the effect of consuming coffee on increasing blood ... · aliran balik vena meningkat (kontrol...
TRANSCRIPT
THE EFFECT OF CONSUMING COFFEE ON INCREASING
BLOOD PRESSURE
PENGARUH MENGKONSUMSI KOPI TERHADAP
PENINGKATAN TEKANAN DARAH
NINING ANISMA
NIM. 10542 0613 15
Skripsi ini diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ..............................................
PERNYATAAN PENGESAHAN ..................................................................
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ..............................................................
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………...5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………….5
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA…………………………………………….7
A. Tekanan Darah...........………………………………………………7
1. Fisiologi Tekanan Darah………………………………………..8
2. Pengukuran Tekanan Darah…………………………………...12
3. Klasifikasi Hipertensi………………………………………….14
4. Etiologi Hipertensi……………………………………………..21
5. Patofisiologi Hipertensi…………………………………..........21
6. Faktor-faktor Penyebab Hipertensi…………………………....23
B. Kopi ……………………………………………………………….28
1. Kandungan Kopi………………………………………………28
2. Manfaat Kopi Bagi Tubuh....................……………………….29
3. Efek Samping Kafein.....................……………………………30
C. Tekanan Darah dan Kopi...............………………………………..32
D. Pandangan Islam Terhadap Kopi..............................……………...33
E. Kerangka Teori........................................………………………....43
BAB III KERANGKA
KONSEP………………………………………….44
A. Konsep Pemikiran…………………………………………………44
B. Variabel Penelitian..................................………………………….45
C. Hipotesis.................………………………………………………..46
BAB IV METODE
PENELITIAN………………………………………...47
A. Objek Penelitian..………………………………………………….47
B. Metode Penelitian...................…………………………………….47
C. Teknik Pengambilan Sampel……………………………………...47
D. Teknik Analisis Data.............……………………………………..50
E. Aspek Etika Penelitian……………………………………………52
BAB V HASIL PENELITIAN…………………………………………….53
A. Gambaran Umum Sampel………………………………….............53
B. Analisis......................................……………………………….......53
1. Analisis Univariat……………………………………………...53
2. Analisis Bivariat……………………………………………….53
BAB VI
PEMBAHASAN………………………………………………….59
A. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................59
B. Keterbatasan Penelitian......................................................................64
BAB VII PENUTUP...........................……………………………….….…65
A. Kesimpulan…………………………………………………..…....65
B. Saran…………………………………………………………...…..65
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………......….66
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa menurut JNC
VIII…......15
Tabel 2.2 Kandungan dan Jumlah Zat yang Terlarut dalam 25
Kopi………29
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi (n) dan Presentase (%) Menurut Karakteristik
Rensponden Berdasarkan Kelompok Riwayat Hipertensi,
Konsumsi Obat, Riwayat Keluarga, Riwayat Penyakit Lain,
Riwayat Penyakit Keluarga.................………………………….. 54
Tabel 5.2 Pengaruh Jenis Kopi terhadap Peningkatan Tekanan Darah……
56
Tabel 5.3 Pengaruh Jumlah Kopi terhadap Peningkatan Tekanan.......……
57
Tabel 5.4 Pengaruh Frekuensi Kopi terhadap Peningkatan Tekanan
Darah.............................................................................................57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori………………………………………………43
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian…………………………………44
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tekanan darah merupakan usaha dari darah untuk melalui
pembuluh darah. Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah
dari jantung keseluruh tubuh. Tekanan darah terukur sebagai sistolik dan
diastolik yang mana nilai normalnya adalah kurang dari atau sama
dengan 120/80 mmHg (milimeter air raksa). 1
Menurut data WHO, diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau
26,4% orang diseluruh dunia mengidap hipertensi angka ini
kemungkinan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya
berada dinegara berkembang. 2
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan
morbiditas di Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan
intervensi yang sangat umum dilakukan di berbagai tingkat fasilitas
kesehatan. 2
Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 prevalensi hipertensi di Kota
Makassar yang didapat melalui pengukuran pada umur >18 tahun sebesar
28,1%. Prevalensi hipertensi di Kota Makassar yang didapat melalui
kuesioner yang didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 10,3%, yang
didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 10,5%,
sehingga ada 0,2% yang minum obat sendiri.
Kopi merupakan minuman yang telah dikonsumsi sejak jaman
dulu hingga ssat ini kopi merupakan salah satu minuman favorit di dunia.
Pengaruh kopi sekecil apapun terhadap tekanan darah akan menimbulkan
dampak pada kesehatan masyarakat, karena kopi dikonsumsi secara luas
di masyarakat.
Kopi pada era sekarang telah hadir dengan berbagai macam
varian kopi, sehingga semakin banyak masyarakat yang menikmati kopi
baik laki-laki maupun perempuan, bagi kalangan muda sampai orang tua.
Kepopuleran kopi juga membawa perubahan terhadap
perkembangan dunia usaha/bisnis, terutama pada dunia usaha dibidang
kuliner. Semakin banyak usaha warung kopi atau lebih dikenal dengan
istilah modern di zaman sekarang yaitu “kafe” yang sangat banyak di
kota-kota besar Indonesia tak terkecuali di kota Makassar. Budaya
nongkrong di kafe pun menjadi trend zaman sekarang. Untuk
menemukan minuman tersebut sekarang sangatlah mudah mulai dari
warung-warung pinggir jalan, warung kopi/kedai kopi sampai restoran
mewah
Kopi yang diproduksi dan perdagangkan di Indonesia sebagian
besar adalah kopi robusta, jenis kopi ini memiliki kandungan kafein
2-3% yang lebih tinggi dibandingkan dengan kopi robusta 1-1,3%. 3
Kopi yang masuk kedalam tubuh akan didistribusikan keseluruh
tubuh oleh aliran darah dari traktus gastro intestinal dalam waktu sekitar
5-15 menit. Absorbsi kafein dalam saluran pencernaan mencapai kadar
99% kemudian akan mencapai puncak di aliran darah dalam waktu
45-60 menit. Kafein sangat efektif bekerja dalam tubuh sehingga
memberikan efek yang bermacam-macam bagi tubuh. 3
Kandungan kafein pada kopi berbeda-beda, tergantung pada jenis
kopi, asal kopi, iklim daerah kopi dibudidayakan, dan proses pengolahan
kopi. Orang yang memiliki kebiasaan minum kopi sehari 1-2 cangkir per
hari meningkatkan resiko hipertensi sebanyak 4,12 kali lebih tinggi
dibanding orang yang tidak memiliki kebiasaan minum kopi. 3
Kopi dapat mempengaruhi tekanan darah karena adanya polifenol,
kalium, dan kafein yang terkandung didalamnya. Polifenol dan kalium
bersifat menurunkan tekanan darah. Polifenol menghambat terjadinya
atherogenesis dan memperbaiki fungsi vaskuler. Kalium menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik dengan menghambat pelepasan renin
sehingga terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya penurunan volume plasma, curah jantung, dan
tekanan perifer sehingga tekanan darah akan turun. Kafein memiliki efek
yang antagonis kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin
merupakan neuromodulator yang mempengaruhi sejumlah fungsi pada
susunan saraf pusat. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan
meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan
darah naik. 3
Berdasarkan epidemiologi yang didapatkan pendapat bahwa
mengkonsumsi kopi terhadap hipertensi tidaklah konsisten beberapa
menunjukkan hal yang positif, ada yang mengatakan tidak ada hubungan
nya. hal ini dikarenakan dalam kandungan kopi terdapat polifenol dan
kalium yang dapat menyebabkan tekanan darah menurun yang digunakan
sebagai antioksidan yang dapat menurunkan toksik radikal bebas dalam
tubuh. 3
Berdasarkan pengetahuan tentang kopi diatas, dengan demikian
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini mengingat makin
banyaknya warungkopi/ kedai kopi yang telah dibuka di kota makassar
dan untuk mengetahui lebih lanjut peningkatan tekanan darah setelah
mengkonsumsi kopi.
Mengkonsumsi makanan dengan berlebihan sesungguhnya
dilarang oleh agama sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an,
sesuai dengan firman Allah SWT. Pada surat Al-A‟raf ayat 31 :
ينب اي خ ذ ذي اذ انب نن دجن ذ ل خ ذذ خ خبريذ ل خ اذبح ل ذ ن اذدرذ
درم خ يذ
Terjemahnya :
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis menyusun
rumusan masalah sebagai berikut :
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh kopi terhadap peningkatan tekanan darah
pada pengunjung Warkop di Kota Makassar
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh kopi terhadap peningkatan tekanan darah
pada pengunjung Warkop di Kota Makassar
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat kebiasaan minum kopi pada pengunjung
Warkop di Kota Makassar
b. Mengetahui apakah ada pengaruh jumlah kopi terhadap
peningkatan tekanan darah
c. Mengetahui apakah ada pengaruh frekuensi meminum kopi
terhadap peningkatan tekanan darah
d. Mengetahui pandangan islam terhadap kopi
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah :
1. Manfaat Pendidikan
Sebagai tambahan pustaka dan pengetahuan, khusunya mengenai
pengaruh kopi terhadap peningkatan tekanan darah pada laki-laki baik
usia remaja sampai usia tua pada pengunjung Warkop di Kota Makassar.
2. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pengaruh
konsumsi kopi terhadap peningkatan tekanan darah.
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan mengenai pengaruh kopi terhadap
kesehatan serta untuk lebih meningkatkan kesehatan dan sebagai
pencegahan primer jika terdapat hubungan yang signifikan pada hasil
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan pada
dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi akan
disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang
terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan
sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai
dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan
darah normal biasanya 120/80. 4
Tekanan darah timbul ketika bersikulasi didalam pembuluh darah.
Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini
dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk
menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang
elastis dan ketahanan yang kuat. 4
Tekanan nadi rata-rata perlu dipertahankan agar aliran darah
sistemik tetap lancar dan batas tekanan darah yang optimal ini
memungkinkan perfusi yang adekuat O2, nutrisi dari kapiler ke jaringan.
Tekanan nadi rata-rata perlu dipertahankan optimal, selain
mempertahankan perfusi yang baik bermanfaat pula untuk mencegah
jantung bekerja dengan tenaga ekstra dan mencegah kerusakan pembuluh
darah apabila tekanan nadi rata-rata terlalu tinggi. 4
1. Fisiologi Tekanan Darah
Tekanan arteri rerata adalah takanan darah yang dipantau dan
diatur ditubuh, bukan tekanan sistolik atau diastolik arteri, tekanan
nadi, atau tekanan di bagian lain vaskuler. Pengukuran tekanan darah
rutin merekam tekanan sistolik dan diastolik arteri, yang dapat
digunakan sebagai patokan untuk menilai tekanan rerata arteri. 5
Tekanan arteri rerata bergantung pada curah jantung dan
resistensi perifer total. Curah jantung bergantung pada kecepatan
jantung dan isi sekuncup. Kecepatan dneyut jantung bergantung pada
keseimbangan relatif aktivitas parasimpatis, yang menurunkan
kecepatan jantung, dan aktivitas simpatis (termasuk epinefrin dalam
seluruh pembahasan ini) yang meningkatkan kecepatan jantung. Isi
sekuncup meningkat sebagai respon terhadap aktivitas simpatis. Isi
sekuncuo juga meningkat sebagai respon terhadap aktivitas simpatis
(kontrol ekstrinsik isi sekuncup). Isi sekuncup juga meningkat jika
aliran balik vena meningkat (kontrol instrinsik isi sekuncup sesuai
hukum frank-starling jantung). Aliran balik vena ditingkatkan oleh
vasokonstriksi vena yang diinduksi oleh saraf simpatis, pompa otot
rangka, pompa pernapasan, dan pengisapan jantung. Volume darah
sirkulasi efektif juga memengaruhi seberapa banyak darah dikembalian
ke jantung. Volume darah bergantung dalam jangka pendek pada
ukuran perpindahan cairan bulk-flow pasif antara plasma dan cairan
interstisium menembus dinding kapiker. Dalam jangka panjang volume
darah bergantung pada keseimabangan darah dan air yang secara
hormonal di kontrol masing-masing oleh sistem
renin-angiotensin-aldosteron dan vasopresin. Penentu utama lain
tekanan darah arteri rerata adalah, resistensi perifer total, bergantung
pada jari-jari semua arteriol serta kekentalan darah. Faktor utama yang
menentukan kekentalan darah adalah jumlah sel darah merah. Namun,
jari-jari arteriol adalah faktor yang lebih penting dalam menentukan
resistensi perifer total. Jari-jari arteriol dipengaruhi oleh kontrol
metabolik lokal (intrinsik) yang menyamakan aliran darah dengan
kebutuhan metabolik. Sebagai contoh, perubahan lokal yang terjadi di
otot-otot rangka yang aktif menyebabkan vasodilatasi arteriol lokal dan
peningkatan aliran darah ke otot-otot tersebut. Jari-jari arteriol juga
dipengaruhi oleh aktivitas simpatis. Suatu mekanisme kontrol
ekstrinsik yang menyebabkan vasokonstriksi arteriol untuk
meningkatkan resistensi peerifer total dan tekanan darah arteri rerata.
Jari-jari arteriol juga dipengaruhi secara ekstrinsik oleh hormon
vasopresin dan angiotensin II, yaitu vasokontriktor protein. Serta
penting dalam keseimbangan garam dan air. 5
Tekanan arteri rerata secara terus menerus dipantau oleh
baroreseptor (reseptor tekanan) didalam sistem sirkulasi. Ketika
terdetekasi adanya penyimpangan dari normal, berbagai respon refleks
teraktifkan untuk mengembalikan tekanan arteri rerata ke nilai
normalnya. Penyesuaian jangka pendek (dalam hitungan detik)
dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifer total.
Yang diperantarai oleh pengaruh sistem autonom pada jantung, vena
dan arteriol. Kontrol jangka panjang (dalam hitungan menit hingga
hari) dicapai dengan menyesuaikan volume darah total dengan
memulihan keseimbangan garam dan air melalui
mekanisme-mekanisme yang mengatur pengeluaran urin dan rasa haus.
Besar kecilnya volume darah total nantinya berdampak besar pada
curah jantung dan tekanan arteri rerata. 5
Setiap perubahan pada tekanan arteri rerata memicu suatu
refleks baroreseptor secara autonom yang memengaruhi jantung dan
pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi
perifer total dalam upaya untuk memulihkan tekanan darah ke normal.
Seperti semua refleks, refleks baroreseptor mencakup reseptor, jalur
aferen, pusat integrasi, jalur eferen dan organ efektor. 5
Reseptor terpenting yang terlibat dalam regulasi terus menerua
tekanan darah, sinus karotis dan baroreseptor arkus aorta, merupakan
mekanoreseptor yang peka terhadap perubahan pada tekanan arteri
rerata. Baroreseptor ini memiliki letak strategis untuk memberi
informasi penting tentang tekanan arteri di pembuluh-pembuluh yang
menuju otak (baroreseptor sinus karotis) dan di trunkus arteri utama
sebelum pembuluh ini bercabang-cabang untuk mendarahi bagian
tubuh lainnya (baroreseptor arkus aorta). 5
Baroreseptor terus menerus memberi informasi tentang tekanan
arteri rerata, dengan kata lain, sensor ini selalu menghasilkan potensial
aksi sebagai respon terhadap tekanan di dalam arteri. Ketika tekanan
arteri meningkat, potensial reseptor baroreseptor ini meningkat
sehingga kecepatan lepas muatan di neuron-neuron aferen terkait
meningkat. Sebaliknya, penurunan tekanan arteri memperlambat
kecepatan lepas muatan yang dibentuk neuron aferen oleh baroreseptor.
5
Pusat integrasi yang menerima impuls aferen tentang keadaan
tekanan arteri rerata adalah pusat kontrol kardiovaskuler, yang terletak
di medula didalam batang otak, jalur eferennya adalah sistem saraf
autonom. Pusat kontrol kardiovaskuler mengubah perbandingan antara
aktivitas simpatis dan parasimpatis ke organ-organ efekor (jantung dan
pembuluh darah). 5
Baroreseptor sinus karotis dan arkus aorta meningkatkan
frekuensi lepas muatan di neuron-neuron aferen mereka. Pusat kontrol
kardiovaskular, setelah mendapat informasi oleh peningkatan lepas
muatan bahwa tekanan darah terlalu tinggi, berespon dengan
mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis
ke sistem kardiovaskular. Sinyal-sinyal eferen ini mengurangi
kecepatan denyut jantung. Menurunkan isi sekuncup, dan
menyebabkan vasodilatasi arteriol dan vena, yang pada saatnya
menyebabkan penurunan curah jantung dan resistensi perifer total,
diikuti oleh penurunan tekanan darah kembali ke normal. 5
Sebaliknya, jika tekanan darah terlalu rendah dibawah normal,
aktivitas baroreseptor menurun, menicu pusat kardiovaskular
meningkatkan aktivitas saraf vasokonstriktor dan simpatis jantung
sementara menurunkan keluaran parasimpatis. Pola aktivitas eferen ini
menyebabkan peningkatan kecepatan jantung dan isi sekuncup, disertai
oleh vasokonstriksi arteriol dan vena. Perubahan-perubahan ini
meningkatkan curah jantung dan resistensi perifer total, menaikkan
tekanan darah kembali normal. 5
2. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah
disemprotkan kedalam pembuluh selama periode sistol dengan rerata
adalah 120 mmHg. Tekanan minimal didalam arteri ketika darah
mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir selama
periode diastol dengan rerata adalah 80 mmHg. Tekanan darah dapat
diukur secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran secara
langsung dilakukan secara invasif yaitu denagn memasukkan alat
pengukur tekanan ke sebuah jarum yang kemudian dimasukkan ke
dalam arteri. (Marhaendra, 2016)
Pengukuran secara tidak langsung dengan lebih mudah dan
cukup akurat dengan sfignomanometer suatu manset yang dapat
dikembungkan dan dipasang secara eksternal ke pengukur tekanan.
Ketika manset dilingkarkan disekitar lengan atas dan kemudian
dikembungkan dengan udara, tekanan manset disalurkan melalui
jaringan ke arteri brakialis di bawahnya, pembuluh utama yang
mebawa darah ke lengan bawah. Teknik ini melibatkan
penyeimbangan antara tekanan di manset dan tekanan di arteri. Ketika
tekanan manset lebih besar daripada tekanan di pembuluh, pembuluh
tertekan hingga menutup sehingga tidak ada darah yang mengalirinya,
ketika tekanan darah lebih besar daripada tekanan manset, pembuluh
terbuka dan darah mengalir melewatinya. (Marhaendra,2016)
Selama penentuan tekanan darah, stetoskop diletakkan diatas
arteri brakialis disisi dalam siku tepat dibawah manset. Tidak terdengar
suara ketika darah tidak mengalir melalui pembuluh darah atau ketika
darah mengalir dalam aliran laminar normal. Sebaliknya aliran darah
turbulen menciptakan getaran yang dapat terdengar. Bunyi yang
terdengar ketika memeriksa tekanan darah, yang dikenal sebagai bunyi
korotkoff, berbeda dengan bunyi jantung yang berkaitan dengan
penutupan katup ketika kita mendengar jantung dan stetoskop. 5
Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset
dikembungkan ke tekanan yang lebih besar daripada tekanan darah
sistolik sehingga aretri brakialis kolaps, karena tekanan dari eksternal
ini lebih besar daripada puncak tekanan internal, arteri terjepit total
disepanjang siklus jantung, tidak terdengar bunyi apapun karena tidak
ada darah yang melalui siklus jantung. Sewaktu udara dimanset secara
perlahan dikeluarkan, tekanan di manset secara gradual berkurang.
Ketika tekanan di manset turun tepat dibawah tekanan sistolik puncak,
arteri secara transien terbuka sedikit saat tekanan darah mencapai
puncak ini. Darah sesaat lolos melewati arteri yang tertutup parsial
sebelum tekanan arteri turun di bawah tekanan manset dan arteri
kembali kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat terdengar.
Karena itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi pertama dapat didengar
menunjukkan tekanan sistolik. Sewaktu tekanan manset terus turun,
darah secara intermitten menyembur melewati arteri dan menghasilkan
suara seiring dengan siklus jantung setiap kali tekanan arteri melebihi
tekanan manset. 5
Ketika tekanan manset akhirnya turun dibawah tekanan
diastolik, arteri brakialis tidak lagi tertekan disepanjang siklus jantung,
dan darah dapat mengalir tanpa adanya hambatan melalui pembuluh.
Dengan pulihnya aliran darah non-turbulen, tidak ada lagi suara yang
terdengar karena itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi terakhir
terdengar menunjukkan tekanan diastolik. 5
3. Klasifikasi hipertensi
Menurut JNC VIII mengklasifikasikan hipertensi untuk usia >
18 tahun, klasifikasi hipertensi tersebut dapat kita lihat pada tabel
berikut :
Umur Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
60 Tahun <150 < 90
60 Tahun < 140 < 90
18 Tahun With
CKD
< 140 < 90
18 Tahun With
Diabetes
< 140 <90
Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa menurut JNC VIII
Klasifikasi hipertensi dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan
penyebabnya dan berdasarkan bentuk hipertensi. Berdasarkan
penyebabnya yaitu hipertensi primer (hipertensi esensial) dan
hipertensi sekunder (hipertensi non esensial). Hipertensi primer yang
penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan
kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivasi) dan
pola makan. Hipertensi primer ini terjadi pada sekitar 90% penderita
hipertensi, dimana sampai saat ini belum diketahui penyebabnya
secara pasti beberapa faktor berpengaruh dalam terjadinya hipertensi
esensial, seperti faktor genetik, stres dan psikologis serta faktor
lingkungan dan diet (peningkatan penggunaan garam dan
berkurangnya asupan kalium) peningkatan tekanan darah tidak jarang
merupakan satu-satunya tanda hipertensi primer. Umumnya gejala
baru terlihat setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal,
otak, mata, dan jantung. 3
Sedangkan, hipertensi sekunder penyebabnya diketahui. Pada
sekitar 5-10% penderita hipertensi, sehingga lebih mudah untuk
dikendalikan dengan obat-obatan. penyebabnya adalah penyakit
ginjal seperti tumor diabetes. Pada sekitar 1-2% penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Seperti ditandai dengan naiknya tekanan darah akan dideteksi pada
pergelangan tangan tetapi tidak pada kaki, kelainan endokrin lainnya
seperti obesitas, retensi insulin, hipertiroidisme, dan pemakaian
obat-obatan seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid. 3
Berdasarkan bentuk hipertensi dibagi menjadi hipertensi
diastolik (diastolic hypertension), hipertensi campuran (sistol dan
diastol yang meninggi), hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension).
Guideline JNC 8 ini disusun berdasarkan kumpulan studi-studi
yang sudah di publikasikan mulai dari Januari 1966 sampai dengan
agustus 2013. Kriteria studi periode Januari 1996 sampai Desenber
1999 yang dimasukkan ke dalam bahan pembuatan guideline ini
adalah. 8
a. Desain studi acak terkontrol
b. Pasien hipertensi berusia >18 tahun
c. Jumlah sampel >100
d. Melaporkan hasil penelitian dengan outcome sebagai berikut:
mortalitas, infark miokard, gagal jantung, kejadian serebrovaskuler
(stroke), dan penyakit ginjal stadium akhir.
Sedangkan untuk studi-studi periode Desember 2009
sampai Agustus 2013 menggunakan kriteria yang berbeda yaitu:
a. Studi hipertensi besar
b. >2000 partisipan
c. Multisenter
d. Memenuhi semua kriteria inklusi/ekslusi lain.
Guideline hipertensi evidence-based ini berfokus pada 3
pertanyaan rangking paling tinggi dari panel yang diidentifikasi
melalui teknik modifikasi Delphi, yaitu:
a) Pada pasien hipertensi dewasa, apakah memulai terapi
farmakologis antihipertensi pada batas tekanan darah spesifik
memperbaiki outcome kesehatan?
b) Pada pasien hipertensi dewasa, apakah terapi farmakologis
antihipertensi dengan target tekanan darah spesifik memperbaiki
outcome?
c) Pada pasien hipertensi dewasa, apakah pemberian obat hipertensi
dari kelas dan jenis berbeda mempunyai outcome manfaat dan
risiko yang berbeda?
Guideline JNC 8 mencantumkan 9 rekomendasi penanganan
hipertensi (berdasarkan refleksi tiga pertanyaan diatas)
a. Pada populasi umum berusia >60 tahun, terapi farmakologis untuk
menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik
>150 mmHg atau tekanan darah diastolik >90 mmHg dengan target
diastolik <150 mmHg dan target diastolik <90 mmHg. (Strong
Recommendation - Grade A). Pada populasi umum berusia >60
tahun, jika terapi farmakologis hiperntensi menghasilkan tekanan
darah sistolik lebih rendah (misalnya <140 mmHg) dan toleransi
baik tanpa efek samping kesehatan dan kualitas hidup, dosis tidak
perlu disesuaikan. (Expert Opinion – Grade E).
b. Pada populasi umum <60 tahun, terapi farmakologis untuk
menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah diastolik
>90 mmHg dengan target tekanan darah diastolik <90 mmHg
(untuk usia 30-59 tahun Strong Recommendation–Grade A; untuk
usia 18-29 tahun Expert Opinion–Grade E).
c. Pada populasi umum <60 tahun, terapi farmakologis untuk
menurunkan tekanan daarah dimulai jika tekanan darah sistolik
>140 mmHg dengan target tekanan darah sistolik <140 mmHg
(Expert Opinion – Grade E).
d. Pada populasi berusia >18 tahun dengan penyakit ginjal kronik,
terapi farmakologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai. Jika
tekanan darah sistolik >140 mmHg atau tekanan darah diastolik
>90 mmHg dengan target tekanan darah sistolik <140 mmHg dan
target tekanan darah diastolik <90 mmHg (Expert Opinion – Grade
E).
e. Pada populasi berusia >18 tahun dengan diabetes, terapi
farmakologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika
tekanan darah sistolik >140 mmHg atau tekanan darah diastolik
>90 mmHg dengan target tekanan darah sistolik <140 mmHg dan
target tekanan darah diastolik <90 mmHg (Expert Opinion – Grade
E).
f. Pada populasi non-kulit hitam umum, termasuk mereka dengan
diabetes, terapi antihipertensi awal sebaiknya mencakup diuretik
tipe thiazide, Calcium Channel Blocker, Angiotensin-Converting
Enzyme Inhibitor (ACEI), atau Angitensin Receptor Blocker (ARB).
(Moderate Recommendation – Grade B).
g. Pada populasi kulit hitam umum, termasuk mereka dengan diabetes,
terapi antihipertensi awal sebaiknya mencakup diuretik tipe
thiazide atau CCB. (Untuk populasi kulit hitam: Moderate
Recommendation – Grade B; untuk kulit hitam dengan diabetes:
Weak Recommendation – Grade C)
h. Pada populasi berusia >18 tahun dengan penyakit ginjal kronik,
terapi antihipertensi awal (atau tambahan) sebaiknya mencakup
ACEI atau ARB untuk meningkatkan outcome ginjal. Hal ini
berlaku untuk semua pasien penyakit ginjal kronik dengan
hipertensi terlepas dari ras atau status diabetes. (Moderate
Recommendation – Grade B)
i. Tujuan utama terapi hipertensi adalah mencapai dan
mepertahankan target tekanan darah. Jika target tekanan darah
tidak tercapai dalam 1 bulan perawatan, tingkatkan dosis obat awal
atau tambahkan obat kedua dari salah satu kelas yang
direkomendasikan dalam rekomendasi nomor 6 (thiazide-type
diuretic, CCB, ACEI atau ARB).
Dokter harus terus menilai tekanan darah dan
menyesuaikan regimen perawatan sampai target tekanan darah
dicapai. Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan 2 obat,
tambahkan dan titrasi obat ketiga dari daftar yang bersedia. Jangan
gunakan ACEI dan ARB bersama-sama pada satu pasien. Jika
target tekanan darah tidak dapat dicapai menggunakan obat di
dalam rekomendasi 6 karena kontraindikasi atau perlu
menggunakan lebih dari 3 obat, obat antihipertensi kelas lain dapat
digunakan. Rujukan ke spesialis hipertensi mungkin diindikasikan
jika target tekanan darah tidak dapat tercapai dengan strategi di
atas atau untuk penanganan pasien komplikasi yang membutuhkan
konsultasi klinis tambahan. (Expert Opinion – Grade E).
4. Etiologi Hipertensi
Penyebab yang mendasari 90% kasus hipertensi tidak diketahui.
Hipertensi semacam ini dikenal sebagai hipertensi primer (esensial atau
idiopatik). Hipertensi primer adalah suatu kategori umum untuk
peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh beragam penyebab
yang tidak diketahui dan bukan suatu entitas tunggal. Orang yang dapat
memperlihatkan kecenderungan genetik yang kuat mengidap hipertensi
primer, yang dapat dipercepat atau diperburuk oleh faktor kontribusi
misalnya kegemukan, stres, merokok, atau kebiasaan makan.
Perhatikanlah berbagai kemungkinan potensial bagi hipertensi primer
yang saat ini sedang diteliti. 5
5. Patofisiologi Hipertensi
Hipertensi terjadi karena adanya mekanisme hormonal yaitu
terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh Angiotensin
Converting Enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting
dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon renin (diproduksi
oleh ginjal) akan diubah menjadi angitensinogen I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru, angitensin I diubah menjadi angiotensin II.
Angitensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan
tekanan darah melalui dua aksi utama. 9
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik
(ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari)
dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan volume urine.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urine yang dieksresikan ke
luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolaritasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler
akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya, volume darah meningkat dan pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah. 9
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks
adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan
penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,
aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulas ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
ekstraseluler dan pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan
darah. 9
Hipertensi esensial mempunyai patogenesis yang multifaktorial
dan sangat kompleks. Faktor-faktor tersebut merupakan fungsi tekanan
darah terhadap perfusi jaringan yaang adekuat meliputi mediator hormon,
aktivitas vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas
darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural.
Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi
faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stres dan dapat
berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi 9
Hipertensi esensial berkembang dan kadang-kadang muncul
menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode asimptomatik yang
lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan
komplikasi, dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil,
jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat. 9
Progresifitas hipertensi dimulai pada saat memasuki prehipertensi
pada pasien umur 10-30 tahun (dengan meningkatnya curah jantung)
kemudian menjadi hipertensi dini pada pasien umur 20-40 tahun (dimana
tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada umur
30-50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan komplikasi pada
usia 40-60 tahun. 9
6. Faktor-faktor Penyebab Hipertensi
1. Faktor-faktor risiko yang dapat diubah
a. Usia
Hipertensi merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh
interaksi berbagai faktor risiko yang dialami seseorang. Pertambahan usia
menyebabkan adanya perubahan fisiologis dalam tubuh seperti penebalan
dinding arteri akibat adanya perubahan zat kolagen pada lapisan otot,
sehingga pembuluh darah akan mengalami penyempitan dan menjadi
kaku dimulai saat usia 45 tahun. Selain itu juga terjadi peningkatan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik serta kurangnya sensitivitas
baroreseptor (pengatur tekanan darah) dan peran ginjal dan laju filtrasi
glomerulus menurun. 10
b. Jenis Kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. Wanita yang belum menopause dilindungi oleh hormon
esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar HDL (High Density
Lipoprotein). 10
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu juga akan menyebabkan
keluarga itu memiliki risiko untuk menerita penyakit hipertensi. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar sodium. Individu dengan orang
tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali. Lebih besar untuk
menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus
hipertensi dalam keluarga. 10
2. Faktor yang dapat diubah
a. Aktiviras Fisik
Perkembangan hipertensi dipengaruhi oleh banyak
faktor. Salah satunya adalah aktiitas fisik. Orang dengan nafsu
makan yang kurang terkontrol sehingga terjadi konsumsi energi
yang berlebihan mengakibatkan nafsu makan bertambah yang
akhirnya berat badannya naik dan dapat menyebakan obesitas.
Jika berat badan seseorang bertambah, maka volume darah
akan bertambah pula, sehingga beban jantung untuk memompa
darah juga bertambah. Semakin besar bebannya, semakin berat
kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh
sehingga tekanan perifer dan curah jantung dapat meningkat
kemudian menimbulkan hipertensi. 11
b. Obesitas
Obesitas merupakan keadaan kelebihan berat badan sebesar 20%
atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas mempunyai korelasi positif
dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan
cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa meningkatnya berat
badan normal relatif sebesar 10% mengakibatkan kenaikan tekanan darah
7 mmHg. 11
c. Merokok
Hubungan antara merokok dengan peningkatan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya
merokok, risiko akibat merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok
yang dihisap per hari.
Seseorang yang merokok lebih dari satu pak (15 batang) rokok
sehari memiliki risiko 2 kali lebih rentan untuk menderita hipertensi dan
penyakit kardiovaskuler daripada mereka yang tidak merokok. 12
d. Konsumsi kafein
Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di dalam
makanan seperti biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (Cola nitida),
guarana, dan mate. Ia terkenal dengan rasanya yang pahit dan berlaku
sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan pernafasan. Kafein
juga bersifat diuretik (dapat dikeluarkan melalui air kencing). Minuman
yang mengandung kafein, seperti minuman suplemen, sudah sejak lama
dianggap tidak terlalu menguntungkan bagi kesehatan tubuh. Apalagi bila
diminum secara berlebihan. Para ahli juga memperbincangkan bahwa
kafein punya potensi menyebabkan kanker dan penyakit hati. 13
Kafein meningkatkan tekanan darah secara akut. Efek klinis yang
terjadi tergantung pada respon tekanan darah responden yang diuji
dengan mengkonsumsi kafein setiap hari. Hasil dari penelitian tersebut
menyebutkan ada kenaikan tekanan darah pada responden yang
mengkonsumsi kafein >250 mg per hari selama 5 hari. Kafein terhadap
kesehatan sebetulnya tidak ada. Yang ada adalah efek tak langsungnya,
yang bisa mempercepat denyut jantung. Efek tidak langsung ini
disebabkan karena kafein mengandung zat aditif. Zat ini akan berbahaya
bagi penderita tekanan darah tinggi. Karena zat ini juga akan memacu
naiknya tekanan darah. 13
Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih
reseptor adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi
hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan
darah, sekresi asam lambung, dan aktifitas otot, serta
perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran
darah untuk menghasilkan energi ekstra. 4
Dalam berbagai produk, kandungannya berbeda-beda, maka dalam
pengukuran konsumsi kafein diasumsikan kandungan kopi tubruk (kopi
murni) jumlah kafein 95–200 mg kopi dengan kadar kafein tinggi,
sedangkan kopi instan (kopi tidak murni) jumlah kafein 27-173 mg kopi
dengan kadar kafein rendah. 4
e. Stres
Stres diyakini memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini
diduga melalui aktivitas syaraf simpatis yang dapat meningkatkan
tekanan darah secara intermitten. Disamping itu juga dapat merangsang
kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan
meningkat. Jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau
perubahan patologis. Gejala uang akan muncul berupa hipertensi atau
penyakit mag. Stres dapat menignkatkan tekanan darah untuk sementara
waktu dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. 14
B. Kopi
1. Kandungan Kopi
Tepatnya terdapat ratusan bahan kimia yang teridentifikasi dalam
kandungan kopi, dan lebih rinci bahwa kafein terbukti menjadi
satu-satunya zat aktif secara farmakologi. Zat kimia dalam kopi termasuk
asam asam klorogenik, gula, peptida, karbohidrat lain, dan potassium.
Asam klorogrnik terdapat dalam kopi bahkan lebih banyak jumlahnya
dibanding kafein. Batas konsumsi kafein 150-200 mg/kg.
Terdapat suatu komponen dalam kopi instan yang dapat mengikat
reseptor opiat. Secangkir kopi instan secara efektif mengandung sepertiga
ampul dari Naloxon.
“
The Western Journal Of Medicine, Conferences and Reviews Wake
Up and Smell the Caffeine Coffee, and the Medical Consequences”
Klasifikasi asupan kafein :
- Rendah – moderat : 130mg – 300 mg/hr
- Moderat : 200 – 300 mg/hari
- Tinggi : >400 mg/hr
- Konsumsi kopi berbahaya : 6000 mg/hr
2. Manfaat kopi bagi tubuh
Mamfaat kopi terbagi beberapa bagian, Menurut Hamdan, 2018 Yaitu
sebagai berikut:
- Menjaga stamina, Konsentrasi, dan Meningkatkan Semangat
- Kopi menurunkan potensi serangan kanker, diabetes melitus tipe 2,
dan serangan jantung
- Kopi mencegah dan mengatasi depresi
- Kopi mencegah parkinson
- Kopi mencegah azheimer dan demensia
- Kopi membersihkan saluran pencernaan (Usus Besar) melalui enema
kopi
- Kopi melindungi dari penyakit hati
- Kopi menjaga kesehatan mulut
- Kopi menjadi masker wajah
- Kopi menjadi perawatan kulit kepala.
3. Efek Samping kafein
Konsumsi kafein ternyata mempunyai dampak yang besar
terhadap kesehatan yang mengonsumsinya. Menurut Riesenhuber,
ditemukan bahwa kafein yang terdapat dalam minuman berenergi
menyebabkan diuresis dan natriuresis. Tambahan pula, konsumsi kafein
yang akut menurunkan sensitivitas insulin dan meningkatkan tekanan
darah arteri rerata. 15
Dalam penelitian yang berlainan Scher, dikatakan konsumsi
kafein berhubungan dengan nyeri kepala kronik, terutama pada wanita
muda berusia kurang dari 40 tahun dan antara mereka yang mendapat
nyeri kepala episode kronis yang onset kurang dari 2 tahun. Pada
konsumsi kafein kronis juga ditemukan gejala sistem saraf pusat,
kardiovaskular, gastrointestinal dan disfungsi renal. Kesimpulannya,
kandungan kafein dalam minuman menyebabkan banyak efek samping
pada kesehatan. 15
Kafein mempunyai waktu paruh selama 3 sampai 7 jam dan ini
dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Sebaiknya kafein tidak
digunakan pada penderita penyakit jantung. Penderita penakit ginjal
harus mengurangi konsumsi kafein karena sifat kafein sebagai diuretik
dapat memperparah kondisi penderita. Wanita hamil tidak dianjurkan
untuk mengkonsumsi kafein walaupun pada penelitian yang dilakukan,
hubungan antara kafein dengan kelainan kongenital belum terbukti.
Penderita ulkus lambung dan penyakit lambung lain harus berhati-hati
dalam mengkonsumsi kafein karena sifat asam dari kafein. 15
Efek sistem saraf otonom pada kopi telah ditulis dengan sangat
baik. Kafein melancarkan kerjanya dengan mengaktifasi saraf
noradregenik sekitar yang menghasilkan rangsangan simpatis. Oleh
karena itu didapatkan peningkatan denyut jantung setelah konsumsi kopi
ataupun kafein. Kebanyakan peneliti menemukan hal yang serupa. 15
Pendapat terhadap efek kopi pada tekanan darah masih menjadi
bahan perdebatan. Karatzis, menyelidiki efek akut pada kopi yang
berkafein maupun dekafein dalam hemodinamik, ditemukan bahwa kopi
berkafein menyebabkan peningkatan TD sistolik dan diastolik secara
cepat namun signifikan. 16
C. Tekanan Darah dan Kopi
Badan obat dan makanan di Amerika (FDA) menjelaskan bahwa
kafein termasuk obat dan makanan tambahan. Kafein digunakan saat
peresepan obat dan juga sebagai obat untuk mengatasi kelelahan atau
kekantukan serta meningkatkan efek penghilang nyeri. Orang dengan
riwayat penyakit jantung tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi
kafein karena efeknya yang meningkatkan kerja jantung. 17
Sebuah jurnal Meta-analysis menyebutkan bahwa, efek
peningkatan TD pada konsumsi kopi atau kafein yaitu 2.04 mmHg untuk
sistolik sedangkan 0,73 mmHg untuk diastolik. Sementara denyut jantung
meningkat tidak signifikan selama observasi pada pemberian kopi dan
kafein. 18
Pada keadaan istirahat kafein telah terbukti menyebabkan
peningkatan tekanan darah dan resistensi vaskular sistemik. Kafein dapat
mengubah kekakuan pembuluh darah yang memungkinkan sebagai
penyebab utama terhadap pembuluh darah. Penelitian ini juga
memperlihatkan kekakuan arteri meningkat pada konsumsi kafein dan
efek kafein predominan pada terjadinya resistensi pembuluh darah
dibandingkan dengan peningkatan curah jantung. Mereka juga
menyebutkan bahwa peningkatan aktifitas saraf simpatis, serum adrenalin
dan renin saling berhubungan. 18
Kadar angiotensin II meningkat dengan konsumsi kopi. Seperti
yang diketahui bahwa angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat,
yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Sehingga hal tersebut
juga dapat dikatakan sebagai faktor kopi untuk meningkatkan tekanan
darah. 18
Angiotensin II (ANG) secara pasti meningkatkan katekolamin
yang dilepaskan dari sistem simpatis perifer. Katekolamin dilepaskan
oleh mekanisme ini yang berkontribusi terhadap vasokonstriksi dan
retensi Natrium pada angiotensin II. Secara khusus, efek kronik pada
ANG pada intensitas sedang yang meningkatkan kadar tekanan darah
distimulasi oleh jalur adrenergik yang secara signifikan dapat
berkembang menjadi hipertensi. Begitu pula dengan katekolamin yang
dapat meningkatkan denyut jantung. 18
Kafein dengan efek yang berlipat yaitu (1) sebagai bloker reseptor
adenosine (2) meningkatkan kadar angiotensin II (3) meningkatkan kadar
katekolamin. 19
D. Pandangan Islam Terhadap Kopi
Ajaran Islam sangat mengatur untuk hidup sehat karena tujuan
dari agama Islam adalah untuk memelihara agama, akal, jiwa, jasmani,
harta dan keturunan ummat manusia. 20
Minuman yang kemudian menjadi populer di antara kaum Sufi
selalu diminum agar mata mereka selalu terjaga saat melakukan zikir.
Al-Imam Al-'Allamah Najmuddin Al-Ghazziy seorang pakar sejarah
mencatatkan dalam kitab Al-Kawakib As-Sairah fi A'yan Al-Miah
Al-A'syirah bahwa : "Orang yang pertama kali menjadikan kebiasaan
minum kopi sebagai minuman berkhasiat adalah Syaikh Abu Bakar bin
Abdullah Al-Aydrus, beliau membuat racikan kopi dari buah pohon Bun."
Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad
Al-Husainy Al-Hadramy (1070 H-1113 H) dari marga Al-Aydrus
mengatakan dalam kitabnya Linaasush Shafwah bi Anfaasil Qahwah: "Biji
kopi baru ditemukan pada akhir abad 8 H di Yaman oleh penemu kopi
Mukha, Imam Abul Hasan 'Ali Asy-Syadziliy bin Umar bin Ibrahim bin
Abi Hudaimah Muhammad bin Abdullah bin Al-Faqih Muhammad
Disa’in (nasabnya bersambung hingga kepada seorang sahabat bernama
Khalid bin Asad bin Abil Ish bin Umayyah Al-Akbar bin Abdi Syams bin
Abdi Manaf bin Qushay). Beliau adalah pengikut tarekat Syadziliyah,
bukan pendirinya (karena pendiri tarekat Syadziliyah, Imam Abu Hasan
Asy-Syadziliy telah wafat pada tahun 828 H)." 20
Dalam penemuan biji kopi, Imam Abul Hasan Asy-Syadziliy
mendahului Imam Abu Bakar Al-Aydrus. Sehingga Imam Abul Hasan
adalah penemu biji kopi, sedangkan Imam Abu Bakar Al-Aydrus adalah
penyebar kopi di berbagai tempat. 20
Beliau menggubah syair mengenai kopi sebagai berikut:
"Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, kopi
membantuku mengusir kantuk. Dengan pertolongan Allah, kopi
menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang
terlelap." 20
Oh, kopi, kau laksana purnama yang menerangi cakrawala."
Al-Imam Hamzah bin Abdullah bin Muhammad An-Nasyiriy Al-Yamaniy
Asy-Syafi‟i (832 - 936 H) penduduk Zabid adalah seorang sastrawan ulung
yang ahli tumbuh-tumbuhan. Beliau menggubah seribu
bait nadzam mengenai kemukjizatan Al-Qur'an, menulis kumpulan fatwa,
dan menggubah nadzam lebih dari 80 bait mengenai manfaat kopi, yang
antara lain isinya adalah kopi bisa membangkitkan semangat seseorang dan
mengantarkannya mencapai kesuksesan. 20
Dari Yaman, keharuman kopi merebak ke berbagai kawasan di
sekitarnya, lalu ke Eropa, Amerika, dan akhirnya mendunia. Para
pelancong, peziarah, dan pedaganglah yang membawa kopi melanglang
buana. 20
Al-'Allamah Abdul Qadir bin Muhammad Al-Jaziriy dalam
kitabnya Umdatush Shafwah (Argumen Penggunaan Kopi) memerinci
tentang bagaimana kopi mencapai Kairo, Mesir. Dikatakan, pada
pertengahan abad ke-16 M, kopi dibawa oleh para siswa Al-Azhar
berkebangsaan Yaman untuk meningkatkan stamina mereka. Dari kalangan
terdidik Al-Azhar, kopi segera memasuki jalan-jalan, toko-toko, dan rumah
tinggal di kota itu. 20
Sebelumnya, yakni pada awal abad ke-15 M, kopi telah mencapai
Turki. Warung kopi pertama di negeri ini berdiri pada 1475 M di
Istanbul. Namanya, warung kopi 'Kiva Han'. 20
Dalam kitabnya, Al-Jaziriy sekaligus menanggapi perdebatan agama
tentang manfaat dan boleh-tidaknya minum kopi di bawah hukum Islam. Ini
adalah dokumen tertua tentang sejarah, penggunaan, dan manfaat minum
kopi di dunia Islam. Setelah melewati perdebatan panjang, kopi pun
menjadi minuman tersohor di Makkah dan Madinah. 20
Dari interaksi para peziarah dan pedagang tadi, kopi kemudian
menyebar ke luar kalangan Muslim. Penyebarannya di Eropa dimulai pada
abad ke-17 M melalui kota-kota terkemuka, seperti Venesia, Marseilles,
Amsterdam, London, dan Wina. Hal ini tentu saja berimbas pada nilai
ekspor kopi Yaman yang melonjak tajam 20
Pendapat Para Ulama tentang Kopi
Mayoritas ulama tidak meragukan lagi kehalalan kopi. Dalam
kitab Syarh Al-’Ubab, Asy-Syaikh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa
menggunakan sesuatu yang jaiz sebagai sarana hukumnya tergantung pada
tujuan yang ingin dicapai. Jika tujuannya untuk kebaikan maka penggunaan
sarana tersebut bernilai pahala, dan jika tujuannya untuk maksiat maka
bernilai dosa. 21
Dikutip oleh Al-Jaziriy dalam kitabnya Umdatush Shafwah fi
Hukmil Qahwah, banyak ulama yang berfatwa mengenai hukum kebolehan
meminum kopi seperti Syaikh Zakariya Al-Anshari, Syaikh Abdurrahman
bin Ziyad, Syaikh Zarruq Al-Maliki Al-Maghribi, Syaikh Abu Bakar bin
Salim Attarimi, dan Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. 21
Nama-nama yang telah disebut di atas merupakan tokoh-tokoh besar
Sufi. Tidak hanya berfatwa bahkan banyak juga ulama yang telah
mengarang kitab yang isinya membahas khusus mengenai hukum kopi dan
faidah meminum kopi, di antaranya Al-'Allamah Al-Habib Abdurrahman
bin Muhammad Al-Aydrus dalam Risalah Inusi Ash-Shafwah bi Anfusi
Al-Qahwah, juga Al-Imam Al-Faqih Syaikh Umar bin Abdullah
Bamakhromah mengarang syair tentang kopi yang syairnya dikomentari
oleh banyak ulama. 21
Asy-Syaikh Abdul Mu‟thiy bin Hasan bin Abdullah bin Ahmad Bakatsir
Al-Hadramiy (Makkah 905 - Ahmadabad India 989 H) juga putranya yang
bernama Ahmad dan beberapa nama lain menggubah nadzam dalam
untaian bait yang amat banyak yang berisi sanjungan terhadap kopi sebagai
minuman yang amat bermanfaat untuk penggiat ibadah kepada Allah. 21
Perhatikan dua bait syair berikut:
ذ مت خ اذ خ وجي ح د لنذ ي اب خ ذ - لن دلئ
ي خ اذبينذ يد خ ي خ د ي خ يد ب خ نذ دذ ذ ئ لذ - خيم
Kopi memang hitam tapi menyalakan semangat, bahkan memancarkan
cahaya.
Hitamnya kopi membuat hati orang-orang kelas tinggi memutih, sehingga
mereka terpuji melebihi kebanyakan manusia. 21
Lalu dari Indonesia juga ada Al-'Allamah Syaikh Ikhsan Jampes
Kediri (1901 - 1952 M) dalam kitabnya Irsyadul Ikhwan fi Syurbil Qahwah
wad Dukhan, juga Syaikh Abdul Qadir bin Syekh dalam kitab Shafwatush
Shafwah fi Bayan Hukmil Qahwah. Juga dijelaskan dalam kitab Tarikh Ibnu
Thayyib mengenai keutamaan kopi, dan banyak lagi ulama yang
menjelaskan tentang kopi. 21
Al-Imam Asy-Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami (909 - 974 H) dalam syairnya
mengatakan:
“Lalu ketahuilah duhai hati yang gelisah bahwa kopi ini telah dijadikan
oleh Ahli shafwah (orang-orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang
akan datangnya cahaya dan rahasia Tuhan, penghapus kesusahan. Para
ulama berbeda pendapat akan kehalalannya, namun alhasil yang
diunggulkan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Syarhul 'Ubab setelah penjelasan
bahwa asal usul kopi di awal abad 10 Hijriyah memandang
dari qaidah „bagi perantara menjadi hukum tujuannya‟ maka selama kopi
ini dimasak untuk kebaikan maka mendapat kebaikannya begitu juga
sebaliknya, maka fahami asalnya.” 21
Dalam Diwan Syaikh Bamakhromah beliau berkata: “Dalam gelas
kerinduan itu membuat orang yang meminumnya berada dalam tingkatan
para perindu dan memakaikannya pakaian ahli pecinta dalam kedekatan
kepada Allah. Bahkan jika seandainya diminum oleh seorang Yahudi maka
niscayahatinyaakan mendapatkan tarikan hidayah dan inayah Tuhan.”
21
Dan Al-'Allamah Al-Arif Billaah Al-Habib Abdurrahman Shofi
Assegaf mengatakan : “…bahwa kopi yang disiapkan oleh para Sufi ini
esensinya untuk menarik hati kepada Allah SWT maka pahamilah isyarah
dan bedakan antara setiap argumentasi”.
Imam Ahmad As-Subki juga berkata :
“Kopi manfaatnya yaitu kira-kira untuk membuat semangat ibadah dan
pekerjaan penting juga menghancurkan makanan, agar tidak masuk angin
dan menghilangkan dahak yang banyak.” 21
Ada juga yang menganggap kopi (qahwah) mirip dengan nama khamer,
maka ulama memberikan jawaban dalam kitab Inasus Shafwah sebagai
berikut : “Penamaan qahwah bagi sebagian orang dianggap menyerupai
nama khamer, tentu tuduhan ini tidak mendasar karena tidak harus
kesamaan nama juga menunjukkan sama maknanya, bahkan
para shalihin dan shadat membuktikan bahwa kopi digunakan untuk
beribadah kepada Allah SWT.” 21
Dalam Tarikh Ibnu Thayyib dikatakan:
“Kopi adalah penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya
keinginan bagi engkau yang sedang mencari ilmu. Kopi adalah minuman
orang yang dekat pada Allah di dalamnya ada kesembuhan bagi pencari
hikmah di antara manusia. Kopi diharamkan bagi orang bodoh dan
mengatakan keharamannya dengan keras kepala.” 21
Banyak ulama Sufi yang berkomentar tentang kopi yang pada
prinsipnya mereka menggemari kopi karena dengan meminumnya mereka
lebih giat beribadah, terutama pada malam hari ketika banyak manusia yang
tertidur lelap. 21
Kesimpulannya, kopi merupakan minuman para sufi yang
digunakan untuk taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT yang mana
memiliki banyak faidah baik secara rohani ataupun medis. 21
Manfaat Meminum Kopi bagi Kesehatan
Kopi merupakan minuman yang sangat nikmat disajikan di segala
kondisi. Kopi juga memiliki cita rasa yang khas yang sangat melekat di
lidah penikmatnya. Kopi juga terbukti mengandung unsur kimia yang bisa
menolak rasa kantuk dan ini sangat berfaedah sekali bagi orang yang ingin
bergadang atau memiliki aktifitas malam hari. 22
Zat terpending yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein
adalah senyawa kimia alkaloid dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus
molekul C8H10N4O2. Jumlah kandungan zat kafein yang terdapat pada
kopi adalah antara 1 hingga 1,5%. 22
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa Ngopi dapat memicu
seseorang untuk berpikir positif. Psikolog eksperimental, Lars Kuchinke
beserta timnya dari Universitas Ruhr, Jerman meminta 66 relawan untuk
memutuskan secepat mungkin apakah bentukan huruf yang ditampilkan
pada komputer adalah kata-kata. Separuh relawan itu diberi tablet dengan
kandungan 200 miligram kafein atau setara dengan dua hingga tiga cangkir
kopi. Sementara sisanya diberi pil laktosa. Mereka diberikan tablet itu 30
menit sebelum pengujian. Hasilnya, relawan yang mengonsumsi tablet
dengan kandungan kafein tujuh persen lebih akurat dalam mengenali
kata-kata positif daripada kata-kata lainnya. Kuchinke berpendapat,
mungkin ini karena kafein berfungsi merangsang bagian otak yang
terhubung oleh segala hal positif. 22
Penelitian mengejutkan ternyata Ngopi dapat mencegah stroke dan
serangan jantung. Kandungan dalam kopi dapat menghidarkan dari kita dari
penyakit serangan jantung bahkan hingga stroke, Sebuah studi atas lebih
dari 83.000 wanita berusia lebih dari 24 tahun menunjukkan mereka yang
minum dua sampai tiga cangkir kopi sehari memiliki risiko terkena stroke
19% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Studi
terhadap sejumlah pria di Finlandia menunjukkan hasil sama. Mereka yang
meninggal karena serangan jantung akibat Ngopi adalah mereka yang
sebenarnya punya riwayat penyakit jantung. 22
Ngopi dapat memberi manfaat sebagai penambah stamina dan
energi ekstra. Dahulu para ulama banyak yang ngopi agar bisa fresh dan
lama saat berdzikir. Juga agar tidak mudah lelah untuk mengkaji
kitab-kitab. 22
Mekanisme kerja zat kafein dalam tubuh bersaing dengan fungsi
adenosin dalam tubuh kita. Adenosin sendiri merupakan senyawa yang
terdapat dalam sel otak berfungsi membuat orang cepat tertidur. Kandungan
kafein dapat memperlambat gerak sel-sel tubuh sehingga tubuh tidak
mudah lelah/mengantuk, muncul perasaan segar, mata terbuka lebar, detak
jantung lebih kencang, serta naiknya tekanan darah. 22
Ngopi dapat mengurangi sakit kepala dan migrain. Menurut Seimur
Damond, M.D, dari Chicago™s Diamond Hadche Clinic. Bahwa
kandungan kafein pada kopi dapat mengurangi derita sakit kepala.
Penderita sakit kepala atau migran ringan terbukti dapat disembuhkan
dengan meminum secangkir kopi. 22
Minum kopi secara teratur sesuai dengan porsinya dapat
memaksimalkan kerja otak lebih baik. Kandungan antioksidan pada kopi
dapat menangkal kerusakan sel otak & membantu jaringan saraf untuk
bekerja lebih baik. Sedangkan kandungan kafein dalam kopi berfungsi
sebagai stimulan tubuh. Hal ini dapat merangsang indera kita serta
meningkatkan laju metabolisme. Sehingga meningkatkan kemampuan
dalam berkonsentrasi, mengatasi perubahan suasana hati bahkan depresi.
Dan masih banyak lagi khasiat yang didapat dari Ngopi. 22
Dalam ayat ini peneliti lebih memahami bahwa selain pakaian
untuk menutup aurat, manusia juga telah diatur dalam mengatur pola
makan dan minum agar tidak berlebih-lebihan dan menghindari yang
haram. Agar dalam kehidupan sehari-hari manusia dapat menjaga
kesehatannya dengan baik dan dapat melaksanakan ibadah dengan baik
juga. 22
E. Kerangka Teori
Minum kopi
Menyebabkan
vasokontriksi dan
mengakibatkan
peningkatan
Menstimulasi
kelenjar adrenalin
serta meningkatkan
produksi kortisol
Mengakibatkan
peningkatan
katekolamin dalam
plasma
Mempengaruhi
fungsi sistem saraf
pusat
Kafein memiliki efek
yang antagonis
kompetitif terhadap
reseptor adenosin
Dari TG, masuk ke
seluruh tubuh oleh
pembuluh darah
Tekanan darah
meningkat
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Konsep Pemikiran
Berdasarkan kerangka teori yang telah disusun, maka akan disusun
pula kerangka konsep pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh mengkonsumsi kopi terhadap
peningkatan tekanan darah pada laki-laki pengunjung warkop Corner
yang ada di kota Makassar, berdasarkan latar belakang dan tinjauan
pustaka yang telah dibuat maka disusunlah kerangka konsep sebagai
berikut. Variabel yang diteliti adalah tekanan darah dan kopi.
Berdasarkan kerangka teori untuk lebih memudahkan pemahaman
peneliti terhadap penelitiannya maka dibuat kerangka konsep sebagai
berikut :
Mengkonsumsi
Kopi
Tekanan
Darah
1. Terjadi
peningkatan
tekanan darah
2. Tidak terjadi
Perubahan
apa-apa
120 menit
1. Jenis kopi
Variabel dependen Variabel independen
B. Variabel Penelitian
Defenisi Operasional Variabel
1. Variabel Independen
Defenisi Kopi : adalah seseorang yang mengkonsumsi kopi dalam satu
waktu
Cara Ukur : Sebelum diberikan intervensi yaitu kopi, pertama
ditanyakan terlebih
dahulu kepada responden meminum kopi jenis apa, minum berapa
gelas, dan berapa kali dalam sehari.
Hasil : - Jenis kopi : - Kopi instan : Rendah kafein
- Kopi hitam/ kopi tubruk : Tinggi kafein
- Jumlah kopi : ≤ 2 cangkir : Rendah kafein
: > 2 cangkir : Tinggi kafein
- Frekuensi Minum Kopi : < 3x/hari : Rendah Kafein
: ≥ 3x/hari : Tinggi kafein
Skala ukur : Ordinal
2. Variabel Dependen
a. Tekanan darah
Definisi : Tekanan darah yang diukur sebelum dan setelah mengonsumsi
kopi.
Cara Ukur : Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah pemberian
kopi dengan menggunakan alat ukur tensimeter
digital. Pengukuran tekanan darah (intervensi) diukur
setelah 120 menit.
Hasil : - Peningkatan tekanan darah
- Tidak ada perubahan tekanan dara
- Penurunan tekanan darah
Skala ukur : Ordinal
C. Hipotesis
Hipotesis Nol : Tidak ada pengaruh antara konsumsi kopi terhadap
peningkatan tekanan darah di warkop Makassar
Hipotesis Alternatif : Terdapat pengaruh antara konsumsi kopi terhadap
Peningkatan tekanan darah di warkop Makassar.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Warkop Corner Kota Makassar,
yang akan dilaksanakan pada bulan September – November 2018.
Penelitian ini pun akan dilakukan pada laki-laki dengan usia 20-40 tahun
yang akan diukur tekanan darahnya. Untuk mengetahui apakah ada
pengaruh konsumsi kopi terhadap peningkatan tekanan darah.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode observasi analitik
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
dilakukan satu kali saja tanpa pengulangan.
C. Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi dan sampel penelitian
a. Populasi target
Jumlah populasi target adalah pengunjung Warkop di Kota
Makassar pada Bulan Oktober sampai November 2017.
b. Populasi terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah populasi target
yang dibatasi oleh tempat dan waktu, serta dapat dijangkau oleh peneliti
pada pengunjung Warkop di Kota Makassar.
c. Sampel
Teknik sampling penelitian yaitu Purposive sampling, dimana
sampel dipilih untuk mewakili orang yang mengonsumsi kopi pada
Warkop di Kota Makassar sesuai dengan proporsinya di dalam populasi.
Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, yaitu:
(1) Kriteria Inklusi
(a) Laki-laki
(b) Pengunjung warkop di Kota Makassar
(c) Bersedia menjadi responden
(d) Usia 20 tahun - 40 tahun
(2) Kriteria Eksklusi
(a) Memiliki gejala dan riwayat penyakit metabolik
(b) Memiliki gejala dan riwayat penyakit sistemik
(c) Konsumsi obat-obatan (sedang dalam pengobatan)
(d) Aktifitas berat, sampel pada penelitian ini dianjurkan untuk tidak
melakukan aktivitas berat dalam 2-3 jam terakhir sebelum pengukuran
dan pemberian intervensi. Aktivitas berat yang digolongkan dalam
penelitian ini olahraga (sepak bola, berenang, basket, bulu tangkis,
jogging), mengangkat beban berat.
e. Besar sampel dan Rumus Besar sampel
Rumus :
𝑛1 = 𝑛2 =(𝑧𝑎√2𝑃𝑄 + 𝑧𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2)2
( 𝑃1 − 𝑃2 )
Kesalahan tipe I = 5%, hipotesis dua arah, Z = 1,960 untuk = 0,05
Kesalahan tipe II = 20%, maka Z = 0,842 untuk = 0,20
P2 = Proporsi pajanan pada kelompok kasus sebesar
Q2 = 1 – P2 (1-0,281) = 0,719
P1-P2 = selisih proporsi pajanan yang dianggap bermakna,
ditetapkan sebesar 0,481 – 0,281 = 0,2
P1 = P2 + 0,2 = 0,281 + 0,2 =0,481
Q1 = (1-P1) = (1- 0,481) = 0,519
P = Proporsi total = (P1 + P2)/2 = (0,481+ 0,281) = 0,762
Q = (1 – P) = (1 – 0,762) = 0,238
𝑛1 = 𝑛2 =(𝑧𝑎√2𝑃𝑄 + 𝑧𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2)2
( 𝑃1 − 𝑃2 )
𝑛1 = 𝑛2
=(1,960√2.0,762.0,238 + 0,842√0,481.0,519 + 0,281.0,719)2
(0,2)2
𝑛1 = 𝑛2 =(1,960.0,602 + 0,842.0,67 )2
0,04
𝑛1 = 𝑛2 =( 1,18 ) + 0,56 )2
0,04
𝑛1 = 𝑛2 =1,74
0,04= 43,5
𝑛1 = 𝑛2 = 44
Untuk mendapatkan hasil yang dapat mewakili populasi dalam penelitian
ini dibutuhkan minimal 30 sampel yang diambil dari pengunjung Warkop
di Kota Makassar.
D. Teknik Analisis Data
1. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dalam 2 tahap,
yaitu :
a. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik dari variabel independen dan dependen.
Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
dengan menggunakan analisis uji chi-squre. Melalui uji statistik
kolmogorof Smirnov akan diperoleh nilai p, dimana dalam
peneletian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.
Penelitian dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak
bermakna jika mempunyai nilai p >0,05 yang berarti Ho
diterima dan Ha ditolak.
2. Pengolahan Data
Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan
komputer, melalui tahapan sebagai berikut :
a. Editing (penyuntingan data)
Pada tahap ini dilakukan pengecekan data sekunder untuk
melihat kelengkapan jawaban, kejelasan dan kesesuaian dengan
pertanyaan dalam penelitian.
b. Coding (Pengkodean data)
Dalam proses ini akan dilakukan pengklasifikasian jawaban
dengan memberi kode-kode untuk mempermudah proses
pengolahan data.
c. Entry (Peng-inputan data)
Pada tahap ini dilakukan pemasukan data-data yang sudah
dikumpulkan kedalam program komputer untuk proses analisis.
d. Cleaning (pembersihan data)
Pada tahap ini dilakukan proses pembersihan data untuk
mengidentifikasi dan menghindari kesalahan sebelum data di
analisa. Proses cleaning diawali dengan menghilangkan data
yang tidak lengkap dan data yang mempunyai nilai ekstrim
seperti data anak dengan IMT/U.
E. Aspek Etika Penelitian
1. Sebelum melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan surat izin
kepada Warkop di kota Makassar.
2. Menjaga kerahasiaan identitas dan temuan klinis, sehingga
diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian
yang dilakukan.
3. Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat kepada semua
pihak yang terkait sesuai dengan manfaat yang telah disebutkan
sebelumnya.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sampel
Subjek penelitian atau sampel yang dibutuhkan yaitu laki-laki
20-40 tahun. Besar sampel yang dibutuhkan adalah 44 orang berdasarkan
hasil yang didapatkan pada rumus besar sampel. Sampel yang terlibat
dalam penelitian ini adalah 60 orang.
Dari sampel yang sudah lengkap kemudian akan ditentukan jenis
kopi, jumlah kopi, frekuensi kopi. Setelah itu ditentukan hasil
pengukuran tekanan darah apakah ada perubahan tekanan darah, ada
peningkatan tekanan darah dan ada penurunan tekanan darah.
B. Analisis
Analisis hasil penelitian terdiri atas analisis univariat dan analisis bivariat
1. Analisis Univariat
Tahap pertama dari analisis data adalah analisis univariat.
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi
frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu karakteristik
responden mencakup distribusi responden berdasarkan kelompok
riwayat hipertensi, konsumsi obat hipertensi, riwayat keluarga
hipertensi, riwayat penyakit lain, riwayat penyakit keluarga, dan
merokok.
VARIABEL JUMLAH
PERSENTASE
(n)
(%)
RIWAYAT
HIPERTENSI
Hipertensi 7
11,7
Tidak Hipertensi 53
88,3
KONSUMSI
OBAT
Tidak 53
95,0
Ya 3
5,0
RIWAYAT
KELUARGA
HIPERTENSI
Ada 3
5,0
Tidak ada 53
95,0
RIWAYAT
PENYAKIT
LAIN
Ada 3
5,0
Tidak ada 53
95,0
RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA
Ada 1
1,7
Tidak ada 59
98,3
MEROKOK
Ya 51
86,7
Tidak 9
13,3
TOTAL 60
100
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi (n) dan Presentase (%) Menurut Karakteristik
Rensponden Berdasarkan Kelompok Riwayat Hipertensi, Konsumsi Obat, Riwayat
Keluarga, Riwayat Penyakit Lain, Riwayat Penyakit Keluarga.
Deskripsi Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel diatas distribusi sampel berdasarkan
riwayat hipertensi dan riwayat tidak hipertensi pada responden yaitu
yang mempunyai riwayat hipertensi 11,7% (7 sampel) dan riwayat
tidak ada hipertensi 88,3% (53 sampel). Berdasarkan distribusi sampel
berdasarkan yang mengkonsumsi obat hipertensi dan yang tidak
konsumsi obat hipertensi yaitu, persentase pada yang mengkonsumsi
obat hipertensi adalah 5,0% (3 sampel) dan yang tidak mengkonsumsi
obat hipertensi adalah 95,0% (57 sampel). Berdasarkan distribusi
sampel berdasarkan riwayat keluarga yang mempunyai riwayat
penyakit hipertensi dan yang tidak mempunyai riwayat hipertensi,
pada sampel yang mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi
persentasenya adalah 5,0% (3 sampel) dan sampel dengan riwayat
keluarga yang tidak mempunyai penyakit hipertensi adalah 95,0% (57
sampel). Berdasarkan distribusi sampel berdasarkan yang mempunyai
dan tidak mempunyai riwayat penyakit lain adalah, persentase untuk
yang mempunyai riwayat penyakit lain adalah 5,0% (3 sampel) dan
untuk persentase yang tidak mempunyai riwayat penyakit lain adalah
95,0% (57 sampel). Berdasarkan distribusi sampel berdasarkan
riwayat penyakit keluarga adalah, persentasi untuk sampel yang
mempunyai riwayat penyakit keluarga adalah 1,7% (1 sampel). Dan
persentse sampel yang tidak mempunyai penyakit lain adalah 98,3%
(59 sampel). Berdasarkan distribusi sampel berdasarkan riwayat
merokok adalah, persentase untuk sampel yang mempunyai riwayat
merokok adalah 86,7% (51 sampel) dan untuk persentase sampel yang
tidak mempunyai riwayat merokok adalah 13,3% (9 sampel).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara
variabel independen (Jenis kopi, Jumlah kopi, dan Frekunsi kopi) dengan
variabel dependen (tekanan darah). Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan uji chi-square.
Jenis Kopi Tekanan Darah
Total P Peningkatan
TD
Tidak Ada
Peubahan
TD
N % N % n %
Kopi instan 1 6,25 15 93,7 16 100,0
0.000
Kopi
Tubruk/Hitam
43 97,7 1 2,27 44 100,0
Total 44 16 60
Tabel 5.2 Pengaruh Jenis Kopi terhadap Peningkatan Tekanan Darah
Berdasarkan tabel diatas menunjukan hasil analisi pengaruh
konsumsi kopi terhadap peningkatan tekanan darah. Dari data
tersebut menunjukan ada pengaruh konsumsi kopi terhadap
peningkatan tekanan darah. Total yang mengkonsumsi kopi adalah
60 orang dan yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada 60
orang tersebut. Dari data diatas yang mengalami peningkatan
tekanan darah dengan mengkonsumsi kopi instant adalah 1 orang
(62,5%) dan yang mengalami peningkatan tekanan darah setelah
mengkonsumsi kopi tubruk/hitam adalah 43 0rang (97,7%)
sedangkan untuk yang tidak mengalami perubahan tekanan darah
setelah mengkonsumsi kopi instan adalah 15 orang (93,7%) dan
untuk sampel yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah
setelah mengkonsumsi kopi tubruk/hitam adalah 1 orang (2,27%).
Jumlah
Kopi
Tekanan Darah
Total
P
Peningkatan
TD
Tidak Ada
Peubahan TD
N % N % N %
< 300
gr
42 100 0 0 42 100,0
0.000 > 300
gr
2 11,1 16 88,8 18 100,0
Total 44 16 60
Tabel 5.3 Pengaruh Jumlah Kopi terhadap Peningkatan Tekanan
Untuk sampel yang mengalami peningkatan tekanan darah
saat mengkonsumsi kopi ≥ 300gr atau tinggi kafein adalah 2 orang
(11,1%) dan yang tidak mengalami perubahan tekanan darah setelah
mengkonsumsi kopi ≥ 300gr adalah 16 orang (88,8%) dan untuk
sampel yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah saat
mengkonsumsi kopi < 300 gr adalah 42 orang (100.0%) dan untuk
sampel yang mengkonsumsi kopi < 300 gr adalah 0 rang (0%)
Frekunsi
Kopi
Tekanan Darah
Total
P
Peningkatan
TD
Tidak Ada
Peubahan
TD
N % n % N %
< 3
kali/hari
2 25 6 7 8 100,0
0.000 > 3
kali/hari
42 80,7 10 19,2 52 100,0
Total 44 16 60
Tabel 5.4 Pengaruh Frekuensi Kopi terhadap Peningkatan Tekanan Darah
Untuk sampel yang mengalami peningktan tekanan darah saat
menkonsumsi kopi lebih dari atau sama dengan 3 kali sehari 42 orang
(80,7%) dan untuk sampel yang tidak mengalami perubahan tekanan
darah saat mengkonsumsi kopi lebih dari atau sama dengan 3 kali
sehari adalah 10 orang (19,2%) dan untuk sampel yang mengalami
peningkatan tekanan darah saat mengkonsumsi kopi kurang dari 3 kali
sehari adalah 2 orang (25%) dan untuk sampel yang tidak mengalami
perubahan tekanan darah saat mengkonsumsi kopi kurang dari 3 kali
sehari adalah 6 orang (7%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square, untuk
pengaruh mengkonsumsi kopi terhadap peningkatan tekanan darah
didapatkan nilai p = 0,000 (p = < 0,05), pengaruh jumlah kopi
terhadap peningkatan tekanan darah nilaip p = 0,000 (p = < 0,05,
didapatkan secara statistik dapat disimpulakn bahwa terdapat
pengaruh konsumsi kopi terhadap peningkatan tekanan darah,
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Jenis Kopi terhadap peningkatan tekanan darah
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh konsumsi
kopi terhadap peningkatan tekanan darah dalam penelitian ini
disimpulkan terdapat adanya pengaruh antara jenis kopi terhadap
peningkatan tekanan darah. Metode penelitian yang digunakan
observational analitik dengan pendekatan cross-sectional dimana jumlah
sampel sebanyak 60 orang pada usia 20-40 tahun.
Jenis kopi ada 2 yaitu kopi instan dan kopi tubruk/hitam.
Kopi tidak murni yang dikonsumsi subjek adalah kopi instan yang
merupakan campuran kopi, krimer, dan gula. Tiap sendok makan krimer
mengandung 10 mg kalori, 2 gr karbohidrat, 500 mg gula, 500 mg lemak
dan 5 mg natrium. Rendahnya gizi yang terdapat dalam krimer ini tidak
banyak mempengaruhi tekanan darah, didalamnya terkandung natrium
yang diketahui dapat menaikkan tekanan darah jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan. Dan setelah dilakukan uji chi-square, didapatkan
hasil yang bermakna, baik untuk takaran kopi 1 sendok teh maupun 1½
sendok teh. Kopi tubruk/hitam adalah kopi yang diseduh tanpa
menggunakan campuran krimer tetapi dalam penelitian ini terdapat juga
kopi tubruk/hitam dengan menggunakan campuran susu dan tetap
dikategorikan kopi tubruk/hitam.
Kopi mengandung serat larut air yang tinggi dan
dihubungkan dengan kandungan polifenol (antioksidan). Kandungan
kalium didalam kopi diketahui tinggi. Polifenol menghambat terjadinya
atherogenesis dan memperbaiki fungsi vaskuler. Kalium menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik dengan menghambat pelepasan renin
sehingga terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya penurunan volume plasma, curah jantung dan
tekanan perifer sehingga tekanan darah akan turun. Polifenol dan kalium
dapat menyeimbangkan efek kafein. Konsumsi kopi pada dosis tertentu,
cenderung menurunkan tekanan darah hal ini disebabkan oleh kandungan
kalium pada kopi yang tinggi. Kafein memiliki efek yang antagonis
kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin merupakan
neuromodulator yang mempengaruhi sejumlah fungsi pada susunan saraf
pusat. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan meningkatkan total
resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan darah naik.
2. Pengaruh Jumlah Kopi terhadap peningkatan tekanan darah
Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa pengaruh
mengkonsumsi kopi terhadap peningkatan tekanan darah dalam
penelitian ini disimpulkan terdapat adanya pengaruh antara jumlah kopi
terhadap peningkatan tekanan darah
kafein di dalam kopi menghambat reseptor adenosine dalam
sistem saraf pusat yang akan memacu produksi adrenalin, dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah dan aktivitas otot serta
perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah
untuk menghasilkan energi ekstra. Kafein memiliki sifat antagonis
endogenus adenosine, sehingga dapat menyebabkan vasokonstriksi dan
peningkatan resistensi pembuluh darah tepi. Mekanisme ini menjadi aktif
penuh dalam 30 menit sampai dua jam. Sebuah penelitian menyebutkan
kebiasaan minum kopi ukuran gelas/ >300 gr per hari meningkatkan
risiko hipertensi 4,12 kali lebih tinggi dibanding subjek yang tidak
memiliki kebiasaan minum kopi.
3. Pengaruh Frekunsi Minum Kopi Terhadap Peningkatan Tekanan
Darah
Dalam penelitian ini pengaruh konsumsi kopi terhadap
peningkatan tekanan darah dapat disimpulkan terdapat adanya pengaruh
antara frekuensi konsumsi kopi terhadap peningkatan tekanan darah. Hal
ini diduga karena adanya toleransi tubuh terhadap konsumsi kopi atau
kafein secara berulang.
Sejalan dengan penelitian Budianto 2017, meneliti hubungan
konsumsi kopi dengan tekanan darah. Metode penelitian menggunakan
desain case control, dengan jumlah sampel 60 orang (sampel) sebagian
besar mengkonsumsi kopi dalam satu hari 1 sampai 2 gelas , sedangkan
yang mengkonsumsi 3 sampai 4 gelas ada , dan yang mengkonsumsi 5
sampai 6 gelas . Kopi mengandung kafein yang meningkatkan debar
jantung dan naiknya tekanan darah. Pemberian kafein 150 mg atau 2-3
cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah 5-15 mmHg dalam waktu
15 menit. Peningkatan tekanan darah ini bertahan sampai 2 jam, diduga
kafein mempunyai efek langsung pada medula adrenal untuk
mengeluarkan epinefrin. Konsumsi kopi menyebabkan curah jantung
meningkat dan terjadi peningkatan sistole yang lebih besar dari tekanan
diastole. Tetapi responden yang diteliti tidak ada yang menderita
hipertensi.
Gula dan krimer dalam kopi instan merangsang
kelenjar-kelenjar adrenal, yang dapat meningkatkan salah satu faktor
penyebab stres setelah 18 jam. Kafein pada kopi sangat berpotensi
meningkatkan tekanan darah serta detak jantung yang banyak dilaporkan
menjadi penyebab kebanyakan timbulnya rasa stres yang berkepanjangan
pada hari kerja. Efek ini biasanya masih akan terbawa sampai malam hari
menjelang waktu tidur. Oleh karena itu setelah minum kopi kita menjadi
susah tidur dan gelisah. Kopi juga mengandung sebuah unsur yang
disebut terpenoid, yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol
darah. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah arteri tersumbat dan
akibatnya pembuluh darah ini bekerja terlalu keras.
Teori yang mendukung mengatakan bahwa, Jalur
metabolisme mayor akan menghasilkan paraxanthine
(1,7-dimethylxanthine), dan metabolit urin yang utama adalah
l-methylxanthine. Kadar eliminasi methylxanthine bervariasi di antara
individu karena pengaruh genetik dan lingkungan, sehingga perbedaan
yang mencapai empat kali lipat adalah tidak mengherankan.
Beberapa ayat di bawah ini menuntut ummat manusia agar
tidak berlebihan dalam segala hal, utamanya dalam pandangan kesehatan
terdapat beberapa yang harus diperhatikan.
Makan terlalu banyak hukumnya makruh, apabila berlebihan
dan melampaui batas, karena makan dan minum secara berlebihan dapat
menyebabkan perut sakit, menjadikan orang malas, dan dapat merusak
tubuh. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW.,
berikut:
ن الصلاةإياكن والبطنت في الطعام والشراب فانها هفسدة للجسن وتىرث السقن ع
وعليكن بالقصد فانه اصلح للجسد وابععد هن السرف
Terjemahnya ; “Janganlah sekali-kali makan dan minum terlalu
kenyang karena sesungguhnya hal tersebut dapat merusak tubuh dan
dapat menyebabkan malas mengerjakan salat, dan sederhanakan kalian
dalam kedua hal tersebut, karena sesungguhnya hal ini lebih baik bagi
tubuh, dan menjauhkan diri dari sifat israf (berlebihan).” (H.R.Bukhari)
Walaupun dalam al-Quran tidak disebutkan mengenai kopi,
tetapi Allah menghalalkan kopi, sebab efek kopi itu sendiri tidak
berdampak negatif. Hanya campuran gula dan krimer yang dapat
membuat kopi secara tidak langsung berdampak negatif, tetapi bukan
kopi yang membuat dampak negatif, akan tatapi gula dan krimernya.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam berbagai aspek, antara
lain keterbatasan waktu, jumlah, dan jenis subjek penelitian
sehingga hanya dilakukan pengamatan efek dalam waktu yang
singkat. Jumlah subjek yang terbatas yaitu hanya satu kelompok
eksperimental. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
2. Kelemahan penelitian ini juga salah satunya adalah tidak meneliti
faktor genetik. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan tubuh
dalam merespon kopi yang berdampak pada tekanan darah. Asupan
kafein dapat menjadi faktor risiko pada individu yang secara
genetik memiliki kemampuan metabolisme kafein dengan lambat.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengaruh kopi dengan peningkatan tekanan darah didapatkan hasil
bahwa berhubungan/bermakna
2. Pengaruh tingkat kebiasaan minum kopi terhadap peningkatan tekanan
darah bahwa ada hubungan anatara keduanya/bermakna
3. Pengaruh jumlah kopi terhadap peningkatan tekanan darah didapatkan
hasil yang berhubungan/bermakna
4. Pengaruh frekuensi minum kopi terhadap peningkatan tekanan darah
didapatkan hasil yang bermakna/berhubungan
5. Q.S. al-Maidah/05:87 dan QS al-A‟raf/07:31 dikatakan tidak boleh
berlebih lebihan, karna telah didapatkan bahwa terjadi peningkatan
tekanan darah Allah swt menegaskan kita sebagai umatnya tidak
boleh berlebih-lebihan.
B. Saran
1. Untuk Masyarakat
Agar tidak mengonsumsi kopi secara berlebihan, dimana kadar tinggi
kafein > 300 mg/hari dan konsumsi kopi berbahaya 6000 mg/hari.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya melakukan penelitian ini lebih lanjut terkait pengaruh
konsumsi kopi terhadap peningkatan tekanan, terutama tentang faktor
genetik
DAFTAR PUSTAKA
1. Nabila. (2016).
2. Destiara. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Riwayat Hipertensi
Dengan Tindakan Pengendalian Tekanan Darah Pada Lansia,
Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
3. Kurniawati, E. (2016). Pengaruh Kopi terhadap Hipertensi.
4. Budianto. (2017). Hubungan Perilaku Merokok dan Minum Kopi Dengan
Tekanan Darah Pada Laki-Laki Dewasa.
5. Sheerwod, 2012, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem,
6. Budiyanto. (2002). Gizi dan Kesehatan. Edisi I, Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
7. Marhaendra, Y. A. (2016). Pengaruh Letak TensimeterTerhadap Hasil
Pengukuran Tekanan Darah.
8. Muhadi. (2016). Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi
Dewasa. JNC 8.
9. Guyton. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 12.
Singapura:Elsevier
10. Ibnu, M. (1996). Dasar-dasar fisiologi kardiovaskuler. Jakarta: EGC.
11. Kapojos, E. J. (2008). Hipertensi dan obesitas. Dipetik Agustus 26, 2018,
dari Jantung hipertensi: http://www.jantunghipertensi.com/index2.
php?option=com_content&do_p df=1&id=336
12. Susalit, E. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
13. Yonata, A. (2016). Pengaruh Kafein pada Sistem Kardiovaskular.
Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
14. Greenberg JS. Comprehensive Stress Management
15. Hasrullah. (2012). Eksistensi Usaha Kafe Di Kota Makassar.
16. Cummings. (2013). Factors that Affect Blood Pressure. Dipetik Agustus
25, 2018, dari http://www.aw-bc.com
17. Kaplan, N. M. (2012). Clinical Hypertension.
18. Tony, C. (1992). Conferences And Reviews Wake Up And Smell The
Coffee Caffeine, Coffee, And The Medical Consequences. san fransisco:
the western journal of medicine.
19. James D. Lane, Ph.D., R. Alison Adcock, B.A. (1990). Caffeine Effects on
Caffeine, coffee, And The Medical Consequerences, San Fransisco: The
Western Journal Of Medicine
20. http://nurusyifaa.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-tentang-kopi-menurut-par
aulama.html
21. http://santri.net/manajemen-qalbu/kajian/manfaat-kopi-menurul-ulama
22. Hamdan, D. (2018). coffee.
23. Hesriantica, D. (2017). Relationship Between Knowledge and
Hypertension History with Blood Pressure Control in Elderly.
24. Kurniawati, E. (2016). Pengaruh Kopi terhadap Hipertensi.
25. Lauralee, S. (2014). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC.
26. Muhadi. (2016). Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi
Dewasa. JNC 8.