prĀṆĀyĀma dan anti aging kadek ardi partika , made g
TRANSCRIPT
PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING
Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )
188
PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING
Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar1;2
Email: [email protected], [email protected]
ABSTRACT
Aging is not only the process of getting old, but aging is what makes "old not as
good as new" and when the failure rate increases with increasing age, people become
sick, weak, and sometimes dying. Aging can be divided into two different concepts,
namely the first intrinsic aging concept known as the natural aging process, which is an
ongoing process, starting in the mid-20s. Extrinsic aging (Photoaging) occurs as a
result of cumulative damage from UV radiation. UV radiation (with a wavelength of
100-400 nm) constitutes 5% of the entire solar radiation range. Breathing is the process
of alternating air into and releasing air from the lungs so that the old alveolar air that
has participated in the exchange of O2 and CO2 with pulmonary capillary blood can be
exchanged for fresh atmospheric air. The main function of breathing is to get O2 to be
used by body cells and to excrete CO2 produced by cells. Breathing can also be said by
Prāṇāyāma which regulates, replacing damaged cells, repairing hormones and nerves
in the body of living things. When breathing occurs the exchange of O2 and CO2
produced by cells. The existence of yoga exercises can cause relaxation and reduce
stress hormones, especially cortisol and it stimulates the body to become young.
Prānāyāma is perfect control over the flow of control through control. Breathing is a
vital energy process and removes waste matter from the body and mind.
Keywords: prāṇāyāma; anti aging; energy.
I. PENDAHULUAN
Setiap orang pasti mengalami
ketakutan dalam hal penampilan,
khususnya pada perempuan dalam
penuaan dini. Apapun akan dilakukan
untuk menanggulangi hal tersebut. Di
sisi lain, menjadi tua adalah takdir dan
hukum alam yang tak mungkin
dihindari, dan yang bisa dilakukan
hanya memperlambat proses penuaan
dini dan bukan mencegah penuaan.
Proses penuaan biasanya mulai
berlangsung sekitar usia 25 tahun.
Orang-orang yang cepat tua kebanyakan
pemikir keras, mengalami stres yang
mempengaruhi kehidupannya seperti
cepat marah, cemas, susah tidur,
cemberut, dan jika berlangsung terus-
menerus, muncullah radikal bebas di
dalam tubuh, akibatnya kulit menjadi
kusam, kering dan kerutan
(Nugroho:2018).
Berdasarkan riset terbaru yang
dilakukan Procter & Gamble
(Darmawan, 2013), terdapat lebih 6000
perempuan di seluruh dunia yang
mengalami penuaan. Terjadinya
penuaan dini pertama kali dideteksi
adalah kulit. Timbul kerutan, garis-garis
halus dan keriput, bitnik-bintik hitam,
kulit kering, kasar dan kusam, kulit
kelam, muncul urat darah halus di
wajah, warna cenderung gelap atau
tidak merata, pori-pori besar, dan
penurunan elasitisitas kulit merupakan
tanda terjadinya penuaan dini.
Sedangkan wilayah bagian tubuh yang
cepat terjadinya penuaan dini adalah di
bagian kulit wajah, leher, dan di daerah
lipatan siku. Kejadian ini bisa dialami
pada usia yang relatif muda, bahkan
Volume 5, No. 2, Oktober 2021
189
ISSN : (p) 2598-0203
(e) 2746-7066
pada usia usian awal 20-an (Darmawan,
2013).
Terjadinya penuaan dini bisa jadi
disebabkan karena pengaruh genetika,
atau karena pengaruh gaya hidup, atau
bahkan dipengaruhi oleh kedua-duanya.
Berdasarkan hasil penelitian
(Darmawan, 2013) menunjukkan bahwa
pengaruh genetika hanya menyumbang
30% saja dalam proses penuaan dini.
Sedangkan sisanya, yaitu 70%
disebabkan pengaruh gaya hidup orang
tersebut. Menurut Dr. Bambang
Dwipayana SpKK, “…secara garis
besar, penyebabnya penuaan dini ada
dua. Yakni faktor intrinsik dan
ekstrinsik”. Dr. Maria Sulindro, direktur
medis Pasadena anti-aging AS,
mengatakan cepat lambatnya penuaan
30% dipengaruhi oleh facktor genetika
dan sisanya adalah gaya hidup yang
besar.
Dewasa ini banyak formula yang
ditawarkan selain kosmetik, ada pula
SPA, totok wajah, terapi sulih hormon,
operasi plastik, dan lain sebagainya.
Sedangkan dari tawaran tersebut banyak
hal yang perlu dipertimbangkan seperti;
mengingat biaya yang diperlukan tidak
sedikit, dan efek samping yang sangat
berbahaya. Lina Pangaribuan dalam
jurnalnya yang berjudul “Efek Samping
Kosmetika dan Penanganannya Bagi
Kaum Perempuan” bahwa pada
kosmetik dan operasi plastik, selain
biaya yang sangat tinggi banyak sekali
zat kimia berbahaya dari bahan sintetik
yang sudah terbukti dapat menggangu
kesehatan kulit menurut beberapa
penelitian (Pangaribuan, 2017).
Sedangkan efek samping terapi sulih
hormon yang di analisis oleh para
ilmuan dari Universitas Cornell dan
stanford, dipublikasikan dalam Journal
of General Internal Medicine edisi
April 2006 menyebutkan bahwa untuk
wanita berusia di atas 60 tahun, terapi
sulih hormon meningkatkan resiko
serangan jantung (Ramadani, 2010-
2011). Dalam artikel ini menawarkan
cara praktis dan tanpa efek samping
dalam mengatasi penuaan dini yaitu
dengan Prāṇāyāma.
Prāṇāyāma merupakan salah satu
metode praktis tanpa mengeluarkan
biaya tinggi sebagai alternatif mengatasi
penuaan dini (anti-aging) yang bisa
dilakukan dimana saja, kapan saja dan
bisa dilakukan oleh siapa saja.
Prāṇāyāma dikenal sebagai
perpanjangan napas. Setiap sel dalam
tubuh kita memerlukan oksigen
sehingga dapat berfungsi dengan baik.
Jadi tidak mengherankan jika penelitian
menunjukkan bahwa latihan pernapasan
teratur dapat mengurangi efek stress
pada tubuh dan meningkatkan kesehatan
fisik dan mental secara keseluruhan,
yang menimbulkan efek pada penuaan
dini (Hodge, 2018). Pernapasan
dilakukan dengan cara menarik dan
menghembuskan napas melalui hidung
secara dalam. Saat menarik dan
menghembuskan napas, udara masuk
dalam tubuh membawa oksigen yang
berfungsi sebagai “bahan bakar” untuk
mengaktifkan setiap sel di dalam tubuh
(Sindhu, 2007). Dalam artikel ini
dibahas peranan prāṇāyāma dalam
mengatasi penuaan dini yang banyak
dikhawatirkan oleh kebanyakan orang.
Mengingat pengaruh penuaan
terbesar melalui gaya hidup seperti
disebutkan diatas, terlalu banyak makan
makanan berlemak dan berkalori,
kurang istirahat, kurang olahraga, polusi
udara yang dihirup dalam pernapasan
dan stress akibat tekanan pikiran yang
mengarah pada mental (Darmawan,
2013). Prānāyāma memegang peranan
penting dalam seseorang berpikir yang
baik. Pikiran yang harmonis, berkaitan
erat dengan pernapasan yang pelan,
dalam dan teratur. Pikiran yang kacau
mempercepat kerja jantung dan irama
pernapasan. Kita semua mengalami
kejadian ini, bila kita sesak napas dan
megap-megap kalau terserang emosi
PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING
Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )
190
secara tiba-tiba. Pernapasan menjadi
pendek dan tidak teratur, bahkan dalam
situasi yang sedikit tegang saja, waktu
menunggu suatu tes wawancara.
Sebaliknya, pernapasan yang cepat
membatasi kemampuan mental.
Sehingga untuk mendapatkan
manfaatnya napas perlu merasakan
proses prānāyāma yang selama ini kita
jarang merasakan proses pernapasan
apalagi berterimakasih pada organ
pernapasan. Padahal dengan merasakan
proses pernapasan secara otomatis
napas akan menjadi lebih pelan dan
lebih dalam. Semakin dalam napas akan
menjadikan tubuh menjadi rileks dan
membuat pikiran menjadi lebih tenang,
damai dan sekaligus sebagai penerangan
batin. Begitu menariknya prānāyāma
dan anti-aging, pada tulisan ilmiah ini
menggunakan metode kualitatif dengan
design penelitian terfokus pada library
research. Oleh karena termasuk dalam
penelitian kualitatif, maka jenis data adalah
data kualitatif yang diperoleh melalui dua
sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara studi pustaka, studi
dokumen, baca-simak-catat, serta
penelusuran data online. Data mentah yang
telah dikumpulkan selanjutnya akan
dianalisis. Analisis data dilakukan melalui
tiga tahap kegiatan, yaitu reduksi data,
klasifikasi data, dan display data. Kemudian
hasilnya disajikan dengan teknik deskriptif.
II. PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Antara Anti Aging
dan Prāṇāyāma
Penuaan atau aging bukan hanya
proses menjadi tua, namun penuaan
adalah apa yang membuat “tua tidak
sebaik baru” dan ketika laju kegagalan
meningkat bersamaan dengan
peningkatan usia, orang menjadi sakit,
lemah, dan kadang sekarat. Penuaan
atau aging secara praktis dapat dilihat
sebagai suatu penurunan fungsi biologik
dari usia kronologik. Penuaan tidak
dapat dihindarkan dan berjalan dengan
kecepatan berbeda, tergantung dari
susunan genetik seseorang, lingkungan
dan gaya hidup, sehingga penuaan dapat
terjadi lebih dini atau lambat tergantung
kesehatan masing-masing individu.
Menurut American Academy of Anti
Aging Medicine (A4M), penuaan adalah
kelemahan dan kegagalan fisik-mental
yang berhubungan dengan penuaan
normal disebabkan oleh disfungsi
fisiologik, dalam banyak kasus dapat
diubah dengan intervensi kedokteran
yang tepat (Wahyuningsih, 2011).
Penuaan dapat dibagi menjadi
dua konsep yang berbeda, yaitu yang
pertama konsep penuaan Intrinsik yang
dikenal dengan proses penuaan alamiah,
yang merupakan proses yang terus
berlangsung, dimulai pada usia
pertengahan 20-an. Penuaan intrinsic
terjadi oleh karena akumulasi kerusakan
endogen akibat pembentukan senyawa
oksigen reaktif selama metabolisme
oksidasi seluler. Pemendekan telomer
pada pembelahan sel juga dikatakan
salah satu penyebab penuaan intrinsik
kulit, selain oleh karena penurunan
faktor pertumbuhan dan hormon.
Manifestasi klinis penuaan kronologis
kulit dapat berupa serosis, kelemahan,
kerutan dan gambaran tumor jinak
seperti keratosis seboroik dan angioma
buah cherry (Wahyuningsih, 2011).
Konsep kedua adalah penuaan
ekstrinsik (Photoaging) terjadi sebagai
akibat kerusakan kumulatif dari radiasi
UV. Radiasi UV (dengan panjang
gelombang 100-400 nm) merupakan 5%
dari seluruh kisaran radiasi sinar
matahari. Secara umum dibagi menjadi
3, yaitu UV A (320-400 nm), UV B
(280-320 nm), dan UV C (100-280 nm).
UV C terabsorbsi langsung oleh lapisan
ozone di atmosfer. Radiasi UV
mengaktivasi reseptor permukaan sel
yang mengakibatkan propagasi sinyal
intraseluler dan sintesis faktor
transkripsi, protein inti yang berikatan
dengan DNA untuk meningkatkan atau
Volume 5, No. 2, Oktober 2021
191
ISSN : (p) 2598-0203
(e) 2746-7066
menekan gen transkripsi. Satu faktor
transkripsi yang secara cepat dan
prominen terinduksi oleh radiasi UV
adalah Activator Protein-1 (AP-1). AP-
1 mempengaruhi gen transkripsi
kolagen pada fibroblas, menurunkan
level prokolagen I dan III, selain itu
AP-1 merangsang gen transkripsi yang
mengkode matrix-degrading enzyme
seperti metalloproteinase. Pada kulit
yang mengalami photoaging tersebut
dapat memperlihatkan gambaran klinis
permukaan kasar, bernodus, kerutan
halus dan kasar, bercak kekuningan,
kering dan talangiektasis
(Wahyuningsih, 2011).
Teori Neuroendokrin yaitu
Ketidak mampuan produksi hormon
untuk mengimbangi fungsinya yang
berlebihan sehingga tubuh akan
mengalami kekurangan hormon secara
menyeluruh sehingga terjadilah proses
penuaan. Walaupun mekanisme umpan
balik mulai dari hipotalamus, hipofise
dan organ sasaran masih bekerja tetapi
berhubung kerjanya berlebih sehingga
poros hipotalamus hipofise dan organ
sasaran tetap tidak mampu
mengimbanginya dan akhirnya proses
penuaan akan terjadi. Teori Genetik
berupa control genetik mengatur
manusia sesuai dengan apa yang telah
diatur di dalam DNA seseorang, namun
sekarang berbagai kemajuan ilmu
kedokteran khususnya dalam bidang
kedokteran anti penuaan telah mulai
dijajaki untuk memutus rantai dari DNA
untuk mencegah kerusakan dan
memperbaiki DNA. Teori terakhir
adalah teori radikal bebas yang diyakini
sebagai salah satu unsur yang
mempercepat proses penuaan sehingga
berdasarkan teori ini maka terbentuknya
radikal bebas yang berlebihan harus
segera dihindari (Pangkahila, 2013)
Berdasarkan literature, penuaan
ekstrinsik (photoaging) menjadi dasar
pembahasan terjadinya penuaan kulit.
Paparan sinar matahari menghasilkan
radikal bebas yang menyebabkan
penuaan kulit. Teori radikal bebas yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai
penyebab penuaan kulit dapat ditangani
dengan pemberian antioksidan
(Wahyuningsih, 2011). Salah satu
penyebab penuaan kulit adalah radiasi
sinar UV matahari, di antaranya adalah:
terbentuknya radikal bebas (O2 dan
OH), dan kematian sel secara langsung.
Pengaruh patobiologik sinar ultraviolet
(UV-A dan UV-B) menghasilkan
radikal bebas dan menimbulkan
kerusakan pada DNA, disinyalir radikal
bebas inilah merupakan faktor utama
yang mempercepat proses penuaan dini.
Meningkatnya ROS sebagai akibat
radikal bebas karena sinar UV-B ini
dapat menyebabkan naiknya peroksidasi
lipid. Tingginya kadar radikal bebas
dalam tubuh dapat ditunjukkan oleh
rendahnya aktivitas enzim antioksidan
dan tingginya malondialdehid (MDA).
Senyawa ROS ini juga berperan dalam
metabolisme kolagen, sebab dapat
menghancurkan kolagen dan
menginduksi beberapa enzim yang
berperan dalam degradasi kolagen yaitu
matriks metaloproteinase (mmps),
sehingga mengakibatkan kolagen kulit
mengalami penurunan.
Terakumulasinya penurunan kolagen ini
merupakan indikator pada kulit yang
mengalami kekeriputan akibat proses
penuaan (Slamet, 2013)
Dalam hal ini sangat sangat
berkaitan dengan sistem pernapasan
yang terjadi di dalam tubuh manusia
yang fungsinya memperbaiki dan
menghidupkan sel-sel, hormon dan
sistem saraf manusia sehingga proses
penuaan berhubungan dengan sistem
pernapasan di dalam tubuh yang
melibatkan pertukaran oksigen dan
karbon dioksida antara organisme hidup
dan lingkungannya. Bernapas adalah
proses pemasukan ke dan pengeluaran
udara dari paru secara bergantian
sehingga udara alveolus lama yang telah
PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING
Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )
192
ikut serta dalam pertukaran O2 dan CO2
dengan darah kapiler paru dapt ditukar
dengan udara atmosfer segar. Fungsi
utama pernapasan adalah memperoleh
O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan
untuk mengeluarkan CO2 yang
diproduksi oleh sel (Saminan, 2012).
Respirasi mencakup dua proses
yang terpisah tetapi berkaitan: respirasi
internal dan respirasi eksternal.
Respirasi internal merujuk kepada
proses-proses metabolik intrasel yang
dilakukan di dalam mitokondria, yang
menggunakan O2 dan menghasilkan
CO2 selama proses mengambil energi
dari molekul nutrien. Respirasi
eksternal merujuk kepada seluruh
rangkaian kejadian pertukaran O2 dan
CO2 antara lingkungan eksternal dan
sel tubuh (Saminan, 2012). Sistem
respirasi mencakup saluran napas yang
menuju paru, paru itu sendiri, dan
struktur-struktur dada yang berperan
menyebabkan aliran udara masuk dan
keluar paru melalui saluran napas.
Udara cenderung mengalir dari area
dengan tekanan tinggi ke area dengan
tekanan rendah, yaitu menuruni gradien
tekanan. Udara mengalir masuk dan
keluar paru selama tindakan bernapas
karena berpindah mengikuti gradien
tekanan antara alveolus dan atmosfer
yang berbalik arah secara bergantian
dan ditimbulkan oleh aktivitas siklus
otot pernapasan (Saminan, 2012).
Pengaturan napas juga dapat
dikatakan dengan Prāṇāyāma yang
mengatur, mengganti sel-sel yang rusak,
memperbaiki hormon dan saraf yang
ada di dalam tubuh makhluk hidup.
Ketika bernapas terjadi pertukaran O2
dan CO2 yang diproduksi oleh sel.
Tehnik pernapasan yoga mengendalikan
pernapasan dan pikiran. Mekanisme
latihan pernapasan yoga terhadap
perubahan fisik yang terjadi pada tubuh
diawali dengan terciptanya suasana
relaksasi alam sadar yang secara
sistematis membimbing pada keadaan
relaks yang mendalam (Ankad, 2011).
Terciptanya suasana relaksasi akan
menghilangkan suara-suara dalam
pikiran sehingga tubuh akan mampu
untuk melepaskan ketegangan otot.
Ketika tubuh mulai santai, napas
menjadi lambat dan memberikan
pengaruh positif terhadap keseluruhan
sistem sirkulasi dan jantung untuk
beristirahat dan mengalami proses
peremajaan. Sistem saraf simpatik yang
selalu siap beraksi menerima pesan
aman untuk melakukan relaksasi
sedangkan sistem saraf parasimpatik
akan memberikan respon untuk
relaksasi. Selain saraf simpatik, pesan
untuk relaksasi juga diterima oleh
kelenjar endokrin yang bertanggung
jawab terhadap sebagian besar keadaan
emosi danfisik (Worby, 2007).
2.2 Peranan Prāṇāyāma dalam Anti
Aging
Kesehatan dan kebugaran adalah
salah satu hal yang paling penting
dalam kehidupan. Kesehatan juga
sangat dipengaruhi oleh gaya hidup
seseorang, dimana pada jaman saat ini
banyak yang ingin hidup sehat dengan
melakukan berbagai cara, tetapi tidak
melihat efek sampingnya. Dalam
Prāṇāyāma memberikan kita kesehatan
pada kulit yang tidak memberikan efek
samping, melainkan plus yang didapat
oleh para peminatnya.
Prāṇāyāma dilakukan dengan
mengatur dan mengendalikan
pernapasan. Pengendalian napas terdiri
dari pengaturan panjang dan durasi
tarikan napas (inhalasi), panjang dan
durasi hembusan napas (ekhalasi), serta
perhentian napas. Frekuensi napas rata-
rata mencapai 16-18 kali permenit pada
orang normal, dengan melakukan
latihan pernapasan yoga kecepatan
napas akan menjadi lebih lambat, dan
setiap tarikan dan hembusan napas akan
menjadi lebih panjang dan lebih penuh.
Kondisi ini disebut dengan pernapasan
Volume 5, No. 2, Oktober 2021
193
ISSN : (p) 2598-0203
(e) 2746-7066
yang dalam dan akan memampukan
energi yang ada untuk bergerak
mencapai setiap sel (Worby, 2007).
Yoga Prāṇāyāma dapat
dilakukan dengan menggunakan
pakaian yang nyaman dan longgar
(tidak menghalangi napas dan gerak),
tanpa alas kaki, dan lebih baik
dilakukan di atas matras yoga, tunggu
kira–kira tiga jam setelah makan berat
atau dua jam setelah makan ringan
sebelum berlatih yoga dan lakukan yoga
dalam keadaan tubuh yang bersih dan
segar (sangat baik dilakukan setelah
mandi) dan sangat baik pada saat
matahari terbit di pagi hari atau sore
hari saat matahari terbenam (Sindhu,
2009). Latihan yoga Prāṇāyāma dapat
dilakukan selama 45 menit.
Mekanisme latihan pernapasan
yoga terhadap perubahan fisik yang
terjadi pada tubuh diawali dengan
terciptanya suasana relaksasi alam
bawah sadar yang secara sistematis
membimbing pada keadaan relaks yang
mendalam. Terciptanya suasana
relaksasi akan menghilangkan suara-
suara dalam pikiran sehingga tubuh
akan mampu untuk melepaskan
ketegangan otot. Ketika tubuh mulai
santai napas menjadi lambat dan dalam,
sehingga sistem pernapasan dapat
beristirahat. Melambatnya ritme
pernapasan ini akan membuat detak
jantung menjadi lebih lambat dan
memberikan pengaruh positif terhadap
keseluruhan sistem sirkulasi dan jantung
untuk beristirahat dan mengalami proses
peremajaan. Sistem saraf simpatik yang
selalu siap beraksi menerima pesan
“aman” untuk melakukan relaksasi
sedangkan sistem saraf parasimpatik
akan memberikan respon untuk
relaksasi. Selain saraf simpatik, pesan
untuk relaksasi juga diterima oleh
kelenjar endokrin yang bertanggung
jawab terhadap sebagian besar keadaan
emosi dan fisik (Worby, 2007).
Relaksasi yang diciptakan dapat
menstimulasi hipotalamus untuk
menstimulasi kelenjar pituitari
menurunkan sekresi ACTH dan diikuti
dengan penurunan kadar glukokortikoid
dan kortisol yang berperan dalam
mengatur respon inflamasi, respon
imun, dan pengaturan kadar gula darah.
Dengan mengikuti kelas yoga yang
disertai dengan latihan
pernapasan yoga (prāṇāyāma) selama
dua jam dapat meningkatkan gelombang
alpha (8-13 Hz) sebanyak 40 persen
pada lobus temporal kanan serta
meningkatkan sekresi endorphin,
enkephalin, dan serotonin. Adanya
latihan yoga dapat menimbulkan
relaksasi serta menurunkan hormon
stres terutama kortisol dan itu
merangsang tubuh menjadi awet muda.
Adapun aspek indikasi
keberhasilan dalam melakukan hatha
yoga yang dijelaskan di dalam buku
Hatha Yoga Pradipika yang di tulis oleh
Yogi Svatmarama yang di terjemahkan
oleh Pacham Sinh, dijelaskan bahwa:
Āpānamūrdhvamutthāpya
prānam kanthādadho nayet
Yogī Jarāvimuktah
sanshodaśābdavayā bhavet
(Hatha Yoga Pradipika, II.47)
Terjemahan:
Dengan menarik Apâna Vâyu
dan dengan memaksa Prâna
Vâyu di tenggorokan, para Yogî,
terbebaskan dari usia tua,
menjadi muda, saat berusia 6
tahun.
Catatan: Kursi Prana adalah
hati; dari Apana dubur; tentang
Samana wilayah tentang pusar;
dari Udana tenggorokannya;
sementara Vyana bergerak
sepanjang Tubuh (Svatmarama,
2002).Lebih lanjut dijelaskan:
Vapuh krśatvam vadane
prasannatā
Nādasphutatvam nayane
sunirmaleAroghatā bindu jayo
aghni dīpanam
PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING
Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )
194
Nādī viśuddhir hatha siddhi
lakshanam
(Hatha Yoga Pradipika, II.78)
Terjemahan:
Ketika tubuh menjadi ramping,
wajah bercahaya kegembiraan,
Anâhatanâda memanifestasikan,
dan mata jernih, tubuh sehat,
bindu terkendali, dan nafsu
makan meningkat, Maka orang
harus tahu bahwa Nâdîs telah
dimurnikan dan Sukses dalam
Hatha Yoga semakin dekat
(Svatmarama, 2002).
Prāṇāyāma yang berasal dari
kata ‘prāna’ berarti napas atau
pernapasan, aliran kehidupan, vitalitas
dan energi atau kekuatan, tenaga hidup.
Prāṇa ini bukanlah kesadaran ataupun
roh, namun ia hanyalah suatu bentuk
tenaga dipakai oleh sang jiwa dalam
hubungannya dengan sang badan wadah
dan badan astral (Sura, 2001). Sehingga
prāna tidak cukup hanya diartikan
sebagai napas, karena napas merupakan
alat dari aliran prāna atau energi
kehidupan. Sedangkan ayama berarti
mengendalikan. Prāṇayāma dapat
diartikan sebagai suatu rangkaian teknik
yang merangsang dan meningkatkan
energi yang sangat penting, pada
akhirnya menimbulkan pengendalian
yang sempurna pada aliran prāṇa dalam
tubuh (Sarasvati, 2002). Prāṇayāma
menjadi rutinitas dalam aktivitas yoga,
seperti latihan yoga āsana, meditasi
ataupun kegiatan yang lainnya selalu
diharapkan merasakan irama napas.
Irama napas tersebut meliputi pūraka
(menarik napas), kumbaka (menahan
napas) dan recaka (mengeluarkan
napas). Dalam kaitan ini, naskah
Yogasutra Patanjali menyiratkan sutra
49 tentang pranayama, sebagai berikut.
Tasmin sati śwāsa praśwāsayor
gatiwiccedaḥ prāṇāyāmaḥ
(Yoga Sutra Patajali, II. 49).
Terjemahan:
Setelah menguasai asana, gati
atau kecepatan napas yang
masuk dan keluar dapat
dikurangi, dikendalikan. Dengan
demikian, prana atau aliran
kehidupan ikut terkendali.
(Inilah yang disebut Pranayama)
(Krishna, 2015).
Prānāyāma adalah pengaturan
napas keluar masuk paru-paru melalui
lubang hidung dengan tujuan
menyebarkan prana (energi) ke seluruh
tubuh. Prāṇāyāma merupakan bagian
dari tubuh yoga atau angga keempat
yang memiliki peran penting dalam
yoga. Pranayama terdiri atas
penguasaan segenap sistem saraf selain
mengontrol pernapasan dalam tubuh
manusia (Polak, 1996). Prāṇāyāma
dapat dikatakan sebagai pengaturan
aliran prāna melalui latihan
pernapasan, karena energi vital yang
paling banyak pada manusia adalah
napas (Polak, 1996). Prana adalah
energi yang bersifat universal di alam
dan dimanapun pelosok dunia ini serta
mengalir pada lapisan superfisial (dekat
dengan permukaan) untuk menjaga
tubuh dan organ-organnya. Dengan
adanya prana akan memberikan vitalitas
dan memelihara organ tubuh. Melalui
pranayama yang merupakan teknik
utama untuk mengalirkan prana maka
akan menghasilkan sejumlah panas
yang mempengaruhi tubuh seperti saat
kita meniupkan panas ke bejana maka
panas tersebut akan memanaskan
seluruh udara yang ada di dalam bejana.
Prānāyāma adalah pengendalian
yang sempurna terhadap arus kehidupan
melalui pengendalian pernapasan.
Bernapas adalah proses menghirup
energi vital dan membuang materi
limbah dari tubuh dan pikiran (Polak,
1996). Umumnya, bernapas mencakup
menarik dan menghembuskan napas,
yang hanya insidental.
Volume 5, No. 2, Oktober 2021
195
ISSN : (p) 2598-0203
(e) 2746-7066
Pada prānāyāma proses bernapas
termasuk pula menahan napas. Ada tiga
fase dalam prānāyāma yaitu
pūraka (inhalasi atau menarik napas),
kumbhaka (retensi atau menahan napas)
dan recaka (ekshalasi atau melepaskan
napas (Polak, 1996). Seseorang dapat
dengan mudah mengendalikan dan
mengembangkan tubuh, jiwa dan
pikiran apabila telah mengendalikan
napas dengan baik. Napas yang telah
terkendali akan menciptakan
keselarasan antara kehidupan individual
dengan kehidupan dunia ini. Keadaan
yang selaras ini membawa manfaat
yang begitu besar, terutama bagi
individu, karena sejatinya napas
merupakan suatu daya vitali yang dapat
memperbaharui dan mengembangkan
diri seseorang, serta mampu
menyembuhkan segala macam penyakit
apabila digunakan di bawah
pengendalian pikiran sehingga
seseorang dapat mencapai cahaya terang
dalam dirinya.
2.3 Beberapa Latihan Prāṇāyāma
yang Berhubungan dengan Anti
Aging
a. Nadi Shodhana/Anuloma Viloma Nadi Shodhana, juga dikenal
sebagai alternatif pernapasan hidung
yang sangat santai, menyeimbangkan
napas yang digunakan untuk membantu
menenangkan sistem saraf dan
membantu tidur malam yang nyenyak.
Dengan meningkatkan jumlah oksigen
yang masuk ke dalam tubuh, maka
hal itu percaya napas ini juga dapat
membersihkan darah, menenangkan
pikiran, mengurangi stres, dan
meningkatkan konsentrasi.
Bagaimana melakukannya: nadhi
sodhana bisa dilakukan duduk atau
berbaring. Untuk memulai, kosongkan
semua udara dari paru-paru.
Menggunakan ibu jari tangan
untuk memblokir lubang hidung sebelah
kanan dan tarik napas melalui lubang
hidung sebelah kiri saja. Pastikan untuk
menghirup dalam perut Anda, bukan
dada. Setelah penuh dengan napas, segel
lubang hidung kiri dengan jari manis dari
tangan yang sama, menjaga lubang
hidung sebelah kanan ditutup, dan
menahan napas sejenak. Kemudian
lepaskan ibu jari dan buang napas
melalui lubang hidung sebelah kanan
saja. Pastikan untuk menghembuskan
semua napas dari sisi kanan dan jeda
sebelum menghirup lagi melalui sisi
yang sama. Segel kedua lubang hidung
setelah Anda terhirup di sisi kanan dan
dihembuskan melalui sisi kiri. Sebuah
siklus lengkap napas mencakup
menghirup dan menghembuskan napas
melalui kedua lubang hidung. Jika baru
pemula, praktisi dapat melakukan
menghirup napas empat hitungan, tahan
napas selama 4-8 hitungan, lalu
hembuskan selama empat hitungan.
Lakukan hingga sepuluh siklus dan
perhatikan bagaimana tubuh merespon.
Praktisi mungkin merasa lebih santai dan
tenang di kedua pikiran dan tubuh.
Ketika melakukan nadhi sodhana, harus
tenang, menenangkan napas yang dapat
dilakukan setiap saat sepanjang hari.
b. Kapalabhati Prāṇāyāma Kapalabhati berarti kepala
bersinar. Ini merupakan latihan
Prāṇāyāma serta kriya internal atau
teknik pembersihan. Praktisi
Kapalabhati percaya bahwa napas ini
akan membantu membersihkan lendir di
saluran napas, mengurangi kemacetan,
mengurangi kembung, dan
meningkatkan kapasitas paru-paru.
Kapalabhati adalah pernapasan
untuk menyegarkan yang dapat
membangun panas dalam tubuh.
Cara melakukannya: Mulailah
dengan duduk di kursi yang nyaman
dengan tinggi, tulang lurus, dan buang
napas sepenuhnya. Tarik napas sebentar
melalui kedua lubang hidung, kemudian
hembuskan napas (lagi keluar dari
hidung) sambil menarik pusar di arah
PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING
Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )
196
tulang belakang. Pernapasan pendek
dan cepat, tapi sangat aktif, sementara
menghirup pendek dan pasif. Sekali
lagi, tarik pusar dan keluarkan napas
dan melembutkan pada inhalasi.
Melakukan satu putaran 30 kali
(menghitung embusan napas) dan
beristirahat selama satu menit dengan
beberapa napas dalam-dalam di antara.
Ulangi, jika ini tampaknya berat, mulai
dengan 15 kali dan secara bertahap
sampai 30 kali dalam satu putaran.
Kapalabhati baik dilakukan di pagi hari
jika merasa dingin atau lesu. Praktisi
juga dapat mencoba ketika merasa sesak
atau kembung, tapi jangan mencobanya
pada perut penuh. Hindari teknik ini
jika sedang hamil, atau menderita
masalah tekanan darah atau kondisi
jantung.
c. Ujjayi Prāṇāyāma Ujjayi Prāṇāyāma sering
digunakan dalam asana (postur)
praktik, terutama di ashtanga dan
vinyasa kelas. Ujjayi mendorong
ekspansi penuh paru-paru, dan dengan
memfokuskan perhatian pada napas,
dapat membantu dalam menenangkan
pikiran. Cara melakukannya: Cari
tempat di mana praktisi dapat duduk
dengan nyaman dengan punggung lurus.
Ambil napas stabil melalui kedua
lubang hidung. Tarik napas sampai
mencapai kapasitas paru-paru. Tahan
napas sejenak, kemudian mengerut
sedikit demi sedikit napas di bagian
belakang tenggorokan, seperti hendak
membisikkan rahasia, dan buang napas
perlahan melalui kedua lubang hidung.
Pernapasan ini akan terdengar seperti
gelombang laut. Praktisi harus merasa
udara di langit - langit mulut ketika
menghembuskan napas. Ulangi hingga
20 kali. Ketika melakukannya: napas ini
dapat dipraktikkan hingga 10 menit
pada setiap saat sepanjang hari.
d. Sitali Prāṇāyāma Sitali dapat diartikan sebagai
pendinginan pada pikiran dan tubuh.
Napas ini mendorong panas dengan
kesejukan. Ini terutama membantu
selama musim panas dan di iklim panas.
Cara melakukannya: Gulung lidah
sampai tepi luar sentuh, membentuk
tabung. Jika tidak dapat menggulung
lidah, bisa dengan membentuk oval
dengan mulut Anda, tempelkan lidah ke
langit - langit. Tarik napas melalui
mulut, mengambil di semua udara yang
bisa. Ini mungkin membuat suara
mendesis. Setelah menghirup, bawa
ujung lidah ke langit-langit mulut dan
tutup bibir agar udara tidak keluar.
Rasakan kesejukan lalu hembuskan
melalui hidung. Ulangi lima sampai
sepuluh kali atau sesuai kebutuhan.
Kapan melakukannya: Jika Praktisi
merasa terlalu panas, mudah marah, atau
ketika menunggu dengan tidak sabar
dalam cuaca panas, sitali adalah alat
yang hebat untuk dicoba untuk
mendinginkan dan bersantai.
2.4 Prinsip Kerja Prāṇāyāma dalam
Anti Aging
Sebenarnya banyak teori yang
menjelaskan mengapa manusia
mengalami proses penuaan. Tetapi pada
dasarnya semua teori itu dapat dibagi
menjadi dua kelompok. Yaitu teori wear
and tear dan teori program. Teori wear
and tear meliputi kerusakan DNA,
glycosilation (glikosilasi), dan free
radical (radikal bebas). Teori program
meliputi terbatasnya replikasi sel,
prosesimun, dan neuroendocrine theory.
Secara garis besar, terjadinya proses
penuaan menurut teori tersebut sebagai
berikut (Himawan. 2016).
a. Teori wear and tear.
Teori wear and tear pada
prinsipnya menyatakan tubuh menjadi
lemah lalu meninggal sebagai akibat
dari penggunaan dan kerusakan yang
terus menerus. Teori ini sebenarnya
Volume 5, No. 2, Oktober 2021
197
ISSN : (p) 2598-0203
(e) 2746-7066
telah lama diperkenalkan, yaitu pada
tahun 1882 oleh Dr. August Weistmann,
seorang ahli biologi dari german.
Menurut teori ini tubuh dan selnya
menjadi rusak karena terlalu sering
digunakan dan disalah gunakan. Organ
tubuh, seperti hati, lambung, ginjal kulit
dan yang lain, menurun karena toksin
didalam makanan dan lingkungan,
konsumsi berlebihan minyak, gula,
kafein, alcohol, dan nikotin, karena
sinar ultra violet, dank arena stress fisik
dan emosional. Tetapi kerusakan ini
tidak terbatas pada organ, ,elainkan juga
terjadi di tingkat sel. Hal ini berarti
walaupun seseorang tidak pernah
merokok, minum alcohol, dan hanya
mengkonsumsi makanan alami, dengan
menggunakan organ tubuh secara biasa
saja , pada akhirnya terjadi kerusakan
(Himawan. 2016).
Penyalahgunaan organ tubuh
membuat kerusakan lebih cepat. Karena
itu, ketika tubuh menjadi tua, sel
merasakan pengaruhnya, terlepas dari
seberapa sehat gaya hidupnya. Pada
masa muda sistem pemeliharaan dan
perbaikan tubuh mampu melakukan
konpensasi terhadap pengaruh
penggunaan dan kerusakan normal dan
berlebihan (Himawan. 2016). Dalam
keadaan stress, terjadi reaksi yang
melibatkan berbagai bahan biokimia
dan hormon disertai pengaturan energi
yang bersifat adaptif kebagian perifer.
Maka terjadi peningkatan fungsi
kardiovaskuler, pernapasan,
penggunaank glukosa dan lipid sebagai
sumber energy. Kalau reaksi stress
berlangsung secara kronis, dapat terjadi
kerusakan organ. Keadaan ini
mempercepat proses lain yang berkaitan
yang berkaitan dengan penuaan, seperti
osteoporosis, atrofi otot, hipertensi,
terganggunya toleransi glukosa,
gangguan lipid, gangguan memory, dan
depresi. Sebagai contoh, stres yang
berkepanjangan mengakibatkan
hilangnya neuron pada hippocampus,
yang menyebabkan menurunnya
hambatan pada reaksi stres, dan
meningkatkan paparan terhadap wear
and tear (Himawan. 2016). Dengan
menjadi tua, tubuh kehilangan
kemampuan memperbaiki kerusakan
karena penyebab apapun. Maka banyak
orang tua meninggal karena penyakit
yang masa mudanya ulu dapat ditolak.
Teori ini meyakini bahwa pemberian
suplemen yang tepat dan pengobatan
yang tidak terlambat dapat membantu
mengembalikan proses penuaan.
Mekanismenya, dengan merangsang
kemampuan tubuh untuk melakukan
perbaikan dan mempertahankan organ
tubuh dan sel (Himawan. 2016).
b. Teori program
Teori ini menganggap tubuh
didalam tubuh manusia terdapat jam
biologi, mulai dari proses konsepsi
sampai ke kematian dalam suatu model
terprogram. Peristiwa ini terprogram
mulai dari sel sampai embrio, janin,
masa bayi dan anak-anak, remaja,
dewasa, menjadi tua, dan akhirnya
meninggal (Himawan. 2016).
a. Teori terbatasnya replikasi sel
Pada ujung chromosome strands
terdapat struktur khusus yang disebut
telomere terdiri dari hexanucleotide.
Dengan setiap replikasi sel, telomere
memendek pada setiap pembelahan sel.
Setelah sejumlah pembelahan sel,
telomere telah dipakai dan pembelahan
sel berhenti. Menurut haflick (1998),
mekanisme telomere tersebut
menentukan rentang usia sel dan pada
akhirnya juga rentang usia organism
sendiri (Himawan. 2016). Pada
penelitian laboratium diketahui bahwa
selnormal mempunyai kapasitas yang
terbatas untuk melakukan pembelahan.
Sebagai contoh, sel orang dewasa
membelah lebih sedikit dibandingkan
sel janin. Sel dewasa yang dibekukan,
bila dicairkan, akan kembali ke
kemampuan membelahnya seperti
sebelumnya. Perkecualian terjadi pada
PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING
Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )
198
sel ganas, yang kemampuan
membelahnya tidak terbatas (Himawan.
2016).
b. Proses imun
Salah satu gambaran yang
universal pada siklus hidup ialah
involusi kelenjar thymus (timus).
Kelenjar ini meruoakan sumber sel T,
yang berperan penting pada sistem
imun. Jumlah sel T tidak berkurang
dramatis, tetapi fingsinya menurun. Sel
T memproduksi suatu bahan disebut
lymphokine, diantaranya yang penting
ialah interlekine. Pada banyak kelainan
yang terjadi pada usia lanjut,
interleukine berperan penting
(Himawan. 2016).
c. Teori Neuroendocrine
Teori ini berdasarkan peranan
berbagai hormon bagi fungsi organ
tubuh. Hormone dikeluarkan oleh
beberapa organ yang dikendalikan oleh
hipotalamus, sebuah kelenjar yang
terletak di otak. Hipotalamus, sebuah
kelenjar diotak. Hipotalamus
membentuk poros dengan hipofise dan
organ tertentu yang kemudian
mengeluarkan hormonnya. Sebagai
contoh, ada poros hipotalamus-hipofise-
testis, ada juga hipotalamus-hipofise-
supraneralis dan sebagainya (Himawan.
2016). Pada usia muda berbagai hormon
bekerja dengan baik mengendalikan
berbagai fungsi organ tubuh. Karena itu,
pada masa muda fungsi berbagai organ
tubuh sangat optimal, seperti
kemampuan bereaksi terhadap panas
dingin, kemampuan motorik, fungsi
seksual, dan fungsi memori (Himawan.
2016).
Akan tetapi, ketika manusia
menjadi tua, tubuh hanya mampu
memproduksi hormone lebih sedikit
sehingga kadarnya menurun. Akibatnya
berbagai fungsi tubuh terganggu. Lalu
muncullah berbagai keluhan, seperti
menjadi tidak tahan terhadap suhu
dingin, gerakan menjadi lambat, masa
otot berkurang, lemak tubuh meningkat,
ingatan menurun, dan fungsi seksual
terganggu. Karena berbagai hormone
saling berkaitan, berkurangnya produksi
hormone tertentu dapat mempengaruhi
produksi hormone yang lain (Himawan.
2016).
Contoh yang jelas ialah
menopause. Menurunnya hormon
estrogen pada wanita yang
menyebabkan menopause,
menunjukkan kegagalan fungsi ovarium
karena proses penuaan. Lebih jauh
kualitas hidup menurun karena berbagai
keluhan yang muncul sebagai
akibatnya. Demikian juga pada pria.
Penurunnya hormon testosterone terjadi
setelah usia 30 tahun, dan terus
menurun, yang kemudian menimbulkan
berbagai keluhan yang dikenal dengan
nama sndropause atau ADAM
(Androgen Deficiency In Aging Male).
Sekresi growth hormone (hormon
pertumbuhan) juga menurun seiring
dengan proses penuaan. Tetapi kadar
insulin pada umumnya tidak menurun
dengan bertambahnya usia, namun
sensitifnya yang menurun. Perubahan
dalam metabolisme kalsium, air,
elektrolit, dan fungsi tiorid menandai
proses penuaan (Himawan. 2016).
Semua perubahan yang terjadi
dapat menimbulkan keluhan dan gejala
klinis. Hypothyroidism dan
hyperthyroidism berjkaitan dengan
dementia senilis. Asthenia dan
kelemahan otot dapat disebabkan oleh
gangguan elektrolit atau gangguan
fisiologis hormone androgen dan
growth hormone. Karena itu ada dua
sisi dalam hubungan antara proses
penuaan dengan proses perubahan
hormon. Proses penuaan mempengaruhi
sistem hormon, tetapi gangguan hormon
menimbulkan gejala dan tanda yang
sama dengan yang terjadi karena proses
penuaan (Himawan. 2016).
Bernapas adalah salah satu hal
yang paling alami yang kita lakukan
sebagai manusia. Ini adalah hadiah dan
Volume 5, No. 2, Oktober 2021
199
ISSN : (p) 2598-0203
(e) 2746-7066
alat yang sangat kuat yang dapat
memungkinkan kita untuk menciptakan
lebih banyak kemudahan dan
keseimbangan dalam hidup kita.
Meluangkan waktu untuk fokus pada
napas memungkinkan kita untuk
berhenti sejenak dari tekanan sehari-
hari, gejala fisik, dan emosi yang telah
mengambil alih pikiran. Hal ini pada
saat itu di mana kita fokus pada napas
yang kita dapat kembali ke keadaan
netral, mendapatkan kejernihan, merasa
diremajakan, dan meningkatkan rasa
keseluruhan kesejahteraan. Setiap sel
dalam tubuh kita membutuhkan oksigen
untuk berfungsi dengan baik. Jadi tidak
mengherankan bahwa penelitian
menunjukkan bahwa latihan teratur
pernapasan dikendalikan dapat
menurunkan efek stres pada tubuh dan
meningkatkan kesehatan fisik dan
mental secara keseluruhan. Ada
berbagai teknik pernapasan yang
dikenal untuk mengurangi stres,
membantu pencernaan, meningkatkan
tidur, dan mendinginkan Anda.
III. PENUTUP
Penuaan atau aging bukan hanya
proses menjadi tua, namun penuaan
adalah apa yang membuat “tua tidak
sebaik baru” dan ketika laju kegagalan
meningkat bersamaan dengan
peningkatan usia, orang menjadi sakit,
lemah, dan kadang sekarat. Penuaan
atau aging secara praktis dapat dilihat
sebagai suatu penurunan fungsi biologik
dari usia kronologik. Salah satu
penyebab penuaan kulit adalah radiasi
sinar UV matahari, di antaranya adalah:
terbentuknya radikal bebas (O2 dan
OH), dan kematian sel secara langsung.
Pengaruh patobiologik sinar ultraviolet
(UV-A dan UV-B) menghasilkan
radikal bebas dan menimbulkan
kerusakan pada DNA, disinyalir radikal
bebas inilah merupakan faktor utama
yang mempercepat proses penuaan dini.
Meningkatnya ROS sebagai akibat
radikal bebas karena sinar UV-B ini
dapat menyebabkan naiknya peroksidasi
lipid.
Dalam hal ini sangat sangat
berkaitan dengan sistem pernapasan
yang terjadi di dalam tubuh manusia
yang fungsinya memperbaiki dan
menghidupkan sel-sel, hormon dan
sistem saraf manusia sehingga proses
penuaan berhubungan dengan sistem
pernapasan di dalam tubuh yang
melibatkan pertukaran oksigen dan
karbon dioksida antara organisme hidup
dan lingkungannya. Bernapas dalam
prāṇāyāma adalah proses pemasukan ke
dan pengeluaran udara dari paru secara
bergantian sehingga udara alveolus
lama yang telah ikut serta dalam
pertukaran O2 dan CO2 dengan darah
kapiler paru dapt ditukar dengan udara
atmosfer segar. Prānāyāma sebagai
pengendalian yang sempurna terhadap
arus kehidupan melalui pengendalian
pernapasan. Bernapas adalah proses
menghirup energi vital dan membuang
materi limbah dari tubuh dan pikiran.
Fungsi utama pernapasan adalah
memperoleh O2 untuk digunakan oleh
sel tubuh dan untuk mengeluarkan CO2
yang diproduksi oleh sel. Adanya
latihan prāṇāyāma dapat menimbulkan
relaksasi serta menurunkan hormon
stres terutama kortisol dan itu
merangsang tubuh menjadi awet muda.
DAFTAR PUSTAKA
Alfianti, Dinda Tiara. 2018. Benarkah
stres jadi penyebab utama
penuaan dini? Ini penjelasan
pakar. Diakses pada : 23
September 2019. Grid.id :
https://www.grid.id/amp/045340
96/ benarkah-stres-jadi-
penyebab-utama-penuaan-dini-
ini-penjelasan-pakar
Ankad R. B et al. 2011. Effect of Short
Term Prāṇāyāma and Meditation
onRespiratory Parameters in
Healthy Individuals.
PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING
Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )
200
International Journal
ofCollaborative Research on
Internal Medicine & Public
Health..Vol. 3No. 6. Hal : 1-8
Darmawan, A. B. (2013). Anti-Aging
Rahasia Tampil Muda di Segala
Usia (Cetakan I). Media
pressindo.
https://books.google.co.id/books
?hl=id&lr=&id=P01BEAAAQB
AJ&oi=fnd&pg=PA13&dq=anti
+agingdalam+yoga&ots=2pVmf
ODXNj&sig=YHO7Km5FMZ4
NRDn8Zdlbb_iWha8&redir_esc
=y#v=onepage&q&f=false.
Himawan. Bagus, 2016. Penuaan Dini
Dan Pemudaan Kembali Dalam
Prespektif Fiqh Medis. [ skripsi ]
: Fakultas Syariah Dan Ilmu
Hukum
Hodge, Allison. 2018. Kekuatan
pernfasan: 4 Teknik Prāṇāyāma
Layak Berlatih. Diakses pada 25
September 2019. One medical :
https://www.onemedical.com/bl
og/live-well/breathing-
Prāṇāyāma-techniques
Krishna, A. (2015). Yoga Sutra
Patañjali Bagi Orang Modern.
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pangaribuan, Lina. 2017. “Efek
Samping Kosmetik Dan
Penanganannya Bagi Kaum
Perempuan”. Jurnal Keluarga
Sehat Sejahtera Vol.15 : p-
ISSN: 1693-1157, e-ISSN:
2527-9041
Pangkahila, Alex. 2013. Pengaturan
pola hidup dan aktivitas fisik
meningkatkan umur harapan
hidup. Sport and fitness journal.
ISSN: 2654-9182.
Polak, M. (1996). Patanjali Raja Yoga.
Paramita.
Ramadani, Mery. 2010-2011. “Upaya
Penundaan Proses Penuaan
(Degeneratif) Menggunakan
Antioksidan dan Terapi Sulih
Hormon”. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol 5, No. 1
Saminan. 2012. Pertukaran udara o2
dan co2 dalam pernapasan.
Jurnal kedokteran syiah
kuala. Fakultas
kedokteran, universitas syiah
kuala. ISSN: 1412-
1026 Eissn: 2550-0112.
Sani R.2013. Yoga Untuk Kesehatan.
Dahara Prize. Semarang. Hal :
144-148.
Sarasvati, S. S. (2002). Asana
Pranayama Mudra dan Bandha
(I. W. Mawisnara (ed.)).
Penerbit Paramita Surabaya.
Svatmarama, Y. (2002). The Hatha
Yoga Pradipika.
Selamet, Sugito, and Dasrul. 2013. The
effect of tomato extract
(lycopersicon esculentum) on
the formation of atherosclerosis
in white rats (rattus norvegicus)
male r. N. Jurnal Natural (JN).
Banda Aceh. eISSN 2541-4062
| pISSN 1411-8513
Sindhu, P.2015.Panduan Lengkap Yoga
:untuk hidup sehat dan
seimbang. Bandung. Qanita..Hal
: 59-66.
Sura, I. G. (2001). Pengendalian Diri
dan Etika Dalam Ajaran Agama
Hindu. Hanuman Sakti.
Svatmarama, Y. (2002). The Hatha
Yoga Pradipika.
Wahyuningsih, Komang Ardi. 2011.
Astaxanthin Memberikan Efek
Proteksi Terhadap Photoaging.
(Jurnal) School of Medicine -
Atma Jaya Catholic University
of Indonesia p-ISSN: 2086-4256
Worby C.2007.Memahami segalanya
tentang yoga : Tingkat kekuatan,
kelenturan, dan kesehatan anda
(S.C. Simanjuntak, trans). In Y.I
Wahyu(Eds). Yoga : Everything
yoga book. Jakarta :Karisma
Publishing Group.. Hal: 351-375