artikel ilmiah

24

Click here to load reader

Upload: ahmad-nurhadi

Post on 02-Aug-2015

32 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Ilmiah

Hubungan Kemampuan Literasi Informasi Anggota Ikatan Pustakawan Pelajar dengan Prestasi Belajar di Sekolah

Rahmi Nurfadhilah1, Ninis Agustini2, Tati Sumiati3

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran JatinangorEmail : [email protected]

AbstractThis study aims to determine whether there is a relationship between information literacy skills of students with learning achievement in school. It used The Big 6 Information literacy model which is composed of six steps, namely Task Definition, Information Seeking Strategies, Location and Access, Use of Information, Synthesis, and Evaluation. The research was carried out to all members of the Student Librarian Association SMA Negeri 3 Sukabumi RSBI. The method used in this research is quantitative method with descriptive correlational analysis. Data collection techniques used were questionnaires, interviews, and book study. Research results show that the probability is 0.022 <0.05, with a correlation value of 0.417. The conclusion is that there is a significant relationship between information literacy skills in the use of information on students who is members of the Librarians Association of Students of SMAN 3 1Sukabumi with learning achievement in school.

Keywords: Information Literacy, The Big 6, school achievement, librarian, school

Pendahuluan

Dalam Undang-Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan salah satu tujuan Pendidikan

Nasional Republik Indonesia adalah mempersiapkan peserta didik menjadi warga

negara yang bertanggung jawab. Disebutkan pula, bahwa prinsip penyelenggaraan

pendidikan adalah mewujudkan manusia pembelajar seumur hidup (long life

learning). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya peningkatan kualitas dan

hasil pendidikan melalui perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar.

Salah satu hal yang dapat mendukung proses belajar mengajar adalah kemampuan

literasi informasi.

1 Mahasiswa Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan² Pembimbing Utama ³ Pembimbing Pendamping

1

Page 2: Artikel Ilmiah

Literasi informasi tidak bisa

dilepaskan dengan dunia pendidikan

dan sangat berpengaruh karena

menjadi inti terwujudnya peserta

didik yang bertanggung jawab dan

menjadi pembelajar seumur hidup

sesuai dengan tujuan SISDIKNAS.

Dengan dimilikinya kemampuan

literasi informasi pada diri peserta

didik, akan memudahkan mereka

untuk merealisasikan slogan “long life

education”.

Untuk memiliki kemampuan

literasi informasi, ada beberapa

langkah yang harus dikuasai.

Langkah-langkah tersebut disusun

sebagai suatu model yang disebut

model literasi informasi. Model

literasi informasi menyediakan

sebuah mekanisme atau langkah

untuk mengukur dan menguji

kemampuan literasi informasi

seseorang serta dapat membantu

pelajar untuk memecahkan masalah

dalam proses belajar dengan

keterampilan memanfaatkan

informasi yang tersedia.

Salah satu model literasi

informasi yang dapat digunakan

untuk tingkat sekolah adalah The Big

6. Model ini terdiri dari 6

keterampilan dan 12 langkah efektif

yang bisa digunakan untuk

menyelesaikan masalah.

Hasil belajar seseorang bisa

disebut sebagai prestasi belajar.

Untuk memperoleh hasil atau prestasi

belajar tersebut tidak bisa dilepaskan

dengan adanya pengaruh faktor

internal dan eksternal. Peran

kemampuan literasi informasi

menjadi penting sebagai faktor

internal yang mendukung dalam

proses belajar mengajar yang efektif

dan efisien untuk menunjang prestasi

belajar siswa.

SMA Negeri 3 Sukabumi

merupakan lembaga pendidikan

unggulan yang difavoritkan di kota

Sukabumi. Sekolah ini banyak

mencetak siswa-siswa berprestasi,

baik akademik maupun non

akademik. SMAN 3 Sukabumi

memiliki visi untuk mewujudkan

sekolah unggul, religius, dan mandiri

yang berbudaya nasional dan

berwawasan global tahun 2012

(Creating on excellen, religious and

independent school which is national

culture and has global vision in

2012).

2

Page 3: Artikel Ilmiah

Sesuai visi dan misi SMAN 3

Sukabumi tentunya menuntut

pengajar dan peserta didik untuk bisa

menjadi seorang information literate,

yaitu dengan mengikuti

perkembangan dunia pendidikan

nasional maupun internasional dan

memiliki kompetensi terhadap

perkembangan informasi yang

berlangsung terus menerus mengikuti

kemajuan teknologi yang ada.

Keterampilan literasi informasi

menjadi sesuatu yang harus dimiliki

oleh setiap peserta didik.

SMAN 3 Sukabumi memiliki

berbagai kegiatan ekstrakurikuler,

salah satunya yaitu Ikatan

Pustakawan Pelajar (IPP) yang dibina

langsung oleh koordinator

perpustakaan sekolah. Dalam

kegiatannya, anggota IPP bertugas

dan belajar menjadi seorang

pustakawan junior yang membantu

mengelola bahan pustaka di

perpustakaan, bertugas dalam

kegiatan pelayanan, dan mengadakan

kegiatan literasi di lingkungan

sekolah seperti lomba menulis cerpen,

membaca berita, membuat mading,

dan lain-lain. Kegiatan tersebut

bertujuan untuk mengembangkan

minat baca siswa. Walaupun ekskul

IPP bergerak dalam bidang literasi,

namun mereka belum pernah

mendapat pelatihan mengenai literasi

informasi secara khusus di sekolah.

Mereka belajar library skill secara

mandiri. Dan dari perolehan data,

sebagian besar anggota yang

tergabung dalam Ikatan Pustakawan

Pelajar (IPP) selalu memiliki prestasi

belajar yang baik di sekolah.

Oleh karena itu, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian

dengan rumusan masalah apakah ada

hubungan antara kemampuan literasi

informasi yang dimiliki oleh anggota

Ikatan Pustakawan Pelajar dengan

prestasi belajar di sekolah. Dengan

tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui ada dan tidaknya

hubungan antara: kemampuan literasi

informasi siswa dalam merumuskan

masalah dengan prestasi belajar;

kemampuan literasi informasi siswa

dalam strategi pencarian informasi

dengan prestasi belajar; kemampuan

literasi informasi siswa dalam

menentukan lokasi dan akses dengan

prestasi belajar; kemampuan literasi

informasi siswa dalam pemanfaatan

informasi dengan prestasi belajar;

3

Page 4: Artikel Ilmiah

kemampuan literasi informasi siswa

dalam mensintesa dengan prestasi

belajar, dan kemampuan literasi

informasi siswa dalam evaluasi

dengan prestasi belajar di sekolah.

Dari hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan

gambaran secara khusus mengenai

hubungan kemampuan literasi

informasi siswa dengan prestasi

belajar di sekolah. Selain itu, untuk

memberi masukan bagi kepala

sekolah dan pengelola perpustakaan

SMAN 3 Sukabumi dalam

menentukan arah kebijakan perlu atau

tidaknya diadakan pembelajaran atau

pelatihan literasi informasi secara

berkala untuk siswa di perpustakaan

maupun di kurikulum sekolah.

Kajian Pustaka

Literasi informasi pertama kali

ditemukan oleh pemimpin American

Information Industry Association Paul

G.Zurkowski pada tahun 1974 dalam

proposalnya yang ditujukan kepada

The National Commission on

Libraries and Information Science

(NCLIS) di Amerika Serikat.

Zurkowski (1974:6) menulis:

“People trained in the application of information resources to their work can be called information literate. They have learned techniques and skill for utilizing the wide range of information tools as well as primary sources in molding information solutions for their problems.”

Paul Zurkowski menggunakan

ungkapan tersebut untuk

menggambarkan "teknik dan

kemampuan" yang dikenal dengan

istilah literasi informasi yaitu

kemampuan untuk memanfaatkan

berbagai alat-alat informasi serta

sumber-sumber informasi primer

untuk memecahkan masalah mereka.

Merujuk pada tulisannya dapat

diartikan orang-orang yang dilatih

dalam mengaplikasikan sumber-

sumber informasi untuk pekerjaan

mereka dapat disebut dengan

information literate (orang yang

terpelajar dalam memanfaatkan

informasi).

Bila dikaitkan dengan

pendidikan sekolah, maka penerapan

literasi informasi dapat diterapkan

oleh siswa, guru, kepala sekolah dan

karyawan sekolah dalam menentukan

apa yang mereka butuhkan dan

4

Page 5: Artikel Ilmiah

bekerjasama dengan pustakawan

sekolah untuk dapat memanfaatkan

sumber informasi yang tersedia di

perpustakaan.

Menurut Hancock (1999:1)

manfaat literasi informasi untuk

pelajar yaitu :

“Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Pelajar yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi.”

Pendidikan berperan dalam

menjadikan seseorang literat terhadap

informasi sehingga semua orang

dapat memperoleh informasi sesuai

dengan kebutuhannya. Saat ini literasi

informasi merupakan komponen yang

penting di dunia pendidikan.

Dalam konsep pembelajaran, cara belajar yang baik adalah:

“Mengarahkan dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri melalui diskusi,

observasi, studi literatur, dan studi dokumentasi serta cara belajar yang dapat menumbuhkan dan memupuk motivasi internal peserta didik untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam (Kapitze,2003:55).

Hal ini diungkapkan dalam

salah satu pilar pendidikan yang

menyatakan bahwa proses

pembelajaran harus mampu

mengajarkan kepada peserta didik

“Learning how to learn” (belajar

bagaimana cara untuk belajar).

Dalam dunia pendidikan dan

pengajaran, tingkat keberhasilan

seseorang biasanya dilihat melalui

suatu ukuran prestasi, yang disebut

dengan prestasi belajar. Menurut

Saifuddin Azwar dalam bukunya

Psikologi Intelegensi, mengatakan

bahwa

“Prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya.” (Azwar, 1996:164)

Salah satu model literasi

informasi yang dapat digunakan

untuk tingkat sekolah adalah The Big

5

Page 6: Artikel Ilmiah

6. Model literasi ini banyak

digunakan di seluruh dunia antara lain

Amerika Serikat, Italia, Belanda,

Afrika Selatan, Taiwan, Selandia

Baru, dan Indonesia. The Big 6

dikembangkan di Amerika Serikat

oleh dua pustakawan bernama Robert

E. Berkowitz dan Michael B.

Eisenberg pada tahun 1987

(Gunawan, 2008:3) yang terdiri dari 6

keterampilan dan 12 langkah, yaitu :

1. Perumusan Masalah1.1. Mendefinisikan masalah informasi1.2. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi2. Strategi Pencarian Informasi2.1. Menetapkan semua sumber yang dapat digunakan2.2. Menyeleksi sumber terbaik3. Lokasi dan Akses3.1. Melokasikan sumber-sumber (baik isi maupun fisik)3.2. Menemukan informasi dalam sumber-sumber yang ada4. Pemanfaatan Informasi4.1. Mengikat Makna (Menghubung-hubungkan informasi)4.2. Menyarikan informasi yang relevan5. Sintesa5.1. Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber5.2. Mempresentasikan informasi6. Evaluasi6.1. Menilai produk (efektif atau tidak)6.2. Menilai proses (efisien atau tidak)

(The Big 6 (Eisenberg dan Bob Berkowitz, 1987:1)

Hipotesis

Berdasarkan kerangka diatas,

maka penulis mengemukakan suatu

hipotesis untuk identifikasi masalah

dan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Ho : Tidak ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

merumuskan masalah dengan

prestasi belajar.

H1 : Ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

merumuskan masalah dengan

prestasi belajar.

2. Ho : Tidak ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam strategi

pencarian informasi dengan

prestasi belajar.

H1 : Ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam strategi

pencarian informasi dengan

prestasi belajar.

3. Ho : Tidak ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

menentukan lokasi dan akses

informasi dengan prestasi belajar.

H1 : Ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

menentukan lokasi dan akses

informasi dengan prestasi belajar.

6

Page 7: Artikel Ilmiah

4. Ho : Tidak ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

pemanfaatan informasi dengan

prestasi belajar.

H1 : Ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

pemanfaatan informasi dengan

prestasi belajar.

5. Ho : Tidak ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

mensintesa informasi dengan

prestasi belajar.

H1 : Ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

mensintesa informasi dengan

prestasi belajar.

6. Ho : Tidak ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

melakukan evaluasi dengan

prestasi belajar.

H1 : Ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam

melakukan evaluasi dengan

prestasi belajar.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

metode korelasional yang bertujuan

untuk meneliti sejauhmana variasi-

variasi pada satu atau lebih faktor lain

berdasarkan pada koefisien korelasi

(Rakhmat, 1997:27).

Untuk menguji korelasi antara

dua variabel digunakan korelasi Rank

Spearman (Rs). Korelasi ini

mempunyai kegunaan untuk mencari

korelasi dimana kedua data yang

dikorelasikan mempunyai skala

ordinal. Dalam pengujian dengan

skala ordinal masing-masing diberi

ranking sesuai dengan nilai yang

didapat, mulai dari ranking yang

terkecil.

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh anggota Ikatan

Pustakawan Pelajar SMAN 3

Sukabumi sebanyak 30 siswa. Teknik

pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah angket,

wawancara, studi pustaka dan

dokumen.

Data yang diperoleh dari

penelitian kemudian dianalisis

dengan teknik analisis deskriptif,

sedangkan pengujian hipotesis

menggunakan statistik inferensial

yaitu pengukuran korelasi

nonparametrik dengan koefisien

korelasi Rank Spearman, dengan

7

Page 8: Artikel Ilmiah

menggunakan bantuan program SPSS

for windows versi 13.0.

Untuk menafsirkan besarnya

presentase yang didapat dari tabulasi

data, penulis menggunakan pedoman

penafsiran data sebagai berikut :

“0% Tidak satupun responden

1 - 26% Sebagian kecil responden

27 - 49% Hampir setengah responden

50 % Setengahnya51 – 75 % Sebagian besar 76 - 99% Hampir

seluruhnya100% Seluruhnya.”(Arikunto, 2002: 313)

Berikut pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien

korelasi :

Tabel 1 Interval Koefisien dan Tingkat Hubungan

Interval

Koefisien

Tingkat

Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

(Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, 2002:73)

Hasil dan Pembahasan

Untuk memperoleh validitas

instrumen, dilakukan analisis

validitas isi (content validity) dan

validitas konstruk (construct validity).

Analisis tersebut dilakukan melalui

penelaahan terhadap butir-butir item

pernyataan dalam angket sekaligus

memeriksa relevansinya dengan

indikator setiap variabel.

Teknik analisis yang

digunakan yaitu Corrected Item-Total

Correlation yang diperoleh dengan

bantuan program SPSS 13.0, dengan

hasil sebagai berikut:

Tabel 2 Hasil Uji ValiditasNo. Item

Koef. Validitas item total terkoreksi

Keterangan

1 0,754 Valid2 0,145 Valid3 0,243 Valid4 0,753 Valid5 0,170 Valid6 0,491 Valid7 0,602 Valid8 0,291 Valid9 0,686 Valid10 0,673 Valid11 0,684 Valid12 0,493 Valid13 0,369 Valid14 0,509 Valid15 0,820 Valid16 0,598 Valid17 0,640 Valid18 0,509 Valid19 0,809 Valid20 0,731 Valid21 0,674 Valid22 0,607 Valid23 0,662 Valid24 0,808 Valid25 0,540 Valid26 0,621 Valid27 0,529 Valid

Sumber: Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

8

Page 9: Artikel Ilmiah

Dari 27 items pertanyaan

untuk variabel kemampuan literasi

informasi terdapat 4 pernyataan yang

tidak valid karena r hitung < r tabel

atau 0,300. Untuk data yang tidak

valid dilakukan koreksi dan

penggantian pada item pernyataan

tersebut dengan dibimbing oleh dosen

pembimbing.

Uji reliabilitas (reliability

analysis) dilakukan untuk melihat

keterandalan (reliabel) setiap variabel.

Pengujian dilakukan dengan metode

Alpha Cronbach dengan bantuan

program SPSS 13.0 for Windows,

dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3 Hasil Uji ReliabilitasCronbach’s

Alphar Tabel Kesimpulan

0,746 0,60 Reliabel

Sumber: Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Dengan menggunakan metode

Alpha Cronbach diperoleh koefisien

reliabilitas (ralpha) sebesar 0.746.

Kemudian dibandingkan dengan nilai

r tabel product moment adalah

sebesar 0,600. Maka r alpha lebih

besar dari r tabel, artinya

signifikan/reliabel.

Analisa korelasi dilakukan

dengan menggunakan rumus Korelasi

Spearman rho, alasan penggunaan

rumus ini karena data X dan Y adalah

ordinal. Pengumpulan data Variabel

bebas (X) menggunakan skala

penilaian (rating scales) dengan skor

nilai (1,2,3,4,5) dengan interpretasi

sebagai berikut:

1 = Buruk

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Sedangkan pengumpulan data

variabel terikat (Y) melalui buku

legger dan buku laporan hasil belajar

peserta didik SMAN 3 Sukabumi

2012 kelas X dan XI dengan

interpretasi sebagai berikut :

65 – 70 = Sangat Kurang

71 – 75 = Kurang

76 – 80 = Cukup

81 – 85 = Baik

86 – 100 = Sangat Baik

Sumber: Data Bagian Kurikulum SMAN 3 Sukabumi

Tingkat hubungan dapat diketahui

dengan pengujian hipotesa sebagai

berikut:

Ho : = 0

9

Page 10: Artikel Ilmiah

Tidak terdapat hubungan antara

variabel bebas (X) dengan variabel

terikat (Y)

H1 : ≠ 0

Terdapat hubungan antara variabel

bebas (X) dengan variabel terikat (Y)

Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika probabilitas [Sig. 2-tailed] >

0.05, maka terima Ho

Jika probabilitas [Sig. 2-tailed] <

0.05, maka tolak Ho

Hasil pengolahan menggunakan

rumus Spearman rho dengan bantuan

komputer program SPSS 13.0 for

Windows, maka didapat hasil

kalkulasi statistik sebagaimana tertera

di bawah ini:

Tabel 4 Hubungan kemampuan merumuskan masalah (X1) dengan prestasi belajar (Y)

rs Probabilitas

Kriteria Uji

Ket Kesimpulan

Curva Korelasi

Tingkat Hubungan

0,248

0,187 H1

ditolakTidak Signifikan

Tidak Terdapat Hubungan

Positif Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Tabel 5 Hubungan kemampuan strategi pencarian informasi (X2) dengan prestasi belajar (Y)

rs Probabilitas

Kriteria Uji

Keterangan Kesimpulan Curva Korelas

Tingkat Hubungan

0,145 0,443 H1

ditolakTidak Signifikan

Tidak Terdapat Hubungan

Positif Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Tabel 6 Hubungan kemampuan menentukan lokasi dan akses informasi (X3) dengan prestasi belajar (Y)

rs Probabilitas

Kriteria Uji

Keterangan

Kesimpulan

Curva Korelasi

Tingkat Hubungan

0,170

0,370 H1

ditolakTidak Signifikan

Tidak Terdapat Hubungan

Positif Sangat Rendah

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

10

Page 11: Artikel Ilmiah

Tabel 7 Hubungan kemampuan pemanfaatan informasi (X4) dengan prestasi belajar (Y)

rs Probabilitas

Kriteria Uji

Keterangan

Kesimpulan

Curva Korelasi

Tingkat Hubungan

0,417

0,022 H1

diterimaSignifikan Terdapat

HubunganPositif Sedang

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Tabel 8 Hubungan kemampuan mensintesa informasi (X5) dengan prestasi belajar (Y)

rs Probabilitas

Kriteria Uji

Ket Kesimpulan

Curva Korelasi

Tingkat Hubungan

0,342

0,064 H1 ditolak

Tidak Signifikan

Tidak Terdapat Hubungan

Positif Sedang

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Tabel 9 Hubungan kemampuan evaluasi (X6) dengan prestasi belajar (Y)

rs Probabilitas

Kriteria Uji

Keterangan

Kesimpulan

Curva Korelasi

Tingkat Hubungan

0,249

0,184 H1

ditolakTidak Signifikan

Tidak Terdapat Hubungan

Positif Sedang

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Berdasarkan tabel 4 di atas,

diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,248. Nilai

koefisien korelasi sebesar 0,248

menandakan hubungan yang rendah

[0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184].

Nilai probabilitas dari hubungan ini

adalah 0,187. Nilai probabilitas lebih

besar dari 0,05 maka Ho diterima

dan H1 ditolak. Dengan demikian,

hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa antara kemampuan

merumuskan masalah (X1) dengan

prestasi belajar (Y) tidak terdapat

hubungan yang signifikan.

Berdasarkan tabel 5 di atas,

diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,145. Nilai

koefisien korelasi sebesar 0,145

menandakan hubungan yang sangat

11

Page 12: Artikel Ilmiah

rendah [0,00-0,199, Sugiyono:

2002:184]. Nilai probabilitas dari

hubungan ini adalah 0,443. Nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05

maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Dengan demikian, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa antara

kemampuan strategi pencarian

informasi (X2) dengan prestasi

belajar (Y) tidak terdapat hubungan

yang signifikan.

Berdasarkan tabel 6 di atas,

diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,145. Nilai

koefisien korelasi sebesar 0,145

menandakan hubungan yang sangat

rendah [0,00-0,199, Sugiyono:

2002:184]. Nilai probabilitas dari

hubungan ini adalah 0,443. Nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05

maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Dengan demikian, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa antara

kemampuan strategi pencarian

informasi (X2) dengan prestasi

belajar (Y) tidak terdapat hubungan

yang signifikan.

Berdasarkan tabel 7 di atas,

diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,417. Nilai

koefisien korelasi sebesar 0,417

menandakan hubungan yang sedang

[0,40-0,599, Sugiyono: 2002:184].

Nilai probabilitas dari hubungan ini

adalah 0,022. Nilai probabilitas lebih

kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan

H1 diterima. Dengan demikian, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa

antara kemampuan pemanfaatan

informasi (X4) dengan prestasi

belajar (Y) terdapat hubungan yang

signifikan.

Berdasarkan table 8 di atas,

diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,342. Nilai

koefisien korelasi sebesar 0,342

menandakan hubungan yang rendah

[0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184].

Nilai probabilitas dari hubungan ini

adalah 0,064. Nilai probabilitas lebih

besar dari 0,05 maka Ho diterima

dan H1 ditolak. Dengan demikian,

hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa antara kemampuan

mensintesa informasi dengan prestasi

belajar tidak terdapat hubungan yang

signifikan.

Berdasarkan table 9 di atas,

diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,249. Nilai

koefisien korelasi sebesar 0,249

menandakan hubungan yang rendah

12

Page 13: Artikel Ilmiah

[0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184].

Nilai probabilitas dari hubungan ini

adalah 0,184. Nilai probabilitas lebih

besar dari 0,05 maka Ho diterima

dan H1 ditolak. Dengan demikian,

hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa antara kemampuan evaluasi

dengan prestasi belajar tidak terdapat

hubungan yang signifikan.

Pemanfaatan Informasi

Pemanfaatan informasi

adalah salah satu langkah dalam

strategi literasi informasi menurut

model literasi informasi The Big 6

yaitu dengan mengikat (membaca,

mendengar, melihat, menyentuh),

menghubung-hubungkan informasi

serta mengekstrak atau menyarikan

informasi yang relevan

Berdasarkan hasil penelitian

ini, kemampuan literasi informasi

siswa yang memiliki hubungan

signifikan dengan prestasi belajar

yaitu terdapat pada kemampuan

literasi informasi siswa dalam

memanfaatkan atau menggunakan

informasi.

Kemampuan literasi

informasi dalam menggunakan

informasi berarti siswa dapat

membaca, melihat, menyentuh, dan

mendengarkan informasi serta

membuat catatan, ringkasan,

rangkuman, dan berfikir kritis

terhadap informasi yang didapatkan,

dengan istilah lain yaitu kemampuan

membaca dan menulis. Kemampuan

tersebut dapat menunjang pencapaian

prestasi belajar siswa. Sesuai dengan

pernyataan Schores (1960) dalam

Muchyidin (1980:5) yang

mengungkapkan bahwa kegiatan

membaca akan banyak menentukan

keberhasilan dalam studi.

Kemampuan literasi

informasi dalam memanfaatkan

informasi (use information) sesuai

dengan pernyataan Zurkowski

(1974:6) yang mendefinisikan istilah

literasi informasi pertama kali yaitu

kemampuan untuk memanfaatkan

berbagai alat-alat informasi serta

sumber-sumber informasi primer

untuk memecahkan masalah.

Merujuk pada tulisannya dapat

diartikan orang-orang yang dilatih

dalam mengaplikasikan sumber-

sumber informasi untuk pekerjaan

mereka dapat disebut dengan

information literate (orang yang

13

Page 14: Artikel Ilmiah

terpelajar dalam memanfaatkan

informasi).

Pernyataan ini diperkuat oleh

Kirsch dan Jungeblit dalam buku

Literacy : Profile of American’s

Young Adult dalam Sukaesih

(2010:11) yang mendefinisikan

literasi informasi secara kontemporer

sebagai kemampuan seseorang dalam

menggunakan informasi tertulis,

tercetak, elektronik dalam

mengembangkan pengetahuan

sehingga mendatangkan manfaat

bagi masyarakat.

Selain itu, Sukaesih

(20120:13) menuliskan ciri-ciri

masyarakat literer (melek informasi)

adalah :

- Mereka yang sudah belajar bagaimana caranya belajar.

- Mereka mampu memahami sesuatu yang dibacanya, mengaplikasikannya, berdasarkan pemahaman bacaan dan pengetahuan yang dimilikinya.

- Mereka berfikir kritis dan bersikap etis terhadap informasi yang dimilikinya.

- Menjadikan kegiatan belajar menjadi sebuah kegiatan yang menjadi bagian dari kehidupannya. (Sukaesih, 2010:13)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan

data penelitian, dapat disimpulkan

bahwa dari keenam langkah literasi

informasi The Big 6 yang diujikan,

terdapat hubungan antara

kemampuan literasi informasi dalam

memanfaatkan informasi pada siswa

anggota Ikatan Pustakawan Pelajar

dengan Prestasi Belajar di Sekolah.

Pemanfaatan informasi

tersebut dilakukan dengan cara

membaca,memahami, mendengarkan

informasi yang ditemukan dan

mengekstrasi atau meringkas

informasi yang relevan sebagai

sumber belajar. Semakin baik

kemampuan siswa dalam

memanfaatkan informasi sebagai

sumber belajar maka semakin baik

pula prestasi belajar di sekolah.

Siswa yang memiliki kemampuan

literasi informasi dalam

memanfaatkan informasi yang baik

memiliki rata-rata nilai rapor di atas

angka 80.

14

Page 15: Artikel Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek: edisi revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (1996). Psikologi Intelegensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

DIKNAS. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Di unduh dari http://zkarnain.tripod.com/DIKNAS.htm#/lima (diakses 19 juni 2012).

Eisenberg, Michael, et.al. (2004). Information Literacy:essential skills for the information age. New York: ERIC Clearinghouse on Information & Technology.

Gunawan, Agustin Widya, dkk. (2008). “7 langkah literasi informasi: knowledge managemen”. Jakarta: Universitas Atmajaya.

Hancock, Vicky E. (1999). Information Literacy for Lifelong Learning. Eric Digest. Di unduh dari http://www.ericdigest.org/1999-2/information.htm. (diakses tanggal 2 April 2012).

Hasan, Iqbal. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Kapitzke, C. (2003). Information Literacy: a review and poststructuralist critique. Australian Journal of Language an Literacy, Vol. 26 No. 1, hal. 53-66.

Nasution, Mustafa Edwin. (2008). Proses Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI.

Rakhmat, Jalaluddin. (1997). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.

Sukaesih. (2010). Konsep dan Hakikat Literasi Informasi (Information Literacy). Jatinangor: Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad.

15

Page 16: Artikel Ilmiah

Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zurkowski. P,G. (1974). The Information Service Environment Realationship and Priorities. Washington DC: National Commision on Libraries and Information Science.

16