plenary discussion 1
DESCRIPTION
Plenary Discussion 1TRANSCRIPT
PLENARY DISCUSSION
TUTORIAL 4
DEHIDRASI DAN MALNUTRISI
Disusun oleh :
Zariat Primatama (20100310034)
Gigih Parditha Yudha (20100310035)
Setyabella Ika Putri (20100310042)
Khofi Khafidzah Fatkhur (20100310037)
Nurul At’tikah Zain (20100310120)
Khalifa Rahmani (20100310135)
Waode Kasriyanti (20100310136)
Fajar Avivul Havid (20100310151)
Marchadinda Inggriani S. (20100310159)
Ghinna Septhiana P. (20100310160)
Adiyat Aunur Rahman (20100310175)
Rebika Yupriztyaz (20100310177)
Fahnur Danang W. (20100310210)
SKENARIO PLENARY DISCUSSION
Metabolism and Regulation Block 2011
A woman 60-y.o, who was in good health until her husband died because of a traffic accident a
year ago. Since that time she has lost interest in many of the activities she previously enjoyed.
Some day, her neighbor found she sleeping in her clothes, unkempt, and somewhat confuse. Her
neighbor took her to hospital and diagnosed with dehydration and malnutrition. In the hospital, it
was learned that her body weight was 48 kg, height was 160cm. She had lost her body weight 5
kg in the 2 month, her hemoglobin was 8 g% (reference range = 12-15 g%), serum albumin was
2.0 g% (normal= 3.5-5.0), cholesterol serum was 120 mg% .
SEVEN JUMPS KASUS PLENARY DISCUSSION
1. CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
a. Traffic accident:
- Kecelakaan lalu lintas
b. Unkempt :
- Keadaan tidak rapi atau tidak terurus
c. Dehydration :
- Keadaan tubuh yang kekurangan cairan dan elektrolit, khususnya pada cairan
ekstraseluler (Dorland, 2002).
d. Malnutrition :
- Masukan nutrisi yang tidak cukup jumlah atau macamnya yang disebabkan oleh
asupan makanan yang kurang, gangguan pencernaan atau
absorbsi(carahidup.um.ac.id).
- Suatu kelinan gizi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan atau kekurangan
makanan atau defect asimilasi atau pendayagunaan makanan (Dorland, 2002).
e. Hemoglobin :
- Kandungan zat dalam sel darah merah yang terdiri dari besi (Fe) dan berfungsi
mengikat gas oksigen yang akan dialirkan dalam tubuh.
- Zat warna merah pada sel darah merah.
- Hemoglobin dalam darah normalanya adalah 12-15 gr%.
- Pigmen merah pembawa oksigen pada eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang
berkembang dalam sum-sum tulang (Dorland,2002).
f. Albumin :
- suatu protein yang larut dalam air dan mengandung larutan garam dalam knsentrasi
sedang dan daat menggumpal oleh panas.
- Penurunan albumin seru 3,5 – 5 g/dl m disebut albuminemia, terjadi pada malnutrisi
protein.
g. Cholesterol :
- Suatu sterol eukariotik pada hewan yang lebih tinggi. Merupakan prekusor asam-
asam empedu dan hormon steroid, serta konstituen kunci membran sel,
memperantarai fluiditas dan permeabilitas membran tersebut(Dorlan,2002).
2. PROBLEM DEFINITION
1. Bagaimana seharusnya komposisi normal Hb, albumin, dan kolesterol dalam tubuh?
2. Bagaimana status BMI pada wanita tersebut?
3. Apa saja faktor-faktor yang bisa menyebabkan dehidrasi dan malnutrisi?
4. Gejala dehidrasi dan malnutrisi?
5. Patogenesis malnutrisi dan dehidrasi?
6. Prosedur pemeriksaan orang dengan indikasi dehidrasi dan malnutrisi?
7. Pentalaksanaan dehidrasi dan malnutrisi?
3. BRAINSTORMING
1. Albumin normal : 3,5-5 gr%
Hemoglobin normal : 12-15 gr%
Kolesterol : <200 mg/dl
2. Kurang
3. Faktor-faktor yang menyebabkan dehidrasi :
a. Diare
b. Muntah
c. Keringat
d. Diabetes
e. Konsumsi Alkohol
f. Kulit Terbakar
g. Ketidakmampuan untuk minum cairan
Faktor-faktor yang menyebabkan malnutrisi:
a. Ekonomi
b. Lifestyle
c. Psikis
4. Gejala dehidrasi
a. Penurunan berat badan 2,6%
b. Penurunan waktu reaksi fungsi motorik
c. Penurunan kewaspadaan/ tingkat konsentrasi
d. Mulut kering
e. Haus
f. Pusing(dizziness), bingung
g. Kram otot
Gejala malnutrisi
a. Mengalami penurunan pada kecepatan metabolisme
b. Gangguan kemampuan untuk pemekatan urin.
5. Patogenesis Dehidrasi
Ditinggal meninggal suamiWanita tidak memiliki semangat hidupnafsu makan
dan minum kurang. Sehingga yang terjadi :
Pathogenesis Malnutrisi
Ditinggal meninggal suamiWanita tidak memiliki semangat hidupnafsu makan
dan minum kurang. Sehingga yang terjadi :
6. Prosedur Pemeriksaan terhadap seseorang yang memiliki indikasi terkena dehidrasi
dan malnutrisi
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan laboratorium atau Pemeriksaan penunjang
7. Penatalaksanaan dehidrasi
a. Langkah pertama dalam mengobati dehidrasi adalah pencegahan.
b. Jika sudah terkena, lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang
masuk dan keluar secara berkala sesuai kebutuhan. Hitung seberapa banyak cairan
yang dibutuhkan.
c. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral. Cairan yang
diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi.
d. Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain
pemberian cairan melalui intravena(infus). Jenis cairan infus yang digunakan
untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya.
Penatalaksanaan Malnutrisi yaitu dengan fase stabilisasi, fase transisi, dan fase
rehabilitasi
4. ANALYZING
1. Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar
60%. Nilai normal albumin di dalam darah sekitar 3,5 – 5 g/dl. Fungsi dari albumin
adalah, pertama, mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel.
Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan metabolisme-asam lemak bebas dan bilirubin
dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkut melalui
darah dari satu organ ke organ lainnya agar dapat dimetabolisme atau diekskresi.
Fungsi kedua adalah memberi tekanan osmotik di dalam kapiler sehingga albumin
dapat menjaga keberadaan air dalam plasma darah sehingga bias memperyahankan
volume darah. Bila jumlah albumin turun maka akan terjadi penimbunan cairan dalam
jaringan (edema) misalnya bengkak di kedua kaki. Atau bisa terjadi penimbunan
cairan dalam rongga tubuh misalnya di perut yang disebut acites.
Konsentrasi albumin yang rendah dalam tubuh dapat disebabkan karena beberapa hal
diantaranya malnutrisi, penyakit hati kronis (sirosis), malabsorbsi, luka bakar hebat,
saat menjalani operasi, kelainan fungsi ginjal, dll. Efek plasma albumin yang rendah
akan berhubungan dengan fungsi mempertahankan sel dalam sirkulasi darah dan jika
kondisinya ekstrem akan berpengaruh pada fungsi pengantaran zat gizi kedalam
jaringan dengan membentuk oedema lokal, low serum kalsium walaupun tidak
terdapat tanda adanya gangguan metabolisme kalsium.
Naik turunya kadar albumin terggantung dari kondisi tubuh atau penyakit yang
dialami penderita. Keadaan – keadaan yang dapat meningkatkan kadar albumin
antara lain :
Penyakit sirrosis hepatis.
Peningkatan tekanan vena portal.
Hepatitis khronis.
Penyakit jantung kongestif.
Metastase kanker ke hati.
Hipotiroid. Hepatitis non alkohol.
Maka, jika albumin terlalu tinggi. Albumin tersebut akan terbuang bersama urin atau biasa disebut degan albuminuria. Sehingga hal tersebut akan mengindikasikan seseorang menderita beberapa penyakit seperti yang disebutkan diatas.
Kolesterol terdiri dari dua jenis yakni kolesterol LDL/lemak lenuh atau kolesterol
jahat dan kolesterol HDL/lemak tak jenuh atau kolesterol baik. Kedua jenis kolesterol
ini pasti ada di setiap makanan cuma kadarnya saja yang berbeda beda. Kolesterol
LDL disebut sebagai kolesterol jahat karena ia bertanggung jawab atas faktor resiko
terjadinya beberapa penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, kencing
manis dan lain sebagainya. Sementara kolesterol HDL berlaku sebaliknya sehingga
disebut kolesterol baik. Dan jika seseorang diindikasikan kurang kolesterol, maka
yang terjadi adalahterganggunya metablisme tubuh. Hal ini karena kolesterol
merupakan zat yang berfungsi untuk mensintesis beberapa hormon penting yang
dibutuhkan oleh ubuh kita.
HB = jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah.
Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. apabila Hemoglobin dan
Eritosit berkurang, Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut
anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis
eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan, maka keadaan ini disebut
polisitemia. Polisitemia ada 3 macam yaitu polisitemia vera, suatu penyakit yang tidak
diketahui penyebabnya; polisitemia sekunder, suatu keadaan yang terjadi sebagai
akibat berkurangnya saturasi oksigen misalnya pada kelainan jantung bawaan,
penyakit paru dan lain-lain, atau karena peningkatan kadar eritropoietin misal pada
tumor hati dan ginjal yang menghasilkan eritropoietin berlebihan; dan polisitemia
relatif, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasmanya misal pada
luka bakar.
2. - Body Mass Index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan
hubungan antara berat badan dan tinggi badan. BMI lebih berhubungan dengan
lemak tubuh dibandingkan dengan indikator lainnya untuk tinggi badan dan
berat badan.
- Rumus untuk menghitung BMI:
BMI : _Berat badan (kg)_
(Tinggi badan (m))2
- Klasifikasi BMI:
TABLE 44-2 -- Body Mass Index (BMI) Classification of Adults
BMI
(kg/m2)
WEIGHT STATUS
<18.5 Underweight
18.5–24.9 Normal weight
25–29.9 Overweight
30–34.9 Obese
35–39.9 Moderately obese
40–49.9 Morbid obesity
≥50 Super morbid obesity
BMI Ideal menurut umur
Umur(tahun) BMI(kg/m2)19-24 19-2425-34 20-2535-44 21-2645-54 22-2755-64 23-28>65 24-29
- BMI bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase
yang pasti dari lemak tubuh.Hubungan antara lemak dan BMI dipengaruhi oleh usia
dan jenis kelamin. Wanita lebih mungkin memiliki persentase lemak tubuh yang lebih
tinggi dibandingkan pria dengan nilai BMI yang sama.
- Jika nilai BMI seseorang melebihi normal (indikasi overweight), maka hal tersebut
akan meningkatkan resiko adanya permasalahan pada jantung serta resiko kematian.
Dan jika nilai BMI seseorang lebih dari yang melebihi normal (obesitas) berarti orang
tersebut membutuhkan perawatan medis khusus. Berbagai kegiatan yang dapat
menurunkan berat badan layak untuk dicoba, seperti berolahragalah secara teratur,
kurangi porsi lemak pada makanan Anda, dan sebagainya. Konsultasikan lah
permasalahan Anda ini kepada dokter ahlinya.
- Jika BMI seseorang kurang dari normal, maka ada kemungkinan orang tersebut
mengalami kurang gizi karena asupan gizi yang dia makan tidak mencukupi
kebutuhan tubuhnya.
- Pada kasus ini, wanita dalam scenario memiliki BMI(Body Mass Index) sebesar :
BMI : 48__ = 18,75 kg/m2
(1,6)2
Dari hasil tersebut , jika kita melihat usia dari wanita tersebut yaitu 60 tahun, maka
statusnya dengan BMI sekian maka dia termasuk dibawah normal, atau ada indikasi
kurang gizi. Hal ini karena untuk usia 60 tahun, BMI yang normal adalah 23-28,
sedangkan BMI wanita tersebut hanya 18,75.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan dehidrasi dan penjelasannya :
Dehidrasi pada umumnya dapat terjadi apabila terlalu banyak air yang hilang dari
dalam tubuh, ketidak-cukupan intake atau pengkonsumsian air, atau paling sering
adalah kombinasi dari keduanya.
Diare
Diare terjadi bila terdapat infeksi bakteri yang mengakibatkan iritasi pada segmen
usus besar. Mukosa akan menyekresikan sejumlah besar air dan elektrolit selain
sekresi larutan mukus alkali yang berfungsi untuk mengencerkan faktor
pengiritasi dan menyebabkan pergerakan tinja yang cepat menuju anus. Hal ini
akan disertai dengan kehilangan sejumlah air dan elektrolit yang cukup banyak
hingga dapat menyebabkan dehidrasi. (Guyton & Hall – Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 9)
Muntah
Muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang
untuk mengganti air dengan minum.
Keringat
Tubuh bisa kehilangan sejumlah besar air ketika mencoba untuk melakukan
mekanisme untuk mendinginkan diri dengan berkeringat. Baik tubuhnya panas
karena lingkungan (misalnya, bekerja dalam lingkungan yang hangat), olahraga
intens dalam lingkungan panas, atau karena demam hadir karena infeksi, tubuh
akan menggunakan sejumlah besar air dalam bentuk keringat untuk mendinginkan
diri. Tergantung pada kondisi cuaca, jalan cepat dapat menghasilkan sampai 16
ons keringat (satu pon air) untuk memungkinkan pendinginan tubuh, dan air yang
perlu diganti. ( www.excessivesweatingcures.com )
Diabetes
Pada penderita diabetes pada awalnya kadar hormon insulin dalam darah berada
pada tingkat rendah, maka gula tidak dapat masuk kedalam sel untuk diproses
menjadi sumber energi. Jika demikian, tubuh akan mengkompensasikannya
dengan cara menggunakan lemak sebagai sumber energi alternatif. Namun karena
penggunaan lemak tidak dapat sempurna dibakar, maka akan dihasilkan suatu zat
yang disebut badan keton. Badan keton akan terakumulasi di dalam darah dan
akan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Terdapatnya badan keton didalam urin
disebut ketonuria. Kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan kadarnya
di urin meningkat. Meningkatnya kadar glukosa urin akan menyebabkan volume
urin bertambah sehingga cairan didalam tubuh akan berkurang.
(www.klikdokter.com)
Konsumsi alkohol
Alkohol adalah diuretik. Ini berarti mendorong tubuh untuk kehilangan air lebih
dari yang dibutuhkan dengan menghentikan produksi hormon tubuh anti-diuretik,
sehingga mempercepat hilangnya cairan dari tubuh Anda, yang mengarah ke
dehidrasi. (http://www.alcohol.org.nz)
Kulit terbakar
Korban kulit terbakar mengalami dehidrasi karena kulit yang rusak tidak dapat
mencegah cairan merembes keluar dari tubuh. Penyakit peradangan kulit lain
juga terkait dengan kehilangan cairan. Ketika seseorang mengalami luka bakar,
ada kerusakan pada volume intravaskular. Kadar volume intravaskular mengalami
penurunan pada kedua jaringan yang rusak serta daerah sekitarnya. Hal ini
disebabkan karena peningkatan permeabilitas, perubahan tekanan osmotik dalam
terbakarnya jaringan interstisial dan edema seluler. Hal ini menyebabkan
ketidakseimbangan semua mineral yang diperlukan dalam tubuh dan dapat
mengalami dehidrasi bila tidak ditangani dengan tepat lalu mengakibatkan
kematian. (http://www.enotes.com)
Ketidakmampuan untuk minum cairan
Ketidakmampuan untuk minum adalah penyebab potensial dehidrasi yang
lain. Apakah kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kemampuan untuk
minum dengan jumlah yang cukup,ditambah dengan kehilangan air secara rutin
bisa mengakibatkan dehidrasi.
Faktor- faktor yang menyebabkan mal nutrisi dan penjelasannya:
Malnutrisi dapat muncul dari penyebab primer atau sekunder; dengan faktor
penyebab dari tidak adequatnya atau tidak berkualitasnya asupan makanan dan
selanjutnya dari penyakit yang menyebabkan asupan makanan yag telah dikonsumsi
tidak dpat disimpan, dimetabolisme, atau diserap oleh tubuh.
Malnutrisi sekunder ini banyak terjadi di negara industri, yang terjadi jika seseorang
yang asupan makanannya adekuat tetapi asupan makanan tersebut menjadi sia-sia
akibat penyakit akut atau bahkan kronik yang diderita sehingga metabolisme atau
penyerapan makanan dalam tubuh terganggu.
Faktor lainnya antaranya ekonomi, life style, psycological.
Faktor ekonomi berpengaruh pada tingkat kesejahteraan hidup seseorang. Individu
yang memiliki ekonomi tinggi maka dapat dipastikan tingkat konsumsinya akan
meningkat pula karena didukung dengan daya beli yang tinggi. Hal tersebut
menyebabkan malnutrisi primer dengan intake makanan yang jarang atau tidak
adekuat jarang trjadi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan malnutrisi sekunder
dapat dialami karena faktor makanan yang dikonsumsi membuat tubuh seseorang itu
mengalami gangguan metabolisme atau penyerapan makanan.
Life style, kebiasaan seseorang dalam mrngonsumsi makanan juga berpengaruh
terhadap malnutrisi. Misalnya, malnutrisi sekunder yang terjadi karena adanya
gangguan tubuh akibat kebiaaan hidup yang buruk. Untuk malnutrisi primer sendiri,
lebih mengarah pada ekonomi seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan
kebiasaan hidup yang tidak baik, contohny makan rendah protein, atau asupan
makanan tidak optimal sehari-hari.
Psikis, dengan keadaan seseorang yang tidak nyaman, intake makanan pun akan
terganggu. Misalnya, dalam keadaan normal memungkinkan seseorang akan
memenuhi asupan makanan atau nutrisi tubuhnya dengan optimal atau normal pula.
Akan tetapi misalkan dalam keadaan stress, nafsu makan akan berkurang,
menyebabkan intake makanan berkurang dan jika berlanjut terus menerus akan
menyebabkan malnnutrisi.
4. Gejala dehidrasi
a. Penurunan berat badan 2,6%
b. Penurunan waktu reaksi fungsi motorik
c. Penurunan kewaspadaan/ tingkat konsentrasi
d. Mulut kering
e. Haus
f. Pusing(dizziness), bingung
g. Kram otot
- Tabel perbandingan tanda dan gejala antara dehidrasi yang ringan sampai berat
Tanda /gejala
Mild Moderate Severe
Kesadaran Waspada Lethargi KomaPengisian kapiler
2 detik 2-4 detik > 4 detik, anggota badan dingin
Mukosa Normal Kering Kering & pecah-pecahAir mata Normal Berkurang Tidak adaHR Sedikit naik Naik Sangat tinggiRR Normal Naik Tinggi dan hiperpneaTD Normal Normal tetapi
ortostatikTurun
Nadi Normal Melemah Tak teraba/lemah Turgor kulit
Normal Lambat Hilang
Fontanel Normal Depresi CekungMata Normal Cekung Sangat cekungUrin Berkurang Oliguria Oligoria/anuria
- Gejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada
sama sekali. Namun secara umum terjadi penurunan kemampuan homeostatik seiring
dengan bertambahnya usia. Secara khusus, terjadi penurunan respons rasa haus
terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas. Di samping itu juga terjadi
penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin,
aldoosteron, dan penurunan fungsi ginjal terhadap vasopresin.
- Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor, dan mata
cekung sering tidak jelas. Gejala klinis yang paling spesifik dapat dievaluasi adalah
penurunan berat badan akut lebih dari 3%. Gejala klinis lainnya yang dapat
membantu identifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
- Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila
ditemukan askila lembab, suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang,
berat jenis (BJ) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosolia dan
proteinuria), serta rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan
16,9 (tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat
dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat : tidak
menggunakan obat-obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada
kondisi overlood (gagal jantung kongesif, sirosis hepaptis dengan hipertensi portal,
penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindromnefrotik).
Gejala malnutrisi
1. MALNUTRISI MENURUNKAN KECEPATAN METABOLISME
Malnutrisi lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 sampai 30 persen;
penurunan ini diduga disebabkan oleh tidak adanya zat makanan yang dibutuhkan
di dalam sel. Pada stadium akhir dari beberapa penyakit, pengurusan dan
pelemahan tubuh (inanition) yang menyertai penyakit seringkali menimbulkan
tanda penurunan kecepatan metabolisme yang nyata, sangat hebatnya sehingga
suhu tubuh dapat menurun beberapa derajat sesaat sebelum meninggal.
2. MALNUTRISI= GANGGUAN KEMAMPUAN PEMEKATAN URIN
Peran pokok ureum terhadap kemampuan memekatkan urin dibuktikan dengan
kenyataan bahwa manusia yang mengkonsumsi makanan tinggi protein, yang
menghasilkan sejumlah besar ureum sebagai produk ‘buangan’ nitrogen, dapat
memekatkan urinnya jauh lebih baik daripada orang yang asupan protein dan
produksi ureumnya rendah. Oleh karena itu, malnutrisi dikaitkan dengan
konsentrasi ureum yang rendah di interstisium medula dan terjadinya gangguan
pemekatan urin.
Mekanisme reabsorbsi ureum ke dalam medula ginjal adalah sebagai berikut:
sewaktu air mengalir ke atas di lengan asendens Ansa Henle dan masuk ke
tubulus distal dan tubulus koligentes lortikalis, sedikit ureum akan direabsorbsi
karena segmen ini impermeabel terhadap ureum. Dengan adanya konsentrasi
ADH yang tinggi, air direabsorbsi secara cepat dari tubulus koligentes kortikalis
dan konsentrasi ureum meningkat dengan cepat karena ureum tidak begitu
permeabel di bagian tubulus ini. Kemudian, sewaktu cairan tubulus mengalir ke
duktus koligentes di bagian dalam medula, reabsorbsi air masih saja terjadi, yang
menghasilkan konsentrasi ureum yang jauh lebih tinggi dalam cairan. Konsentrasi
ureum yang tinggi ini dalam cairan tubulus di duktus koligentes di bagian dalam
medula, menyebabkan ureum berdifusi keluar dari tubulus masuk ke dalam
interstisium ginjal. Difusi ini sangat terbantu oleh pengangkut ureum yang
spesifik. Salah satu pengangkut ureum ini, yaitu UT-AI, diaktifkan oleh ADH,
yang akan meningkatkan pengangkutan ureum keluar dari duktus koligentes di
bagian dalam medula lebih banyak ketika kadar ADH meningkat. Pergerakan
simultan dari air dan ureum yang keluar dari duktus koligentes di bagian dalam
medula, akan mempertahankan konsentrasi ureum yang tinggi di dalam cairan
tubulus dan, pada akhirnya dalam urin, walaupun ureum sedang direabsorbsi.
3. MALNUTRISI TIDAK SELALU MENYEBABKAN KURANG BERAT.
Kelelahan,lemah, gelisah, dan iritabilitas merupakan manifestasi yang sering ada.
Kegelisahan dan overaktifitas seringkali disalahartikan oleh orang tua sebagai
bukti kurang lelah. Anoreksia, gangguan digestive yang dengan mudah terimbas,
dan konstipasi merupakan keluhan yang sering ada, dan bahkan sampai
ditemukan diare dengan tinja muloid tipe kelaparan. Sering juga tampak lelah,
muka pucat, corak kulit keruh, dan mata tidak berkilau. Anemia hipokhromik
sering menyertai.
5. Patogenesis dehidrasiDehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan ekstrasel. Dehidrasi pada kasus tersebut terjadi kerana adanya gangguan homeostasis air dan elektrolit. Pada dasarnya, air yang diminum atau air yang berasal dari makanan akan diserap di usus, masuk ke pembuluh darah, beredar ke seluruh tubuh. Di kapiler air difiltrasi ke ruang interstisium, selanjutnya masuk ke dalam sel dan keluar dari sel secara difusi. Dari darah difiltrasi di ginjal dan sebagian kecil dibuang sebagai urin. Ke saluran cerna dikeluarkan sebagai saliva. Pada saluran nafas dan kulit dikeluarkan sebagai uap air dan keringat. Seperti pada kasus, ketika tidak ada keseimbangan intake cairan ke dalam tubuh dengan output cairan, dimana intake cairan lebih sedikit dibanding outputnya maka akan timbul dehidrasi. Pada akhirnya, dehidrasi akan mempengaruhi pengeluaran hormone vasopressin dan supresi ANP juga pada akhirnya akan mempengaruhi konsentrasi natrium dalam tubuh.
Patogenesis malnutrisi
Malnutrisi pada kasus di atas disebabkan oleh ketidakseimbangan input makanan dengan outpunya, dimana input lebih sedikit dibanding kebutuhan kalori dan protein dalam tubuh.
Nutrisi yang diperlukan oleh tubuh antaranya ialah calory, protein, lmak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
6. Prosedur Pemeriksaan Dehidrasi1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien dehidrasi :
Anamnesis
Menanyakan identitas(nama, pekerjaan, usia, status perkawinan, dan alamat)
Menanyakan keluhan utama
Menayakan Riwayat Penyakit Sekarang
1. Lokasi
2. Kualitas
3. Kuantitas (jika yang dirasakan nyeri)
4. Waktu : onset, durasi, frekuensi
5. Situasi dan kondisi saat terjadi
6. Faktor-faktor yang memperparah dan memperingan
7. Manifestasi gejala lain
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
Menanyakan riwayat penyakit keluarga
Menanyakan riwayat personal social
1. Pendidikan
2. Situasi pekerjaan
3. Situasi rumah/keluarga/perkawinan
4. Kebiasaan/perilaku gaya hidup
Menanyakan asupan cairan setiap harinya
Bagaimana intensitas buang air kecil dan buang air besar dalam sehari
Riwayat mual dan muntah
Nafsu makan dan minum
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Conjuntiva (anemis atau tidak)
Sklera(Ikterik atau tidak)
Capillary refill
Vital sign: suhu, TD, HR,RR,
Pemeriksaan turgor
Inspeksi kepala : mata(cekung atau tidak,bibir kering dan pecah-pecah atau tidak, air mata berkurang atau tidak)
Pemeriksaan thorak, abdomen, ekstremitas
2. Pemeriksaan penunjang
Kadar natrium plasma darah
Osmolaritas serum
Ureum dan kreatinin darah
BJ urin
Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)
Prosedur Pemeriksaan Malnutrisi1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien malnutrisi :
Anamnesis
Menanyakan identitas(nama, pekerjaan, usia, status perkawinan, dan alamat)
Menanyakan keluhan utama
Menayakan Riwayat Penyakit Sekarang
1. Lokasi
2. Kualitas
3. Kuantitas (jika yang dirasakan nyeri)
4. Waktu : onset, durasi, frekuensi
5. Situasi dan kondisi saat terjadi
6. Faktor-faktor yang memperparah dan memperingan
7. Manifestasi gejala lain
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
Menanyakan riwayat penyakit keluarga
Menanyakan riwayat personal social
1. Pendidikan
2. Situasi pekerjaan
3. Situasi rumah/keluarga/perkawinan
4. Kebiasaan/perilaku gaya hidup
dicari data tentang asupan makanan
berat badan (BB) sebelum sakit
penurunan BB
kurang atau hilangnya nafsu makan
mual dan muntah.
Pemeriksaan fisik
Ada tidaknya ‘wasting’ otot dan hilangnya jaringan lemak subkutan.
Melakukan penilaian ukuran Antropometri yaitu :
1. Pengukuran yang dilakukan adalah tinggi badan (TB), berat badan
(BB), Lingkaran Lengan Atas (LLA) dan Tebal Lipatan Kulit (TLK)
yaitu cara yang mudah untuk menerangkan simpanan lemak,
2. Penilaian Indeks Masa Tubuh (IMT) menunjukkan hubungan antara
BB dan TB. Biasanya digunakan untuk penilaian status gizi lebih dan
obesitas.
2. Pemeriksaan penunjang :
kadar protein plasma, albumin, prealbumin, transferin, retinol binding
protein. Dasar penggunaan parameter tersebut karena kadarnya
dipengaruhi oleh perubahan komposisi tubuh selama periode perioperatif.
Konsentrasi protein plasma dapat digunakan untuk penilaian status gizi
dan terapi gizi, namun tidak spesifik karena banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kadar protein. Diantara parameter-parameter tersebut,
kadar albumin plasma yang memungkinkan digunakan sebagai marker
biokimia untuk menentukan status malnutrisi.
Balans nitrogen, yaitu perbedaan antara nitrogen yang masuk dan keluar
tubuh, merupakan ukuran konversi protein indirek. Balans negatif
menandakan stadium katabolik pada pasien kritis.
Penilaian status imun dilihat pada hitung limfosit dan tes hipersensitivitas
kulit karena defens imunologi pada malnutrisi sudah terpengaruh.
Parameter-parameter diatas (antropometri, biokimia) digunakan adalah
untuk mengantisipasi faktor kesalahan (error) dan dipengaruhi oleh
perubahan komposisi tubuh karena faktor non nutrisional.
8. Penatalaksanaan Dehidrasi
a. Langkah pertama dalam mengobati dehidrasi adalah pencegahan. Untuk orang
dewasa sehat ini termasuk minum delapan delapan ons gelas air setiap hari.
Kebutuhan air akan lebih tinggi untuk orang-orang tertentu, seperti atlet atau
orang yang tinggal di dataran tinggi atau di tempat yang panas, iklim kering.
Atlet bisa mendapatkan manfaat dari minum solusi yang diperkaya dengan
elektrolit yang hilang melalui keringat, seperti Gatorade.
b. Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar
secara berkala sesuai kebutuhan. Hitung seberapa banyak cairan yang
dibutuhkan.
c. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral. Cairan yang
diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi. Pada dehidrasi ringan, terapi
cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24jam (30 ml/kg
berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian
defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Menghitung
kebutuhan cairan sendiri, termasuk jumlah insensible water loss sangat
perludilakukan setiap hari. Perhatian tanda-tanda kelebihan cairan seprti
ortopnea, sesak nafas, perubahan pola tidur, atau kofusion. Cairan yang
diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi.
Dehidrasi hippertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman
dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.
Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang
mengandung sodium seperti jus tomat juga dapat diberikan isotonik yang ada
di pasaran.
Dehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan sama seperti diatas tetapi
dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.
d. Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral,
selain pemberian cairan melalui intravena(infus). Jenis cairan infus yang
digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Jika cairan
tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang
dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :
Definisi cairan ( liter = Cairan Badan Total [CBT] yang diinginkan – CBT
saat ini)
CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini/140
CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg)
CBT saat ini (perempuan) = 45% x berat badan (kg) {xtypo_ info}
Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis
rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan isotonik dengan
kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik
digunakan cairan hipertonik. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan
mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu
pemberian cairan hipertonik.
Jenis Cairan Infus
a. Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut
dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan
“ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya
(prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas
tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada
keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah
(dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar
gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam
pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
b. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di
dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami
hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus
menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal
saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
c. Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke
dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya
Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin
(http://milissehat.web.id/?p=93)
Pada penjelasan di atas kami beberapa kali myebukan tentng dehidrasi
hipotonok, dehidrasi isotonik dan dehidrasi hipertonik. Berikut ini adalah
penjelasannya:
a. Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama
dengan konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium
besarnya relatif sama dalam kompartemen intravaskular maupun
kompartemen ekstravaskular.
b. Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan
kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis).
Secara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan
air yang hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen
intravaskular berpindah ke kompartemen ekstravaskular, sehingga
menyebabkan penurunan volume intravaskular.
c. Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan
kandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan hipotonis).
Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan
natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen
ekstraskular berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga
meminimalkan penurunan volume intravascular.
Penatalaksanaan malnutrisi
Tatalaksana gizi buruk dibagi menjadi beberapa fase, yaitu fase stabilisasi, fase
transisi, dan fase rehabilitasi. Terdapat 10 hal yang harus dilakukan dalam
tatalaksana anak dengan gizi buruk, yaitu:
a. Fase Stabilisasi (hari 1-3 atau sampai hari 7) Merupakan fase untuk
menstabilkan kondisi pasien dari kondisi-kondisi yang mengancam jiwa,
seperti syok, hipotermi, dan hipoglikemi. Pada fase stabilisasi pasien
mendapatkan:
- energi sebanyak 80-100 kkal/kgBB/hari
- protein sebanyak 1-1,5 gram/kgBB/hari
- cairan 130 ml/kgBB/hari atau 100 ml/kgBB/hari bila terdapet edema berat
- Vitamin A
- Vitamin C
- Asam folat 5mg/hari pada hari I, selanjutnya 1 mg/hari
- Vitamin B kompleks 1 tablet/hari.
b. Fase Transisi (hari 8-14)
Setelah kondisi stabil maka jumlah makanan pun bisa ditingkatkan agar siap
memasuki fase rehabilitasi. Pada fase transisi pasien mendapatkan:
- energi sebanyak 100-150 kkal/kgBB/hari
- protein sebanyak 2-3 gram/kgBB/hari
- cairan 150 ml/kgBB/hari
- Vitamin A
- Asam folat 1 mg/hari
- Vitamin B kompleks 1 tablet/hari.
c. Fase Rehabilitasi (2-6 minggu)
Pada saat rehabilitasi, keadaan sudah baik, sistem pencernaannya pun
sudah mulai terbiasa dengan makanan yang diberikan sebelumnya.
Sehingga pada fase ini, anak diberikan makanan untuk tumbuh kejar. Pada
fase rehabilitasi, pasien mendapatkan:
energi sebanyak 150-220 kkal/kgBB/hari
protein sebanyak 3-4 gram/kgBB/hari
cairan 150-200 ml/kgBB/hari
Suplementasi Fe/besi (berupa tablet besi/folat SO4
Daftar Pustaka
Harrison’s.2008.Principles of Internal Medicine 17th edition.EGC: Jakarta
Kliegman, Robert M. 2007. Nelson textbook of Pediatrics 18th edition. Saunders
Tortora, Gerard J. 2009. Principles of Anatomy and Physiology 12th edition. John Wiley & Sons, Inc
Utama, Hendra. 2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi 2. Fakultas Kedokteran UI