trans fatty acid article

Upload: amir-hamzah

Post on 28-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    1/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 1

    Makalah Kimia Pangan

    Lemak Trans

    Oleh : Ahmad Ali Irfan Ardiansyah

    Nim : 1111016200015

    Program Studi Pendidikan Kimia

    Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    2013

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    2/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 2

    1. Apakah Zat Itu?

    Asam lemak tidak jenuh (memiliki ikatan rangkap) yang terdapat di dalam

    minyak dapat berada dalam dua bentuk yakni isomercis dantrans. Asam lemak

    jenuh alami biasanya berada sebagai asam lemak cis, hanya sedikit bentuk trans.

    Jumlah asam lemak trans ( trans fatty acids= TFA ) dapat meningkat di dalam

    makanan berlemak terutama margarine akibat dari proses pengolahan yang

    diterapkan seperti hidrogenasi, pemanasan suhu tinggi (Sebedio and Chardigny,

    1996; Martin, et al., 1998; Silalahi, 1999; Silalahi, 2000;). Asam lemak trans

    adalah asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan ganda trans. Ikatan

    ganda trans adalah ikatan diantara dua atom karbon dalam asam lemak yang telah

    berubah dari bentuk geometri relatifnya -ikatan ganda cis- yang banyak

    ditemukan di alam. Atom hidrogen yang terbentuk pada ikatan ganda trans berada

    pada sisi yang berlainan dari atom karbon, dimana atom hidrogen tersebut pada

    ikatan ganda cis berada pada sisi yang sama (Stender and Dyerberg, 2003;).

    Sebagi contoh, penamaan dari isomer ikatan trans 18:1 dan trans 18:2 dan

    komposisi yang khas dalam sumber lemak hewani dan nabati kami berikan dalam

    table 1 (EFSA 2004). Data tersebut memperlihatkan pola isomer trans dari

    sumber lemak hewani dan nabati yang menunjukan amat melengkapi, dengan

    banyak isomer umum yang biasanya terdapat pada kedua sumber tersebut. Dalam

    lemak susu atau daging hewan mengandung (30%-60%) asam lemak trans asam

    vaccenay (trans 18:1, n-7) dengan isomernya MUFA (Mono Saturated Fatty

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    3/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 3

    Acids) seperti 14:1 dan 16:1, maupun isomer 18:2 dan 18:3, juga seperti itu

    (Scientific Advisory Committee on Nutrition, 2007;)

    Dalam draft laporan Dewan Nutrisi Danish tahun 2001, terhadap 49

    makanan ringan, kue dan produk perusahaan gula-gula yang diperoleh pada bulan

    November 2000 dari 5 supermarket di daerah Greater Copenhagen. Kegiatan

    pengumpulan yang dilakukan secara acak di alam, dan produk yang telah

    diperoleh kalau daftar komposisi (lihat dibawah) terdapat ungkapan yang

    mengikutinya:

    lemak terhidrogenasi sebagian

    minyak sayur terhidrogenasi

    minyak sayur terhidrogenasi sebagianlemak sayur terhidrogenasi

    lemak sayur terhidrogenasi sebagian

    hidrogenasi sebagian, minyak dan lemak sayur

    lemak tumbuhan dan minyak sayur terhidrogenasi

    Lemak hewan dan sayur terhidroenasi sebagian.

    Pihak manufaktur dan distribusi yang mencantumkan nama pada produk

    yang terkumpul kemudian diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    4/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 4

    produk yang telah mereka pasarkan oleh Dewan Nutrisi Danish dan untuk

    menyediakan informasi atas konten asam lemak Trans dari produk yang telah

    diproduksi dan atau didistribusikan oleh perusahaan tersebut. Dewan Nutrisi

    Danish juga menyelangarakan analisis konten asam lemak trans yang telah

    dipasarkan (Stender and Dyerberg, 2003;).

    Walaupun umumnya TFA mempunyai dampak negative terhadap

    kesehatan, tetapi asam lemak Vassenat bentuk trans adalah asam linoleat

    terkonyugasi (conjugated linileic acid = CLA) yang memiliki sifat antikanker.

    Perbedaan CLA dengan asam linoleat adalah bahwa asam linoleat mempunyai

    kiatan rangkap pada posisi atom karbon 9 dan atom karbon 12 dan keduanya

    dalam bentuk cis, tetapi CLA mempunyai ikatan rangkap pada posisi atom karbon

    9 dalam bentuk cis dan atom karbon 11 dalam bentuk trans (Hasler, 1998; Doyle,

    1998; Aro, 2001). Daging sapi panggang mengandung asam conjugated linoleic

    acid (CLA) yang bersifat anti karsinogenik. CLA banyak ditemukan di dalam

    binatang ruminansia (daging, sapi, susu, dan domba). Lemak sapi mengandung

    3,1-8,5 mg CLA/g, dan CLA meningkat dalam makanan yang diolah atau

    dimasak. Hal ini penting karena dalam kenyataannya, dalam daging yang telah

    dimasak terdapat juga mentega dan kersinogen. Berdasarkan hasil penelitian pada

    binatang diketahui bahwa konsentrasi 0,1-1% dalam diet dapat berperan sebagai

    anti kanker (Hasler, 1998).

    Sebuah tinjauan dari 28 publikasi dari 1999 sampai 2002, termasuk hewan

    dan manusia, mengungkapkan hasil yang bertentangan yang tidak memungkinkan

    untuk kesimpulan yang bisa ditarik tentang dampak positif pada komposisi tubuh

    manusia bahkan dengan asupan hingga 7 gram CLA per hari.

    Sebuah studi di Swedia baru-baru ini menunjukkan bahwa isomer CLA tertentuyang hadir hanya dalam tingkat yang sangat rendah lemak ruminansia

    meningkatkan resistensi insulin pria dengan obesitas perut (62).

    Ini juga merupakan contoh dari efek yang ditandai pada fungsi seluler penting

    yang diberikan oleh asupan beberapa gram asam lemak tertentu yang mungkin

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    5/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 5

    karena pengaruh pada konfigurasi protein transportasi dan dengan demikian

    fungsi mereka dalam membran sel.1

    2.

    Peruntukan Sebenarnya (serta kadar perbolehkan)

    Makanan yang berasal dari hewan secara alami mengandung asam lemak

    trans (produk perusahaan susu, daging sapi, dan domba) yang merupakan sumber

    berharga dari nutrein-nutrein lain, terutama protein, kalsium dan zat besi. Proporsi

    asam lemak trans yang berasal dari produk makanan tersebut kira-kira 40-50%,

    dan proporsi ini meningkatkan jumlah asam lemak trans serta mempengaruhi

    turunnya mutu makanan hasil produksi (Scientific Advisory Committee on

    Nutrition, 2007;).

    Pada mulanya mentega dibuat dari lemak susu karena konsistensinya yang

    setengah padat. Tetapi karena pasokan lemak susu terbatas kemudian mentega ini

    digantikan dengan produk sejenis yakni margarine dengan menggunakan lemak

    sapi yang ditemukan oleh . Mege Mouries tahun 1869. Selanjutnya setelah

    ditemukan proses hidrogenasi, margarine dibuat dari lemak nabati (lemak cair)

    karena berbagai alasan antara lain ;

    a.

    Karena kebutuhan akan lemak tidak sebanding lagi dengan produksi

    b.

    Karena dari aspek nutrisi terutama tentang kandungan kolesterol di dalam

    lemak hewani

    c. Kaarena adanya efek menurunkan kolesterol dari lemak tak jenuh dari

    minyak nabati dan

    d. Karena alasan religious.

    Proses hidrogenasi ditemukan pada tahun 1903 oleh Norman. Proses ini

    terdiri dari pemanasan dengan adanya hydrogen elementer yang dibantu oleh

    adanya katalisator logam, biasanya menggunakan nikel. Hasil hidrogenasi parsial

    ialah:

    a. Terjadi penjenuhan dari ikatan tak jenuh asam lemak

    b.

    Isomerisasi ikatan rangkap bentuk cis (alami) menjadi bentuk isomer

    trans, dan

    1

    Steen Stender and Jrn Dyerberg, The influence oftrans fatty acids on healthFourthedition,(Danish:The Danish Nutrition Council, 2003 ), hlm.33

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    6/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 6

    c. Peubahan posisi ikatan rangkap.

    Perubahan ini terutama akan meningkatkan titik leleh, berarti mengubah

    minyak cair menjadi lemak setengah padat yang sesuai dengan kebutuhan

    (OBrien, 1998). Perubahancis menjaditransmulai terjadi pada temperature 180o

    dan meningkat sebanding dengan kenaikan temperature. Produk biscuit, donat,

    dan produk lain yang menggunakan lemak pelembut (shortening) akan menjadi

    sumber TFA di dalam makanan sehari-hari (Sebedio and Chardigny, 1996;Oomen

    et al., 2001; wardlaw and kessel, 2002).

    Dan hal yang menarik pada sebuah jurnal penelitian didapatkan fakta

    bahwa terdapat Minyak goreng segar merk L sudah mengandung asam lemak

    trans sebesar 0,082 % b/b, yang diduga disebabkan oleh proses pemurnian

    minyak (refinery oil) menggunakan suhu tinggi.2

    3. Penyimpangan pada industri pangan (dipakai dalam makanan apa)

    Penyimpangan dalam produksi makanan yang mengandung lemak trans

    umumnya adalah proses yang tidak diinginkan oleh para perusahaan makanan

    yang bersangkutan. Contohnya seperti pernyataan PT. Unilever Pada tahun 2012

    menyatakan bahwa semua produknya tidak akan ada minyak nabati terhirdogenasi

    parsial. Sayangnya perusahaan makanan siap saji (Fast Food) yang dalam

    rumusan 8F Terdapat kata fried yang artinya gorengan yang pada umumnya

    menggunakan system Deep frying yang juga digunakan masyarakat Indonesia,

    serta pemakaian berulang minyak goreng, akan mengubah asam lemak tidak jenuh

    menjadi asam lemak trans, yang dapat meningkatkan kolesterol jahat dan

    menurunkan kolesterol baik (Juwaedah; Ketaren, 2005) karena perubahan cis

    menjadi trans mulai terjadi pada temperature 180o

    C dan meningkat sebanding

    dengan kenaikan temperature. Produk biscuit, donat dan produk lain yang

    menggunakan lemak pelembut (shortening) akan menjadi sumber TFA di dalam

    makanan sehari-hari (Sebedio and Chardigny, 1996; Oomen, et al., 2001;

    Wardlaw and Kessel, 2002).

    Pada halaman chem.itb.ac.id 4 maret 2011 mengulas tentang minyak

    goreng oplosan membahayakan kesehatan. Oplosan miyak ini adalah minyak

    2Jurnal Kimiaterapan 2013, Vol. 1 No. 1: 17-31

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    7/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 7

    jelantah yang dicampur dengan oli bekas kendaraan bermotor. Minyak jelantah

    dan oli bekas dipanaskan di wadah yang berbeda hingga terbentuk lapisan cairan

    bening dan endapan yang terpisah satu sama lain, kemudian dilakukan

    penyaringan bagi masing-masing lapisan. Lalu dicampurkan ke dalamnya tepung

    terigu dan mentega tanpa takaran hingga dihasilkan warna yang mendekati

    minyak goring murni. Oli bekas yang sudah disaring kemudian ditambahkan ke

    dalam minyak goreng dengan tujuan meningkatkan volume minyak goreng.

    Terkadang juga dilakukan penambahan hidrogen peroksida.

    Modal yang diperlukan sekitar Rp 6000 per liter dan dijual kembali

    mendekati harga normalnya yaitu Rp 10.000 11.000 per liter. Minyak ini dapat

    dijual dalam kemasan plastik per kilo maupun per jerigen. Dapat diperkirakan

    keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan minyak goreng berbahaya

    tersebut. Di lain sisi dapat diperkirakan pula besarnya masalah kesehatan yang

    ditimbulkan akibat banyaknya masyarakat yang tertipu karena tidak bisa

    membedakan minyak goreng murni dan minyak goreng berbahaya.

    Selain itu ada hal unik lain yang berbahaya yaitu plastik bening yang

    biasanya merupakan pembungkus minyak goreng ikut dimasukkan ke dalam

    wajan bersama minyak goreng. Lalu dipanaskan bersama-sama hingga plastik

    leleh dan bahan gorengan mentah digoreng. Setelah itu, gorengan siap disajikan.

    Hasilnya, gorengan menjadi renyah, tahan lama, dan gurih. Pedagang yang

    menggoreng dengan resep ini mengaku mendapat konsumen lebih banyak sejak

    menerapkan teknik ini. Namun jangan tanya soal efeknya bagi kesehatan.

    Menurut peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Ani Retno,

    gorengan berplastik yang dikonsumsi dalam waktu lama sangat berpotensi

    menyebabkan kanker.Dari ketiga kasus tersebut baik yang menggunakan minyak goreng hasil

    gorengan berkali-kali, mengoplos minyak goring, bahkan mencampurnya dengan

    plastic dapat menyebabkan bertambahnya lemak trans dan kolesterol jahat dalam

    makanan hasil penggorengan yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi.

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    8/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 8

    4. Tanda-Tanda Penyimpangan Produk Pangan (fisik)

    Terdapat beberapa tanda-tanda dari penyimpangan terhadap minyak

    goreng tersebut. Pertama untuk minyak goreng yang telah digunakan berkali-kali,

    secara alami akan berubah warna menjadi cokelat dan berbau tengik. Kedua ciri-

    ciri minyak goreng oplosan adalah berbau tengik, berwarna lebih gelap dari

    minyak goreng asli, terdapat endapan di dasar minyak (berasal dari tepung terigu),

    serta timbul buih dan berasap saat dipanaskan. Keanehan di atas tidak ditemukan

    pada minyak goreng asli yang sehat. Ketiga minyak goreng yang digunakan untuk

    menggoreng yang dicampur dengan plastic membuat Gorengan bisa jadi lebih

    laku keras karena renyah dan gurih, dan biasanya lebih keras dari normalnya, juga

    terdapat noda putih. Mungkin kita perlu lebih berhati-hati dan lebih teliti karena

    tidak semua penjual gorengan melakukan perbuatan kreatif yang membahayakan

    itu.

    Berdasarkan ketiga kasus penyelewengan diatas lemak trans cenderung

    meningkat setara dengan kenaikan temperaturnya, selain itu lemak trans pada

    minyak goreng oplos ataupun yang ditambah plastic membuat kandungan lemak

    trans pada minyak goreng lebih berbahaya daripada minyak goreng yang

    digunakan secara normal, karena bahan kimia yang terkandung dalam plastic

    maupun oli mengandung bahan kimia yang bersifat karsinogenik jika dikonsumi.

    5. Dampak Negatif Bagi Tubuh

    Permenkes No. 30 Th 2013 mengatakan bahwa mengkonsumsi lemak total

    lebih dari 67 gram per orang per hari dapat beresiko hipertensi, stroke diabetes

    dan serangan jantung. Selain itu News-medical dalam halamannya menyebutkan

    the World Health Organization has tried to balance public health goals with a

    practical level of trans fat consumption, recommending in 2003 that trans fats be

    limited to less than 1% of overall energy intake., berdasarkan pernyatan tersebut

    dapat kita pahami bahwa dalam setiap kali kita makan, lebih baik menkonsumsi

    lemak trans kurang dari 1%. Dari kedua pernyataan tersebut dapat kita mengerti

    betapa bahayanya mengkosumsi makanan yang mengandung lemak trans secara

    berlebihan.

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    9/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 9

    Berdasarkan penelitian epideminologi telah menunjukan bahwa TFA

    merupakan faktor resiko paling penting pada PJK. Konsumsi TFA menimbulkan

    pengaruh negative karena menaikkan kadar LDL, sama seperti pengaruh dari

    assam lemak jenuh. Akan tetapi disamping menaikkan LDL, TFA juga

    menurunkan HDL sedangkan asam lemak jenuh tidak akan mempengaruhi kadar

    HDL (Sundram, et al., 1997; Chandrasekharan and Basirun, 2000; Wardlaw and

    Kessel, 2002). Jadi pengaruh TFA dibandingkan dengan asam lemak jenuh, efek

    negative dari TFA dapat menjadi lebih dua kali lipat atau lebih daripada pengaruh

    asam lamak jenuh atau kolesterol yang tinggi (Ovesen, et al., 1998; Subbaiah, et

    al., 1998). Misalnya setiap kenaikan 5% asupan energy dari asam lemak jenuh

    akan menaikkan resiko PJK sebesar 17%, sedangkan setiap kenaikan 2%

    selanjutnya asupan energy dari TFA akan meningkatkan resiko 93% (Wardlaw

    and Kessel, 2002). Mekanisme TFA menurunkan HDL ialah dengan menghambat

    aktifitas lecithin cholesterol acyl transferase (LCAT). Ratio dari LDL/HDL

    merupakan peramal dan faktor resiko PJK yang lebih relevan dibandingkan

    dengan faktor resiko lainnya seperti kadar total kolesterol tinggi; makin besar

    ratio LDL/HDL diatas nilai ideal 4 (empat) makin besar resiko PJK

    (Silalahi,2002).

    Asupan TFA yang tinggi juga akan mempengaruhi dan mengganggu

    metabolism asam lemak omega-3 yang sangat diperlukan dan berfungsi dalam

    otakdan pengelihatan dan asupan TFA selama kehamilan diduga juga akan

    mengganggu metabolism asam lemak esensial sehingga dengan demikian akan

    mempengaruhi perkembangan janin (Wardlaw and kessel,2002). Oleh karena itu,

    asupan lemak dengan kandungan TFA yang tinggi bagi anak-anak terutama

    margarine tidak dianjurkan. Kandungan TFA yang rendah di dalam margarinelunak (soft margarine) yang juga masih mengandung asam lemak tak jenuh masih

    lebih beik daripada mentega yang terdiri dari asam lemak jenuh.

    Dalam apa yang disebut studi EURAMIC berasal dari tahun 1997,

    hubungan antara kadar asam lemak trans dalam jaringan adiposa dan kejadian

    kanker payudara, prostat, dan usus besar diteliti pada populasi Eropa dengan

    perbedaan luas dalam tingkat diet asam lemak trans. Sebuah asosiasi positif

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    10/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 10

    ditemukan antara asupan asam lemak trans dan kejadian kanker payudara dan usus

    besar.

    Sebuah studi kecil mengenai hubungan antara prognosis untuk kanker

    payudara dan t ingkat jaringan adiposa asam lemak trans menunjukkan hubungan

    negatif antara asam lemak trans dan kejadian metastasis kelenjar getah bening

    tetapi penelitian tidak mengungkapkan hubungan antara lemak trans

    asam dan kelangsungan hidup. Dalam sebuah studi kasus kontrol polip di usus

    besar dan asupan asam lemak trans yang dilakukan di sekitar 500 subyek indeks

    dan 500 kontrol, tidak ada hubungan yang ditemukan antara asupan dilaporkan

    sendiri asam lemak trans dan kejadian kondisi ini, yang merupakan predisposisi

    usus kanker. 31 Dalam studi kasus kontrol lain menyelidiki hubungan antara

    asam lemak trans dan kanker usus besar pada tahun 2000 dan 2000 pasien kontrol,

    tanda-tanda peningkatan risiko kanker yang berhubungan dengan asupan asam

    lemak trans dalam sub kelompok pasien ini ditemukan. Dalam Cohort Study

    Belanda Diet dan Kanker, yang terdiri 941 kasus kanker payudara, yang lemah,

    hubungan positif antara asupan CLA (conjugated linoleic acid) dan kejadian

    kanker payudara ditemukan dari penggunaan data dari studi TransFair. Dalam

    laporan Dewan Gizi Denmark dari tahun 1994, disimpulkan bahwa tidak ada bukti

    bahwa tingkat diet asam lemak trans memiliki efek karsinogenik.3

    6. Deteksi Sederhana

    Untuk mendeteksi adanya lemak trans dalam bahan makanan secara

    sederhana tidak begitu sulit juga tidak begitu mudah, dikarenakan lemak trans

    pada umumnya berbentuk semi padat. Sedangkan lemak trans yang terdapat

    dalam makanan dapat kita amati dengan panca indera kita,amati ketika penjual

    gorengan sedang menggoreng dagangannya, Jika terlihat minyak mengeluarkan

    busa yang terlalu banyak, dicurigai bahwa minyak tersebut telah rusak dan

    kurang layak dipakai. Demi kesehatan, pemakaian minyak goring diharapkan

    tidak lebih dari empat kali periode penggorengan. Jika warna minyak sudah

    3

    Steen Stender and Jrn Dyerberg, The influence of trans fatty acids on health Fourthedition,(Danish:The Danish Nutrition Council, 2003 ), hlm.30-31

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    11/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 11

    terlihat kehitaman, menjadi kental dan timbul banyak buih ketika dipanaskan

    kembali sebaiknya minyak tersebut tidak digunakan kembali.

  • 7/25/2019 Trans Fatty Acid Article

    12/12

    Trans Fatty Acid 2013

    A h m a d A l i I r f a n A r d i a n s y a h Page 12

    Daftar Pustaka

    Jdih.pom. (2013, 2 November ). Peraturan Mentri Permenkes No. 30 Th. 2013.

    diperoleh 2 November 2013, dari

    http://jdih.pom.go.id/produk/PERATURAN%20MENTERI/permenkes%2

    0No.%2030%20Th%202013%20Gula%20Garam%20Lemak.pdf

    Chem.itb. (2011, 4 Maret), Di Balik Jajanan Anda, diperoleh 2 November

    2013, dari

    http://www.chem.itb.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&catid

    =1:news&id=47:gorengan&lang=in&Itemid=

    Tampubolon. Sanggam Dera Rosa dan. Silalahi. Jansen., 2002, Trans Fatty Acids

    in Foods and Their Effects on Human Health, Jurnal, Teknol, dan Industri

    Pangan, [internet], [diunduh 2013 November 2];13(2)184-188, tersedia

    pada:

    http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/pdf/Jurnal_PATPI/vol_XIII_n

    o_2_2002/Pdf_dan_doc/vol_XIII_no_2_2002_hal_184.pdf

    Kapitan. Origenes B., 2013, ANALISIS KANDUNGAN ASAM LEMAK TRANS

    (TRANS FAT) DALAM MINYAK BEKAS PENGGORENGAN

    JAJANAN DI PINGGIR JALAN KOTA KUPANG, Jurnal Kimiaterapan,[internet], [diunduh 2013 November 2]; 1(1)17-31, tersedia pada:

    http://www.kimiaterapan.com/Idkimiaterapan-0003.pdf

    News-medical. (N/A), Trans Fat Nutritional Guidelines, diperoleh 3 November

    2013, dari http://www.news-medical.net/health/Trans-Fat-Nutritional-

    Guidelines.aspx

    The Scientific Advisory Committee on Nutrition, 2007, Update on trans fatty

    acids and health, United Kingdom: TSO, diperoleh 28 September 2013,

    dari http://www.sacn.gov.uk/pdfs/sacn_trans_fatty_acids_report.pdf

    Steen Stender and Jrn Dyerberg, The influence of trans fatty acids on health

    Fourth edition,Danish:The Danish Nutrition Council, 2003, diperoleh 28

    September 2013, dari

    http://www.sst.dk/publ/mer/2003/The_influence_of_trans_fatty_acids_on_

    health-fourth_edition2003.pdf

    Unilever. (N/A), sustainable living improving nutrition, diperoleh 4 November

    2013, dari http://www.unilever.co.id/id/sustainable-living/improvingnutrition/