review artikel
DESCRIPTION
REVIEW ARTIKEL. Integrating business strategy, organizational configurations and management accounting systems with business unit effectiveness: a fitness landscape approach. Johnny Jermias , Lindawati Gani. Management Accounting Research 15 (2004) 179–200. Direview Oleh: - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
REVIEW ARTIKEL
Direview Oleh:Mujilan (309750) FEB UGMHendra Gunawan (309815)
Integrating business strategy, organizational
configurations andmanagement accounting
systems with business unit effectiveness:
a fitness landscape approachJohnny Jermias, Lindawati Gani
Management Accounting Research 15 (2004) 179–200
Telaah judul
Pembahasan utama adalah contingency fit pada penentuan variabel konteks dan bagaimana mengukurnya. Jadi sepertinya bukan membuat suatu integrasi.
Contingency fit using a fitness landscape approach for strategic choice, organizational
design, management accounting system in unit bussiness effectiveness
Telaah Isu UtamaHubungan yang kompleks antara
strategi bisnis, variabel konteks, dan kinerja (h.197).
Dijabarkan dalam konteks: prioritas strategik, disain organisasi, sistem akuntansi manajemen, dan kinerja organisasi. (p. 181)
Telaah Pendekatan isu utamaPendekatan Kontingensi dalam
akuntansi manajemen. (h. 181)Sehingga diperlukan kesesuaian
kontingensi (contingency fit). Kesesuian kontingensi yang
dikaitkan dengan efektifitas unit bisnis adalah langkah awal untuk memahami kompleksitas dalam isu utama tadi.
Telaah Tujuan PenelitianMemberikan kontribusi atas
keterbatasan pengetahuan pada area ini (contingency fit) dengan usaha untuk membangun dan mengukur kesesuaian kontingensi antara prioritas strategik dan variabel konteksnya dengan menggunakan fitness landscape approach dan menginvestigasi antara level kesesuian kontingensi dan efektifitasnya pada level unit bisnis. (h. 180)
BACKGROUND
Lingkungan BisnisKompetisi globalInovasi yang cepatUsaha kompetitorPeningkatan permintaan
konsumen
Merubah sifat kompetisi di pasar
Perusahaan perlu mempergunakan setiap kesempatan yang dapat diambil dalam
kompetisi.
Back
gro
und
Lingkungan bisnisLingkungan bisnis yang baru ini
membutuhkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membuat pembeda dengan kompetitor lain dalam memformulasikan strategi bisnis yang jelas (Simon, 2000; Porter, 1985)
Back
gro
und
Faktor pendukung“Kejelasan Strategi Bisnis”
diperlukan namun belum cukup harus didukung faktor lain (efektifitas proses produksi, disain organisasi, sistem informasi akuntansi) [Jermias & Armitage, 2000; Waterhouse & Svendsen, 1986; Shank & Govindarajan, 1993; Johnson dan Kaplan, 1987]
Back
gro
und
Kontingensi TeoriBeberapa peneliti mencoba menjelaskan
bagaimana sistem akuntansi dipengaruhi oleh lingkungan, organisasional, dan corak/gaya pengambilan keputusan.
Mereka membuat hipotesis bahwa tidak ada sifat universal sistem akuntansi yang sama diterapkan untuk semua organisasi.
Para peneliti banyak mengaplikasikan teori kontingensi dengan strategi sebagai variabel kontingensi yang penting.
Back
gro
und
Contingency FitKunci pendekatan kontigensi
dalam menguji hubungan antara prioritas strategik, konfigurasi organisasi, dan sistem akuntansi manajemen contingency fit.
Faktor paling penting dalam kinerja adalah contingency fit antara pemilihan strategi dan variabel konteksnya.
Back
gro
und
Kekurangan penelitian sebelumnyaPenelitian sebelumnya condong untuk
mengesampingkan pengukuran kinerja sebagai dependen variabel.
Peneliti berargumentasiMengesampingkan variabel kinerja
tidak hanya mengganggu pembangunan teori kontingensi yang benar, tapi juga mengindikasikan bahwa para peneliti memiliki konsen praktisi.
Back
gro
und
Manfaat PenelitianTeoritis
◦Memberikan pandangan dalam pembangunan konstruk contingency fit untuk kesesuaian antara prioritas strategis dan variabel konteksnya serta bagaimana mengukur konstruk ini.
Praktis◦Membantu meningkatkan pemahaman
bahwa perbedaan prioritas strategis mungkin membutuhkan konfigurasi organisasi yang berbeda agar berdampak positif pada kinerja.
TEORI
Perhatian para penelitiPertimbangan konsep
pendekatan kontingensi untuk mempelajari hubungan yang kompleks antara prioritas strategik, disain organisasi, MAS, dan dampaknya terhadap performance organisasi telah menjadi perhatian yang menarik sejumlah besar peneliti.
Pendekatan kontingensiPendekatan kontingensi dalam
akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada keuniversalan MAS yang diterapkan sama untuk semua organisasi (Bruns & Waterhouse, 1975; Waterhouse & Tiessen, 1978)
Efektifitas strategiPrioritas strategi perlu
kesesuaian dengan variabel konteksnya.
Para peneliti belum menyetujui konseptualnya dalam pengukuran contingency fit.
Beberapa metode pendefinisian contingency fitSelection, interaction, dan cluster
analyses menggunakan Eucledian distances.
Eucledian distanceFrom Wikipedia, the free encyclopedia
In mathematics, the Euclidean distance or Euclidean metric is the "ordinary" distance between two points that one would measure with a ruler, and is given by the Pythagorean formula. By using this formula as distance, Euclidean space (or even any inner product space) becomes a metric space. The associated norm is called the Euclidean norm. Older literature refers to the metric as Pythagorean metric
Eucledian distance
Selection, Interaction approachPenelitian sebelumnya,
menggunakan pendekatan selection atau interaction dalam mendefinisikan contingent fit.
Dua pendekatan ini dikritisi atas ketidakmampuan mengukur fit secara menyeluruh (Selto et.al. 1995, Van de Ven & Drazin, 1985).
Cluster analysis
Cluster analysis dengan Eucledian distances memiliki dua langkah◦ Membangun model ideal didasarkan pada data
perusahaan berkinerja baik.◦ Membandingkan perusahaan yang di-tes
menggunakan Eucledian distances formula.Kritisi model
◦ Didasarkan pada struktur model perusahaan berkinerja baik.
◦ Penyebab hubungan antara variabel outcome dengan variabel kontingen tidak didefinisikan dengan bik.
◦ Berdasarkan nilai absolut deviasi dari model ideal.
Dasar pendekatan penelitiMengaplikasikan fitness
landscape theory untuk mendifinisikan contingent fit antara prioritas strategik dan variabel konteksnya.
Pendekatan ini didasarkan pada ilmu organisasi dan manajemen.
Langkah kerjaMembuat hipotesis variabel
kontingen berdasar teori.Menentukan nilai kemungkinan
range tiap variabel konteks dan nilai konfigurasi yang ideal.
Perusahaan sampel dievaluasi dibanding konfigurasi ideal.
Mengevaluasi asosiasi antara contingen fit dengan kinerja menggunakan analisis korelasi.
Fitness lanscape theoryDiadopsi dari teori biologi.FLT menawarkan suatu
pemahaman bagaimana mengukur kontribusi kesesuaian tiap variabel dalam system yang komplek dan menyediakan pengetesan level kesesuaian dengan kinerja.
Kritisi bagaimana memunculkan nilai kesesuaian pada setiap kombinasi.
Model Kauffman
Kombinasi 111 adalah nilai optimal fitnessNilai total fitness rata-rata dari tiap sub-sistem/variabel.Nol = absen, dan satu = present
Pengembangan model penelitianKonstruk contingent fit
didasarkan pada kesesuaian pemilihan strategi (diferensiasi produk atau harga rendah) dan variabel konsteksnya
Kontekstual variabel pada setiap strategi adalah:◦desentralisasi, ◦tipe kontrol, ◦tipe MAS.
Contoh kemungkinan kombinasi
Relating to Kauffman’s NK model, this study has the following properties: N = 3, A = 7, and K = 0.
Therefore, the total possible combination for this study is AN = 73 = 343.
Five out of 343 possible combinations of a company that adopts a product differentiation strategy.
Range associated with the level of intensity of each variable used by a business unit (i.e., 1–7, where 1 = extremely low intensity; and 7 = extremely high intensity)
Model Porter (1985)Prioritas strategik low cost or
products to suit consumers’ specific quality, physical characteristics, or differentiation strategy.
Kritisi perlu didukung oleh sistem pengendalian, struktur organisasi, dan MIS [Chenhall & Langfield-Smith, 1988; Shank & Govindarajan, 1993; Johnson & Kaplan, 1987]
Hypothetical
Hipothesis H1. contingent fit strategic choice. H2. contingent fit differentiation strategy. H3. contingent fit low cost strategy. H4. Product differentiation decentralized structure H5. Product differentiation behavioural control H6. Product differentiation less output control H7. Product differentiation MAS type I H8. Product differentiation less use MAS type II.
SampelSingle industryTerdaftar di Bursa Efek Jakarta industri
barang.General manager, controller atau akuntan
manajemen. Minimal pada posisinya 1 tahun.
Survei surat dan wawancara personal.115 unit bisnis dari 26 perusahaan.106 respon kuesioner diolah. 9 respon dikeluarkan (3) tidak punya
konsen strategi jelas, (6) atau terkena outlier Boxplot saat validasi.
Review Sampel / DataTidak dijelaskan apakah sifat kuesioner
adalah mengukur persepsi ataukah mengukur kenyataan yang ada di industri?
Karena terdapat perbedaan antara pengukuran bahwa perusahaan tersebut benar-benar menerapkan “pilihan strategi” dan “penerapan struktur organisasinya”, jika persepsi maka bisa saja responden dalam satu perusahaan memiliki perbedaan persepsi.
Uji Reliabilitas
Descriptive Statistics
Korelasi
IntepretasiH4 desentralisasi diff >= low cost sulit
memberikan intepretasi, perbedaan tidak signifikan.
H6 kontradiksi dengan hipotesis hasil = diff lebih menggunakan output control interpretasi bahwa perusahaan menggunakan kedua jenis kontrol. Differensiasi produk lebih intensif menggunakan kedua jenis kontrol.
Argumen mungkin ukuran perusahaan besar lebih memilih kontrol output daripada kontrol keperilakuan.
KeterbatasanAsumsi bahwa setiap variabel konteks adalah
independen atas variabel lain dan membuat kontribusi independen atas nilai keseluruhan kesesuaian dalam model kontingensi dengan lebih dari satu variabel kontekstual mungkin dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Data dari single industry mungkin belum merefleksikan bentuk secara umum.
Pengisi data kuesioner mungkin subjektif.Variabel lain seperti ukuran, teknologi, model
kepemimpinan mungkin juga mempunyai pengaruh pada kinerja unit bisnis.
Saran penelitian selanjutnyaMemperluas model yang
digunakan memperbarui asumsi bahwa setiap variabel konteks memberikan kontribusi independen pada nilai keseluruhan fitness. diperlukan interdependensi
Menggunakan data lintas industri.