tugas mata kuliah : keselamatan pasien nama : angga

16
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/299090430 Penjaminan Keselamatan Pasien sebagai Upaya Manajemen Resiko Working Paper · March 2016 CITATIONS 0 READS 3,315 5 authors, including: Angga Rahmadani Universitas Padjadjaran 3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Angga Rahmadani on 20 March 2016. The user has requested enhancement of the downloaded file.

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/299090430

Penjaminan Keselamatan Pasien sebagai Upaya Manajemen Resiko

Working Paper · March 2016

CITATIONS

0READS

3,315

5 authors, including:

Angga Rahmadani

Universitas Padjadjaran

3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Angga Rahmadani on 20 March 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Page 2: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien

Nama : Angga Rahmadani

NPM : 260120150031

Penjaminan Keselamatan Pasien sebagai Upaya Manajemen Resiko

Pendahuluan

Pada tahun 2000 Institute of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan

laporan yang mengagetkan banyak pihak : ―TO ERR IS HUMAN‖ , Building a

Safer Health System. Laporan itu mengemukakan penelitian di rumah sakit di

Utah dan Colorado serta New York. Di Utah dan Colorado ditemukan KTD

(Adverse Event) sebesar 2,9 %, dimana 6,6 % diantaranya meninggal. Sedangkan

di New York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka kematian 13,6 %. Angka

kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang berjumlah

33,6 juta per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Publikasi WHO pada

tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai

Negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan

rentang 3,2 – 16,6 %. Dengan data-data tersebut, berbagai negara segera

melakukan penelitian dan mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien (DEPKES

RI, 2006).

Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (Near

miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan ―mal

praktek‖, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka

meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah

Sakit Seluruh Indonesia telah mengambil inisiatif membentuk Komite

Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah aktif

melaksanakan langkah langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah

sakit dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah

sakit.

Page 3: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun ini mengacu pada

‖Hospital Patient Safety Standards‖ yang dikeluarkan oleh Joint Commision on

Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun 2002, yang

disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia. Standar

keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien

Pengertian Patient Safety (Keselamatan Pasien)

Patient safety (keselamatan pasien) adalah pasien bebas dari harm (cedera)

yang termasuk didalamnya adalah penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,

penderitaan, cacat, kematian, dan lain-lain yang seharusnya tidak seharusnya

terjadi atau cedera yang potensial, terkait dengan pelayanan kesehatan (KKP-RS,

2007).

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem

dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman (DEPKES RI 2006).

Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan

belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk

meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah

terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu

tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (DEPKES RI,

2006).

Page 4: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

Sistem Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) terdiri dari sistem

pelaporan insiden, analisis, belajar dan riset dari insiden yang timbul,

pengembangan dan penerapan solusi untuk menekan kesalahan, penetapan

berbagai pedoman, standar, indikator keselamatan pasien berdasarkan

pengetahuan dan riset, keterlibatan dan pemberdayaan pasien, pengembangan

toksonomi: konsep, klasifikasi, norma, istilah dan sebagainya. Sistem tersebut

diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan

akibat melaksanankan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang

seharusnya dilakukan (DEPKES RI, 2006).

Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan

kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya

adalah adverse event yang ditemukan secara kebetulan saja. Sebagian besar yang

lain cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian kita

semua.

Resiko dalam Penyelenggaraan Kesehatan

Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis

obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit

yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis

(medical errors). Menurut Institute of Medicine (Kohn, et al, 1999), medical error

didefinisikan sebagai ―suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan

untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau

perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan

perencanaan)‖. Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa

Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).

Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat

melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius

tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra

indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis

Page 5: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum

obat diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,

diketahui secara dini lalu diberikan antidotnya). Adverse Event atau Kejadian

Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera

yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan bukan karena

―underlying disease‖ atau kondisi pasien.

Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostik seperti kesalahan

atau keterlambatan diagnosa, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai,

menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas

hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada

prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan

keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap

preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow

up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan

berkomunikasi, kegagalan alat atau system yang lain.

Manajemen Resiko dalam Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian terjadi karena kurang atau

tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Secara umum

risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau

perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Begitupun dalam

,segala kegiatan didalamnya juga mengandung risiko yang harus ditangani agar

tidak menimbulkan kerugian yang fatal. Untuk menangani risiko tersebut bisa

dilakukan dengan manajemen risiko. Ketidakpastian yang menimbulkan

kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),

sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal

dengan istilah risiko (risk).

Sistem dalam pelayanan kesehatan bisa sangat besar dan jauh

jangkauannya, atau mereka dapat lebih terlokalisasi. Dalam pelayanan kesehatan,

sistem dapat menjadi sistem yang terintegrasi pengiriman, sistem multihospital

Page 6: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

dimiliki terpusat, atau sistem virtual terdiri dari banyak mitra yang berbeda di

wilayah geografis yang luas. Namun, ruang operasi atau unit kandungan juga

merupakan sebuah sistem. Selanjutnya, setiap elemen dalam sistem mungkin

miliki beberapa sistem (subsistem). Misalnya, satu ruang operasi merupakan

bagian dari departemen bedah, yang merupakan bagian dari sebuah rumah sakit,

yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang lebih besar.

Variabel ukuran, ruang lingkup, dan keanggotaan sistem membuat mereka sulit

untuk menganalisis dan memahami.

Ketika sistem yang besar gagal, itu karena beberapa kesalahan yang

terjadi bersama-sama dalam suatu interaksi yang tak terduga, menciptakan rantai

peristiwa dimana kesalahan tumbuh dan berkembang. Hasil akumulasi kejadian-

kejadian tersebut menjadi suatu kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian

yang melibatkan kerusakan pada sistem didefinisikan yang mengganggu output

yang sedang berlangsung atau masa depan sistem itu (Kohn, et al, 1999).

Manajemen risiko adalah teknik yang digunakan oleh organisasi dan

badan-badan publik untuk meningkatkan keamanan dan kehandalan, dan

meminimalkan kerugian. Proses ini melibatkan identifikasi, evaluasi, dan

pengendalian risiko. identifikasi risiko dapat dicapai dengan menggunakan

sejumlah teknik. Evaluasi risiko meliputi pengukuran dan penilaian risiko.

Implisit dalam proses ini adalah kebutuhan untuk keputusan suara membuat pada

sifat potensi sistem sosio teknis dan kehandalan mereka diprediksi.

Keputusan tentang penerimaan risiko tergantung pada sejumlah faktor,

termasuk kepedulian sosial, ekonomi, politik, dan legislatif. Tahap akhir dalam

pengelolaan risiko adalah pengendalian risiko. strategi pengendalian risiko dapat

diklasifikasikan ke dalam empat kategori: penghindaran risiko, retensi, transfer,

dan pengurangan (Cox, S., 1991)

Penghindaran risiko melibatkan keputusan sadar pada bagian dari

organisasi untuk menghindari risiko tertentu dengan menghentikan operasi

yang memproduksi risiko.

Page 7: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

Retensi risiko dapat terjadi dengan pengetahuan (keputusan yang disengaja

untuk mempertahankan risiko, misalnya, self financing) atau tanpa

pengetahuan (terjadi ketika risiko belum teridentifikasi).

Transfer risiko adalah transfer sadar risiko, yaitu, ke organisasi lain

melalui asuransi.

Pengurangan risiko adalah pengelolaan sistem untuk mengurangi risiko.

Sejumlah teknik, konsep, dan strategi dalam kaitannya dengan teknologi,

sistem manajemen, dan faktor manusia.

Ada beberapa panduan mengenai keselamatan pasien di rumah sakit.

Berikut beberapa sumber yang dapat digunakan sebagai panduan:

a) Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centre for

Patient Safety, 2 May 2007), yaitu:

1) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike

medication names)

2) Pastikan identifikasi pasien

3) Komunikasi secara benar saat serah terima pasien

4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar

5) Kendalikan cairan elektrolit pekat

6) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan

7) Hindari salah kateter dan salah sambung slang

8) Gunakan alat injeksi sekali pakai

9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial

b) Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS sebagai panduan bagi staf

Rumah Sakit (DEPKES RI, 2006):

1) Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, ciptakan kepemimpinan

dan budaya yang terbuka dan adil.

2) Pimpin dan dukung staf RS, bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan

jelas tentang keselamatan pasien di RS.

Page 8: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

3) Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, kembangkan sistem dan proses

pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan penilaian hal yang

potensial bermasalah.

4) Kembangkan sistem pelaporan, pastikan staf dapat dengan mudah

melaporkan kejadian/insiden, serta RS mengatur pelaporan kepada KKP-

RS.

5) Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, kembangkan cara-cara

komunikasi yang terbuka dengan pasien.

6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien, dorong staf

untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan

mengapa kejadian itu timbul.

7) Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien, gunakan

informasi yang ada tentang kejadian/ masalah untuk melakukan perubahan

pada sistem pelayanan.

Perangkat dalam Keselamatan Pasien (Patient Safety Tools)

Sebuah penilaian budaya keselamatan menyediakan sebuah organisasi

dengan pemahaman dasar tentang persepsi yang berkaitan dengan keselamatan

dan sikap manajer dan staf. Tindakan budaya keselamatan dapat digunakan

sebagai alat diagnostik untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan. Karena ada

banyak potensi awal poin untuk upaya perbaikan, penilaian budaya keselamatan

dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang dianggap

lebih bermasalah daripada yang lain. Masalah budaya yang diidentifikasi sebagai

bermasalah dapat menyediakan bahan untuk lebih lanjut analisis yang mendasari ''

akar penyebab '' dan untuk menghasilkan ide-ide perbaikan dari staf terlibat

langsung dalam masalah.

Perangkat Pengumpul Data

1. Survey Keselamatan Pasien (Safety Surveys)

Alat penilaian budaya keselamatan digunakan untuk mengembangkan dan

mengevaluasi perbaikan keselamatan Intervensi dalam organisasi

Page 9: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

perawatan kesehatan dan memberikan metrik dimana pemahaman bersama

implisit tentang harapan bagaimana hal tersebut dilakukan dibuat tersedia.

2. Laporan Kesalahan (Error Reporting)

Pelaporan kesalahan atau kejadian negatif yang tak terduga menyediakan

sumber data penting. Setiap kesalahan yang diakui dan diperiksa

memberikan kesempatan untuk belajar bagaimana Sistem dapat

menghindari pengulangan itu. Klasifikasi peristiwa ke dalam berbagai

kategori bisa organisasi bantuan melacak peristiwa dan menentukan jenis

rencana aksi adalah sesuai. Efek samping dicegah adalah tindakan

kelalaian atau komisi yang mengakibatkan membahayakan pasien. Tutup

panggilan atau nyaris celaka adalah peristiwa atau situasi yang bisa

memiliki mengakibatkan efek samping tapi tidak. Peristiwa sentinel adalah

kejadian tak terduga melibatkan kematian, luka fisik atau psikologis yang

serius, atau risiko daripadanya, dan dapat dianggap sebagai bagian dari

efek samping yang mengandung kejadian yang paling serius.

Pelaporan peristiwa tersebut, baik melalui sistem pelaporan wajib atau

sukarela, memberikan data penting yang diperlukan untuk memahami

risiko dan memotivasi tindakan efektif untuk mengurangi resiko.

3. Sistem pelaporan mandiri (Self-Reporting Systems)

Sistem pelaporan mandiri, bagian dari pelaporan insiden, sering kali unik

untuk suatu organisasi atau sistem organisasi. Tujuannya adalah untuk

mengumpulkan data agregat yang dapat digunakan untuk membuat

peringatan keamanan dan tips, untuk mengidentifikasi dan menampilkan

praktik terbaik.

4. Rekam ulasan (Record Review)

Rekam ulasan telah lama digunakan sebagai alat utama untuk

mengidentifikasi faktor penyebab, yang menunjukkan daerah untuk

perbaikan dan pencegahan. Mengumpulkan informasi membantu untuk

mengembangkan gambaran kolektif dari praktik yang dapat

Page 10: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

mengidentifikasi outlier atau peristiwa yang tidak biasa selama prosedur /

proses tertentu. Ulasan rekaman ditargetkan untuk kejadian-kejadian yang

rentan, insiden tinggi tingkat, atau peristiwa pemicu lainnya menghasilkan

informasi epidemiologi penting.

Proses Manajemen Resiko (ISO 31000, 2009)

1. Identifikasi Risiko

Hal yang pertama dilakukan untuk mengelola risiko adalah

mengidentifikasinya, dengan mengidentifikasi, kita dapat mengetahui cara

menanggulanginya. Identifikasi risiko dibagi menjadi dua yaitu:

a) Identifikasi risiko proaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan

dengan proaktif mencari risiko yang berpotensi menghalangi rumah sakit

mencapai tujuan yg diinginkan. Disebut mencari risiko karena risikonya

belum muncul dan bermanifestasi nyata. Metode yang dapat dilakukan

diantaranya: audit, brainstorming pendapat ahli, belajar dari pengalaman

rumah sakit lain, FMEA, analisa SWOT, survey, dan lain-lain.

b) Identifikasi resiko reaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan

setelah risiko muncul dan bermanifestasi dalam bentuk insiden/gangguan.

Metode yang dipakai biasanya melalui pelaporan insiden.

2. Analisis Risiko

Analisis risiko adalah proses untuk memahami sifat dari risiko dan

menemukan peringkat risiko (ISO 31000:2009). Setelah teridentifikasi, risiko

lalu dianalisis. Analisis resiko yang muncul dilakukan dengan cara menilai

seberapa sering peluang risiko muncul, dan berat/ringannya dampak yang

timbul dari risiko tersebut. Analisis peluang dan dampak ini paling mudah

dilakukan jika dilakukan secara kuantitatif. Caranya dengan memberi skor 1

sampai 5 masing-masing pada peluang dan dampak. Semakin besar angka,

maka semakin sering peluang dan semakin besar dampak. Setelah diberi skor,

maka harsil kali dari skor peluang dan skor dampak akan diberi peringkat.

Page 11: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

Peringkat ini dilakukan untuk menandai prioritas risiko mana yang harus

dicegah/diatasi terlebih dahulu.

3. Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisis resiko

dengan kriteria risiko untuk menemukan apakah risiko dan/atau besarnya

dapat diterima atau ditoleransi(ISO 31000:2009). Sedangkan kriteria risiko

adalah kerangka acuan untuk mendasari pentingnya risiko dievaluasi (ISO

31000:2009). Dengan evaluasi risiko ini, setiap risiko dikelola oleh orang

yang bertanggungjawab sesuai dengan peringkatnya. Dengan demikian tidak

ada risiko yang terlewatkan, dan terjadi pembagian tugas yang tidak sesuai

dengan berat-ringannya risiko.

4. Penanganan Risiko

Penanganan risiko adalah proses untuk memodifikasi risiko (ISO

31000:2009). Bentuk dari penanganan risiko diantaranya:

a) Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau

melanjutkan aktivitas yang menimbulkan risiko

b) Mengambil dan meningkatkan risiko untuk mendapatkan peluang yang

menguntungkan dan lebih baik.

c) Menghilangkan sumber risiko

d) Mengubah kemungkinan

e) Mengubah konsekuensi

f) Berbagi risiko dengan pihak lain (asuransi dampak risiko)

g) Mempertahankan risiko dengan informasi pilihan

5. Pengawasan dan Tinjauan

Pengawasan dan tinjauan dari risiko merupakan kegiatan yang umum

dilakukan diorganisasi manapun bahkan setiap individu melakukannya.

Page 12: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

Process Manajemen Resiko (ISO 31000, 2009)

Page 13: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

CONTOH KASUS MANAJEMEN RESIKO

Proses Manajemen Resiko:

1. Identifikasi Risiko

Risiko yang dapat timbul dari penggunaan obat dapat muncul apabila terjadi

penggunaan obat yang tidak rasional. Penggunaan obat yang rasional

meliputi:

Tepat Diagnosis

Tepat Indikasi Penyakit

Tepat Pemilihan Obat

Tepat Dosis

Tepat Cara Pemberian

Tepat Interval Waktu Pemberian

Tepat lama pemberian

Waspada terhadap efek samping

Tepat penilaian kondisi pasien

Obat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu

Page 14: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

Tepat informasi

Tepat tindak lanjut (follow-up)

Tepat penyerahan obat (dispensing)

Kejadian pada contoh kasus merupakan kejadian yang salah satu

penyebabnya adalah tidak ada pengawasan apoteker secara langsung terhadap

distribusi obat, terutama terhadap pasien. Kejadian diatas diakibatkan karena

dispensing obat dilakukan selain oleh apoteker. Jumlah kejadian : 63,4 %

(Koh, et al. 2005)

Dampak kejadian :

kejadian meninggal dunia

Pemberitaan nasional

Tuntutan hukum

Frekuensi diperkirakan sering = (4).

2. Analisis Risiko

Tabel 1. Dampak risiko pada pasien

Tabel 2. Kemungkinan Kejadian Risiko

Kejadian berdampak katastropik pada pasien (meninggal) = (5).

Derajat risiko = Kemungkinan (4) x Konsekuensi (5) = 20

Page 15: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

3. Evaluasi Risiko

Tabel 3. Pengelolaan Risiko Berdasarkan Kategori

Kejadian seperti pada contoh kasus memiliki risiko ekstrim sehingga harus

mendapat pengawasan langsung oleh direktur eksekutif rumah sakit serta

dilakukan peninjauan rutin dengan frekuensi bulanan. Perselisihan dapat

dilanjutkan ke meja hukum serta dapat merusak kepercayaan masyarakat dan

citra rumah sakit.

4. Penanganan Risiko

Kejadian-kejadian yang baru dipaparkan dapat dihindari dengan cara :

Memaksimalkan peran apoteker dalam terapi pemberian obat

Memberikan informasi obat baik bagi Pasien, Dokter, dan Nakes lainnya

Memberikan pengawasan ekstra bagi obat dengan adverse effect yang

fatal dan obat dengan indeks terapi sempit

Membentuk Tim Kendali Mutu untuk mengawasi proses pelayanan

kesehatan terutama di Rumah Sakit

Analisa beban kerja NAKES

5. Pengawasan dan Tinjauan

Pengawasan langsung oleh direktur eksekutif rumah sakit serta dilakukan

peninjauan rutin dengan frekuensi bulanan. Pemanfaatan tim Kendali Mutu

Rumah Sakit dapat digunakan untuk menekan angka kejadian.

Page 16: Tugas Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Nama : Angga

DAFTAR PUSTAKA

Cox, S., 1991. Reliability, Safety, and Risk Management. John Wiley & Sons,

Ltd.

Departemen Kesehatan R.I, 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah

Sakit (Patient Safety). Jakarta: Depkes RI.

http://daerah.sindonews.com/read/1078025/21/diduga-salah-diberi-obat-tubuh-

kakek-miswar-melepuh-1453107037 (diakses 10 maret 2016)

ISO 31000, 2009. Risk management — Principles and guidelines.

KKP-RS. 2006. Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP). Jakarta.

Kohn, L.T., Corrigan, J.M. and Donaldson, M.S. eds., 2000. To err is human::

building a Safer Health System (Vol. 6). National Academies Press.

Koh, Y., Kutty, F.B. and Li, S.C., 2005. Drug-related problems in hospitalized

patients on polypharmacy: the influence of age and gender. Ther Clin

Risk Manag, 1(1), pp.39-48.

Modul Kurikulum Penggunaan Obat Rasional tahun 2011

Nieva, V.F. and Sorra, J., 2003. Safety culture assessment: a tool for improving

patient safety in healthcare organizations. Quality and Safety in Health

Care, 12(suppl 2), pp.ii17-ii23.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691 Tentang Keselamatan Pasien

Rumah Sakit.

Varkey, P., 2010. Medical quality management: Theory and practice. Jones &

Bartlett Learning.

View publication statsView publication stats