students - core.ac.uk · abtracl problem based learning is a student-centered learning ......

7
Paradigma, No. 01 Th. I, Januan 2006 . ISSN 1907-297X PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI Oleh : Rita Eka lzzaty* Abtracl Problem Based Learning is a student-centered learning strategy. The active process to extract and to analyze a problem-solving theory is focused on this strategy. Problem Based Learning strategy in learning at the higher education level has contribution to sharpen the students' competence/skill in applying various theories and theoretical approaches to the situationin society, specificallyconcerning to individual life problems as a result of their interaction with the environment. From the learning process of the Problem Based Learning, it is hoped that the students will have sensitivity on problems around, so that they can stimulate the formation of skill to find the solution of problem-solving usingmultidisciplinarypoint of view. Key words: Problem Based learning, learning, problem-solving. Pendahuluan Objek dari kajian Psikologi dan Konseling adalah tingkah laku individu, yang merupakan manifes-tasi dari berbagai macam gejala jiwa. Tingkah laku selalu merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungan. Hasil dari interaksi dengan lingkungan tersebut juga membawa imba5 yang sering menjadi permasalahan yang berarti bagi jalan kehidupan individu. Sehing- ga setiap saat, setiap waktu, individu selalu mengalami perubahan tingkah laku yang terkadang cukup berarti bagi perputaran kehidupan individu tersebut. Adanya berbagai macam perma- salahan hidup individu ini, tentu saja mendorong individu tersebut untuk selalu berusaha mencari penyele-saian dari berbagai macam permasalahan. Tepat atau tidaknya pemecahan masalah 5angat tergantung bagaimana cara individu itu mengolah informasi atau stimulus yang berbentuk masalah yang dipengaruhi dari kematangan dan pengalaman individu tersebut dalam menemukan pemecahan permasa- lahan 5ebelumnya. Pendidikan, merupakan proses yang "mendewasakan8 manusia. Melalui koridor pendidikan, diharap-kan pebelajar mampu menjadi individu yang dapat memecahkan berbagai macam permasalahan hidup, sehingga kemampuan adaptasi dan memper- tahankan hidupnya semakin hari akan semakin terasah. Sehubungan dengan hal ini, Perguruan Tinggi yang merupakan lembaga pendidikan yang ikut bertanggungjawab menghasilkan Sumber Daya Manusla yang mampu menghadapi berbagai macam perma- salahan, sebaiknya memiliki pendekat- an yang mengarah kepada pemberian pengalaman dalam menyelesaikan permasalahsn. Secars lebih khusus, untuk pengkajian pengetahuan Psi- kologi dan Konseling, yang objek kajiannya adalah tingkah Isku manusia, yang harus dimiliki ofeh mahasiswa adalah berbagai macam cara atau metode penyelesaian masalahan melalui pendekatan * Dosen Jurusan PSkologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY - --- --

Upload: doankhue

Post on 19-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Paradigma, No. 01 Th. I,Januan 2006 . ISSN 1907-297X

PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

DI PERGURUAN TINGGI

Oleh : Rita Eka lzzaty*

Abtracl Problem Based Learning is a student-centered learningstrategy. The active process to extract and to analyze a problem-solvingtheory is focused on this strategy. Problem Based Learning strategy inlearning at the higher education level has contribution to sharpen thestudents' competence/skill in applying various theories and theoreticalapproaches to the situationin society, specificallyconcerning to individuallife problems as a result of their interaction with the environment. Fromthe learning process of the Problem Based Learning, it is hoped that thestudentswill have sensitivityon problems around, so that they canstimulate the formationof skill to find the solution of problem-solvingusingmultidisciplinarypointof view.

Key words: Problem Based learning, learning, problem-solving.

Pendahuluan

Objek dari kajian Psikologi danKonseling adalah tingkah laku individu,yang merupakan manifes-tasi dariberbagai macam gejala jiwa. Tingkahlaku selalu merupakan hasil dariinteraksi dengan lingkungan. Hasil dariinteraksi dengan lingkungan tersebutjuga membawa imba5 yang seringmenjadi permasalahan yang berartibagi jalan kehidupan individu. Sehing-ga setiap saat, setiap waktu, individuselalu mengalami perubahan tingkahlaku yang terkadang cukup berarti bagiperputaran kehidupan individu tersebut.

Adanya berbagai macam perma-salahan hidup individu ini, tentu sajamendorong individu tersebut untukselalu berusaha mencari penyele-saiandari berbagai macam permasalahan.Tepat atau tidaknya pemecahanmasalah 5angat tergantung bagaimanacara individu itu mengolah informasiatau stimulus yang berbentuk masalahyang dipengaruhi dari kematangan danpengalaman individu tersebut dalam

menemukan pemecahan permasa-lahan 5ebelumnya.

Pendidikan, merupakan proses yang"mendewasakan8 manusia. Melaluikoridor pendidikan, diharap-kanpebelajar mampu menjadi individu yangdapat memecahkan berbagai macampermasalahan hidup, sehinggakemampuan adaptasi dan memper-tahankan hidupnya semakin hari akansemakin terasah. Sehubungan denganhal ini, Perguruan Tinggi yangmerupakan lembaga pendidikan yangikut bertanggungjawab menghasilkanSumber Daya Manusla yang mampumenghadapi berbagai macam perma-salahan, sebaiknya memiliki pendekat-an yang mengarah kepada pemberianpengalaman dalam menyelesaikanpermasalahsn. Secars lebih khusus,untuk pengkajian pengetahuan Psi-kologi dan Konseling, yang objekkajiannya adalah tingkah Iskumanusia, yang harus dimiliki ofehmahasiswa adalah berbagai macamcara atau metode penyelesaianmasalahan melalui pendekatan

* Dosen Jurusan PSkologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY

- --- --

Problem Based Learning da/am Pembe/ajaran di PergufUan Tinggi

pembelajaran yang tepat. Hal inidimaksudkan agar mahasiswa tersebutmemiliki keterampilan pemecahanmasalah yang berdasarkan padaberbagaimacam kajian teort . Salahsatu strategi pembelajaran yang saat iniperlu dikembangkan adalah ProblemSased Learning (PSL), yang intinyamerupakan strategi pembelajaran yangmendasarkan pada permasa-Iahan.PBL melibatkan aktivitas berpikirdalam proses pembelajaran untukmenemukan pemecahan masalah yangtepat. Pada pendekat-an ini,mahasiswa secara aktif akanmelakukan proses integrasi penge-tahuan atau pengalaman baru denganprior knowledge atau penge-tahuanyang sudah dimiliki.Dengan demikianstruktur kognitif mahasiswa selaluterjadi perubahan, yang akhimyadiharapkan mampu mem-bentukketerampilan mahasiswa dalammemecahkan permasalahan.

Pembahasan

1. KonsepPBL

Problem Based Learningdikembangkansejak 1960, nsmun diIndonesia diperkenalkansejak 1990(Susetyo, 2005). Problem BasedLearning adalah deskripsi pedagogisdart atiran konstruktivisme.Konstruk-tivisme merupaksn salah satu atiranfilsafat pengetahuan yang menekan-kan bahwa pengetahuan kitarnerupakanhasil konstruksi kita sendirt(Mattewsdalam Pannnen, did<,2001).MenurutaUranini, pengetahuan bukansesuatu yang statis dan deterministik,namun merupakan proses yangmenjadikan individu itu menjadimengetahui sesuatu. Pengetahuanmenjadi suatu konstruksi kognitifyangmerupakan akibat dari kenyataan yangterjadi melalui serangkaian aktivitas

individu. Konstruktivismemenekan-kanpentingnya mahasiswa aktif dalsmmengoraganisir informasi,mengembangkanhipotesis, mem-buatkeputusan,dan merefleksipengalamanuntuk mengembangkan kemampuanbelajar yang diterapkan dalam situasilain (dalam Susetyo, 1992).

Ahli lain, Duch tahun 1995 (dalamwww.uiLac.id.2006) mendefinisikanbahwa ProblemBasedLearning(PBL)adalah strategi pendidikan yangmendorongsiswauntukmengenalcarabelajar etan bekerjasama dalamkelompok untuk mencari penyelesaianmasalah-masalah di dunia nyata.Simulasi masalah digunakan untukmeng-aktifkan keingintahuan siswasebelum mulai mempelajari suatusubyek. PBL menyiapkansiswa untukberpikirsecarakritis etananaUtis,sertamampu untuk mendapatkan danmenggunakan secara tepat sumber-sumberpembelajaran.

ProblemBasedLearningberkorelasidengan fungsi kognitif yang bertsiberbagai macam aktivitas berpikirdalam tahap-tahap pembela-jarannya,entara lain pendayagunaan priorknowledge (pengetahuanyang sudahdimiliki), reorganisasi peng&tahuanbaru delam struktur kognitif, prosesanaUsis dan sintesis, strukturisasi danpengembangan ide, serta pemecahanmasalah. Dengan demikian, PBLmempunyai keunggul-an dalammengembangkan kekaya-anpengalaman belajar melalui proseskognitif yang kritis yang diintegrasikandengan pengetahuan yang telahdimiliki, dan mengem-bangkankemampuan untuk mene-rapkan yangdiasosiasikan pada situasi berbeda denmasa yangaksn datang (Susetyo,2004).BiladHihatdari lebihdalamlagi,dengan pendekatan PBL, makapemecahan masalah dapat lebih

Paradigma, No.01 Th.I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

komprehensif. Pendapat ini jugadikuatkan oleh Jerome Bruner (dalamBudiningsih,2004), salah satu ahli studiperkembangan kognitif, mengatakandengan teorinya yang disebut freediscovery learning yang pokok teorinyamengatakan bahwa proses belajarakan beJjalan baik dan kreatif, bilapendidik memberi kesempatan kepadapebelajar untuk menemukan sesuatukonsep, teon, aturan, atau pemahamanberbagai macam contoh tentangkehidupan dan permasalahannya.Dalam situasi belajar, mahasiswaterlibat langsung dan akan memperolehinsight untuk pemecahan masalah. Biladitinjau dari Teon Belajar Jean Piaget(dalam Tim Penulis Buku PsikologiPendi-dikan, 2004), PBl sudah melalui3 tahapan proses belajar, yaituasimilasi, akomodasi, dan equilibrasi.Proses asimilasi terjadi dengan adenyapenyatuan informasi baru berupapengetahuan yang diperolehmahasiswa dengan pengetahuan yangtelah ada, yaitu materi-materiperkuliahan yang sudah diberikansebelumnya. Tahapan akomodasi yangteJjadi adalah penyesuaian strukturkognitif, sedangkan pada tahapequilibrasi pada PBl ini adanyapenyesuaian antara asimilasi danakomodasi berupa pengkajian berbagaimacam teori-teori yang sudah didapatyang tepat untuk penyelesaian masalahyang diajukan.

Dari uraian tersebut, dapatdikatakan bahwa PBl merupakanmetode yang tepat untuk pembelajaranorang dewasa dan menghasilkan lebihbaik delam hal retensi pengetahuan,daya transfer belajar ke situasi lain, danmengembangkan self directed learningdan mengembangkan life-long learner(Norman dan Schmidt dalam Bigelow,2004).

2. Perbedaan PBL denganPendekatan Konvensional

Dalam pendekatan konvensional,mahasiswa terlihat cenderung pasifdalam proses belajar dan bergantunghanya dengan baharHbahan yangdiberikan dosen saja. Motivasiyangrendah pada mahasiswauntukmencaribahan-bahan lain dirasakan penulissangatlah rendah, sehingga seringkalihal ini menjadi pengham-bat dalamproses pembe-Iajaran. Ide-ide yanginovatifdan kreatiftidak tampakdalamdiskusi ataupun tanya jawab di dalamkelas. Hal ini berimbas kepada dosenitu sendiri dan tantu saja mahasiwayang terlibat. Dosen yang masihmenerap-kan hal yang demikianakanmenjaditidakberkembangdalamkajianilmu, sehingga proses transfer oflearningyang diberikantidak beJjalandengan bail<,dikarenakantidakadanyakomunikasidua arah dan proses yanginteraktifantara dosen dan mahasiswa.Dari segi mahasiswa, yang tidakdifasilitasi kreativitasnya dalammengkajidan mencaribahan yang lain,selain menurunkan motivasi belajaryang dikhawatirkan dapatmempengaruhi motivasi untukberprestasi,dampaknegatiflainadalahketidakmampuanmahasiswa tersebutbilamanamenghadapiberbagaimacamkasus atau permasalahan dirimaupunklienbilamansudah lulus nanti.Selainitu, proses belajar menjadi rutinitassemata karena mahasiswa tidakmelihat sesuatu yang menarikdanmenantang untuk dikaji.Pemeroleh-anpengetahuan di per-guruan linggi,bilamanasering terjadi seperti di etas,maka tingkatan yang didapat hanyaberupa wacana delam kognitif sajatanps bisa diimplementasikandalamkehidupanyangnyata.

Selain hal yang sudah disebut-kan,tuntutan akan kompe-tensi sebagai

Problem Based Leaming da/am Pembe/ajaran di PelTJuruan Tinggi

Sumber Daya yang handal, makasangat dibutuhkan kompetensi IulusanPerguruan Tinggi untuk menentukankeputusan-keputusan yang tepat ataspermasalahan yang sifatnya proba-bilistik. Sehingga, harapannya,khususnya untuk ke-mampuan psikologdan konselor, yang harus dikuasaiselalu dihubung-kan denganpengambilan keputusan ataspermasalahan yang sifatnya diagnosismaupun keputusan untuk menentukanarah intervensi atau per1akuanterhadapklien.

3. Karakteristik Problem BasedLearning

Menurut Jefferson (2001), adabeberapa karakteristik dari PSL yangmenunjukkan adanya perbedaandengan strategi pembe/ajaran yanglain, yaitu :

a. Problem Based Learningmerupakan subset dari collabo-rative learning. Da/am pembe-lajaran yang menggunakan strategiPSL, siswa bekerja sarna secaraberkelompok untuk mencapaitujuan bersama. Setiap anggotakelompok menyumbangkaninformasi, pengalaman, ide, sikap,pendapat, kemampuan danketerampilan yang dimilikinya,untuk secara bersama-sama salingmeningkatkan pemaham-anseluruh anggota. Dosen menjaditutor yang memfasilitasi mahasiswamenjadi aktif. Oleh karena itu,strategi ini menciptakan suasanayang /ebih aktif, lingkungan yangpembe-Iajarannya berpusat padamahasiswa. Dengan demikian, bagimahasiswa sendiri merasa senangkarena difasilitasi untuk berkreasidan merasa dihargai.

b. Karakteristik PSL yang keduaadalah masalah yang akandipecahkan diberitahukanter/e-bihdahulu sebelum siswa memi-likipengetahuan baru yang menjadidasar untuk pemecahan masalsh.Da/am program kegiatan belajar,siswa akan berusaha untukmanesri berbagai macampemecahan masalah denganpengetahuan yang dimilikidenganpengetahu-anbaru tentang situasi-situasi yang sebenamya, sehinggaakhimya akan berasimilasi danberakomodasi, sehingga me-munculkanpenge-tahuanbaru .

c. Karakteristikyang ketiga adalahintegratif. Tujuan utama daripembelajarandengan strategi PSLiniadalah mendorongkemampuansiswa, sehingga semua materiperkuliahanyang sudah dipelajari,diharapkan dapat diintegrasikandalam pengetahuan barumahasiswa untuk memecahkanmasalah tersebut. Dalam hal ini,pendidik sebagai fasilitator yangmembantu utntuk menolong denmendorong siswa menemukansolusi yang tepat denganpendekatanyangsistematik.

d. Karakteristikyang terakhir adalahadanya evaluasi ter-hadap prosespemecahan masalah. PadaProblemBased Leaming, evaluasitidak dilakuk-an denganmenggunakanpro-sedurseperti tespilihan berganda. essay. ataumodel ujian tertulis lainnya.Pendekatan evaluasi yangdilakukanPSL inisdalah lebihdariproses metakognisi. Siswadidorong untuk memonitorpengetahuan yang sudahdiperolehnya dalam prosespenemuan hasil peme-cahanmasalah dengan mem-buat

Paradigma, No. 01 Th.I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

perencanaan pembela-jaran yangefektif dalam kaitannya denganpermasalahan yang di-ajukanberdasarkan kelebihan dankekurangan dari pengetahu-snyang sudah ada.

4. Implementasi PBL pacta Pem-belajaran di Perguruan Tinggi

Salah satu contoh implementasiPBl dalam pembelajarandi perguruanTinggi, misalnya pada pembelajaranmateri konseling bagi masyarakat.Dengan strategi ini, mahasiswadiberikan suatu perma-salahan yangberhubungandengan kehidupansosial.Kemudiansecara berkelompok(sekitar5 - 8 orang), selama 2-3 jam merekadiharapkan akan berusaha untukmencari solusi atas permasalahantersebut. Untuk mendapatkan salusi,mereka diha-rapkan secara aktifmencariinformasiyang dibutuhkandaribert>agai sumber. Informasi dapatdiperolehdari bahan bacaan (literatur),narasumber,dan lainsebagainyayangtentu saja didasari denganpengetahuan mengenai dasar-dasardan teknik konseling yang sudahdiajarkan. Mahasiswa difasilitasiolehdosen denganmemeprhatikanlangkah-langkah yang dalam penggunaanstrategi PBl ini. Ada 10 macamlangkah yang harus dilakukan oIehmahasiswa (www.telaaa.cs.ui.ac.id).yaitu:

a. Identifikasimasalah. Identifikasiinidapat dilihat dari hal-hal yangmenyebabkanatau melatarbelakngiterjadinyapermasalahan.

b. Analisamasalah. Hal ini dilakukandengan melakukananalisa fungsi,yaitu dengan memperhatikanantecedent atau hal-hal yangmenjadi pencetus timbulnya

permasalahan,kemudianmenjelas-kan apa yang dimaksud denganpermasalahan yang ada padamasyarakat tersebut denganmemperhatikanintensitas, durasi,atau frekuensi kemunculan per-masalahan, serta menjelaskantentang konsekuensi adanyapermasahantersebut

c. Hipotesis/penjelasan logiksistematik. Beranjak dari tahappertama dan kedua, mahasiswadiharapkan dapat menarikkesimpulan sementara berupahipotesisyangmenjelaskantentanghubungan antara berbagai macamkejadian yang menimbulkanpermasalahantersebut.

d. Identifikasi pengetahuan. Maha-siswa dimotivasi untuk memun-culkan berbagai macam penge-tahuan apa saja yang sekiranyadapat membantu pe-mecahanmasalah tersebut dari bert>agaimacamsudutpandangilmu.

e. ldentifikasipengetahuanyang telahdiketahui. Mengidentifikasipengetahuanatau materikonselingapa saja yang sudahdimiliki.

f. Penentuan sumber belajar. Ma-hasiswa akan menentukansumberbelajaryangberupapemilihanbukudi perpustakaan, pencarianreferensi melaluiinternetatau yanglain

g. ldentifikasi pengetahuan baru.Setelah melalui tahap keenam,maka mahasiswa dapat meng-identifikasi semua pengetahuanbaru yang didapatkan danmengidentifikasi pengetahu-anyang mendorongadanya berbagaikemungkinan salusi yang tepatatas permasalahanyangdihadapi.

- - - - --

---- ----

Problem Based Learning dalam Pembelajaran di Petguruan Tinggi

h. Sintesis pengetahuan lama danbaru untuk diterapkan padamasalah. Selanjutnyapada tahapini, mahasiswa diharapkan dapatmensintesiskan prior knowledgedengan pengetahuan yang baru,sehingga mampu menemukanpemecahan masa-Iah denganmenggunakanpro-seduryangtepatuntuk memberikankonselingpadamasyarakattersebut.

i. Monitorkegiatan. Pada tahap ini,mahasiswa merefleksikanapa sajakegiatanyang sudah dilakukandanapa saja yangsudahdiperoleh.

j. Menyimpulkan hal yang tidakterpelajari. Dari hasil langkah-langkah sebelumnya, makamahasiswa dapat menyimpulkanhal-hal yang tidak dipelajarisebelumnya, dan dapat mem-berikan masukan atas apa yangsudah dipelajarisebelumnya,yangkemudian dilanjutkan denganlangkah menyusun laparan. Padalangkah akhir, mahasiswadiharapkan mampu menerapkanpemecahan atau cara yangdiperolehpada masalahlain.

Dalam implementasistrategi PBl,disadari ada beberapa hambatanyangdapat terjadi, sehingga pelaksanaanPBl ini ticlakberjalan dengan lancar.Hambatan pertama adalah dari segiwaktu, karena penggunaan strategiPBl meng-gunakanwaktu yang lama(2-3 jam, bila semua mahasiswaaktif).Hambatankedua , yaitu referensiataupenyediaan sumber-sumber belajaryang memuat kajian-kajian penge-tahuan yang baru yang sesuai dengankeadaan saat ini, terutama denganpermasa/ahan yang dihadapi untukdipecahkan. Hambatan ketiga adalahsulitnyamerubahkebiasaan pengguna-an metode konvensional,baikdari sagi

dosen maupun mahasiswa. Terakhir,hambatan keempat, bilamanakemampuan mahasiswa yang tidakmemenuhi kriteria sebagai Kmaha-siswa" sebenamya, karena kemam-puan kognitif yangtidak mampu untukmenganalisis dan mensintesiskanberbagai macam hal. Namun, walaupunhambatan itu ada, sekiranya haltersebut tidaklah menurunkan hasratuntuk melaksanakan strategi pem-belajaran PBl ini.

Penutup

1. Problem Based Leaning (PBl)merupakan strategi pembelajaranyang tepat diaplikasikan padaproses pendidikan di PerguruanTinggi. Hal ini dikarenakan strategiPBL sangat berbeda denganpendekatan konvensional.ProblemBased Learning merupakanstrategi pembelajar-an yangmendasarkan pada permasalahan.PBl melibatkan aktivitasberpikirdalam proses pembelajaranuntukmenemukan pemecahan masalahyang tapal Problem BasedLearning berko-ralasi denganfungsikognitifyang berisiberbagaimacam aktivitas berpikir dalamtahap-tahap pembelajarannya,antara lain pendayagunaanpriorknowledge (pengetahuan yangsudah dimiliki ), reorganisasipengetahuan baru dalam strukturkognitif, proses analisis dansintesis, strukturisasidan pengem.bangan ide, serta peme-cahanmasa/ah.

2. KarakteristikcIariPBl ; subsetdaricollaborative learning, masa/ahyang akan dipecahkan diberitahu-kan terlebihdahulu sebelumsiswamemilikipenge-tahuan baru yangmenjadi dasar untuk pemecahan

Paradigma, No. 01 Th.l, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

masa-Iah, bersifat integratif , danadanya evaluasi terhadap prosespemecahan masalah.

3. Sepuluh langkah dalam pengiple-mentasian PBl; identifikasimasalah, analisa masalah,perumusan hipotesis I penjelasanlogik sistematik, identifikasipengetahuan, identifikasi penge-tahuan yang telah diketahui,penentuan sumber belajar,identifikasi pengetahuan baru,sintesis pengetahuan lama danbaru untuk diterapkan padamasalah, monitor kegiatan,menyimpulkan hal yang tidakterpelajari, dan pada langkah akhir,mahasiswa diharapkan mampumenerapkan pemecahan atau carayang diperoleh pada masalah lain.

DaftarPustaka

Tim Penulis. 2004. Psikologi Pendi-dikan. Bahan Perku/iahan. Univer-sitas Negeri Yogyakarta: FakultasIImuPendidikan

www.telaaa.cs.uLac.id. Problem Ba-sedlearning dan Collaborativelearning. Maret 2006

Jefferson, J., R. 2001. Problem-basedlearning and the promotion ofproblem solving: Choices forphysical therapy curricula. JournalofPhvsical Theraov Education, Sprina2001

Pannen, P., Mustafa., D., Sekar-winahyu, M. 2001. Konstruk-tivismeda/am Pembe/ajaran. JakartaProyek Pengem-bangan UniversitasTerbuka, DitjenDIKTI

Susetyo, Y., F., 2004. Paper PsikologiBelajar lanjut. Tidakditerbitkan

Bigelow, J.D. 2004. Using ProblemBased learning to Develop Skills inSolving Unstructured Problems.Journal of Management Educa-tion,Vol.28, No 5, 591-609

Budiningsih, C., A. 2004. Belajar danPembelajaran. Bahan Perkuliah-an.Universitas Negeri YogyakartaFakultas IImuPendidikan

- ------