techno preneur ship

46

Click here to load reader

Upload: besty-afrah-hasyati

Post on 18-Dec-2015

125 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

Business, Management, Economics, Technology

TRANSCRIPT

  • Technopreneurship

    Eko Suhartanto, Ary Setijadi Valisa Alvina, Vania Sutanto, Yurika Suhalim

    Aspek-aspek Penting dalam Bisnis Berbasis Teknologi

    Technopreneurship Aspek-aspek Penting dalam Bisnis Berbasis Teknologi

    Desain sampul: Michael Noortjahjo Gambar ilustrasi, Layout isi: Valisa Alvina

    Foto isi: Dokumentasi HelloICU, CapStory, MateDiary, Denaro Pizza, berbagai sumber dari internet

    Daftar Isi

    Kata Pengantar

    Eko Suhartanto and Ary Setijadi are the young and well

    known faculty members at each prospective institution they are

    serving: Prasetiya Mulya Business School and Institut Teknologi

    Bandung. The combination of their thought have contributed so

    much in assisting me as the President Director of PT. Humpuss

    Intermoda Transportasi Tbk (HITS); especially, in the usage of

    Information technology as the basis of management decision. The

    great significance of their advice to me was a customized

    convergence of ORAFIN and AMOS that produces a powerful real-

    time tool for business decision making.

    During the 2008 global crises, the two scholars shared their

    eclectic ideas in technology to help me turnaround the public

    company of HITS into profitable in the following year while the

    rest of the shipping industry remained in the abyss. I really

    encourage the readers to read this book because what they have

    taught me is worth digesting, principally on how technology

    contributes to effectiveness and efficiency in bridging the culture

    gap. Like me, readers will have a vast array of flexibility in

  • exploring the infinite possibilities to develop the communication

    link using their methods.

    I wish to see more of them educate the next generation of

    Indonesia to become Technopreneurs of the World. If I can do it,

    so do you. Let us start to build the nation using the writers

    technopreneurship approach.

    Jakarta, April 2010

    Antonius W. Sumarlin President Director of PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk

    Kata Pengantar

    Adalah sebuah keberuntungan bagi Anda, para pembaca

    buku. Inilah sebuah buku entrepeneurship di bidang teknologi

    yang bisa dikatakan langka di Indonesia. Bila selama ini, isu-isu

    seperti ini hanya dibahas di berbagai seminar dan diskusi yang

    sifatnya eksklusif, di buku ini Anda akan mendapatkan berbagai

    pengetahuan penting yang seharusnya diketahui. Apalagi penulis

    mengemasnya dalam bahasa yang menarik membuat buku ini

    menjadi bacaan yang inspiratif dan kontemplatif untuk

    pembacanya.

    Masa kini adalah keberuntungan bagi generasi muda, di mana

    mereka memiliki banyak kesempatan yang dapat diambil dan

    langsung dikerjakan karena akses informasi yang demikian mudah.

    Dengan demikian, mereka akan mampu memulai usaha tanpa

    halangan (barrier to entry) yang berarti, kecuali kebutuhan akan

    inovasi, kegigihan, dan percaya diri.

    Inovasi bukanlah suatu yang sulit. Kita hanya mencari nilai tambah

    (added value) dari hal-hal yang sudah ada, tidak semua hal harus

    dimulai dari nol. Cukup dengan menggabungkan hal yang sudah

    ada, melihat kekurangannya, dan kemudian menambahkan ide

    dalam bentuk fungsi baru, atau penciptaan kebutuhan baru.

    Ditambah dengan jiwa yang gigih dan penuh percaya diri, cukup

    untuk menjadi modal sebagai Technopreneur.

    Selamat membaca. Bangsa Indonesia membutuhkan

    Tecnopreneur yang memberikan nilai tambah tak terbatas bagi

    bangsa dan negaranya.

    M. Iqbaly Noor Chief Strategic Allianceof (CSA) of eBdesk Corporate Portal

    Kata Pengantar

    Adalah sebuah keberuntungan bagi Anda, para pembaca

    buku. Inilah sebuah buku entrepeneurship di bidang teknologi

    yang bisa dikatakan langka di Indonesia. Bila selama ini, isu-isu

    seperti ini hanya dibahas di berbagai seminar dan diskusi yang

    sifatnya eksklusif, di buku ini Anda akan mendapatkan berbagai

    pengetahuan penting yang seharusnya diketahui. Apalagi penulis

    mengemasnya dalam bahasa yang menarik membuat buku ini

    menjadi bacaan yang inspiratif dan kontemplatif untuk

    pembacanya.

    Masa kini adalah keberuntungan bagi generasi muda, di mana

    mereka memiliki banyak kesempatan yang dapat diambil dan

    langsung dikerjakan karena akses informasi yang demikian mudah.

    Dengan demikian, mereka akan mampu memulai usaha tanpa

    halangan (barrier to entry) yang berarti, kecuali kebutuhan akan

    inovasi, kegigihan, dan percaya diri.

  • Inovasi bukanlah suatu yang sulit. Kita hanya mencari nilai tambah

    (added value) dari hal-hal yang sudah ada, tidak semua hal harus

    dimulai dari nol. Cukup dengan menggabungkan hal yang sudah

    ada, melihat kekurangannya, dan kemudian menambahkan ide

    dalam bentuk fungsi baru, atau penciptaan kebutuhan baru.

    Ditambah dengan jiwa yang gigih dan penuh percaya diri, cukup

    untuk menjadi modal sebagai Technopreneur.

    Selamat membaca. Bangsa Indonesia membutuhkan

    Tecnopreneur yang memberikan nilai tambah tak terbatas bagi

    bangsa dan negaranya.

    M. Iqbaly Noor Chief Strategic Allianceof (CSA) of eBdesk Corporate Portal

    Kata Pengantar

    Ken Dean Lawadinata Chief Executive Officer (CEO) of Kaskus Network

    Kata Pengantar

    Prof. Dr. Akhmaloka Rektor Institut Teknologi Bandung

    Ucapan Terimakasih

    Buku ini tidak dapat kami terselesaikan dengan baik tanpa

    rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

    Atas kerjasama dan kontribusi yang luar biasa, tak lupa kami

    ucapkan penghargaan dan terimakasih kepada semua kontibutor

    yang telah bersedia membagikan data maupun tulisannya.

    Terimakasih kepada tim HelloICU, CapStory, MateDiary, Denaro

    Pizza, Entrepreneurship Development Centre S1 Bisnis Prasetiya

    Mulya. Terimakasih juga kepada para penulis diktat Bisnis Berbasis

    Teknologi, Bapak Imam Soeseno, Ronni Sofrani, Joy Kartika, Dicky

    Santoso, Adinda Ayu, dan Pefita Agustin. Diktat tersebut menjadi

    inspirator utama buku ini.

    Untuk seluruh mahasiswa S1 Bisnis Prasetiya Mulya,

    terutama angkatan 2009, kami ucapkan penghargaan atas segala

    kerja kerasnya dalam menjalankan semua aktifitas di matakuliah

    Science/Technology based Business. Apa yang kalian lakukan

    memberikan inspirasi bagi buku ini.

    Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada orang-

    orang terdekat dan tercinta. drg. Lila Susanti, SpKGA., Bapak Hari

    Bowo, Ibu Isti Suhartati, Ibu Sukmawaty Karyamin, Ibu Gloria

  • Situmorang, Bapak Johny Sutanto, Ibu Henny, Bapak Sugeng

    Santoso, Ibu Ester Bahar, Julius, Yuliana Suhalim, Karina Sutanto,

    Aldo, Yoan, Rizki, Lala, Argon, Iqbal, Nanda, Irma, Vera, Lidya,

    Herin, Adinda, Yona, Krista, Ian, Mike, Putra, Lia, Dee, Reza, Julio,

    Prastomo. Trimakasih atas segala doa dan dukungannya. Tidak

    lupa kami ucapkan terimakasinh kepada Ibu Paulin, Ibu Shinta, Ibu

    Digna, dan rekan-rekan dari Elexmedia lainnya yang telah

    membantu terbitnya buku ini.

    Akhir kata, semoga buku ini dapat memberikan inspirasi bagi

    siapa saja yang membacanya.

    Pendahuluan

    Kemajuan teknologi membuat kehidupan terasa cepat dan

    mudah. Segala sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan

    sebelumnya, hadir di hadapan kita. Masa depan seolah-olah dapat

    ditarik lebih cepat keberadaannya dari waktu yang semestinya.

    Selain itu, dunia saat ini dilanda dengan inovasi yg sangat terbuka

    (open innovation). Berbeda dengan kondisi pada tahun 1960an

    hingga 1980an dimana inovasi hanya dikembangkan di

    perusahaan besar dan bersifat tertutup, saat ini tidak ada lagi

    monopoli terhadap inovasi.

    Munculnya sebuah teknologi baru tidak lepas dari kebutuhan

    manusia, demikain juga sebaliknya kebutuhan baru muncul seiring

    dengan adanya teknologi baru. Hal ini mengakibatkan dominasi

    bisnis berbasis teknologi makin kuat karena bisnis baru akan

    muncul mengikuti kebutuhan manusia. Tantangan berikutnya

    adalah bagaimana menciptakan sebuah model bisnis berbasis

    teknologi yang sustain dan bergulir cepat.

    Pada dasarnya, bisnis berbasis teknologi adalah kemampuan

    menciptakan nilai tambah komersial secara konsisten dari inovasi

    teknologi baik dari produk maupun jasa sehingga memiliki

    keunggulan kompetitif. Tiga kata kunci disini ialah inovasi

    teknologi, komersial dan konsisten.

    Proses dan pembentukan usaha dengan melibatkan teknologi

    sebagai basisnya semakin memperkuat peranan teknologi dalam

    pengembangan ekonomi. Inkubasi bisnis hendaknya dilakukan

    seiring dengan inkubasi teknologi dengan memperhatikan 4 aspek

    utama, yaitu: Inovasi, pertumbuhan bisnis, sistem management

    dan dampak terhadap komunitas.

    Fenomena Bisnis Berbasis Teknologi

    Saat ini bisnis yang berbasis

    teknologi sudah menjadi fenomena

    umum. Sebut saja, google dengan

    search enginenya, facebook dengan

    fitur-fiturnya, Youtube dengan

    berbagi videonya, 4shared dengan

    berbagi lagunya serta MSN dan YM

    dengan situs chattingnya. Fenomena

    ini juga terjadi di Indonesia. Ada Kaskus yang terkenal dengan

    forumnya, online shopping yang menjual berbagai kebutuhan

    manusia, blogspot yang terus berkembang, indowebster untuk

    download film, dan lain-lain. Peningkatan jumlah bisnis berbasis

    teknologi membuktikan bahwa teknologi sukses dalam menunjang

    bisnis.

    Berdasarkan data dari Internet World Stats, dalam satu

    dasawarsa terakhir jumlah pengguna internet (netter) di dunia

    meningkat drastis. Dari 0.4% pengguna dari seluruh penduduk

    Source: intasari.blog.friendster.com

    dunia di tahun 1995, naik

    hampir 60 kali lipat pada

    2008. Sejak tahun 2000,

    pertumbuhan netter dunia

    naik rata-rata 2% per tahun

    terhadap total populasi

    dunia. Hal tersebut

    mendorong demokratisasi

    ekonomi dan terbukanya kesempatan yang sama dalam berusaha.

    Ini semua terjadi karena informasi dapat diperoleh dengan mudah

    dan murah berkat hadirnya teknologi informasi.

    Sebenarnya tanpa teknologi bisnis tetap bisa berjalan. Yang

    ditawarkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi adalah solusi

    yang lebih mudah dan cepat. Untuk itu memang diperlukan

    adaptasi. Masyarakat harus cukup menjiwai, tanggap, dan cerdas

    dalam mengimbangi kecepatan perubahan dan perkembangan

    teknologi.

    Para pelaku bisnis berbasis teknologi (technopreneur) sangat

    menjiwai peranan teknologi dalam tiap bisnisnya. Mereka

    menggunakan teknologi untuk menghasilkan produk inovatif yang

    mampu menjadi pengganti (substitusi) maupun pelengkap

    (complement) dalam kemajuan peradaban manusia. Berikut ini

    adalah ciri-ciri technopreneur:

    Source: http://arixx.blogdetik.com/

  • Ciri Technopreneur

    Sumber Motivasi

    Eksplorasi kesempatan yang penuh kompetisi dan resiko melalui teknologi baru

    Kepemilikan Biasanya berasal dari saham kecil hingga besar

    Management Fleksibel dan memiliki semangat inovasi yang berkelanjutan

    Kepemimpinan Menghargai kontribusi, pencapaian, dan bekerja secara kolektif

    Inovasi Menjadi pemimpin dalam riset teknologi, penggunaan teknologi informasi, dan kecepatan peluncuran produk ke pasar

    Outsourcing Bersama dalam satu tim

    Potensi pertumbuhan

    Sangat besar karena selalu mengakuisisi teknologi dan pasar berubah seiring teknologi baru

    Target pasar Global dan mendidik konsumen teknologi baru

    Pengaruh Bisnis Berbasis Teknologi

    Pentingnya teknologi dapat dilihat dari kenyataan bahwa ia

    telah merambah hampir setiap aspek kehidupan kita sehari-hari,

    mulai dari kehidupan bisnis hingga sosial. Komputer, telepon

    seluler, mesin faks, email, dan internet sudah menjadi bagian

    integral budaya kita.

    Source: www.bloomingdigital.com/

    Source: blog.radvision.com/

    Source: www.realsimple.com/

    Pengaruh bisnis berbasis teknologi secara garis besar adalah,

    sbb:

    1. GLOBALISASI

    Teknologi tidak hanya membawa

    rekan bisnis lebih dekat dengan

    anda, tetapi juga memungkinkan

    ekonomi dunia ke dalam satu

    sistem saling bergantung.

    Dengan basis teknologi, informasi

    akan mengalir dengan cepat dan efisien, mengurangi

    hambatan linguistik dan batas geografis.

    2. KOMUNIKASI

    Teknologi menjadikan komunikasi

    jauh lebih murah, cepat, dan

    efisien, baik melalui pesan teks

    (email) atau bahkan menggunakan

    konferensi video.

    3. EFEKTIVITAS DAN EFESIENSI

    Teknologi membantu komputerisasi proses

    bisnis sehingga lebih efektif dan efisien

    dalam meningkatkan produktivitas.

    Source: systory.wordpress.com/2007/

    Source: www.shutterstock.com/

    Source: w

    ww

    .showboatentertainm

    ent.co

    4. BRIDGING THE CULTURE GAP

    Teknologi membantu menjembatani

    kesenjangan budaya dengan membantu

    orang-orang dari budaya yang berbeda

    saling berkomunikasi dan bertukar

    pandangan serta gagasan sehingga

    meningkatkan peluang bisnis.

    5. FLEKSIBILITAS

    Teknologi memungkinkan bisnis bisa

    berlangsung setiap saat diseluruh dunia.

    Transaksi bisnis bisa dilakukan kapanpun

    dan dimanapun melalui teknologi

    internet.

    Berdasarkan berbagai aspek yang telah dibahas diatas,

    beberapa keuntungan dari bisnis berbasis teknologi yang akan

    diperoleh, dirangkum dalam 4 garis besar yaitu:

    SUMBER PENCIPTAAN NILAI

    Memungkinkan penciptaan produk

    dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

    yang sebelumnya tidak ada.

    Source:ww

    w.eben.com

    /news/labels/

    Source: w

    ww

    .smh.com

    .au/opinion/politics/ Source: w

    ww

    .superstock.com/

    PENCIPTAAN KEKAYAAN

    Perusahaan-perusahaan seperti

    Google dan Microsoft terbukti

    mampu menghasilkan kekayaan

    sangat besar dalam waktu relatif

    singkat berkat penciptaan produk

    dan jasa yang berbasis pada

    inovasi teknologi.

    ECONOMIC DRIVER

    Pertumbuhan produk domestik bruto

    dari Negara-negara maju berasal dari

    penggunaan teknologi.

    KEMUDAHAN DALAM HIDUP

    Cara pencarian informasi secara

    dramatis diubah oleh internet, cara

    menangani masalah transportasi telah

    terjawab oleh pesawat dan mobil, dan

    harapan hidup telah diperpanjang oleh

    diagnotics medis dan perawatan.

    Isi buku ini dimulai dengan ulasan tentang teknologi dalam

    peradaban manusia, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan

  • mengenai teknologi dalam bisnis beserta strateginya. Contoh-

    contoh kasus yang ditampilkan di buku ini mengangkat

    implementasi teknologi informasi dalam membangun aktifitas

    ekonomi berbasis komunitas. Selain itu juga akan diangkat

    tentang implementasi teknologi digital untuk e-learning dan e-

    fashion. Kasus-kasus yang diangkat di buku ini berasal dari proyek-

    proyek di Laboratorium Entrepreneurship S1 Bisnis Prasetiya

    Mulya dan Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Sekolah

    Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung.

    Bagian 1

    Teknologi Dalam Bisnis

    Source: www.snetretirees.org/

    BAB 1 Teknologi Dalam Peradaban Manusia

    Istilah Teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

    technologa (). Teknologi adalah aplikasi dari alat,

    bahan, proses, dan teknik untuk aktivitas manusia. Dengan kata

    lain teknologi ialah proses di mana manusia memodifikasi alam

    untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

    Banyak diantara sejarah penemuan terbesar sepanjang

    sejarah merupakan teknologi, seperti George Stephensin

    membuat lokomotif Rocket pada tahun 1829. Tiga tahun

    kemudian Alexander Graham Bell menemukan telepon

    pertamanya, dan Marconi dengan telegram tanpa kabel.

    Pada abad ke-21 ini makin banyak teknologi baru yang

    menandai tonggak sejarah, diantaranya ialah kereta magnetik

    melayang (Maglev) yang pertama kali diuji di Jerman pada tahun

    1980-an, mikroskop pemindai bagian dalam tubuh, mikroskop

    tenaga atom, dan lain-lain.

    Bila dilihat dari asal usulnya,

    teknologi bermula dari fenomena, yaitu

    setiap peristiwa yang bisa diamati,

    misalkan: angin yang bergerak, benda

    jatuh ke arah bawah, aliran air, dll

    sebagai sebuah fenomena fisik.

    Penemuan-penemuan teori-teori alam oleh para ilmuwan

    berangkat dari pengamatan mereka terhadap fenomena alam.

    Isaac Newton mengamati orbit bulan dan gravitasi, Galileo

    Galilei mengamati gerak sebuah bandul, dll.

    Selanjutnya melalui metoda formal dicari prinsip-prinsip dari

    fenomena-fenomena tersebut. Hasilnya disebut pengetahuan

    (knowledge). Misalkan pengetahuan tentang aliran elektron

    dalam konduktor listrik. Pengetahuan ini dapat digunakan oleh

    Source: www.polegri.it/en/

  • para insinyur untuk menciptakan alat dan mesin baru

    seperti semikonduktor, komputer, dll.

    Pada tahap berikutnya pengetahuan-pengetahuan yang ada

    disistematisasikan dan digeneralisasikan berdasarkan pengamatan

    empiris perilaku fisik yang telah diterima secara universal.

    Hasilnya disebut Ilmu Pengetahuan (Science).

    Melalui ilmu pengetahuan (science) manusia berupaya untuk

    terus menemukan dan meningkatkan pemahaman terhadap alam

    melalui penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan ialah:

    1. Mengamati fenomena alam.

    2. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan fenomena menjadi informasi

    3. Menganalisa informasi tersebut. 4. Membangun dugaan /

    hipotesis untuk menjelaskan fenomena tersebut.

    Melalui science manusia berusaha memahami "mengapa" dan

    "bagaimana" alam bekerja.

    Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha

    memanfaatkan dan mengimplementasikan science secara praktis.

    Hasilnya disebut teknologi.

    Engineering adalah disiplin, seni dan profesi yang

    menerapkan pengetahuan untuk merancang dan

    mengimplementasikan materi, struktur, mesin, peralatan, sistem,

    dan proses yang aman untuk mewujudkan suatu penemuan yang

    diinginkan. Engineering berorientasi pada proses perancangan dan

    pembuatan alat-alat dan sistem untuk mengeksploitasi fenomena

    alam.

    5. Melakukan percobaan untuk menguji hipotesis tersebut di bawah kondisi yang terkendali.

    6. Membangun teori untuk mengeneralisir fenomena.

    Science Technology/Engineering

    Induksi Elektromagnetik

    Hukum Pascal tentang

    Tekanan Cairan

    Teknologi berkembang seiring berjalannya waktu dan

    kebutuhan manusia. Saat jaman prasejarah, teknologi hadir di

    tengah peradaban manusia ketika manusia merasa kesulitan

    untuk bertahan hidup. Banyak hal yang perlu dikerjakan oleh

    setiap pribadi di masa tersebut namun diluar kendali dan tidak

    dapat di selesaikan dalam waktu cepat. Bukan hanya pekerjaan,

    faktor alam pun menambah kesulitan yang harus ditanggung oleh

    manusia, seperti bencana tanah longsor, gempa bumi, banjir, yang

    mengharuskan mereka hidup berpindah-pindah. Hal tersebut

    memunculkan teknologi untuk menambah kemampuan manusia

    bertahan hidup dan mempermudah kelangsungan hidup.

    Bukti nyata hadirnya teknologi di masa prasejarah ialah

    penemuan teknologi untuk mengendalikan api dan

    penemuan roda. Teknologi secara signifikan mempengaruhi

    manusia untuk mengendalikan dan beradaptasi dengan

    lingkungan alam.

    Di jaman modern, teknologi tetap hadir ditengah peradaban

    dunia. Kejadian-kejadian yang kian sulit, seperti krisis pangan dan

    Teknologi Dalam Peradaban Manusia Prasejarah

    Teknologi Dalam Peradaban Manusia Modern

  • energy serta ketimpangan pembangunan sosio-ekonomi menjadi

    suatu keprihatinan. Inovasi teknologi menjadi salah satu dari pilar

    utama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

    Melalui teknologi, diharapkan solusi dan inovasi iptek mampu

    meminimalisasi bahkan mengeliminasi segala kesulitan hidup

    manusia dan berkurangnya korban manusia baik secara jiwa

    maupun finansial secara signifikan. Untuk selanjutnya, Ilmu

    pengetahuan dan teknologi dapat menjadi sumber pertumbuhan

    daya saing ekonomi, menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi

    proses transformasi sumber daya menjadi sumber daya baru yang

    lebih bernilai.

    Ada tiga peran teknologi dalam kaitannya dengan kegiatan

    manusia, yaitu: (1) sebagai alat bantu yang membuat kegiatan

    manusia menjadi lebih baik; (2) sebagai alat enabler, yang

    membuat suatu kegiatan manusia dari sebelumnya tidak mungkin

    menjadi mungkin; dan (3) sebagai alat transformasi, yang

    merubah pola pikir dan pola tindak dari manusia ke level yang

    baru. Keberadaan PC membuat pengolahan data secara digital

    menjadi mungkin (alat enabler). Penggunaan aplikasi word

    processor di atas platform PC membuat kegiatan pembuatan dan

    pengolahan dokumen menjadi lebih efisien dan efektif

    dibandingkan dengan menggunakan mesin ketik (alat bantu).

    Ketersediaan smart-phone yang dilengkapi dengan kamera dan

    word processor membuat praktek jurnalisme berubah (alat

    transformasi).

    Gambar 1.1

    Tiga Gelombang Revolusi Peradaban Manusia

    .1 menggambarkan evolusi peradaban manusia dalam

    kaitannya dengan teknologi pendukungnya, seperti yang

    dikemukakan Alvin Toeffler. Kebudayaan manusia dapat

    dipandang telah mengalami beberapa gelombang revolusi, yaitu:

    (1) era pertanian; (2) era industri; (3) era informasi; dan kemudian

    sepertinya akan dikenal sebagai (4) era kreativitas.

    Revolusi pertanian dapat dipandang terjadi dalam kerangka

    10.000 tahun yang lalu, yang dimulai ketika manusia mulai

    meninggalkan konsep masyarakat nomaden yang berburu dan

    menjadi pengumpul, menjadi masyarakat petani dan menetap,

    membentuk koloni, desa, kota serta mengembangkan

    kebudayaan.

    Revolusi industri merupakan ekspresi kekuatan mesin.

    Revolusi industri bermula di era 1700an dan mendapatkan

    momentumnya setelah perang saudara di Amerika Serikat.

    Sebagian populasi mendapatkan penghidupan dari aktivitas yang

    muncul di sekitar aktivitas pabrik dan manufaktur. Era tersebut

    mencapai puncaknya pada perioda perang dunia kedua,

    pertempuran berbagai mesin raksasa hingga meletusnya bom

    atom di Jepang.

    Ketika mesin seakan-akan menjadi bagian yang sangat

    penting dan seakan-akan tak terbantahkan, mulai terasa pengaruh

    dari gelombang ketiga, yang berbasis bukan pada kekuatan tapi

    pada pikiran. Itulah yang dikenal dengan era informasi atau era

    pengetahuan. Era ini merupakan era yang dibangun atas sinergi

    kekuatan teknologi informasi dan berkembangnya pemikiran

    sosial di seluruh dunia tentang kemerdekaan dan individualitas.

    Kemudian kebutuhan akan identitas dan pengalaman individu

    yang unik membawa kepada penggunaan yang beragam dari apa

    yang diperoleh di era informasi ke bentuk yang baru pada era

    kreativitas. Selanjutnya banyak yang memprediksi bahwa

    pemahaman akan kemanusiaan yang lebih dalam bisa jadi akan

    membawa penggunaan yang memiliki makna baru pada

    spiritualitas sehingga saat itu akan disebut era spiritualitas.

    Ada beberapa hal menarik yang dapat kita pandang dari

    fenomena di atas. Dari sisi pandangan apa yang disebut dengan

    kekayaan, terjadi pergeseran makna. Pada gelombang pertama,

    kekayaan terdefinisi pada seberapa luas tanah yang dimiliki, dan

    hal tersebut bersifat eksklusif; jika saya menanam padi di tanah

    tersebut, orang lain tidak.

    Pada gelombang kedua, kekayaan tersebar menjadi tiga

    faktor produksi, yaitu: tanah, tenaga kerja dan

    kapital(modal/uang), yang masing-masing juga bersifat eksklusif.

    Sebagai ilustrasi, Toyota menjadi kaya dengan membuat

    kombinasi sumber daya sumber daya yang dimilikinya (pabrik,

    tenaga kerja dan uang) untuk membangun mobil. Setiap mobil

    yang dibangun akan mengurangi sedikit sumber daya dari

  • perusahaan tersebut.

    Pada gelombang ketiga, setiap kali Microsoft memproduksi

    kopi dari software aplikasi Microsoft Word, praktis sumber daya

    yang dimilikinya tidak berkurang. Sumber kekayaan Microsoft

    bukan dari tanah, tenaga kerja dan uang yang dimiliki di Redmond,

    tapi pengetahuan yang dimiliki oleh pengembang softwarenya.

    Fenomena ini berlanjut sehingga pada gelombang ketiga,

    kekayaan Google bukan terletak pada tanah, tenaga kerja dan

    uang, bahkan bukan dari pengetahuan yang dimiliki oleh

    karyawan-karyawannya, tapi pada banyaknya basis pengguna

    yang menggunakan layanan yang disediakan oleh Google.

    Hal menarik kedua yang dapat kita ambil dari fenomena di

    atas adalah bahwa secara global, setiap gelombang terjadi secara

    alamiah. Artinya terjadinya suatu gelombang bukan terjadi begitu

    saja dari vakum, tapi berangkat dari apa yang terjadi digelombang

    sebelumnya. Apa-apa yang dihasilkan sebagai produk suatu

    gelombang berangkat dari proses pemenuhan kebutuhan yang

    muncul dari hasil gelombang sebelumnya. Pencapaian suatu era

    akan menjadi dasar dari revolusi tahap selanjutnya.

    Melimpahnya pangan yang diperoleh secara efisien dalam

    revolusi pertanian menghasilkan pasokan tenaga kerja dan brain

    serta berkembangnya populasi di berbagai tempat sehingga

    munculnya kebutuhan akan barang-barang produk manufaktur

    dan jasa di berbagai sektor. Kebutuhan-kebutuhan dan peluang

    tadi menjadi insentif bagi penemuan-penemuan yang menjadi ciri

    era industri seperti mesin uap, motor bakar, generator listrik,

    optimasi proses, sistem kendali, optimasi dan lain-lain.

    Melimpahnya produk-produk manufaktur dan jasa yang

    diperoleh secara efisien dalam Era Industri menghasilkan pasokan

    tenaga kerja dan brain serta membangun kebutuhan dan peluang

    pada pemrosesan dan diseminasi informasi yang lebih kompleks

    dan abstrak untuk berbagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan

    dan peluang tadi mengarahkan kepada penemuan-penemuan

    yang menjadi ciri Era Informasi seperti PC, jaringan telekomunikasi

    internet, telepon bergerak, mesin pencari dan lain-lain.

    Melimpahnya informasi dan kemudahan akses informasi yang

    diperoleh secara efisien dalam Era Informasi memberikan

    kebutuhan dan peluang untuk mendayagunakan informasi itu

    untuk mengemas dengan cara yang berbeda atau menghasilkan

    produk yang memiliki nilai kreatif yang baru. Ketika industri yang

    menghasilkan produk-produk kreatif di atas telah melewati titik

    kritis tertentu dan berkontribusi signifikan dalam perekonomian

    secara keseluruhan maka dapat dikatakan telah memasuki Era

    Kreativitas/Era Industri Kreatif.

    Namun, tentu saja terdapat diperlukan prasyarat yang harus

    dicapai sebelum revolusi selanjutnya dapat terjadi. Banyak ide-ide

    dan konsep-konsep cemerlang gagal karena memang belum

    waktunya. Kasus Dot-Com Bubble (1996 2001) merupakan

    contoh kasus ketika usaha awal untuk mengeksploitasi internet

    secara masif belum berhasil akibat prasayarat yang dibutuhkan

    dalam bentuk bisnis model serta ekosistem yang belum cukup

    terbentuk. Pendekatan yang lebih hati-hati pada usaha

    selanjutnya memperlihatkan hasil yang lebih baik. Yahoo dan

    Google dapat dilihat sebagai contoh klasik kasus pendekatan hati-

    hati dan tepat yang berhasil melewati masa-masa sulit di atas.

    Pentingnya kreativitas sebagai salah satu soft-skill telah

    dirasakan sejak lama. Secara natural, pengembangan semua

    produk kerekayasaan pasti membutuhkan kreativitas dan inovasi

    hingga tahap tertentu. Yang membedakan dengan produk-produk

    pada era sebelumnya adalah produk-produk industri kreatif

    memiliki potensi untuk menghasilkan sistem nilai yang belum ada

    sebelumnya karena tersedia informasi yang berlimpah dan relatif

    murah untuk dapat digunakan sebagai modal dasarnya.

    IBM merupakan salah satu contoh perusahaan teknologi yang

    survive di tiga gelombang. IBM merupakan produk langsung dari

    revolusi industri yang terkait dengan banyak industri manufaktur

    termasuk industri militer. Selain industri manufaktur, sebagai

    perusahaan yang lahir di tengah-tengah gegap gempita revolusi

    industri, IBM juga memiliki industri teknologi penunjang

    pengolahan data bagi industri manufaktur dan jasa transportasi.

    Setelah Perang Dunia II, bisnis IBM bergerak ke bisnis computing

    dengan berorientasi pada manufaktur komputer(mainframe).

    Kemudian pertengahan era 60-an hingga era 80-an ke bisnis

    workstation serta perangkat lunak kebutuhan khusus dengan

    tetap mempertahankan hegemoninya di mainframe. Setelah

    perjuangan di era 90-an, mulai era 2000an IBM

    mengkonsentrasikan dirinya pada bisnis konsultasi dan layanan re-

    engineering serta lisensi intellectual property right dari apa-apa

    yang dihasilkan sebelumnya. Video-game juga memperlihatkan

    evolusi senada, dari produk manufaktur menjadi produk yang

    berorientasi konten yang ditunjang oleh produk manufaktur

    (hardware console).

    Terjadinya evolusi di atas tidak berarti bahwa produk-produk

    manufaktur dan jasa kehilangan relevansinya, hanya kehilangan

    proporsi dalam ekonomi, karena bagian baru dari pertumbuhan

    ekonomi diisi sebagian besar oleh nilai-nilai yang dibangun oleh

    ekonomi yang berbasis produk kreatif.

    Selain sebagai perjalanan alamiah dari pertumbuhan ekonomi

    suatu negara, pengembangan industri kreatif dapat juga dibuat

    sebagai bagian dari strategi ekonomi suatu negara. Inggris, negara

    yang mempopulerkan istilah kluster industri kreatif, melihat

    peluang di titik ini setelah melakukan evaluasi yang

    memperlihatkan tipisnya peluang Inggris untuk dapat bersaing di

    industri manufaktur dan jasa di masa datang.

    Terakhir dari fenomena gelombang Toffler, kita dapat melihat

    bahwa produk teknologi yang memiliki nilai ekonomi terbesar

    biasanya produk yang berperan sebagai alat transformasi, lalu

  • kemudian alat enabler, baru kemudian teknologi yang berperan

    sebagai alat bantu. Hal ini tentu saja sesuai dengan nilai tambah

    yang diberikan oleh teknologi tersebut. Sebagai contoh, pada era

    informasi, perangkat lunak seperti ERP (Enterprise Resource

    Planning) yang mentransformasi kegiatan perencanaan dalam

    perusahaan memberikan nilai ekonomi yang jauh lebih besar

    dibandingkan dengan perangkat lunak Word Processor sebagai

    alat bantu pengolahan dokumen.

    Gelombang Toffler pada Kasus Indonesia

    Bagian sebelumnya menggambarkan bagaimana kebudayaan

    manusia berevolusi secara global. Pada kenyataannya hal tersebut

    tidak seragam di seluruh dunia. Setiap daerah memiliki pola

    evolusi yang berbeda-beda walaupun saling kait mengait dengan

    evolusi di daerah lain.

    Jika kita melihat perjalanan bangsa Indonesia sejak merdeka

    dengan menggunakan terminologi yang sama dengan di atas, kita

    dapati tiga gelombang tersebut terjadi dalam kurun kurang lebih

    50 tahun sejak 1960-an s.d. 2009 (Error! Reference source not

    found.).

    Jika kita bandingkan dengan fenomena global, kita dapati

    beberapa perbedaan karakteristik yang cukup signifikan, yaitu:

    Jika ketiga gelombang diberi nama sifat revolusi, pada konteks

    Indonesia semua gelombang baru berjalan kurang dari 50

    tahun, suatu super-revolusi. Di satu sisi, perioda yang sangat

    pendek ini merupakan konsekuensi logis dari kemerdekaan dan

    kebutuhan-kebutuhan yang riil ada di masyarakat. Di sisi lain

    perioda yang pendek ini tidak memberikan banyak ruang bagi

    komunitas untuk melakukan internalisasi terhadap banyak hal

    dari prosesnya, baik dari sisi teknologi, konsep organisasi dan

    manajemen, serta konsekuensi-konsekuensi lainnya.

    Akibat lain dari pendeknya perioda, kurangnya koherensi antar

    gelombang. Pencapaian dari satu gelombang tidak terkait

    Gambar 2.2

    Tiga Gelombang dalam Konteks Nasional

    dengan pencapaian di gelombang yang lain, bahkan kadang-

    kadang bertolak-belakang dan saling meniadakan.

    Akibatnya sifat keberlanjutan dari sistem akan terkait erat

    ketergantungan terhadap dunia luar menjadi sangat kental,

    baik dalam konteks sebagai sumber informasi, maupun sebagai

    pasar dari produk.

    Hal-hal di atas akan memberikan pola yang unik tentang

    bagaimana bisnis dapat berjalan di Indonesia dibandingkan

    dengan apa yang terjadi di negara maju. Pola-pola ini yang

    nantinya selain akan memberikan persoalan seperti di atas, juga

    akan akan memberikan banyak peluang al.:

    Kurangnya koherensi membuat peluang bisnis pada setiap

    gelombang masih cukup besar untuk dikembangkan. Dari

    sektor agribisnis, manufaktur hingga bisnis berbasis layanan

    akan memiliki peluang yang besar untuk dapat berkembang

    walaupun belum memliki infrastruktur yang memadai.

    Peluang untuk mendapatkan limpahan bisnis yang di negara

    lain telah kehilangan nilai ekonominya [Shapiro, 2009]

    Produk suatu teknologi akan dapat berperan di tiga peran tadi

    dengan nilai ekonomi yang sama baiknya.

    BAB 2 Model Bisnis Berbasis Teknologi

    Ekonomi dan bisnis adalah hal yang tidak dapat dipisahkan

    dari aktivitas manusia saat ini. Manusia selalu mencari cara untuk

    dapat memecahkan masalah-masalah dalam hidupnya dengan

    lebih efektif dan efisien. Permasalahan yang ada dalam hidup

    manusia membuat entrepreneur dapat mengidentifikasikan

  • peluang usaha yang menjanjikan.

    Untuk dapat berhasil di dalam dunia bisnis, seorang

    entrepreneur kerap menciptakan inovasi-inovasi baru. Inovasi

    tersebut berupa produk, jasa, maupun sistem kerja yang dapat

    digunakan secara luas di dalam masyarakat.

    Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi telah menciptakan

    cara-cara baru yang dapat meningkatkan standar hidup

    masyarakat. Namun terkadang, masyarakat masih memandang

    teknologi sebagai sesuatu yang sulit dipahami dan sulit

    dimanfaatkan. Untuk itulah entrepreneur berperan di dalamnya.

    Entrepreneur harus dapat membuat teknologi menjadi lebih

    bermanfaat dan dapat dipasarkan kepada masyarakat secara luas.

    Ketika melihat gambar-gambar di atas, kita akan langsung

    membayangkan sebuah produk atau jasa yang erat kaitannya

    dengan teknologi. Dengan kreativitas dan inovasi entrepreneur,

    produk dan jasa tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

    masyarakat.

    Bayangkan saja, saat ini banyak orang terkagum-kagum

    melihat inovasi yang dikeluarkan perusahaan Apple melalui

    produk-produknya, seperti IPhone, ITouch, dan IPad. Di sisi lain,

    jutaan orang mengalami ketergantungan kepada Blackberry yang

    terus menawarkan fitur-fitur terbaru dan tercepat dalam

    menggunakan internet. Atau lihat saja bagaimana orang sibuk

    melakukan aktualisasi diri hampir setiap detiknya melalui situs

    jejaring sosial, seperti Twitter. Semua hal tersebut terjadi karena

    adanya teknologi. David L. Bodde mencoba memaparkan teori

    pemanfaatan teknologi sebagai sebuah peluang bisnis. Teori

    tersebut digambarkan dalam sebuah model bisnis yang mencakup

    berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut akan dijelaskan secara

    mendalam di bagian ini.

    Library Online ala Google

    Googles Founder Page and Birn

    Google adalah salah satu inovasi bisnis yang paling

    terkenal di dunia. Banyak orang mengakses Google hampir

    setiap menit untuk mencari berbagai informasi. Wajah

    Google adalah bukti bahwa teknologi dapat menjadi sesuatu

    yang sangat bermanfaat di dalam kehidupan manusia. Google dilahirkan pada tahun 1996 melalui pemikiran dua

    mahasiswa dari Stanford University, Sergey Birn dan Larry

    Page. Google muncul dari sebuah masalah yang sangat

    sederhana, yaitu kebutuhan untuk menemukan informasi

    dengan cepat dan akurat. Saat web-web tumbuh pesat dan tidak beraturan pada

    pertengahan 1990-an, banyak perusahaan seperti Yahoo

    dan Altavista yang berusaha menemukan cara untuk

    memudahkan pencarian informasi dari web-web tersebut.

    Mulai dari cara manual sampai penggunaan link-link pun

    dilakukan. Namun hanya Google yang dapat memberikan

    solusi terbaik.

    MELIHAT ADANYA PELUANG

    Larry Page tidak hanya sekedar menyajikan link, tapi

    juga mengurutkannya sesuai relevansi kata kunci dengan isi

    web. Supaya cepat, proses tersebut harus dilakukan secara

    offline, yang berarti harus men-download jutaan web yang

    ada di dunia ke dalam database Google. Google

    menggunakan crawler untuk meminta ijin men-download

    web kepada pemiliknya. Algoritma yang sampai saat ini

    digunakan untuk memroses dan memeringkat milyaran

    halaman web dinamakan PageRank.

    EFISIENSI METODE

    Keunggulan teknologi terpenting yang membuat Google

    lebih unggul adalah cara merangkai lebih dari seratus ribu

    PC menjadi satu mesin pencari. Cara ini tentu mengeluarkan

    biaya yang lebih murah. PC-PC tersebut disusun dalam rak-

    rak seukuran lemari es, kemudian dihubungkan dengan

    perangkat lunak dan cara penyambungan tertentu yang

    dipatenkan. Perpaduan antara teknologi perangkat keras

    (hardware) dan metode PageRank (software) menghasilkan

    pencarian yang akurat, cepat, dan luas (meliputi sebagian

    besar web di dunia).

    TAMPILAN SEDERHANA

  • Meskipun terkesan sederhana dengan warna putih

    sebagai latar belakangnya, Google tetap digemari karena

    kecepatan pencariannya. Google sengaja tidak memasang

    pernak-pernik dan gambar bergerak (flash) demi

    mempertahankan kecepatannya. Google sangat fokus pada

    kebutuhan pengguna, yaitu melakukan pencarian dengan

    secepat dan setepat mungkin.

    KEPUASAN KONSUMEN

    Google menawarkan kualitas mesin pencari (search

    engine) yang terbaik dengan gratis. Hal ini telah membuat

    jutaan orang penggunanya menjadi puas dan mengalami

    ikatan emosional untuk terus menggunakan jasa Google.

    MESIN PENCETAK UANG YANG DASHYAT

    Google membagi halamannya menjadi dua kolom. Link

    untuk web pengiklan ditampilkan di kolom kanan. Google

    mendapat bayaran dari pengiklan setiap kali iklannya diklik.

    Tarifnya bervariasi, antara puluhan sen hingga beberapa

    USD per klik! Ongkos penampilan sebuah iklan ditentukan

    melalui lelang online. Pada 2004, dari lima belas pengguna

    ada satu yang mengklik iklan bernilai rata-rata 50 sen. Ini

    memberi Google aliran uang sekitar Rp 6 juta/detik.

    Sumber : Artikel Entrepreneur Berbasis Teknologi Belajar dari

    Kisah Sukses Google oleh Eko Suhartanto, MT)

    Societal Needs

    Dari contoh kasus tersebut, kita dapat menggali lebih dalam

    aspek-aspek dari model bisnis berbasis teknologi dan aplikasinya

    di dalam beberapa situs seperti Google.

    Aspek pertama yang menjadi

    akar penciptaan sebuah inovasi

    bisnis baru adalah societal needs,

    kebutuhan paling mendasar yang

    dirasakan masyarakat.

    Kebutuhan tersebut meliputi

    kebutuhan pangan, komunikasi,

    hiburan, kebersihan, fashion,

    pangan, dll. Societal needs dapat

    diperoleh dari nilai-nilai kehidupan, aspirasi, keinginan yang kuat,

    cita-cita dan kekhawatiran akan ancaman.

    Masyarakat tentu saja memiliki banyak kebutuhan secara fisik

    maupun psikologis. Namun, entrepreneur hanya akan melihat

    kebutuhan apa yang memiliki sisi potensial di dalam pasar.

    Turunan dari societal needs yang lebih spesifik dan memiliki nilai

    komersial ini disebut dengan customer value recognition.

    Misalkan, societal needs yang dibutuhkan adalah aktualisasi diri,

    Source: strategy2c.wordpress.com

    maka customer value recogition-nya adalah sarana aktualisasi diri

    secara online yang cepat, mudah dan praktis. Customer value

    recognition membuat manusia mau mengorbankan uang, waktu

    dan tenaga untuk memenuhi kebutuhannya.

    Konsumen akan membeli produk/jasa apabila mereka merasa

    mendapat benefit dari penggunaan produk/jasa tersebut. Sangat

    sulit untuk mengidentifikasikan kebutuhan konsumen kecuali kita

    mengerti apa yang mereka butuhkan.

    Ada dua cara untuk mengetahui keinginan konsumen.

    Pertama, melihat permasalahan dan fenomena yang terjadi di

    dalam masyarakat. Kedua, mencari tahu apakah inovasi yang kita

    tawarkan memberikan solusi yang lebih baik untuk memecahkan

    permasalahan tersebut. Jika kita memahami keinginan konsumen,

    maka pengembangan inovasi akan menjadi lebih terarah dan

    memiliki target yang jelas.

    Jika melihat kasus kemunculannya, Google hadir karena

    adanya kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu dan

    mengembangkan wawasan (societal need). Kedua penemunya,

    Birn dan Page melihat bahwa sebuah mesin pencari haruslah

    tepat, cepat dan memiliki jangkauan pencarian yang luas. Inilah

    customer value recognition dari Google.

    Teknologi sebagai Alat untuk Menciptakan Inovasi

    Source: ww

    w.idoton.com

    /technology.html

    Untuk menghadirkan customer value yang baik, seorang

    entrepreneur membutuhkan peran teknologi di dalamnya.

    Namun, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, tidak semua

    orang paham dalam memanfaatkan teknologi. Inovasi yang sulit

    dimanfaatkan dan dipahami kegunaannya oleh orang lain akan

    menjadi sia-sia. Oleh karena itu, teknologi harus disatukan dengan

    kapabilitas organisasi yang mampu menangkap nilai-nilai yang

    bermanfaat guna mendatangkan keuntungan bagi pemilik, pekerja

    dan investornya. Kemampuan organisasi ini disebut dengan

    entrepreneurial innovation.

    Demi menjawab customer value recognition Google, Birn dan

    Page menciptakan sistem sambungan PC untuk melakukan

    pencarian ke milyaran halaman web. Algoritma yang digunakan

    (PageRank) mengikuti apa yang diterapkan Yahoo dan Altavista,

    namun tetap memberi akurasi dalam memeringkat hasil

    pencarian. Ada pula sistem back-up otomatis untuk menggantikan

    PC yang rusak. Inilah teknologi yang diterapkan Google guna

  • memenuhi customer value recognition.

    Entrepreneurial innovation berusaha menambahkan teknologi

    ke dalam proses (process), pekerja (people), kemampuan (skill)

    dan peralatan (equipment) yang diperlukan guna memberikan

    nilai tambah bagi konsumennya dan untuk menangkap

    sustainable value bagi perusahaan.

    Dengan menggabungkan teknologi dan entrepreneurial

    innovation, sebuah produk akan memiliki kemampuan unik yang

    tidak terdapat pada kompetitor lain. Kemampuan ini

    mendatangkan suatu distinctive competency yang dapat berupa

    proses bekerja, sistem pengontrolan bahan baku, atau keahlian

    khusus yang dimiliki perusahaan untuk melakukan produksi.

    Disctinctive competency menciptakan keunggulan dan

    keistimewaan tertentu untuk memenangkan persaingan pasar

    (competitive advantage). Sebagai hasil dari keuntungan ini,

    produk tersebut akan mendatangkan surplus.

    Umumnya, surplus merupakan keuntungan dari segi manfaat,

    ekonomi, maupun sosial. Manfaat surplus diterima oleh

    pemegang saham, pencipta produk, investor, pekerja, konsumen,

    pemerintah, dan masyarakat. Pihak-pihak yang menerima efek

    akibat penciptaan dan penggunaan produk tersebut disebut

    sebagai stakeholders. Sebagian surplus ada yang dipisahkan

    menjadi sumber untuk memperbaiki ataupun menambah nilai

    Entrepreneurship Membawa Inovasi pada Market

    distinctive competency. Bagian ini disebut dengan resources.

    Kedua entrepreneur Google juga menerapkan beberapa

    inovasi baru pada bisnis dan kultur perusahaannya, seperti

    lingkungan kerja yang memberi peluang kepada karyawan untuk

    berkreatifitas, tampilan web yang sederhana dan mengutamakan

    kecepatan, serta sistem pay per click. Inovasi ini telah membuat

    Google memiliki disctinctive competency yang kemudian berlanjut

    menjadi competitive advantage perusahaan.

    Google dikenal sebagai mesin pencari yang murah, gratis dan

    keakuratan hasil pencarian terjamin. Semua orang dapat

    mengakses Google tanpa takut terikat dan mengeluarkan biaya.

    Pengguna internet pun akhirnya merasa nyaman menggunakan

    Google dan terus menerus mengaksesnya. Hal ini membuat para

    pemasang iklan tertarik pada Google dan mengajak kerja sama.

    Sekarang ini, Google telah meraup banyak keuntungan

    financial maupun non-financial setiap detiknya. Google juga

    memberikan pengaruh besar bagi para stakeholdersnya. Surplus

    yang diterima oleh Google nantinya akan digunakan untuk

    mewujudkan cita-cita Google untuk membangun perpustakaan

    virtual terlengkap di dunia dan menciptakan database genom

    demi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Bagan 2.1 : Model Bisnis Berbasis Teknologi Google

    Bagan 2.2 : Model Bisnis Berbasis Teknologi Twitter

    Customer Value

    Recognition Kecepatan Akurasi Jangkauan

    Technology Internet

    Perangkat keras computer

    Algoritma yang sudah diterapkan oleh Yahoo, Altavista, dll)

    Entrepreneurial Innovation

    PageRank

    Desain Hardware

    Tampilan sederhana

    Pay per click

    Komunitas para pemilik web

    Lingkungan kerja terbaik di dunia

    Societal Need Mengembangkan wawasan Pengetahuan

    Distinctive Competency

    Kultur perusahaan

    Proses bisnis : kontinyu membentuk tim riset kecil

    Resources Mengembangkan fitur-fitur baru

    Membangun perpustakaan virtual paling lengkap di dunia

    Membangun database genom

    Competitive Advantage

    Penyedia informasi paling murah, tidak mengikat

    Kualitas hasil i

    Stakeholders Birn & Page : saham Karyawan perdana :

    saham perdana Karyawan :

    lingkungan kerja Investor : tingkat

    pertumbuhan saham Stanford University :

    saham, favorability, awareness

    Partner : pembagian keuntungan

    Pengguna internet : kemudahan

    d k

    Surplus Revenue Profit Pertumbuhan

    revenue Pertumbuhan profit Kemudahan

    i i f i

    Bagan 2.3 : Model Bisnis Berbasis Teknologi Facebook

    Customer Value Recognition

    Kecepatan komunikasi Efisiensi waktu dan kata

    Technology Internet

    computer

    mobile web

    Internet Relay Chat (IRC)

    Microblogging service

    SMS Content

    Application Programming Interface

    Entrepreneurial Innovation

    Character Limit

    Username, lebih cepat untuk mengirim message singkat pada followers

    Societal Need Penyebaran informasi Networking Komunikasi

    Distinctive Competency

    Efektivitas dalam penyebaran informasi

    Resources Mempercepat proses tweet

    Memperbanyak aplikasi

    Memperbaiki kekurangan web

    Competitive Advantage Situs komunitas sosial yang

    paling cepat menyebarkan informasi, setiap orang dapat berkomunikasi hampir setiap detiknya

    Stakeholders Founder : saham, profit User & Followers :

    kecepatan berkomunikasi dan berbagi informasi

    Surplus Revenue Kemudahan

    penyebaran informasi

    Customer Value Recognition

    Technology Platform internet

    HTML

    Software developer

    Aplikasi program

    Societal Need Komunikasi

    Networking, Hiburan

  • Bagan 2.4 : Model Bisnis Berbasis Teknologi Wikipedia

    Customer Value Recognition Pencarian informasi yang

    Technology Web browser

    Platform internet mobile web (WAP) HTML

    search engine

    Societal Need Mengembangkan pengetahuan Pencarian informasi Edukasi

    Business Model Implication

    Business Model Implication mendeskripsikan perubahan

    customer value dan teknologi akibat perkembangan produk/

    jasa berbasis teknologi. Selain itu juga mendeskripsikan

    perubahan kemampuan konsumen yang diperlukan untuk

    mengkonsumsi produk/jasa tersebut (competency

    requirement).

    Kamus Ensiklopedia Wikipedia

    Customer Value

    Ensiklopedia yang dapat dibawa kemana-mana, tetapi sulit untuk menemukan kata yang dimaksud

    Ensiklopedia online dan mudah diakses dimana dan oleh siapa saja secara gratis.

    Technology

    Alfabetis Web browser, Platform internet, mobile web (WAP), HTML, Search engine, slashdot postings

    Competency Requirement

    Mencari informasi lewat alfabetis satu-persatu

    Keahlian menggunakan computer, internet, dan melakukan pencarian dengan keyword

    Tabel 2.1 Contoh Business Model Implication

    Seperti yang telah dibahas sebelumnya, customer value

    akan terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan

    produk. Dahulu orang selalu kesulitan membawa buku

    ensiklopedia yang begitu berat dan selalu sulit mencari

    kata/subjek yang diinginkan. Namun setelah Wikipedia

    muncul, semua orang dapat dengan mudah mengaksesnya

    secara gratis dan menemukan subjek yang dicari dengan

    cepat. Wikipedia menghadirkan nilai tambah yang lebih baik

    dari sebelumnya sehingga customer value mengalami

    peningkatan.

    Perubahan juga terjadi di sisi teknologi. Untuk

    memenuhi customer value yang meningkat diperlukan

    teknologi yang lebih baik pula. Untuk membuat Wikipedia

    diperlukan teknologi internet melalui World Wide Web yang

    melingkupi HTML, search engine, dll.

    Competency requirement untuk dapat menggunakan

    Wikipedia juga berubah. Konsumen harus memiliki

    keterampilan dalam mengoperasikan komputer dan

    internet. Keahlian ini diharapkan memudahkan konsumen

    dalam melakukan pencarian dengan search engine yang

    tersedia.

    BAB 3

  • Evolusi di Pasar Teknologi

    Kini konsumen menganggap teknologi bukan sebagai sebuah

    objek, namun juga sebagai sesuatu yang memiliki nilai jasa

    (valuable services). Ketika akan membeli suatu produk, tiap

    konsumen akan mempunyai beragam sudut pandang untuk

    memutuskan. Produk dapat dinilai sebatas barang/objek (Product

    as Technology Object) ataupun sebagai jasa, yaitu dengan

    mempertimbangkan layanan yang ditawarkan oleh produk

    tersebut (Produk as Service Tools).

    Misalkan ada dua konsumen yang akan membeli Blackberry.

    Konsumen pertama melihat Blackberry dari sisi bentuk, track ball,

    memory, battery, internet, PIN, dan resolusi kamera. Konsumen

    tersebut dikatakan mempergunakan ponsel sebatas objek saja

    (Product as Technology Object). Sebaliknya, konsumen kedua

    Teknologi sebagai Penyedia Layanan (Service)

    melihat Blackberry sebagai alat yang member kemudahan dalam

    hal komunikasi (menelpon, SMS, push-email, BBM), hiburan

    (games, application media), audio (ring-tone, music player),

    recording (kamera, video), ataupun interfacing (GPRS, bluetooth,

    media manager, internet browsing). Konsumen ini termasuk jenis

    yang memaksimalkan penggunaan ponsel sebagai alat penyedia

    jasa (Produk as Service Tools).

    Blackberry as Technology Object

    Blackberry as Service Tool

    Track ball, GPRS, 3G, PIN Number, Internet connection, OS, resolusi kamera

    Communication : call, sms, email, instant messaging

    Recording : camera, video, address book, blackberry and messenger contact

    Audio : ringtones, music player

    Interfacing : Bluetooth, USB Port, GPRS, Media Manager, WI-FI Connection

    Entertainment : games, application media

    Others : calculator, agenda

    Tabel 3.1 Perbandingan Product as Technology dan Product as Service

    Konsumen yang bijak akan memanfaatkan produk sebagai

    penyedia jasa. Konsumen harus mempertimbangkan fungsi dari

    sebuah produk yang dianggap bermanfaat bagi aktivitas

    kesehariannya. Misalkan, sebagai konsumen, Anda lebih suka

    menggunakan ponsel untuk sebatas menelpon (komunikasi), maka

    Anda cukup memilih Nokia 3200. Namun, jika Anda adalah orang

    yang punya mobilitas tinggi dalam aktivitas (kuliah, kerja, dll) dan

    harus selalu update dengan informasi, Blackberry adalah

    jawabannya. Jadi, teknologi yang bermanfaat adalah teknologi

    yang menawarkan jasa, bukan sekedar objek saja.

    Selain melihat teknologi sebagai penyedia fasilitas jasa,

    konsumen juga memiliki nilai-nilai lain yang dianggap penting,

    seperti harga, prestige, kenyamanan dan kepraktisan. Ada

    konsumen yang mempertimbangkan sisi ekonomi, ada pula yang

    mementingkan status sosial di komunitasnya, dan sebagainya.

    Nilai-nilai inilah yang disebut customer value1.

    Apakah yang menarik perhatian Anda

    saat membeli ponsel? Apakah bentuk,

    kualitas, fitur, style, ataukah harga?

    1 Customer value : the real value in customer perspective (ex : speed,

    convenience, cheap, prestige, etc)

    Performance Dimension

    Setiap produsen akan berusaha menciptakan produk terbaik

    yang sesuai dengan keinginan konsumennya. Mereka akan

    bersaing untuk memberikan customer value yang lebih baik

    daripada produk lainnya. Semakin konsumen memperhatikan

    value dari sebuah produk, semakin para produsen bersaing untuk

    menjadi yang terbaik.

    Jika konsumen melihat sisi kepraktisannya, maka produsen

    akan berlomba-lomba menghasilkan ponsel yang dapat memuat

    beragam fitur dalam satu ponsel. Kepraktisan menjadi nilai utama

    yang menarik konsumen dan produsen akan bersaing untuk

    merebut perhatian konsumen. Persaingan dalam merebut

    perhatian pasar inilah yang disebut performance dimension2

    Performance dimension tercipta karena produsen menyadari

    adanya customer value yang menjadi medan persaingan dalam

    merebut pasar. Namun, customer value bersifat dinamis dan

    senantiasa berubah mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena

    itu, perubahan pada customer value mengakibatkan perubahan

    pula pada performance dimension.

    2 Performance dimension are customer value along which market

    rivals compete (competitive advantage)

    CUSTOMER VALUE

    PERFORMANCE DIMENSION

    Gambar 3.1 Perubahan Customer Value

  • Ingatkah Anda pada awal tahun 2000-an, ponsel dengan

    ukuran kecil membanjiri pasar, sebut saja Nokia 3110. Saat itu

    para produsen ponsel berlomba-lomba membuat ponsel dengan

    ukuran sekecil mungkin. Namun sekarang ukuran LCD, cara

    penginputan (touch-screen, kwerty), dll juga sudah menjadi ajang

    persaingan. Semua aspek yang diperhatikan produsen sebagai

    ajang persaingan adalah performance dimension. Umumnya

    performance dimension terbentuk berdasarkan prioritas

    konsumen terhadap customer value. Jadi, apakah yang menarik

    perhatian Anda saat membeli ponsel?

    INNOVATION WAR :

    NOKIA VS BLACKBERRY

    Demam Blackberry (BB) di

    tanah air tampaknya kian tak

    tertahankan. Laju penjualannya

    terus melesat dan menjadikan

    Indonesia sebagai salah satu

    negara dengan pertumbuhan

    pengguna BB tertinggi di dunia. Para pejabat RIM (Research In

    Motion) produsen BB yang berlokasi di Ontario, Kanada sampai

    tertegun mendengar ledakan populasi pengguna BB di Indonesia.

    Kisah menjulangnya produk Blackberry itu dengan segera

    membuat produk smartphone keluaran Nokia seperti terpelanting.

    Jika tren ini terus berlanjut dan banyak pengamat percaya ini

    akan terus berlanjut masa depan produk smartphone Nokia

    niscaya berada dalam bayang-bayang kehancuran.

    Faktor utama yang berperan dalam melambungnya

    Blackberry ini adalah produk yang inovatif dengan desain amat

    elegan. Teknologi email dan browsing-nya sangat user friendly,

    dan penempatan papan keyboardnya juga terlihat sangat pas

    (untuk seri Bold dan Curve). Desainnya juga sangat cantik nan

    menawan, membuat produk smartphone Nokia Communicator

    menjadi terlihat sangat jadul.

    Tren diatas tak pelak telah membuat Nokia segera berbenah;

    sebab jika mereka terus gagal membalikkan tren itu, maka masa

    depan mereka benar-benar berada dalam kekelaman. Sebab pada

    sisi lain, secara global Nokia juga harus menahan laju produk

    dahsyat lainnya, yakni iPhone dari Apple yang juga terus

    menggerus pangsa pasar Nokia.

    Serangkaian kisah diatas tampaknya kian menegaskan arti

    penting inovasi. Tanpa kecerdikan melakukan inovasi, setiap

    perusahaan betapapun hebatnya pasti akan terjungkal. Perang

    inovasi memang sungguh brutal. Ia selalu akan meninggalkan

    orang yang tak sigap merespon dinamika pasar.

    Sumber : Blog Strategi dan Managemen

    Innovation War : Nokia vs Blackberry oleh Yodhia Antariksa

    Seperti yang telah dibahas sebelumnya, perubahan customer

    value akan mengakibatkan perubahan pula pada performance

    dimension. Perubahan pada customer value disebabkan oleh

    beberapa faktor. Perhatikan gambar di bawah ini.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi customer value antara

    lain:

    1. Pengalaman (Experience)

    Semakin banyak menggunakan produk/jasa, konsumen

    menjadi tahu produk/jasa apa yang paling bermanfaat.

    Pengalaman telah menciptakan customer value yang berbeda.

    Contohnya, dahulu perusahaan penerbangan hanya dilihat dari

    keamanan, kecepatan dan kenyamanan. Namun berdasarkan

    Source of Customer Value Change

    pengalaman ternyata aspek kenyamanan tidak harus menjadi

    hal yang utama. Kenyamanan bisa dikurangi demi harga yang

    murah. Saat ini harga memiliki customer value yang lebih tinggi

    dibandingkan kenyamanan.

    2. Keterbatasan Konsumen (Customer Limitation)

    Perkembangan dan inovasi teknologi tidak selalu bisa diserap

    oleh konsumen. Misalkan, pada awalnya mobil diciptakan

    karena manusia mengutamakan kecepatan mobilisasi. Semua

    perusahaan menciptakan mobil dengan kecepatan tinggi. Saat

    itu kecepatan menjadi customer value yang utama. Namun

    sekarang, saat mobil-mobil modern mempunyai kecepatan

    maksimal yang sangat tinggi (200300 km/jam), dengan

    berbagai alasan kita jarang sekali memacu mobil pada

    kecepatan maksimalnya. Saat ini orang tidak membeli mobil

    berdasarkan kecepatannya,tapi lebih karena kenyamanan,

    desain, maupun efisiensinya.

    3. Technical Improvement

    Tidak hanya kebutuhan manusia yang mendorong munculnya

    inovasi, hal sebaliknya juga terjadi. Munculnya inovasi ternyata

    bisa menciptakan kebutuhan baru dan mengubah customer

    value. Misalnya yang terjadi pada perkembangan teknologi

    informasi. Awalnya pengguna hanya memerlukan internet

    untuk mencari informasi. Seiring dengan peningkatan

  • kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak komputer

    serta kecepatan transmisi data, kebutuhan untuk merinteraksi

    (chatting, streaming, dll) melalui internet menjadi penting.

    Customer value teknologi informasi berubah, semula hanya

    terkait dengan efektifitas dan efisiensi komunikasi semata

    menjadi sarana interaksi sosial.

    4. Lack of Technical Improvement

    Inovasi memiliki batasan perkembangannya. Saat inovasi

    mencapai saturasi, customer value akan berubah. Dahulu saat

    kapal layar menjadi alat transportasi air utama, kecepatannya

    menjadi faktor terpenting. Ketika kecepatan kapal layar tidak

    bisa ditingkatkan lagi, ia sekarang hanya digunakan sebagai

    sarana olahraga dan wisata sehingga kecepatan tidak menjadi

    customer value yang utama, justru desain dan kenyamanannya

    yang utama.

    5. External Events

    Disini yang dimaksud dengan external events adalah semua

    faktor yang tidak bisa dikendalikan dan diprediksikan oleh

    manusia, misalkan gempa bumi, banjir, perang, dll. Bencana

    banjir yang akhir-akhir ini sering terjadi membuat orang

    memperhitungkan lokasi yang tepat dalam memilih rumah.

    Bebas banjir menjadi customer value yang makin penting

    artinya.

    Tidak semua orang tertarik terhadap inovasi. Ada sebagian

    masyarakat yang sangat peka dengan inovasi terbaru, namun ada

    pula masyarakat yang lambat dalam menerima perubahan. Hal ini

    dikarenakan setiap konsumen memiliki kriteria tersendiri saat

    memilih sebuah produk. Maka dari itu, tidak mengherankan

    respon seseorang terhadap suatu produk akan berbeda-beda.

    Untuk mengendalikan pasar, produsen perlu mengenali tipe-tipe

    konsumennya.

    Konsumen Potensial Teknologi (Technology Potential Customer)

    Gambar 3.2 Technology Market Cycle

    Saat mengadopsi suatu produk, konsumen memiliki cara

    yang berbeda-beda. Ada kalanya ketika inovasi baru diluncurkan,

    sebagian konsumen akan langsung mengadopsinya. Konsumen

    yang seperti ini disebut sebagai innovator customers. Mereka

    sangat memperhatikan tingkat inovasi teknologi. Meskipun jumlah

    konsumen ini tergolong kecil, namun jika sudah puas terhadap

    suatu produk/merek tertentu, konsumen ini akan rela untuk

    mengeluarkan uang berapa pun agar menjadi orang pertama yang

    menggunakan inovasi terbaru. Loyalitas innovator customers yang

    tertinggi dibandingkan tipe konsumen lainnya.

    Tipe konsumen selanjutnya adalah early adopters. Konsumen

    ini tidak terlalu menyukai perkembangan teknologi, tetapi hanya

    mengutamakan manfaat nyata dari sebuah produk teknologi.

    Jumlah early adopters lebih banyak daripada innovator customers.

    Bagi produsen, early adopters memiliki arti penting karena

    Source: dianeriosblog.blogspot.com/ Source: www.visualeditors.com/

    Source: coolillustration.com

    INNOVATOR CUSTOMERS

    EARLY ADOPTERS

    MAJORITY

    keberhasilan menjual early adopters memberikan bukti bahwa

    manfaat produk tersebut dapat diterima oleh pasar.

    Tipe ketiga adalah tipe konsumen pada umumnya (majority).

    Jumlahnya paling banyak di antara konsumen lainnya. Konsumen

    tipe ini akan mulai meramaikan pasar saat produk sudah tersedia

    dalam jumlah banyak dan menjadi produk missal. Tipe majority

    terbagi tiga bagian, yaitu early majority, late majority, dan

    laggards. Untuk dapat merebut hati early majority, produsen tidak

    cukup menekankan produk dari segi teknis, tetapi juga pada

    dukungan terhadap produk tersebut, diantaranya after sale

    service.

    Sebelum memutuskan untuk menggunakan produk teknologi,

    late majority biasanya akan menunggu dan melihat testimoni dari

    early majority. Mereka menginginkan produk yang benar-benar

    handal dan ingin memanfaatkan semua feature yang dimiliki oleh

    produk tersebut.

    Laggards merupakan tipe konsumen yang paling akhir

    memasuki pasar. Mereka lebih sangat sensitive terhadap harga,

    tapi tidak terlalu memperdulikan benefit produk. Konsumen ini

    paling lama melakukan adopsi karena mereka baru akan

    mengkonsumsi di saat produk tersebut sudah benar-benar murah

    meskipun sudah ketinggalan jaman.

  • iPhone 3G Telkomsel Sedot 39.000 Peminat

    Jakarta, 22 Maret 2009

    Telkomsel melakukan penjualan perdana iPhone 3G mulai tanggal 20 Maret 2009 di South Pavillion, Pasific Place, Jakarta. Tercatat 39.000

    peminat mendaftarkan diri melalui website www.telkomsel.com/iphone dan rata-rata 2.000 orang per hari mendapatkan kesempatan pertama

    untuk antri membeli saat peluncuran perdana.

    ercatat telah 39.000 orang mendaftarkan diri dan 1.250

    orang mendapatkan kesempatan pertama untuk antri

    membeli saat peluncuran iPhone 3G hari pertama di Pasific

    Place, Jakarta.

    Antusiasme pelanggan terlihat dari rata-rata pengunjung

    yang mencapai 2.000 antrian per hari. Untuk melayani

    pengunjung, Telkomsel menyiapkan areal sekitar 1.000m2 yang

    terdiri dari titik-titik pelayanan seperti aktivasi, pembayaran,

    aksesori pendukung, Telkomsel Care, maupun fasilitas yang

    mendukung kenyamanan pengunjung, seperti: ruang keluarga dan

    medical room. Ada pula atraksi menarik dari artis ternama, seperti

    Glenn Fredly. Telkomsel juga menyediakan snack dan minuman

    gratis serta fasilitas pengganti antrian apabila pelanggan yang

    mengantri perlu ke toilet ataupun makan dan minum.

    Pelanggan yang pertama yang mendapatkan iPhone 3G

    adalah Siwanto Darmali, yang mengaku sangat senang bisa

    mendapatkan iPhone 3G yang telah lama ia nantikan

    kehadirannya di Indonesia. Dia mengaku sengaja menyiapkan

    waktu untuk mengantri dan terkejut bisa menjadi pelanggan

    T

    pertama, yang tiba-tiba menjadi layaknya selebriti dengan sorotan

    kamera dan lampu flash.

    iPhone Telkomsel: Siwanto Darmali (tengah) menjadi orang pertama yang mendapatkan iPhone 3G.

    Sumber : www.telkomsel.com/iphone-3g-telkomsel-sedot-39-000-peminat.html

    Untuk memperdalam pengertian tentang konsumen

    potensial teknologi, perhatikan contoh berikut ini.

    Alasan seseorang membeli ponsel dapat bermacam-

    macam. Bagi para innovator customer, mereka akan memilih

    ponsel yang paling baru bahkan seri limited edition, misalkan

    Nokia 888 Communicator dengan baterai liquid. Sedangkan bagi

    early adopters, mereka lebih mempertimbangkan kegunaannya

    daripada innovator customer namun mereka juga tetap

    menekankan pada inovasi walau tidak setinggi innovator

    customer, maka Nokia Aeon mungkin dapat menjadi pilihan kaum

    ini. Mayoritas masyarakat yang merupakan majority, akan lebih

    memperhatikan fungsi dan bukan pada inovasinya. Bagi Early

    Majority, masih ada sedikit unsur inovatif, dan Nokia N95 8GB

    cocok bagi kaum ini. Sedangkan bagi Late Majority yang tidak

    mengutamakan inovasi akan memilih produk yang biasa saja,

    Gambar 3.3

    Siklus Pasar Teknologi (Technology Market Cycle)

    mungkin Nokia N70 menjadi pilihan yang tepat. Dan bagi

    Laggards, di mana harga yang menjadi prioritas, dapat memilih

    Nokia 3530 dengan harga yang sangat terjangkau. Jadi, berbagai

    macam tipe orang akan sangat berpengaruh pada pilihannya.

    Pasar teknologi memiliki

    kecenderungan untuk berubah sepanjang

    waktu. Siklus yang dinamis membuat pasar

    teknologi menjadi tidak dapat

    diprediksikan. Inilah tugas entrepreneur

    untuk menangkap manfaat ekonomis dari

    teknologi yang diciptakan.

    Siklus pasar teknologi ditentukan oleh

    dua bagian utama, yaitu product innovation

    dan process innovation. Product innovation

    adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk

    meningkatkan manfaat, fungsi, maupun

    feature-feature produk. Sedangkan process innovation adalah

    upaya-upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses

    pembuatan produk, bisa dalam bentuk penurunan biaya

    pembuatan, peningkatan waktu pembuatan, penurunan jumlah

    produk gagal, dll.

    Sour

    ce: w

    ww

    .wis

    hful

    thin

    king

    .co.

    uk/

    PROCESS INNOVATION

    Sour

    ce: w

    ww

    .und

    erco

    nsid

    erat

    ion.

    com

    /

    PRODUCT INNOVATION

  • Riset yang dilakukan untuk meningkatkan resolusi kamera,

    menambah memorinya, memperbaiki desainnya sehingga

    semakin ramping, dan penambahan fitur lainnya merupakan

    product innovation dari sebuah kamera digital. Di lain pihak,

    process innovation dilakukan dengan cara memperbaiki proses

    produksi sehingga mempersingkat waktu pembuatan,

    menurunkan biaya pembuatan, dll.

    Berdasarkan product dan process innovation, siklus pasar

    teknologi terdiri dari 3 tahap, yaitu Early/Blooming, Transitional

    dan Mature.

    Gambar 6.3 Technology Market Cycle

    Pada tahap Early/Blooming inovasi produk sangat tinggi

    sehingga menarik perhatian Innovator Customers yang menyukai

    perkembangan teknologi terbaru. Setelah beberapa waktu,

    produk tersebut mulai banyak dikenal dan memasuki tahap

    Transitional. Inovasi produk pada saat itu tidak terlalu tinggi,

    namun inovasi prosesnya meningkat. Karena itu produksi

    meningkat sehingga ongkos produksi bisa ditekan. Selanjutnya

    harga produk menjadi lebih murah sehingga makin banyak

    konsumen yang bisa menjangkau produk tersebut. Pada tahap ini

    konsumen early adopters yang mendominasi pasar.

    Pada tahap Mature, produk dan cara produksinya sudah

    dianggap matang sehingga inovasi produk maupun proses sudah

    tidak terlalu dilakukan. Pada tahap ini konsumen yang benar-

    benar peduli dengan manfaat riil dan harga produk, yaitu tipe

    majority, mulai memasuki pasar. Tantangan produsen adalah

    bagaimana menyusun strategi pemasaran yang tepat untuk

    menarik konsumen sebanyak mungkin. Pada tahap mature

    produsen sudah harus mulai memikirkan inovasi baru untuk

    memasuki tahap early/blooming lagi. Siklus ini akan terus

    berlanjut.

    Early/Blooming Transition Mature

    Product Innovation

    Inovasi produk menjadi menarik dan esensial

    Penurunan inovasi

    Standarisasi produk

    Inovasi menjadi lambat

    Bukan pengembangan produk, hanya produksi

    Inovasi radikal untuk kembali ke tahap awal

    Process Innovation

    Proses tidak terlalu diutamakan

    Biaya produksi dibuat rendah karena pasar kompetitif

    Customers View

    Segmen pasar dinamis, belum terkonsentrasi

    Konsumen belum tahu kebutuhan dengan jelas

    Ditemukan Performance Dimension

    Membeli produk berdasarkan harga dan ciri-ciri khas (gaya, kebutuhan,dll)

    Suppliers View

    Takut teknologi ditolak pasar

    Fokus pada Performance Dimension dan permintaan pasar

    Improvisasi gaya penjualan

    Tabel 3.2 Ciri-ciri Tahapan pada Technology Market Cycle

    Early/Blooming Transition Mature

    Competitive Strategy

    Butuh percobaan untuk mempetakan respon pasar terhadap teknologi baru

    Harus cepat mengadaptasi produk sesuai permintaan pasar

    Mengatasi customer gap

    Memperbesar skala produksi

    Biaya produksi dibuat rendah untuk menarik konsumen

    Market share dan Branding

    Economic of Scale (penurunan biaya produksi dengan meningkatkan jumlah produksi)

    Kreatifitas pada service

  • BAB 4 Dinamika Perubahan Pasar Teknologi

    eknologi tidak pernah berhenti berkembang dan selalu

    beradaptasi dengan masyarakat penggunanya. Teknologi

    akan selalu bergerak dari satu fase ke fase lainnya. Ia

    akan bergeser dari fase early transition mature early, begitu

    seterusnya. Pada bab ini akan dijelaskan factor-faktor yang

    mempengaruhi siklus teknologi.

    T

    TRANSITION

    MATURE EARLY

    Ada empat faktor yang mempengaruhi kecepatan siklus

    teknologi, yaitu:

    Inovasi pada teknologi dapat dikelompokan dalam dua

    situasi, yaitu sustaining dan disruptive. Sustaining diartikan

    sebagai inovasi yang dapat diserap konsumen. Kemajuan

    teknologi ini mengakibatkan efek kumulatif sehingga perubahan

    kecil akan langsung mendapat respon masyarakat. Misalkan saja

    pada kecepatan processor pada komputer. Walaupun kemajuan

    kecepatannya tidak signifikan, masyarakat akan cenderung ingin

    membeli komputer yang lebih cepat.

    Di sisi lain, pada kondisi disruptive, inovasi teknologi yang

    dihasilkan sebelumnya memiliki spesifikasi jauh di atas kebutuhan

    konsumen. Kondisi ini menyebabkan banyak inovasi yang tidak

    termanfaatkan. Harga teknologi tersebut juga cenderung mahal.

    Apabila muncul inovasi teknologi baru yang lebih sederhana dan

    mudah digunakan, konsumen akan cepat berpindah. Kualitas dari

    teknologi baru itu mungkin tidak lebih baik, namun harganya

    masih terjangkau sehingga akan lebih diterima pasar dan

    menyingkirkan (disrupt) teknologi lama.

    Walaupun cepat diterima pasar, disruptive technologies

    membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadi stabil.

    Respon masyarakat terhadap disruptive technologies terbagi

    menjadi dua situasi, yaitu :

    1. Disruptive Technologies

    Low-end Disruptive Technologies

    Pada situasi ini konsumen bisa dengan mudah mengadopsi

    inovasi baru yang muncul, sehingga teknologi baru ini secara

    langsung akan menggoyang pasar teknologi lama.

    Ancaman Evolusi Toyota

    ada awalnya dunia otomotif Indonesia sangat erat dengan

    nama BMW ataupun Mercedes yang selalu menawarkan

    mobil-mobil mewah dan bernilai tinggi. Maka saat itu P

    Gambar 7.1

    Contoh Low-End Disruptive Technology

    mobil menjadi barang mewah

    yang hanya dapat dimiliki

    sebagian kecil masyarakat.

    Melihat fenomena tersebut,

    Toyota, salah satu produsen

    mobil terbesar di Jepang

    melihat peluang bisnis yang menjanjikan. Awalnya Toyota

    menghadirkan Kijang sebagai mobil yang mengincar pasar mobil

    murah. Kijang yang ekonomis dan harga terjangkau telah merebut

    hati konsumen menengah ke bawah di Indonesia. Namun

    perkembangan Kijang tidak pernah berhenti. Kijang mulai

    berevolusi dari mobil yang sekedar kotak menjadi kapsul pada

    Kijang Kapsul. Kijang Krista dan Kijang Innova pun tidak kalah

    dalam merebut perhatian pasar. Teknologi Toyota semakin lama

    semakin mendekati Mercedes.

    Toyota mulai mengincar pasar kalangan atas. Kemudian

    diluncurkanlah Toyota Alphard untuk memasuki pasar mobil

    Luxury MPV (Multi-purpose Vehicle). Alphard langsung merebut

    perhatian pasar. Mercedes pun mengeluarkan Mercedes V-Class

    untuk menyaingi Alphard. Namun sayangnya, Mercedes tidak

    dapat menyaingi Alphard untuk pasar Luxury MPV Indonesia.

    Bagi Mercedes, produk Toyota adalah Disruptive Technologies

    terhadap produk mereka. Toyota adalah ancaman yang harus

    diwaspadai oleh Mercedes.

  • New Market Disruptive Technologies

    Inovasi yang muncul pada situasi new market disruptive

    technologies tidak terlalu signifikan. Hal ini menyebabkan inovasi

    baru tidak terlalu menonjol dibandingkan teknologi lama sehingga

    meskipun mampu menciptakan segmen pasar baru tapi tidak

    cukup menggoncang teknologi lama. Konsumen cenderung tidak

    meninggalkan teknologi lama walau teknologi baru telah

    memberikan banyak kemudahan. Namun, ada kemungkinan

    dalam jangka panjang inovasi teknologi baru ini dapat mengancam

    kelangsungan teknologi lama.

    Contoh new market disruptive technologies :

    1) Kompor listrik vs kompor gas

    Walau kompor listrik praktis dan

    aman, masyarakat tetap

    menggunakan kompor gas. Hal ini

    dikarenakan biaya kompor listrik

    yang masih mahal. Akhirnya,

    kompor listrik menciptakan pasar baru yaitu khusus

    masyarakat kalangan atas dan tidak mengurangi pasar

    kompor gas.

    2) Kamus elektronik vs kamus manual

    Banyak kamus elektronik yang baru, kecil, dan praktis, namun

    harganya masih mahal dan sulit dijangkau. Informasinya pun

    Kompor listrik

    Kompor gas

    kadang tidak lengkap

    sehingga orang cenderung

    tetap menggunakan buku

    kamus manual. Oleh sebab

    itu, kamus elektronik

    menciptakan pasar baru yaitu untuk orang yang praktis dari

    kalangan menegah ke atas.

    3) Pesawat Telpon Nirkabel vs Pesawat Telpon Biasa

    Kemudahan yang diberikan telepon nirkabel (wireless)

    menjadikannya alternatif alat komunikasi bagi kalangan

    tertentu. Meskipun

    demikian pasar untuk

    telepon kabel tidak

    tergoyahkan.

    Path Dependence adalah suatu fenomena dimana keputusan

    seseorang dalam menggunakan suatu teknologi dipengaruhi oleh

    jumlah orang lebih dulu menggunakan teknologi tersebut. Path

    Dependence merupakan suatu mekanisme yang terjadi akibat dari

    Bandwagon Effect dan Network Effect.

    2. Path Dependence

    Bandwagon effect

    Bandwagon effect adalah kecenderungan masyarakat untuk

    mengikuti atau mempercayai sesuatu karena banyak orang

    telah melakukan dan mempercayai hal yang sama. People

    often do (or believe) things because many other people do (or

    believe) the same things. Umumnya, pada kasus Bandwagon

    effect, orang tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai

    fungsi, manfaat dan nilai tambah dari sesuatu yang

    dipercayainya.

    Contoh Bandwagon effect :

    1. Bread Talk

    Setiap outlet Bread Talk biasanya memiliki letak yang

    strategis, seperti berada di dekat pintu masuk sebuah mall.

    Lokasi yang strategis itu membuat pengunjung mall mudah

    Source: all4readers.blogspot.com/ (c) benny & mice

    melihat antrian panjang dari puluhan orang yang hendak

    membeli roti.

    Pernahkah terlintas di benak Anda kalimat seperti:

    Memangnya roti yang dijual itu sebegitu enaknya sampai-

    sampai puluhan orang rela mengantri berjam-jam? Pikiran ini

    memunculkan rasa penasaran yang kemudian membuat Anda

    akhirnya ikut membeli roti Bread Talk tanpa mengetahui

    seperti apa rasa roti tersebut terlebih dahulu. Anda membeli

    roti karena banyak orang yang juga membeli roti yang sama.

    Saat itulah fenomena bandwagon effect terjadi.

    2. Erha Clinic

    Produk kecantikan dan

    perawatan wajah selalu menjadi

    salah satu perhatian kaum wanita.

    Cukup dengan mendengar desas- desus atau cerita dari

    teman/kerabat yang pernah menggunakan, para wanita akan

    tergoda untuk mencoba fasilitas dan perawatan di klinik

    tersebut. Padahal, belum tentu perawatan yang diberikan

    sesuai untuk kulit dan wajah mereka.

    Network effect

    Pada dasarnya, network effect adalah suatu situasi di mana

    teknologi akan semakin bermanfaat apabila semakin banyak

    orang yang menggunakan teknologi tersebut. Inti dari network

    effect terletak pada jumlah pengguna dari suatu teknologi.

  • Semakin banyak jumlah penggunanya, semakin tinggi nilai

    (value) yang diperoleh. Fenomena network effect ini dapat

    dilihat dari fenomena situs komunitas sosial yang kian

    menjamur.

    Contoh network effect :

    Blackberry Messenger (BBM)

    Apakah Anda adalah salah satu orang yang terpaksa

    membeli Blackberry karena sebagian besar teman-

    teman/komunitas Anda telah menggunakan Blackberry?

    Dalam beberapa tahun

    terakhir, terjadi peningkatan

    yang signifikan terhadap

    jumlah pengguna

    Blackberry. Hal ini

    dikarenakan Blackberry muncul dengan menawarkan fitur

    instant messanging, seperti Blackberry Messenger. Fitur ini

    memudahkan penggunanya untuk dapat berbagi informasi dan

    berkomunikasi dengan lebih cepat dan praktis. Selain itu, biaya

    yang dikeluarkan untuk menggunakan fasilitas Blackberry

    (BBM, internet) cenderung lebih murah ketimbang

    menggunakan fasilitas sms atau telepon. Semakin banyak

    pengguna Blackberry, semakin bermanfaat fasilitas BBM. Di

    sinilah terjadi network effect.

    Network effect mengakibatkan Lock-in, yaitu ketergantungan

    konsumen terhadap suatu produk/jasa pada tingkat tertentu.

    Sebaliknya, pengguna dari teknologi juga akan meningkat apabila

    terjadi lock-in pada teknologi tersebut. Namun, tidak semua

    fenomena network effect dapat menciptakan situasi lock-in.

    Pada umumnya, ada dua kriteria lock-in, yaitu strong lock-in

    dan weak lock-in. Strong lock-in mengakibatkan konsumen tidak

    dapat/sulit berpindah kepada produk/jasa lain (ketergantungan

    tinggi).

    Ketergantungan pada Microsoft

    ampir setiap komputer atau

    laptop yang digunakan

    masyarakat saat ini terhubung dengan

    sistem operasi dari Microsoft. Sebagain

    besar pengguna computer sudah terlanjur

    menikmati segala kemudahan yang diberikan oleh system operasi

    Microsoft sehingga menjadi sangat tergantung. Walaupun kini

    muncul system operasi lain, seperti Linux, Macintosh, dll,

    masyarakat masih setia dengan Microsoft. Hal ini karena hampir

    seluruh komputer di dunia menggunakan Microsoft. Konsumen

    yang tidak menggunakannya akan mengalami kesulitan saat harus

    terhubung dengan komputer lain yang menggunakan system

    operasi Microsoft.

    H

    Tidak semua teknologi dapat diterima oleh kelompok

    masyarakat tertentu karena dianggap bertentangan dengan apa

    yang dipercayainya, seperti agama, budaya dan nilai-nilai tradisi.

    Pilihan masyarakat terhadap teknologi yang hadir di tengah-

    tengah mereka dikenal dengan istilah societal preference.

    Teknologi yang dianggap mengancam kelangsungan adat atau

    tradisi akan mengalami resistansi sosial.

    Contoh:

    Kloning

    Kloning adalah bukti keberhasilan para ilmuwan dalam

    memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

    kemajuan peradaban dunia. Kloning diharapkan member

    3. Social Preferences

    Gambar 7.2 Societal Preference

    manfaat bagi dunia kedokteran. Namun kloning dianggap

    bertentangan dengan kepercayaan tertentu. Kloning dianggap

    sebagai bentuk intervensi penciptaan yang berusaha

    menyaingi kekuasaan Sang Pencipta. Kloning kemudian ditolak

    dan diharamkan. Penolakan ini tentu saja menghambat laju

    pengembangan kloning.

    Alat Kontrasepsi

    Alat kontrasepsi makin berkembang dengan menawarkan

    beragam fitur bagi penggunanya. Alat kontrasepsi diharapkan

    menjadi solusi untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

    sekaligus mencegah penyebaran virus HIV/AIDS. Namun ada

    beberapa golongan masyarakat yang menolak penggunaan alat

    kontrasepsi karena mereka juga menolak hubungan intim di

    luar nikah.

    Source: www.millerandlevine.com/

  • Bayi Tabung

    Teknologi bayi tabung telah

    menjadi penolong bagi beberapa

    pasangan yang sulit mendapatkan

    keturunan. Namun sebagian

    masyarakat religius masih

    menganggap bayi tabung sebagai

    teknologi yang menentang kuasa Pencipta. Bayi tabung

    dianggap tabu dan ditolak perkembangannya.

    Kecepatan perkembangan sebuah teknologi ternyata mampu

    mempengaruhi perkembangan teknologi lainnya. Pengaruh ini

    memberi efek yang saling menguatkan (reinforcing) sehingga

    terjadi percepatan pada perkembangan teknologi.

    4. The Acceleration of Technological Change

    Source: karangjunti.wordpress.com/

    Source: www.suaramerdeka.com

    Contoh :

    Perkembangan teknologi internet dan website

    Kecepatan perkembangan kedua teknologi ini tidaklah

    sama. Bahkan, dapat dikatakan perkembangan kedua teknologi

    saling mempengaruhi dan memperkuatkan satu sama lain.

    Internet muncul pada tahun 1957 melalui Advanced

    Research Projects Agency (ARPA) di Amerika Serikat. Awalnya

    ARPANET hanya sebagai jaringan komunikasi antara komunitas

    sains dan militer Amerika. Kemudian ditemukanlah packet

    switching pada 1960 yang dapat mengirimkan pesan dalam

    paket-paket kecil yang melewati berbagai alternatif jalur.

    Koneksi ini terus berkembang hingga ditemukan teknologi

    protokol atau TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet

    Protocol). Koneksi ini dapat menghubungkan jalur komunikasi

    di seluruh dunia dan kini dikenal sebagai jaringan internet.

    Perkembangan terbesar yang terjadi adalah terbentuknya

    aplikasi World Wide Web pada tahun 1990. World Wide Web

    ini menjawab semua kebutuhan pengguna internet sehingga

    perkembangan internet terus meroket.

    Setelah kemunculan internet, website mulai mengalami

    perkembangan yang signifikan setelah website pertama online

    pada tahun 1990. Web awalnya hanya menjadi penyebar

    informasi, kemudian berubah menjadi alat pengirim dan

    pencari informasi, tempat jual beli, media komunikasi paling

    cepat dan efektif, dan yang terakhir sebagai tempat

    membangun komunitas lewat jejaring sosial seperti Friendster

    dan Facebook. Saat ini lebih dari 135 juta website terhubung

    dengan hyperlink dan memiliki rasio pertumbuhan 5% setiap

    bulannya.

    Bab ini mengajarkan kita tentang pola perkembangan

    teknologi yang selalu terkait dengan kehidupan manusia.

    Dinamikan teknologi menciptakan banyak kesempatan bagi

    entrepreneur untuk memperoleh peluang bisnis. Oleh sebab itu,

    jangan pernah bosan dalam memahami teknologi!

    Bagian 2

    Strategi Dalam Bisnis Berbasis Teknologi

  • BAB 5 Mendesain Bisnis berbasis Teknologi yang Berorientasi pada Customer Value

    Dalam kaitannya dengan rancangan bisnis berbasis teknologi

    yang berorientasi pada nilai pengguna (customer value), Tim

    Brown, eksekutif dari IDEO, memperkenalkan konsep Design

    Thinking. Pendekatan yang digunakan dalam Design Thinking

    berdasarkan penggunaan metoda dan sensibilitas seorang

    desainer untuk mempertemukan tiga hal, yaitu: kebutuhan orang,

    teknologi yang mungkin digunakan, dan stretegi bisnis praktis

    yang digunakan untuk menciptakan nilai-nilai pelanggan

    (customer value).

    Gambar 5.3

    Design Thinking

    Secara historis, desain dalam konteks seni desain, biasanya

    diperlakukan sebagai bagian akhir dari proses pengembangan,

    ketika desainer diminta untuk membuat bungkus yang indah

    pada suatu ide. Pendekatan ini telah menstimulasi perkembangan

    pasar di banyak area dengan: (1) membuat produk dan teknologi

    baru terlihat menarik secara estetis sehingga diinginkan oleh

    konsumen, atau (2) meningkatkan persepsi merk melalui strategi

    periklanan dan komunikasi yang cerdas dan persuasif. Pada bagian

    akhir dari abad ke-20, desain semakin menjadi salah satu aset

    yang sangat mene