potential for tarompa traditional crafts in the …

8
29 Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018 POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE CREATIVE INDUSTRIAL ERA IN WEST SUMATERA AND THE DESIGN DEVELOPMENT STRATEGY Amrizal 1, Sumadi 2 1) Fakultas Seni Rupa dan Desain, Intitut Seni Indonesia Padangpanjang [email protected] 2) Fakultas Seni Rupa dan Desain, Intitut Seni Indonesia Padangpanjang sumadibagong @yahoo.com ABSTRACT Tarompa Datuak is the fruit of creativity and innovation developed by traditional Minangkabau leather crafts- men. Tarompa Datuak traditional crafts become one of the forms of the creative industry sub-sector in West Sumatra. The creative industry based on local culture has an important role to improve the economy of a society amidst the global cultural arena. The development of the creative industry sector of an area is insepa- rable from the ability of local communities to innovate and explore the cultural richness of their regions cre- atively. Local culture with economic value can be explored creatively into a marketable product in the global market. Tarompa Datuak’s exploration can be done through optimal design development, not only for eco- nomic purposes or providing welfare for the supporting community, but also as part of the preservation of the local cultural products. The method used in the research is research and development methods, namely research conducted to develop products or improve products gradually, ranging from analyzing development needs, designing, creating, implementing to evaluating product feasibility and revising so that new products are developed truly empirically tested. Keywords: Tarompa Datuak, traditional crafts, design development, creative industries. PENDAHULUAN Sumatera Barat sebagai rumah bagi etnis suku Minangkabau memiliki aset budaya lokal yang cukup banyak, di antaranya, ada tenun songket, kerajinan perak, aneka ragam hias, aneka perlengkapan untuk memenuhi kebutuhan hidup (berburu, pertanian, nelayan, transportsi), pakaian adat/pakaian kebesaran tokoh adat, pakaian pengantin dan masih banyak yang lainnya. Pakaian adat diantaranya adalah pakaian kebesaran datuak (datuk) atau pangulu (penghulu) juga banyak bagianya, seperti: saluak (destar), baju lapang baju hitam besar lengan panjang, sarawa galembong (celana hitam besar kaki), (kain sandang), sisampiag (kain samping), karih (keris), tungkek (tongkat), dan tarompa (sendal). Kesemua bagian dari pakaian kebesaran datuak itu memiliki karakter tersendiri, yang membedakan dengan pakaian adat daerah lain. Pakaian kebesaran datuak itu merupakan salah satu bentuk kearifan budaya lokal di Sumatera Barat. Kearifan lokal merupakan bagian dari kekayaan budaya suatu daerah yang melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Didisi lain usaha kerajinan tarompa datuak, sebagai salah satu bentuk usaha di bidang kriya yang sudah lama berkembang, seharusnya usaha ini semakin pesat perkembangannya, tetapi kenyataannya usaha ini sudah tergerus oleh waktu. Pada saat ini jumlah perajinnya semakin berkurang dan tidak ada regenerasinya. Para perajin pada umumnya sudah berumur di atas 50 tahun dan generasi barunya boleh dikatakan tidak ada. Kalau dicermati biasanya penyebab terjadinya hal itu tidak terlepas dari dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut menyatu dalam satu kondisi pada usaha kerajinan tarompa datuak di Sumatera Barat. Faktor internal dan faktor eksternal tersebut dapat dilihat dengan berkurang jumlah perajin dan tidak ada regenerasinya, perajin pada umumnya sudah berumur di atas 50 tahun, anak muda/generasi muda sekarang lebih memilih cara berwirausaha yang instan (cepat dapat uang/pagi bekerja sorenya langsung memperoleh uang). Selain itu juga disebabkan oleh kurang lancar pemasaran tarompa datuak; produk tarompa datuak kalah dalam persaingan dengan produk tarompa lain yang desain produknya lebih variatif, proses pembuatannya mempergunakan teknologi modern dan harganya lebih murah. Sehingga dengan demikian disisi ekonomi usaha kerajinan tarompa datuak tidak dapat mencukupi biaya kebutuhan hidup keluarga para perajinnya. Menurut Datuak Arlen bahan baku tarompa datuak terutama kulit samak nabati sulit

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE …

 

29

Potential For Tarompa Traditional Crafts... - Amrizal, Sumadi

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTSIN THE CREATIVE INDUSTRIAL ERA IN WEST SUMATERA AND THE DESIGN

DEVELOPMENT STRATEGY

Amrizal1, Sumadi2

1)Fakultas Seni Rupa dan Desain, Intitut Seni Indonesia Padangpanjang [email protected])Fakultas Seni Rupa dan Desain, Intitut Seni Indonesia Padangpanjang sumadibagong @yahoo.com

ABSTRACT

Tarompa Datuak is the fruit of creativity and innovation developed by traditional Minangkabau leather crafts-men. Tarompa Datuak traditional crafts become one of the forms of the creative industry sub-sector in WestSumatra. The creative industry based on local culture has an important role to improve the economy of asociety amidst the global cultural arena. The development of the creative industry sector of an area is insepa-rable from the ability of local communities to innovate and explore the cultural richness of their regions cre-atively. Local culture with economic value can be explored creatively into a marketable product in the globalmarket. Tarompa Datuak’s exploration can be done through optimal design development, not only for eco-nomic purposes or providing welfare for the supporting community, but also as part of the preservation of thelocal cultural products. The method used in the research is research and development methods, namelyresearch conducted to develop products or improve products gradually, ranging from analyzing developmentneeds, designing, creating, implementing to evaluating product feasibility and revising so that new productsare developed truly empirically tested.

Keywords: Tarompa Datuak, traditional crafts, design development, creative industries.

PENDAHULUAN

Sumatera Barat sebagai rumah bagi etnis sukuMinangkabau memiliki aset budaya lokal yang cukupbanyak, di antaranya, ada tenun songket, kerajinanperak, aneka ragam hias, aneka perlengkapan untukmemenuhi kebutuhan hidup (berburu, pertanian,nelayan, transportsi), pakaian adat/pakaian kebesarantokoh adat, pakaian pengantin dan masih banyak yanglainnya.

Pakaian adat diantaranya adalah pakaiankebesaran datuak (datuk) atau pangulu (penghulu) jugabanyak bagianya, seperti: saluak (destar), baju lapangbaju hitam besar lengan panjang, sarawa galembong(celana hitam besar kaki), (kain sandang), sisampiag(kain samping), karih (keris), tungkek (tongkat), dantarompa (sendal). Kesemua bagian dari pakaiankebesaran datuak itu memiliki karakter tersendiri, yangmembedakan dengan pakaian adat daerah lain.Pakaian kebesaran datuak itu merupakan salah satubentuk kearifan budaya lokal di Sumatera Barat.Kearifan lokal merupakan bagian dari kekayaan budayasuatu daerah yang melekat dalam kehidupanmasyarakatnya.

Didisi lain usaha kerajinan tarompa datuak,sebagai salah satu bentuk usaha di bidang kriya yangsudah lama berkembang, seharusnya usaha inisemakin pesat perkembangannya, tetapi

kenyataannya usaha ini sudah tergerus oleh waktu.Pada saat ini jumlah perajinnya semakin berkurangdan tidak ada regenerasinya. Para perajin padaumumnya sudah berumur di atas 50 tahun dangenerasi barunya boleh dikatakan tidak ada. Kalaudicermati biasanya penyebab terjadinya hal itu tidakterlepas dari dua faktor utama, yaitu faktor internaldan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut menyatudalam satu kondisi pada usaha kerajinan tarompadatuak di Sumatera Barat.

Faktor internal dan faktor eksternal tersebutdapat dilihat dengan berkurang jumlah perajin dan tidakada regenerasinya, perajin pada umumnya sudahberumur di atas 50 tahun, anak muda/generasi mudasekarang lebih memilih cara berwirausaha yang instan(cepat dapat uang/pagi bekerja sorenya langsungmemperoleh uang). Selain itu juga disebabkan olehkurang lancar pemasaran tarompa datuak; produktarompa datuak kalah dalam persaingan denganproduk tarompa lain yang desain produknya lebihvariatif, proses pembuatannya mempergunakanteknologi modern dan harganya lebih murah. Sehinggadengan demikian disisi ekonomi usaha kerajinantarompa datuak tidak dapat mencukupi biayakebutuhan hidup keluarga para perajinnya.

Menurut Datuak Arlen bahan baku tarompadatuak terutama kuli t samak nabati sul i t

Page 2: POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE …

 

30

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

mendapatkannya. Di sisi lain kalau kita cermati produktarompa datuak, kita pakai atau gunakan sendiri setiaphari, ternyata belum nyaman rasanya, karena masihterasa berat, keras atau tidak empuk, hak terlalu tinggidan pada paku sol terlalu mencolok sehinggga kurangelegan. Hal ini menunjukkan keterbatasan sumberdaya manusia, kurangnya permodalan untukmengembangkan usaha dan jaringan usaha yangmasih terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yangmasih lemah. Terbatasnya akses pasar akanmenyebabkan produk tidak kompetitif di pasar lokalmaupun global (Mulyatiningsih, 2011).

Pada dasarnya kerajinan tarompa datuak,merupakan usaha kecil yang perlu dilindungi,diberdayakan, dan diberikan peluang usaha agarmampu dan sejajar dengan pelaku ekonomi lainnya,sehingga peran sertanya dalam pembangunan secaraoptimal. Untuk itu perlu terbangun kemitraan yangstrategis dengan pihak-pihak terkait, seperti denganusaha menengah dan usaha besar termasuk didalamnya perguruan tinggi dengan memperhatikanprinsip saling memerlukan, saling memperkuat dansaling menguntungkan sesuai dengan KeputusanPresiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001Tentang Bidang/Jenis Usaha yang Dicadangkan UntukUsaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang TerbukaUntuk Usaha Menengah Atau Besar dengan SyaratKemitraan. Penelitian yang dilakukan diarahkan padapokok permasalahan: pertama, masalah bagaimanamengembangkan desain tarompa datuak agar dapatmengikuti selera zamannya, dan kedua bagaimanamemberdayakan perajin tarompa datuak, agar perajindan usaha kerajinannya tumbuh dan berkembangdengan baik.

KAJIAN LITERATUR

Sukoco & Muhyi, (2015) membicarakanpotensi usaha yang prospektif akan terus berkembangapabila para pengusaha termasuk perajin yangbergerak di bidang usaha tersebut mampumenumbuhkan usahanya dari waktu ke waktu secaraberkelanjutan. Wahdah & Amalia (2016)membicarakan upaya peningkatan kualitas produkharus dibarengi dengan peningkatan kemampuansumber daya manusianya; penguasaan teknologi,pemberdayakan perajin agar tetap produktivitas.Rufaidah & Sutisna (2015) fokus pada peningkatankompetensi dan produk yang berorientasi pasar. Alyas& Rakib (2017) perlunya pendidikan dan pelatihan.Haryono & Bariyah (2014) membicarakan faktorpenentu keberhasilan produk terletak pada konsumen,

untuk itu desain yang dibuat harus disesuaikan dengankebutuhan dan keinginan konsumen. Mahmud & EkoAgus Alfianto (2014) berbicara tentang perlunya desainyang menyenangkan. Abdullatief & Iswari (2002);desain dan kenyamaman si pemakai. Berbagai literaturyang dikemukan digunakan dalam penelitian ini sesuaidengan keperluannya.

METODE PENELITIAN

Penelit ian ini di lakukan dengan caraketerlibatan lansung peneliti secara aktif dalam prosespengembangan desain tarompa datuak bersamaperajin dan sekaligus sebagai motivator dan fasilitatordalam pembinaan entrepreneurship perajin. Metodeyang digunakan adalah research and development (R& D); peneli t ian pengembagan. EndangMulyatiningsing mengatakan bahwa, penelitianpengembangan adalah penelitan yang dilakukan untukmengembangkan produk ataupun menyempurnakanproduk secara bertahap, mulai dari menganalisiskebutuhan pengembangan, merancang, membuat,mengimplementasikan sampai pada mengevaluasikelayakan produk dan merevisi sehingga produk baruyang dikembangkan benar-benar teruji secara empiris(Mulyatiningsing, 2011: 52-53). Metode ini diharapkandapat memudahkan peneliti melakukan langkah-langkah pengembangan desain dan pemberdayaanperajin tarompa datuak. Pengembangan desainmerupakan suatu usaha untuk meningkatkankemampuan konseptual, teoritis, teknis dan moralindividu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, danjabatan melalui pendidikan dan pelatihan (Alyas &Rakib, 2017: 116) – desain merupakan bagian pend-ing dari produk.

Widagdo (2005: 8), menjelaskan bahwa istilahdesain sangat luas pengertiannya, jadi yang dimaksuddalam tulisan ini adalah wujud perancangan yangmenghasilkan wujud benda untuk memenuhikebutuhan hidup manusia dalam lingkup seni rupa dandesain yang berorientasi ekonomi pasar serta produksimassal. Sementara itu dalam hal pengembangandesain yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalahusaha untuk melakukan inovasi terhadap produk yangsudah ada sehingga produk tersebut lebih variatifsesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumenatau selera pasar melalui langkah-langkah penciptaankarya/produk sehingga memil ik i makna bagiperkembangan peradaban masyarakat.

Dalam mendesain tarompa datuak,pendekatan terhadap kebutuhan pasar, serta tujuanpenelitian dijadikan acuan untuk menentukan konsep

Page 3: POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE …

 

31

Potential For Tarompa Traditional Crafts... - Amrizal, Sumadi

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

awal dari desain ini. Pengembangan desain tarompadatuak dilakukan pada bagian mukaan tarompadatuak, lapisan cetak, hak dan solnya agar secaraperformance semakin ergonomis dan menarik untukdilihat serta mampu menampilkan sebuah image barudari tarompa datuak. Kemudian pengembangantarompa datuak dilakukan melalui standardisasi bahanbaku, bentuk, accessories serta kenyamanan dalampemakaian. Adanya pengembangan yang melahirkanimage baru tersebut maka diharapkan selera pasarterhadap tarompa datuak meningkat, tarompa datuakpunya nilai tawar yang baik ditengah-tangahmasyarakat dan menjadi kerajinan yang punya dayasaing di tengah percaturan budaya global.

Untuk itu dalam mendesain tarompa datuaksebagai suatu aktivitas dan karya budaya yangmemiliki makna bagi perkembangan peradabanmasyarakat Minangkabau perlu diadopsi konsepestetika Jepang yang dijelaskan oleh Kenji Ekuan(Sachari, 1986:18-34). Ekuan menyatakan bahwadalam mendesain ada dikenal dengan konsep“estetika kesederhanaan” yaitu mempertemukanelemen-elemen yang kompleks menjadi satu kesatuanuntuk melahirkan bentuk-bentuk yang sederhana.Pada estetika kesederhanaan dimana kompleksitas(keruwetan) tertanam dalam simplisitas(kesederhanaan), sederhana tapi bernilai, berkualitas,mempesonakan dan mencapai kemewahan.

Langkah-langkah untuk pembuatan desaintarompa datuak sesuai dengan yang sudah dijelaskanoleh SP.Gustami (2007: 329), yaitu terdapat tiga tahappenciptaan produk kriya: (1) eksplorasi (problem solv-ing, acuan visual); (2) perancangan (menvisualkan idedalam bentuk sketsa yang berlanjut sampai gambarkerja, prototipe); dan (3) perwujudan (buat produksesuai prototipe, evaluasi/uji kelayakan). Jadi dengandemikian tahapan yang harus dilakukan dalampembuatan tarompa datuak: (1) mengeksplorasisemua bentuk tarompa datuak yang ada disentra-sentra kerajin tarompa datuak di Sumatera Baratsebagai acuan visual; (2) hasil eksplorasi divisualkandalam bentuk sketsa yang berlanjut sampai gambarkerja dan prototipe; dan (3) terakhir prototipe tersebutdievaluasi/uji kelayakannya kepada perajin yangsudah senior atau perajin tarompa datuak yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Kerajinan Tradisional Tarompa Datuak

Tarompa datuak sebagai salah satu bentukkearifan budaya lokal dan menjadi salah satu identitas

atau ciri khas di Minangkabau. Tarompa datuakmerupakan bagian dari pakaian kebesaran paraDatuak/Ninik Mamak atau tokoh adat sukuMinangkabau. Sebagai bagian dari pakaiankebesaran; tarompa datuak dibuat oleh para perajinkulit yang sudah profesional di beberapa daerah diSumatera Barat, seperti di Padang, di PadangPariaman, Padang Panjang, Bukittinggi danPayakumbuh. Dalam konteks industri kreatif sangatmemungkinkan tarompa datuak sebagai bentukkelokalan di Sumatera Barat. Kerajinan tarompadatuak dapat dikembangkan menjadi usaha yangpotensial di Sumatera Barat, karena memiliki karakterdan identitas lokal ke-Minangkabau-an, dan bagiandari industri keratif.

Di era industri kreatif, pasar bebas ASEAN/Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pasar bebasAsia/ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan akan menujupasar bebas Asia Pasifik/Free Trade Area of the AsiaPacific (FTAAP) pada tahun 2025 menuntut UsahaUMKM, terutama yang bergerak dalam usaha kerajinantradisional harus mampu menadapi tantanganPercaturan Budaya Global. Kehadiran pasar bebasbisa berdampak positif ataupun negatif bagi UMKM,bila tidak mampu bersaing, akan berdampak padagulung tikarnya usaha kerajinan tradisional danotomatis akan menambah jumlah pengangguran. Padaumumnya saat ini UMKM cenderung kalah bersaingdengan produk-produk luar negeri yang lebih murahdan berkualitas. Untuk itu UMKM khususnya usahakerajinan tradisional tarompa datuak harus mampuuntuk meningkatkan kualitas dan kuantitasnya, melaluipengembangan desain, peningkatan penguasaanteknologi dan pemberdayaan kemanpuan manejerialperajinnya.

Tarompa datuak merupakan produk alas kakiyang apabila dieksplorasi dengan baik dapat menjadikebutuhan untuk konsumen semua kalangan, karenapada era postmodern ini, alas kaki tidak sekedar untukmelindungi kaki agar tidak kotor atau cidera, tetapisudah menjadi bagian dari gaya hidup. Tarompadatuak bukan sekedar menjadi pakaian kebesaranpara datuak, melainkan sudah menjadi produk untuksemua segmen pasar. Jadi dengan demikian sangatdiperlukan desain baru dan pemberdayaan perajin agarusaha kerajinan tarompa datuak tumbuh danberkembang sesuai zamannya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandi Padangpanjang dan Bukittinggi ditemukan beberapamodel dan ukuran tarompa datuak yang kemudiandigunakan sebagai inspirasi untuk pengembangan

Page 4: POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE …

 

32

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

desain atau pembuatan desain baru dalam penelitianini. Tarompa datuak itu ada yang model biasa/modelstandar, model klasik dan model petak. Tali ataumukaan ada yang polos dan ada yang diberi hiasandengan dicap, di sulam, dianyam dan diberi tenunsongket. Sedangkan sol ada yang berbentuk standardan ada yang berbentuk klasik serta ketebalan solantara 1 – 1.5 Cm dan hak 3 – 3.5 Cm. Untuk bahanyang digunakan sudah beraneka ragam, ada yangmenggunakan kulit samak nabati kombinasi songketPanadai Sikek.

Untuk tarompa datuak yang asli dan kulitsamak chroom, dan ada yang memakai kulit samaknabati kombinasi oscar, vinil dan karet ati untuktarompa datuak yang sudah bertranformasi. Produkyang asli sol dan hak semuanya menggunakan bahankulit samak nabati dan untuk membuat ketebalannya,kulit sol itu ditempelkan dengan mengunakan paku,sedangkan tarompa datuak yang sudah bertranformasisolnya menggunakan karet ati dan untuk menambahketebalannya karet ati ditempelkan denganmenunakan lem sintetis. Dilhat dari sisi beratnyaproduk, tarompa datuak yang asli dengan sudahbertranformasi juga berbeda, yang asli beratnya lebihkurang 700 gram sampai dengan 800 gram, sedangkanyang sudah bertranformasi beratnya hanya 450 gramsampai dengan 500 gram. Berikut adalah beberapatarompa datuak yang produksi oleh perajin di SumateraBarat.

Setelah eksplorasi dianggap cukup, makadilakukan perancangan yang diawali dari membuatsketsa-sketsa alternatif, kemudian sketsa dipilih yang

terbaik dan dipindahkan menjadi gambar kerja. Padagambar kerja sudah tergambar ukuran yang jelas danpecah pola sesuai elemen-elemen tarompa yangdirancang. Gambar kerja tersebut sebelum diwujudkanmenjadi sebuah prototipe, ter lebih dahuludikonsultasikan atau dival idasi ke-peraj in diPadangpanjang dan Bukittinggi, dan setelah itudiwujudkan menjadi sebuah prototipe. Prototipe inisetelah dievaluasi/uji kelayakan, maka kemudiandapat dijadikan sebagai desain baru tarompa datuakyang siap untuk diproduksi.

Gambar 2.Bentuk tarompa datuak tipe standar yang produksioleh Dt. Arlen di Koto Katiak, Kota Padangpanjang

(Foto: Amrizal, 2017)

Gambar 3.Bentuk tarompa datuak tipe standar yang produksi

oleh Dt. Imuih di Taratak, Kota Padangpanjang,Sumatera Barat (Foto: Amrizal, 2017)

Gambar 1.Bentuk tarompa datuak tipe klasik yang produksi

oleh Dt. Arlen di Koto Katiak, Padangpanjang,Sumatera Barat (Foto: Amrizal, 2017)

Page 5: POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE …

 

33

Potential For Tarompa Traditional Crafts... - Amrizal, Sumadi

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Gambar 4.Bentuk tarompa datuak tipe standar yang produksi

oleh Datuak Mudo di Balai-balai, KotaPadangpanjang (Foto: Amrizal, 2017)

Gambar 5.Bentuk Tarompa Datuak tipe standar yang produksi

oleh Gindo Tamar di Bukit Surungan, KotaPadangpanjang (Foto: Amrizal, 2017)

Gambar 6.Bentuk tarompa datuak tipe klasik yang produksioleh Herman di Kampung Cina, Kota Bukittinggi

(Foto: Amrizal, 2017)

Gambar 7.Bentuk tarompa datuak tipe standar yang produksi

oleh Erwin Sutan Sari Alam di Garegeh, KotaBukittinggi, Sumatera Barat (Foto: Amrizal, 2017)

Gambar 8.Bentuk tarompa datuak untuk anak-anak tipestandar yang produksi oleh Muzakir di NagariPanta, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam,

Sumatera Barat (Foto: Amrizal, 2018)

Strategi Pengembangan Desain Tarompa Datuak

Keberhasilan pengembangan usaha kerajinantarompa datuak tak hanya berbekal pada kemampuanpemasaran saja, tetapi juga harus ada kemampuandalam membuat desain agar para konsumen makintertarik dengan produk-produk kerajinan. Namun,sebagian besar perajin terkendala untuk membuatdesain desain baru, penyebabnya bisa bermacam-macam, diantaranya adalah: kurangnya pengetahuanperajin dalam mengembangkan desain, tuntutanekonomi keluarga dan keterpaksaan untuk terusberproduksi agar cepat mendapat uang, sehinggawaktu untuk mengembangkan desain tidak ada(Tribunjogja.com, diakses Kamis, 4 Oktober 2018).

Desain dari sebuah produk sangat perlumendapatkan perhatian serius pihak perajin, karenauntuk dapat bersaing disetiap segmen pasar, suatuproduk harus mampu memenuhi kebutuhan dankeinginan konsumennya, baik dari aspek fungsi,estetik ataupun daya tarik yang dimiliki produk

Page 6: POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE …

 

34

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

tersebut. Untuk itu, dalam pengembangan desaintarompa datuak dimulai dari tahapmentransformasikan tarompa datuak menjadi produkyang bukan sekedar menjadi pakaian kebesaran paradatuak saja, melainkan sudah menjadi produk yangdapat dipakai oleh semua segmen pasar dan termasukpasar luar negeri.

Pengembangan desain tarompa datuakdiawali dari melakukan eksplorasi pada seluruh produktarompa datuak yang ada di sentra-sentra kerajinantarompa datuak yang ada di Sumatera Barat; untukmendapatkan ide-ide kreatif, ditambah denganmenelusuri model sendal yang trendi di internet. Produkyang ada di toko-toko sendal di pasar juga difoto,sebagian dibeli untuk contoh dalam pengembangandesain. Perkembangan model sendal yang di pasar-pasar dan yang di internet dapat menjadi inspirasidalam mendapatkan model yang sesuai dengan selerapasar. Selain itu dalam mendesain tarompa datuak,nilai kenyamanan si pemakai menjadi prioritas utamadan dalam menentukan ukuran juga mengikuti standarukuran yang baku. Pada desain yang baik, keinginanprodusen dengan keinginan konsumen sinkron dalamsebuah desain.

Langkah awal dalam pembuatan desaintarompa datuak yaitu: diawali dari pencarian ide kreatif,memikirkan model desain yang layak untukdikembangkan; mewujudkan dalam berbagai macambentuk sketsa alternatif; kemudian dilanjutkan denganmenentukan ukuran dan memilih model yang nyaman,serasi dan menarik (membuat gambar kerja); langkah

selanjutnya melakukan validasi kepada ahlinya(kriyawan atau perajin), agar desain yang dibuatmaksimal sebelum dibuat menjadi produk yang siapuntuk dipasarkan. Berikut t iga buah contohpengembangan desian tarompa datuak dari sembilandesain yang dibuat.

Gambar 10.Desain tarompa datuak hasil pengembangan

(Desain: Amrizal, 2018)

PerspektifAtasan/Bena Sol

PolaSol

PolaTali Jepit

PolaHak

Pola Mukaan

Pola Bena

Tampak Samping

Gambar 9.Desain tarompa datuak hasil pengembangan

(Desain: Amrizal, 2018)

Tampak Samping

Atasan/Bena Sol Perspektif

PolaTali Jepit

PolaMukaan

Pola Bena

Pola Sol

Page 7: POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE …

 

35

Potential For Tarompa Traditional Crafts... - Amrizal, Sumadi

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Gambar 11.Desain tarompa datuak hasil pengembangan

(Desain: Amrizal, 2018)

KESIMPULAN

Kehadiran pasar bebas bisa berdampak positifataupun negatif bagi usaha kerajinan tradisionaltarompa datuak. Untuk itu perlu di lakukanpengembangan desain secara kreatif dan profesional.Pada era postmodern ini, alas kaki tidak sekedar untukmelindungi kaki agar tidak kotor atau cidera, tetapisudah menjadi bagian dari gaya hidup. Tarompadatuak bukan sekedar menjadi pakaian kebesaranpara datuak, melainkan sudah menjadi produk untuksemua segmen pasar. Jadi dengan demikian sangatdiperlukan desain baru dan pemberdayaan perajin agarusaha keraj inan tarompa datuak tumbuh danberkembang sesuai zamannya.

Dalam mendesain tarompa datuak,pendekatan terhadap kebutuhan segmen pasar dankonsumen dijadikan acuan untuk menentukan konsepawal dari desain ini. Untuk mendesain tarompa datuakdiawali dari membuat sketsa-sketsa alternatif,kemudian sketsa dipilih yang terbaik dan dipindahkanmenjadi gambar kerja. Pada gambar kerja sudahtergambar ukuran yang jelas dan pecah pola sesuaielemen-elemen tarompa yang dirancang. Gambar kerjatersebut sebelum diwujudkan menjadi sebuahprototipe, terlebih dahulu dikonsultasikan ataudivalidasi ke-perajin di Padangpanjang dan Bukittinggi,dan setelah itu diwujudkan menjadi sebuah prototipe.Prototipe ini setelah dievaluasi/uji kelayakan, makakemudian dapat dijadikan sebagai desain baru tarompadatuak yang siap untuk diproduksi.

Pola Aksesoris

PolaSol

PolaBena

PolaHak

Pola Tali Jepit

Pola Mukaan

DAFTAR PUSTAKA

Abdullatief, & Iswari, D. (2002). Membuat Sendal &Sepatu Santai untuk Wirausaha. Jakarta:Puspa Swara.

Alyas, & Rakib, M. (2017). Strategi PengembanganUsaha Mikro, Kecil dan Menengah dalamPenguatan Ekonomi Kerakyatan (StudiKasus Pada Usaha Roti Maros diKabupaten Maros). Sosiohumaniora, 19(2),115–121.

Amrizal, & Sumadi. (2017). Urgensi PengembanganDesain Tarompa Datuak Dalam PeningkatanPerekonomian Perajin dan KonsitensiUsahanya. Surakarta: ISI Press Surakarta.

Haryono, M., & Bariyah, C. (2014). PerancanganKonsep Produk Alas Kaki denganMenggunakan Integrasi Metode Kansei En-gineering dan Model Kano. Jurnal IlmiahTeknik Industri, 13(1), 71–82.

Karju. (2016). Lapoan akhir penelitian berjudul KreasiAneka Pisau Pamor sebagai UsahaDiversifikasi dan Peningkatan Nilai JualProduk Pande Besi di KecamatanPolanharjo Kabupaten Klaten.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127Tahun 2001 Tentang Bidang/Jenis Usahayang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil danBidang/Jenis Usaha yang Terbuka UntukUsaha Menengah atau Besar dengan SyaratKemitraan (2001).

MA, Z. A. (2016). Kriya dan Desain MenujuPerkembangan Kekriyaan Indonesia. JurnalDISPROTEK, 7(2), 1–12.

Mahmud, & Alfianto, E. A. (2014). Pengaruh DesainProduk dan Layanan Purna Jual TerhadapKeputusan Konsumen Membeli SepedaMotor Yamaha Merek New V- IXION FI (FullInjection) (Studi pada Konsumen SepedaMotor Yamaha Merek New V-IXION FI (FullInjection) di Adiguna Sakti Motor Pandaan).Jurnal Sketsa Bisnis, 1, 1130–1132.

Mulyatiningsih, E. (2011). Riset Terapan BidangPendidikan dan Teknik . Yogyakarta:Yogyakarta: UNY Press.

Rof iqah Wahdah, & Amalia, H. S. (2016).Pengembangan Daya Saing Produk padaSentra Kerajinan Purun di Kabupaten HuluSungai Utara Kalimantan Selatan. JurnalSpread, 6(2), 89–99.

Page 8: POTENTIAL FOR TAROMPA TRADITIONAL CRAFTS IN THE …

 

36

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat III

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2018

Rufaidah, P., & Sutisna. (2015). Kapabilitas DinamisUMKM Industri Kreati Jawa Barat .Sosiohumaniora, 17(1), 60–66.

Sachari, A. (1986). Seni Desain dan Teknologi:Antologi Kritik, Opini dan Filosofi. Bandung:Pustaka.

SP.Gustami. (2007). Butir-Butir Mutiara Estetika Timur:Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia.Yogyakarta: Prasista.

Sukoco, I., & Muhyi, H. A. (2015). EcopreneurshipDalam Menumbuhkan Usaha BerwawasanLingkungan Pada Sentra Industr iPenyamakan Kulit Sukaregang KabupatenGarut. Sosiohumaniora, 17(2), 156–165.

Widagdo. (2005). Desain dan Kebudayaan. Bandung:ITB.

Tribunjogja.com dengan judul APIKRI ResmikanRumah Desain Untuk PengembanganUMKM, http://jogja.tribunnews.com/2014/04/12/apikri-resmikan-rumah-desain- untuk-pengembangan-umkm. diakses Kamis, 4Oktober 2018

Haryono Haryo Guritno. (2006). Keris Jawa AntaraMistik dan Nalar, Jakarta: PT IndonesiaKebanggaanku.