peran pengalaman on the job training (ojt) …lib.unnes.ac.id/21415/1/7101411310-s.pdf · saturated...
TRANSCRIPT
1
PERAN PENGALAMAN ON THE JOB TRAINING
(OJT) DAN KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI
DALAM MEMEDIASI PENGARUH LOCUS OF
CONTROL (LOC) INTERNAL TERHADAP KESIAPAN
KERJA SISWA KELAS XII AKUNTANSI
SMK NEGERI 1 BATANG
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Khotimatussa’diyah
NIM 7101411310
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
2
ii
3
iii
4
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)
(QS. Al-Inshiroh: 6-7).
Bahagia itu sederhana, bersyukurlah lebih banyak dari biasanya.
Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk:
Bapak dan ibu tercinta, warnailah surga dengan
senyum elokmu
Orang tua asuhku dan keluarga, Ibu Hj. Supiyah
yang selalu menjadikanku salah satu di antara
doa-doanya
Kakak-kakakku tersayang, yang telah menjadi
cahaya hidupku
Adik-adik asuhku yang selalu mendoakan setiap
saat
Hexagonal team, yang telah berbagi bahagia,
suka maupun duka
Valet Kos 28, yang telah menjadi keluarga
baruku
almamaterku
v
6
SARI
Khotimatussa’diyah. 2015. ”Peran Pengalaman On the Job Training (OJT) dan
Kematangan karier Akuntansi dalam Memediasi Pengaruh Locus Of Control (LOC)
Internal terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang”.
Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr.
Agus Wahyudin, M. Si. Kata kunci: Pengalaman On the Job Training (OJT), Kematangan karier Akuntansi,
Locus Of Control (LOC) Internal dan Kesiapan Kerja Siswa. Berdasarkan observasi awal di SMK Negeri 1 Batang diketahui bahwa belum
semua lulusan siswa kejuruan akuntansi memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh langsung
Locus Of Control (LOC) internal terhadap kematangan karier akuntansi maupun
pengaruh tidak langsung yang melalui pengalaman On the Job Training (OJT).
Selanjutnya adakah pengaruh langsung pengalaman On the Job Training (OJT)
terhadap kesiapan kerja siswa maupun pengaruh tidak langsung melalui kematangan
karier akuntansi, dan yang terakhir adakah pengaruh langsung Locus Of Control
(LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa maupun pengaruh tidak langsung
melalui kematangan karier akuntansi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menganalisis permasalahan yang telah dirumuskan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri
1 Batang. Jumlah sampel sebanyak 64 siswa yang diambil menggunakan teknik
sampel jenuh. Metode pengumpulan data menggunakan angket. Sedangkan metode
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis jalur dan sobel test.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh secara signifikan Locus Of
Control (LOC) internal terhadap kematangan karier akuntansi, ada pengaruh secara
signifikan locus of control (LOC) internal terhadap pengalaman On the Job Training
(OJT), ada pengaruh secara signifikan locus of control (LOC) internal terhadap
kematangan karier akuntansi siswa melalui pengalaman On the Job Training (OJT),
ada pengaruh secara signifikan pengalaman On the Job Training (OJT) terhadap
kesiapan kerja siswa, ada pengaruh secara signifikan pengalaman On the Job
Training (OJT) terhadap kematangan karier akuntansi, ada pengaruh secara signifikan
pengalaman On the Job Training (OJT) terhadap kesiapan kerja siswa melalui
kematangan karier akuntansi, ada pengaruh secara signifikan Locus Of Control
(LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa, ada pengaruh secara signifikan
kematangan karier akuntansi terhadap kesiapan kerja siswa dan ada pengaruh secara
signifikan locus of control (LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa melalui
kematangan karier akuntansi.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
langsung Locus Of Control (LOC) internal terhadap kematangan karier akuntansi
maupun pengaruh tidak langsung yang melalui pengalaman On the Job Training
(OJT). Selanjutnya terdapat pengaruh langsung pengalaman On the Job Training
(OJT) terhadap kesiapan kerja siswa maupun pengaruh tidak langsung melalui
kematangan karier akuntansi, dan terdapat pengaruh langsung Locus Of Control
(LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa maupun pengaruh tidak langsung
melalui kematangan karier akuntansi.
vi
7
ABSTRACT
Khotimatussa'diyah. 2015. "The Role of Experience On the Job Training (OJT) and the
Maturity of career accountancy in Mediation the Effect of the Internal Locus Of Control
(LOC) toward the Readiness of Working from the Students of Accounting Class Grade
XII SMK Negeri 1 Batang". Education of Economics in Accounting. Semarang State
University. Supervisor: Dr. Agus Wahyudin, M. Si.
Keywords: Experience On the Job Training (OJT), the Maturity of career accountancy,
the Internal Locus Of Control (LOC) and the Readiness of Working from the
Students.
Based on the beginning of the observations in SMK Negeri 1 Batang, it showed
that not all of graduated students from Vocational Accounting obtained a job based on
their expertise. The problem of this research is “is there any direct influence of the
internal Locus Of Control (LOC) toward the maturity of career accountancy as well as
indirect influence through the experience On the ob training (OJT)”. In addition, “is there
any direct influence of the experience on the job training (OJT) toward the readiness of
working from the students as well as indirect effect through the maturity of the career”,
and the rest is “is there any direct influence of internal Locus Of Control (LOC) toward
the readiness of working from the students as well as indirect effect through the maturity
of career accountancy”.
The population of this study was the whole students of accounting class grade XII
SMK Negeri 1 Batang. There were 64 students were taken as the sample by using
saturated sampling techniques. The methods of collecting the data used the questionnaire.
Furthermore, the method of analyzing the data used descriptive analysis, path analysis
and sobel test.
The results of this study showed (1) there was a positive influence and significant
of the Internal Locus Of Control (LOC) toward the maturity of career accountancy, (2)
there was a positive effect and significant of the internal locus of control (LOC) toward
the experience On the Job Training (OJT), (3) there was a positive influence and
significant of the Internal locus of control (LOC) toward the maturity of career
accountancy from the student through their experience on the job training (OJT), (4) there
was a positive influence and significant of the experience on the job training (OJT)
toward the readiness of working from the students, (5) there was a positive effect and
significant of the experience on the job training (OJT) toward the maturity of career
accountancy, (6) there was a positive effect and significant of the experience On the Job
Training (OJT) toward the readiness of working from the students through their maturity
of career accountancy, (7) there was a positive influence and significant of internal Locus
Of Control (LOC) toward the readiness of working from the students, (8) there was a
positive influence and significant of the maturity of career accountancy toward the
readiness of working from the students, (9) there was a positive effect and significant of
the Internal locus of control (LOC) toward the readiness of working from the students
through their maturity of career accountancy.
vii
8
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT., yang telah melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya. Segenap usaha, kerja keras dan upaya yang dilakukan peneliti tidak
akan membuahkan hasil tanpa kehendak-Nya. Atas rahmat-Nyalah, peneliti
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Pengalaman On the Job
Training (OJT) dan Kematangan karier akuntansi dalam memediasi Pengaruh
Locus Of Control (LOC) Internal terhadap Kesiapan Kerja Siswa kelas XII
Akuntansi SMK Negeri 1 Batang”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan
Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Peneliti menyadari penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari
dukungan dosen pembimbing, keluarga dan teman-teman. Segala kerendahan hati,
Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Pimpinan fakultas atas nama Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang, Dr. Wahyono, M.M.
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang, Drs. Heri Yanto, MBA.PhD., atas izin penelitian skripsi.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Dr. Ade Rustiana, M. Si., atas
arahan dalam penyusunan skripsi.
4. Dosen pembimbing, Dr. Agus Wahyudin, M. Si., atas bimbingan, saran, kritik
dan arahan dalam penyusunan skripsi.
ix
9
5. Bapak ibu staf pengajar Fakultas Ekonomi, atas bekal ilmu pengetahuan yang
diberikan.
6. Kepala sekolah SMK Negeri 1 Batang, Drs. Sugito, M. Si., atas izin
penelitian.
7. Bapak ibu staf pengajar Jurusan Akutansi SMK Negeri 1 Batang, atas kerja
samanya dan telah bersedia membantu sepenuh hati dalam pelaksanaan
penelitian skripsi ini.
8. Siswa-siswi Jurusan Akutansi SMK Negeri 1 Batang, atas kerja samanya
dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.
9. Keluargaku tercinta yang senantiasa mendukung langkahku dengan iringan
do‟a dan kasih sayangnya.
10. Rekan-rekan seperjuangan, kelas Pendidikan Akuntansi C dan seluruh
mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2011, serta Hexagonal team,
Valet kos dan crew Jatianom serta Eksmud Minicafe atas bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, Juni 2015
Peneliti
x
10
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................. i
Persetujuan Pembimbing ............................................................................. ii
Pengesahan Kelulusan .................................................................................. iii
Pernyataan ..................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan .............................................................................. v
Sari .................................................................................................................. vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Prakata ........................................................................................................... viii
Daftar Isi ........................................................................................................ x
Daftar Tabel ................................................................................................... xiv
Daftar Gambar .............................................................................................. xvii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xviii
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 10
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Grand Theory
2.1.1. Teori Perkembangan Psikososial ................................................ 12
2.1.2. Teori Pembelajaran Sosial ......................................................... 15
2.2. Tinjauan Kesiapan Kerja
2.2.1. Pengertian Kesiapan Kerja ......................................................... 16
2.2.2. Prinsip-Prinsip Kesiapan Kerja .................................................. 18
2.2.3. Indikator Kesiapan Kerja ........................................................... 20
2.3. Tinjauan Locus Of Control (LOC)
2.3.1. Pengertian Locus Of Control (LOC) .......................................... 22
2.3.2. Dimensi Locus Of Control (LOC) ............................................. 23
xi
11
2.3.3. Indikator Locus Of Control (LOC) internal ............................... 25
2.4. Tinjauan Pengalaman On the Job Training (OJT)
2.4.1. Pengertian On the Job Training (OJT) ..................................... 26
2.4.2. Manfaat dan Tujuan On the Job Training (OJT) ....................... 28
2.4.3. Bidang Pekerjaan On the Job Training (OJT) ............................ 29
2.4.4. Indikator Pengalaman On the Job Training (OJT) .................... 30
2.5. Tinjauan Kematangan karier akuntansi
2.5.1. Pengertian Kematangan karier akuntansi .................................. 31
2.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan karier
akuntansi ................................................................................... 32
2.5.3. Indikator Kematangan karier akuntansi ..................................... 33
2.6. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 36
2.7. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.7.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................... 38
2.7.2. Pengembangan Hipotesis ........................................................... 43
3. Metode Penelitian
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 73
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi ...................................................................................... 73
3.2.2. Sampel ....................................................................................... 74
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Independen .................................................................. 74
3.3.2. Variabel Intervening .................................................................. 75
3.3.3. Variabel Dependen .................................................................... 77
3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 77
3.5. Instrumen Penelitian
3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian ................................................... 79
3.5.2. Reliabilitas instrumen Penelitian ............................................... 83
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1. Analisis Deskriptif ........................................................................ 84
xii
12
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
3.6.2.1.Uji Normalitas ........................................................................ 88
3.6.2.2.Uji Linearitas ......................................................................... 88
3.6.2.3.Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 89
3.6.3. Pembentukan Analisis Jalur
3.6.3.1.Uji Sobel ............................................................................... 92
3.6.4. Pengujian Hipotesis Penelitian
3.6.4.1.Uji Signifikansi Parameter individuals (Uji t) ...................... 93
3.6.4.2.Analisis Jalur (path Analysis) ................................................ 94
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Deskriptif
4.1.1.1.Deskripsi Variabel Kesiapan Kerja ....................................... 95
4.1.1.2.Deskripsi Variabel Locus Of Control (LOC) Internal ........... 96
4.1.1.3.Deskripsi Variabel Pengalaman OJT .................................... 98
4.1.1.4.Deskripsi Variabel Kematangan karier akuntansi ................. 99
4.1.2. Uji Asumsi Klasik
4.1.2.1.Uji Normalitas ....................................................................... 101
4.1.2.2.Uji Linearitas ......................................................................... 103
4.1.2.3.Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 107
4.1.3. Pembentukan Model Analisis Jalur .............................................. 109
4.1.4. Uji Sobel Test ............................................................................... 114
4.1.5. Uji Hipotesis
4.1.5.1.Pengaruh Parsial (Uji t) ......................................................... 116
4.1.5.2.Analisis Jalur (Path Anlysis) ................................................. 119
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh LOC Internal terhadap kematangan karier akuntansi 121
4.2.2. Pengaruh LOC Internal terhadap Pengalaman OJT ................... 124
4.2.3. Pengaruh LOC Internal terhadap kematangan karier akuntansi
melalui Pengalaman OJT ........................................................... 127
xiii
13
4.2.4. Pengaruh Pengalaman OJT terhadap kesiapan kerja ................. 130
4.2.5. Pengaruh Pengalaman OJT terhadap kematangan karier
akuntansi .................................................................................... 134
4.2.6. Pengaruh Pengalaman OJT terhadap kesiapan kerja
melalui kematangan karier akuntansi ........................................ 136
4.2.7. Pengaruh LOC Internal terhadap Kesiapan kerja ...................... 140
4.2.8. Pengaruh kematangan karier akuntansi terhadap kesiapan kerja 142
4.2.9. Pengaruh LOC Internal terhadap Kesiapan kerja melalui
kematangan karier akuntansi ..................................................... 144
5. Penutup
5.1. Simpulan ........................................................................................... 149
5.2. Saran ................................................................................................. 152
Daftar Pustaka
xiv
14
Daftar Tabel
Tabel 1.1. Data Penelusuran Tamatan Siswa ................................................. 4
Tabel 1.2. Data Penelusuran Tamatan Siswa yang Bekerja ........................... 4
Tabel 2.1. Development Task ......................................................................... 13
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 37
Tabel 3.1. Jumlah Populasi ......................................................................... 73
Tabel 3.2. Sampel Penelitian .......................................................................... 74
Tabel 3.3. Penilaian (scoring) Jawaban Responden ...................................... 78
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kesiapan Kerja ............................................... 80
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Locus Of Control (LOC) Internal ................... 81
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Pengalaman OJT ............................................ 81
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Kematangan karier akuntansi ......................... 82
Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .................................................... 83
Tabel 3.9. Deskriptif Variabel Kesiapan Kerja .............................................. 86
Tabel 3.10. Deskriptif Variabel Locus Of Control (LOC) Internal ................ 86
Tabel 3.11. Deskriptif Variabel Pengalaman OJT .......................................... 87
Tabel 3.12. Deskriptif Variabel Kematangan karier akuntansi ...................... 87
Tabel 4.1. Descriptive Statistic Kesiapan Kerja ............................................. 95
Tabel 4.2. Deskripsi Variabel Kesiapan Kerja ............................................... 95
Tabel 4.3. Distribusi Variabel Kesiapan Kerja ............................................... 96
Tabel 4.4. Descriptive Statistic Locus Of Control (LOC) Internal ................. 97
Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Locus Of Control (LOC) Internal ................... 97
Tabel 4.6. Distribusi Variabel Locus Of Control (LOC) Internal .................. 97
Tabel 4.7. Descriptive Statistic Pengalaman OJT .......................................... 98
Tabel 4.8. Deskripsi Variabel Pengalaman OJT ............................................ 98
Tabel 4.9. Distribusi Variabel Pengalaman OJT ............................................ 99
Tabel 4.10. Descriptive Statistic Kematangan karier akuntansi ..................... 100
Tabel 4.11. Deskripsi Variabel Kematangan karier akuntansi ....................... 100
Tabel 4.12. Distribusi Variabel Kematangan karier akuntansi ....................... 100
xv
15
Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas KS dengan Kematangan karier akuntansi
sebagai Variabel Dependen .......................................................... 101
Tabel 4.14.Hasil Uji Normalitas KS dengan Kesiapan Kerja
sebagai Variabel Dependen ........................................................... 102
Tabel 4.15.Hasil Uji Normalitas KS dengan Kesiapan Kerja
sebagai Variabel Dependen ........................................................... 103
Tabel 4.16.Hasil Uji linearitas Kematangan karier akuntansi dengan
LOC Internal ................................................................................ 104
Tabel 4.17.Hasil Uji linearitas Kematangan karier akuntansi dengan
Pengalaman On the Job Training (OJT) ...................................... 104
Tabel 4.18.Hasil Uji linearitas Kesiapan Kerja dengan Pengalaman
On the Job Training (OJT) ............................................................ 105
Tabel 4.19.Hasil Uji linearitas Kesiapan Kerja dengan Kematangan
Karier akuntansi ........................................................................... 105
Tabel 4.20.Hasil Uji linearitas Kesiapan Kerja dengan LOC Internal ........... 106
Tabel 4.21.Hasil Uji linearitas Pengalaman On the Job Training (OJT)
dengan LOC Internal .................................................................... 106
Tabel 4.22.Hasil Uji heteroskedastisitas dengan Kematangan karier akuntansi
sebagai Variabel Dependen .......................................................... 107
Tabel 4.23.Hasil Uji heteroskedastisitas dengan Kesiapan kerja
sebagai Variabel Dependen .......................................................... 108
Tabel 4.24.Hasil Uji heteroskedastisitas dengan Kesiapan kerja
sebagai Variabel Dependen ........................................................... 108
Tabel 4.25.Hasil Uji regresi Linear Berganda dengan Kesiapan Kerja Siswa
sebagai Variabel Dependen .......................................................... 110
Tabel 4.26.Hasil Uji regresi Linear Berganda dengan kematangan karier
akuntansi sebagai Variabel Dependen........................................... 111
Tabel 4.27.Hasil Uji regresi Linear Berganda dengan Pengalaman
On the Job Training (OJT) sebagai Variabel Dependen ............... 113
Tabel 4.28.Hasil Uji t dengan kematangan karier akuntansi
sebagai Variabel Dependen .......................................................... 117
Tabel 4.29.Hasil Uji t dengan pengalaman On the Job Training (OJT)
sebagai Variabel Dependen .......................................................... 117
Tabel 4.30. Hasil Uji t dengan kesiapan kerja siswa sebagai
Variabel Dependen ....................................................................... 118
xvi
16
Tabel 4.31. Hasil Uji t dengan kesiapan kerja siswa sebagai
Variabel Dependen ........................................................................ 119
Tabel 4.32. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ....................................... 120
xvii
17
Daftar Gambar
Gambar 2.1. Gambar Model Penelitian Teoritik ........................................... 43
Gambar 2.2. Gambar Model Penelitian Empiris ............................................ 72
Gambar 3.1. Gambar Hubungan Struktur X1, X2, X3 dan Y .......................... 91
Gambar 4.1. Gambar Model Analisis Jalur ................................................... 114
xix
18
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen ................................................................... 161
Lampiran 2. Instrumen Uji Coba ................................................................... 162
Lampiran 3. Tabulasi Uji Coba Penelitian .................................................... 171
Lampiran 4. Uji Validitas .............................................................................. 175
Lampiran 5. Uji Reliabilitas .......................................................................... 179
Lampiran 6. Instrumen Penelitian ................................................................. 181
Lampiran 7. Data Responden ........................................................................ 188
Lampiran 8. Tabulasi Penelitian .................................................................... 189
Lampiran 9. Hasil Uji Analisis Deskriptif .................................................... 193
Lampiran 10. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................... 197
Lampiran 11. Surat-Surat Penelitian ............................................................. 203
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 206
xx
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu pembangunan bangsa Indonesia salah satunya
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dewasa ini tuntutan terhadap dunia pendidikan sangat tinggi, mengingat
pendidikan harus memberikan sumbangan yang sangat besar bagi peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia (SDM) harus
berperan secara jelas dalam membentuk peserta didik menjadi produktif dan
mampu menciptakan produk layak jual yang dapat bersaing di pasar global.
Peningkatan kualitas SDM dapat berhasil jika didukung dengan kualitas
pendidikan yang baik serta penerapan dan pemanfaatan pengetahuan dan
teknologi, yang akhirnya dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja,
produktivitas, nilai tambah dan membuka peluang pekerjaan.
Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri agar
bisa menjadi manusia yang mempunyai nilai tiga kompetensi dasar, yaitu
intelektualitas, humanitas dan religiusitas (Suardi, 2012:1). Dalam UU Sistem
Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 nomor 1 juga menjelaskan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
1
2
kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarkat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan merupakan
sarana yang penting untuk bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia
untuk menghadapi perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Salah satu jenjang pendidikan nasional adalah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Mulyatiningsih, dkk (2004:100) mengemukakan bahwa Sekolah
Menengah Kejuruan adalah satu jenis sekolah menengah yang dapat dimasuki
setelah sekolah menengah jenjang pertama. Sekolah Menengah Kejuruan adalah
pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan
peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut
bergerak dalam dunia usaha atau perusahaan. Salah satu tujuan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah mendidik sumber daya manusia yang
mempunyai kesiapan kerja dengan etos kerja tinggi. Dengan demikian siswa yang
belajar di sekolah menengah kejuruan tidak hanya memiliki pengetahuan materi
yang dipelajari, tetapi juga memiliki etos kerja yang tinggi, keterampilan dan
kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi
kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan
serta pengetahuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Hana: 2013). Kesiapan
kerja sangatlah penting dimiliki oleh seorang siswa SMK, karena siswa SMK
merupakan harapan masyarakat untuk menjadi lulusan yang mempunyai
kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya agar diterima di dunia kerja atau
mampu mengembangkan ilmunya melalui wirausaha. Kesiapan kerja siswa SMK
3
yang dalam penelitian ini khusus pada siswa kejuruan akuntansi, juga didasarkan
pada penguasaan terhadap materi pendidikan dan pelatihan akuntansi pada diri
masing-masing siswa. Siswa diharapkan menguasai akuntansi berdasarkan 3
elemen yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik untuk bisa mengetahui sejauh
mana dia siap bekerja di bidang akuntansi.
Keberadaan SMK dalam menyiapkan tenaga kerja terlatih sangat
membantu dunia usaha, akan tetapi belum semua lulusan SMK bisa memenuhi
kebutuhan dunia kerja seseuai dengan kompetensi bidang keahlian yang
dimilikinya. Terbukti dengan tingginya tingkat pengangguran terbuka di
Indonesia merurut latar belakang pendidikan, menurut berita resmi statistik No.
85/11/Th. XVII lulusan Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi pertama
dengat tingkat persentase 11,24% (BPS- 5 November 2014). Hal ini terjadi karena
diduga adanya kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki dengan yang
dibutuhkan dengan dunia kerja. Keberadaan SMK dalam menyiapkan tenaga kerja
diyakini masih belum optimal. Berdasarkan pengamatan di lapangan banyak siswa
lulusan SMK yang belum terserap dan atau sudah terserap di dunia kerja akan
tetapi tidak sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang didapat di sekolah.
Banyak siswa lulusan SMK khususnya kelompok bisnis dan manajemen hanya
menjadi buruh pabrik atau pelayan toko. Fenomena ini membuktikan bahwa siswa
lulusan SMK belum diakui sepenuhnya oleh pasar tenaga kerja untuk menerapkan
ilmu yang mereka dapat dari bangku sekolah, atau dengan kata lain kesiapan kerja
lulusan SMK masih diragukan oleh pasar tenaga kerja.
4
Kondisi ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Batang, dimana sebagian siswa
lulusan SMK Negeri 1 Batang Kompetensi Keahlian Akuntansi masih banyak
yang bekerja di luar bidang yang mereka dapat sewaktu di SMK. Berdasarkan
Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Negeri 1 Batang, siswa lulusan Kompetensi
Keahlian Akuntansi yang bekerja sesuai dengan ilmu Kompetensi Keahlian yang
didapat di SMK hanya mencapai sekitar 21%, sisanya ada yang belum mendapat
pekerjaan atau yang sudah bekerja tetapi tidak sesuai dengan Kompetensi
Keahliannya dan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Tabel 1.1
Data Penelusuran Tamatan Siswa
SMK Negeri 1 Batang Kompetensi Keahlian Akuntansi
Sampai Bulan Desember Tahun 2014/2015
Kelas
Penelusuran Tamatan Siswa Tahun 2013/2014
Jumlah
Lulusan Bekerja
Wira
usaha Kuliah
Belum Bekerja
atau Lain-lain
Jumlah
Siswa
XII Ak 1 36 7 1 11 17 36
19,4% 2,8% 30,6% 47,2% 100%
XII Ak 2 34 8 2 9 15 34
23,5% 5,9% 26,5% 44,1% 100%
Total 70 15 3 20 32 70
% 21,4% 4,3% 28,6% 45,71% 1 Sumber: Data BKK SMK Negeri 1 Batang
Tabel 1.2
Data Penelusuran Tamatan Siswa yang Bekerja
SMK Negeri 1 Batang Kompetensi Keahlian Akuntansi
Sampai Bulan Desember Tahun 2014/2015
Sumber: Data BKK SMK Negeri 1 Batang
No. Pekerjaan Jumlah Persentase
1. Staf kantor 2 11,1 %
2. Pelayan toko 5 27,8 %
3. Karyawan industri 8 44,4 %
4. Wirausaha 3 16,7 %
Total 18 100%
5
Dari data di atas, menunjukkan bahwa kesiapan kerja siswa SMK Negeri 1
Batang belum sesuai dengan apa yang diharapkan sesuai dengan tujuan SMK,
selain itu peluang kerja yang terbatas dan persaingan yang semakin ketat
mengakibatkan siswa lulusan SMK Negeri 1 Batang khususnya kompetensi
keahlian akuntansi tidak dapat menempati bidang atau jenis pekerjaan yang sesuai
dengan kompetensi keahlian yang telah dipelajari di sekolah.
Sutopo Rahayu (2007:3) mengungkapkan bahwa penguasaan materi tanpa
diimbangi dengan kemampuan praktik yang memadai akan sia-sia. Oleh karena
itu, di samping pembelajaran teoritis, juga diperlukan pembelajaran praktik yang
diimplementasikan dalam Praktik Kerja Industri (Prakerin). SMK Negeri 1 Batang
dalam hal ini juga telah melaksanakan kerja sama dengan Dunia Usaha/ Dunia
Industri (DU/DI) melalui Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau sering disebut On
the Job Training (OJT). Adanya Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau On the Job
Training (OJT) diharapkan akan memberikan pengalaman, keterampilan dan
gambaran tentang keadaan DU/DI yang sesungguhnya, sehingga siswa khususnya
kejuruan akuntansi dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dalam dunia kerja
dalam bidang akuntansi yang pada akhirnya akan mendorong siswa untuk
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja di bidang akuntansi sesuai dengan
keahlian dan ilmu yang di dapat di bangku sekolah.
Slameto (2010:115) mengemukakan adanya kematangan dalam aspek-
aspek kesiapan. Kematangan karier sangat dibutuhkan oleh siswa untuk penentuan
karier ke depannya yang tentunya juga dapat meningkatkan kesiapan kerja siswa.
Menurut Aji dalam Dewi, dkk. (2014) mengemukakan bahwa tingkat kematangan
6
karier yang dimiliki individu sangat menentukan kualitas pemilihan karier. Siswa
dalam usahanya untuk mencapai karier yang di inginkan sering mengalami
hambatan, sehingga diperlukan usaha dari siswa untuk mengatasi hambatan
tersebut. Karakter psikologis siswa untuk berusaha mengatasi hambatan tersebut
dan yang mendorong siswa untuk menyiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja
yaitu Locus of Control (LOC). Hana, dkk. (2013:4) mengemukakan bahwa Locus
of Control (LOC) merupakan sifat keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan
mandiri yang kuat pada diri seseorang. Rotter dalam Phares (1976:40) menyebutkan
bahwa terdapat dua dimensi Locus of Control (LOC), dimensi pertama yaitu Locus
of Control (LOC) eksternal dimana subjek mempunyai tipikal berkeyakinan
bahwa keberuntungan, kesempatan dan takdir adalah yang menentukan hasil
akhir, sedangkan dimensi kedua yaitu Locus of Control (LOC) internal adalah
subjek dengan tipikal yang berkeyakinan bahwa keahlian, kemampuan dan usaha
adalah penentu hasil akhir.
Penelitian yang dilakukan oleh Mu‟ayati (2014) tentang Pengaruh Praktik
Kerja Industri (Prakerin) terhadap kesiapan menghadapi dunia kerja menunjukkan
hasil bahwa secara parsial Praktik Kerja Industri (Prakerin) berpengaruh
signifikan sebesar 4,88% terhadap kesiapan kerja siswa. Penelitian terdahulu
lainnya yang mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk. (2013)
tentang Pengaruh Locus of Control terhadap kesiapan kerja menunjukkan hasil
bahwa adanya pengaruh yang signifikan Locus of Control terhadap kesiapan kerja
sebesar 13,12%. Penelitian lain yang menguatkan peneliti mengambil judul di atas
yaitu penelitian dari Dewi, dkk. (2014) mengenai hubungan antara Locus of
7
Control dan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dengan Kematangan Karier yang
menunjukkan hasil bahwa kedua variabel independen mempunyai hubungan yang
positif dan signifikan terhadap kematangan karier dengan sumbangan sebesar
53,2%.
Berdasarkaan uraian latar belakang di atas, maka penulis dalam penelitian
ini mengambil judul “Peran Pengalaman On the Job Training (OJT) dan
Kematangan Karier Akuntansi dalam memediasi Pengaruh Locus Of Control
(LOC) Internal terhadap Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri
1 Batang”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh secara signifikan
terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1
Batang?
2. Apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh secara signifikan
terhadap pengalaman On the Job Training (OJT) siswa kelas XII akuntansi
SMK Negeri 1 Batang?
3. Apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh secara signifikan
terhadap kematangan karier akuntansi melalui pengalaman On the Job
Training (OJT) siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang?
8
4. Apakah Pengalaman On the Job Training (OJT) berpengaruh secara signifikan
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang?
5. Apakah Pengalaman On the Job Training (OJT) berpengaruh secara signifikan
terhadap kematangan karier akuntasi siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1
Batang?
6. Apakah Pengalaman On the Job Training (OJT) berpengaruh terhadap secara
signifikan kesiapan kerja melalui kematangan karier akuntansi siswa kelas XII
akuntansi SMK Negeri 1 Batang?
7. Apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh secara signifikan
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang?
8. Apakah kematangan karier akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap
kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang?
9. Apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh secara signifikan
terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier akuntansi siswa kelas
XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan
di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh
secara signifikan terhadap kematangan karier akuntansi kelas XII akuntansi
SMK Negeri 1 Batang.
9
2. Untuk menganalisis apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh
secara signifikan terhadap pengalaman On the Job Training (OJT) kelas XII
akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
3. Untuk menganalisis apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh
secara signifikan terhadap kematangan karier akuntansi melalui pengalaman
On the Job Training (OJT) kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
4. Untuk menganalisis apakah pengalaman On the Job Training (OJT)
berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII
akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
5. Untuk menganalisis apakah pengalaman On the Job Training (OJT)
berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karier akuntansi siswa
kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
6. Untuk menganalisis apakah pengalaman On the Job Training (OJT)
berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui
kematangan karier akuntans siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
7. Untuk menganalisis apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh
secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK
Negeri 1 Batang.
8. Untuk menganalisis apakah kematangan karier akuntansi berpengaruh secara
signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1
Batang.
10
9. Untuk menganalisis apakah Locus Of Control (LOC) Internal berpengaruh
secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier
akuntansi siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang?
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang peran pengalaman On the
Job Training (OJT) dan kematangan karier akuntansi dalam memediasi pengaruh
locus of control (LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi
SMK Negeri 1 Batang. Manfaat lainnya ialah sebagai referensi mengenai teori
perkembangan psikososial dan teori pembelajaran sosial dalam penelitian
selanjutnya.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya oleh
Hana (April, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hana, pengalaman
praktik kerja industri dan locus of control menjadi variabel independen dan
variabel dependennya yaitu kesiapan kerja siswa dengan pengujian hipotesis
menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda. Sedangkan dalam penelitian
ini pengalaman On the Job Training (OJT) dijadikan peneliti sebagai variabel
independen terhadap kesiapan kerja sebagai variabel dependen maupun variabel
intervening untuk memediasi pengaruh locus of control (LOC) internal terhadap
kematangan karier akuntansi. Peneliti dalam menguji hipotesis menggunakan
analisis path dan t test.
11
2. Kegunaan Praktis
Adapun secara praktis manfaat dari hasil penelitian ini yaitu:
a. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan ilmu
pengetahuan dengan mengaplikasikan teori yang sudah didapat selama studi
di perguruan tinggi Universitas Negeri Semarang.
b. Manfaat bagi siswa
Meningkatkan pengetahuan siswa untuk lebih mengembangkan locus
of control internal-nya guna memotivasi diri untuk lebih giat dalam mencapai
pemahaman dalam bidang akuntansi dan Menginspirasi siswa untuk
memanfaatkan program on the job training (OJT) dengan sebaik-baiknya dan
selanjutnya dapat membuat gambaran untuk karier kedepannya sesuai dengan
pengetahuan dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah.
c. Manfaat bagi guru
Penelitian ini dapat di jadikan guru sebagai bahan untuk menambah
wawasan guru mengenai faktor-faktor yang turut mempengaruhi kesiapan
kerja siswa SMK khususnya siswa kejuruan akuntansi.
d. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam pengambilan
keputusan dalam menentukan kerja sama Dunia Kerja dan Dunia Industri
(DU/DI) dalam program on the job training (OJT) khusunya di bidang
akuntansi.
12
BAB II
TELAAH TEORI
2.1. Grand Theory
2.1.1. Teori Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan psikososial pada tahun 1950 dikembangkan oleh
mahasiswa Sigmun Freud bernama Erik Homberger Erikson. Erikson
mengembangkan teori Freud yang memiliki dampak yang penting terhadap studi
proses-proses perkembangan karena pada teori ini, perkembangan dikaji sebagai
sesuatu yang berlangsung di sepanjang umur manusia (Salkind, 2009:188).
Erikson dalam Salkind (2009) juga meneliti akibat yang dihasilkan oleh
pengalaman-pengalaman usia sekarang terhadap masa-masa berikutnya, selain itu
Erikson juga membagi proses-proses perkembangan ke dalam serangkaian
tahapan yang diatur oleh kekuatan maturasional dan ditandai adanya konflik.
Erikson menyatakan dalam Rifa‟i dan Anni (2011:43) bahwa seseorang
dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial. Setiap tahap
perkembangan itu terdapat krisis yang harus dipecahkan untuk bisa berpindah ke
tahapan berikutnya. Teori Erikson mengemukakan delapan tahap perkembangan
yang masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan dan harus dihadapi
oleh individu. Delapan tahap tersebut adalah: (1) kepercayaan versus
ketidakpercayaan; (2) Otonomi versus malu dan ragu; (3) Inisiatif versus rasa
bersalah; (4) Upaya versus Inferioritas; (5) Identitas versus kebingungan; (6)
Intimasi versus Isolasi; (7) Generativitas versus Stagnasi; dan (8) Integritas versus
12
13
Putus Asa. Tugas psikososial di setiap tahapan tersebut bersifat umum, artinya
konflik-konflik ini tidak berlangsung dalam situasi „sekali untuk selamanya‟,
melainkan berlangsung sebagai proses di sepanjang rangkaian psikologis.
Selain tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Erikson, ada tokoh yang
sejalan membahas mengenai tugas-tugas perkembangan. Havighurst dalam Anni
dan Rifa‟i (2011) mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh
adanya tugas tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas ini dalam batas-batas
tertentu bersifat khas untuk masa-masa hidup seseorang. Secara konkrit tugas-
tugas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1.
Development Task sampai batas Masa Dewasa Muda
menurut Havighurst: 1953 (pengolahan Andriessen, 1970)
Periode Bayi dan
Anak Kecil Anak Sekolah Masa Muda Masa Dewasa Muda
Belajar berjalan
Belajar makan,
makanan padat
Belajar berbahasa
Kontrol badan Ketangkasan fisik
Stabilitas fisiologik
Sikap sehat terhadap
diri sendiri
sebagaiorganisme yang
tumbuh
Menerima keadaan
jasmaniah
Belajar perbedaan
dan aturan-aturan
jenis kelamin,
kontak perasaan
dengan orang tua,
keluarga dan orang
lain
Belajar peranan jenis
kelamin, kontak
dengan teman sebaya,
belajar sikap dengan
kelompok dan lembaga
Menerima peranan jenis,
persiapan kawin dan
mempunyai keluarga,
belajar lepas dari orang
tua secara emosional,
belajar bergaul dengan
kelompok anak
wanita/laki-laki
Memilih jodoh, belaar
hidup dengan pasangan,
mulai embentuk
keluarga, mengasuh
anak, mengemudikan
rumah tangga,
menemukan kelompok
sosial
Pembentukan
pengertian
sederhana: realita
fisik dan realita
sosial
Belajar membaca,
menulis, berhitung
belajar pengertian-
pengertian kehidupan
sehari-hari
Belajar tanggung jawab
sebagai warga negara,
menginginkan dan
mencapai tingkah laku
yang bertanggung jawab
sosial
Menerima tanggung
jawab warga negara
14
Belajar apa yang
benar dan apa yang
salah, perkembangan
kata hati
Perkembangan
moralitas dan skala
nilai-nilai
Perkembangan skala
nilai, perkembangan
gambaran dunia yang
adekwat
Persiapan mandiri secara
ekonomis dan pemilihan
serta latihan jabatan
Mulai bekerja
Sumber: Monks, at.al. (1991:21)
Tugas-tugas tadi menunjukkan adanya hubungan dengan pendidikan, yaitu
pendidikan dan pelajaran formal yang diterima seseorang. Pendidikan
menentukan tugas-tugas apakah yang dapat dilaksanakan seseorang pada masa-
masa hidup tertentu. Konsep diri akan naik dan harga diri seseorang akan turun
kalau ia tidak dapat melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik karena
orang tersebut akan mendapat kecaman dan celaan dari masyarakat sekelilingnya.
Hal ini terkait dengan delapan tahap perkembangan yang dikemukakan oleh
Erikson. Setiap masing-masing tahap perkembangan tersebut terdiri dari tugas
perkembangan yang di hadapi oleh individu. Misalnya saja dalam masa dewasa
muda seseorang tidak berhasil bekerja atau mendapatkan pekerjaan, hal tersebut
akan akan memberikan akibat-akibat yang serius bagi kesejahteraan dan
kebahagiaan hidupnya. Hal ini bisa saja disebabkan karena tidak terselesaikannya
tugas pada masa sebelumnya, yaitu masa remaja. Dimana pada masa itu seseorang
seharusnya harus mempersiapkan secara mandiri untuk siap bekerja.
Sebagai rangkuman, maka development task dapat dilukiskan sebagai suatu
proses dalam perkembangan untuk mengaktualisasikan diri bersama-sama dengan
orang lain yang ada dalam situasi yang sama. Dalam hal ini, pendidikan sangat
membantu individu dalam proses tersebut, bila mereka senantiasa ditantang untuk
mengadakan refleksi diri yang kritis.
15
2.1.2. Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura tahun
1986. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu belajar dengan
jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial (1986)
yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi
dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang
akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
(Mahmud, 1989: 145). Dalam hal ini ada tiga pokok bahasan yang difokuskan
dalam teori pembelajaran sosial yakni: prinsip belajar yang menjelaskan hal
belajar dalam situasi alami dimana terdapat pola-pola tingkah laku beserta
akibatnya yang beragam, yang kedua komponen belajar dimana dalam situasi
alami orang akan belajar tingkah laku baru dengan mengamati model-model
tingkah laku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri, disinilah
proses kognitif diperlukan. Pokok bahasan yang terakhir yaitu hakikat belajar
yang lebih menekankan pada self efficacy dan self regulatory system dalam
mencapai keterampilan dan kecakapan selain proses kognitif.
Menurut teori pembelajaran sosial atau juga disebut teori belajar sosial,
tingkah laku dan lingkungan dapat dimodifikasi, keduanya tidak dapat disebut
sebagai penentu utama perubahan tingkah laku. Di perolehnya tingkah laku yang
kompleks bukan karena adanya hubungan dua arah antara lingkungan dan
individu selain itu juga diantarai oleh berbagai macam faktor pribadi yang bersifat
internal. Jadi, menurut Bandura (1986) ada hubungan tiga arah yang saling
16
mengunci, yaitu tingkah laku, lingkungan dan peristiwa-peristiwa bathiniah yang
mempengaruhi persepsi dan tindakan.
Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal (pribadi) dan
tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi
lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilaku-
perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan
melalui efek-efek perbuatannya sensiri. Sehingga proses kognitif adalah menyerap
informasi dari bermacam-macam tingkah laku yang diamati. Informasi ini
kemudian disimpan di dalam ingatan untuk nantinya mungkin diwujudkannya
dalam tingkah laku.
Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku
yang tradisional (behavioristik). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-
prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada
kesan dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal.
Teori ini mengemukakan bahwa sebagian besar manusia belajar melalui
pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain atau model,
jadi inilah inti dari teori pembelajaran sosial.
2.2. Kesiapan Kerja
2.2.1. Pengertian Kesiapan Kerja
Memasuki era globalisasi yang semakin ketat persaingan dalam dunia kerja,
seseorang perlu memiliki kesiapan kerja untuk mencapai keberhasilan dalam
suatu pekerjaan. Menurut Wakhinuddin S. (2010) menyebutkan bahwa kesiapan
17
adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk
mencapai suatu tujuan. Slameto (2010:113) kesiapan merupakan keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di
dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan masing-masing individu
terdiri dari kesiapan fisik dan kesiapan mental. Dari uraian tersebut, maka
kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap memberi
jawaban terhadap situasi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Poerwodarminto (1991:448) kerja diartikan sebagai kegiatan
melakukan sesuatu untuk mencari nafkah atau mata pencaharian. Sedangkan
Anoraga (2009:11) mengemukakan bahwa kerja merupakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh manusia.
Kesiapan kerja merupakan suatu kondisi yang memungkinkan para siswa
dapat langsung bekerja setamat sekolah tanpa memerlukan masa penyesuaian diri
yang memakan waktu lama (Mu‟ayati, 2014:328). Kondisi mencakup setidak-
tidaknya tiga aspek, yaitu: kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan-
kebutuhan, motif dan tujuan; keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang
dipelajari.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK dalam
memasuki dunia kerja. Salah satunya yaitu didasarkan pada penguasaan terhadap
materi pendidikan dan pelatihan kejuruan pada masing-masing siswa, yang pada
penelitian ini khususnya kejuruan akuntansi. Peran penguasaan materi kejuruan
akuntansi dan umum menjadi sangat penting bagi siswa dalam menghadapi
tantangan dunia kerja di bidang akuntansi. Dengan demikian siswa yang memiliki
18
kemampuan dalam penguasaan materi akuntansi baik itu secara kognitif, afektif
maupun psikomotorik yang tinggi menandakan bahwa siswa tersebut memiliki
kesiapan kerja yang tinggi pula. Rahayu (2007) mengungkapkan bahwa
penguasaan materi tanpa diimbangi dengan kemampuan praktik yang memadai
akan sia-sia. Pengetahuan yang diperoleh di sekolah saja belum cukup bagi siswa
untuk bekal menuju dunia kerja. Oleh karena itu, disamping pembelajaran teoritis,
juga diperlukan pembelajaran praktik yang diimplementasikan dalam Praktik
Kerja Industri (Prakerin). Selain itu, Hana (2013) mengemukakan bahwa kesiapan
kerja juga dipengaruhi oleh karakter psikologis yaitu Locus Of Control (LOC),
karena karakter psikologis ini sangat mempengaruhi mental dan emosional dari
individu karena Locus Of Control (LOC) ini menjelaskan bahwa diri seorang
individu merupakan penentu dan pengendali atas nasibnya.
Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi individu yang meliputi
kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Siswa SMK kejuruan
akuntansi dapat menjadi tenaga yang ahli dan profesional memerlukan suatu
keterampilan, keahlian dan kemahiran di bidang akuntansi. Kesiapan kerja dapat
menunjukkan seseorang sudah siap menggunakan kemampuannya dalam
mengerjakan sesuatu sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
2.2.2. Prinsip Kesiapan Kerja
Perkembangan kesiapan kerja harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu.
Sesuai dengan pendapat Slameto (2010:15) mengemukakan mengenai prinsip-
19
prinsip perkembangan kesiapan, yaitu:
a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh-mempengaruhi).
b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman.
c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.
d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama
masa pembentukan dalam masa perkembangan.
Dari uraian tersebut di atas, prinsip kesiapan sangat penting diperhatikan
untuk melakukan sesuatu hal terutama dalam hal kerja. Ada beberapa aspek yang
harus dimiliki siswa untuk siap bekerja di dunia kerja. Suatu kondisi dikatakan
siap setidak-tidaknya mencakup beberapa aspek, menurut Slameto (2010:14), ada
tiga aspek yang mempengaruhi kesiapan yaitu: kondisi fisik, mental dan
emosional; kebutuhan atau motif tujuan; dan keterampilan, pengetahuan dan
pengertian lain yang telah dipelajari.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2012:17)
mengemukakan bahwa aspek yang harus disiapkan di dalam kesiapan kerja yaitu:
Kepercayaan diri, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dengan bekal
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja; Komitmen, kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan aturan yang berlaku; Inisiatif/ kreatif, mempunyai inisiatif dan kreatif
yang tinggi dalam mengembangkan suatu keputusan tentang job describtion yang
diberikan; Ketekunan dalam bekerja, mempunyai keyakinan dan kesabaran dalam
20
menyelesaikan pekerjaan; Kecakapan kerja, mempunyai kemampuan yang tinggi
dalam melaksanakan pekerjaan baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan;
Kedisiplinan, mempunyai sikap disiplin yang tinggi, patuh dan taat mengikuti
segala peraturan dan ketentuan yang berlaku; Motivasi prestasi, mempunyai
kemampuan yang tinggi untuk mengembangkan diri; Kemampuan team work,
mempunyai sikap terbuka dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dan
bekerja dalam satu team; dan Kemampuan berkomunikasi, mempunyai
kemampuan berkomunikasi dengan baik, seperti penguasaan bahasa teknik,
bahasa asing dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, maka kesiapan kerja bagi
siswa SMK sangatlah penting, karena dalam waktu yang sangat singkat, cepat
atau lambat, seluruh atau sebagian dari siswa tersebut akan menghadapi satu
jenjang yang lebih tinggi yaitu bekerja.
Dalam mencapai prinsip kesiapan kerja di bidang akuntansi, dapat
dilakukan berbagai cara salah satunya dengan kegiatan pendidikan sistem ganda
yang sudah dijalankan oleh SMK melalui program On the Job Training (OJT).
Dengan program On the Job Training (OJT) yang lebih menunjukkan pada dunia
kerja di bidang akuntansi ini dapat memberikan sumbangan besar terhadap
kesiapan kerja siswa melalui pengalaman-pengalaman dan informasi yang di
dapat ketika proses On the Job Training (OJT).
2.2.3. Indikator Kesiapan Kerja
Tenaga kerja yang berkualitas memiliki karakteristik keterampilan bekerja
dan wawasan pengetahuan yang luas, profesional, produktif dan memiliki etos
21
kerja tinggi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang berkualitas dan
berkuantitas (Hamalik: 2007). Dengan adanya tuntutan tenaga kerja yang sesuai
dengan permintaan lapangan seperti diungkapkan pada uraian di atas, maka
diharapkan calon tenaga kerja harus memiliki kesiapan kerja yang cukup. Slameto
(2010:14) menyebutkan ada tiga aspek yang mempengaruhi kesiapan yaitu:
kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan atau motif tujuan; dan
keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.
Sehubungan dengan pendapat di atas, Munandar (2008:41) menjelaskan ada
2 tahapan penerimaan tenaga kerja, yaitu pencarian calon tenaga kerja dan seleksi
calon tenaga kerja. Pada tahapan seleksi calon tenaga kerja terdapat proses seleksi
yang secara garis besar ada empat tahapan. Tahap pertama, seleksi surat-surat
lamaran. Tahap kedua, wawancara awal, biasanya pada tahap ini calon tenaga
kerja di wawancarai latar belakang dan riwayat dari calon tenaga kerja. Tahap
ketiga, ujian; psikotes; dan wawancara, biasanya pada tahap ini calon tenaga kerja
akan mendapat ujian baik secara lisan maupun tertulis mengenai pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya. Selain itu juga calon tenaga kerja akan dinilai
secara psikologik, baik itu secara klasikal maupun individu. Tahap ke empat,
penilaian akhir, pada tahap ini biasanya pengambilan keputusan akhir, di terima
atau di tolak, jika calon tenaga kerja di terima kemudian diminta untuk tes
kesehatan umumnya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, dalam penelitian yang dilakukan oleh
Valid (2011) menyebutkan bahwa indikator dari kesiapan kerja yaitu
pertimbangan yang logis dan objektif, bersikap kritis, kemampuan beradaptasi
22
dengan lingkungan kerja, bertangggung jawab, mempunyai ambisi untuk maju,
kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan pendapat
di atas, maka dapat dirumuskan indikator untuk mengetahui kategori kesiapan
kerja pada siswa antara lain:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional; siswa yang mempunyai kesiapan kerja
akan mempunyai kondisi fisik, mental dan emosional ynag baik. Hal ini
dikarenakan dalam tahap seleksi seperti yang dikemukakan oleh Munandar
(2008) diantaranya ada seleksi psikotes dan tes kesehatan.
b. Mempunyai ambisi untuk maju; siswa yang memiliki ambisi untuk maju
tentunya akan mempunyai kesiapan kerja yang tinggi, karena siswa tersebut
punya ekpektasi dan keinginan untuk selalu maju.
c. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain; hal ini sangat penting dimiliki
siswa karena jika siswa tidak bisa bekerja sama dengan orang lain dan
cenderung individualis tidak akan bisa membaur dengan sesama karyawan
dan itu akan menghambat pekerjaan yang membutuhkan teamwork.
d. Keterampilan dan pengetahuan; hal ini paling krusial yang harus dimiliki
siswa untuk bisa dikatakan memiliki kesiapan kerja. Dimana semua pekerjaan
harus dikerjakan dengan keterampilan dan pengetahuan yang matang dari
calon tenaga kerja.
2.3. Locus Of Control (LOC) Internal
2.3.1. Pengertian Locus Of Control (LOC)
Konsep mengenai locus of control berasal dari teori konsep Julian B. Rotter
(1966) atas dasar teori belajar sosial (social learning theory). Menurutnya,
23
perilaku dan kepribadian dalam diri individu dilihat dari penguatan dari luar dan
proses kognitif dari dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh
seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya dengan
akibat/hasilnya. Menurut Munandar (2001: 399) mengemukakan bahwa locus of
control mengacu pada derajat kendali yang diamati terhadap situasi tertentu yang
terberikan. Dalam artikel yang di terbitkan psych fullerton education dengan
judul the social learning theory of Julian B. Rotter, Rotter mengemukakan:
“his concept of generalized expectancies for control of
reinforcement, more commonly known as locus of control.”
“Konsep Rotter adalah konsep tentang harapan umum untuk
mengontrol penguatan, lebih dikenal dengan locus of control.”
Sedangkan Larsen dan Buss (2002), menjelaskan konsep locus of control sebagai:
“Locus of control is a concept that describes a person’s
perceptional of responsibility for the events in his or her life.”
“Locus of control adalah konsep yang menjelaskan persepsi
individu mengenai tanggung jawabnya atas kejadian-kejadian
dalam hidupnya.”
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian locus of control, maka
secara singkat pengertian locus of control adalah keyakinan individu terhadap
mampu tidaknya mengontrol nasibnya sendiri. Locus of control juga merupakan
keyakinan tentang sejauh mana seseorang merasakan ada atau tidaknya hubungan
antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diterima, sehingga mereka mampu
mengontrol peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi hidupnya.
2.3.2. Dimensi Locus Of Control (LOC)
Menurut Rotter (1966) dalam Phares (1976:40) terdapat dua dimensi Locus
of Control (LOC), dimensi pertama yaitu Locus of Control (LOC) eksternal
24
dimana subjek mempunyai tipikal berkeyakinan bahwa keberuntungan,
kesempatan dan takdir adalah yang menentukan hasil akhir, sedangkan dimensi
kedua yaitu Locus of Control (LOC) internal adalah subjek dengan tipikal yang
berkeyakinan bahwa keahlian, kemampuan dan usaha adalah penentu hasil akhir.
a. Locus of control Internal
Keyakinan bahwa keberhasilan yang diraih sebanding dengan usaha yang
mereka lakukan dan sebagian besar dapat mereka kendalikan. Individu dengan
kecenderungan locus of control internal memiliki keyakinan individu bahwa
kejadian yang dialami merupakan akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri,
memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat
mempengaruhi orang lain, yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil,
aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.
Menurut Rotter dalam artikel yang di publikasikan oleh psych fullerton
(2014), orang dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa
keterampilan (skill), kemampuan (abillity) dan usaha (effort) lebih menentukan
apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Menurut Munandar (2001:399)
mengemukakan bahwa orang yang memiliki locus of control internal akan
mengalami ancaman lebih sedikit daripada yang berorientasi eksternal.
b. Locus of control Eksternal
Individu yang mempunyai locus of control eksternal memiliki keyakinan
bahwa tindakan mereka memiliki sedikit dampak bagi keberhasilan/ kegagalan
mereka, dan sedikit yang dapat mereka lakukan untuk merubahnya. Individu
dengan locus of control eksternal meyakini bahwa keberuntungan, takdir dan
25
kesempatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi hasil akhir apa yang
dialami, memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri,
cenderung dipengaruhi oleh orang lain, seringkali tidak yakin bahwa usaha yang
dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif dalam mencari informasi dan
pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Menurut Rotter (1966) dalam
Phares (1976:40) mengemukakan:
“...in our culture, it is typically perceived as the result
of luck, chance, fate, as under the control of powerful
others, ... we have labeled this a belief in external
control. ...”
Locus of Control (LOC) eksternal dimiliki oleh subjek yang mempunyai
tipikal berkeyakinan bahwa keberuntungan, kesempatan dan takdir adalah yang
menentukan hasil akhir.
2.3.3. Indikator Locus Of Control (LOC) Internal
Menurut Anni dan Rifa‟i (2011:179) mengemukakan bahwa anak yang
memiliki locus of control (LOC) internal akan percaya bahwa keberhasilan atau
kegagalan adalah karena upaya atau kemampuan yang dimiliki. Siswa yang
memiliki locus of control (LOC) internal lebih dominan akan selalu berusaha
untuk mencapai karier yang diinginkannya dengan memaksimalkan kemampuan
dan keahlian yang mereka dapat di bangku sekolah.
Sehubungan dengan pendapat di atas, Zulkaida (2007) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa individu dengan locus of control (LOC) internal cenderung
menganggap bahwa keahlian (skill), kemampuan (ability) dan usaha (effort) lebih
26
menentukan apa yang akan mereka peroleh dalam hidup mereka, salah satunya
pencapaian karier. Sejalan dengan pendapat tersebut, Crider dalam Kustini (2004)
juga menyebutkan bahwa indikator-indikator locus of control antara lain sebagai
berikut, untuk locus of control (LOC) internal indikator yang digunakan antara
lain suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi, selalu berusaha untuk
menemukan pemecahan masalah, selalu mencoba untuk berpikir seefektif
mungkin, selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin
berhasil.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dirumuskan indikator untuk
mengetahui kategori locus of control (LOC) internal pada siswa antara lain:
a. Keahlian (Skill)
b. Kemampuan (Ability)
c. Usaha (Effort)
2.4. Pengalaman On the Job Training (OJT)
2.4.1. Pengertian Pengalaman On the Job Training (OJT)
Menurut Chaplin terjemahan Kartini Kartono (2008:179) pengalaman
adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar
usaha belajar. Sedangkan menurut Sulistyarini (2012) pengalaman adalah
pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik. Pengalaman di dunia
kerja sangat dibutuhkan oleh siswa pada saat mulai bekerja setelah lulus.
Mengingat perkembangan jaman yang semakin maju, lulusan SMK diharapkan
memiliki kemampuan untuk bekerja dan memiliki kesiapan kerja agar dapat
27
bersaing dalam dunia kerja. Upaya untuk mencetak tenaga kerja yang memiliki
kesiapan kerja yang tinggi yaitu dengan pengalaman yang di dapat ketika On the
Job Training (OJT).
On the Job Training (OJT) merupakan sebutan lain dari Praktik Kerja
Industri (Prakerin). On the Job Training (OJT) merupakan salah satu dari program
sekolah kejuruan atau SMK yang bekerja sama dengan dunia usaha atau dunia
industri, dari Depdikbud 1990 dengan istilah Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
yakni program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa di dunia
kerja. Implementasi nyata pendidikan sistem ganda (PSG) sama dengan On the
Job Training (OJT) dimana siswa dapat mengenal lebih dini dunia kerja sebagai
pengalaman kerjanya untuk mempersiapkan diri menuju karier ke depannya.
Menurut Buku Panduan Praktik Kerja Industri (Prakerin) SMK (2013:1)
menjelaskan On the Job Training (OJT) adalah pola penyelenggaraan pendidikan
yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan Dunia Usaha/ Dunia Industri/
Asosiasi Profesi, Pemerintah sebagai Institusi Pasangan (IP), mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan
satu kesatuan program.
Berdasarkan uraian di atas, maka pengalaman On the Job Training (OJT)
yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar
usaha belajar melalui program On the Job Training (OJT) yang diselenggarakan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha/
Dunia Industri (DU/DI).
28
2.4.2. Tujuan dan Manfaat On the Job Training (OJT)
Tujuan pelaksanaan On the Job Training (OJT) menurut Buku Panduan
Prakerin SMK yang ditulis oleh Halawa (2013) adalah penguatan kemampuan
daya siswa dan kemandirian diri siswa. Selain itu diarahkan agar siswa memiliki
kemampuan yang memadai pada program keahlian yang dipilihnya dengan
melaksanakan langsung berbagai keahlian/ keterampilan.
On the Job Training (OJT) sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terlibat, yakni siswa, DU/DI maupun sekolah. Menurut Buku Panduan Prakerin
SMK yang ditulis oleh Halawa (2013) manfaat dari On the Job Training (OJT)
yaitu:
Bagi pihak Industri/ Perusahaan: Perusahaan dapat mengenal persis kualitas
peserta didik yang belajar dan bekerja di perusahaan. Kalau siswa dinilai baik
dapat direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan dan kalau tidak ada keharusan
bagi perusahaan untuk memperkenalkan apabila telah tamat; Pada umumnya
peserta didik telah ikut dalam proses secara aktif, sehingga ada pengertian tertentu
selama masa pendidikan, peserta didik adalah tenaga kerja yang memberi
keuntungan; Perusahaan dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mencari ilmu pengetahuan dan tehnologi (dari sekolah) untuk kepentingan khusus
perusahaan; dan memberi kepuasan bagi dunia usaha dan industri karena diakuai
ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan sistem magang.
Bagi pihak sekolah manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan On the Job
Training (OJT) yaitu: Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional
bagi peserta didik, lebih terjamin pencapaiannya; Tanggungan biaya lebih ringan
29
bagi sekolah; Terdapat sinkronisasi antara program pendidikan dengan kebutuhan
lapangan kerja; dan memberi kepuasan kapada sekolah, karena tamatannya lebih
terjamin memperoleh bekal yang bermakna baik untuk kepentingan tamatan,
kepentingan dunia kerja dan kepentingan bangsa.
Bagi siswa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan On the Job Training
(OJT) yaitu: Setelah tamat peserta didik akan betul-betul memiliki keahlian
profesional yang dapat digunakan sebagai bekal pengembangan dirinya secara
berkelanjutan; Lead–Line untuk mencapai keahlian professional menjadi lebih
singkat karena setelah tamat sekolah tidak memerlukan latihan lanjutan lagi; dan
keahlian professional yang diperoleh dari sistem magang, dapat meningkatkan
percaya diri yang selanjutnya mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian
profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
2.4.3. Bidang Pekerjaan dalam On the Job Training (OJT)
Menurut Buku Panduan Prakerin SMK (Halawa: 2013) bidang pekerjaan/
jabatan yang dapat diberikan kepada siswa untuk kompetensi keahlian akuntansi,
meliputi: Bagian Akuntansi; Bagian Pembellian & Pembayaran Utang; Bagian
Penjualan & Penagihan Piutang; Bagian Kasir Kas Besar; Bagian Kasir Kas
Kecil; Juru Penggajian/ pengupahan; Operator Mesin Hitung dan Juru Ketik;
Operator Komputer; Administrasi Gudang; Bagian Perpajakan; dan Menyusun
Laporan Keuangan.
Bidang-bidang yang bisa di pekerjakan kepada siswa di atas, di harapkan
nantinya dapat menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan
30
dan nilai serta sikap yang terintegrasi dan kecakapan kerja dalam bidang akuntansi
dengan menerapkan kewiraswastaan serta mampu mengadaptasi perkembangan
masyarakat yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta dapat
memenuhi tuntutan dunia kerja masa kini dan masa yang akan datang.
2.4.4. Indikator Pengalaman On the Job Training (OJT)
Pengalaman On the Job Training (OJT) yaitu pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui
program On the Job Training (OJT) yang diselenggarakan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha/ Dunia Industri
(DU/DI). Menurut Hamalik (2007:94) ada lima hal yang perlu dirumuskan dalam
sebuah praktek kerja industri: tujuan praktek yang jelas dan spesifik, topik atau
bidang kegiatan praktek, jenis kegiatan, fasilitas dan peralatan, dan prosedur
penilaian.
On the Job Training (OJT) diharapkan akan memberikan pengetahuan
kepada siswa tentang kondisi dunia kerja yang sebenarnya sehingga siswa dapat
meningkatkan kemampuan baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan
yang sesuai dengan bidang keahliannya. Menurut Sukarni dalam Dewi (2014)
aspek-aspek yang perlu di perhatikan untuk mengukur pengalaman On the Job
Training (OJT) adalah pengetahuan kerja, sikap kerja, keterampilan kerja,
kreativitas kerja dan disiplin kerja. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan
indikator pengalaman On the Job Training (OJT) antara lain:
1. keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki
31
2. Kemampuan dan Keseriusan OJT
3. Pengenalan lingkungan kerja
4. Fasilitas OJT
5. Monitoring Pelaksanaan OJT
2.5. Kematangan karier akuntansi Akuntansi
2.5.1. Pengertian Kematangan karier akuntansi Akuntansi
Kematangan karier akuntansi merupakan salah satu konstruk psikologis
yang mengalami banyak perkembangan. Konstruk ini pertama kali diungkapkan
oleh seorang ahli psikologi konseling dan karier bernama Donald Edwin Super
(Winkel, 2006). Dalam Bahasa Asing istilah kematangan karier akuntansi
memiliki beberapa persamaan yang sering digunakan untuk menjelaskan
kematangan karier akuntansi seperti: vocational maturity, job maturity dan
occupation maturity. Pengertian kematangan karier akuntansi menurut Brown &
Brooks (1997:32) adalah:
“Career maturity is defined as the individual’s
readiness to cope with the developmental tasks with
which he or she is confronted because of his or her
biological and social developments and because of
society’s expectations of people who have reached the
stage development”
“Kematangan karier akuntansi sebagai kesiapan kognitif
dan afektif dari individu untuk mengatasi tugas-tugas
perkembangan yang di hadapkan kepadanya, karena
perkembangan biologis dan sosialnya serta harapan dari
orang-orang dalam masyarakat yang telah mencapai
tahapan perkembangan tersebut”
32
Dewi (2014:125) mengemukakan bahwa kematangan karier akuntansi
adalah suatu situasi kesiapan diri dari seseorang untuk mengetahui dan memahami
tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan
pemahamannya tersebut maka individu dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Menurut Wibowo (2010)
dalam Dewi (2014:124) kematangan karier akuntansi merupakan inti dari
pendekatan perkembangan dalam memahami perilaku karier dan melibatkan
pengukuran tingkat penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu.
Kematangan karier akuntansi akuntansi merupakan kesiapan diri untuk
mengetahui dan memahami arah minat dan potensi dalam bidang akuntansi
sehingga seorang siswa dapat menemukan benang merah antara minat,
kemampuan dan harapannya dengan masa depan mengenai pekerjaan jenis bidang
akuntansi mana yang akan dipilihnya.
2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan karier akuntansi
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, Seligman (1994) menjelaskan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karier individu dimana
perkembangan karier akan menentukan kematangan karier akuntansi. Faktor-
faktor tersebut meliputi:
a. Faktor Keluarga
Latar belakang keluarga berperan penting dalam kematangan karier
akuntansi seseorang. Pengalaman masa kecil, orang tua dan latar belakang orang
tua juga mempengaruhi.
33
b. Faktor Internal Individu
Faktor individu memiliki pengaruh yang kuat pada perkembangan karier
seseorang. Hal ini mencakup self esteem (harga diri), self expectation
(pengharapan diri), self efficacy (keyakinan kemampuan diri), Locus of Control
(pusat kendali diri), keterampilan, minat, bakat, kepribadian dan usia.
c. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi
kematangan karier akuntansi individu, mencakup 3 faktor lainnya: lingkungan,
status sosial ekonomi dan jenis kelamin.
2.5.3. Indikator Kematangan karier akuntansi Akuntansi
Menurut Super (dalam Sharf, 2006) konsep kematangan karier akuntansi
(career maturity) memiliki beberapa dimensi, yaitu:
a. Career planning (perencanaan karier)
Konsep ini mengukur seberapa sering individu mencari beragam informasi
mengenai pekerjaan di bidang akuntansi dan seberapa jauh mereka mengetahui
mengenai beragam jenis pekerjaan di bidang akuntansi. Seberapa banyak
perencanaan yang dilakukan individu adalah hal penting dalam konsep ini.
Konsep ini juga berkaitan dengan pengetahuan mengenai kondisi pekerjaan,
jenjang pendidikan yang disyaratkan, prospek kerja, pendekatan lain untuk
memasuki pekerjaan yang diminati dan kesempatan untuk peningkatan akhir.
Perencanaan karier mengacu pada seberapa banyak individu mengetahui hal-hal
34
yang harus dilakukan, bukam pada seberapa benar mereka tahu mengenai
pekerjaan di bidang akuntansi yang diminatinya tersebut.
b. Career exploration (eksplorasi karier)
Konsep penting dalam dimensi ini adalah keinginan untuk menjelajahi atau
mencari informasi mengenai pilihan karier di bidang akuntansi. Pada dimensi ini
ingin diketahui seberapa besar keinginan individu mencari informasi dari beragam
sumber. Konsep eksplorasi karier berhubungan dengan seberapa banyak informasi
yang diperoleh individu.
c. Decision Making (Pembuat Keputusan)
Pada dimensi ini, ide mengenai pengambilan keputusan sangat penting.
Konsep ini berkenaan dengan kemampuan menguunakan pengetahuan dan
membuat perencanaan karier di bidang akuntansi. Dalam hal ini, individu
diposisikan dalam situasi di mana orang lain harus membuat keputusan karier
yang terbaik.
d. World-of-work Infomation (Informasi dunia Kerja)
Konsep ini memiliki dua komponen dasar, pertama berkaitan dengan
pengetahuan individu mengenai tugas-tugas pekembangan yang penting. Kedua,
mencakup pengetahuan mengenai tugas kerja pada pekerjaan di bidang akuntansi.
e. Knowledge of the Preferred Occupational Group (Pengetahuan mengenai
Pekerjaan yang Diminati)
Dimensi ini berhubungan mengenai tugas kerja dari pekerjaan di bidang
akuntansi yang mereka minati, peralatan pekerjaan dan persyaratan fisik yang
35
dibutuhkan. Dimensi ini juga terkait kemampuan individu dalam mengidentifikasi
orang-orang yang ada pada pekerjaan yang mereka minati.
Sejalan dengan uraian di atas, menurut Pinasti (2011) mengemukakan
bahwa kematangan karir merupakan skor yang diperoleh dari pengukuran:
perencanaan karier, eksplorasi karier, pembuatan keputusan, informasi dunia kerja
dan pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati. Berdasarkan uraian di atas
dapat dirumuskan indikator kematangan karier akuntansi siswa antara lain:
a. Career Planfulness (perencanaan karier)
b. Career Exploration (eksplorasi karir)
c. Decision Making (membuat keputusan)
d. World-of-work Information (Informasi dunia kerja)
e. Knowledge of the preferred occupational group (pengetahuan mengenai
pekerjaan yang diminati)
2.6. Penelitian Terdahulu
Hubungan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti
mengambil judul tentang peran pengalaman On the Job Training (OJT) dan
kematangan karier akuntansi akuntansi dalam memediasi pengaruh Locus Of
Control (LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi
Keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Batang. Penelitian ini terdapat empat variabel
yaitu dua variabel independen yang salah satunya menjadi variabel intervening
sehingga terdapat dua variabel intervening dan satu variabel dependen. Adapun
variabel yang dimaksud antara lain: pengalaman On the Job Training (OJT),
36
kematangan karier akuntansi akuntansi, Locus Of Control (LOC) internal dan
kesiapan kerja siswa.
Hasil penelitian terdahulu sebagian besar menyatakan bahwa variabel
pengalaman On the Job Training (OJT), kematangan karier akuntansi akuntansi,
Locus Of Control (LOC) internal berpengaruh secara langsung terhadap kesiapan
kerja siswa. Peneliti mengembangkan model penelitian dengan menjadikan dua
variabel yaitu pengalaman On the Job Training (OJT) dan kematangan karier
akuntansi akuntansi sebagai variabel intervening. Dengan model penelitian
tersebut, peneliti akan menguji apakah pengaruh secara tidak langsung Locus Of
Control (LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa melalui pengalaman On the
Job Training (OJT), pengalaman On the Job Training (OJT) terhadap kesiapan
kerja siswa melalui kematangan karier akuntansi akuntansi dan Locus Of Control
(LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier
akuntansi akuntansi akan lebih besar daripada pengaruh secara langsung. Melihat
dari penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil penelitian dengan besarnya
pengaruh secara langsung yang relatif rendah, maka peneliti mengembangkan
penelitian dengan memediasi pengaruh langsung tersebut untuk melihat apakah
besarnya pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung yang berarti
ada kebermanfaatan variabel intervening yang diajukan oleh peneliti.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Batang dengan objek penelitian
siswa kelas XII kejuruan akuntansi. Tempat dan objek ini juga yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk mendukung
kerangka berpikir dalam penelitian ini, maka peneliti menyajikan hasil-hasil
37
penelitian sebelumnya. Berikut adalah rangkuman hasil penelitian terdahulu
mengenai tema yang hampir sama dengan yang akan di teliti:
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
No Peneliti/
Penerbit Judul Hasil Relevansi
1 Mita P.D,
Dessy S.W.
dan I Made
Gede S. /
JPTK
UNDIKSHA
Hubungan antara
Internal Locus Of
Control dan
Pengalaman Praktik
Kerja Industri
(Prakerin) dengan
Kematangan karier
akuntansi pada Siswa
Program Studi
Keahlian Teknik
Komputer dan
Informatika.
JPTK Undiksha, Vol.
11, No. 2, Juli Tahun
2014
Internal locus of
control dan
pengalaman Praktik
Kerja Industri
(Prakerin) memiliki
hubungan yang
positif dan
signifikan terhadap
kematangan karier
akuntansi.
Peneliti
menggunakan
ketiga variabel
yang sama untuk
kemudian
menambahi
variabel kesiapan
kerja sebagai
variabel yang di
pengaruhi. Dan
dengan model
penelitian yang
berbeda.
2 Hana,
Ngadiman
dan Nurhasan
H. / Jupe,
UNS
Pengaruh Pengalaman
Praktik Kerja Industri
(Prakerin) dan Locus
Of Control terhadap
Kesiapan Kerja Siswa
Kelas XII SMK Negeri
1 Surakarta
Jupe, Vol. 1, No. 1,
April 2013
Adanya pengaruh
yang signifikan
antara pengalaman
Praktik Kerja
Industri (Prakerin)
dan locus of control
terhadap kesiapan
kerja siswa SMK
Negeri 1 Surakarta.
Peneliti
menggunakan
ketiga variabel
yang sama untuk
kemudian
menambahi
variabel
kematangan karier
akuntansi sebagai
variabel
intervening.
3 I Made Sirsa,
Nyoman
Dantes dan
Gusti Ketut
A. S./ E-
Journal
Program
Pascasarjana
Kontribusi Ekspektasi
Karier, Motivasi Kerja
dan Pengalaman Kerja
Industri terhadap
Kesiapan Kerja Siswa
Kelas XII SMK Negeri
2 Seririt
Ekspektasi Karier,
Motivasi Kerja dan
Pengalaman Kerja
Industri
berkontribusi
secara signifikan
terhadap Kesiapan
Kerja Siswa Kelas
Terdapat dua
variabel yang
dijadikan acuan
peneliti yang
kemudian di
mediasikan dengan
variabel lain dengan
model penelitian
38
No Peneliti/
Penerbit Judul Hasil Relevansi
Universitas
Pendidikan
Ganesha
E-Jurnal Program
Pascasarjana
Undiksha, Vol. 5,
Tahun 2014
XII SMK Negeri 2
Seririt secara
terpisah maupun
simultan.
yang berbeda yaitu
dengan adanya dua
variabel intervening.
4 Anita
Zulkaida,
dkk. /
Proceding
PESAT
Gunadarma
Pengaruh Locus Of
Control dan Efikasi
Diri terhadap
Kematangan karier
akuntansi Siswa
Sekolah Menengah
Atas (SMA)
Jurnal Proceding
PESAT Gunadarma,
Vol. 2, Tahun 2007
Efikasi Diri dan
Locus Of Control
secara bersama-
sama berpengaruh
secara signifikan
terhadap
kematangan karier
akuntansi siswa
SMA.
Terdapat dua
variabel yang
dijadikan acuan
peneliti yang
kemudian di
mediasikan dengan
variabel lain dengan
model penelitian
yang berbeda yaitu
dengan adanya dua
variabel intervening
5 Irene
Durosaro &
Nuhu,
Muslimat
Adebanke /
International
Journal of
Humanities
and Social
Science
Gender as a Factor in
the Career Choice
Readiness of Senior
Secondary School
Students in Ilorin
Metropolis of Kwara
State, Nigeria
International Journal
of Humanities and
Social Science, Vol. 2
No. 14/ Special Issue-
July 2012
Dalam studi ini,
gender berpengaruh
terhadap kesiapan
pemilihan karier
masa depan siswa
sekolah menengah
atas. Namun, ini
hanya salah satu
variabel yang dapat
mempengaruhi
kesiapan pemilihan
karier masa depan
siswa sekolah
menengah atas.
Variabel yang
diteliti menunjukkan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
kesiapan pemilihan
karier siswa. Dalam
penelitian ini,
peneliti juga
menggunakan
variabel kesiapan
kerja siswa sebagai
variabel yang di
pengaruhi dengan
dimodifikasi dalam
model penelitian
dengan adanya
variabel intervening.
2.7. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.7.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Teori perkembangan menurut Monks dan Knoers (1991: 19) dilukiskan
sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organiasasi tingkah
39
laku yang lebih tinggi. Sedangkan dalam teori perkembangan psikososial (1950)
yang dikembangkan oleh Erikson dalam Rifa‟i dan Anni (2011: 43) menyatakan
bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial,
dimana setiap tahap perkembangan itu terdapat krisis yang harus dipecahkan
untuk bisa berpindah ke tahapan berikutnya. Havighurst dalam Monks dan Knoers
(1991: 20) juga mengemukakan mengenai tugas-tugas perkembangan, yaitu tugas-
tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa hidup tertentu sesuai
dengan norma-norma masyarakat serta norma-norma kebudayaan.
Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada salah satu tugas perkembangan
pada masa dewasa muda atau awal yaitu mulai bekerja. Sesuai dengan urutannya,
sebelum masa dewasa awal yaitu remaja akhir dimana mempunyai tugas untuk
mempersiapkan pemilihan karier dan ekonomis secara mandiri. Sesuai dengan
bahasan di atas, usia remaja akhir di Indonesia adalah ketika usia kisaran 16
sampai 18 tahun dimana pada usia tersebut remaja masih berada dalam
pendidikan menengah atas. Pada kehidupan nyata pada usia ini sering terjadi
berbagai permasalahan yang dihadapi siswa yang tidak dapat diatasi oleh dirinya
sendiri sehingga siswa membutuhkan dari pihak lain. Tentunya pendidikan
memiliki esensi yang sangat penting bagi siswa dalam menghadapi
perkembangannya.
Tujuan pendidikan di semua jenjang hendaknya bersifat menemukan
identitas dan kecakapan. Menemukan identitas diri berarti menemukan karier diri
sendiri. Dalam teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura pada tahun
1986 menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi.
40
Teori Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku
manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui penguatan (reinforcement) dan
pembelajaran peniruan (observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki
terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita
mempengaruhi sekitar kita dan menghasilkan penguatan (reinforcement) dan
peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity). Teori
Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan seperti yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kondisi lingkungan sekitar individu
sangat berpengaruh pada pola belajar sosial. Teori belajar sosial ini juga
dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan
atau lingkungan sebenarnya.
Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik
Kerja Industri (Prakerin) yang sering disebut dengan On the Job Training (OJT)
pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Karena dengan On the Job Training (OJT), siswa tidak hanya mumpuni
secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja
sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam
penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training (OJT) juga
siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada
lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan
On the Job Training (OJT) tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk
41
dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam
mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya.
Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangankan oleh Bandura
(1986), bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa
SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational
learning ketika melaksanakan program On the Job Training (OJT). Program On
the Job Training (OJT) SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa
kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah
dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga
siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan
keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya
dari pembelajaran di sekolah. Lingkungan kerja yang seperti ini merupakan salah
satu faktor berubahnya tingkah laku siswa kedepannya. Faktor lainnya menurut
Bandura dalam Mahmud (1989:150) yaitu faktor internal dimana proses-proses
kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku.
Bandura dalam Mahmud (1989: 158) mengemukakan bahwa diperolehnya
ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif
(perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi) saja, tetapi juga pada perasaan
berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika
individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh
yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of
control. Siswa akuntansi dalam menghadapi karier kedepan dan untuk mencapai
kematangan karier akuntansinya, dengan di dorong oleh locus of control internal
42
akan merancang karier dengan mencari informasi karier di bidang akuntansi
dengan memanfaatkan program On the Job Training (OJT) sehingga
pengalamannya semakin luas sehingga mampu memutuskan bidang karier
akuntansi yang tepat untuk dirinya dan menyiapkan semuanya dalam mencapai
kesiapan kerja di bidang akuntansi.
Ariyani (2014) mengemukakan bahwa permasalahan yang terjadi pada remaja
biasanya permasalahan karier yang mengarah pada pemilihan jenis pekerjaan di
masa depan, perencanaan karier masa depan, pengambilan keputusan tentang
karier masa depan, informasi tentang kelompok kerja yang ada dengan
persyaratan yang harus dimiliki. Permasalahan ini penting untuk diperhatikan
sehubungan dengan banyaknya kebingungan yang dialami oleh remaja dalam
menentukan arah kariernya kedepan. Sesuai dengan teori perkembangan
psikososial (1950) dimana individu akan mengalami krisis untuk mencapai pada
tahap selanjutnya, maka siswa SMK kejuruan akuntansi untuk mencapai tahap
dewasa muda dan memainkan peran sesuai dengan tugas-tugasnya akan
mengalami permasalahan karier pada usia remaja yakni tahap sebelum dewasa
muda dengan tugas bekerja. Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika
siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional;
keterampilan dan pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain (Slameto: 2010
dan Munandar: 2001). Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa
yang mempunyai kesiapan kerja di bidang akuntansi jika menguasai akuntansi,
maka siswa yang menguasai akuntansi dapat dilihat dari keadaan dimana siswa
memiliki tiga elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif (pengetahuan dalam
43
memahami akuntansi sesuai dengan norma-norma akuntansi), afektif (sikap
dimana sikap cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak lain), dan psikomotorik (keterampilan dalam
menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain). Siswa
menguasai akuntansi tidak hanya di dalam ruang kelas dengan lingkungan belajar
yang memang sudah di fungsikan untuk belajar, tetapi juga di dunia kerja yang
sesungguhnya yaitu siswa dapat melakukannya ketika melaksanakan On the ob
training (OJT).
Berdasarkan uraian ata dapat digambarkan kerangka penelitian teoritik
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian Teoritik
2.7.2. Pengembangan Hipotesis
Berikut adalah pengembangan hipotesis dari penelitian ini:
a. Pengaruh Locus Of Control (LOC) Internal terhadap Kematangan karier
akuntansi
Locus of control berasal dari teori konsep Julian B. Rotter atas dasar teori
belajar sosial (social learning theory). Menurutnya, perilaku dan kepribadian
dalam diri individu dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari
44
dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang
hubungan antara perbuatan yang dilakukannya (action) dengan akibat/ hasilnya
(outcome). Menurut Munandar (2001:399) locus of control mengacu pada derajat
kendali yang diamati terhadap situasi tertentu.
Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erikson (1950) dalam
Rifa‟i, dkk (2011:43) merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip
psikologis dan sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah
berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan
memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif,
inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan
psikososial. Dalam teori perkembangan terdapat prinsip-prinsip perkembangan
yang dikemukakan oleh Ruffin dalam Rifa‟i dan Anni (2011:18) salah satunya
yaitu perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar. Individu harus
memiliki kematangan tertentu sebelum melakukan kegiatan sesuatu. Dalam
penelitian ini menggambarkan seorang siswa SMK kejuruan akuntansi yang
dihadapkan dengan dunia kerja di bidang akuntansi akan lebih baik jika memiliki
kematangan karier akuntansi di bidang akuntansi. Kematangan karier akuntansi
tidak setiap individu punya, hal ini bergantung dengan tingkat kesadaran individu
tersebut dalam menyikapi perkembangannya dalam hidup. Karakter psikologis ini
disebut dengan Locus Of Control (LOC) Internal.
Dalam mengahadapi dunia kerja, siswa akan lebih baik jika mempunyai
karakter psikologis yaitu locus of control yang merupakan sifat keyakinan, rasa
45
percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat yang ada pada diri seseorang.
Locus of control ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana seseorang percaya
bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri. Remaja yang memiliki locus
of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan
mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian apapun yang
diterimanya. Dikaitkan dengan hal tersebut, maka siswa SMK khususnya dalam
penelitian ini siswa SMK kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi, jika siswa
tersebut mempunyai locus of control internal yang baik maka secara sadar siswa
akan merancang dan memahami karier untuk kedepannya setelah lulus dari
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan melakukan usaha untuk mencapai karier
di bidang akuntansi tersebut sesuai dengan informasi yang didapatkan mengenai
karier tersebut. Dengan begitu siswa telah mempunyai kematangan karier
akuntansi yang dapat dilihat dari kesadaran diri seseorang dalam menentukan
pilihan karier dengan menyesuaikan antara self image (kemampuan, minat, nilai
dan locus of control internal dan tujuan karier).
Uraian di atas dapat dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aji,
dkk (2013) tentang hubugan antara locus of control internal dengan kematangan
karier akuntansi pada siswa kelas XII SMK Negeri 4 Purworejo yang
menunjukkan hasil bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara locus of
control internal dengan kematangan karier akuntansi pada siswa, yang artinya
semakin tinggi locus of control internal maka semakin tinggi kematangan karier
akuntansi pada siswa, dan semakin rendah locus of control internal maka semakin
rendah kematangan karier akuntansi pada siswa.
46
Individu dengan locus of control internal, ketika di hadapkan pada
pemilihan karier, ia akan melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari tahu
tentang pekerjaan dan berusaha mengatasi masalah yang berkaitan sehingga
individu atau siswa akan mengambil keputusan secara tepat dalam hal pemilihan
kariernya karena telah memiliki kematangan karier akuntansi yang tinggi.
Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu
siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi
yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat
dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana
yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi
b. Pengaruh Locus Of Control (LOC) Internal terhadap Pengalaman On the
Job Training (OJT)
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura pada
tahun 1986 (Mahmud:1989). Asal mulanya teori ini disebut observational
learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori
pembelajaran sosial yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk
mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan
mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-
perilaku yang telah dipilih (Mahmud:145). Hubungan tiga arah antara faktor
lingkungan, faktor internal (pribadi) dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-
47
proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku.
Dalam situasi alami, orang belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati
model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku
dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Teori diatas mendukung adanya
pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang sering
disebut dengan On the Job Training (OJT) pada sekolah jenjang menengah atas
khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Karena dengan On the Job
Training (OJT), siswa tidak hanya mumpuni secara akademik, namun juga
mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian
yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam penelitian ini yaitu keahlian
akuntansi. Dengan On the Job Training (OJT) juga siswa akan dapat menemukan
identitas dirinya sendiri dan belajar pada lingkungan kerja di bidang akuntansi
yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training (OJT) tentu
siswa akan mengalami banyak hal untuk dijadikan pengalaman sebagai
pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang
akuntansi kedepannya.
Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura (1986)
dalam Mahmud (1989:140), bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan
faktor internal. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku
menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job
Training (OJT). Program On the Job Training (OJT) SMK kejuruan akuntansi
seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang
48
akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub
bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada
lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa
dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Lingkungan kerja yang
seperti ini merupakan salah satu faktor berubahnya tingkah laku siswa
kedepannya. Faktor lainnya menurut Bandura (1986) yaitu faktor internal dimana
proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi
tingkah laku. Menurut Bandura dalam Mahmud (1989: 158) diperolehnya
ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif
(perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi) saja, tetapi juga pada perasaan
berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika
individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh
yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of
control. Locus of control berasal dari teori konsep Julian Rotter atas dasar teori
belajar sosial (social learning theory). Menurutnya, perilaku dan kepribadian
dalam diri individu dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari
dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang
hubungan antara perbuatan yang dilakukannya (action) dengan akibat/ hasilnya
(outcome).
Locus of control internal ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana
seseorang percaya bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri. Jadi,
individu yang mempunyai locus of control internal akan yakin dan percaya kalau
dirinya mempunyai kemampuan dan keterampilan yang matang dan melakukan
49
usaha semaksimal mungkin akan memperoleh apa yang diharapkannya. Siswa
dengan locus of control internal yang baik tentunya akan memanfaatkan
pelaksanaan On the Job Training (OJT) untuk belajar mengenali dan mencari
informasi terkait dunia usaha sehingga pengalaman yang akan di dapat lebih
matang untuk bekal siswa dalam merencanakan dan menyusun rencana karier
kedepannya.
Uraian di atas dapat dikuatkan dengan teori belajar sosial yang
dikembangkan oleh Bandura (1986) dalam Mahmud (1989:147), mengemukakan
bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain atau model, jadi inti dari teori pembelajaran
sosial. Selain itu juga dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk.
(2014) mengenai hubungan antara Locus Of Control (LOC) Internal dan
Pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) dengan Kematangan karier
akuntansi pada Siswa Program Studi keahlian Teknik Komputer dan Informatika
yang menunjukkan hasil bahwa penelitian ini secara uji multikolinieritas tidak
terdapat masalah multikolinieritas antar variabel bebas yaitu Locus Of Control
(LOC) Internal dan Pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin). Jadi, variabel
Locus Of Control (LOC) Internal dapat secara bersama-sama dengan Pengalaman
Praktik Kerja Industri (Prakerin) mempengaruhi variabel terikatnya yaitu
kematangan karier akuntansi.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
50
H2: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
terhadap Pengalaman On the Job Training (OJT)
c. Pengaruh Locus Of Control (LOC) Internal dan Pengalaman Pengalaman
On the Job Training (OJT) terhadap Kematangan karier akuntansi
Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erikson (1950)
merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan sosial.
Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan
informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson
juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat
membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson
disebut sebagai teori perkembangan psikososial.
Teori selanjutnya yang digunakan yaitu teori belajar sosial yang
dikembangkan oleh Bandura (1986) dalam Mahmud (1989:147) yang
menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori
Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku
manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan
pembelajaran peniruan (observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki
terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita
mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan penguatan (reinforcement) dan
peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity). Teori
Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial
51
jenis ini. Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana
seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya.
Dalam teori perkembangan terdapat prinsip-prinsip perkembangan yang
dikemukakan oleh Ruffin dalam Rifa‟i dan Anni (2011:18) salah satunya yaitu
perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar. Individu harus memiliki
kematangan tertentu sebelum melakukan kegiatan sesuatu. Kematangan tersebut
di dapat dari proses belajar yang merujuk pada teori belajar sosial yang
menjelaskan bahwa tingkah laku siswa dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dan faktor internal (pribadi). Faktor internal disini yaitu proses-proses kognitif
dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Menurut
Bandura dalam Mahmud (1989:158) diperolehnya ketrampilan dan kecakapan
tidak hanya bergantung pada proses kognitif (perhatian, retensi, produksi motorik
dan motivasi) saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem pengaturan diri.
Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara
sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan,
yang disebut sebagai internal locus of control. Siswa akuntansi dalam
menghadapi karier kedepan dan untuk mencapai kematangan karier akuntansinya,
dengan di dorong oleh locus of control internal akan merancang karier dengan
mencari informasi karier di bidang akuntansi dengan memanfaatkan program On
the Job Training (OJT) sehingga pengalamannya semakin luas sehingga mampu
memutuskan bidang karier akuntansi yang tepat untuk dirinya dan menyiapkan
semuanya dalam mencapai kesiapan kerja di bidang akuntansi.
52
Zulkaida (2007) mengemukakan bahwa tingkat kematangan karier akuntansi
yang dimiliki individu dapat dipengaruhi salah satunya dengan siswa yang
mempunyai locus of control internal yang baik. Dengan mempunyai locus of
control internal yang baik, tentunya akan memanfaatkan pelaksanaan On the Job
Training (OJT) untuk belajar mengenali dan mencari informasi terkait dunia
usaha sehingga pengalaman yang akan di dapat lebih matang untuk bekal siswa
dalam merencanakan dan menyusun rencana karier kedepannya. Ketika di
hadapkan pada pemilihan karier, ia akan melakukan usaha untuk mengenal diri,
mencari tahu tentang pekerjaan dan berusaha mengatasi masalah yang berkaitan
sehingga individu atau siswa akan mengambil keputusan secara tepat dalam hal
pemilihan kariernya karena telah memiliki kematangan karier akuntansi yang
tinggi.
Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang
individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat
dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah
mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan
terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier
akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan
memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan
dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya.
53
Uraian di atas mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. (2014)
yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara Pengalaman prakerin dan locus of control (LOC) internal dengan
kematangan karier akuntansi pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jika
pelaksanaan On the Job Training (OJT) dilakukan secara bersungguh-sungguh
oleh siswa, maka siswa akan memperoleh pengalaman yang luas mengenai semua
informasi terkait dunia usaha dan dunia industri, dengan begitu siswa akan
menentukan kedepannya akan meraih karier apa dan bagaimana, disini locus of
control (LOC) internal sangat mempengaruhi. Jika locus of control (LOC)
internal yang dimiliki siswa tinggi, maka siswa dengan perilaku positifnya akan
mempunyai kematangan karier akuntansi yang tinggi pula untuk mempersiapkan
semua menuju karier yang diinginkannya. Dengan pengalaman On the Job
Training (OJT) yang maksimal dan locus of control (LOC) internal yang tinggi
maka siswa akan mencapai tingkat kematangan karier akuntansi yang tinggi pula.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi melalui Pengalaman On the Job Training
(OJT)
d. Pengaruh Pengalaman On the Job Training (OJT) terhadap Kesiapan
Kerja
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986
(Mahmud:1989). Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu
belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran
54
sosial (1986) yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan
informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana
yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
(Mahmud: 145). Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal
(pribadi) dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor-
faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang
belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang
lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor
lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Salah satu pendidikan
menengah atas yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Secara garis besar
dapat dikatakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menghasilkan tenaga-tenaga
profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal
mungkin diupayakan untuk dapat dicapai lewat penyelenggaraan proses belajar
mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang tersedia. Dalam kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menggariskan bahwa praktik merupakan
program yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar di samping teori.
Pelaksanaan praktik kerja lapangan atau sering disebut On the Job Training (OJT)
bertujuan agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya dalam
penelitian ini siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi memiliki wawasan
dan kemampuan untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau
keadaan sebenarnya di dunia kerja.
55
Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani
observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training (OJT).
Program On the Job Training (OJT) SMK kejuruan akuntansi seharusnya
menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi
seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab
sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan
sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat
faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Kegiatan On the Job Training (OJT) ini
memberikan manfaat yang besar bagi siswa karena On the Job Training (OJT)
pada dunia usaha dan industri dapat memberikan pengalaman yang dapat
membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional,
berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya. Selain itu,
dengan adanya On the Job Training (OJT), siswa dapat melatih keterampilan dan
mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan
kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan
yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan
pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain (Slameto:2010; Munandar:2001).
Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai
kesiapan kerja di bidang akuntansi akan memiliki keadaan dimana siswa memiliki
tiga elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif (pengetahuan dalam memahami
akuntansi sesuai dengan norma-norma akuntansi), afektif (sikap dimana sikap
56
cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak lain), dan psikomotorik (keterampilan dalam
menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain).
Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk (2013) tentang
pengaruh pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan locus of control
(LOC) Internal yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap
kesiapan kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengalaman Praktik
Kerja Industri (Prakerin), maka semakin besar kecenderungan siswa dapat
meningkatkan kesiapan kerjanya. Praktik Kerja Industri (Prakerin) sering disebut
juga dengan On the Job Training (OJT).
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H4: Pengalaman On the Job Training (OJT) Pengalaman On the Job Training
(OJT) terhadap Kesiapan Kerja
e. Pengaruh Pengalaman On the Job Training (OJT) terhadap Kematangan
karier akuntansi
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986
(Mahmud:1989). Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu
belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran
sosial (1986) yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan
informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana
yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
(Mahmud: 145). Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal
57
(pribadi) dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor-
faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang
belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang
lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik
Kerja Industri (Prakerin) yang sering disebut dengan On the Job Training (OJT)
pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Karena dengan On the Job Training (OJT), siswa tidak hanya mumpuni
secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja
sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam
penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training (OJT) juga
siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada
lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan
On the Job Training (OJT) tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk
dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam
mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya.
Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangankan oleh Bandura
(1986), bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa
SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational
learning ketika melaksanakan program On the Job Training (OJT). Program On
the Job Training (OJT) SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa
kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah
dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga
58
siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan
keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya
dari pembelajaran di sekolah.Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat
dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan
dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia
kerja. Informasi dari dunia kerja akan didapat siswa ketika siswa SMK khususnya
kejuruan akuntansi melaksanakan On the Job training (OJT). Selain itu juga dapat
dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah
mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan
terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa.
Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. (2014)
tentang hubungan pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan locus of
control (LOC) internal dengan kematangan karier akuntansi yang menunjukkan
hasil secara parsial bahwa pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) memiliki
hubungan positif dengan kematangan karier akuntansi dan berada pada kategori
tinggi atau kuat. Hal ini dapat menggambarkan bahwa semakin baik dan banyak
pengalaman yang didapat ketika Praktik Kerja Industri (Prakerin) maka semakin
tinggi pula kematangan karier akuntansi yang dimiliki.
Kematangan karier akuntansi di bidang akuntansi ini bisa dilihat dari
pengalaman yang didapat selama menjalankan on the job training (OJT). Siswa
yang memiliki orientasi jauh ke depan tentunya akan memanfaatkan kegiatan on
the job training (OJT) ini dengan penuh antusias untuk memperoleh informasi
terkait dunia kerja di bidang akuntansi, sehingga siswa dapat segera merancang
59
dan menyusun karier di bidang pekerjaan akuntansi untuk kedepannya. Disinilah
akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan
karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan
memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan
dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H5: Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training (OJT)
terhadap Kematangan karier akuntansi.
f. Pengaruh Pengalaman On the Job Training (OJT) dan Kematangan karier
akuntansi terhadap Kesiapan Kerja
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura pada
tahun 1986. Asal mulanya teori ini disebut observational learning, yaitu belajar
dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial
(1986) yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan
informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana
yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
(Mahmud: 145). Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal
(pribadi) dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor-
faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang
belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang
lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
60
Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku
dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor lingkungan
yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Salah satu pendidikan menengah atas yaitu
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Secara garis besar dapat dikatakan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap
pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal mungkin diupayakan untuk
dapat dicapai lewat penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu
pada kurikulum yang tersedia. Dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) menggariskan bahwa praktik merupakan program yang tidak terpisahkan
dari proses belajar mengajar di samping teori. Pelaksanaan praktik kerja lapangan
atau sering disebut On the Job Training (OJT) bertujuan agar siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) khususnya dalam penelitian ini siswa kelas XII
kompetensi keahlian akuntansi memiliki wawasan dan kemampuan untuk bekerja
dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan sebenarnya di dunia
kerja. Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik
Kerja Industri (Prakerin) yang sering disebut dengan On the Job Training (OJT)
pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Karena dengan On the Job Training (OJT), siswa tidak hanya mumpuni
secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja
sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam
penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training (OJT) juga
siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada
lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan
61
On the Job Training (OJT) tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk
dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam
mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya.
Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani
observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training (OJT).
Program On the Job Training (OJT) SMK kejuruan akuntansi seharusnya
menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi
seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab
sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan
sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat
faktualnya dari pembelajaran di sekolah.
Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang
individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Informasi dari dunia
kerja akan didapat siswa ketika siswa SMK khususnya kejuruan akuntansi
melaksanakan On the Job training (OJT). Selain itu juga dapat dilihat dengan
usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang
terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk
kematangan karier akuntansi pada siswa.
Upaya untuk mempersiapkan siswa yang mandiri dalam menentukan karier
yaitu dengan program on the job training (OJT) yang telah ditentukan dalam
kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu kematangan karier
akuntansi bisa dilihat dari pengalaman yang didapat selama menjalankan on the
62
job training (OJT). Dengan diadakannya on the job training (OJT) tentunya siswa
akan mengetahui banyaknya informasi mengenai dunia kerja. Secara tidak sadar,
karakter psikologis setiap individu siswa akan menstimulus siswa untuk
merencanakan semua hal yang akan dihadapi kedepannya setelah lulus. Disinilah
akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan
karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan
memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan
dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Dengan begitu siswa akan
memiliki kematangan karier akuntansi yang tinggi. Sehingga dengan kematangan
karier akuntansi yang di peroleh dari pengalaman On the Job Training (OJT) lebih
dapat menjadikan siswa memiliki sebuah kesiapan dalam memasuki dunia kerja.
Siswa yang sudah melaksanakan On the Job Training (OJT) akan
mempunyai pengalaman dalam dunia kerja, paling tidak siswa mengetahui apa
jabatan dan job describtion yang siswa laksanakan ketika On the Job Training
(OJT). Pengalaman tersebut dapat menjadikan salah satu bekal siswa untuk siap
kerja. Siswa akan memiliki kesiapan kerja lebih baik jika siswa mempunyai
pengalaman kerja ynag baik dan memahaminya untuk kemudian dirancang untuk
karier siswa kedepannya yang disebut dengan kematangan karier akuntansi.
Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk (2014)
tentang hubungan antara Internal Locus Of Control dan Pengalaman Praktik Kerja
Industri dengan Kematangan karier akuntansi pada Siswa Program Studi Keahlian
63
Teknik Komputer dan Informatika yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa
pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) memiliki hubungan positif dengan
kematangan karier akuntansi dan berada pada kategori tinggi atau kuat. Hal ini
dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk (2013) tentang
pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control (LOC) terhadap
kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta yang menyatakan bahwa
semakin baik pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin), maka semakin besar
kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya karena dengan
banyaknya informasi mengenai dunia kerja yang didapat siswa selama proses on
the job training (OJT) akan membentuk kematangan karier akuntansi yang
sistematis pada siswa tersebut.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H6: Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training (OJT)
terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi
g. Pengaruh Locus of Control (LOC) Internal terhadap Kesiapan Kerja
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986
(Mahmud:1989). Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu
belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran
sosial (1986) yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan
informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana
yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
(Mahmud: 145). Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal
64
(pribadi) dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor-
faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang
belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang
lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku
dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor lingkungan
yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Faktor internal tersebut dimana proses-
proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku.
Menurut Bandura dalam Mahmud (1989: 158) diperolehnya ketrampilan dan
kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif (perhatian, retensi,
produksi motorik dan motivasi) saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem
pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur
dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang
ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Locus of control
berasal dari teori konsep Julian Rotter atas dasar teori belajar sosial (social
learning theory). Menurutnya, perilaku dan kepribadian dalam diri individu
dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari dalam. Locus of
control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara
perbuatan yang dilakukannya (action) dengan akibat/ hasilnya (outcome).
Secara garis besar dapat dikatakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan
tersebut semaksimal mungkin diupayakan untuk dapat dicapai lewat
penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang
65
tersedia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka menurut teori bandura
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini lebih
mengukur faktor internal terhadap perubahan tingkah laku yang fokus pada locus
of control internal sebagai faktor internalnya. Siswa dianggap mempunyai
kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik,
mental dan emosional; keterampilan dan pengetahuan; dan karakter psikologi
yang lain (Slameto: 2010 dan Munandar: 2001). Pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai kesiapan kerja di bidang akuntansi
akan memiliki keadaan dimana siswa memiliki 3 elemen pembelajaran akuntansi
yaitu kognitif (pengetahuan dalam memahami akuntansi sesuai dengan norma-
norma akuntansi), afektif (sikap dimana sikap cermat, hati-hati dan mencintai
akuntansi sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban kepada pihak lain), dan
psikomotorik (keterampilan dalam menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur
materi akuntansi yang lain).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk (2013)
tentang pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control terhadap
kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta yang menunjukkan hasil
secara parsial bahwa terdapat pengaruh yang signifikan locus of control terhadap
kesiapan kerja siswa. Jadi pembentukan locus of control pada siswa akan
berdampak positif terhadap peningkatan kesiapan kerja siswa setelah lulus dari
sekolah.
Locus of control yang merupakan sifat keyakinan, rasa percaya diri, sifat
prestatif dan mandiri yang kuat yang ada pada diri seseorang. Locus of control ini
66
menjelaskan bahwa sampai sejauh mana seseorang percaya bahwa dia adalah
pengendali atas nasibnya sendiri. Perbedaan locus of control pada seseorang
ternyata dapat menimbulkan aspek-aspek kepribadian yang lain. Remaja yang
memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat
mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap
pencapaian apapun yang diterimanya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik
pembentukan locus of control internal pada siswa, maka semakin besar
kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H7: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control (LOC) Internal
terhadap Kesiapan Kerja
h. Pengaruh Kematangan karier akuntansi terhadap Kesiapan Kerja
Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erik Erikson pada tahun
1950 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan
sosial (Rifa‟i, dkk:2011). Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah
berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan
memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif,
inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan
psikososial. Maka siswa pada masa remaja akhir yang pada penelitian ini yaitu
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas XII kompetensi keahlian
akuntansi diharapkan mempunyai kematangan karier akuntansi yang tinggi. Hal
67
ini sejalan dengan tujuan SMK di Indonesia yaitu mengarahkan siswa agar
menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak dalam dunia
kerja.
Havighurts dalam dalam Monks, dkk (1991) mengemukakan bahwa dalam
teori perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan
dalam setiap masanya. Dalam penelitian ini, penulis lebih menyoroti masa remaja
akhir dimana salah satu tugas pada masa ini yaitu mempersiapkan secara mandiri
dalam menghdapi dunia kerja. Secara teori tersebut, remaja di Indonesia pada
umumnya kisaran umur 16-18 tahun, dimana pada umur tersebut remaja sedang
dalam masa pendidikan menengah atas.
Individu siswa akan siap untuk dapat merancang, mengambil putusan atau
menentukan pilihan kariernya dengan pertimbangan untung dan ruginya, risiko
yang harus dihadapi, serta keterbatasan dan kekecewaan yang bakal ditemui,
manakala siswa telah melalui proses belajar dan pengalaman dengan bimbingan-
bimbingan tertentu sampai pada fase dimana mereka mencapai kematangan dan
siap.
Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang
individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat
dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah
mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan
terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier
akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan
68
memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan
dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seniawati (2014) mengenai
efektivitas teori karier holland melalui layanan informasi untuk meningkatkan
pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa yang menunjukkan hasil bahwa
adanya perbedaan efektivitas teori karier holland melalui layanan informasi untuk
meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa. Dalam hal ini
layanan informasi karier sangat berkontribusi dalam meningkatkan kesiapan kerja
siswa. Informasi karier dapat direlevansikan dengan kematangan karier akuntansi
dimana ketika individu menginginkan kematangan karier akuntansi yang tinggi
maka salah satunya dengan memperoleh informasi karier supaya dalam
merancang dan merencanakan karier dapat dengan pasti disesuaikan dengan
informasi dari dunia kerja dan industri selain dari potensi yang dimilikinya.
Siswa akan mempunyai tingkat kematangan karier akuntansi di bidang
akuntansi ketika dia menyadari betapa pentingnya kehidupan pada masa setelah
dunia sekolah, dimana siswa harus siap dengan masa transisi tugas perkembangan
yang dihadapi. Dalam proses pencarian solusi dari kebingungan siswa ketika pada
masa ini yaitu dengan mencari jati dirinya, individu siswa tentu akan dengan giat
mencari tahu semua informasi terkait dunia kerja di bidang akuntansi sehingga
siswa tersebut mampu merancang dan menentukan karier di bidang pekerjaan
akuntansi yang akan dipilih kedepannya.
69
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H8: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control (LOC) Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi
i. Pengaruh Locus of Control (LOC) Internal dan Kematangan karier
akuntansi terhadap Kesiapan Kerja
Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erik Erikson pada tahun
1950 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan
sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan
pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan
orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan
perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa
teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Maka siswa pada
masa remaja akhir yang pada penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) kelas XII kompetensi keahlian akuntansi.
Menurut Havighurts dalam Monks, dkk (1991), dalam teori perkembangan
terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dalam setiap
masanya. Dalam penelitian ini, penulis lebih menyoroti masa remaja akhir dimana
salah satu tugas pada masa ini yaitu mempersiapkan secara mandiri dalam
menghdapi dunia kerja. Secara teori tersebut, remaja di Indonesia pada umumnya
kisaran umur 16-18 tahun, dimana pada umur tersebut remaja sedang dalam masa
pendidikan menengah atas.
Selanjutnya dikuatkan dengan pendekatan teori belajar sosial yang
dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986 yang menekankan pada
70
komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Pembelajaran
Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi
oleh persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan
(observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan
juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran
dan menghasilkan penguatan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh
orang lain (observational opportunity). Teori Bandura menjelaskan perilaku
manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara
kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu
sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Teori belajar ini juga
dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan
atau lingkungan sebenarnya.
Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang
individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat
dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah
mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak, ini merupakan salah
satu karakter psikologis yang disebut dengan Locus Of Control (LOC) Internal
yang merupakan pusat kendali seseorang dimana individu yankin apa yang akan
dia raih itu karena usaha yang telah dilakukannya. Disinilah akan terbentuk
kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier akuntansi
adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami
tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan
71
pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya.
Dalam penelitian Seniawati (2014) mengemukakan bahwa layanan
informasi karier berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman diri terhadap
kesiapan kerja siswa. Pemahaman diri (minat, ability, kepribadian, nilai-nilai dan
sikap, kelebihan dan kekurangan) di pengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Disinilah peran Locus of Control (LOC) Internal dalam menstimulus individu
dalam mempersiapkan siswa dalam menentukan karier kedepannya. Informasi
karier sangat di perlukan siswa bukan hanya sekedar menginformasikan mengenai
dunia industri, tetapi siswa dituntut untuk memahami potensi dirinya sehingga
siswa tidak salah dalam memilih karier nantinya. Siswa akan memiliki kesiapan
kerja ketika siswa mulai merancang dan menentukan karier yang terbaik untuk
kedepannya. Dengan kematangan karier akuntansi yang baik maka siswa dengan
Locus of Control (LOC) internal yang baik pula maka siswa akan lebih siap dalam
menghadapi dunia kerja.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H9: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control (LOC) Internal
terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi
Uraian di atas yang telah dijabarkan secara grafis dapat digambarkan
dalam kerangka berpikir sebagai berikut:
72
Gambar 2.2. Model Penelitian Empiris
73
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dimana pengumpulan dan pengukuran data berbentuk angka-angka dan
hasil penelitian dianalisa menggunakan perhitungan statistik. Desain penelitian ini
menggunakan penelitian ex-post facto. Sugiyono (2013:26) mengungkapkan
bahwa penelitian ex-post facto yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
3.2. Populsi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII kejuruan akuntansi SMK
Negeri 1 Batang tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 64 siswa dengan rincian
sebagai berikut.
Tabel 3.1.
Jumlah Populasi No Kelas Jumlah Siswa
1 XII Akuntansi 1 34
2 XII Akuntansi 2 30
Total 64
Sumber : Dokumen SMK Negeri 1 Batang
73
74
3.2.2. Sampel
Sampel yang diambil sebaiknya diberlakukan untuk populasi, untuk itu
sampel tersebut harus betul-betul mewakili. Sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan Sampling Jenuh atau Sampling Sensus. Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII kompetensi keahlian Akuntansi SMK
Negeri 1 Batang yang berjumlah 64 siswa. Suharsimi (2006:134) mengemukakan
bahwa apabila sampel yang subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tabel 3.2.
Sampel Penelitian No Kelas Jumlah Siswa
1 XII Akuntansi 1 34
2 XII Akuntansi 2 30
Total 64
Sumber : Dokumen SMK Negeri 1 Batang
3.3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel yaitu variabel
bebas, variabel intervening dan variabel terikat.
3.3.1. Variabel independen (bebas)
Variabel independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen Sugiyono
(2010: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:
a. Locus Of Control (LOC) Internal
Menurut Anni dan Rifa‟i (2011:179) mengemukakan bahwa anak yang
memiliki locus of control (LOC) internal akan percaya bahwa keberhasilan atau
75
kegagalan adalah karena upaya atau kemampuan yang dimiliki. Menurut Zulkaida
(2007) indikator dapat yang digunakan untuk mengukur locus of control (LOC)
internal adalah keahlian (skill), kemampuan (ability) dan usaha (effort). Hal ini
diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rotter dalam artikel yang di
publikasikan oleh psych fullerton (2014), orang dengan locus of control internal
cenderung menganggap bahwa keterampilan (skill), kemampuan (abillity) dan
usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka.
b. Pengalaman On the Job Training (OJT)
Pengalaman On the Job Training (OJT) yaitu pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui
program On the Job Training (OJT) yang diselenggarakan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha/ Dunia Industri
(DU/DI). Indikator dapat yang digunakan untuk mengukur Pengalaman On the
Job Training (OJT) yaitu keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang
dimiliki, kemampuan dan keseriusan OJT, pengenalan lingkungan kerja, fasilitas
OJT, dan monitoring pelaksanaan OJT.
3.3.2. Variabel Intervening
Sugiyono (2010:63) menyatakan bahwa variabel intervening adalah variabel yang
secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati, dan diukur. Variabel intervening disebut juga sebagai variabel
penyela/antara yang terletak diantara variabel dependen dan independen. Dalam
76
penelitian ini yang menjadi variabel intervening yaitu engalaman On the Job
Training (OJT) dan kematangan karier akuntansi.
a. Pengalaman On the Job Training (OJT)
Pengalaman On the Job Training (OJT) yaitu pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui
program On the Job Training (OJT) yang diselenggarakan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha/ Dunia Industri
(DU/DI). indikator dapat yang digunakan untuk mengukur Pengalaman On the
Job Training (OJT) yaitu keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang
dimiliki, kemampuan dan keseriusan OJT, pengenalan lingkungan kerja, fasilitas
OJT, dan monitoring pelaksanaan OJT.
b. Kematangan Karier Akuntansi
Kematangan karier akuntansi sebagai kesiapan kognitif dan afektif dari
individu untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan yang di hadapkan
kepadanya, karena perkembangan biologis dan sosialnya serta harapan dari orang-
orang dalam masyarakat yang telah mencapai tahapan perkembangan tersebut
(Brown&Brook, 1997:32). Menurut Super dalam Sharf (2006) konsep
kematangan karier akuntansi (career maturity) dapat diukur melalui indikator
Career Planfulness (perencanaan karier), Career Exploration (eksplorasi karir),
Decision Making (membuat keputusan), World-of-work Information (Informasi
dunia kerja), dan Knowledge of the preferred occupational group (pengetahuan
mengenai pekerjaan yang diminati).
77
3.3.3. Variabel dependen (terikat)
Sugiyono (2010:61) menjelaskan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel terikat adalah kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi
SMK Negeri 1 Batang, dimana kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi
yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta kemauan dan
kemampuan dalam melaksanakan kegiatan yang dalam hal ini yaitu bekerja.
indikator kesiapan kerja yakni:
e. Kondisi fisik, mental dan emosional
f. Mempunyai ambisi untuk maju
g. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain
h. Keterampilan dan pengetahuan
(Munandar: 2008, Slameto: 2010, Hamalik: 2007)
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup yaitu setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban yang
kemudian responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai (Walgito,
2005:76). Penskoran menggunakan skala likert dengan alternatif lima pilihan
jawaban. Adapun alternatif jawaban yang digunakan dalam skala Likert yaitu:
Alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor = 5
78
Alternatif jawaban Setuju (S) diberi skor = 4
Alternatif jawaban Ragu-Ragu (R) diberi skor = 3
Alternatif jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor = 2
Alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) skor = 1
(Sugiyono, 2010: 135)
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pernyataan pada
responden yang berhubungan dengan penelitian. Indikator yang akan diukur dalam
skala likert dijabarkan menjadi indikator varibel yang kemudian dijadikan sebagai
dasar untuk menyusun instrumen yang berupa pernyataan. Skor yang diberikan
atas jawaban responden pada angket penelitian ini dijabarkan pada table dibawah
ini.
Tabel 3.3.
Penilaian (Scoring) Jawaban Responden
Variabel Jenis Jawaban Skor
+ -
Kesiapan Kerja (Y)
1. Kondisi fisik, mental dan emosional
2. Mempunyai ambisi untuk maju
3. Kemampuan bekerja sama dengan orang
lain
4. Keterampilan dan pengetahuan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Locus Of Control (LOC) Internal (X1)
1. Skills (Keahlian)
2. Ability (Kemampuan)
3. Efforts (Usaha)
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Pengalaman On the Job training (OJT) (X2)
1. Keterampilan dan kemampuan bidang
keahlian
2. Kemampuan dan keseriusan OJT
3. Pengenalan lingkungan kerja
4. Fasilitas OJT
5. Monitoring Pelaksanaan OJT
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Kematangan karier akuntansi (X3)
1. Career Planfulness (perencanaan karier)
2. Career Exploration (eksplorasi karir)
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
5
4
3
1
2
3
79
Variabel Jenis Jawaban Skor
+ -
3. Decision Making (membuat keputusan)
4. World-of-work Information (Informasi
dunia kerja)
5. Knowledge of the preferred
occuspational group (pengetahuan
mengenai pekerjaan yang diminati)
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
2
1
4
5
3.5. Instrumen Penelitian
3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keshahihan suatu instrumen (Arikunto 2010: 168). Suatu instrumen yang valid
mempunyai tingkat validitas yang tinggi begitu juga sebaliknya. Sebuah
instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yag dinginkan.
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan membuat korelasi
bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk
(variabel) dengan menggunakan aplikasi SPSS v.20. Instrumen dikatakan valid
apabila korelasi antara masing-masing indikator terhadap total konstruk
menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil yang signifikan diketahui dari nilai sig
(2 tailed) kurang dari 0,05 dengan taraf signifikansi 5%.
Uji coba instrumen untuk mengetahui validitas instrumen dilakukan di SMK
Negeri 1 Batang dengan jumlah responden 36 siswa yang berasal dari kelas XI
Akuntansi 1. Pemilihan XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Batang sebagai tempat uji
coba instrumen didasari pada teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini,
yakni teori perkembangan yang berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan
dimana usia remaja akhir yakni kisaran umur 16-18 tahun. Siswa kelas XI SMK
80
pada umumnya adalah 16-17 tahun. Selain itu juga sesuai kurikulum SMK Negeri
1 Batang, kelas XI kompetensi Keahlian Akuntansi sudah menyelesaikan
program On the Job Training (OJT) pada bulan Maret 2015. Sehingga masih bisa
dijadikan responden uji coba.
Berdasarkan hasil uji validitas angket tentang peran pengalaman On the Job
Training (OJT) dan kematangan karier akuntansi dalam memediasi pengaruh
Locus Of Control (LOC) internal terhadap kesiapan kerja siswa akuntansi SMK
Negeri 1 Batang dengan menggunakan program SPSS v.20 diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas Kesiapan Kerja
Correlation
Butir
Pernyataan Sig. (2-tailed) Sig 5% Hasil
1 0,000 0,05 Valid
2 0,000 0,05 Valid
3 0,000 0,05 Valid
4 0,227 0,05 Invalid
5 0,000 0,05 Valid
6 0,000 0,05 Valid
7 0,000 0,05 Valid
8 0,000 0,05 Valid
9 0,012 0,05 Invalid
10 0,000 0,05 Valid
11 0,012 0,05 Invalid
12 0,000 0,05 Valid
13 0,000 0,05 Valid
14 0,000 0,05 Valid
15 0,000 0,05 Valid
16 0,227 0,05 Invalid
17 0,000 0,05 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.4. diatas, terlihat bahwa
terdapat 4 pernyataan yang invalid dan 13 pernyataan yang valid yaitu dengan
81
melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.(2-tailed).
Ketentuannya yakni apabila nilai p<0,05, maka item pertanyaan itu dikatakan
valid dan apabila nilai p>0,05 maka item pertanyaan itu dikatakan invalid.
Tabel 3.5.
Hasil Uji Locus Of Control (LOC) Internal
Correlation
Butir
Pernyataan Sig. (2-tailed) Sig 5% Hasil
1 0,000 0,05 Valid
2 0,001 0,05 Valid
3 0,000 0,05 Valid
4 0,133 0,05 Invalid
5 0,000 0,05 Valid
6 0,007 0,05 Invalid
7 0,000 0,05 Valid
8 0,000 0,05 Valid
9 0,000 0,05 Valid
10 0,000 0,05 Valid
11 0,001 0,05 Valid
12 0,004 0,05 Valid
13 0,003 0,05 Valid
14 0,017 0,05 Invalid
15 0,385 0,05 Invalid
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.5. diatas, terlihat bahwa
terdapat 4 pernyataan yang invalid dan 11 pernyataan yang valid yaitu dengan
melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.(2-tailed).
Tabel 3.6.
Hasil Uji Validitas Pengalaman On the Job Training (OJT)
Correlation
Butir
Pernyataan Sig. (2-tailed) Sig 5% Hasil
1 0,000 0,05 Valid
2 0,229 0,05 Invalid
3 0,003 0,05 Invalid
4 0,000 0,05 Valid
82
Correlation
Butir
Pernyataan Sig. (2-tailed) Sig 5% Hasil
5 0,005 0,05 Valid
6 0,073 0,05 Valid
7 0,000 0,05 Valid
8 0,000 0,05 Valid
9 0,001 0,05 Valid
10 0,007 0,05 Invalid
11 0,000 0,05 Valid
12 0,000 0,05 Valid
13 0,000 0,05 Valid
14 0,001 0,05 Valid
15 0,000 0,05 Valid
16 0,001 0,05 Valid
17 0,024 0,05 Invalid
18 0,000 0,05 Valid
19 0,000 0,05 Valid
20 0,000 0,05 Valid
21 0,004 0,05 Valid
22 0,219 0,05 Invalid
23 0,649 0,05 Invalid
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.6. diatas, terlihat bahwa
terdapat 6 pernyataan yang invalid dan 17 pernyataan yang valid yaitu dengan
melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.(2-tailed).
Tabel 3.7.
Hasil Uji Validitas Kematangan karier akuntansi
Correlation
Butir
Pernyataan Sig. (2-tailed) Sig 5% Hasil
1 0,000 0,05 Valid
2 0,000 0,05 Valid
3 0,000 0,05 Valid
4 0,000 0,05 Valid
5 0,001 0,05 Valid
6 0,002 0,05 Valid
7 0,000 0,05 Valid
8 0,003 0,05 Valid
9 0,000 0,05 Valid
10 0,000 0,05 Valid
83
Correlation
Butir
Pernyataan Sig. (2-tailed) Sig 5% Hasil
11 0,000 0,05 Valid
12 0,000 0,05 Valid
13 0,000 0,05 Valid
14 0,000 0,05 Valid
15 0,000 0,05 Valid
16 0,000 0,05 Valid
17 0,000 0,05 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.7. diatas, terlihat bahwa
semua pernyataan valid yaitu dengan melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS
biasa tercantum sig.(2-tailed).
3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui kehandalan suatu
instrumen. Suatu kuesioner diakatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Uji
reliabilitas dapat diketahui melalui uji statistik Cronbach Alpha (α) dengan
menggunakan aplikasi SPSS v.20. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha lebih dari 0,70 (Nunnally: 1995 dalam Ghozali 2011:48). Berikut
hasil uji reliabilitas instrumen penelitian yang telah digunakan.
Tabel 3.8.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
Kriteria
(Nunnally)
> 0,70
Hasil
Kesiapan Kerja 0,913 0,70 Reliabel
Locus Of Control (LOC)
Internal 0,837 0,70 Reliabel
Pengalaman On the Job
Training (OJT) 0,889 0,70 Reliabel
84
Variabel
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
Kriteria
(Nunnally)
> 0,70
Hasil
Kematangan karier
akuntansi 0,924 0,70 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian,diolah 2015
Berdasarkan Tabel 3.8. diatas, diketahui bahwa nilai Cronbach's Alpha pada
masing-masing variabel berada diatas 0,70. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut reliabel untuk dijadikan instrument penelitian.
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1. Analisis Deskriptif
Sugiyono (2010: 207-208) menjelaskan bahwa analisis statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi. Dalam penelitian ini analisis deskriptif persentase digunakan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan variabel kesiapan kerja siswa, Locus Of
Control (LOC) internal, pengalaman On the Job Training (OJT) dan kematangan
karier akuntansi. Untuk melakukan analisis data kesiapan kerja siswa, Locus Of
Control (LOC) internal, pengalaman On the Job Training (OJT) dan kematangan
karier akuntansi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket.
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan.
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.
85
d. Menentukan skor dengan rumus:
Keterangan :
n = jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah total responden
Langkah-langkah untuk menentukan kategori atau jenis deskriptif
persentase yang diperoleh dari masing-masing indikator dalam variabel, dari
perhitungan deskriptif persentase kemudian mendiskripsikan ke dalam kalimat.
Cara menentukan tingkat kriteria untuk variabel kesiapan kerja siswa, Locus Of
Control (LOC) internal, pengalaman On the Job Training (OJT) dan kematangan
karier akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Menentukan skor tertinggi
b. Menentukan skor terendah
c. Menetapkan rentang
Rentang diperoleh dengan cara mengurangi skor tertinggi dengan skor
terendah.
d. Menetapkan interval kelas
Interval diperoleh dengan cara membagi rentang ditambah dengan jawaban
terkecil kemudian dibagi dengan jawaban tertinggi yang ditetapkan.
e. Menetapkan jenjang kriteria
Dalam menetapkan jenjang kriteria, peneliti mengelompokkan menjadi 5
kriteria.
86
Untuk menentukan kategori deskriptif variabel kesiapan kerja siswa, dibuat
dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Tertinggi = 65
Skor Terendah = 42
Rentang = 65- 42 = 23
Interval = (23+1)/5 = 4,8 dibulatkan menjadi 5
Tabel 3.9.
Jenjang Kriteria Variabel Kesiapan kerja siswa
No. Interval Kriteria
1 62-66 Sangat Baik
2 57-61 Baik
3 52-56 Cukup
4 47-51 Kurang
5 42-46 Sangat Kurang
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015
Untuk menentukan kategori deskriptif variabel Locus Of Control (LOC)
Internal, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Tertinggi = 51
Skor Terendah = 31
Rentang = 51- 31 = 20
Interval = (20+1)/5 = 4,2 dibulatkan menjadi 4
Tabel 3.10.
Jenjang Kriteria Variabel Locus Of Control (LOC) Internal
No. Interval Kriteria
1 47-51 Sangat Baik
2 43-46 Baik
3 39-42 Cukup
4 35-38 Kurang
5 31-34 Sangat Kurang
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015
87
Untuk menentukan kategori deskriptif Pengalaman On the Job Training
(OJT), dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Tertinggi = 83
Skor Terendah = 58
Rentang = 81- 58 = 23
Interval = (23+1)/5 = 4,8 dibulatkan menjadi 5
Tabel 3.11.
Jenjang Kriteria Variabel Pengalaman On the Job Training (OJT)
No. Interval Kriteria
1 78-83 Sangat Baik
2 73-77 Baik
3 68-72 Cukup
4 63-67 Kurang
5 58-62 Sangat Kurang
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015
Untuk menentukan kategori deskriptif kematangan karier akuntansi, dibuat
dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Tertinggi = 78
Skor Terendah = 50
Rentang = 78- 50 = 28
Interval = (28+1)/5 = 5,8 dibulatkan menjadi 6
Tabel 3.12.
Jenjang Kriteria Variabel Kematangan karier akuntansi
No. Interval Kriteria
1 74-79 Sangat Baik
2 68-73 Baik
3 62-67 Cukup
4 56-61 Kurang
5 50-55 Sangat Kurang
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015
88
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
3.6.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal apa tidak (Ghozali,
2011:160). Model uji normalitas dapat menggunakan histogram, normal
problability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
H0 : Data terdistribusi dengan normal
H1 : Data tidak terdistribusi dengan normal
Apabila hasil nilai Kolmogorof-Smirnov yang diolah dengan bantuan
aplikasi SPSS v.20 mempunyai Sig < α (0,05) maka H0 ditolak, ini berarti data
tidak terdistribusi dengan normal. Sebaliknya jika Sig > α (0,05) maka H0
diterima yang berarti data terdistribusi dengan normal.
3.6.2.2. Uji Linearitas
Uji linearitas (Ghozali,2011:166) digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas
akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau
kubik. Uji linearitas dapat dilihat pada output SPSS dalam kolom linearity pada
ANOVA Table pada taraf signifikansi 0,05. Variabel dikatakan mempunyai
hubungan linear apabila signifikansi kurang dari 0,05.
89
3.6.2.3. Uji Heteroskedastiditas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Uji heteroskedastisitas secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized
scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya apabila sebaran nilai residual
terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan
bahwa regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas. Salah satu di antaranya adalah uji glejser. Glejser
mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen
(Gujarati dalam Ghozali 2011:142).
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan
keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas signifikansinya diatas 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastiditas (Ghozali, 2011:142).
3.6.3. Pembentukan Analisis Jalur
Analisis jalur merupakan bagian dari analisis regresi yang digunakan untuk
menganalisis hubungan kausal antar variabel dimana variabel-variabel independen
mempengaruhi variabel dependen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
90
Menurut Ghozali (2011:249) manfaat path analysis yaitu perluasan dari
persamaan regresi sederhana atau berganda yang diperlukan pada jalur hubungan
variabel-variabel yang lebih dari satu persamaan. Dalam penelitian ini persamaan
untuk hipotesis terdapat dua regresi berganda yaitu:
a. Regresi Locus Of Control (LOC) internal, pengalaman On the Job Training
(OJT) dan kematangan karier akuntansi terhadap kesiapan kerja siswa
dengan persamaan regresi
Keterangan:
Y1 = kesiapan kerja siswa
α = Konstanta
p1p2 = Koefisien Regresi
X1 = Locus of Control (LOC) Internal
X2 = Pengalaman On the Job Training (OJT)
Y2 = Kematangan Karier Akuntansi
e1 = Variance kesiapan kerja siswa yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen Locus Of Control (LOC) Internal, Pengalaman On the
Job Training (OJT) dan Kematangan Karier Akuntansi.
b. Regresi Locus Of Control (LOC) internal, pengalaman On the Job Training
(OJT) terhadap kematangan karier akuntansi dengan persamaan regresi
Keterangan:
Y2 = Kematangan Karier Akuntansi
α = Konstanta
Y1 = α + p1X1 + p2X2 + p3Y2 + e1
Y2= α + p4X1 + p5X2 + e2
91
p4p5 = Koefisien Regresi
X1 = Locus Of Control (LOC) Internal
X2 = Pengalaman On the Job Training (OJT)
e2 = Variance kematangan karier akuntansi yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen Locus Of Control (LOC) Internal dan Pengalaman On
the Job Training (OJT).
c. Regresi Locus Of Control (LOC) Internal terhadap pengalaman On the Job
Training (OJT) dengan persamaan regresi
Keterangan:
X2 = Pengalaman On the Job Training (OJT)
α = Konstanta
p6 = Koefisien Regresi
X1 = Locus Of Control (LOC) Internal
Gambar 3.1
Hubungan Struktur X1, X2, X3 terhadap Y
P6
P3
P1 P4
P2
P5
Locus Of Control
(LOC) Internal (X1)
Pengalaman On the Job
Training (OJT) (X2) Kesiapan Kerja
(Y2)Kesiapan
Kematangan karier
akuntansi
Kematangan
e2
e1
X2= α + p6X1
92
3.6.3.1. Uji Sobel
Sobel test digunakan untuk melihat pengaruh mediasi yang dapat dilihat
dari perkalian koefisien signifikan atau tidak (Ghozali, 2013:255). Uji Sobel
dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel
independen (X) kepada variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M).
Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur
X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c –c‟), dimana c
adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c‟ adalah
koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefisien a
dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standar error tidak langsung (indirect
effect) Sab dihitung dengan rumus berikut ini:
Sp2p3 = √ p32 Sp2
2 + p2
2 Sp3
2 + Sp2
2 Sp3
2
Berdasarkan hasil Sp2p3 kita dapat menghitung nilai t statistik pengaruh
mediasi dengan rumus sebagai berikut:
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh mediasi
(Ghozali, 2013:255).
3.6.4. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
jalur (path analysis) dan uji t. Menurut Ghozali (2011: 249) Analisis jalur
merupakan perluasan dari analisis regresi berganda atau analisis jalur adalah
93
penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis regresi berganda
dilakukan untuk setiap variabel dalam model dan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan variabel
dependen dengan variabel independen.
3.6.4.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau bebas secara individu dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011:98). Apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20
atau lebih, dan derajat kepercayaan 5%, maka Ho ditolak dan menerima Ha bila
nilai t > 2 (dalam nilai absolute) maka Ha diterima dan menolak Ho. Dalam
penelitian ini uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis:
H1 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1
Batang.
H2 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
terhadap Pengalaman On the Job Training (OJT) kelas XII Akuntansi
SMK Negeri 1 Batang.
H4 : Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training
(OJT) terhadap kesiapan kerja kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
H5 : Terdapat Pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training
(OJT) terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi
SMK Negeri 1 Batang.
94
H7 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas
XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
H8 : Terdapat pengaruh secara signifikan Kematangan karier akuntansi
terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1
Batang.
3.6.4.2.Analisis Jalur (Path Analysis)
Teknik analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi
yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan
kausal antar variabel X1 dan X2 terhadap X3 serta dampaknya terhadap Y
(Riduwan dan Kuncoro, 2008:115). Analisis jalur digunakan untuk menguji
pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap dependen melalui variabel
intervening. Dalam penelitian ini digunakan untuk menguji:
H3 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi melalui Pengalaman On the Job
Training (OJT) kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
H6 : Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training
(OJT) terhadap kesiapan kerja melalui kematangan karier akuntansi siswa
kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
H9 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier
akuntansi kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
149
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal terhadap
kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang
sebesar 42,9%. Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik Locus Of Control
(LOC) Internal maka semakin tinggi pula kematangan karier akuntansi siswa
kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
2. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal terhadap
pengalaman On the Job Training (OJT) siswa kelas XII akuntansi SMK
Negeri 1 Batang sebesar 62,6%. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi
Locus Of Control (LOC) Internal maka semakin tinggi pula Pengalaman On the
Job Training (OJT) siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
3. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal terhadap
kematangan karier akuntansi melalui pengalaman On the Job Training (OJT)
siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 25,6%. Hal ini
mengandung arti bahwa semakin tinggi Locus Of Control (LOC) Internal maka
akan mengakibatkan kematangan karier akuntansi semakin baik, dan dikuatkan
dengan ketika siswa mempunyai Pengalaman On the Job Training (OJT) yang
baik akan lebih menunjang pengaruh Locus Of Control (LOC) Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri
149
150
1 Batang. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji signifikansinya
yang diperoleh hasil t hitung 2,0898 lebih besar dari t tabel 1,6690.
4. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training (OJT)
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang
sebesar 26,2 %. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Pengalaman
On the Job Training (OJT) yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula
kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
5. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training (OJT)
terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri
1 Batang sebesar 40,9%. Hal ini mengandung makna bahwa semakin baik
Pengalaman On the Job Training (OJT) yang dimiliki siswa maka kematangan
karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang yang
dimiliki juga akan tinggi.
6. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training (OJT)
terhadap kesiapan kerja melalui kematangan karier akuntansi siswa kelas XII
Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 12,8 %. Hal ini mengandung arti
bahwa semakin tinggi Pengalaman On the Job Training (OJT) yang dimiliki
oleh siswa akan mengakibatkan kesiapan kerja siswa yang tinggi. Adanya
kematangan karier akuntansi setelah siswa mempunyai Pengalaman On the Job
Training (OJT) yang tinggi akan lebih meningkatkan kesiapan kerja siswa
kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang, akan tetapi dalam penelitian ini
ternyata besarnya pengaruh lebih besar jika tanpa kematangan karier akuntansi
151
siswa. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji signifikansinya yang
diperoleh hasil t hitung 2,0285 lebih besar dari t tabel 1,6690.
7. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal terhadap
Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar
42,2%. Hal ini mengandung arti bahwa Locus Of Control (LOC) Internal yang
tinggi maka Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang
juga akan tinggi.
8. Terdapat pengaruh secara signifikan Kematangan karier akuntansi terhadap
Kesiapan Kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar
31,2%. Hal ini mengandung arti Kematangan karier akuntansi yang tinggi
maka Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang juga
akan tinggi.
9. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control (LOC) Internal
berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi
siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 13,4%. Hal ini
mengandung arti bahwa semakin tinggi Locus Of Control (LOC) Internal yang
dimiliki oleh siswa akan mengakibatkan kesiapan kerja siswa yang tinggi.
Adanya kematangan karier akuntansi setelah siswa mempunyai Locus Of
Control (LOC) Internal yang tinggi akan lebih meningkatkan kesiapan kerja
siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang, Akan tetapi dalam penelitian
ini ternyata besarnya pengaruh lebih besar jika tanpa kematangan karier
akuntansi siswa. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji
152
signifikansinya yang diperoleh hasil t hitung 1,8794 lebih besar dari t tabel
1,6690.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan saran
yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh Locus Of Control (LOC) Internal secara positif dan signifikan
terhadap kematangan karier akuntansi. Pengendalian kualitas Locus Of Control
(LOC) Internal sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan keahlian,
kemampuan dan usaha dari siswa tersebut agar dapat meningkatkan keyakinan
pada dirinya dalam menghadapi dunia kerja.
2. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh Locus Of Control (LOC) Internal secara positif dan signifikan
terhadap pengalaman On the Job Training (OJT). Peningkatan kualitas
pengalaman On the Job Training (OJT) sebaiknya dilakukan oleh siswa dan
sekolah. Sekolah hendaknya memilih dunia usaha dan dunia industri (DU/DI)
untuk kerjasama On the Job Training (OJT) yang sesuai dengan karakteristik
kejuruan, dalam penelitian ini khususnya dalam bidang akuntansi dengan
harapan siswa dapat memahami lingkungan kerja di bidang akuntansi.
3. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman On
the Job Training (OJT) secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh
Locus Of Control (LOC) Internal terhadap kematangan karier akuntansi.
Peningkatan pengalaman On the Job Training (OJT) sebaiknya dilakukan oleh
153
siswa dengan memanfaatkan program On the Job Training (OJT) untuk
kemudian dirancang supaya siswa mempunyai kematangan karier akuntansi
yang baik dengan berbekal Locus Of Control (LOC) Internal yang tinggi
berupa skills, ability dan effort.
4. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh pengalaman On the Job Training (OJT) secara positif dan signifikan
terhadap kesiapan kerja. Peningkatan kualitas pengalaman On the Job Training
(OJT) sebaiknya dilakukan oleh siswa dan guru. Guru hendaknya memberikan
pembelajaran yang lebih mengacu pada aktualisasi diri siswa, diharapkan siswa
dapat mempunyai kesadaran diri untuk pencapaian karier kedepannya sesuai
dengan usaha yang dilakukan. Dalam penelitian ini khususnya dalam bidang
akuntansi dengan harapan siswa dapat memahami lingkungan kerja di bidang
akuntansi ketika melaksanakan program pengalaman On the Job Training
(OJT).
5. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh pengalaman On the Job Training (OJT) secara positif dan signifikan
terhadap kematangan karier akuntansi. Peningkatan kualitas pengalaman On
the Job Training (OJT) sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan
memahami lingkungan kerja tempat siswa dari siswa On the Job Training
(OJT) tersebut sehingga siswa mempunyai gambaran karier akuntansi kedepan
pada dirinya dalam menghadapi dunia kerja.
6. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan
karier akuntansi secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh
154
pengalaman On the Job Training (OJT) terhadap kesiapan kerja siswa.
Peningkatan kematangan karier akuntansi sebaiknya dilakukan oleh siswa
dengan memanfaatkan program On the Job Training (OJT) untuk kemudian
dirancang supaya siswa mempunyai kematangan karier akuntansi yang baik
sehingga siswa sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja.
7. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh Locus Of Control (LOC) Internal secara positif dan signifikan
terhadap kesiapan kerja siswa. Pengendalian kualitas Locus Of Control (LOC)
Internal sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan keahlian, kemampuan
dan usaha dari siswa tersebut agar dapat meningkatkan keyakinan pada dirinya
dalam menghadapi dunia kerja.
8. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh kematangan karier akuntansi secara positif dan signifikan terhadap
kesiapan kerja siswa. Peningkatan kualitas kematangan karier akuntansi
sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan perencanaan karier, eksplorasi
karier, membuat keputusan karier, mencari informasi dunia kerja dan
pengetahuan mengenai pekerjaan di bidang akuntansi. Sehingga siswa tersebut
mempunyai persiapan untuk dirinya dalam menghadapi dunia kerja.
9. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan
karier akuntansi secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh Locus
Of Control (LOC) Internal terhadap kesiapan kerja siswa. Peningkatan
kematangan karier akuntansi sebaiknya dilakukan oleh siswa dengan
perencanaan karier, eksplorasi karier, membuat keputusan karier, mencari
155
informasi dunia kerja dan pengetahuan mengenai pekerjaan di bidang
akuntansi. Dengan kematangan karier tersebut dikuatkan dengan berbekal
Locus Of Control (LOC) Internal yang tinggi berupa skills, ability dan effort
untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja.
10. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengubah model penelitian mediasi ke
moderator untuk hasil lebih optimal. Ataupun dengan menambah ruang
lingkup penelitian sehingga hasil yang didapat lebih akurat dan dengan
menambah instrumen penelitian seperti pertanyaan terbuka untuk melakukan
wawancara, agar hasil penelitian lebih optimal.
156
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Aji, Rahmanto, dkk. 2013. Hubungan antara Locus Of Control Internal dengan
Kematangan Karier pada Siswa Kelas XII SMKN 4 Purworejo. Jurnal.
Jurnal Psikologi Undip (JPU).
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Rev. 2010. Jakarta: Rineka Cipta.
-----. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariyani, Eli. 2014. Pengaruh Internal Locus Of Control terhadap Kematangan
Karier Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Samarinda. Jurnal. Ejurnal
Untag Samarinda.
Baharuddin dan Moh. Makin. 2007. Pendidikan Humanistik. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
BPS. 2014. Berita Resmi Statistik No 85/11/XVII. www.bps.go.id. Accepted of
Feb, 7th
2015, Pk. 19.40 WIB.
Brown, Duance. Brooks Linda. 1996. Career Choice and Development. San
Farancisco: Jossey-Bass Publishers.
Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan kartini kartono).
Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Dewi, Mita Puspita, Wahyuni, Dessy S, dkk. 2014. Hubungan antara Locus of
control dan pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) dengan
kematangan karier pada siswa program studi keahlian teknik komputer
dan informatika. Jurnal. JPTK Undiksha.
Erni Prabawati. 2012. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman
Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik
Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun
Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Friedman, H.S., & Schustack, M. W. 2009. Kepribadian: Teori Klasik dan Riset
Modern. Jakarta: Erlangga.
156
157
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19 (ed. 5). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halawa. 2013. Buku Panduan Praktik Kerja Industri (Prakerin) SMK.
www.academia.edu/bukuprakerinsmk/. Accepted of Feb, 7th
2015, Pk.
19.45 WIB.
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan
Terpadu Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hana, Ngadiman, dkk. 2013. Pengaruh Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan
Locus of Control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1
Surakarta. Jurnal. JUPE UNS.
Kurniawan, Aris. 2012. Kesiapan siswa teknik gambar bangunan SMK Negeri 2
Garut dalam Bekerja dan Wirausaha. Skripsi. UPI.
Larsen, J. Randy and D. M. Buss. 2002. Personality Psychology. New York:
McGraw-Hill Companies.
Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: P2LPTK Dikti.
Mearns, J. 2014. The Social Learning Theory of Julian B. Rotter (1916-2014).
Artikel. http://psych.fullerton.edu/jmearns/rotter.htm. Accepted of Feb, 7th
2015, Pk. 19.33 WIB.
Monks, Knoers dan Siti Rahayu. 1991. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Mu‟ayati, Rofi‟ul. 2014. Pengaruh Praktik Kerja Industri (Prakerin) (Prakerin),
penguasaan mata diklat produktif akuntansi dan minat kerja siswa
terhadap kesiapan menghadapi dunia kerja siswa SMK program keahlian
akuntansi di SMK N 1 Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Jurnal. Economic
Education Analysis Journal.
Mulyatiningsih, Rudi, dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier.
Jakarta: PT Grasindo.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI
Press.
Phares, E jerry. 1976. Locus Of Control In Personality. Canada: Simultaneously.
Pinasti, Woro. 2011. Pengaruh Self Eficacy, Locus of Control dan Faktor
Demografis terhadap Kematangan Karier Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
157
158
Poerwodarminto. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rifa‟i, Achmad dan Catharina T. A,. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES.
Salkind, Neil J. 2009. Teori-Teori Perkembangan Manusia terjemahan M.
Khozim. Bandung: Nusa Media.
Schultz, Duane P, & Sydney, E. Schultz. 2005. Theory of Personality (8th
Ed).
United states of America: Thomson Wadsworth.
Seligman, L. 1994. Developmental career counselling and assesment. Thousand
Oaks: Sage Publication.
Seniwati, Komang, dkk. 2014. Efektivitas Teori Karier Holland Melalui Layanan
Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Terhadap Kesiapan
Kerja Siswa. Jurnal. Ejournal.undiksha-JJBK.
Sharf, Richard S. 2006. Applying career development theory (edisi ke 4). United
States: Thomson Brook/Cole.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suardi, Moh. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Alpikasi. Jakarta: PT Indeks.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
-----------. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sulistyarini, E.P.D. 2012. Pengaruh motivasi memasuki dunia kerjja dan
pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap kesiapan kerja
peserta didik kelas XII program keahlian akunntansi SMK Negeri 1
Tempel. Skripsi. UNY.
Sutopo Rahayu. 2007. Pengaruh Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar
Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian
Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Ajaran
2008/2009. Skripsi. Pendidikan Akuntansi FISE UNY.
159
Valid, Yanuar M. 2012. Pengaruh Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi
Belajar terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian
Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta. Jurnal. Kajian Pendidikan
Akuntansi Indonesia.
Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier). Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT
Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Zulkaida, Anita, dkk. 2007. Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri terhadap
Kematangan Karier Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Jurnal.
Proceeding PESAT.
160
LAMPIRAN
161
LAMPIRAN 1
KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR LOCUS
OF CONTROL (LOC) INTERNAL, PENGALAMAN ON THE JOB TRAINING
(OJT), KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI DAN KESIAPAN KERJA
VARIABEL
PENELITIAN INDIKATOR
NO. ITEM
INSTRUMEN Jumlah
LOCUS OF
CONTROL (LOC)
INTERNAL
(Julian Rotter)
1. Skills (Keahlian)
2. Ability (Kemampuan)
3. Efforts (Usaha)
1,2*,3*,4,5,6*
7,8,9*,10
11,12,13,14*,15
15 item
instrumen
PENGALAMAN
ON THE JOB
TRAINING (OJT)
(Erni Prabawati,
Oemar Hamalik)
1. keterampilan dan
kemampuan bidang keahlian
yang dimiliki
2. Kemampuan dan Keseriusan
OJT
3. Pengenalan lingkungan kerja
4. Fasilitas OJT
5. Monitoring Pelaksanaan OJT
1,2,3,4,5*
6*,7,8,9*
10,11,12,13,14*
15,16,17*,18
19,20,21,22*,23
23 item
instrumen
KEMATANGAN
KARIER
AKUNTANSI
(Donald Super)
a. Career Planfulness
(perencanaan karier)
b. Career Exploration
(eksplorasi karir)
c. Decision Making (membuat
keputusan)
d. World-of-work Information
(Informasi dunia kerja)
e. Knowledge of the preferred
occupational group
(pengetahuan mengenai
pekerjaan yang diminati)
1,2*,3,4*
5,6,7*
8,9,10,11
12,13*,14
15,16,17*
17 item
instrumen
KESIAPAN
KERJA
(Slameto)
1. Kondisi fisik, mental dan
emosional
2. Mempunyai ambisi untuk
maju
3. Kemampuan bekerja sama
dengan orang lain
4. Keterampilan dan
pengetahuan
1,2,3*,4*,5
6,7,8,9
10,11,12,13*
14,15,16*,17
17 item
instrumen
TOTAL 72 item
instrumen
*pernyataan negatif
162
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN UJI COBA
Kepada
Yth. Siswa kelas XI Akuntansi
SMK Negeri 1 Batang
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul “PERAN PENGALAMAN ON
THE JOB TRAINING (OJT) DAN KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI
DALAM MEMEDIASI PENGARUH LOCUS OF CONTROL (LOC)
INTERNAL TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII
AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BATANG”, maka saya memohon kepada
Saudara untuk membantu pengumpulan data penelitian dengan mengisi angket ini.
Jawaban yang Saudara berikan dijamin kerahasiaannya. Demikian besar harapan
saya supaya saudara menjawab pertanyaan dengan sebenarnya agar tujuan
pengumpulan data penelitian ini dapat tercapai sesuai harapan. Atas kesediaan dan
kesungguhan saudara dalam menjawab angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Khotimatussa‟diyah
NIM 7101411310
163
ANGKET UJI COBA PENELITIAN
A. Identitas Responden
Nama :
No. Presensi :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah dengan teliti sebelum menjawab.
3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda (√) pada kolom yang
tersedia.
4. Periksa kembali identitas dan jawaban anda sebelum angket diserahkan.
5. Alternatif jawaban yang disediakan memiliki 5 (lima) kemungkinan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
C. Daftar Pernyataan
Instrumen untuk Locus Of Control (LOC) Internal
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Skills (Keahlian)
1. Saya yakin mempunyai keahlian di bidang
akuntansi untuk menunjang karier dalam
bidang akuntansi.
2. Keahlian akuntansi yang saya miliki tidak
menjamin diterimanya saya pada pekerjaan di
bidang akuntansi.
3. Saya pesimis untuk segera di terima bekerja di
164
dunia kerja.
4. Untuk meningkatkan kemampuan
kompetensi keahlian akuntansi yang saya
tempuh, saya mengikuti kursus, seminar,
workshop atau belajar sendiri melalui internet
mengenai akuntansi.
5. Saya bisa menyelesaikan pembukuan
akuntansi menggunakan program MYOB
dengan cepat dan tepat.
6. Saya lambat dalam menyelesaikan tugas
apapun yang harus saya kerjakan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Ability (Kemampuan)
7. Saya mampu membuat produk/output dengan
maksimal sesuai dengan keahlian akuntansi
yang saya miliki.
8. Saya mampu menentukan pilihan karier
dengan berpedoman pada prestasi saya di
sekolah.
9. Saya kurang yakin dapat menyelesaikan
pekerjaan yang akan saya hadapi tepat waktu.
10. Saat saya membuat perencanaan karier, saya
yakin mampu mencapai tujuan saya dengan
kemampuan yang saya miliki.
Efforts (Usaha)
11. Saya tetap berusaha mencapai apa yang saya
inginkan, meski banyak hambatan.
12. Terdapat hubungan yang kuat antara seberapa
giat saya berusaha dengan hasil yang saya
raih.
13. Bagi saya, keberuntungan tidak berperan
penting dalam kehidupan saya.
14. Takdir sangatlah berperan penting dalam
keputusan karier saya.
15. Dengan usaha yang cukup, saya dapat bekerja
dengan penghasilan yang tinggi.
165
Instrumen untuk Pengalaman On the Job Training (OJT)
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki
1. Saya dapat mengasah kemampuan dibidang
Akuntansi yang saya miliki.
2. Project yang di tugaskan oleh guru hampir
mirip dengan tugas yang diberikan oleh
instruktur (pimpinan).
3. Teori pelajaran di bidang akuntansi
yang di dapatkan di sekolah dapat di
aplikasikan di tempat On the Job Training
(OJT).
4. Program On the Job Training (OJT) dapat
menambah ilmu pengetahuan yang tidak
didapatkan di bangku sekolah.
5. Saya tidak dapat mengoperasikan alat-alat
kantor yang berhubungan dengan pembukuan
akuntansi pada saat melaksanakan On the Job
Training (OJT).
Kemampuan dan Keseriusan On the Job Training (OJT)
6. Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
yang ditugaskan oleh instruktur (pimpinan)
dengan waktu yang sudah ditentukan.
7. Saya dapat mengontrol kualitas hasil kerja
yang saya kerjakan.
8. Saya lebih mengedepankan kejujuran dan
tanggung jawab dalam bekerja.
9. Saya selalu datang 5 menit setelah jam masuk
kantor ketika On the Job Training (OJT).
Pengenalan lingkungan kerja
10. Saya lebih mengarah kepada penyesuaian
diri di dunia kerja beserta tata tertib yang ada
didalamnya.
11. Saya diajarkan kedisiplinan serta tepat
waktu saat mengikuti program On the Job
Training (OJT).
12. On the Job Training (OJT) memberikan
gambaran kepada saya bagaimana
166
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
perancangan kebutuhan, strategi bisnis dan
manajemen bisnis dalam dunia kerja.
13. Dengan mengikuti program On the Job
Training (OJT) saya mengerti struktur
organisasi, orang-orang yang ada di
dalamnya serta perilaku-perilaku yang ada di
dunia kerja.
14. Saya tidak memiliki hubungan baik dengan
rekan kerja ketika On the Job Training (OJT).
Fasilitas On the Job Training (OJT)
15. Saya diperbolehkan mengoperasikan komputer
kantor untuk mengefektifkan pekerjaan.
16. Saya diajarkan menggunakan peralatan untuk
menunjang pekerjaan yang di berikan.
17. Saya diberi batasan dalam menggunakan Wifi/
koneksi internet di kantor.
18. Saya mendapat satu meja pribadi untuk meja
kerja saya saat On the Job Training (OJT) .
Monitoring Pelaksanaan On the Job Training (OJT)
19. Dengan mengikuti program On the Job
Training (OJT) saya memiliki gambaran yang
lebih baik tentang dunia kerja.
20. Dengan mengikuti program On the Job
Training (OJT) saya mampu merancang tujuan
setelah lulus sekolah dengan baik.
21. Program On the Job Training
(OJT) mengajarkan kepada saya bagaimana
pentingnya berkomunikasi, beradaptasi dan
profesionalisme kerja agar dapat saya
aplikasikan di dunia kerja sesungguhnya.
22. Setelah On the Job Training (OJT) , saya
tidak pernah berpakaian rapi, karena tidak ada
aturan yang ketat mengenai berbusana ketika
On the Job Training (OJT) .
23. Kunjungan guru pembimbing On the Job
Training (OJT) tidak berpengaruh dengan
hasil kerja saya maupun nilai akhir On the Job
Training (OJT) saya.
167
Instrumen untuk kematangan karier akuntansi
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Career Planfulness (perencanaan karier)
1. Saya membuat rancangan karier untuk 5
(lima) tahun mendatang setelah lulus sekolah.
2. Saya tidak pernah mempelajari informasi
terkait jenis pekerjaan di bidang akuntansi.
3. Saya sering membicarakan perencanaan yang
saya buat dengan orang-orang yang lebih
berpengalaman.
4. Saya tidak mengetahui apakah pekerjaan di
bidang akuntansi yang saya minati dapat
menunjang hari tua saya.
Career Exploration (eksplorasi karir)
5. Saya selalu ingin membaca lowongan
pekerjaan terbaru dari berbagai sumber dan
media.
6. Saya sangat ingin memperoleh informasi
mengenai karier di bidang akuntansi yang
akan saya pilih dari banyak sumber.
7. Saya sungkan bertanya kepada semua orang
yang saya kenal terkait informasi karier di
bidang akuntansi.
Decision Making (membuat keputusan)
8. Berdasarkan pengetahuan saya, saya yakin
dengan keputusan saya memilih karier di
bidang akuntansi.
9. Saya akan menghadapi risiko apapun yang
akan terjadi ketika saya memutuskan untuk
memilih karier di bidang akuntansi.
10. Saya hanya ingin bekerja sesuai dengan
keahlian yang saya miliki dari sekolah yaitu
akuntansi.
World-of-work Information (Informasi dunia kerja)
11. Dengan hasil belajar kejuruan akuntansi yang
saya peroleh, saya yakin dapat bekerja di
bidang akuntansi setelah lulus.
12. Saya mengetahui pekerjaan apa saja yang
168
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
tersedia di lapangan pekerjaan di bidang
akuntansi.
13. Saya kurang memahami berbagai macam job
desc pada bidang akuntansi di berbagai
instansi ataupun perusahaan bisnis.
14. Saya mengetahui jabatan apa saja yang
sedang banyak dibutuhkan saat ini khususnya
di bidang akuntansi.
Knowledge of the preferred occupational group (pengetahuan mengenai
pekerjaan yang diminati)
15. Saya mengetahui persyaratan apa saja yang
dibutuhkan pada pekerjaan di bidang
akuntansi pada sebuah jabatan di instansi
maupun perusahaan.
16. Saya mengetahui dan memahami kualifikasi
yang harus saya kuasai pada pekerjaan di
bidang akuntansi.
17. Saya tidak memiliki keahlian dalam
memprediksi tipe orang-orang yang bekerja
pada pekerjaan di bidang akuntansi.
Instrumen untuk Kesiapan Kerja
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Kondisi fisik, mental dan emosional
1. Saya dapat beradaptasi secara baik dengan
menyesuaikan aturan-aturan yang sudah
ditentukan di setiap tempat baru.
2. Saya memiliki kondisi fisik dan kesehatan
yang baik.
3. Saya tidak suka dikritik maupun diberi saran
terkait dengan apa yang saya lakukan.
4. Saya tidak suka dibentak dan dimarahi ketika
saya berbuat kesalahan dalam pekerjaan yang
saya kerjakan.
5. Kepercayaan diri sangat diperlukan dalam
169
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
memasuki dunia kerja.
Mempunyai ambisi untuk maju
6. Dengan pengalaman yang saya miliki, saya
sudah siap bekerja di bidang akuntansi baik di
kantor maupun di lapangan.
7. Saya sangat optimis untuk segera bekerja di
bidang akuntansi.
8. Dengan ilmu akuntansi yang saya dapatkan di
sekolah, saya siap untuk segera bekerja di
bidang akuntansi baik di kantor maupun di
lapangan.
9. Motivasi yang tinggi menjadi dorongan yang
kuat bagi kita untuk siap bekerja.
Kemampuan bekerja sama dengan orang lain
10. Jika ada anggota kelompok kesulitan dalam
menjalankan tugas, maka saya siap membantu
mengatasi masalah tersebut.
11. Saya sangat antusias dalam menjalankan
project di bidang akuntansi bersama jika diberi
tugas kelompok.
12. Saya bisa membagi tugas kepada anggota
kelompok ketika ada project bersama.
13. Saya lebih menyukai pujian dan nilai untuk
diri saya sendiri daripada kelompok.
Keterampilan dan pengetahuan
14. Saya memiliki keahlian dan keterampilan di
bidang akuntansi yang membuat saya percaya
diri untuk terjun ke dunia kerja di bidang
akuntansi.
15. Saya mampu membuat siklus akuntansi
ataupun bidang-bidang akuntansi yang lain
sesuai dengan standar akuntansi dan
menyelesaikannya dengan baik.
16. Saya merasa kesulitan ketika saya harus
memanipulasi atau merekayasa hasil
pembukuan akuntansi.
170
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
17. Saya mampu mengoperasikan alat-alat yang
berhubungan dengan akuntansi seperti
komputer akuntansi dengan software MYOB
dan Spread Sheet.
Terima Kasih
Batang, April 2015
Responden
( )
171
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ∑
1 Aini Yatul Hasanah 5 5 4 4 5 5 2 2 5 5 3 5 5 2 3 2 4 56
2 Anna Dila Distyanti 4 3 4 4 5 3 2 3 5 4 3 3 3 3 3 2 4 51
3 Atika Sari 5 5 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 3 4 57
4 Cunduk Trisnawati 2 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 55
5 Denninta Pujiati 5 4 3 2 5 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 4 52
6 Dewi Kartika 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 2 4 67
7 Dewi Risqi Bahlia P. 3 4 4 2 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 4 58
8 Diah Nur Faidah 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 55
9 Diani Oktaviana R. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 54
10 Eka Efiana 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 60
11 Emmy Chusnul C. 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 4 66
12 Farekha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 71
13 Fiki Fuadiyah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 71
14 Galuh Widiastutik 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 2 4 58
15 Hidayatu R. A. 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 49
16 Kanti Kinasih 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 5 4 62
17 Karunia Novita S. 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 56
18 Lia Agustina 4 4 4 4 5 3 3 3 5 4 4 3 4 3 3 3 4 55
19 Lina Ayuk D. 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 65
20 Niluh Anggita R. 4 4 4 4 5 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 2 3 53
21 Nur Aliyah 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 57
22 Nur Baitik K. 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 2 4 67
23 Nur Siti Sundari 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 61
24 Nurul Arifiyah 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 2 3 3 2 4 59
25 Ratna Agustiawati 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 52
26 Rumi Alistari 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 2 5 67
27 Sherin Army D. P. 5 5 2 2 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 58
28 Sinta Rizki Utari 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 1 5 66
29 Siti Zuhriyah 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 54
30 Sri Suparsih 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 62
31 Tarwiyah 3 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 2 4 4 4 2 3 56
32 Tri Kholisah 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 2 3 3 4 4 3 4 59
33 Ulva Dwiyanti 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 58
34 Vinny Tasya C. A. 5 5 2 2 5 5 5 5 5 5 4 3 2 4 4 2 4 57
35 Wigiati 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 1 4 57
36 Yessy Navilma Putri 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 4 59
No. Nama RespondenSkor Butir
LAMPIRAN 3
TABULASI UJI COBA PENELITIAN
kesiapan kerja
172
Locus Of Control (LOC) Internal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑
1 Aini Yatul Hasanah 3 3 2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 1 2 5 40
2 Anna Dila Distyanti 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 5 5 3 4 4 45
3 Atika Sari 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4 5 4 3 2 4 48
4 Cunduk Trisnawati 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 52
5 Denninta Pujiati 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 1 2 4 44
6 Dewi Kartika 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 56
7 Dewi Risqi Bahlia P. 4 3 4 3 3 4 3 5 4 4 5 5 3 1 3 47
8 Diah Nur Faidah 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 5 5 2 2 4 46
9 Diani Oktaviana R. 4 5 5 4 3 5 3 4 4 4 5 4 3 3 3 50
10 Eka Efiana 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 46
11 Emmy Chusnul C. 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 56
12 Farekha 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 57
13 Fiki Fuadiyah 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 57
14 Galuh Widiastutik 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 2 4 48
15 Hidayatu R. A. 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 2 4 40
16 Kanti Kinasih 3 2 4 5 3 4 2 4 4 5 5 4 4 2 3 49
17 Karunia Novita S. 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 2 2 4 47
18 Lia Agustina 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 43
19 Lina Ayuk D. 4 2 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 46
20 Niluh Anggita R. 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 2 3 3 48
21 Nur Aliyah 4 5 5 4 3 5 3 4 4 5 5 5 2 3 4 52
22 Nur Baitik K. 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 56
23 Nur Siti Sundari 5 2 4 2 5 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 46
24 Nurul Arifiyah 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 1 5 55
25 Ratna Agustiawati 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 2 3 3 47
26 Rumi Alistari 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 3 3 3 54
27 Sherin Army D. P. 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 3 5 55
28 Sinta Rizki Utari 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 59
29 Siti Zuhriyah 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 43
30 Sri Suparsih 4 5 5 3 3 4 4 5 3 5 4 5 4 1 3 49
31 Tarwiyah 4 3 3 4 2 4 3 5 4 4 4 5 2 3 2 45
32 Tri Kholisah 4 4 5 4 3 5 4 3 4 5 5 5 3 4 1 51
33 Ulva Dwiyanti 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 1 4 53
34 Vinny Tasya C. A. 4 3 1 4 3 3 4 4 3 4 5 4 5 1 5 46
35 Wigiati 4 4 5 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 46
36 Yessy Navilma Putri 4 5 4 5 4 4 3 4 2 5 5 4 2 4 4 50
No. Nama RespondenSkor Total
173
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ∑
1 Aini Yatul Hasanah 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 1 107
2 Anna Dila Distyanti 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 5 3 89
3 Atika Sari 4 2 3 5 2 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 2 2 4 4 5 5 4 90
4 Cunduk Trisnawati 3 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 88
5 Denninta Pujiati 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 4 3 5 4 4 5 2 92
6 Dewi Kartika 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 1 5 5 5 5 3 98
7 Dewi Risqi Bahlia P. 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 89
8 Diah Nur Faidah 5 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 2 5 5 5 4 3 101
9 Diani Oktaviana R. 4 3 3 4 3 4 3 4 5 3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 2 81
10 Eka Efiana 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 3 5 4 2 88
11 Emmy Chusnul C. 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 2 4 5 5 5 1 99
12 Farekha 5 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 3 102
13 Fiki Fuadiyah 5 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 106
14 Galuh Widiastutik 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 2 94
15 Hidayatu R. A. 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 2 93
16 Kanti Kinasih 4 2 2 5 1 4 4 5 4 5 5 4 5 4 2 4 4 4 5 4 5 4 4 90
17 Karunia Novita S. 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 85
18 Lia Agustina 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 5 2 84
19 Lina Ayuk D. 4 3 2 5 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 98
20 Niluh Anggita R. 4 2 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 2 97
21 Nur Aliyah 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 2 5 4 5 5 3 101
22 Nur Baitik K. 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 1 5 5 5 5 3 99
23 Nur Siti Sundari 4 4 4 5 5 5 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 1 4 3 4 5 4 95
24 Nurul Arifiyah 4 4 3 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 4 1 4 5 3 4 3 4 4 4 92
25 Ratna Agustiawati 4 2 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 2 99
26 Rumi Alistari 5 4 5 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 2 5 5 5 5 3 101
27 Sherin Army D. P. 5 2 2 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 3 99
28 Sinta Rizki Utari 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 109
29 Siti Zuhriyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 88
30 Sri Suparsih 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 1 4 4 1 5 5 5 5 4 98
31 Tarwiyah 4 3 3 5 3 4 4 5 5 4 5 3 5 5 2 3 4 2 4 3 4 5 1 86
32 Tri Kholisah 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 1 5 4 3 5 2 98
33 Ulva Dwiyanti 5 4 3 5 4 5 4 5 3 5 4 5 4 2 4 5 4 2 5 4 4 5 2 93
34 Vinny Tasya Clara A. 4 4 5 5 4 1 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 3 2 5 5 5 1 4 94
35 Wigiati 4 4 2 4 2 5 4 4 5 5 4 4 4 5 2 4 2 1 4 4 5 5 4 87
36 Yessy Navilma Putri 4 4 4 5 4 4 4 4 1 4 5 4 4 5 5 4 4 2 5 4 5 5 4 94
No. Nama RespondenSkor Butir
Pengalaman On the Job Training (OJT)
174
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ∑
1 Aini Yatul Hasanah 4 5 5 3 5 5 5 3 5 1 3 3 2 3 2 2 2 49
2 Anna Dila Distyanti 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 4 2 45
3 Atika Sari 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 2 49
4 Cunduk Trisnawati 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 52
5 Denninta Pujiati 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 47
6 Dewi Kartika 4 5 4 3 5 5 5 5 4 1 5 4 3 4 3 4 4 59
7 Dewi Risqi Bahlia P. 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 48
8 Diah Nur Faidah 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 58
9 Diani Oktaviana R. 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 50
10 Eka Efiana 3 4 3 4 3 5 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 51
11 Emmy Chusnul C. 4 5 4 2 5 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 60
12 Farekha 5 5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 4 3 3 5 5 5 64
13 Fiki Fuadiyah 5 3 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 3 3 5 5 5 67
14 Galuh Widiastutik 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 4 4 48
15 Hidayatu R. A. 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 45
16 Kanti Kinasih 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 2 3 4 4 3 58
17 Karunia Novita S. 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 54
18 Lia Agustina 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 47
19 Lina Ayuk D. 4 4 5 2 5 5 1 5 4 3 3 4 2 5 5 4 3 56
20 Niluh Anggita R. 3 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 2 2 4 4 46
21 Nur Aliyah 3 2 4 4 4 4 3 5 4 2 3 3 2 3 4 3 2 50
22 Nur Baitik K. 4 5 4 3 5 5 5 5 4 1 5 4 3 4 3 4 4 59
23 Nur Siti Sundari 2 3 2 2 4 4 2 4 4 5 5 5 2 2 2 4 2 49
24 Nurul Arifiyah 4 5 2 5 5 4 4 3 5 2 3 3 3 3 5 5 4 56
25 Ratna Agustiawati 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 52
26 Rumi Alistari 5 4 5 3 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 4 4 4 62
27 Sherin Army D. P. 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 5 54
28 Sinta Rizki Utari 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 5 5 70
29 Siti Zuhriyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
30 Sri Suparsih 5 4 3 4 5 5 4 4 5 1 4 3 4 2 3 3 4 54
31 Tarwiyah 3 4 3 3 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 50
32 Tri Kholisah 3 5 4 3 4 5 5 5 4 2 3 3 2 3 2 4 3 52
33 Ulva Dwiyanti 3 4 3 2 5 5 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 52
34 Vinny Tasya C. A. 3 3 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 67
35 Wigiati 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 3 2 3 2 2 2 2 42
36 Yessy Navilma Putri 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 53
No. Nama RespondenSkor Butir
Kematangan karier akuntansi
175
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, TOTAL
Pearson Correlation 1 ,620** ,235 -,068 ,229 ,433
** ,208 ,235 ,409* ,229 ,254 1,000
**,433
** ,173 ,229 ,019 ,667**
,571**
Sig. (2-tailed) ,000 ,168 ,693 ,179 ,008 ,223 ,168 ,013 ,179 ,134 0,000 ,008 ,314 ,179 ,912 ,000 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,620** 1 ,291 ,111 ,435
**,463
**,484
** ,291 ,309 ,435** ,226 ,620
**,463
** ,295 ,435** ,042 ,404
*,649
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,085 ,520 ,008 ,004 ,003 ,085 ,067 ,008 ,186 ,000 ,004 ,081 ,008 ,809 ,015 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,235 ,291 1 ,159 ,629**
,550**
,765**
1,000** ,115 ,629
**,478
** ,235 ,550**
,786**
,629** -,261 ,469
**,812
**
Sig. (2-tailed) ,168 ,085 ,355 ,000 ,001 ,000 0,000 ,505 ,000 ,003 ,168 ,001 ,000 ,000 ,124 ,004 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation -,068 ,111 ,159 1 ,218 -,088 ,141 ,159 ,069 ,218 ,077 -,068 -,088 ,112 ,218 -,262 ,078 ,206
Sig. (2-tailed) ,693 ,520 ,355 ,203 ,611 ,413 ,355 ,689 ,203 ,654 ,693 ,611 ,514 ,203 ,122 ,651 ,227
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,229 ,435**
,629** ,218 1 ,585
**,779
**,629
**,329
*1,000
** ,210 ,229 ,585**
,704**
1,000** -,262 ,284 ,833
**
Sig. (2-tailed) ,179 ,008 ,000 ,203 ,000 ,000 ,000 ,050 0,000 ,220 ,179 ,000 ,000 0,000 ,123 ,093 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,433**
,463**
,550** -,088 ,585
** 1 ,532**
,550** ,303 ,585
** ,135 ,433**
1,000**
,535**
,585** -,326 ,519
**,732
**
Sig. (2-tailed) ,008 ,004 ,001 ,611 ,000 ,001 ,001 ,072 ,000 ,433 ,008 0,000 ,001 ,000 ,052 ,001 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,208 ,484**
,765** ,141 ,779
**,532
** 1 ,765** ,313 ,779
** ,318 ,208 ,532**
,735**
,779**
-,350* ,309 ,805
**
Sig. (2-tailed) ,223 ,003 ,000 ,413 ,000 ,001 ,000 ,063 ,000 ,058 ,223 ,001 ,000 ,000 ,036 ,066 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,235 ,291 1,000** ,159 ,629
**,550
**,765
** 1 ,115 ,629**
,478** ,235 ,550
**,786
**,629
** -,261 ,469**
,812**
Sig. (2-tailed) ,168 ,085 0,000 ,355 ,000 ,001 ,000 ,505 ,000 ,003 ,168 ,001 ,000 ,000 ,124 ,004 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,409* ,309 ,115 ,069 ,329
* ,303 ,313 ,115 1 ,329* ,029 ,409
* ,303 ,234 ,329* -,227 ,434
**,416
*
Sig. (2-tailed) ,013 ,067 ,505 ,689 ,050 ,072 ,063 ,505 ,050 ,868 ,013 ,072 ,170 ,050 ,183 ,008 ,012
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,229 ,435**
,629** ,218 1,000
**,585
**,779
**,629
**,329
* 1 ,210 ,229 ,585**
,704**
1,000** -,262 ,284 ,833
**
Sig. (2-tailed) ,179 ,008 ,000 ,203 0,000 ,000 ,000 ,000 ,050 ,220 ,179 ,000 ,000 0,000 ,123 ,093 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,254 ,226 ,478** ,077 ,210 ,135 ,318 ,478
** ,029 ,210 1 ,254 ,135 ,358* ,210 -,288 ,395
*,414
*
Sig. (2-tailed) ,134 ,186 ,003 ,654 ,220 ,433 ,058 ,003 ,868 ,220 ,134 ,433 ,032 ,220 ,088 ,017 ,012
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation 1,000**
,620** ,235 -,068 ,229 ,433
** ,208 ,235 ,409* ,229 ,254 1 ,433
** ,173 ,229 ,019 ,667**
,571**
Sig. (2-tailed) 0,000 ,000 ,168 ,693 ,179 ,008 ,223 ,168 ,013 ,179 ,134 ,008 ,314 ,179 ,912 ,000 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,433**
,463**
,550** -,088 ,585
**1,000
**,532
**,550
** ,303 ,585** ,135 ,433
** 1 ,535**
,585** -,326 ,519
**,732
**
Sig. (2-tailed) ,008 ,004 ,001 ,611 ,000 0,000 ,001 ,001 ,072 ,000 ,433 ,008 ,001 ,000 ,052 ,001 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,173 ,295 ,786** ,112 ,704
**,535
**,735
**,786
** ,234 ,704**
,358* ,173 ,535
** 1 ,704**
-,331*
,386*
,770**
Sig. (2-tailed) ,314 ,081 ,000 ,514 ,000 ,001 ,000 ,000 ,170 ,000 ,032 ,314 ,001 ,000 ,049 ,020 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,229 ,435**
,629** ,218 1,000
**,585
**,779
**,629
**,329
*1,000
** ,210 ,229 ,585**
,704** 1 -,262 ,284 ,833
**
Sig. (2-tailed) ,179 ,008 ,000 ,203 0,000 ,000 ,000 ,000 ,050 0,000 ,220 ,179 ,000 ,000 ,123 ,093 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,019 ,042 -,261 -,262 -,262 -,326 -,350* -,261 -,227 -,262 -,288 ,019 -,326 -,331
* -,262 1 -,183 -,206
Sig. (2-tailed) ,912 ,809 ,124 ,122 ,123 ,052 ,036 ,124 ,183 ,123 ,088 ,912 ,052 ,049 ,123 ,285 ,227
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,667**
,404*
,469** ,078 ,284 ,519
** ,309 ,469**
,434** ,284 ,395
*,667
**,519
**,386
* ,284 -,183 1 ,640**
Sig. (2-tailed) ,000 ,015 ,004 ,651 ,093 ,001 ,066 ,004 ,008 ,093 ,017 ,000 ,001 ,020 ,093 ,285 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,571**
,649**
,812** ,206 ,833
**,732
**,805
**,812
**,416
*,833
**,414
*,571
**,732
**,770
**,833
** -,206 ,640** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,227 ,000 ,000 ,000 ,000 ,012 ,000 ,012 ,000 ,000 ,000 ,000 ,227 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
10,
11,
12,
13,
14,
8,
9,
16,
17,
TOT
AL
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
1,
2,
3,
15,
4,
5,
6,
7,
LAMPIRAN 4
HASIL UJI VALIDITAS
1. Kesiapan Kerja
1
176
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, TOTAL
Pearson Correlation 1 ,537**
,360* -,018 ,489
** ,228 ,338* ,217 ,475
** ,317 ,101 ,326 ,299 ,272 -,005 ,644**
Sig. (2-tailed) ,001 ,031 ,919 ,002 ,180 ,044 ,204 ,003 ,060 ,557 ,052 ,076 ,108 ,977 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,537** 1 ,495
** -,034 ,352* ,112 ,176 ,179 ,288 ,229 ,260 ,139 ,101 ,154 -,014 ,547
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,002 ,843 ,035 ,517 ,305 ,296 ,089 ,179 ,126 ,419 ,558 ,371 ,935 ,001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,360*
,495** 1 -,136 ,276 ,244 ,154 ,296 ,533
**,540
**,480
** ,153 ,108 -,030 -,087 ,621**
Sig. (2-tailed) ,031 ,002 ,428 ,103 ,152 ,371 ,080 ,001 ,001 ,003 ,371 ,529 ,860 ,612 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation -,018 -,034 -,136 1 ,370* ,137 ,256 ,203 -,058 ,183 ,104 -,020 ,042 ,143 -,034 ,255
Sig. (2-tailed) ,919 ,843 ,428 ,026 ,427 ,132 ,236 ,737 ,284 ,544 ,908 ,806 ,406 ,843 ,133
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,489**
,352* ,276 ,370
* 1 ,295 ,348*
,358* ,107 ,261 ,258 ,216 ,164 ,128 ,405
*,644
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,035 ,103 ,026 ,081 ,038 ,032 ,533 ,124 ,129 ,205 ,340 ,455 ,014 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,228 ,112 ,244 ,137 ,295 1 ,380* ,244 ,214 ,376
* ,033 ,269 -,053 ,087 -,075 ,444**
Sig. (2-tailed) ,180 ,517 ,152 ,427 ,081 ,022 ,152 ,210 ,024 ,847 ,113 ,758 ,616 ,663 ,007
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,338* ,176 ,154 ,256 ,348
*,380
* 1 ,250 ,170 ,239 ,228 ,324 ,495** ,125 ,073 ,578
**
Sig. (2-tailed) ,044 ,305 ,371 ,132 ,038 ,022 ,141 ,321 ,161 ,182 ,054 ,002 ,467 ,673 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,217 ,179 ,296 ,203 ,358* ,244 ,250 1 ,277 ,398
* ,237 ,237 ,149 ,270 ,080 ,570**
Sig. (2-tailed) ,204 ,296 ,080 ,236 ,032 ,152 ,141 ,101 ,016 ,164 ,164 ,387 ,111 ,644 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,475** ,288 ,533
** -,058 ,107 ,214 ,170 ,277 1 ,651** ,309 ,401
* ,074 ,041 -,149 ,578**
Sig. (2-tailed) ,003 ,089 ,001 ,737 ,533 ,210 ,321 ,101 ,000 ,067 ,015 ,668 ,810 ,386 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,317 ,229 ,540** ,183 ,261 ,376
* ,239 ,398*
,651** 1 ,243 ,360
* ,135 ,151 -,012 ,676**
Sig. (2-tailed) ,060 ,179 ,001 ,284 ,124 ,024 ,161 ,016 ,000 ,153 ,031 ,433 ,379 ,944 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,101 ,260 ,480** ,104 ,258 ,033 ,228 ,237 ,309 ,243 1 ,129 ,385
* ,207 ,189 ,549**
Sig. (2-tailed) ,557 ,126 ,003 ,544 ,129 ,847 ,182 ,164 ,067 ,153 ,453 ,021 ,226 ,271 ,001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,326 ,139 ,153 -,020 ,216 ,269 ,324 ,237 ,401*
,360* ,129 1 ,227 ,254 -,135 ,468
**
Sig. (2-tailed) ,052 ,419 ,371 ,908 ,205 ,113 ,054 ,164 ,015 ,031 ,453 ,183 ,135 ,432 ,004
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,299 ,101 ,108 ,042 ,164 -,053 ,495** ,149 ,074 ,135 ,385
* ,227 1 ,438** ,065 ,483
**
Sig. (2-tailed) ,076 ,558 ,529 ,806 ,340 ,758 ,002 ,387 ,668 ,433 ,021 ,183 ,008 ,708 ,003
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,272 ,154 -,030 ,143 ,128 ,087 ,125 ,270 ,041 ,151 ,207 ,254 ,438** 1 -,172 ,396
*
Sig. (2-tailed) ,108 ,371 ,860 ,406 ,455 ,616 ,467 ,111 ,810 ,379 ,226 ,135 ,008 ,316 ,017
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation -,005 -,014 -,087 -,034 ,405* -,075 ,073 ,080 -,149 -,012 ,189 -,135 ,065 -,172 1 ,149
Sig. (2-tailed) ,977 ,935 ,612 ,843 ,014 ,663 ,673 ,644 ,386 ,944 ,271 ,432 ,708 ,316 ,385
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,644**
,547**
,621** ,255 ,644
**,444
**,578
**,570
**,578
**,676
**,549
**,468
**,483
**,396
* ,149 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,133 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,004 ,003 ,017 ,385
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Correlations
1,
2,
3,
4,
5,
6,
7,
8,
9,
TOTAL
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
10,
11,
12,
13,
14,
15,
2. Locus Of Control (LOC) Internal
177
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
TOTA
L
Pearson Correlation 1 ,251 ,313 ,496**
,292 ,337*
,422*
,478**
,083 ,319 ,484**
,612**
,288 ,083 ,478**
,583**
-,003 ,496**
,499**
,632**
,360*
,190 -,146 ,705**
Sig. (2-tailed) ,140 ,063 ,002 ,084 ,045 ,010 ,003 ,629 ,058 ,003 ,000 ,088 ,629 ,003 ,000 ,985 ,002 ,002 ,000 ,031 ,267 ,395 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,251 1 ,529**
-,089 ,102 -,009 -,047 ,042 -,031 -,030 ,117 ,035 -,051 -,031 ,042 ,181 -,116 -,089 -,076 ,054 0,000 ,039 -,133 ,206
Sig. (2-tailed) ,140 ,001 ,608 ,552 ,960 ,786 ,807 ,856 ,860 ,496 ,837 ,769 ,856 ,807 ,290 ,502 ,608 ,661 ,756 1,000 ,821 ,441 ,229
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,313 ,529**
1 ,313 ,406*
,038 ,138 ,131 ,162 -,279 ,381*
,195 ,212 ,162 ,131 ,181 ,002 ,313 ,208 ,279 ,066 ,070 -,215 ,476**
Sig. (2-tailed) ,063 ,001 ,063 ,014 ,825 ,423 ,446 ,344 ,100 ,022 ,253 ,215 ,344 ,446 ,291 ,989 ,063 ,223 ,100 ,702 ,685 ,209 ,003
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,496**
-,089 ,313 1 ,303 ,046 ,298 ,507**
,304 ,225 ,577**
,375*
,524**
,304 ,507**
,192 ,372*1,000
**,616
**,348
*,317 ,119 ,107 ,699
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,608 ,063 ,072 ,791 ,078 ,002 ,071 ,188 ,000 ,024 ,001 ,071 ,002 ,262 ,026 0,000 ,000 ,037 ,059 ,491 ,534 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,292 ,102 ,406*
,303 1 ,261 ,218 ,089 ,124 ,047 ,066 ,000 ,235 ,124 ,089 ,362*
,284 ,303 ,176 ,214 -,047 ,113 -,208 ,460**
Sig. (2-tailed) ,084 ,552 ,014 ,072 ,124 ,201 ,605 ,473 ,785 ,700 1,000 ,167 ,473 ,605 ,030 ,094 ,072 ,305 ,211 ,788 ,510 ,223 ,005
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,337*
-,009 ,038 ,046 ,261 1 ,092 -,008 ,009 ,000 -,039 ,017 -,040 ,009 -,008 ,254 ,132 ,046 -,126 ,060 0,000 ,651**
,096 ,302
Sig. (2-tailed) ,045 ,960 ,825 ,791 ,124 ,593 ,965 ,956 1,000 ,820 ,920 ,818 ,956 ,965 ,135 ,443 ,791 ,464 ,728 1,000 ,000 ,579 ,073
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,422*
-,047 ,138 ,298 ,218 ,092 1 ,245 ,257 ,575**
,305 ,630**
,431**
,257 ,245 ,430**
,224 ,298 ,483**
,653**
,355*
-,260 ,083 ,616**
Sig. (2-tailed) ,010 ,786 ,423 ,078 ,201 ,593 ,149 ,130 ,000 ,071 ,000 ,009 ,130 ,149 ,009 ,189 ,078 ,003 ,000 ,033 ,126 ,630 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,478**
,042 ,131 ,507**
,089 -,008 ,245 1 ,238 ,450**
,640**
,402*
,379*
,2381,000**
,203 ,163 ,507**
,231 ,407*
,157 -,004 ,007 ,575**
Sig. (2-tailed) ,003 ,807 ,446 ,002 ,605 ,965 ,149 ,162 ,006 ,000 ,015 ,023 ,162 0,000 ,234 ,342 ,002 ,176 ,014 ,361 ,980 ,969 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,083 -,031 ,162 ,304 ,124 ,009 ,257 ,238 1 ,183 ,337*
,136 ,405*1,000
**,238 ,043 ,220 ,304 ,120 ,332
*,296 ,126 ,107 ,535
**
Sig. (2-tailed) ,629 ,856 ,344 ,071 ,473 ,956 ,130 ,162 ,285 ,044 ,428 ,014 0,000 ,162 ,805 ,197 ,071 ,485 ,048 ,079 ,465 ,535 ,001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,319 -,030 -,279 ,225 ,047 ,000 ,575**
,450**
,183 1 ,217 ,408*
,442**
,183 ,450**
,377*
,218 ,225 ,365*
,440**
,414*
-,303 ,054 ,444**
Sig. (2-tailed) ,058 ,860 ,100 ,188 ,785 1,000 ,000 ,006 ,285 ,204 ,014 ,007 ,285 ,006 ,023 ,202 ,188 ,029 ,007 ,012 ,073 ,756 ,007
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,484**
,117 ,381*
,577**
,066 -,039 ,305 ,640**
,337*
,217 1 ,437**
,401*
,337*
,640**
,252 ,064 ,577**
,319 ,512**
,351*
-,022 ,035 ,645**
Sig. (2-tailed) ,003 ,496 ,022 ,000 ,700 ,820 ,071 ,000 ,044 ,204 ,008 ,015 ,044 ,000 ,138 ,710 ,000 ,058 ,001 ,036 ,898 ,838 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,612**
,035 ,195 ,375*
,000 ,017 ,630**
,402*
,136 ,408*
,437**
1 ,326 ,136 ,402*
,348*
,017 ,375*
,609**
,617**
,322 -,079 ,031 ,582**
Sig. (2-tailed) ,000 ,837 ,253 ,024 1,000 ,920 ,000 ,015 ,428 ,014 ,008 ,052 ,428 ,015 ,038 ,922 ,024 ,000 ,000 ,055 ,649 ,856 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,288 -,051 ,212 ,524**
,235 -,040 ,431**
,379*
,405*
,442**
,401*
,326 1 ,405*
,379*
,298 ,469**
,524**
,539**
,511**
,230 -,056 -,125 ,629**
Sig. (2-tailed) ,088 ,769 ,215 ,001 ,167 ,818 ,009 ,023 ,014 ,007 ,015 ,052 ,014 ,023 ,078 ,004 ,001 ,001 ,001 ,177 ,745 ,466 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,083 -,031 ,162 ,304 ,124 ,009 ,257 ,2381,000**
,183 ,337*
,136 ,405*
1 ,238 ,043 ,220 ,304 ,120 ,332*
,296 ,126 ,107 ,535**
Sig. (2-tailed) ,629 ,856 ,344 ,071 ,473 ,956 ,130 ,162 0,000 ,285 ,044 ,428 ,014 ,162 ,805 ,197 ,071 ,485 ,048 ,079 ,465 ,535 ,001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,478**
,042 ,131 ,507**
,089 -,008 ,2451,000**
,238 ,450**
,640**
,402*
,379*
,238 1 ,203 ,163 ,507**
,231 ,407*
,157 -,004 ,007 ,575**
Sig. (2-tailed) ,003 ,807 ,446 ,002 ,605 ,965 ,149 0,000 ,162 ,006 ,000 ,015 ,023 ,162 ,234 ,342 ,002 ,176 ,014 ,361 ,980 ,969 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,583**
,181 ,181 ,192 ,362*
,254 ,430**
,203 ,043 ,377*
,252 ,348*
,298 ,043 ,203 1 ,186 ,192 ,223 ,436**
,275 ,029 -,229 ,523**
Sig. (2-tailed) ,000 ,290 ,291 ,262 ,030 ,135 ,009 ,234 ,805 ,023 ,138 ,038 ,078 ,805 ,234 ,278 ,262 ,192 ,008 ,105 ,868 ,178 ,001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation -,003 -,116 ,002 ,372*
,284 ,132 ,224 ,163 ,220 ,218 ,064 ,017 ,469**
,220 ,163 ,186 1 ,372*
,278 -,062 -,143 ,221 -,052 ,375*
Sig. (2-tailed) ,985 ,502 ,989 ,026 ,094 ,443 ,189 ,342 ,197 ,202 ,710 ,922 ,004 ,197 ,342 ,278 ,026 ,100 ,718 ,404 ,194 ,763 ,024
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,496**
-,089 ,3131,000**
,303 ,046 ,298 ,507**
,304 ,225 ,577**
,375*
,524**
,304 ,507**
,192 ,372*
1 ,616**
,348*
,317 ,119 ,107 ,699**
Sig. (2-tailed) ,002 ,608 ,063 0,000 ,072 ,791 ,078 ,002 ,071 ,188 ,000 ,024 ,001 ,071 ,002 ,262 ,026 ,000 ,037 ,059 ,491 ,534 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,499**
-,076 ,208 ,616**
,176 -,126 ,483**
,231 ,120 ,365*
,319 ,609**
,539**
,120 ,231 ,223 ,278 ,616**
1 ,566**
,412*
-,034 ,054 ,583**
Sig. (2-tailed) ,002 ,661 ,223 ,000 ,305 ,464 ,003 ,176 ,485 ,029 ,058 ,000 ,001 ,485 ,176 ,192 ,100 ,000 ,000 ,012 ,846 ,756 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,632**
,054 ,279 ,348*
,214 ,060 ,653**
,407*
,332*
,440**
,512**
,617**
,511**
,332*
,407*
,436**
-,062 ,348*
,566**
1 ,592**
-,093 -,136 ,694**
Sig. (2-tailed) ,000 ,756 ,100 ,037 ,211 ,728 ,000 ,014 ,048 ,007 ,001 ,000 ,001 ,048 ,014 ,008 ,718 ,037 ,000 ,000 ,588 ,430 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,360*
0,000 ,066 ,317 -,047 0,000 ,355*
,157 ,296 ,414*
,351*
,322 ,230 ,296 ,157 ,275 -,143 ,317 ,412*
,592**
1 -,133 ,266 ,464**
Sig. (2-tailed) ,031 1,000 ,702 ,059 ,788 1,000 ,033 ,361 ,079 ,012 ,036 ,055 ,177 ,079 ,361 ,105 ,404 ,059 ,012 ,000 ,439 ,117 ,004
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,190 ,039 ,070 ,119 ,113 ,651**
-,260 -,004 ,126 -,303 -,022 -,079 -,056 ,126 -,004 ,029 ,221 ,119 -,034 -,093 -,133 1 ,035 ,210
Sig. (2-tailed) ,267 ,821 ,685 ,491 ,510 ,000 ,126 ,980 ,465 ,073 ,898 ,649 ,745 ,465 ,980 ,868 ,194 ,491 ,846 ,588 ,439 ,841 ,219
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation -,146 -,133 -,215 ,107 -,208 ,096 ,083 ,007 ,107 ,054 ,035 ,031 -,125 ,107 ,007 -,229 -,052 ,107 ,054 -,136 ,266 ,035 1 ,078
Sig. (2-tailed) ,395 ,441 ,209 ,534 ,223 ,579 ,630 ,969 ,535 ,756 ,838 ,856 ,466 ,535 ,969 ,178 ,763 ,534 ,756 ,430 ,117 ,841 ,649
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,705**
,206 ,476**
,699**
,460**
,302 ,616**
,575**
,535**
,444**
,645**
,582**
,629**
,535**
,575**
,523**
,375*
,699**
,583**
,694**
,464**
,210 ,078 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,229 ,003 ,000 ,005 ,073 ,000 ,000 ,001 ,007 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,024 ,000 ,000 ,000 ,004 ,219 ,649
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Correlations
1,
2,
3,
4,
5,
6,
7,
8,
9,
21,
10,
11,
12,
13,
14,
15,
22,
23,
∑
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
16,
17,
18,
19,
20,
3. Pengalaman On the Job Training (OJT)
178
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, TOTAL
Pearson Correlation 1 ,366*
,668**
,649**
,400* ,298 ,399
* ,118 ,285 ,668**
,399* ,285 ,366
* ,309 ,323 ,330*
,649**
,705**
Sig. (2-tailed) ,028 ,000 ,000 ,016 ,077 ,016 ,495 ,092 ,000 ,016 ,092 ,028 ,067 ,055 ,049 ,000 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,366* 1 ,145 ,534
** ,167 ,051 ,442** ,160 ,260 ,145 ,442
** ,260 1,000**
,331*
,358* ,197 ,534
**,586
**
Sig. (2-tailed) ,028 ,398 ,001 ,331 ,768 ,007 ,351 ,126 ,398 ,007 ,126 0,000 ,049 ,032 ,249 ,001 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,668** ,145 1 ,376
*,377
*,417
*,396
*,391
*,340
*1,000
**,396
*,340
* ,145 ,521**
,349* ,261 ,376
*,705
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,398 ,024 ,023 ,011 ,017 ,018 ,042 0,000 ,017 ,042 ,398 ,001 ,037 ,124 ,024 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,649**
,534**
,376* 1 ,118 ,124 ,414
* ,114 ,301 ,376*
,414* ,301 ,534
** ,224 ,146 ,346*
1,000**
,655**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,024 ,495 ,473 ,012 ,508 ,074 ,024 ,012 ,074 ,001 ,190 ,395 ,039 0,000 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,400* ,167 ,377
* ,118 1 ,611**
,395* ,279 ,278 ,377
*,395
* ,278 ,167 ,326 ,407*
,403* ,118 ,540
**
Sig. (2-tailed) ,016 ,331 ,023 ,495 ,000 ,017 ,099 ,101 ,023 ,017 ,101 ,331 ,052 ,014 ,015 ,495 ,001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,298 ,051 ,417* ,124 ,611
** 1 ,263 ,500** ,272 ,417
* ,263 ,272 ,051 ,339* ,269 ,344
* ,124 ,491**
Sig. (2-tailed) ,077 ,768 ,011 ,473 ,000 ,121 ,002 ,109 ,011 ,121 ,109 ,768 ,043 ,112 ,040 ,473 ,002
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,399*
,442**
,396*
,414*
,395* ,263 1 ,359
*,617
**,396
*1,000
**,617
**,442
**,343
* ,320 ,436**
,414*
,750**
Sig. (2-tailed) ,016 ,007 ,017 ,012 ,017 ,121 ,032 ,000 ,017 0,000 ,000 ,007 ,041 ,057 ,008 ,012 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,118 ,160 ,391* ,114 ,279 ,500
**,359
* 1 ,335*
,391*
,359*
,335* ,160 ,411
* ,179 ,212 ,114 ,481**
Sig. (2-tailed) ,495 ,351 ,018 ,508 ,099 ,002 ,032 ,046 ,018 ,032 ,046 ,351 ,013 ,297 ,215 ,508 ,003
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,285 ,260 ,340* ,301 ,278 ,272 ,617
**,335
* 1 ,340*
,617**
1,000** ,260 ,575
** ,314 ,442** ,301 ,684
**
Sig. (2-tailed) ,092 ,126 ,042 ,074 ,101 ,109 ,000 ,046 ,042 ,000 0,000 ,126 ,000 ,063 ,007 ,074 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,668** ,145 1,000
**,376
*,377
*,417
*,396
*,391
*,340
* 1 ,396*
,340* ,145 ,521
**,349
* ,261 ,376*
,705**
Sig. (2-tailed) ,000 ,398 0,000 ,024 ,023 ,011 ,017 ,018 ,042 ,017 ,042 ,398 ,001 ,037 ,124 ,024 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,399*
,442**
,396*
,414*
,395* ,263 1,000
**,359
*,617
**,396
* 1 ,617**
,442**
,343* ,320 ,436
**,414
*,750
**
Sig. (2-tailed) ,016 ,007 ,017 ,012 ,017 ,121 0,000 ,032 ,000 ,017 ,000 ,007 ,041 ,057 ,008 ,012 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,285 ,260 ,340* ,301 ,278 ,272 ,617
**,335
*1,000
**,340
*,617
** 1 ,260 ,575** ,314 ,442
** ,301 ,684**
Sig. (2-tailed) ,092 ,126 ,042 ,074 ,101 ,109 ,000 ,046 0,000 ,042 ,000 ,126 ,000 ,063 ,007 ,074 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,366*
1,000** ,145 ,534
** ,167 ,051 ,442** ,160 ,260 ,145 ,442
** ,260 1 ,331*
,358* ,197 ,534
**,586
**
Sig. (2-tailed) ,028 0,000 ,398 ,001 ,331 ,768 ,007 ,351 ,126 ,398 ,007 ,126 ,049 ,032 ,249 ,001 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,309 ,331*
,521** ,224 ,326 ,339
*,343
*,411
*,575
**,521
**,343
*,575
**,331
* 1 ,603**
,387* ,224 ,680
**
Sig. (2-tailed) ,067 ,049 ,001 ,190 ,052 ,043 ,041 ,013 ,000 ,001 ,041 ,000 ,049 ,000 ,020 ,190 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,323 ,358*
,349* ,146 ,407
* ,269 ,320 ,179 ,314 ,349* ,320 ,314 ,358
*,603
** 1 ,612** ,146 ,595
**
Sig. (2-tailed) ,055 ,032 ,037 ,395 ,014 ,112 ,057 ,297 ,063 ,037 ,057 ,063 ,032 ,000 ,000 ,395 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,330* ,197 ,261 ,346
*,403
*,344
*,436
** ,212 ,442** ,261 ,436
**,442
** ,197 ,387*
,612** 1 ,346
*,611
**
Sig. (2-tailed) ,049 ,249 ,124 ,039 ,015 ,040 ,008 ,215 ,007 ,124 ,008 ,007 ,249 ,020 ,000 ,039 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,649**
,534**
,376*
1,000** ,118 ,124 ,414
* ,114 ,301 ,376*
,414* ,301 ,534
** ,224 ,146 ,346* 1 ,655
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,024 0,000 ,495 ,473 ,012 ,508 ,074 ,024 ,012 ,074 ,001 ,190 ,395 ,039 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation ,705**
,586**
,705**
,655**
,540**
,491**
,750**
,481**
,684**
,705**
,750**
,684**
,586**
,680**
,595**
,611**
,655** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,002 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Correlations
1,
2,
3,
15,
4,
5,
6,
7,
8,
9,
16,
17,
TOT
AL
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10,
11,
12,
13,
14,
4. Kematangan karier akuntansi
179
N %
Valid 36 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 36 100,0
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
,749 ,913 18
Reliability Statistics
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
N %
Valid 36 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 36 100,0
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,726 ,837 16
Reliability Statistics
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
LAMPIRAN 5
HASIL UJI RELIABILITAS
1. Kesiapan Kerja
2. Locus Of Control (LOC) Internal
180
N %
Valid 36 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 36 100,0
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,728 ,889 24
Reliability Statistics
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
N %
Valid 36 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 36 100,0
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
,756 ,924 18
Reliability Statistics
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
3. Pengalaman On the Job Training (OJT)
4. Kematangan karier akuntansi
181
LAMPIRAN 6
INSTRUMEN PENELITIAN
Kepada
Yth. Siswa kelas XII Akuntansi
SMK Negeri 1 Batang
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul “PERAN PENGALAMAN ON
THE JOB TRAINING (OJT) DAN KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI
DALAM MEMEDIASI PENGARUH LOCUS OF CONTROL (LOC)
INTERNAL TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII
AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BATANG”, maka saya memohon kepada
Saudara untuk membantu pengumpulan data penelitian dengan mengisi angket ini.
Jawaban yang Saudara berikan dijamin kerahasiaannya. Demikian besar harapan
saya supaya saudara menjawab pertanyaan dengan sebenarnya agar tujuan
pengumpulan data penelitian ini dapat tercapai sesuai harapan. Atas kesediaan dan
kesungguhan saudara dalam menjawab angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Khotimatussa‟diyah
NIM 7101411310
182
ANGKET PENELITIAN
D. Identitas Responden
Nama :
No. Presensi :
Kelas :
E. Petunjuk Pengisian
6. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan.
7. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah dengan teliti sebelum menjawab.
8. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda (√) pada kolom yang
tersedia.
9. Periksa kembali identitas dan jawaban anda sebelum angket diserahkan.
10. Alternatif jawaban yang disediakan memiliki 5 (lima) kemungkinan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
F. Daftar Pernyataan
Instrumen untuk Locus Of Control (LOC) Internal
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Skills (Keahlian)
1. Saya yakin mempunyai keahlian di bidang
akuntansi untuk menunjang karier dalam bidang
akuntansi.
2. Keahlian akuntansi yang saya miliki tidak
menjamin diterimanya saya pada pekerjaan di
bidang akuntansi.
3. Saya pesimis untuk segera di terima bekerja di
dunia kerja.
183
4. Saya bisa menyelesaikan pembukuan akuntansi
menggunakan program MYOB dengan cepat dan
tepat.
Ability (Kemampuan)
5. Saya mampu membuat produk/output dengan
maksimal sesuai dengan keahlian akuntansi yang
saya miliki.
6. Saya mampu menentukan pilihan karier dengan
berpedoman pada prestasi saya di sekolah.
7. Saya kurang yakin dapat menyelesaikan pekerjaan
yang akan saya hadapi tepat waktu.
8. Saat saya membuat perencanaan karier, saya yakin
mampu mencapai tujuan saya dengan kemampuan
yang saya miliki.
Efforts (Usaha)
9. Saya tetap berusaha mencapai apa yang saya
inginkan, meski banyak hambatan.
10. Terdapat hubungan yang kuat antara seberapa giat
saya berusaha dengan hasil yang saya raih.
11. Bagi saya, keberuntungan tidak berperan penting
dalam kehidupan saya.
Instrumen untuk Pengalaman On the Job Training (OJT)
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki
1. Saya dapat mengasah kemampuan dibidang
Akuntansi yang saya miliki.
2. Teori pelajaran di bidang akuntansi
yang di dapatkan di sekolah dapat di
aplikasikan di tempat On the Job Training
(OJT).
3. Program On the Job Training (OJT) dapat
menambah ilmu pengetahuan yang tidak
didapatkan di bangku sekolah.
4. Saya tidak dapat mengoperasikan alat-alat
kantor yang berhubungan dengan pembukuan
akuntansi pada saat melaksanakan On the Job
Training (OJT).
Kemampuan dan Keseriusan On the Job Training (OJT)
5. Saya dapat mengontrol kualitas hasil kerja
yang saya kerjakan.
6. Saya lebih mengedepankan kejujuran dan
tanggung jawab dalam bekerja.
7. Saya selalu datang 5 menit setelah jam masuk
184
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
kantor ketika On the Job Training (OJT).
Pengenalan lingkungan kerja
8. Saya diajarkan kedisiplinan serta tepat
waktu saat mengikuti program On the Job
Training (OJT).
9. On the Job Training (OJT) memberikan
gambaran kepada saya bagaimana
perancangan kebutuhan, strategi bisnis dan
manajemen bisnis dalam dunia kerja.
10. Dengan mengikuti program On the Job
Training (OJT) saya mengerti struktur
organisasi, orang-orang yang ada di
dalamnya serta perilaku-perilaku yang ada di
dunia kerja.
11. Saya tidak memiliki hubungan baik dengan
rekan kerja ketika On the Job Training (OJT).
Fasilitas On the Job Training (OJT)
12. Saya diperbolehkan mengoperasikan komputer
kantor untuk mengefektifkan pekerjaan.
13. Saya diajarkan menggunakan peralatan untuk
menunjang pekerjaan yang di berikan.
14. Saya mendapat satu meja pribadi untuk meja
kerja saya saat On the Job Training (OJT) .
Monitoring Pelaksanaan On the Job Training (OJT)
15. Dengan mengikuti program On the Job
Training (OJT) saya memiliki gambaran yang
lebih baik tentang dunia kerja.
16. Dengan mengikuti program On the Job
Training (OJT) saya mampu merancang tujuan
setelah lulus sekolah dengan baik.
17. Program On the Job Training
(OJT) mengajarkan kepada saya bagaimana
pentingnya berkomunikasi, beradaptasi dan
profesionalisme kerja agar dapat saya
aplikasikan di dunia kerja sesungguhnya.
Instrumen untuk kematangan karier akuntansi
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Career Planfulness (perencanaan karier)
1. Saya membuat rancangan karier untuk 5
(lima) tahun mendatang setelah lulus sekolah.
185
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
2. Saya tidak pernah mempelajari informasi
terkait jenis pekerjaan di bidang akuntansi.
3. Saya sering membicarakan perencanaan yang
saya buat dengan orang-orang yang lebih
berpengalaman.
4. Saya tidak mengetahui apakah pekerjaan di
bidang akuntansi yang saya minati dapat
menunjang hari tua saya.
Career Exploration (eksplorasi karir)
5. Saya selalu ingin membaca lowongan
pekerjaan terbaru dari berbagai sumber dan
media.
6. Saya sangat ingin memperoleh informasi
mengenai karier di bidang akuntansi yang
akan saya pilih dari banyak sumber.
7. Saya sungkan bertanya kepada semua orang
yang saya kenal terkait informasi karier di
bidang akuntansi.
Decision Making (membuat keputusan)
8. Berdasarkan pengetahuan saya, saya yakin
dengan keputusan saya memilih karier di
bidang akuntansi.
9. Saya akan menghadapi risiko apapun yang
akan terjadi ketika saya memutuskan untuk
memilih karier di bidang akuntansi.
10. Saya hanya ingin bekerja sesuai dengan
keahlian yang saya miliki dari sekolah yaitu
akuntansi.
World-of-work Information (Informasi dunia kerja)
11. Dengan hasil belajar kejuruan akuntansi yang
saya peroleh, saya yakin dapat bekerja di
bidang akuntansi setelah lulus.
12. Saya mengetahui pekerjaan apa saja yang
tersedia di lapangan pekerjaan di bidang
akuntansi.
13. Saya kurang memahami berbagai macam job
desc pada bidang akuntansi di berbagai
instansi ataupun perusahaan bisnis.
14. Saya mengetahui jabatan apa saja yang
sedang banyak dibutuhkan saat ini khususnya
di bidang akuntansi.
186
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Knowledge of the preferred occupational group (pengetahuan mengenai
pekerjaan yang diminati)
15. Saya mengetahui persyaratan apa saja yang
dibutuhkan pada pekerjaan di bidang
akuntansi pada sebuah jabatan di instansi
maupun perusahaan.
16. Saya mengetahui dan memahami kualifikasi
yang harus saya kuasai pada pekerjaan di
bidang akuntansi.
17. Saya tidak memiliki keahlian dalam
memprediksi tipe orang-orang yang bekerja
pada pekerjaan di bidang akuntansi.
Instrumen untuk Kesiapan Kerja
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
Kondisi fisik, mental dan emosional
1. Saya dapat beradaptasi secara baik dengan
menyesuaikan aturan-aturan yang sudah
ditentukan di setiap tempat baru.
2. Saya memiliki kondisi fisik dan kesehatan
yang baik.
3. Saya tidak suka dikritik maupun diberi saran
terkait dengan apa yang saya lakukan.
4. Kepercayaan diri sangat diperlukan dalam
memasuki dunia kerja.
Mempunyai ambisi untuk maju
5. Dengan pengalaman yang saya miliki, saya
sudah siap bekerja di bidang akuntansi baik di
kantor maupun di lapangan.
6. Saya sangat optimis untuk segera bekerja di
bidang akuntansi.
7. Dengan ilmu akuntansi yang saya dapatkan di
sekolah, saya siap untuk segera bekerja di
bidang akuntansi baik di kantor maupun di
lapangan.
Kemampuan bekerja sama dengan orang lain
8. Jika ada anggota kelompok kesulitan dalam
menjalankan tugas, maka saya siap membantu
mengatasi masalah tersebut.
9. Saya bisa membagi tugas kepada anggota
kelompok ketika ada project bersama.
187
No. Butir Instrumen Jawaban
SS S R TS STS
10. Saya lebih menyukai pujian dan nilai untuk
diri saya sendiri daripada kelompok.
Keterampilan dan pengetahuan
11. Saya memiliki keahlian dan keterampilan di
bidang akuntansi yang membuat saya percaya
diri untuk terjun ke dunia kerja di bidang
akuntansi.
12. Saya mampu membuat siklus akuntansi
ataupun bidang-bidang akuntansi yang lain
sesuai dengan standar akuntansi dan
menyelesaikannya dengan baik.
13. Saya mampu mengoperasikan alat-alat yang
berhubungan dengan akuntansi seperti
komputer akuntansi dengan software MYOB
dan Spread Sheet.
Terima Kasih
Batang, April 2015
Responden
( )
188
LAMPIRAN 7
DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN
SMK Negeri 1 Batang
NO NAMA Jenis
Kelamin
1 Ani Tuniroh P
2 Anisa Wahyu Ningsih P
3 Dedek Iman Sari P
4 Dian Maryana P
5 Dila Setiowati P
6 Dita Andriani P
7 Ekki Maita Sari P
8 Ellin Ceka P
9 Ertrit Lusanti P
10 Eva Sulistiani P
11 Feri Asandi Unjaini P
12 Ferina Eka Monica P
13 Fiqih Satyawira W. L
14 Ikek Agustina P
15 Irawati Dyah A. P
16 Kurnia Khasanah P
17 Muhamad Lukman H. L
18 Nadiya Febriyanti P
19 Nur Fitriani P
20 Puspitaningrum P
21 Rina Wijayanti P
22 Rita Murdiana P
23 Riyana Novianti P
24 Riska Zen Agustin P
25 Risqi Anggita Putra L
26 Rohmah P
27 Saroh Nur Jati P
28 Savira Mita Dewi P
29 Septi Rizqia P
30 Siti Nurhidayati P
31 Siti Rohmatul Uma P
32 Wahyu Abdiyanto L
33 Warsiyah P
34 Yulianto Bagas P. L
NO NAMA Jenis
Kelamin
1 Amat Sobirin L
2 Anna Rizki P
3 Arif Rahman Hadi L
4 Dessy Septiara Indrianis P
5 Dewi Kumalasari P
6 Dyah Kurniawati P
7 Duwi Anggraeni P
8 Iqbal Fatturohim L
9 Kholifah P
10 Lilik Wiguno L
11 Lita Widia P
12 Mega Wahyu Apriliani P
13 Mei Diana Indrasari P
14 Muhammad Darsio L
15 Murni P
16 Nikade Lupita Martha A. P
17 Nining Lestari P
18 Nita Sih Pangestu P
19 Nur Fitriyani P
20 Renita Astuti P
21 Shara Foresta P
22 Siti Mundrikoh P
23 Siti Uswatun Khoiriyah P
24 Slamet Mulud L
25 Titik Soleha Setyowati P
26 Try Ratna Asih P
27 Windi Ningtias P
28 Yayuk Waruni P
29 Yuliani Ika S P
30 Yusraini Pangestika P
189
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 ∑
1 Ani Tuniroh 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
2 Anisa Wahyu Ningsih 4 4 2 5 2 2 2 3 5 5 3 3 3 43
3 Dedek Iman Sari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
4 Dian Maryana 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 51
5 Dila Setiowati 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 49
6 Dita Andriani 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 52
7 Ekki Maita Sari 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
8 Ellin Ceka 4 3 4 5 3 5 5 4 5 5 4 4 4 55
9 Ertrit Lusanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
10 Eva Sulistiani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
11 Feri Asandi Unjaini 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 49
12 Ferina Eka Monica 4 4 4 5 5 4 4 5 4 1 4 3 4 51
13 Fiqih Satyawira Wicaksana 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
14 Ikek Agustina 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 47
15 Irawati Dyah Anggraini 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 47
16 Kurnia Khasanah 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 52
17 Muhamad Lukman Hakim 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 48
18 Nadiya Febriyanti 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
19 Nur Fitriani 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 55
20 Puspitaningrum 4 5 3 5 3 3 3 4 4 5 3 4 4 50
21 Rina Wijayanti 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
22 Rita Murdiana 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 3 4 4 53
23 Riyana Novianti 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 51
24 Riska Zen Agustin 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 52
25 Risqi Anggita Putra 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 45
26 Rohmah 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
27 Saroh Nur Jati 4 4 5 5 4 5 5 5 5 1 4 4 4 55
28 Savira Mita Dewi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
29 Septi Rizqia 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
30 Siti Nurhidayati 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
31 Siti Rohmatul Uma 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 64
32 Wahyu Abdiyanto 2 4 3 5 4 2 3 3 4 4 2 3 3 42
33 Warsiyah 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 51
34 Yulianto Bagas Prakoso 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 55
35 Amat Sobirin 5 4 5 5 3 3 2 5 4 5 3 4 3 51
36 Anna Rizki 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 3 51
37 Arif Rahman Hadi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
38 Dessy Septiara Indrianis 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 57
39 Dewi Kumalasari 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 57
40 Dyah Kurniawati 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 47
41 Duwi Anggraeni 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 57
42 Iqbal Fatturohim 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 4 4 5 57
43 Kholifah 4 4 5 4 4 3 3 3 3 5 3 3 3 47
44 Lilik Wiguno 5 4 5 5 3 3 2 5 4 5 3 4 3 51
45 Lita Widia 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 47
46 Mega Wahyu Apriliani 5 4 3 5 3 3 3 5 4 4 3 3 3 48
47 Mei Diana Indrasari 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 54
48 Muhammad Darsio 4 4 4 5 3 3 3 4 5 5 3 3 3 49
49 Murni 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 55
50 Nikade Lupita Martha Arvian 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 48
51 Nining Lestari 4 5 2 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 51
52 Nita Sih Pangestu 5 4 5 5 4 5 4 5 4 3 4 4 4 56
53 Nur Fitriyani 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 56
54 Renita Astuti 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 53
55 Shara Foresta 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3 3 3 3 51
56 Siti Mundrikoh 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 49
57 Siti Uswatun Khoiriyah 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 48
58 Slamet Mulud 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 63
59 Titik Soleha Setyowati 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 53
60 Try Ratna Asih 5 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 49
61 Windi Ningtias 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 48
62 Yayuk Waruni 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 61
63 Yuliani Ika S 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 3 3 56
64 Yusraini Pangestika 5 5 3 5 3 3 3 4 4 3 3 3 3 47
276 275 263 298 248 244 245 273 269 247 237 239 244 3358
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
2 3 2 4 2 2 2 3 3 1 2 2 3 42
4,3 4,3 4,1 4,7 3,9 3,8 3,8 4,3 4,2 3,9 3,7 3,7 3,8 52,47
min
mean
No. Nama RespondenSkor Butir
Jumlah
max
LAMPIRAN 8
1. Kesiapan Kerja
190
2. Locus Of Control (LOC) Internal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ∑
1 Ani Tuniroh 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 44
2 Anisa Wahyu Ningsih 4 1 2 1 3 4 2 4 4 5 3 33
3 Dedek Iman Sari 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 44
4 Dian Maryana 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 45
5 Dila Setiowati 4 2 3 4 3 4 3 4 5 5 2 39
6 Dita Andriani 4 2 4 4 3 5 4 4 5 4 2 41
7 Ekki Maita Sari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 42
8 Ellin Ceka 5 5 5 3 4 4 3 5 5 5 4 48
9 Ertrit Lusanti 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 42
10 Eva Sulistiani 4 2 4 4 4 4 2 5 4 4 2 39
11 Feri Asandi Unjaini 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 2 42
12 Ferina Eka Monica 4 2 2 3 3 3 2 3 5 5 4 36
13 Fiqih Satyawira Wicaksana 5 2 5 4 4 5 4 4 5 5 2 45
14 Ikek Agustina 4 2 2 3 3 4 2 3 4 4 4 35
15 Irawati Dyah Anggraini 4 2 2 3 3 4 2 3 4 4 4 35
16 Kurnia Khasanah 4 4 2 4 3 3 4 5 5 5 4 43
17 Muhamad Lukman Hakim 4 3 3 4 4 3 3 4 5 5 3 41
18 Nadiya Febriyanti 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 50
19 Nur Fitriani 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 2 45
20 Puspitaningrum 5 5 5 4 4 3 3 5 5 5 2 46
21 Rina Wijayanti 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 3 45
22 Rita Murdiana 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 3 45
23 Riyana Novianti 4 3 5 4 3 4 4 4 5 4 2 42
24 Riska Zen Agustin 4 3 4 5 4 4 3 5 5 5 3 45
25 Risqi Anggita Putra 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 2 35
26 Rohmah 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 2 44
27 Saroh Nur Jati 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 51
28 Savira Mita Dewi 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 2 43
29 Septi Rizqia 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 44
30 Siti Nurhidayati 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 1 45
31 Siti Rohmatul Uma 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 3 45
32 Wahyu Abdiyanto 2 3 3 2 3 2 3 4 4 4 1 31
33 Warsiyah 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 1 43
34 Yulianto Bagas Prakoso 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 2 45
35 Amat Sobirin 3 3 5 5 3 4 5 5 5 5 4 47
36 Anna Rizki 4 2 5 4 3 4 4 4 4 4 1 39
37 Arif Rahman Hadi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 51
38 Dessy Septiara Indrianis 3 3 5 3 3 4 5 5 5 5 1 42
39 Dewi Kumalasari 3 3 5 3 3 4 5 5 5 5 1 42
40 Dyah Kurniawati 3 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4 42
41 Duwi Anggraeni 3 3 5 3 3 4 5 5 5 5 1 42
42 Iqbal Fatturohim 4 3 2 5 3 4 4 5 5 3 2 40
43 Kholifah 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 1 33
44 Lilik Wiguno 3 3 5 5 3 5 5 4 4 4 4 45
45 Lita Widia 4 2 4 3 3 4 2 4 4 5 3 38
46 Mega Wahyu Apriliani 3 2 3 3 3 3 4 3 5 5 3 37
47 Mei Diana Indrasari 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 42
48 Muhammad Darsio 3 3 5 3 3 3 5 5 4 4 3 41
49 Murni 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 42
50 Nikade Lupita Martha Arvian 4 3 2 4 3 4 2 4 5 5 3 39
51 Nining Lestari 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 42
52 Nita Sih Pangestu 4 4 3 4 3 3 4 5 5 5 2 42
53 Nur Fitriyani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
54 Renita Astuti 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 2 44
55 Shara Foresta 3 3 4 3 3 3 3 4 5 4 1 36
56 Siti Mundrikoh 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 1 38
57 Siti Uswatun Khoiriyah 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 40
58 Slamet Mulud 5 5 5 4 4 4 2 5 5 4 2 45
59 Titik Soleha Setyowati 4 3 4 4 3 4 2 3 5 4 3 39
60 Try Ratna Asih 3 2 5 3 3 4 4 4 5 4 3 40
61 Windi Ningtias 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 2 46
62 Yayuk Waruni 4 2 5 4 3 4 5 4 5 5 4 45
63 Yuliani Ika S 3 3 5 3 3 4 5 5 5 5 3 44
64 Yusraini Pangestika 4 2 1 3 3 4 3 3 4 3 4 34
246 209 255 236 217 248 240 273 303 284 168 2679
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 51
2 1 1 1 3 2 2 3 4 3 1 31
3,8 3,3 4 3,7 3,4 3,9 3,8 4,3 4,7 4,4 2,6 41,9
Skor butir
Jumlah
max
min
mean
No. Nama Responden
191
3. Pengalaman On the Job Training (OJT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ∑
1 Ani Tuniroh 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 78
2 Anisa Wahyu Ningsih 4 3 4 3 4 5 2 5 5 5 4 3 4 3 5 5 5 69
3 Dedek Iman Sari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 66
4 Dian Maryana 4 4 4 4 4 5 1 5 5 5 5 3 2 4 4 4 5 68
5 Dila Setiowati 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 70
6 Dita Andriani 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 5 4 5 74
7 Ekki Maita Sari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 67
8 Ellin Ceka 5 4 5 4 5 4 3 5 5 2 5 4 4 4 5 5 5 74
9 Ertrit Lusanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
10 Eva Sulistiani 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 74
11 Feri Asandi Unjaini 4 4 5 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
12 Ferina Eka Monica 4 2 5 4 3 5 1 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 66
13 Fiqih Satyawira Wicaksana 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 2 2 4 4 4 4 69
14 Ikek Agustina 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2 4 3 4 58
15 Irawati Dyah Anggraini 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
16 Kurnia Khasanah 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 72
17 Muhamad Lukman Hakim 4 3 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 3 5 71
18 Nadiya Febriyanti 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 81
19 Nur Fitriani 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 75
20 Puspitaningrum 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 63
21 Rina Wijayanti 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 80
22 Rita Murdiana 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 72
23 Riyana Novianti 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 68
24 Riska Zen Agustin 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 2 5 5 5 70
25 Risqi Anggita Putra 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 64
26 Rohmah 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 1 4 5 4 5 4 5 76
27 Saroh Nur Jati 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 83
28 Savira Mita Dewi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 65
29 Septi Rizqia 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 78
30 Siti Nurhidayati 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 69
31 Siti Rohmatul Uma 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 82
32 Wahyu Abdiyanto 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 63
33 Warsiyah 4 4 4 2 4 5 2 4 4 4 5 1 1 4 4 4 5 61
34 Yulianto Bagas Prakoso 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 75
35 Amat Sobirin 5 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 67
36 Anna Rizki 4 4 5 4 3 5 1 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 70
37 Arif Rahman Hadi 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 81
38 Dessy Septiara Indrianis 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 74
39 Dewi Kumalasari 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 74
40 Dyah Kurniawati 5 2 5 4 4 4 1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 67
41 Duwi Anggraeni 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 73
42 Iqbal Fatturohim 4 4 5 2 3 5 4 2 5 4 5 5 5 1 5 3 5 67
43 Kholifah 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 3 4 4 5 72
44 Lilik Wiguno 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 5 5 2 5 5 5 67
45 Lita Widia 4 5 4 4 4 4 1 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 68
46 Mega Wahyu Apriliani 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4 5 70
47 Mei Diana Indrasari 4 2 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 1 4 4 5 69
48 Muhammad Darsio 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4 61
49 Murni 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 68
50 Nikade Lupita Martha Arvian4 4 4 2 3 4 3 5 5 5 5 2 4 4 5 3 5 67
51 Nining Lestari 4 4 5 3 3 5 2 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 68
52 Nita Sih Pangestu 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 2 5 4 5 3 5 74
53 Nur Fitriyani 4 5 4 4 4 5 1 5 2 5 4 4 4 2 5 5 5 68
54 Renita Astuti 4 2 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 2 5 4 5 72
55 Shara Foresta 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 78
56 Siti Mundrikoh 4 4 5 5 4 4 1 5 4 5 5 4 5 5 5 3 5 73
57 Siti Uswatun Khoiriyah 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 63
58 Slamet Mulud 4 4 4 4 4 4 1 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 72
59 Titik Soleha Setyowati 5 4 4 3 4 5 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 66
60 Try Ratna Asih 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 66
61 Windi Ningtias 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 1 5 5 4 4 4 73
62 Yayuk Waruni 5 3 5 3 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 76
63 Yuliani Ika S 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 81
64 Yusraini Pangestika 3 3 4 3 3 4 3 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 65
263 253 288 253 253 293 216 291 272 272 282 237 268 229 285 263 297 4515
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 83
3 2 2 2 3 4 1 2 2 2 1 1 1 1 3 3 4 58
4,1 4 4,5 4 4 4,6 3,4 4,5 4,3 4,3 4,4 3,7 4,2 3,6 4,5 4,1 4,6 70,5
Skor Butir
Jumlah
max
min
mean
No. Nama Responden
192
4. Kematangan karier akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ∑
1 Ani Tuniroh 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
2 Anisa Wahyu Ningsih 5 3 4 3 5 2 4 2 3 2 3 3 2 3 3 4 5 56
3 Dedek Iman Sari 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 64
4 Dian Maryana 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 4 61
5 Dila Setiowati 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 56
6 Dita Andriani 4 5 2 3 4 5 5 4 4 2 4 3 2 3 2 4 4 60
7 Ekki Maita Sari 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 62
8 Ellin Ceka 5 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 61
9 Ertrit Lusanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 62
10 Eva Sulistiani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 64
11 Feri Asandi Unjaini 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 66
12 Ferina Eka Monica 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 50
13 Fiqih Satyawira Wicaksana 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
14 Ikek Agustina 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 59
15 Irawati Dyah Anggraini 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 58
16 Kurnia Khasanah 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 62
17 Muhamad Lukman Hakim 3 4 4 3 3 4 3 5 5 2 3 3 3 3 3 3 3 57
18 Nadiya Febriyanti 4 4 4 4 3 5 4 5 5 3 5 4 2 3 3 3 3 64
19 Nur Fitriani 2 4 5 4 4 4 5 4 4 2 2 3 4 2 3 4 4 60
20 Puspitaningrum 3 3 2 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 58
21 Rina Wijayanti 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 78
22 Rita Murdiana 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 59
23 Riyana Novianti 4 4 2 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 4 51
24 Riska Zen Agustin 3 4 4 3 3 4 5 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 61
25 Risqi Anggita Putra 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 58
26 Rohmah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 3 59
27 Saroh Nur Jati 5 5 3 5 4 5 5 5 5 1 4 4 2 3 3 3 3 65
28 Savira Mita Dewi 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 61
29 Septi Rizqia 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
30 Siti Nurhidayati 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 66
31 Siti Rohmatul Uma 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 78
32 Wahyu Abdiyanto 3 4 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 4 4 4 2 52
33 Warsiyah 5 4 5 1 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 72
34 Yulianto Bagas Prakoso 2 4 5 4 4 4 5 4 4 2 2 3 4 2 3 4 4 60
35 Amat Sobirin 3 3 2 3 5 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 50
36 Anna Rizki 4 3 3 3 5 5 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 5 60
37 Arif Rahman Hadi 3 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 76
38 Dessy Septiara Indrianis 4 5 5 3 5 5 4 3 3 2 5 3 3 3 3 4 4 64
39 Dewi Kumalasari 4 5 5 3 5 5 4 3 3 2 5 3 3 3 3 4 4 64
40 Dyah Kurniawati 4 4 4 3 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 58
41 Duwi Anggraeni 4 5 5 3 5 5 4 3 3 2 5 3 3 3 3 4 4 64
42 Iqbal Fatturohim 3 5 5 5 3 5 5 4 2 3 4 4 2 3 3 4 4 64
43 Kholifah 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 60
44 Lilik Wiguno 3 4 2 4 5 5 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 57
45 Lita Widia 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 52
46 Mega Wahyu Apriliani 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53
47 Mei Diana Indrasari 5 5 4 5 4 5 4 5 4 3 3 5 4 4 4 4 3 71
48 Muhammad Darsio 5 1 5 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 55
49 Murni 4 3 4 3 5 5 4 4 4 2 4 3 2 2 2 3 3 57
50 Nikade Lupita Martha Arvian 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 63
51 Nining Lestari 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 60
52 Nita Sih Pangestu 3 4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 58
53 Nur Fitriyani 4 3 3 2 5 5 4 4 5 4 4 4 2 2 4 4 4 63
54 Renita Astuti 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 60
55 Shara Foresta 4 4 4 2 4 4 5 3 4 5 4 3 3 3 3 3 3 61
56 Siti Mundrikoh 4 3 2 3 4 4 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 52
57 Siti Uswatun Khoiriyah 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 56
58 Slamet Mulud 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 75
59 Titik Soleha Setyowati 4 3 3 3 4 4 3 4 5 4 3 3 2 4 4 4 2 59
60 Try Ratna Asih 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 55
61 Windi Ningtias 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 50
62 Yayuk Waruni 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 3 3 3 4 3 3 5 66
63 Yuliani Ika S 4 5 4 3 4 4 5 3 3 3 3 4 4 5 5 4 4 67
64 Yusraini Pangestika 3 3 5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 56
244 249 239 207 263 267 254 241 244 189 225 220 193 209 216 236 217 3913
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 78
2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 50
3,8 3,9 3,7 3,2 4,1 4,2 4 3,8 3,8 3 3,5 3,4 3 3,3 3,4 3,7 3,4 61,1
min
mean
No. Nama RespondenSkor Butir
Jumlah
max
193
LAMPIRAN 9
Hasil Uji Analisis Deskriptif
1. Kesiapan Kerja
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
KKj 64 42 65 52,47 ,626 5,005
Valid N (listwise) 64
KKj
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
42 1 1,6 1,6 1,6
43 1 1,6 1,6 3,1
45 1 1,6 1,6 4,7
47 6 9,4 9,4 14,1
48 5 7,8 7,8 21,9
49 5 7,8 7,8 29,7
50 1 1,6 1,6 31,3
51 9 14,1 14,1 45,3
52 9 14,1 14,1 59,4
53 3 4,7 4,7 64,1
54 4 6,3 6,3 70,3
55 6 9,4 9,4 79,7
56 3 4,7 4,7 84,4
57 4 6,3 6,3 90,6
61 1 1,6 1,6 92,2
63 1 1,6 1,6 93,8
64 1 1,6 1,6 95,3
65 3 4,7 4,7 100,0
Total 64 100,0 100,0
Statistics
KKj
N Valid 64
Missing 0
Mean 52,47
Median 52,00
Mode 51a
Variance 25,04
7
Range 23
Minimum 42
Maximum 65
Sum 3358
a. Multiple modes exist.
The smallest value is
shown
194
2. Locus Of Control (LOC) Internal
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
KKj 64 42 65 52,47 ,626 5,005
Valid N (listwise) 64
LOC
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
31 1 1,6 1,6 1,6
33 2 3,1 3,1 4,7
34 1 1,6 1,6 6,3
35 3 4,7 4,7 10,9
36 2 3,1 3,1 14,1
37 1 1,6 1,6 15,6
38 2 3,1 3,1 18,8
39 5 7,8 7,8 26,6
40 3 4,7 4,7 31,3
41 3 4,7 4,7 35,9
42 12 18,8 18,8 54,7
43 3 4,7 4,7 59,4
44 7 10,9 10,9 70,3
45 12 18,8 18,8 89,1
46 2 3,1 3,1 92,2
47 1 1,6 1,6 93,8
48 1 1,6 1,6 95,3
50 1 1,6 1,6 96,9
51 2 3,1 3,1 100,0
Total 64 100,0 100,0
Statistics
LOC
N Valid 64
Missing 0
Mean 41,86
Median 42,00
Mode 42a
Variance 18,091
Range 20
Minimum 31
Maximum 51
Sum 2679
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
195
3. Pengalaman On the Job Training (OJT)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
P.OJT 64 58 83 70,55 ,689 5,509
Valid N (listwise) 64
P.OJT
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
58 1 1,6 1,6 1,6
61 2 3,1 3,1 4,7
63 3 4,7 4,7 9,4
64 1 1,6 1,6 10,9
65 2 3,1 3,1 14,1
66 4 6,3 6,3 20,3
67 6 9,4 9,4 29,7
68 9 14,1 14,1 43,8
69 4 6,3 6,3 50,0
70 4 6,3 6,3 56,3
71 1 1,6 1,6 57,8
72 5 7,8 7,8 65,6
73 3 4,7 4,7 70,3
74 6 9,4 9,4 79,7
75 2 3,1 3,1 82,8
76 2 3,1 3,1 85,9
78 3 4,7 4,7 90,6
80 1 1,6 1,6 92,2
81 3 4,7 4,7 96,9
82 1 1,6 1,6 98,4
83 1 1,6 1,6 100,0
Total 64 100,0 100,0
Statistics
P.OJT
N Valid 64
Missing 0
Mean 70,55
Std. Error of Mean ,689
Median 69,50
Mode 68
Std. Deviation 5,509
Variance 30,347
Range 25
Minimum 58
Maximum 83
Sum 4515
196
4. Kematangan karier akuntansi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
KK 64 50 78 61,14 ,815 6,517
Valid N (listwise) 64
KK
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
50 3 4,7 4,7 4,7
51 1 1,6 1,6 6,3
52 3 4,7 4,7 10,9
53 1 1,6 1,6 12,5
55 2 3,1 3,1 15,6
56 4 6,3 6,3 21,9
57 3 4,7 4,7 26,6
58 5 7,8 7,8 34,4
59 4 6,3 6,3 40,6
60 7 10,9 10,9 51,6
61 5 7,8 7,8 59,4
62 3 4,7 4,7 64,1
63 2 3,1 3,1 67,2
64 7 10,9 10,9 78,1
65 1 1,6 1,6 79,7
66 3 4,7 4,7 84,4
67 2 3,1 3,1 87,5
70 2 3,1 3,1 90,6
71 1 1,6 1,6 92,2
72 1 1,6 1,6 93,8
75 1 1,6 1,6 95,3
Statistics
KK
N Valid 64
Missing 0
Mean 61,14
Std. Error of Mean ,815
Median 60,00
Mode 60a
Std. Deviation 6,517
Variance 42,472
Range 28
Minimum 50
Maximum 78
Sum 3913
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
197
76 1 1,6 1,6 96,9
78 2 3,1 3,1 100,0
Total 64 100,0 100,0
LAMPIRAN 10
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Normalitas
Persamaan pertama
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 5,48756502
Most Extreme Differences
Absolute ,079
Positive ,079
Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z ,629
Asymp. Sig. (2-tailed) ,824
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Persamaan kedua
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 3,04853213
Most Extreme Differences
Absolute ,046
Positive ,046
Negative -,042
Kolmogorov-Smirnov Z ,370
Asymp. Sig. (2-tailed) ,999
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
198
Persamaan ketiga
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 2,90492854
Most Extreme Differences
Absolute ,076
Positive ,076
Negative -,063
Kolmogorov-Smirnov Z ,610
Asymp. Sig. (2-tailed) ,850
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
P.OJT
* LOC
Between
Groups
(Combined) 982,219 18 54,568 2,641 ,004
Linearity 447,196 1 447,196 21,647 ,000
Deviation from Linearity 535,023 17 31,472 1,523 ,130
Within Groups 929,640 45 20,659
Total 1911,859 63
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KK *
LOC
Between
Groups
(Combined) 1310,522 18 72,807 2,400 ,009
Linearity 534,172 1 534,172 17,607 ,000
Deviation from Linearity 776,350 17 45,668 1,505 ,136
199
Within Groups 1365,212 45 30,338
Total 2675,734 63
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KK *
P.OJT
Between
Groups
(Combined) 1415,379 20 70,769 2,414 ,008
Linearity 618,110 1 618,110 21,088 ,000
Deviation from Linearity 797,269 19 41,962 1,432 ,163
Within Groups 1260,356 43 29,311
Total 2675,734 63
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KKj *
P.OJT
Between
Groups
(Combined) 988,571 20 49,429 3,606 ,000
Linearity 681,659 1 681,659 49,734 ,000
Deviation from Linearity 306,912 19 16,153 1,179 ,318
Within Groups 589,367 43 13,706
Total 1577,938 63
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KKj *
KK
Between
Groups
(Combined) 1101,042 22 50,047 4,303 ,000
Linearity 784,445 1 784,445 67,441 ,000
Deviation from Linearity 316,597 21 15,076 1,296 ,233
Within Groups 476,895 41 11,632
Total 1577,938 63
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KKj * Between (Combined) 972,630 18 54,035 4,017 ,000
200
LOC Groups Linearity 728,520 1 728,520 54,160 ,000
Deviation from Linearity 244,110 17 14,359 1,068 ,412
Within Groups 605,307 45 13,451
Total 1577,937 63
3. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2,935 2,695 -1,089 ,280
LOC ,045 ,054 ,119 ,836 ,406
P.OJT ,045 ,041 ,153 1,079 ,285
a. Dependent Variable: absut
201
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3,090 2,218 -1,393 ,169
KK ,066 ,034 ,267 1,961 ,054
LOC ,028 ,051 ,074 ,542 ,590
a. Dependent Variable: absut
202
„
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3,576 2,609 -1,371 ,175
P.OJT ,025 ,040 ,087 ,625 ,534
KK ,064 ,034 ,258 1,861 ,068
a. Dependent Variable: absut
203
204
LAMPIRAN 11
SURAT-SURAT PENELITIAN
1. Surat Ijin Penelitian
205
2. Surat Keterangan telah Penelitian
206
3. Surat Keputusan Dosen Pembimbing
207
LAMPIRAN 12
DOKUMENTASI PENELITIAN