pertimbangan perawatan geriatri
DESCRIPTION
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam perawatan pasien geriatri di bidang prostodonsiaTRANSCRIPT
REFERENSI
1. Levy, Barnet M. Disease Related Changes in Older Adults. In: Holm-Pedersen
P and Löe H, Geriatric Dentistry, 1986, Copenhagen: Munksgaard.
2. Penanganan Pasien Lansia atau Geriatri. Prof Linda Kusdhany. Departement
Prostodonsia FKG UI. Pdf
3. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/486/2h.pdf?
sequence=1
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan rencana perawatan
pada pasien geriatri
Menurut Berkey (1996) ada 6 domain kebutuhan perawatan gigi & mulut pada
lansia, antara lain;1
1. Fungsi pengunyahan dan phonetic
Penuaan dapat menyebabkan perubahan system stomatognati. Sistem
stomatognatik adalah kesatuan system yang berada pada rongga mulut dan
berfungsi dalam oklusi, pengunyahan, bicara, pergerakan, dsb. Kegoyangan
dan kehilangan gigi yang parah pada lansia dapat menyebabkan berkurangnya
fungsi bicara, terganggunya fungsi pengunyahan, dan penampilan wajah
sehingga mengurangi estetis
2. Keluhan/simptom
Informasi mengenai keluhan / gejala yang dialami pasien dapat digali
melalui anamnesis lengkap. Anamnesis dan komunikasi dengan pasien lansia
memang berbeda karena pasien lansia kerap mengalami penurunan fungsi
pendengaran, memori, dan kognitif. Oleh karena itu penting bagi dokter gigi
untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif. Pasien seharusnya
didorong untuk dapat berbicara secara bebas, tidak hanya tentang keluhan
utamanya, tetapi juga mengenai gejala, perasaan, dan rasa takutnya.
3. Keadaan patologis
Pasien lansia kerap mengalami penurunan fungsi atau faal secara
fisiologis dan juga karena sebab patologis. Pasien lansia dengan penyakit
kronik (patologis) dan gangguan biopsikososial disebut geriatric. Pasien
geriatri yang memiliki penyakit sistemik perlu dirujuk ke dokter spesialis
untuk konsultasi terkait perawatan gigi.
4. Estetis
Tujuan perawatan pasien lansia juga harus memperhatikan fungsi
estetika dan penampilan pasien.
5. Psikologis
Pendekatan dan penatalaksanaan perawatan pasien lansia perlu
memperhatikan kondisi psikologis pasien dan sikap mental pasien terhadap
perawatan. Yang selanjutnya akan dibahas lebih lanjut.
Sebelum kita menentukan rencana perawatan untuk pasien lansia ada baiknya kita
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu dalam penatalaksanaan baik pasien lansia
maupun geriatri, yaitu;
1. Sosial / tingkat pendidikan / lingkungan
Faktor-faktor seperti kehidupan sosial, tingkat pendidikan, dan lingkungan
tempat tinggal pasien, apakah tempat tinggal pasien nyaman untuk ditinggali,
dapat diketahui berdasarkan anamnesis, untuk melihat kemampuan pasien
dalam menerima edukasi dan informasi mengenai oral hygiene, ataupun
perawatan yang nantinya akan diberikan.
2. Ekonomi / kemampuan
Status ekonomi pasien merupakan salah satu hal yang penting untuk
dipertimbangkan sebelum menentukan rencana perawatan. Hal ini perlu
dipertimbangkan apakah pasien lansia tersebut dibantu oleh keluarganya
dalam masalah keuangan, atau sudah hidup seorang diri tanpa keluarganya.
Ada baiknya sebagai dokter gigi kita harus memiliki rasa empati dan
mempertimbangkan hal-hal diatas untuk memberikan perawatan sesuai
kemampuan finansial pasien
3. Transportasi
Transportasi dipertimbangkan untuk masalah frekuensi kunjungannya ke
dokter gigi. Apabila perawatan tidak selesai dalam satu hari, hal ini perlu
ditanyakan apakah ada yang mengantarnya ke rumah sakit atau ia berangkat
sendiri, ini penting untuk perawatan yang nantinya membutuhkan jangka
panjang (maintenance)
4. Hubungan interpersonal empathy
Sebagai dokter gigi kita perlu memiliki rasa empathy terhadap pasien
terutama pada pasien lansia/geriatri. Komunikasi yang efektif dengan pasien
geriatri perlu dikuasai oleh dokter gigi. Contohnya, akibat adanya penurunan
fungsi pendengaran, ketika berkomunikasi dengan lansia/geriatri ada baiknya
dilakukan dengan kontak mata agar mereka dapat membaca bibir lawan
bicaranya. Dokter gigi harus bertindak sebagai pendengar yang baik dan aktif
serta mampu menunjukkan respon empati yang tepat. Dokter gigi harus sabar
mendengarkan keluhan, perasaan dan kekhawatiran pasien lansia,
Keberhasilan komunikasi antara dokter gigi dan pasien pada umumnya akan
melahirkan kenyamanan, kepercayaan dan kepuasan bagi pasien lansia
maupun dokter gigi.
5. Komunikasi dengan pasien dan keluarga pasien
Komunikasi adalah proses transimisi, penerimaan, dan interpretasi
informasi baik secara verbal dan non verbal. Ketika berkomunikasi dengan
pasien lansia/geriatri dokter gigi harus menggunakan pesan yang terstruktur,
menyediakan waktu untuk mendengar keluhan pasien lansia, mengulang-ulang
pesan dan bisa juga menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan
kepada lansia agar kita tahu bahwa mereka sudah memahami pesan kita,
menghindari memberi informasi yang terlalu banyak secara bersamaan.
Perubahan akibat proses menua seperti daya penglihatan menurun, daya
pendengaran menurun dan daya ingat juga menurun. Perubahan-perubahan
seperti ini mempengaruhi komunikasi dokter-pasien. Berikut adalah hal yang
harus diperhaikan
Gunakan tulisan huruf besar dan tebal
Gunakan warna tulisan yang kontras
Bila berbicara dengan pasien lansia duduk berhadapan langsung dan
pertahankan kontak mata
Duduk lebih dekat saat berbicara
Gunakan sentuhan empati
Volume suara , jangan berbicara terlalu cepat
Selain dengan pasien, komunikasi dengan keluarga pasien adalah hal
yang penting, dikarenakan keluarganyalah yang nantinya akan banyak
memberikan perawatan di rumah, mengingatkan pasien dalam menjaga oral
hygiene dan perawatan maintenance selanjutnya, hal ini dikarenakan pasien
lansia biasanya mengalami penurunan kemandirian. Apabila keluarga pasien
kooperatif maka tujuan dari hasil perawatan akan tercapai optimal
6. Adanya penyakit sistemik dan penggunaan obat-obatan
Pasien dengan riwayat penyaki sistemik memerlukan perhatian lebih.
Meskipun dokter gigi tidak bertanggung jawab untuk mengobati pasien
dengan penyakit sistemik, dokter gigi harus berhati-hati terhadap akibat dan
manifestasi penyakit sistemik terhadap rongga mulut dan kesehatan umumnya.
Obat-obatan yang dikonsumsi untuk penyakit sistemik perlu menjadi
perhatian bagi pasien. Biasanya pasien yang mengalami stroke dan darah
tinggi sering kali mengkonsumsi obat-obat antikoagulan dan anti hipertensi.
Oleh karena itu dokter gigi perlu mengetahui dampak-dampak dari
antikoaguagulan terhadap rencana perawatan di kedokteran gigi
Contohnya pada penyakit osteoporosis, pasien biasanya diberikan obat
biofosfonat yang digunakan untuk menghambat aktivitas osteoclast (sel
penghancur tulang), sehingga menghambat proses resorbsi(penghancuran)
tulang, meningkatkan kepadatan dan memperbaiki mineralisasi tulang. Pada
pasien diabetes melitus maka perlu dilakukan kontrol diet .
Ketika merencanakan suatu perawatan terhadap pasien yang menderita
hipertensi atau pernah mengalami kerusakan serebrovascular, dokter gigi
harus mengurangi faktor- faktor yang dapat meningkatkan stress, lebih berhati
hati terhadap pemberian obat
7. Kepribadian pasien/kondisi psikososial3
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa
lansia, antara lain;
Penurunan kondisi fisik
Penurunan fungsi dan potensi seksual
Perubahan aspek psikososial
Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan
Perubahan dalam peran sosial di masyarakat
Penurunan kondisi fisik.
Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain:
Rasa tabu / malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada
lansia
Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta
diperkuat oleh tradisi dan budaya
Kelelahan / kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya
Pasangan hidup telah meninggal
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Adanya penurunan kedua fungsi ini
menybebkan terjadinya perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan
keadaan kepribadian lansia. Perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5
tipe kepribadian lansia sebagai berikut,
a. Tipe kepribadian konstruktif (construction personality) tipe ini
tidak banyak mengalami gejolak tetap tenang dan mantap sampai tua
b. Tipe kepribadian mandiri (independent personality) tipe ini
cenderung mengalami post power syndrome, apalagi jika pada masa
lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi
pada dirinya
c. Tipe kepribadian tergantung (dependent personality) tipe ini sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila keluarga selalu harmonis,
maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup
meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana,
apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
d. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality) tipe ini
setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya,
banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara
seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi sulit
e. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu
orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.
8. Dukungan keluarga
Keterlibatan dan dukungan keluarga secara aktif sejak awal terapi akan
berdampak positif bagi kelangsungan pengobatan. Oleh karena itu penting
bagi dokter gigi untuk memberikan DHE juga kepada keluarga pasien lansia
dan selalu berkomunikasi dengan baik. Dukungan keluarga tentunya akan
meringankan beban mental pasien
Penatalaksanaan pasien lansia2
A. Tahap 1 (Perawatan emergency)
Sakit, infeksi pulpectomy, pencabutan
B. Tahap 2 (maintanance, monitoring)
Preprostetik, PSA, Curretage, DHE/plak kontrol, penambalan, reline gigi
tiruan
C. Tahap 3 (rehabilitatif)
Implant, esthetic dentristry, GTS/GTC
Seperti yang kita ketahui, pasien geriatri memiliki banyak penyakit kompleks,
oleh karena itu dalam penatalaksanaannya harus menggunakan prinsip keterpaduan.
Fungsinya2 adalah:
Untuk mencegah pelayanan tumpang tindih
Untuk mencegah terjadinya polifarmasi
Untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pasien yang sudah
mengalami mobilitas terbatas.
Kriteria2;
Adanya kerjasama lintas disiplin
Adanya standar pelayanan paripurna
Adanya saran yang terintegrasi
Berikut adalah kajian interdisiplin2:
Biomedik
Ilmu gizi
Ilmu penyakit dalam
Endokrinologi
Kebidanan
Psikologi
Antropologi
Manajemen kesehatan,dll
Integrative Model