:
d. Mengisi sel D3 sampai dengan D13 dengan menggunakan tanda pengurangan (-). Karena
pada sel D3 sampai dengan D13 ini, diisi dengan hasil pengurangan antara masing-masing
nilai pada sel A3 sampai dengan A13 dengan nilai pada sel B15. Pertama dengan mengisi
D3, yaitu ketik “ =A3-B15 ” kemudian tekan Enter. Dan selanjut nya untuk mengisi sel D4
sampai dengan D13 dengan klik nilai pada sel D3, lalu ketik tanda “$” di antara B dan 15
(=A3-B$15) pada rumus yang diberikan pada sel D3 kemudian tekan Enter. Setelah itu
menempatkan kursor di batas sel D3 dan digerak sampai beruba menjadi “+” lalu klik,
tahan dan ditarik ke bawah sampai di sel D13 kemudian lepas . maka nilai dari sel D4 sampai
dengan D13 akan terisi. Lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
e. Sel E3 sampai dengan E13 diisi hasil kuadrat dari sel D3 sampai dengan D13, yaitu dengan
menggunakan tanda “^” pada keyboard. Pertama mengisi dulu sel E3 dengan ketik “=D3^2”
lalu tekan Enter . setelah nilai pada sel E3 diperoleh, maka selanjutnya untuk mengisi sel E4
sampai dengan E13 dengan menempatkan kursor pada batas sel E3 dan digerak sampai
berubah menjadi tanda “+” kemudian klik dan tahan lalu ditarik ke bawah sampai pada sel
E13, lalu dilepas, maka sel E4 sampai dengan E13 sudah terisi. Lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
f. Sel F3 sampai dengan F13 diisi hasil kali masing-masing sel E3 sampai dengan E13 da B3
sampai dengan B13. Untuk mengisi sel F3 sampai dengan F13 caranya sama seperti point a
di atas. lihat gambar berikut:
g. Untuk mengisi sel F14 caranya sama seperti point b di atas yaitu menggunakan fungsi SUM.
Lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
h. Mengisi sel F15 dengan fungsi SQRT, yaitu dengan ketik “=SQRT(F14/(B14-1))” kemudian
tekan Enter. Lihat gambar berikut:
Jadi setelah selesai mengisi tabel I di atas, maka hasilnya akan tampil seperti gambar berikut ini:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Contoh II
Misalkan data hasil ulangan Matematika dari 100 orang siswa adalah sebagai berikut:
71 29 64 118 74 86 53 38 70 64
48 39 78 72 33 64 41 36 78 58
60 42 96 48 43 39 63 71 43 69
39 72 120 102 24 86 39 28 64 61
78 82 78 96 38 63 71 43 53 86
56 83 103 64 64 78 96 54 48 50
112 136 48 73 63 63 123 62 36 58
108 27 73 42 71 54 28 96 81 63
67 48 100 62 48 62 71 72 63 71
83 28 28 43 39 38 36 83 62 60
Buatlah daftar distribusi frekuensi dari data di atas .
Langkah –langkah untuk membuat data di atas dalam daftar distribusi frekuensi adalah sebagai
berikut:
1. Mencari nilai minimum dan maksimum
2. Mencari jumlah data (n) dan jumlah kelas dengan rumus:
Jumlah kelas = 1+3.322 log n
3. Mencari panjang interval kelas dengan rumus:
Panjang Interval kelas = (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 )
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
4. Memilih batas atas dan batas bawah kelas sesuai dengan nilai minimum dan maksimum
serta juga sesuai dengan jumlah kelas dan panjang interval kelas.
Data di atas jika dihitung dengan program exel , maka pada awalnya kita harus masukan data
tersebut kedalam exel , seperti pada gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Setelah data diinput dalam exel, maka langkah selanjutnya, membuat lagi tempat untuk nilai
max, nilai min, jumlah data, jumlah kelas, dan panjang interval kelas pada sel-sel di exel, seperti
gambar berikut ini:
Setelah selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah untuk mengisi sel N1 sampai dengan N5
sesuai dengan rumus pada langkah-langkah di atas.
1. Untuk mengisi sel N1 dengan menggunakan fungsi MAX. yaitu dengan ketik
“=Max(A1:J10)” kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:
Untuk mengisi sel N2 dengan menggunakan fungsi Min. yaitu dengan ketik “=MIN(A1:J10)”
kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:
Untuk mengisi sel N3 dengan menggunakan fungsi COUNT. yaitu dengan ketik
“=COUNT(A1:J10)” kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Untuk mengisi sel N4 dengan menggunakan fungsi LOG. yaitu dengan ketik
“=1+3.322*LOG(N3)” kemudian tekan Enter. Lihat gambar berikut:
Untuk mengisi sel N5 dengan dengan ketik “=(N1-N2)/N4” kemudian tekan Enter. Lihat
gambar berikut:
Karena jumlah kelas dan panjang interval kelas harus bilangan bulat maka langkah
berikunya mengisi lagi sel O4 untuk bilangan bulat jumlah kelas dan sel O5 untuk bilangan
bulat panjang interval kelas kedua-duanya dengan menggunakan fungsi ROUNDUP. Cara
mengisi kedua sel tersebut antara lain:
a. Mengisi O4 dengan ketik “=ROUNDUP(N4,0)” kemudian tekan Enter . lihat gambar
berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
b. Mengisi O5 dengan ketik “=ROUNDUP(N5,0)” kemudian tekan Enter . lihat gambar
berikut:
2. Setelah selesai menghitung nilai max, nilai min, jumlah kelas, dan panjang interval kelas
maka langkah berikutnya membuat tempat untuk batas atas, batas bawah, frekuensi (fi),
median (mi), jumlah frekuensi (Σfi), nilai rata-rata (xr), dan standar deviasi.
Untuk menentukan nilai batas bawah dan batas atas sesuai dengan nilai min dan max serta
dengan jumlah kelas dan panjang interval kelas, yaitu jumlah kelas =8, panjang interval
kelas = 15. Jika data di ambil nilai 20 sebagai batas bawah maka 34 sebagai batas atas dan
seterusnya. lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Untuk mengisi nilai frekuensi (fi) yang dimulai dari sel N8 sampai dengan N15 dengan
menggunakan fungsi COUNTIF. Cara mengisinya adalah sebagai berikut:
a. Mengisi sel N8 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=34”)” kemudian tekan Enter.
b. Mengisi sel N9 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=39”)-N8” kemudian tekan Enter.
c. Mengisi sel N10 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=64”)-SUM(N8:N9)” kemudian
tekan Enter.
d. Mengisi sel N11 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=79”)-SUM(N8:N10)” kemudian
tekan Enter.
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
e. Mengisi sel N12 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=94”)-SUM(N8:N11)” kemudian
tekan Enter.
f. Mengisi sel N13 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=109”)-SUM(N8:N12)” kemudian
tekan Enter.
g. Mengisi sel N14 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=124”)-SUM(N8:N13)” kemudian
tekan Enter.
h. Mengisi sel N15 dengan ketik “=COUNTIF(A1:J10,”<=139”)-SUM(N8:N14)” kemudian
tekan Enter.
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Setelah selesai mengisi nilai frekuensi pada sel N8 sampai dengan N15, maka hasilnya dapat
ditampilkan seperti gambar berikut ini:
Contoh III:
Tabel berikut ini adalah diisi nilai mahasiswa pada mata kuliah Fisika dasar I
Syarat :
Nilai Kuis = 20%
Nilai Mid = 30%
Nilai UAS = 50%
Kriteria untuk nilai huruf:
A = 80-100
B = 65-79
C = 55-64
D = 40-54
E = 0-39
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
No NIM Nama Mhs Kuis I Kuis II Kuis III Kuis IV Kuis V Mid Ujian
1 27130 Maria 13 33 63 73 54 70 90
2 27250 Antonio 14 32 64 80 61 53 60
3 27348 Nilton 22 27 72 30 45 65 67
4 27368 Domingos 27 59 77 45 54 54 56
5 27409 Jaime 20 43 70 38 34 75 80
6 27446 Gabriel 13 26 63 70 52 56 87
7 27470 Mario 26 39 76 74 23 72 65
8 27534 Sesaltino 23 22 73 56 45 53 95
9 29677 Florentina 29 60 78 82 63 90 96
10 30246 Eufrazia 23 10 64 56 45 89 56
11 30374 Galiano 28 43 56 81 52 76 45
12 30483 Thomas 15 22 40 37 51 73 20
Untuk menghitung data nilai mahasiswa tersebut dalam program exel, pada awalnya kita harus
meninput semua data tersebut dalam exel, seperti pada gambar berikut ini:
Untuk menghitungnya dengan mudah, pertama harus membuat lagi sel-sel untuk nilai rata-rata
nilai kuis (R. KUIS), nilai kuis 20%, nilai Mid 30%, UAS 50%, nilai akhir, dan nilai huruf.
Sel K1 diisi dengan “R.Kuis”, sel L1 diisi dengan “R. Kuis 20%”, sel M1 diisi dengan “ Mid 30%”,
sel N1 diisi “UAS 50%”, sel O1 diisi dengan “Nilai akhir”, dan sel P1 diisi dengan “Nilai huruf”.
Lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Untuk mengisi sel K2 sampai dengan K13 dengan menggunakan fungsi AVERAGE. Pertama
mengisi sel K2 dengan ketik “=AVERAGE(D2:H2)” kemudian tekan Enter.
Setelah sel K2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel K3 sampai dengan K13 dengan menempatkan
kursor pada sel K2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada sepanjang batas sel K2
sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke bawah sampai pada sel
K13, lalu lepas, maka sel K3 sampai dengan K13 akan diisi nilainya. Lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Untuk mengisi sel L2 sampai dengan L13. Pertama mengisi sel L2 dengan ketik “=K2*20%”
kemudian tekan Enter.
Setelah sel L2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel L3 sampai dengan L13 dengan menempatkan
kursor pada sel L2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada sepanjang batas sel L2
sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke bawah sampai pada sel
L13, lalu lepas, maka sel L3 sampai dengan L13 akan diisi nilainya. Lihat gambar berikut:
Untuk mengisi sel M2 sampai dengan M13. Pertama mengisi sel M2 dengan ketik “=I2*30%”
kemudian tekan Enter.
Setelah sel M2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel M3 sampai dengan M13 dengan
menempatkan kursor pada sel M2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada
sepanjang batas sel M2 sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke
bawah sampai pada sel M13, lalu lepas, maka sel M3 sampai dengan M13 akan diisi nilainya.
Lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Untuk mengisi sel N2 sampai dengan N13. Pertama mengisi sel N2 dengan ketik “=J2*50%”
kemudian tekan Enter.
Setelah sel N2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel N3 sampai dengan N13 dengan
menempatkan kursor pada sel N2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada
sepanjang batas sel N2 sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke
bawah sampai pada sel N13, lalu lepas, maka sel N3 sampai dengan N13 akan diisi nilainya. Lihat
gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Untuk mengisi sel O2 sampai dengan O13 dengan menggunakan fungsi SUM. Pertama mengisi
sel O2 dengan ketik “=SUM(L2:N2)” kemudian tekan Enter.
Setelah sel O2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel O3 sampai dengan O13 dengan
menempatkan kursor pada sel O2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada
sepanjang batas sel O2 sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke
bawah sampai pada sel O13, lalu lepas, maka sel O3 sampai dengan O13 akan diisi nilainya. Lihat
gambar berikut:
Untuk mengisi sel P2 sampai dengan P13 dengan menggunakan fungsi IF. Pertama mengisi sel
P2 dengan ketik “=IF(O2>80,"A",IF(O2>=65,"B",IF(O2>=55,"C",IF(O2>=40,"D","E"))))”
kemudian tekan Enter.
Setelah sel P2 selesai diisi, maka untuk mengisi sel P3 sampai dengan P13 dengan menempatkan
kursor pada sel P2 yang sudah diisi tersebut lalu kursor digerakan pada sepanjang batas sel P2
sampai berubah menjadi tanda “+” kemudian klik, tahan dan ditarik ke bawah sampai pada sel
P13, lalu lepas, maka sel P3 sampai dengan P13 akan diisi nilainya. Lihat gambar berikut:
[email protected] Geodetic & Geomatic Engineering UGM
Setelah selesai mengisi semua sel maka nila mahasisa untuk mata kuliah Fisika dasar I, tampil
seperti gambar berikut ini: