report of special terminal plan

100
LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013 1 -i DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ......................................................................................................... 1 – i BAB 1 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2 JUSTIFIKASI TEKNIS 2.1 SURVEY TOPOGRAFI ................................................................. 2 – 1 2.2 SURVEY BATHIMETRI ...................................................................... 2 – 8 2.3 PENGUKURAN ARUS ........................................................................ 2 – 11 2.4 PENGAMATAN PASANG SURUT DAN PENGIKATAN DENGAN BM ....................................................................................... 2 – 12 2.5 PENGAMBILAN CONTOH AIR ........................................................... 2 – 15 2.6 PENYELIDIKAN TANAH ..................................................................... 2 – 16 2.7 PENYELIDIKAN DI LABORATORIUM ................................................ 2 – 23 BAB 3 HASIL SURVEY 3.1 PENDAHULUAN ............................................................................ 3 – 1 3.2 GAMBARAN LOKASI ..................................................................... 3 – 1 3.3 DATA HIDRO-OCEANOGRAFI ...................................................... 3 – 3 LAMPIRAN BAB III .................................................................................. 3 – 4 BAB 4 PENUTUP ............................................................................................... 4 – 1 LAMPIRAN BAB IV: 1. Gambar Peta Bathimetri Terminal Khusus PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2. Dokumentasi Foto Lokasi

Upload: elisarsormin

Post on 22-Nov-2015

73 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

This is report of special terminal plan

TRANSCRIPT

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    1 -i

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... 1 i

    BAB 1 GAMBARAN UMUM WILAYAH

    BAB 2 JUSTIFIKASI TEKNIS

    2.1 SURVEY TOPOGRAFI ................................................................. 2 1 2.2 SURVEY BATHIMETRI ...................................................................... 2 8 2.3 PENGUKURAN ARUS ........................................................................ 2 11 2.4 PENGAMATAN PASANG SURUT DAN PENGIKATAN DENGAN BM ....................................................................................... 2 12 2.5 PENGAMBILAN CONTOH AIR ........................................................... 2 15 2.6 PENYELIDIKAN TANAH ..................................................................... 2 16 2.7 PENYELIDIKAN DI LABORATORIUM ................................................ 2 23

    BAB 3 HASIL SURVEY

    3.1 PENDAHULUAN ............................................................................ 3 1

    3.2 GAMBARAN LOKASI ..................................................................... 3 1

    3.3 DATA HIDRO-OCEANOGRAFI ...................................................... 3 3

    LAMPIRAN BAB III .................................................................................. 3 4

    BAB 4 PENUTUP ............................................................................................... 4 1

    LAMPIRAN BAB IV:

    1. Gambar Peta Bathimetri Terminal Khusus PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH

    2. Dokumentasi Foto Lokasi

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    1

    I. GAMBARAN UMUM WILAYAH

    ABUPATEN LAMPUNG SELATAN, pada awalnya merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Selanjutnya, berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah TK I Propinsi Lampung, dimana Kabupaten Lampung Selatan secara otomatis menjadi salah satu Kabupaten Daerah Tingkat II dalam

    wilayah Propinsi Lampung yang wilayahnya saat itu meliputi Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pringsewu. Kabupaten Lampung Selatan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Darurat nomor 4 tahun 1956 tanggal 14 Nopember 1956 sebagai Daerah tingkat II, sehingga pada tanggal 14 Nopember lah ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan Meliputii 17 Kecamatan yaitu:

    Potensi alam yang dimiliki Kabupaten Lampung Selatan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang cukup berlimpah dan lengkap mulai dari hulu - hilir, mulai dari gunung sampai ke laut. Berbagai potensi sumber daya alam dipergunakan untuk peningkatan kehidupan masyarakat dengan tetap menjaga keseimbangan alam sesuai dengan filosofi KHAGOM MUFAKAT.

    Potensi pertanian dalam arti luas yang dimiliki oleh Kabupaten Lampung Selatan diupayakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta untuk menunjang pembangunan di sektor lainnya seperti pariwisata, industri dan perdagangan.

    VISI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN; Terwujudnya Kabupaten Lampung Selatan yang maju dan sejahtera berbasis ekonomi kerakyatan

    NAMA DAERAH : KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Ibukota : KALIANDA Tanggal Pembentukan : 14 Nopember 1956

    DASAR HUKUM PEMBENTUKAN : Undang-Undang Darurat nomor 4 tahun 1956 tanggal 14 Nopember 1956, sehingga pada tanggal 14 Nopember lah ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Lampung Selatan.

    POSISI GEOGRAFIS : 103 sampai dengan 10545 Bujur Timur dan 515 sampai dengan 6 Lintang Selatan.

    BATAS WILAYAH : a. sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur; b. sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda; c. sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa; dan d. sebelah barat berbatasan dengan Kota Bandar Lampung, dan Kabupaten Pesawaran.

    WILAYAH ADMINISTRASI : 17 Kecamatan dan 248 Desa. Luas wilayah : 2.10,974 km2 Jumlah Penduduk : 912.490 Jiwa (tahun 2010)

    1.

    Bakauheni 10.

    Candipuro2.

    Ketapang 11.

    Way Sulan3.

    Penengahan 12.

    Katibung4.

    Sragi 13.

    Merbau Mataram5.

    Palas 14.

    Tanjung Bintang6.

    Rajabasa 15.

    Tanjung Sari7.

    Kalianda 16.

    Jati Agung8.

    Way Panji 17.

    Natar9.

    Sidomulyo

    K

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    2

    Kepadatan Penduduk : 432.51 jiwa/km2.

    Luas dan Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan

    Luas Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

    II. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN, TAHUN 2011-2031.

    A. TUJUAN, KEBIJAKAN, dan STRATEGI

    1. TUJUAN PENATAAN RUANG Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Selatan bertujuan untuk :

    Desa / Luas Jumlah Penduduk KepadatanKelurahan (Ha) (Jiwa) Penduduk/Km2

    1 Natar 22 25.088 170,992 681.57 2 Jati Agung 21 16.447 103,038 626.49 3 Tanjung Bintang 16 12.972 68,572 528.62 4 Tanjung Sari 8 10.332 27,107 262.36 5 Katibung 12 18.862 61,422 325.64 6 Merbau Mataram 15 11.394 46,644 409.37 7 Way Sulan 8 4.654 21,264 456.90 8 Sidomulyo 15 15.899 57,264 360.17 9 Candipuro 14 8.490 50,256 591.94 10 Way Panji 4 3.845 16,341 424.99 11 Kalianda 27 17.982 81,126 451.15 12 Rajabasa 15 10.039 20,769 206.88 13 Palas 21 16.557 53,492 323.08 14 Sragi 10 9.344 31,654 338.76 15 Penengahan 22 12.496 35,672 285.47 16 Ketapang 16 10.860 46,116 424.64 17 Bakauheni 5 5.713 20,761 363.40

    251 210.974 912,490 432.51 Jumlah

    No. Kecamatan

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan Hasil Sensus Penduduk 2010

    25.088

    16.447

    12.972

    18.862

    11.394 4.654

    15.899

    8.490 3.845

    17.982 10.039

    16.557

    9.344 12.496

    10.860 5.713

    Natar Jati Agung Tanjung BintangTanjung Sari Katibung Merbau MataramWay Sulan Sidomulyo CandipuroWay Panji Kalianda RajabasaPalas Sragi Penengahan

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    3

    Mewujudkan Ruang Kabupaten sebagai Pintu Gerbang Investasi Provinsi yang Berbasis Pada Kawasan Pertanian, Perikanan, Pariwisata, serta Industri yang terintegrasi dan bersinergi dengan perwujudan pembangunan yang berkelanjutan.

    2. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang ditetapkan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Selatan, antara lain : a. pengembangan kawasan budidaya berbasis sumberdaya alam dan b. pengembangan agropolitan dengan tetap mempertimbangkan dan c. mengindahkan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; d. penciptaan peluang investasi pada kegiatan industri; e. penguatan fungsi lindung kawasan lindung secara berkesinambungan dan terintegrasi; f. pengembangan kegiatan pariwisata yang berbasis pada potensi wisata alam; g. penataan sistem perkotaan dan pusat distribusi yang mampu memacu pertumbuhan

    wilayah; h. penguatan pelayanan prasarana dan sarana wilayah yang mampu meningkatkan kondisi

    investasi dan perekonomian wilayah; dan i. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

    3. STRATEGI PENATAAN RUANG 1. Strategi pengembangan kawasan budidaya berbasis sumberdaya alam dan pengembangan

    agropolitan dengan tetap mempertimbangkan dan mengindahkan kondisi daya dukung dan daya tampung ingkungan hidup : a. meningkatkan produktivitas hasil pertanian melalui intensifikasi lahan; b. mengintegrasikan pengembangan kawasankawasan pertanian dengan mengoptimalkan

    fungsi kawasan agropolitan; c. mendorong tumbuhnya sektorsektor sekunder dan tersier yang terintegrasi dengan

    pengembangan kawasan minapolitan; d. meningkatkan kemampuan pelayanan prasarana dan sarana yang mampu mendorong

    investasi pada kegiatan industri; dan e. menjamin kelancaran aksesibilitas antara kawasan sentra dan pendukungnya dengan

    penyediaan sistem prasarana yang handal mendukung kegiatan pertanian, dan perikanan.

    2. Strategi penciptaan peluang investasi pada kegiatan industri; a. meningkatkan kemampuan pelayanan prasarana dan sarana yang mampu mendorong

    investasi pada kegiatan industri; b. mendorong pertumbuhan industri pada koridor jalan lintas pantai timur; c. mendorong pertumbuhan klaster industri yang berbasis pada sumberdaya lokal; d. menjamin kelancaran aksesibilitas antara kawasan sentra dan pendukungnya dengan

    penyediaan sistem prasarana yang handal;

    3. Strategi penguatan fungsi lindung kawasan lindung secara berkesinambungan dan terintegrasi; a. mengupayakan tercapainya kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan tetap

    mempertimbangkan kebutuhan pembangunan; b. memantapkan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya untuk melindungi kawasan

    dibawahannya, kawasan perlindungan setempat serta melindungi kawasan yang rawan bencana alam;

    c. melindungi daerah resapan air yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air;

    d. mengendalikan dan memantau kegiatan budidaya pada kawasan lindung dan kawasan hutan agar tetap terjaga kelestariannya; dan

    e. merehabilitasi kawasan hutan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan mengoptimalkan perlindungan pada kawasan bantaran sungai dan pantai.

    4. Strategi pengembangan kegiatan pariwisata yang berbasis pada potensi wisata alam;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    4

    a. mengembangkan aktivitas wisata pada kawasan wisata alam dengan mengoptimalkan pemanfaatan pantai dan laut;

    b. memanfaatkan kawasan suaka alam sebagai obyek wisata minat khusus; c. menciptakan pusat pertumbuhan jasa sebagai pusat pendukung kegiatan wisata; d. memfungsikan secara optimal dermaga dan pelabuhan yang ada sebagai komponen

    pendukung aktivitas wisata; e. mendorong kegiatan industri cinderamata dengan basis industri kerajinan dan rumah

    tangga; dan f. menjamin kelancaran akses yang mampu mendukung terbentuknya pergerakan jalur

    jalur wisata.

    5. Strategi penataan sistem perkotaan dan pusat distribusi yang mampu memacu pertumbuhan wilayah; a. mengembangkan Kota Kalianda sebagai Kota Modern untuk memicu pertumbuhan

    beberapa kawasan perkotaan lainnya; b. menjamin kawasan-kawasan fungsional kota yang akan dikembangkan dengan sarana

    dan prasarana yang handal; c. menyiapkan dukungan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendorong

    tumbuhnya kawasan perkotaan;dan d. mempersiapkan sistem penyediaan perumahan dan permukiman yang handal guna

    mengantisipasi pertumbuhan kawasan perkotaan.

    6. Strategi penguatan pelayanan prasarana dan sarana wilayah yang mampu meningkatkan kondisi investasi dan perekonomian wilayah; a. mengembangkan sistem transportasi antarmoda yang mampu b. menghubungkan sistem transportasi darat, laut, dan udara; c. mendorong kelancaran lalu lintas pada simpang susun (interchange) jalan tol pada

    kawasan dan pusat pusat produksi; d. menjamin terciptanya pengelolaan persampahan yang terpadu dan terintegrasi dengan

    kawasan Metropolitan Bandar Lampung; e. menjamin kelancaran akses antar pulau untuk mengurangi disparitas dan mendukung

    kegiatan wisata; f. menjamin ketersediaan sumberdaya air yang dapat mendukung kegiatan pertanian

    dengan mengoptimalkan jaringan irigasi, waduk dan bendungan yang handal; g. menjamin ketersediaan sumber daya energi untuk memacu tumbuhnya industry dan

    kawasan industri; dan h. menciptakan sistem pengelolaan limbah terpadu.

    7. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara; a. mendukung penetapan kawasan pertanahan dan keamanan di Kabupaten; b. mengembangkan kawasan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan

    pertanahan dan keamanan negara untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar

    kawasan pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya terbangun; dan d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    5

    B. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

    1. SISTEM PUSAT KEGIATAN

    RENCANA SISTEM PUSAT KEGIATAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

    Nama

    Desa/Kecamatan

    Pusat Kegiatan Wilayah

    (PKW);

    Perkotaan Kalianda dengan wilayah pelayanan

    meliputi Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten

    Lampung Tengah, Kabupaten Pesawaran, Kota

    Bandar Lampung dan Kota Cilegon

    Pusat Pemerintahan Kabupaten, Jasa

    Pendukung Pariwisata, Perdagangan dan

    Jasa

    Pusat Kegiatan Wilayah

    Promosi (PKWp);

    Kec. Bakauheni dengan wilayah pelayanan

    meliputi Kota Cilegon, Kabupaten Lampung

    Timur dan Kota Bandar Lampung

    Pusat Koleksi, Distribusi dan Pariwisata

    Tanjung Bintang

    Pusat Kegiatan Industri, Pusat Perdagangan

    dan Jasa, Koleksi Pertanian dan

    Perkebunan

    Sidomulyo terletak di Kec. Sidomulyo Pertanian Dan Perdagangan dan Jasa

    Natar-Jati Agung terletak di Kec. Natar dan Kec.

    Jati Agung

    Pusat Pemerintahan Provinsi, Perdagangan

    dan Jasa;

    Ketapang terletak di Kec. KetapangMinapolitan, Pertanian, Pariwisata dan

    Industri;

    Katibung terletak di Kec. KatibungPertanian, Industri, Perikanan dan

    Perkebunan

    Palas terletak di Kec. PalasPusat Pertanian, Pemukiman dan

    Perikanan

    Candipuro terletak di Kec. CandipuroPusat Pertanian, Perkebunan, dan

    Pemukiman

    Merbau Mataram terletak di Kec. Merbau

    MataramPertanian, Terminal Batu Bara dan Industri

    Tanjung Sari terletak di Kec. Tanjung Sari Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

    Way Sulan terletak di Kec. Way Sulan Pusat Kegiatan Pertanian dan Perkebunan

    Way Panji terletak di Kec. Way PanjiPusat Kegiatan Pertanian, Peternakan dan

    Perikanan

    Penengahan terletak di Kec. Penengahan Pertanian Dan Perikanan Budidaya

    Sragi terletak di Kec. Sragi Pertanian, Peternakan dan Perikanan

    Rajabasa terletak di Kec. Rajabasa

    Pusat Kegiatan Pariwisata, Perkebunan,

    Kawasan Lindung dan Energi (PLT Panas

    Bumi)

    Fungsi Utama

    Pusat Kegiatan Lokal

    Promosi (PKLp);

    Pusat Pelayanan

    Kawasan (PPK);

    Pusat Pelayanan Lokal

    (PPL);

    Pusat Kegiatan Lokal

    (PKL);

    Sistem Pusat Kegiatan

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    6

    2. SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA A. Sistem Jaringan Transportasi Darat

    1. Jaringan Lalu Lintas Angkutan Jalan a) Jaringan Prasarana Jalan Umum

    Jalan umum dikelompokkan dalam sistem jaringan jalan, fungsi jalan dan status jalan. Pengelompokan jalan berdasarkan sistem jaringan, terdiri dari : a. sistem jaringan jalan primer; dan b. sistem jaringan jalan sekunder;

    Pengelompokan jalan berdasarkan fungsi jalan dibagi dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Pengelompokan jalan berdasarkan status jalan dibagi menjadi : a. Jalan Nasional; b. Jalan Provinsi; c. Jalan Kabupaten; dan d. Jalan Desa;

    Rencana pengembangan prasarana jalan meliputi arahan pengembangan bagi Jalan Nasional Jalan Tol, Jalan Nasional Bukan Jalan Tol, Jalan Provinsi, dan Jalan Kabupaten, terdiri dari : a. rencana pembangunan jalan dan jembatan nasional yang menghubungkan Pulau

    Sumatera dan Pulau Jawa yang melintasi Selat Sunda b. rencana pembangunan jalan bebas hambatan yang menghubungkan Bakauheni

    Babatan Tegineneng Terbanggi Besar;

    Pengembangan prasarana jalan untuk mendukung rencana pengembangan Jalan Arteri guna mendukung sektor pariwisata, dan menunjang Pembangunan Kota Baru adalah: a. pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kalianda Bakauheni (coastal road), meliputi

    : 1. rencana peningkatan dan pengembangan jalan provinsi ruas Kalianda Kunjir

    - Gayam; 2. rencana peningkatan dan pengembangan jalan kabupaten ruas Way Baka -

    Totoharjo; b. pengembangan dan peningkatan ruas-ruas jalan kabupaten untuk akses dari dan

    menuju wilayah pengembangan Kota Baru.

    Jalan arteri primer yang sudah dikembangkan meliputi ruas-ruas jalan yang menghubungkan antar pusat Satuan Wilayah Pengembangan yang ada di Provinsi, antara lain : a. ruas jalan Tegineneng Simpang Tanjung Karang; b. ruas Sukamaju - Simpang Kalianda; dan c. ruas simpang Kalianda Bakauheni.

    Jalan Kolektor Primer yang sudah dikembangkan meliputi ruas jalan yang menghubungkan antara kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal dalam Sistem Jaringan Jalan Primer, adalah : a. Kolektor Primer 1 (K1), adalah ruas jalan nasional ruas Way Sekampung Bunut

    (batas Kabupaten Lampung Selatan/Kabupaten Lampung Timur) Simpang Bakauheni.

    b. Kolektor Primer 2 (K2), yang meliputi ruas jalan provinsi yaitu ruas jalan: 1. Kalianda-Kunjir-Gayam; 2. Gayam-Ketapang; 3. Way Galih-Bergen; 4. Asahan-Kota Dalam; dan 5. Jatimulyo-Kibang (Batas Lampung Timur).

    b) Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1. Trayek Angkutan Barang;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    7

    Kec. Bakauheni - Kec. Penengahan - Kec. Kalianda-Kec. Sidomulyo - Kec. Katibung - Kec. Natar (Jalan Trans Sumatera); dan

    Kec. Bakauheni - Kec. Ketapang (Jalan Lintas Timur Sumatera). 2. Trayek Angkutan Penumpang;

    Kec. Ketapang Bakauheni Kalianda Bandar lampung; Kec. Kalianda Bandar lampung; Kec. Kalianda Ketapang; Kec. Kalianda Rajabasa; Kec. Kalianda Sidomulyo; Kec. Kalianda Bakauheni; dan Kec. Kalianda Palas.

    3. Membuka trayek baru antar kabupaten dan antar provinsi melalui terminal Rejosari;

    4. Mengembangkan trayek yang menghubungkan Terminal Rejosari dengan pelabuhan Bakauheni;

    5. Mengembangkan trayek yang menghubungkan terminal dengan stasiun; 6. Mengembangkan trayek yang menghubungkan terminal dengan Bandar udara

    Radin Inten II; dan 7. Mengembangkan trayek utama, trayek cabang dan ranting yang saling

    menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan.

    c) Jaringan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1. Terminal Penumpang;

    pengembangan terminal penumpang tipe A di Kec. Bakauheni, yang juga akan dikembangkan sebagai terminal antar moda;

    pembangunan terminal penumpang tipe A di Rejosari Kec. Natar; peningkatan terminal tipe penumpang B di Kec. Kalianda; pengembangan terminal penumpang tipe C di Bunut Kec. Sragi; pembangunan terminal penumpang di Kec. Katibung; dan pembangunan terminal penumpang di setiap daerah yang memiliki stasiun

    kereta api. 2. Terminal Barang;

    pengembangan terminal agribisnis di Desa Pisang Kec. Penengahan; dan pengembangan terminal dry port di Sebalang Kec. Katibung.

    2. Jaringan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan; Jaringan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan pelabuhan Bakauheni berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan antar Pulau Sumatera Pulau Jawa (Provinsi Banten); a. pelabuhan di Ketapang sebagai pelabuhan penyeberangan untuk mendukung

    pelabuhan penyeberangan pelabuhan Bakauheni; dan b. pelabuhan penyeberangan lokal yang berfungsi sebagai penghubung antara daratan

    dengan pulau-pulau terluar, meliputi Canti Pulau Sebesi Pulau Sebuku.

    B. Sistem Jaringan Perkeretaapian a. Jaringan Jalur Kereta Api Umum meliputi pembangunan rel kereta api yang

    menghubungkan Bakauheni Bandar Lampung Rejosari; b. Jaringan Jalur Kereta Api Khusus meliputi pengembangan jaringan rel kereta api

    khusus pengangkutan batu bara menuju dermaga khusus di Merbau Mataram; dan c. Sistem Prasarana Kereta Api.

    1. pengembangan stasiun kereta api yang terletak di Kec. Natar; 2. pengembangan stasiun transit di Kec. Sidomulyo; dan 3. pembangunan stasiun kereta api terpadu di Bakauheni.

    C. Sistem Jaringan Transportasi Laut 1. Tatanan Kepelabuhanan;

    a. Pelabuhan Laut; 1. Pelabuhan Ketapang; 2. Pelabuhan Canti;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    8

    3. Pelabuhan Pulau Sebuku; 4. Pelabuhan Sebalang di Kec. Katibung; 5. Pelabuhan Kalianda; 6. Pelabuhan Legundi; dan 7. Pelabuhan Pulau Sebesi.

    b. Terminal Khusus, berupa terminal khusus Banding Resort di Kec. Rajabasa yang berfungsi sebagai pendukung pariwisata.

    2. Alur Pelayaran. a. Lintas Harian;

    1. Ketapang-Pulau Harimau; 2. Canti Pulau Sebuku; 3. Canti Pulau Sebuku Pulau Sebesi; dan 4. Kalianda Pulau Sebuku - Pulau Sebesi.

    b. Lintas Wisata; 1. Canti Pulau Sebuku; 2. Canti - Pulau Sebesi; 3. Canti Krakatau; 4. Kalianda Pulau Sebesi; 5. Banding Pulau Sebuku; 6. Banding Pulau Sebesi; 7. Banding Pulau Krakatau; dan 8. Kalianda - Kepulauan Krakatau.

    D. Sistem Jaringan Transportasi Udara 1. Tatanan Kebandarudaraan;

    Bandar udara pengumpul skala tersier Radin Inten II melalui peningkatan hierarki bandara pengumpul tersier menjadi pengumpul primer dan embarkasi haji/ bandar udara internasional. Pembangunan Bandar Udara Perintis di Kec. Palas.

    2. Ruang Udara Untuk Penerbangan. Ruang udara untuk penerbangan meliputi Ruang udara di sekitar Kabupaten. Ruang udara untuk penerbangan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya 1. Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan;

    a. Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi; Jaringan transmisi dan distribusi gas bumi berupa pengembangan jaringan distribusi melalui Kota Metro, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan yang ditujukan untuk melayani kebutuhan masyarakat dan industri Kabupaten dan Kota di Provinsi.

    b. Pembangkit Tenaga Listrik; 1. pemanfaatan dan peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    Tarahan Unit 3 dan 4 yang ditetapkan di Kec. Katibung; 2. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang di Kec. Katibung; 3. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di PLTP Rajabasa; 4. pengembangan dan peningkatan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di PLTD

    Kalianda, PLTD Pulau Sebesi dan PLTD Tarahan; 5. pengembangan Panel Surya sebagai upaya pengadaan energi listrik secara swadaya

    dari sekelompok penduduk yang jarak antar rumahnya berdekatan terutama pada pemukiman yang terdapat di pulau-pulau di Kabupaten Lampung Selatan; dan

    6. pengembangan energi baru dan terbarukan untuk daerah-daerah yang belum terhubung jaringan listrik.

    c. Jaringan Transmisi Tenaga Listrik; 1. pengembangan transmisi tenaga listrik yang terhubung dengan interkoneksi jaringan

    nasional;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    9

    2. pengembangan transmisi listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan tegangan 500 kV merupakan interkoneksi provinsi-provinsi di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa;

    3. pengembangan transmisi listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan tegangan 275 kV yang menghubungkan Gardu Induk Kalianda di Kabupaten Lampung Selatan dengan Gardu Induk Sutami di Kota Bandar Lampung;

    4. pengembangan transmisi listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan tegangan 150 kV yang menghubungkan Gardu Induk Tarahan di Kabupaten Lampung Selatan dengan Gardu Induk Sutami di Kota Bandar Lampung, Gardu Induk Tarahan di Kabupaten Lampung Selatan dengan Gardu Induk Sribawono di Kabupaten Lampung Timur, Gardu Induk Teluk Betung di Kota Bandar Lampung dengan Gardu Induk Natar di Kabupaten Lampung Selatan, dan Gardu Induk Natar di Kabupaten Lampung Selatan dengan Gardu Induk Tegineneng di Kabupaten Lampung Tengah;

    5. Pengembangan jaringan baru yang menghubungkan Gardu Induk Bakauheni dengan Gardu Induk Ketapang, Gardu Induk Ketapang dengan Gardu Induk Kalianda, dan Jaringan Gardu Induk Tataan dengan Gardu Induk Natar;

    6. peningkatan Gardu Induk eksisting meliputi: a. Gardu Induk Tarahan dengan kapasitas 2 x 30 MVA; b. Gardu Induk Natar dengan kapasitas 1 x 30 MVA; dan c. Gardu Induk Kalianda dengan kapasitas 1 x 30 MVA;

    7. pengembangan Gardu Induk baru; a. Gardu Induk Bakauheni dengan kapasitas 1 X 30 MVA; dan b. Gardu Induk Ketapang dengan kapasitas 1 X 30 MVA.

    d. Jaringan Distribusi Tenaga Listrik; Pengembangan distribusi tenaga listrik dengan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan tegangan 20 kV yang didistribusikan melalui Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) ke jaringan lainnya.

    2. Sistem Jaringan Telekomunikasi; a. Jaringan Kabel;

    1. pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi berupa jaringan telepon saluran tetap dan pusat otomatisasi sambungan telepon di Perkotaan Kalianda;

    2. pengembangan sambungan telepon kabel yang diarahkan menjangkau seluruh pusat pelayanan dan wilayah pelayanannya di Kabupaten terutama di Kec. Kalianda, Kec. Bakauheni, Kec. Sidomulyo, Kec. Ketapang, Kec. Tanjung Bintang, Kec. Jati Agung, dan Kec. Natar;

    3. peningkatan kapasitas sambungan telepon kabel pada kawasan perdagangan dan jasa, industri, fasilitas umum dan sosial, terminal, permukiman dan kawasan yang baru dikembangkan;

    4. penyediaan sarana telekomunikasi dan informasi untuk umum pada lokasi strategis, mudah diakses publik dan kawasan pusat kegiatan masyarakat; dan

    5. pengembangan sistem jaringan kabel telekomunikasi bawah tanah dengan sistem ducting dan terpadu dengan sistem jaringan bawah tanah lainnya.

    b. Jaringan Nirkabel; 1. pengembangan menara telekomunikasi bersama (sharing tower) dalam rangka

    efisiensi ruang; 2. penataan menara Based Transceiver Station (BTS) dengan penyusunan master plan

    menara BTS bersama pihak operator; dan 3. pengembangan menara telekomunikasi yang tersebar di wilayah Kabupaten.

    c. Jaringan Mikro Digital; Jaringan mikro digital ditujukan sebagai jaringan lanjutan dari Pulau Jawa dengan menggunakan jaringan kabel Bawah Laut melalui Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Barat, menyambung menuju ke Provinsi Sumatera Selatan.

    d. Jaringan Mikro Analog.

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    10

    Merupakan jaringan lanjutan dari Pulau Jawa dengan mempergunakan jaringan Kabel Bawah Laut melalui Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, menuju ke Provinsi Sumatera Selatan.

    3. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air; a. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai (WS);

    1. Wilayah Sungai (WS) Seputih-Sekampung yang merupakan WS Strategis Nasional; dan

    2. Daerah Aliran Sungai (DAS), meliputi: 8. DAS yang bermuara di Way Sekampung meliputi DAS Way Tuba Lunik, DAS Way

    Tuba Balak, DAS Way Tipo Lunik, DAS Way Tipo Balak, DAS Way Kandis Besar, DAS Way Tulung Bunut, DAS Way Galih, DAS Way Bekarang, DAS Way Bekarang Bintang, DAS Way Sulan, DAS Way Ketibung, DAS Way Alam Slawi, DAS Way Kedawung, DAS Way Pisang, DAS Way Muara Paku, DAS Way Bakti Rasa, DAS Way Bandar Agung;

    9. DAS yang bermuara di laut meliputi DAS Way Asin, DAS Way Rengas, DAS Way Siring Rebang, DAS Way Ketapang, DAS Way Legundi, DAS Way Panjang, DAS Way Kelelah, DAS Way Ruguk II, DAS Way Ruguk, DAS Way Sumur, DAS Way Muara Bakau, DAS Way Pilu, DAS Way Pangkalan Baru, DAS Way Tabu, DAS Way Kepayang, DAS Way Sumber Muli, DAS Way Andak, DAS Way Andeng, DAS Way Bojong, DAS Way Kapasan, DAS Way Kunjir, DAS Way Lubuk, DAS Way Merak, DAS Way Kebayan, DAS Way Pangkul, DAS Way Rajabasa, DAS Way Banding, DAS Way Sumpuk, DAS Way Pamah, DAS Way Canti, DAS Way Canggung, DAS Way Betung, DAS Way Lahu, DAS Way Pedik, DAS Way Maja, DAS Way Curup, DAS Way Urang, DAS Way Coyung, DAS Way Lubuk, DAS Way Pamungkasan, DAS Way Belantung, DAS Way Serdang, DAS Way Teluk Nipah, DAS Way Muara Suak, DAS Way Buatan, DAS Way Sebalam, DAS Way Kubu Karam, DAS Way Tanjung Selaki, DAS Way Sukabanjar, DAS Way Tarahan, DAS Way Pasir Putih.

    b. Cekungan Air Tanah (CAT); 1. CAT Metro Kota Bumi merupakan cekungan lintas batas kabupaten terdapat di Kec.

    Natar, Kec. Jati Agung, sebagian Kec. Tanjung Sari, sebagian Kec. Tanjung Bintang, sebagian Kec. Merbau Mataram, sebagian Kec. Way Sulan, sebagian Kec. Katibung, sebagian Kec. Sidomulyo, sebagian Kec. Kalianda, sebagian Kec. Rajabasa, Kec. Candipuro, Kec. Way Panji, Kec. Palas, Kec. Sragi, Kec. Penengahan, Kec. Ketapang dan Kec. Bakauheni; dan

    2. CAT Kalianda merupakan cekungan dalam satu kabupaten terdapat di sebagian Kec. Sidomuyo, sebagian Kec. Kalianda dan sebagian Kec. Rajabasa.

    c. Jaringan Irigasi; 1. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah provinsi meliputi DI Way Katibung seluas

    1.550 (seribu lima ratus lima puluh) hektar, DI Way Sulan seluas 1.124 (seribu seratus dua puluh empat) hektar, DI Way Negara Ratu seluas 1.153 (seribu seratus lima puluh tiga) hektar; dan

    2. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah kabupaten meliputi DI Way Asahan, DI Way Asahan Hulu, DI Way Asin, DI Way Bamban DI Way Batu Agung, DI Way Belajung, DI Way Belerang, DI Way Belerang II, DI Way Betung, DI Way Bojong, DI Way Buah Brak, DI Way Buha, DI Way Canggu, DI Way Canggung, DI Way Cempaka, DI Way Cermin, DI Way Cidatuan, DI Way Cugung I, DI Way Cugung II, DI Way Curup, DI Way Gresik, DI Way Hamkawoan, DI Way Hamsari, DI Way Hikhang, DI Way Jejor, DI Way Jembat Baru, DI Way Kedaton, DI Way Kekiling, DI Way Kelau, DI Way Keroncong, DI Way Kertasari, DI Way Kesugihan I, DI Way Kesugihan II, DI Way Kunjir, DI Way Kupang Curup, DI Way Kuripan, DI Way Lapai Tengah, DI Way Legundi, DI Way Mahima, DI Way Maja, DI Way Memata Pematang Nyam, DI Way Merak, DI Way Muli, DI Way Negeri Pandan, DI Way Nyimut, DI Way Pahibungan, DI Way Panas, DI Way Pancur Timah, DI Way Pangkul, DI Way Pardasuka, DI Way Pelita Dewa, DI Way Pematang, DI Way Pematang I, DI Way Pematang II, DI Way

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    11

    Penengahan I, DI Way Penengahan II, DI Way Pisang Hulu, DI Way Pisang I, DI Way Rajabasa II, DI Way Rengas, DI Way Ruguk I & II, DI Way Sabah Bajau, DI Way Samoja, DI Way Sedap Dare, DI Way Sededer, DI Way Semambo, DI Way Sendang Sari, DI Way Serpong, DI Way Sinar Karya, DI Way Sobah Limbang, DI Way Suban, DI Way Sukamaju, DI Way Sukaratu Kanan, DI Way Sukaratu Kiri, DI Way Sumber Agung, DI Way Sumpuk, DI Way Sumur Dewa, DI Way Sumur I, DI Way Sumur II, DI Way Sumur Kumbang, DI Way Supi, DI Way Tabu, DI Way Tajimalela, DI Way Tajimalela I, II, III, DI Way Tanjung Iman, DI Way Tebing Cepa, DI Way Tanjung Harapan, DI Way Tengkujuh, DI Way Tuba Mati, DI Way Tutung.

    d. Prasarana Air Baku Untuk Air Bersih; 1. pengembangan air bersih di kawasan perkotaan di Kec. Jati Agung, Kec. Katibung,

    Kec. Ketapang, Kec. Tanjung Bintang, Kec. Merbau Mataram dan Kec. Palas; 2. pemanfaatan potensi air tanah di Kec. Jati Agung, Kec. Katibung, Kec. Ketapang, Kec.

    Tanjung Bintang, Kec. Merbau Mataram, Kec. Palas; dan 3. pemanfaatan embung di Kec. Way Sulan, Kec. Jati Agung, Kec. Tanjungsari, dan Kec.

    Katibung.

    e. Sistem Pengendalian Daya Rusak Air; Sistem pengendalian daya rusak air berupa banjir berada di Rawa Sragi Kec. Sragi, Kec. Palas, Kec. Candipuro, dan Kec. Sidomulyo.

    4. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya; a. Sistem Jaringan Persampahan;

    1. penyusunan rencana induk pengolahan persampahan; 2. pengembangan sarana pengangkutan sampah dengan menggunakan container

    terutama untuk melayani lingkungan-lingkungan permukiman, areal komersial seperti perdagangan dan pasar;

    3. penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) pada setiap wilayah Kec. sebagai tempat pembuangan sampah pasar dan rumah tangga;

    4. pengembangan sistem pengelolaan sampah terpadu melalui Satuan Operasional Kebersihan Lingkungan (SOKLI) pada daerah-daerah permukiman, khususnya kawasan permukiman kota di pusat-pusat pelayanan;

    5. pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) regional untuk pelayanan Metropolitan Bandar Lampung di Kec. Katibung dengan menggunakan sistem pengolahan sampah pengurugan berlapis bersih (sanitary landfill);

    6. peningkatan sistem pengolahan sampah TPA eksisting di Kec. Bakauheni, Natar, Kec. Kalianda, dan Kec. Katibung menjadi sistem pengolahan sampah pengurugan berlapis bersih (sanitary landfill);

    7. pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya, melalui konsep 4R yaitu reduce, reuse, recycle dan replace (pengurangan, pemanfaatan kembali, daur ulang dan penggantian dengan bahan ramah lingkungan);

    8. peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan persampahan;

    9. penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat pengelola baik limbah cair maupun limbah padat;

    10. peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pelayanan; dan 11. peningkatan sistem pengelolaan persampahan dari pembuangan terbuka ke

    pengurugan berlapis bersih (sanitary landfill).

    b. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM); Sistem penyediaan air minum direncanakan secara terintegrasi dan sistematis ditujukan untuk melayani pusatpusat kegiatan dan pusat-pusat pelayanan meliputi : 1. SPAM jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit

    pelayanan, dan unit pengelolaan dengan kapasitas produksi sesuai dengan kebutuhan kota dan perkembangan Kawasan Perkotaan Kalianda.

    2. SPAM bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    12

    3. pemanfaatan PDAM yang melayani Kec. Kalianda, Kec. Bakauheni, Kec. Katibung dan Kec. Natar;

    4. penyediaan sistem air minum perpipaan dan non perpipaan untuk memenuhi kebutuhan air minum;

    5. peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem air minum;

    6. peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaannya; dan 7. pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA).

    c. Sistem Pengelolaan Air Limbah; 1. pengembangan septic tank dengan sistem terpadu untuk kawasan pemukiman

    perkotaan; 2. pengembangan sistem sewerage untuk kawasan industri dengan memakai sistem

    Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) terpadu di Kec. Tanjung Bintang, Kec. Ketapang dan Kec. Bakauheni;

    3. pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kec. Kalianda; 4. pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan industri yang memungkinkan

    menghasilkan limbah; 5. pengadaan instalasi pengolahan limbah untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

    pada kegiatan industri; 6. peningkatan akses pengolahan sistem air limbah baik sistem on site maupun off site

    (terpusat) di perkotaan maupun di perdesaan untuk memperbaiki kesehatan masyarakat;

    7. peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah; dan

    8. penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat pengelola air limbah.

    d. Sistem Drainase; 1. jaringan drainase primer meliputi Way Kandis, Way Katibung, Way Sulan dan Way

    Negara Ratu; 2. jaringan drainase sekunder meliputi Kota Kalianda, Perkotaan Bakauheni, Perkotaan

    Tanjung Bintang, dan Perkotaan Sidomulyo; 3. peningkatan pelayanan dan penanganan drainase; 4. peningkatan pelibatan stakeholders; dan 5. peningkatan kapasitas pengelola maupun kelembagaan.

    e. Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana; 1. jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Katibung mengikuti pola jaringan jalan

    menuju Bukit Tarahan; 2. jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Sidomulyo dievakuasi menuju sekitar

    Jalan Lintas Sumatera; 3. jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Kalianda dievakuasi menuju kawawan

    perkantoran kabupaten; 4. jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Rajabasa dievakuasi menuju gunung

    Rajabasa; 5. jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Ketapang dievakuasi di sekitar menara

    siger di Kecamatan Bakauheni; 6. jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Bakauheni dievakuasi di sekitar

    menara siger di Kecamatan Bakauheni; 7. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Way Sulan dan Candipuro mengikuti

    pola jaringan jalan menuju Kecamatan Candipuro dan dievakuasi di Kantor Kecamatan Candipuro;

    8. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Way Panji mengikuti pola jaringan jalan menuju Sukoharjo dan dievakuasi di sekitar kantor kecamatan Way Panji;

    9. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Palas mengikuti pola jaringan jalan Kecamatan Candipuro dan dievakuasi di Kantor Kecamatan Palas;

    10. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Sragi mengikuti pola jaringan jalan menuju Bangunrejo dan dievakuasi di Kantor Kecamatan Ketapang;

    11. jalur evakuasi bencana longsor di Kecamatan Bakauheni mengikuti pola jaringan jalan menuju Menara Siger;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    13

    12. jalur evakuasi bencana longsor di Kecamatan Rajabasa mengikuti pola jaringan jalan menuju Banding dan dievakuasi di Kantor Kecamatan Rajabasa;

    13. jalur evakuasi bencana longsor di Kecamatan Merbau Mataram mengikuti pola jaringan jalan menuju Merbau Mataram dan dievakuasi di Kantor Kecamatan Merbau Mataram;

    14. jalur evakuasi bencana Gunung Api Krakatau di Kecamatan Bakauheni mengikuti pola jaringan jalan menuju Kecamatan Penengahan;

    15. jalur evakuasi bencana Gunung Api Krakatau di Kecamatan Rajabasa mengikuti pola jaringan jalan menuju Kantor Kecamatan Rajabasa; dan

    16. jalur evakuasi bencana Gunung Api Krakatau di Kecamatan Ketapang mengikuti pola jaringan jalan menuju Kantor Kecamatan Ketapang.

    C. RENCANA POLA RUANG WILAYAH

    1. Kawasan Lindung a. Kawasan Hutan Lindung;

    Kawasan Hutan Lindung Pantai Timur dengan luas 505,80 (lima ratus lima koma delapan puluh) hektar terdapat di Kecamatan Sragi dan Ketapang;

    Kawasan Hutan Lindung Batu Serampok Register 17 (tujuh belas) dengan luas kurang lebih 7.130 (tujuh ribu seratus tiga puluh) hektar terdapat di Kecamatan Katibung, dan Kecamatan Merbau Mataram;

    Kawasan Hutan Lindung Way Buatan Register 6 (enam) dengan luas 950 (sembilan ratus lima puluh) hektar terdapat di Kecamatan Katibung; dan

    Kawasan Hutan Lindung Gunung Rajabasa Register 3 (tiga) dengan luas kurang lebih 5.200 (lima ribu dua ratus) hektar terdapat di Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Kalianda, Kecamatan Penengahan, Kecamatan Bakauheni.

    b. Kawasan Perlindungan Setempat; 1. Kawasan Sempadan Sungai dengan luas 3.649 (tiga ribu enam ratus empat puluh

    sembilan) hektar meliputi: a. Kecamatan Natar; b. Kecamatan Jati Agung; c. Kecamatan Tanjung Bintang; d. Kecamatan Tanjung Sari; e. Kecamatan Katibung; f. Kecamatan Merbau Mataram; g. Kecamatan Way Sulan; h. Kecamatan Sidomulyo; i. Kecamatan Candipuro; j. Kecamatan Way Panji; k. Kecamatan Kalianda; l. Kecamatan Rajabasa; m. Kecamatan Palas; n. Kecamatan Sragi; o. Kecamatan Penengahan; p. Kecamatan Ketapang; dan q. Kecamatan Bakauheni.

    2. Kawasan Sekitar Mata Air ditetapkan di Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Penengahan, Kecamatan Candipuro dan Way Panji ditetapkan dengan radius 100 (seratus) meter dari mata air.

    3. Kawasan RTH berada di seluruh kawasan perkotaan meliputi: a. RTH Publik berupa taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau

    sepanjang jalan, sungai, dan pantai dengan luas 18.561(delapan belas ribu lima ratus enam puluh satu) hektar atau 21(dua puluh satu) persen dari seluruh perkotaan;

    b. RTH Privat berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan dengan luas 9.722 (sembilan ribu tujuh ratus dua puluh dua) hektar atau kurang lebih 11(sebelas) persen dari luas seluruh perkotaan; dan

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    14

    c. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya; 1. Kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut, berupa Cagar Alam Laut Pulau Anak

    Krakatau dengan 13.735 (tiga belas ribu tujuh ratus tiga puluh lima) Hektar terdapat di Kec. Rajabasa.

    2. Kawasan Taman Wisata Alam, berada di perairan di sekitar Kepulauan Krakatau dan Gunung Rajabasa di Kec. Rajabasa.

    3. Kawasan Cagar Budaya; a. Makam Al Habib Ali di Kec. Ketapang; b. Makam Ratu Darah Putih di Kec. Penengahan; c. Makam Radin Inten di Kec. Penengahan; dan d. Batu Bertulis Palas Pasemah di Kec. Palas.

    d. Kawasan Rawan Bencana Alam; 1. Kawasan Rawan Banjir;

    berada di Kecamatan Natar, Kecamatan Way Sulan, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Palas, Kecamatan Sragi, dan Kawasan Way Panji dengan luas 14.000 (empat belas ribu) hektar.

    2. Kawasan Rawan Tsunami; berada di Kecamatan Katibung, Kecamatan Sidomulyo, Kecamatan Kalianda, Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Bakauheni dengan luas kurang lebih 1.983 (seribu sembilan ratus delapan puluh tiga) hektar.

    3. Kawasan Rawan Longsor; berada di Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Katibung, dan Kecamatan Bakauheni.

    4. Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Krakatau; berada di Kecamatan Bakauheni, Kecamatan Rajabasa, dan Kecamatan Ketapang.

    5. Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung. berada di Kecamatan Penengahan, Kecamatan Ketapang, Kecamatan Palas, Kecamatan Sragi, Kecamatan Sidomulyo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Jati Agung, Kecamatan Way Panji dan Kecamatan Tanjung Sari.

    e. Kawasan Lindung Lainnya; berupa Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang terdapat di Pulau Sebesi dengan luas 59 (lima puluh sembilan) hektar terdapat di Kec. Rajabasa.

    2. Kawasan Budidaya a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi;

    1. Kawasan Hutan Produksi Way Ketibung I Register 5 (lima) dengan luas 1.922 (seribu sembilan ratus dua puluh dua) hektar terdapat di Kecamatan Katibung;

    2. Kawasan Hutan Produksi Way Ketibung II Register 35 (tiga puluh lima) hektar dengan luas 3.800 (tiga ribu delapan ratus) hektar terdapat di Kecamatan Katibung;

    3. Kawasan Hutan Produksi Gedong Wani Register 40 (empat puluh) dengan luas 25.563 (dua puluh lima ribu lima ratus enam puluh tiga) hektar terdapat di Kecamatan Jati Agung dan Kecamatan Tanjung Bintang;

    4. Kawasan Hutan Produksi Way Pisang Register 1 (satu) dengan luas (delapan ribu lima ratus Sembilan puluh) hektar terdapat di Kecamatan Palas, Kecamatan Sragi dan Kecamatan Ketapang; dan

    5. Kawasan Hutan Produksi Pematang Taman Register 2 (dua) dengan luas 1.272 (seribu dua ratus tujuh puluh dua) hektar terdapat di Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Penengahan.

    b. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat; berupa Kebun Bibit Rakyat (KBR) dengan luas 60 (enam puluh) hektar berada di Kec. Sidomulyo dan Kec. Kalianda.

    c. Kawasan Peruntukan Pertanian; 1. Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan;

    a. Kawasan Tanaman Pangan Pada Lahan Sawah dengan luas 45.354 (empat puluh lima ribu tiga ratus lima puluh empat) hektar; dan

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    15

    b. Kawasan Tanaman Pangan Pada Lahan Kering dengan luasan 122.178 (seratus dua puluh dua ribu seratus tujuh puluh delapan) hektar.

    Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan ditetapkan sebagai Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan dengan luas 121.825 (seratus dua puluh satu ribu delapan ratus dua puluh lima) hektar tersebar di seluruh Kecamatan.

    2. Kawasan Peruntukan Hortikultura; dengan luas 14 (empat belas) hektar meliputi: a. Komoditas Pisang berada tersebar di Kecamatan Ketapang, Kecamatan

    Bakauheni, Kecamatan Penengahan, Kecamatan Kalianda, Kecamatan Rajabasa, dan Kecamatan Katibung;

    b. Komoditas Buah Naga berada tersebar di Kecamatan Sragi; c. Komoditas Cabe berada tersebar di 17 (tujuh belas) Kecamatan; dan d. Komoditas Pepaya berada di Kecamatan Way Panji dan Kecamatan Candipuro.

    3. Kawasan Peruntukan Perkebunan; dengan luas 64.525 (enam puluh empat ribu lima ratus dua puluh lima) hektar meliputi: a. Komoditas Kelapa berada tersebar di 17 (tujuh belas) kecamatan; b. Komoditas Kakao berada di Kecamatan Merbau Mataram, Katibung, Way Sulan,

    Kalianda, Rajabasa, dan Penengahan; c. Komoditas Kelapa Sawit berada di Kecamatan Katibung, Jati Agung, Merbau

    Mataram, Way Sulan, Candipuro, dan Natar; dan d. Komoditas Karet berada di Kecamatan Natar, Tanjung Bintang, dan Tanjung Sari.

    4. Kawasan Peruntukan Peternakan; a. Komoditas Sapi Potong berada di Kecamatan Tanjung Sari, Tanjung Bintang, Jati

    Agung, Natar, Sidomulyo, Katibung, Way Panji, Way Sulan, Candipuro, Ketapang, Kalianda dan Palas;

    b. Komoditas Kerbau berada di Kecamatan Penengahan, Kalianda dan Sragi; c. Komoditas Kambing berada di Kecamatan Ketapang, Penengahan, Rajabasa,

    Katibung, Natar, Sidomulyo, Jati Agung, Candipuro, Way Sulan, Kalianda, Tanjung Bintang, Merbau Mataram, Way Panji dan Palas;

    d. Komoditas Domba berada di Kecamatan Natar, Palas, Ketapang, Jati Agung, Tanjung Bintang, Sragi, Kalianda, Tanjung Sari, Merbau Mataram, Sidomulyo, Way Panji dan Candipuro;

    e. Komoditas Babi berada di Kecamatan Ketapang, Way Panji, Candipuro, Katibung, Palas, Way Sulan, Sragi, Jati Agung dan Sidomulyo;

    f. Komoditas Ayam Buras berada di Kecamatan Natar, Tanjung Bintang, Jati Agung, Way Panji, Katibung, Way Sulan, Sidomulyo, Merbau Mataram, Tanjung Sari, Palas, Ketapang, Sragi dan Candipuro;

    g. Komoditas Ayam Petelur berada di Kecamatan Tanjung Bintang, Jati Agung, Sragi, Kalianda, Penengahan, Natar, Tanjung Sari, Merbau Mataram, Rajabasa, Way Sulan, Sidomulyo dan Ketapang;

    h. Komoditas Ayam Ras Pedaging berada di Kecamatan Jati Agung, Natar, Candipuro, Way Sulan, Merbau Mataram, Katibung, Tanjung Bintang, Kalianda, Way Panji, Tanjung Sari, Ketapang dan Sragi;

    i. Komoditas Itik berada di Kecamatan Ketapang, Sragi, Palas, Tanjung Sari, Sidomulyo, Merbau Mataram, Way Panji, Way Sulan, Candipuro, Katibung, Kalianda dan Penengahan;

    j. Komoditas Kuda berada di Kecamatan Kalianda, Bakuheni, dan Merbau Mataram; dan

    k. Komoditas Sapi Perah berada di Kecamatan Palas dan Rajabasa.

    d. Kawasan Peruntukan Perikanan, dengan luas 19.607 (Sembilan belas ribu enam ratus tujuh) hektar, meliputi: 1. Kawasan Peruntukan Perikanan Tangkap;

    a. Perikanan Tangkap Di Perairan Umum berupa sungai terdapat di Kec. Sragi dengan jenis komoditas berupa mujair, wader, lele dan gabus; dan

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    16

    b. Hak Pengelolaan Perikanan Tangkap Di Laut berada pada radius 4 (empat) mil dari garis pantai Kabupaten Lampung Selatan.

    2. Kawasan Peruntukan Perikanan Budidaya; a. Budidaya Air Payau Terpusat;

    1. Kawasan Tambak Tradisional terpusat pada kawasan pantai timur di Kec. Ketapang dan Kec. Sragi dengan komoditas berupa bandeng, udang, dan rumput laut jenis gracilaria;

    2. Kawasan Tambak Intensif terpusat di Kec. Kalianda, Sidomulyo dengan komoditas udang vanname;

    3. Kawasan Perbenihan di Kec. Kalianda dan Rajabasa dengan komoditas benih udang dan kerapu.

    b. Budidaya Perikanan Darat; 1. Pengembangan Kawasan Budidaya Air Tawar Wilayah I yang terpusat di Kec.

    Palas meliputi Kec. Palas, Kec. Penengahan, Kec. Way Panji, Kec. Way Sulan, Kec. Candipuro dengan komoditas berupa gurame, nila, lele, baung, mas, patin; dan

    2. Pengembangan Kawasan Budidaya Air Tawar Wilayah II yang terpusat di Kec. Natar meliputi Kec. Natar, Kec. Tanjung Bintang, Kec. Tanjung Sari, Kec. Jati Agung, Kec. Merbau Mataram dengan komoditas gurame, nila, lele, patin, mas, ikan hias cupang, koi, koki.

    c. Budidaya Perikanan Laut, berada di kec. Ketapang, Kec. Sragi dan Kec. Rajabasa dengan komoditas berupa kerapu, kerang hijau, dan rumput laut jenis euchema.

    3. Kawasan Peruntukan Pengolahan Perikanan, dikembangkan di Kec. Sragi, Kec. Palas, Kec. Penengahan, Kec. Kalianda, Kec. Sidomulyo, Kec. Candipuro, Kec. Bakauheni dan Kec. Rajabasa.

    4. Kawasan Minapolitan, berpusat di Kec. Ketapang; a. perikanan budidaya dengan komoditas ikan Bandeng, dan Udang; b. perikanan tangkap dengan komoditas unggulan ikan kakap dan ikan kembung; c. pengolahan ikan dengan komoditas teri olahan.

    5. Prasarana Perikanan, berada di lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Kalianda, Rangai dan Bakauheni, sedangkan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di di Kuala Jaya, Keramat, Kunjir, Way Muli, dan Sukaraja.

    e. Kawasan Peruntukan Pertambangan dan Panas Bumi; 1. Wilayah Pertambangan, wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan

    tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah nasional. Wilayah Pertambangan dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten sesuai dengan potensi dan daya dukung lahannya, serta diselenggarakan sesuai denganketentuan perundang-undangan yang berlaku.

    2. Wiayah Kerja Pertambangan Panas Bumi, terdapat di Kec. Kalianda, Kec. Penengahan, Kec. Bakauheni dan Kec. Rajabasa. Melaksanakan konservasi bahan galian untuk mengoptimalkan manfaat bahan galian dan meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat pertambangan, menjaga kelestarian serta pemakaian yang tidak terkendali, tidak menyia-nyiakan keberadaan bahan galian dan menjaga fungsi lingkungan.

    f. Kawasan Peruntukan Industry, dengan luas 6.542 (enam ribu lima ratus empat puluh dua) hektar meliputi: 1. Kawasan Peruntukan Industri Besar;

    a. Kawasan Industri Lampung (KAIL) Tanjung Bintang dengan luas tersebar 350 (tiga ratus lima puluh) hektar terletak di Desa Kertasari, Sukanegara, Sindang Sari, Lematang, Sidodadi, Purwodadi Kec. Tanjung Bintang; dan

    b. Kawasan Peruntukan Industri dengan luas 5.000 (lima ribu) hektar terdapat di Desa Sumur, Desa Ruguk, Desa Tri Dharma Yoga, Desa Legundi, Desa Ketapang,

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    17

    Desa Bangun Rego, dan Desa Bakauheni, serta disepanjang koridor Lintas Pantai Timur di Kec. Ketapang dan Kec. Bakauheni, dan sepanjang koridor Jalan Lintas Sumatera dari Kota Dalam Kec. Sidomulyo hingga perbatasan Kabupaten Lampung Selatan dengan Kota Bandar Lampung.

    2. Kawasan Peruntukan Industri Menengah; a. Industri Non Polutan dengan luas 620 (enam ratus dua puluh) hektar terdapat

    Kec. Natar; b. Industri Pengolahan Hasil Pertanian dengan luas 370 (tiga ratus tujuh puluh)

    hektar terdapat di Kec. Sidomulyo; dan c. Industri Pengolahan Hasil Perikanan dengan luas 252 (dua ratus lima puluh

    dua) hektar terdapat di Kec. Ketapang.

    3. Kawasan Peruntukan Industri Kecil, berupa zona industri kecil non polusi tersebar di wilayah Kabupaten, terutama pada kawasan permukiman, industri kecil ini bersifat padat karya dan kerajinan sehingga dapat dilakukan dalam level rumah tangga.

    g. Kawasan Peruntukan Pariwisata; 1. Kawasan Obyek Wisata Alam;

    a) Pantai Tanjung Beo di Kec. Kalianda; b) Pantai Bagus di Kec. Kalianda; c) Pantai Merak Belantung di Kec. Kalianda; d) Pantai Sapenan di Kec. Kalianda; e) Pantai Pasir Putih di Kec. Katibung; f) Pantai Laguna di Kec. Kalianda; g) Pantai Canti di Kec. Rajabasa; h) Pulau Sebesi di Kec. Rajabasa; i) Pulau Anak Krakatau di Kec. Rajabasa; j) Pantai Guci Batu Kapal di Kec. Kalianda; k) Pantai Kresna di Kec. Kalianda; l) Pantai Sebalang di Kec. Katibung; m) Pantai Banding Resort di Kec. Kalianda; n) Pantai Kahai di Kec. Rajabasa; o) Pantai Kunjir di Kec. Rajabasa; p) Pantai Way Muli di Kec. Rajabasa; q) Pantai Suak di Kec. Rajabasa; r) Pantai Teluk Nipah di Kec. Kalianda; s) Pantai Batu Alip di Kec. Bakauheni; t) Pantai Minang Rua di Kec. Bakauheni; u) Pantai Belebuk di Kec. Bakauheni; v) Air Terjun Curug Layang di Kec. Penengahan; w) Air Terjun Way Kalam di Kec. Penengahan; x) Air Terjun Way Paros di Kec. Kalianda; y) Air Terjun Way Guyuran di Kec. Rajabasa; z) Teluk Mengkudu di Kec. Penengahan; aa) Air Panas Ciperes di Kec. Rajabasa; bb) Air Terjun Sarmun Kec. Rajabasa; cc) Air Panas Natar di Kec. Natar; dd) Air Terjun Curup Kec. Bakauheni; ee) Gunung Rajabasa di Kec. Rajabasa; ff) Way Belerang di Kec. Kalianda; dan gg) Goa Maja di Kec. Kalianda.

    2. Kawasan Obyek Wisata Budaya; 1. Makam Al Habib Ali di Kec. Ketapang; 2. Makam Ratu Darah Putih di Kec. Penengahan; 3. Makam Radin Inten di Kec. Penengahan; dan 4. Batu Bertulis Palas Pasemah di Kec. Palas.

    3. Kawasan Obyek Wisata Buatan;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    18

    1. Taman bermain modern di Kec. Bakauheni; 2. Kalianda Resort di Kec. Kalianda; 3. Pemancingan Pantai Tanjung Tua Kec. Bakauheni. 4. Menara Siger di Kec. Bakauheni; dan 5. Kampung Wisata Tabek Indah terdapat di Kec. Natar;

    h. Kawasan Peruntukan Pemukiman, dengan luas kurang lebih 23.773 (dua puluh tiga ribu tujuh ratus tujuh puluh tujuh tiga) hektar meliputi: 1. Kawasan Peruntukan Pemukiman Perkotaan meliputi Kec. Bakauheni, Kalianda,

    Sidomulyo, Jati Agung, Tanjung Bintang, dan Natar. 2. Kawasan Peruntukan Pemukiman Perdesaan dikembangkan menyebar di seluruh

    wilayah Kabupaten.

    i. Kawasan Peruntukan Lainnya; 1. Kawasan Pemerintahan;

    a. Pengembangan Kawasan Pemerintahan Provinsi di Kec. Jati Agung dan sekitarnya; dan

    b. Pengembangan Kawasan Pemerintahan Kabupaten di Kec. Kalianda dan sekitarnya.

    2. Kawasan Pendidikan, berada di Kec. Kalianda dan Kec. Natar.

    3. Kawasan Pertahanan dan Keamanan; a. Kepolisian;

    1. Kepolisian Resor (Polres) Lampung Selatan di Kec. Kalianda; 2. Kepolisian Sektor (Polsek) berada di Kec. Kalianda, Kec. Natar, Kec. Tanjung

    Bintang, Kec. Sidomulyo, Kec. Katibung, Kec. Penengahan, Kec. Palas, Kec. Jati Agung, Kec. Sragi, Kec. Candipuro, Kec. Merbau Mataram dan Kawasan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni;

    3. Sub Detasemen 3 Detasemen A Brigade Mobil (Brimob) di Kec. Natar; dan 4. Pengembangan Kepolisian Sektor (Polsek) kawasan Bandara Radin Inten II dan

    kec.-kec. yang belum memiliki Polsek; b. Tentara Nasional Indonesia (TNI);

    1. Komando Distrik Militer (Kodim) 0421 yang terdapat di Kec. Kalianda; 2. Komplek markas Komando Rayon Militer (Koramil) yakni Koramil 0421-03

    Penengahan, Koramil 0421-04 Kalianda, Koramil 0421-06 Natar, Koramil 0421-07 Sidomulyo, Koramil 0421-08 Palas, Koramil 0421-09 Tanjung Bintang, dan Koramil 0421-10 Katibung;

    3. Bataliyon Infanteri (Yonif) 143/TWEJ di Candi Mas Kec. Natar; dan 4. Pengembangan Komplek Markas Komando Rayon Militer (Koramil) di kec.-kec.

    yang belum memiliki Koramil.

    4. Kawasan Budidaya Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, berupa pengembangan kegiatan pariwisata, perikanan, dan perkampungan nelayan, meliputi: 1. wilayah pesisir terdapat di Kec. Katibung, Kec. Kalianda, Kec. Rajabasa dan Kec.

    Ketapang; dan 2. pulau-pulau kecil meliputi Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, Pulau Condong Barat, Pulau

    Condong Timur, Pulau Krakatau, Pulau Sertung, Pulau Anak Krakatau, dan Pulau Krakatau Barat.

    D. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

    1. Kawasan Strategis Nasional Kawasan Strategis Nasional berupa kawasan strategis dengan sudut kepentingan ekonomi meliputi kawasan selat sunda.

    2. Kawasan Strategis Provinsi Kawasan Strategis Provinsi yang terletak di Kabupaten, meliputi: a. kawasan agropolitan;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    19

    b. kawasan metropolitan Bandar Lampung dengan lingkup kecamatan-kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang berbatasan dengan Kota Bandar Lampung;

    c. kawasan minapolitan; d. kawasan Bakauheni; e. kawasan pusat perkantoran pemerintah provinsi di Kec. Jati Agung; dan f. kawasan industri Lampung di Kec. Tanjung Bintang.

    3. Kawasan Strategis Kabupaten a. Kawasan Strategis dengan Sudut Kepentingan Ekonomi;

    1. Kawasan Kalianda; 2. Kawasan Strategis Natar; 3. Kawasan Industri Ketapang; 4. Kawasan Industri Katibung; 5. Kawasan Merbau Mataram; 6. Kawasan Agropolitan Sidomulyo dan Terminal Agribisnis Penengahan; 7. Kawasan Bakauheni; dan 8. Kawasan Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku.

    b. Kawasan Strategis dengan Sudut Kepentingan Lingkungan Hidup, berada di kawasan Cagar Alam di Kepulauan Krakatau.

    c. Kawasan Strategis dengan Sudut Kepentingan Teknologi Tinggi, berada di Kawasan Gunung Rajabasa.

    E. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG;

    1. PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG; a. Perwujudan Sistem Pusat Kegiatan;

    1. Pengembangan dan Pemantapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); berupa pembangunan Perkotaan Kalianda, meliputi: a. penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan peraturan zonasi; b. penyusunan Rencana Pengembangan Pembangunan Perumahan dan Permukiman

    Daerah (RP4D); c. penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan pemerintahan

    dan kawasan perdagangan; d. penyusunan Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota; e. pengembangan terminal tipe B di Kalianda; f. pengembangan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Kec. Kalianda; g. pengembangan pusat pendidikan;

    1. pembangunan perpustakaan daerah; 2. pembangunan Perguruan Tinggi (PT); 3. pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) modern; 4. pengembangan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri; 5. pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); 6. pembangunan Madrasah Aliyah Negeri (MAN); 7. pengembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri; 8. pembangunan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN); dan

    h. pembangunan taman bacaan yang menyatu dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

    2. Pengembangan dan Pemantapan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp); berupa pembanguan perkotaan Bakauheni, meliputi: a. penyusunan RDTR; b. penyusunan peraturan zonasi; c. penyusunan RP4D; d. penyusunan RTBL kawasan sekitar Jembatan Selat Sunda (JSS); e. penyusunan rencana RTH kota; f. penyusunan masterplan terminal terpadu antar moda; g. pengembangan terminal tipe A di Bakauheni; b. pengembangan pelabuhan Bakauheni berfungsi sebagai pelabuhan

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    20

    c. penyeberangan antar Pulau Sumatera Pulau Jawa (Provinsi Banten); d. pembangunan stasiun kereta api terpadu di Bakauheni; e. pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kec. Bakauheni; dan f. penyusunan masterplan kawasan industri.

    3. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL); a. pengembangan perkotaan Tanjung Bintang;

    a. penyusunan RDTR dan peraturan zonasi; b. penyusunan RP4D; c. penyusunan RTBL kawasan industri Tanjung Bintang; d. pengembangan Kawasan Industri Lampung (KAIL) Tanjung Bintang; e. penyusunan rencana RTH kota; dan f. pengembangan prasarana dan sarana dasar.

    b. pengembangan perkotaan Sidomulyo. a. penyusunan RDTR dan peraturan zonasi; b. penyusunan RP4D; c. pengembangan kawasan Agropolitan Sidomulyo; d. pengembangan stasiun transit; e. penyusunan masterplan kawasan pusat pemerintahan, penyusunan rencana RTH

    kota; dan f. pengembangan prasarana dan sarana dasar.

    4. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp); a. Pengembangan perkotaan Natar-Jati Agung;

    1. penyusunan masterplan terminal Natar; 2. penyusunan masterplan Bandara Radin Inten II di Kec. Natar; 3. penyusunan RDTR kawasan perkotaan Natar-Jati Agung; 4. penyusunan masterplan kawasan pusat pemerintahan di Kec. Jati Agung; 5. penyusunan RTBL Kawasan; 6. penyusunan Rencana RTH; 7. pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar; dan 8. pembangunan perguruan tinggi.

    b. Pengembangan perkotaan Ketapang; 1. penyusunan RDTR kawasan perkotaan perkotaan Ketapang; 2. pengembangan pelabuhan Kec. Ketapang; 3. pengembangan kawasan minapolitan di Kec. Ketapang; 4. pengembangan kawasan peruntukan industri di Kec. Ketapang; 5. pengembangan perikanan tambak di Kec. Ketapang; 6. penyusunan RTBL Kawasan; 7. penyusunan Rencana RTH; dan 8. pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar.

    c. Pengembangan perkotaan Katibung; 1. penyusunan RDTR kawasan perkotaan Katibung; 2. pengembangan TPA regional untuk pelayanan Metropolitan Bandar lampung di Kec.

    Katibung; 3. pengembangan terminal dry port di Sebalang Kec. Katibung pembangunan terminal

    penumpang; 4. pengembangan kawasan peruntukan industri Kec. Katibung; 5. penyusunan RTBL Kawasan; 6. penyusunan Rencana RTH; dan 7. pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar.

    5. Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); a. Pengembangan Perkotaan Palas;

    1. pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Perintis di Kec. Palas; 2. pengembangan kawasan wisata budaya di Kec. Palas; 3. pengembangan kawasan peruntukan pengolahan ikan di Kec. Palas;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    21

    4. penyusunan RDTR kawasan perkotaan Palas; 5. penyusunan RTBL Kawasan; 6. penyusunan Rencana RTH; dan 7. pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar.

    b. Pengembangan Perkotaan Candipuro; 1. pengembangan kawasan peruntukan perkebunan di Kec. Candipuro; 2. penyusunan RDTR kawasan perkotaan Candipuro; 3. penyusunan RTBL Kawasan; 4. penyusunan Rencana RTH; dan 5. pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar.

    c. Pengembangan Perkotaan Merbau Mataram; 1. pengembangan kawasan peruntukan perkebunan di Kec. Merbau Mataram; 2. pengembangan budidaya perikanan darat di Kec. Merbau Mataram; 3. penyusunan RDTR kawasan perkotaan Merbau Mataram; 4. penyusunan RTBL Kawasan; 5. penyusunan Rencana RTH; dan 6. pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar.

    d. Pengembangan Perkotaan Tanjung Sari; 1. pengembangan kawasan peruntukan perkebunan di Kec. Tanjung Sari; 2. penyusunan RDTR kawasan perkotaan Tanjung Sari; 3. penyusunan RTBL Kawasan; 4. penyusunan Rencana RTH; dan 5. pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar.

    6. Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPl). a. Pengembangan Perdesaan Way Sulan;

    1. pengembangan sarana dan prasarana dasar; 2. pengembangan embung dan dam parit; 3. pengembangan pusat kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura; dan 4. pengembangan pusat kegiatan perkebunan.

    b. Pengembangan Perdesaan Way Panji; 1. pengembangan sarana dan prasarana dasar; 2. pengembangan pusat kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura; dan 3. pengembangan kegiatan perikanan.

    c. Pengembangan Perdesaan Penengahan; 1. pengembangan sarana dan prasarana dasar; 2. pengembangan terminal agribisnis; 3. pengembangan kegiatan pariwisata; 4. pengembangan pusat kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura dan

    perkebunan; dan 5. pengembangan pusat kegiatan perikanan budidaya.

    d. Pengembangan Perdesaan Sragi; 1. pengembangan sarana dan prasarana dasar; 2. pengembangan pusat kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura,

    perkebunan dan peternakan; 3. pengembangan kegiatan perikanan; dan 4. pengembangan pusat pengolahan perikanan.

    e. Pengembangan Perdesaan Rajabasa; 1. pengembangan sarana dan prasarana dasar; 2. pengembangan pelabuhan khusus; 3. pengembangan kegiatan pariwisata; 4. pengembangan kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura dan

    perkebunan;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    22

    5. pengembangan kegiatan perikanan; 6. pengembangan pusat pengolahan perikanan; dan 7. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

    b. Perwujudan Sistem Prasarana Utama; 1) Perwujudan Sistem Jaringan Transportasi Darat;

    a. Perwujudan Jaringan Lalu Lintas Angkutan Jalan; 1. Perwujudan Jaringan Prasarana Jalan Umum;

    Perwujudan jalan umum dikelompokkan dalam sistem jaringan jalan, perwujudan fungsi jalan dan perwujudan status jalan. Perwujudan pengelompokan jalan berdasarkan sistem jaringan, terdiri dari : a. sistem jaringan jalan primer; dan b. sistem jaringan jalan sekunder; Perwujudan pengelompokan jalan berdasarkan fungsi jalan sebagaimana dibagi dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.

    Perwujudan pengelompokan jalan berdasarkan status jalan dibagi menjadi : a. Jalan Nasional; b. Jalan Provinsi; c. Jalan Kabupaten; dan d. Jalan Desa. Perwujudan rencana pengembangan prasarana jalan meliputi arahan pengembangan bagi jalan nasional jalan tol, jalan nasional bukan jalan tol, jalan provinsi, dan jalan kabupaten.

    Perwujudan pengembangan prasarana jalan meliputi pengembangan jalan baru dan pengembangan jalan yang sudah ada.

    Perwujudan rencana pengembangan; a. rencana pembangunan jalan dan jembatan nasional yang menghubungkan

    Pulau Sumatera dan Pulau Jawa yang melintasi Selat Sunda; dan b. rencana pembangunan jalan bebas hambatan yang menghubungkan Bakauheni

    Babatan Tegineneng Terbanggi Besar;

    Perwujudan pengembangan prasarana jalan, untuk mendukung rencana pengembangan jalan arteri dalam rangka mendukung sektor pariwisata, dan menunjang Pembangunan Kota Baru adalah: a. Pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kalianda Bakauheni (coastal road),

    meliputi : 1. rencana peningkatan dan pengembangan jalan provinsi ruas Kalianda

    Kunjir - Gayam; dan 2. rencana peningkatan dan pengembangan jalan kabupaten ruas Way Baka -

    Totoharjo; b. Pengembangan dan peningkatan ruas-ruas jalan kabupaten untuk akses dari

    dan menuju wilayah pengembangan Kota Baru.

    Perwujudan jalan arteri primer yang sudah dikembangkan meliputi ruas-ruas jalan yang menghubungkan antar pusat Satuan Wilayah Pengembangan yang ada di Provinsi, antara lain : a. ruas jalan Tegineneng Simpang Tanjung Karang; b. ruas Sukamaju - Simpang Kalianda; dan c. ruas simpang Kalianda Bakauheni.

    Perwujudan jalan kolektor primer yang sudah dikembangkan meliputi ruas jalan yang menghubungkan antara kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal dalam Sistem Jaringan Jalan Primer, adalah : a. Kolektor Primer 1 (K1), adalah ruas jalan nasional ruas Way Sekampung

    Bunut (batas Kabupaten Lampung Selatan/Kabupaten Lampung Timur) Simpang Bakauheni.

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    23

    b. Kolektor Primer 2 (K2), yang meliputi ruas jalan provinsi yaitu ruas jalan: 1. Kalianda-Kunjir-Gayam; 2. Gayam-Ketapang; 3. Way Galih-Bergen; 4. Asahan-Kota Dalam; dan 5. Jatimulyo-Kibang (Batas Lampung Timur).

    2. Perwujudan Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan; a. Peningkatan Trayek Angkutan Barang;

    1. Kec. Bakauheni - Kec. Penengahan - Kec. Kalianda Kec. Sidomulyo - Kec. Katibung - Kec. Natar (Jalan Trans Sumatera); dan

    2. Kec. Bakauheni - Kec. Ketapang (Jalan Lintas Timur Sumatera). b. Peningkatan Trayek Angkutan Penumpang;

    1. Kec. Ketapang Bakauheni Kalianda Bandar lampung; 2. Kec. Kalianda Bandar lampung; 3. Kec. Kalianda Ketapang; 4. Kec. Kalianda Rajabasa; 5. Kec. Kalianda Sidomulyo 6. Kec. Kalianda Bakauheni; dan 7. Kec. Kalianda Palas.

    c. pengembangan trayek baru antar kabupaten dan antar provinsi melalui terminal Rejosari;

    d. pengembangan trayek yang menghubungkan terminal Rejosari dengan pelabuhan Bakauheni;

    e. pengembangan trayek yang menghubungkan terminal dengan stasiun; f. pengembangan trayek yang menghubungkan terminal dengan bandar udara

    Radin Inten II; dan g. pengembangan trayek utama, trayek cabang dan ranting yang saling

    menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan.

    3. Perwujudan Jaringan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; a. Terminal Penumpang;

    1. pengembangan terminal penumpang tipe A di Kec. Bakauheni, yang juga akan dikembangkan sebagai terminal antar moda;

    2. pembangunan terminal penumpang tipe A di Rejosari Kec. Natar; 3. peningkatan terminal tipe penumpang B di Kec. Kalianda; 4. pengembangan terminal penumpang tipe C di Bunut Kec. Sragi; 5. pemabngunan terminal penumpang di Kec. Katibung; dan 6. pembangunan terminal penumpang di setiap daerah yang memiliki stasiun

    kereta api. b. Terminal Barang;

    1. pengembangan terminal agribisnis di Desa Way Pisang Kec. Penengahan; dan

    2. pengembangan terminal dry port di Sebalang Kec. Katibung.

    b. Perwujudan Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan. 1. peningkatan dan pengembangan pelabuhan Bakauheni berfungsi sebagai

    pelabuhan penyeberangan antar Pulau Sumatera Pulau Jawa (Provinsi Banten); 2. pembangunan pelabuhan penyeberangan di Ketapang untuk mendukung

    pelabuhan penyeberangan pelabuhan Bakauheni; dan 3. peningkatan dan pengembangan pelabuhan penyeberangan lokal yang berfungsi

    sebagai penghubung antara daratan dengan pulau-pulau terluar, meliputi Canti Pulau Sebesi Pulau Sebuku.

    2) Perwujudan Sistem Jaringan Perkeretaapian; 1. Perwujudan jaringan jalur kereta api umum berupa pembangunan rel kereta api yang

    menghubungkan Bakauheni Bandar LampungRejosari. 2. Perwujudan jaringan jalur kereta api khusus berupa pengembangan jaringan rel kereta

    api khusus pengangkutan batu bara menuju dermaga khusus di Merbau Mataram. 3. Perwujudan sistem prasarana kereta api;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    24

    1. pengembangan stasiun kereta api yang terletak di Kec. Natar; 2. pengembangan stasiun transit di Kec. Sidomulyo; dan 3. pembangunan stasiun kereta api terpadu di Bakauheni.

    3) Perwujudan Sistem Jaringan Transportasi Laut; a. Pengembangan Pelabuhan Laut;

    b. Pelabuhan Ketapang; c. Pelabuhan Canti; d. Pelabuhan Pulau Sebuku; e. Pelabuhan Sebalang di Kec. Katibung; f. Pelabuhan Kalianda; g. Pelabuhan Legundi; dan h. Pelabuhan Pulau Sebesi

    b. Pengembangan Terminal Khusus berupa terminal khusus Banding Resort di Kec. Rajabasa yang berfungsi sebagai pendukung pariwisata;

    c. Pengembangan Alur Pelayaran; a. Lintas Harian;

    1. Ketapang - Pulau Harimau; 2. Canti - Pulau Sebuku; 3. Canti - Pulau Sebuku - Pulau Sebesi; dan 4. Kalianda - Pulau Sebuku - Pulau Sebesi.

    b. Lintas Wisata; 1. Canti - Pulau Sebuku; 2. Canti - Pulau Sebesi; 3. Canti - Krakatau; 4. Kalianda - Pulau Sebesi; dan 5. Banding - Pulau Sebuku.

    4) Perwujudan Sistem Jaringan Transportasi Udara. 1. peningkatan pelayanan Bandar Udara Radin Inten II melalui peningkatan hierarki

    bandara pengumpul tersier menjadi pengumpul primer dan embarkasi haji/ Bandar udara internasional;

    2. pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Perintis di Kec. Palas; 3. pengembangan ruang udara untuk penerbangan; dan 4. penyusunan rencana induk Bandar Udara.

    c. Perwujudan Sistem Prasarana Lainnya; 1. Perwujudan Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan;

    1. Perwujudan Jaringan Transmisi Dan Distribusi Gas Bumi, berupa pengembangan jaringan distribusi melalui Kota Metro, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan yang ditujukan untuk melayani kebutuhan masyarakat dan industry Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung.

    2. Perwujudan Pembangkit Tenaga Listrik; a. pemanfaatan dan peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    Tarahan Unit 3 dan 4 yang ditetapkan di Kec. Katibung; b. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang di Kec. Katibung; c. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Rajabasa; d. pengembangan dan peningkatan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di

    PLTD Kalianda, PLTD Pulau Sebesi dan PLTD Tarahan; e. pengembangan Panel Surya sebagai upaya pengadaan energi listrik secara

    swadaya dari sekelompok penduduk yang jarak antar rumahnya berdekatan terutama pada permukiman yang terdapat di pulau-pulau di Kabupaten Lampung Selatan; dan

    f. pengembangan energi baru dan terbarukan untuk daerah-daerah yang belum terhubung jaringan listrik.

    3. Perwujudan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik; a. pengembangan transmisi tenaga listrik yang terhubung dengan interkoneksi

    jaringan nasional;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    25

    b. pengembangan transmisi listrik Saluran Udara Tenaga Ekstra Tinggi (SUTET) c. dengan tegangan 500 kV merupakan interkoneksi provinsi-provinsi di Pulau

    Sumatera dan Pulau Jawa; d. pengembangan transmisi listrik Saluran Udara Tenaga Tinggi (SUTT) dengan

    tegangan 275 kV yang menghubungkan Gardu Induk Kalianda di Kabupaten Lampung Selatan dengan Gardu Induk Sutami di Kota Bandar Lampung;

    e. pengembangan transmisi listrik Saluran Udara Tenaga Tinggi (SUTT) dengan tegangan 150 kV yang menghubungkan Gardu Induk Tarahan di Kabupaten Lampung Selatan dengan Gardu Induk Sutami di Kota Bandar Lampung, Gardu Induk Tarahan di Kabupaten Lampung Selatan dengan Gardu Induk Sri Bawono di Kabupaten Lampung Timur, Gardu Induk Teluk Betung di Kota Bandar

    f. Lampung dengan Gardu Induk Natar di Kabupaten Lampung Selatan, dan Gardu Induk Natar di Kabupaten Lampung Selatan dengan Gardu Induk Tegineneng di Kabupaten Lampung Tengah;

    g. pengembangan jaringan baru yang menghubungkan Gardu Induk Bakauheni dengan Gardu Induk Ketapang, Gardu Induk Ketapang dengan Gardu Induk Kalianda, dan Jaringan Gardu Induk Tataan dengan Gardu Induk Natar.

    h. peningkatan Gardu Induk eksisting meliputi: 1. Gardu Induk Tarahan dengan kapasitas 2 x 30 MVA; 2. Gardu Induk Natar dengan kapasitas 1 x 30 MVA; dan 3. Gardu Induk Kalianda dengan kapasitas 1 x 30 MVA.

    i. pengembangan Gardu Induk baru meliputi: 1. Gardu Induk Bakauheni dengan kapasitas 1 X 30 MVA; dan 2. Gardu Induk Ketapang dengan kapasitas 1 X 30 MVA.

    4. Pengembangan Distribusi Tenaga Listrik dengan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan tegangan 20 kV yang didistribusikan melalui Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) ke jaringan lainnya.

    2. Perwujudan Sistem Jaringan Telekomunikasi; a. Perwujudan Jaringan Kabel;

    1. pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi berupa jaringan telepon saluran tetap dan pusat automatisasi sambungan telepon di Kota Kalianda;

    2. pengembangan sambungan telepon kabel yang diarahkan menjangkau seluruh pusat pelayanan dan wilayah pelayanannya di Kabupaten terutama di Kec. Kalianda, Kec. Bakauheni, Kec. Sidomulyo, Kec. Ketapang, Kec. Tanjung Bintang, Kec. Jatiangung,

    3. dan Kec. Natar; 4. peningkatan kapasitas sambungan telepon kabel pada kawasan perdagangan dan

    jasa, industri, fasilitas umum dan sosial, terminal, permukiman dan kawasan yang baru dikembangkan;

    5. penyediaan sarana warung telepon (wartel) dan telepon umum pada lokasi strategis, mudah diakses publik dan kawasan pusat kegiatan masyarakat; dan

    6. pengembangan sistem jaringan kabel telekomunikasi bawah tanah dengan sistem ducting dan terpadu dengan sistem jaringan bawah tanah lainnya.

    b. Perwujudan Jaringan Nirkabel; 1. pengembangan menara telekomunikasi bersama (sharing tower) dalam rangka

    efisiensi ruang; 2. penataan menara Base Transceiver Station (BTS) dengan penyusunan master plan

    menara BTS bersama pihak operator diatur dengan Peraturan Bupati; dan 3. pengembangan menara telekomunikasi yang tersebar di wilayah Kabupaten.

    c. Perwujudan Jaringan Mikro Digital, meliputi pengembangan jaringan lanjutan dari Pulau Jawa dengan menggunakan jaringan kabel Bawah Laut melalui Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Barat, menyambung menuju ke Provinsi Sumatera Selatan.

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    26

    d. Perwujudan Jaringan Mikro Analog, meliputi pengembangan jaringan lanjutan dari Pulau Jawa dengan mempergunakan jaringan Kabel Bawah Laut melalui Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, menuju ke Provinsi Sumatera Selatan.

    3. Perwujudan Sistem Jaringan Sumber Daya Air; a. Perwujudan Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai;

    1. rehabilitasi dan revitalisasi wilayah hulu sungai Way Sekampung yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan;

    2. penetapan wilayah sempadan sungai sebagai kawasan lindung;dan 3. pembangunan embung baru dengan mengembangkan sistem polder yang terdapat

    di Kec. Way Sulan, Kec. Jati Agung, Kec. Tanjungsari, dan Kec. Katibung.

    b. Perwujudan Sistem Pengelolaan Cekungan Air Tanah; 1. penentuan batas cekungan air tanah; 2. peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi penyediaan air tanah; 3. pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air tanah; 4. pengembangan air tanah berkelanjutan untuk irigasi; 5. pengelolaan cekungan air tanah Metro Kota Bumi; dan 6. pengelolaan cekungan air tanah Kalianda.

    c. Perwujudan Pengembangan Jaringan Irigasi; 1. penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi meliputi saluran

    irigasi primer, saluran irigasi sekunder, dan saluran irigasi tersier; 2. pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi; 3. perbaikan jaringan irigasi teknis; 4. pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian non teknis; 5. konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan irigasi untuk

    menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian; dan 6. pengembangan jaringan irigasi dapat dilakukan secara terpadu dengan program

    penyediaan air.

    d. Perwujudan Pengembangan Sistem Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih; 1. peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan; 2. pengelolaan dan pembatasan penggunaan air tanah; 3. identifikasi dan pengembangan sumber air baku baru; 4. kerjasama antar daerah terkait pengelolaan, rehabilitasi dan revitalisasi daerah

    aliran sungai khususnya dengan Pemerintah Kabupaten Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Selatan, Kota Metro dan Kotabumi;

    5. peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan dengan target pencapaian 80% (delapan puluh persen) sesuai dengan Millenium Development Goals (MDGs) bidang air bersih;

    6. pembatasan dan pengendalian penggunaan air tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    7. pengembangan pemanfaatan air permukaan lainnya sebagai sumber air baku; 8. pengembangan pelayanan air bersih sistem perpipaan yang memanfaatkan 9. sumber air permukaan dan pengadaan hidran umum pada kawasan rawan air; dan 10. pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) terpadu skala kawasan dan

    kota serta IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) pada tiap-tiap lingkungan untuk menjaga kualitas air permukaan dan air tanah.

    e. Perwujudan Pengembangan Sistem Pengendalian Daya Rusak Air; 1. normalisasi dan rehabilitasi area kawasan resapan air melalui penanaman

    pengkayaan atau reboisasi; 2. kerjasama antar Pemerintah Kota/Kabupaten dan lembaga terkait rehabilitasi dan

    revitalisasi hulu sungai; 3. prioritas pembuatan embung pada kawasan rawan banjir seperti di Kec. Way Sulan,

    Kec. Jati Agung, Kec. Tanjungsari, dan Kec. Katibung;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    27

    4. penetapan Garis Sempadan Sungai (GSS) sebagai kawasan lindung serta melakukan reboisasi dan revitalisasi Garis Sempadan Sungai (GSS);

    5. revitalisasi kawasan lindung dan membuka RTH publik sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari luas daerah aliran sungai; dan

    6. pembangunan tanggul pada sungai-sungai besar Way Sekampung khususnya yang melalui kawasan rawan banjir.

    4. Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya; a. Perwujudan Sistem Jaringan Persampahan;

    1. penyusunan rencana induk pengolahan persampahan; 2. pengembangan sarana pengangkutan sampah dengan menggunakan container

    terutama untuk melayani lingkungan-lingkungan permukiman, areal komersial seperti perdagangan dan pasar;

    3. penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) pada setiap wilayah Kec. sebagai tempat pembuangan sampah pasar dan rumah tangga;

    4. pengembangan sistem pengelolaan sampah terpadu melalui Satuan Operasional Kebersihan Lingkungan (SOKLI) pada daerah-daerah permukiman, khususnya kawasan permukiman kota di pusat-pusat pelayanan;

    5. pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) regional untuk pelayanan Metropolitan Bandar lampung di Kec. Katibung dengan menggunakan sistem pengolahan sampah pengurugan berlapis bersih; dan

    6. peningkatan sistem pengolahan sampah TPA eksisting di Kec. Bakauheni, Natar, Kec. Kalianda, dan Kec. Katibung menjadi sistem pengolahan pengurugan berlapis bersih;

    7. pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya, melalui konsep 4R yaitu reduce, reuse, recycle dan replace;

    8. peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan persampahan;

    9. penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat pengelola air limbah;

    10. peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pelayanan; dan 11. peningkatan sistem pengelolaan persampahan dari pembuangan terbuka ke

    pengurugan berlapis bersih.

    b. Perwujudan Sistem Penyediaan Air Minum; 1. pengembangan SPAM jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit

    distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan dengan kapasitas produksi sesuai dengan kebutuhan kota dan perkembangan Kawasan Perkotaan Kalianda;

    2. pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air diatur sesuai dengan ketentuan paraturan perundang-undangan.

    3. pemanfaatan PDAM yang melayani Kec. Kalianda, Kec. Bakauheni, Kec. Katibung dan Kec. Natar;

    4. penyediaan sistem air minum perpipaan dan non perpipaan untuk memenuhi kebutuhan air minum;

    5. peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem air minum;

    6. peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaannya; dan 7. pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA).

    c. Perwujudan Sistem Jaringan Air Limbah; 1. pengembangan septik tank dengan sistem terpadu untuk kawasan pemukiman

    perkotaan; 2. pengembangan sistem sewerage untuk kawasan industri dan kawasan padat

    dengan memakai sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Kec. Tanjung Bintang;

    3. pengembangan Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT) di Kec. Kalianda; 4. pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan industri yang

    memungkinkan menghasilkan limbah;

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    28

    5. pengadaan instalasi pengolahan limbah untuk Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) pada kegiatan industri;

    6. peningkatan akses pengolahan sistem air limbah baik sistem on site maupun off site (terpusat) di perkotaan maupun di perdesaan untuk memperbaiki kesehatan masyarakat;

    7. peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah; dan

    8. penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat pengelola air limbah.

    d. Perwujudan Sistem Drainase; 1. pengembangan jaringan drainase primer meliputi Way Kandis, Way Katibung, Way

    Sulan dan Way Negara Ratu; 2. pengembangan jaringan drainase sekunder meliputi Kota Kalianda, Perkotaan

    Bakauheni, Perkotaan Tanjung Bintang, dan Perkotaan Sidomulyo; 3. peningkatan pelayanan dan penanganan drainase; 4. peningkatan pelibatan stakeholders; dan 5. peningkatan kapasitas pengelola maupun kelembagaan.

    e. Perwujudan Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana; 1. pengembangan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Katibung mengikuti

    pola jaringan jalan menuju Bukit Tarahan; 2. pengembangan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Sidomulyo menuju

    sekitar Jalan Lintas Sumatera; 3. pengembangan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Kalianda menuju

    kawasan perkantoran kabupaten; 4. pengembangan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Rajabasa menuju

    gunung Rajabasa; 5. pengembangan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Ketapang dan

    meningkatkan sarana penunjang ruang evakuasi di sekitar menara siger di Kecamatan Bakauheni;

    6. pengembangan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Bakauheni dan meningkatkan sarana penunjang ruang di sekitar menara siger di Kecamatan Bakauheni;

    7. pengembangan jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Way Sulan dan Candipuro mengikuti pola jaringan jalan menuju Kecamatan Candipuro dan meningkatkan sarana penunjang ruang evakuasi di Kantor Kecamatan Candipuro;

    8. pengembangan jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Way Panji mengikuti pola jaringan jalan menuju Kecamatan Sukoharjo dan meningkatkan sarana penunjang ruang evakuasi di kantor kecamatan Way Panji;

    9. pengembangan jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Palas mengikuti pola jaringan jalan Kecamatan Candipuro dan meningkatkan sarana penunjang ruang evakuasi di Kantor Kecamatan Palas; dan

    10. pengembangan jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Sragi mengikuti pola jaringan jalan menuju Bangunrejo dan dievakuasi di Kantor Kecamatan Ketapang;

    11. pengembangan jalur evakuasi bencana longsor di Kecamatan Bakauheni mengikuti pola jaringan jalan menuju Menara Siger;

    12. pengembangan jalur evakuasi bencana longsor di Kecamatan Rajabasa mengikuti pola jaringan jalan menuju Banding dan dievakuasi di Kantor Kecamatan Rajabasa;

    13. pengembangan jalur evakuasi bencana longsor di Kecamatan Merbau Mataram mengikuti pola jaringan jalan menuju Merbau Mataram dan dievakuasi di Kantor Kecamatan Merbau Mataram;

    14. jalur evakuasi bencana Gunung Api Krakatau di Kecamatan Bakauheni mengikuti pola jaringan jalan menuju Kecamatan Penengahan;

    15. jalur evakuasi bencana Gunung Api Krakatau di Kecamatan Rajabasa mengikuti pola jaringan jalan menuju Kantor Kecamatan Rajabasa; dan

    16. jalur evakuasi bencana Gunung Api Krakatau di Kecamatan Ketapang mengikuti pola jaringan jalan menuju Kantor Kecamatan Ketapang.

  • LAPORAN HASIL SURVEY LOKASI TERMINAL KHUSUS PT. LABITRA ARDHU SYAKIRAH 2013

    29

    2. PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG; a. Perwujudan Kawasan Lindung

    1. Perwujudan Pemantapan dan Pemulihan Fungsi Kawasan Hutan Lindung; a. rehabilitasi dan reklamasi kawasan hutan lindung, penguatan program dan

    pemberdayaan masyarakat; b. perlindungan dan pengamanan kawasan hu