thesis - digilib.its.ac.id · r & d risk management work performance performance measure...
TRANSCRIPT
THESISPERANCANGAN MODEL KEMATANGAN PENGELOLAAN ASPEK SOSIAL DI INDUSTRI MANUFAKTURSTUDI KASUS : INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
Disusun oleh :Anita Kartika Sari (2508.202.201)
Pembimbing :Pembimbing :1. Dr. Maria Anityasari, ST, ME2. Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng,Sc
PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRIMANAJEMEN KINERJA STRATEGIS
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA
LATAR BELAKANG PENELITIAN (1)
Dahulu Saatini….
Perusahaan Kesuksesan Seseorang
LingkunganYuliana
2010
SosialAnita2011
1. Pedoman, petunjuk pelaksanaan2.Standar sosial dirasakan susah untuk mendorongpengembangan perubahan bertahap.
SOLUSI
Maka diperlukannya model yang mampu mengembangkan,d b ik k h d b hmendorong, memberikan masukan terhadap perubahan yang
ada serta mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan suatupenilaian terhadap kinerja setiap departement atau organisasi.
M t it M d lMaturity Model
DEFINISI MATURITY MODEL (MENURUT PARA AHLI)
D & K 2006Doss & Kamery, 2006‘ maturity model merupakan jalurevolusioner sebagai fasilitasuntuk mencapai proses yang
Entinex, 2009Maturity model bertujuanp p y g
matang ‘Maturity model bertujuanuntuk membantu organisasimeningkatkankapabilitasnya agar mampu
Bamberger, 1997‘ t it d l t b t k
kapabilitasnya agar mampusecarakonsisten menghantarkanproduk dan jasa kepada
‘ maturity model terbentukdengan terlebih dahulumemahami dan meninjau budayasuatu organisasi ‘
p j ppelanggan sebagaimanamereka menginginkannya.
g
RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah langkah yang harus dilakukanuntuk merancang model konseptual tingkatkematangan ?
Apa sajakah penentuan kriteria, sub kriteriadan indikator yang akan digunakan?
Bagaimanakah penerapan validasiperancangan model kematangan pengelolaanaspek sosial ?
TUJUAN PENELITIAN
Tersusunnya kerangka kerja yang akandigunakan sebagai dasar rancangan
model kematangan aspek sosial
Diperolehnya kriteria, sub kriteria danindikatorindikator
Terbentuknya rancangan konstruksimodel kematangan untuk ranah industri
makanan dan minumanmakanan dan minuman
LINGKUP & BATASAN
Tidak diarahkan pada penyusunanpanduan serta peningkatan level.
Validasi model dilakukan pada 3 industri makanan danminumanindustri makanan danminuman
Uji validasi model hanyamenunjukkanUji validasi model hanyamenunjukkantingkat kematangan.
Mengapa studi kasus diIndustri Makmin?
2007 = 698002 industri 2008 = 702379 industri
Sumber : Disperindag propinsi Jawa Timur, 2008Permasalahan yang terjadi di internal & external perusahaan
Jaminan K3 Gaji kurang Makanan takbelum terjamin
j gdari UMR layak konsumsi
a. UU RI No.7 tahun 1996 tentang jaminankesehatan konsumen melalui proses Membutuhkan rancangan yang mampukesehatan konsumen melalui prosesproduksi.
b. Peraturan Pemerintah No.69 tahun 1999 tentang label pangan.
c UU RI No 13 tahun 2003 tentang
g y g pmengembangkan, mendorong,memberikan masukan yang kemudiandiharapkan dapat membantu prosesorganisasi atau perusahaan serta produk
dih ilkc. UU RI No.13 tahun 2003 tentangketanagakerjaan.
yang dihasilkan
MANFAAT PENELITIAN (1)
INDUSTRI MAKMIN
a. Memberikan motivasi ke industri makmin untuk menuju kependekatan yang lebih proaktif
b M b t i d t i k i t k k bb. Membantu industri makmin untuk menemukan gambaranarea yang tepat sasaran sehingga dapat melakukan perbaikanyang dapat ditemukan sejak awal proses
c Dapat memberikan panduan atau program yang jelas akanc. Dapat memberikan panduan atau program yang jelas akanbisnis proses.
d. Membantu perusahaan membuat daftar area perbaikan
POSISI PENELITIAN (1)
Ketera
Peneliti
Pekka Berg, Mikko Leinonen,
J.E.Strutt, MarkR.Wademan,
Rene G. Petter
Anastacio PintoGoncalves Filho,Jose Celio Silveira
Nongan
Leinonen, Virpi Leivo, Jussi Pihlajamaa (2002)
J.V.Sharp, E.Terry, R.Miles (2006)
Charles M.Spuches andPhilip L.Doughty(2007)
Rene G. Rendon(2008)
PetterGottschalk(2008)
Andrade, MarciaMarade OliveiraMarinho (2010)
Anita, 2011
1 Judul Assessment Capability The People Procurement Maturity A Safety Culture Design1 JudulPenelitian
Assessmentof QualityandMaturitylevel ofR & D
CapabilityMaturityModels forOffshoreOrganisai l
The PeopleCapabilityMaturityModel.
ProcurementProcessMaturity:Key ToPerformanceM
Maturity Levels for Criminal Organizations.
A Safety CultureMaturity Modelfor PetrochemicalCompaniesinBrazil.
Design Management Maturity Model of Social Aspects in Food and BR & D. tional
Management.
Measurement.
Beverage Industry.
2 BidangPengelo
R & D Risk Management
Work Performance
Performance Measure
Organizations
Safety Culture Sistem ManajemenInternal, input,
t tlaanIndustri
(Safety) ment proses, output, customer, sistemtransfer yang didalamnya telahterdefinisi safety, tenaga kerja, organisasiperusahaan, produk, hubungan denganmasyarakat sekitar. dll (lihat indikator)
POSISI PENELITIAN (2)
PenelitiA t i
NoKeterang
Pekka Berg, Mikko Leinonen,
J.E.Strutt, J.V.Sharp,
MarkR.Wademan, Charles M.Spuches and Rene G. Petter
AnastacioPintoGoncalvesFilho, JoseCelio Silveira
Noan Virpi Leivo,
Jussi Pihlajamaa (2002)
E.Terry, R.Miles (2006)
Philip L.Doughty(2007)
Rendon(2008)
Gottschalk(2008)
Andrade,MarciaMaradeOliveiraMarinho
Anita, 2011
Marinho(2010)
3 Jumlah Pelevelan
5level(initial,repeatable,
5 level (initial, repeatable,
5 level(initial,repeatable,d fi d
5 level (ad hoc, basic, structured
4 level(activity,knowledge
5 level(phatological,reactive,b i
6 Level (ignore, initial, repeatable,
defined,predictable,optimizing)
defined, managed, optimized)
defined,predictable,optimized)
structured, integrated, optimized)
knowledge,strategy,value)
bureaucratic,proactive,sustainable)
defined, managed, optimized)
4 Ciri- ciri level Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir Terlampirlevel p p p p p p p
POSISI PENELITIAN (3)Peneliti
Pekka Berg, Mikko J E Strutt
MarkR.Wademan,Charles M
AnastacioPintoGoncalvesFilho Jose
NoKeterangan
Mikko Leinonen, Virpi Leivo, Jussi Pihlajamaa (2002)
J.E.Strutt, J.V.Sharp, E.Terry, R.Miles (2006)
Charles M.Spuches andPhilip L.Doughty(2007)
Rene G. Rendon(2008)
Petter Gottschalk(2008)
Filho, JoseCelio SilveiraAndrade,MarciaMaradeOliveira
Anita, 2011
(2002) OliveiraMarinho(2010)
5 Kontribusi yang dihasilkan
Strategi meningkatkan R&D dengan
Merancang desain safety capability
Desain CMM ditujukan untuk
Maturity modeldigunakan
Maturity model ini membantu
Maturity modelmendesain budaya safety
Peneliti akanmendesain ataumerancangg
melakukan penilaian peningkatan yang berkesinambu
p ymaturity models untuk industry offshore, yang
meningkatkan kinerja individu dan organisasi
guntuk menilai, mengukur dan meningkatkan
lembaga penegak hukum untuk memahami bagaimana
y f yuntuk perusahaan petrochemical di Brazil, sehingga dapat
gmodel kematanganterpadu dimulaidari input, proses, output,
ngan (maturity level)
y gbertujuan untuk mengetahui permasalahan safety sejak
gperformansi kinerja suatu organisasi.
gorganisasi yang bergerak di bidang kriminal
gg pmengetahui permaslahan safety sejak tahapan proses awal
p , pconsumer, transportasi, sistemmanajemeninternal dengan
tahapan proses awal
bekerja untuk melawan kejahatan
pengelolaanaspek sosial diindustrimanufaktur.
METODOLOGI PERANCANGANPERANCANGAN
MODEL
MODEL KONSEPTUAL MATURITY
33
TAHAPAN VERIFIKASI Hasil penilaian jika 0 pada kuisioner 1dan penilaian 1 & 2 pada kuisioner 2maka akan dilakukan penyebaranmaka akan dilakukan penyebarankuisioner lagi dengan menghilangkankriteria maupun indikator tersebut.
a. Kuisioner 1 diberikan penilaian 0dan 1 (0 diartikan tidak setuju; 1
Merancangmaturity model dalamdan 1 (0 diartikan tidak setuju; 1
diartikan setuju).b. Kuisioner 2 diberikan penilaian 1hingga 5
model dalampengelolaanaspek sosial.
gg
dib ikExpert diberikankuisioner 1 dan 2
TAHAPAN VALIDASI
Desain kuisioner
Pemilihan industrik & imakanan & minuman
Pengumpulan data
Analisa daninterpretasi data
DESAIN KUISIONER
KUISIONER 1DemografiPerusahaan
TingkatKUISIONER 2 Kematangan
Pengelolaan Sosial
HASIL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
HASIL INDIKATORPengelolaan Sosial
Klasifikasi perusahaan Kriteria Sub Kriteria Indikator
Adanya perencanaan strategi mengelola aspek sosial dengan penerapan visi dan misi perusahaan.
Adanya perencanaan strategi untuk membangun kepercayaan masyarakat dengan pembentukan image atau
Perencanaan strategi manajemen
p y y g p gcitra yang baik pada pengelolaan sosial perusahaan.
Adanya perencanaan strategi pengelolaan sosial untuk mengelola perusahaan dengan penerapan tata kelola perusahaan (GCG). Adanya perencanaan strategi dalam menstandarisasi pengelolaan sosial dengan penerapan standarisasi kinerja (SOP). Pelaksanaan strategi pengambilan keputusan dalam
Internal perusahaan SMI
Formulasi strategi majemen
Pelaksanaan strategi pengambilan keputusan dalam pengelolaan sosial dengan melakukan identifikasi permasalahan.
Pelaksanaan strategi dalam mengelola aspek sosial dengan memilih dan menentukan standar sosial international.
Pelaksanaan strategi pengelolaan aspek sosial dengan melaksanakan etika perusahaan. Perusahaan melakukan evaluasi kinerja sosial pada setiap
Evaluasi strategi
department.Perusahaan melakukan evaluasi dan jamian K3 dalam semua aspek sosial
Perusahaan melakukan pemeriksaan dengan verifikasi danvalidasi data dalam pengelolaan sosial.
43 indikator terlampir
HASIL VERIFIKASI Nama Jurusan Hasil Verifikasi
1. Menyarankan untuk menambahkan definisi dan batasan pengelolaanaspek sosial.
2 Pada kolom k isioner ke 2 ahli men arankan nt k menambahkan 12. Pada kolom kuisioner ke 2, ahli menyarankan untuk menambahkan 1kolom lagi setelah indikator untuk diberikan penjelasan agar lebihjelas maksud dan tujuan dari indikator tersebut
3 Ahli menyarankan untuk menghapus indikator ‘pertumbuhanIr. Lantip Trisunarno, MT
TeknikIndustri
3.Ahli menyarankan untuk menghapus indikator pertumbuhanprofitabilitas perusahaan’ karena tidak sesuai dengan pengelolaansosial
4. Ahli menyarankan agar indikator dikelompokkan sesuai dengan subkriteria
5. Ahli menyarankan untuk merubah dari pelaksanaan strategi menjadiformulasi strategi
6. Ahli menyarankan untuk merubah sistem evaluasi manajemenmenjadi evaluasi strategi.
T k ik Ahli k t k h i dik t ‘ t b hSyarifa Hanoum S.T., M.T TeknikIndustri
Ahli menyarankan untuk menghapus indikator ‘pertumbuhanprofitabilitas perusahaan’ karena tidak sesuai dengan pengelolaan sosial.
Maria Anityasari, S.T., M.E., Ph.D TeknikIndustri
Ahli menyarankan untuk menghapus sub kriteria keuangan danindikator ‘pertumbuhan profitabilitas perusahaan serta evaluasi laporanp p p pkeuangan dengan jelas, terbuka dan transparant dalam pengelolaansosial.
HASIL RANCANGAN MATURITY MODEL
Klasifikasi perusahaan
Kriteria Sub
Kriteria Keterangan Indikator Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Internal perusahaan
Sistem manajemen internal
Perencanaan strategi manajemen
Visi adalah sebuah pandangan atau rencana kegiatan pada suatu organisasi maupun
Adanya perencanaan strategi mengelola aspek sosial
Perusahaan belum memikirkan dan belum menerapkan visi dan misi perusahaan yang berorientasi dalam
Ada keinginan dan kepedulian dari perusahaan untuk menjalankan visi
Melakukan persiapan dan perencanaan dalam menjalankan visi
Menjalankan visi dan misi perusahaan yang
Menjadikan visi dan misi perusahaan sebagai indika
Meningkatkan pengelolaan visi dan misiyang berorientasi dalam pengelolaan sosialdengan suatu inovasi dan perbaikan secaraterus menerus. Adapun dampak positifyang didapatkan adalah (1) pencapaian
perusahaan. Sedangkan misi merupakan sebuah aktifitas yang mengarah kepada rencana atau tujuan dari sebuah perusahaan ataupun organisasi.
dengan penerapan visi dan misi perusahaan. Referensi:59, 74, 76
pengelolaan sosial sehingga berakibat perusahaan belum mengetahui langkah, pandangan dan tujuan yang jelas mau dibawa kemana arah perusahaan tersebut.
dan misi yang berorientasi dalam pengelolaan sosial akan tetapi perusahaan belum melakukan aktivitas apapun.
dan misi perusahaan yang berorientasi pada pengelolaan sosial.
berorientasi pada pengelolaan sosial.
tor keberhasilan kinerja sosial
tujuan organisasi akan semakin cepat danmaksimal, (2) dengan memilikipengembangan kebijakan maka akanmempermudah tercapainya sasaran yang telah dicita-citakan, (3) perusahaanmemiliki sasaran yang telah ditargetkan, sehingga perusahaan memiliki caratersendiri dalam mewujudkan sasarantersebut, (4) Menumbuhkan komitmenk t h d k j d kkaryawan terhadap pekerjaan dan memupuksemangat kerja karyawan, (5) Menumbuhkan rasa kebermaknaan didalam kehidupan kerja karyawan, (6) Menumbuhkan standar kerja yang prima (standard of excellence), (7) Menjembatanikeadaan perusahaan masa sekarang danmasa depan.
43 rancangan maturity model terlampir43 rancangan maturity model terlampir
HASIL VALIDASI (1)
Kuisioner bagian 1 (demografi perusahaan)
No Demografiperusahaan Industri A Industri B Industri C
1 Nama industri UD Soponyono UD Sumber Bahagia PT Orang Tua Group1 Nama industri UD. Soponyono UD. Sumber Bahagia PT. Orang Tua Group
2 Kode industri
Industri KecilMenengahMakanan
Industri Kecil Menengah Makanan( )
Industri Besar Makanandan Minuman( )
(IKMM)(IKMM) (IBM)
3 Alamat industriKenjeran no. 303Surabaya
Keputih gang 3ASurabaya
Panjang Jiwo 48 – 50Surabaya
4Jumlah tenagakerja 25 orang 15 orang 150 orang
Produk yang Jelly, coklat, W f bi it ki ti
5 dihasilkan kembang gula. Roti manis, roti tawar.Wafer, biscuit, kiranti,
vita charm
HASIL VALIDASI (2)
No Indikator Industri
A
Industri
B
Industri
CA B C
1 Indikator 1 3 2 4
2 Indikator 2 3 2 5
3 dik 3 1 2 43 Indikator 3 1 2 4
4 Indikator 4 4 3 4
5 Indikator 5 3 2 4
6 Indikator 6 2 1 3
7 Indikator 7 3 3 3
8 Indikator 8 4 3 5
9 Indikator 9 3 3 4
10 Indikator 10 2 1 3
INTERPRETASI HASIL (1)
Maturity tertinggi adalah industri C yaituberada pada level 4, dimana telah
Indikator 1(pengelolaan
berada pada level 4, dimana telahmenjadikan visi dan misi sebagai indikatorkinerja keberhasilan perusahaan.
aspek sosialdenganpenerapan visidan misiperusahaan) Maturity terendah adalah industri B yaitu
berada pada level 2 dimana perusahaanmelakukan persiapan dan perencanaandalam menjalankan visi dan misidalam menjalankan visi dan misiperusahaan.
INDIKATOR KUAT
Indikator 16 (non diskriminasi tenaga kerja)
Indikator 24 (memberikan kesempatan hak tenaga kerja wanita )Indikator 24 (memberikan kesempatan hak tenaga kerja wanita )
Indikator 32 (melakukan promosi yang jujur)
Indikator 35 (memahami etika dalam promosi)
Indikator 37 (memasang label pada produk)
Indiaktor 38 (produk tidak terbuat dari bahan berbahaya)
Indikator 39 (ada beberapa variasi produk yang dihasilkan)Indikator 39 (ada beberapa variasi produk yang dihasilkan)
Indikator 41 (keberadaan industri tidak melanggar budayasetempat)
INDIKATOR LEMAH
Indikator 17 (memberikan kesempatan tenaga kerja cacat fisik)
Indikator 20 (memberikan kesempatan pada tenaga kerjanyauntuk berkumpul dan berunding dalam suatu organisasiperserikatan)
Indikator 42 dan indikator 43 (pemilihan sistem transportasi sertamenilai dampak dari sistem transportasi)
KESIMPULAN (1)
Pada penelitian ini merupakan rancangan tingkatkematangan pengelolaan sosial.
Model konseptual pada penelitian ini dirancangdengan 3 model besar diantaranya model tripledengan 3 model besar, diantaranya model triplebottom line, model klasifikasi indikator serta modelstruktural pengelolaan sosial.
SARAN
a. Model kematangan perlu diuji cobakan padag p j psektor-sektor yang lebih luas
b. Hasil evaluasi model kematangan olehmanajemen dapat dikonfirmasikan langsungpada masyarakat dan tenaga kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA (1)
•Achmad, Fauzi., ‘ Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan ‘, Buku Teori dan Aplikasi Penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta (2004)Pustaka Utama, Jakarta (2004). •Alain, April., ‘A Software Maintenance Maturity Model (S3M): Measurement Practices at Maturity Levels 3 and 4’, Journal Electronic Notes In Theoretical Computer Science 233 (2009) 73-87. •Azapagiz, A., Perdan, S., ‘Indicators of Sustainable Development for Industry, A General Framework’, Journal of Process Safety and Environmental Protection Vol 78 (2000).A i D M M ‘I f i S d A h l A A h l i l P i IT d•Avison, D., Myers, M., ‘Information Systems and Anthropology: An Anthropological Perspective on IT and
Organizational Culture’,Journal Information Technology an People (1995) 8(3), 43-56. •Bamberger, J., ‘Essence of The Capability Maturity Model’, Software Realities’, IEEE Computer Society (1997) page 112.•Bhimani, Alnoor., Soonawalla, Kazbi., ‘From Conformance to Performance The Corporate Responsibilities , , , , f f p pContinuum’, Journal of Accounting and Public Policy 24 (2005) 165-174.•Berg, Pekka., Leinonen, Mikko., Leivo, Virpi., ‘Assessment of Quality and Maturity Level of R & D’, Journal of Production Economics 78(2002) 29-35. •Bynoe,L., Oliver, M., Barnes, C.,’Equal rights for Disabled People’, Outline for a Comprehensive Policy to Respect and Promote The Equal Rights of Disabled Persons (1990)and Promote The Equal Rights of Disabled Persons (1990).•Center for International Forestry Research or CIFOR., ‘Panduan Untuk Pengembangan Pengujian dan Pemilihan Kriteria dan Indikator Untuk Pengelolaan Hutan Lestari’, http://www.cifor.cgiar.org (diakses tanggal 04 Februari 2011).•Curtis, B., Hefley, B., Milter, S., ‘People Capability Maturity Model Version 2.0, Second Edition, Software Engineering Process Management (2009)•Chrissis, M.B, Konrad, M., Shrum, S., ‘CMMI®: Guidelines for Process Integration and Product Improvement, Second Edition’, Buku Teori Boston: Addison Wesley (2003).