prediabetes referat terbaru

Upload: sakisaki91

Post on 11-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

prediabetes treatment or not?

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    1/13

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Prediabetes merupakan keadaan dimana kadar gula darah diatas normal

    namun tidak dapat dikatakan sebagai diabetes.1,2,3

    Sedangkan diabetes mellitus

    menurut American Diabetes Assosiation (ADA), merupakan suatu kelompok

    penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

    sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

    berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa

    organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health

    Organization(WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatuyang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara

    umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi

    akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolute atau relatif dan

    gangguan fungsi insulin.4

    Istilah prediabetes diperkenalkan pertama kali pada tahun 2002 oleh

    Departement of Health and Human Services (DHHS) dan The American Diabetes

    Association (ADA). Setiap tahun 4-9% orang dengan prediabetes akan menjadi

    diabetes1,2,3

    . Berdasarkan American Diabetes Assosiation (ADA) 54 juta orang

    dewasa terkena prediabetes di Amerika. Tanpa intervensi prediabetes akan

    berkembang menjadi diabetes melitus tipe II dalam kurun waktu 10 tahun.

    Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus tipe II ini, akibat peningkatan

    kemakmuran yaitu peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup

    terutama dikota-kota besar yang menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit

    degeneratif, seperti penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia,

    diabetes itu sendiri dan lain sebagainya. Selain itu bertambahnya usia, lebih banyak

    dan lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurang aktifitas jasmani dan

    hiperinsulinemia merupakan faktor resiko yang berinteraksi dengan beberapa faktor

    genetik yang berhubungan dengan terjadinya diabetes melitus tipe 2.1,2,3

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    2/13

    2

    Prediabetes merupakan salah satu kondisi yang umumnya dijumpai pada

    individu yang memiliki riwayat DM dalam keluarganya. Sebagian dari penderita pre-

    diabetes sudah mengalami perubahan mikrovaskular yang tidak didasari akibat

    diabetesnya itu sendiri13,14. Di dunia, jumlah orang yang menderita prediabetes sekitar

    314 juta orang dan diperkirakan akan menjadi 418 juta orang pada tahun 202514

    .

    Prediabetes sendiri meningkatkan resiko terjadinya kejadian diabetes tipe 2 sekitar 3-

    10x lipat.15

    Penelitian yang dilakukan Program Pencegahan Diabetes menyatakan

    bahwa sekitar 11% orang dengan pradiabetes akan berkembang menjadi DM tipe 2

    rata-rata setelah tiga tahun. Penelitian lain menyatakan bahwa banyak orang dengan

    pradiabetes akan berkembang menjadi diabetes setelah sepuluh tahun. Selain itu,

    orang dengan prediabetes memiliki risiko penyakit jantung 1,5 kali lipat lebih besardaripada orang normal. Meskipun demikian, pradiabetes merupakan suatu keadaan

    yang dapat di tatalaksana.12

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    3/13

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1.

    Definisi Prediabetes

    Prediabetes merupakan keadaan dimana kadar gula darah lebih tinggi dari

    normal tetapi tidak dapat dikategorikan sebagai diabetes. Kondisi ini merupakan

    tahap kritis di mana bila tidak dilakukan perubahan gaya hidup dan pengobatan yang

    adekuat, subjek dapat jatuh pada diagnosis diabetes. Kriteria prediabetes adalah

    mereka yang tergolong impaired fasting glucose (IFG) atau Gula Darah Puasa

    Terganggu (GDPT) dan impaired glucose tolerance (IGT) atau Toleransi Glukosa

    Terganggu (TGT). Orang yang mengalami prediabetes umumnya tidak memilikigejala dan tanda khusus tetapi memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita DM tipe

    2 dan penyakit kardiovaskuler.1,2,3,11

    Pada keadaan normal, kadar glukosa darah puasa adalah < 100 mg/dL, dan 2

    jam setelah beban < 140 mg/dl. Sedangkan untuk diabetes, kadar glukosa puasa

    adalah > 126 mg/dL dan 2 jam setelah beban > 200 mg/dl. Maka, prediabetes terletak

    diantara kedua keadaan tersebut yakni puasa 100-125 mg/dL (IFG) dan 2 jam setelah

    beban 140-199 mg/dL.

    2. Faktor resiko penderita prediabetes

    Faktor resiko pada penderita prediabetes adalah:15,16

    1. Riwayat Diabetes Melitus dalam keluarga

    2. Riwayat penyakit kardiovaskular

    3. Overweightatau obese(BMI>25 kg per m2)

    4. Ukuran pinggang

    a.

    Laki-laki (>90 cm)

    b. Perempuan (>80 cm

    5.

    Kurang aktivitas fisik

    6. Merokok

    7. Tekanan darah tinggi

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    4/13

    4

    8. Peningkatan kadar trigliserida, konsentrasi lipoprotein densitas tinggi yang

    rendah atau keduanya

    9. Diabetes gestasional

    10.

    Sindrom ovarium polikistik

    11.Beberapa pengobatan antipsikotik

    3. Resistensi Insulin dan Sindroma Metabolik

    Diabetes tipe II merupakan kombinasi dua keadaan yaitu resistensi insulin

    dan insufisiensi sel beta. Resistensi insulin akan menyebabkan hiperglikemia dan

    hiperinsulinemia. Hiperglikemia yang terus menerus akan merangsang sel beta untuk

    menghasilkan insulin dalam jumlah yang berlebihan sebagai kompensasi terhadapresistensi insulin tersebut. Tetapi apabila sel beta tidak kuat mengimbangi proses ini

    maka akan terjadi gangguan toleransi glukosa yang apabila tidak diatasi maka

    selanjutnya akan terjadi diabetes melitus. Semua diabetes melitus tipe II didahului

    oleh gangguan toleransi glukosa maka keadaan ini disebut juga dengan prediabetes7.

    Resistensi insulin adalah suatu keadaan dimana sel tubuh mengalami

    penurunan respon terhadap kerja insulin. Resistensi insulin dapat terjadi oleh

    perubahan yang mencegah insulin untuk mencapai reseptornya, perubahan pada

    pengikat reseptor, atau oleh perubahan dalam salah satu tahap kerja insulin pasca

    reseptor10

    .

    Resistensi insulin dengan kadar glukosa darah yang tinggi sering ditemukan

    bersamaan dengan penumpukan lemak disekitar perut, tingginya kadar LDL,

    trigliserida, rendahnya kadar HDL dan hipertensi. Semua kombinasi ini dikenal

    sebagai sindroma resistensi insulin atau sindrom metobolik10

    .

    4.

    Hubungan Antara Resistensi Insulin, Prediabetes dan DM Tipe II

    Resistensi insulin merupakan suatu keadaan yang meningkatkan resiko

    terhadap perkembangan diabetes dan penyakit koroner. Ketika terjadi resistensi

    insulin, maka sel-sel otot, lemak dan hati tidak dapat menggunakan insulin secara

    maksimal dan sebagai kompensasi pankreas akan memproduksi lebih banyak insulin

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    5/13

    5

    yang akan beredar dalam sirkulasi. Sehingga pada orang-orang dengan resistensi

    insulin ditemukan adanya peningkatan kadar glukosa darah bersamaan dengan

    peningkatan kadar insulin. Resistensi insulin dan diakibatkan oleh genetik, kelebihan

    berat-badan, kurangnya aktivitas fisik, dan penuaan1,2,3. Kelebihan berat badan atau

    obesitas berpengaruh terhadap kerja insulin karena jaringan lemak yang berlebihan

    menyebabkan kurangnya kemampuan sel-sel otot dalam menggunakan insulin

    sehingga terjadi resistensi insulin.

    5. Manajemen Terapi Prediabetes

    a. Terapi farmakologis

    1. Aspek glukosaSampai sekarang, FDA belum merekomendasikan upaya pencegahan diabetes

    menggunakan terapi farmakologis, baik untuk dewasa maupun remaja. Penggunaan

    terapi farmakologis saat ini bersifat individual dengan memperhatikan untung

    ruginya ditinjau dari segi obat yang digunakan dan individu yang hendak diberi obat

    tersebut.

    Pertimbangan pemberian obat secara farmakologis untuk prediabetes lebih

    mendapat tempat pada mereka yang berisiko tinggi ketimbang yang berisiko rendah.

    Namun begitu bila perburukan kadar glukosa pada follow up tanpa obat

    memperlihatkan progresivitas, meskipun modifikasi lifestyle telah diterapkan, terapi

    farmakologis merupakan pilihan. Yang tergolong berisiko tinggi adalah:16

    - kombinasi IFG, IGT, dan sindroma metabolik ( 2 diantara 3 )

    - glisemia yang memburuk

    - penyakit kardiovaskuler

    - non alcoholic fatty liver disease ( NAFLD )

    2. Aspek Lipid

    Penanganan lipid pada prediabetes tidak jauh berbeda dengan penatalaksanaan

    pada pasien diabetes. Statin direkomendasikan untuk penanganan LDL 100

    mg/dL. Obat ini juga diharapakan dapat membantu menurunkan non kolesterol

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    6/13

    6

    HDL 130 mg/dL (atau apolipoprotein B 90 mg/dL. Penggunaan bile acid

    sequestrants (colesevelam) memiliki efek tambahan yakni menurunkan kadar

    glukosa, serta menurunkan risiko kardiovaskular. Golongan fibrat, ezetimibe juga

    dapat dipergunakan. Penggunaan Niacin tidak dianjurkan karena memiliki efek

    glikemik yang merugikan dan belum diteliti dampaknya pada prediabetes.17

    3. Aspek hipertensi

    Telah disepakati bahwa pencapaian pengendalian tekanan darah pada

    prediabetes tidak berbeda dengan diabetes yaitu di bawah 130 mmHg untuk sistolik

    dan di bawah 80 mmHg untuk diastolik. ACE inhibitor merupakan pilihan utama

    atau dapat juga dipergunakan ARB. Sedangkan pilihan kedua adalah Ca-channelantagonis. Penggunaan thiazide dan beta blockers harus di bawah pengawasan

    karena efek glikemik yang lebih tinggi.17

    b. Manajemen Non Terapi Pre-diabetes

    1. Perubahan gaya hidup (Lifestyle)

    Modifikasi gaya hidup merupakan dasar utama dalam pengobatan prediabetes.

    Perubahan gaya hidup dapat dilakukan oleh semua pasien dan di evaluasi setiappasien melakukan pemeriksaan ulang.

    12Perubahan gaya hidup secara efektif dapat

    mencegah atau memperlambat perjalanan prediabetes menjadi diabetes dan dapat

    mengurangi resiko penyakit makrovaskular dan mikrovaskular.12

    Pelaksanaan

    program diet secara baik dan aktivitas fisik secara tepat diharapkan penderita

    prediabetes dapat menurunkan berat badan 510%. Penurunan berat badan dapat

    menurunkan massa lemak, kadar glukosa darah, tekanan darah, kadar kholesterol

    LDL dan trigliserida darah.

    Direkomendasikan program dalam bentuk latihan fisik dengan intensitas

    sedang secara reguler 30-60 menit perhari, 5 kali dalam seminggu. Diet dianjurkan

    dalam bentuk restriksi kalori, komposisi serat yang tinggi, serta karbohidrat tidak

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    7/13

    7

    berlebihan. Penderita dengan hipertensi juga dianjurkan diet rendah sodium dan

    menjauhi alkohol.19

    2.

    Strategi menurunkan berat badan

    Penggunaan obat-obatan dapat dipertimbangkan dalam strategi penurunan

    berat badan pasien dengan prediabetes. Secara farmakologis, sibutramine dan

    orlistat telah dibuktikan efektif dalam menurunkan berat badan, perbaikan lipid

    serum dan glukosa darah. Reseptor antagonis canabinoid juga efektif dalam

    menurunkan berat badan dan meningkatkan glikemi namun dapat menyebabkan

    kecemasan dan depresi dan masih belum direkomendasikan di Amerika. Bariatric

    surgery terhadap obesitas morbid ( BMI > 40 kg/m2 ), dilaporkan cukup efektifmenurunkan angka konversi menjadi diabetes, namun untuk prediabetes tindakan

    ini masih kontroversi.

    6. Pencegahan prediabetes

    Pencegahan prediabetes dibagi menjadi 3 tahap:

    1) Pencegahan Primer

    Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang

    memiliki faktor resiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk

    menjadi diabetes melitus dan kelompok prediabetes8,9

    . Adapun faktor resiko diabetes

    sama dengan faktor resiko prediabetes yaitu: faktor resiko yang tidak bisa

    dimodifikasi, faktor yang bisa dimodifikasi, dan faktor yang terkait dengan risiko

    diabetes9. Faktor resiko yang tidak bisa dimodifikasi antara lain:

    a. Riwayat keluarga dengan diabetes

    b. Umur, resiko untuk menderita prediabetes meningkat seiring dengan

    meningkatnya usia

    c. Riwayat pernah menderita diabetes melitus gestasional (DMG)

    d.

    Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir

    dengan berat badan rendah mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan bayi lahir dengan berat badan normal.

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    8/13

    8

    Faktor resiko yang bisa dimodifikasi:

    a. Berat badan lebih

    b. Kurangnya aktivitas fisik

    c.

    Hipertensi

    d. Dislipidemia

    e. Diet tak sehat. Diet dengan tinggi gula dan rendah serat akan meningkatkan risiko

    menderita prediabetes dan DM tipe II.

    Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes:

    a. Penderitapolycystic ovary syndrome(PCOS)

    b. Penderita sindroma metabolik

    Pencegahan primer adalah cara yang paling sulit karena menjadi sasaranadalah orang-orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat. Cakupannya

    menjadi sangat luas. Yang bertanggung jawab bukan hanya profesi tetapi seluruh

    masyarakat termasuk pemerintah. Semua pihak harus mempropagandakan pola hidup

    sehat dan menghindari pola hidup beresiko. Menjelaskan kepada masyarakat bahwa

    mencegah penyakit jauh lebih baik daripada mengobatinya. Kampanye makanan

    sehat dengan pola tradisipnal yang mengandung lemak rendah atau pola makanan

    seimbang adalah alteratif terbaik dan harus sudah mulai ditanamkan pada anak-anak

    sekolah sejak taman kanak-kanak8.

    Materi pencegahan primer terdiri dari penyuluhan dan pengelolaan.

    Penyuluhan ditujukan kepada masyarakat yang mempunyai risiko tinggi. Selain itu

    juga ditujukan kepada perencana kebijakan kesehatan agar memahami dampak sosio-

    ekonomi penyakit ini dan pentingnya penyediaan fasilitas yang memadai dalam

    upaya pencegahan primer. Materi penyuluhan meliputi antara lain: program

    penurunan berat badan, diet sehat, latihan jasmani, dan menghentikan merokok.

    Penurunan berat badan merupakan cara utama untuk menurunkan risiko terkena DM

    tipe II atau prediabetes pada seseorang yang mempunyai risiko diabetes yang

    mempunyai berat badan berlebih. Penurunan berat badan 5-10% dapat mencegah atau

    memperlambat munculnya DM tipe II9.

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    9/13

    9

    Materi penyuluhan berikutnya yaitu diet sehat yang dianjurkan diberikan pada

    setiap orang yang mempunyai risiko, jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai

    berat badan ideal. Pilihan bahan makanan yang diberikan yaitu lemak jenuh, tinggi

    serat dan karbohidrat komplek. Karbohidrat komplek diberikan secara terbagi dan

    seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah

    makan9.

    Pengelolaan dalam materi pencegahan primer ditujukan kepada kelompok

    prediabetes dan kelompok dengan resiko (obesitas, hipertensi, dislipidemia).

    Pengelolaan prediabetes yaitu dengan perubahan gaya hidup, menurunkan berat

    badan, mengkonsumsi diet sehat serta melakukan latihan jasmani yang cukup dan

    teratur

    8,9

    .

    2) Pencegahan Sekunder

    Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya

    komplikasi pada diabetisi yang telah menderita DM. Menemukan pengidap DM

    sedini mungkin, misalnya dengan tes penyaringan terutama pad apopulasi resiko

    tinggi, dengan demikian pasien diabetes yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat

    terjaring, hingga dengan demikian dapat dilakukan upaya untuk mencegah

    komplikasi atau kalaupun sudah ada komplikasi masih reversibel8,9

    . Mencegah

    timbulnya komplikasi, menurut logika lebih mudah karena populasinya lebih kecil,

    yaitu pasien diabetes yang sudah diketahui dan sudah berobat, tetapi kenyataannya

    tidak demikan. Tidak gampang memotivasi pasien untuk berobat teratur, dan

    menerima kenyataan bahwa penyakitnya tidak bisa sembuh. Syarat untuk mencegah

    komplikasi adalah kadar glukosa darah harus selalu terkendali mendekati angka

    normal sepanjang hari sepanjang tahun. Disamping itu tekanan darah dan kadar lipid

    juga harus normal. Dan supaya tidak ada resistensi insulin, dalam upaya pengendalian

    kadar glukosa darah dan lipid itu harus diutamakan cara-cara nonfarmakologis dulu

    secara maksimal, misalnya dengan diet dan olahraga, tidak merokok dan lain-lain.

    Bila tidak berhasil baru menggunakan obat baik oral maupun insulin8.

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    10/13

    10

    Penyuluhan untuk pencegahan sekunder ditujukan terutama diabetisi baru.

    Penyuluhan dilakukan sejak pertemuan pertama dan perlu selalu diulang pada setiap

    kesempatan pertemuan berikutnya8. Salah satu komplikasi DM yang sering terjadi

    adalah penyakit kardiovaskular, yang merupakan penyebab utama kematian pada

    diabetes. Selain pengobatan terhadap tingginya glukosa darah, maka pengendalian

    berat badan , tekanan darah, profil lipid dalam darah serta pemberian antiplatelet

    dapat menurunkan risiko timbulnya kelainan kardiovaskular pada diabetes8.

    3) Pencegahan tersier

    Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan tersier ditujukan pada kelompok

    diabetis yang telah mempunyai penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecatatanlebih lanjut. Upaya rehabilitasi pada diabetes dilakukan sedini mungkin, sebelum

    kecatatan menetap. Pada upaya pencegahan tersier tetap dilakukan penyuluhan pada

    diabetes dan keluarga. Materi penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi yang dapat

    dilakukan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal. Semua upaya untuk

    mencegah komplikasi atau kecacatan8,9.

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    11/13

    11

    BAB III

    KESIMPULAN

    1.

    Prediabetes merupakan keadaan dimana kadar gula darah diatas normal namun

    tidak dapat dikatakan sebagai diabetes. Penanganan yang baik pada individu

    prediabetes dapat mengurangi jumlah penderita DM tipe 2. Identifikasi awal

    terhadap prediabetes, terutama IGT merupakan salah satu faktor penting untuk

    mencegah perjalanan penyakit penderita prediabetes menjadi diabetes.

    2. Progresi dari prediabetes menjadi diabetes melitus tipe II tidak inevitable. Dengan

    perubahan gaya hidup yang sehat, misalnya makan makanan yang sehat, aktifitas

    jasmani secara rutin, dan mempertahankan berat badan ideal, dapat menurunkannilai gula darah kembali ke normal.

    3. Berdasarkan hasil penelitian Diabetes Prevention Program (DPP) didapatkan

    kesimpulan bahwa diet dan latihan jasmani lebih memberikan hasil yang bermakna

    dalam menurunkan kemungkinan orang dengan toleransi glukosa terganggu untuk

    menjadi penderita DM tipe II dibandingkan dengan mengkonsumsi obat DM oral.

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    12/13

    12

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Prediabetes. Januari 2008. http://www.mayoclinic.com [diakses tanggal 10 Maret

    2014].

    2. Alberty G. 26 April 2007. International Diabetic Federation.

    http://www.idf.org/webcast/barcelona com. [diakses tanggal 10 Maret 2014]

    3. American Diabetes Asociation: Prediabetes. http://www.ada.com. [diakses

    tanggal 10 Maret 2014]

    4. Gustaviani R. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam Buku Ajar

    Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006. 1857-59

    5.

    National Diabetes Information Clearing House. Agustus 2006. http://www.diabetes. niddk. nih.gov. [diakses tangga 10 Maret 2014]

    6. Chamberlain J, Demouy J. Diabetes Prevention Program. 8 Agustus 2001.http://www.prevent diabetes.com[diakses tanggal 10 Maret 2014]

    7. Documents Study of DPP. http://www.aboutdpp.htmlv.doc [diakses tanggal 10Maret 2014]

    8. Suryono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit

    Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006. 1852-56

    9.

    Soegondo S. Pencegahan Diabetes Melitus Tipe-2. dalam: KonsensusPengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2006 :Perkeni. 30-37

    10.Soegondo S, Gustaviani R. Sindrom Metabolik. dalam: Buku Ajar Ilmu

    Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006. 1849-51

    11.Takiishi, Tatiana, et.al. Vitamin D and Diabetes. Endocrinology andMetabolism Clinics of North America. 2010. 29(2).

    12.

    Garber, Alan J., et.al. Diagnosis and Management of Prediabetes in the

    Continuum of Hyperglicemia-When Do the Risks of Diabetes Begin? AConsensus Statement From the American College of Endocrinology and the

    American Association of Clinical Endocrinologist. Endocr Pract.

    2008.14(7):933-946.

  • 5/21/2018 Prediabetes REFERAT TERBARU

    13/13

    13

    13.Tapp RJ, Zimmet PZ, et al. Diagnostic for Diabetes: the association ofretinopathy and albuminuria with glycaemia. Diabetes Res Clin Pract. 2006;

    73:315-321

    14.

    International Diabetes Federation. Diabetes Atlas: Prevalence.http://www.eatlas.idf.org/Prevalence/.Accessed Maret 10, 2014.

    15.American Diabetes Association. Economic costs of diabetes in the U.S. in 2007.

    Diabetes Care.2008;31:596-615

    16.Unger, Jeff. Diagnosis and Management of Type 2 Diabetes and Prediabetes.

    Chino Medical Group, Diabetes and Headache Intervention Center. 2007.731-759.

    17.Chiasson JL., et al. STOP-NIDDM Trial Research Group. Acarbose treatment and

    the risk of cardiovascular disease and hypertension in patients with impairedglucose tolerance: the STOP-NIDDM trial. JAMA. 2003; 290: 486-494.

    18.Horton ES. Can newer therapies delay the progression of type 2 diabetesmellitus?Endocr Pract. 2008; 14: 625-638.

    19.Ratner, Robert E., Sathasivam, Anpalakan. Treatment Recommendations for

    Prediabetes. Am J Med.2010. 385-395

    http://www.eatlas.idf.org/Prevalence/http://www.eatlas.idf.org/Prevalence/