standard operation prosedur - copy.docx

186
STANDARD OPERATION PROSEDUR (SOP) PUSKESMAS……… .. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASCA FRAKTUR HUMERUS No. Dokumen No. Revisi Halaman Prosedur Tetap PELAYANAN FISIOTERAPI Tanggal terbit Ditetapkan, Kepala Puskesmas Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada pasca fraktur Humerus Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal Kebijakan Indikasi : - Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus pasca fraktur regio shoulder. - Intervensi fisioterapi pada pasca fraktur regio shoulder baik dengan komplikasi atau tanpa komplikasi. Kontra indikasi : - Neoplasma - Osteoporosis Banda Aceh, 2012 1

Upload: cut-rahil

Post on 18-Jan-2016

318 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

STANDARD OPERATION PROSEDUR (SOP)

PUSKESMAS………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAPASCA FRAKTUR HUMERUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada pasca fraktur HumerusTujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif

dan efisien dengan hasil yang optimalKebijakan Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus pasca fraktur regio shoulder.

- Intervensi fisioterapi pada pasca fraktur regio shoulder baik dengan komplikasi atau tanpa komplikasi.

Kontra indikasi :- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 1

Page 2: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pengulangan fisioterapi tiap hari.- Pengulangan gerakan : 8 x 3 pengulangan dengan interval 1 menit.

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis- Ada riwayat trauma- Nyeri pada area bahu - Nyeri meningkat pada seluruh gerak bahu

2. Inspeksi:Odema, elastic bandage, draine,

3. Tes gerak aktifGerak fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, internal rotasi dan eksternal rotasi terbatas, nyeri area bahu dan springy/firm end feel.

4. Tes gerak pasifGerak fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, internal rotasi dan eksternal rotasi terbatas, nyeri area bahu dan springy/firm end feel.

4. Tes gerak isometricMampu melawan tahanan minimal dan nyeri area shoulder.

5. Tes khusus- VAS/VDS- LGS- MMT- Odema- ADL

6. Pemeriksaan lainRongten: diskontinuitas os humerusLaboratorium: Hb, Leuco, Dif count.

DiagnosisNyeri area bahu/Keterbatasan gerak sendi bahu/Penurunan kekuatan otot-otot area bahu/Odema area bahu/Penurunan kemampuan ADL disebabkan oleh pasca fraktur humerus.

Banda Aceh, 2012 2

Page 3: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif exercise,

free aktif exercise) - Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif

exercise, sitting, standing dan walking exc, - Fase produksi (>3 hari): modalitas IR , pasif gentle, resisted exercise,

Contract relax stretch- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.

- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.Evaluasi

- Vital sgn, Nyeri, ROM, MMT, Odema dan ADL

Dokumentasi: - Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal.

Acuan Juknis (Petunjuk Teknis) asesmenJuknis isometric, aktif, pasif, resisted exerciseJuknis modalitas Infra RedJuknis Contract relax stretchJuknis mobilisasi sendi intensif

Banda Aceh, 2012 3

Page 4: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAFRAKTUR ANTE BRACHII

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada pasca fraktur regio ante brachii.

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus pasca fraktur elbow joint- Intervensi fisioterapi pada pasca fraktur elbow joint

Kontra indikasi :- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 4

Page 5: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :?- Pengulangan fisioterapi tiap hari - Pengulangan 8 x 3 pengulangan dengan interval 1 menit

Teknik Aplikasi :Asesment fisioterapi

1. Anamnesis:- Nyeri jenis hebat pada masa akut, atau ngilu/pegal pada pasca

fraktur regio elbow joint - Nyeri setelah riwayat trauma- Gerak fleksi-esktensi, pronasi-supinasi nyeri dan terbatas

2. Inspeksi:- Bengkak/hematoma, terpasang drainage, (alat bantu fiksasi eksternal) - Luka incisi tertutup terpasang bandage

4. Tes gerak aktif- Nyeri dan terbatas pada gerak Gerak fleksi-esktensi, pronasi-

supinasi dan terbatas5. Tes gerak pasif

- Nyeri dan terbatas pada gerak Gerak fleksi-esktensi, pronasi-supinasi dan terbatas dengan springy/firm and feel.

6. Tes gerak isometric- Nyeri/lemah pada gerak Gerak fleksi-esktensi, pronasi-supinasi dan

terbatas7. Tes khusus

- VAS, LGS, MMT, Antropometri dan ADL8. Pemeriksaan lain

- X-Ray: pasca fraktur regio elbow joint.- Laboratorium: Hb, LED, Leukosit, Hitung jenis.

Diagnosis: - Nyeri keterbatasan /Keterbatasan gerak sendi /Penurunan kekuatan

otot /Bengkak /ADL terbatas pasca fraktur regio ante brachii

Rencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 5

Page 6: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif exercise,

free aktif exercise) - Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif

exercise, sitting, standing dan walking exc, - Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted exercise,

Contract relax stretch- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.

Evaluasi- Vital sgn, VAS, LGS, MMT, Antropometri dan ADL.

Dokumentasi:- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Banda Aceh, 2012 6

Page 7: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAFRAKTUR REGIO WRIST

No Dokumen No revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang di terapkan pada Fraktur regio wristTujuan Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien

dengan hasil yang optimalKebijakan Indikasi

Asesment fisioterapi dan temuannya pada kasus Fraktur regio wrist Intervensi fisioterapi pada Fraktur region wrist

Kontra indikasi : Neoplasma Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 7

Page 8: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pengulangan fisioterapi tiap hari.- Pengulangan gerakan: 8 x 3 pengulangan dengan interval 1 menit.

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis- Ada riwayat trauma- Nyeri pada area wrist - Nyeri meningkat pada seluruh gerakan wrist

2. Inspeksi:3. Tes gerak aktif

gerak fleksi dan ekstensi4. Tes gerak pasif

Gerak fleksi, ekstensi.5. Tes gerak isometric

Mampu atau tidak mampu melawan tahanan melawan tahanan minimal dan nyeri pada sendi di atas dan di bawah wrist.

6. Tes khusus- VAS/VDS- LGS- MMT- antropometri- ADL

6. Pemeriksaan penunjang- Rontgen- Laboratorium : hb, led, leukosid, hbsag.

DiagnosisNyeri area wrist/Keterbatasan gerak sendi wrist/Penurunan kekuatan otot-otot area wrist/Atropi otot wrist/Odema area wrist/Penurunan kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio wrist

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif exercise,

free aktif exercise) - Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif

exercise, sitting, standing dan walking exc, - Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted exercise,

Contract relax stretch- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.

Banda Aceh, 2012 8

Page 9: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Evaluasi- VAS / VDS, LGS, MMT, Antropometri,dan ADL

Dokumentasi: - Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Muskuloskeletal

Lampiran

Banda Aceh, 2012 9

Page 10: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAFRAKTUR REGIO MANUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada fraktur regio manus

Tujuan Indikasi :- Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur regio manus

(carpal, metacarpal, phalang)- Intervensi fisioterapi pada fraktur regio manus

Kontraindikasi :- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 10

Page 11: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :

- Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari- Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai toleransi pasien)

dengan interval 1 menit- Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis- Nyeri pada area manus- Nyeri maningkat pada saat menggerakkan manus

2. Inspeksi:Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

4. Tes Gerak Aktif- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

5. Tes gerak isometric- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak mampu melawan tahanan, bagaimana derajad nyeri)

6. Tes khusus- VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

7. Pemriksaan lain‘X’ ray regio manusHasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit

Diagnosis- Nyeri area wrist/Keterbatasan gerak sendi wrist/Penurunan kekuatan otot-

otot area wrist/Atropi otot wrist/Odema area wrist/Penurunan kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio manus

Banda Aceh, 2012 11

Page 12: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif exercise,

free aktif exercise) - Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif exercise,

sitting, standing dan walking exc, - Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted exercise,

Contract relax stretch- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.

EvaluasiVAS, MMT, LGS, Antopometri, dan ADL

DokumentasiRekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

Lampiran

Banda Aceh, 2012 12

Page 13: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAFRAKTUR REGIO KNEE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada fraktur regio knee

Tujuan Indikasi :- Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur regio knee- Intervensi fisioterapi pada fraktur regio knee

Kontraindikasi :- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 13

Page 14: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :

- Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari- Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai toleransi pasien)

dengan interval 1 menit- Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis- Nyeri pada area knee joint- Nyeri maningkat pada saat menggerakkan knee

2. Inspeksi:Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

4. Tes Gerak Aktif- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

5. Tes gerak isometric- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak mampu melawan tahanan, bagaimana derajad nyeri)

6. Tes khusus- VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

7. Pemriksaan lain‘X’ ray regio kneeHasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit

Diagnosis- Nyeri area wrist/Keterbatasan gerak sendi wrist/Penurunan kekuatan otot-

otot area wrist/Atropi otot wrist/Odema area wrist/Penurunan kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio knee

Banda Aceh, 2012 14

Page 15: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif exercise,

free aktif exercise), Bridging Exercise tungkai sehat.- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif exercise,

sitting, standing dan walking exc, - Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted exercise,

Contract relax stretch- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.

EvaluasiVAS, MMT, LGS, Antopometri, dan ADL

DokumentasiRekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

Lampiran

Banda Aceh, 2012 15

Page 16: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAFRAKTUR REGIO ANKLE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada fraktur regio knee

Tujuan Indikasi :- Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur regio ankle- Intervensi fisioterapi pada fraktur regio ankle

Kontraindikasi :- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 16

Page 17: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :

- Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari- Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai toleransi pasien)

dengan interval 1 menit- Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis- Nyeri pada area ankle joint- Nyeri maningkat pada saat menggerakkan ankle

2. Inspeksi:Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak, bagaimana derajad

nyeri)- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana derajad nyeri)

4. Tes Gerak Aktif- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak, bagaimana derajad

nyeri)- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana derajad nyeri)

5. Tes gerak isometric- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak mampu melawan

tahanan, bagaimana derajad nyeri)- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana derajad nyeri)

6. Tes khusus- Vital sign, VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

7. Pemriksaan lain‘X’ ray regio ankle and footHasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit, hitung jenis.

DiagnosisNyeri area wrist/Keterbatasan gerak sendi wrist/Penurunan kekuatan otot-otot area wrist/Atropi otot wrist/Odema area wrist/Penurunan kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio ankle and foot.

Banda Aceh, 2012 17

Page 18: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif exercise,

free aktif exercise), Bridging Exercise tungkai sehat.- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif exercise,

sitting, standing dan walking exc, - Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted exercise,

Contract relax stretch- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.

EvaluasiVital sign, VAS, MMT, LGS, Antopometri, dan ADL

DokumentasiRekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

Lampiran

Banda Aceh, 2012 18

Page 19: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

STANDARD OPERATION PROSEDUR (SOP)

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADASHOULDER TRAUMATIC ARTHRITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada shoulder traumatic arthritisTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien

dengan hasil yang optimalKebijakan Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus shoulder traumatic arthritis.

- Intervensi fisioterapi pada shoulder traumatic arthritis.

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 19

Page 20: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

5. Anamnesis- Ada riwayat trauma- Nyeri jenis tajam pada bahu dan lengan atas - Nyeri meningkat pada seluruh gerak bahu

6. Inspeksi:- Posisi bahu lebih tinggi/asimetri- Posisi glenohumeral joint pada MLPP

7. Tes cepat- Abduksi elevasi bahu terjadi gerak ’reverse humerosccapular

rhythm- Gerak terbatas dengan springy end feel

8. Tes gerak pasif- Gerak abduksi terbatas springy end feel, rotasi eksternal terbatas

springy end feel dan rotasi internal terbatas lebih ringan (capsular pattern)

5. Tes gerak isometric- Tidak bermakna kecuali bila ada strain

6. Tes khusus- Joint play movement: traksi pada ahir ROM nyeri, terbatas firm end

feel- Palpasi: Spasme otot-otot bahu.

7. Pemeriksaan lain- Tidak diperlukans

DiagnosisNyeri bahu hingga lengan atas akibat traumatic arthritis.

Banda Aceh, 2012 20

Page 21: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Aktualitas tinggi: RICE- Lewat 3 hari mobilisasi ringan- Lewat 1 minggu: mobilisasi sendi- Lewat 3 minggi: mobilisasi sendi intensif, modalitas SWD.- Terapi latihan: Codmann pendular exercise, free active mobilzation

exc, shoulder wheel dll.

Evaluasi- Nyeri, ROM

Dokumentasi: - Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada RS.

Lampiran Juknis asesmenJuknis RICEJuknis joint mobilizationJuknis mobilisasi sendi aktif

Banda Aceh, 2012 21

Page 22: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA IDIOPATHIC FROZEN SHOULDER (PERIARTHRITIS HUMEROSCAPULAR JOINT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada idiopathic frozen shoulderTujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif

dan efisien dengan hasil yang optimalKebijakan Patologi:

- Tak jelas penyebabnya, nyeri bahu dan keterbatasan gerak sendi capsular pattern.

- Wanita/pria usia 45-60 tahun- Dapat didahului oleh cidera m.supra spinatus, bursitis.- 20% diabetes mellitus bilateral.

Banda Aceh, 2012 22

Page 23: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Assessment: Anamnesis- Kaku dan nyeri bahu tak jelas sebabnya- Nyeri jenis pegal pada bahu dan lengan atas disertai kaku gerak

kesegala arah. - Keluhan tidak bisa kebelakang punggung karena nyeri dan kakuInspeksi:- Posisi girdle sedikit lebih tinggi/asimetri- Posisi sendi glenohumeral pada MLPPTes cepat- Abduksi elevasi bahu terjadi gerak ’reverse humerosccapular rhythm’- Gerak terbatas dengan firm end feelTes gerak pasif- Gerak glenohumeralis rotasi eksternal, abduksi, maupun rotasi internal

terbatas firm end feel, dalam pola keterbatasan capsular pattern.- Pada ROM penuh nyeri sampai lateral lengan atasTes gerak isometric- Tidak bermakna kecuali bila ada strainTes khusus- Joint play movement: traksi pada ahir ROM nyeri, terbatas firm end

feel- Joint play movement: translasi pada akhir ROM nyeri, terbatas firm

end feel- Palpasi: Spasme otot-otot bahu.- Contract relax stretched test terbatas dan nyeri sedikit berkurang

pasca kontraksiPemeriksaan lain- ’X’ ray diperlukan bila diagnosis belum tegak

Diagnosis- Nyeri bahu hingga lengan atas dan hypomobility capsular pattern akibat

idiopathic frozen shoulderIndikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus idiopathic frozen

shoulder tegak- Intervensi fisioterapi pada idiopathic frozen shoulder ditetapkan

Kontra indikasi:- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis- Shoulder hand syndrome

Banda Aceh, 2012 23

Page 24: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- SWD/US:

o US continous 1,5-2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendaho SWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit

- Joint mobilization: o Prosedur joint mobilization diawali Traksi osilasi pada MLPP untuk

memperoleh efek sedatif, peningkatan sirkulasi lokal dan pelenturan jaringan lunak. Arah traksi ke lateral serong sedikit ventrokranial.

o Traksi pada pembatasan ROM diberikan untuk peregangan kapsuloligamenter dengan arah lateral serong sedikit ventrokranial.

o Translasi pada pembatasan ROM dengan tujuan sama dengan traksi tetapi pada arah serabut tertentu dengan arah berlawanan dengan arah gerak fisiologisnya.

o Roll-slide merupakan mobilisasi kapsuloligamenter kombinasi gerak fisiologisnya dan translasi pasangannya.

- Codmann pendular exercise diterapkan dengan beban 1 hingga 4 kilogram tanpa kontraksi otot bahu agar tidak terjadi iritasi permukaan sendi dan otot penggeraknya.

- Contract relax stretching bila terdapat kontraktur otot diberikan pada otot bahu dengan teknik kontraksi-relaksasi 6-9.

- Latihan mobilisasi bahu dengan alat (shoulder wheel, overhead pulley, dan lain-lain, dianjurkan tanpa iritasi sendi) dan tanpa alat.

Unit terkait Dosis :- SWD/US pada aktualitas tinggi dengan puls/intermittent dosis intensitas

rendah.- Pada aktualitas tinggi dengan dosis mobilisasi intensitas rendah (osilasi

dalam MLPP); pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (mobilisasi pada pembatasan ROM)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri, ROM

Acuan

Banda Aceh, 2012 24

Page 25: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATENDOPATHY M. SUPRASPINATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi pada tendopathy m. supraspinatus.

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi: Etio : Pada critical zone terjadi degenerasi dini. Bila overload akan timbul

nyeri.- Penumpukan calsium masuk kedalam bursa: bursitis calcarea.- Wringing out phenomenon (perenang/marathon)- Terjadinya painful arc.

Banda Aceh, 2012 25

Page 26: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesment fisioterapiAnamnesis- Nyeri jenis pegal pada lengan atas bag lateral- Nyeri meningkat ketika angkat lengan - Tidak jelas sebab-sebabnyaInspeksi- Tidak tampak kelainanTes cepat- Abduksi elevasi: ’Painful arc’Tes gerak aktif- Gerak abduksi nyeri, gerak lain negatifTes gerak pasif- Tak ada kelainanTes gerak isometric- Abduksi isometric melawan tahanan - Gerak lain +/- Tes khusus- Palpasi posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi.Pemeriksaan lain- ‘X’ ray bila diperlukan

Dagnosis- Nyeri bahu lateral sampai lengan atas leteral disebabkan oleh tendonitis

m. supraspinatus

Banda Aceh, 2012 26

Page 27: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi - Asesment fisioterapi dan temuannya pd kasus Tendopathy M.

Supraspinatus- Intervensi fisioterapi pada Tendopathy M. Supraspinatus

Kontra indikasi - Fraktur- Dislocation- Neoplasma

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- US

o Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksio Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit

- Transverse friction Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi- Stretching m. supraspinatus- Codmann pendular exercise

Dosis - Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (caudal traction dan

counter irritation) pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (micro circulation)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri dan scapula humeral rhythm.

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 27

Page 28: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATENDOPATHY M. INFRASPINATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada Tendopathy M. Infraspinatus

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi:

- Teno-osseal superficial- Teno-osseal profundus.- Tendon.

Banda Aceh, 2012 28

Page 29: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesmen fisioterapiAnamnesis- Nyeri jenis pegal pada lengan atas bag lateral- Nyeri meningkat ketika angkat lengan - Tidak jelas sebab-sebabnyaInspeksi:- Tidak tampak kelainanTes cepat- Abduksi elevasi: ’Painful arc’Tes gerak aktif- Gerak rotasi eksternal nyeri nyeri kontraksi, gerak rotasi internal

penuh atau horizontal adduksi penuh nyeri regangTes gerak pasif- Tak ada kelainan yang jelas, tetapi horizontal adduksi penuh nyeri

regangTes gerak isometric- Rotasi eksternal isometric melawan tahanan nyeri- Gerak lain +/- Tes khusus- Palpasi posisi sphinx nyeri pada tendon m. infraspinatus.Pemeriksaan lain- Bila diagnosis belum dapat ditegakkan

Dagnosis- Nyeri bahu lateral sampai lengan atas leteral disebabkan oleh tendonitis

m. infraspinatus

Banda Aceh, 2012 29

Page 30: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Tendopathy M.

Infraspinatus - Intervensi fisioterapi pada Tendopathy M. Infraspinatus

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- US:

o Posisi sphinx atau horizontal adduksi-ratasi eksternalo Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit

- Transverse friction Posisi sphinx atau horizontal adduksi-ratasi eksternal- Stretching m. Infraspinatus dalam posisi horizontal adduksi penuh- Caudal traction/translation glenohumeral- Codmann pendular exercise

Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (caudal traction dan

counter irritation) pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (micro circulation)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri dan scapula humeral rhythm.

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 30

Page 31: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDOPATHY M. SUBSCAPULARIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada Tendopathy m. subscapularis

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi:- Karena overload, misal pelempar lembing, smesh/serve tennis.- Pada wanita 40 – 60 th sering tanpa sebab.

Banda Aceh, 2012 31

Page 32: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesmen fisioterapiAnamnesis- Nyeri jenis pegal pada lengan atas bag lateral- Nyeri meningkat ketika angkat lengan - Tidak jelas sebab-sebabnya, kemungkinan olah raga melemparInspeksi:- Tak jelas tampak kelainan

Tes cepat- Abduksi elevasi bahu: ’Painful arc’Tes cepat- Abduksi elevasi: ’Painful arc’Tes gerak aktif- Gerak abduksi horizontal atau fleksi bahu penuh nyeri regang, gerak

lain negatifTes gerak pasif- Tak ada kelainanTes gerak isometric- Rotasi internal isometric melawan tahanan nyeri bahu- Gerak lain +/- Tes khusus- Palpasi posisi netral, palpasi pada medial sulcus bicipitalis.Pemeriksaan lain- Bila diagnosis belum dapat ditegakkan

Dagnosis- Nyeri bahu lateral sampai lengan atas leteral disebabkan oleh tendonitis

m. subscapularis

Banda Aceh, 2012 32

Page 33: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Tendopathy M.

Subscapularis- Intervensi fisioterapi pada Tendopathy M. Subscapularis

Kontra indikasi:- Fraktur- Dislocation- Neoplasma

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- US:

o Posisi netralo Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit

- Transverse friction Posisi netral- Stretching m. Subscapularis pada gerak abduksi horizontal penuh- Caudal traction/translation sendi glenohumeral- Codmann pendular exercise

Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (caudal traction dan

counter irritation) pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (micro circulation)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri dan scapula humeral rhythm.

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 33

Page 34: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CHRONIC SUB ACROMIAL BURSITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada chronic subacromial bursitis

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi:- Pada pria/wanita usia 25 – 60 th.- 60% tanpa sebab.- 40% dari peny. Rotator cuff, acromion atau AC joint.Primair chronic bursitis lanjutan no. 6. Akibat perubahan degeneratif tanpa

gejala m. supraspinatus.Secondair chr. Bursitis.Sebagai akibat penyakit lain pada bahu.

Banda Aceh, 2012 34

Page 35: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesmen fisioterapiAnamnesis- Nyeri jenis pegal pada lengan atas bag lateral- Nyeri meningkat ketika angkat lengan - Tidak jelas sebab-sebabnya- Kadang dijumpai diabetus melitusInspeksi:- Tidak tampak kelainanTes cepat- Abduksi elevasi: ’Painful arc’Tes gerak aktif- Gerak abduksi bahu nyeri, kadang dijumpai crepitasiTes gerak pasif- Tak ada kelainan yang jelas, tetapi adduksi penuh nyeri kompresiTes gerak isometric- Gerak abduksi isometric melawan tahanan sering nyeri- Gerak lain +/- Tes khusus- Palpasi posisi ekstensi sendi glenohumeral teraba crepitasi dan nyeri

pada bursa subacromialis.Pemeriksaan lain- ‘X’ ray dijumpai osifikasi bursae

Dagnosis- Nyeri bahu lateral sampai lengan atas leteral disebabkan oleh chronic

subacromial bursitis

Banda Aceh, 2012 35

Page 36: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus chronic subacromial bursitis - Intervensi fisioterapi pada chronic subacromial bursitis

Kontra indikasi:- Fraktur- Dislocation- Neoplasma

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- US:

o Posisi ekstensi sendi glenohumeraliso Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menito Transverse friction Posisi ekstensi sendi glenohumeralis

- Caudal traction/translation sendi glenohumeralis- Codmann pendular exercise

Dosis:- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (caudal traction dan

counter irritation) pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (micro circulation/US dosis tinggi)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri dan scapula humeral rhythm.

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 36

Page 37: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENOSYNOVITIS BICEPS CAPUT LONGUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada Tendosynovitis m. biceps caput longum

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi:- Tendon caput longum terletak intra dan ektra artikuler.- Tendon tidak gerak di sulcus saat grk. bahu sering test isometris tak

nyeri.- Diderita olah-ragawan muda.- Dislocasi tendon caput longum.

- Akibat bentuk abnormal tubercul. dan robeknya lig. transversum humeri abd. + extern rot. disloc.

Banda Aceh, 2012 37

Page 38: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Assessment:Anamnesis- Nyeri jenis pegal pada lengan atas bag depan- Nyeri meningkat ketika angkat beban - Tidak jelas sebab-sebabnya, kemungkinan olah raga melemparInspeksi:- Tak jelas tampak kelainan

Tes cepat- Abduksi elevasi bahu: ’Painful arc’Tes gerak aktif- Gerak fleksi siku nyeri depan bahuTes gerak pasif- Tak ada kelainanTes gerak isometric- Fleksi siku isometric melawan tahanan nyeri bahu

Tes khusus- Palpasi posisi netral, palpasi pada sulcus bicipitalis gerak bahurotasi

internal-eksternal.Tes khusus- Palpasi posisi netral, palpasi pada tepat diatas sulcus bicipitalis.Pemeriksaan lain- Bila diagnosis belum dapat ditegakkan

Diagnosis:- Nyeri bahu depan sampai lengan atas disebabkan oleh tendosynovitis m.

biceps caput longum

Banda Aceh, 2012 38

Page 39: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Tendopathy m. biceps

caput longum- Intervensi fisioterapi pada Tendopathy m. biceps caput longum

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation - Neoplasma

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- US:

o Posisi netralo Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit

- Transverse friction Posisi netral tepat pada sulcus bicipitalis dengan gerak bahurotasi internal-eksternal.

- Stretching m. biceps pada gerak ekstensi bahu dengan siku ekstensi penuh- Caudal traction/translation glenohumeral- Codmann pendular exercise

Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (caudal traction dan

counter irritation) pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (micro circulation)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri dan scapula humeral rhythm.

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 39

Page 40: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SHOULDER HAND SYNDROME

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada shoulder hand syndrome

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Patologi:- Merupakan jenis symphatethic dystrophy yang sering dijumpai tanpa

penyebab trauma.- Usia 50 – 70 tahun.Bisa unilateral/bilateral

Banda Aceh, 2012 40

Page 41: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesmen fisioterapiAnamnesis- Mulai nyeri terbakar daerah bahu yang meningkat bila gerak,

bersamaan timbul edema punggung tangan dan bag. palmar hyper-hydrosis.

- Jari posisi semifleksi dg. Capsular-pattern.- Hyperesthesia +.Dipisahkan dalam stadia :Inspeksi:- Posisi sendi siku menekuk atau semifleksi atau bahkan lurusTes cepat- Nyeri dan terbatas pada gerak siku tertentu Tes gerak aktif- Nyeri dan terbatas pada gerak

Tes gerak pasif- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak gerak pronasi dan

supinasi lengan bawah dimana pronasi dan supinasi sama terbatas dengan end feel firm

Tes gerak isometric- Tidak ditemukan gangguan khasTes khusus- JPM test:

o Kompresi pada penguncian ROM nyeri tajam.o Traksi pada penguncian ROM nyeri berkurang dan ROM

meningkat.Pemeriksaan lain- X ray: pada korpus libera dengan osifikasi tampak pada posisi tertentu

intra articular.

Diagnosis:- Nyeri dan gerak terbatas pada sendi bahu dan tangan disebabkan oleh

sympathetic reflex dystrophy

Banda Aceh, 2012 41

Page 42: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Corpus lebera (loose

body) dalam sendi siku telah tegak- Intervensi fisioterapi pada Corpus lebera (loose body) dalam sendi siku

ditetapkan

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi• MWD/SWD: – MWD/SWD Subthermal pada cervical dan thoracal. Durasi 8-12

menit • TENS:– Pada cervical-thoracal shoulder-hand Intensitas tinggi tetapi tolerance,

durasi 15-20 menit• Joint manipulation – Pada awal intervensi traksi oscilasi shoulder dan wrist-hand dalam

MLPP dan digerakkan dalam ROM dekat MLPP Mobilisasi thoracal spineDosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (mobilisasi dalam

MLPP). pada aktualitas rendah dilakukan manipulasi corpus libera- Waktu intervensi nenerapa menit

Evaluasi- Nyeri, ROM dan fungsi bahu dan tangan

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 42

Page 43: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

ENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONTRAKTUR SENDI SIKU PASCA IMMOBILISASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada kontraktur sendi siku pasca immobilisasi

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi:- Pasca immobilisasi fraktur/dislokasi- Pasca operasi fraktur supracondylar siku, fraktur ante brachii, tumor dan

lain-lain- Kontraktur kapsulo-ligamenter, kontrktur otot siku.

Banda Aceh, 2012 43

Page 44: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesmen fisioterapiAnamnesis- Nyeri dan kaku sendi siku kadang menyebar ke lengan bawah- Ada riwayat trauma dan immobilisasi, setelah operasi fraktur regio

siku atau tulang berdekatan sendi siku- Nyeri bila fleksi-ekstensi dan/atau pronasi-supinasi.Inspeksi:- Posisi sendi siku menekuk atau semifleksi atau bahkan lurusTes cepat- Nyeri dan terbatas pada gerak fleksi-ekstensi, supinasi-pronasi Tes gerak aktif- Nyeri dan terbatas pada gerak fleksi-ekstensi, supinasi-pronasi dengan

firm end feelTes gerak pasif- Nyeri dan terbatas pada gerak fleksi, ekstensi siku, dan pronasi,

supinasi lengan bawah dalam capsular pattern.Tes gerak isometric- Tidak ditemukan gangguan khas Tes khusus- JPM test:

o Traksi pada pembatasan ROM timbul nyeri dan keterbatasan ROM denngan firm end feel.

o Translasi pada pembatasan ROM timbul nyeri dan keterbatasan ROM denngan firm end feel.

- Contract relax stretched test terbatas dan nyeri sedikit berkurang pasca kontraksi

Pemeriksaan lain- X ray: diperhatikan konsulidasi fraktur dan adanya osifikasi dalam

atau sekitar sendi siku.

Diagnosis:- Nyeri dan gerak terbatas pada sendi siku disebabkan oleh kontraktur sendi

siku pasca immobilisasi.

Banda Aceh, 2012 44

Page 45: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus kontraktur sendi siku

pasca immobilisasi telah ditegakkan- Intervensi fisioterapi pada kontraktur sendi siku pasca immobilisasi.telah

ditetapkan

Kontra indikasi:- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahapIntervensi- MWD/US:

o MWD nonthermal pada aktualitas tinggi atau subthermal bila aktualitas sedang atau rendah. Durasi 8-12 menit

o US posisi ekstensi 1350, 1 MHz, 1-2 watt/cm2, durasi area/ERA- Joint mobilization

o Pada awal intervensi traksi oscilasi dalam MLPP dan digerakkan dalam ROM dekat MLPP

o Traksi oscilasi diteruskan sekitar pembatasan ROM- Contract relax stretching bila terdapat kontraktur otot.- Mobiliszation exercise dengan atau tanpa alat.

Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (mobilisasi dalam

MLPP). pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (mobilisasi pada pembatasan ROM)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri, ROM dan fungsi tangan

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 45

Page 46: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENNIS ELBOW (Epicondylitis lateralis)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada tennis elbow

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi:- Epicondylitis lat. Humeri.- Inflamasi akibat stretch injury, dapat didahului degenerasi tendon.- Tennis elbow tipe I: Tendon extensor carpiradialis longus- Tennis elbow tipe II: Tendoperiosteal extensor carpiradialis brevis- Tennis elbow tipe III: Tendon-muscular juction extensor carpiradialis

brevis- Tennis elbow tipe IV: Muscle belly extensor carpiradialis brevis

Banda Aceh, 2012 46

Page 47: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesmen fisioterapiAnamnesis- Ada riwayat trauma tennis atau tanpa ada riwayat trauma- Nyeri pada daerah siku lateral (epicondylus humeri) menyebar

kelengan bawah- Nyeri meningkat pada gerak menggenggam atau mengangkat barangInspeksi:- Posisi siku normal atau pada posisi semi fleksiTes cepat- Gerak siku kadang nyeri- Gerak ekstensi pergelangan tangan nyeri pada sikuTes gerak pasif- Gerak fleksi dan ekstensi penuh nyeri- Gerak pasif pergelangan tangan fleksi penuh nyeri

Tes gerak isometric- Gerak isometrik dorsal fleksi pergelangan tangan nyeri pada siku. - Gerak lain kadang nyeri.Tes khusus- Palpasi: nyeri pada titik-titik tipe I: Tendon extensor carpiradialis

longus; tipe II: Tendoperiosteal extensor carpiradialis brevis; tipe III: Tendon-muscular juction extensor carpiradialis brevis; dan tipe IV: tengah otot extensor carpiradialis brevis.

- Stretch testPemeriksaan lain- Diperlukan bila diagnosis belum tegak

Diagnosis- Nyeri gerak dan spasme pada siku dan m. Brachialis akibat traumatic

Banda Aceh, 2012 47

Page 48: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Tennis elbow telah

ditegakkan- Intervensi fisioterapi pada Tennis elbow telah ditetapkan

Kontra indikasi :- Rupture- Neoplasma- Inflamasi akut- Osteoporosis- Fraktur baru

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Pada aktualitas tinggi: RICE.- Pada aktualitas rendah: US posisi ekstensi 1350

o 3 MHz, 1-2 watt/cm2, durasi area/ERA- Transverse friction- Stretching Mill’s manipulation

Dosis: - Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (counter iritasi);

pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (mikro sirkulasi dan melepas perlengketan)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri - Muscle performance

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 48

Page 49: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GOLFER ELBOW (Epicondylitis medialis)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

PengertianTujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif

dan efisien dengan hasil yang optimalKebijakan Anatomi terapan:

Patologi:- Tendopathy group flexor perg.: mm.Flexor carpi radialis et ulnaris dan

palmaris longus.(juga lekat m. pronator teres)- -Olah raga pelempar, raket,(golf jarang)- -Pekerja dgn.tangan ekstensi - -Lokasi:teno osseal, tendon,/ tenomuscular junction.

Banda Aceh, 2012 49

Page 50: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesmen fisioterapiAnamnesis- Ada riwayat trauma tennis atau tanpa ada riwayat trauma- Nyeri pada daerah siku lateral (epicondylus medialis humeri)

menyebar kelengan bawah- Nyeri meningkat pada gerak menggenggam atau mengangkat barangInspeksi:- Posisi siku normal atau pada posisi semi fleksi Tes cepat- Gerak siku kadang nyeri- Gerak ekstensi pergelangan tangan nyeri pada siku Tes gerak pasif- Gerak fleksi dan ekstensi penuh nyeri - Gerak pasif pergelangan tangan fleksi penuh nyeri

Tes gerak isometric- Gerak isometrik palmar fleksi pergelangan tangan nyeri pada siku.- Gerak lain kadang nyeri.Tes khusus- Palpasi: nyeri pada group otot flexor pergelangan tangan epicondylus

medialis humeriPemeriksaan lain- Tidak diperlukan

Diagnosis- Nyeri gerak dan spasme pada siku dan m. Brachialis akibat traumatic

Banda Aceh, 2012 50

Page 51: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Golfer’s elbow- Intervensi fisioterapi pada Golfer’s elbow

Kontra indikasi:- Neoplasma- Inflamasi akut- Osteoporosis- Fraktur baru

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Pada aktualitas tinggi: RICE.- Pada aktualitas rendah: US diatas epicondylus medialis humeri posisi

ekstensi o 3 MHz, 1-2 watt/cm2, durasi area/ERA

- Transverse friction- Stretching manipulation

Dosis: - Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (counter iritasi);

pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (mikro sirkulasi dan melepas perlengketan)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- nyeri - muscle performance

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 51

Page 52: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAARTHROSIS CUBITI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada Tendopathy M. Infraspinatus

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi:- Sesudah 45 tahun. - Sering bilateral. - Pada usia muda karena trauma.

Banda Aceh, 2012 52

Page 53: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesmen fisioterapiAnamnesis- Nyeri jenis ngilu/pegal pada siku kadang menyebar kelengan bawah- Ada riwayat nyeri intermittent sebelumnya atau nyeri kronikInspeksi:- Posisi sendi siku menekuk atau semifleksi atau bahkan lurusTes cepat- Nyeri dan terbatas pada gerak fleksi-ekstensi, supinasi-pronasi Tes gerak aktif- Nyeri dan terbatas pada gerak fleksi-ekstensi, supinasi-pronasi dengan

firm end feelTes gerak pasif- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak gerak pronasi dan

supinasi lengan bawah dimana pronasi dan supinasi sama terbatas dengan end feel firm

Tes gerak isometric- Tidak ditemukan gangguan khasTes khusus- JPM test:

o Traksi akhir ROM: nyeri-terbatas dgn firm end feel. o Translasi akhir ROM nyeri-terbatas dgn firm end feel.

Pemeriksaan lain- X ray:

o Penyempitan sela sendi, osteophyte o pada korpus libera dengan osifikasi tampak pada posisi

tertentu intra articular

Diagnosis:- Nyeri dan gerak terbatas pada sendi siku disebabkan oleh artrosis sendi

siku

Banda Aceh, 2012 53

Page 54: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus artrosis sendi siku telah

ditegakkan- Intervensi fisioterapi pada artrosis sendi siku telah ditetapkan

Kontra indikasi:- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahapIntervensi- MWD:

o MWD nonthermal pada aktualitas tinggi atau subthermal bila aktualitas sedang atau rendah. Durasi 8-12 menit

- Joint mobilizationo Pada awal intervensi traksi oscilasi dalam MLPP dan digerakkan

dalam ROM dekat MLPPo Traksi oscilasi diteruskan sekitar pembatasan ROM

- Kemungkinan splinting

Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (mobilisasi dalam

MLPP). pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (mobilisasi pada pembatasan ROM)

- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri, ROM dan fungsi tangan

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 54

Page 55: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONTRAKTUR PERGELANGAN TANGAN DAN TANGAN PASCA IMMOBILISASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada kontraktur pergelangan tangan dan tangan pasca immobilisasi

Tujuan Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Anatomi terapan:

Patologi: - Pasca immobilisasi fraktur/dislokasi non operatif- Pasca operasi fraktur colle’s, fraktur ante brachii distal, fraktur carpalia,

tumor dan lain-lain- Immobilisasi lebih 2minggu menyebabkan kontraktur kapsulo-ligamenter,

immobilisasi lebih 3minggu menyebabkan kontraktur otot fleksor jari tangan.

Banda Aceh, 2012 55

Page 56: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Asesment fisioterapiAnamnesis- Nyeri dan kaku sendi tangan dan pergelangan tangan - Ada riwayat trauma dan immobilisasi, setelah operasi fraktur regio

tangan-pergelangan tangan atau daerah berdekatan sendi tangan- Nyeri bila palmar-dorsal fleksi dan/atau tangan.Inspeksi- Posisi tangan MLPP- Gerak hand dexterity kaku.Tes cepat- Nyeri dan terbatas pada gerak palmar-dorsal flexion pergelangan tangan

dan fleksi-ekstensi tanganTes gerak aktif- Nyeri dan terbatas pada gerak palmar-dorsal flexion pergelangan

tangan dan fleksi-ekstensi tanganTes gerak pasif- Nyeri dan terbatas pada gerak palmar-dorsal flexion pergelangan

tangan dan fleksi-ekstensi tangan dengan end feel firm dalam capsular pattern

Tes gerak isometric- Tidak ditemukan gangguan khasTes khusus- Palpasi tangan sering teraba oedeme- JPM test:

o Traksi pada pembatasan ROM timbul nyeri dan keterbatasan ROM denngan firm end feel.

o Translasi pada pembatasan ROM timbul nyeri dan keterbatasan ROM denngan firm end feel.

- Contract relax stretched test dijumpai pemendekan tendo fleksor jari tangan.

Pemeriksaan lain- X ray: penyempitan sela sendi, penebalan tulang subchondrale;

osteophyte.

Diagnosis- Hypomobility capsular pattern with finger flexors tendon contracture

wrist joint and hand secondary to post immobilization.

Banda Aceh, 2012 56

Page 57: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Indikasi - Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kontraktur pergelangan tangan dan

tangan pasca immobilisasi telah ditegakkan- Intervensi fisioterapi pada kontraktur pergelangan tangan dan tangan

pasca immobilisasi telah ditetapkan

Kontra indikasi - Non union- Dislocation- Acut inflamation- Osteoporosis

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- US

o US under water continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 1.5-2 watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.

- Joint mobilizationo Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPPo Translasi pada pembatasan palmar-dorsal fleksi pergelangan tangan,

dan fleksi-ekstensi jari tangan.- Contract relax stretching tendon fleksor jari tangan- Free active mobilization exercise

Dosis - Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah (mobilisasi dalam

MLPP). pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi (mobilisasi pada pembatasan ROM)

- Contract relax stretching tendon fleksor jari tangan pada aktualitas rendah.- Waktu intervensi 20-30 menit

Evaluasi- Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Unit terkait

Acuan

Banda Aceh, 2012 57

Page 58: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ARTHRITIS DISTAL RADIOULNAR JOINT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Arthritis Distal Radioulnar Joint

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal..

Kebijakan Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Arthritis Distal Radioulnar- Intervensi fisioterapi pada Arthritis Distal Radioulnar

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis- TBC tulang

Banda Aceh, 2012 58

Page 59: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali -

2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesment fisioterapi

3. Anamnesis:- Nyeri jenis hebat pada masa acute, atau ngilu/pegal pada

pergelangan tangan kadang tangan pada masa kronik- Nyeri setelah riwayat trauma- Gerak pronasi-supinasi nyeri dan terbatas

4. Inspeksi:- Posisi sendi radioulnaris MLPP- ADL: tampak kaku

3. Tes cepat- Nyeri dan terbatas pada gerak pronas-supinasi lengan bawah

4. Tes gerak aktif- Nyeri dan terbatas pada gerak pronas-supinasi lengan bawah

5. Tes gerak pasif- Pronasi dan supinasi nyeri dan terbatas dalam capsular patern dengan

firm end feel- Nyeri dan terbatas pada gerak pronas-supinasi lengan bawah

6. Tes gerak isometric- Tidak ditemukan keluhan khas

7. Tes khusus- JPM test timbul nyeri, terbatas denngan firm end feel

8. Pemriksaan lain- X-Ray: penyempitan sela sendi; penebalan tulang subchondrale; osteophyte.

Diagnosis: - Capsular pattern radioulanar joint secondary to arthritis distal

radioulnar joint

Rencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 59

Page 60: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- Pada kondisi acute aktualitas tinggi diberikan RICEo Es diberikan hingga 36 jam sesudah trauma secara intermittent tiap 5

menit.o Elastic bandage diaplikasikan pada posisi tangan sedikit dorsal fleksi

- US:o Continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 1.5-2

watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.- Joint mobilizationo Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPPo Translasi pada pembatasan pronasi dan supinasi

- Free active mobilization exerciseo Pronas-supinasi

- Kemungkinan splinting

Evaluasi- Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi:- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran - Juknis Asesmen fisioterapi- Juknis RICE- Juknis US- JuknisJoint mobilization- Juknis splinting

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATENOSYNOVITIS M. ABD. POL. LONGUS DAN EXT. POL. BREVIS

(de Quervain syndrome)

Banda Aceh, 2012 60

Page 61: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Tenosynovitis M. Abd. Pol. Longus dan ext. Pol. Brevis

Tujuan Proses Fisioterapi yang di terapkan pada Tenosynovitis M. Abd. Pol. Longus dan ext. Pol. Brevis

Kebijakan Indikasi : - Asesmen Fisioterapi pada Tenosynovitis M. Abd. Pol. Longus dan

ext. Pol. Brevis- Intervensi Fisioterapi pada Tenosynovitis M. Abd. Pol. Longus dan

ext. Pol. Brevis

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Lesi saraf perifer

Banda Aceh, 2012 61

Page 62: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali -

2 kali seminggu

Teknik Aplikasi Asesment fisioterapi

1. Anamnesis - Adanya nyeri pada sisi lateral pergelangan tangan saat

fleksiadduksi ibu jari tangan atau ulnar deviasi.2. Inspeksi:

- Bengkak pada sisi lateral pergelangan tangan3. Tes cepat:

- Fleksi ekstensi tangan dan jari tangan nyeri sast fleksi4. Tes gerak aktif

- Adduksi ibu jari tangan nyeri- Ulnar deviasi nyeri

5. Tes gerak pasif- Test streach fleksor ibu jari sakit

6. Tes gerak isometric: - Tes gerak isometric melawan tahanan ibu jari tangan kea rah

abduksi nyeri- Gerak ibu jari lain negatif

7. Tes khusus: -Finkels stain test nyeri, oposisi reposisi jari-Palpasi teraba oedeme pada sisi lateral pergelangan tangan

8. Pemeriksaan lain:DiagnosisNyeri gerak pada tendon otot m abd pol longus dan ext poli brevis akibat tenovaginitis m abd pol longus dan ext poli brevis

Rencana tindakan- penjelasan tentang patology, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi,

dan hasil yang di harapkan.- Persetujuan pasien- Perencanaan intervensi bertahap

Banda Aceh, 2012 62

Page 63: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi - US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah.- Parafin bath 5 menit- Massage ke arah proksimal.- Splinting atau elastic bandaging: piosisi ibu jari tangan abduksi dan

pergelangan tangan radial devia

Evaluasi- ROM, nyeri

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

Lampiran US, Parafin bath, massage, splint,

Banda Aceh, 2012 63

Page 64: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADADORSAL WRIST COMPRESSION SYNDROME

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Dorsal Wrist Compression Syndrome

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Dorsal Wrist Compression

Syndrome- Intervensi fisioterapi pada Dorsal Wrist Compression Syndrome

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislokasi- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 64

Page 65: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3- 2 kali

seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis-Trauma pada pergelangan tangan saat menumpu BB -Nyeri pada gerakan dorsal fleksi pergelangan tangan-Unstable

2. Inspeksi:-Kadang tapak oedeme pungung tangan

3. Tes cepat- Nyeri dan terbatas pada gerak dorsal flexion pergelangan tangan

4. Tes gerak aktif-Nyeri dan terbatas pada gerak dorsal flexion pergelangan tangan-Gerak palmar fleksi, lunar-radial dalam batas normal

5. Tes gerak pasif-Nyeri dan terbatas dengan hard end feel pada gerak dorsal flexion

pergelangan tangan-Gerak palmar fleksi, lunar-radial dalam batas normal

6. Tes gerak isometric- Tidak ditemukan gangguan khas

7. Tes khusus- JPM test palmar dan dorsal flexion timbul nyeri, terbatas denngan

firm end feel8. Pemeriksaan lain

- X ray: penyempitan sela sendi

DiagnosisRencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 65

Page 66: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- RICE- US:o Continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 1.5-2

watt/cm2 untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.- Joint mobilizationo Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPPo Translasi pada pembatasan pronasi dan supinasi

- Stenthening exercise dan latihan fungsi tangan- Kemungkinan splinting

Evaluasi- Nyeri,ROM

DokumentasiRekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS…

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada ..

Lampiran Juknis asesmenJuknis RICEJuknis US

Banda Aceh, 2012 66

Page 67: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAARTHROSIS CARPALIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

……………..Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Arthrosis Carpalia Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, parupurna, efektif dan efisien

dengan hasil yang optimal.Kebijakan Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Arthrosis carpalia- Intervensi fisioterapi pada Arthrosis carpalia

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 67

Page 68: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari dan pada aktualitas rendah 3-2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis- Nyeri jenis ngilu/pegal pada pergelangan tangan dan tangan - Morning sickness dan start pain- Gerak terbatas dan crepitasi

2. Inspeksi:- Posisi tangan MLPP- Gerak hand dexterity kaku.

3. Tes cepat- Nyeri dan terbatas pada gerak palmar-dorsal flexion pergelangan

tangan4. Tes gerak aktif

- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak palmar-dorsal flexion pergelangan tangan

5. Tes gerak pasif- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak palmar-dorsal

flexion pergelangan tangan dimana dorsal flexion lebih terbatas dari palmar flexion dengan end feel firm.

6. Tes gerak isometric- Tidak ditemukan gangguan khas

7. Tes khusus- Palpasi tangan sering teraba oedeme- JPM test palmar dan dorsal flexion timbul nyeri, terbatas denngan

firm end feel8. Pemeriksaan lain

- X ray : penyempitan sela sendi, penebalan tulang subchondrale; osteophyte.

Diagnosis- Capsular pattern wrist joint secondary to arthrosis carpalia

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 68

Page 69: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- US:

o US under awter continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 1.5-2 watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.

- Joint mobilizationo Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPPo Translasi pada pembatasan pronasi dan supinasi

- Free active mobilization exerciseo Pronasi-supinasi

- Kemungkinan splinting

Evaluasi- Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi:- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran - Juknis Asesmen fisioterapi- Juknis US- Joint mobilization- JuknisJoint mobilization- Juknis splinting

Banda Aceh, 2012 69

Page 70: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATENDOVAGINITIS STENOSANS (TRIGGER FINGER)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Tendovaginitis Stenosans (Trigger Finger)

Tujuan Adalah proses Fisioterapi yang di terapkan pada kasus Tendovaginitis Stenosans (Trigger Finger)

Kebijakan Indikasi :- Asesmen Fisioterapi dan temuannya pada kasus Tendovaginitis

Stenosans (Trigger Finger)- Intervensi fisioterapi pada Tendovaginitis Stenosans (Trigger Finger)

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Lesi saraf perifer- Rheumatoid arthritis.

Banda Aceh, 2012 70

Page 71: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis : - Waktu intervensi US 5-7 menit, kronis 1x1 hari atau 1x2 hari

(selama12 sampai 18 hari)- Dosis streching 8 detik, di ulang 8-10 kali.- Friction 30 kali

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis - Rasa nyeri pada jari ketiga atau ke empat saat ditekuk mengunci

dan kembali lurus dan berbunyi, - Nyeri pada setinggi caput metacarpal

2. Inspeksi:Tidak khas

3. Tes cepat Tes fleksi jari2 dan ekstensikan (jari ketinggalan)

4. Tes gerak aktif: - Pada gerak fleksi jari III/IV nyeri pada akhir ROM dan bila di

ekstensikan bunyi klik dan nyeri- Gerak sendi lain normal

5. Tes gerak pasif: - Terdapat nyeri saat fleksi jari yang bersangkutan penuh.- Saat ekstensi jari bunyi klik dan nyeri.

6. Tes gerak isometric - Gerak fleksi jari yang bersangkutan terdapat nyeri- Gerak lain negatif

7. Tes khusus - Palpasi pada caput metacarpal III atau IV teraba benjolan nyeri.- Bila dalam palpasi bersamaan digerakkan fleksi penuh dan

ekstensi teraba benjolan yang bergerak.8. Pemriksaan lain

DiagnosisNyeri gerak pada jari ke tiga (atau keempat) karena Tendovaginitis Stenosis flexor digitorum profundus.

Rencana tindakan- penjelasan tentang patology, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi,

dan hasil yang di harapkan.- Persetujuan pasien- Perencanaan intervensi.

Banda Aceh, 2012 71

Page 72: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi - US :

o US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah.

o Parafin bath 5 menit- Streching pada jari ke tiga (keempat) ke arah ekstensi penuh dengan

pergelangan tangan ekstensi- Transfer Friction jari ke tiga (di selubung tendon) Evaluasi Nyeri dan ROM

Dokumentasi: Rekam Fisioterapi dan rekam medis RS

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

Lampiran Asesment, US, parafin, stretching.

Banda Aceh, 2012 72

Page 73: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATEMPOROMANDIBULAR (TMJ) DISC DYSFUNCTION

SYNDROME

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Temporomandibular Disc Dysfunction Syndrome.

Tujuan Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Temporomandibular Disc

Dysfunction Syndrome- Intervensi fisioterapi pada Temporomandibular Disc Dysfunction

Syndrome

Kontraindikasi :- Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Tristmus- Acute joint pain

Banda Aceh, 2012 73

Page 74: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :

- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendh dosis intensitas tinggi

- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

2. Anamnesis- Nyeri jenis ngilu/pegal pada TMJ hingga migrain- Nyeri dan clicking saat mastikasi- Mengunci bila depressi penuh

2. Inspeksi:Tidak khas.

3. Tes cepatGerak elevasi-depresi bunyi dengan pola gerak ”C” atau ”S”

4. Tes gerak pasif- Gerak depresi nyeri dan bunyi ‘klik’ - Gerak lateral deviasi unilateral nyeri dan bunyi ‘klik’

5. Tes gerak isometricKadang nyeri

6. Tes khusus- Palpasi teraba otot masseter/temporales/pterigoideus nyeri- Compression test nyeri - Traction test kecaudal keluhan berkurang

7. Pemriksaan lain‘X’ ray panorama untuk melihat susunan gigi, TMJ tidak tampak kelainan

DiagnosisNyeri TMJ-migrain akibat TMJ disc dysfunction

Catatan :

Banda Aceh, 2012 74

Page 75: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- MWD diatas temporomandibular

Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Caudal traction mandibulaeTraksi static dan osilasi 5-10 menit

- Roll slide mobilization TMJ.- Anjuran Mastikasi dengan rahang sisi sehat- Koreksi gigi

EvaluasiNyeri, dan penguncian

DokumentasiRekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran MWD,Joint mobilization

Tes Pasif TMJ

Banda Aceh, 2012 75

Page 76: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATEMPOROMANDIBULAR (TMJ) OSTEOARTROSIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Temporomandibular Internal Derangement

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Kebijakan Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Lumbar disc bulging/HNP- Intervensi fisioterapi pada Lumbar disc bulging/HNP

Kontra indikasi :- Acute joint pain- Tristmus

Otot-otot yang memperkuat TMJ

Banda Aceh, 2012 76

Page 77: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :

- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi

- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :

Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis-Nyeri jenis ngilu/pegal pada TMJ disertai kaku hingga migrain-Nyeri dan terbatas saat buka mulut

2. InspeksiDepresi terbatas atau dalam pola ‘L’

3. Tes cepatGerak elevasi-depresi bunyi dengan pola gerak ”L”

4.Tes gerak pasif-Gerak depresi nyeri dan terbatas unilateral-Gerak lateral deviasi unilateral nyeri dan terbatas

5. Tes gerak isometricKadang nyeri

6. Tes khusus-Palpasi teraba otot masseter/temporales/pterigoideus nyeri-Compression test nyeri -Traction test kecaudal keluhan berkurang

1. Pemriksaan lain‘X’ ray terdapat gambaran arthrosis

DiagnosisNyeri TMJ-migrain akibat TMJ internal derangement

Catatan :

Banda Aceh, 2012 77

Page 78: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- MWD diatas temporomandibular

Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Caudal traction mandibulaeTraksi static dan osilasi 5-10 menit

- Latihan mobilisasi dan peningkatan ROM depressi- Anjuran Mastikasi dengan rahang sisi sehat

EvaluasiNyeri, sensasi, ROM

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran MWD,Joint mobilization

Banda Aceh, 2012 78

Page 79: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADACERVICAL DISC DYSFUNCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah asuhan fisioterpi yang diterapkan pada Cervical Disc DysfunctionTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien

dengan hasil yang optimal.Kebijakan Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Cervical disc dysfunction- Intervensi fisioterapi pada Cervical disc dysfunction

Kontra indikasi :- Fraktur - Lysthesis- Neoplasma- Osteoporosis- Whiplash injury- Ankylosing spondylitis- TBC tulang

Pembagian Cervical : Upper Cervical dan Lower Cervical

Banda Aceh, 2012 79

Page 80: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis:- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga lengan- Paresthesia hingga ke tangan pada area dermatome- Posisi menetap dan gerak fleksi cervical meningkatkan nyeri dan

paresthesia - Ekstensi terasa lebih nyaman

2. Inspeksi:Flat neck atau debíais

3. Tes cepat:- Gerak fleksi cervical nyeri dan paresthesia pada leher hingga

lengan/tangan- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri dan paresthesia pada leher

hingga lengan/tangan4. Tes gerak aktif:

- Gerak fleksi cervical nyeri dan paresthesia pada leher hingga lengan/tangan

- Gerak lain kadang positif5. Tes gerak pasif:

- Nyeri dan terbatas dengan springy end feel pada gerak fleksi cervical.

- Gerak ekstensi cervical terasa nyaman- Gerak lain kadang positif.

6. Tes gerak isometricNegatif.

7. Tes khusus-Compression test posisi fleksi nyeri dan paresthesia pada leher hingga

lengan/tangan-Traction test posisi ekstensi keluhan berkurang-Tes sensasi dijumpai hypoaesthesia/paresthesia area dermatome

tertentu-PACVP nyeri segmental

8. Pemeriksaan lain- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu-MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.

DiagnosisNyeri radikuler cervical disertai paresthesia lengan disebabkan karena disc bulging/ HNP cervical segment ..

Banda Aceh, 2012 80

Page 81: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana fisioterapi:- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi: - MWD cervical

o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Cervical tractiono Intermittent posisi lordosis beban 20-30% berat badan, periode traksi

dan istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15 menit - Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie - Cervical collar untuk actualitas tinggi- Proper neck mechanic anjuran posisi lordosis/ekstensi

Evaluasi- Nyeri, sensasi, ROM cervical.

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis MWDJuknis cervical tractionMobilisasi nucleusJuknis Mc Kenzie exercise

Mc. Kenzie Exercise pada Cervical.

Banda Aceh, 2012 81

Page 82: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADACERVICAL INSTABILITY

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Cervical InstabilityTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien

dengan hasil yang optimalKebijakan Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Cervical disc dysfunction- Intervensi fisioterapi pada Cervical disc dysfunction

Kontra indikasi :- Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang- Acute disc dysfunction

Banda Aceh, 2012 82

Page 83: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

Anamnesis- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga kepala dan/atau lengan- Paresthesia hingga ke kepala dan/atau tangan - Clicking pada gerak cervical tertentu- Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak tertentu cervical Inspeksi:- Flat neck atau deviasiTes cepat- Gerak fleksi atau cervical terjadi clicking sering disertai nyeri dan

paresthesia pada leher hingga lengan/tangan- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri dan paresthesia pada leher

hingga lengan/tanganTes gerak aktif- Nyeri dan kaku pada satu atau lebih gerak aktif cervical disertau bunyi

klik.- Kadang disertai nyeri yang menyebar ke kepala dan/atau tanganTes gerak pasif- Nyeri dan ROM lebih besar dari normal dengan empty end feel, sering

.satu atau lebih gerak pasif cervical terbatas dengan springy end feel - Keterbatasan gerak non capsular pattern.Tes gerak isometric- Nyeri pada gerak isometric - Nyeri berkurang pasca gerak isometrikTes khusus- Joint play movement satu atau lebih terjadi ROM lebih besar dari

normal dengan springy end feel.- Tes dengan PACVP nyeri segmental.Pemriksaan lain- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu- MRI dijumpai lysthesis atau kadang tidak khas.

Diagnosis- Nyeri radikuler cercical ke kepala dan/atau lengan disertai paresthesia

lengan disebabkan karena cervical instability

Banda Aceh, 2012 83

Page 84: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana fisioterapi- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- MWD cervical

o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Cervical collar untuk jenis rigid atau semi rigid- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak

Evaluasi- Nyeri, sensasi, stabilisasi aktif cervical.

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada RS

Lampiran AsesmenMWDActive stabilization exc

Banda Aceh, 2012 84

Page 85: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADASPONDYLOARTHROSIS CERVICALIS (S.A.C)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada Spondylosis Def / S.A.C

Tujuan Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Spondylosis Def / S.A.CKebijakan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien

dengan hasil yang optimalProsedur Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Spondyloarthrosis cervicalis

- Intervensi fisioterapi pada Spondyloarthrosis cervicalis

Kontra indikasi :- Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang- Acute disc dysfunction/Acute radicular pain

Pola Gerak Fleksi-EkstensiCervical

Banda Aceh, 2012 85

Page 86: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

Anamnesis- Morning sickness dan Start pain- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga interscapulae dan/atau

lengan- Nyeri leher disertai kaku leher- Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak cervical ekstensiInspeksi:- Flat neck atau Lordosis atau deviasiTes cepat- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak ekstensi nyeri

cervical menyebar hingga intersccapular atau lengan- Gerak ekstensi 3 dimensi cervical nyeri dan paresthesia pada leher

hingga interscapular atau lenganTes gerak aktif- Nyeri dan kaku pada gerak aktif cervical terutama ekstensi.Tes gerak pasif- Nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel, sering terasa crepitasi- Keterbatasan gerak dalam capsular pattern.Tes gerak isometric- Gerak isometric kadang nyeri- Nyeri berkurang pasca gerak isometrikTes khusus- Compression test posisi ekstensi nyeri menyebar- Joint play movement lateral gapping test atau 3 dimentional flexion

terbatas firm end feel.- Tes dengan PACVP nyeri segmental.Pemeriksaan lain- ‘X’ ray dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau facets- MRI dijumpai osteofif.

Diagnosis- Nyeri pseudo radikuler cercical menyebar ke interscapular/lengan disebabkan karena cervical spondylo arthrosis (disertai capsular patern).

Banda Aceh, 2012 86

Page 87: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- US atau SWD atau MWD atau .... cervical

o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendaho SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12

menit.- Cervical traction posisi fleksi beban 20-33% BB 15-20 menit- Cervical collar soft atau semi rigid untuk actualitas tinggi- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak

Evaluasi- Nyeri, dan ROM .

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran AsesmenCervical tractionUS / SWD / MWD

Traksi pada Cervical dalam posisi netral.

Banda Aceh, 2012 87

Page 88: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADALUMBAR DISC BULGING/HNP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada lumbar disc bulging/HNPTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil

yang optimal.Kebijakan Indikasi:

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Lumbar disc bulging/HNP- Intervensi fisioterapi pada Lumbar disc bulging/HNP

Kontra indikasi :- Fraktur - Lysthesis- Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang.

Pembagian Kelainan pada Diskus.

-

Banda Aceh, 2012 88

Page 89: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendh dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

Anamnesis:- Nyeri jenis ngilu/pegal pada Lumbar spine menyebar samapi ke kaki- Paresthesia hingga kekaki pada area dermatome L5-S1- Posisi duduk lama, jongkok; gerak fleksi lumbale meningkatkan nyeri

dan paresthesia Inspeksi: - Posisi lumbale scoliosisTes cepat:- Gerak fleksi lumbale nyeri dan paresthesia pada tungkai-kakiTes gerak aktif:- Gerak fleksi lumbale nyeri dan paresthesia hingga tungkai belakang-

kaki- Gerak lain kadang positifTes gerak pasif:- Nyeri dan terbatas dengan springy end feel pada gerak fleksi lumbale. - Gerak ekstensi lumbale terasa nyaman- Gerak lain kadang nyeriTes gerak isometric- Kadang ekstensi ibu jari kaki lemah.Tes khusus- Palpasi teraba otot para vertebrale spasm- Lasegue sign positif, bragard test positif- Compression test posisi fleksi nyeri dan paresthesia hingga kaki- Traction test posisi ekstensi keluhan berkurang- Tes sensasi dijumpai hypoaesthesia/paresthesia area dermatome

tertentuPemeriksaan lain- ‘X’ ray dijumpai flat back - MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.

Diagnosis- Nyeri radikuler cercical disertai paresthesia lengan disebabkan karena

disc bulging/ HNP lumbale segment

Banda Aceh, 2012 89

Page 90: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana fisioterapi:- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi: - SWD/MWD lumbale

o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Lumbale tractiono Intermittent poaiai lordosis beban 40-60% berat badan, periode traksi

dan istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15 menit - Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie - Lumbar corset untuk actualitas tinggi- Proper body mechanic anjuran posisi lordosis/ekstensi dan lifting

technique

Evaluasi- Nyeri, sensasi, ROM lumbale.

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran AsesmenLumbar tractionTerapi latihan Mc KenzieProper body mechanic, lifting technique

Mc. Kenzie Exercise.

Banda Aceh, 2012 90

Page 91: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADALUMBAR SPONDYLOARTHROSIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Spondyloarthrosis LumbalisTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil

yang optimal.Kebijakan Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Spondyloarthrosis lumbalis- Intervensi fisioterapi pada Spondyloarthrosis lumbalis

Kontra indikasi :- Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang- Acute disc dysfunction/Acut radicular pain.

Foto Rotgen Lubosacral

Banda Aceh, 2012 91

Page 92: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

Anamnesis- Morning sickness dan Start pain- Nyeri jenis ngilu/pegal pada lumbale kadang hingga kelakang paha- Nyeri lelumbale disertai kaku - Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak ekstensi lumbale Inspeksi:- Lumbale lordosis atau flat backTes cepat- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak ekstensi nyeri

lumbale Tes gerak aktif- Nyeri dan kaku pada gerak aktif lumbale terutama ekstensi.Tes gerak pasif- Nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel, sering terasa crepitasi- Keterbatasan gerak dalam capsular pattern.Tes gerak isometric- Gerak isometric negative atau kadang nyeriTes khusus- Compression test posisi fleksi nyeri - Gapping test terbatas firm end feel.- Tes dengan PACVP nyeri segmental.Pemriksaan lain- ‘X’ ray dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau facets- MRI dijumpai osteofit.

Diagnosis- Nyeri pseudo radikuler lumbale ke hamstrings karenal spondylo arthrosis lumbalis

Banda Aceh, 2012 92

Page 93: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- US atau SWD atau MWD atau cervical

o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendaho SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12

menit.- Lumbar traction posisi fleksi beban 40-60% BB 15-20 menit- Lumbar corset untuk actualitas tinggi- Williams flexion exercise- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi lumbaletegak- Proper neck mechanic pada posisi flat back

EvaluasiNyeri, dan ROM .

Dokumentasi Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran AsesmenLumbar tractionTerapi latihan Williams flexion exerciseProper body mechanic, lifting technique

Trakasi Lumbal

Banda Aceh, 2012 93

Page 94: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LUMBAR SPONDYLOLYSTHESIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada lumbar SpondylolysthesisTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil

yang optimal.Kebijakan Indikasi:

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Spondylolysthesis lumbalis- Intervensi fisioterapi pada Spondylolysthesis lumbalis

Kontra indikasi :- Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang- Acute disc dysfunction/Acut radicular pain

Banda Aceh, 2012 94

Page 95: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendh dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis:- Nyeri pingang sampai kedua hamstrings- Disertai paresthesia kedua hamstrings- Gerak lumbale sering ‘clicking’

2, Inspeksi: Lordosis/asimetri3. Tes cepat

- Fleksi terjadi clicking dan nyeri- Gerak hip lebih besar dari lumbale

4.Tes gerak aktif- Nyeri pada gerak tertentu (missal fleksi)- Terdengar bunyi klicking

5.Tes gerak pasif- Nyeri pada gerak tertentu- ROM lebih besar dari normal

6. Tes gerak isometric Tidak tampak kelainan7. Tes khusus

- Palpasi: step on atau step off.- Stabilization test positif kadang diikuti paresthesia

8.Pemeriksaan lain‘X’ ray dijumpai Lysthesis

Diagnosis: - Nyeri pinggang hingga kedua hamstrings akibat spondylolysthesis

lumbalis.

Rencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 95

Page 96: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- SWD atau MWD

o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Lumbar corset - Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi lumbale tegak otot para

lumbale, abdominal dan otot-otot pelvic hip complex- Proper neck mechanic pada posisi lordosis

Evaluasi- Nyeri, dan stabilitas.

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran AsesmenLumbar corsetTerapi latihan stabilization exerciseProper body mechanic, lifting technique

Lumbal Corset

Banda Aceh, 2012 96

Page 97: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS IDIOPATIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Scoliosis IdiopatikTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil

yang optimal.Kebijakan Indikasi:

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Cervical disc dysfunction- Intervensi fisioterapi pada Cervical disc dysfunction

Kontra indikasi :- Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang

Scoliosis

Banda Aceh, 2012 97

Page 98: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendh dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis:- Punggung asimetri punggung (scapula) menonjol satu sisi- Diketahui secara tidak sengaja oleh orang tuanya- Tidak diketahui sebabnya

2. Inspeksi: Asimetri dan rib hump, atau pelvis torsion

3. Tes cepat Fleksi punggung tampak rib hump4. Tes gerak aktif

- Gerak lateral fleksi kekanan terbatas pada T8 tetap melengkung kekiri atau hanya tegak

- Gerak lateral fleksi kekiri lebih besar5. Tes gerak pasif

- Gerak lateral fleksi kekanan terbatas pada T8 terbatas dengan firm end feel

- Gerak lateral fleksi kekiri pada T8 ROM lebih besar dari normal dengan end feel elastik

6. Tes gerak isometric Negatif 7. Tes khusus

- Fleksi dijumpai ribs hump kanan- Asimetri pelvis (pelvic torsion) terhadap plumb line yang

ditempatkan pada kolumna vertebrali- Pengukuran panjang kaki dijumpai leg discrepancy- LPAVP dijumpai keterbatasan dengan firm end feel- Gapping test T7-8-9 terbatas dengan firm end feel

8.Pemeriksaan lain- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu- Pengukuran ‘cobb angle’

Diagnosis: - Gangguan posture tubuh bidang frontal akibat scoliosis idiopathicRencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 98

Page 99: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi:- MWD thoracal

o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Latihan mobilisasi dengan metode crawl exercise- Latihan stabilisasi dengan bugnet exercise- TLSO atau Boston brace

Evaluasi- Nyeri, Cobb angle

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran AsesmenJuknis clawl exercise, bugnet exerciseJuknis mobilsasi segmental thoracal

Banda Aceh, 2012 99

Page 100: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATHORACIC HYPOMOBILITY SYNDROME

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Thoracic Hypomobility Syndrome

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Kebijakan Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus thoracic hypomobility

syndrome.- Intervensi fisioterapi pada thoracic hypomobility syndrome.

Kontra indikasi :- Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang

Banda Aceh, 2012 100

Page 101: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi:

1. Anamnesis:- Nyeri jenis ngilu/pegal pada punggung atas, interscapular hingga

satu sisi dada- Nyeri meningkat pada ekstensi thoracal atau inspirasi dalam.

2. Inspeksi: Kifosis thoracalis atau round back3. Tes cepat:

Gerak ekstensi thoracal nyeri hingga dada4.Tes gerak aktif:

- Gerak ekstensi thoracal nyeri hingga dada- Gerak lain kadang nyeri

5.Tes gerak pasif:-Gerak ekstensi thoracal nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel-Gerak lain kadang nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel

6.Tes gerak isometric: Negatif.7.Tes khusus:

-PACVP nyeri punggung hingga ke dada-LPAVP nyeri punggung hingga ke dada-Segmental gapping test thoracal nyeri, terbatas dan firm end feel.

8.Pemeriksaan lain: ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu

Diagnosis:- Nyeri punggung atas hingga dada dengan hypeomobility thoracal

(missal T8-9) disebabkan (missal kifosis atau round back)

Rencana tindakan:- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 101

Page 102: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi:- US- MWD thoracal

o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Joint mobilzation teknik PACVP LPAVP- Gapping manipulation 3 dimensi ekstensi- Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie - Proper back mechanic anjuran posisi lordosis/ekstensi

Evaluasi:- Nyeri, JPM, dan ROM thoracall.

Dokumentasi:- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran - Juknis asesmen- Juknis MWD- Juknis asesmen- Juknis PACVP dan LPAVP- Juknis gapping manipulation- Juknis Mc. Kenzie exc.

Banda Aceh, 2012 102

Page 103: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAMYOFASCIAL PAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada myofascial pain Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil

yang optimal.Kebijakan Indikasi:

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus myofascial pain- Intervensi fisioterapi pada myofascial pain

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Myositis osccsificans

Banda Aceh, 2012 103

Page 104: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendh dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis:- Nyeri jenis pegal menyebar dalam pola segmental/vegetatif- Nyeri meningkat regangan pada otot yang bersangkutan- Nyeri meningkat kontraksi pada otot yang bersangkutan

2. Inspeksi: Tidak khas3. Tes cepat

Tergantung regio yang terkena4.Tes gerak aktif

Tergantung regio yang terkena5.Tes gerak pasif Tergantung regio yang terkena6.Tes gerak isometric Tergantung regio yang terkena7.Tes khusus

-Palpasi: trigger point, pada taut band dan twisting, nyeri menyebar.-Stretch test.

8.Pemeriksaan lain-.-

Diagnosis: Nyeri muscular menyebar ke …… disebabkan oleh myofascial trigger point.

Rencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 104

Page 105: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- US:

o Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksio Dosis 2 – 2.5 watt/cm2 waktu 2-3 menit

- Transverse friction Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi- Stretching otot yang bersangkuta

Evaluasi- Nyeri.

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis assesmenJuknis USJuknis Transverse frictionJuknis stretching

Banda Aceh, 2012 105

Page 106: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATHORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME : SCALENUS

SYNDROME

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Thoracic (Compression) Outlet Syndrome : Scalenus Syndrome

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

Kebijakan Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Thoracic (Compression)

Outlet Syndrome : Scalenus Syndrome- Intervensi fisioterapi pada Thoracic (Compression) Outlet Syndrome :

Scalenus Syndrome

Kontra indikasi :- Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang- Acute disc dysfunction/Acut radicular pain.

Banda Aceh, 2012 106

Page 107: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :

Asesmen fisioterapi1. Anamnesis

- Nyeri jenis ngilu/pegal pada leer-pundak depan hingga lengan- Nyeri meningkat pada posisi lengan kebawah disertai depresi - Nyeri berkurang bila lengan abduksi

2. Inspeksi:- Forward head position- Posisi bahu-lengan depresi

3. Tes cepat- Tidak spesifik- Abduksi elevasi kadang nyeri

4. Tes gerak aktif Negatif

5. Tes gerak pasifNegatif

6. Tes gerak isometricNegatif

7. Tes khusus- Adson’s test positif- Palpasi scalenus nyeri semutan hingga ke Joint play movement

lateral gapping tanganPemriksaan lain

‘X’ ray normal

DiagnosisNyeri dan semutan leher-pundak hinga lengan disebabkan oleh entrapmen pleksus bracialis akibat scalenus contractur

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 107

Page 108: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- MWD pada m.scalenus

o MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Contract relax stretching m. scalenus anterior/posterior- Postural correction (retraksi leher)- Home program: stretching.

Evaluasi- Nyeri, dan ROMDokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran - Asesmen- MWD- Contract relax stretching- Postural correction.-

Banda Aceh, 2012 108

Page 109: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADATHORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME : HYPER

ABDUCTION SYNDROME

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada thoracic (compression) outlet syndrome

Tujuan Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Kebijakan Indikasi : - Asesmen Fisioterapi dan temuannya pada kasus thoracic (compression)

outlet syndrome- Intervensi Fisioterapi pada thoracic (compression) outlet syndrome

Kontraindikasi : - Fraktur - Neoplasma- Osteoporosis- Ankylosing spondylitis- TBC tulang- Acute disc dysfunction/Acut radicular pain.

Banda Aceh, 2012 109

Page 110: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Rosedur Dosis : - Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi : Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis- Nyeri dan atau semutan ke lengan. - Terutama bila tidur miring kesisi sakit atau tertindih.- Saat gerakan mengangkat lengan penuh kesemutan bila di

turunkan hilang.2. Tes cepat:

Abdukasi elevasi shoulder penuh timbul semutan/nyeri langan.3. Tes gerak aktif:

- Abduksi penuh timbul nyeri/paresthesia- Gerak lain negatif

4. Tes gerak pasif: - Abduksi penuh timbul nyeri/paresthesia dengan springy end feel.- Gerak lain negatif Tes gerak isometrik.

5. Tes khusus: Hiperabduction test.

6. Pemeriksaan lainEMG ditemukan entrapmen setinggi pectoralis minor

Diagnosis Nyeri dan semutan leher-pundak hinga lengan disebabkan oleh entrapmen pleksus bracialis akibat pectoralis minor contractur

Rencana tindakan - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 110

Page 111: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi : - MWD pada m pecroralis minor.

o MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.

- Contract relax stretching m. pectoralis minor- Home program : stretching.

Evaluasi: Nyeri dan ROM

Dokumentasi: Rekam medik Rumah Sakit .....

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran AsesmenMWDContract rela stretching

Banda Aceh, 2012 111

Page 112: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADACOLLUM FEMORIS FRACTURE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Fraktur collum femorisTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil

yang optimal.

Anatomi os femur

Banda Aceh, 2012 112

Page 113: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Kebijakan Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Fraktur collum femoris- Intervensi fisioterapi pada Fraktur collum femoris

Kontra indikasi :- osteomielitis- Neoplasma.

Banda Aceh, 2012 113

Page 114: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendh dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

Anamnesis:- adanya nyeri pada daerah fraktur- adanya kliking- inflamasi- sensasi- Kelemahan otot

Inspeksi:Leg discrepancy

Tes cepat- Sulit dilakuka pada keadaan acute,- menurut area terjadinya fraktur

Tes gerak aktif- Gerak fisiologis sendialur gerak normal- keseimbangan, koordinasi, beban sirkulasi.

Tes gerak pasif- Gerak terbatas kesemua arah gerakan Tes gerak isometric

- Tidak ada gejala khasTes khusus: - Palpasi untuk menentukan lokasi- Joint play movement untuk capsuloligamentair- Contract relax stretching untuk patologi tendomuscular dan panjang otot- Joint stabilization test untuk hypermobility/instability- Provocation test segmental untuk mendeteksi segment patologis- Gapping test untuk joint play movement test facets, sacroiliac joint- Low back manouvre I dan II.- Skin consistency untuk mendeteksi patologi integument- Tes khusus regional untuk kasus tertentu.- Neurologic test untuk pemeriksaan gangguan neurologis

Pengukuran: - ROM untuk memeriksa lingkup gerak sendi- Manual muscle testing untuk mengukur kekuatan otot umum- Pengukuran performans otot dengan HHD, spygmomanometer ,biofeedback pressure.Pemeriksaan lain- X ray, MRIDiagnosis: - adanya gangguan gerak pada hip dan nyeriRencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

Banda Aceh, 2012 114

Page 115: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- RICE- Infra Red Dengan ORIF,jarak Steady stage- SWD tanpa ORIF,contineus selama10 – 12 menit- Inmobilisasi dengan Gips selama........- Bandage- Mobilisasi- Ambulasi dan transfer

EvaluasiNyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi: Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis RICEJuknis Infra RedJuknis SWDJuknis BandageJuknis Ambulasi dan transfer.

Banda Aceh, 2012 115

Page 116: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHROSIS HIP JOINT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Osteoarthrosis Hip jointTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil

yang optimal.Kebijakan Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Osteoarthrosis Hip joint- Intervensi fisioterapi pada Osteoarthrosis Hip joint

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis.

Banda Aceh, 2012 116

Page 117: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Assesment fisioterapi

1. Anamnesis-Nyeri jenis ngilu/pegal pada hip joint-Morning sickness dan start pain-Gerak terbatas dan crepitasi

2. Tes cepat Nyeri dan terbatas pada semua arah gerakan hip joint 3. Tes gerak aktif

Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint 4.Tes gerak pasif

-Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint - internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel.

5.Tes gerak isometric Tidak ditemukan gangguan khas6.Tes khusus JPM test internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel.7.Pemeriksaan lain

X ray: penyempitan sela sendi; penebalan tulang subchondrale; osteophyte.

Diagnosis Capsular pattern hip joint secondary to Osteoarthrosis Hip jointRencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi- Ultra sound

o Continous dosis 1-1,5 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 2 -2,5 watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.

- Joint mobilizationo Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP

- Translasi pada pembatasan internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint,.- Active mobilization exercise Semua arah gerakan hip

EvaluasiNyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi: Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Banda Aceh, 2012 117

Page 118: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis asesmenJuknis USJuknis joint mobilizationJuknis mobilisasi sendi aktif.

Banda Aceh, 2012 118

Page 119: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAOSTEOARTHROSIS TIBIOFEMORAL JOINT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Osteroarthrosis tibiofemoral joint

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Kebijakan Indikasi :- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Osteroarthrosis

tibiofemoral joint- Intervensi fisioterapi pada Osteroarthrosis tibiofemoral joint

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 119

Page 120: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendh dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis- Nyeri jenis ngilu/pegal pada Tibio femoral joint- Morning sickness dan start pain- Gerak terbatas dan crepitasi

2. Tes cepat Nyeri dan terbatas pada fleksi, ekstensi tibio femoral joint 3. Tes gerak aktif

Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada tibio femoral joint 4.Tes gerak pasif

- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak tibio femoral joint - Fleksi, ekstensi, tibio femoral joint, firm end feel.

5.Tes gerak isometric Tidak ditemukan gangguan khas6.Tes khusus

- JPM test fleksi, ekstensi tibio femoral joint, firm end feel.- Patello femoral test - Ballotement test - Fluktuation test

7.Pemeriksaan lain X ray: penyempitan sela sendi; penebalan tulang subchondrale;

osteophyte.Diagnosis- Capsular pattern tibio femoral joint secondary to Osteoarthrosis tibio

femoral joint- Nyeri gerak tibio femoral joint

Rencana tindakan- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 120

Page 121: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- Ultra Sound:

o Continous dosis 1-1,5 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 2 -2,5 watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.

- Joint mobilizationo Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP

- Translasi pada pembatasan fleksi, ekstensi tibio femoral joint - Active mobilization

EvaluasiNyeri sekitar ankle dan lutut

DokumentasiRekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis asesmenJuknis Ultra SoundJuknis joint mobilizationJuknis mobilisasi sendi aktif.

Banda Aceh, 2012 121

Page 122: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADACHONDROMALACIA PATELLAE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Chondromalacia patellae

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Kebijakan Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Chondromalacia patellae- Intervensi fisioterapi pada Chondromalacia patellae

Kontra indikasi :- Osteoporosis.- TB Tulang akut.- Fraktur.- Infeksi sendi akut.

Banda Aceh, 2012 122

Page 123: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendh dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis:-Nyeri berjalan-Deformitas kearah genu valgus

2. Inspeksi:- tidak tampak kelainan local. Perhatikan Q angle/genu valgus

3. Tes cepat- gerakan flexi dan ekstensi terjadi painfull arc

4. Tes gerak aktif- flexi dan ekstensi

5. Tes gerak pasif- flexi dan ekstensi

6. Tes gerak isometric- Gerak isometric ekstensi lutut nyeri

7. Tes khusus-Palpasi : nyeri tekan pada condylus lateral dan medial - Joint play movement MLPP kompresi diatas patella posisi lutut

ekstensi dan semi fleksi.-Pengukuran Q angle dan genu valgus.-Tes kekuatan m. Vastus medialis.

8. Pemeriksaan lain- ’X’ ray intuk melihat OA sendi patellofemoralis

Diagnosis: Nyeri pada patella disebabkan oleh chondromalacia

Rencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 123

Page 124: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- US pada tepi patella dengan cara mendorong patella ke lateral dan

medialo US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah

- MWD/SWDo SWD intermiten selama 10 – 12 menit

- Transverse friction dengan cara mendorong patella ke lateral dan medial

- Strengthening exercise m. Vastus medialis pada posisi lutut gerak akhir ekstensi

Medial arc support (corect shoes)Evaluasi

- Nyeri, JPM dan ROM .

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis US, SWDTranverse frictionMedial arc support

Banda Aceh, 2012 124

Page 125: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAKNEE INSTABILITASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah :Ketidakstabilan kneeTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien

dengan hasil yang optimal.Kebijakan Indikasi :

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus knee instability- Intervensi fisioterapi pada knee instability

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma- Osteoporosis

Banda Aceh, 2012 125

Page 126: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3 kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis:- Nyeri pada sendi lutut pada gerakan flexi dan extensi- Keluhan nyeri pada saat aktivitas.

2. Inspelsi:- Kadang tampak genu valgus/varus

3. Tes cepat- Hiper mobility pada knee joint.

4. Tes gerak aktif-Terjadi nyeri pada saat hiper extensi knee joint atau fleksi penuh.- Internal rotasi dan external rotasi tidak terjadi nyeri

5.Tes gerak pasif-Nyeri pada saat gerakan varus dan valgus, flexi – extensi sendi lutut dengan end feel soft.

6. Tes gerak isometric- Adanya nyeri pada sendi lutut

7. Tes khusus- Valgus test: untuk tes lig.collaterale mediale- Varus test: untuk tes lig.collaterale laterale- Anterior shearing test untuk tes lig.cruciatum anterior- Posterior shearing test untuk tes lig.cruciatum posterior

8.Pemeriksaan lain- Atroskopi

Diagnosis- Nyeri sendi lutut pada gerakan akibat lesi lig.collaterale mediale, (atau

lig.collaterale laterale; atau lig.cruciatum anterior atau lig.cruciatum posterior)

Rencana tindakan - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 126

Page 127: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

- Intervensi MWD cervicalo Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk

aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.- Knee support dengan penguat pada fungsi ligament yang lesi.- Latihan stabilisasi aktif. Pada posisi MLPP.- Latihan Strengthening otot pes anserinus (atau iliotibial, atau hamstrings,

atau quadriceps)

Evaluasi- Nyeri, stabilisasi aktif knee.

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada

Lampiran AsessmentMWDStrengtheningStabilisasi aktifKnee support

Banda Aceh, 2012 127

Page 128: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA FLAT FOOT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Flat foot

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Kebijakan Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Flat foot - Intervensi fisioterapi pada Flat foot

Kontra indikasi :- Fraktur- Poliomielitis

Banda Aceh, 2012 128

Page 129: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Penggunaan medial arc support dalam waktu 3bulan atau lebih- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis:- Tidak ada arcus plantar- inbalance

2. Inspeksi:- Telapak kaki datar, tulang navicularis menonjol ke medial.

3. Tes cepat- Gait análisis tampak kaki menyudut kelateral- Plantar fleksi lebih lemah

4. Tes gerak aktif- Dalam batas normal

5. Tes gerak pasif- Gerak pronasi kaki ROM lebih besar dari normal, gerak pronasi

terbatas elastic end feel- Gerak lain normal

6.Tes gerak isometric- Fleksi jari-jari kaki kekuatan kurang dibanding dengan otot lain.

7. Tes khusus- Palpasi: arcus longitudinal plantaris rata- Pengukuran adakah genu valgus

8. Pemeriksaan lain -.Podografi: dijumpai flet foot.

Diagnosis: gangguan kesimbangan dan berjalan akibat flat foot

Rencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 129

Page 130: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- Strengthening exercice pada fleksor jari kaki - Ballance exc- Walking exc dengan menggunakan ujung kaki- Penggunaan medial arc support

Evaluasi- Nyeri sekitar ankle dan lutut

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis asesmenJuknis strengthening excJuknis walking exc dan balance excMedial arc support

Banda Aceh, 2012 130

Page 131: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAANKLE SPRAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Ankle sprainTujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil

yang optimal.Kebijakan Indikasi:

- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Ankle Sprain- Intervensi fisioterapi pada Ankle Sprain

Kontra indikasi :- Fraktur- Dislocation- Neoplasma

Banda Aceh, 2012 131

Page 132: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas

rendah dosis intensitas tinggi- Waktu intervensi 20-30 menit- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali semingguTeknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis-Ada riwayat trauma (kesleo) kearah inversi-Nyeri jenis nyeri tajam pada kaki sisi lateral-Nyeri meningkat pada saat gerak eversi

2. Inspeksi: - Tampak oedeme dan/atau haemetome pada lateral kaki.3. Tes cepat

- Gerak plantar maupun dorsal fleksi nyeri. Gerak inversi nyeri hebat.4.Tes gerak aktif

- Gerak inversi nyeri dan gerak eversi tidak terasa nyeri- Gerak dorso dan plantar flexi

5.Tes gerak pasif- Gerak pasif inversi nyeri, ROM terbatas denga sringy end feel- Gerak lain negatif

6. Tes gerak isometric - Gerak isometrik eversi nyeri bila tendon M. Peroneus longus dan brevis cidera7. Tes khusus

- Palpasi pada lig. Calcaneofibulare dan talofibulare terasa nyeri, kemungkinan lig.lain seperti lig.calcaneocuboideum.

- Pada cidera tendon palpasi diatas tendon mm.peroneus longus dan atau peroneus brevis terasa nyeri

- Joint play movement.pada sendi calcaneofibulare dan talofibulare nyeri dengan springy end feel.

8. Pemeriksaan lain

Diagnosis- Nyeri lateral kaki disebabkan oleh sprain ankle.

Rencana tindakan: - - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 132

Page 133: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- Pada fase acute diterapkan RICE - Bandaging dengan elestic bandage dan /atau tapping diberikan hingga

satu minggu atau lebih- US: diberikan pada fase kronik

o Pada ligamenta atau tendon yang terjadi ciderao Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit

- Transverse friction- Active stabilization and balance exercise.- Walking exc

Evaluasi- Nyeri sekitar ankle

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis asesmenJuknis RICEJuknis USJuknis Bandage.

Banda Aceh, 2012 133

Page 134: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

PUSKESMAS ………..

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAPES EQUINOVARUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur TetapPELAYANAN FISIOTERAPI

Tanggal terbit Ditetapkan,Kepala Puskesmas

Pengertian Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Pes equinovarus

Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Kebijakan Indikasi:- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Pes equinovarus- Intervensi fisioterapi pada Pes equinovarus

Kontra indikasi :- Fraktur- Poliomielitis.

Banda Aceh, 2012 134

Page 135: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Prosedur Dosis :- Penggunaan medial arc support dalam waktu 3bulan atau lebih- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2

kali seminggu

Teknik Aplikasi :Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis:-Dibawa sejas lahir atau akibat kelumpuhan-Anak terlambat usia jalan-Berdiri dan jalan dengan punggung kaki

2. Inspeksi:-Telapak kaki melengkung, menapak dengan sisi luar kaki atau dengan punggung kaki.

3. Tes cepat-Gait análisis tampak kaki menyudut kemedial atau berdiri denga sisi luar kaki atau bahkan punggung kaki

4. Tes gerak aktif-Gerak dorsal fleksi dan eversi kekuatan menurun

5. Tes gerak pasif-Gerak dorsal fleksi dan eversi dengan firm end feel

6. Tes gerak isometric-Gerak dorsal fleksi dan eversi kekuatan menurun

7. Tes khusus- Joint play movement - Stretch test pada arcus longitudinal kaki8. Pemeriksaan lain-.Podografi: dijumpai flet foot.

Diagnosis: - Gangguan jalan dengan punggung kaki akibat pes equino varus

Rencana tindakan: - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi

dan hasil yang diharapkan- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

fisioterapi- Perencananaan intervensi secara bertahap

Banda Aceh, 2012 135

Page 136: STANDARD OPERATION PROSEDUR - Copy.docx

Intervensi- Mobilisasi kaki- Strengthening exercice pada fleksdorsal fleksi dan eversi- Ballance exc- Penggunaan sebatu koreksi

Evaluasi- Nyeri sekitar ankle dan lutut

Dokumentasi- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

Unit terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada di RS .....

Lampiran Juknis asesmenJuknis strengthening excJuknis walking exc dan balance excMedial arc support

Banda Aceh, 2012 136