perencanaan sumber daya pada pekerjaan arsitektur bangunan
TRANSCRIPT
Perencanaan Sumber Daya Pada Pekerjaan Arsitektur Bangunan Gedung Apartemen Berbasis WBS (Work Breakdown Structure)
Kgs Mohd Miftah Salam, Yusuf Latief
1. Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat 16424,
Indonesia 2. Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat 16424,
Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Pada pekerjaan konstruksi, membuat perencanaan dan menguraikan pekerjaan-pekerjaan kedalam elemen pekerjaan merupakan faktor yang sangat penting karena apabila terdapat kesalahan maka akan mengakibatkan kerugian pada proyek, lingkup pekerjaan mudah berubah (dinamis), pembengkakan biaya dan keterlambatan
waktu proyek. Banyak kasus yang telah terjadi terkait kurangnya standarisasi pekerjaan menyebabkan keterlambatan waktu dan biaya menjadi tidak terkendali akibat penambahan waktu pekerjaan. Penelitian ini
membahas tentang perencanaan sumber daya dari pekerjaan arsitektur bangunan apartemen dengan menggunakan WBS (Work Breakdown Structure) sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan kerugian pada
saat tahap konstruksi dengan menggunakan metode penelitian Teknik Delphi melalui validasi pakar yang berpengalaman pada pekerjaan gedung konstruksi.
Resource Planning Of Architecture Work In Apartment Building Based On WBS (Work Breakdown Structure)
Abstract
On the construction work, planning and outlining jobs into elements of the work is a very important factor
because if there are fault, it will result in a losses on the project, the scope of work is changing (dynamic), cost overruns and time delays in the project. Many cases have been lack of standardization work going on related causes time delays and costs become unmanageable due to the addition time jobs. This research is discusses
about the resource planning of apartments building architectural work by using WBS (Work Breakdown Structure) to minimize fault and losses during the construction phase by using Delphi technique research method
through expert validation experienced in building construction work.
Keyword : Gedung Apartemen ; Pekerjaan Arsitektur ; Work Breakdown Structure
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di Asia Tenggara,
dengan luas wilayah yang besar dan sumber daya yang berlimpah. Berdasarkan hasil dari
sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia
mencapai 237.641.326 juta jiwa dan mendapat peringkat ke-3 penduduk terbanyak di dunia.
Semakin bertambah banyak penduduk, kebutuhan akan rumah semakin banyak dan otomatis
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Kemungkinan yang akan terjadi adalah padatnya
pemukiman dan ketersediaan lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya
lahan yang kosong untuk pemukiman. Hunian vertikal berupa apartemen merupakan pilihan
untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal masyarakat perkotaan. Menurut Surjanto (2017),
permintaan akan apartemen di wilayah perkotaan di Indonesia sedang mengalami peningkatan
permintaan yang signifikan dibandingkan dengan permintaan gedung lainnya seperti gedung
perkantoran. Peningkatan menyebabkan banyaknya proyek pembangunan apartemen di
Indonesia dan jasa konstruksi mengalami peningkatan akibat permintaan.
Pada proyek kontruksi kualitas dari output perencanaan harus diperhatikan karena
berhubungan erat dengan waktu dan biaya. Dimana kelayakan sebuah proyek merupakan
cerminan dari kualitas yang dihasilkan pada saat perencanaan, pelaksanaan dan penutupan
konstruksi. Apabila terjadi suatu permasalahan yang terjadi pada proyek yang menyebabkan
keterlambatan maka akan membuat kerugian yang cukup besar berupa pembengkakan biaya
dan dari segi kualitas yang dihasilkan. Kerugian tersebut dapat dihindari dengan membuat
perencanaan yang baik berupa uraian pekerjaan yang jelas, kordinasi yang baik, dan backup
plan yang baik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya keterlambatan waktu pada tahap
pelaksanaan konstruksi. Langkah awal dalam proses perencanaan setelah syarat-syarat proyek
terdefinisi adalah melakukan pengembangan Work Breakdown Structure (WBS) pada proyek
konstruksi (Kerzner, 2006). WBS secara logis mengurai keseluruhan proyek menjadi struktur-
struktur tugas dan aktivitas yang terikat dengan produk yang diminta dan tanggungjawab yang
diamanatkan (PMBOK Guide, 2008). Pembuatan WBS merupakan proses perincian
deliverable dan pekerjaan proyek menjadi komponen yang lebih kecil dan lebih dapat
dikelola.
Banyak kasus yang telah terjadi terkait kurangnya standarisasi pekerjaan
menyebabkan keterlambatan waktu dan biaya menjadi tidak terkendali akibat penambahan
waktu pekerjaan seperti pekerjaan pemasangan lantai keramik dengan metode menggunakan
lapisan screed dan mortar pada perencanaan, namun setelah proyek berjalan metode berubah
menjadi metode langsung pada lapisan screed karena lebih efektif dan dapat mempercepat
waktu pengerjaan (Agustinus, 2017). Hal ini menjadi contoh bahwa pentingnya standarisasi
dan perencanaan yang matang oleh kontraktor sebelum proyek berjalan sehingga dapat
mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi di lapangan. Dengan keadaan pasar
seperti itu, memperbarui dan mematenkan metode konstruksi sesuai dengan referensi sangat
dibutuhkan untuk menunjang kualitas dari sebuah kontraktor. Pengembangan sistem
perusahaan konstruksi sebagai motor utama penggerak pembangunan melalui kompetensi
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
dirasa sangat perlu sehingga lebih sistematis dan kompetitif, dimana konstruksi sendiri
meruapakan kegiatan atau elemen penting dalam membangun suatu infrastruktur untuk
menghasil hasil dan kualitas yang sempurna. Dari masalah-masalah tersebut, maka
dibutuhkanlah standar berupa WBS (Work Breakdown Structure) sebagai fondasi untuk
mendefinisikan pekerjaan yang berkaitan dengan tujuan proyek. Adapun tujuan dari
penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi paket pekerjaan pada pekerjaan arsitektur bangunan gedung
apartemen
2. Mengidentifikasi metode/alternatif desain konstruksi pada pekerjaan arsitetur gedung
apartemen
3. Mengidentifikasi aktivitas pekerjaan pada pekerjaan arsitektur gedung apartemen
berdasarkan metode konstruksi
4. Mengidentifikasi sumber daya yang termasuk kedalam pekerjaan arsitektur pada
bangunan gedung apartemen Tinjauan Teoritis
Apartemen adalah kamar atau beberapa kamar (ruangan) yang diperuntukkan sebagai
tempat tinggal, terdapat di dalam suatu bangunan yang biasanya mempunyai kamar atau
ruangan-ruangan lain semacam itu (Poerwadarminta, 1991). Apatemen juga didenfinisikan
sebagai tempat tinggal suatu bangunan bertingkat yang lengkap dengan ruang duduk, kamar
tidur, dapur, ruang makan, jamban, dan kamar mandi yang terletak pada satu lantai, bangunan
bertingkat yang terbagi atas beberapa tempat tinggal (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1994).
Fungsi dari bangunan apartemen adalah sebagai berikut :
• Fungsi utama, yaitu fungsi dominan dalam sebuah apartemen adalah pemukiman.
• Fungsi pendukung antara lain:
- Layanan olahraga: fitness center, aerobic, kolam renang, dan lain-lain.
- Layanan kesehatan: poliklinik dan apotik
- Layanan komersial: minimarket, restoran dan salon
- Layanan anak: tempat penitipan anak dan area bermain.
• Fungsi pelengkap seperti misalnya ruang administrasi, ruang cleaning service dan ruang
satpam.
WBS (Work Breakdown Structure) dibuat sebagai identifikasi pertama pada sebuah
sistem atau proyek yang terstruktur dengan memecahkan rincian suatu produk atau elemen
pekerjaan (NASA, 1994). Berdasarkan PMBOK 2008, WBS (Work Breakdown Structure)
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
adalah secara logis mengurai keseluruhan proyek menjadi struktur-struktur tugas dan aktivitas
yang terikat dengan produk yang diminta dan tanggungjawab yang diamanatkan. WBS secara
hirarki menguraikan pekerjaan yang dilaksanakan oleh tim proyek untuk melengkapi obyektif
proyek dan membuat deliverables yang dibutuhkan dengan masing-masing level penguraian
WBS mewakili tingkat perincian definisi pekerjaan proyek. Diawali dengan latar belakang
bahwa pentingnya sebuah WBS dibuat, antara lain (Albert, n.d):
• Memudahkan perubahan lingkungan
• Memberikan suatu konsisten dan kerangka nyata pada program dan kontrak proyek
• Meningkatkan komunikasi melalui proses yang mudah.
• Membantu perencanaan dan penempatan tanggung jawab teknik manajemen
• Memberikan pondasi terhadap integrasi dan kesuksessan proyek
• Memberikan standarisasi dan secara umum untuk implementasi proyek
Pada definisi setiap kata Work Breakdown Structure memberikan pengertian yang
jelas, antara lain (PMI. Practice Standard for Work Breakdown Structure, 2006):
• Work, secara fisik dan mental memecahkan permasalahan yang ada dengan
menghasilkan sebuah yang obyektif, yaitu aktivitas yang spesifik, tugas, fungsi atau
penempatan sebuah bagian atau fase yang meluas menghasilkan sesuatu yang
dilengkapi kemampuan usaha, kegunaan dan pelatihan.
• Breakdown, memecahkan bagian kategori secara terpisah kedalam elemen sederhana
dengan bentuk rangkaian.
• Structure, sesuatu susunan dalam pola yang terbatas dari suatu organisasi.
Tingkat kedetailan dan organisasi struktur WBS bersifat subjektif dan mencerminkan
preferensi dan keputusan manajer proyek. Urut-urutannya proses merinci WBS adalah
sebagai berikut (SU, 2012):
1. Mendefinisikan tugas utama proyek, kemudian mendekomposisi tugas menjadi sub-
tugas.
2. Identifikasi setiap deliverable pada tingkat detail dengan persiapan untuk anggaran
3. Work packages:Memastikan seluruh paket pekerjaan dapat dideteksi dan dialokasi
4. Menginspeksi kebutuhan dekomposisi terbawah sudah sesuai atau belum.
Metode adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti
prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji
cobakan. Menurut I Wayan Jawat (2014), metode pelaksanaan konstruksi pada hakekatnya
adalah penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
seluruh kegiatan dalam sistem manajemen konstruksi. Dalam pekerjaan arsitektur gedung,
penamaan metode biasanya disebut metode alternatif desain. Metode alternatif desain adalah
metode yang digunakan untuk memilih penggunaan jenis alternatif penggunaan suatu fungsi
bentuk bangunan seperti jendela, pintu, dinding dll (Dian, 2017).
Secara umum sumber daya adalah suatu kemampuan dan kapasitas potensi yang
dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Sehingga lebih
spesifik dapat dinyatakan bahwa sumber daya proyek konstruksi merupakan kemampuan dan
kapasitas potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi. Penggunaan material
dalam proses konstruksi secara efektif sangat bergantung dari desain yang dikehendaki dari
suatu bangunan. Penghematan material dapat dilakukan pada tahap penyediaan, handling, dan
processing selama waktu konstruksi. Pemilihan alat yang tepat dan efektif akan
mempengaruhi faktor kecepatan proses konstruksi, pemindahan atau distribusi material
dengan cepat, baik arah horizontal maupun vertikal. Pekerja adalah salah satu sumber daya
yang sangat sulit dilakukan pengontrolannya, upah yang diberi sangat bervariasi tergantung
kecakapan masing-masing pekerja, karena tidak ada satu pekerja yang sama karakteristiknya
(Ervianto, 2004).
Pengendalian secara terpadu untuk keseluruhan proses konstruksi harus ditunjang
dengan upaya koordinasi dan pengorganisasian agar tidak terjadi kesimpangsiuran, untuk itu
diperlukan adanya suatu standar dalam pencapaian sasaran. Ketepatan perhitungan proporsi
sumber daya yang harus dikeluarkan oleh suatu proyek konstruksi, akan dapat terorganisir
apabila terdapat suatu standar yang digunakan sebagai suatu acuan sehingga penggunaan cost
secara efisien akan tercapai.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis memilih metode deskriptif sebagai strategi penelitian.
Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian sesuai fakta dan apa adanya. Untuk
mendapatkan data-data yang valid, penulis menggunakan teknik analisa studi literature dan
analisa arsip yang berasal dari buku dan jurnal terkait. Pada tahap pengumpulan data, penulis
melakukan validasi pakar dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner dan
wawancara para ahli dengan metode Delphi untuk mendapatkan masukan saat melakukan
analisa dan identifikasi penelitian.
Penelitian ini dimulai dengan menetapkan rumusan masalah dan tujuan dari
penelitian, yang kemudian di dukung dengan suatu tinjauan pustaka, dan selanjutnya
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
membuat hipotesa penelitian yang nantinya akan menjadi dasar untuk memilih metode
penelitian agar rumusan masalah pada penelitian dapat terjawabkan. Setelah itu menentukan
hipotesa dan metode untuk penelitian yang dilakukan. Untuk mengidentifikasi paket
pekerjaan, langkah selanjutnya menetapkan pola dan pengumpulan data dengan menggunakan
kuisioner agar data tersebut dapat diolah dan dianalisa. Sebelum menganalisa kuisioner, akan
dilakukan validasi dengan pakar-pakar yang akan ditentukan. Kemudian pengambilan
kesimpulan untuk paket pekerjaan. Setelah didapat paket pekerjaan yang menjadi landasan
dalam penelitian, dilanjutkan dengan melakukan analisa metode alternatif desain pada
penelitian ini. Analisa metode alternatif desain diperoleh dengan melakukan identifikasi
metode alternatif desain yang ada pada setiap paket pekerjaan. Setelah didapat metode analisa
alternatif desain, tahap selanjutnya yaitu melakukan identifikasi aktivitas pekerjaan pada
setiap metode alternatif desain. Pada setiap metode alternatif desain, dilakukan identifikasi
perencanaan sumber daya. Perencanaan sumber daya dilakukan dengan menganalisa setiap
aktivitas pekerjaan dengan menggunakan data analisa arsip untuk mendapatkan hasil dari
masing-masing aktivitas pekerjaan. Maka, dapat dibuat satu alur dalam proses penelitian
seperti gambar berikut: Gambar 1 Diargam Alir Tahapan Penelitian
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
(Sumber: Olahan Penulis 2017)
Instrumen Penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data agar kegiatan pengumpulan data menjadi
lebih sistematis dan mudah (Suharsimi, Arikunto, 1998). Instrumen penelitian yang dipakai
untuk melakukan penelitian yaitu kuisioner dan wawancara.
Metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian adalah
dengan proses trianggulasi (Lexy Moleong, 2004) yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Pada penelitian ini digunakan metode analisa Teknik Dhelpi untuk mendapatkan
hasil lebih akurat yang berasal dari pakar. Teknik dhelpi merupakan metode yang banyak
digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam domain penelitian. Teknik Dhelpi
adalah sebuah metode untuk penataan proses komunikasi kelompok agar dalam proses ini
efektif yang memungkinkan sekelompok individu atau keseluruhan untuk menangani masalah
yang kompleks untuk mengembangkan suatu perkiraan konsesus masa depan dengan meminta
Kesimpulan
Validasi Kamus WBS dan WBS Checklist
Analisa Kamus WBS dan WBS Checklist
Validasi Pakar Akhir WBS
Analisa Masukan dan Komentar Pakar
Validasi Pakar Pertama WBS
Analisa Sumber Daya
Analisa Aktivitas Pekerjaan
Analisa Metode Alternatif Desain
Studi Literatur (Paket Pekerjaan)
Menentukan Tujuan Penelitian
Identifikasi Masalah
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
pendapat para ahli dan pada saat yang sama menyelesaikan masalah tanpa melakukan tatap
muka antar sumber para ahli. Hasil Penelitian
Dalam penelitian WBS, penulis melakukan 2 jenis pengujian yaitu validasi content
dan validasi construct. Validasi content merupakan pengujian ketepatan suatu alat ukur
ditinjau dari isi alat ukur tersebut. Berikut adalah contoh hasil dari uji validasi content dan
construct dari perencanaan sumber daya pada pekerjaan arsitektur bangunan gedung
apartemen berbasis WBS:
1. Bangunan A – Lantai Basement
a. Pekerjaan Plafond
Tabel 1 WBS Dari Jenis Pekerjaan Plafond
WBS LEVEL 5 ALTERNATIF DESAIN / METODE
WBS LEVEL 6 WBS LEVEL 7
PAKET PEKERJAAN
AKTIVITAS PEMBAGIAN RESOURCES
RESOURCE
Plafon Finishing Plafon
Beton Ekspos Perataan Bahan Compound/MU
Alat Alat Bantu Tenaga Kerja Mandor Tukang Plafond Pekerja Pengecatan Bahan Cat Emulsi Alat Kuas/Roller Tenaga Kerja Mandor Tukang Cat Pekerja
Plafon Gypsum
Interior Pemasangan Rangka Bahan Rangka Plafond
Alat Alat Bantu Tenaga Kerja Mandor Tukang Plafond Pekerja Pemasangan Gypsum Bahan Lembar Gypsum List Gypsum Compound/Mu Alat Alat Bantu Tenaga Kerja Mandor Tukang Plafond
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
WBS LEVEL 5 ALTERNATIF DESAIN / METODE
WBS LEVEL 6 WBS LEVEL 7
PAKET PEKERJAAN
AKTIVITAS PEMBAGIAN RESOURCES
RESOURCE
Pekerja
Finishing Dan
Pengecatan Bahan Cat
Alat Kuas/Roller Tenaga Kerja Mandor Tukang Cat Kepala Tukang Pekerja
Plafon Gypsum Water Resistant
Pemasangan Rangka Bahan Rangka Plafond
Alat Alat Bantu Tenaga Kerja Mandor Tukang Plafond Pekerja
Pemasangan Gypsum
Tahan Air Bahan Lembar Gypsum
List Gypsum Compound/Mu Alat Alat Bantu Tenaga Kerja Mandor Tukang Plafond Pekerja
Finishing Dan
Pengecatan Bahan Cat
Alat Kuas/Roller Tenaga Kerja Mandor Tukang Cat Pekerja
(Sumber : Olahan Penulis 2017) Berikut adalah contoh diagram tree dari masing-masing level dari perencanaan
sumber daya pekerjaan arsitektur gedung apartemen berbasis WBS setelah validasi pakar : Gambar 2 Bagan WBS Pekerjaan Arsitektur Lantai Basement Setelah Validasi
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
(Sumber : Olahan Penulis 2017)
Setelah didapat hasil dari hubungan antara WBS dan penjelasan masing-masing level
yang didapat dari studi literatur yang sudah divalidasi, maka selanjutnya yaitu membuat
Kamus WBS untuk menggambarkan setiap elemen WBS dengan sumber dayanya dan proses
yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap elemen dengan format yang digunakan berasal
dari WORK BREAKDOWN STRUCTURE GUIDE, Version 1.1 Idaho Transportation
Department (2011). Berikut contoh Kamus WBS yang telah divalidasi :
KAMUS WBS ARSITEKTUR
KODE WBS RUMPUN PEKERJAAN / ELEMEN KONSTRUKSI
PRIMER KODE WBS PAKET PEKERJAAN
XX Arsitektur XX Plafond KODE WBS LOKASI
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
XX Bangunan A Lantai Basement KODE WBS ALTERNATIF DESAIN/METODE
KODE WBS JENIS PEKERJAAN XX Finishing Plafon Beton Ekspos
XX Pekerjaan Plafond Penanggung Jawab Manajer Proyek
Deskripsi
Pekerjaan langit-langit ruangan termasuk perlindungan, perancah, pendamping kepermukaan atas semua persiapan yang dibutuhkan termasuk kerapihan dan kebersihan. Mencakup rangka dan pelapis plafon sesuai dengan spesifikasi teknis
Deliverable Sumber Daya
Finishing Plafon Beton Ekspos Perataan Permukaan Pengecatan
Bahan: Compound/MU Alat: Alat Bantu Tenaga Kerja: Tukang Plafond Mandor Pekerja
Bahan: Cat Emulsi Alat: Kuas/Roller Tenaga Kerja: Tukang Batu Mandor Pekerja
Referensi 1. Dokumen gambar 2. RKS / Dokumen spesifikasi teknis 3. Brosur material
Aktivitas
KODE WBS AKTIVITAS XX XX
Perataan permukaan Pengecatan
Setelah didapat hasil dari perencanaan sumber daya yang telah divalidasi dan Kamus
WBS yang telah divalidasi, maka dilanjutkan dengan pembuatan WBS Checklist dimana
WBS checklist merupakan alat yang berguna untuk mengukur kesesuaian pembuatan WBS.
WBS Checklist ini mengacu pada rincian kegiatan yang ada pada tiap level WBS dari
diagram WBS, dan berdasarkan keterangan setiap kegiatan dari kamus WBS. Format yang
digunakan berasal dari WORK BREAKDOWN STRUCTURE GUIDE, Version 1.1 Idaho
Transportation Department (2011). Berikut merupakan contoh WBS Checklist dari
perencanaan sumber daya pada pekerjaan gedung apartemen sesuai dengan level WBS yang
telah divalidasi :
Tabel 2 Level WBS Berdasarkan Keterangan Warna
WBS Level 1 : Nama Proyek WBS Level 2 : Rumpun Pekerjaan / Elemen Primer WBS Level 3 : Lokasi WBS Level 4 : Jenis Pekerjaan
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
WBS Level 5 : Paket Pekerjaan (Sumber : Olahan Penulis 2017)
Tabel 3 Uraian WBS Checklist
LEVEL
WBS URAIAN
1 Proyek Nama proyek konstruksi yang dikerjakan
2 Arsitektur
Elemen konstruksi primer pekerjaan arsitektur yang meliputi pekerjaan lantai, dinding, plafond, pintu & jendela, hardware, sanitair, dan pekerjaan lain-lain yang terkait fungsionalitas bangunan dan estetika.
3 Bangunan A-Lantai Basement Pekerjaan arsitektur yang dilaksanakan pada lokasi proyek di lantai basement bangunan A
4 Pekerjaan Plafond Pekerjaan langit-langit ruangan termasuk perlindungan, perancah, pendamping kepermukaan atas semua persiapan yang dibutuhkan termasuk kerapihan dan kebersihan.
5 Plafon Mencakup rangka dan pelapis plafon sesuai dengan spesifikasi teknis
4 Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding termasuk perlindungan, perancah, pendamping kepermukaan atas semua persiapan yang dibutuhkan termasuk kerapihan dan kebersihan. Termasuk untuk pelapisan bagian-bagian sempit, pembersihan dan membuat lubangan sparing hingga bagus pada sekitar pipa jika ada, serta merapikan sambungan antara bagian-bagian yang berbeda baik sudut maupun dalam dan sejenisnya.
5 Dinding
Pasangan pembatas ruang sesuai spesifikasi teknis termasuk pelapisannya. Untuk dinding bata termasuk dengan kolom praktis, penyediaa stek besi yang ditanam bila pasangan bertemu dengan kolom beton, nat, dan tali air.
4 Pekerjaan Lantai
Pekerjaan alas ruangan termasuk perlindungan, perancah, pendamping kepermukaan atas semua persiapan yang dibutuhkan termasuk kerapihan dan kebersihan. Termasuk untuk pelapisan bagian-bagian sempit, pembersihan dan membuat lubangan sparing hingga bagus pada sekitar pipa jika ada, serta merapikan sambungan antara bagian-bagian yang berbeda baik sudut maupun dalam dan sejenisnya.
(Sumber : Olahan Penulis 2017) Pembahasan
Pada penelitian WBS, terdapat masukan dan komentar yang diberikan oleh pakar.
Selanjutnya penulis mengidentifikasi dan menganalisis semua masukan dan komentar yang
diberikan oleh beberapa pakar, maka didapat hasil berupa perencanaan sumber daya pada
pekerjaan gedung apartemen yang selanjutnya divalidasi untuk mendapatkan hasil akhir
penelitian. Berikut adalah perbaikan yang dilakukan penulis terhadap masukan dari pakar :
Tabel 4 Perbaikan yang Dilakukan Berdasarkan Masukan Pakar
No Masukan Perbaikan
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
No Masukan Perbaikan
1
Akustik, gypsum board, dan gypsum water resistant merupakan bahan pekerjaan yang harus ada karena kebanyakan dinding pada apartemen banyak menggunakan bahan tersebut
Memasukkan bahan akustik, gypsum board water resistant pada pekerjaan dinding yang menggunakan gypsum
2 Plester terkadang bisa pakai produk mortar instan Pada beberapa pekerjaan penggunaan mortar semen diganti dengan bahan mortar instan
3 Pada pekerjaan keramik area kering tidak diperlukan adanya waterproofing
Pekerjaan waterproofing dihilangkan pada pekerjaan keramik area basah
4 Grouting nat cukup menggunakan alat bantu tidak perlu menggunakan injeksi
Alat injeksi pada pekerjaan nat lantai telah diubah menjadi alat bantu
5 Perlu ditambahkan nosing pada area tangga Pada pekerjaan tangga ditambahkan pemasangan material nosing
6 Dinding fire rated apakah harus menggunakan fire brick atau cukup dengan bata merah
Material pada pekerjaan dinding fire rated diberikan opsi berupa fire brick/bata merah
7 Gypsum pada area basah sebaiknya menggunakan GRC Board atau Gypsum WR
Pada pekerjaan gypsum board area basah digunakan material GRC Board dan Gypsum WR
8
Kusen pintu besi seharusnya menggunakan kusen tahan api/fire rated > 2 jam dengan material plat besi + rockwoll (termasuk pintu tangga kebakaran)
Pada pekerjaan pintu besi, material yang digunakan menggunakan kusen tahan api + rockwoll
9 Pekerjaan marmer perlu ditambahkan pekerjaan poles marmer
Pada pekerjaan marmer ditambahkan pekerjaan poles marmer
10 Pada pekerjaan ACP perlu ditambahkan lepas proteksi
Pada pekerjaan ACP ditambahkan aktivitas lepas proteksi
11 Pemasangan curtain wall menggunakan bahan mullion transonit + kaca tidak dengan dinding precast
Pada pemasangan curtain wall digunakan material bahan mullion transolit
12 Kaca kanopi perlu ditambahkan jenis tempered Pada pekerjaan kaca kanopi, ditambahkan jenis kaca tempered
13 Pekerjaan sanitair masuk kedalam pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (MEP)
Menghapus pekerjaan sanitair karena mayoritas pada proyek pekerjaan sanitair masuk kedalam MEP
14 WBS untuk arsitektur urutannya dari atap, plafond, dinding, dan lantai
Mengubah urutan WBS menjadi atap, plafond, dinding dan lantai
15 Istilah upah tidak ada dalam SNI. Untuk satuan harga pekerjaan yang ada adalah Tenaga Kerja (TK)
Istilah upah diganti menjadi Tenaga Kerja sesuai SNI
16 Kolam renang jika indoor masuk pekerjaan arsitektur, jika outdoor (diluar) maka masuk landscape
Menghapus pekerjaan kolam renang karena termasuk pekerjaan landscape outdoor
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
No Masukan Perbaikan
17
Sumber daya material untuk pekerjaan finishing semua material pasir yang digunakan adalah pasir pasang yang gradasi batunya lebih kecil dari pasir beton
Pasir yang digunakan pada pekerjaan finishing diubah menjadi pasir pasang
18 Sumber daya upah (Tenaga Kerja) : mandor, tukang (harus dideteksi seperti tukang kayu, besi, gali, cor, pipa, listrik dll), pekerja
Melakukan penamaan jenis tukang lebih spesifik sesuai pekerjaannya
(Sumber : Olahan Penulis 2017)
Kamus WBS berisikan keterangan dimana daftar elemen WBS terdapat pada format
yang menunjukkan hubungan yang hirarki. Kamus WBS adalah sebuah dokumen yang
menggambarkan setiap elemen dalam WBS yang mencakup Statement of Work (SOW),
menggambarkan isi kerja elemen WBS dan Basis of Element (BOE), dan menjelaskan
bagaimana perhitungan anggaran dari setiap elemen dibuat (R. Max dalam Wideman
Comparative Glossary of Project Management Terms v2.0). Dalam Kamus WBS harus berisi
tentang deskripsi tertulis dari setiap elemen dengan terdapat beberapa tambahan beberapa
deskripsi bidang yang merupakan bagian dari Statement of Works (SOW) yang lengkap dan
merinci kegiatan yang dilakukan (Ward, G. F., 2001).
Pada format yang digunakan, terdapat kode WBS pada tingkatan level WBS-nya.
Struktur kode yang lengkap untuk tiap elemen WBS diperlukan untuk mengakomodir
rangkuman kebutuhan pada proyek, seperti kebutuhan teknikal, jadwal, dan data setiap
elemen. Selain itu, kode elemen WBS dapat digunakan juga untuk menyusun struktur
akunting/finansial proyek (code of accounts), struktur organisasi dan struktur anggaran.
Berikut contoh format Kode WBS menurut WORK BREAKDOWN STRUCTURE GUIDE,
Version 1.1 Idaho TRansportation Department (2011) :
Gambar 3 Kode Elemen WBS Berdasarkan Level dan Keterangan
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
(Sumber : WORK BREAKDOWN STRUCTURE GUIDE, Version 1.1 Idaho TRansportation Department 2011)
Pada pembuatan Kode WBS, terdapat berbagai macam jenis referensi karena
pembuatan Kode WBS tergantung dari masing-masing proyek ataupun perusahaan dalam
menentukan standar yang digunakan. Kode WBS didefinisikan dalam bidang WBS MS
Project. Penentuan digit angka/huruf dan level WBS berdasarkan pada kebutuhan untuk
mempermudah dalam pengecekan waktu maupun biaya. Kode WBS untuk semua aktivitas
yang telah ditentukan sebelumnya dalam jadwal proyek tertentu harus sesuai dengan kode
yang telah ditentukan sebelumnya dari Master WBS.
Pada tahap validasi pakar Kamus WBS, pakar menyatakan setuju terkait format dari
Kamus WBS yang digunakan karena mudah untuk dipahami dan sesuai dengan format
standar dalam WBS (Work Breakdown Structure) serta dapat digunakan dalam standarisasi
pekerjaan arsitektur gedung apartemen. Pada kuisioner yang diberikan, tidak terdapat
masukan-masukan berupa komentar dan tanggapan dari pakar terkait Kamus WBS sehingga
penulis hanya menambahkan dengan melakukan studi literatur. Pada penelitian ini, penulis
hanya membuat kamus WBS pada satu Lokasi yaitu Bangunan A – Lantai Basement.
Pada saat tahap validasi WBS Checklist, menurut pakar isi dan konten beserta
penjelasan-penjelasan menurut level WBS dalam WBS Checklist sudah sesuai dan hanya
berisikan masukan-masukan umum yang tidak berhubungan langsung dengan materi validasi.
Semua pakar menyetujui terkait hasil dari penelitian sehingga hasil akhir dari penelitian ini
telah selesai berupa WBS Checklist yang merupakan alat yang berguna untuk mengukur
kesesuaian pembuatan WBS dan merupakan elemen penting dalam pembuatan WBS (Work
Breakdown Structure). Data yang didapat dari hasil validasi WBS Checklist ini mengacu pada
rincian kegiatan yang ada pada tiap level WBS dari diagram WBS, dan berdasarkan
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
keterangan setiap kegiatan dari kamus WBS. Dari hasil validasi WBS Checklist ini semua
pakar yang terlibat setuju bahwa WBS Checklist ini sudah sesuai dengan standar WBS yang
digunakan dan mudah untuk dipahami serta dapat digunakan dalam standarisasi pekerjaan
arsitektur gedung konstruksi. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahapan pembuatan pada
proses penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan WBS dimulai dari paket pekerjaan yang dijabarkan dengan menganalisa
metode pelaksanaan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan lapangan.
Setelah didapat metode sesuai dengan keadaan kondisi lingkungan dan kondisi
lapangan, selanjutnya melakukan penjabaran aktivitas dan perencanaan sumber daya
berdasarkan aktivitasnya.
2. Pada tahap pembuatan perencanaan sumber daya pekerjaan arsitektur gedung berbasis
WBS, dilakukan pengumpulan data berupa studi literatur dan analisa arsip dan
selanjutnya dilanjutkan dengan validasi pakar kebeberapa pakar yang berpengalaman
di bidang konstruksi sehingga terdapat beberapa masukan dan penulis melakukan
perubahan terhadap WBS (Work Breakdown Structure) dengan metode analisa Teknik
Delphi, Setelah dilakukan analisa perbaikan dan analisa hasil, dilanjutkan dengan
validasi akhir berupa content dan construct kepada pakar yang berhubungan pada
penelitian sebelumnya dan didapat persetujuan terkait hasil dari penelitian WBS.
3. Paket pekerjaan yang didapat dari hasil validasi dan analisa pada penelitian ini
merupakan elemen penting untuk pengembangan metode dan perencanaan sumber
daya. Setelah didapatkan paket pekerjaan yang telah divalidasi kepada pakar,
selanjutnya penulis melakukan pengembangan terhadap metode konstruksi/alternatif
desain dan perencanaan sumber daya. Setelah dilakukan pengembangan metode
konstuksi/alternatif desain dan perencanaan sumber daya. Berikut adalah contoh hasil
validasi paket pekerjaan perencanaan sumber daya pekerjaan arsitektur gedung
berbasis WBS pada penelitian ini adalah :
Gambar 4 Bagan WBS Pekerjaan Arsitektur Lantai Basement
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
(Sumber : Olahan Penulis 2017)
4. Pengembangan Kamus WBS menggunakan standar acuan WORK BREAKDOWN
STRUCTURE GUIDE, Version 1.1 Idaho Transportation Department (2011). Kamus
WBS adalah sebuah dokumen yang menggambarkan setiap elemen dalam WBS yang
mencakup Statement of Work (SOW), menggambarkan isi kerja elemen WBS dan
Basis of Element (BOE), dan menjelaskan bagaimana perhitungan anggaran dari setiap
elemen dibuat (R. Max dalam Wideman Comparative Glossary of Project
Management Terms v2.0). Setelah didapat hasil Kamus WBS, dilanjutkan dengan
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
melakukan validasi kepada pakar dan mendapatkan masukan serta persetujuan terakit
format Kamus WBS. Dalam penelitian ini, penulis hanya membuat kamus WBS pada
satu Lokasi yaitu Bangunan A – Lantai Basement.
5. Setelah dilakukan pengembangan WBS (Work Breakdown Structure) dan Kamus
WBS, selanjutnya penulis melakukan pengembangan WBS Checklist. WBS checklist
merupakan alat yang berguna untuk mengukur kesesuaian pembuatan WBS. WBS
Checklist ini mengacu pada rincian kegiatan yang ada pada tiap level WBS dari
diagram WBS, dan berdasarkan keterangan setiap kegiatan dari kamus WBS. Hasil
validasi WBS Checklist sudah sesuai dengan standar WBS yang digunakan dan
mudah untuk dipahami serta dapat digunakan dalam standarisasi pekerjaan arsitektur
gedung di Indonesia. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran untuk penelitian ini
antara lain :
• Melakukan penelitian lanjutan berbasis WBS ini, terkait sistem pengkodean sesuai
fungsi kegunaan dan pembuatan standarisasi pengkodean.
• Melakukan penelitian lanjutan dan pengembangan berbasis WBS (Work Breakdown
Structure) dengan penggunaan acuan standar Project Management Institute (PMI)
lainnya, yaitu Practice Standard for Project Configuration Management, Practice
Standard for Schedulling, Practice Standard for Project Risk Management, dan
Practice Standard for Project Estimation.
• Melakukan penelitian lanjutan terkait integrasi penjadwalan, biaya dan mutu dengan
berbasis WBS (Work Breakdown Structure) ini.
• Melakukan penelitian lanjutan terkait analisa risiko dengan berbasis WBS (Work
Breakdown Structure) dan perencanaan sumber daya dalam penelitian ini. Daftar Referensi Djajadiningrat, Surja Tjahja. 2005. Mengelola Pengetahuan dan Modal Intelektual dengan
Pembelajaran Organisasi: Suatu Gagasan untuk Institut Teknologi Bandung. Bandung:
Orasi Dies Natalis ITB tahun 2005.
Project Management Institute. Project Management Institute Practice Standard for Work
Breakdown Structures, Second Edition (2006). ISBN 1-933890-13-4 (Note: The Second
Edition is an extensive re-write of the Practice Standard).
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
Abd. Majid, M.Z. 1992. “Methods for recovery from non excausable delays, “MSci
dissertation, Dept. Of Civil Engineering, Loughborough: University of Techno, U.K
Ahuja, H.N. 1976. “Construction Performance Control by Network”, John Willey & Sons,
New York.
A.R. Fayek, M Dissanayake, O Campero. 2003. “Measuring and classifying Construction
Field Rework: A Pilot Study”. Canada: University of Alberta.
Asiyanto. 2008. Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. Jakarta: UI Press.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nur Indriantoro, & Bambang Supomo. 2001. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE
A. Latif, Misno. 2000. Teknik Analisis Data Kuantitatif. Jember: Makalah diklat Action
Research Mahasiswa STAIN Jember.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Wayan Ardana. 1982. Beberapa Metode Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Surabaya:
Usaha Nasional.
Yin, R. K. (1994), Case Study Research : Design and Method, Sage Publication
Yudhistira Soedarsono, SA. Kamus Istilah Proyek, Jakarta: Elex Media Komputindo.
Work Breakdown Structure NetMBA. 2002-2007. 22 April 2017. http://www.
netmba.com/operations/project/wbs
Work Breakdown Structure (WBS) – Mapping Out the Work Within Project. Mind Tools Ltd,
1995-2008
Work Breakdown Structure. A Eropean Direct Navigation Website. 22 April 2017.
http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Work_breakdown_structure&acti on=edit.
Withrow, Scott. Is a Work Breakdown Structure worth your time?. April 05, 2002. 8:00:00
AM. 23 April 2017. http://www.articles.techrepublic.com.com/5100-10878_11-
1045963.html
Work Breakdown Structure. Database Design resource. 23 April 2017.
http://www.databasedesign-resource.com/work-brakdown-structure.html
Uppal, Kul B. Easy Factored Estimating and Process Cost Engineering. Journal of AACE
Transactions; 2001. 23 April 2017. www.proquest.com/pqweb.
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
U.S Department of Energi Work Breakdown Structure Dictionary Part II – Element
Definition. 23 April 2017.
www.emcbc.doe.gov/PaducahRemediation/refdocs/...%20PDFs/.../04.
11.01.06%20Pump%20&%20Treat%20WBS%20Dictionary.pdf
WBS Dictionary. 26 April 2017. http://www.aqc.osd.mil/.../25_WBS_Dictionary .htm
Webb, Michele. Project Management Basics. Project Smart. 26 April 2017
http://www.projectsmart.co.uk
Widiantoro, Suryo. Project Scope Management. STMIK SUPRA. 26 April 2017.
Wilianto, Work Breakdown Structure. 29 April 2017. www.mikroskil.ac.id/~
wilianto/indeks_files/6.%20work%20%Breakdown%20Structure.ppt
Winthrop, Andrew. Tips for Project Management Success. Project Smart. 29 April 2017.
http://www.my.acu.edu.au/data/assets/pdf_file/0005/43979/ACU_Proj
ectManagement_Handbook.pdf
Scope (project management). A European Direct Navigation Website. 29 April 2017.
http://83_149_74_172-scope_project_management_en.html
Scope (project management). Wikipedia. 2 Mei 2017. http://en.wikipedia.org/wiki
/Scope_(project_management)
Sheaff, Matthew. 5 Tips for Successful Projects. Project Smart. 2 Mei 2017.
http://www.projectsmart.co.uk
Soeharto, Imam. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Erlangga. 1995.
Spiller, jim. WBS Chart Pro Quick Reference Guide. Critical Tools, Inc. Austin, Texas USA.
5 Mei 2017. www.criticaltools.com/FTP/WBSGuide.pdf
Strutt, Walter J. Cost Managing by Project Deliverables. Journal of AACE Transactions;
1996. 8 Mei 2017. www.proquest.com/pqweb.
Sutton, Doug dan Dick Burczky. Work Breakdown Structure and Project Schedule
Introduction. Januari 29, 2009. 8 Mei 2017. www.egweb.mines.edu/eggn491/
lecture/PERT-CPM_Scheduling/WBS- RDS-Spg09.ppt
Templeton, Max. Cost and Resource Management Using Primavera P3e. Journal of AACE
Transactions; 2006. 10 Mei 2017. www.proquest.com/pqweb.
Project Management Institute. A European Direct Navigation Website. 10 Mei
2017. http://83.149.74.172_project_management_institute_en.html.
Project Management Institute. Practice Standard for Work Breakdown Structure. Newton
Square, Pennsylvania USA. 2001. 14 Mei 2017. www.csuchico.edu/ ~jtrailer/wbs.pdf
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017
Rad, Parviz dan Denis F. Cioffi. Work and Resource Breakdown Structure for Formalized
Bottom-Up Estimating. Project Management Program Departement of Management
Science The George Washington University, Washington, D.C. 20 Oktober 2000.
Riduwan. Skala pengukuran variable-variabel penelitian. Edisi kelima. ALFABETA. Januari
2008.
National Aeronautics and Space Administration, NASA. Work breakdown Structure
Reference Guide. 1994. 30 Maret 2017.
www.oecm.energy.gov/admin/Portal/LinkClick.aspx?tabid
=358&table=Links&field=ItemID&id=465...WorkBreakdownStructure
Nugroho, Edi. Dasar-dasar Manajemen Proyek Konstruksi. Program Pasca Sarjana Bidang
Ilmu Teknik Kekhususan Manajemen Konstruksi Universitas Indonesia. 2001
Nurhayati. Pengelolaan Proyek. Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik. Universitas
Sumatera Utara. 2004. USU Digital Library.
PMI. A Guide to the Project Management Body of Knowledge Third Edition. an American
National Standars. ANSI/PMI 99-001-2004.
PMI. A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK® Guide) Fourth
Edition. ANSI/PMI 99-001-2008
Portal Proyek Pengembangan IAIN sunan Kalijaga. Struktur Rincian Pekerjaan (Work
breakdown Structure). 20 April 2017. www.uinsuka.info/projectportal /index2.php
?option=com_content&do_pdf=1&id=587
Postula, Frank D. WBS Criteria for Effective Project Control. Journal of AACE Transactions;
1991. 15 Januari 2017. www.proquest.com/pqweb.
Project Management Academy A subsidiary of BridgIT. for PT. Pelabuhan Indonesia. Project
Management from Strategy to Delivery. PMI. November 2008.
Jung, Youngsoo and Sungkwon Woo. Flexible Work Breakdown Structure for Integrated
Cost and Schedule Control. Journal of AACE Transactions; 2004. 20 April 2017.
www.proquest.com/pqweb.
Kerzner, H., Project Manajement A System Approach to Planning, Scheduling, and
Controlling. John Wiley & Sond, Canada. 2006.
Mackay, Jane. Work Breakdown Structure. Texas Christian University. 4 February 2004.
Diakses 10 Januari 2017.
Management Tips Series: Work Breakdown Structure in the Workplace. Unit Media dan
Komunikasi Pejabat Menteri Besar Johor. 15 Maret 2017.
Perencanaan Sumber ..., Kgs Mohd Miftah Salam, FT UI, 2017