(s kripsi) oleh ayi anggraini tungga dewidigilib.unila.ac.id/31291/20/skripsi tanpa bab...

40
(SKRIPSI) Oleh Ayi Anggraini Tungga Dewi PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018 PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN GABUS (Channa striata Bloch, 1793)

Upload: vankiet

Post on 14-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

(SKRIPSI)

OlehAyi Anggraini Tungga Dewi

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANJURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

2018

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PADA PAKAN KOMERSIALTERHADAP PERTUMBUHAN IKAN GABUS

(Channa striata Bloch, 1793)

ii

ABSTRACT

THE EFFECT OF ENZYME CNTAINED IN COMMERCIAL PELLET ONSNAKEHEAD (Channa striata Bloch, 1793) GROWTH.

By

Ayi Anggraini Tungga Dewi

Snakehead (Channa striata) is a fresh water fish easily found in indonesia water.Snakehead (Channa striata) is one of fresh water comodity with high price that isconsumed to flfil the need of protein. Pellet which is appropriate to the need ofnutrient can support the optimal growth of Snakehead (Channa striata). Toimprove the nurient value in the pellet is by adding some enzymes to the pellet.Ths research aimed at finding the effect of enzyme adding dosage nto commercialpellet on growth and longevity of Snakehead (Channa striata) the research wasconductid on April- June 2017 in fishery cultivation lab, fishery & marinedepartment, Agriculture faculty of Lampung Unversity. The research plan used ithis research was complete random plan (RAL) which consisted of fourtreathments and three repetition, they were A (Enzyme dosage adding 0%), B(Enzyme dosage adding 1,5%), C (Enzyme dosage adding 2,25%) and D (Enzymedosage adding 3,5%). Data obtained was analized using ANOVA, the resultshowed tha enzyme ading into pellet with 3,5% dosage gave the best impact onthe growth of Snakehead (Channa striata) with absolute growth 12,45 gr anddaily rowth as much as 0,21 gr/day, and also the pellet convercion ratio 1,66.Meanwhile the best longevity ratio was from treatment B with 1,5 % dsage wherehe longevity 100%.

Keywords : Snakehead, Enzyme and Growth.

iii

RINGKASAN

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PADA PAKAN KOMERSIALTERHADAP PERTUMBUHAN IKAN GABUS

(Channa striata Bloch, 1793).

OlehAyi Anggraini Tungga Dewi

Ikan gabus (Channa striata) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dijumpaidi perairan umum Indonesia. Ikan gabus adalah salah satu komoditas air tawaryang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang dimanfaatkan untuk memenuhikebutuhan protein hewani. Pakan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan nutrisidapat mendukung pertumbuhan optimum dari benih ikan gabus. Untukmemperbaiki nilai nutrisi pakan yaitu dengan menambahkan enzim pada pakan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis penambahan enzimpada pakan komersial terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup pada benihikan gabus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2017, diLaboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, FakultasPertanian Universitas Lampung. Rancangan penelitian yang digunakan adalahmetode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dantiga kali ulangan yaitu A (penambahan dosis enzim 0%), B (penambahan dosisenzim 1,5%), C (penambahan dosis enzim 2,25%), dan D (penambahan dosisenzim 3,5%). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa penambahan enzim pada pakan dengan pemberian dosis 3,5% memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan benih ikan gabus denganpertumbuhan mutlak 12,45 gram dan pertumbuhan harian 0,21 gram/hari, sertarasio konversi pakan 1,66. Akan tetapi tingkat kelangsungan hidup terbaik didapatpada perlakuan B dengan pemberian dosis 1,5% dimana tingkat kelangsunganhidupnya 100 %.

Kata kunci : Benih ikan gabus, enzim, pertumbuhan.

iv

Oleh

Ayi Anggraini Tungga Dewi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Perikanan dan KelautanProgram Studi Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PADA PAKAN KOMERSIALTERHADAP PERTUMBUHAN IKAN GABUS

(Channa striata Bloch, 1793).

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 14 Agustus

1993 sebagai anak pertama dari pasangan Bapak

Maryadi dan ibu Nangimah. Penulis memulai

pendidikan formal dari Taman Kanak-Kanak Bumi

Dipasena Abadi diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah

Dasar Negeri (SDN) 01 Bumi Dipasena Abadi, Bumi

Dipasena Abadi diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah

Menengah Pertama Negeri (MTs) Darussalam Banjar

Negeri Natar diselesaikan pada tahun 2009 dan Sekolah Menengah Atas (MA)

Ma’arif 9 Kotagajah diselesaikan pada tahun 2012. Penulis diterima menjadi

mahasiswa program Studi Budidaya Perairan pada tahun 2012 melalui jalur Ujian

Mandiri (UM). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten dosen

mata kuliah Ikhtilogi. Organisasi yang pernah diikuti penulis yaitu Himpunan

Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA). Penulis menjadi anggota bidang

kewirausahaan pada periode 2014/2015.

Penulis pernah melakukan kegiatan Praktik Umum di Balai Layanan Usaha

Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang pada tahun 2015 dengan

mengambil judul ‘Pembenihan Ikan Nila (Oreocrhomis niloticus)’ Penulis juga

melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Aji Mesir Kecamatan

Gedung Aji Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2016.

Penulis melaksanakan penelitian akhir dengan judul “Pengaruh Pemberian

Enzim pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa

striata Bloch, 1793)” Di Laboratorium Perikanan dan Kelautan, Jurusan Budidaya

Perairan, Universitas Lampung.

ix

Dengan penuh rasa syukur kepada AllahSWT, yang telah mengabulkan doa dan

harapan orang tuaku. Kupersembahkan karyaini untuk orang tuaku serta keluargakutersayang yang selalu mendoakan dan

menyemangatiku.

Untuk sahabat-sahabatku dan semua pihakyang ikut membantu menyelesaikan skripsi ini.Dan tidak lupa untuk almamaterku tercinta

“Universitas Lampung”.

x

“Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan

yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala

kebajikan yang lain”

(Cicero)

“Belajarlah dari kesalahan orang lain, anda tak dapat hidup

cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri”.

(Martin Vanbee)

“Janganlah mengingat seseorang karena satu kesalahannya

tapi ingatlah seberapa banyak kebaikan yang telah ia perbuat”

(Ayi Anggraini Tungga Dewi)

xi

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Pemberian Enzim Pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan Ikan Gabus

(Channa striata Bloch, 1793)”.

Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak

bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, untuk setiap do’a, motivasi, kasih sayang, materi,

dan tetesan keringat yang selalu menjadi semangat dalam setiap langkah

kakiku serta kedua adikku Laila dan Azizah untuk setiap do’a, dukungan,

keceriaan, kebersamaan, dan kebahagiaan kita yang menjadi motivasi

terbesar dalam hidupku.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

3. Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.P. selaku Pembimbing Utama yang telah

membimbing dengan penuh keuletan dan kesabaran dari awal hingga

selesainya skripsi ini dengan baik.

4. Bapak Limin Santoso, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Program Studi Budidaya

Perairan serta dosen Pembimbing kedua yang membimbing dengan penuh

semangat dan kesabaran sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.

5. Bapak Eko Efendi, S.T., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik sekaligus

dosen Penguji yang memberikan saran dan masukan yang amat membangun

serta motivasi selama menjalani studi di Jurusan Budidaya Perairan.

6. Bapak dan ibu dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan yang telah memberikan

ilmu, motivasi dan saran selama menjalani studi di Jurusan Perikanan dan

Kelautan.

xii

7. Sundari Sayekti yang selalu memberikan bantuan, semangat, nasehat, dan doa

selama penelitian.

8. Dhiah, Caca, Dentiana, Isti, Mbak Marta, Mbak Memey, Mbak Lilik, Eny,

dan Lufy yang telah menjadi sahabat selama ini.

9. Teman-teman terbaik Suliswati, Weni, Mita, Ayu Y P. Serta teman teman

seperjuangan angkatan 2012 atas kebersamaannya selama ini, kiyay dan atu

angkatan 2009, 2010, 2011, serta adik-adik angkatan 2013, 2014, 2015, dan

2016.

10. Teman-teman seperjuangan selama penelitian Dentiana, Wulandari, Regina,

Aji atas segala bantuan, semangat, kesabaran, ilmu dan seluruh tenaga yang

telah diberikan sehingga penelitian kita berjalan lancar.

11. Orang terkasih Doni Erlangga Dolok Saribu yang telah memberikan bantuan,

semangat, nasehat, dan doa selama ini.

12. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi yang membaca, Amin.

Bandar Lampung, April 2018

Penulis

Ayi Anggraini Tungga Dewi

xiii

DAFTAR ISI

HalamanABSTRAK.......................................................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iiiSANWACANA................................................................................................... ivDAFTAR ISI....................................................................................................... viDAFTAR TABEL............................................................................................... viiiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 11.2 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 21.3 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 21.4 Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................... 31.5 Hipotesis ................................................................................................... 5

II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Biologi Ikan Gabus .................................................................................... 6

2.1.1 Klasifikasi Ikan Gabus ...................................................................... 62.1.2 Morfologi Ikan Gabus....................................................................... 62.1.3 Habitat Ikan Gabus ........................................................................... 72.1.4 Kebutuhan Nutrisi pada Ikan Gabus ................................................. 82.1.5 Pakan................................................................................................. 82.1.6 Pertumbuhan ..................................................................................... 9

2.2 Enzim......................................................................................................... 102.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Enzim........................................ 11

III.. METODE PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 133.2 Alat dan Bahan Penelitian.......................................................................... 13

3.2.1 Alat Penelitian .................................................................................. 133.2.2 Bahan Penelitian .............................................................................. 13

3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................ 153.4 Prosedur Penelitian .................................................................................... 16

3.4.1 Persiapan Kolam............................................................................... 163.4.2 Penambahan Enzim pada Pakan ....................................................... 163.4.3 Persiapan Benih ................................................................................ 16

3.5 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan.......................................................... 173.6 Pengambilan Sampel ................................................................................. 17

xiv

3.7 Parameter Pengamatan .............................................................................. 173.7.1 Pertumbuhan Berat Mutlak ................................................................ 173.7.2 Laju Pertumbuhan Harian .................................................................. 183.7.3 Rasio Konversi Pakan ........................................................................ 183.7.4 Tingkat Kelangsungan Hidup ............................................................ 183.7.5 Pengamatan Kualitas Air .................................................................... 193.7.6 Analisis Data ..................................................................................... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Pertumbuhan .............................................................................................. 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 315.2 Saran ......................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..32LAMPIRAN…………………………………………………………………….36

4.1.1 Pertumbuhan Berat Mutlak ............................................................... 204.1.2 Laju Pertumbuhan Harian ................................................................. 234.1.3 Rasio Konversi Pakan ....................................................................... 254.1.4 Tingkat Kelangsungan Hidup ........................................................... 274.1.5 Kualitas Air ....................................................................................... 28

xvii

DAFTAR GAMBAR

Table Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................. 42. Morfologi Ikan Gabus ................................................................................... 73. Benih Ikan Gabus.......................................................................................... 144. Enzim ............................................................................................................ 145. Denah Penempatan Ikan Gabus .................................................................... 156. Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Gabus........................................................ 217. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Gabus.......................................................... 248. Rasio Konversi Pakan Ikan Gabus................................................................ 269. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Gabus .................................................... 27

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Halaman

1. Uji Statistik Pertumbuhan Harian ............................................................... 392. Uji Statistik Pertumbuhan Mutlak .............................................................. 403. Uji Statistik Rasio Konversi Pakan ............................................................. 414. Uji Statistik Tingkat Kelangsungan Hidup ................................................. 42

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan gabus (Channa striata) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak

dijumpai di perairan umum Indonesia. Habitat ikan gabus adalah di muara sungai,

danau, rawa, bahkan dapat hidup di perairan yang kandungan oksigennya rendah.

Ikan gabus adalah salah satu komoditas air tawar yang mempunyai nilai ekonomis

tinggi yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani.

Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya yang

menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Pakan akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan, pakan juga sebagai

sumber energi untuk aktivitas gerak dan reproduksi. Pakan yang dimakan oleh

ikan akan diproses dalam tubuh dan zat-zat nutrisinya akan diserap untuk

dimanfaatkan membangun jaringan sehingga terjadi pertumbuhan. Laju

pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang

diberikan.

Pakan terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan buatan adalah

campuran dari bahan-bahan pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang

berbeda-beda. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya pakan sehingga perlu

dilakukan penelitian untuk memperbaiki nilai nutrisi pakan, nilai nutrisi pada

pakan pada umumnya dilihat dari komposisi zat gizi dan berapa komponen nutrisi

yang penting dan harus tersedia dalam pakan, antara lain : protein, lemak,

karbohidrat, dan vitamin. Untuk memperbaiki nilai nutrisi pakan yaitu dengan

menambahkan enzim pada pakan.

Penambahan komposisi enzim khususnya enzim pencernaan seperti enzim

protease, lipase dan amilase mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur

yang lebih sederhana yaitu peptida hingga asam amino sehingga meningkatkan

2

pemanfaatan protein pakan oleh tubuh ikan gabus. Penambahan komposisi enzim

dengan dosis berbeda diharapkan dapat memaksimalkan kandungan nutrisi pada

pakan buatan sehingga protein mejemuk yang terkandung dalam pakan buatan

mampu diserap secara maksimal oleh ikan. Secara umum, enzim menghasilkan

kecepatan, spesifikasi, dan kendali pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh.

Enzim berfungsi sebagai katalisator, yaitu senyawa yang meningkatkan kecepatan

reaksi kimia (Marks, dkk., 2000).

Enzim adalah biokatalisator yang berfungsi sebagai katalis dalam proses

biologis (Lehninger, 1995). Enzim yang dikenal luas penggunaannya adalah

enzim amilase, lipase, dan protease yang merupakan enzim hidrolitik pemecah

senyawa makromolekul karbohidrat, lemak, dan protein.

Enzim merupakan salah satu aspek biologis yang penting untuk diamati

karena sangat berhubungan dengan pemanfaatan pakan dan pertumbuhan pada

ikan. Pemanfaatan pakan yang efesien dan efektif serta pertumbuhan ikan yang

cepat merupakan indikator keberhasilan dalam budidaya ikan. Aktifitas enzim

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ikan.

Oleh karena itu diharapkan penambahan enzim pada pakan dapat meningkatkan

pertumbuhan dan pemanfaatan pakan secara signifikan pada ikan gabus.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dosis

penambahan enzim pada pakan komersial terhadap pertumbuhan dan

kelangsungan hidup pada benih ikan gabus (Channa striata).

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

penambahan enzim pada pakan komersial terhadap pertumbuhan dan

kelangsungan hidup pada ikan gabus sehingga bermanfaat bagi semua pihak

khususnya terhadap bidang perikanan.

3

1.4 Kerangka Pikir Penelitian

Ikan gabus merupakan salah satu komoditas budidaya air tawar di

Indonesia. Ikan ini banyak digemari oleh setiap lapisan masyarakat dan berpotensi

untuk dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis tinggi.

Saat ini pakan buatan berupa pelet ikan sudah banyak digunakan oleh

pembudidaya ikan gabus, tetapi sejauh ini salah satu masalah yang belum dapat

teratasi secara baik adalah kualitas pakan, ketersedian pakan, dan banyaknya

pakan yang tidak dimanfaatkan oleh ikan.

Penambahan komposisi enzim khususnya enzim pencernaan seperti enzim

protease, lipase dan amilase mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur

yang lebih sederhana yaitu peptida hingga asam amino sehingga meningkatkan

pemanfaatan protein pakan oleh tubuh ikan gabus. Selain itu penambahan

komposisi enzim dalam pakan mampu meningkatkan deposisi protein, lemak dan

karbohidrat pakan ke dalam tubuh ikan sehingga meningkatkan pemanfaatan

deposisi protein, lemak dan karbohidrat pakan oleh tubuh.

Penambahan komposisi enzim dengan dosis berbeda yaitu (0% ; 1,5% ;

2,25% ; 3,5%) diharapkan dapat memaksimalkan kandungan nutrisi pada pakan

buatan sehingga protein mejemuk yang terkandung dalam pakan buatan mampu

diserap secara maksimal oleh ikan gabus. Oleh karena itu diharapkan penambahan

enzim pada pakan dapat meningkatkan aspek pertumbuhan benih gabus yaitu pada

tingkat kelangsungan hidup pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan berat harian

dan rasio konverensi pakan.

Penambahan enzim pada pakan dapat dilihat selama pemeliharaan, jika

pertumbuhan benih tidak mengalami peningkatan maka enzim tidak dapat

digunakan untuk ikan gabus. Akan tetapi, apabila pertumbuhan ikan gabus

mengalami peningkatan selama pemeliharaan maka enzim dapat digunakan untuk

budidaya ikan gabus. Kerangka penelitian benih ikan gabus dapat dilihat pada

Gambar 1.

4

Ya

Tidak Ya

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

- Kecernaan pakan meningkat- Pertumbuhan ikan meningkat

Penambahan Enzim(0% ; 1,5% ; 2,25% ; 3,5%)

Pakan Buatan (Komersial)

Budidaya Ikan Gabus(Channa striata).

Aspek pertumbuhan benih ikan gabus :tingkat kelangsungan hidup

pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhanharian dan rasio konverensi pakan.

Berbedanyata

Pertumbuhanlebih baik

Penambahanenzim pada

pakan tidak dapatdigunakan untukbenih ikan gabus

Penambahanenzim padapakan dapat

digunakan untukbenih ikan gabus

5

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Hо : τі = 0 Penambahan enzim dengan dosis yang berbeda pada pakan tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan gabus (Channa striata).

Hı : τі ≠ 0 Penambahan enzim dengan dosis yang berbeda pada pakan

berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan gabus (Channa striata).

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Gabus

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi ikan Gabus menurut Rahayu (1992), sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Order : Perciformis

Family : Channidae

Genus : Channa

Species : Channa striata

2.1.2 Morfologi Ikan Gabus.

Menurut Makmur (2003) ikan gabus adalah ikan air tawar yang memiliki

ciri-ciri seluruh tubuh dan kepala ditutupi sisik sikloid dan stenoid. Bentuk

badan hampir bundar dibagian depan dan pipih tegak ke arah belakang

sehingga disebut ikan berkepala ular (snake head), panjang dan semakin ke

belakang semakin pipih (compressed). Bagian punggung cembung, perut rata dan

kepala pipih seperti ular (snake head). Warna tubuh pada bagian punggung hijau

kehitaman dan bagian perut berwarna cream atau putih. Sirip ikan gabus tidak

memiliki jari-jari keras, mempunyai sirip punggung dan sirip anal yang panjang

dan lebar, sirip ekor berbentuk setengah lingkaran, sirip dada lebar dengan ujung

membulat. Ikan gabus dapat mencapai panjang 90 – 110 cm. Sedangkan menurut

Allington (2002), di alam panjang ikan gabus dapat mencapai 1 meter dengan

ukuran rata-rata mencapai antara 60 - 75 cm.

7

Gambar 2. Morfologi Ikan Gabus Channa striata (Bloch,1793)

Ikan gabus banyak ditemukan di sungai-sungai, danau dan rawa. Selain

itu ikan gabus kadang terdapat di air payau yang bersalinitas rendah dan dapat

pula hidup di air kotor dengan kadar oksigen rendah, bahkan tahan terhadap

kekeringan. Ikan gabus ditemukan di berbagai daerah perairan umum di

Indonesia dengan nama yang berbeda (Brotowidjoyo, 1995).

Menurut Talwar dan Jhingran (1992), bukaan mulut ikan gabus lebar

dan memiliki 4-7 gigi canine pada bagian rahang bawah. Pada bagian belakang

gigi canine terdadapat gigi villiform yang melebar sampai 6 baris pada bagian

belakang rahang. Sirip dada setengah dari panjang kepala dan terdiri 15-17 duri.

Sirip punggung terdiri dari 37-46 duri, sirip dubur terdiri dari 23-29 duri,

sirip perut terdiri dari 6 duri. Sirip ekor berbentuk bulat. Sisik di bagian atas

kepala berukuran besar, melingkar, berhimpitan, dan sisik kepala di bagian depan

sebagai pusatnya, 9 baris sisik terdapat diantara bagian preoperculum dan batas

posterior dari lingkaran yang terdiri dari 18-20 sisik predorsal, 50-57 sisik di

bagian lateral yang biasa disebut sebagai sisik orbit.

2.1.3 Habitat Ikan Gabus.

Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yang dapat hidup di sungai,

danau, kolam, bendungan, rawa, banjiran, sawah bahkan parit, dan air payau.

Allington (2002) menyatakan bahwa ikan ini mampu menghirup udara dari

atmosfer karena memiliki organ napas tambahan pada bagian atas insangnya. Hal

ini juga yang membuat ikan tersebut mampu bergerak dalam jarak jauh pada

8

musim kemarau untuk mencari sumber air. Sama seperti pada ikan lele (Clarias

sp.), ikan betok (Anabas testudineus), ikan sepat (Trichogaster sp.) yang

tergolong jenis-jenis ikan labirintchy yang punya alat bantu pernafasan (Muslim,

2007). Dengan adanya alat bantu pernafasan ini, maka ikan gabus mampu

memanfaatkan oksigen yang ada di atmosfer sebagai sumber gas pernafasan,

sehingga ikan g ab u s mampu mempertahankan hidupnya lebih dari 8 jam

tanpa air (Chandra dan Banerjee, 2004).

Berdasarkan Syafei, et al. (1995), yang melakukan penelitian di perairan

umum Jambi, ikan gabus hidup dengan kondisi perairan yang mempunyai pH

6,2-7,8 dan temperatur 26,5-31,5°C. Selain di perairan tawar (sungai, rawa-rawa,

irigasi, sawah), ikan gabus juga ditemukan di perairan payau/agak asin. ikan

gabus dapat ditemukan di perairan dataran rendah dan juga di dataran tinggi.

Hal ini menunjukan bahwa ikan gabus memiliki toleransi terhadap lingkungan,

bahkan dalam kondisi yang sangat ekstrim (rawa-rawa kering) ikan ini dapat

mempertahankan diri dengan cara mengubur diri dalam lumpur (Muslim, 2012).

2.1.4 Kebutuhan Nutrisi pada Ikan Gabus

Ikan gabus merupakan ikan karnivora, ikan karnivora yang membutuhkan

protein lebih tinggi di bandingkan ikan herbivora. Pada stadia larva sampai benih

ikan gabus membutuhkan protein yang lebih tinggi daripada ikan dewasa.

Disamping itu, lingkungan perairan juga sangat mem*pengaruhi protein yang

dibutuhkan oleh ikan (Hardianti et al., 2016).

Menurut Yulisman et al., (2012) pertumbuhan ikan gabus lebih baik jika

diberi pakan buatan yang mengandung protein 40%. Namun secara umum nilai

pertumbuhannya masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan daya cerna protein

belum optimal. Daya cerna protein sangat ditentukan oleh jenis bahan baku pakan,

suhu air, aktivitas enzim dan bakteri di dalam saluran pencernaan ikan.

2.1.5 Pakan

Pakan buatan untuk ikan-ikan karnivora biasanya mengandung protein

tinggi karena makanan utama ikan-ikan karnivora adalah organisme hidup seperti

udang, serangga air dan ikan. Dengan demikian dalam pembuatan pakan untuk

9

ikan karnivor, bahan baku hewani menempati proporsi yang lebih besar

dibandingkan bahan baku nabati.

Untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, perlu ditambahkan

pakan tambahan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan yang memenuhi kebutuhan

nutrisi ikan. Nilai gizi pakan ikan pada umumnya dilihat dari komposisi zat

gizinya, seperti kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Selain nilai gizi makanan, perlu diperhatikan pula bentuk dan ukuran yang tepat

untuk ikan yang dipelihara (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1991;

Sumantadinnata, 1983).

Pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi dan jumlah yang memadai,

besar peranannya dalam mendukung keberhasilan pembenihan. Pemberian pakan

yang efektif dan efisien, dalam arti jenis pakan, jumlah dan waktu pemberian

yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal (Mudjiman 2004).

Pakan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan nutrisi dan memiliki nilai

kecernaan yang tinggi dapat mendukung pertumbuhan optimum dari ikan. Pelet

yang digunakan hendaknya mempunyai kandungan nutrisi sesuai dengan

kebutuhan ikan serta dalam kondisi yang baik. Pakan harus tidak membahayakan

bagi kehidupan juvenile yang dipelihara, tidak mengandung bahan beracun, tidak

mencemari lingkungan, dan tidak berperan sebagai inang suatu organisme dan

pathogen (Isnansetyso dan Kurniastuti, 1995).

2.1.6 Pertumbuhan

Menurut Effendie (1997) pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor yakni

faktor dari dalam diantaranya keturunan, genetik, umur, dan faktor dari luar

diantaranya lingkungan perairan, pakan, penyakit dan parasit. Pertumbuhan

dipengaruhi juga oleh ruang gerak. Makanan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan di mana berfungsi sebagai zat pembangun.

Menurut Khans et. al., dalam Yanti et al., (2003), salah satu nutrien

penting yang dibutuhkan ikan adalah protein. Hal ini karena protein merupakan

zat pakan yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan. Pemanfaatan protein bagi

pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran ikan, umur

10

ikan, kualitas protein pakan, kandungan energi pakan, suhu air dan frekuensi

pemberian pakan.

2.2 Enzim.

Enzim adalah katalisator biologis dalam reaksi kimia yang sangat

dibutuhkan dalam kehidupan. Enzim adalah protein, yang disintesis di dalam sel

dan dikeluarkan dari sel yang membentuknya melalui proses eksositosis. Enzim

yang disekresikan ke luar sel digunakan untuk pencernaan di luar sel (di dalam

rongga pencernaan) atau ”extra cellular digestion”, sedangkan enzim yang

dipertahankan di dalam sel digunakan untuk pencernaan di dalam sel itu sendiri

atau disebut ”intra cellular digestion” (Affandi et al. 1992).

Kehadiran enzim dalam pakan dapat membantu dan mempercepat proses

pencernaan, sehingga nutrien dapat cukup tersedia untuk pertumbuhan dan

kelangsungan hidup kultivan. Enzim merupakan protein yang memiliki aktivitas

katalisis untuk menurunkan energi aktivasi suatu reaksi sehingga konversi substrat

menjadi produk dapat berlangsung lebih cepat. Salah satu enzim yang mempunyai

peran penting dalam kehidupan adalah protease, yaitu enzim proteolitik yang

bekerja memecah protein menjadi asam amino (Kusumadjaja dan Dewi, 2005).

Pemanfaatan materi dan energi pakan untuk pertumbuhan terlebih dahulu

melalui suatu proses pencernaan dan metabolisme. Dalam proses pencernaan,

makanan yang tadinya merupakan senyawa kompleks akan dipecah menjadi

senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap melalui dinding usus dan

disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Protein dihidrolisis

menjadi asam amino bebas dan peptida-peptida pendek, karbohidrat dipecah

menjadi gula-gula sederhana dan lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol.

Proses-proses di atas dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan (Tillman et al.

1991).

Enzim adalah biokatalisator yang berfungsi sebagai katalis dalam proses

biologis (Lehninger, 1995). Enzim yang dikenal luas penggunaannya adalah

enzim amilase, lipase, dan protease yang merupakan enzim hidrolitik pemecah

senyawa makromolekul karbohidrat, lemak, dan protein.

Enzim amilase termasuk golongan enzim hidrolase. Enzim amilase

merupakan enzim yang mempunyai aktivitas memecah ikatan-ikatan pada amilum

11

hingga terbentuk maltosa (Poedjadi, 1994). Amilase dibedakan menjadi

endoamilase dan eksoamilase. Endoamilase umumnya dikenal sebagai α- amilase,

sedangkan eksoamilase dikenal sebagai β-amilase (Sumardjo, 2009)

Enzim protease mempunyai dua pengertian, yaitu proteinase yang

mengkatalisis molekul protein menjadi fragmen-fragmen yang lebih sederhana

dan peptidase yang menghidrolisis fragmen polipeptida menjadi asam amino.

Enzim proteolitik yang berasal dari mikroorganisme adalah protease yang

mengandung proteinase dan peptidase (Frazier dan Westhoff, 1983, dalam

Ferdiansyah, 2005). Protease adalah enzim yang berperan dalam reaksi

pemecahan protein. Enzim ini akan mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, yaitu

reaksi yang melibatkan unsur air pada ikatan spesifik substat. Protease merupakan

enzim yang sangat kompleks, mempunyai sifat fisika-kimia dan sifat-sifat

katalistik yang sangat bervariasi, enzim ini dihasilkan secara ekstraseluler oleh

mikroorganisme dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam metabolisme

sel dan keteraturan dalam sel (Ward, 1983).

Enzim lipase adalah enzim yang bekerja untuk menghidrolisis lemak dan

minyak. Berdasarkan fungsi fisiologisnya, enzim lipase mempunyai peranan

penting menghidrolisis lemak dan minyak menjadi asam lemak dan gliserol yang

dibutuhkan dalam proses metabolisme. Enzim lipase ini dapat memecah ikatan

ester pada lemak sehingga menjadi asam lemak dan gliserol (Poedjiadi dan

Supriyanti, 2007). Lipase merupakan kelompok enzim yang secara umum

berfungsi dalam hidrolisis triasilgliserol (trigliserida) untuk menghasilkan asam

lemak rantai panjang dan gliserol (Yu,et al., 2007)..

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim

a. Waktu reaksi

Aktivitas suatu enzim ditentukan dari jumlah substrat yang berubah

bersama dengan perubahan waktu. Bila suatu enzim diinkubasi dengan substrat

pada kondisi pH, suhu, dan kondisi lain yang sesuai, sampel dapat diambil pada

selang waktu tertentu dan dilakukan analisis jumlah substrat yang berubah atau

produk yang dihasilkan. Pada awalnya perubahan substrat terhadap waktu linear

meningkat, tetapi kemudian menurun. Konsentrasi substrat akan semakin

12

menurun dengan berjalannya waktu dan juga aktivitas enzim akan menurun

karena berkurangnya substrat tersebut (Nurhasanah dan Herasari, 2008).

b. Suhu

Karena reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh suhu maka reaksi yang

dikatalis oleh enzim juga peka terhadap suhu. Enzim sebagai protein akan

mengalami denaturasi jika suhunya dinaikkan. Akibatnya daya kerja enzim

menurun. Mungkin sampai suhu 45°C efek predominannya masih

memperlihatkan kenaikkan aktivitas sebagaimana dugaan dalam teori kinetik.

Tetapi lebih dari 45°C efek yang berlawanan yaitu denaturasi termal lebih

menonjol dan menjelang suhu 55°C fungsi katalitik enzim menjadi punah

(Girindra, 1993).

c. Pengaruh pH

Enzim hanya aktif pada kisaran nilai pH yang terbatas. Keragaman

aktivitas enzim akibat pengaruh pH disebabkan oleh keadaan ionisasi protein

enzim dan komponen-komponen lain dari campuran reaksi. Nilai pH saat aktivitas

enzim maksimum disebut dengan pH optimal, yang merupakan sifat karakteristik

suatu enzim, menunjukkan bahwa enzim stabil pada kondisi yang diamati.

Adanya perubahan pH di atas atau di bawah optimal akan mengurangi aktivitas

enzim (Winarno, 1986).

d. Konsentrasi

Aktivitas enzim akan bervariasi secara linier dengan perubahan

konsentrasinya. Peristiwa ini merupakan hal yang sangat penting karena pengujian

(assays) enzim biasanya dilakukan terhadap sejumlah atau sebagian kecil larutan

bahan yang diperoleh. Contoh aktivitas enzim serum diperhitungkan per liternya,

sedangkan penentuan atau pengukurannya dilakukan pada 0,1 ml atau 0,2 ml saja.

Berbagai tipe yang dapat diperoleh secara normal diperoleh hubungan garis lurus

dan adanya penyimpangan (deviasi). Kecepatan reaksi enzim akan meningkat

seiring dengan meningkatnya konsentrasi substrat atau enzim sampai pada suatu

harga yang memberikan kecepatan reaksi tetap. Pada keadaan tersebut, kecepatan

reaksi enzim mencapai maksimum. (Nurhasanah dan Herasari, 2008).

13

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2017, di

Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah pemeliharaan

ikan berupa kolam terpal berukuran 4x6 meter yang diberi sekat berukuran 1x1

meter sebanyak 12 buah, waring, timbangan digital ketelitian 0,01 gram, DO

meter, pH meter, thermometer, serokan, ember, dan alat tulis (buku tulis, pena,

penggaris).

3.2.2 Bahan Penelitian

Adapun bahan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Ikan uji

Ikan uji yang digunakan yaitu benih ikan gabus berasal dari Hatchery

Polinela (Politeknik Negeri Lampung). Benih ikan berukuran 9-10 cm

dengan bobot 5-9 gram sebanyak 120 ekor.

14

Gambar 3. Benih ikan gabus

2. Pakan uji

Pakan uji yang digunakan berupa pelet, penggunaan pakan pelet ini berupa pakan

komersial.

3. Enzim papain

Enzim yang digunakan adalah enzim dengan merk NEWZIME yang diproduksi

oleh Balai Budidaya Air Payau (BBBAP) Jepara. NEWZIME ini memiliki tiga

pokok komponen penting enzim yaitu enzim protease, enzim lipase dan enzim

amilase.

Gambar 4. Enzim yang digunakan.

15

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode Rancangan Acak

Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Adapun

perlakuan yang digunakan sebagai berikut :

a. Perlakuan A = pakan yang tidak ditambahkan enzim

b. Perlakuan B = pakan yang ditambahkan enzim dengan dosis 1,5%

c. Perlakuan C = pakan yang ditambahkan enzim dengan dosis 2,25 %

d. Perlakuan D = pakan yang ditambahkan enzim dengan dosis 3,5 %

Denah penempatan benih ikan gabus pada kolam yang akan digunakan

dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Denah Penempatan Ikan Gabus

Keterangan :

A3 : Perlakuan A ulangan 3 B1 : Perlakuan B ulangan 1

D2 : Perlakuan D ulangan 2 C3 : Perlakuan C ulangan 3

B2 : Perlakuan B ulangan 2 D1 : Perlakuan D ulangan 1

C2 : Perlakuan C ulangan 2 A2 : Perlakuan A ulangan 2

A1 : Perlakuan A ulangan 1 B3 : Perlakuan B ulangan 3

C1 : Perlakuan C ulangan 1 D3 : Perlakuan D ulangan 3

Perbedaan antar perlakuan akan diuji menggunakan analisis ragam satu

arah (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Apabila perlakuan berpengaruh

terhadap perubah yang diukur, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil

(BNT) dengan selang kepercayaan 95% (Steel and Torrie, 2001).

A1C2B2D2

B3A2D1C3B1 D3

A3 C1

16

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan Kolam

Persiapan kolam yang digunakan untuk penelitian sebagai berikut :

1. Kolam terpal yang digunakan terlebih dahulu dicuci dari berbagai macam

kotoran yang menempel kemudian dikeringkan.

2. Selanjutnya diisi air dari sumur dengan ketinggian 50 cm.

3. Pada air kolam ditebari pupuk NPK dengan dosis 15 g/m2 untuk

menumbuhkan plankton dan starter plankton.

4. Setelah air berwarna kehijauan, benih ikan gabus dimasukkan ke dalam

kolam.

3.4.2 Penambahan Enzim pada Pakan.

Pemberian enzim pada pakan dengan cara :

1. Enzim papain dengan merek NEWZIME disiapkan pada saat ikan akan diberi

makan.

2. Enzim papain diblender terlebih dahulu lalu dicampur dengan pakan,

kemudian enzim dicampurkan pada pelet dengan cara di spray.

3. Setelah dicampur dengan pakan sesuai dengan dosis yang telah dilakukan

maka pakan diangin-anginkan.

3.4.3 Persiapan Benih

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Benih ikan gabus (Channa striata) yang berukuran 9-10 cm dengan berat 6-8

gram.

2. Persiapan benih ikan gabus (Channa striata) yaitu dengan cara

pengadaptasian selama satu minggu terhadap media pemeliharaan sampai

ikan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dan terbiasa

dengan pakan uji.

3. Pengambilan ikan yaitu menggunakan skopnet, untuk mengetahui bobot ikan

yaitu menggunakan timbangan elektrik, setelah mendapatkan bobot yang

seragam dilakukan pengadaptasian terhadap pakan yang akan diberikan pada

saat pemeliharaan.

17

4. Ikan uji yang telah terbiasa dengan pakan yang diberikan, dilakukan

pemuasaan selama 1 hari.

3.5 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan

Pemeliharaan dan pemberian pakan yang dilakukan selama penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Dimasukkan benih ikan gabus dalam masing-masing kolam 10 ekor ikan pada

kolam terpal yang telah disiapkan lalu dilakukan penebaran benih pada pagi

hari, sebelum benih ditebar dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu selama 30

menit.

2. Benih ikan gabus diberi pakan pelet sesuai perlakuan yang dilakukan dalam

penelitian.

3. Pemberian pakan dilakukan dengan metode at satiation, yang diberikan tiga

kali sehari sesuai SNI (1999), yakni pada pagi hari sekitar pukul 08.00, siang

hari pukul 12.00 dan pada sore hari pukul 16.00. Pemberian pakan dilakukan

sebanyak 3% dari berat bobot biomassa.

3.6 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan cara mengukur panjang dan

menimbang berat bobot ikan gabus yang dilakukan 15 hari sekali selama 60 hari.

Jumlah ikan yang diambil sebanyak 10 ekor setiap kolam. Pengukuran panjang

ikan uji dengan menggunakan penggaris dan pengukuran berat ikan uji

menggunakan timbangan digital (ketelitian 0,01 gram).

3.7 Parameter Pengamatan

3.7.1 Pertumbuhan Berat Mutlak

Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir

pemeliharan dan awal pemeliharaan. Perhitungan berat mutlak dapat dihitung

dengan rumus (Effendi, 1997).

Wm = Wt –Wo

18

Keterangan : Wm : Pertumbuhan berat mutlak (gram)

Wt : Bobot rata – rata akhir (gram)

Wo : Bobot rata – rata awal (gram)

3.7.2 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus Effendi

(1997).

Keterangan : α : Laju pertumbuhan bobot rata – rata harian (gram/hari)

Wt : Bobot rata – rata ikan pada hari ke – t (gram)

Wo : Bobot rata – rata ikan pada hari ke – o (gram)

t : Waktu (hari)

3.7.3 Rasio Konversi Pakan

Rasio konversi pakan atau Feed Convertion Ratio (FCR) adalah

perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan daging ikan yang

dihasilkan. Rasio konversi pakan dihitung dengan menggunakan rumus

Zonneveld et al., (1991) sebagai berikut:

FCR =F

Wt – Wo

Keterangan:

FCR : Rasio konversi pakan

F : Jumlah total pakan yang diberikan (gram)

Wt : Berat ikan uji ikan pada akhir penelitian (gram)

Wo : Berat ikan uji ikan pada awal penelitian (gram)

3.7.4 Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)

Kelangsungan hidup (SR) diperoleh berdasarkan persamaan yang

dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :

α = Wt –Wot

19

Keterangan : SR : Kelangsungan hidup (%)

Nt : Jumlah ikan akhir (ekor)

No : Jumlah ikan awal (ekor)

3.8 Pengamatan Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian ini adalah :

1. Suhu, merupakan besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda.

Pada penelitian ini yang diukur adalah suhu air kolam.

2. Derajat keasaman (pH), merupakan derajat atau tingkat keasaman suatu

larutan. Melalui pH kita dapat menentukan apakah suatu larutan bersifat asam

atau basa.

3. Oksigen terlarut, merupakan kandungan O2 terlarut yang terdapat di dalam air

(media pemeliharaan)

4. Amonia (NH3), merupakan hasil katabolisme protein yang diekskresikan oleh

organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organik oleh

bakteri.

Pemeliharaan benih ikan gabus untuk menjaga agar kualitas air tetap baik

selama masa pemeliharaan, setiap satu minggu sekali dilakukan penyiponan dan

pengurasan sebanyak 20% dari volume total air. Pengukuran kualitas air

dilakukan pada awal, tengah dan akhir pemeliharaan. Pengamatan kualitas air

yang diamati meliputi suhu, pH dan amoniak.

3.9 Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan,

maka data penelitian seperti pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, rasio

konversi pakan, dan tingkat kelangsungan hidup dianalisis ragam. Data yang

diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA)

untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila perlakuan berpengaruh terhadap

perubah yang diukur, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT)

dengan selang kepercayaan 95% (Steel and Torrie, 2001). Sedangkan data kualitas

air yang didapatkan berdasarkan hasil pengukuran dianalisis secara deskriptif.

SR = (Nt/No) x 100 %

31

V. KESIMPUAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian

enzim pada pakan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat

mutlak, laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan dan kelulushidupan.

Pemberian dosis yang optimal selama penelitian yaitu pada perlakuan D dengan

pemberian dosis 3,5 %.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar dilakukan penelitian dengan

menambahkan dosis yang lebih dari penelitian yang telah saya lakukan agar

pemanfaatan enzim dapat mempengaruhi pertumbuhan yang lebih optimal.

32

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M. 1995. Kualitas Air Rawa. Fakultas Perikanan Jurusan BudidayaPerairan Universitas Lambung Mangkurat. 93 hal.

Affandi, R., Sjafei, D.S., Raharjo, M.F., & Sulistiono. 1992. Fisiologi ikan(Pencernaan). Pusat Antar Universitas llmu Hayat. Institut PertanianBogor. Bogor. 111-113 hal.

Afrianto E., dan Liviawati, E. 2005. Pakan Ikan: Pembuatan, Penyimpanan,Pengujian, Pengembangan. Yogyakarta : Kanisius. 138 hal.

Aiyer, P.V. 2005. Amylases And Their Applications. African Journal OfBiotechnology. Vol.4 (13).

Allington,N. I. 2002. Pengaruh Jenis Kelamin Dan Ukuran Terhadap KadarAlbumin Pada Ikan Gabus (Channa striata). Tesis. Fakultas MatematikaDan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya.

Almaniar, S. 2011. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gabus(Channa striata) pada pemeliharaan dengan padat tebar berbeda. [Skripsi],Universitas Sriwijaya, Palembang.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1991. Petunjuk Teknis BudidayaIkan Nila. Edisi I. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianDepatemen Pertanian. 83-90 hal.

Bloch, M. E. 1793. Naturgeschichte der auslandischen Fische. Mit sechs unddreissig ausgemalten Kupfern nach Originalen. Siebenter Theil. - pp. I-IX[1-9], 1-144. Berlin.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Pond Aquaculture. Birmingham Publising.Alabama. 482 p.

Brotowidjoyo M. D., D. Tribawono dan E. Mulbyantoro. 1995. PengantarLingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty, Yogyakarta. 259 hal.

33

Chandra, S. and Banerjee, T. K (2004) Histopathological analysis of therespiratory organs of Channa striata subjected to air exposure.Veterinarski Archiv 74:37-52

Djariah, A.S. 2005. Budidaya ikan patin. Kanisius. Yogyakarta. 240 hal.

Effendie, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan. InstitutPertanian Bogor. Bogor. 163 hal.

Effendie. M.I. 2002. Bilogi Perikanan. Yayasan Pustaka Utama. Bogor. 260 hal.

Ferdiansyah, V. (2005). Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang SebagaiMatriks Penyangga Pada Imobilisasi Enzim Protease [Skripsi]. FakultasPerikanan Dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor

Gatesoupe, F. 1999., A Review: The Use of Probiotic in Aquaculture.Aquaculture 180: 147-165

Girindra, Aisjah. 1993. Biokimia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 49 hal.

Gusrina, 2008. Budidaya ikan. Departemen pendidikan nasional. Jakarta. 233 hal.

Halver, J. E. 1972. Fish nutrition. Academic press. London. New york. 713 pp.

Handajani dan widodo, 2010. Nutrisi ikan. UMM Press. Malang. 271 hal.

Hasan O. D. S, 2000. Pengaruh pemberian enzim papain dalam pakan terhadappemanfaatan protein dan pertumbuhan benih ikan gurami [tesis]. Bogor:program pascasarjana, institut pertanian bogor. 75 hal.

Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton danZooplankton. Kanisius.Yogyakarta. 116 hal.

Kordi, K.M.G.H. 2005. Budidaya ikan patin, biologi pembenihan danpembesaran. Yayasan pustaka nusantara. Yogyakarta, 258 hal.

Kordi, K.M.G.H. 2009. Budidaya Perairan. Citra Ditya Bakti. Bandung : 180 hal

Kusumadjaja, A.P. & Dewi R.P. 2005. Penentuan Kondisi Optimum EnzimPapain Pepaya Burung Varietas Jawa (Carica papaya). Indo JournalChem. 5 (2), 147-151.

Lehninger, A.L. 1995. Dasar-dasar biokimia. Jilid I. Jakarta:erlangga. 87 hal.

Maeda. 1985. Studies on the physiology of shell formation in molluscan larvae,with special ´reference to Crepidula fornicata. PhD Thesis, University ofSouthampton, UK, 155 pp.

34

Makmur, S, M.F. Rahardjo, dan Sutrisno Sukimin. 2003. Biologi Reproduksi lkanGabus (Channa striato Btoch) di Daerah Banjiran Sungai Musi SumateraSelatan. Jurnal lktiotogi lndonesia, 3.7:57-67

Marks, D.B.A.D., Marks, C.M., Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar:Sebuah Pendekatan Klinis. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 176hal.

Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Depok. 189 hal.

Muflikhah, N., M. Safran N.K. Suryati. 2008. Gabus. Balai Riset PerikananPerairan Umum. 23 hal.

Muslim. 2007. Potensi, peluang dan tantangan budidaya ikan gabus (Channastriata) di Povinsi Sumatera Selatan. Prosiding. Forum Perairan UmumIndonesia IV. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Palembang. 7-11 hal.

Muslim. 2012. Perikanan Rawa Lebak Lebung Sumatera Selatan. Palembang.Unsri Press. 240 hal.

Nurhasanah dan Herasari, D. 2008. Pemurnian Enzim Lipase dari Bakteri Lokaldan Aplikasinya dalam Reaksi Esterifikasi. Dalam: Seminar Nasional Sainsdan Teknologi. Universitas Lampung. Lampung.

Pascual, S. 2009. Nutrition and feeding of fish. Van nostrand Reinhold, p.11-91,New York.

Poedjiadi, A., Supriyanti, F.M.T. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. PenerbitUniversitas Indonesia. Jakarta. 182 hal.

Prihadi, D.J. 2007. Pengaruh jenis dan waktu pemberian pakan terhadap tingkatkelangsungan hidup dan pertumbuhan kerapu macan (Epinephelusfuscoguttatus) dalam keramba jarring apung di Balai Budidaya LautLampung. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.Bandung. Jurnal Akuakultur Indonesia 493-953-1.

Rahayu, W.P., Maoen, Suliantari, S. Fardias, 1992. Teknologi Fermentasi ProdukPerikanan. Pusat Antar Universitas IPB Bogor : Bogor. 140 hal.

SNI. 1999. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Blekeer) Kelas BenihSebar. 01-6140-1999.

Steel, R.G.D dan J.H. Torrie. 2001. Prinsip dan Prosedur statistika. Gramediapustaka Utama. Jakarta. 155 pp.

Subandiyono, S. Anggoro. dan E. Suriyono. 2008. Paket tekhnologi budidaya ikanlele dumbo (Clarias gariepinus) pada lahan sub-optimal. Laporanpenelitian RISTEK. Jakarta.

35

Sukoso. 2002. Pemanfaatan Mikroalga dalam Industri Pakan Ikan. Agritek YPN.Jakarta. 51 hal.

Sularto, R. Hafsaridewi dan E. Tahapsari. 2007. Petunjuk Teknis PembenihanIkan Pasupati. LRPT-BPAT Sukamandi, Jawa Barat, 7 hal.

Sumardjo, D. (2009). Pengantar Kimia. Cetakan I. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC. 187 hal.

Syafei DS., Malik BBA, dan Suherman H, Asnawati. 1995. Pengenalan Jenis jenisIkan Perairan Umum. Laporan. Dinas Perairan Provinsi Jambi

Talwar, P.K. and A.G. Jhingran, 1992. Pengaruh Jenis Kelamin Dan UkuranTerhadap Kadar Albumin Pada Ikan Gabus (Channa Striata) Tesis.Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut TeknologiSepuluh Nopember Surabaya.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo Dan S.Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta. 161 hal.

Ward, O.P. (1983). “Proteinase”. In Forgoty, W. M. (ed). Microbial Enzyme andBiotechnology. Appl. Sci. Publisher. London. pp 131-182.

Weatherly A. H. And gill H. S. 1987. The biology of fish growth. Academic press.London 443p.

Winarno, F.G., 1986. Kimia Pangan dan Gizi, P.T Gramedia, Jakarta : 32 hal.

Yanti, S., A. Priyadi, dan H. Mundriyanto. 2003. Rasio energi dan protein yangberbeda terhadap efisiensi pemanfaatan protein pada benih ikan baung(Mystus nemurus). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 9 (1): 1-4.

Yu, G., He, P., Shao, L., And Lee, D. 2007. Enzyme Activities In ActivatedSludge Flocs. Applied Microbiology And Biotechnology, Vol. 77, 605-612p.

Yulisman, M. Fitriani, D. Jubaedah. 2012. Peningkatan pertumbuhan dan efiesienpakan ikan gabus (Channa striata) melalui optimasi kandungan proteindalam pakan. Berkala Perikanan Terubuk, 40(2): 47-55.

Yuwono, T., 2005. Biologi Molekular. Erlangga. Jakarta. 288 hal.

Zonneveld, N., E.A. Huisman, J.H. Boom. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 318 hal.