populatuion n sampling technique
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Populatuion n Sampling Technique
1/8
41
POPULASI DAN TEKNIK SAMPLING
5.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang memiliki kuantitas at au kualitas t ertentu yang ditentukan oleh
peneliti untuk dipelajari dan diselidiki dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dapat berupa orang, mahkluk hidup lain, benda tak hidup, perilaku,
fenomena alam, dan sebagainya. Bila misalnya kita mengadakan penelitian
tentang mahasiswa Universitas Sumatera Utara, maka populasi penelitian
kita adalah seluruh mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan
kita teliti tersebut. Jadi, misalnya kita akan meneliti tentang mahasiswa USU,
maka kita bisa mengambil sampel sepuluh orang mahasiswa di tiap Fakultas
saja, dan itu dianggap sudah m ewakili mahasiswa USU.
5.2. Alasan Pemilihan Sampel:
1. Kendala sumber daya, baik waktu, dana, maupun sumber daya lainnya.
Penggunaan sampel akan menghemat sumber daya untuk menghasilkan
penelitian yang lebih dapat dipercaya daripada sen sus.
2. Ketepatan, dengan pemilihan desain sampel yang abik, peneliti akan
memperoleh data yang akurat, dengan tingkat kesalahan yang relative
rendah.
3. Pengukuran destruktif, biasanya digunakan untuk menguji sesuatu yang
bersifat destruktif sehingga sampel tidak digunakan lagi
Sampel dapat di denisikan sebagai himpunan sebagian dari unsur –
unsur populasi yang memiliki ciri – ciri sama. Keseluruhan dari bagian itu
disebut populasi terhadap populasi hasil penelitian hendak digeneralisasikan.
-
8/16/2019 Populatuion n Sampling Technique
2/8
Populasi tidak harus t erdiri dari unsur m anusia, apa saja yang dapat
menjadi sumber i nformasi atau data dapat dijadikan populasi, seperti hewan,
tumbuhan, benda – benda, peristiwa dan lain – lain, semuanya dapat
dijadikan sebagai populasi penelitian.
5.3. Kegunaan Metode Sampling
1. penelitian secara menyeluruh terhadap seluruh populasi tidak
mungkin dilakukan. Misalnya, bila kita ingin meneliti tentang
kebiasaan makan balita di Indonesia, bagaimana mungkin kita akanmengumpulkan data seluruh balita yan g ad a di Indonesia.
2. objek penelitian bersifat homogen. Misalnya jika diduga terjadi
pencemaran air laut di Selat Sunda, maka peneliti hanya akan
mengambil sampel beberapa t abung air s aja d ari Selat.
3. dampak destruktif terhadap obyek yang diteliti. Misalnya kita akanmenguji berapa kilo meter daya mesin merk XYZ sepeda motor bila
dihidupkan terus‐menerus tanpa henti. Dalam melakukan penelitian
ini, kita tidak mungkin menggunakan seluruh sepeda motor merek
XYZ, karena akan merusaknya.
4. menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
5.4.Penentuan Jumlah Sampel
Sebenarnya, tidak ada aturan yang baku dalam menentukan jumlah
sampel dari suatu populasi. Pada dasarnya, semakin besar jumlah
sampelnya, semakin akurat hasil penelitiannya. Tetapi, besar keci lnya
sampel akan sangat d ipengaruhi oleh besar keci lnya biaya, tenaga dan
waktu yang tersedia.
-
8/16/2019 Populatuion n Sampling Technique
3/8
1
Selain itu, jenis penelitian juga ak an mempengaruhi ukuran sampelnya. Untuk
penelitian yang sifatnya deskriptif umumnya membutuhkan jumlah
sampel yang lebih banyak dari pada penelitian yang dilakukan untuk menguji
hipotesis.
Ada beberapa pendapat yang diajukan dalam penentuan jumlah sampel
ini,diantaranya, ap abila populasi cukup homogen (serba sama), terhadap
populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, di atas
1.000 sebesar 15%.
5.5. Karakteristik Sampel yang b aik:
1. memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang berhubungan
dengan besaran sampel untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki.
2. mengidentikasi probabilitas dari setiap unit analisis untuk menjadi
sampel.
3. memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya
kesalahan) dalam pemilihan sam pel daripada harus melakukan sensus.4. memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yang diterapkan
dalam estimasi populasi yang disusun dari sampel statistika.
BESARNYA SAMPLING
Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi sampel
yang diambil dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu menjadi satu
kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang benar dalammenentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.
Cara mengitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh disain
penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasional dengan
menguunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan khohor,
demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan beda dengan jika data
yang digunakan adalah data continue. ada penelitian di bidang kesehatan masyarakat,
kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau belah lintang,
meskipun ada beberapa yang menggunakan case control ataupun khohor.
!erdapat banyak rumus untuk menghitung besar sampel minimal sebuah
penelitian, namun pada peper ini akan disampaikan sejumlah rumus yang paling sering
dipergunakan oleh para peneliti.
-
8/16/2019 Populatuion n Sampling Technique
4/8
2
1. Penelitian Cross-sectional
"ntuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai menggunakan proporsi
binomunal # binomunal proportions $. Jika besar populasi #%$ diketahui, maka di&ari
dengan menggunakan rumus berikut'
1- /2 p (1-p) Nn = -----------------------------------
d 2(N-1) + Z 2 p (1-p)
Z2
1- /2
-
8/16/2019 Populatuion n Sampling Technique
5/8
Dengan jumlah populasi #%$ yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan
sampel se&ara a&ak$.
%amun apabila besar populasi #%$ tidak diketahui atau #%-n$(#%-1$)1 maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut '
Z2 p q Z 2 p (1-p)
n = ---------- = --------------d2 d2 (*emesho+b dkk, 1 )
eterangan '
n ) jumlah sampel minimal yang diperlukan
) derajat k e per &ayaan
p ) proporsi anak yang diberi /0 se&ara eksklusif
2 ) 1-p #proporsi anak yang tidak diberi /0 se&ara eksklusif
d ) limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan )3,3 atau 5 1- (6 ) 1, 7 atau 56
1- (6 ) 1, 76 atau dibulatkan
menjadi 4, maka rumus untuk besar % yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi'
4 p 2n ) ----------
d6
8isalnya, kita ingin men&ari sampel minimal untuk suatu penelitian men&ari faktor
determinan pemberian /0 se&ara eksklusif. "ntuk mendapatkan nilai p, kita harus
melihat dari penelitian yang telah ada atau literatur. Dari hasil hasil penelitian
0uyatno #6331$ di daerah Demak-Ja+a !engah, proporsi bayi #p$ yang diberi
makanan /0 eksklusif sekitar 1 ,6 9. ni berarti nilai p ) 3,1 6 dan nilai 2 ) 1 :
p. Dangan limit dari error #d$ ditetapkan 3,3 dan nilai ) 3,3 , maka jumlah
sampel yang dibutuhkan sebesar'
1, 76 . 3,1 6 . 3,;6;n ) -------------------------
3,3 6
) 61 orang #angka minimal$
Jika tidak diketemukan nilai p dari penelitian atau literatur lain, maka dapat
dilakukan maanya saja untuk
penelitian khohor, ada juga yang menggunakan ukuran data kontinue #nilai mean$.
?esar sampel untuk penelitian &ase &ontrol adalah bertujuan untuk men&ari
-
8/16/2019 Populatuion n Sampling Technique
6/8
sampel minimal untuk masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol. adang-
kadang peneliti membuat perbandingan antara jumlah sampel kelompok kasus dan
kontrol tidak harus 1 ' 1, tetapi juga bisa 1' 6 atau 1 ' @ dengan tujuan untuk memperoleh
-
8/16/2019 Populatuion n Sampling Technique
7/8
hasil yang lebih baik. /dapun rumus yang banyak dipakai untuk
men&ari sampel minimal penelitian &ase-&ontrol adalah sebagai berikut'
(p0.q0 + p1.q1)( Z 1 - / 2 + Z 1-ß )2
n = - (p1 - p0) 2
eterangan '
n ) jumlah sampel minimal kelompok kasus dan kontrol5 1 - ( 6 ) nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat
kemaknaan #untuk ) 3,3 adalah 1, 7$5 1 - A ) nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa
# power $ sebesar diinginkan #untuk A)3,13 adalah 1,6;$ p3 ) proporsi paparan pada kelompok kontrol atau tidak sakit p1 ) proporsi paparan pada kelompok kasus #sakit$2o ) 1 : p3 dan 21 ) 1 : p1
ada penelitian khohor yang di&ari adalah jumlah minimal untuk kelompok
exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan tidak terpapar. Jika yang
digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian khohor nilai p3 pada rumus di atas
sebagai proporsi yang sakit pada populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi
yang sakit pada populasi yang terpapar atau nilai p1 ) p3 < == #=elative =isk$.
Jika nilai p adalah data kontinue #misalnya rata-rata berat badan, tinggi badan,
8! dan sebagainya$ atau tidak dalam bentuk proporsi, maka penentuan besar sampel
untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus berikut.
6# 5 1 - ( 6 B 5 1-A $6 6
n ) ---------------------------------#"1 - "6$ 6
eterangan '
n ) jumlah sampel tiap k elom pok 5 1 - ( 6 ) nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat
kemaknaan #untuk ) 3,3 adalah 1, 7$5 1 - A ) nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa
# power $ sebesar diinginkan #untuk A)3,13 adalah 1,6;$) standar deviasi kesudahan #ou tc om e$
"1 ) mean outcome kelompok tidak terpapar "6 ) mean outcome kelompok terpapar
Contoh kasus, misalnya kita ingin men&ari sampel minimal pada penelitian
tentang pengaruh pemberian /0 eksklusif dengan terhadap berat badan bayi. Dengan
menggunakan tingkat kemaknaan 9 atau ) 3,3 , dan tingkat kuasa( power 3 9 atau
A)3,13, serta kesudahan # outcome $ yang diamati adalah berat badan bayi yang ditetapkanmemiliki nilai asumsi 0D)3, 4 kg #menga&u data dari penelitian * 8 di ur+orejo,
Ja+a !engah$, dan estimasi selisih antara nilai mean kesudahan # outcome $ berat badan
kelompok tidak terpapar dan kelompok terpapar selama 4 bulan pertama kehidupan bayi
-
8/16/2019 Populatuion n Sampling Technique
8/8
#"3 : "1$ sebesar 3,7 kg #menga&u hasil penelitian i+o , et al. 1 4$, maka
perkiraan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan tiap kelompok pengamatan, baik
terpapar atau
tidak terpapar adalah'
6# 1, 7 B 1,6; $ 6 #3, 4$ 6
n )#3,7$ 6
) 1, orang atau dibulatkan' 6 orang(kelompok
ada penelitian khohor harus ditambah dengan jumlah lost to follow atau akan
lepas selama pengamatan, biasanya diasumsikan 1 9. ada &ontoh diatas, maka sampel
minimal yang diperlukan menjadi n) 6 #1B3,1 $ ) ,; bayi atau dibulatkan menjadi
sebanyak 73 bayi untuk masing-masing kelompok baik kelompok terpapar ataupun tidak
terpapar atau total 163 bayi untuk kedua kelompok tersebut.
. Penelitian E!s"eri#ental
8enurut 0upranto J #6333$ untuk penelitian eksperimen dengan ran&angan a&ak
lengkap, a&ak kelompok atau faktorial, se&ara sederhana dapat dirumuskan'
#t-1$ #r-1$ E 14
dimana ' t ) banyaknya kelompok perlakuan
j ) jumlah replikasi
Contohnya' Jika jumlah perlakuan ada 4 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap
perlakuan dapat dihitung'
#4 -1$ #r-1$ E 1
#r-1$ E 1 (@
r E 7
"ntuk mengantisipasi hilangnya unit ekskperimen maka dilakukan koreksi dengan 1(#1-f$
di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundur diri atau drop out.
Re$erensi%
1. ?hisma-8urti, rinsip dan 8etoda =iset Fpidemiologi, adjah 8ata "niversityress,1
6. *emesho+, 0. G David H.>.Jr, 1 . ?esar 0ampel dalam enelitian esehatan#terjemahan$, adjahmada "niversity ress, Iogyakarta
@. 0nede&or H G Co&hran H , Statistical Methods 7th ed, /mes, /' o+a 0tate"niversity ress, 1 7
4. 0upranto, J. 6333. !eknik 0ampling untuk 0urvei dan Fksperimen. enerbit !=ineka Cipta, Jakarta.