communication in patient safety...• anggota institut keselamatan pasien rs persi , 2012 - 2015 ,...

39
Communication in Patient Safety Hospital Summit Virtual, April 30 th 2021 Hospital of the Future: Balancing Customer and Practice Centric Strategies for Patient Safety dr Bambang Tutuko SpAn KIC

Upload: others

Post on 30-Aug-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Communication in

Patient Safety

Hospital Summit Virtual, April 30th 2021

Hospital of the Future: Balancing Customer and Practice

Centric Strategies for Patient Safety

dr Bambang Tutuko SpAn KIC

Page 2: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

dr Bambang Tutuko SpAn KIC

PENDIDIKAN:

• Dokter, FKUI 1979

• Sepamilwa ABRI , 1980

• Diktap POLRI , 1982

• Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif , FKUI 1989

• Konsultan Intensive Care , FKUI 1997

JABATAN SAAT INI:

• Ketua Komite Nasional Keselamatan Pasien , Kemenkes RI 2020 - 2023

• Wakil Ketua MAKERSI IRSJAM 2020 – 2023

• Wakil Ketua Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2018 - 2021

• Ketua Dewan Spesialis dan Sub-spesialis, MPPK IDI 2018 – 2021

• Ketua Sub-komite Etik Rumah Sakit, RS Medistra 2010 - sekarang

• Ketua Komite Medik RS Premier Bintaro , 2009 - sekarang

Page 3: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

dr Bambang Tutuko SpAn KIC

RIWAYAT ORGANISASI DAN PEKERJAAN:

• Dokter POLRI 1981 - 2006

• Past President PERDATIN , 2007 - 2009 dan 2010 - 2013

• Anggota Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian PB IDI , 2009 - 2012 , 2012 - 2015 , 2015 - 2018

• Anggota BP2KB PB IDI 2009 - 2012 , 2012 - 2015

• Anggota Kompartemen Pengendalian Infeksi Rumah Sakit PERSI , 2012 – 2015

• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018

• Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation of Societies of Anaesthesiologists , 2012 - 2016

• Past Chairman of Confederation of ASEAN Society of Anesthesiologists , 2013 – 2015

• Anggota Komite Nasional Keselamatan Pasien , Kemenkes RI 2018 - 2021

Page 4: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

• Since 1995 the Joint Commission on

Accreditation of Healthcare Organizations has

reviewed 2,455 sentinel events.

• Communication problems are consistently

implicated as a leading factor in patient deaths

and serious injuries (Figure 1, page 461). These

data underscore the critical role of

communication in care management and is

consistent with findings from incident and

accident analyses in other industries; front-line

communication constitutes the bedrock of safety.

Page 5: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Metode yang paling sering

adalah analisis insiden dari

sistem pelaporan insiden.

Jenis kejadian yang paling

sering terjadi di fasilitas

primer adalah yang

berhubungan dg medikasi

dan diagnosis.

Faktor-faktor kontributor

yang paling relevan adalah

kegagalan komunikasi

diantara anggota tim

pelayanan kesehatan

Page 6: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Komunikasi efektif dapat didefinisikan sebagai ucapan verbal atau metode lain untuk menyampaikan informasi untuk

mendapatkan pemahaman pihak lawan. Jika salah satu pihak tidak memahami tujuan informasi yang disampaikan,

komunikasi tidak dapat efektif. Komunikasi yang efektif dalam pelayanan kesehatan sangat penting.

Sehubungan dengan sistem interaksi pasien, komunikasi adalah dua arah:

1. Pasien perlu dapat menyampaikan informasi tentang keluhan kesehatan mereka kepada tenaga kesehatan.

2. Petugas kesehatan harus dapat memahami dan menafsirkan informasi secara memadai untuk mengobati keluhan

kesehatan dengan tepat.

3. Untuk mengurangi risiko berulangnya keluhan kesehatan, tenaga kesehatan harus menyampaikan informasi yang

memadai kepada pasien untuk membantu mereka mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan

mereka.

Page 7: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

The Importance of Effective Communication in Healthcare Practice Joint Commission mendefinisikan pendekatan tiga cabang untuk mengatasi komunikasi yang efektif dalam lingkungan pelayanan

kesehatan, dan mensyaratkan bahwa, sistem pelayanan kesehatan memasukkan metode untuk menilai:

1. Literasi kesehatan pasien;

2. Pemahaman budaya dan; 3. Hambatan bahasa.

Metode di atas harus terlaksana di seluruh system agar komunikasi efektif tercapai.

Literasi kesehatan adalah kemampuan pasien untuk memperoleh, memahami, berkomunikasi dan memahami informasi dan

layanan pelayanan kesehatan dasar. Dengan memiliki kemampuan ini, individu lebih siap untuk membuat keputusan kesehatan

yang sesuai dan dengan demikian, meningkatkan kesehatan mereka

Literasi kesehatan dapat diperluas untuk mencakup berbagai dan-semua topik yang dapat memengaruhi hasil pelayanan

kesehatan (misalnya, keuangan, kebijakan publik, perumahan, pencegahan trauma, kesadaran sosial, perubahan iklim, dll.)

Literasi kesehatan yang rendah mempengaruhi kualitas interaksi pasien dengan sistem pelayanan kesehatan. Pasien dengan

literasi kesehatan yang rendah cenderung pasif selama pertemuan kesehatan dan cenderung kurang terlibat dalam pengambilan

keputusan bersama. Akibatnya, mereka sering kurang puas dengan pelayanan mereka.

Untuk meningkatkan Literasi Kesehatan dalam pengaturan klinis harus diambil pendekatan multi-langkah: 1) Penilaian Baseline

Literasi Pasien 2) Penyediaan Pendidikan Multi-format kepada pasien 3) Memastikan bahwa semua anggota staf kesehatan

memberikan komunikasi yg berkualitas kepada pasien 4) Konfirmasi pemahaman pasien. Masing-masing langkah ini harus disertai

dengan rencana aksi dari PDSA (Plan Do Study Act)

Page 8: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation
Page 9: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation
Page 10: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Berbagai tehnik Komunikasi Efektif:

• 5 tehnik komunikasi efektif:

• 1. Berikan perhatian, 2.Mendengarkan, 3. Berikan umpan balik, 4. Pikiran terbuka, tidak menyela, 5.

Merespons dengan tepat.

• 3 tehnik komunikasi efektif:

• Komunikasi verbal, nonverbal, and visual.

• 5 C’s of Effective Communication: Clear, Cohesive, Complete, Concise, and Concrete

when communicating

• dll

Page 11: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Jenis-jenis Komunikasi: Agresif – Negatif - Asertif

Page 12: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Komunikasi Efektif sebagai Kompetensi:

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012:

A. Area Kompetensi:

1. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

2. Mawas diri dan Pengembangan diri

3. Komunikasi Efektif

4. Pengelolaan Informasi

5. Landasan ilmiah dan Ilmu Kedokteran

6. Ketrampilan klinis

7. Pengelolaan masalah kesehatan

Page 13: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Komunikasi dari perspektif Kompetensi: • Komunikasi adalah salah satu dari 7 area kompetensi dokter, terdiri dari:

• Komunikasi dalam hubungan dg pasien:

• Edukasi kepada pasien, dg empati, sesuai dg pendidikan pasien, kultur pasien, kepercayaan pasien

• Informed consent

• Breaking bad news (SPIKE)

• Open disclosure

• Komunikasi antar profesi:

• Komunikasi dokter dg dokter lain, baik kecabangan ilmu atau spesialisasi yg sama , atau yg berbeda

• Komunikasi dokter dg profesi kesehatan lain, perawat, farmasi dll

• Bentuk komunikasi multidisiplin dan komunikasi interdisiplin

• Kolaborasi dalam asuhan kesehatan didefinisikan sebagai profesional pemberi asuhan kesehatan yang mengambil peran

pelengkap dan bekerja sama secara kooperatif, berbagi tanggung jawab untuk pemecahan masalah dan membuat

keputusan untuk merumuskan dan melaksanakan rencana asuhan pasien (patient centered care)

• Hand-over

• SBAR / SOAP

Page 14: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Komunikasi Efektif untuk Patient Safety

• Apa saja lingkupnya?

• Bagaimana untuk mampu melakukan komunikasi

efektif?

Page 15: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Common communication shortcomings or challenges:

1. Inadequate handovers.

2. Inadequate discharge planning or instructions.

3. Limited English proficiency as well as literacy and health literacy deficiencies.

4. Cultural barriers.

5. Age-related challenges.

6. Errors in medical orders and test results.

www.jointcommissioninternational.org © 2018 JOINT COMMISSION INTERNATIONAL

Page 16: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Kekurangan komunikasi umum atau tantangan:

1. Serah terima yang tidak memadai.

2. Perencanaan atau instruksi pasien pulang yang tidak memadai.

3. Kemahiran bahasa Inggris yang terbatas serta kurangnya pemahaman tentang literasi dan literasi

kesehatan.

4. Hambatan budaya.

5. Tantangan terkait usia.

6. Kesalahan dalam perintah medis dan hasil tes.

www.jointcommissioninternational.org © 2018 JOINT COMMISSION INTERNATIONAL

Page 17: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Communicating Clearly and Effectively to Patients

Solutions to improve communications:

1. Improve handover communications.

• Keeping the patient’s medical record current is an important aspect of handover communications

• JCI requires the use of standardized methods, forms, or tools , including: 1) I PASS THE BATON, 2)

SBAR, and 3) The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure,

and Wrong Person Surgery.

2. Discharge patients effectively

3. Accommodate language and literacy needs

4. Overcome cultural barriers.

5. Meet age-related needs.

6. Communicate accurate medical orders and test results

www.jointcommissioninternational.org © 2018 JOINT COMMISSION INTERNATIONAL

Page 18: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Communicating Clearly and Effectively to Patients

Solusi untuk meningkatkan komunikasi:

1. Perbaiki komunikasi pada serah terima.

- Menjaga catatan medis pasien saat ini merupakan aspek penting dari komunikasi serah

terima

- JCI mengharuskan penggunaan metode, formulir, atau alat terstandarisasi, termasuk: 1) I PASS

THE BATON, 2) SBAR, dan 3) Protokol Universal JCI untuk mencegah salah tempat operasi, salah -

prosedur, dan operasi pasien yang salah.

2. Memulangkan pasien secara efektif

3. Mengakomodasi kebutuhan bahasa dan literasi

4. Mengatasi hambatan budaya.

5. Memenuhi kebutuhan terkait usia.

6. Mengkomunikasikan perintah medis dan hasil tes yang akurat

www.jointcommissioninternational.org © 2018 JOINT COMMISSION INTERNATIONAL

Page 19: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation
Page 20: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation
Page 21: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Protokol Universal Joint Commission untuk mencegah salah lokasi, salah prosedur, dan salah orang yang

dioperasi.

Protokol ini menggunakan berbagai strategi untuk mencapai tujuan selalu mengidentifikasi pasien yang benar,

prosedur yang benar, dan lokasi yang benar. Elemen penting dari protokol universal ini adalah sebagai berikut:

• Memverifikasi pasien, prosedur, dan lokasi yang benar

• Memastikan bahwa semua dokumen, gambar / foto, dan pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan benar, dan

ditampilkan

• Memverifikasi adanya setiap produk darah yang diperlukan, peralatan medis khusus, dan / atau implan

• Secara aktif melibatkan pasien dalam penandaan lokasi bila memungkinkan dan membuat tanda yang terlihat setelah pasien

disiapkan dan di-draping

Page 22: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Communicating Clearly and Effectively to Patients

JCI standards can help improve your organization’s communications with patients

• Communicate the expected cost of care clearly to patients and/or their families.

• Orient patients to the inpatient environment and equipment related to the care and services provided.

• Inform patients about all aspects of their medical care and treatment, and encourage them to participate in care and treatment decisions, including having the right to refuse or discontinue treatment, withhold resuscitative services, and forgo or withdraw life- sustaining treatments (based on the laws, regulations, and culture of the country).

• Obtain patient informed consent for surgery, anesthesia, procedural sedation, use of blood and blood products, and other high-risk treatments and procedures through a process defined by the hospital and carried out by trained staff in a manner and language the patient can understand.

• Prepare a written statement of patient and family rights and responsibilities that is given to patients or visible to the outpatient population. Develop a statement that is appropriate to the patient’s age, understanding, and language. When written communication is not effective or appropriate, the patient and family need to be informed of their rights and responsibilities in a language and manner they can understand.

www.jointcommissioninternational.org © 2018 JOINT COMMISSION INTERNATIONAL

Page 23: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Communicating Clearly and Effectively to Patients

Standar JCI dapat membantu meningkatkan komunikasi organisasi anda dengan pasien:

Komunikasikan perkiraan biaya perawatan dengan jelas kepada pasien dan / atau keluarga mereka.

Perkenalkan pasien ke lingkungan rawat inap dan peralatan yang terkait dengan asuhan dan layanan yang diberikan.

Memberitahu pasien tentang semua asuhan medis dan pengobatan mereka, dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam keputusan asuhan dan terapi, termasuk memiliki hak untuk menolak atau menghentikan pengobatan, tidak dilakukan resusitasi, dan withdraw life- sustaining treatments (berdasarkan undang-undang , peraturan, dan budaya negara).

Dapatkan informed consent pasien untuk operasi, anestesi, sedasi prosedural, penggunaan darah dan produk darah, dan pengobatan dan prosedur berisiko tinggi lainnya melalui proses yang ditentukan oleh rumah sakit dan dilakukan oleh staf terlatih dengan cara dan bahasa yang dapat dipahami oleh pasien.

Mempersiapkan pernyataan tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien dan keluarga yang diberikan kepada pasien atau yang terbaca oleh populasi rawat jalan. Kembangkan pernyataan yang sesuai dengan usia, pemahaman, dan bahasa pasien. Ketika komunikasi tertulis tidak efektif atau sesuai, pasien dan keluarga perlu diberi tahu tentang hak dan tanggung jawab mereka dalam bahasa dan cara yang dapat mereka pahami.

www.jointcommissioninternational.org © 2018 JOINT COMMISSION INTERNATIONAL

Page 24: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care

Page 25: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Criteria of Communicating for Safety Standard

• Clinical governance and quality improvement to support effective communication

• Integrating clinical governance

• Applying quality improvement systems

• Partnering with consumers

• Organisational processes to support effective communication

• Correct identification and procedure matching

• Communication at clinical handover

• Communication of critical information

• Documentation of information

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care

Page 26: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Kriteria berkomunikasi untuk standar keselamatan

• Tata kelola klinis dan peningkatan kualitas untuk mendukung komunikasi yang efektif

• Mengintegrasikan Tata Kelola Klinis

• Menerapkan sistem peningkatan kualitas

• Bermitra dengan konsumen

• Proses organisasi untuk mendukung komunikasi yang efektif

• Identifikasi dan pencocokan prosedur yang benar

• Komunikasi di Serah Terima Klinis

• Komunikasi Informasi Kritis

• Dokumentasi informasi

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care

Page 27: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

• Language and cultural factors can create barriers to accessing health care

• A need for a cultural competence

• One size does not fit all

• Set up a supportive foundation for tailoring communication mechanisms

• Implement communication mechanisms that meet the needs of specific populations

Communication that supports effective partnerships

with consumer:

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care

Page 28: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

• Faktor bahasa dan budaya dapat menciptakan hambatan untuk mengakses pelayanan kesehatan

• Kebutuhan untuk kompetensi budaya

• One size does not fit all / Suatu solusi belum tentu cocok untuk semuanya

• Siapkan fondasi yang mendukung mekanisme komunikasi yang sesuai kebutuhan

• Menerapkan mekanisme komunikasi yang memenuhi kebutuhan populasi tertentu

Komunikasi yang mendukung kemitraan yang efektif

dengan konsumen:

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care

Page 29: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Correct identification and procedure matching

Systems to maintain the identity of the patient are used to ensure that the patient receives the

care intended for them.

Correctly identifying and implementing processes to match patients to their intended care is critical to

ensuring patient safety. Risks to patient safety occur when there is a mismatch between a patient and

components of their care. This includes diagnostic, therapeutic and supportive care.

Patient identification is performed often in all care settings, and can be seen as a relatively

unimportant or routine task. The development of safety routines for common tasks (such as patient

identification) provides a powerful defence against simple mistakes that may cause harm. Routines

allow the workforce to focus their attention on activities that require more cognitive processing and

judgement, such as providing clinical care.

Tools such as the WHO Surgical Safety Checklist and the Commission’s Ensuring Correct Patient,

Correct Site, Correct Procedure Protocol provide a basis for developing these routines.

Page 30: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Identifikasi dan pencocokan prosedur yang benar

Sistem untuk menjaga identitas pasien digunakan untuk memastikan bahwa pasien

menerima asuhan yang ditujukan untuk mereka.

Mengidentifikasi dan mengimplementasikan proses dengan benar untuk mencocokkan pasien dengan

asuhan yang dimaksudkan sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien. Risiko terhadap

keselamatan pasien terjadi ketika ada ketidakcocokan antara pasien dan komponen pelayanan

mereka. Ini termasuk diagnostik, terapeutik dan asuhan pendukung.

Identifikasi pasien sering dilakukan di semua jenis layanan, dan dapat dilihat sebagai tugas yang

relatif tidak penting atau rutin. Pengembangan rutinitas keselamatan untuk tugas-tugas umum (seperti

identifikasi pasien) memberikan pertahanan yang kuat terhadap kesalahan sederhana yang dapat

menyebabkancedera. Rutinitas memungkinkan tenaga kerja untuk memusatkan perhatian mereka

pada kegiatan yang membutuhkan lebih banyak pemrosesan dan penilaian kognitif, seperti

memberikan asuhan klinis.

Perangkat seperti WHO Surgical Safety Checklists dan Protokol Komisi untuk memastikan pasien

yang benar, lokasi yang benar, protokol prosedur yang benar memberikan dasar untuk

mengembangkan rutinitas ini.

Page 31: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Communication at clinical handover:

Processes for structured clinical handover are used to effectively communicate about the health care

of patients.

• Structured clinical handover at transitions of care

• Defining the minimum information content

• Key principles of clinical handover

• Engaging patients and carers in clinical handover processes

• Communication at transitions for patients with cognitive impairment

Page 32: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Komunikasi pada serah terima klinis:

Proses serah terima klinis terstruktur digunakan untuk mengkomunikasikan secara efektif tentang

asuhan kesehatan pasien.

• Serah terima klinis terstruktur pada transisi perawatan

• Mendefinisikan konten informasi minimum

• Prinsip utama serah terima klinis

• Melibatkan pasien dan pengasuh dalam proses serah terima klinis

• Komunikasi pada transisi untuk pasien dengan gangguan kognitif

Page 33: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Komunikasi pada serah

terima klinis: konten informasi minimum:

Page 34: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation
Page 35: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Communication of critical information

• When critical information emerges or there is a risk to patient care, timely communication of this

information to the appropriate person(s) is essential to ensuring patient safety and delivery of the

right care, such as:

• New critical diagnostic or test results that require a change to care

• Changes in a patient’s physical and psychological condition, including unexpected deterioration or

development of complications (linked to the Recognising and Responding to Acute Deterioration Standard)

• Errors in diagnosis

• Missed test results

• Predetermined alerts and triggers

• Follow-up communication following a review of results.

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care

Page 36: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Komunikasi Informasi Kritis

Ketika informasi penting muncul atau ada risiko untuk asuhan pasien, komunikasi tepat waktu dari

informasi ini kepada orang yang tepat sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien dan

penyampaian asuhan yang benar, seperti:

• Hasil diagnostik atau tes kritis baru yang membutuhkan perubahan untuk asuhan

• Perubahan kondisi fisik dan psikologis pasien, termasuk perburukan yang tak terduga atau

timbulnya komplikasi (terkait dengan Pengenalan dan Tanggapan Standar Perburukan Akut)

• Kesalahan dalam diagnosis

• Hasil tes yang terlewatkan

• Peringatan dan pemicu yang telah ditentukan

• Komunikasi tindak lanjut setelah adanya riviu / ulasan hasil.

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care

Page 37: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Documentation of information:

Essential information is documented in the healthcare record to ensure patient safety.

For documentation to support the delivery of safe, high-quality care, it should:

• Be clear, legible, concise, contemporaneous, progressive and accurate

• Include information about assessments, action taken, outcomes, reassessment processes (if

necessary), risks, complications and changes

• Meet all necessary medico-legal requirements for documentation.

Page 38: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Kesimpulan:

• Kegagalan komunikasi efektif adalah penyebab terbanyak KTD keselamatan pasien

• Penguasaan kemampuan / kompetensi komunikasi efektif yang benar sangat diperlukan.

• Dokumentasi, penggunaan metode-metode dan perangkat yang terstandar serta terakreditasi,

diperlukan untuk bisa selalu memperbaiki proses komunikasi.

• Pelibatan pasien / patient engagement sangat diperlukan untuk dapat memberikan keputusan yang

tepat dan sesuai bagi pasien.

• Komunikasi dokter perawat yang tidak seimbang , komunikasi pada saat serah terima klinisdan

komunikasi kolaboratif interdisiplin / profesional adalah sebagian dari komunikasi yang perlu

diperdalam lebih lanjut.

Page 39: Communication in Patient Safety...• Anggota Institut Keselamatan Pasien RS PERSI , 2012 - 2015 , 2015 - 2018 • Member of Safety and Quality of Patient Committee, World Federation

Semoga Bermanfaat

TERIMA KASIH dr Bambang Tutuko SpAn KIC

[email protected]