resume ta chapter 6

9
Teori Akuntansi Ringkasan Materi Kuliah Bab 7 Positive Accounting Theory Oleh : Muhlis Isnanto 125020301111026

Upload: muhlisisnanto

Post on 20-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

TA

TRANSCRIPT

Page 1: Resume TA Chapter 6

Teori Akuntansi

Ringkasan Materi Kuliah

Bab 7 Positive Accounting Theory

Oleh :

Muhlis Isnanto

125020301111026

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Page 2: Resume TA Chapter 6

2015

Konsekuensi Ekonomi dan Teori Akuntansi Positif

Konsekuensi Ekonomi

Konsekuensi ekonomi adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa meskipun terdapat implikasi

atas teori pasar sekuritas efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Munculnya konsekuensi ini diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Stephen Zeff (1978) dalam

jurnalnya “The Rise of Economic Consequences”. Zeff mencontohkan tindakan beberapa

perusahaan di Amerika Serikat yang mengurangi laba yang dilaporkan dengan

mengimplementasikan akuntansi biaya penggantian selama 1947 – 1948 atau selama periode inflasi

tinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari pajak serta menghindari persepsi publik terhadap laba

tinggi perusahaan. Berbagai argumen muncul terkait intervensi tersebut dan akuntan khususnya para

pembuat standar mengalami dilema terkait pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh

manajer perusahaan. Oleh karena itu, otoritas pembuat standar akuntansi secara berkala juga

membuka diskusi dengan berbagai pihak termasuk pihak perusahaan terkait standar baru yang

diusulkan.

Standar akuntansi juga mempengaruhi tindakan manajer dalam pengambilan keputusan ekonomi

salah satunya terkait Opsi Saham Karyawan. Opsi Saham Karyawan merupakan Opsi Saham yang

dikeluarkan oleh perusahaan kepada manajemen atau dalam beberapa kasus kepada karyawan

dimana mereka diberikan hak untuk membeli saham perusahaan dalam suatu periode waktu.

Berdasarkan APB 25 perusahaan harus mencatat biaya jika terjadi selisih antara harga pasar saham

dengan harga opsi saham yang dipegang oleh manajer. Pada kenyataannya, harga yang dipegang

oleh manajer disesuaikan dengan harga pasar saham sehingga tidak ada biaya yang timbul dari

transaksi ini. Hal ini menyebabkan pendapatan bersih perusahaan meningkat karena (seharusnya)

ada biaya yang tidak dicatat.

Munculnya Konsekuensi Ekonomi (CE) Economic Consequences muncul karena perusahaan

melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif dan kontrak hutang. Kebijakan akuntansi yang

digunakan dapat merupakan sumber informasi yang penting bagi investor. Manajer dapat

menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal

tentang informasi dalam dari perusahaan. Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku

pasar. Berdasarkan teori pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi tersebut berpengaruh

terhadap arus kas perusahaan. Economic Consequences diperlukan untuk mengetahui respon pasar

atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh

secara langsung terhadap arus kas. Karena itu, Economic Consequences merupakan salah satu

anomali pasar modal efisien. Teori Akuntansi Positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya

Page 3: Resume TA Chapter 6

Economic Consequences. PAT adalah teori yang berkaitan dengan prediksi tindakan atas adanya

pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatu standar baru.

Teori Akuntansi menurut sasarannya di bagi menjadi 2 yaitu :

- Teori Akuntansi Positif

adalah Penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta.

- Teori Akuntansi Normatif

adalah penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Teori Akuntansi Positif

Teori Akuntansi Positif adalah teori yang memprediksi tindakan-tindakan pemilihan kebijakan

akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer merespon terhadap usulan standar

akuntansi yang baru.

Perusahaan menjalankan berbagai kontrak dalam operasinya seperti kontrak dengan karyawan

(manajemen), kontrak dengan pemasok, serta kontrak dengan penyedia modal. Dalam hal ini akan

muncul biaya kontrak termasuk biaya negosiasi, biaya untuk mengantisipasi moral hazard, tekanan

keuangan, dan lainnya. Kontrak dengan biaya yang paling rendah disebut sebagai kontrak efisien.

Teori akuntansi positif berpendapat bahwa kebijakan akuntansi perusahaan akan dipilih sebagai

masalah yang lebih luas untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang efisien. Manajer

perusahaan yang diberikan kelonggaran untuk memilih kebijakan akuntansi akan membuka

kemungkinan perilaku oportuistik dimana kebijakan yang dipilih adalah yang memenuhi tujuan

mereka sehingga mengurangi kontrak efisien.

Prediksi yang dibuat dalam teori akuntansi positif sebagian besar meliputi tiga hipotesis,

sebagaimana diformulasikan oleh Watt dan Zimmerman (1986). Bentuk oportunistik dari ketiga

hipotesis ini berdasarkan dari Watt dan Zimmerman (1990) adalah bentuk yang paling banyak

diinterpretasikan.

1. Hipotesis Rencana Bonus

Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini

Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan, seperti orang-orang lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan mereka bergantung, paling tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih, maka kemungkinan mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan pendapatan

Page 4: Resume TA Chapter 6

bersih setinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari proses akrual, hal ini akan cenderung menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-bonus yang dilaporkan pada masa yang akan datang, dengan taktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa kini (present value) dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan meningkat dengan memberikan perubahan menuju masa kini.

2. Hipotesis Kontrak Hutang

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini

Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi kesepakatan bahwa pemberi pinjaman harus bertemu selama masa perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan yang mendapat pinjaman boleh sepakat memelihara level tertentu dari hutang terhadap harta, laporan bunga, modal kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam itu dikhianati, perjanjian hutang tersebut bisa memberikan/mengeluarkan penalti, seperti pembatasan dividen atau tambahan pinjaman.Dengan jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan membatasi kegiatan perusahaan dalam operasional perusahaan itu sendiri. Untuk mencegah, atau paling tidak menunda, pelanggaran semacam itu, perusahaan bisa memilih kebijakan akuntansi tertentu yang bisa meningkatkan laba masa kini. Berdasarkan hipotesis kesepakatan hutang, ketika perusahaan mendekati kelalaian, atau memang sudah berada dalam lalai/cacat, lebih cenderung untuk melakukan hal ini.

3. Hipotesis biaya politik

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin besar biaya politik yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih memilih prosedur akuntansi yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa sekarang menuju masa depan

Hipotesis biaya politik memperkenalkan suatu dimensi politik pada pemilihan kebijakan akuntansi.  Perusahaan-pemsahaan yang ukurannya sangat besar mungkin dikenakan standar kinerja yang lebih tinggi, dengan penghargaan terhadap tanggung jawab lingkungan, hanya karena mereka merasa bahwa mereka besar dan berkuasa. Jika perusahaan besar juga memiliki kemampuan meraih profit yang tinggi, maka biaya politik bisa diperbesar.

Perusahaan-perusahaan juga mungkin akan menghadapi biaya politik pada poin-poin waktu tertentu. Persaingan luar negeri mungkin mengarah pada menurunnya profitabilitas kecuali perusahaan yang terkena dampaknya ini bisa mempengaruhi proses politik untuk bisa melindungi impor secara keseluruhan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan mengadopsi kebijakan akuntansi income-decreasing (pendapatan menurun) dalam rangka meyakinkan pemerintah bahwa profit sedang turun.

Page 5: Resume TA Chapter 6

Penelitian Empiris pada Teori Akuntansi Positif

Terdapat banyak penelitian empiris yang dilakukan untuk menguji tiga hipotesis dalam Teori

Akuntansi Positif. Beberapa diantaranya adalah Penelitian yang dilakukan Lev (1979) yang

menghasilkan beberapa jawaban yaitu :

1. Mengapa perusahaan yang berbeda mungkin memilih kebijakan akuntansi berbeda

2. Mengapa ada manajer mungkin keberatan dengan perubahan dalam kebijakan akuntansi

3. Mengapa investor bereaksi atas dampak potensial perubahan kebijakan akuntansi atas laba

bersih

4. Memasukkan hipotesis perjanjian utang dan rencana bonus sebagai alasan untuk reaksi

negatif pasar pada prospek perusahaan dengan biaya-penuh yang sedang didorong untuk

mengganti usaha-sukses.

5. Kemungkinan (extent) bahwa pengontrakan menjadi kurang efisien, dan bahwa manajer

akan berperilaku opotunistis untuk melindungi bonusnya dan menghindari penyimpangan

perjanjian utang, pasar diharapkan bereaksi negatif

Penelitian terhadap hipotesis rencana bonus yang dilakukan oleh Healy (1985) menyatakan bahwa

manajer dengan rencana bonus berdasarkan laba bersih secara sistematis mengadopsi kebijakan

akrual yang sedemikian rupa sehingga memaksimalkan bonus yang diharapkan.

Penelitian terhadap hipotesis perjanjian utang yang dilakukan oleh Dichev dan Skinner (2002)

menyatakan bahwa manajer berusaha untuk mempertahankan level pelanggaran perjanjian hutang

(covenant slack) sebesar nol atau justru bernilai positif dengan mengatur rasio utangnya (covenant

ratio). Hasil ini konsisten dengan hipotesis perjanjian utang.

Hipotesis biaya politik yang memiliki arah berkebalikan dari dua hipotesis sebelumnya dilakukan

oleh Jones (1991) dimana hasilnya perusahaan melaporkan laba neto yang lebih rendah dari

seharusnya selama investigasi pembebasan impor.      

 Pada akhirnya, hipotesis pada teori akuntansi positif dapat dibagi ke dalam dua bentuk:

1. Teori Akuntansi Positif versi Oportunistik

Pada Teori Akuntansi Positif bentuk oportunistik, diasumsikan bahwa manajer akan

memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan tingkat utilitas yang diharapkan

sehubungan dengan upah yang diberikan, kontrak-kontrak hutang, dan biaya-biaya politik.

2. Teori Akuntansi Positif versi Kontrak Efisien 

Pada Teori Akuntansi Positif bentuk kontrak efisien, diasumsikan bahwa kontrak stem

pengendalian internal, serta tata kelola yang baik dari perusahaan, dapat membatasi

munculnya sifat oportunistik dan sebaliknya dapat memotivasi manajer dalam memilih

kebijakan akuntansi untuk mengendalikan biaya-biaya kontrak, sehingga dapat

menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan para pemegang saham. 

Page 6: Resume TA Chapter 6

Kritik Kritik Terhadap Teori Akuntansi Positif

1. TAP tidak memberikan ‘resep’ yang berarti tidak menyediakan alat untuk meningkatkan

praktek akuntansi

2. TAP tidak bebas nilai. Dalam TAP tidak ada panduan bagaimana apa yang seharusnya

seseorang lakukan. TAP hanya menyediakan informasi efek dari tindakan tertentu dan

menyerahkan kepada torang lain tindakan apa yang akan dilakukan.

3. Asumsi bahwa setiap orang bertindak hanya untuk memaksimalkan keuntungan pribadi

dianggap terlalu negatif dan terlalu menyederhanakan ditinjau dari sudut pandang

kemanusiaan.

4. Tidak ada perkembangan yang berarti sejak tahun 1070-an dengan tiga hipotesis kunci (debt

hypothesis, bonus hypothesis, dan political hypothesis)

5. TAP dianggap cacat secara ilmiah. Hipotesis yang dikemukakan TAP dianggap tidak

berdasar sehingga harus ditolak.

6. Peneliti TAP mengabaikan banyak hubungan organisasi-hubungan khusus dan informasi

yang digunakan hanya informasi yang dianggap peneliti relevan.