penguatan leadership melalui inovasi dan penelitian
TRANSCRIPT
PENGUATAN LEADERSHIP MELALUI INOVASI DAN PENELITIAN
SiswantoKepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI
Disampaikan pada Leadership Development Program, Bogor, 12 September 2019
1
2
PengambilanKeputusan
HubunganAntar
Manusia
INTI LEADERSHIP
LE AND HALE IN SOUTH EAST ASIA
74,2268,46 66,17 65,97 65,77 62,65 60,99 60,74 59,9 59,48
10,57
9,659,18 8,25 8,76
8,83 8,74 9,14 8,6 8,1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Singapore Thailand Brunei Malaysia Vietnam Indonesia Philipina Kamboja Myanmar Laos
HALE ∆ (LE ─ HALE)
3
84,79
78,1175,35 74,72 74,53
71,48 69,73 69,88 68,50 67,58
39,81
51,32
8,87
Tahun 1990
PTM PM/KIA/Gizi Cedera
69,91
23,60
6,40
Tahun 2017
PTM PM/KIA/Gizi Cedera
Epidemiologic Transition: DALYs Lost based on 3 Groups of DiseaseYear 1997 – 2017, (Indonesian BOD Study)
4
20 Peringkat
teratas DALYs
Tahun 1990 dan
2017 di Indonesia
5
Persentage DALYs Lost disaggregated into Age Groups,
in Indonesia, 2017
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0-6days
7-27days
28-364days
1-4years
5-9years
10-14years
15-19years
20-24years
25-29years
30-34years
35-39years
40-44years
45-49years
50-54years
55-59years
60-64years
65-69years
70-74years
75-79years
80-84 85-89 90-94 95+years
INDONESIA
PM, Gizi, KIA PTM Cedera6
• Underfives→Communicable Diseases
• Youths, reproductive, elderly → Non Communicable Diseases (population targets of Posbindu)
Persentase Penyebab Kematian berdasar
Faktor Risiko:
1. Metabolik,2. Perilaku,
3. Lingkungan
1. Promotif dan preventif (edukasi, skrining)
2. Pemberdayaanmasyarakat(UKBM)
3. Multisektoral
7
Kinerja Keuangan RS Vertikal Kemenkes Bulan Agustus 2019
8
PARADOKS DALAM MANAJEMEN RS BADAN LAYANAN UMUM (BLU)
• Diarahkan untuk kemandiriankeuangan
• Biaya operasional dari revenue RS
• Setiap bulan dievaluasiindikator kesehatan keuangan
• Efisiensi proses bisnis
• Inovasi proses bisnis untukmeningkatkan pendapatan
• Menerapkan prinsip wirausaha(entrepenuership) dalammanajemen; dst
• Belanja keuangan dikelolasesuai prinsip belanja DIPA (organisasi birokrat)
• Subyek diperiksa oleh lembagapemeriksa eskternal (BPKP, BPK, dll)
• RS Vertikal Kemkes ≈ RS Pendidikan (elaborasikeilmuan)
• Tidak semua dokter pahamdan iklhas menjalankan model INA-CBGs
• Rujukan hirarkis; dst
Dilepas kepalanya dipegang ekornya
Perlu Leader yang innovatif ≈ Mampu bertahan dan tetap inovatifdalam lingkungan yang serba paradoks
9
Mengapa perlu Inovasi?
1. Demand masyarakat semakin naik (karena UHH naik dan terjadi ko-morboditas)
2. Ekspektasi publik terus meningkat (meminta kualitas pelayanan yang prima)
3. Anggaran semakin terbatas→ efisiensi proses bisnis adalah keniscayaan4. Sistem pembayaran sistem asuransi (DRGs, Kapitasi) yang mengharuskan
melakukan efisiensi5. Tuntutan kepada FKTP semakin tinggi (underpressure): UKM dan UKP,
kompetensi 144 penyakit6. Terjadi persaingan inovasi sebagai alat untuk berkompetisi7. Penelitian dan pengembangan sebagai cara/ metoda mengawal inovasi
(untuk pembuktian efektivitas dan efisiensi)
10
PENDEKATAN INNOVATION LEADERSHIP
Ki Hajar Dewantara (Indonesia)
• Ing Ngarso Sung Tulodo (Berdiri di depan memberikan contoh)
• Ing Madyo Mangun Karso (Berada di tengah memberikan inspirasi dan motivasi)
• Tut Wuri Handayani (Berdiri di Belakang memberikan dorongan)
MICEE (Luar)
• Model the way (memberikan contoh)
• Inspire a shared vision (Memberikaninspirasi untuk pencapaian visi)
• Challenge the process (mempertanyakan proses bisnis yang ada dan memperbaikinya)
• Enable Others to act (Mendorongpengikut untuk bertindak)
• Encouarge the Hearts (Mampumemberikan motivasi/ menciptakanpassion kepada pengikut)
11
1. Dunia terlihat adalahrefleksi/ bayangan daridirinya sendiri(paradigmanya sendiri)
2. Terjadi penyempitanmakna tentang dunia (sindroma miopik)
3. Seleksi terhadap informasiuntuk diframing terhadapcara pandangnya sendiri
4. Informasi yang tidak cocokcenderung diabaikan
5. Informasi yang cocokdengan cara pandangnya, digunakan sebagai senjatauntuk meyakinkan orang lain
TAN
GG
A P
EMA
KN
AA
N T
HD
REA
LITA
S
Realitas sama Makna beda12
Sumber: OttoScharmer
JALU
R M
AN
USIA
EFEK
TIF
JALU
R M
AN
USI
A T
IDA
K E
FEK
TIF
13
Sumber: OttoScharmer14
Minimal pd level ini
POLA PIKIR, POLA SIKAP, POLA TINDAK MANUSIA 4.0
OR
GA
NIS
ASI
SB
G E
NTI
TAS
“SIS
TEM
KEH
IDU
PAN
”
15
16
Three Components of Creativity
Motivation
ExpertiseCreative
thinking skills
Knowledge of concept, technical, procedural, and intellectual
Intrinsic motivation is more effective than extrinsic (the way of life, hobby)
Flexible and imaginative thinking on how to solve
problems
Creativity
Be careful with the phenomenon of
paradox of knowledge !
17
Questioning and challenging the
status quo
Belief and confidence to be
creative
Clarify and redefine the quaestions
Seeing un-expected
combinations
Taking sensible risks
Recognizing altervativepossibilities
Play experimentation
Make connections
Meta-cognition
Creative thinking
RUANG LINGKUP INOVASI BERBASIS RISET (INCREASE)
Epidemiologi Health Care Statistics Clinical Trials
• Epidemiologi klinis (PICO)
• Diseases Registry
• Pemetaan genotype penyakit
Manajemen Yakes
• Studi evaluatif inovasimanajemen (Sisrute)
• Riset evaluative SistemRemunerasi
• Studi kepuasan pelanggan
• Studi kualitatif persepsipasien ttg penyakitnya(entografis)
• Smart Care
Patient Safety
• Infeksi nosocomial
• HAIs (Health care associated infection: catheter, tracheostomy, dll)
• Studi AMR
• GLASS (NCC Balitbangkes)
• dll
JKN dan HTA
• Analisis biaya (CEA, CBA, costing)
• Analisis deficit INA CBGs
• Comparative Effectiveness Analysis
• HTA (Systematic Review)
• dll
• Surveilans PTM (Metabolik: Kadar gula, lipid, renal functions, anemia, etc)
• Analisis “big data”
• Dikembangkan “Catatankohor”
• Uji klinik pengembangan terapibaru (researcher initiated)
• Uji klinik obat yg sudah beredar(HTA primer)
• Uji klinik dari CRO (Uji fase 3)
18
RISET KESEHATAN: INOVASI NON-PRODUK VS PRODUK
INOVASI NON PRODUK
• Epidemiologi klinik: Diseases registry, analisis “big data” (SIRS)
• Perbaikan manajemen pelayanan• Penerapan PDSA (Plan, Do, Study, Action)• Studi evaluatif RSB, Evaluasi RBA • Inovasi patient centered care • Studi evaluative Sisrute
• Peningkatan mutu pelayanan• Inovasi sistem antrian• SMART CARE (inter-health facilities)• Patient safety (HAIs)• AMR • Studi kepuasan pelanggan
• Perbaikan asuhan klinik pelayanan• Uji klinik fase 4 obat/ alkes (paska pemasaran)• Inovasi teknik terapi (teknik bedah)
INOVASI PRODUK KESEHATAN
• Mengembangkan produk kesehatan untukdiproduksi Industri dan mendapatkan ijinedar dari lembaga otoritas (BPOM, DitjenFarmalkes)
• Kaidah sekuensial (Uji Praklinik, Uji Klinik)
• Kaidah ilmiah (jenis penelitianeksperimental, disain tergantung tujuan)• RCT triple blind/ double blind• RT non blinding
• Mengikuti kaidah etik penelitian kesehatan(GCP)
• Mengikuti kaidah regulatory (sesuai dossier yang diminta Lembaga Otoritas: BPOM/ Ditjen Farmalkes)
19
20
Ten key steps to health care products development
Step 1:Classify your health care
products
Step 2:Identify your health care claim and product label
Step 3:Determine your health
care market
Step 4:Develop your regulatory
strategy
Step 5:Establish your product
development plan
Step 6:Execute your development
plan
Step 7:Execute your clinical plan
Prepare for a pre-submission meeting to
support clinical trial application
Clinical Trial ApplicationStep 8:Collect your data for
regulatory submission
Prepare for a pre-submission meeting to support licensing applicationStep 9:
Collate your regulatory submission
Step 10:Ensure post-marketing
compliance
Synergy:
• Academicians/ researchers
• Business (Companies)
• Government (FDA)
• Community (Users)
For health products:Innovation = Invention + Commercialization
INCREASE = Indonesia Network of Clinical Research
• Organisasi Jejaring Rumah Sakit untuk Riset Klinis• Bisa dimanfaatkan untuk Multi-sites Clinical Research• Untuk memfasilitasi Riset Klinis inisiatif Peneliti
Indonesia• Sebagai wahana untuk menampung riset kerja sama
dengan Luar Negeri• Sebagai wahana untuk menampung uji klinis fase-3
dari CRO (Contract Research Organization)
21
KESIMPULAN
1. Hasil analisis beban penyakit bersifat multi-makna; bagi pelaku bisnisrumah sakit harus dilihat sebagai peluang pasar
2. Leadership for innovation →mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi, litbang (R&D), dengan menyeimbangkanberbagai kepentingan yang saling paradoks
3. Manajemen RS harus melihat inovasi dan litbang sebagai investasijangka panjang, dan bukan dilihatnya sebagai cost yang tidak ada return
4. Inovasi mencakup dua ruang lingkup besar, yakni inovasi yang bersifatperbaikan manajemenen dan pelayanan (non tangible produk) dan inovasi produk (obat, alkes, obat tradisional, makanan)
5. Wadah INCREASE bisa dimanfaatkan sebagai “pendekatan kerjasamapenelitian” antar lembaga riset (FK, RS)
22
23