proposal design project improving communication skill with · pembentukan organisasi diperlukan...
TRANSCRIPT
PROPOSAL DESIGN PROJECT
“Improving Communication Skill with
KOMUNITAS MULTI BAHASA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Manajemen Proyek Pembangunan
Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP., M.A.
Oleh :
Virgo Nita Putri Pradhana
NIM. 145120401111054
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
BASIC DATA PROJECT
Nama Proyek : Improving Communication Skill with Komunitas Multi Bahasa
Lokasi : Kelurahan Mojolangu, Malang
Nama Organisasi : Komunitas Multi Bahasa
Mitra Kerja : Dinas Pendidikan Kota Malang
TIM MGMP Bahasa Asing Kota Malang
Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Brawijaya
Fakultas Ilmu Bahasa Unversitas Negeri Malang
AIESEC Malang
Kemitraan kontrak dengan Japan Foundation, Oxford University,
dan English First (EF)
Durasi Kegiatan : Tiga tahun (sustainable)
Proyek ini dibangun dilaksanakan dalam jangka waktu tiga
tahun, tentunya melibatkan seluruh stakeholder dalam
lingkungan objek pembangunan untuk bersama-sama
meningkatkan kualitas pendidikan berbahasa asing bagi
kalangan remaja dan pemuda yang proaktif. Proyek kegiatan
dilakukan dengan basis berkelanjutan demi tercapainya tujuan-
tuuan dari proyek dalam hal peningkatan kualitas pendidikan
hingga melahirkan genari-generasi baru yang ahli dibidang
bahasa asing. Di tiap triwulan semester akan diadakan evaluasi
berkala baik dalam lingkup kinerja internal organisasi dan
kontrol terhadap para stakeholder yang bersangkutan.
ORGANIZATIONAL BACKGROUND
Nama Organisasi : Komunitas Multi Bahasa
Fokus Organisasi: Meupakan organisasi semi non-profit di bidang ilmu
kebahasaan serta berfokus pada tujuan utama organisasi
dalam menumbuhkan minat pemuda kelurahan Mojolangu
Malang dalam menguasai bahasa asing lebih dari satu.
Citra Organisasi
Organisasi ini didirikan dengan nilai-nilai keuletan, kesolidan komunitas dalam
membangun jaringannya. Para pemuda yang proaktif dan enerjik merupakan
kunci utama dari efektivitas program proyek ini dalam merangkul target obyek
proyek yaitu para remaja daerah kelurahan Mojolangu, Malang. Melalui
keikutsertaan komunitas ini, diharapkan mampu melaihirkan generasi-generasi
muda yang mampu mengaplikasikan bahasa asing terutama dalam berkomunikasi
dan siap menghadapi bentuk tantangan globalisasi. Kemudahan berbahasa asing
akan mengantarkan komunitas ini dalam menjembatani untuk berbagi keilmuan
bahasa asing dan budaya dari masing-masing negara. Sehingga citra organisasi
sebagai media para pemuda untuk membuka wawasannya untu berorientasi ke
level internasional
Latar Belakang Organisasi:
Arus globalisasi di era millennial semakin tak bisa terhindarkan, mengingat
kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi berevolusi dengan cepatnya.
Kemunculan internet juga mendukung aktivitas globalisasi dalam
menghubungkan jaringan konektivitas antar negara diberbagai belahan dunia.
Dalam menunjang hubungan komunikasi masyarakat global diperlukan bahasa
inggris sebagai alat komunikasi universal di dunia. Bahasa inggris merupakan
bahasa asing resmi yang banyak digunakan di berbagai negara. Keberadaannya
memungkin masyarakat global mau tidak mau menggunakan bahasa inggris
sebagai media berkomunikasi antar masyarakat di lingkup global. Keadaan ini
tentu mendorong bangsa indonesia harus mampu untuk berkomunikasi berbahasa
inggris dalam melakukan interaksi antar negara. Kemampuan multi bahasa asing
juga mampu mendukung kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi
dengan mudah dalam menghadapi berbagai macam etnis maulun bangsa. Jika
dilihat dari sisi indonesia, masih banyak pemuda yang kurang cakap dalam
berinteraksi verbal berbahasa Inggris. Kebanyakan dari para pemuda hanya
mengerti mengaplikasikan bahasa inggris dalam skill writing saja , tidak dengan
kemampuan verbal. Melihat kondisi tersebut, maka kami ingin membentuk suatu
organisasi yang menaungi kebutuhan pemuda/pemudi dalam berbahasa asing
maupun multibahasa yaitu Komunitas Multi Bahasa kelurahan Mojolangu.
Visi
“Melahirkan individu kompetitif yang memiliki kemampuan dalam menggunakan
lebih dari satu bahasa asing dalam menghadapi persaingan dan tantangan global.”
Misi
1. Menerapkan lingkungan kondusif bagi anggota untuk dapat melakukan praktek
verbal maupun dalam berbahasa asing.
2. Menjadikan anggota lebih cakap dalam berkomunikasi lebih dari satu bahasa
asing
3. Menerapkan penggunaan multi bahasa bagi anggota dikehidupan sehari-hari
4. Menjadikan bahasa asing sebagai tolak ukur anggota dalam menghadapi
tantangan global dan berkomunikasi
Nilai-Nilai
Nilai yang menjadi basis dasar berdirinya organisasi Komunitas Multi Bahasa
adalah komitment kuat dalam berkontribusi dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development Goal’s). NIlai-nilai SDG’s dibentuk kuat
dengan adanya partisipasi pembangunan dari semua stakeholder yang terlibat
dalam Komunitas Multi Bahasa dalam nilai usaha keuletan, kreatifitas, komitment
tinggi, kepedulian terhadap kualitas pendidikan, serta kemauan untuk berbagai
ilmu.
CONTEXTUAL ANALYSIS
A. Problem Specifics
Pembentukan organisasi diperlukan survey identifikasi proyek melalui
wawancara terhadap target sasaran masyarakat yang nantinya akan terlibat
pada proyek yang dijalankan komunitas multi bahasa. Survey dilakukan
dengan melihat kondisi lokasi sekitar di kota Malang khususnya di daerah
mojolangu. Berdasarkan kegiatan wawancara yang kami lakukan, kami
melakukan pendekatan empati terhadap target sasaran masyarakat dalam
memahami permasalahan yang menghambat sulitnya pelajar dalam
mengaplikasikan bahasa inggris maupun bahasa asing. Salah satu narasumber
yang kami dapatkan yaitu Muhammad Hafid seorang pelajar SMA swasta di
kota Malang. Saat ditanyai kenapa kesusahan dalam mengaplikasikan bahasa
inggris dalam kehidupan sehari-hari, dia menjawab bahwa penggunaan bahasa
inggris hanya digunakan pada saat jam-jam formal sekolah yang dikemas
dalam mata pelajaran sekolah. Kegiatan penggunaan bahasa inggris hanya
sekedar basic skill baik itu writing maupun speaking yang penggunaanya
hanya diulang-ulang dari pelajaran yang diberikan sejak bangku SMP. Dalam
kegiatan sehari-hari, dia hanya mengaplikasikan kemampuan berbahasa
inggrisnya hanya sebatas pada memahami terjemahan game online yang
dimainkan di smartphone ataupun tulisan berbahasa inggris sekelabat
pengelihatannya. Dalam memahami kemampuan listening bahasa inggris, dia
hanya memahami sedikit-sedikit dari apa yang diucapkan oleh speaker dan
belajar beradaptasi dengan lagu-lagu berbahasa inggris dalam playlist lagunya.
Adapun faktor yang mempengaruhi dalam meningkatkan kemampuan dalam
berbahsa inggris baik itu secara listening maupun speaking, seperti
pembelajaran bahasa inggris maupun asing hanya diajarkan oleh tenaga guru
pengajar seadanya saja, kalaupun ada tenaga guru pengajar yang aktif dalam
mengajak siswanya untuk mengaplikasikan kemampuan speaking dan
listening hanya ada beberapa saja. Hafid menyadari bahwa baik kondisi
internal maupun eksternal dilingkungan sekitarnya masih belum mampu
mendukung untuk mengaplikasikan kemampuan berbahasa inggris/asing di
kehidupan sehari-hari.
Melihat kondisi permasalahan tersebut, organisasi kami memiliki titik
temu problem solving yang menghambat pelajar dalam mengaplikasikan
bahasa Inggris/asing di kehidupan sehari-hari agar lebih terbiasa dalam
menggunakannya. Organisasi komunitas multi bahsa menawarkan solusi
berupa pengkondisian wilayah kelurahan Mojolangu agar para pelajar ini mau
bergabung dengan organisasi ini. Pengkondisian melalui keberadaan
komunitas multi bahasa akan menyerap keanggotan hingga ke lingkup RT,
sebisa mungkin organisasi kami melakukan pendekatan yang berbasis
persetujuan dari semua pelajar yang tinggal dalam lingkungan tersebut dan
didukung oleh pihak RT. Pertemuan dilakukan selama 4 kali seminggu dalam
rentang waktu 1-2 jam. Demi kelancaran program pembelajaran bahasa
Inggris dikenakan biaya seikhlasnya dari tiap anggota sebagai bentuk apresiasi
dari kontribusi tenaga pengajar volunteer native speaker. Untuk pembelajaran
bahasa asing lainnya seperti Jepang, Arab, dan Mandarin akan dikenakan
biaya tambahan tersendiri. Program pembelajaran dapat dilakukan secara
fleksibel di manapun dan kapanpun sehingga pelajar tidak terikat oleh batasan
waktu dan tempat. Agar pembelajaran lebih efektif, perlu dukungan dari
anggota organisasi agar dapat mengoptimalkan program ini.
B. Context
Lokasi
Kelurahan Mojolangu, Kota Malang
Isu
Komunikasi Bahasa Asing – Pendidikan Non Formal
Kultur
Budaya yang melaatarbelakangi permasalahan di Kelurahan Mojolangu
adalah menurunnya minat para remaja dan pemuda dalam
mengaplikasikan bahasa Inggris/asing hanya sebagai aktivitas formal di
sekolah. Selebihnya aplikasi komunikasi bahasa asing menjadi kurang
efektif karena penggunaan bersifat satu arah dan tidak memberikan umpan
balik terhadap pemuda dalam berkesempatan untuk meningkatkan softskill
berkomunikasi bahasa asing. Kebanyakan pemuda dan remaja di
Mojolangu dalam kontribusi berbahasa asing hanya sebatas pada aktivitas
menerjemahkan tulisan baik dalam aktivitas keseharian seperti menonton
televisi, bermain game di handphone maupun game console, dan
browsing internet.
Institusi
Komunitas Multi Bahasa
C. Actors
Program yang dilakukan Komunitas Multi bahsa juga melibatkan banyak
aktor penting sebagai stakeholder krusial demi terwujudnya program kami
seperti membangun kerjasama dengan Japan Foundation, Oxford
University dan English First dalam menyediakan fasilitas tenaga pengajar
dan buku kontekstual mendukung kegiatan belajar mengaar bahasa asing
sesuai dengan standart internasional. selain itu, jalannya program ini juga
dibiayai oleh para donator tetap dari lembaga UK Aid dan donator tidak
tetap berupa tenaga relawan dan sumbangsih dari masyarakat sekita
Mojolangu dan Malang sekitarnya, serta dukungan langsung dari kaum
pemuda, masyarakat dan Karang Taruna Mojolangu.
Berjalannya kegiatan Komunitas Multi Bahasa tentu juga disokong oleh
institusi Dinas Pendidikan kota Malang terutama yang berfokus pada
bidang pengembangan bahasa asing. Institusi ini akan menjembati
organisasi Komunitas Multi Bahasa dengan pengadaan guru-guru bahasa
asing baik bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, maupun Arab demi
menunjang pelatihan bahasa asing. Tidak cukup sampai disitu, organisasi
kami juga mengandeng institusi seperli lembaga bimbingan bahasa dalam
menjangkau pembimbing native/asli bagi para anggota kami. Hal ini
dilakukan agar hasil outcome yang diberikan komunitas multi bahasa
mencapai target kecakapan komunikasi verbal secara baik. Institusi yang
digandeng komunitas multi bahasa diharapkan mampu menjalin kerjasama
dalam hal peningkatan kemampuan mempelajari bahasa yang tidak terpaku
pada bahasa Inggris. Demi membangkitkan sisi kredibilitasnya, organisasi
Komunitas Multi Bahasa juga mendapat dukungan dari Oxford university
dalam kerjasama peningkatan mutu pendidikan dasar bahasa Inggris.
Sumberdaya manusia sebagai stakeholder utama dalam menyediakan
tenaga pengajar dalam Komunitas Multi Bahasa memiliki standar khusus
seperti tenaga kerja yang ahli dibidang bahasa asing yang telah
tersertifikasi. Selain itu, tenaga pengajar yang kami punya merupakan
lulusan terbaik dan terpilih di bidang bahasa asing dengan didukung
pengalaman mengajar setidaknya dua tahun.
D. What Has Been Done?
Hal pertama yang sudah dilakukan Komunitas Multi Bahasa adalah
penguatan sisi internal organisasi berupa kepengurusan organisasi oleh
pihak-pihak yang terpilih dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang
yang ditekuninya. Demi terwujudnya program yang dilakukan oleh
Komunitas Bahasa, kami juga mulai membentuk jaringan formal dan non
formal dalam mendanai kegiatan yang akan dilakukan melalui institusi
maupun volunteer lepas. Pembangunan jaringan kerjasama kemitraan ini
ditujukan untuk memberikan sisi kredibilitas tinggi dari organisasi di mata
masyarakat sekitar untuk mendukung penuh berjalannya kegiatan ini.
erjasama kemitraan yang dilakukan sudah mencapai lingkup institusi lokal
seperti Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Brawijaya dan Fakultasi Ilmu
Bahasa Universitas Negeri Malang.
Program proyek yang sudah dilakukan oleh Komunitas Multi Bahasa pada
tahap awal meliputi perijinan terhadap target wilayah yang akan
dilaksanakannya proyek yaitu Mojolangu. Perijinan proyek pembangunan
dilakukan dengan mengirim proposal pada beberapa instansi berikut demi
menggalang dana dari para donator ke beberapa instansi formal seperti
berikut:
a) Proposal pengajuan proyek kepada Kepala Kelurahan Mojolangu.
(sudah disetujui)
b) Proposal bantuan relawan tenaga pendidik kepada Dinas
Pendidikan Kota Malang. (sudah disetujui)
c) Proposal Kemitraan Jangka Panjang dengan Oxford University,
Japan Foundation, dan English First. (untuk pihak Japan Foudation
masih menunggu konfirmasi)
Pada tahap selanjutnya Komuntas Multi Bahasa sudah merekrut anggota
yang menjadi objek sasaran dalam tujuan organisasi kami yaitu remaja
SMP, SMA, dan para pemuda-pemudi di wilayah Mojolangu. Saat ini
perekrutan anggota Komunitas Multi Bahasa masih mencapai target 20
orang anggota SMP, 35 orang anggota SMA, dan 40 orang anggota
Pemuda umum. Jumlah keseluruhan anggota perekrutan sebanyak 95
orang.
Adapun kegiatan lainnya yang sudah dilakukan Komunitas Multi Bahasa
yaitu pembangunan fasilitas pendukung sarana prasarana kegiatan belajar
mengajar bahasa asing yang dibiayai oleh Dina Pendidikan Kota Malang
dan UK Aid. Untuk tenaga pengajar masih menggunakan native speaker
dari volunteer lembaga pendidikan Universitas Brawijaya dan Universitas
Negeri Malang masing-masing sebanyak empat tenaga pembimbing native
speaker bahasa Inggris, Mandarin dan Jepang. Untuk tenaga non-native
lepas masing-masing sebanyak tujuh orang.
PROJECT DESCRIPTION
Proyek ini bernama “Improving Communication Skill with Komunitas
Multi Bahasa. Tujuan utama didirikannya oraganisasi ini adalah sebagai sarana
meningka kemampuan bahasa Ingrris maupun Asing bagi paara remaja dan
pemuda di Mojolangu, Malang. Keberaradaan organisasi ini dilengkapi dengan
fasilitas pembangunan gedung sarana belajar mengajar dan tenaga pembimbing
professional dalam memenuhi kualitas pendidikan bahasa asing remaja dan
pemuda di Mojolangu yang masih terbatas pada penggunaan aplikasi bahasa asing
yang kurang optimal. Kemampuan komunikasi setidaknya bahasa Inggris
diperlukan terutama dalam menghadapi tantangan dan menciptakan peluang dari
keberadaan pengaruh globalisasi yang secara tidak langsung mengharuskan
masyarakat internasional untuk dapat mengaplikasikan bahasa Inggris sebagai
bahasa resmi internasional. Kemampuan komunikasi bahasa asing lainnya juga
mendukung kemampuan individu untuk mudah beradaptasi dengan lingkungan
luar.
Berdasarkan visi dan misi yang kami anut, kami memiliki program
pembelajaran yang fleksibel dan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Sistem pengajaran berupa pembelajaran baik peningkatan skill writing dan
communication. Selain itu, anggota diharapkan mengambil program pembelajaran
minimal dua bahasa asing seperti bahasa inggris sebagai bahasa wajib dan lainnya
merupakan bahasa pilihan. Sharing pegetahuan tidak hanya terbatas pada masalah
akademik tetapi juga menonjolkan sisi kebudayaan dan isu-isu terkini global yang
mampu mendukung anggota untuk lebih mengaplikasikan kemampuan bahasa
asing yang telah dipelajari.
Selain itu ,terdapat pula tujuan khusus dari berjalannya proyek ini sebagai berikut:
a) Sebagai sarana menjembatani berbagai stakeholder. Kegiatan organisasi
komunitas multi bahasa juga melibatkan aktor-aktor eksternal didalamya
demi terciptanya kinerja organisasi berkelanjutan. Stakeholder yang
terlibat disini ada adalah pemerintah, masyarakat gresik, komunitas guru
bahasa asing di Mojolangu, serta lembaga donor yang mau berpartisipasi
dalam kegiatan ini.
b) Mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan bahasa Inggris maupun asing. Adanya kebijakan pemerintah
yang mengesampingkan kegiatan organisasi ini menjadi penghambat
jalannya kegiatan. Perhatian khusus pemerintah terhadap pendidikan
tertentu seperti prestasi olahraga dan akademik eksakta juga melemahkan
keberadaan organisasi komunitas multi bahasa. Organisasi ini
mengharapkan dukungan pemerintah terutama menjamin kebutuhan
bahasa asing di kalangan pemuda/pemudi sebagai kebutuhan dasar
menghadapi peluang dan tantangan di era globalisasi.
c) Hasil outcome dari anggota yang mampu berbahasa asing dapat dijadikan
saran bertukar berbagai disipliner ilmu. Hal ini mampu memberikan
memberikan horizon wawasan lebih luas bagi para anggota dalam
menjembatani berbagai displiner ilmu dan menemuka titik kemudahan
dalam memahaminya.
d) Membentuk jaringan terpecaya antar pembimbing dan anggota komunitas
terutama pengenalan lebih dekat akan budaya baru terkait dari bahasa
asing yang dipelajari. Pembentukan jaringan yang terpecaya akan
memberikan kredibilitas tinggi bagi organisasi Komunitas Bahasa untuk
memperluas jangkauan organisasi hingga seluruh Indonesia degan bantuan
kemitraan jejaring milik AIESEC membantu proses perkenalan budaya
antar bangsa menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Melihat isu-isu strategis yang dibentuk, maka komunitas multi bahasa membuat
program-program tahunan seperti
1. Program tahun pertama
Pembelajaran materi speaking dan writing skill bahasa inggris
Pengenalan budaya inggris jaman sebelum abad 20
Pembelajaran bahasa asing non inggris level dasar-intermediate
Festival bulan bahasa
Penguatan sisi internal organisasi
2. Program tahun kedua
Penguatan materi bahasa inggris dengan pengaplikasian
lingkungan yang mendukung
Pembelajaran bahasa asing level menengah dan peningkatan skill
conversation dalam lingkup percakapan sehari-hari
Festival budaya yang mewakili 5 bahasa asing inggris, jepang,
mandarin, perancis, dan arab yang telah dipelajari di Komunitas
multi bahasa
Konvensi pertemuan dengan komunitas bahasa asing di Surabaya
3. Program tahun ketiga
Upaya pemberdayaan siswa SMA Gresik dan Surabaya dalam
mendalami multi bahasa asing
Memperluas jaringan komunitas multi bahasa hingga ke seluruh
wilayah Jawa Timur
Studi tour ke tempat pariwisata sebagai upaya pengaplikasian
bahasa asing terhdap kedatangan berbgagai macam turis
Menguatkan sisi eksternal organisasi dengan memberikan citra dan
kontribusi yang baik bagi masyarakat sekitar
Sehingga keberadaan Komunitas Multi Bahasa diharapkan mampu
memberikan kontribusi baik bagi generasi penerus bangsa khususnya dalam
bidang keilmuan bahasa. Di sisi lain, penguatan stakeholder di lingkungan
setempat diharapkan mampu mengakomodasi kepentingan pihak satu sama lain,
serta akan menciptakan keberlangsungan organisasi Komunitas Multi Bahasa
dalam jangka waktu panjang, berkelanjutan dan mampu memperluas sayapnya
hingga seluruh wilayah Indonesia.
MANAGEMENT AND ARRANGEMENT
Tercapainya tujuan dan pelaksanaan proyek Improving Communication
Skill with Komunitas Multi Bahasa Mojolangu terstruktur dalam sistem
kepengurusan dan tiap anggota memiliki kewajiban utnuk bertanggung jawab
sesuai dengan divisi yang diampunya. Berikut merupakan susunan anggota
kepengurusan Komunitas Multi Bahasa:
Nama Jabatan/Divisi
Virgo Nita Putri Pradhana Ketua Organisasi
Putri Rachmawati Ketua Pelaksana Proyek
Julian Satria Wibisana Sekretaris
Indah Wijayanti Bendahara
Lucitra Arya Yuniar Divisi Publikasi, Dokumentasi dan
Media
Muhammad Immadudin Divisi Pendanaan, Penggalangan
Donasi dan Volunteer
Azizzah Nur Rahma Divisi Eksternal dan Humas
Agus Andy Kariswan Divisi Internal Komunitas Multi Bahasa
Danial Situmorang Divisi Transportasi dan Perlengkapan
Satriya Nugraha Divisi Sarana Prasarana
Ria Megawati Divisi Sarana Advokasi
1. Ketua Organisasi
Ketua Organisasi bertanggungjawab dalam menyusun dan merencanakan
arah jalannya organisasi sesuai dengan rencana stategis yang telah dibuat
selama masa jabatan kepemimpinanya. Tanggungjawab ketua organisasi
meliputi manajemen struktur kabinet organisasi, memberikan arahan
tujuan ruang lingkup kerja dari tiap divisi, serta menjaga keutuhan internal
organisasi.
2. Ketua Pelaksana Proyek
Ketua Pelaksana Proyek bertanggungjawab atas semua kegiatan proyek
yang dipimpinnya dalam waktu satu kali masa jabatan selama proyek
masih berlangsung. Adapun beberapa tanggungjawab yang dimiliki Ketua
Pelaksana Proyek yaitu memastikan arah jalannya proyek sesuai dengan
tujuan utama organisasi, memberikan arahan kepada divisi-divisi yang
dipilihnya sesuai dengan target capaian dari proyek.
3. Sekretaris
Sekretaris bertanggungjawab dalam mengurus segala bentuk administrasi
terkait keseluruhan kegiatan dan proyek dari organisasi. Tugas-tugas
sekretaris meliputi pencatatan terhadap seluruh asset dan inventaris yang
dimiliki organisasi, menulis laporan dari seluruh kegiatan jalannya
organisasi, menentukan tempat rapat evaluasi organisasi dibawah arahan
ketua organisasi, dan memberikan perijinan dalam hal pengurusan
proposal, perekrutan anggota, penggalangan dana donasi dan volunteer.
4. Bendahara
Bendahara bertugas sebagai pengelola keuangan organsasi dalam
memenuhi kebutuhan apa saja yang diperlukan dari rangkaian kegiatan
tiap divisi. Tugas-tugas bendahara meliputi pencatan terhadap setiap
pengeluaran dan pemasukan dari organisasi, mendistribusikan pendanaan
dari kegiatan/event yang akan dilakukan organisasi, serta
bertanggungjawab dalam melakukan audit keuangan tiap seminggu sekali.
5. Divisi Publikasi, Dokumentasi, dan Media
Divisi ini bertanggungjawab dalam melakukan publikasi dari serangkaian
keberhasilan kegiatan pada media seperti situs internet, sosial media, dan
media pers lokal. Selain itu divisi ini juga bertanggungjawab dalam
memberikan citra baik organisasi di mata masyarakat.
6. Divisi Pendanaan, Penggalangan Donasi, dan Volunteer
Divisi ini bertanggungjawab dalam menggalang dana dalam memenuhi
kebutuhan operasionalisasi kegiatan organisasi berlangsung. Pencarian
dana, volunteer, dan donasi dilakukan dengan membangun jaringan
kemitraan bekerjasama dengan Divisi Eksternal dan Humas.
7. Divisi Eksternal dan Humas
Divisi ini bertanggungjawab dalam mencari koneksi dengan pihak luar
untuk mampu meberikan dukungan terhadap semua aktivitas kegiatanyang
dilakukan organisasi. Tugas-tugas divisi ini meliputi menjembatani
komunikasi anatar pihak pemerintah, masyarakat dan lembaga berbagai
pihak kemitraan maupun NGO, memberikan pelayanan publik terhadap
peran penting organisasi ditengah-tengah kehidupan masyarakat, serta
menciptakan citra baik bagi organisasi.
8. Divisi Internal Komunitas Multi Bahasa
Pada divisi ini bertugas sebagai dalam menguatkan nilai dasar organisasi
dan menciptakan suasana kekeluargaan dari lingkup internal organisasi.
Tugas-tugas yang dilakukan meliputi pengadaan kegiatan latihan dasar
kepemimpinan anggota serta sebagai sarana konsultasi dari tiap divisi
dalam merekrut siapa saja yang terlibat dalam tiap-tiap divisi.
9. Divisi Transportasi
Divisi ini bertugas dalam pengadaan alat transportasi terutama dalam
kegiatan perekrutan anggota baru, pencarian volunteer, penggalangan
donasi dan kegiatan proyek berlangsung.
10. Divisi Sarana Prasarana dan perlengkapan
Divisi ini bertugas dalam menyediakan sarana dan prasarana atas
kebutuhan apa yang diperlukan organisasi dalam menjalakan aktivitas
kegiatan organisasi serta melakukan pengadaan barang inventaris seperti
pembanguan gedung organisasi, alat-alat pendukung kegiatan belajar
mengajar (papan tulis, meja, kursi, proyektor, dll)
11. Divisi Sarana Advokasi
Divisi ini bertanggung jawab dalam memberikan advokasi dalam
menjembatani kebutuhan antar pihak anggota dan para pemegang jabatan
eksekutif Komunitas Multi Bahasa. Selain itu, divisi ini juga
menjembatani ide-ide dari para anggota Komunitas Multi Bahasa agar
dapat tersampaikan dengan baik kepentingan yang akan diajukan.
APPENDIX
Pohon Masalah dan Pohon Tujuan Komunitas Multi Bahasa
Logframe
Project
Description
Indicators Means of
Verification
Assumptions
Goal
Purpose Meningkatkan
pendidikan
bahasa asing
bagi kalangan
pemuda dan
remaja di
Mojolangu,
Malang.
Adanya
peningkatan
skill
komunikasi
terutama
komunikasi
verbal.
Adanya
kesamaan
pemahaman
dalam
memaknai
pentingnya
belajar bahasa
asing.
Hampir
separuh dari
anggota mulai
Komunita
Multi Bahasa
mulai
meningkat
kemampuan
komunikasi
bahasa
inggris
hingga ke
level
intermediate.
Anggota
kalangan
SMP mulai
mampu
beradaptasi
dengan
penggunaan
bahasa
Inggris di
dalam peer
group
mereka.
(+)
Sambutan baik
dari warga
setempat
(+)
Rasa
antusiasme
tinggi dari
para pemuda
untuk
mempraktekka
n berbicara
bahasa Inggris
asing.
Compone
nt
Objective
Peningkatan
skill
komunikasi
terutama
komunikasi
verbal
Terjangkauny
a biaya kursus
bahasa asing.
Adanya
dukungan kuat
dari
lingkungan
setempat.
Perekrutan
anggota
komunitas
bahasa
menarik
banyak
anggota dari
kalangan
sebanyak 27
orang terdiri
dari 5 anggota
pelajar SMP,
10 anggota
pelajar SMA,
(+)
Perekrutan
anggota lebih
banyak karena
harga kursus
yang
terjangkau.
(-)
Kesulitan
dalam
membangun
konsistensi
dari anggota
kalangan
dan 12
anggota
pemuda
umum.
Biaya kursus
non-formal
dikenakan
sebesar
Rp.20.000,-
per bulan
serta
dikenakan
iuran bulanan
sebesar Rp
5000,- dari
tiap anggota.
pelajar SMP.
Menyamakan
pemahaman
dalam
memaknai
pentingnya
belajar bahasa
asing
Adanya
perasaan tidak
skeptis dalam
mempelajari
bahasa asing.
Adanya
respon
tanggap dan
cepat dari para
pemuda dalam
memahami
bahasa asing.
Kemampuan
anggota
dalam
mempelajari
bahasa
inggris
meningkat
hinggal 3
bulan pertama
dari level
dasar ke
intermediate.
Kemauan
anggota
dalam
mempelajari
bahasa lebih
ekspresif di 3
bulan
pertama.
Pembelajaran
bahasa asing
dimulai dari
level dasar
dan
pengenalan
budaya dari
tiap-tiap
negara.
(+)
Keterbukaan
kalangan
remaja dan
pemuda
mempermuda
h dalam
kegiatan
belajar
megajar
bahasa Inggris
maupun asing.
Output Murahnya
biaya kursus Adanya
ketersediaan
Tersedianya
tenaga
(-)
Kesulitan
bahasa asing tenaga
pengajar yang
berpengalama
n.
Adanya
jaringan
eksternal
dalam
menyediakan
tenaga
pengajar
native.
pengajar
bahasa
Inggris
bersertifikasi
sebanyak 8
orang.
Jaringan
eksternal
masih
melingkupi
kerjasama
dengan
negara
Inggris dan
Jepang, dan
lingkup lokal
sebatas
lembaga
pendidikan
universitas.
dalam
mencapai
target
pembimbing
native speaker
sebanyak 20
orang.
(+)
Menumbuhka
n rasa
kepedulian
dari volunteer
pembimbing
dalam
berkontribusi
terhadap
peningkatan
kualitas
pendidikan
sesuai dengan
program
SDG’s.
Dukungan kuat
dari
lingkungan
setempat
Terciptanya
lingkungan
yang kondusif
untuk adaptasi
bahasa asing
(Eksternal).
Adanya
dukungan
keluarga
bahwa edukasi
bahasa asing
menjadi
kebutuhan
primer
(Internal).
Penciptaan
lingkungan
kondusif
masih pada
tahap
penyuluhan
tingkat RT di
4 wilayah RT
Mojolangu.
Terdapat
kesulitan
dalam
mempengaruh
i kebutuhan
edukasi akan
pentingnya
belajar bahasa
Inggris
maupun asing
dari kalangan
orang tua
manula dan
orang tua
minim
pendidikan.
(-)
Kuranya
dukungan dari
warga yang
tergolong
minim
pendidikan
dan manula.
(+)
Terciptanya
lingkungan
kondusif dari
beberapa
lingkup RT
dalam
mendukung
anggota
dalam
berbicara
bahasa
Inggris.
(+)
Memungkinka
n
berkembangn
ya lingkup
Mojolangu
menjadi
kampung
bahasa asing.
Tidak skeptis
dalam
mempelajari
bahasa asing
Tumbuhnya
sifat
keterbukaan
diri.
Tumbuhnya
sikap percaya
diri dalam
mengaplikasik
an bahasa
asing.
Anggota
mulai terbuka
dalam
menggunakan
komunikasi
bahasa
inggris
melalui
serangkaian
event Bulan
Bahasa.
Dukungan
dari anggota
lain
memperkuat
kesolidan
organisasi
dan
menciptakan
lingkungan
internal
organisasi
semakin
kondusif.
Respon
tanggap dan
cepat dari para
pemuda dalam
memahami
bahasa asing
Tumbuhnya
niat individu
dalam belajar
bahasa asing
Berkembangn
ya media
pembelajaran
bahasa asing
(model
pembelajaran
dua arah)
Berkembangn
ya model
pembelajaran
dua arah
memberikan
respon baik
bagi anggota
dalam
memahami
bahasa asing,
serta anggota
mulai terbka
dalam
memberikan
pertanyaan
atas apa yang
belum
dipahami
selama
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung.
Output Ketersediaan
tenaga
pengajar yang
berpengalaman
.
Setidaknya
terdapat 15
tenaga pengajar
berpengalaman
yang
tersertifikasi.
Ketersediaan
jaringan
eksternal
dalam
menyediakan
tenaga
pengajar
native.
Organisasi
melebarkan
jaringan
kemitraannya
dengan lembaga
eksternal diluar
negeri dalam
menyediakan
native speaker
untuk
memenuhi
kebutuhan
tenaga pengajar
native sebanyak
15 orang dari
berbagai
macam bahasa
seperti Inggris,
Jepang,
Mandarin,
Arab, Korea,
dan Jerman.
Penciptaan
lingkungan
kondusif untuk
adaptasi
bahasa asing
(eksternal).
Lingkungan
kondusif
dibangun
dengan
dukungan dari
masyarakat
sekitar untuk
sama-sama mau
belajar
berbahasa asing
dalam tataran
non-formal
Dukungan
keluarga
bahwa edukasi
bahasa asing
menjadi
Upaya
organisasi
Komunitas
Multi bahasa
melakukan
kebutuhan
primer
(internal).
penyuluhan ke
tingkat RT/RW
oleh beberapa
staff divisi
eksternal dan
humas
melibatkan
pihak orang tua
dan tokoh
berpengaruh
setempat dalam
mendukung
proyek ini.
Menumbuhkan
keterbukaan
diri.
Upaya
Komunitas
Multi Bahasa
dalam
memberikan
penyuluhan dan
latihan
kepemimpinan
dasar bagi para
anggota
Menumbuhkan
sifat percaya
diri dalam
mengaplikasik
an bahasa
asing.
Keterlibatan
anggota dalam
mengaplikasika
n minimal
bahasa asing di
tiap pertemuan
non formal dari
organisasi,
terutama dalam
menciptakan
lingkungan
kondusif untuk
dapat
beradaptasi dan
terbiasa dalam
menggunakan
bahasa Inggris
maupun asing.
(+)
Memunculkan
jiwa
kepemimpina
n disetiap
anggota.
(+)
Anggota
berkesempata
n untuk
menjadi ketua
pelaksana di
tiap event
yang
dilakukan
oleh
Komunitas
Multi Bahasa.
Menumbuhkan
niat individu
dalam belajar
berbahasa
asing.
Keterlibatan
anggota untuk
aktif dan kreatif
dalam
berkontribusi di
setiap acara
yang diadakan
Komunitas
Multi Bahasa.
Media bahasa
asing
dikembangkan
(model
pembelajaran
dua arah).
Model
pembelajaran
lebih
menyenangkan
dan melibatkan
sisi kreatifitas
dan proaktif
pembelajaran
dua arah.
(+)
Peluang
dalam
memahami
kecakapan
penggunaan
bahasa asing
menjadi
tinggi.
(+)
Sisi kreatifitas
dan proaktif
dalam
anggota akan
memunculkan
gaya
pembelajaran
ang
sustainable