prĀṆĀyĀma dan anti aging kadek ardi partika , made g

13
188 PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING Kadek Ardi Partika 1 , Made G. Juniartha 2 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar 1;2 Email: [email protected] 1 , [email protected] 2 ABSTRACT Aging is not only the process of getting old, but aging is what makes "old not as good as new" and when the failure rate increases with increasing age, people become sick, weak, and sometimes dying. Aging can be divided into two different concepts, namely the first intrinsic aging concept known as the natural aging process, which is an ongoing process, starting in the mid-20s. Extrinsic aging (Photoaging) occurs as a result of cumulative damage from UV radiation. UV radiation (with a wavelength of 100-400 nm) constitutes 5% of the entire solar radiation range. Breathing is the process of alternating air into and releasing air from the lungs so that the old alveolar air that has participated in the exchange of O2 and CO2 with pulmonary capillary blood can be exchanged for fresh atmospheric air. The main function of breathing is to get O2 to be used by body cells and to excrete CO2 produced by cells. Breathing can also be said by Prāṇāyāma which regulates, replacing damaged cells, repairing hormones and nerves in the body of living things. When breathing occurs the exchange of O2 and CO2 produced by cells. The existence of yoga exercises can cause relaxation and reduce stress hormones, especially cortisol and it stimulates the body to become young. Prānāyāma is perfect control over the flow of control through control. Breathing is a vital energy process and removes waste matter from the body and mind. Keywords: prāṇāyāma; anti aging; energy. I. PENDAHULUAN Setiap orang pasti mengalami ketakutan dalam hal penampilan, khususnya pada perempuan dalam penuaan dini. Apapun akan dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut. Di sisi lain, menjadi tua adalah takdir dan hukum alam yang tak mungkin dihindari, dan yang bisa dilakukan hanya memperlambat proses penuaan dini dan bukan mencegah penuaan. Proses penuaan biasanya mulai berlangsung sekitar usia 25 tahun. Orang-orang yang cepat tua kebanyakan pemikir keras, mengalami stres yang mempengaruhi kehidupannya seperti cepat marah, cemas, susah tidur, cemberut, dan jika berlangsung terus- menerus, muncullah radikal bebas di dalam tubuh, akibatnya kulit menjadi kusam, kering dan kerutan (Nugroho:2018). Berdasarkan riset terbaru yang dilakukan Procter & Gamble (Darmawan, 2013), terdapat lebih 6000 perempuan di seluruh dunia yang mengalami penuaan. Terjadinya penuaan dini pertama kali dideteksi adalah kulit. Timbul kerutan, garis-garis halus dan keriput, bitnik-bintik hitam, kulit kering, kasar dan kusam, kulit kelam, muncul urat darah halus di wajah, warna cenderung gelap atau tidak merata, pori-pori besar, dan penurunan elasitisitas kulit merupakan tanda terjadinya penuaan dini. Sedangkan wilayah bagian tubuh yang cepat terjadinya penuaan dini adalah di bagian kulit wajah, leher, dan di daerah lipatan siku. Kejadian ini bisa dialami pada usia yang relatif muda, bahkan

Upload: others

Post on 08-Feb-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING

Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )

188

PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING

Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar1;2

Email: [email protected], [email protected]

ABSTRACT

Aging is not only the process of getting old, but aging is what makes "old not as

good as new" and when the failure rate increases with increasing age, people become

sick, weak, and sometimes dying. Aging can be divided into two different concepts,

namely the first intrinsic aging concept known as the natural aging process, which is an

ongoing process, starting in the mid-20s. Extrinsic aging (Photoaging) occurs as a

result of cumulative damage from UV radiation. UV radiation (with a wavelength of

100-400 nm) constitutes 5% of the entire solar radiation range. Breathing is the process

of alternating air into and releasing air from the lungs so that the old alveolar air that

has participated in the exchange of O2 and CO2 with pulmonary capillary blood can be

exchanged for fresh atmospheric air. The main function of breathing is to get O2 to be

used by body cells and to excrete CO2 produced by cells. Breathing can also be said by

Prāṇāyāma which regulates, replacing damaged cells, repairing hormones and nerves

in the body of living things. When breathing occurs the exchange of O2 and CO2

produced by cells. The existence of yoga exercises can cause relaxation and reduce

stress hormones, especially cortisol and it stimulates the body to become young.

Prānāyāma is perfect control over the flow of control through control. Breathing is a

vital energy process and removes waste matter from the body and mind.

Keywords: prāṇāyāma; anti aging; energy.

I. PENDAHULUAN

Setiap orang pasti mengalami

ketakutan dalam hal penampilan,

khususnya pada perempuan dalam

penuaan dini. Apapun akan dilakukan

untuk menanggulangi hal tersebut. Di

sisi lain, menjadi tua adalah takdir dan

hukum alam yang tak mungkin

dihindari, dan yang bisa dilakukan

hanya memperlambat proses penuaan

dini dan bukan mencegah penuaan.

Proses penuaan biasanya mulai

berlangsung sekitar usia 25 tahun.

Orang-orang yang cepat tua kebanyakan

pemikir keras, mengalami stres yang

mempengaruhi kehidupannya seperti

cepat marah, cemas, susah tidur,

cemberut, dan jika berlangsung terus-

menerus, muncullah radikal bebas di

dalam tubuh, akibatnya kulit menjadi

kusam, kering dan kerutan

(Nugroho:2018).

Berdasarkan riset terbaru yang

dilakukan Procter & Gamble

(Darmawan, 2013), terdapat lebih 6000

perempuan di seluruh dunia yang

mengalami penuaan. Terjadinya

penuaan dini pertama kali dideteksi

adalah kulit. Timbul kerutan, garis-garis

halus dan keriput, bitnik-bintik hitam,

kulit kering, kasar dan kusam, kulit

kelam, muncul urat darah halus di

wajah, warna cenderung gelap atau

tidak merata, pori-pori besar, dan

penurunan elasitisitas kulit merupakan

tanda terjadinya penuaan dini.

Sedangkan wilayah bagian tubuh yang

cepat terjadinya penuaan dini adalah di

bagian kulit wajah, leher, dan di daerah

lipatan siku. Kejadian ini bisa dialami

pada usia yang relatif muda, bahkan

Volume 5, No. 2, Oktober 2021

189

ISSN : (p) 2598-0203

(e) 2746-7066

pada usia usian awal 20-an (Darmawan,

2013).

Terjadinya penuaan dini bisa jadi

disebabkan karena pengaruh genetika,

atau karena pengaruh gaya hidup, atau

bahkan dipengaruhi oleh kedua-duanya.

Berdasarkan hasil penelitian

(Darmawan, 2013) menunjukkan bahwa

pengaruh genetika hanya menyumbang

30% saja dalam proses penuaan dini.

Sedangkan sisanya, yaitu 70%

disebabkan pengaruh gaya hidup orang

tersebut. Menurut Dr. Bambang

Dwipayana SpKK, “…secara garis

besar, penyebabnya penuaan dini ada

dua. Yakni faktor intrinsik dan

ekstrinsik”. Dr. Maria Sulindro, direktur

medis Pasadena anti-aging AS,

mengatakan cepat lambatnya penuaan

30% dipengaruhi oleh facktor genetika

dan sisanya adalah gaya hidup yang

besar.

Dewasa ini banyak formula yang

ditawarkan selain kosmetik, ada pula

SPA, totok wajah, terapi sulih hormon,

operasi plastik, dan lain sebagainya.

Sedangkan dari tawaran tersebut banyak

hal yang perlu dipertimbangkan seperti;

mengingat biaya yang diperlukan tidak

sedikit, dan efek samping yang sangat

berbahaya. Lina Pangaribuan dalam

jurnalnya yang berjudul “Efek Samping

Kosmetika dan Penanganannya Bagi

Kaum Perempuan” bahwa pada

kosmetik dan operasi plastik, selain

biaya yang sangat tinggi banyak sekali

zat kimia berbahaya dari bahan sintetik

yang sudah terbukti dapat menggangu

kesehatan kulit menurut beberapa

penelitian (Pangaribuan, 2017).

Sedangkan efek samping terapi sulih

hormon yang di analisis oleh para

ilmuan dari Universitas Cornell dan

stanford, dipublikasikan dalam Journal

of General Internal Medicine edisi

April 2006 menyebutkan bahwa untuk

wanita berusia di atas 60 tahun, terapi

sulih hormon meningkatkan resiko

serangan jantung (Ramadani, 2010-

2011). Dalam artikel ini menawarkan

cara praktis dan tanpa efek samping

dalam mengatasi penuaan dini yaitu

dengan Prāṇāyāma.

Prāṇāyāma merupakan salah satu

metode praktis tanpa mengeluarkan

biaya tinggi sebagai alternatif mengatasi

penuaan dini (anti-aging) yang bisa

dilakukan dimana saja, kapan saja dan

bisa dilakukan oleh siapa saja.

Prāṇāyāma dikenal sebagai

perpanjangan napas. Setiap sel dalam

tubuh kita memerlukan oksigen

sehingga dapat berfungsi dengan baik.

Jadi tidak mengherankan jika penelitian

menunjukkan bahwa latihan pernapasan

teratur dapat mengurangi efek stress

pada tubuh dan meningkatkan kesehatan

fisik dan mental secara keseluruhan,

yang menimbulkan efek pada penuaan

dini (Hodge, 2018). Pernapasan

dilakukan dengan cara menarik dan

menghembuskan napas melalui hidung

secara dalam. Saat menarik dan

menghembuskan napas, udara masuk

dalam tubuh membawa oksigen yang

berfungsi sebagai “bahan bakar” untuk

mengaktifkan setiap sel di dalam tubuh

(Sindhu, 2007). Dalam artikel ini

dibahas peranan prāṇāyāma dalam

mengatasi penuaan dini yang banyak

dikhawatirkan oleh kebanyakan orang.

Mengingat pengaruh penuaan

terbesar melalui gaya hidup seperti

disebutkan diatas, terlalu banyak makan

makanan berlemak dan berkalori,

kurang istirahat, kurang olahraga, polusi

udara yang dihirup dalam pernapasan

dan stress akibat tekanan pikiran yang

mengarah pada mental (Darmawan,

2013). Prānāyāma memegang peranan

penting dalam seseorang berpikir yang

baik. Pikiran yang harmonis, berkaitan

erat dengan pernapasan yang pelan,

dalam dan teratur. Pikiran yang kacau

mempercepat kerja jantung dan irama

pernapasan. Kita semua mengalami

kejadian ini, bila kita sesak napas dan

megap-megap kalau terserang emosi

PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING

Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )

190

secara tiba-tiba. Pernapasan menjadi

pendek dan tidak teratur, bahkan dalam

situasi yang sedikit tegang saja, waktu

menunggu suatu tes wawancara.

Sebaliknya, pernapasan yang cepat

membatasi kemampuan mental.

Sehingga untuk mendapatkan

manfaatnya napas perlu merasakan

proses prānāyāma yang selama ini kita

jarang merasakan proses pernapasan

apalagi berterimakasih pada organ

pernapasan. Padahal dengan merasakan

proses pernapasan secara otomatis

napas akan menjadi lebih pelan dan

lebih dalam. Semakin dalam napas akan

menjadikan tubuh menjadi rileks dan

membuat pikiran menjadi lebih tenang,

damai dan sekaligus sebagai penerangan

batin. Begitu menariknya prānāyāma

dan anti-aging, pada tulisan ilmiah ini

menggunakan metode kualitatif dengan

design penelitian terfokus pada library

research. Oleh karena termasuk dalam

penelitian kualitatif, maka jenis data adalah

data kualitatif yang diperoleh melalui dua

sumber data, yaitu data primer dan data

sekunder. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan cara studi pustaka, studi

dokumen, baca-simak-catat, serta

penelusuran data online. Data mentah yang

telah dikumpulkan selanjutnya akan

dianalisis. Analisis data dilakukan melalui

tiga tahap kegiatan, yaitu reduksi data,

klasifikasi data, dan display data. Kemudian

hasilnya disajikan dengan teknik deskriptif.

II. PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Antara Anti Aging

dan Prāṇāyāma

Penuaan atau aging bukan hanya

proses menjadi tua, namun penuaan

adalah apa yang membuat “tua tidak

sebaik baru” dan ketika laju kegagalan

meningkat bersamaan dengan

peningkatan usia, orang menjadi sakit,

lemah, dan kadang sekarat. Penuaan

atau aging secara praktis dapat dilihat

sebagai suatu penurunan fungsi biologik

dari usia kronologik. Penuaan tidak

dapat dihindarkan dan berjalan dengan

kecepatan berbeda, tergantung dari

susunan genetik seseorang, lingkungan

dan gaya hidup, sehingga penuaan dapat

terjadi lebih dini atau lambat tergantung

kesehatan masing-masing individu.

Menurut American Academy of Anti

Aging Medicine (A4M), penuaan adalah

kelemahan dan kegagalan fisik-mental

yang berhubungan dengan penuaan

normal disebabkan oleh disfungsi

fisiologik, dalam banyak kasus dapat

diubah dengan intervensi kedokteran

yang tepat (Wahyuningsih, 2011).

Penuaan dapat dibagi menjadi

dua konsep yang berbeda, yaitu yang

pertama konsep penuaan Intrinsik yang

dikenal dengan proses penuaan alamiah,

yang merupakan proses yang terus

berlangsung, dimulai pada usia

pertengahan 20-an. Penuaan intrinsic

terjadi oleh karena akumulasi kerusakan

endogen akibat pembentukan senyawa

oksigen reaktif selama metabolisme

oksidasi seluler. Pemendekan telomer

pada pembelahan sel juga dikatakan

salah satu penyebab penuaan intrinsik

kulit, selain oleh karena penurunan

faktor pertumbuhan dan hormon.

Manifestasi klinis penuaan kronologis

kulit dapat berupa serosis, kelemahan,

kerutan dan gambaran tumor jinak

seperti keratosis seboroik dan angioma

buah cherry (Wahyuningsih, 2011).

Konsep kedua adalah penuaan

ekstrinsik (Photoaging) terjadi sebagai

akibat kerusakan kumulatif dari radiasi

UV. Radiasi UV (dengan panjang

gelombang 100-400 nm) merupakan 5%

dari seluruh kisaran radiasi sinar

matahari. Secara umum dibagi menjadi

3, yaitu UV A (320-400 nm), UV B

(280-320 nm), dan UV C (100-280 nm).

UV C terabsorbsi langsung oleh lapisan

ozone di atmosfer. Radiasi UV

mengaktivasi reseptor permukaan sel

yang mengakibatkan propagasi sinyal

intraseluler dan sintesis faktor

transkripsi, protein inti yang berikatan

dengan DNA untuk meningkatkan atau

Volume 5, No. 2, Oktober 2021

191

ISSN : (p) 2598-0203

(e) 2746-7066

menekan gen transkripsi. Satu faktor

transkripsi yang secara cepat dan

prominen terinduksi oleh radiasi UV

adalah Activator Protein-1 (AP-1). AP-

1 mempengaruhi gen transkripsi

kolagen pada fibroblas, menurunkan

level prokolagen I dan III, selain itu

AP-1 merangsang gen transkripsi yang

mengkode matrix-degrading enzyme

seperti metalloproteinase. Pada kulit

yang mengalami photoaging tersebut

dapat memperlihatkan gambaran klinis

permukaan kasar, bernodus, kerutan

halus dan kasar, bercak kekuningan,

kering dan talangiektasis

(Wahyuningsih, 2011).

Teori Neuroendokrin yaitu

Ketidak mampuan produksi hormon

untuk mengimbangi fungsinya yang

berlebihan sehingga tubuh akan

mengalami kekurangan hormon secara

menyeluruh sehingga terjadilah proses

penuaan. Walaupun mekanisme umpan

balik mulai dari hipotalamus, hipofise

dan organ sasaran masih bekerja tetapi

berhubung kerjanya berlebih sehingga

poros hipotalamus hipofise dan organ

sasaran tetap tidak mampu

mengimbanginya dan akhirnya proses

penuaan akan terjadi. Teori Genetik

berupa control genetik mengatur

manusia sesuai dengan apa yang telah

diatur di dalam DNA seseorang, namun

sekarang berbagai kemajuan ilmu

kedokteran khususnya dalam bidang

kedokteran anti penuaan telah mulai

dijajaki untuk memutus rantai dari DNA

untuk mencegah kerusakan dan

memperbaiki DNA. Teori terakhir

adalah teori radikal bebas yang diyakini

sebagai salah satu unsur yang

mempercepat proses penuaan sehingga

berdasarkan teori ini maka terbentuknya

radikal bebas yang berlebihan harus

segera dihindari (Pangkahila, 2013)

Berdasarkan literature, penuaan

ekstrinsik (photoaging) menjadi dasar

pembahasan terjadinya penuaan kulit.

Paparan sinar matahari menghasilkan

radikal bebas yang menyebabkan

penuaan kulit. Teori radikal bebas yang

dikemukakan oleh para ahli sebagai

penyebab penuaan kulit dapat ditangani

dengan pemberian antioksidan

(Wahyuningsih, 2011). Salah satu

penyebab penuaan kulit adalah radiasi

sinar UV matahari, di antaranya adalah:

terbentuknya radikal bebas (O2 dan

OH), dan kematian sel secara langsung.

Pengaruh patobiologik sinar ultraviolet

(UV-A dan UV-B) menghasilkan

radikal bebas dan menimbulkan

kerusakan pada DNA, disinyalir radikal

bebas inilah merupakan faktor utama

yang mempercepat proses penuaan dini.

Meningkatnya ROS sebagai akibat

radikal bebas karena sinar UV-B ini

dapat menyebabkan naiknya peroksidasi

lipid. Tingginya kadar radikal bebas

dalam tubuh dapat ditunjukkan oleh

rendahnya aktivitas enzim antioksidan

dan tingginya malondialdehid (MDA).

Senyawa ROS ini juga berperan dalam

metabolisme kolagen, sebab dapat

menghancurkan kolagen dan

menginduksi beberapa enzim yang

berperan dalam degradasi kolagen yaitu

matriks metaloproteinase (mmps),

sehingga mengakibatkan kolagen kulit

mengalami penurunan.

Terakumulasinya penurunan kolagen ini

merupakan indikator pada kulit yang

mengalami kekeriputan akibat proses

penuaan (Slamet, 2013)

Dalam hal ini sangat sangat

berkaitan dengan sistem pernapasan

yang terjadi di dalam tubuh manusia

yang fungsinya memperbaiki dan

menghidupkan sel-sel, hormon dan

sistem saraf manusia sehingga proses

penuaan berhubungan dengan sistem

pernapasan di dalam tubuh yang

melibatkan pertukaran oksigen dan

karbon dioksida antara organisme hidup

dan lingkungannya. Bernapas adalah

proses pemasukan ke dan pengeluaran

udara dari paru secara bergantian

sehingga udara alveolus lama yang telah

PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING

Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )

192

ikut serta dalam pertukaran O2 dan CO2

dengan darah kapiler paru dapt ditukar

dengan udara atmosfer segar. Fungsi

utama pernapasan adalah memperoleh

O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan

untuk mengeluarkan CO2 yang

diproduksi oleh sel (Saminan, 2012).

Respirasi mencakup dua proses

yang terpisah tetapi berkaitan: respirasi

internal dan respirasi eksternal.

Respirasi internal merujuk kepada

proses-proses metabolik intrasel yang

dilakukan di dalam mitokondria, yang

menggunakan O2 dan menghasilkan

CO2 selama proses mengambil energi

dari molekul nutrien. Respirasi

eksternal merujuk kepada seluruh

rangkaian kejadian pertukaran O2 dan

CO2 antara lingkungan eksternal dan

sel tubuh (Saminan, 2012). Sistem

respirasi mencakup saluran napas yang

menuju paru, paru itu sendiri, dan

struktur-struktur dada yang berperan

menyebabkan aliran udara masuk dan

keluar paru melalui saluran napas.

Udara cenderung mengalir dari area

dengan tekanan tinggi ke area dengan

tekanan rendah, yaitu menuruni gradien

tekanan. Udara mengalir masuk dan

keluar paru selama tindakan bernapas

karena berpindah mengikuti gradien

tekanan antara alveolus dan atmosfer

yang berbalik arah secara bergantian

dan ditimbulkan oleh aktivitas siklus

otot pernapasan (Saminan, 2012).

Pengaturan napas juga dapat

dikatakan dengan Prāṇāyāma yang

mengatur, mengganti sel-sel yang rusak,

memperbaiki hormon dan saraf yang

ada di dalam tubuh makhluk hidup.

Ketika bernapas terjadi pertukaran O2

dan CO2 yang diproduksi oleh sel.

Tehnik pernapasan yoga mengendalikan

pernapasan dan pikiran. Mekanisme

latihan pernapasan yoga terhadap

perubahan fisik yang terjadi pada tubuh

diawali dengan terciptanya suasana

relaksasi alam sadar yang secara

sistematis membimbing pada keadaan

relaks yang mendalam (Ankad, 2011).

Terciptanya suasana relaksasi akan

menghilangkan suara-suara dalam

pikiran sehingga tubuh akan mampu

untuk melepaskan ketegangan otot.

Ketika tubuh mulai santai, napas

menjadi lambat dan memberikan

pengaruh positif terhadap keseluruhan

sistem sirkulasi dan jantung untuk

beristirahat dan mengalami proses

peremajaan. Sistem saraf simpatik yang

selalu siap beraksi menerima pesan

aman untuk melakukan relaksasi

sedangkan sistem saraf parasimpatik

akan memberikan respon untuk

relaksasi. Selain saraf simpatik, pesan

untuk relaksasi juga diterima oleh

kelenjar endokrin yang bertanggung

jawab terhadap sebagian besar keadaan

emosi danfisik (Worby, 2007).

2.2 Peranan Prāṇāyāma dalam Anti

Aging

Kesehatan dan kebugaran adalah

salah satu hal yang paling penting

dalam kehidupan. Kesehatan juga

sangat dipengaruhi oleh gaya hidup

seseorang, dimana pada jaman saat ini

banyak yang ingin hidup sehat dengan

melakukan berbagai cara, tetapi tidak

melihat efek sampingnya. Dalam

Prāṇāyāma memberikan kita kesehatan

pada kulit yang tidak memberikan efek

samping, melainkan plus yang didapat

oleh para peminatnya.

Prāṇāyāma dilakukan dengan

mengatur dan mengendalikan

pernapasan. Pengendalian napas terdiri

dari pengaturan panjang dan durasi

tarikan napas (inhalasi), panjang dan

durasi hembusan napas (ekhalasi), serta

perhentian napas. Frekuensi napas rata-

rata mencapai 16-18 kali permenit pada

orang normal, dengan melakukan

latihan pernapasan yoga kecepatan

napas akan menjadi lebih lambat, dan

setiap tarikan dan hembusan napas akan

menjadi lebih panjang dan lebih penuh.

Kondisi ini disebut dengan pernapasan

Volume 5, No. 2, Oktober 2021

193

ISSN : (p) 2598-0203

(e) 2746-7066

yang dalam dan akan memampukan

energi yang ada untuk bergerak

mencapai setiap sel (Worby, 2007).

Yoga Prāṇāyāma dapat

dilakukan dengan menggunakan

pakaian yang nyaman dan longgar

(tidak menghalangi napas dan gerak),

tanpa alas kaki, dan lebih baik

dilakukan di atas matras yoga, tunggu

kira–kira tiga jam setelah makan berat

atau dua jam setelah makan ringan

sebelum berlatih yoga dan lakukan yoga

dalam keadaan tubuh yang bersih dan

segar (sangat baik dilakukan setelah

mandi) dan sangat baik pada saat

matahari terbit di pagi hari atau sore

hari saat matahari terbenam (Sindhu,

2009). Latihan yoga Prāṇāyāma dapat

dilakukan selama 45 menit.

Mekanisme latihan pernapasan

yoga terhadap perubahan fisik yang

terjadi pada tubuh diawali dengan

terciptanya suasana relaksasi alam

bawah sadar yang secara sistematis

membimbing pada keadaan relaks yang

mendalam. Terciptanya suasana

relaksasi akan menghilangkan suara-

suara dalam pikiran sehingga tubuh

akan mampu untuk melepaskan

ketegangan otot. Ketika tubuh mulai

santai napas menjadi lambat dan dalam,

sehingga sistem pernapasan dapat

beristirahat. Melambatnya ritme

pernapasan ini akan membuat detak

jantung menjadi lebih lambat dan

memberikan pengaruh positif terhadap

keseluruhan sistem sirkulasi dan jantung

untuk beristirahat dan mengalami proses

peremajaan. Sistem saraf simpatik yang

selalu siap beraksi menerima pesan

“aman” untuk melakukan relaksasi

sedangkan sistem saraf parasimpatik

akan memberikan respon untuk

relaksasi. Selain saraf simpatik, pesan

untuk relaksasi juga diterima oleh

kelenjar endokrin yang bertanggung

jawab terhadap sebagian besar keadaan

emosi dan fisik (Worby, 2007).

Relaksasi yang diciptakan dapat

menstimulasi hipotalamus untuk

menstimulasi kelenjar pituitari

menurunkan sekresi ACTH dan diikuti

dengan penurunan kadar glukokortikoid

dan kortisol yang berperan dalam

mengatur respon inflamasi, respon

imun, dan pengaturan kadar gula darah.

Dengan mengikuti kelas yoga yang

disertai dengan latihan

pernapasan yoga (prāṇāyāma) selama

dua jam dapat meningkatkan gelombang

alpha (8-13 Hz) sebanyak 40 persen

pada lobus temporal kanan serta

meningkatkan sekresi endorphin,

enkephalin, dan serotonin. Adanya

latihan yoga dapat menimbulkan

relaksasi serta menurunkan hormon

stres terutama kortisol dan itu

merangsang tubuh menjadi awet muda.

Adapun aspek indikasi

keberhasilan dalam melakukan hatha

yoga yang dijelaskan di dalam buku

Hatha Yoga Pradipika yang di tulis oleh

Yogi Svatmarama yang di terjemahkan

oleh Pacham Sinh, dijelaskan bahwa:

Āpānamūrdhvamutthāpya

prānam kanthādadho nayet

Yogī Jarāvimuktah

sanshodaśābdavayā bhavet

(Hatha Yoga Pradipika, II.47)

Terjemahan:

Dengan menarik Apâna Vâyu

dan dengan memaksa Prâna

Vâyu di tenggorokan, para Yogî,

terbebaskan dari usia tua,

menjadi muda, saat berusia 6

tahun.

Catatan: Kursi Prana adalah

hati; dari Apana dubur; tentang

Samana wilayah tentang pusar;

dari Udana tenggorokannya;

sementara Vyana bergerak

sepanjang Tubuh (Svatmarama,

2002).Lebih lanjut dijelaskan:

Vapuh krśatvam vadane

prasannatā

Nādasphutatvam nayane

sunirmaleAroghatā bindu jayo

aghni dīpanam

PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING

Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )

194

Nādī viśuddhir hatha siddhi

lakshanam

(Hatha Yoga Pradipika, II.78)

Terjemahan:

Ketika tubuh menjadi ramping,

wajah bercahaya kegembiraan,

Anâhatanâda memanifestasikan,

dan mata jernih, tubuh sehat,

bindu terkendali, dan nafsu

makan meningkat, Maka orang

harus tahu bahwa Nâdîs telah

dimurnikan dan Sukses dalam

Hatha Yoga semakin dekat

(Svatmarama, 2002).

Prāṇāyāma yang berasal dari

kata ‘prāna’ berarti napas atau

pernapasan, aliran kehidupan, vitalitas

dan energi atau kekuatan, tenaga hidup.

Prāṇa ini bukanlah kesadaran ataupun

roh, namun ia hanyalah suatu bentuk

tenaga dipakai oleh sang jiwa dalam

hubungannya dengan sang badan wadah

dan badan astral (Sura, 2001). Sehingga

prāna tidak cukup hanya diartikan

sebagai napas, karena napas merupakan

alat dari aliran prāna atau energi

kehidupan. Sedangkan ayama berarti

mengendalikan. Prāṇayāma dapat

diartikan sebagai suatu rangkaian teknik

yang merangsang dan meningkatkan

energi yang sangat penting, pada

akhirnya menimbulkan pengendalian

yang sempurna pada aliran prāṇa dalam

tubuh (Sarasvati, 2002). Prāṇayāma

menjadi rutinitas dalam aktivitas yoga,

seperti latihan yoga āsana, meditasi

ataupun kegiatan yang lainnya selalu

diharapkan merasakan irama napas.

Irama napas tersebut meliputi pūraka

(menarik napas), kumbaka (menahan

napas) dan recaka (mengeluarkan

napas). Dalam kaitan ini, naskah

Yogasutra Patanjali menyiratkan sutra

49 tentang pranayama, sebagai berikut.

Tasmin sati śwāsa praśwāsayor

gatiwiccedaḥ prāṇāyāmaḥ

(Yoga Sutra Patajali, II. 49).

Terjemahan:

Setelah menguasai asana, gati

atau kecepatan napas yang

masuk dan keluar dapat

dikurangi, dikendalikan. Dengan

demikian, prana atau aliran

kehidupan ikut terkendali.

(Inilah yang disebut Pranayama)

(Krishna, 2015).

Prānāyāma adalah pengaturan

napas keluar masuk paru-paru melalui

lubang hidung dengan tujuan

menyebarkan prana (energi) ke seluruh

tubuh. Prāṇāyāma merupakan bagian

dari tubuh yoga atau angga keempat

yang memiliki peran penting dalam

yoga. Pranayama terdiri atas

penguasaan segenap sistem saraf selain

mengontrol pernapasan dalam tubuh

manusia (Polak, 1996). Prāṇāyāma

dapat dikatakan sebagai pengaturan

aliran prāna melalui latihan

pernapasan, karena energi vital yang

paling banyak pada manusia adalah

napas (Polak, 1996). Prana adalah

energi yang bersifat universal di alam

dan dimanapun pelosok dunia ini serta

mengalir pada lapisan superfisial (dekat

dengan permukaan) untuk menjaga

tubuh dan organ-organnya. Dengan

adanya prana akan memberikan vitalitas

dan memelihara organ tubuh. Melalui

pranayama yang merupakan teknik

utama untuk mengalirkan prana maka

akan menghasilkan sejumlah panas

yang mempengaruhi tubuh seperti saat

kita meniupkan panas ke bejana maka

panas tersebut akan memanaskan

seluruh udara yang ada di dalam bejana.

Prānāyāma adalah pengendalian

yang sempurna terhadap arus kehidupan

melalui pengendalian pernapasan.

Bernapas adalah proses menghirup

energi vital dan membuang materi

limbah dari tubuh dan pikiran (Polak,

1996). Umumnya, bernapas mencakup

menarik dan menghembuskan napas,

yang hanya insidental.

Volume 5, No. 2, Oktober 2021

195

ISSN : (p) 2598-0203

(e) 2746-7066

Pada prānāyāma proses bernapas

termasuk pula menahan napas. Ada tiga

fase dalam prānāyāma yaitu

pūraka (inhalasi atau menarik napas),

kumbhaka (retensi atau menahan napas)

dan recaka (ekshalasi atau melepaskan

napas (Polak, 1996). Seseorang dapat

dengan mudah mengendalikan dan

mengembangkan tubuh, jiwa dan

pikiran apabila telah mengendalikan

napas dengan baik. Napas yang telah

terkendali akan menciptakan

keselarasan antara kehidupan individual

dengan kehidupan dunia ini. Keadaan

yang selaras ini membawa manfaat

yang begitu besar, terutama bagi

individu, karena sejatinya napas

merupakan suatu daya vitali yang dapat

memperbaharui dan mengembangkan

diri seseorang, serta mampu

menyembuhkan segala macam penyakit

apabila digunakan di bawah

pengendalian pikiran sehingga

seseorang dapat mencapai cahaya terang

dalam dirinya.

2.3 Beberapa Latihan Prāṇāyāma

yang Berhubungan dengan Anti

Aging

a. Nadi Shodhana/Anuloma Viloma Nadi Shodhana, juga dikenal

sebagai alternatif pernapasan hidung

yang sangat santai, menyeimbangkan

napas yang digunakan untuk membantu

menenangkan sistem saraf dan

membantu tidur malam yang nyenyak.

Dengan meningkatkan jumlah oksigen

yang masuk ke dalam tubuh, maka

hal itu percaya napas ini juga dapat

membersihkan darah, menenangkan

pikiran, mengurangi stres, dan

meningkatkan konsentrasi.

Bagaimana melakukannya: nadhi

sodhana bisa dilakukan duduk atau

berbaring. Untuk memulai, kosongkan

semua udara dari paru-paru.

Menggunakan ibu jari tangan

untuk memblokir lubang hidung sebelah

kanan dan tarik napas melalui lubang

hidung sebelah kiri saja. Pastikan untuk

menghirup dalam perut Anda, bukan

dada. Setelah penuh dengan napas, segel

lubang hidung kiri dengan jari manis dari

tangan yang sama, menjaga lubang

hidung sebelah kanan ditutup, dan

menahan napas sejenak. Kemudian

lepaskan ibu jari dan buang napas

melalui lubang hidung sebelah kanan

saja. Pastikan untuk menghembuskan

semua napas dari sisi kanan dan jeda

sebelum menghirup lagi melalui sisi

yang sama. Segel kedua lubang hidung

setelah Anda terhirup di sisi kanan dan

dihembuskan melalui sisi kiri. Sebuah

siklus lengkap napas mencakup

menghirup dan menghembuskan napas

melalui kedua lubang hidung. Jika baru

pemula, praktisi dapat melakukan

menghirup napas empat hitungan, tahan

napas selama 4-8 hitungan, lalu

hembuskan selama empat hitungan.

Lakukan hingga sepuluh siklus dan

perhatikan bagaimana tubuh merespon.

Praktisi mungkin merasa lebih santai dan

tenang di kedua pikiran dan tubuh.

Ketika melakukan nadhi sodhana, harus

tenang, menenangkan napas yang dapat

dilakukan setiap saat sepanjang hari.

b. Kapalabhati Prāṇāyāma Kapalabhati berarti kepala

bersinar. Ini merupakan latihan

Prāṇāyāma serta kriya internal atau

teknik pembersihan. Praktisi

Kapalabhati percaya bahwa napas ini

akan membantu membersihkan lendir di

saluran napas, mengurangi kemacetan,

mengurangi kembung, dan

meningkatkan kapasitas paru-paru.

Kapalabhati adalah pernapasan

untuk menyegarkan yang dapat

membangun panas dalam tubuh.

Cara melakukannya: Mulailah

dengan duduk di kursi yang nyaman

dengan tinggi, tulang lurus, dan buang

napas sepenuhnya. Tarik napas sebentar

melalui kedua lubang hidung, kemudian

hembuskan napas (lagi keluar dari

hidung) sambil menarik pusar di arah

PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING

Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )

196

tulang belakang. Pernapasan pendek

dan cepat, tapi sangat aktif, sementara

menghirup pendek dan pasif. Sekali

lagi, tarik pusar dan keluarkan napas

dan melembutkan pada inhalasi.

Melakukan satu putaran 30 kali

(menghitung embusan napas) dan

beristirahat selama satu menit dengan

beberapa napas dalam-dalam di antara.

Ulangi, jika ini tampaknya berat, mulai

dengan 15 kali dan secara bertahap

sampai 30 kali dalam satu putaran.

Kapalabhati baik dilakukan di pagi hari

jika merasa dingin atau lesu. Praktisi

juga dapat mencoba ketika merasa sesak

atau kembung, tapi jangan mencobanya

pada perut penuh. Hindari teknik ini

jika sedang hamil, atau menderita

masalah tekanan darah atau kondisi

jantung.

c. Ujjayi Prāṇāyāma Ujjayi Prāṇāyāma sering

digunakan dalam asana (postur)

praktik, terutama di ashtanga dan

vinyasa kelas. Ujjayi mendorong

ekspansi penuh paru-paru, dan dengan

memfokuskan perhatian pada napas,

dapat membantu dalam menenangkan

pikiran. Cara melakukannya: Cari

tempat di mana praktisi dapat duduk

dengan nyaman dengan punggung lurus.

Ambil napas stabil melalui kedua

lubang hidung. Tarik napas sampai

mencapai kapasitas paru-paru. Tahan

napas sejenak, kemudian mengerut

sedikit demi sedikit napas di bagian

belakang tenggorokan, seperti hendak

membisikkan rahasia, dan buang napas

perlahan melalui kedua lubang hidung.

Pernapasan ini akan terdengar seperti

gelombang laut. Praktisi harus merasa

udara di langit - langit mulut ketika

menghembuskan napas. Ulangi hingga

20 kali. Ketika melakukannya: napas ini

dapat dipraktikkan hingga 10 menit

pada setiap saat sepanjang hari.

d. Sitali Prāṇāyāma Sitali dapat diartikan sebagai

pendinginan pada pikiran dan tubuh.

Napas ini mendorong panas dengan

kesejukan. Ini terutama membantu

selama musim panas dan di iklim panas.

Cara melakukannya: Gulung lidah

sampai tepi luar sentuh, membentuk

tabung. Jika tidak dapat menggulung

lidah, bisa dengan membentuk oval

dengan mulut Anda, tempelkan lidah ke

langit - langit. Tarik napas melalui

mulut, mengambil di semua udara yang

bisa. Ini mungkin membuat suara

mendesis. Setelah menghirup, bawa

ujung lidah ke langit-langit mulut dan

tutup bibir agar udara tidak keluar.

Rasakan kesejukan lalu hembuskan

melalui hidung. Ulangi lima sampai

sepuluh kali atau sesuai kebutuhan.

Kapan melakukannya: Jika Praktisi

merasa terlalu panas, mudah marah, atau

ketika menunggu dengan tidak sabar

dalam cuaca panas, sitali adalah alat

yang hebat untuk dicoba untuk

mendinginkan dan bersantai.

2.4 Prinsip Kerja Prāṇāyāma dalam

Anti Aging

Sebenarnya banyak teori yang

menjelaskan mengapa manusia

mengalami proses penuaan. Tetapi pada

dasarnya semua teori itu dapat dibagi

menjadi dua kelompok. Yaitu teori wear

and tear dan teori program. Teori wear

and tear meliputi kerusakan DNA,

glycosilation (glikosilasi), dan free

radical (radikal bebas). Teori program

meliputi terbatasnya replikasi sel,

prosesimun, dan neuroendocrine theory.

Secara garis besar, terjadinya proses

penuaan menurut teori tersebut sebagai

berikut (Himawan. 2016).

a. Teori wear and tear.

Teori wear and tear pada

prinsipnya menyatakan tubuh menjadi

lemah lalu meninggal sebagai akibat

dari penggunaan dan kerusakan yang

terus menerus. Teori ini sebenarnya

Volume 5, No. 2, Oktober 2021

197

ISSN : (p) 2598-0203

(e) 2746-7066

telah lama diperkenalkan, yaitu pada

tahun 1882 oleh Dr. August Weistmann,

seorang ahli biologi dari german.

Menurut teori ini tubuh dan selnya

menjadi rusak karena terlalu sering

digunakan dan disalah gunakan. Organ

tubuh, seperti hati, lambung, ginjal kulit

dan yang lain, menurun karena toksin

didalam makanan dan lingkungan,

konsumsi berlebihan minyak, gula,

kafein, alcohol, dan nikotin, karena

sinar ultra violet, dank arena stress fisik

dan emosional. Tetapi kerusakan ini

tidak terbatas pada organ, ,elainkan juga

terjadi di tingkat sel. Hal ini berarti

walaupun seseorang tidak pernah

merokok, minum alcohol, dan hanya

mengkonsumsi makanan alami, dengan

menggunakan organ tubuh secara biasa

saja , pada akhirnya terjadi kerusakan

(Himawan. 2016).

Penyalahgunaan organ tubuh

membuat kerusakan lebih cepat. Karena

itu, ketika tubuh menjadi tua, sel

merasakan pengaruhnya, terlepas dari

seberapa sehat gaya hidupnya. Pada

masa muda sistem pemeliharaan dan

perbaikan tubuh mampu melakukan

konpensasi terhadap pengaruh

penggunaan dan kerusakan normal dan

berlebihan (Himawan. 2016). Dalam

keadaan stress, terjadi reaksi yang

melibatkan berbagai bahan biokimia

dan hormon disertai pengaturan energi

yang bersifat adaptif kebagian perifer.

Maka terjadi peningkatan fungsi

kardiovaskuler, pernapasan,

penggunaank glukosa dan lipid sebagai

sumber energy. Kalau reaksi stress

berlangsung secara kronis, dapat terjadi

kerusakan organ. Keadaan ini

mempercepat proses lain yang berkaitan

yang berkaitan dengan penuaan, seperti

osteoporosis, atrofi otot, hipertensi,

terganggunya toleransi glukosa,

gangguan lipid, gangguan memory, dan

depresi. Sebagai contoh, stres yang

berkepanjangan mengakibatkan

hilangnya neuron pada hippocampus,

yang menyebabkan menurunnya

hambatan pada reaksi stres, dan

meningkatkan paparan terhadap wear

and tear (Himawan. 2016). Dengan

menjadi tua, tubuh kehilangan

kemampuan memperbaiki kerusakan

karena penyebab apapun. Maka banyak

orang tua meninggal karena penyakit

yang masa mudanya ulu dapat ditolak.

Teori ini meyakini bahwa pemberian

suplemen yang tepat dan pengobatan

yang tidak terlambat dapat membantu

mengembalikan proses penuaan.

Mekanismenya, dengan merangsang

kemampuan tubuh untuk melakukan

perbaikan dan mempertahankan organ

tubuh dan sel (Himawan. 2016).

b. Teori program

Teori ini menganggap tubuh

didalam tubuh manusia terdapat jam

biologi, mulai dari proses konsepsi

sampai ke kematian dalam suatu model

terprogram. Peristiwa ini terprogram

mulai dari sel sampai embrio, janin,

masa bayi dan anak-anak, remaja,

dewasa, menjadi tua, dan akhirnya

meninggal (Himawan. 2016).

a. Teori terbatasnya replikasi sel

Pada ujung chromosome strands

terdapat struktur khusus yang disebut

telomere terdiri dari hexanucleotide.

Dengan setiap replikasi sel, telomere

memendek pada setiap pembelahan sel.

Setelah sejumlah pembelahan sel,

telomere telah dipakai dan pembelahan

sel berhenti. Menurut haflick (1998),

mekanisme telomere tersebut

menentukan rentang usia sel dan pada

akhirnya juga rentang usia organism

sendiri (Himawan. 2016). Pada

penelitian laboratium diketahui bahwa

selnormal mempunyai kapasitas yang

terbatas untuk melakukan pembelahan.

Sebagai contoh, sel orang dewasa

membelah lebih sedikit dibandingkan

sel janin. Sel dewasa yang dibekukan,

bila dicairkan, akan kembali ke

kemampuan membelahnya seperti

sebelumnya. Perkecualian terjadi pada

PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING

Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )

198

sel ganas, yang kemampuan

membelahnya tidak terbatas (Himawan.

2016).

b. Proses imun

Salah satu gambaran yang

universal pada siklus hidup ialah

involusi kelenjar thymus (timus).

Kelenjar ini meruoakan sumber sel T,

yang berperan penting pada sistem

imun. Jumlah sel T tidak berkurang

dramatis, tetapi fingsinya menurun. Sel

T memproduksi suatu bahan disebut

lymphokine, diantaranya yang penting

ialah interlekine. Pada banyak kelainan

yang terjadi pada usia lanjut,

interleukine berperan penting

(Himawan. 2016).

c. Teori Neuroendocrine

Teori ini berdasarkan peranan

berbagai hormon bagi fungsi organ

tubuh. Hormone dikeluarkan oleh

beberapa organ yang dikendalikan oleh

hipotalamus, sebuah kelenjar yang

terletak di otak. Hipotalamus, sebuah

kelenjar diotak. Hipotalamus

membentuk poros dengan hipofise dan

organ tertentu yang kemudian

mengeluarkan hormonnya. Sebagai

contoh, ada poros hipotalamus-hipofise-

testis, ada juga hipotalamus-hipofise-

supraneralis dan sebagainya (Himawan.

2016). Pada usia muda berbagai hormon

bekerja dengan baik mengendalikan

berbagai fungsi organ tubuh. Karena itu,

pada masa muda fungsi berbagai organ

tubuh sangat optimal, seperti

kemampuan bereaksi terhadap panas

dingin, kemampuan motorik, fungsi

seksual, dan fungsi memori (Himawan.

2016).

Akan tetapi, ketika manusia

menjadi tua, tubuh hanya mampu

memproduksi hormone lebih sedikit

sehingga kadarnya menurun. Akibatnya

berbagai fungsi tubuh terganggu. Lalu

muncullah berbagai keluhan, seperti

menjadi tidak tahan terhadap suhu

dingin, gerakan menjadi lambat, masa

otot berkurang, lemak tubuh meningkat,

ingatan menurun, dan fungsi seksual

terganggu. Karena berbagai hormone

saling berkaitan, berkurangnya produksi

hormone tertentu dapat mempengaruhi

produksi hormone yang lain (Himawan.

2016).

Contoh yang jelas ialah

menopause. Menurunnya hormon

estrogen pada wanita yang

menyebabkan menopause,

menunjukkan kegagalan fungsi ovarium

karena proses penuaan. Lebih jauh

kualitas hidup menurun karena berbagai

keluhan yang muncul sebagai

akibatnya. Demikian juga pada pria.

Penurunnya hormon testosterone terjadi

setelah usia 30 tahun, dan terus

menurun, yang kemudian menimbulkan

berbagai keluhan yang dikenal dengan

nama sndropause atau ADAM

(Androgen Deficiency In Aging Male).

Sekresi growth hormone (hormon

pertumbuhan) juga menurun seiring

dengan proses penuaan. Tetapi kadar

insulin pada umumnya tidak menurun

dengan bertambahnya usia, namun

sensitifnya yang menurun. Perubahan

dalam metabolisme kalsium, air,

elektrolit, dan fungsi tiorid menandai

proses penuaan (Himawan. 2016).

Semua perubahan yang terjadi

dapat menimbulkan keluhan dan gejala

klinis. Hypothyroidism dan

hyperthyroidism berjkaitan dengan

dementia senilis. Asthenia dan

kelemahan otot dapat disebabkan oleh

gangguan elektrolit atau gangguan

fisiologis hormone androgen dan

growth hormone. Karena itu ada dua

sisi dalam hubungan antara proses

penuaan dengan proses perubahan

hormon. Proses penuaan mempengaruhi

sistem hormon, tetapi gangguan hormon

menimbulkan gejala dan tanda yang

sama dengan yang terjadi karena proses

penuaan (Himawan. 2016).

Bernapas adalah salah satu hal

yang paling alami yang kita lakukan

sebagai manusia. Ini adalah hadiah dan

Volume 5, No. 2, Oktober 2021

199

ISSN : (p) 2598-0203

(e) 2746-7066

alat yang sangat kuat yang dapat

memungkinkan kita untuk menciptakan

lebih banyak kemudahan dan

keseimbangan dalam hidup kita.

Meluangkan waktu untuk fokus pada

napas memungkinkan kita untuk

berhenti sejenak dari tekanan sehari-

hari, gejala fisik, dan emosi yang telah

mengambil alih pikiran. Hal ini pada

saat itu di mana kita fokus pada napas

yang kita dapat kembali ke keadaan

netral, mendapatkan kejernihan, merasa

diremajakan, dan meningkatkan rasa

keseluruhan kesejahteraan. Setiap sel

dalam tubuh kita membutuhkan oksigen

untuk berfungsi dengan baik. Jadi tidak

mengherankan bahwa penelitian

menunjukkan bahwa latihan teratur

pernapasan dikendalikan dapat

menurunkan efek stres pada tubuh dan

meningkatkan kesehatan fisik dan

mental secara keseluruhan. Ada

berbagai teknik pernapasan yang

dikenal untuk mengurangi stres,

membantu pencernaan, meningkatkan

tidur, dan mendinginkan Anda.

III. PENUTUP

Penuaan atau aging bukan hanya

proses menjadi tua, namun penuaan

adalah apa yang membuat “tua tidak

sebaik baru” dan ketika laju kegagalan

meningkat bersamaan dengan

peningkatan usia, orang menjadi sakit,

lemah, dan kadang sekarat. Penuaan

atau aging secara praktis dapat dilihat

sebagai suatu penurunan fungsi biologik

dari usia kronologik. Salah satu

penyebab penuaan kulit adalah radiasi

sinar UV matahari, di antaranya adalah:

terbentuknya radikal bebas (O2 dan

OH), dan kematian sel secara langsung.

Pengaruh patobiologik sinar ultraviolet

(UV-A dan UV-B) menghasilkan

radikal bebas dan menimbulkan

kerusakan pada DNA, disinyalir radikal

bebas inilah merupakan faktor utama

yang mempercepat proses penuaan dini.

Meningkatnya ROS sebagai akibat

radikal bebas karena sinar UV-B ini

dapat menyebabkan naiknya peroksidasi

lipid.

Dalam hal ini sangat sangat

berkaitan dengan sistem pernapasan

yang terjadi di dalam tubuh manusia

yang fungsinya memperbaiki dan

menghidupkan sel-sel, hormon dan

sistem saraf manusia sehingga proses

penuaan berhubungan dengan sistem

pernapasan di dalam tubuh yang

melibatkan pertukaran oksigen dan

karbon dioksida antara organisme hidup

dan lingkungannya. Bernapas dalam

prāṇāyāma adalah proses pemasukan ke

dan pengeluaran udara dari paru secara

bergantian sehingga udara alveolus

lama yang telah ikut serta dalam

pertukaran O2 dan CO2 dengan darah

kapiler paru dapt ditukar dengan udara

atmosfer segar. Prānāyāma sebagai

pengendalian yang sempurna terhadap

arus kehidupan melalui pengendalian

pernapasan. Bernapas adalah proses

menghirup energi vital dan membuang

materi limbah dari tubuh dan pikiran.

Fungsi utama pernapasan adalah

memperoleh O2 untuk digunakan oleh

sel tubuh dan untuk mengeluarkan CO2

yang diproduksi oleh sel. Adanya

latihan prāṇāyāma dapat menimbulkan

relaksasi serta menurunkan hormon

stres terutama kortisol dan itu

merangsang tubuh menjadi awet muda.

DAFTAR PUSTAKA

Alfianti, Dinda Tiara. 2018. Benarkah

stres jadi penyebab utama

penuaan dini? Ini penjelasan

pakar. Diakses pada : 23

September 2019. Grid.id :

https://www.grid.id/amp/045340

96/ benarkah-stres-jadi-

penyebab-utama-penuaan-dini-

ini-penjelasan-pakar

Ankad R. B et al. 2011. Effect of Short

Term Prāṇāyāma and Meditation

onRespiratory Parameters in

Healthy Individuals.

PRĀṆĀYĀMA DAN ANTI AGING

Kadek Ardi Partika1, Made G. Juniartha2 ( 188-200 )

200

International Journal

ofCollaborative Research on

Internal Medicine & Public

Health..Vol. 3No. 6. Hal : 1-8

Darmawan, A. B. (2013). Anti-Aging

Rahasia Tampil Muda di Segala

Usia (Cetakan I). Media

pressindo.

https://books.google.co.id/books

?hl=id&lr=&id=P01BEAAAQB

AJ&oi=fnd&pg=PA13&dq=anti

+agingdalam+yoga&ots=2pVmf

ODXNj&sig=YHO7Km5FMZ4

NRDn8Zdlbb_iWha8&redir_esc

=y#v=onepage&q&f=false.

Himawan. Bagus, 2016. Penuaan Dini

Dan Pemudaan Kembali Dalam

Prespektif Fiqh Medis. [ skripsi ]

: Fakultas Syariah Dan Ilmu

Hukum

Hodge, Allison. 2018. Kekuatan

pernfasan: 4 Teknik Prāṇāyāma

Layak Berlatih. Diakses pada 25

September 2019. One medical :

https://www.onemedical.com/bl

og/live-well/breathing-

Prāṇāyāma-techniques

Krishna, A. (2015). Yoga Sutra

Patañjali Bagi Orang Modern.

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pangaribuan, Lina. 2017. “Efek

Samping Kosmetik Dan

Penanganannya Bagi Kaum

Perempuan”. Jurnal Keluarga

Sehat Sejahtera Vol.15 : p-

ISSN: 1693-1157, e-ISSN:

2527-9041

Pangkahila, Alex. 2013. Pengaturan

pola hidup dan aktivitas fisik

meningkatkan umur harapan

hidup. Sport and fitness journal.

ISSN: 2654-9182.

Polak, M. (1996). Patanjali Raja Yoga.

Paramita.

Ramadani, Mery. 2010-2011. “Upaya

Penundaan Proses Penuaan

(Degeneratif) Menggunakan

Antioksidan dan Terapi Sulih

Hormon”. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Vol 5, No. 1

Saminan. 2012. Pertukaran udara o2

dan co2 dalam pernapasan.

Jurnal kedokteran syiah

kuala. Fakultas

kedokteran, universitas syiah

kuala. ISSN: 1412-

1026 Eissn: 2550-0112.

Sani R.2013. Yoga Untuk Kesehatan.

Dahara Prize. Semarang. Hal :

144-148.

Sarasvati, S. S. (2002). Asana

Pranayama Mudra dan Bandha

(I. W. Mawisnara (ed.)).

Penerbit Paramita Surabaya.

Svatmarama, Y. (2002). The Hatha

Yoga Pradipika.

Selamet, Sugito, and Dasrul. 2013. The

effect of tomato extract

(lycopersicon esculentum) on

the formation of atherosclerosis

in white rats (rattus norvegicus)

male r. N. Jurnal Natural (JN).

Banda Aceh. eISSN 2541-4062

| pISSN 1411-8513

Sindhu, P.2015.Panduan Lengkap Yoga

:untuk hidup sehat dan

seimbang. Bandung. Qanita..Hal

: 59-66.

Sura, I. G. (2001). Pengendalian Diri

dan Etika Dalam Ajaran Agama

Hindu. Hanuman Sakti.

Svatmarama, Y. (2002). The Hatha

Yoga Pradipika.

Wahyuningsih, Komang Ardi. 2011.

Astaxanthin Memberikan Efek

Proteksi Terhadap Photoaging.

(Jurnal) School of Medicine -

Atma Jaya Catholic University

of Indonesia p-ISSN: 2086-4256

Worby C.2007.Memahami segalanya

tentang yoga : Tingkat kekuatan,

kelenturan, dan kesehatan anda

(S.C. Simanjuntak, trans). In Y.I

Wahyu(Eds). Yoga : Everything

yoga book. Jakarta :Karisma

Publishing Group.. Hal: 351-375