translate dsm v.docx

Upload: putra-mahautama

Post on 11-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

translate dsm v

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    1/35

    1

    TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA

    TEXTBOOK READING DSM V

    PERSONALITY DISORDER

    OLEH :

    RIRI KUMALA SARI

    H1A 008 026

    DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU

    PENYAKIT JIWA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

    RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTB

    TAHUN 2014

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    2/35

    2

    Gangguan Kepribadian Histrionic

    Kriteria diagnosis 301.50 (F60.4)

    Pola pervasive mencari perhatian yang berlebihan, dimulai sejak dewasa muda dan dapatterjadi pada beberapa kondisi, yaitu 5 (atau lebih) dari :

    1. Pada situasi tidak mengenakkan dimana pasien bukan merupakan pusat perhatian.

    2. Interaksi dengan orang lain dengan karakteristik seksual yang sering menggoda/

    seductiveatau perilaku provokatif.

    3. Menunjukkan ekspresi emosi yang dangkal dan cepat berubah.

    4. Menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian.

    5.

    Cara berbicara yang impresionistik dan tidak mendetail.6. Menunjukkan diri yang dramatis, teatrikal dan emosi serta ekspresi yang berlebihan.

    7. Sugestibel (mudah terpengaruh oleh orang lain atau mudah terpengaruh oleh situasi).

    8. Mempertimbangkan hubungan yang lebih erat dari yang sebenarnya.

    Karakteristik Diagnosis

    Ciri diagnosis gangguan kepribadian histrionic yaitu pervasive dan emosional yang

    berlebihan dan perilaku mencari perhatian. Pola ini dimulai sejak dewasa muda.

    Individu dengan pola kepribadian histrionic seringkali merasa tidak nyaman atau tidak

    dihargai ketika mereka bukan merupakan pusat perhatian (kriteria 1). Seringkali dramatis,

    mereka cenderung menarik perhatian ke diri mereka melalui sifat antusias dan keterbukaan.

    Kualitas-kualitas ini semakin lama akan semakin berkurang namun individu-individu ini

    menuntut perhatian lebih. Jika mereka bukan merupakan pusat perhatian, mereka akan

    melakukan sesuatu yang dramatis (seperti membuat-buat cerita) untuk menarik focus perhatian

    ke diri mereka sendiri. Kebutuhan ini seringkali terlihat dalam perilaku mereka terhadap seorang

    klinisi (seperti penyampaian gejala fisik maupun psikis yang dramatic dan berubah-ubah tiap

    kunjungan, sering memuji, dll).

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    3/35

    3

    Penampakan dan perilaku dari individu dengan gangguan ini seringkali bersifat

    provokatif secara seksual yang tidak sesuai dengan situasi (kriteria 2). Perilaku ini ditujukan

    tidak hanya pada orang-orang tertentu, namun pada masyarakat luas. Ekspresi emosional dapat

    bersifat dangkal dan berubah-ubah secara cepat (kriteria 3). Individu dengan gangguan ini

    seringkali menggunakan tampakan fisik untuk menarik perhatian orang-orang lain (kriteria 4),

    sehingga mereka menggunakan uang mereka secara berlebian untuk baju dan dandan. Mereka

    sulit menerima kritik mengenai bagaimana mereka terlihat di foto dan mereka seringkali

    memancing pujian dari orang lain.

    Individu-individu ini memiliki gaya bicara yang impresionis dan kurang detail (kriteria

    5). Opini-opini kuat diekspresikan dengan dramatis, namun alasan-alasan yang mendasari

    seringkali tidak jelas dan difus, tanpa fakta yang mendukung dan detail. Individu dengan

    ganggaun ini dikarakteristikkan dengan dramatisasi diri, teateritikal, dan ekspresi emosi yang

    berlebihan (kriteria 6). Mereka dapat membuat teman dan kenalan mereka merasa malu dengan

    emosi mereka yang berlebihan di depan publik. Namun emosi mereka tampaknya cepat padam

    dan cepat timbul kembali sehingga orang lain mengira mereka berpura-pura.

    Individu dengan gangguan kepribadian histrionic memiliki sugestibilitas yang tinggi

    (kriteria 7). Opini dan perasaan mereka dengan mudah dipengaruhi oleh orang lain. Mereka

    sering memiliki kepercayaan yang berlebihan, terutama pada tokoh-tokoh khusus yang mereka

    anggap dapat menyelesaikan masalah dengan mudah. Mereka memiliki tendensi untuk

    berprasangka dan menyesuaikan pendirian mereka dengan cepat. Individu dengan gangguan ini

    sering kali merasa hubungan mereka dengan orang lain lebih dekat dari yang sebenarnya,

    sehingga mereka menyapa kenalan mereka dengan my dear, dear friend atau menyebut klinisi

    yang baru dijumpainya satu kali atau dua kali dengan nama depan (kriteria 8).

    Karakteristik terkait yang mendukung diagnosis

    Individu dengan gangguan kepribadian histrionic sering kali memiliki kesulitan untuk

    mendapatkan kemesraan emosi pada hubungan dengan kekasihnya dan secara seksual. Tanpa

    disadari, mereka sering kali berperan sebagai (contoh : korban, putri) dalam hubungan mereka

    dengan orang lain. Mereka akan berusaha mengontrol kekasih mereka dengan manipulasi emosi

    atau rayuan pada satu sisi, sedangkan di sisi lain mereka menunjukkan sisi ketergantungan pada

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    4/35

    4

    kekasih mereka. Individu dengan gangguan ini sering memiliki gangguan hubungan dengan

    teman yang berjenis kelamin sama karena provokasi seksual mereka sering dianggap sebagai

    ancaman terhadap hubungan pertemanan mereka. Individu-individu ini sering kali meminta

    perhatian konstan dari teman-teman mereka. Mereka menginginkan sesuatu yang baru, stimulasi

    dan kesenangan dan memiliki tendensi untuk merasa bosan dengan rutinitas yang mereka jalani.

    Individu-individu ini seringkali tidak dapat mentoleransi atau merasa frustasi dengan

    kegembiraan yang tertunda dan tindakan mereka sering kali dilakukan untuk mendapatkan

    kepuasan dengan cepat. Meskipun mereka sering memulai pekerjaan mereka dengan antusiasme

    yang tinggi, namun antusias mereka berkurang dengan cepat. Hubungan jangka panjang sering

    kali sulit dijalani untuk mendapatkan kesenangan pada hubungan baru.

    Risiko bunuh diri tidak diketahui, namun pengalaman klinis menunjukkan bahwa

    individu dengan gangguan ini memiliki risiko bunuh diri yang lebih tinggi dan menginginkan

    perhatian lebih dan memaksa untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Gangguan

    kepribadian histrionic telah dihubungkan dengan rasio gangguan gejala somatik yang lebih

    tinggi, gangguan konversi (gangguan gejala fungsional neurologi) dan gangguan depresi mayor.

    Gangguan kepribadian borderline, narsistik, antisosial dan dependen seringkali juga menyertai.

    Prevalensi

    Data dari tahun 2001-2002 berdasarkan survey epidemiologic nasional terhadap alcohol

    dan kondisi yang berkaitan menunjukkan prevalensi gangguan kepribadian histrionic sebesar

    1,84%.

    Masalah diagnosis yang terkait budaya

    Norma untuk perilaku interpersonal, tampakan personal dan ekspresi emosional sangat

    bervariasi menurut budaya, jenis kelamin dan kelompok umur. Perlu mempertimbangkan

    beberapa sifat (emosional, seductive, ciri interpersonal yang dramatic, senang mencari hal yang

    baru, sosiabilitas, impresionabilitas dan tendensi terhadap somatisasi) untuk membuktikan

    gangguan kepribadian histrionic. Sangat penting untuk mengevaluasi apakah mereka

    menyebabkan gangguan klinis yang signifikan.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    5/35

    5

    Masalah diagnosis terkait jenis kelamin

    Dari sisi klinis, gangguan ini lebih sering didiagnosis pada wanita, namun rasio jenis kelamin

    tidak berbeda signifikan. Di sisi lain, beberapa penelitian menggunakan analisa structural

    melaporkan prevalensi yang hampir rama pada pria dan wanita.

    Diagnosis diferensial

    Gangguan kepribadian lain dan karakteristik personalnya. Gangguan kepribadian lain

    sering dikelirukan dengan gangguan kepribadian histrionic karena mereka memiliki beberapa

    kesamaan. Sangat penting untuk membedakan diantara gangguan-gangguan kepribadian ini

    berdasarkan karakteristik masing-masing. Bagaimanapun, apabila individu memiliki

    karakteristik kepribadian yang masuk kriteria satu atau lebih gangguan kepribadian selain

    gangguan kepribadian histrionic, kesemuanya dapat didiagnosis. Meskipun kepribadian

    borderline dapat juga memiliki ciri seperti mencari perhatian, perilaku manipulative dan emosi

    yang cepat berganti. Hal ini dibedakan dengan adanya perilaku yang self destructive, gangguan

    kemarahan pada hubungan yang dekat dan perasaan kekosongan yang dalam yang dirasakan

    kronis serta gangguan identitas. Individu dengan gangguan kepribadian antisosial dan gangguan

    kepribadian histrionic memiliki tendensi untuk menjadi impulsive, superfisial, mencari kepuasan,

    sembrono, seductive, dan manipulative. Namun, individu dengan gangguan kepribadian

    histrionic lebih berlebihan pada emosi mereka dan tidak berkaitand dengan perilaku antisosial.

    Individu dengan gangguan kepribadian histrionic manipulative untuk mendapatkan perhatian,

    sedangkan pada gangguan kepribadian antisosial manipulative untuik mendapatkan keuntungan,

    kekuatan atau materi. Meskipun individu dengan gangguan kepribadian narsistik juga mencari

    perhatian dari orang lain, mereka biasanya menginginkan pujian terhadap superioritas mereka,

    sedangkan individu dengan gangguan kepribadian histrionic ingin terlihat sebagai individu yang

    lemah atau dependen apabila ini dibutuhkan untuk mendapatkan perhatian. Individu dengan

    kepribadian narsistik sering melebih-lebihkan keakraban hubungan mereka dengan orang lain,

    namun mereka lebih condong untuk menegaskan status VIP atau kekayaan teman-teman

    mereka. Pada gangguan kepribadian dependen, individu sangat bergantung pada orang lain

    secara berlebihan, terutama untuk mendapatkan pujian dan bimbingan, namun tanpa karakteristik

    emosional yang berlebihan seperti pada individu dengan gangguan kepribadian histrionic.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    6/35

    6

    Banyak individu yang menunjukkan karakteristik kepribadian histrionic. Hanya ketika

    krakteristik ini tidak fleksibel, maladaptive, dan terus menerus hingga menyebabkan gangguan

    fungsional yang signifikan atau gangguan subjektif barulah dikatakan mengalami gangguan

    kepribadian histrionic.

    Perubahan kepribadian akibat kondisi medis yang lain. Gangguan kepribadian histrionic

    harus dibedakan dengan perubahan kepribadian akibat kondisi medis, dimana karakteristik

    tersebut muncul akibat efek kondisi medis tersebut terhadap system saraf pusat.

    Gangguan penggunaan zat. Gangguan kepribadian histrionic juga harus dibedakan dengan

    gejala yang dapat timbul berkaitan dengan penggunaan obat-obatan yang persisten.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    7/35

    7

    Gangguan Kepribadian Narsistik

    Kriteria diagnosis 301.81 (F60.81)

    Pola perfasif terhadap kehebatan / grandiosity (pada fantasi atau perilaku), kebutuhan untukdipuji, kurangnya empati, dimulai dari usia dewasa muda dan dapat timbul pada beberapa

    kondisi tertentu seperti diindikasikan pada 5 atau lebih sebagai berikut :

    1. Merasa diri sangat penting (contoh : melebih-lebihkan pencapaian dan bakat, ingin diakui

    superior tidak sepadan dengan pencapaiannya).

    2. Memiliki fantasi yang tidak terbatas terhadap kesuksesan, kekuatan, kebrilianan,

    kecantikan atau cinta yang ideal.

    3.

    Percaya bahwa dirinya special dan unik dan hanya dapat dimengerti oleh, atausemestinya berhubungan dengan orang special yang lain atau orang dengan status yang

    tinggi (atau institusi).

    4. Membutuhkan pujian yang berlebih.

    5. Has a sense of entitlement (contoh : ekspektasi tidak beralasan terhadap perlakuan baik

    atau komplians otomatis dengan ekspektasinya)

    6. Ekspoliatif secara interpersonal (contoh : mencari keuntungan terhadap orang lain untuk

    mencapai tujuannya).

    7. Kurang empati : tidak ingin mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain.

    8. Sering iri terhadap orang lain atau merasa orang lain iri terhadapnya.

    9. Menujukkan sikap arogan dan angkuh.

    Karakteristik diagnosis

    Karakteristik esensial dari gangguan kepribadian narsistik adalah pola pervasive

    grandiosity, keinginan untuk dipuji dan kurangnya empati yang dimulai sejak dewasa muda dan

    dapat muncul pada beberapa kondisi.

    Individu dengn gangguan ini merasa dirinya sangat penting (kriteria 1). Mereka merasa

    kemampuan mereka lebih dan melebih-lebihkan hasil pencapaian mereka, sering tampak sebagai

    orang yang sombong dan angkuh. Secara implisit mereka sering melebih-lebihkan diri mereka

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    8/35

    8

    dan merasa kontribusi orang lain kurang atas pencapaian tersebut. Individu dengan gangguan

    kepribadian narsistik sering memiliki fantasi mengenai kesuksesan yang tidak terhingga,

    kekuatan, kebrilianan, kecantikan atau cinta yang ideal (kriteria 2). Mereka sering menginginkan

    pujian dan keistimewaan dan membandingkan diri mereka dengan orang-orang yang

    berpengaruh.

    Individu dengan gangguan kepribadian narsistik percaya bahwa mereka lebih superior,

    special, atau unik dan ingin orang lain untuk mengenal mereka demikian (kriteria 3). Mereka

    berpikir bahwa mereka hanya dapat dimengerti dan hanya berhubungan dengan orang-orang

    yang special atau memiliki status social yang tinggi maupun orang-orang yang dipandang

    unik, sempurna, atau berbakat. Individu dengan gangguan ini percaya bahwa kebutuhan

    mereka special dan diluar pengetahuan orang biasa. Harga diri mereka merasa ditingkatkan dan

    tercermin dari nilai ideal dari orang-orang yang berasosiasi dengan mereka. Mereka ingin

    berhubungan dengan orang-orang yang dianggap top (dokter, hakim, instruktur) atau

    berhubungan dengan institusi terbaik namun mereka tidak menghargai orang yang

    mengecewakan mereka.

    Individu dengan gangguan kepribadian narsistik secara umum membutuhkan pujian yang

    berlebih (kriteria 4). Harga diri mereka tanpa terkecuali sangat rapuh. Mereka sering berpikir

    seberapa baik mereka telah bertindak dan sebagaimana mereka dihargai oleh orang lain. Hal ini

    sering berbentuk sebagai kebutuhan mereka akan pujian dan perhatian konstan. Mereka ingin

    kedatangan mereka disambut riuh mereka merasa keheranan apabila orang lain tidak iri hati akan

    kepemilikan mereka. Mereka sering memancing pujian dari orang lain. A sense of entitlement is

    evident in these individuals unreasonable expectation of especially favorable treatment (kriteria

    5). Mereka merasa kesal apabila hal tersebut tidak terjadi. Sebagai contoh, mereka mengasumsi

    bahwa mereka tidak perlu menunggu di antrian dan prioritas mereka sangat penting

    dibandingkan orang lain dan orang lain harus mengalah pada mereka. Mereka juga merasa kesal

    apabila orang lain gagal untuk membantu pekerjaan penting mereka. Adanya hal in i ditambah

    dengan kurangnya sensitifitas terhadap kebutuhan dan keinginan orang lain, dapat

    mengakibatkan eksploitasi orang lain tanpa disadari (kriteria 6). Mereka ingin diberikan apa

    yang mereka inginkan dan butuhkan, tanpa memperdulikan orang lain. Sebagai contoh, individu-

    individu ini mengharapkan dedikasi dari orang lain dan sering kali melakukan pekerjaan

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    9/35

    9

    berlebihan sehingga tidak menyadari efeknya terhadap kehidupan mereka. Mereka sering kali

    menjalin hubungan dengan orang-orang yang dianggap akan membantu mereka dalam mencapai

    tujuan atau dapat meningkatkan derajat mereka. Mereka sering merampas hak spesial mereka

    karena mereka menganggap diri mereka special.

    Individu dengan gangguan kepribadian narsisti secara umum memiliki empati yang

    kurang dan sulit mengenal keinginan, perasaan dan kebutuhan orang lain (kriteria 7). Mereka

    beranggapan orang lain berpikir mengenai kesejahteraan mereka. Mereka selalu memikirkan

    kepentingan mereka secara berlebihan sedangkan tidak memperdulikan orang lain yang juga

    memiliki perasaan dan kebutuhan yang sama dengan mereka. Mereka sering merasa tidak sabar

    ketika orang lain berbicara mengenai masalah dan kekhawatiran mereka. Individu-individu ini

    mungkin tidak menyadari seberapa besar pernyataan mereka dapat menyakiti orang lain (contoh :

    dengan gembira menceritakan pada mantan kekasih bahwa "Saya sekarang dalam hubungan

    seumur hidup, menyombongkan kesehatan di depan seseorang yang sakit). Bila diakui,

    kebutuhan, keinginan, atau perasaan orang lain cenderung dipandang sebagai tanda-tanda

    kelemahan atau kerentanan. Mereka yang berhubungan dengan individu dengan gangguan

    kepribadian narsistik biasanya merasakan perasaan yang dingin dan kurangnya rasa timbal balik.

    Individu-individu ini seringkali iri dengan orang lain atau percaya bahwa orang lain iri

    dengan mereka (kriteria 8). Mereka mungkin iri akan keberhasilan atau harta orang lain, merasa

    bahwa mereka lebih baik dan layak keberhasilan, pujian, atau hak-hak istimewa. Mereka

    mungkin secara kasar tidak memikirkan kontribusi orang lain, terutama ketika orang lain

    menerima pujian atas prestasi mereka. Sombong dan perilaku angkuh merupakan ciri orang-

    orang ini. Mereka sering menampilkan sikap sombong, menghina, atau merendahkan (kriteria 9).

    Sebagai contoh, individu dengan gangguan ini mungkin mengeluh tentang kecerobohan seorang

    pelayan sebagai tindakan "kekasaran" atau "kebodohan" atau menyimpulkan evaluasi medis

    dengan evaluasi yang merendahkan klinisi.

    Karakteristik yang mendukung diagnosis

    Kerentanan terhadap harga diri membuat individu dengan gangguan kepribadian narsistik

    sangat sensitif terhadap "luka" dari kritik atau kekalahan. Meskipun mereka mungkin tidak

    menunjukkan secara lahiriah, kritik dapat menghantui orang-orang ini dan mungkin

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    10/35

    10

    menyebabkan mereka merasa dipermalukan, terhina, dan kosong. Mereka mungkin bereaksi

    dengan jijik, marah, atau serangan balik menantang. Hal-hal tersebut sering mengakibatkan

    penarikan diri secara sosial yang dapat menyamarkan kerendahan hati dan sifat bijaksananya.

    Hubungan interpersonal biasanya terganggu karena merasa berhak untuk dikagumi, dan

    mengabaikan perasaan orang lain. Melalui ambisi dan kepercayaan diri yang berlebihan dapat

    menyebabkan pencapaian prestasi yang tinggi, kinerja dapat terganggu karena intoleransi

    terhadap kritik atau kekalahan.

    Kadang-kadang mereka mencerminkan keengganan untuk mengambil risiko dalam

    situasi kompetitif atau lainnya di mana mereka mungkin untuk kalah. Perasaan malu atau

    penghinaan dan kritik terhadap diri yang berkelanjutan dapat dikaitkan dengan adanya penarikan

    sosial, mood depresi, dan gangguan depresi persisten (dysthymia) atau gangguan depresi mayor.

    Sebaliknya, periode berkelanjutan perasaan kebesaran/ grandiosity mungkin terkait dengan

    suasana hypomanik. Gangguan kepribadian narsistik juga berhubungan dengan anoreksia

    nervosa dan gangguan penggunaan zat (terutama yang berkaitan dengan kokain). Gangguan

    kepribadian histrionik, borderline, antisosial, dan paranoid mungkin berhubungan dengan

    gangguan kepribadian narsistik.

    Prevalensi

    Estimasi prevalensi untuk gangguan kepribadian narsistik, berdasarkan definisi DSM-IV,

    berkisar dari 0% menjadi 6,2% pada masyarakat.

    Pengembangan dan perjalanan penyakit

    Sifat narsisistik sangat umum pada remaja dan tidak selalu menunjukkan bahwa individu

    akan terus memiliki gangguan kepribadian narsisistik. Individu dengan gangguan kepribadian

    narsistik mungkin memiliki kesulitan khusus menyesuaikan diri dengan timbulnya keterbatasan

    fisik dan pekerjaan yang melekat dalam proses penuaan.

    Masalah diagnosis terkait jenis kelamin

    Dari mereka didiagnosis dengan gangguan kepribadian narsistik, 50% -75% adalah laki-

    laki.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    11/35

    11

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    12/35

    12

    Diagnosis Diferensial

    Gangguan kepribadian lain dan karakteristik kepribadian. Gangguan kepribadian lainnya

    dapat dikelirukan dengan gangguan kepribadian narsistik karena mereka beberapa ciri yang

    sama. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara gangguan ini didasarkan pada

    perbedaan dalam ciri karakteristik mereka. Namun, jika seorang individu memiliki ciri

    kepribadian yang memenuhi kriteria untuk satu atau lebih gangguan kepribadian selain gangguan

    kepribadian narsistik, semua dapat didiagnosis. Ciri yang paling berguna dalam membedakan

    gangguan kepribadian narsistik dari gangguan kepribadian histrionik, antisosial, dan borderline,

    adalah pada gaya interaktif yang centil dan tidak berperasaan yang merupakan karakteristik dari

    gangguan kepribadian narsistik. Stabilitas relatif dari citra diri serta relatif kurangnya sifat self-

    destruktif, impulsif, dan kekhawatiran akan ditinggalkan juga membantu membedakan gangguankepribadian narsistik dari gangguan kepribadian borderline. Kebanggaan yang berlebihan dalam

    prestasi, kurangnya tampilan emosional, dan tidak perduli terhadap sensitivitas orang lain

    membantu membedakan gangguan kepribadian narsistik dari gangguan kepribadian histrionik.

    Meskipun individu dengan gangguan kepribadian borderline, histrionik, dan narsistik mungkin

    memerlukan banyak perhatian, orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik khusus butuh

    untuk dikagumi orang lain. Individu dengan gangguan kepribadian antisosial dan narsistik

    berbagi kecenderungan untuk menjadi keras hati, superfisial, eksploitatif, dan tidak memiliki

    empati. Namun, gangguan kepribadian narsistik tidak selalu meliputi karakteristik impulsif,

    agresi, dan kebohongan. Selain itu, individu dengan gangguan kepribadian antisosial mungkin

    tidak membutuhkan kekaguman dan iri hati orang lain, dan orang-orang dengan gangguan

    kepribadian narsistik biasanya tidak memiliki riwayat adanya conduct disorder pada masa

    kecilnya atau perilaku kriminal di masa dewasa. Baik dalam gangguan kepribadian narsistik dan

    gangguan kepribadian obsesif kompulsif, individu memiliki komitmen untuk perfeksionisme dan

    percaya bahwa orang lain tidak bisa melakukan hal-hal sebaik mereka. Berbeda pada orang-

    orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif yang memiliki kritik terhadap dirinya

    sendiri, individu dengan gangguan kepribadian narsistik lebih mungkin untuk percaya bahwa

    mereka telah mencapai kesempurnaan. Kecurigaan dan penarikan sosial biasanya membedakan

    mereka dengan gangguan kepribadian schizotypal atau paranoid dari orang-orang dengan

    gangguan kepribadian narsistik. Ketika hal ini terdapat pada individu dengan gangguan

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    13/35

    13

    kepribadian narsistik, hal ini terutama berasal dari kekhawatiran terungkapnya

    ketidaksempurnaan atau kekurangan yang dimilikinya. Banyak orang yang sukses menampilkan

    ciri-ciri kepribadian yang mungkin dianggap narsistik. Hanya ketika karakter ini tidak fleksibel,

    maladaptif, dan terus menerus serta menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan atau

    tekanan subjektif barulah disebut gangguan kepribadian narsistik.

    Mania atau hypomania. Kebesaran mungkin muncul sebagai bagian dari episode manik atau

    hypomanik, tetapi hubungan dengan perubahan mood atau gangguan fungsional dapat membantu

    membedakan episode ini dengan gangguan kepribadian narsistik.

    Gangguan penggunaan zat. Gangguan kepribadian narsistik juga harus dibedakan dari gejala

    yang dapat berkembang dalam hubungan dengan penggunaan zat terus-menerus.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    14/35

    14

    Gangguan Kepribadian Cluster C

    Avoidant Personality Disorder

    Kriteria diagnostik 301,82 (F60.6)

    Sebuah pola pervasive dari inhibisi sosial, perasaan tidak mampu, dan hipersensitivitas terhadap

    evaluasi negatif, dimulai dari awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang

    ditunjukkan oleh empat (atau lebih) sebagai berikut:

    1. Menghindari kegiatan kerja yang melibatkan kontak interpersonal yang signifikan karena

    ketakutan kritik, ketidaksetujuan, atau penolakan.

    2. Tidak ingin ikut terlibat dengan orang-orang kecuali yakin akan disukai.

    3. Menunjukkan sikap menahan diri dalam hubungan dekat karena takut dipermalukan atau

    ditertawakan.

    4. Terdapat preokupasi merasa dikritik atau ditolak dalam situasi sosial.

    5. Merasa dihambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak mampu.

    6. Melihat diri secara sosial tidak layak, secara pribadi tidak menarik, atau lebih rendah dari

    orang lain.

    7. Merasa enggan untuk mengambil risiko pribadi atau untuk terlibat dalam setiap kegiatan

    baru karena mereka khawatir merasa memalukan.

    Karakteristik diagnostik

    Karakteristik penting dari gangguan kepribadian avoidant adalah pola meresap inhibisi

    sosial, perasaan tidak mampu, dan hipersensitivitas terhadap evaluasi negatif yang dimulai saat

    awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks.

    Individu dengan gangguan kepribadian avoidant menghindari aktivitas kerja yang

    melibatkan kontak interpersonal signifikan karena takut kritik, ketidaksetujuan, atau penolakan

    (kriteria 1). Penawaran kenaikan pangkat pada pekerjaan dapat menurun karena tanggung jawab

    baru dapat menghasilkan kritik dari rekan kerja. Orang-orang menghindari membuat teman baru

    kecuali mereka yakin mereka akan disukai dan diterima tanpa kritik (kriteria 2). Sampai mereka

    terbukti sebaliknya, orang lain dianggap tidak setuju. Individu dengan gangguan ini tidak akan

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    15/35

    15

    bergabung dalam kegiatan kelompok kecuali ada tawaran berulang dan terdapat dukungan dan

    pengasuhan. Keintiman interpersonal sulit bagi orang-orang ini, meskipun mereka mampu

    menjalin hubungan erat ketika ada jaminan penerimaan. Mereka mungkin bertindak dengan

    menahan diri, mengalami kesulitan berbicara tentang diri mereka sendiri, dan menahan perasaan

    intim karena takut terkena, diejek, atau dipermalukan (kriteria 3).

    Karena individu dengan gangguan ini memiliki preokupasi terhadap kritik atau penolakan

    dalam situasi sosial, mereka mungkin memiliki ambang rendah untuk mendeteksi reaksi tersebut

    (kriteria 4). Jika seseorang bahkan sedikit mencela atau kritis, mereka mungkin merasa sangat

    terluka. Mereka cenderung pemalu, tenang, dan "tak terlihat" karena takut akan direndahkan atau

    ditolak. Mereka merasa bahwa tidak peduli apa yang mereka katakan, orang lain akan

    melihatnya sebagai "salah", dan sehingga mereka tidak dapat mengatakan apa-apa sama sekali.

    Mereka bereaksi keras terhadap isyarat halus yang cenderung mengejek atau mencemooh.

    Meskipun kerinduan mereka untuk menjadi aktif peserta dalam kehidupan sosial, mereka takut

    menempatkan kesejahteraan mereka di tangan orang lain. Individu dengan gangguan kepribadian

    avoidant terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena mereka merasa tidak mampu

    dan memiliki harga diri yang rendah (Kriteria 5). Keraguan tentang social dan daya tarik pribadi

    menjadi sangat nyata dalam interaksinya dengan orang asing. Orang-orang ini merasa mereka

    tidak layak secara sosial, secara pribadi tidak menarik, atau lebih rendah dari orang lain (Kriteria

    6). Mereka biasa enggan untuk mengambil risiko pribadi atau untuk terlibat dalam setiap

    kegiatan baru karena ini dapat terbukti memalukan (kriteria 7). Mereka cenderung melebih-

    lebihkan potensi bahaya dari situasi biasa,dan gaya hidup yang terbatas merupakan akibat dari

    kebutuhan mereka untuk kepastian dan keamanan. Seseorang dengan gangguan ini dapat

    membatalkan wawancara kerja karena takut malu tidak berpakaian tepat. Gejala somatik marjinal

    atau masalah lain dapat menjadi alasan untuk menghindari kegiatan baru.

    Karakteristik yang berhubungan dalam membantu diagnosis

    Individu dengan gangguan kepribadian avoidant sering waspada menilai gerakan dan

    ekspresi dari orang-orang sekitarnya. Sikap mereka yang takut dan tegang dapat menimbulkan

    ejekan dan cemoohan dari orang lain, yang pada gilirannya menegaskan dugaan mereka.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    16/35

    16

    Orang-orang ini sangat cemas tentang kemungkinan bahwa mereka akan bereaksi

    terhadap kritik dengan tersipu-sipu atau menangis. Mereka dideskripsikan oleh orang lain

    sebagai "pemalu", "penakut", "kesepian," dan "terisolasi." Masalah utama yang terkait dengan

    gangguan ini terjadi pada fungsi social dan kerja. Harga diri yang rendah dan hipersensitivitas

    terhadap penolakan mengakibatkan kontak interpersonal yang terbatas. Individu ini mungkin

    menjadi relatif terisolasi dan biasanya tidak memiliki dukungan jaringan sosial yang besar yang

    dapat membantu mereka saat krisis. Mereka menginginkan kasih sayang dan penerimaan dan

    mungkin berfantasi tentang hubungan ideal dengan orang lain. Perilaku avoidant juga dapat

    mempengaruhi fungsi kerja karena orang-orang ini mencoba untuk menghindari jenis situasi

    sosial yang mungkin penting untuk memenuhi tuntutan dasar dari pekerjaan atau untuk

    kemajuan.

    Gangguan lain yang sering didiagnosis dengan gangguan kepribadian avoidant termasuk

    gangguan depresi, bipolar, dan kecemasan, terutama gangguan kecemasan sosial (social fobia).

    Gangguan kepribadian avoidant sering didiagnosis dengan gangguan kepribadian dependen,

    karena individu dengan gangguan kepribadian avoidant menjadi sangat melekat dan tergantung

    pada teman mereka. Gangguan kepribadian avoidant juga cenderung untuk dapat didiagnosis

    dengan gangguan kepribadian borderline dan dengan gangguan kepribadian Cluster A (misalnya,

    gangguan kepribadian paranoid, skizoid, atau schizotypal).

    Prevalensi

    Data dari 2001-2002 Survei Epidemiologi Nasional Alkohol dan Kondisi Terkait

    menunjukkan prevalensi sekitar 2,4% untuk gangguan kepribadian avoidant.

    Pengembangan dan perjalanan penyakit

    Perilaku avoidant sering dimulai pada masa bayi atau masa kanak-kanak dengan rasa

    malu, isolasi, dan takut orang asing dan situasi yang baru. Meskipun rasa malu di masa kecil

    adalah prekursor umum gangguan kepribadian avoidant, pada sebagian besar individu gangguan

    ini cenderung untuk menghilang secara bertahap seiring usia. Sebaliknya, individu yang terus

    mengembangkan gangguan kepribadian avoidant mungkin menjadi semakin malu dan avoidant

    selama masa remaja dan awal masa dewasa, ketika hubungan sosial dengan orang-orang baru

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    17/35

    17

    menjadi sangat penting. Ada beberapa bukti bahwa pada orang dewasa, gangguan kepribadian

    avoidant cenderung menjadi berkurang atau berkurang seiring dengan usia. Diagnosis ini harus

    digunakan dengan hati-hati pada anak-anak dan remaja, yang memiliki perilaku pemalu dan

    avoidant yang sesuai dengan tahapan perkembangan.

    Masalah diagnosis terkait budaya

    Mungkin terdapat variasi dalam sejauh mana kelompok budaya dan etnis yang berbeda

    menganggap sifat malu-malu dan menghindar ini adalah hal yang wajar. Selain itu, perilaku

    avoidant mungkin merupakan hasil dari masalah dalam penyesuaian diri yang disebabkan oleh

    imigrasi.

    Masalah diagnostic terkait jenis kelamin

    Gangguan kepribadian avoidant tampaknya sama seringnya terjadi pada pria dan wanita.

    Diagnosis Diferensial

    Gangguan kecemasan. Tampaknya ada banyak tumpang tindih antara gangguan kepribadian

    avoidant dan gangguan kecemasan sosial (fobia sosial), begitu banyak sehingga mereka terdapat

    konseptualisasi alternatif terhadap kondisi yang sama atau mirip. Penghindaran juga merupakan

    ciri baik pada gangguan kepribadian avoidant dan agoraphobia, dan mereka sering terjadi

    bersama-sama.

    Gangguan kepribadian lain dan ciri-ciri kepribadian.Gangguan kepribadian lainnya dapat

    dikelirukan dengan gangguan kepribadian avoidant karena mereka memiliki ciri tertentu yang

    sama. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara gangguan ini didasarkan pada

    perbedaan dalam ciri karakteristik mereka. Namun, jika seorang individu memiliki ciri

    kepribadian yang memenuhi kriteria untuk satu atau lebih gangguan kepribadian di samping

    gangguan kepribadian avoidant, semua dapat didiagnosis. Baik pada gangguan kepribadian

    avoidant dan gangguan kepribadian dependen yang ditandai dengan perasaan tidak mampu,

    hipersensitivitas terhadap kritik, dan kebutuhan untuk diyakinkan. Meskipun fokus perhatian

    utama dalam gangguan kepribadian avoidant adalah menghindari penghinaan dan penolakan,

    dalam gangguan kepribadian dependen fokus pada diatasi. Namun, gangguan kepribadian

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    18/35

    18

    avoidant dan gangguan kepribadian dependen sangat mungkin terjadi bersamaan. Seperti

    gangguan kepribadian avoidant, gangguan kepribadian skizoid dan gangguan kepribadian

    schizotypal dicirikan oleh isolasi sosial. Namun, orang dengan gangguan kepribadian avoidant

    ingin memiliki hubungan dengan orang lain dan merasa kesepian, sedangkan orang-orang

    dengan skizoid atau gangguan kepribadian schizotypal mungkin senang keadaan isolasi sosial

    mereka. Gangguan kepribadian paranoid dan gangguan kepribadian avoidant keduanya ditandai

    oleh keengganan untuk curhat orang lain. Namun, dalam gangguan kepribadian avoidant,

    keengganan disebabkan lebih takut malu atau yang dirasakan, bukan takut akan niat jahat orang

    lain.

    Banyak orang menampilkan ciri-ciri kepribadian avoidant. Hanya ketika karakter ini

    tidak fleksibel, maladaptif, dan terus menerus dan menyebabkan gangguan fungsional yang

    signifikan atau subyektif barulah disebut gangguan kepribadian avoidant.

    Perubahan kepribadian karena kondisi medis lain. Gangguan kepribadian avoidant harus

    dibedakan dari perubahan kepribadian akibat kondisi medis lain, dimana sifat-sifat yang muncul

    disebabkan efek dari kondisi medis lain pada sistem saraf pusat.

    Gangguan penggunaan zat. Gangguan kepribadian avoidant juga harus dibedakan dari gejala

    yang dapat berkembang dalam hubungan dengan penggunaan zat terus-menerus.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    19/35

    19

    Gangguan Kepribadian Dependen

    Kriteria diagnosis 301.6 (F60.7)

    Kebutuhan yang pervasif dan berlebihan yang perlu ditatalaksanai yang mengarah ke perilakuyang patuh dan bergantung pada orang lain, takut akan perpisahan, dimulai dari dewasa muda

    dan dapat terjadi pada beberapa kondisi yang diindikasikan oleh 5 (atau lebih) kondisi sebagai

    berikut:

    1. Memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan sehari-hari tanpa saran yang berlebih

    dan diberikan penentraman hati oleh orang lain.

    2. Membutuhkan orang lain untuk mengambil pertanggung jawaban atas banyak hal dalam

    hidupnya.3. Memiliki kesulitan untuk mengekspresikan ketidaksetujuan dengan orang lain karena

    takut kehilangan dukungan dari orang lain. (tidak termasuk takut akan balas jasa.)

    4. Sulit untuk memulai tindakan sendiri (karena kurangnya kepercayaan diri terhadap

    pengambilan keputusan atau kemampuan dibandingkan dengan kurangnya motivasi atau

    energy).

    5. Dapat melakukan hal-hal yang melebihi batas wajar untuk mendapatkan perhatian dan

    dukungan dari orang lain, hingga merelakan untuk melakukan hal-hal yang tidak

    menyenangkan bagi dirinya sendiri.

    6. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya apabila sendiri karena ketakutan akan tidak

    dapatnya mengurus diri sendiri.

    7. Mencari hubungan lain dengan segera untuk menjadi sumber dukungan ketika hubungan

    dekatnya dengan orang lain berakhir.

    8. Merasa ketakutan ditinggalkan untuk merawat dirinya sendiri.

    Karakteristik diagnosisKarakteristik esensial dari gangguan kepribadian dependen adalah kebutuhan yang

    pervasive dan berlebihan untuk diurusi oleh orang lain yang mengarah ke perilaku

    ketergantungan dan patuh pada orang lain serta takut akan perpisahan. Pola ini dimulai dari usia

    dewasa muda dan terdapat pada beberapa kondisi. Perilaku tunduk ini bertujuan untuk

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    20/35

    20

    mendapatkan perawatan dan berasal dari persepsi diri sendiri akan ketidakmampuannya untuk

    menjalani secara adekuat fungsinya tanpa bantuan dari orang lain.

    Individu dengan gangguan kepribadian dependen kesulitan untuk mengambil keputusan

    dalam kehidupan sehari-hari (contoh : warna baju yang akan digunakan untuk bekerja atauapakah harus membawa payung atau tidak) tanpa saran dari orang lain (kriteria 1). Individu-

    individu ini condong untuk menjadi pribadi yang pasif dan mengizinkan orang lain untuk

    mengambil inisiatif dan berasumsi tanggung jawab untuk berbagai area mayor dalam kehidupan

    mereka (kriteria 2). Pasien dewasa dengan gangguan ini biasanya bergantung pada orangtua atau

    pasangannya untuk memutuskan dimana mereka harus tinggal, jenis pekerjaan yang seharusnya

    dilakukan dan tetangga mana yang harus dijadikan teman. Remaja dengan gangguan ini sering

    kali membiarkan orangtua mereka untuk memutuskan pakaian apa yang akan mereka pakai ,

    dengan siapa mereka harus bergaul, bagaimana mereka harus menghabiskan waktu luang dan

    pendidikan yang harus mereka tempuh. Gangguan kepribadian dependen dapat timbul pada

    individu dengan kondisi medis yang serius atau kecacatan, namun pada kasus-kasus tersebut

    kesulitan dalam bertanggung jawab harus lebih dari batas normal yang berkaitan dengan kondisi

    medis tersebut atau disabilitas tersebut.

    Akibat takut hilangnya dukungan, individu dengan gangguan kepribadian dependen

    sering kali memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan dengan individu lain,

    terutama pada orang tempat mereka bergantung (kriteria 3). Individu-individu ini merasa tidak

    dapat melakukan pekerjaan sendiri sehingga mereka setuju dengan hal-hal yang mereka anggap

    salah dibandingkan kehilangan bantuan dari orang lain yang mereka anggap dapat membantu

    mereka. Mereka tidak dapat marah dengan orang lain yang bantuannya dibutuhkan oleh mereka

    karena takut akan dimusuhi oleh mereka. Apabila individu tersebut dapat mengekspreksikan

    ketidaksetujuannya secara realistis, perilaku in tidak termasuk dalam bukti gangguan kepribadian

    dependen.

    Individu dengan gangguan ini memiliki kesulitan dalam mengawali suatu proyek atau

    melakukan pekerjaan secara independen (kriteria 4). Mereka kurang memiliki kepercayaan diri

    dan percaya bahwa mereka butuh bantuan untuk memulai dan melanjutkan tugasnya. Mereka

    akan menunggu orang lain untuk memulai karena mereka merasa orang lain akan melakukan hal

    tersebut dengan lebih baik. Individu-individu ini yakin bahwa mereka tidak dapat berfungsi

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    21/35

    21

    secara independen dan merasa diri tidak layak dan membutuhkan bantuan orang lain. Mereka

    dapat berfungsi secara adekuat apabila orang lain dapat memantau dan menyetujui tindakan

    mereka. Mereka dapat merasa takut tampil lebih kompeten, karena mereka merasa bahwa hal

    tersebut akan mengakibatkan mereka kehilangan dukungan mereka. Karena mereka bergantung

    pada orang lain untuk mengatasi masalah mereka, mereka sering tidak belajar menilai

    kemampuan hidup secara independen, sehingga mereka akan terus menerus menjadi individu

    yang dependen.

    Individu-individu dengan gangguan kepribadian dependen dapat melakukan hal-hal

    diluar batas kewajaran untuk mendapatkan perhatian dan dukungan dari orang lain, hingga ke

    titik mereka rela melakukan tugas-tugas yang tidak menyenangkan apabila perilaku tersebut

    dapat mendatangkan perhatian bagi mereka (kriteria 5). Mereka rela melakukan keinginan orang

    lain, meskipun permintaan tersebut tidak masuk akal. Kebutuhan mereka untuk menjaga ikatan

    tersebut sering kali berakibat terjadinya ketidakseimbangan atau gangguan pada hubungan

    interpersonal yang dijalani. Mereka seringkali berkorban atau mentoleransi pelecehan secara

    verbal, fisik maupun seksual (Harus diperhatikan bahwa hal ini sebaiknya dipertimbangkan

    sebagai bukti adanya gangguan kepribadian dependen hanya ketika hal tersebut dapat secara

    jelas dipastikan bahwa pilihan lain tersedia bagi individu tersebut). Individu dengan gangguan ini

    merasa tidak nyaman atau tidak berdaya ketika sendiri (kriteria 6). Mereka akan mengikuti orang

    lain dan menghindari keadaan sendirian, meskipun mereka tidak berminat atau tidak terlibat

    dalam urusan tersebut.

    Ketika hubungan dekat berakhir (contoh : perpisahan dengan kekasih, kematian dari

    orang yang merawat mereka), individu dengan gangguan kepribadian dependen dapat mencari

    hubungan lain segera untuk memenuhi kebutuhan perhatian dan dukungan yang mereka

    butuhkan (kriteria 7). Kepercayaan mereka bahwa mereka tidak dapat bertahan apabila tidak

    adanya hubungan dekat yang kemudian memotivasi individu ini untuk dengan cepat dan tidak

    diskriminatif untuk menjalin hubungan dengan individu lain. Individu dengan gangguan ini

    sering merasa takut ditinggalkan sendirian (kriteria 8). Mereka melihat diri mereka sebagai

    individu yang sangat dependen terhadap saran dan bantuan dari orang penting bagi mereka.

    Sebagai pertimbangan untuk membuktikan kriteria ini, rasa takut yang dialami haruslah

    berlebihan dan tidak realistis. Sebagai contoh : pria tua dengan penyakit kanker yang pindah ke

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    22/35

    22

    rumah anaknya untuk mendapatkan perawatan dari anaknya menunjukkan perilaku dependen

    yang semestinya diberikan dalam situasi individu tersebut.

    Karakteristik terkait yang mendukung diagnosis

    Individu dengan gangguan kepribadian dependen sering ditandai dengan sikap pesimis

    dan meragukan diri sendiri, sering kali merasa kemampuannya lebih rendah dan secara konstan

    merasa dirinya bodoh. Mereka dapat menerima kritik dan ketidaksetujuan sebagai bukti dari

    ketidakbergunaan mereka dan sering kehilangan kepercayaan terhadap diri mereka sendiri.

    Mereka sering mencari proteksi lebih dan dominasi lebih dari orang lain. Fungsi okupasi dapat

    mengalami gangguan apabila dibutuhkan inisiasi yang independen. Mereka sering menghindari

    posisi dengan tanggung jawab besar dan merasa cemas ketika diminta untuk mengambil

    keputusan. Hubungan social condong terbatas dengan orang-orang tempatnya bergantung.

    Terdapat peningkatan risiko terjadinya gangguan depresif, gangguan ansietas, dan gangguan

    pengaturan (adjustment disorder). Gangguan kepribadian dependen sering timbul bersama

    dengan gangguan kepribadian lain, terutama gangguan kepribadian borderline, avoidant dan

    histrionic. Penyakit kronis atau perpisahan serta gangguan ansietas pada masa anak-anak atau

    masa remaja merupakan predisposisi individu mengalami gangguan ini.

    Prevalensi

    Data dari tahun 2001-2002 Survei Epidemiologis Nasional Akohol dan Kondisi terkait

    mengestimasi prevalensi kejadian gangguan kepribadian dependen sebesar 0,49% dan gangguan

    kepribadian dependen yang diestimasi, berdasarkan kemungkinan subsample dari Survey

    Komorbiditas Nasional tahap II sebesar 0,6%.

    Perkembangan dan perjalanan penyakit

    Diagnosis ini sebaiknya ditegakkan dengan hati-hati, terutama pada anak-anak dan remaja yangsering terdapat perilaku dependen yang normal selama perkembangan mereka.

    Masalah diagnosis terkait budaya

    Derajat perilaku dependen yang masih dianggap wajar bervariasi menurut usia dan

    kelompok sosiokultural. Usia dan factor budaya penting untuk dipertimbangkan dalam

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    23/35

    23

    mengevaluasi ambang diagnosis masing-masing kriteria. Perilaku dependen sebaiknya

    dipertimbangkan sebagai karakteristik gangguan hanya ketika terdapat perilaku yang melebihi

    batas wajar norma-norma budaya dan merefleksikan hal-hal yang tidak realistis.

    Masalah diagnosis terkait jenis kelamin

    Dari sisi kinis, gangguan kepribadian dependen didiagnosis lebih sering pada wanita,

    meskipun beberapa penelitian melaporkan prevalensi yang hampir sama pada pria dan wanita.

    Diagnosis diferensial

    Gangguan mental lain dan kondisi medis. Gangguan kepribadian dependen harus dibedakan

    dengan ketergantung yang timbul akibat gangguan mental (contoh : depresi, panic, agoraphobia)

    dan gangguan yang timbul akibat kondisi medis lain.

    Gangguan kepribadian lain dan karakteristik personal. Gangguan kepribadian lain sering

    dikelirukan dengan gangguan kepribadian dependen karena mereka memiliki beberapa ciri yang

    mirip. Sangat penting untuk membedakan gangguan ini berdasarkan karakteristik personalnya.

    Namun, apabila individu tersebut memiliki karakteristik personal yang masuk kriteria satu atau

    lebih gangguan kepribadian ditambah adanya gangguan kepribadian dependen, semuanya dapat

    didiagnosis. Meskipun banyak gangguan kepribadian yang memiliki ciri dependen, gangguan

    kepribadian dependen dapat dibedakan dengan adanya sikap bergantung, tunduk dan reaktif pada

    gangguan ini. Baik pada gangguan kepribadian dependen maupun gangguan kepribadian

    borderline memiliki ciri takut akan perpisahan ; namun individu dengan gangguan kepribadian

    borderline merespon terhadap perpisahan tersebut dengan adanya kekosongan emosi, kemarahan

    dan permintaan, sedangkan pada gangguan kepribadian dependen merespon dengan sikap yang

    tenang dan patuh serta langsung mencari pengganti hubungan tersebut untuk mendapatkan

    perhatian dan dukungan. Gangguan kepribadian borderline kemudian dapat dibedakan dari

    gangguan kepribadian dependen dari pola tipikal hubungan yang tidak stabi dan intens. Individu

    dengan gangguan kepribadian histrionic, sama seperti individu dengan gangguan kepribadian

    dependen, memiliki kebutuhan kuat terhadap penentraman hati dan persetujuan orang lain,

    biasanya terlihat kekanak-kanakan dan ketergantungan. Bagaimanapun, tidak seperti gangguan

    kepribadian dependen, yang memiliki karakteristik tidak menonjolkan diri dan perilaku yang

    patuh, gangguan kepribadian histrionic memiliki karakteristik senang berkumpul-kumpul dan

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    24/35

    24

    senang keramaian serta ingin perhatian dari orang lain. Baik pada gangguan kepribadian

    dependen dan gangguan kepribadian avoidant memiliki perasaan yang merasa dirinya kurang,

    hipersensitif terhadap kritik dan butuh penentraman hati. Namun, individu dengan gangguan

    kepribadian avoidant sangat takut dihina dan ditolak sehingga mereka cenderung menarik diri

    dari pergaulan sampai mereka yakin sepenuhnya mereka diterima. Kontrasnya, pada individu

    dengan gangguan kepribadian dependen, memiliki pola mencari dan menjaga koneksi dengan

    orang-orang yang dianggapnya penting, bukannya menghindari dan menarik diri dari pergaulan.

    Banyak individu yang menunjukkan sifat kepribadian dependen. Hanya ketika sifat-sifat

    ini menjadi tidak fleksibel, maladaptive dan terus menerus serta mengakibatkan gangguan

    fungsional yang signifikan atau gangguan subjektif, barulah mereka disebut sebagai gangguan

    kepribadian dependen.

    Perubahan kepribadian akibat kondisi medis lain. Gangguan kepribadian dependen harus

    dibedakan dengan perubahan kepribadian akibat kondisi medis, dimana sifat tersebut muncul

    akibat gangguan pada system saraf pusat.

    Gangguan penggunaan zat. Gangguan kepribadian dependen harus dibedakan dengan gejala

    yang timbul yang berhubungan dengan penggunaan zat yang persisten.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    25/35

    25

    Gangguan kepribadian obsesif kompulsif

    Kriteria diagnosis 301.4 (F60.5)

    Pola pervasive preokupasi terhadap sesuatu yang berurutan, perfeksionisme dan controlmental dan interpersonal, serta tidak adanya fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi, dimulai dari

    usia dewasa muda dan terdapat pada beberapa kondisi yang diindikasikan 4 atau lebih kondisi

    sebagai berikut :

    1. Terdapat preokupasi terhadap detail, peraturan , urutan-urutan, organisasi atau jadwal

    sampai ke taraf dimana poin utama aktivitas tersebut hilang.

    2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas (contoh : tidak dapat

    menyelesaikan pekerjaan akibat standar-standar berlebihan yang ditetapkan sendiri).3. Sangat berdedikasi berlebihan terhadap pekerjaan hingga tidak melakukan kegiatan

    rekreasi dan social (bukan karena kebutuhan ekonomi).

    4. Sangat teliti dan cermat yang berlebihan serta tidak fleksibel mengenai hal-hal atau

    moralitas, etika dan nilai-nilai (tidak termasuk budaya dan agama).

    5. Tidak dapat membuang benda-benda bekas atau benda yang tidak bernilai meskipun

    sudah tidak memiliki nilai penting lagi.

    6. Malas mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali mereka

    mengumpulkan tepat seperti apa yang diinginkan.

    7. Memiliki gaya hidup yang hemat mengenai diri sendiri dan orang lain; uang dilihat

    sebagai sesuatu yang seharusnya disimpan untuk kemungkinan timbulnya masalah/

    bencana yang dialami di kemudian hari.

    8. Menunjukkan sikap yang kaku dan keras kepala.

    Karakteristik diagnosis

    Karakteristik esensial dari gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah adanya

    preokupasi terhadap sesuatu yang berurutan, perfeksionisme dan control mental dan

    interpersonal, serta tidak adanya fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi. Pola ini dimulai pada

    usia dewasa muda dan terdapat pada beberapa kondisi.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    26/35

    26

    Individu dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif mencoba untuk

    mempertahankan control dengan mematuhi peraturan-peraturan, detail yang sepele, prosedur,

    urutan-urutan, jadwal, atau bentuk hingga ke taraf poin hingga aktivitas tersebut hilang (kriteria

    1). Mereka sangat berhati-hati dan sering melakukan repetisi, memperhatikan hal-hal yang tidak

    biasa dan detail-detail dan secara berulang mengecek kemungkinan kesalahan-kesalahan. Mereka

    terlupa akan kenyataan bahwa orang lain dapat menjadi kesal dan tidak sadar akan

    ketidaknyamanan akibat tindakan mereka. Contohnya, ketika individu-individu salah meletakkan

    urutan-urutan hal yang harus dilakukan, mereka akan menghabiskan waktu yang lebih untuk

    melihat urutan-urutan tersebut dibandingkan menghabiskan waktu untuk mengingat kembali dari

    memori dan tetap melanjutkan untuk menyelesaikan tugas. Mereka tidak dapat mengalokasikan

    waktu, dan tugas yang paling penting tidak dilakukan hingga ke batas waktu terakhir.

    Perfeksionisme dan performa standard diri yang tinggi dapat menyebabkan disfungsi yang

    signofikan dan distress pada pasien dengan gangguan ini. Mereka sangat memperhatikan detail-

    detail dari pekerjaan mereka dan menginginkan pekerjaan mereka sempurna sehingga pekerjaan

    tersebut tidak selesai (kriteria 2). Sebagai contoh, penyelesaian tugas laporan tertulis tertunda

    akibat laporan tersebut yang direvisi berkali-kali untuk mencapai kesempurnaan sehingga

    tenggat waktu tidak dapat dipenuhi dan aspek kehidupan individu tersebut yang tidak merupakan

    focus aktivitas masa kini akan terganggu.

    Individu-individu dengan gangguan kepribadian menunjukkan dedikasi berlebihan

    terhadap pekerjaan hingga tidak melakukan kegiatan rekreasi dan social (kriteria 3). Perilaku ini

    tidak dilandasi dengan keperluan ekonomi. Mereka sering merasa bahwa mereka tidak memiliki

    waktu untuk bersantai di akhir minggu dan berekreasi. Mereka sering menunda aktivitas rekreasi,

    seperti liburan. Ketika mereka mengambil waktu untuk rekreasi, mereka merasa sangat tidak

    nyaman kecuali mereka membawa sesuatu untuk bekerja sehingga mereka tidak membuang

    waktu. Mereka memiliki konsentrasi yang tinggi terhadap pekerjaan rumah tangga (contoh :

    melakukan bersih-bersih yang berlebihan). Ketika mereka menghabiskan waktu dengan teman-teman, sering kali pada aktivitas yang terorganisir secara formal seperti olahraga. Hobi atau

    aktivitas rekreasional dilihat sebagai tugas serius yang membutuhkan pengaturan yang hati-hati

    dan pekerjaan yang sulit dilakukan. Mereka menginnginkan performa yang sempurna. Mereka

    melakukan pekerjaan dengan terstruktur (contoh : memberitau balita untuk mengendarai sepeda

    pada garis yang lurus).

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    27/35

    27

    Individu dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif sangat teliti dan cermat yang

    berlebihan serta tidak fleksibel mengenai hal-hal atau moralitas, etika dan nilai-nilai (kriteria 4).

    Mereka sering memaksa diri mereka untuk mengikuti prinsip moral yang kaku dan sangat tegas

    terhadap standar performa. Mereka juga sering mengkritik diri sendiri terhadap kesalahan

    mereka. Individu dengan gangguan ini sangat menjunjung tinggi otoritas dan peraturan-peraturan

    dan tidak terdapat pengecualian terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut untuk situasi

    khusus.

    Individu dengan gangguan ini tidak dapat membuang benda-benda bekas atau benda yang

    tidak bernilai meskipun sudah tidak memiliki nilai penting lagi (kriteria 5). Mereka menganggap

    membuang-buang barang bekas tersebut merupakan hal yang boros karena kita tidak pernah tau

    ketika membutuhkan sesuatu dan menjadi kesal bila seseorang mencoba untuk membuang

    barang yang mereka simpan. Pasangan atau teman sekamar mereka dapat mengeluhkan ukuran

    ruang yang mereka pakai untuk menyimpan barang-barang bekas, majalah, peralatan yang sudah

    rusak, dan sebagainya.

    Individu dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif rentan untuk mendelegasikan

    tugas atau untuk bekerja dengan orang lain (kriteria 6). Mereka bersikukuh bahwa segala hal

    dapat dilakukan sesuai dengan cara mereka dan orang lain harus menyesuaikan diri terhadap cara

    melakukan suatu hal. Mereka sering memberikan instruksi yang mendetail mengenai bagaimana

    cara melakukan hal-hal. (contoh : hanya terdapat satu cara untuk mencuci perabotan,

    membangun rumah anjing, dan lain-lain) dan merasa terkejut dan kesal apabila orang lain

    menyarankan alternative lain. Pada waktu lain, mereka sering menolak tawaran bantuan dari

    orang lain karena mereka merasa bahwa orang lain tidak dapat melakukan hal dengan benar.

    Individu dengan gangguan ini menjaga standar cara kehidupannya jauh dibawah yang

    dapat mereka mampu, merasa bahwa pengeluarannya harus dikontrol ketat untuk menjaga

    kemungkinan timbulnya masalah/ bencana yang dialami di kemudian hari (kriteria 7). Gangguan

    kepribadian obsesif kompulsif dikarakteristikkan dengan sikap yang kaku dan keras kepala

    (kriteria 8). Individu dengan gangguan ini sangat mengkhawatirkan mereka tidak dapat

    melakukan hal dengan benar sehingga mereka memiliki masalah dalam mengikuti ide orang

    lain. Individu-individu ini merencanakan kegiatan dengan sangat mendetail dan cermat dan tidak

    mau mempertimbangkan perubahan. Sangat tenggelam dalam perspektifnya sendiri, mereka

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    28/35

    28

    memiliki kesulitan dalam mengerti sudut pandang orang lain. Teman-teman mereka dapat

    merasa frustasi dengan kekakuan mereka.

    Karakteristik terkait dalam mendukung diagnosis

    Ketika peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan tidak memberi jawaban yang benar,

    pengambilan keputusan dapat membutuhkan waktu dan proses yang lama. Individu dengan

    gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki kesulitan dalam menentukan tugas mana yang

    butuh prioritas atau apakah cara terbaik dalam melakukan tugas tertentu sehingga mereka

    kesulitan dalam memulainya. Mereka rentan merasa kesal atau marah pada situasi dimana

    mereka tidak dapat mengontrol lingkungan fisik dan interpersonal mereka, meskipun kemarahan

    tersebut tidak diekspresikan secara langsung. Sebagai contoh, individu dapat merasa marah

    ketika pelayanan pada rumah makan yang kurang memuaskan, namun mereka tidak mengeluh ke

    bagian manajemen, tetapi mereka berfikir berapa banyak tip yang harus diberikan. Pada situasi

    lain, kemarahan dapat diekspresikan pada masalah-masalah kecil. Individu dengan gangguan ini

    sangat memperhatikan status hubungan dan dominasi dari hubungan tersebut dan sering

    memperlihatkan rasa hormat yang berlebihan terhadap otoritas yang mereka hormati dan

    sebaliknya pada otoritas yang mereka tidak hormati.

    Individu dengan gangguan ini biasanya mengekspresikan rasa suka mereka dengan cara

    yang resmi dan merasa tidak nyaman akan keberadaan orang yang ekspresif secara emosional.

    Hubungan sehari-hari mereka sangat formal dan serius, dan mereka sering kali kaku pada situasi-

    situasi dimana orang lain gembira dan tersenyum. (contoh : menyapa kekasih di bandara).

    Mereka berbicara ketika mereka yakin apa yang mereka katakana tersebut sempurna. Terdapat

    preokupasi dengan logika dan intelektual, serta tidak dapat mentoleransi perilaku senang teman-

    temannya. Mereka memiliki kesulitan dalam mengekspresikan perasaan mereka, jarang memuji

    orang. Individu dengan gangguan ini sering mengalami kesulitan dalam pekerjaan, terutama

    ketika menghadapi situasi baru yang membutuhkan fleksibilitas dan kesepakatan.

    Individu dengan gangguan ansietas, termasuk gangguan ansietas general, gangguan

    ansietas social (fobia social), dan fobia spesifik dan gangguan obsesif kompulsif memiliki

    peningkatan risiko untuk mengalami gangguan kepribadian yang termasuk kriteria gangguan

    kepribadian obsesif kompulsif. Bagaimanapun, terlihat bahwa mayoritas dengan gangguan

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    29/35

    29

    kepribadian obsesif kompulsif tidak memiliki pola perilaku yang masuk ke dalam kriteria

    gangguan kepribadian. Banyak dari ciri gangguan kepribadian obsesif kompulsif tumpang tindih

    dengan gangguan kepribadian tipe A (contoh : preokupasi terhadap pekerjaan, sifat kompetitif,

    urgensi terhadap waktu), dan ciri-ciri ini dapat ditemukan pada individu dengan risiko infark

    miokard. Dapat terjadi hubungan antara gangguan kepribadian obsesif kompulsif dan gangguan

    depresif dan bipolar serta gangguan makan.

    Prevalensi

    Gangguan kepribadian obsesif kompulsif merupakan satu gangguan kepribadian yang

    terbanyak ditemukan pada populasi umum, dengan estimasi prevalensi berkisar antara 2,1%

    hingga 7,9%.

    Masalah diagnosis terkait dengan budaya

    Dalam menganalisa individu dengan gangguan obsesif kompulsif, klinisi sebaiknya tidak

    memasukkan perilaku yang menggambarkan kebiasaan atau ciri interpersonal yang secara

    kultural terkait pada kelompok-kelompok tertentu. Budaya tertentu menempatkan penekanan

    yang kuat terhadap pekerjaan dan produktivitas individu sehingga mengakibatkan perilaku pada

    kelompok tersebut tidak dapat dipertimbangkan merupakan ciri dari gangguan kepribadian

    obsesif kompulsif.

    Masalah diagnosis terkait jenis kelamin

    Pada studi sistematis, gangguan kepribadian obsesif kompulsif didiagnosis sekitar dua

    kali lebih sering pada laki-laki.

    Diagnosis diferensial

    Gangguan obsesif kompulsifGangguan obsesif kompulsif dapat secara mudah dibedakan dengan gangguan kepribadian

    obsesif kompulsif dari adanya obsesi dan kompulsi pada gangguan obsesif kompulsif.

    Ketika kriteria gangguan kepribadian obsesif kompulsif dengan gangguan obsesif kompulsif

    terpenuhi, kedua diagnosis tersebut harus ditegakkan.

    Hoarding disorder

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    30/35

    30

    Diagnosis hoarding disorder sebaiknya dipertimbangkan terutama ketika sikap

    pengumpulan / hoarding tersebut berlebih (contoh : mengumpulkan timbunan objek yang

    tidak berguna). Ketika kriteria gangguan kepribadian obsesif kompulsif dan hoarding

    disorder terpenuhi, kedua diagnosis tersebut dapat ditegakkan.

    Gangguan kepribadian lain dan sifat personal

    Gangguan kepribadian lain dapat dikelirukan dengan gangguan kepribadian obsesif

    kompulsif karena mereka memiliki beberapa ciri secara yang sama. Namun, penting untuk

    membedakan gangguan-gangguan ini berdasarkan perbedaan karakteristik masing-masing.

    Bagaimanapun, bila individu memiliki karakteristik kepribadian yang memenuhi kriteria

    satu atau lebih kriteria gangguan kepribadian ditambah gangguan kepribadian obsesif

    kompulsif, seluruhnya dapat didiagnosis. Individu dengan gangguan kepribadian narsistik

    dapat menyatakan komitmen terhadap perfeksionisme dan merasa bahwa orang lain tidak

    dapat melakukan hal-hal sebaik mereka, namun individu-individu ini merasa bahwa mereka

    telah mencapai kesempurnaan, sedangkan mereka dengan gangguan kepribadian obsesif

    kompulsif biasanya masih merasa dirinya kurang (self critical). Individu dengan gangguan

    kepribadian narsistik atau antisosial memiliki kemurahan hati yang kurang, sedangkan

    mereka dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki ekonomi yang hemat

    terhadap diri sendiri dan orang lain. Pada gangguan kepribadian schizoid dan gangguan

    kepribadian obsesif kompulsif memiliki karakteristik dari adanya formalitas yang tampakdan kurangnya social. Pada gangguan kepribadian obsesif kompulsif, terdapat

    ketidaknyamanan dalam emosi dan kecintaan terhadap pekerjan yang berlebih, sedangkan

    pada gangguan kepribadian schizoid terdapat kurangnya kapasitas intim yang sangat

    penting.

    Sifat kepribadian obsesif kompulsif biasanya adaptif, terutama pada situasi yang

    membutuhkan performa yang lebih. Hanya ketika sifat-sifat ini tidak fleksibel, maladaprif

    dan terus menerus serta mengakibatkan gangguan fungsional yang signifikan barulah

    disebut gangguan kepribadian obsesif kompulsif.

    Perubahan kepribadian akibat kondisi medis lain

    Gangguan kepribadian obsesif kompulsif harus dibedakan dengan perubahan kepribadian

    akibat kondisi medis lain, dimana sifat tersebut muncul sebagai tambahan efek kondisi

    medis terhadap system saraf pusat.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    31/35

    31

    Gangguan penggunaan zat

    Gangguan kepribadian obsesif kompulsif harus dibedakan dari gejala yang timbul akibat

    penggunaan zat yang terus menerus.

    Gangguan Kepribadian Lainnya

    Perubahan kepribadian akibat kondisi medis lain

    Kriteria diagnosis 310.1 (F07.0)

    A. Gangguan kepribadian persisten yang mencerminkan perubahan dari pola karakteristik

    personal individu yang sebelumnya.

    Catatan : pada anak-anak, gangguan meliputi deviasi bermakna dari perkembangan

    normal atau perubahan signifikan

    B. Terdapat bukti adanya riwayat, pemeriksaan fisik, atau penemuan laboratoris yang

    membuktikan bahwa gangguan tersebut merupakan akibat langsung patofisiologi kondisi

    medis yang lain.

    C. Gangguan bukan merupakan akibat gangguan jiwa yang lain (termasuk gangguan jiwa

    yang lain akibat kondisi medis yang lain).

    D.

    Gangguan tidak terjadi secara eksklusif selama terjadinya delirium.

    E. Gangguan mengakibatkan distress klinis yang signifikan atau gangguan pada social,

    okupasional, atau fungsi area penting lain.

    Spesifikasikan apakah gangguan tersebut merupakan :

    Tipe labil : apabila memiliki ciri predominasi labilitas afektif.

    Tipe disinhibisi : apabila ciri predominan merupakan control impulse yang lemah,

    dibuktikan dengan adanyasexual indiscretions, dan lain-lain.

    Tipe agresif : apabila ciri predominan merupakan perilaku yang agresif.

    Tipe apathetic : apabila ciri predominan ditandai dengan apatis yang bermakna.

    Tipe paranoid : apabila ciri predominan adalah kecurigaan atau ide paranoid.

    Tipe lain : apabila tidak terdapat ciri seperti pada subtype yang lain.

    Tipe campuran : ketika satu atau lebih predominasi ciri predominasi kondisi klinis.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    32/35

    32

    Tipe yang tidak dapat dispesifikasikan

    Catatan pengkodean : termasuk nama kondisi medis lain (contoh : 310.1 [F70.0] perubahan

    kepribadian akibat epilepsy lobus temporal). Kondisi medis lain sebaiknya diberikan kode dan

    didaftar secara terpisah sebelum gangguan kepribadian akibat kondisi medis lain (contoh :345.40 [G40.209] epilepsy lobus temporal; 310.1 [F07.0] perubahan kepribadian akibat epilepsy

    lobus temporal).

    Subtype

    Perubahan kepribadian dapat dispesifikkan lagi dengan mengindikasikan presentasi klinis

    yang mempredominasi klinis.

    Karakteristik diagnosis

    Karakteristik esensial perubahan kepribadian akibat kondisi medis yang lain adalah

    gangguan kepribadian persisten yang ditentukan akibat efek patofisiologi langsung kondisi

    medis. Gangguan kepribadian merepresentasikan perubahan dari pola karakteristik kepribadian

    individu sebelumnya. Pada anak-anak, kondisi ini dapat dimanifestasikan sebagai deviasi

    bermakna perkembangan normal disbanding dari perubahan pola kepribadian yang stabil

    (kriteria A). harus terdapat bukti dari riwayat klinis, pemeriksaan fisik dan penemuan

    laboratorium dimana perubahan kepribadian tersebut merupakan efek fisiologis akibat kondisi

    medis lain. (kriteria B). diagnosis tidak ditegakkan bila gangguan tersebut lebih baik dijelaskan

    akibat gangguan mental yang lain (kriteria C). diagnosis tidak dapat ditegakkan bila gangguan

    tersebut terjadi secara eksklusif selama terjadinya delirium (kriteria D). Gangguan tersebut juga

    harus menyebabkan gangguan klinis signifikan atau gangguan pada social, okupasional, atau

    pada fungsi area lain yang penting (kriteria E).

    Manifestasi klinis yang sering muncul dari perubahan kepribadian termasuk instabilitas

    afektif, control impuls yang kurang, kemarahan dan agresi yang meledak lebih dari normal

    terhadap stressor psikososial, apatis yang bermakna, kecurigaan atau ide paranoid. Fenomena

    perubahan diindikasikan menggunakan subtype yang terdaftar pada kriteria. Pada individu

    dengan gangguan ini sering dikarakteristikkan oleh orang lain sebagai bukan dirinya.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    33/35

    33

    Manifestasi klinis pada individu bergantung pada lokalisasi dan kejadian proses

    patologis. Sebagai contoh, kerusakan pada lobus frontal dapat mengakibatkan gejala seperti

    kurangnya kebijaksanaan, disinhibisi dan euphoria. Stroke pada hemisfer kanan sering

    mengakibatkan perubahan kepribadian berkaitan dengan unilateral spatial neglect , anosognosia

    (ketidakmampuan individu mengenal secara langsung atau deficit fungsional seperti adanya

    hemiparesis), gangguan motoric dan deficit neurologis lain.

    Karakteristik terkait yang mendukung diagnosis

    Berbagai kondisi medis dan neurologis dapat mengakibatkan perubahan kepribadian

    termasuk neoplasma system saraf pusat, trauma kepala, penyakit serebrovaskular, penyakit

    Huntington, epilepsy, kondisi infeksius yang melibatkan system saraf pusat (contoh : HIV),

    kondisi endokrin (contoh : hipotiroidisme, hipo dan hiperadrenocortikisme ), dan kondisi

    autoimun dengan keterlibatan system saraf pusat (contoh : SLE). Penemuan pemeriksaan fisik

    terkait, penemuan laboratorium terkait dan pola prevalensi dan onsetnya menunjukkan kondisi

    medis dan neurologis terkait.

    Diferensial diagnosis

    Kondisi medis kronik berkaitan dengan nyeri dan disabilitas. Kondisi medis kronik

    berkaitan dengan nyeri dan disabilitas dapat juga berkaitan dengan perubahan kepribadian.

    Diagnosis perubahan kepribadian akibat kondisi medis lain ditegakkan bila ketika mekanisme

    patofisiologi yang langsung dapat ditentukan. Diagnosis ini tidak ditegakkan bila perubahan

    tersebut akibat adaptasi perilaku atau psikologi atau respon terhadap kondisi medis lain (contoh :

    perilaku dependen akibat kebutuhan dukungan orang lain setelah mengalami trauma kepala,

    penyakit kardiovaskular, atau demensia).

    Delirium atau gangguan neurokognitif. Perubahan kepribadian merupakan ciri yang sering

    dikaitkan dengan delirium atau gangguan neurokognitif mayor. Diagnosis terpisah gangguan

    kepribadian akibat kondisi medis lain tidak ditegakkan apabila perubahan terjadi secara eksklusif

    selama terjadinya delirium. Bagaimanapun diagnosis perubahan kepribadian akibat kondisi

    medis lain dapat ditegakkan sebagai diagnosis tambahan dari gangguan neurokognitif mayor

    apabila perubahan kepribadian tersebut merupakan bagian prominen dari manifestasi klinis.

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    34/35

    34

    Gangguan jiwa lain akibat kondisi medis lain. Diagnosis perubahan kepribadian akibat

    kondisi medis lain tidak ditegakkan bila gangguan tersebut disebabkan oleh gangguan jiwa lain

    akibat kondisi medis lain (contoh : gangguan depresi akiba tumor otak).

    Gangguan penggunaan zat. Perubahan kepribadian dapat terjadi dalam konteks gangguanpenggunaan zat, terutama bila gangguan tersebut dalam jangka waktu yang lama. Klinisi

    sebaiknya menanyakan mengenai penggunaan zat tersebut. Apabila klinisi ingin mengetahui

    etiologi dan hubungan antara perubahan kepribadian dan penggunaan zat, dapat menggunakan

    kategori yang tidak dapat dipesifikasi untuk zat yang spesifik (contoh : gangguan yang tidak

    didapat dispesifikasi akibat penggunaan stimulansia).

    Gangguan-gangguan jiwa lain. Perubahan kepribadian yang bermakna dapat menjadi ciri yang

    berkaitan dengan gangguan jiwa lain (contoh : skizofrenia, gangguan delusional, gangguan

    depresi dan bipolar, gangguan disruptif lain yang dapat dispesifikasi dan tidak dapat

    dispesifikasi, impulse control, conduct disorder, gangguan panic). Bagaimanapun, pada

    gangguan-gangguan ini, tidak ada factor psikososial spesifik yang ditentukan yang berkaitan

    dengan etiologi perubahan kepribadian.

    Gangguan kepribadian lainnya. Perubahan kepribadian akibat kondisi medis lain dapat

    dibedakan dengan gangguan kepribadian dengan kebutuhan untuk perubahan klinis signifikan

    dari fungsi kepribadian dan adanya kondisi klinis yang menjadi etiologi spesifik.

    Gangguan kepribadian lain yang spesifik

    301.89 (F60.89)

    Kategori ini berlaku untuk gejala klinis dengan karakteristik gangguan kepribadian yang

    menyebabkan distress klinis signifikan atau gangguan pada sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang

    penting lainnya tetapi tidak memenuhi kriteria untuk setiap gangguan dalam kelomok diagnosis

    gangguan kepribadian. Kategori gangguan kepribadian tertentu lainnya digunakan dalam situasi

    di mana klinisi memilih untuk mengkomunikasikan alasan tertentu bahwa gejala klinis tidak

    memenuhi kriteria untuk setiap gangguan kepribadian tertentu. Hal ini dilakukan dengan menulis

  • 5/21/2018 translate dsm v.docx

    35/35

    35

    "gangguan kepribadian tertentu lainnya" diikuti oleh alasan tertentu (misalnya, "ciri kepribadian

    campuran").

    Gangguan kepribadian yang tidak spesifik

    301.9 (F60.9)

    Kategori ini berlaku untuk manifestasi klinis dengan karakteristik gangguan kepribadian

    yang menyebabkan distress klinis signifikan atau penurunan sosial, pekerjaan, atau bidang-

    bidang penting lainnya tetapi tidak memenuhi kriteria penuh untuk setiap gangguan dalam kelas

    diagnostic gangguan kepribadian. Kategori gangguan kepribadian yang tidak ditentukan

    digunakan dalam situasi di mana klinisi memilih untuk tidak menspesifikasikan alasan bahwa

    kriteria tidak terpenuhi untuk gangguan kepribadian tertentu, dan termasuk di mana ada

    informasi yang cukup untuk membuat diagnosis yang lebih spesifik.