stock price bubble pada pasar saham indonesia …
TRANSCRIPT
STOCK PRICE BUBBLE PADA PASAR
SAHAM INDONESIA 2007-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Al Faisal Mulk 2013110067
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 1759/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2018
BANDUNG 2018
STOCK PRICE BUBBLE ON INDONESIAN
STOCK MARKET 2007-2015
UNDERGRADUATE THESIS
Submitted to complete part of the requirements for Bachelor’s Degree in Economics
By Al Faisal Mulk 2013110067
PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS
PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by National Accreditation Agency No. 1759/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2018
BANDUNG 2018
i
ABSTRAK
Perekonomian Indonesia terus mengalami pertumbuhan pasca krisis moneter tahun
1998. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mendorong perkembangan pasar saham
Indonesia dilihat melalui perkembangan indeks harga saham gabungan (IHSG)
yang memiliki tren peningkatan. Peningkatan harga saham yang berlebihan dan
menjauhi nilai fundamentalnya, stock price bubble, dapat berdampak buruk bagi
perekonomian ketika bubble tersebut mencapai kondisi bursts. Penelitian ini
mengidentifikasi stock price bubble pada pasar saham Indonesia periode 2007-
2015. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode Specification Tests yang
dikembangkan oleh Kubicova & Komarek (2011). Metode ini dibangun dengan
asumsi perilaku investor yang bersifat rasional. Hasil penelitian menemukan bahwa
tidak terdapat stock price bubble pada pasar saham Indonesia periode 2007-2015.
Tidak terdeteksinya kondisi bubble pada pasar saham Indonesia didukung oleh
perilaku rasional investor yang bertindak sesuai dengan kondisi fundamental.
Kata kunci: stock price bubble, nilai fundamental, harga saham, perilaku rasional
investor
ii
ABSTRACT
Indonesia economy continue to grow after the monetary crisis in 1998. Indonesia’s
economic growth boosted the development of Indonesia’s stock market by the
development of Indonesia stock price index (IHSG) which has an upward trend.
Excessive stock price increases and away from it’s fundamental value, stock price
bubble, could have a negative impact to the economy when the bubble’s bursts.
This study identify stock price bubble on the Indonesian stock market for 2007-2015.
Identification done with using Specification Tests method developed by Kubicova &
Komarek (2011). This method is built under assumption that the investor behavior is
rational. This research finds that stock price bubble is not found on Indonesian stock
market for period 2007-2015. Thus, the absence of bubble condition on Indonesian
stock market supported by investor’s rational behavior which acts according to the
fundamental conditions.
Key words: stock price bubble, fundamental value, stock price, investor rational
behavior
iii
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil alamin.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Stock
Price Bubble pada Pasar Saham Indonesia 2007-2015”. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi perbaikan di masa
mendatang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, arahan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya:
1. Kedua orang tua tercinta, Selly Warsiana Soewarta dan Faizin
Djakasuria, terima kasih banyak atas segala doa, kasih sayang,
dukungan, materi, perhatian, nasihat sehingga penulis dapat termotivasi
untuk selalu membahagiakan dan memberikan yang terbaik untuk
mereka.
2. Kedua adik penulis, Hadjun Ibrahim Djakasuria dan Siti Furqonti Fatimah
Djakasuria, serta seluruh keluarga besar penulis terutama Oma, Tante
Wendy, Bapak Agus, Mama Euis, Mama Fenty, Mama Dotty, Papa Ivan,
Om Adha, Om Dinda dan seluruh anggota keluarga yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuan,
bimbingan, perhatian, kasih sayang, dan motivasinya selama ini.
3. Ibu Dr. Miryam Bellina L. Wijaya, selaku dosen pembimbing dan Ketua
Program Studi Ekonomi Pembangunan. Terima kasih banyak atas
segala waktu, pikiran, ilmu, dan tenaga dalam membimbing penulisan
skripsi ini. Terima kasih juga atas nasihat, pelajaran, perhatian, dan
pengalaman yang berharga selama penulis menimba ilmu di Universitas
Katolik Parahyangan.
4. Bapak Charvin Lim, S.E., M.Sc. selaku dosen ko-pembimbing, terima
kasih banyak atas ilmu, waktu, dukungan, pikiran, motivasi, tenaga, dan
bimbingannya dalam penulisan skripsi ini serta terima kasih atas
pengalaman berharga selama masa perkuliahan.
iv
5. Ibu Hilda L. Masniaritta Pohan, Ph.D., selaku dosen wali penulis. Terima
kasih banyak atas ilmu, waktu, perhatian, dukungan, pikiran, motivasi,
tenaga, pengalaman, dan bimbingannya selama ini.
6. Seluruh dosen dan staff keluarga Ekonomi Pembangunan : Bapak Dr.
Fransiscus Haryanto, Ibu Ivantia Savitri M., Ph.D., Bapak P.C. Suroso ,
Drs., MSP., Lic.Rer.Reg., Ibu Anna F. Poerbonegoro Dra., M.A., Bapak
Chandra, S.E., M.M., M.Sc., Bapak Aswin Masudi, S.E., MSE., Ibu
Januarita Hendrani, Ph.D., Bapak Ishak Somantri, Drs., MSP., Ibu
Noknik K. Herawati, Dra., M.P., Ibu Siwi Nugraheni, Dra., M.Env., Bapak
Dian Fordian, Bapak Agus Sukmana, dan Bapak Yohanes Eko Winarno.
7. Keluarga “Yang Penting Hepi” : Jodi, Nurkhandika, Aldwyn, Faza, Fiat,
Hanandito, Galih, Shafly, Faisal, Tris, Dikcit, Agung, Sarkoji, Rizal.
Terima kasih atas dukungan dan pengalaman yang berarti.
8. Keluarga Kontrakan Yons : Darryl, Jonathan, Benedict, dan Diggem.
Terima kasih atas dukungan dan pengalaman yang berarti.
9. Imun, Rania, Tsana, Kaka, Getha, Ajeng, Mariska, Gege, Tari, Aurel,
Eno. Terima kasih atas dukungan dan pengalaman selama perkuliahan.
10. Geng Perantau : Arda, Argha, Ferdinand, Yosi, Timmy, dan Fikri, serta
rekan-rekan IESP 2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Terima kasih atas segala dukungan dan pengalaman selama
perkuliahan.
11. Keluarga besar LKM 2015/2016 khususnya keluarga Kementerian Luar
Negeri : Benny, Afi, Indah, Adi, Anton, Olin, Clarissa, Dea, Elsa, Fairus,
Ule, Ica, Irene, Laras, Meylina, Rana, Rizal, Sarah, Bayu, Shandy.
Terima kasih atas pelajaran, dukungan, motivasi, dan pengalaman
bersama.
12. Keluarga besar Penegak Disiplin Fakultas Ekonomi Universitas
Parahyangan : Adot, Jojo, Rendra, Decky, Majid, Boim, Ira, Irvan, Adrian,
Sari, Akbar, Saras, Ica, Nico, Vito, Rio, Bit, Mega, Salsa, Ical, Meddy,
Ijul, Faishal, Unuy, Obet, Aji, Yeni, Jadul, Intan, Danti, Ines, Bowo, Ivan,
Rawa, Radhit, Sheila, Carol, Barata, Kemal, Mikha, Danyie, Elvina,
Inesia, Ivander, Izzi, Jemy, Chika, Dede, Vita. Terima kasih atas
pengalaman berharga selama ini.
v
13. Sahabat seperjuangan EMK : Andrew, Opi, Catra, Tara, Regina, Thania,
Anas, Jessica, Nauli, Cechil, Ervina, Nidia, Mathew, Audi, Raisa, Sarah,
Iman, Billy, Efryda, Hafiz, Rifa, Artauli, dan Windy. Sukses untuk kita
semua!
14. Sahabat Ekonomi Pembangunan : Lukman, Singgih, Minceu, Deba,
Ebet, Arthur, Mia, Agung, Dana, Gerry, Kahfi, Pandu, Gege, Rizfa,
Gereon, Radit, Ije, Iyay, Gabay, Nizar, Fikran, Henk, Rey, Tilu, Haris,
Bila, Tami, Arini, Dira, Zeisha, Sheby, Lizzy, Farel, Tama, Gelora, Laras,
Sisi, Yolla, Kea, Rama, Venny, Torino. Terima kasih telah menjadi
bagian dari perjalanan perkuliahan penulis.
15. Sahabat-sahabat penulis hingga saat ini, Yohanes, Icha, Eldwin, Rizal,
Reyner, Inno, Arvel, Veto, Yosu, Osmar, Kenny, Aii, Abby, Guntur,
Nervy, Acep, Aldi, Arma, Desmar, Fay, Azka, Boma, Delgar, Gusti, Rozi,
Zaka, Edu, Fakhri, Ibnu, Jelita, Nadya, Dara, Nde, Ivy, Acit, Bli, Mabel,
Rosi, Ridho Yoga, Rere, Kiki, Fika, Ading, Cheya, Fanny, Belle, Agis,
Iko. Terima kasih atas segala dukungan dan canda tawa selama ini.
16. Keluarga Sabhawana Angkatan 32 : Dea, Dimas, Dika, Ajay, Eka,
Harzha, Anin, Inan, Okky, Rhisyad, Selta, Odi, dan Yasmin. No guts no
glory! Sukses untuk kita semua!
17. Semua pihak dan rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,
terima kasih atas segalanya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat kepada para
pembacanya. Besar harapan penulis agar skripsi ini dikembangkan untuk
penelitian-penelitian berikutnya yang lebih baik. Sadar bahwa skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, penulis sangat terbuka terhadap kritik ataupun saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Bandung, Juli 2018
Al Faisal Mulk
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………….. ................................................................................................ i
ABSTRACT………. ..................................................................................................... ii
PRAKATA…………….. .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... viii
BAB 1 – PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................................. 11.2 Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................ 41.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 51.4 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 5
BAB 2 – TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 7
2.1 Stabilitas Sistem Keuangan ........................................................................... 72.2 Pasar Finansial ............................................................................................ 102.3 Saham ......................................................................................................... 122.4 Stock Price Bubble ...................................................................................... 142.5 Rational Bubbles .......................................................................................... 18
BAB 3 – METODE DAN OBJEK PENELITIAN ......................................................... 21
3.1 Metode Penelitian ........................................................................................ 213.2 Objek Penelitian ........................................................................................... 24
BAB 4 – HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 28
4.1 Hasil Pengolahan Data ................................................................................ 284.2 Pembahasan ................................................................................................ 31
BAB 5 – PENUTUP .................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 36
LAMPIRAN 1. HASIL REGRESI MODEL PERTAMA ......................................... A-1
LAMPIRAN 2. HASIL REGRESI MODEL DENGAN VARIABEL PENGUJI ........ A-2
LAMPIRAN 3. UJI MULTIKOLINEARITAS .......................................................... A-3
LAMPIRAN 4. HASIL UJI VIF .............................................................................. A-4
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................... B-1
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Laju Pertumbuhan PDB Indonesia 1999-2016 (%) ..................... 2
Gambar 2. Grafik Perkembangan Indeks Pasar Modal 2011-2017 ......................... 3
Gambar 3. Hubungan Stabilitas Sistem Keuangan dan Stabilitas Moneter ............ 8
Gambar 4. Indikator Pengukuran Stabilitas Sistem Keuangan ............................... 9
Gambar 5. Peran Pasar Finansial dalam Pendanaan dan Investasi ..................... 11
Gambar 6. Grafik Harga Saham Perusahaan (Rupiah) ......................................... 25
Gambar 7. Grafik Nilai Fundamental Perusahaan (Satuan) .................................. 26
Gambar 8. Posisi Koefisien Uji Durbin-Watson ..................................................... 29
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variabel dan Sumber Data ...................................................................... 22
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 28
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas VIF Model Pertama ......................................... 28
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas VIF Model Kedua ............................................ 28
Tabel 5. Kriteria Nilai Uji Durbin-Watson ............................................................... 29
Tabel 6. Hasil Regresi Model Pertama .................................................................. 30
Tabel 7. Hasil Regresi Model dengan Variabel Penguji ........................................ 30
1
BAB 1 – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Stabilitas sektor keuangan merupakan salah satu perhatian utama otoritas di suatu
negara. Hal ini didasari pada sektor keuangan yang memiliki peran penting melalui
penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan. Sektor keuangan hadir untuk
memfasilitasi perkembangan sektor riil. Dengan adanya sektor keuangan, sektor riil
dapat tambahan modal yang dapat digunakan untuk kegiatannya. Selain itu, sektor
keuangan juga menjadi tempat bagi pemilik dana yang ingin menginvestasikan
dananya. Sebagai intermediasi bagi berbagai pihak, kegiatan dalam sektor
keuangan patut menjadi perhatian karena fungsinya yang memiliki hubungan
kepada berbagai pihak.
Pasar modal merupakan bagian dari sektor keuangan dan kegiatan pada pasar
modal harus diperhatikan guna mendukung stabilitas sektor keuangan. Pasar modal
menjadi alternatif bagi emiten yang membutuhkan suntikan dana untuk
perkembangan dan ekspansi perusahaan serta mengelola modalnya. Di sisi lain,
investor dapat memeroleh produk investasi yang cenderung lebih menarik dengan
return yang lebih menarik dibanding produk keuangan lainnya. Investor dapat
mengalokasikan dana yang dimilikinya pada saham maupun surat utang yang
merupakan instrumen yang menjadi pilihan utama pada pasar modal.
Perkembangan pasar modal sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah
satunya adalah permintaan dan penawaran pada instrumen pasar modal.
Perekonomian negara berkembang di Asia, seperti Indonesia, memiliki
kecenderungan perkembangan finansial yang lebih solid dari Amerika Latin dan
Eropa sehingga menjadi sasaran investasi bagi investor. Pada dasarnya investor
akan menanamkan modalnya berdasarkan spekulasi pada pasar. Perekonomian
negara yang membaik dapat mendorong minat investor sehingga meningkatkan
permintaan suatu aset keuangan kemudian mendorong peningkatan harga.
Peningkatan permintaan pada aset dapat mengakibatkan peningkatan pada harga
aset tersebut (Kim & Yang, 2011).
2
Gambar 1. Grafik Laju Pertumbuhan PDB Indonesia 1999-2016 (%)
Sumber: World Bank (2017), Diolah.
Perekonomian Indonesia mengalami perbaikan pasca krisis moneter 1998 yang
dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDB Indonesia. Pasca krisis moneter 1998
perekonomian Indonesia memiliki tren peningkatan pada laju pertumbuhan PDB.
Rata-rata laju pertumbuhan PDB Indonesia pada periode 1999-2016 adalah
sebesar 5 persen dengan peningkatan terbesar yakni pada tahun 1999 menuju
2000 yaitu sebesar 4,1 persen. Hal ini mengindikasikan bertumbuhnya serta
membaiknya perekonomian Indonesia. Tren peningkatan pertumbuhan ekonomi
Indonesia didorong oleh berbagai sektor yang berperan dalam perekonomian salah
satunya sektor keuangan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diiringi dengan
meningkatnya aktivitas dalam sektor keuangan khususnya pasar modal. Hal ini
dapat dilihat dari aktivitas perdagangan saham sebagai salah satu instrumen dalam
pasar modal Indonesia yang dalam kurun waktu satu dekade terakhir memiliki tren
peningkatan.1
1Sumber: IDX Composite Index (2018), Trading Economics (2018).
0.0%
1.0%
2.0%
3.0%
4.0%
5.0%
6.0%
7.0%
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Linear (Laju Pertumbuhan PDB Indonesia)
3
Gambar 2. Grafik Perkembangan Indeks Pasar Modal 2011-2017
Sumber: OJK (2017), Diolah.
Grafik di atas menunjukkan perkembangan indeks pasar modal selama periode
2011-2017. Dalam grafik dapat dilihat selama tujuh periode terakhir indeks pasar
modal Indonesia memiliki tren peningkatan. Secara spesifik, rata-rata
perkembangan indeks harga saham gabungan (IHSG) ialah sebesar 4.840,74
dengan rata-rata perkembangan indeks saham yang tergabung dalam LQ45 adalah
sebesar 824,9. Sementara, rata-rata perkembangan Jakarta Islamic Index (JII)
adalah sebesar 606. Perkembangan indeks pasar modal Indonesia dapat
menggambarkan meningkatnya aktivitas perdagangan instrumen pasar modal
Indonesia yaitu saham. Meningkatnya aktivitas pada perdagangan suatu aset
mengindikasikan meningkatnya permintaan dan penawaran aset tersebut. Hal ini
dapat berpengaruh pada harga aset yang diperjualbelikan.
Peningkatan harga pada suatu aset secara berlebihan dapat mengganggu stabilitas
sektor keuangan melalui perdagangannya terutama spekulasi yang dilakukan oleh
pelaku investasi. Peningkatan yang terlalu berlebihan pada harga aset dapat
mengganggu kondisi sektor keuangan melalui aktivitas perdagangannya (Abreu &
Brunnermeier, 2003). Secara garis besar, keputusan seorang investor melakukan
investasi pada suatu aset didasari pada spekulasi pada aset tersebut. Ketika
permintaan suatu aset meningkat, harga dari aset tersebut akan terpengaruh.
Peningkatan yang terlalu signifikan pada harga aset dapat merugikan pemilik aset
salah satunya ketika terjadi kejenuhan dari aktivitas aset tersebut.
Peningkatan yang berlebihan pada harga suatu aset khususnya saham diistilahkan
sebagai stock price bubble dan peningkatan yang terus menerus berpotensi
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
0
200
400
600
800
1000
1200
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
IHSG
Inde
ks L
Q45
& J
II LQ45
JII
IHSG
4
merugikan ketika harga aset tersebut jatuh. Beberapa penelitian merumuskan stock
price bubble dengan membandingkan kenaikan signifikan pada harga saham
dengan nilai fundamental saham tersebut. Nilai fundamental menjadi faktor penting
untuk mendefinisikan kondisi bubble karena menjadi batas dari kondisi tersebut.
Nilai fundamental merupakan nilai sesungguhnya suatu aset tanpa spekulasi
investor sebagai pembentuknya. Beberapa penelitian mendefinisikan nilai
fundamental sebagai nilai sesungguhnya dari aset yang didasari pada persepsi
mengenai nilai riil termasuk semua aspeknya pada bisnis.
Spekulasi investor pada suatu aset dapat menjadi faktor besar dalam kasus
meningkatnya harga aset. Peningkatan permintaan tersebut dapat mendorong
ekspektasi investor lain bahwa harga aset tersebut akan meningkat di masa depan.
Tidak menutup kemungkinan spekulasi tersebut tidak sejalan dengan kenyataan di
masa datang. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan spekulasi tersebut tidak
berjalan sesuai dengan kenyataan. Beberapa diantaranya adalah membaiknya
perekonomian asing serta kinerja perusahaan luar negeri. Selain itu, kinerja
perekonomian dalam negeri yang tidak tumbuh sejalan dengan peningkatan harga
aset menjadi salah satu faktor penting. Spekulasi investor pada harga aset dapat
berpengaruh pada keputusannya dalam berinvestasi. Kondisi bubble yang didorong
oleh spekulasi investor yang tidak sesuai dengan kondisi fundamentalnya dapat
menyebabkan kepanikan pasca harga suatu aset dianggap sudah tidak wajar.
Bubble pada harga aset dapat memengaruhi ekonomi riil melalui distorsi keputusan
ekonomi (Kubicova & Komarek, 2011).
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Pasar modal merupakan bagian penting bagi stabilitas sektor keuangan dan
kegiatan pasar saham sebagai salah satu pasar yang berperan penting dalam pasar
modal serta sistem keuangan patut menjadi perhatian. Pasar saham menjadi pilihan
utama investor yang ingin menginvestasikan dananya dengan pilihan instrumen
yang variatif dan tawaran return yang cenderung lebih tinggi. Pasar saham juga
tidak terlepas dari risiko pasar dan risiko pasar tersebut cenderung tinggi. Aktivitas
investor yang melakukan spekulasi pada suatu saham merupakan salah satu
penyebab risiko pasar saham dan dapat berpengaruh pada harga saham. Harga
saham yang meningkat jauh melampaui nilai fundamentalnya, stock price bubble,
dapat berdampak pada kerugian yang dialami oleh berbagai pihak.
Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan, penulis merumuskan dua pertanyaan
penelitian yang akan dibahas pada penelitian mengenai bubble pada harga aset.
Pertanyaan penelitian yang diajukan:
5
1. Apakah terdapat indikasi price bubble pada pasar saham Indonesia?
2. Apakah perilaku rasional investor mendorong terciptanya price bubble pada
pasar saham Indonesia?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Bubble pada harga aset dapat merugikan berbagai pihak ketika mencapai kondisi
jatuh atau pecah (burst). Bubble pada harga aset adalah kondisi ketika harga dari
suatu aset meningkat jauh lebih tinggi dibanding nilai fundamentalnya. Bubble dapat
dipicu oleh meningkatnya permintaan pada suatu aset. Kerugian yang dialami
akibat pecahnya suatu bubble kemudian dapat berdampak lebih besar pada
perekonomian sehingga dibutuhkan perhatian pada aktivitas pasar. Saham
merupakan salah satu instrumen atau aset yang diperdagangkan pada pasar modal
dan perubahan harga saham salah satunya bergantung pada keputusan investor.
Penelitian ini akan menganalisis aktivitas pasar saham Indonesia dengan
mengidentifikasi stock price bubble pada pasar saham Indonesia. Demi menjaga
stabilitas sistem keuangan suatu negara, diperlukan pemantauan pada setiap
aktivitas setiap sektor dalam sistem keuangan. Dengan mengidentifikasi stock price
bubble pada pasar saham Indonesia dapat terlihat apakah terdapat price bubble
pada pasar saham Indonesia. Jika hasil menunjukkan bahwa teridentifikasi stock
price bubble pada pasar saham Indonesia yang didasari oleh perilaku rasional
investor maka hasil dapat berguna bagi otoritas guna menjaga stabilitas sektor
keuangan dan pertimbangan investor dalam berinvestasi.
1.4 Kerangka Pemikiran
Pasar modal merupakan bagian dari sistem keuangan yang memiliki peran penting
pada perekonomian suatu negara. Pasar modal berfungsi sebagai intermediasi
antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan.
Salah satu bagian dari pasar modal yang menjadi pilihan utama bagi investor,
selaku pemilik dana, ialah pasar saham. Pasar saham merupakan salah satu
tempat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan yaitu aset berupa saham.
Saham menjadi aset utama yang dipilih oleh investor untuk melakukan investasi
karena bervariasinya jenis produk dan return yang akan didapatkan oleh investor
cenderung lebih menguntungkan.
Dasar dari penelitian ini menjadikan harga saham sebagai objek dalam penelitian
adalah karena harga aset khususnya saham yang dapat berubah berdasarkan
faktor fundamental tetapi juga perlu memperhitungkan faktor non fundamentalnya.
Hal ini juga berdasar pada pernyataan Kubicova & Komarek (2011) bahwa
6
peningkatan harga saham berasal dari faktor fundamental dan komponennya yang
dipengaruhi oleh faktor non fundamental. Suatu harga pada saham salah satunya
didasari pada ekspektasi masyarakat terkait aset tersebut. Terdapat kemungkinan
bahwa investor tetap ingin harga asetnya meningkat karena potensi untuk
mendapatkan return yang lebih tinggi di masa mendatang. Peningkatan harga yang
didasari pada ekspektasi atau euforia pada aset tersebut seringkali tidak diikuti
dengan peningkatan pada nilai fundamentalnya.
Harga aset yang meningkat melampaui nilai fundamental aset tersebut disebut
sebagai bubble dan jika tidak dikelola dengan baik dapat berimplikasi pada jatuhnya
harga aset tersebut – kondisi bursts - sehingga berdampak untuk berbagai pihak.
Bubble merupakan kondisi ketika harga suatu aset meningkat jauh melampaui nilai
fundamentalnya ((Barlevy, 2007); (Goodhart & Hofmann, 2008); dan (Semirumi,
2012)). Penggelembungan harga aset dapat disebabkan oleh perilaku investor yang
secara bersamaan berekspektasi berlawanan dengan kondisi riil. Ketika terjadi
kenaikan harga pada aset yang diakibatkan dari perilaku spekulatif investor, dapat
memicu asset price bubble dan berpotensi burst yang berdampak untuk
perekonomian. Selain itu, terdapat interaksi secara tidak langsung antar aset lain
yang terdapat pada sistem keuangan suatu negara. Fluktuasi harga saham
berdampak pula pada harga perumahan yang tidak hanya secara langsung tetapi
juga secara tidak langsung berpengaruh melalui output riil (Ibrahim, 2009). Proses
berlawanannya investor terhadap pasar ketika perekonomian sedang menurun
kemungkinan besar berkontribusi secara langsung terhadap kondisi bursts suatu
bubble di pasar.