theory of central place

14
THEORY OF CENTRAL PLACE BY WALTER CHRISTALLER Members: 1. Aris Indra Kurniawan (8) 2. Didi hermanto (11) 3. Iis Sugiyanti (18) 4. Kris Budiarto (20) 5. Muhammad Asyhar (24) 6. Rizki Wahyu N.I. (27) 7. Yaswin Muhammad (35) 8. XII SOCIAL 4 STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 KEBUMEN

Upload: rizki-wni

Post on 24-Jun-2015

1.176 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Theory of Central Place

THEORY OF CENTRAL PLACEBY WALTER CHRISTALLER

Members:

1. Aris Indra Kurniawan (8)

2. Didi hermanto (11)

3. Iis Sugiyanti (18)

4. Kris Budiarto (20)

5. Muhammad Asyhar (24)

6. Rizki Wahyu N.I. (27)

7. Yaswin Muhammad (35)

8.

XII SOCIAL 4

STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1

KEBUMEN

Page 2: Theory of Central Place

Walter Cristaller (Jerman tahun 1933)

mengemukakan tentang teori tempat sentral

(Theory of Central Place).

Teori ini dijelaskan pada buku Die

zentralen Orte in Suddeutschland atau Central

Places in Southern Germany atau Tempat-tempat

Pusat di Jerman Selatan.

Christaller menyusun teori ini untuk

menjawab tiga pertanyaan utama: apakah yang

menentukan banyaknya, besarnya, dan

persebaran kota? Teori ini menyangkut hierarki

permukiman dan persebarannya secara geografis.

Menurut Christaller terdapat konsep

yang disebut jangkauan (range) dan ambang

(treshold).

Page 3: Theory of Central Place

Range adalah jarak yang perlu ditempuh manusia untuk mendapatkan

barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja.

Threshold adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk

kelancaran dan keseimbangan suplai barang.

Dalam teori ini diasumsikan pada wilayah datar yang luas dihuni oleh

sejumlah penduduk dengan kondisi yang merata.

Dalam memenuhi kebutuhannya, penduduk memerlukan berbagai jenis

barang dan jasa, seperti makanan, minuman, perlengkapan rumah tangga,

pelayanan pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Untuk memperoleh kebutuhan

tersebut penduduk harus menempuh jarak tertentu dari rumahnya yang disebut

range.

Page 4: Theory of Central Place

Lima asumsi yang digunakan oleh Christaller

untuk membangun teori dengan pendekatan

ilmu geografi ekonomi, antara lain :

(1) Karena para konsumen yang menanggung ongkos angkutan,

maka jarak ke tempat pusat yang dinyatakan dalam biaya dan waktu,

amat penting.

(2) Karena konsumen yang memikul ongkos angkutan, maka

jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang

dinyatakan dalam biaya dan waktu.

(3) Semua konsumen dalam usaha mendapatkan barang dan jasa

yang dibutuhkan, menuju ke tempat pusat yang paling dekat

letaknya.

Page 5: Theory of Central Place

(4) Kota-kota berfungsi sebagai central place bagi wilayah di

sekitarnya. Artinya ada hubungan antara besarnya tempat

pusat dan besarnya (luasnya) wilayah pasaran, banyaknya

penduduk dan tingginya pendapatan di wilayah yang

bersangkutan.

(5)Wilayah tersebut digagaskan sebagai dataran di mana

penduduknya tersebar merata dan ciri-ciri ekonomisnya

sama (besar penghasilan sama).

Page 6: Theory of Central Place

Sementara itu para pedagang berupaya memperoleh

keuntungan besar, sehingga mereka harus paham benar

berapa banyak jumlah minimal penduduk (calon konsumen)

yang diperlukan bagi kelancaran dan kesinambungan suplai

barang atau jasa agar tidak mengalami kerugian.

Dengan kata lain mereka harus memilih lokasi yang

strategis, yaitu sebuah pusat pelayanan berbagai

kebutuhan penduduk dalam jumlah partisipasi yang

maksimum.

Page 7: Theory of Central Place

Barang kebutuhan memiliki risiko kerugian

besar dan kecil. Barang kebutuhan yang beresiko

mengalami kerugian besar disebut Threshold

tinggi, karena jenis barang atau jasa yang dijual

berupa barang-barang mewah. Misalnya, kendaraan

bermotor, perhiasan, dan barang-barang lainnya

dengan harga relatif mahal dan sulit terjual.

Sebaliknya barang-barang yang memiliki resiko

rendah disebut Threshold rendah.

Page 8: Theory of Central Place

Dari bentuk kebutuhan dan pelayanan di atas maka muncul istilah

tempat sentral (Central Place Theory), yaitu lokasi yang senantiasa

melayani berbagai kebutuhan penduduk dan terletak pada suatu

tempat yang terpusat (sentral).

Skema hirarki K = 3 yang merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan bagi daerah sekitarnya, sering disebut kasus pasar optimal.Tempat sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal atau segi enam. Daerah segi enam ini merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.

Page 9: Theory of Central Place

Dalam kenyataannya dapat berupa kota-

kota besar, pusat perbelanjaan atau mal,

supermarket, pasar, rumah sakit, sekolah, kampus

perguruan tinggi, ibukota provinsi, atau kota

kabupaten yang masingmasing memiliki pengaruh

atau kekuatan menarik penduduk yang tinggal di

sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.

Page 10: Theory of Central Place

Tempat sentral dan daerah yang

dipengaruhinya (komplementer), pada dasarnya

dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

hirarki 3 (K = 3),hirarki 4 (K = 4), dan hiraki

7 (K = 7).

Page 11: Theory of Central Place

HIRARKI K = 3

Merupakan pusat pelayanan berupa

pasar yang selalu menyediakan bagi

daerah sekitarnya, sering disebut

kasus pasar optimal. Wilayah ini

selain mempengaruhi wilayahnya

sendiri, juga mempengaruhi

sepertiga bagian dari masing-masing

wilayah tetangganya

Page 12: Theory of Central Place

HIRARKI K = 4

Yaitu wilayah ini dan daerah

sekitarnya yang terpengaruh

memberikan kemungkinan jalur lalu

lintas yang paling efisien. Tempat

sentral ini disebut pula situasi lalu

lintas yang optimum. Situasi

lalulintas yang optimum ini memiliki

pengaruh setengah bagian di

masingmasing wilayah tetangganya

Page 13: Theory of Central Place

HIRARKI K = 7

Yaitu wilayah ini selain

mempengaruhi wilayahnya sendiri,

juga mempengaruhi seluruh bagian

(satu bagian) masing-masing wilayah

tetangganya.

Wilayah ini disebut juga situasi

administratif yang optimum. Situasi

administratif yang dimaksud dapat

berupa kota pusat pemerintahan.

Page 14: Theory of Central Place

Teori ini memaparkan tentang persebaran

dan besarnya permukiman (hierarki permukiman

dan persebarannya). Bahwa berbagai jenis barang

pada orde yang sama cenderung bergabung pada

pusat wilayahnya sehingga pusat itu menjadi

lokasi konsentrasi (kota). Dengan kata lain

terciptanya suatu kota didorong oleh para

produsen berbagai jenis barang pada orde yang

sama cenderung berlokasi pada titik sentral di

wilayahnya.

Inti Penjelasan Teori