pengaruh penentuan pintu masuk utama bangunan … arsitektur/seminar... · berupa gambar presentase...

17
PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN TERHADAP EFISIENSI dan EFEKTIFITAS PEJALAN KAKI di GEDUNG GRAHA MANDIRI JAKARTA Afriyanti Azra dan Mona Anggiani Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRACT Along with the development of technology and economic growth in developing countries, this has led to increased demand for office buildings in Jakarta in particular, which is the capital of the Republic of Indonesia, which is one of the developing countries with economic growth rates are getting better every year. This causes an increase in demand for office buildings, especially in “Daerah Segitiga Emas” Thamrin, Sudirman and Kuningan area. The increase in demand for office buildings make buildings in “Daerah Segitiga Emas” area as competing to attract tenants to rent space in their office buildings, either by way of highlight strategic location, designed the shape of the building in unique style, offering an attractive price, and by emphasizing access easily accessible. One of the elements of the building that can be uniquely designed one that is currently designing the main entrance of the building. The main entrance of the building is the main entrance to enter the buildings, where all visitors either by vehicle, by foot, or visitors with special needs can access the building using the main entrance. That's why the main entrance of the building should be clearly visible, easily accessible and provide efficiency and effectiveness and safety for all visitors, one of whom visitors by foot, because pedestrians have a considerable number of users or visitors office buildings in general purposes. Keywords: the main entrance, efficiency and effectiveness, accessibility ABSTRAKSI Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan pertumbuhan ekonomi di negara- negara berkembang, hal ini menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan gedung perkantoran di daerah Jakarta pada khusunya, yang merupakan ibukota dari negara Republik Indonesia, yang merupakan salah satu negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin baik tiap tahunnya. Hal ini menyebabkan kenaikan permintaan akan gedung perkantoran terutama pada daerah segitiga emas di daerah Thamrin, daerah Sudirman dan daerah Kuningan. Kenaikan permintaan akan gedung perkantoran membuat gedung-gedung di daerah segitiga emas tersebut seolah berlomba-lomba untuk menarik minat para tenants untuk menyewa ruang di gedung perkantoran mereka, baik dengan cara menonjolkan lokasi yang strategis, mendesain bentuk bangunan yang unik, menawarkan harga yang menarik,

Upload: buique

Post on 15-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN TERHADAP EFISIENSI dan

EFEKTIFITAS PEJALAN KAKI di GEDUNG GRAHA MANDIRI JAKARTA

Afriyanti Azra dan Mona Anggiani

Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Along with the development of technology and economic growth in developing countries, this has led to increased demand for office buildings in Jakarta in particular, which is the capital of the Republic of Indonesia, which is one of the developing countries with economic growth rates are getting better every year. This causes an increase in demand for office buildings, especially in “Daerah Segitiga Emas” Thamrin, Sudirman and Kuningan area.

The increase in demand for office buildings make buildings in “Daerah Segitiga Emas” area as competing to attract tenants to rent space in their office buildings, either by way of highlight strategic location, designed the shape of the building in unique style, offering an attractive price, and by emphasizing access easily accessible. One of the elements of the building that can be uniquely designed one that is currently designing the main entrance of the building.

The main entrance of the building is the main entrance to enter the buildings, where all visitors either by vehicle, by foot, or visitors with special needs can access the building using the main entrance. That's why the main entrance of the building should be clearly visible, easily accessible and provide efficiency and effectiveness and safety for all visitors, one of whom visitors by foot, because pedestrians have a considerable number of users or visitors office buildings in general purposes.

Keywords: the main entrance, efficiency and effectiveness, accessibility

ABSTRAKSI

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, hal ini menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan gedung perkantoran di daerah Jakarta pada khusunya, yang merupakan ibukota dari negara Republik Indonesia, yang merupakan salah satu negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin baik tiap tahunnya. Hal ini menyebabkan kenaikan permintaan akan gedung perkantoran terutama pada daerah segitiga emas di daerah Thamrin, daerah Sudirman dan daerah Kuningan.

Kenaikan permintaan akan gedung perkantoran membuat gedung-gedung di daerah segitiga emas tersebut seolah berlomba-lomba untuk menarik minat para tenants untuk menyewa ruang di gedung perkantoran mereka, baik dengan cara menonjolkan lokasi yang strategis, mendesain bentuk bangunan yang unik, menawarkan harga yang menarik,

Page 2: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

maupun dengan menonjolkan akses yang mudah dijangkau. Salah satu elemen gedung yang dapat didesain secara unik salah satunya yaitu saat mendesain pintu masuk utama bangunan.

Pintu masuk utama bangunan adalah pintu masuk utama dari bagunan, dimana semua pengunjung baik dengan kendaraan, dengan berjalan kaki, ataupun pengunjung dengan kebutuhan khusus dapat mengakses bangunan dengan menggunakan pintu masuk utama tersebut. Karena itulah pintu masuk utama bangunan harus terlihat jelas, mudah untuk diakses dan memberikan efisiensi dan efektivitas dan keamanan bagi semua pengunjung, yang salah satunya pengunjung dengan berjalan kaki, karena pejalan kaki memiliki jumlah yang cukup banyak dari pengguna atau pengunjung bangunan perkantoran pada umumnya.

Kata Kunci: pintu masuk utama bangunan, efisiensi dan efektivitas, aksesibility

1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perencanaan dan desain pintu masuk

utama yang baik dapat mempengaruhi

persepsi pengunjung atau pengguna

bangunan, dimana salah satu fungsi dari

dari pintu masuk utama bangunan adalah

sebagai gerbang utama pengunjung atau

pengguna untuk memasuki gedung,

seperti dalam penelitian ini yaitu di

Gedung Graha Mandiri Jakarta.

Walaupun pada kenyataannya, seringkali

penulis melihat pengunjung atau

pengguna bangunan di Gedung Graha

Mandiri yang lebih memilih menggunakan

pintu masuk secondary yang berada di

jalan DR Kusuma Atmaja dan pintu

ballroom yang berada di jalan pamekasan

dengan berbagai alasan yang dapat

dikaitkan dengan tingkat efisiensi dan

efektivitas pejalan kaki gedung Graha

Mandiri Jakarta.

1.2. PERNYATAAN MASALAH

Permasalahan dari penelitian ini adalah:

• Apakah terdapat pengaruh Penentuan

Pintu Masuk Utama Bangunan

terhadap Efisiensi dan Efektivitas

Pejalan Kaki pada gedung Graha

Mandiri Jakarta?

• Faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi Efisiensi dan

Efektivitas Pejalan Kaki di pintu masuk

utama gedung Gaha Mandiri?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

• Untuk mengetahui besarnya pengaruh

Penentuan Pintu Masuk Utama

Bangunan terhadap Efisiensi dan

Efektivitas Pejalan Kaki pada gedung

Graha Mandiri Jakarta.

• Untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi efisiensi dan efektivitas

pejalan kaki di gedung Graha Mandiri

Jakarta.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan penulis

yaitu Metode Kuantitatif dengan hasil data

berupa :

Page 3: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

Data kuantitatif, pada penelitian ini penulis

juga melakukan analisis berupa angka-

angka dengan menggunakan skala likert,

untuk mengetahui hubungan korelasi

antara Penentuan Pintu Masuk Utama

Bangunan (Variabel X) dengan Efisiensi

dan Efektivitas Pejalan Kaki (Variabel Y) di

Gedung Graha Mandiri Jakarta, dimana

untuk mengalanisis menggunakan

software SPSS.

Data kualitatif, pada penelitian ini pada

khususnya pada kuesioner yang telah

disebar oleh penulis menghasilkan data

berupa gambar presentase dari

responden tersebut dan gambar mengenai

pola sirkulasi dari responden tersebut.

Definisi Pintu Masuk Utama Bangunan

Pintu masuk utama bangunan atau

disebut juga dengan main entrance adalah

gerbang utama untuk memasuki

bangunan dimana semua orang dapat

mengakses pintu masuk utama tersebut

untuk memasuki bangunan. Karena

fungsinya sebagai pintu masuk utama,

maka desain dari pintu masuk utama

tersebut haruslah menarik dan

mengundang orang untuk memasukinya.

Oleh karena itu dibutuhkan pertanda yang

jelas, dan desain pintu masuk yang lebih

menonjol dari bidang sekitarnya, agar

memperjelas keberadaan pintu masuk

tersebut, sehingga jika dilihat dari jarak

tertentu pintu masuk dapat terlihat dengan

jelas, sehingga seseorang yang akan

mengunjungi bangunan tersebut merasa

yakin jika pintu masuk tersebut

merupakan pintu masuk dari bangunan

yang akan dituju.

Menurut Jefferis (2010) pengertian pintu

masuk utama adalah :

The main entry, provides an outside focal

point to draw guests to the front door and

serves as hub for traffic to the living area.

a raised entry is a common method of

accenting the front door.

Dari pengertian diatas dapat diartikan

bahwa pintu masuk utama, dapat

memberikan titik fokus dari luar bangunan

untuk menarik tamu menuju pintu depan

dan berfungsi sebagai penghubung

sirkulasi ke arah ruang tamu. Pintu masuk,

dengan bentuk atap yang lebih tinggi,

adalah metode umum yang dipakai untuk

memberi aksen dari pintu depan.

Sedangkan menurut Hepler (2012)

pengertian pintu masuk utama yaitu :

The main entrances provides access to the

house. It is the entrances through wich

guests are welcomed and from wich all

major traffic pattern radiate. It should

provide shelter for anyone awaiting

entrances.

Dari penjelasan diatas dapat diartikan

bahwa pintu masuk utama menyediakan

akses ke rumah atau bangunan. Pintu

masuk di mana tamu disambut dan pintu

masuk di mana semua pola lalu lintas

utama berkumpul kemudian menyebar ke

ruangan lainnya. Pintu masuk utama harus

mudah diidentifikasi, harus dapat

memberikan perlindungan bagi siapa saja

yang menunggu di pintu masuk

Page 4: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

Sedangkan pendapat Miess (2013)

tentang pintu masuk utama atau main

entrace yaitu :

a large public institution must have main

entrance, a threshold which is

representative and wich is clearly visible in

the facade. As far as possible the

entrances, even those from the car parks,

must easily to lead to it before one enters

the building.

lembaga publik besar harus memiliki pintu

masuk utama, ambang batas yang

representatif dan yang adalah jelas terlihat

pada fasad. Sejauh mungkin pintu masuk,

bahkan mereka dari tempat parkir, harus

mudah untuk mengarah ke sana sebelum

seseorang memasuki gedung.

Berdasarkan data yang diambil dari

National Research Council (U.S.). Building

Research Institute (1961) terdapat tujuh

kriteria yang biasa digunakan arsitek

dalam mengalokasikan, mendesain dan

memilih pintu masuk bangunan yaitu

sebagai berikut :

i Function of the building. Dalam

mendesain bangunan hal pertama yang

harus diperhatikan dalam merancang

bangunan adalah dengan mengetahui

fungsi dari bangunan tersebut karena

fungsi bangunan kita dapat menentukan

bentuk dan desain bangunan yang sesuai

dengan fungsi bangunan tersebut.

ii Ingress and egress capacities.

Kapasitas untuk keluar dan masuk

bangunan dapat ditentukan berdasarkan

standar dari fungsi bangunan, namun

dalam beberapa kasus seperti pintu

darurat, fasilitas tersebut harus disediakan

dengan maksimal untuk menghindari

kerugian-kerugian yang dapat timbul saat

keadaan darurat.

iii Importance of the entrance as an

aesthetic design element. Pada pintu

masuk utama bangunan elemen estetika

dalam merancang merupakan hal yang

harus diperhatikan oleh arsitek dan

elemen tersebut harus disesuaikan

dengan fungsi dari bangunan.

iv safety and ease of operation under all

loading condition. Seberapa banyak keluar

dan masuknya pengunjung bangunan

faktor keamanan dan kemudahan untuk

menggunakan pintu masuk harus dapat

dipenuhi oleh pintu masuk bangunan.

v Security against unauthorized entry.

Adanya petugas keamanan untuk

menghindari masuknya pihak yang tidak

bekepentingan atau dapat merugikan

dalam bangunan.

vi Maintenance requirements and

weather tightness. Adanya maintenance

berkala dan pergantian cuaca yang ketat.

vii Budget considerations. Pertimbangan

budget yang ada.

a Definisi Efisiensi dan Efektivitas

Pejalan Kaki

i Definisi Efisiensi Pejalan Kaki

Efisien berasal dari bahasa Inggris yaitu

efficient yang berarti :

Able to work well and without wasting time

or resources; competent; Producing a

Page 5: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

satisfactory result without wasting time or

resources.

Definisi efisiensi antara lain yaitu

ketepatan cara, usaha dalam menjalankan

sesuatu dengan tidak membuang-buang

sesuatu (waktu, biaya, tenaga);

berkompeten; Keadaan tepat guna;

kemampuan melaksanakan tugas dengan

tepat dan cermat.

Selanjutnya mengenai efisiensi,

Admosudiharjo Dalam Suragawa (2010)

menyatakan sebagai berikut:

Kita berbicara tentang efisiensi bilamana

kita membayangkan hal penggunaan

sumber daya (resources) kita secara

optimum untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa

efisiensi akan terjadi jika penggunaan

sumber daya diberdayakan secara

optimum sehingga suatu tujuan akan

tercapai.

Definisi Efiektivitas Pejalan Kaki

Efektivitas berasal dari kata efektif yang

mengandung pengertian dicapainya

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait

dengan hubungan antara hasil yang

diharapkan dengan hasil yang

sesungguhnya dicapai. Efektivitas dapat

dilihat dari berbagai sudut pandang (view

point) dan dapat dinilai dengan berbagai

cara dan mempunyai kaitan yang erat

dengan efisiensi.

Memperhatikan pendapat para ahli di atas,

bahwa konsep efektivitas merupakan

suatu konsep yang bersifat

multidimensional, artinya dalam

mendefinisikan efektivitas berbeda-beda

sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki

OUTCOME

Efektivitas = ______________

OUTPUT

walaupun tujuan akhir dari efektivitas

adalah pencapaian tujuan. Kata efektif

sering dicampur-adukkan dengan kata

efisien walaupun artinya tidak sama,

sesuatu yang dilakukan secara efisien

belum tentu efektif. Menurut pendapat

Zahnd Dalam Suragawa (2010) yang

mendefinisikan efektivitas dan efisiensi,

sebagai berikut:

Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya,

pengaruhnya atau efeknya, sedangkan

efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk

mengerjakan sesuatu dengan tidak

membuang-buang waktu, tenaga dan

biaya.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa

efektivitas lebih memfokuskan pada akibat

atau pengaruh sedangkan efisiensi

menekankan pada ketepatan mengenai

sumber daya, yaitu mencakup anggaran,

waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam

pelaksanaannya tepat waktu. Efektif akan

menghadirkan efisiensi karena cepatnya

pencapaian ke bangunan tanpa halangan

sehingga mempersingkat waktu sirkulasi

pada sebuah bangunan perkantoran lebih

menekankan pada :

Page 6: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

• Efisiensi (kedekatan)

• Kejelasan (informatif) dan kelancaran

(keterbukaan, keleluasaan)

• Kesesuaian dengan fungsi.

Lebih lanjut menurut Kurniawan Dalam

Suragawa (2010) mendefinisikan

efektivitas, sebagai berikut:

Efektivitas adalah kemampuan

melaksanakan tugas, fungsi (operasi

kegiatan program atau misi) daripada

suatu organisasi atau sejenisnya yang

tidak adanya tekanan atau ketegangan

diantara pelaksanaannya.

Sehubungan dengan hal-hal yang

dikemukakan di atas, maka secara singkat

pengertian daripada efisiensi dan

efektivitas adalah, efisiensi berarti

melakukan atau mengerjakan sesuatu

secara benar, “doing things right”,

sedangkan efektivitas melakukan atau

mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran

“doing the right things”.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Efisiensi dan Efektivitas

Dalam mencapai desain yang

berkelanjutan (sustainable design) hal-hal

yang perlu diperhatikan adalah :

i Efisiensi jarak pencapaian. Kecepatan

berjalan setiap orang tidak sama,

tergantung oleh barch, Robert B. Sleight

Dalam Pynkyawati menyatakan rata-rata

kecepatan berjalan bagi orang dewasa

dan orang tua dapat di lihat pada tabel

berikut ini :

ii Efisiensi Waktu Pencapaian. Waktu

adalah seluruh rangkaian saat ketika

proses, perbuatan atau keadaan berada

atau berlangsung. Dalam hal ini, skala

waktu merupakan interval antara dua buah

keadaan/kejadian, atau bisa merupakan

lama berlangsungnya suatu kejadian.

iii Penerapan Elemen Sirkulasi (Signage)

Menurut Pynkyawati dalam Lawrence K.

Frank Sign (signage) adalah pesan atau

informasi yang muncul secara berturut-

turut atau teratur dalam hubungannya

dengan tanda-tanda yang penting dan

menimbulkan respon pada manunsia.

Sebuah sign muncul secara berturut-turut

atau teratur, tapi maksud berturut-turut

atau teratur ini tidak dijelaskan lebih lanjut

sehingga untuk saat ini hal itu tidak akan

menjadi pertimbangan pengertian sebuah

pertanda (sign). Signage sebagai elemen

dasar yang memiliki fungsi utama sebagai

alat komunikasi antar manusia dalam

suatu bangunan atau lingkungan

mengandung beberapa elemen penting.

Elemen-Elemen ini akan membentuk

image atau fisik keseluruhan dari sign

yang juga berperan dalam keberhasilan

penyampaian informasi yang ingin

ditujukan oleh sign tersebut.

Menurut pendapat Danim dalam

Suragawa (2010) menyebutkan ukuran

efektivitas, sebagai berikut:

i Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan,

artinya hasil tersebut berupa kuantitas

atau bentuk fisik dari organisasi, program

atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat

Page 7: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

dari perbandingan (ratio) antara masukan

(input) dengan keluaran (output).

ii Tingkat kepuasan yang diperoleh,

artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat

kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau

banyaknya) dan dapat kualitatif

(berdasarkan pada mutu).

iii Produk kreatif, misalnya penciptaan

hubungannya kondisi yang kondusif

dengan dunia kerja, yang nantinya dapat

menumbuhkan kreativitas dan

kemampuan.

iv Intensitas yang akan dicapai, artinya

memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu

tingkatan intens sesuatu, dimana adanya

rasa saling memiliki dengan kadar yang

tinggi.

Aksesibilitas

Aksesibilitas atau dipersempit lagi menjadi

akses Menurut kamus besar bahasa

indonesia (KBBI) mempunyai arti sebagai

pintu masuk, dan pengertian aksesibiltas

yaitu hal dapat dijadikan akses (pintu

masuk), hal dapat dikaitkan, keterkaitan.

Sedangkan aksesibilitas menurut lynch

(1976) adalah memeperhatikan

kemampuan seseorang menuju ke tempat

orang lain, ke tempat kegiatan, kesumber

daya yang ada, ke tempat pelayanan, ke

tempat informasi, atau ke tempat yang

lain.

Carr (1992) mengungkapkan bahwa

aksesibiltas termasuk dalam hak

seseorang dalam ruang publik.

Aksesbiltas adalah kemudahan untuk

memasuki suatu ruang, tergantung pada

fungsi ruang tersebut. Terdapat tiga

konsep utama dalam menentukan

aksesibiltas, antara lain :

i Aksesibilitas Fisik. Menurut Carr (1992)

aksesibilitas fisik berkaitan langsung

dengan ketersediaan akses untuk ruang

publik bagi umum. Untuk ruang publik

yang bersifat umum ruang ini seharusnya

tidak dilengkapi oleh pembatas ruang, dan

terhubung dengan baik oleh sirkulasi di

sekitar. Yang termasuk aksesibilitas fisik

antara lain, efisiensi dan efektivitas,

ketersediaan, kemudahan, kegunaan,

keselamatan, dan kemandirian.

ii Aksesibiltas Visual. Konsep ini

berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk dapat melihat dan mengetahui

ruang di dalam dan di luar area. Sehingga

orang yakin bahwa ruang tersebut

memang bebas diakses dan aman untuk

dimasuki Carr (1992). Yang termasuk

aksesibiltas visual antara lain, tampak

yang menarik dan nyaman, prinsip

pemandangan kawasan, serta intregasi

skala dan bentuk.

iii Aksesibiltas Simbolik. Dalam hal ini

desain ruang publik di setiap elemennya

mewakili untuk siapa dan tujuan apa ruang

itu ada. Misalnya, adanya jalur pedestrian

seharusnya dipergunakan untuk para

pejalan kaki dalam menuju ke suatu

tempat Carr (1992). Yang termasuk

termasuk aksesibiltas simbolik antara lain,

pencapaian dan orientasi, ketajaman,

kejelasan dan kenikmatan, serta karakter

khusus.

Page 8: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

Penelitian sebelumnya yang dijadikan

acuan oleh penulis yaitu :

• PERLETAKAN DAN BENTUK DESAIN

MAIN ENTRANCE PADA

BANGUNAN MAL TERBUKA (Studi

Kasus: Mal Cihampelas Walk dan Mal

Paris Van Java di Bandung),

• PENGARUH MAIN ENTRANCE

TERHADAP PENGUNJUNG RUMAH

SAKIT Studi Kasus: Koridor Jl. Dr.

AKSESIBILITAS

• KAJIAN SIRKULASI TERHADAP

KENYAMANAN PENGUNJUNG

BIOSKOP STUDI KASUS BIOSKOP

PLAZA 21 SEMARANG.

3. ANALISIS PEMBAHASAN

Dari kuesioner yang telah disebarkan oleh

penulis didapatlah data sebagai berikut :

Dari Pie chart diatas dapat diketahui

bahwa kuesioner yang disebar 105

kuesioner, data kembali sebesar 100

kuesioner, hingga didapat jumlah

kuesioner yang lengkap dan dapat

dianalisis lebih lanjut sebesar 90 kuesioner

(n=90). Selain itu dapat diketahui

komposisi responden yaitu 79% yang

bekerja di Gedung Graha Mandiri dan 21%

yang tidak bekerja di Gedung Graha

Mandiri.

Dari pie chart diatas dapat disimpulkan

bahwa untuk moda tranportasi yang paling

banyak digunakan responden adalah

sepeda motor sebesar 52%, lalu diikuti

oleh bis kota yaitu sebesar 17%, kereta api

sebesar 16% responden, mobil sebesar

8%, kombinasi bis kota & mobil sebesar

3%, pejalan kaki sebesar 2%, dan yang

paling sedikit digunakan adalah kombinasi

bis kota & motor sebesar 1%.

Bila digambarkan lagi lebih lanjut dapat

digambarkan pola sirkulasi masuk gedung

berdasarkan moda transportasi yaitu

sebagai berikut.

Dari gambar diatas dapat diketahui karena

tidak adanya pembagian antara sirkulasi

pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan maka

dapat menimbulkan tiga titik konflik yang

dapat mengurangi efisiensi dan efektivitas

sirkulasi masuk dari pejalan kaki, yang

terdapat di pintu masuk kawasan Imam

Bonjol, di depan Pintu Masuk SBI dan di

90

105

JUMLAH RESPONDEN

LENGKAP

TIDAKLENGKAP

TIDAKKEMBALI

79%

21%

BEKERJA DI GRAHA MANDIRI

YA

TIDAK

17%

1%3%2%

16%

9%52%

MODA TRANSPORTASI BIS KOTA

BIS KOTA &MOTORBIS KOTA &MOBILJALAN KAKI

Potensi konflik

Potensi konflik

Potensi konflik

Page 9: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

depan Pintu Masuk Secondary.

Dan selanjutnya lagi lebih lanjut dapat

digambarkan pola sirkulasi keluar gedung

berdasarkan moda transportasi yaitu

sebagai berikut.

Dari gambar diatas dapat diketahui karena

tidak adanya pembagian antara sirkulasi

pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan maka

dapat menimbulkan dua titik konflik yang

dapat mengurangi efisiensi dan efektivitas

sirkulasi masuk dari pejalan kaki di depan

Pintu Masuk SBI dan di depan Pintu

Masuk Secondary.

Dari pie chart diatas dapat disimpulkan

bahwa saat responden memasuki

kawasan gedung memiliki porsi yang

hampir merata dengan jumlah tertinggi

yang dilalui adalah pintu masuk kawasan

belakang (es kelapa) sebesar 36%,pintu

masuk Imam Bonjol sebesar 32%, pintu

masuk kawasan belakang (kaki lima)

sebesar 27% dan pintu keluar SBI sebesar

5%. Dari pie chart diatas dapat

disimpulkan bahwa saat responden keluar

kawasan gedung memiliki porsi yang

berbeda dibandingkan saat memasuki

kawasan gedung dikarenakan untuk pintu

masuk Imam Bonjol bagi kendaraan

bermotor hanya sebagai pintu masuk

kawasan saja, jadi proporsinya menjadi

berubah, dengan jumlah tertinggi yaitu di

pintu keluar kawasan belakang (es kelapa)

sebesar 40%, pintu masuk kawasan

belakang (kaki lima) sebesar 39%, pintu

keluar SBI sebesar 13% dan pintu masuk

Imam Bonjol sebesar 8%.

Dari pie chart diatas dapat disimpulkan

bahwa pintu masuk utama di Jalan Imam

Bonjol bukanlah pintu masuk yang sering

digunakan oleh responden karena

sebesar 17% yang selalu melewati pintu

masuk utama jalan Imam Bonjol, untuk

pintu masuk yang sering dilewati yaitu

pintu masuk secondary sebesar 42%,

diikuti oleh pintu masuk SBI sebesar 40%,

dan sebesar 1% yang melewati lift

basement.

Selain itu dapat diketahui bahwa Pintu

Keluar yang sering digunakan saat

responden keluar gedung memiliki porsi

yang berbeda dibandingkan saat

memasuki gedung, dan untuk pintu masuk

utama Imam Bonjol mengalami penurunan

menjadi sebesar 11%, dan untuk jumlah

terbanyak tetap dimiliki oleh pintu masuk

secondary dengan jumlah sebesar 48%,

diikuti oleh pintu masuk SBI dengan

jumlah sebesar 40%, dan sebesar 1%

8%13%

39%

40%

PINTU KELUAR KAWASAN

Pintu MasukKawasan ImamBonjolPintu masukkawasan SBI

Pintu masukkawasan BelakangKaki Lima

32%

5%

27%

36%

PINTU MASUK KAWASAN

Pintu Masuk KawasanImam Bonjol

Pintu masuk kawasanSBI

Pintu masuk kawasanBelakang Kaki Lima

Pintu masuk kawasanbelakang Es Kelapa

17%

42%

40%

1%

PINTU MASUK YANG SERING DIGUNAKAN

PINTU MASUK UTAMAIMAM BONJOL

PINTU MASUK BELAKANG

PINTU SBI

LIFT BASEMENT 11%

48%

40%

1%

PINTU KELUAR YANG SERING DIGUNAKAN

PINTU MASUK UTAMAIMAM BONJOL

PINTU MASUK BELAKANG

PINTU SBI

LIFT BASEMENT

Potensi

konflik

Potensi

konfl

Page 10: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

yang melewati lift basement. Bila

dipersentasikan untuk responden yang

melewati pintu utama Imam Bonjol untuk

memasuki gedung yaitu sebesar 17%

akan didapat nilai sekitar 15 orang

responden, yang bila dilihat dari gambar

berikut:

Dari keterangan diatas dapat diketahui

bahwa responden yang selalu melewati

pintu masuk utama jalan Imam Bonjol

sebesar 17% atau, responden yang

melewati pintu utama Imam Bonjol untuk

keluar gedung yaitu sebesar 11%, yang

bila dilihat dari tabel diatas mengenai

parameter dari efektivitas maka

penggunaan pintu masuk utama dari tabel

diatas mengenai parameter dari efektivitas

maka penggunaan pintu masuk utama

sebagai pintu masuk dan pintu keluar

responden dapat dikategorikan sebagai

sangat tidak efektif.

Dari pie chart diatas dapat diketahui

bahwa alasan pemilihan pintu masu

gedung oleh responden yaitu karena dekat

dengan parkir sebesar 49%, dekat dengan

stasiun/halte sebesar 29%, dekat dengan

drop off sebesar 17%, dan sisanya

menjawab dekat dengan tempat

nongkrong sebesar 1%, dekat toilet

sebesar 1%, lebih dekat sebesar 1%,

mudah dijangkau sebesar 1% dan untuk

olahraga sebesar 1%.

Untuk melakukan analisis deskriptif ini

penulis menggunakan program statistik

SPSS, yang menghasilkan kumpulan

output yang siap diinterpretasikan yaitu :

Dari data diatas dapat diketahui bahwa

nilai Cronbach's Alpha yaitu sebesar 0,928

yang artinya bahw nilai reliabilitas dari item

variabel x sangat tinggi, Dari uji reliabilitas

dapat diketahui nilai korelasi antara tiap

item dengan skortotal item. Nilai korelasi

ini dibandingkan dengan r tabel. R tabel

dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2

sisi dan jumlah data (n) = 90 atau df = 88,

maka didapat r tabel sebesar 0,2072 (lihat

pada lampiran). Untuk variabel X atau

Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan

setiap itemnya memiliki nilai diatas 0,2072

sehingga dapat dikatakan bahwa semua

item valid.

EFEKTIVITAS (%) KRITERIA

0-20 Sangat Tidak Efektif

20,1-40 Tidak Efektif

40,1-60 Cukup Efektif

60,1-80 Efektif

80,1-100 Sangat Efektif

Tabel 5.4. Tabel Reliability Statistik Variabel X

Sumber : SPSS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,928 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Fungsi 20,3 16,707 0,749 0,919

Ingress 20,41 16,559 0,76 0,918

Estetika 20,63 16,01 0,8 0,915

Keamanan 20,48 15,825 0,832 0,911

Security 20,47 17,151 0,714 0,923

Cuaca 20,42 16,966 0,814 0,914

Material 20,36 17,49 0,75 0,92

Tabel 5.5. Item-Total Statistis Variabel X

Sumber : SPSS

17%

49%29%

1%

1%

1%1%1%

ALASAN PEMILIHAN PINTU MASUK

dekat drop off

dekat parkir

dekat stasiun/halte

dekat tempat nongkrong

dekat toilet

lebih dekat

mudah dijangkau

untuk olahraga

Page 11: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

Dari data diatas dapat diketahui bahwa

nilai Cronbach's Alpha yaitu sebesar 0,91

yang artinya bahw nilai reliabilitas dari item

variabel y sangat tinggi, Dari uji validitas

dedapat diketahui nilai korelasi antara tiap

item dengan skortotal item. Nilai korelasi

ini dibandingkan dengan r tabel. R tabel

dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2

sisi dan jumlah data (n) = 90 atau df = 88,

maka didapat r tabel sebesar 0,2072

(lihat pada lampiran). Untuk variabel Y

atau Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki

setiap itemnya memiliki nilai diatas 0,2072

sehingga dapat dikatakan bahwa semua

item valid.

Scree Plot adalah salah satu alternatif

yang dapat digunakan untuk membantu

peneliti menentukan berapa banyak faktor

terbentuk yang dapat mewakili keragaman

peubah – peubah asal. Bila kurva masih

curam, akan ada petunjuk untuk

menambahkan komponen. Bila kurva

sudah landai, akan ada petunjuk untuk

menghentikan penambahan komponen,

walaupun penilaian curam/landai bersifat

subjektif peneliti. Dari scree plot di atas,

terlihat pada saat satu komponen

terbentuk, kurva masih menunjukkan

kecuraman, setelah melewati titik ke-2,

garis kurva sudah mulai landai, semakin

ke kanan akan semakin landai. Dari

penjelasan di atas, dapat kita tarik

kesimpulan bahwa terdapat dua

komponen atau faktor yang terbentuk.

Setelah dilakukan rotasi faktor dengan

metode varimax, diperoleh table seperti

yang tertera di atas yaitu Rotated

Component Matrix, dimana terdapat

perbedaan nilai korelasi variabel dengan

setiap faktor sebelum dan sesudah

dilakukan rotasi varimax. Terlihat bahwa

loading faktor yang dirotasi telah

memberikan arti sebagaimana yang

diharapkan dan setiap faktor sudah dapat

diinterpretasikan dengan jelas. Terlihat

pula bahwa setiap variabel hanya

berkorelasi kuat dengan salah satu faktor

saja (tidak ada variabel yang korelasinya <

0,5 di kedua faktor). Dengan demikian,

lebih tepat digunakan loading faktor yang

telah dirotasi sebab setiap faktor sudah

dapat menjelaskan keragaman variabel

awal dengan tepat dan hasilnya adalah

sebagai berikut.

Gambar 5.13. KurvaScree Plot

Sumber : SPSS

Tabel 5.6. Tabel Reliability Statistik Variabel Y

Sumber : SPSS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,91 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Kegunaan 19,6 17,546 0,615 0,911

Kepuasan 19,3 18,033 0,756 0,895

Kreatif 19,44 17,036 0,747 0,895

Intensitas 19,44 17,104 0,793 0,89

Jarak 19,33 17,438 0,72 0,898

Waktu 19,39 17,656 0,777 0,892

Rambu 19,42 17,55 0,727 0,897

Tabel 5.7. Item-Total Statistis Variabel Y

Sumber : SPSS

Page 12: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

Faktor 1 , beberapa variabel yang memiliki

korelasi yang kuat dengan Faktor 1 , yaitu

Fungsi, Ingress, Estetika, Keamanan,

Security, Cuaca, Material, Kepuasan,

Kreatif dan Intensitas.

Faktor 2, terdapat beberapa variabel yang

memiliki korelasi yang kuat dengan Faktor

2 , yaitu variabel Kegunaan, Jarak, Waktu,

Rambu.

Tabel Component Transformation Matrix

berfungsi untuk menunjukkan apakah

faktor-faktor yang terbentuk sudah tidak

memiliki korelasi lagi satu sama lain atau

orthogonal. Bila dilihat dari table

Component Transformation Matrix, nilai –

nilai korelasi yang terdapat pada diagonal

utama berada di atas 0,5 yaitu

0,813;0,813. Hal ini menunjukkan bahwa

kedua faktor yang terbentuk sudah tepat

karena memiliki korelasi yang tinggi pada

diagonal – diagonal utamanya.

Dalam pembahasan rancangan analisis

selanjutnya akan dilakukan pembahasan

mengenai analisis deskriptif dengan

memberikan gambaran data mengenai

jumlah data, data minimum, data

maksimum, mean dan standar deviasi dari

Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan

sebagai variabel X dan Efisiensi dan

Efektivitas Pejalan Kaki sebagai variabel.

Dari kolom Kolmogorov-Smirnov diatas

maka dapat diketahui nilai signifikansi

untuk Penentuan Pintu Masuk Utama

Bangunan yaitu sebesar 0,068 dan nilai

signifikansi dari dan Efisiensi dan

Efektivitas Pejalan Kaki yaitu sebesar

0,080. Dari penjelasannya sebelumnya

dapat diketahui bahwa untuk mengetahui

apakah variabel tersebut mempunyai nilai

yang signifikan

Rotated Component Matrixa Component

1 2

Zscore(Fungsi) 0,742 0,303

Zscore(Ingress) 0,748 0,338

Zscore(Estetika) 0,806 0,304

Zscore(Keamanan) 0,794 0,34

Zscore(Security) 0,788 0,161

Zscore(Cuaca) 0,747 0,45

Zscore(Material) 0,734 0,354

Zscore(Kegunaan) 0,168 0,808

Zscore(Kepuasan) 0,694 0,463

Zscore(Kreatif) 0,836 0,354

Zscore(Intensitas) 0,656 0,54

Zscore(Jarak) 0,32 0,79

Zscore(Waktu) 0,432 0,725

Zscore(Rambu) 0,412 0,717

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 3 iterations.

Tabel5.12. Tabel Component

Sumber : SPSS

Component Transformation Matrix

Component 1 2

1 0,813 0,583

2 -0,583 0,813

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Tabel 5.13. Tabel ComponenTransformation Matrix

Sumber : SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan (X)

Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki (Y)

N 90 90

Normal Parametersa,b Mean 23,84 22,66

Std. Deviation 4,736 4,842

Most Extreme Differences Absolute 0,137 0,134

Positive 0,137 0,134

Negative -0,088 -0,121

Kolmogorov-Smirnov Z 1,3 1,269

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,068 0,08

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 5.15. Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber : SPSS

Page 13: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

atau tidak yaitu dengan melihat apakah

variabel tersebut memiliki nilai signifikansi

yang lebih besar dari 0.05 ( >0.05) dari

hasil diatas telah diketahui bahwa nilai

signifikansi dari Penentuan Pintu Masuk

Utama Bangunan lebih dari 0.05 dan

Efektivitas Sirkulasi Pejalan Kaki juga

melebihi dari 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa data pada variabel Penentuan

Pintu Masuk Utama Bangunan dan

Efektivitas Sirkulasi Pejalan Kaki

berdistribusi normal.

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r)

diatas maka akan diperoleh korelasi (r)

antara Penentuan Pintu Masuk Utama

Bangunan dengan Efisiensi dan

Efektivitas Pejalan Kaki adalah sebesar

0,844. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

hubungan yang tinggi antara Penentuan

Pintu Masuk Utama Bangunan dengan

Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki.

Sedangkan arah hubungan adalah positif

karena nilai r positif, berarti semakin bagus

nilai dari Penentuan Pintu Masuk Utama

Bangunan maka semakin bagus pula

Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki dan

bila semakin tidak bagus nilai dari

Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan

maka semakin tidak bagus pula Efisiensi

dan Efektivitas Pejalan Kaki. Hal ini dapat

terjadi bila faktor lain tidak mempengaruhi

Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki

secara signifikan.

Dari pembahasan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa HO ditolak Oleh

karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t

tabel (14,790 >1.99), artinya bahwa ada

pengaruh secara signifikan antara

Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan

dengan Efisiensi dan Efektivitas Pejalan

Kaki Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang tinggi antara

Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan

dengan Efisiensi dan Efektivitas Pejalan

Kaki pada Gedung Graha Mandiri Jakarta.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis penelitian ini penulis

memberikan kesimpulan yaitu:

Correlations

Penentuan Pintu Masuk

Utama Bangunan

(X)

Efisiensi dan Efektivitas Pejalan

Kaki (Y)

Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan (X)

Pearson Correlation 1 ,844**

Sig. (2-tailed) 0

N 90 90

Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki (Y)

Pearson Correlation ,844** 1

Sig. (2-tailed) 0

N 90 90

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 5.16. Tabel Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson

Sumber : SPSS

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 2,068 1,419 1,458 0,148

Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan (X) 0,863 0,058 0,844 14,79 0

a. Dependent Variable: Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki (Y)

Tabel 5.18. Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Sumber : SPSS

Gambar 5.14. KurvaConfidence Coeffcien

Sumber : SPSS

Ý = a + b X

Ý = 2,068+ 0,863X

| t tabel sebesar 1,99

Page 14: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

• Dari segi aksesibilitas untuk pejalan

kaki di gedung Graha Mandiri Jakarta

mudah untuk dicapai dikarenakan

semua pintu masuk kawasan dan pintu

keluar kawasan dapat diakses dengan

mudah oleh pejalan kaki.

• Walaupun mudah dicapai karena

sirkulasi pejalan kaki tidak terpisah

dengan sirkulasi kendaraan harus

dibuatkan rambu pembeda antara

sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi

kendaraan, dan rambu pembeda ini

hanya terdapat di pintu kawasan Dr

Kusuma Atmadja saja.

• Dari penjelasan di bab tinjauan pustaka

dan dari kuesioner penelitian dapat

diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi di Gedung Graha

Mandiri Jakarta. Dalam menentukan

variabel Penentuan Pintu Masuk

Utama Bangunan dibagi menjadi tujuh

faktor, yaitu : Function of the building,

Ingress and egress capacities,

Importance of the entrance as an

aesthetic design element, safety and

ease of operation under all loading

condition, Security against

unauthorized entry, Maintenance

requirements and weather tightness,

Budget considerations.

• Sedangkan untuk variabel Efisiensi

dan Efektivitas Pejalan Kaki dibagi

menjadi tujuh faktor yaitu : Efisiensi

jarak pencapaian, Efisiensi Waktu

Pencapaian, Penerapan Elemen

Sirkulasi, Jumlah hasil yang dapat

dikeluarkan, Tingkat kepuasan yang

diperoleh, Produk kreatif, Intensitas

yang akan dicapai.

• Dari tujuh faktor variabel Penentuan

Pintu Masuk Utama Bangunan dan

tujuh faktor variabel terhadap Efisiensi

dan Efektivitas Pejalan Kaki

selanjutnya dilakukan analisis

kuesioner yang berbentuk kuantitatif

menggunakan SPSS dengan hasil

bahwa HO ditolak karena nilai t hitung

lebih besar dari nilai t tabel (14,790

>1.99), artinya bahwa ada pengaruh

secara signifikan antara Penentuan

Pintu Masuk Utama Bangunan

terhadap Efisiensi dan Efektivitas

Pejalan Kaki.

• Dari hasil analisis kuesioner dalam

bentuk kualitatif, untuk tingkat efisiensi

dari Penentuan Pintu Masuk Utama

yaitu sebesar 16,67% responden saja

sehingga dapat disimpulkan bahwa

Pintu Masuk Utama tidak efisien.

Sedangkan untuk segi efektivitas dapat

disimpulkan efektivitas dari Penentuan

Pintu Masuk Utama dapat

dikategorikan sebagai sangat tidak

efektif karena hanya 17% responden

yang menggunakan saat masuk

gedung dan 11% responden yang

menggunakan saat keluar gedung.

Dari hasil analisis penelitian ini penulis

memberikan saran yaitu:

• Walaupun pintu masuk utama

bangunan di jalan Imam Bonjol dinilai

sangat tidak efektif dan tidak efisien,

namun keputusan pengelola gedung

untuk membuka akses pejalan kaki

yang bisa melewati semua pintu site

(baik masuk dan keluar) maupun saat

melewati pintu masuk secondary dan

pintu masuk ballroom sudah tepat

Page 15: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

karena dengan dibukanya akses

tersebut sangat membantu pejalan

kaki, sehingga pejalan kaki tidak harus

memutar jauh untuk memasuki

gedung.

• Namun dengan dibukanya semua

akses dapat menimbulkan masalah

seperti masalah kemungkinan

terjadinya konflik antara pejalan kaki

dengan kendaraan bermotor, hal ini

dapat diatasi dengan memperbanyak

rambu, membedakan jalur pejalan kaki

dengan membedakan warna dan

menambah aksesibilitas untuk orang

dengan kebutuhan khusus.

• Masalah lain yang timbul yaitu masalah

keamanan karena dengan terbukanya

akses membuat gedung menjadi rawan

akan kejahatan, oleh karena itu harus

diadakan penempatan petugas

keamanan di setiap pintu akses dan di

setiap pintu masuk bangunan minimal

satu orang petugas keamanan.

Dengan adanya penambahan rambu

dan penambahan petugas keamanan

gedung dapat menambah biaya

pengeluaran gedung, baik yang

bersifat rutin maupun tidak rutin. Dan

ini merupakan konsekuesi yang harus

diterima oleh pengelola gedung.

5. REFERENSI

A, Kertagama. 2001. Kajian Sirkulasi

Terhadap Efisiensi dan efektivitas

Pengunjung Bioskop Studi Kasus Bioskop

Plaza 21 Semarang, universitas Katolik

Soegija pranata. Semarang.

Allen and Karoly. 1976. Hospital Planning

Handbook, A Wiley-Interscinence

Publication

Andreas, Richard. 2012. STUDI

EFEKTIFITAS JEMBATAN

PENYEBERANGAN (Studi Kasus : Jalan

Sisingamaraja Medan). Tugas Akhir

Universitas Sumatera Utara. Medan

C Ching, FDK. 2000. Arsitektur : Bentuk,

Ruang, dan Tatanan, Edisi kedua (terj.).

Jakarta: Erlangga

Carr, Stephen. 1973. City Sign and Lights.

Cambridge: MIT Press.

Faroga, Reo. 2014. PERLETAKAN DAN

BENTUK DESAIN PINTU MASUK

UTAMA PADA BANGUNAN MAL

TERBUKA (Studi Kasus: Mal Cihampelas

Walk dan Mal Paris Van Java di Bandung.

E-Journal Graduate Unpar,)

Hakim, Rustam. 2006. Rancangan Visual

Lansekap Jalan. Jakarta: Bumi Aksara.

Harahap, Marlindo. 2010. Perilaku

Perjalanan Penduduk Dengan Pilihan

Moda Trasport asi Di Perbatasan Kota:

Studi Kasus Perbatasan Kota Medan

Bagian Timur. Thesis Universitas Sumatra

Utara. Medan

Hardiman, Gagoek., dkk. 2013.

PENGARUH PINTU MASUK UTAMA

TERHADAP AKSESIBILITAS

PENGUNJUNG RUMAH SAKIT. (Studi

Kasus: Koridor Jl. Dr. Soetomo dan Jl.

Kariadi Semarang). Jurnal Arsitektur

NALARs Volume 12 No 2 Juli 2013.

Hatmoko. 2003. Seminar “ Arsitektur

Rumah Sakit : Perencanaan,

Implementasi dan Evaluasi ,MMR UGM.

Page 16: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

Hari M, Aditya. 11 September 2014.

Tapak-Lanskap Sirkulasi. http://vote-

mydaily.blogspot.com/2009/10/tapak-

lanskap-sistem-sirkulasi.html.

Hepler, Dana J., dkk. 2013. Drafting and

Design for Architecture & Construction 9th

edition. Delmar, Cengage Learning.

http://statistikceria.blogspot.com/2013/03/

teori-analisis-faktor-factor-analysis.html.

21 Desember 2014

http://statistikceria.blogspot.com/2013/03/

tutorial-contoh-kasus-analisis-faktor.html.

21 Desember 2014

Iswanto, Danoe. 2006. PENGARUH

ELEMEN-ELEMEN PELENGKAP JALUR

PEDESTRIAN TERHADAP EFISIENSI

DAN EFEKTIVITAS PEJALAN KAKI

(Studi Kasus: Penggal Jalan Pandanaran,

dimulai dari jalan Randusari hinga

Kawasan Tugu muda) . Enclosure Volume

5 no. 1 Maret 2006.

Jefferis, Alan and David A. Madsen. 2010.

Architectural Drafting and Design 6th

edition. Delmar, Cengage Learning.

Lynch, Kevin. 1976. Managing the Sense

of Region (foir et lenifier). Cambridge: MIT

Press.

Mirsa, Rinaldi. 2012. Elemen Tata Ruang

Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nainggolan, Samuel M. 2014. Bangkitan

Perjalanan di Kecamatan Lubuk Pakam

Dengan Metode Klasifikasi Silang. Student

Papers Universitas Sumatra Utara.

Neuvert .1999. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 2.

PT Erlangga

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN

UMUM (London : NOMOR :-

3/PRT/M/2014, TENTANG PEDOMAN

PERENCANAAN, PENYEDIAAN, DAN

PEMANFAATAN PRASARANA,

PENYEDIAAN, DAN PEMANFAATAN

PRASARANA DAN SARANA JARINGAN

PEJALAN KAKI DI KAWASAN

PERKOTAAN

Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar

Analisis Statistik dengan SPSS.

Yogyakarta: Mediakom.

Pynkyawati, Theresia, dkk. 2014. KAJIAN

EFISIENSI DESAIN SIRKULASI PADA

FUNGSI BANGUNAN MALL DAN HOTEL

BTC. Jurnal Online Institut Teknologi

Nasional. Bandung.

Suragawa, Huggo. 2010. EFEKTIVITAS

BADAN PELAYANAN PERIZINAN

TERPADU (BPPT) KOTA BANDUNG

DALAM PELAKSANAAN BANDUNG ONE

STOP SERVICE (BOSS) PADA

PELAYANAN INFORMASI PERIZINAN DI

KOTA BANDUNG. Skripsi Universitas

Komputer Indonesia. Bandung.

Wulandari, Widya. 2006. EKSPRESI

SISTEM STRUKTUR BENTANG LEBAR

DENGAN MENGGUNAKAN SPACE

TRUSS PADA BANGUNAN

GELANGGANG OLAHRAGA. Tugas Akhir

Universitas Bina Nusantara. Jakarta.

Undang Undang Republik Indonesia

Nomer 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung

Page 17: PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN … ARSITEKTUR/Seminar... · berupa gambar presentase dari responden tersebut dan gambar mengenai ... serves as hub for traffic to the

www.google.co.id/maps, 29 Oktober 2014

www.google.co.id/maps, 30 Oktober 2014

www.pustaka.pu.go.id.direktori istilah

bidang pekerjaan umum. 7 September

2014

www.kbbi.web.id. 11 September 2015.