pengembangan buku ajar drama berbasis …

316
i PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister JOHANES BAPTIS JUDHA JIWANGGA NIM 181232004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM MAGISTER JURUSAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

i

PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS TECHNOLOGICAL

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE UNTUK MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister

JOHANES BAPTIS JUDHA JIWANGGA

NIM 181232004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM MAGISTER

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

vi

ABSTRAK

Jiwangga, Johanes Baptis Judha. 2020. Pengembangan Buku Ajar Drama

Berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge untuk Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tesis.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program

Magister, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku ajar drama yang

difokuskan pada pertunjukan drama realis sebagai bahan ajar mahasiswa program

studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Buku ajar drama menggunakan

pendekatan technological pedagogical content knowledge (TPACK) yang

memberikan pembahaman dasar dan umum tentang dinamika penciptaan

pertunjukan drama realis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

pengembangan dari Borg dan Gall yang dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian,

Tahapan penelitian terbagi menjadi lima tahap yaitu analisis kebutuhan,

penyusunan desain produk, penyusunan produk, penilaian produk dan revisi

produk.

Hasil penelitian yang dilakukan meliputi 1) desain produk berupa

Rancangan Perkuliahan Semester (RPS) beserta Rancangan Tugas Perkuliahan

(RTP) pada mata kuliah Pergelaran Sastra atau mata kuliah praktik drama, 2)

produk buku ajar pertunjukan drama realis, dan 3) video suplemen pembelajaran

yang menjadi pelengkap buku ajar. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang

dilakukan, buku ajar drama yang dibutuhkan harus menyesuaikan visi misi

program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta memberikan

pemahaman dasar maupun keterampilan aplikatif tentang pertunjukan yang

difokuskan pada pertunjukan drama realis. Hasil penilaian desain produk secara

keseluruhan oleh para ahli menunjukkan skor 0,72 pada kategori setuju atau layak

sehingga desain produk dapat digunakan untuk penyusunan produk buku ajar

drama dengan perbaikan sesuai tanggapan para penilai ahli. Hasil penilaian

produk secara keseluruhan oleh ahli dan mahasiswa menunjukan rentang skor

3,49 pada kategori sangat baik. Dengan hasil produk dalam kategori sangat baik,

produk yang telah disusun tersebut tidak dilakukan revisi produk kecuali

perbaikan sampul depan karena menyesuaikan penilaian mahasiswa pada

penilaian kemenarikan sampul depan buku ajar drama.

Kata Kunci: Pertunjukan Drama Realis, Buku Ajar, Pembelajaran Drama,

TPACK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

vii

ABSTRACT

Jiwangga, Johanes Baptis Judha. 2020. Development of Drama Textbooks Based

on Technological Pedagogical Content Knowledge for Indonesian

Language and Literature Education Study Program Students. Thesis.

Yogyakarta: Indonesian Language Education Study Program, Master

Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma

University Yogyakarta.

This study aims to produce drama textbooks that are focused on realist

drama performances as teaching materials for students of the Indonesian

Language and Literature Education study program. The drama textbook uses a

technological pedagogical content knowledge (TPACK) approach which provides

a basic and general understanding of the dynamics of creating realist drama

performances. This study uses a development research method from Borg and

Gall which is modified according to research needs. The research stages are

divided into five stages, namely needs analysis, product design preparation,

product preparation, product assessment and product revision.

The results of the research carried out included 1) product design in the

form of Semester Lecture Design (RPS) along with Class Assignment Design

(RTP) in the Literary Performance course or drama practice course, 2) textbook

products for realist drama performances, and 3) instructional supplement videos

that become a complement to textbooks. Based on the results of the needs analysis

carried out, the required drama textbooks must adjust the vision and mission of

the Indonesian Language and Literature Education study program and provide

basic understanding and applicable skills about performances that are focused on

realist drama performances. The results of the overall product design assessment

by experts show a score of 0,72 in the agree or feasible category so that the

product design can be used for the preparation of drama textbook products with

improvements according to the expert assessors' responses. The results of the

overall product assessment by experts and students show a score range of 3,49 in

the very good category. With the results of the products in the very good category,

the products that have been compiled are not subject to product revisions except

for front cover repairs because they adjust student assessments to assess the

attractiveness of the front cover of drama textbooks.

Keywords: Realist Drama Performance, Textbook, Drama Learning, TPACK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

viii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur sebesar-besarnya, penulis haturkan kepada Tuhan Sang Pencipta

Kehidupan atas berkat dan rahmat sehingga terselesaikannya penyusunan tesis ini

sebagai tugas akhir menempuh program magister. Penelitian Pengembangan Buku

Ajar Drama Berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge untuk

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini ditujukan sebagai

tawaran literasi untuk pembelajaran drama di lingkup institusi jurusan non-seni

terutama persiapan calon guru bahasa Indonesia. Penelitian ini memberikan materi

konsep dasar, konvensi prosedur teknis, aktivitas pembelajaran, dan bentuk

evaluasi pembelajaran pada topik pertunjukan drama realis sehingga diharapkan

dapat menyiapkan kualifikasi pendidikan calon guru di program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

Berbagai pihak telah membantu terwujudnya penulisan buku ajar pertunjukan

drama realis ini. Dukungan moril maupun materil telah diupayakan agar buku ajar

ini terselesaikan dengan baik dan dapat digunakan untuk kepentingan pengajaran

drama. Maka dari itu, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk

pihak-pihak yang telang mendukung yaitu;

1. Para jajaran dosen program studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia,

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ruang diskusi

akademik dalam proses penggalian pengetahuan selama proses

perkuliahan.

2. Dr. B. Widharyanto, M.Pd. & Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. selaku

dosen pembimbing dalam penyusunan buku ajar ini.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum selaku kaprodi Magister Pendidikan

Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

kelancaran dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

4. Keluarga tercinta yang telah mendukung dan menyemangati proses

penyusunan buku ajar.

5. Yunita Dwi Rahmayani, S.Pd. yang juga membantu dan menyemangati

selama proses penyusunan buku ajar ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

ix

6. Yohanes Padmo Adi, S.S. M.Hum. selaku guru teater saya dan rekan

diskusi dalam penyusunan buku ajar.

7. Soehardjoso S.K, M.Sn. selaku pembimbing saya dalam proses kesenian

saya di kancah perteateran Yogyakarta.

8. Para narasumber baik dari kalangan dosen-dosen, guru-guru bahasa

Indonesia, seniman-seniman teater, dan juga mahasiswa yang berkenan

untuk diwawancarai guna menyusun buku ajar ini.

9. Para rekan-rekan seniman teater Yogyakarta yang telah bersedia menjadi

narasumber dalam penyusunan video suplemen pembelajaran.

10. Para rekan-rekan tim sinematografi Studio Jiwangga yang telah

membantu proses syuting hingga editing materi video suplemen

pembelajaran.

11. Aldela Rose, A.Md.ds. selaku penata letak dan perancang desain grafis

buku.

12. Para rekan-rekan seniman teater Yogyakarta yang telah memberikan

sumbangan ilustrasi foto maupun video karya pertunjukan dalam buku

ajar dan video suplemen pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................................. vi

ABSTRACT ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR SKEMA, DIAGRAM DAN TABEL ..................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6

1.5 Spesifikasi Produk ................................................................................................. 7

1.6 Batasan Istilah ..................................................................................................... 12

1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

xi

2.1 Buku Ajar Drama Berbasis Technological Pedagogical Content

Knowledge (TPACK) .............................................................................. 16

2.2 Pertunjukan Drama (Content & Knowledge) .................................................... 21

2.2.1 Pertunjukan Drama Realis .............................................................................. 23

2.2.2 Dramaturgi Realis ........................................................................................... 25

2.3 Pembelajaran Drama (Pedagogical) .................................................................. 32

2.3.1 Taksonomi Pembelajaran Drama ................................................................... 34

2.3.2 Pendekatan Pembelajaran Drama ................................................................... 36

2.3.3 Evaluasi Pembelajaran Drama ........................................................................ 42

2.4 Teknologi dalam Pembelajaran Drama (Technological) ................................. 44

2.5 Kerangka Berpikir .............................................................................................. 46

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 48

3.1 Model Pengembangan ........................................................................................ 48

3.2 Prosedur Pengembangan .................................................................................... 49

3.3 Sumber Data ........................................................................................................ 57

3.3.1 Sumber Data Analisis Kebutuhan .................................................................. 57

3.3.2 Sumber Data Penilaian Desain Produk ........................................................... 59

3.3.3 Sumber Data Penilaian Produk ....................................................................... 60

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 64

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................... 68

3.5.1 Teknik Analisis Data Kebutuhan .................................................................... 68

3.5.2 Teknik Analisis Data Validasi Desain Produk ............................................... 70

3.5.3 Teknik Analisis Data Validasi Produk ........................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ......................................... 72

4.1 Deskripsi Langkah-Langkah Pengembangan Buku Ajar Drama .................. 72

4.1.1 Analisis Kebutuhan ........................................................................................ 72

4.1.2 Penyusunan Desain Produk ............................................................................ 77

4.1.3 Penyusunan Produk Buku Ajar Drama ........................................................... 79

4.1.4 Penilaian Produk ............................................................................................. 80

4.2 Deskripsi Data ..................................................................................................... 81

4.2.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan ................................................................ 82

4.2.1.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Angket Mahasiswa PBSI ........... 84

4.2.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara dengan Dosen Ahli

Drama .................................................................................................. 86

4.2.1.3 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara dengan Dosen

Pengampu Mata Kuliah Pergelaran Sastra .......................................... 87

4.2.1.4 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara dengan Guru

Bahasa Indonesia ................................................................................. 89

4.2.1.5 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara dengan Ketua

Program Studi ...................................................................................... 90

4.2.1.6 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Dokumen RPS dan RTP Mata

Kuliah Pergelaran Sastra ..................................................................... 91

4.2.2 Deskiripsi Data Penyusunan dan Validasi Desain Produk .............................. 92

4.2.2.1 Deskripsi Data Penyusunan Desain Produk ........................................ 92

4.2.2.2 Deskripsi Data Validasi Desain Produk .............................................. 96

4.2.3 Deskripsi Data Penyusunan Produk ................................................................. 98

4.2.3.1 Deskripsi Data Penyusunan Buku Ajar Drama ................................... 98

4.2.3.2 Deskripsi Data Penyusunan Video Suplemen Pembelajaran ............ 105

4.2.4 Deskripsi Data Penilaian Produk ................................................................... 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

xiii

4.3 Hasil Analisis Data ............................................................................................ 108

4.3.1 Hasil Analisis Data Kebutuhan .................................................................... 108

4.2.1.1 Hasil Analisis pada Dokumen RPS dan RTP Mata Kuliah

Pergelaran Sastra ............................................................................... 109

4.2.1.2 Hasil Analisis pada Mahasiswa ......................................................... 121

4.2.1.3 Hasil Analisisi Data Wawancara ....................................................... 137

4.2.1.4 Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan ............................................. 172

4.3.2 Hasil Analisis Data Validasi Desain Produk ................................................ 176

4.3.2.1 Pembahasan Hasil Desain Produk ..................................................... 186

4.3.3 Hasil Analisis Data Penyusunan Produk ...................................................... 191

4.3.4 Hasil Analisis Data Penilaian Produk ........................................................... 201

4.4 Revisi Produk .................................................................................................... 230

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 234

5.1 Simpulan ........................................................................................................... 234

5.2 Saran ................................................................................................................. 236

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 240

LAMPIRAN ............................................................................................................ 245

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

xiv

DAFTAR SKEMA, DIAGRAM DAN TABEL

Daftar Skema

Skema 2.1 Pembagian Aspek Penyusun TPACK ....................................................... 18

Skema 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian Pemgembangan Buku Ajar Drama ............ 47

Skema 3.1 Skema Umum Tahapan Penelitian Pengembangan Buku Ajar Drama

Berbasis TPACK ........................................................................................ 49

Skema 3.2 Skema Rinci Tahapan Penelitian Pengembangan Buku Ajar Drama

Berbasis TPACK ........................................................................................ 51

Daftar Diagram

Diagram 4.1 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Drama ................................. 203

Diagram 4.2 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Pedagogi ............................. 208

Diagram 4.3 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Bahan Ajar .......................... 215

Diagram 4.4 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Bahasa ................................. 221

Diagram 4.5 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Mahasiswa .................................. 226

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Daftar Sumber Data Kuesioner Mahasiswa ................................................ 58

Tabel 3.2 Daftar Sumber Data Wawancara................................................................. 58

Tabel 3.3 Daftar Sumber Data Penilaian Desain Produk ............................................ 60

Tabel 3.4 Daftar Sumber Data Penilaian Produk oleh Ahli ........................................ 61

Tabel 3.5 Daftar Sumber Data Penilaian Produk oleh Mahasiswa ............................. 62

Tabel 3.6 Kisi-kisi Umum Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ....................... 67

Tabel 3.7 Kategori Interval Skala Guttman ................................................................ 70

Tabel 3.8 Kategori Interval Rating Scale .................................................................... 71

Tabel 4.1 Pemerolehan Data Analisis Kebutuhan....................................................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

xv

Tabel 4.2 Tanggapan Perbaikan Validator Terhadap Desain Produk ......................... 97

Tabel 4.3 Struktur Isi Buku ......................................................................................... 99

Tabel 4.4 Struktur Isi Video Suplemen Pembelajaran .............................................. 106

Tabel 4.5 Hasil Analisis Dokumen Keselarasan RPS dan RTP Mata Kuliah

Pergelaran Sastra ...................................................................................... 109

Tabel 4.6 Hasil Analisis Data Kebutuhan Kuesioner pada Mahasiswa .................... 122

Tabel 4.7 Hasil Keselarasan Capaian Pembelajaran Lulusan dengan Capaian

Pembelajaran Mata Kuliah ....................................................................... 179

Tabel 4.8 Hasil Keselarasan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah, Kompetensi dan

Indikator Kompetensi/Ketercapaian ......................................................... 181

Tabel 4.9 Hasil Keselarasan Kompetensi, Materi Pembelajaran, Proses

Pembelajaran, dan Evaluasi ...................................................................... 183

Tabel 4.10 Hasil Kesesuaian Rumusan Materi Pembelajaran dalam Mata Kuliah

Pergelaran Sastra ...................................................................................... 184

Tabel 4.11 Hasil Integrasi Kompetensi, Materi Pembelajaran, Proses

Pembelajaran, dan Evaluasi Berbasis Teknologi ...................................... 186

Tabel 4.12 Rekapitulasi Keseluruhan Hasil Penilaian Desain Produk ..................... 188

Tabel 4.13 Pemetaan Bab dalam Buku Ajar ............................................................. 192

Tabel 4.14 Pemetaan Video Suplemen Pembelajaran ............................................... 197

Tabel 4.15 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Drama .................................... 201

Tabel 4.16 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Pedagogi ................................ 205

Tabel 4.17 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Bahan Ajar ............................. 212

Tabel 4.18 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Bahasa .................................... 219

Tabel 4.19 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Mahasiswa ..................................... 223

Tabel 4.20 Rekapitulasi Keseluruhan Hasil Penilaian Produk.................................. 231

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

xvi

Tabel 4.21 Revisi Sampul Buku Ajar Drama............................................................ 232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Drama merupakan bagian dari genre sastra yang memiliki irisan dengan

bidang ilmu lainnya yaitu seni pertunjukan. Persinggungan inilah yang membuat

drama memiliki kompleksitas tersendiri dibandingkan genre sastra lainnya seperti

puisi dan prosa. Hal tersebut mewujud ke dalam bentuk naskah drama sebagai

manifestasi ilmu sastra dan pementasan sebagai manifestasi ilmu seni

pertunjukan. Walaupun berbeda, kedua bentuk tersebut selalu saling melengkapi

dan menunjang sebagai satu kesatuan. Konsep tersebut selaras dengan ungkapan

Satoto (2012: 6) yang mengatakan bahwa “seni drama memang belum mencapai

kesempurnaan apabila belum sampai ke tahap seni teater dalam bentuk

pementasan atau pergelaran sebagai perwujudan”. Maka, pemahaman naskah

lakon tanpa memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan pementasannya

belumlah cukup sehingga karya sastra drama tidak pernah bisa dipisahkan dengan

paradigma seni pertunjukan..

Dengan pandangan utuh mengenai drama, pengajaran drama pada

persiapan calon guru bahasa Indonesia menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Pengajaran drama yang dimaksud akan diacukan pada perkuliahan di Program

Studi Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma (PBSI USD). Mata

kuliah yang dimaksud adalah mata kuliah Pergelaran Sastra pada semester lma

sebagai mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa untuk menciptakan

pertunjukan drama. Berdasarkan wawancara pementasan kelas angkatan tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

2

2015 yang dilakukan kepada dosen pengampu, mata kuliah ini menggunakan

metode project based learning yang mengharuskan mahasiswa melakukan

aktivitas mandiri dalam menciptakan suatu karya pentas drama. Sebagai mata

kuliah praktik, Pergelaran Sastra memiliki potensi aplikatif pada keterampilan

bahasa dan sastra sekaligus pengalaman belajar yang mampu merangsang

kemampuan berpikir tinggi mahasiswa untuk menyelesaikan masalah dalam

proyek yang sedang dijalankannya. Namun, karakteristik metode pembelajaran ini

memiliki potensi hambatan jika tidak memiliki panduan yang jelas pada proses

penciptaan proyek yang dilakukan oleh mahasiswa. Maka dari itu, pengajaran

drama yang dipersiapkan sebagai salah satu spesifikasi keahlian calon guru bahasa

Indonesia perlu mendapatkan perhatian dan tinjauan sehingga dapat membekali

calon guru bahasa melakukan pengajaran drama secara teoritis maupun

keterampilan.

Selain itu, kegelisahan seputar pengajaran drama dan sastra kian marak di

dunia pendidikan Marantika (dalam Waldji, 2017) menjelaskan faktor penyebab

gagalnya pembelajaran drama yaitu banyak pengajar yang masih belum

memahami secara baik, bagaimana mengajarkan drama. Drama hanya dimaknai

sebagai sandiwara yang akan sulit diajarkan di kelas karena berbagai kendala.

Setiaji (dalam Waldji, 2017) menambahkan persoalan pembelajaran drama yang

lain yaitu pemberian materi yang berkaitan dengan kemampuan memerankan

tokoh drama masih kurang. Peserta didik harus mencari dan mempraktikkan

sendiri teknik-teknik bermain drama. Pendapat serupa juga dikemukakan Hamid

(dalam Waldji, 2017) bahwa pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal dari

hari ke hari semakin sarat dengan berbagai persoalan di antaranya: 1) pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

3

kemampuan dasar dalam bidang kesustraan para guru sangat terbatas, 2) materi

kesastraan yang mereka peroleh selama mengikuti pendidikan formal di LPTK

yang sangat terbatas, 3) materi kesastraan yang mereka peroleh selama mengikuti

pendidikan formal di perguruan tinggi (PT) sangat terbatas, 4) Materi kuliah

kesastraan yang mereka peroleh lebih bersifat teoritis, sedangkan yang mereka

butuhkan di lapangan lebih bersifat praktis. Dengan penjabaran kegelisahan

tersebut, menjadi sangat penting inovasi dan pengembangan dalam pengajaran

drama dan sastra terlebih untuk mempersiapkan calon guru bahasa Indonesia.

Selain itu berdasarkan observasi pada proses Pergelaran Sastra angkatan

2015, rencana pembelajaran masih belum bisa memberikan panduan bagi para

mahasiswa untuk melaksanakan proyek pementasan kelas. Hal tersebut

ditunjukkan dengan masih belum ada contoh model pelatihan drama dan panduan

yang jelas sebagai referensi belajar pada mata kuliah Pergelaran Sastra baik

berupa panduan proyek pementaan atau buku ajar pembelajaran yang bisa

membantu mahasiswa. Berdasarkan wawancara, yang juga menjadi sutradara

pementasan kelas B angkatan 2016, mengatakan bahwa proses latihan yang

dilakukan hanya diadaptasikan pada pengalaman dia mengikuti proses teater di

luar perkuliahan dan bukan dari pengajaran di mata kuliah. Dari ungkapan

tersebut, mata kuliah Pergelaran Sastra dapat diasumsikan belum bisa

memberikan kebutuhan mahasiswa untuk menyusun proyek pementasan kelasnya

dan memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang harus dikuasai dalam

bidang drama sebagai guru bahasa Indonesia.

Untuk menjawab seluruh identifikasi masalah di atas, penelitian ini

diarahkan pada pembuatan produk berupa buku ajar berbasis technological

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

4

pedagogical content knowledge yang dapat menjadi panduan mahasiswa dalam

pembekalan kemampuan drama dan menjalankan proyek pementasan kelas pada

mata kuliah Pergelaran Sastra. Tentu, produk buku ajar ini perlu disesuaikan

dengan desain pembelajaran yaitu rancangan pembelajaran semester sehingga

penelitian ini juga akan memodifikasi rancangan pembelajaran semester yang

mampu menggunakan buku ajar sebagai referensi. Produk buku ajar drama

diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan praktik mahasiswa dalam

menjalankan proyek pementasan kelas dan menambah kualifikasi mahasiswa

sebagai calon guru yang juga mengajarkan perihal pementasan drama.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian pengembangan buku ajar drama untuk meningkatkan spesifikasi

calon guru bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Universitas Sanata Dharma ini memiliki rumusan masalah umum yaitu bagaimana

pengembangan buku ajar drama berbasis technological pedagogical content

knowledge mampu menyiapkan calon guru bahasa Indonesia dalam pengajaran

drama. Rumusan masalah umum tersebut kemudian diperinci menjadi rumusan

masalah khusus yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Apa saja analisis kebutuhan yang diperlukan sebagai pemetaan kebutuhan

produk buku ajar drama berbasis technological pedagogical content

knowledge untuk mata kuliah Pergelaran Sastra di Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma?

b. Bagaimana desain produk yang disusun berupa rancangan pembelajaran

semester pada mata kuliah Pergelaran Sastra untuk penyusunan produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

5

buku ajar drama berbasis technological pedagogical content knowledge di

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma?

c. Bagaimana produk buku ajar drama berbasis technological pedagogical

content knowledge yang sesuai dengan desain rancangan pembelajaran

semester mata kuliah Pergelaran Sastra untuk menyiapkan spesifikasi

pengajaran drama calon guru bahasa Indonesia di Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan, tujuan penelitian dapat

dirumuskan menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan

umum penelitian ini adalah mengembangkan produk buku ajar drama berbasis

technological pedagogical content knowledge yang mampu menyiapkan calon

guru bahasa Indonesia dalam pengajaran drama. Tujuan khusus dari penelitian ini

dijelaskan sebagai berikut:

a. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kebutuhan-kebutuhan dan hal-

hal mendasar dasar dalam urgensi pengembangan produk buku ajar drama

berbasis technological pedagogical content knowledge untuk mata kuliah

Pergelaran Sastra di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Universitas Sanata Dharma.

b. Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain rancangan pembelajaran

semester pada mata kuliah Pergelaran Sastra disusun berbasis

technological pedagogical content knowledge sehingga dapat menjadi

acuan buku ajar drama yang memenuhi spesifikasi pengajaran drama calon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

6

guru bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Universitas Sanata Dharma.

c. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk buku ajar drama

berbasis technological pedagogical content knowledge yang mampu

memberikan spesifikasi pengajaran drama pada calon guru bahasa

Indonesia di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas

Sanata Dharma.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat praktis yang dapat dipetakan dan

dijabarkan sebagai berikut:

a. Bagi program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, penelitian memberikan

referensi bahan ajar dalam perkuliahan mata kuliah Pergelaran Sastra

sehingga mempu meningkatkan pemahaman dan keterampilan drama

dalam rangka menyiapkan kualifikasi calon guru yang mumpuni.

b. Bagi para mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

penelitian ini memberikan contoh model dan acuan belajar praktik drama

yang dapat menjadi panduan dalam melaksanakan mata kuliah Pergelaran

Sastra yang hasil luarannya adalah pentas drama.

c. Bagi para pengajar drama dan dosen pengampu mata kuliah Pergelaran

Sastra, penelitian ini memberikan tawaran model rancangan pembelajaran

dan membantu pembelajaran drama dengan adanya bentuk buku ajarl ajar

drama.

d. Bagi guru bahasa Indonesia, buku ajar ini dapat menjadi referensi materi,

aktivitas, dan penugasan dalam pembelajaran drama di sekolah menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

7

1.5 Spesifikasi Produk

Penilitian ini mengacu pada pembuatan buku ajar ajar yang mampu

memberikan bantuan pemahaman pada mahasiswa di bidang pementasan drama.

Sebagai suplemen dan bantuan pemahaman mahasiswa, buku ajar drama ini tidak

hanya memberikan pandangan teoritis mengenai pementasan drama tetapi juga

memberikan informasi praktis dalam penerapan pertunjukan drama. Asumsi ini

ingin membentuk kemampuan abstrak mahasiswa sehingga mampu menautkan

antara kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan juga kompetensi

sikap.

Dengan pemahaman dasar seperti itu, buku ajar drama ini kemudian

diarahkan pada paradigma technological pedagogical content knowledge.

Paradigma tersebut mengerucutkan orientasi buku ajar drama ini pada penyiapan

kemampuan pengajaran drama baik secara teori dan praksis. Melalui

technological pedagogical content knowledge, buku ajar drama ini akan

mengarahkan pemanfaatan serta antisipasi dari potensi dan hambatan dalam

rangka persiapan calon guru bahasa Indonesia.

Penyusunan buku ajar drama ini dilandaskan dari pernyataan Satoto (2012)

yang mengatakan bahwa tidak bisa dikatakan utuh jika tidak mempertimbangkan

unsur pertunjukannya. Dengan pandangan tersebut, buku ajar drama berbasis

technological pedagogical content knowledge akan memfasilitasi pemahaman

teoritis drama secara sastra maupun pertunjukan serta penerapan pertunjukan

drama. Buku ajar drama ini pun secara khusus hanya memilih gaya pertunjukan

drama realis yang dijadikan materi pembelajaran karena drama realis dianggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

8

lebih obyektif untuk diterapkan dalam pembelajaran drama di prodi PBSI. Secara

lebih rinci, buku ajar ini dibagi menjadi delapan bab yang dijabarkan sebagai

berikut.

a. Bab 1 : Dramaturgi Realis

Pada bab ini, pertunjukan drama realis dijelaskan secara kaidah dan

karakteristik yang dibutuhkan untuk menganalisis naskah drama realis

sebelum dipentaskan. Kaidah dan karakteristik drama realis yang

dijelaskan terbagi menjadi dua hal yaitu struktur drama dan tekstur drama.

Tujuan dari pencantuman materi mengenai unsur dramaturgi realis

tersebut adalah mahasiswa mampu menganalisis dramaturgi realis sebuah

naskah untuk menyusun informasi naskah drama yang akan dimainkan.

Hasil analisis inilah yang menjadi dasar dari seluruh perwujudan

pementasan baik secara bidang produksi maupun artistik.

b. Bab 2 : Penyutradaraan Realis

Pada bab ini, pertunjukan drama dijelaskan secara konsep

penyutradaraan yang dibutuhkan untuk mengubah naskah drama menjadi

pertunjukan drama. Konsep penyutradaraan drama realis menjelaskan

mekanisme kerja sutradara untuk melakukan alih wahana dari sebuah

naskah menjadi pertunjukan. Tujuan dari pencantuman materi mengenai

unsur dramaturgi tersebut adalah mahasiswa mampu membuat konsep

penyutradaraan realis yang digunakan sebagai penerapan pertunjukan

drama realis. Hasil analisis inilah yang menjadi dasar dari proyek

pertunjukan drama realis yang dicanangkan oleh para mahasiswa sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

9

c. Bab 3 : Organisasi Pertunjukan

Pada bab ini, pertunjukan drama dijelaskan secara organisasi

pertunjukan yang dibutuhkan untuk membuat pertunjukan drama realis.

Organisasi pertunjukan menjelaskan bidang dan mekanisme sistem kerja

yang diperlukan untuk membuat sebuah pertunjukan drama realis. Tujuan

dari pencantuman materi mengenai organisasi pertunjukan adalah

mahasiswa mampu mempraktikan penyusunan organisasi pertunjukan

dalam pertunjukan drama. Hasil penyusunan organisasi pertunjukan inilah

yang menjadi pembagian bidang dan sistem kerja di antara para

mahasiswa dalam menyiapkan pertunjukan drama realis.

d. Bab 4 : Keaktoran

Pada bab ini, pertunjukan drama dijelaskan secara teknik bermain

peran yang dibutuhkan untuk pertunjukan drama realis. Teknik bermain

peran menjelaskan teknik akting yang dibutuhkan oleh aktor dalam

memainkan perannya di pertunjukan drama realis. Tujuan dari

pencantuman materi mengenai teknik bermain peran adalah mahasiswa

mampu mempraktikan teknik bermain peran yang dibutuhkan lalu

mengaplikasikannya ke dalam pertunjukan drama realis di panggung.

Hasil teknik bermain peran inilah yang menjadi aktualisasi dari konsep

dramaturgi dan penyutradaraan menjadi pertunjukan drama realis secara

utuh saat di panggung.

e. Bab 5 : Tata Suara

Pada bab ini, pertunjukan drama dijelaskan secara tata suara yang

dibutuhkan untuk pertunjukan drama realis. Tata suara menjelaskan desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

10

dan kebutuhan suara maupun musik yang dapat mendukung dalam

pertunjukan drama realis. Tujuan dari pencantuman materi mengenai tata

suara adalah mahasiswa mampu mempraktikan penyusunan desain tata

suara yang dibutuhkan untuk mendukung lalu mengaplikasikannya ke

dalam pertunjukan drama realis di panggung. Hasil tata suara inilah yang

menjadi aktualisasi dari salah satu bagian artistik pertunjukan yang dapat

dimanfaatkan untuk mendukung pertunjukan drama realis.

f. Bab 6 : Tata Latar dan Tata Cahaya

Pada bab ini, pertunjukan drama dijelaskan secara tata latar dan

tata cahaya yang dibutuhkan untuk pertunjukan drama realis. Tata latar

dan cahaya menjelaskan desain dan kebutuhan ruang, waktu maupun

lampu yang dapat mendukung dalam pertunjukan drama realis di

panggung. Tujuan dari pencantuman materi mengenai tata latar dan tata

cahaya adalah mahasiswa mampu mempraktikan penyusunan desain tata

latar dan cahaya yang dibutuhkan lalu mengaplikasikannya ke dalam

pertunjukan drama realis di panggung. Hasil tata latar dan tata cahaya

inilah yang menjadi aktualisasi dari salah satu bagian artistik pertunjukan

yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertunjukan drama realis.

g. Bab 7 : Tata Rias dan Tata Busana

Pada bab ini, pertunjukan drama dijelaskan secara tata rias dan tata

busana yang dibutuhkan untuk pertunjukan drama realis. Tata rias dan

busana menjelaskan desain dan kebutuhan riasan beserta pakaian yang

dapat mendukung dalam pertunjukan drama realis di panggung. Tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

11

dari pencantuman materi mengenai tata rias dan tata busana adalah

mahasiswa mampu mempraktikan penyusunan desain tata rias dan busana

yang dibutuhkan untuk mendukung lalu mengaplikasikannya ke dalam

pertunjukan drama realis di panggung. Hasil tata rias dan tata busana

inilah yang menjadi aktualisasi dari salah satu bagian artistik pertunjukan

yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertunjukan drama realis.

h. Bab 8 : Dinamika Pertunjukan Drama Realis

Pada bab ini, pertunjukan drama dijelaskan secara dinamika mulai

dari persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi pertunjukan. Keseluruhan

dinamika tersebut menjadi gambaran terhadap apa saja yang harus

dilakukan dan bagaimana harus mensiasati kendala yang dihadapi dalam

menciptakan pertunjukan drama realis. Tujuan dari pencantuman materi

mengenai dinamika pertunjukan drama adalah mahasiswa mampu

mengaitkan berbagai keterampilan drama yang telah dipelajari untuk

menciptakan pertunjukan drama realis. Hasil dinamika pertunjukan drama

realis inilah yang menjadi kristalisasi dari seluruh rangkaian pembelajaran

drama yang ditempuh dengan puncaknya yaitu pertunjukan drama realis

yang dibuat oleh para mahasiswa.

Untuk menunjukkan ciri khas dari buku ajar drama berbasis technological

pedagogical content knowledge, karakteristik buku ajar drama memanfaatkan

pemetaan materi dan pendekatan pembelajaran yang terintegrasi dengan

pemanfaat teknologi. Hal tersebut dapat dicermati dalam desain pembelajarn yang

disusun berupa Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Rencana Tugas

Perkuliahan (RTP). Pendekatan pembelajaran yang dominan digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

12

Project Based Learning dengan mengadaptasi berbagai pendekatan lain seperti

Problem Based Learning dan juga Total Physical Response. Materi pembelajaran

drama yang digunakan adalah pertunjukan drama realis. Integrasi teknologi dapat

dicermati melalui media pembelajaran yang dicantumkan dengan memanfaatkan

video pembelajaran dan juga berbagai perangkat teknologi yang berhubungan

denga pertunjukan drama.

1.6 Batasan Istilah

a. Drama Realis

Drama realis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis

drama yang mengadaptasi aliran realisme. Harymawan (1988: 64)

menjelaskan bahwa realisme merupakan aliran seni yang berusaha

mencapai iusi atas penggambaran nyata. Hal tersebut ditambahkan oleh

Hassanudin (1996: 52) dengan mengatakan bahwa kenyataan hidup sehari-

hari sebagaimana adanya mewarnai pementasan realisme. Dalam

penelitian ini, drama realis diacukan sebagai drama yang mengadaptasi

kehidupan nyata secara obyektif ke dalam panggung dengan berbagai

unsur artistik panggungnya.

b. Technological pedagogical content knowledge

Berry, Depapepe & van Driel (2016: 347) menjabarkan

technological pedagogical content knowledge sebagai berikut, “ …

describe the knowledge that teachers use to transform particular subject

matter for student learning, taking into account possible (mis)conceptions

and learning difficulties”. Dalam penelitian ini, technological

pedagogical content knowledge diartikan sebagai spesifikasi kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

13

guru untuk mengintegrasikan penguasaan bidang materi ajar dan bidang

pedagogi. Secara spesifik, penelitian ini mengkhususkan pada penguasaan

sastra yaitu drama baik secara sastra maupun pertunjukan. Hal tersebut

dikarenakan tuntutan guru bahasa Indonesia diwajibkan untuk

mengajarkan drama hingga tataran pementasan kelas.

c. Buku Ajar Drama

Prastowo (2014) mengungkapkan bahwa buku ajar merupakan

buku berisi ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, disusun

berdasarkan kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, digunakan

untuk proses pembelajaran, dan berisi bahan bahan atau materi pelajaran

yang akan diajarkan. Pengembangan buku ajar ini tentu akan disertai

dengan desain pembelajaran yang sesuai dengan spesisfikasi technological

pedagogical content knowledge sehingga antara pembelajaran dan media

pembelajaran berupa buku ajar dapat selaras. Dalam konteks penelitian

ini, buku ajar berbasis TPACK diasumsikan sebagai pembelajaran drama

secara teoritis maupun aplikatif untuk mencukupi spesifikasi pengajar

drama.

1.7 Sistematika Penulisan

Pada bab pertama, penelitian ini akan memamparkan perihal identifikasi

masalah yang menjadi landasan dari dilakukannya penelitian. Identifikasi masalah

tersebut yang merujuk pada latar belakang masalah seputar urgensi penyusunan

buku ajar ajar drama perlu dilaksanakan dalam konteks memenuhi kebutuhan

teoritis dan praktis di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Tentu dalam

penyusunan latar belakang ini, peneliti memaparkan hal penting lainnya seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

14

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, spesifikasi produk, dan juga batasan

istilah dalam rangka memberikan kerangka penelitian.

Pada bab kedua, penelitian ini akan memaparkan perihal tinjauan pustaka

yang diberikan sebagai acuan dasar pemikiran dilaksanakan penelitian ini. Tinjaun

pustaka merujuk pada penyusunan intisari pemikiran para pakar secara teoritis

yang ditemukan peniliti sebagai dasar pemikiran yang relevan dalam menunjang

kerangka pikir penelitian. Teori-teori dalam konteks sastra drama, pertunjukan,

dan pembelajaran dinarasikan lebih lanjut untuk memperjelas paradigma yang

digunakan peneliti sebagai pisau analisis dan pendekatan dalam menyelesaikan

masalah yang ada.

Pada bab ketiga, penelitian ini memaparkan perihal metodologi penelitian

yang dilakukan sebagai gambaran tahapan yang harus dilakukan. Penelitian ini

merujuk pada penggunaan metodologi penelitian pengembangan dan berorientasi

pada produk akhir buku ajar ajar drama. Melalui metodologi ini, penelitian ini

dapat dilihat karakteristik serta kegunaan yang akan dicapai dalam menjawab

permasalahan empiris. Tahapan-tahapan yang disusun sebagai langkah penelitian

juga akan mencerminkan dan memaparkan skema berpikir peneliti dalam

menjawab fakta empiris dan penyikapan terhadap fakta empiris tersebut sebagai

solusi yang mampu bermanfaat.

Pada bab empat, penelitian ini menjabarkan analisis kebutuhan dalam

penyusunan produk, desain produk berupa Rencangan Perkuliahan Semester

(RPS) dan Rencanan Tugas Perkuliahan (RTP), hasil validasi produk oleh ahli,

hasil penilaian produk, dan catatan revisi produk. Bab empat memberikan paparan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

15

terperinci dari deskripsi data dan analisis data yang mampu menggambarkan

ketercapaian penelitian ini dalam menyusun produk buku ajar drama. Paparan

tersebut berisi paparan dalam tiap tahapan yang ditempuh berdasarkan

karakteristik penelitian pengembangan sehingga mampu menggambarkan

relevansi produk dalam menjawab permasalahan penelitian.

Pada bab lima, penelitian ini menjabarkan mengenai simpulan hasil atas

seluruh rangkaian penelitian pengembangan yang telah dilakukan. Simpulan berisi

rangkuman dari serangkaian proses penelitian mulai dari analisis kebutuhan

hingga revisi produk akhir. Fokus dari simpulan adalah tinjauan terhadap produk

yang disusun berupa buku ajar drama berbasis TPACK untuk mahasiswa program

studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain simpulan, bab lima juga

berisi saran yang diberikan sebagai bentuk tanggapan rekomendasi dari penelitian

pengembangan yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buku Ajar Drama Berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge

Technological pedagogical content knowledge merupakan pendekatan

yang dikembangkan dari pedagogical content knowledge (PCK). PCK

diperkenalkan oleh Lee Shulman (1987) dan memberikan paradigma baru pada

dunia pendidikan. Lee Shulman memperkenalkan pedagogical content knowledge

sebagai kemampuan dan keterampilan pengajar dalam menciptakan proses

pembelajaran berdasarkan penguasaan materi dan pedagogi. Berry, Depapepe &

van Driel (2016: 347) menjabarkan sebagai berikut, “… describe the knowledge

that teachers use to transform particular subject matter for student learning ,

taking into account possible (mis)conceptions and learning difficulties”. Dengan

paradigma tersebut, pengajar atau guru dimungkinkan untuk memiliki pemetaan

terhadap apa yang harus diajarkan kepada pembelajar serta antisipasi terhadap

kesulitan yang ditemukan dalam proses pembelajaran.

PCK memberikan pemetaan spesifikasi yang diperlukan guru dalam

pembelajaran. Berry, Depapepe & van Driel (2016: 349) menjabarkannya sebagai

berikut, “ … , PCK may be seen as the professional knowledge that each teacher

develops on the basis of his/her experiences during teacher education and in

practice, and that is inseparably connected with the context in which it is

developed and used, and thus cannot be assessed in a comparative or normative

way”. Guru diharuskan memiliki keahlian khusus yang selalu dikembangkan dari

proses belajar di institusi persiapan calon guru maupun dalam praktik pengajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

17

Hal tersebut pun juga berlaku pada persiapan calon guru bahasa atau dalam

konteks penelitian ini adalah calon guru bahasa Indonesia. Troyan, Cammarata &

Martel (2017: 460) menjelaskan, “… PCK can be translated into knowledge about

language and knowledge about language teaching. These distinct types of

knowledge represent the capacity of the teacher to transform his or her knowledge

about language as a discipline into pedagogically sound practices so that students

will be able to learn the language”.

Pada perkembangannya, konsep PCK mengalami perkembangan sesuai

perkembangan zaman. Mihsra & Koehler (2006) memperkenalkan kembangan

PCK yaitu Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Konsep ini

berkembangan sesuai dengan perkembangan teknologi yang merambah ke bidang

pendidikan. Konsep dasarnya adalah mengolaborasikan aspek teknologi pada

spesifikasi penguasaan pengajaran guru di bidang studi tertentu. Kocoglu (2009:

2734) memaparkan integrasi teknologi dalam pendidikan sebagai berikut,

“Current educational practice reflects a growing integration of computer tools

and technological applications into their curriculum. The idea of integrating the

knowledge of subject matter, teaching/learning, and technology has become

apparent today since the needs of students have increased with the increased use

and the need to learn with technology”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

18

Skema 2.1 Pembagian Aspek Penyusun TPACK

Berdasarkan gambar 1, TPACK tersusun dari berbagai kriteria pendukung

dalam menciptakan kualifikasi pembelajaran. Rincian penjelasan dari irisan dari

tiap aspek pembangun TPACK (Cam & Koc, 2019) dapat dicermati seperti

berikut.

a. Technological Knowledge (TK): pengetahuan untuk menggunakan

berbagai macam teknologi dalam proses pembelajaran.

b. Pedagogical Knowledge (PK): pengetahuan pengajar dalam menggunakan

berbagai strategi pembelajaran untuk mengajarkan materi seperti metode

pembelajaran, teknik pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

c. Content Knowledge (CK): teori, konsep dan pemahaman dasar mengenai

subjek-subjek materi yang harus diajarkan dalam proses pembelajaran.

d. Technological Content Knowledge (TCK): pengetahuan pengajar tentang

teknologi yang digunakan untu mengajarkan topik materi tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

19

e. Pedagogical Content Knowledge (PCK): pengetahaun pengajar tentang

penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk topik materi yang

diajarkan.

f. Technological Pedagogical Knowledge (TPK): pengetahuan tentang

penggunaan fasilitas teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran

dan wawasan teknologi.

Berdasarkan paparan tiap irisan aspek TPACK, definisi TPACK terhadap proses

pembelajaran menyediakan rincian kebutuhan yang harus dikuasai oleh pengajar

dalam menciptakan pembelajaran yang ideal.

TPACK kemudian, diterapkan menjadi pengembangan produk berupa

buku ajar drama. Buku drama yang hendak disusun menggunakan pandangan

TPACK sehingga dapat menjawab tantangan spesifikasi kebutuhan calon guru

bahasa Indonesia. Pengembangan buku ajar ini tentu akan disertai dengan desain

pembelajaran yang sesuai dengan spesisfikasi technological pedagogical content

knowledge sehingga antara pembelajaran dan media pembelajaran berupa buku

ajar dapat selaras. Dalam konteks penelitian ini, buku ajar berbasis TPACK

diasumsikan sebagai pembelajaran drama secara teoritis maupun aplikatif untuk

mencukupi spesifikasi pengajar drama.

Prastowo (2014) mengungkapkan bahwa buku ajar merupakan buku berisi

ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, disusun berdasarkan

kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, digunakan untuk proses

pembelajaran, dan berisi bahan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan.

Ungkapan Prastowo (2014) mengenai buku ajar ini juga selaras dengan Majid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

20

(2009) sebagai buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap

kurikulum dalam bentuk tertulis.

Menurut panduan pengembangan bahan ajar (Depdiknas, 2006) disebutkan

bahwa buku ajar berfungsi sebagai: 1) pedoman bagi guru yang akan

mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus

merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,

2) pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

dipelajari/dikuasainya, dan 3) alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil

pembelajaran. Pada penelitian ini, buku ajar diarahkan sebagai buku ajar mandiri

yang mengarahkan pembelajar untuk menciptakan pementasan drama berbasis

TPACK.

Kompleksitas pemahaman materi ajar dan pemahaman metode

pembelajaran inilah yang kemudian akan menentukan efektivitas proses belajar

yang dimiliki guru. Hal tersebut ditegaskan Shulman (dalam Mishra & Koehler,

2006:1021) yang berpendapat, “… having knowledge of subject matter of general

pedagogies strategy, through necessary, was not sufficient for capturing the

knowledge of good teacher”. Selanjutnya, Shulman (dalam Mishra & Koehler,

2006:1021) menegaskan faktor penting yang menentukan yaitu “the ways of

representing and formulating the subject that make it comprehensible to others”.

Maka dari itu, technological pedagogical content knowledge memberikan

wawasan penyusunan buku ajar ajar drama pada orientasi pemahaman materi ajar

serta pemahaman model pembelajaran untuk menciptakan kemampuan berpikir

abstrak pada pembelajar. Dengan paradigma tersebutlah, buku ajar ajar drama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

21

diarahkan sebagai panduan bagi pernyiapan kualifikasi calon guru bahasa

Indonesia yang mampu menjawab tantangan teoritis serta praktis di dunia

pendidikan.

2.2 Pertunjukan Drama (Content & Knowledge)

Secara etimologi kata, drama berasal dari bahasa Yunani ‘draomai’ yang

memiliki arti berbuat, berlaku, bertindak, berekasi, dan sebagainya (Harymawan,

1988:1). Pengertian drama secara etimologis pun berkembang dengan munculnya

intepretasi dari berbagai pakar. Aristoteles menafsirkan drama sebagai imitasi

perbuatan manusia dalam kehidupan (Whiting, 1961: 130). Balthazar Verhagen

menjabarkan drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan

gerak (dalam Harymawan, 1988:2). Dengan penjabaran tersebut, drama dapat

dicirikan sebagai rekaman kehidupan manusia yang memiliki bentuk dialog dan

aksi yang dipertunjukkan. Maka dari itu secara umum berdasarkan paparan istilah

drama yang sudah ada di atas, drama dapat diartikan sebagai karya sastra yang

merekam peristiwa kehidupan manusia melalui dialog dan aksi dengan tujuan

untuk dipertunjukkan.

Drama adalah salah satu genre sastra yang memiliki kompleksitas

tersendiri dibandingkan dengan genre sastra lainnya seperti puisi dan prosa.

Barranger (1993:4) mengatakan bahwa “... a play is often the most difficult type of

prose or poetry to read because it is written not only to be read but also to be

performed by actors before audiences”. Dengan pandangan Barranger, drama

dipahami juga memiliki unsur pertunjukan yang perlu diperhatikan kehadiran

riilnya di panggung selain sisi sastra yang tertulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

22

Drama belum menjadi utuh secara keseluruhan jika hanya ditinjau dari

aspek sastra saja ataupun aspek pertunjukan karena muatan drama dihadirkan

dengan kesadaran bahwa drama adalah karya sastra yang ditulis untuk dimainkan

atau dipertunjukkan. Satoto (2012: 6) mengatakan, “seni drama memang belum

mencapai kesempurnaan apabila belum sampai ke tahap seni teater dalam bentuk

pementasan atau pergelaran sebagai perwujudan” Hal tersebut pun selaras dengan

penelitian Gothberg, Bjorck, & Makitalo (2018) yang menitikberatkan bahwa

naskah drama dan pertunjukan drama adalah sinergi yang tidak bisa dipisahkan

kehadirannya. Naskah drama memberikan makna dari teks tertulis sedangkan

pertunjukan drama memberikan makna dari teks audiovisual. Asumsi inilah yang

kemudian membuat drama perlu untuk dipahami melalui dua perspektif yaitu

konvensi sastra dan pertunjukan.

Perihal peristiwa komunikasi yang hadir di panggung mengacu pada

perubahan paradigma parsial yang mengganggap bahwa drama hanya bisa ditinjau

dari perspektif sastra ataupun pertunjukan saja. Dualitas tersebut perlu

disingkirkan agar peristiwa komunikasi yang dihadirkan drama dapat menjadi

efektif dan utuh. Franks (dalam Gothberg, Bjorck, & Makitalo, 2018:247)

memaparkan pentingnya kesinambungan dualitas tersebut dengan mengatakan, “A

drama text can be understood in terms of layers of cultural meaning for example,

historical time periods, literary conventions, lexical issues, characters and its

central themes, whereas a stage text additionally can be understood in terms of its

audio-spatial properties for example, how scenes are presented through actioss of

the stage characters and objects on stage”. Maka dari itu, simpulan seputar

dualitas itu dijabarkan Gothberg, Bjorck, & Makitalo, (2018:247) dengan, “… to

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

23

transform dram text to stage text thus need to engage in a range of communicative

projects to move the activity forwards”.

2.2.1 Pertunjukan Drama Realis

Aliran realisme juga mempengaruhi perkembangan drama secara

kesusastraan dan bentuk pertunjukan. Aliran realisme dalam drama ini hadir

menggantikan aliran-aliran drama yang sudah ada sebelumnya sehingga

menciptakan sebuah konvensi realis dalam drama. Aliran ini berkembang sekitar

tahun 1850 terutama di bidang teater Perancis. Ketidakpuasan terhadap konsepsi

aliran romantik adalah salah satu penyebab dari mengapa aliran realisme

berkembang (Dewojati, 2012:69).

Dengan semakin berkembangnya drama realis pada tahun 1850-an, salah

satu tokoh yang dianggap sebagai pionir drama realis adalah Hendrik Ibsen.

Hendrik Ibsen mendominasi gaya pertunjukan drama di Eropa akhir abad

kesembilan belas dengan dramanya yang berjudul Ghost. Pertunjukan drama

Ghost milik Hendrik Ibsen dianggap memiliki kekuatan dan provakasi sosial yang

kuat terhadap drama realis hingga mendapatkan nominasi sebagai Bapak Drama

Modern atau Father of Modern Drama (Cohen, 2011:167).

Pada gerakan drama realisme pertama, perubahan signifikan terlihat pada

perlakuan terhadap panggung mulai mengalami perubahan dan berbeda dengan

panggung di era romantik. Panggung dimodifikasi untuk bisa menciptakan latar

senyata mungkin dengan menghadirkan dinding-dinding yang menciptakan

dimensi dan segala perkakas yang ada dalam kehidupan sehari-hari (Cohen,

2011:166). Tujuannya adalah menciptakan citra kehidupan nyata di atas panggung

yang dapat dilihat oleh penonton. Panggung di era realisme pun menjadi sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

24

lingkungan hidup dengan seluruh piranti artistik panggung hingga gaya

permainannya.

Secara spesifik, pengembangan produk buku ajar dalam penelitian ini

mengacu pada salah satu bentuk pertunjukan drama yaitu pertunjukan drama

realis. Gagasan utama dalam pertunjukan realis yaitu menghadiran ilusi realitas

secara ekstrem yang ditujukan untuk menciptakan kenyataan yang dilihat oleh

penonton sehingga penonton tidak lagi menganggap bahwa yang ditonton adalah

sebuah permainan (Dewojati, 2012:69). Pertunjukan drama realis menghadirkan

bukti-bukti kenyataan kepada penontonnya dan memberikan ruang bagi penonton

untuk menciptakan simpulan atas bukti tersebut (Cohen, 2011:165-166).

Drama realis menggunakan konsep representasional atau

representasionalisme sebagai konsep dasar. Konsep representasional itu biasanya

didekatkan dengan istiliah figurative dalam seni rupa. Figurative bertujuan untuk

menghadirkan deskripsi dari sebuah bentuk yang dapat dikenali secara rinci.

Penerapan konsep representasional ini dalam teater dituangkan menjadi berbagai

unsur artistik yang dihadirkan dalam panggung mampu diidentifikasi penonton

melalui referensi sehari-hari (Dewojati, 2012:70-71). Dengan kata lain, setiap

aspek yang dimunculkan dalam panggung harus mampu dikenali dan diintepretasi

oleh penonton dengan pengetahuan umum mereka dalam kehidupan nyata.

Drama realis dapat dikatakan seperti laboratorium. Subyek dari

penelitiannya adalah manusia dan obyek penelitiannya adalah fenomena serta

peristiwa hidup manusia. Drama realis harus menggunakan pendekatan saintifik

untuk bisa melakukan pengamatan dan penilaian terhadap masalah-masalah di

realitas (Cohen, 2011:165-166). Melalui laboratorium dengan pendekatan saintifik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

25

terhadap realitas, drama realis memberikan bukti-bukti nyata sebagai penilaian

akhir oleh penonton dan observer. Maka dari itu, bentuk pertunjukan realis dipilih

sebagai topik utama dalam pengembangan buku ajar drama karena

obyektivitasnya sehingga dapat dikaji dan dipelajari dengan acuan fakta empiris

yang konkrit, wujud visualnya, dan teknik-teknik penciptaannya.

2.2.2 Dramaturgi Realis

Dramaturgi memiliki berbagai macam interpretasi arti. Secara etimologi,

dramaturgi berasal dari bahasa Yunani ‘dramaturg’ yang secara sederhana

diartikan sebagai penulis naskah drama (Barranger, 1994:5). Dramaturgi juga

dianggap sebagai sebagai playwright’s craft atau keterampilan penulis naskah

drama yang didalamnya terkandung unsur-unsur, konvensi dan teknik untuk

menyusun drama (Barranger, 1994:5). Dramaturgi juga dijelaskan sebagai ajaran

tentang masalah hukum dan konvensi drama (Harymawan, 1988:1). Definisi

dramaturgi sebagai pola-pola dari aksi dramatik dalam sebuah drama (Cohen,

2011:28). Berdasarkan seluruh paparan definisi dari para ahli dapat ditarik

simpulan, dramaturgi adalah unsur-unsur yang menjadi bangunan dari sebuah

drama baik secara naskah maupun secara pertunjukan.

Dramaturgi menyediakan unsur-unsur yang rinci untuk memahami naskah

drama maupun pertunjukan drama. Unsur-unsur dramaturgi berisi kaidah-kaidah

dan konvensi untuk memahami dan menciptakan peristiwa hidup manusia dalam

drama baik secara naskah maupun pertunjukan (Cohen, 2011:28). Unsur-unsur

dramaturgi merupakan alat bantu untuk membedah bangunan informasi yang

terkandung dalam naskah drama dan membantu menciptakan aspek-aspek

tontonan dalam pertunjukan drama (Rendra, 1993:95). Selain itu, dramaturgi juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

26

mengikuti dari berbagai genre drama yang ada sehingga dramaturgi memiliki sifat

adaptatif dan aplikatif yaitu menyesuaikan genre drama yang diacu dan dapat

diterapkan untuk seluruh genre drama. Secara sederhana, dramaturgi menjadi

panduan bagi praktisi yang ingin menulis, memainkan dan menganalisis drama.

Dramaturgi yang diacu menggunakan teori George R. Kernodle (1961)

tentang struktur drama dan tekstur drama. Unsur-unsur dramaturgi tersebut

kemudian dijabarkan menjadi tema, penokohan, alur, latar, dialog, latar, mood

(nuansa), dan spectacle (tontonan). Unsur-unsur dramaturgi yang dibahas akan

diacukan kepada pertunjukan drama realis sehingga unsur-unsur dramaturgi

tersebut kemudian dipahami sebagai dramaturgi pertunjukan realis.

Elemen struktur yang pertama adalah tema. Tema merupakan gagasan

sentral atau dasar dari sebuah cerita. Tema dijelaskan sebagai sesuatu yang akan

diungkapkan untuk memberikan arah dan tujuan cerita (Dewojati, 2012:177).

Cohen (2011:29) menjelaskan tema sebagai keseluruhan argumen sebuah drama

yang berupa topik, ide sentral dan pesan. Dengan dua pandangan tersebut, tema

dapat disimpulkan sebagai ide dasar dari sebuah cerita yang hendak disampaikan

kepada pembaca naskah drama atau penonton pertunjukan drama.

Tema merupakan bentuk intelektualitas yang bersifat abstrak (Cohen,

2011:29). Abstraksi tersebut merujuk pada buah pemikiran yang hendak

disampaikan oleh penulis ataupun pembuat pertunjukan. Dalam drama, tema pada

dasarnya adalah pemikiran yang merupakan simpulan atas karakter tertentu atau

keseluruhan drama tersebut (Dewojati, 2012:178). Simpulan tersebut yang

kemudian mengandung nilai-nilai kehidupan dalam bentuk gagasan mengenai

hasil permenungan, moralitas, hukum, sistem sosial masyarakat, adat istiadat, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

27

Dalam konteks drama realis, bentuk intelektualitas dan pemikiran tersebut

ditemukan dari realitas kehidupan manusia dan dihadirkan secara obyektif dalam

naskah drama maupun pertunjukannya.

Tema selalu mengandung permasalahan yang dijadikan sebagai ide

gagasan cerita. Permasalahan inilah yang kemudian disampaikan kepada pembaca

atau penonton. Melalui permasalahan yang muncul dalam tema, drama

menghadirkan ruang permenungan filosofis terhadap kehidupan manusia.

Kernodle (1961:355) menambahkan bahwa drama yang baik tidak hanya

memberikan pemahaman filosofis saja namun juga harus mampu menciptakan

rasa pembaharuan berupa harmonisasi spiritual yang dalam.

Elemen struktur yang kedua adalah tokoh atau penokohan. Tokoh

merupakan unsur yang paling aktif dalam menggerakkan alur cerita (Dewojati,

2012:175). Dalam konteks drama, tokoh merupakan figur manusia yang

kehadirannya memberikan aksi-aksi pada alur (Cohen, 2011:28-29). Kehadiran

tokoh memberikan aksi konkrit terhadap bentuk peristiwa kehidupan yang hadir di

panggung. Melalui aksi-aksi tokoh, masalah-masalah dimunculkan sebagai

gagasan ide cerita dan jalannya alur cerita dari permulaan hingga akhir.

Kehadiran tokoh pun memberikan pertanyaan pada cerita, mengapa

peristiwa ini bisa terjadi (Dewojati, 2012:175). Hal tersebut merujuk dengan

kehadiran tokoh yang memberikan motif dan juga emosi (Barranger, 1994:338).

Motif merupakan latar belakang alasan dari sebuah aksi yang dimunculkan oleh

tokoh dalam menanggapi sebuah masalah dalam peristiwa. Emosi merupakan latar

belakang kejiwaan yang mengandung kompleksitas dari tanggapan pemikiran dan

perasaan tokoh terhadap masalah dalam peristiwa. Dalam konteks drama realis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

28

motif dan emosi tokoh harus selalu diletakkan pada dasar kausalitas terhadap

realita kehidupan maupun realita dalam cerita yang selalu bertautan. Maka dari

itu, Kernodle (1961:350-353) menegaskan bahwa kehadiran karakter (tokoh)

diciptakan dengan sifat dan kualitas yang khusus.

Elemen struktur yang ketiga adalah alur. Alur berhubungan dengan

peristiwa yang dibangun dari permulaan hingga akhir untuk mewujudkan sebuah

cerita. Alur memberikan cerita berdasarkan peristiwa-peristiwa yang dibangun

dalam pertunjukan drama. Setiap momen dalam drama seolah penuh dengan janji

dan ancaman tetapi sekaligus mengandung masa depan (Kernodle, 1961:345).

Dengan kata lain, alur dapat dikatakan sebagai susunan tahapan peristiwa

kehidupan manusia yang mengandung permasalahan untuk disampaikan.

Melalui alur, kausalitas peristiwa juga dipahami dengan logis sehingga

tokoh-tokoh yang hadir dapat memberikan makna yang jelas terhadap alur cerita.

Pada dasarnya, alur dalam drama selalu disusun berdasarkan hukum sebab-akibat

(Barranger, 1994:57). Melalui tahapan peristiwa di dalamnya, alur memberikan

konflik yang menandai eksistensi kemanusiaan dari kehadiran tokoh. Pada

konteks drama realis, kata kunci dari alur adalah rasionalitas tahapan manusia

yang berlandaskan hukum sebab-akibat untuk mewujudkan obyektivitas sesuai

fakta-fakta empiris kehidupan.

Secara umum, alur dalam drama menggunakan alur dramatik yang

dijabarkan oleh Aristoteles (dalam Cohen, 2011:169) menjadi empat bagian

merujuk dalam bukunya berjudul Poetics. Alur dramatik menurut Aristoteles

(dalam Dewojati, 2012:169) dibagi menjadi empat; protasis/exposition

(perkenalan), epitasio/conflict (permasalahan), catharsis/climax (puncak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

29

masalah), catastrophe/denouement (penyelesaian). Tonggak peristwa tersebut

memberikan penjelasan terhadap titik peristiwa penting yang harus ada dalam

membangun masalah dalam menciptakan alur cerita. Dalam konteks drama realis,

tonggak-tonggak peristiwa tersebut dibangun maju, artinya dari konsep waktu alur

berjalan maju dan tidak ada peristiwa lampau.

Elemen struktur yang keempat adalah latar. Latar memiliki tujuan untuk

dihadirkan di panggung dalam pertunjukan drama. Secara mendasar, latar

memiliki dua tujuan yaitu memandu pemahaman penonton dan mengekspresikan

kualitas pertunjukan drama (Brockett, 1964). Yang dimaksud sebagai memandu

pemahaman penonton yaitu kehadiran latar memberikan informasi waktu dan

tempat peristiwa sehingga memberikan medium bagi penonton untuk memahami

kehidupan di dalam panggung dengan kehidupan di dunia nyata.Yang dimaksud

sebagai ekspresi kualitas pertunjukan drama adalah kehadiran latar membantu

penonton untuk membangun nuansa terhadap citra ruang dan waktu yang dilihat.

Kehadiran latar juga merupakan aspek penting dengan keharidran tokoh yang

menghidupkan latar. Latar di panggung membantu dalam pembentukan tokoh

(Brockett, 1964). Yang dimaksud dari membantu dalam pembentukan tokoh

adalah latar memberikan informasi status sosial, tingkat ekonomi, dan aspek

budaya masyarakat. Dalam drama realis, hubungan antara latar dan konteks yang

terkandung memiliki ikatan kausalitas yang kuat sehingga latar mendukung motif-

motif aksi pada tokoh. Pengaruh yang saling menguntungkan antara tokoh dan

lingkungan/latar tersebut harus dijaga konsistensinya (Brockett, 1964).

Elemen tekstur yang pertama adalah dialog. Dialog menjadi salah satu

bahan dasar dari pertunjukan drama. Berdasarkan teori tekstur Kernodle

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

30

(1961:355), tekstur tersebut muncul karena adanya produksi suara dan imaji

bahasa dalam dialog. Di dalam dialog, informasi-informasi disampaikan secara

tekstual sebagai referensi aksi-aksi dramatik di atas panggung. Selain itu, dialog

mengandung masalah-masalah yang kemudian berkembang sehingga menjadi

penggerak alur peristiwa.

Dialog bukan hanya mencakup tentang informasi tekstual dalam naskah

drama namun juga mencakup bagaimana cara untuk melafalkan dan

memainkannya. Dialog juga berorientasi pada bagaimana tokoh dibangun

berdasarkan substansi masalah yang dituturkan dalam dialog. Pembangunan tokoh

tersebut mengacu pada nada dan imaji melalui penuturan dialog. Penuturan dialog

inilah yang melibatkan kompleksitas organ bunyi manusia untuk menciptakan

nada-nada tertentu yang mengasosiasikan perasaan dan informasi. Cohen

(2011:29) yang mengatakan; “lebih penting lagi hal ini (dialog) merujuk pada

tokoh literer dalam sebuah naskah drama, termasuk nada, imaji, irama, dan

artikulasi, dan pada bentuk literer dan kiasan yang digunakan oleh penulis naskah

seperti bait, rima, metafora, tanda petik, gurauan, dan epigram”.

Elemen tekstur yang kedua adalah mood. Kernodle (1961:345)

mendefinisikan mood (suasana) sesuatu yang dirasa lewat pengalaman visual dan

aural. Melalui definisi tersebut, mood dapat diasumsikan dengan proyeksi rasa

yang dimunculkan dari suatu pertunjukan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia, arti kata ‘rasa’ dijelaskan sebagai 1) tanggapan indra terhadap

rangsangan saraf; 2) apa yang dialami oleh badan; 3) sifat rasa suatu benda; 4)

tanggapan hati terhadap sesuatu; dan 5) pendapat mengenai baik atau buruk, salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

31

atau benar. Dari pengertian tersebut, rasa dapat diasumsikan pada tanggapan yang

kemudian berhubungan dengan ranah emosional yang dialami oleh manusia.

Penciptaan mood (suasana) dalam pertunjukan drama melibatkan banyak

unsur. Kesatuan unsur-unsur inilah yang kemudian memunculkan proyeksi rasa

pada penonton melalui tontonan pertunjukan drama. Dalam konteks naskah dan

pertunjukan drama, rasa inilah yang kemudian menjadi roh untuk dihadirkan

dalam bentuk pengucapan dialog, mimik wajah, gestur tubuh, respon terhadap

ruang, respon terhadap aktor lainnya dan juga aspek artistik panggung. Kernodle

(1961:357) menjabarkan bahwa mood ini hanya tercipta dan dapat dirasakan saat

unsur tersebut disampaikan secara langsung pada penonton.

Spectacle (tontonan) merupakan aspek-aspek visual panggung yang perlu

dihadirkan untuk menambah unsur dramatik sebuah pertunjukan. Secara etimologi

kata, spectacle berasal dari frasa something seen atau sesuatu yang dilihat.

Kehadiran unsur spectacle menjadi bagian yang sangat penting dalam pertunjukan

drama karena unsur spectacle yang menghidupkan pertunjukan drama. Spectacle

merupakan sebuah ekspresi yang ditunjukkan dari perubahan naskah drama

menjadi pertunjukan. Brockett (1964:36) menjelaskan bahwa pembaca naskah

drama harus bisa merasakan tontonan tersebut yang disediakan oleh penciptaan

panggung.

Cohen (2011:30) menjabarkan setidaknya membagi unsur-unsur spectacle

menjadi scenery (latar), costumes (pakaian aktor), lighting (tata lampu), makeup

(tata rias), properties (peralatan yang digunakan dalam permainan) dan apapun

yang terlihat di panggung. Selain aspek-aspek produksi yang dipenuhi sebagai

kriteria visualisasi, gestur dan blocking (gerak panggung) juga menjadi aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

32

yang membangun spectacle terutama membangun visualisasi dramatik dalam

permainan aktor. Semua unsur visual tersebut digunakan untuk menghidupkan

alur dan memberikan konteks peristiwa bagi para aktor yang memainkan peristiwa

di panggung.

2.3 Pembelajaran Drama (Pedagogical)

Heap (2013:1) memberikan paparan hal penting lain dalam drama yang

mampu menjadi potensi pembelajaran bahasa sebagai berikut;

“What is important, here, is that we understand that all these forms

of drama experience share the same common elements of theatre: focus,

metaphor, tension, symbol, contrast, role, time, space; and that when, as

teachers, we come to plan the drama experiences for the students we teach,

no matter what sort of drama we intend to do, we need to bear these

elements in mind”.

Kutipan tersebut kemudian memberikan pemahaman bahwa drama sebagai sebuah

pengalaman mampu memberikan potensi untuk pengembangan kognisi bahasa

dan aksi bahasa. Bahkan, drama mampu memberikan jembatan untuk

menyeimbangkan kemampuan kognitif, kemampuan keterampilan dan

kemampuan sikap. Hal tersebut juga dijelaskan Weltsek (2018:1) yang

mengatakan, “ … drama in and as education multiple studies have articulated a

strong connection between positive self perception, motivation, and involvement

within drama based experiences”. Melalui pernyataan tersebut, pengajaran drama

memiliki potensi pengalaman belajar yang mampu segala tuntutan aspek

kompetensi yang dibutuhkan, terlebih pada bidang mata pelajaran Bahasa

Indonesia

Sebagai sebuah pengalaman, drama mengharuskan laku nyata untuk

menerapakan seluruh gagasan sebagai media berbahasa. Tentu saja, ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

33

berhubungan dengan kognisi bahasa dan aksi bahasa. Maka tuntutan pun muncul

kepada pengajar untuk mampu memformulasikan pembelajaran bahasa yang

mencakup dua hal tersebut. Bowell dan Heap (2013:1) menjelaskannya sebagai

berikut;

“Teachers need to provide students with the opportunity to engage

in a range of challenging, exciting and stimulating drama experiences,

grounded in a range of genres that enable them to understand and

manipulate the art form of drama. Students should learn to use it not only to

develop an understanding of themselves within the world but also to

comment on their experiences of it”.

Dengan situasi belajar yang diciptakan pengajar, pembelar diharapkan akan

mengembangkan pengetahuannya berdasarkan pengalaman yang dialaminya.

Proses intepretasi dari pembelajar ini memberikan ruang kebermaknaan yang

lebih besar pada pembelajar daripada konsep hanya satu jalur diberikan oleh

pengajar.

Pengalaman kognisi dan aksi bahasa kemudian memberikan celah pada

pengembangan kemampuan kognitif bahasa dan keterampilan bahasa. Kognisi

bahasa akan diasah melalui proses pertemuan pembelajar dengan gagasan dalam

teks dan teks-teks lain yang digunakan untuk melengkapi teks utama. Selain itu,

penyusunan kata dan kalimat memberikan bentuk riil dalam penyusunan struktur

bahasa sehingga mampu menjadi contoh nyata yang akan dialami oleh

pembelajar. Namun, pengajar perlu secara bijak mencari naskah drama yang

relevan dengan situasi pembelajar, baik jenjang usia, lingkup kultural, dll. Selain

itu, keterampilan akan sangat terasah sebagai bentuk teknis untuk memainkan

peran dimana seluruh kemampuan membaca, menulis, berbicara dan menyimak

diperlukan secara bersamaan. Keterampilan itu mampu dielaborasian dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

34

teknik-teknik latihan yang diacukan pada luaran pertunjukan drama yang

diinginkan karena ada berbagai macam kembangan metode latihan yang bisa

diadaptasi sesuai kebutuhan.

Secara sederhana, pembelajaran drama di institusi pendidikan nonjurusan

seni dapat dikatergorikan menjadi dua materi pembelajaran yaitu mempelajari

drama sebagai teks yaitu naskah drama dan penciptaan pertunjukan drama.

Endraswara (2003:251-252) menegaskah bahwa pembelajaran drama secara garis

besar dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu mempelajarai teks drama yang

mengutamakan apresiasi dan intepretasi dan pementasan drama sebagai sebuah

keterampilan yang menarik untuk dipelajari. Kedua kategori besar menjadi

integral karena perspektif drama tidak bisa dipisahkan antara teks dan bentuk

pertunjukan.

Dalam konteks pengembangan buku ajar drama, aspek pedagogi

dijabarkan menjadi beberapa komponen sesuai dengan karakteristik pendekatan

TPACK. Pembahasan teoritis mengenai komponen aspek pedagogi tersebut

meliputi taksonomi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, penugasan dan

evaluasi. Pembahasan teoritis tersebut digunakan dalam implementasi topik

pertunjukan drama realis dalam pembelajaran.

2.3.1 Taksonomi Pembelajaran Drama

Taksonomi pembelajaran dimunculkan oleh pertama kali oleh Bloom

(1956) dan kemudian dikenal dengan istilah taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom

(Bloom, 1956) tersebut membagi tiga aspek besar yang perlu dicermati dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

35

perumusan tujuan pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran tersebut

dijabarkan sebagai berikut,

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan

keterampilan berpikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan

cara penyesuaian diri.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,

mengetik,berenang, dan mengoperasikan mesin.

Taksonomi Bloom tersebut kemudian direvisi oleh Anderson & Krathwol

(2001) menjadi taksonomi yang lebih spesifik dalam mengembangkan domain

pembelajaran. Taksonomi Bloom revisi Anderson & Krathwol memperincikan

taksonomi dengan acuan proses berpikir tingkat tinggi termasuk dalam kategori

High Order Thinking Skills (HOTS) dan proses berpikir tingkat rendah termasuk

dalam kategori Lower Order Thinking Skills (LOTS) (Astuti & Amin, 2017).

HOTS didasarkan pada konten, kritis, dan berpikir kritis, sedangkan LOTS

menunjukkan masih rendahnya tingkat berpikir peserta didik. Jika masih di dalam

tataran mengigat dan memahami, maka termasuk LOTS. Taksonomi Bloom revisi

Anderson & Krathwol tersebut kemudian digunakan menjadi turunan komponen

pembelajaran drama.

Taksonomi Bloom tersebut kemudian direvisi oleh Anderson & Krathwol

dirincikan menjadi kompetensi yang relevan dalam bidang drama. Kompetensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

36

merupakan kemampuan dalam suatu bidang studi yang harus dimiliki oleh siswa

atau pembelajar (Nurgiyantoro, 2004). Kompetensi yang dirumuskan kemudian

dikembangkan menjadi penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar,

pengembangan silabus, dan sistem pengujian yang berbasis topik drama.

Rumusan-rumusan dari kompetensi pembelajaran drama dituangkan dalam silabus

yang memberikan gambaran pembelajaran drama. Nurgiyantoro menegaskan

dengan mengatakan bahwa Silabus merupakan acuan untuk merencanakan dan

melaksanakan program pembelajaran (Nurgiyantoro, 2004).

Karakteristik utama pembelajaran drama di institusi pendidikan jurusan

nonseni adalah menggunakan bidang drama dengan tujuan pembelajaran secara

umum (Cohen, 2011:276). Penyesuaian kompetensi diperlukan sehingga terdapat

pembeda di antar orientasi drama sebagai pembelajaran dan drama sebagai bidang

professional. Cohen (2011:276) menambahkan bahwa drama dalam konteks

pembelajaran lebih mengacu pada eksplorasi karya sastra, pengamatan tingkah

laku manusia, wawasan sejah dan kebudayaan, pembelajaran keterampilan

berbicara di depan umum, presentasi diri dan penguasaan bahasa. Maka dari itu,

rumusan kompetensi juga yang mengacu pada taksonomi pembelajaran

disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pembelajaran yang harus dicapai.

2.3.2 Pendekatan Pembelajaran Drama

Pendekatan pembelajaran memberikan kerangka aktivitas yang harus

dilakukan pembelajar untuk menguasai materi. Dalam konteks penelitian ini,

pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan behaviorisme dan

pendekatan konstruktivisme. Pendekatan behaviorisme merupakan teori belajar

memahami tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

37

mekanistik dan materialistik sehingga perbuhan tingkah laku pada diri seseorang

dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian (Desmita, 2009:44). Pendekatan

konstruktivisme merupakan teori belajar yang melihat belajar sebagai proses aktif

pelajar mengkonstruksi arti baik dalam bentuk teks, dialog, pengalaman fisis,

ataupun bentuk lainnya (Waseso, 2018). Kedua pendekatan tersebut dipilih sesuai

dengan kebutuhan pembelajaran dan karakteristik materi pembelajaran

pertunjunkan drama.

Pendekatan behaviorisme mengutamakan konsep stimulus dan respon. Hal

tersebut selaras dengan ungkapan Slavin (2000) yang mengatakan bahwa belajar

merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus dimaknai

sebagai perlakuan yang diberikan pengajar kepada pembelajar sedangkan respon

dimaknai sebagai tanggapan pembelajar atas perlakuan yang diberikan oleh

pengajar. Pada penelitian ini, pendekatan behaviorisme yang digunakan mengacu

pada metode total physical response pada materi keaktoran. Pemilihan pendekatan

behaviorisme berdasar pada karakteristik materi keaktoran yang membutuhkan

kerja psikomotorik yang dominan sekaligus konsep dasar akting yang dimulai dari

meniru atau mimikri.

Total physical response merupakan metode pembelajaran yang digunakan

dalam bidang pengajaran bahasa dengan berfokus pada pemberian stimulus dan

respon dengan gerakan seluruh tubuh (Ekawati, 2020. Widodo, 2005). Total

physical response memberikan proses pembelajaran yang efektif dan hasil yang

permanen (Onder, 2004). Drama pun memberikan kesempatan penerapan total

physical response pada kesempatan pembelajaran dengan memberikan

penyadaran pada muatan emosi dan imajinasi (Akdag & Tutkun, 2010). Secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

38

spesifik dalam penelitian ini, total physical response dikolaborasikan dengan

project based learning dan diterapkan pada materi keaktoran yang membutuhkan

banyak gerakan fisik.

Karakteristik utama yang diambil dari metode total physical response

dalam pembelajaran drama terlebih materi keaktoran adalah proses pembelajaran

yang membutuhkan aktivitas fisik setelah memproses input konseptual.

Karakteristik total physical response tersebut selaras dengan ungkapan Widodo

(2005) yang mengatakan bahwa total physical response memfokuskan pada aksi

fisik dan aktivitas yang dilakukan pembelajar. Selain itu pengajar mengambil

peran sebagai “sutradara” dan pembelajar mengambil peran sebagai “aktor”.

Dengan asumsi tersebut, total physical response digunakan untuk materi

keaktoran yang membutuhkan penguasaan gerak dan kontrol tubuh dalam

menghadirkan gagasan abstrak seperti imajinasi dan emosi serta pengungkapan

bahasa dengan dialog.

Pendekatan konstruktivisme mengutamakan keterlibatan aktif pembelajar

untuk membangun pengetahuannya sendiri. Hal tersebut mengacu pada

pandangan Von Glaserfeld (dalam Waseso, 2018) yang mengatakan bahwa belajar

memerlukan pengaturan diri dan pembetukan struktur konseptual melalui refleksi

dan abstraksi. Fosnot (dalam Waseso, 2018) menegaskan bahwa konsep belajar

dalam konstruktivisme lebih difokuskan pada pengembangan konsep dan

pemahaman mendalam daripada sekedar pembentukan perilaku atau keterampilan.

Pada penelitian ini, pendekatan konstruktivisme yang digunakan mengacu pada

dua metode yaitu problem based learning dan project based learning. Problem

based learning digunakan pada materi drama yang bersifat konseptual dan abstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

39

seperti dramaturgi dan penyutradaraan sedangkan project based learning

digunakan pada materi yang dominan aspek keterampilannya seperti elemen

artistik panggung.

Pendekatan project based learning dijadikan pendekatan utama dalam

rumusan aktivitas pembelajaran sesuai dengan beberapa hasil penelitian project

based learning pada materi drama yang dikemukakan oleh Nuninsari, Sutopo, &

Bharati (2020), Sulistyorini (2020), Amarullah & Rachmawaty (2019), dan Wajdi

(2017). Pendekatan project based learning tersebut dimodifikasi dan

dikolaborasikan dengan pendekatan problem based learning dan total physical

response pada beberapa materi khusus untuk membingkai materi drama sehingga

dapat menjadi pengalaman belajar sesuai dengan karakteristik tiap submateri

drama.

Project based learning digambarkan sebagai suatu pendekatan yang

mempromosikan masukan dan luaran yang dapat dipahami dengan penekanan

pada latihan keterampilan berbasis konten (Amarullah & Rachmawaty, 2020).

Project based learning merupakan pendekatan pendidikan yang berfokus pada

kreativitas berpikir, pemecahan masalah dan interaksi antara siswa dengan kawan

sebaya untuk menciptakan pengetahuan baru (Wadji, 2017). Project based

learning memberikan pengalaman belajar yang berfokus pada pembelajar untuk

mengintegrasikan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sesuai karakteristik

pembelajaran drama.

Project based learning memiliki sintaks atau tahapan pembelajaran yang

harus dipenuhi sebagai kriteria penerapan pembelajarannya. The George Lucas

Educational Foundation (dalam Sulistyorini, 2020) menjabarkan enam tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

40

pembelajaran project based learning yang harus dilakukan. Tahapan tersebut

dijabarkan sebagai berikut

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question)

Penggalian konteks awal dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

memunculkan penugasan kepada siswa dalam melakukan aktivitas belajar.

Aktivitas ini dipandu dengan topik yang diberikan oleh pengajar dan

tuntutan materi pembelajaran. Hasil pembahasan dalam penggalian

konteks inilah yang akan menjadi acuan penugasan proyek yang akan

dilakukan oleh pembelajar.

b. Desain Perencanaan Proyek (Design a Plan for The Project)

Desain perancanaan proyek merupakan tahap untuk merancang

prosedur penyusunan proyek. Di dalam perencanaan desain proyek,

pengajar dan pembelajar saling berkolaborasi untuk merumuskan prosedur

dan kaidah proyek yang akan dikerjakan oleh pembelajar. Perencanaan

desain juga mengacu pada pemetaan segala kebutuhan yang diperlukan

dalam penyusunan proyek pembelajar.

c. Penjadwalan (Create a Schedule)

Penjadwalan berorientasi pada penyusunan rentang waktu dan

agenda penyusunan proyek. Di dalam penjadwalan, tenggat waktu dari

proyek ditentukan. Selain itu, penjadwalan juga menjabarkan metode kerja

dan target kerja dalam rangka penyusunan proyek oleh pembelajar.

d. Pengecekan Proses Proyek (Monitor the Students and the Progress of

the Project)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

41

Pengecekan proses proyek berhubungan dengan peran pengajar

sebagai pendamping karena peran utama pengerjaan proyek dipegang oleh

pembelajar. Pengecekan berorientasi pada pengecekan keberlangsungan

proses penyusunan proyek. Pada tahapan ini, pengajar berperan sebagai

fasilitator yang ikut terlibat dalam memfasilitas proses penyusunan

proyek.

e. Penilaian Proyek (Asses the Outcome)

Penilaian proyek dilakukan pengajar untuk dapat mengukurt hasil

ketercapaian belajar para pembelajar dalam proyek yang telah disusun.

Penilaian yang dirumuskan dapat terbagi menjadi dua yaitu penilaian

kinerja dan juga penilaian produk akhir.

f. Evaluasi Proyek (Evaluate the Experience)

Evaluasi proyek merupakan tahapan evaluasi terhadap seluruh

pengalaman belajar yang dialami oleh pembelajar bersama pengajar.

Evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk refleksi maupun laporan atas

dinamika dari awal hingga akhir penyusunan proyek.

Problem based learning merupakan pembelajaran berbasis permasalahan

empiris dalam lingkup materi dan lingkungan empiris pembelajar. Barrow (dalam

Saraswati, 2017) menjabarkan problem based learning sebagai pembelajaran yang

diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Azis

(2018) mengungkapkan bahwa problem based learning menyajikan situasi

masalah yang autentik pada pembelajar dan bermakna sehingga pembelajar dapat

melakukan penyelidikan terhadap masalah. Problem based learning membantu

pembelajar untuk mandiri dan percaya diri pada keterampilan intelektual dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

42

kemampuan mereka sendiri (Azis, 2018). Dalam konteks penelitian ini, problem

based learning diintegrasikan dengan project based learning dan diterapkan pada

materi drama yang dominan penguasaan aspek kognitif pembelajarannya karena

karakteristik pembelajaran drama lebih didominasi dengan aspek keterampilan

atau psikomotorik.

Karakteristik pembelajaran problem based learning diarahkan untuk

penguasaan materi drama yang bersifat abstrak seperti dramaturgi dan

penyutradaraan. Kedua materi tersebut disesuaikan dengan sintaks problem based

learning yaitu 1) orientasi masalah pada pembelajar, 2) orientasi aktivitas pada

pembelajar, 3) investigasi masalah 4) pengembangan dan presentasi hasil kerja,

dan 5) analisis dan evaluasi untuk penyelesaian masalah (Agustina, Kristiyanto,

dan Noviandini, 2017). Pada materi dramaturgi, sintaks tersebut diarahkan untuk

memahami konsep, kaidah, dan konvensi drama untuk kebutuhan pemanggungan.

Pada materi penyutradaraan, sintaks tersebut diarahkan untuk menyusun desain

pertunjukan drama sehingga pembelajar dapat melakukan alih wahana dari naskah

menjadi pemanggungan.

2.3.3 Evaluasi Pembelajaran Drama

Evaluasi pembelajaran berhubungan dengan pemberian nilai dari kegiatan

penugasan yang diberikan kepada pembelajar. Suchman (dalam Arikunto, 1996)

menjelaskan evaluasi pembelajaran merupakan sebuah proses menentukan hasil

yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung

tercapainya tujuan. Wandt & Brown (dalam Maman, 2017) menjelaskan evaluasi

sebagai suatu tindakan atau kegiatan untuk menentukan nilai dari segala sesuatu

dalam dunia pendidikan. Berdasarkan paparan teoritis di atas, evaluasi dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

43

disimpulkan sebagai proses pengukuran ketercapaian hasil belajar pembelajar

terhadap suatu materi melalui aktivitas penugasan.

Evaluasi dalam penelitian ini mengacu pada karakteristik penilaian dalam

model pembelajaran project based learning yaitu penilaian proyek dan penilaian

produk. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan

hingga hasil akhir proyek (Suwandi, 2011:99). Penilaian produk merupakan

penilaian terhadap keterampilan perserta didik dalam mengaplikasikan

pengetahuan yang dimilik ke dalam wujud produk dan penilaian kualitas produk

tersebut (Taufina, 2009). Dalam konteks penelitian ini, penilaian produk menjadi

bentuk penilaian penguasaan submateri sekaligus rangkaian dari penilaian tahapan

perencenaaan proyek dan penyusunan proyek. Penilaian proyek mengacu pada

pertunjukan akhir yang digelar secara kolektif dalam kelas sebagai produk akhir

atau hasil proyek akhir.

Pada penilaian produk sekaligus penilain proyek, tiga ranah pembelajaran

terinterasi dalam tiap bentuk aktivitas penugasan yang akan dinilai. Hal tersebut

didukung pendapat Pinilih, Budiharti, dan Ekawati (2013) yang mengatakan

bahwa penilaian produk dapat memberikan informasi kemampuan peserta didik

pada tiga ranah kompetensi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Maka dari

itu, bentuk tugas sebagai sarana penilaian mencakup tiga ranah tersebut untuk bisa

mengukur ketercapaian pembelajaran pertunjukan drama yang diharapkan.

Instrumen peniliaian yang disusun berupa rubrik penilaian sesuai dengan

topik materi pertunjukan drama yang telah dirumuskan dalam produk buku ajar

drama yang disusun. Rubrik merupakan suatu alat penskoran yang terdiri dari

daftar seperangat kriteria atau apa yang harus dihitung (Andrade dalam Zainul,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

44

2005). Rubrik yang disusun dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan

cakupan materi dan aspek penilaian dalam produk drama yang dihasilkan

pembelajar selaras dengan penelitian tentang penilaian drama oleh Wajdi (2017).

2.4 Teknologi dalam Pembelajaran Drama (Technological)

Teknologi dalam kerangka TPACK dibagi menjadi tiga aspek penyusun

dalam membentuk TPACK (Cam & Koc, 2019) yaitu TK (technological

knowledge), TCK (technological content knowledge) dan TPK (technological

pedagogical knowledge). Ketiga aspek tersebut membentu kerangka besar

penggunaan teknologi dalam pendekatan TPACK. Dalam konteks penelitian ini,

teknologi dikategorikan menjadi dua kategori sebagai rincian dari TK

(technological knowledge) yaitu teknologi pembelajaran dan teknologi dalam

bidang pertunjukan drama.

TCK (technological content knowledge) dijelaskan sebagai pengetahuan

pengajar tentang teknologi yang digunakan untu mengajarkan topik materi

tertentu (Cam & Koc, 2019). Dalam konteks penelitian ini, TCK yang dimaksud

adalah teknologi dalam bidang drama yang dijadikan materi pembelajaran.

Pertunjukan drama berhubungan dengan penggunaan beberapa teknologi dalam

menghadirkan pertunjuan di panggung yang meliputi penggunaan teknologi dalam

bidang artistik seperti tata lampu, tata suara, tata busana, tata rias, dan tata latar.

Teknologi dalam bidang artistik panggung tersebut merupakan bentuk

keterampilan tiap praktisi dalam menciptakan strategi visual guna menghadirkan

narasi panggung (Whittle, Gilchrist, Mueller, & Lenney, 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

45

TCK dalam bidang drama mengacu pada keterampilan para praktisi dalam

mengolah dan mengaktualisasikan kebutuhan artistik panggung sesuai bidang

kerja panggung masing-masing. Keterampilan tersebut dibagi menjadi

keterampilan merancang desain dan keterampilan penguasaan instalasi (Cohen,

2011). Semisal, bagian tata cahaya panggung terbagi menjadi dua wilayah kerja

yaitu lighting desaigner dan lighting technicians. Lighting desaigner bertugas

merancang konsep visualisasi cahaya panggung dengan mempertimbangkan

kebutuhan piranti teknologi lampu panggung dan lighting technicians bertugas

untuk menerapkan konsep tersebut menjadi instalasi kelistrikan lampu panggung

(Brockett, 1964. Cohen, 2011). Berdasarkan penjelasan tersebut, teknologi dalam

konteks teknologi panggung dapat diklasifikasikan sebagai pemahaman konsep

pemanfaantan teknologi panggung dan keterampilan teknologi panggung.

TPK (technological pedagogical knowledge) merupakan pengetahuan

tentang penggunaan fasilitas teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam

pembelajaran dan wawasan teknologi (Cam & Koc, 2019). Dalam konteks

penelitian ini, TPK pada penggunaan teknologi yang dapat digunakan sebagai

media pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa piranti pendukung seperti

proyektor, video, animasi materi dan sebagainya yang berisi materi pembelajaran.

Media pembelajaran juga dapat diacukan pada teknologi bidang pertunjukan

drama yang dikondisikan dalam kegiatan pembelajaran. Teknologi media

pembelajaran digunakan pada aktivitas pembelajaran maupun penugasan sehingga

keseluruhan kegiatan pembelajaran terintegrasi dengan teknologi.

Dalam penelitian pengembangan buku ajar drama ini, aspek teknologi

diintegrasikan antara teknologi pembelajaran dengan teknologi pertunjukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

46

drama. Penggunaan teknologi tersebut diintegrasikan ke dalam penjelasan materi,

aktivitas pembelajaran dan penugasan yang diberikan kepada mahasiswa. Hasil

pemanfaatan teknologi tersebut dapat dicermati pada hasil tugas (outcome) yang

telah disusun tiap mahasiswa dalam tiap topik materi.

2.5 Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan mengembangkan buku ajar drama mata kuliah

Pergelaran Sastra berbasis technological pedagogical content knowledge

(TPACK) pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengembangan buku ajar ini didasari

oleh pandangan Mihsra & Koehler (2006) yang mengatakan bahwa TPACK

merupakan hasil perpaduan antara pemahaman materi ajar, pemahaman cara

mendidik, dan penguasaan teknologi. Materi pembelajaran drama ini dikemas

dalam penyiapan spesifikasi profesi guru bahasa Indonesia sesuai dengan visi misi

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata

Dharma.

Sebelum merancang isi buku ajar, peneliti juga merumuskan desain

pembelajaran berupa RPS yang disertai indikator dan capaian pembelajaranannya

berdasarkan taksonomi Anderson dan Krathwohl untuk tiga domain pembelajaran.

Setelah itu, peneliti akan mengembangkan materi pembelajaran, menyusun sistem

penugasan dan penilaian yang nantinya akan dikemas dengan paradigma TPACK.

Dengan memperhatikan beberapa aspek tersebut, peneliti berharap dapat

mengembangkan sebuah buku ajar ajar digital yang interaktif yang dapat

digunakan dalam pembelajaran Pergelaran Sastra. Kerangka berpikir penelitian ini

akan digambarkan dalam skema berpikir yang disusun sebagai berikut;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

47

BUKU AJAR

DRAMA

DRAMA

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

EVALUASI

PEMBELAJARAN

DESAIN PEMBELAJARAN

MATERI

PEMBELAJARAN

AKTIVITAS

PEMBELAJARAN

Skema 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian Pengembangan Buku Ajar Drama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian dan pengembangan

atau Research and Development (R&D). Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2014:28)

mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan proses atau metode

yang digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Dalam konteks

penelitian ini, produk yang dirumuskan adalah buku ajar drama. Buku ajar darma

yang disusun digunakan sebagai bentuk pengembangan bahan ajar yang

membantu proses pembelajaran drama.

Penelitian ini mengarah pada penelitian pengembangan (R&D) untuk

memberikan tawaran inovasi pada perkuliahan Pergelaran Sastra di Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Penelitian

ini mengacu kategori tingkatan keempat yang diungkapakan oleh Sugiyono

(2014:33) yaitu menelti dan menciptakan produk baru. Dalam konteks penelitian

ini, produk yang dimaksudkan adalah buku ajar drama untuk membantu

mahasiswa dalam membuat sebuah pertunjukan drama yang disusun

menggunakan technological pedagogical content knowledge. Selain itu,

penelitian pengembangan ini juga menghasilkan produk penunjang yaitu video

suplemen pembelajarn yang menjadi bahan pengayaan materi buku ajar drama.

Tahapan penelitian pengembangan yang dilakukan menggunakan sepuluh

tahapan pengembangan Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2014: 35-37). Sepuluh

tahapan tersebut dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian menjadi enam

tahapan meliputi 1) analisis kebutuhan, 2) penyusunan desain produk, 3) validasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

49

desain produk, 4) penyusunan produk, 5) validasi produk, dan 6) revisi produk.

Pengujian lapangan tidak digunakan karena situasi perkuliahan yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan uji coba pada masa pandemi Covid-19 sehingga

hanya direpresentasikan dengan penilaian produk. Secara umum, tahapan

penelitian pengembangan produk buku ajar drama yang dilakukan dapat dicermati

pada skema berikut.

3.2 Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan juga memiliki tahapan yang harus dilalui sebagai

sebuah metodologi ilmiah untuk menciptakan suatu produk. Dalam konteks

penelitian ini, model tahapan Borg & Gall digunakan sebagai tahapan

pengembangan buku ajar ajar drama. Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2014: 35-37)

memaparkan bahwa penelitian pengembangan memiliki langkah-langkah yang

harus ditempuh yaitu penelitian dan pengumpulan data, perencananaan,

pengembangan produk awal, uji coba produk awal (uji coba terbatas),

Skema 3.1 Skema Umum Tahapan Penelitian Pengembangan

Buku Ajar Drama Berbasis TPACK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

50

penyempurnaan produk awal, uji coba lapangan lebih luas, penyempurnaan

produk lanjutan, uji coba produk akhir, revisi produk akhir, dan terakhir

implementasi. Dalam penelitian pengembagan buku ajar ajar drama ini, tahapan

umum dapat dicermati pada skema 1.

Secara rinci, tahapan penelitian yang dilakukan dimulai disusun dengan

memperhitungkan tahapan penyusunan instrumen penelitian dan penilaian dari

instrumen maupun produk yang telah disusun. Tahapan yang lebih rinci tersebut

meliputi 1) penyusunan instrument analisis kebutuhan, 2) validasi instrument

analisis kebutuhan, 3) penerapan analisis kebutuhan, 4) penyusunan desain

produk, 5) penyusunan instrument validasi desain produk, 6) validasi desain

produk, 7) penyusunan produk, 8) penyusunan instrument penilaian produk, 9)

validasi instrument penilaian produk, 10) penilaian produk, dan 11) revisi produk.

Rincian tahapan pengembangan yang telah dimodifikasi dapat dilihat pada skema

berikut;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

51

Skema 3.2 Skema Rinci Tahapan Penelitian Pengembangan Buku Ajar Drama Berbasis

TPACK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

52

Skema penelitian yang dirumuskan tersebut telah disesuaikan dengan

kebutuhan penelitian pengembangan buku ajar drama berbasis TPACK. Skema

penelitian tersebut dijelaskan secara deskriptif dengan penjabaran sebagai berikut.

1. Penyusunan Instrumen Analisis Kebutuhan.

Penyusunan instrumen analisis kebutuhan merupakan tahapan menyiapkan

media pengumpulan data untuk mendapatkan data awal. Instrumen disusun

berdasarkan tinjauan potensi dan permasalahan awal yang telah diidentifikasi pada

bagian latar belakang masalah. Instrumen tersebut disusun dengan mengacu pada

teknik pengumpulan data yaitu analisis dokumen, kuesioner dan wawancara.

Instrumen yang disusun meliputi 1) form analisis dokumen RPS mata kuliah

Pergelaran Sastra, 2) Kuesioner untuk mahasiswa program studi PBSI, 3) daftar

pertanyaan wawancara untuk ketua program studi PBSI, dosen pengampu, dosen

ahli drama, dan guru bahasa Indonesia. Instrumen analisis kebutuhan dapat

dicermati di bagian lampiran.

2. Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan.

Instrumen analisis kebutuhan yang telah disusun tersebut dinilai

kelayakannya. Penilaian diberikan oleh para ahli yang telah dipilih sesuai dengan

bidang keahlian yang relevan dengan substansi intrumen penelitian. Validator

yang menilai instrumen analisis kebutuhan terdiri dari tiga ahli yaitu Yohanes

Padmo Adi, S.S., M.Hum. (meninjau substansi drama sebagai pertunjukan), Dr.

Antonius Herujiyanto, M.A. (meninjau substansi drama sebagai sastra), dan Dr.

Yuliana Setyaningsih, M.Pd. (meninjau substansi pedagogi dan teknologi).

Setelah melalui validasi, instrumen diperbaiki sehingga dapat digunakan di tahap

selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

53

3. Penerapan Analisis Kebutuhan

Dalam tahapan ini, instrumen analisis kebutuhan yang telah dinilai

kelayakannya dan diperbaiki tersebut diterapkan untuk memperoleh data awal.

Tinjauan terhadap dokumen RPS mata kuliah Pergelaran Sastra dilakukan dengan

mengisi form analisis dokumen. Penerapan analisis kebutuhan dilakukan secara

daring atau jarak jauh karena situasi beberapa daerah yang mengharuskan adanya

karantina wilayah selama masa pandemi Covid-19. Kuesioner disebarkan melalui

medial google form untuk bisa diisi oleh para mahasiswa. Wawancara narasumber

dilakukan dengan berbagai cara meliputi wawancara daring menggunakan aplikasi

google meet dan juga melalui telefon. Beberapa narasumber ada yang

memungkinkan untuk melakukan wawancar secara langsung. Setelah seluruh data

terkumpul, data-data tersebut dirangkum dan disimpulkan untuk menyusun desain

pada tahapan selanjutnya.

4. Penyusunan Desain Produk

Penyusunan desain produk penelitian pengembangan buku ajar drama

berbasis TPACK berupa RPS mata kuliah Pergelaran Sastra. Desain tersebut

disusun berdasarkan hasil temuan data awal pada analisis kebutuhan. Desain

produk berupa RPS mata kuliah Pergelaran Sastra tersebut memuat kelengkapan

bentuk penerapan perkuliahan yang mengacu pada pendekatan TPACK dan hasil

analisis kebuttuhan. Berdasarkan desain produk RPS mata kuliah Pergelaran

Sastra, susunan isi buku ajar drama dan video suplemen pembelajaran dapat

dipetakan dan dijabarkan sesuai kebutuhan pembelajaran drama di program studi

PBSI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

54

5. Penyusunan Instrumen Validasi Desain Produk

Penyusunan instrumen validasi desain produk merupakan tahapan

menyiapkan media pengumpulan data untuk mendapatkan penilaian terhadap

desain produk. Instrumen disusun berdasarkan aspek-aspek yang termuat dalam

desain produk berupa RPS mata kuliah Pergelaran Sastra. Instrumen tersebut

disusun dengan mengacu pada penilaian deskriptif yang ditujukan kepada ahli

dengan spesifikasi bidang keahlian yang relevan. Instrumen yang disusun meliputi

1) form validasi ahli drama, 2) form validasi ahli pedagogi, dan 3) form validasi

ahli teknologi pembelajaran. Instrumen validasi tersebut telah ditinjau

kelayakannya oleh Dr. B. Widharyanto, M.Pd. dan Dr. Yoseph Yapi Taum,

M.Hum.

6. Validasi Desain Produk

Desain produk yang telah disusun tersebut dinilai kelayakannya. Penilaian

diberikan oleh para ahli yang telah dipilih sesuai dengan bidang keahlian yang

relevan dengan substansi desain produk berupa RPS mata kuliah Pergelaran

Sastra. Validator yang menilai desain produk terdiri dari tiga ahli yaitu Yohanes

Padmo Adi, S.S., M.Hum. (meninjau substansi drama), Pius Nurwidasa Prihatin,

M.Ed., Ed.D. (meninjau substansi teknologi), dan Dr. Yuliana Setyaningsih,

M.Pd. (meninjau substansi pedagogi). Setelah melalui validasi, desain diperbaiki

sehingga dapat digunakan di tahap selanjutnya.

7. Penyusunan Produk

Penyusunan produk penelitian pengembangan buku ajar drama berbasis

TPACK berupa buku ajar drama dengan judul “Buku Ajar Pertunjukan Drama

Realis untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

55

dan produk pelengkap berupa video suplemen pembelajaran berujudul “Catatan

Belakang Panggung”. Produk yang disusun tersebut mengacu pada pemetaan

kebuttuhan yang telah dilakukan dan desain RPS mata kuliah Pergelaran Sastra.

Buku ajar yang disusun mencakup penjabaran materi, aktivitas, penugasan dan

evaluasi pembelajaran pada topik proses penciptaan pertunjukan drama realis.

Video suplemen pembelajaran yang disusun mencakup penjelasan konsep dan

penerapan para praktisi bidang teater pada proses penciptaan pertunjukan drama

realis.

8. Penyusunan Instrumen Penilaian Produk

Penyusunan instrumen penilaian produk merupakan tahapan menyiapkan

media penilaian untuk menguji kelayakan produk yang telah dibuat. Instrumen

disusun berdasarkan aspek-aspek yang termuat produk buku ajar beserta video

suplemen pembelajaran. Instrumen tersebut disusun dengan mengacu pada

penilaian kuantitatif menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2014:165) dengan

empat kriteria yaitu sangat tidak baik, tidak baik, baik, dan sangat baik yang

ditujukan kepada ahli dengan spesifikasi bidang keahlian yang relevan. Instrumen

yang disusun meliputi 1) form penilaian ahli pedagogi, 2) form penilaian ahli

bahan ajar, 3) form penilaian ahli bahasa, 4) form penilaian ahli drama, dan 5)

form penilaian mahasiswa.

9. Validasi Instrumen Peniliaian Produk

Instrumen penilaian produk yang telah disusun tersebut dinilai

kelayakannya. Penilaian diberikan oleh para ahli yang telah dipilih sesuai dengan

bidang keahlian yang relevan dengan substansi intrumen penilaian. Validator yang

menilai instrumen penilaian produk terdiri dari dua ahli yaitu Yohanes Padmo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

56

Adi, S.S., M.Hum. (meninjau substansi drama), dan Dr. Yuliana Setyaningsih,

M.Pd. (meninjau substansi pedagogi dan teknologi). Setelah melalui validasi,

instrumen diperbaiki sehingga dapat digunakan di tahap selanjutnya.

10. Penilaian Produk

Produk buku ajar drama dan video suplemen pembelajaran yang telah disusun

tersebut dinilai kelayakannya. Penilaian diberikan oleh para ahli yang telah dipilih

sesuai dengan bidang keahlian yang relevan dengan substansi produk berupa

“Buku Ajar Pertunjukan Drama Realis untuk Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia” dan video suplemen pembelajaran

“Catatan Belakang Panggung”. Validator yang menilai produk dibagi menjadi

beberapa bagian keahlian yaitu penilaian ahli pedagogi, penilaian ahli bahan ajar,

penilaian ahli drama, penilaian ahli bahasa, dan penilaian mahasiswa.

11. Revisi Produk

Revisi produk merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan yang

dilakukan. Revisi produk mengacu pada hasil penilaian para ahli yang telah

dilakukan sehingga dapat memetakan kelayakan produk yang telah disusun.

Selain itu, uji coba lebih lanjut tidak dapat dilakukan karena pembelajaran

dilakukan secara daring dan substansi pembelajaran diubah sesuai kebutuhan

pembelajaran daring akibat pandemic Covid 19 sehingga uji coba produk tidak

dapat dilakasankan. Dengan demikian, revisi produk menjadi tahapan akhir yang

dilakukan dalam penelitian pengembangan produk buku ajar drama untuk

mahasiswa program studi PBSI berbasis TPACK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

57

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa sumber sesuai

dengan tahapan prosedur pengembangan yang telah dirumuskan. Sumber data

yang dijabarkan dalam penelitian pengembangan ini meliputi 1) sumber data

analisis kebutuhan, 2) sumber data penilaian desain produk, 3) sumber data

penilaian produk. Sumber data yang muncul dalam penelitian ini dijabarkan lebih

lanjut sebagai berikut.

3.3.1 Sumber Data Analisis Kebutuhan

Sumber data analisis kebutuhan terdiri dari tiga sumber data yaitu sumber

data analisis dokumen, sumber data kuesioner, dan sumber data wawancara.

Sumber data yang dirumuskan pada tahap analisis kebutuhan digunakan untuk

mencari data awal pemetaan potensi pengembangan. Data yang dihasilkan berupa

tinjauan deskriptif keselarasan komponen RPS, data kuantitatif prosentase situasi

mahasiswa, dan data kualitatif berupa testimoni dari para narasumber.

Sumber data analisis dokumen diperoleh dari dokumen RPS mata kuliah

Pergelaran Sastra yang disusun oleh dosen pengampu mata kuliah tersebut di

program studi PBSI Universitas Sanata Dharma. RPS mata kuliah Pergelaran

Sastra terdiri dari beberapa komponen yaitu deskripsi mata kuliah, capaian

perkuliahan, tabel aktivitas perkuliahan, dan rancangan tugas perkuliahan.

Sumber data kuesioner kebutuhan mahasiswa diperoleh dari responden

yang terdiri dari mahasiswa program studi PBSI Universitas Sanata Dharma.

Kriteria mahasiswa yang mengisi adalah mahasiswa aktif dari angkatan 2019

hingga angkatan 2016. Mahasiswa tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

58

mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah Pergelaran Sastra dan mahasiswa

yang belum menempuh mata kuliah Pergelaran Sastra. Responden yang mengisi

kuesioner tersebut yaitu lima puluh enam mahasiswa dari angkatan 2019 hingga

2016 program studi PBSI Universitas Sanata Dharma. Rincian responden

mahasiswa dapat dilihat dalam tabel berikut.

No. Angkatan Jumlah

Responden Status

1. 2019 18 belum mengikuti perkuliahan Pergelaran Sastra

2. 2018 16 belum mengikuti perkuliahan Pergelaran Sastra

3. 2017 6 sudah mengikuti perkuliahan Pergelaran Sastra

4. 2018 6 sudah mengikuti perkuliahan Pergelaran Sastra

Sumber data wawancara diperoleh dari narasumber dengan berbagai latar

belakang yang dianggap memiliki relevansi untuk analisis kebutuhan. Narasumber

terdiri dari ketua program studi PBSI Universitas Sanata Dharma, dosen

pengampu mata kuliah Pergelaran Sastra, dosen ahli bidang drama, dan guru

bahasa Indonesia sekaligus alumni program studi PBSI Universitas Sanata

Dharma. Narasumber yang dirumuskan sebagai sumber data analisis kebutuhan

dirincikan sebagai berikut.

No. Nama Kode

Data Profesi Lembaga

1. Rishe Purnama Dewi, KPS Dosen dan Ketua

Program Studi Universitas Sanata

Tabel 3.1 Daftar Sumber Data Kuesioner Mahasiswa

Tabel 3.2 Daftar Sumber Data Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

59

S.Pd., M.Hum. PBSI Dharma

2.

J. Prapta Diharja,

M.Hum. DP 1 Dosen Pengampu

Mata Kuliah

Pergelaran Sastra

Universitas Sanata

Dharma P. Hariyanto, M.Pd. DP 2

3. Rukman Rosadi, M.Sn. DAJT Dosen dan Praktisi

Teater

Institus Seni

Indonesia

Yogyakarta

4.

Elizabeth Rizki, S.Pd. G1

Guru Mapel

Bahasa Indonsia &

Guru Mapel Seni

Drama

SMPK 5 Penabur

Jakarta Timur &

SMPK 2 Jakarta

Pusat

Dewi Puji Lestari,

S.Pd. G2

Guru Mapel

Bahasa Indonesia

SMAK Santo

Hendrikus

Surabaya

Andronikus Kresna,

S.Pd. G3

Guru Mapel

Bahasa Indonesia

dan Guru Ekskul

Teater

SMAK Penabur

Bintaro Jaya

3.3.2 Sumber Data Penilaian Desain Produk

Sumber data penilaian desain produk adalah para ahli yang memiliki

relevansi bidang keahlian pada pendekatan TPACK yang diterapkan pada desain

produk. Ahli yang menilai terdiri dari tiga ahli dengan spesifikasi keahlian drama,

pedagogi, dan teknologi. Desain produk yang dinilai adalah RPS mata kuliah

Pergelaran Sastra yang disusun berdasarkan pendekatan TPACK dan hasil analisis

kebutuhan. Rincian sumber data penilaian desain produk dapat dicermati pada

tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

60

No. Nama Kode

Data Profesi Lembaga

Bidang

Keahlian

1. Yohanes Padmo

Adi, S.S. M.Hum. VDP 1

Dosen dan

Praktisi

Teater

Prodi Sastra

Jepang,

Universitas

Brawijaya

Malang

Drama

2.

Dr. Yuliana

Setyaningsih, M.

Pd.

VDP 2 Dosen

Prodi Magister

Pendidikan

Bahasa

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Pedagogi

3. Pius Nurwidasa,

M.Ed. Ed.D VDP 3 Dosen

Prodi Magister

Pendidikan

Bahasa

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Teknologi

Pembelajaran

3.3.3 Sumber Data Penilaian Produk

Sumber data penilaian produk adalah para ahli yang memiliki relevansi

bidang keahlian pada pendekatan TPACK yang diterapkan pada produk. Ahli

yang menilai dibagi dengan spesifikasi keahlian yaitu drama, pedagogi, bahan

ajar, dan bahasa. Selain itu, penilaian produk juga diarahkan pada penilaian

mahasiswa sebagai subjek pelaksana mata kuliah Pergelaran Sastra. Produk yang

dinilai berupa “Buku Ajar Pertunjukan Drama Realis untuk Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia” dan video suplemen pembelajaran

“Catatan Belakang Panggung”. Rincian sumber data penilaian produk dapat

dicermati pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Daftar Sumber Data Penilaian Desain

Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

61

No. Nama Kode

Data Profesi Lembaga

Bidang

Keahlian

1. Yohanes Padmo

Adi, S.S. M.Hum. VPP 1

Dosen dan

Praktisi

Teater

Prodi Sastra

Jepang,

Universitas

Brawijaya

Malang

Drama

2. Septina

Krismawati, M.A. VPP 2 Dosen

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Drama

3.

Dr. Yuliana

Setyaningsih, M.

Pd.

VPP 3 Dosen

Prodi Magister

Pendidikan

Bahasa

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Pedagogi

4.

Rishe Purnama

Dewi, S.Pd.,

M.Hum.

VPP 5 Dosen

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Bahan Ajar

5. Pius Nurwidasa,

M.Ed. Ed.D VPP 6 Dosen

Prodi Magister

Pendidikan

Bahasa

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Bahan Ajar

6. Prof. Dr. Pranowo VPP 7 Dosen Prodi Magister

Pendidikan

Bahasa

Bahasa

Tabel 3.4 Daftar Sumber Data Penilaian Produk oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

62

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

No. Nama Kode

Data Profesi Lembaga Status

1. Regina Dhea

Caesarine VPM 1

Mahasiswa

Angkatan

2018 A

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

2. Handranus

Rangga Wijaya VPM 2

Mahasiswa

Angkatan

2018 A

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

3. Franziska Cata

Danirmala VPM 3

Mahasiswa

Angkatan

2018 A

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

4. Gabriella Ogisa

Setiawan VPM 4

Mahasiswa

Angkatan

2018 A

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

5. Anik Mayangsari VPM 5 Mahasiswa

Angkatan

S1 Prodi

Pendidikan

Sedang

Menempuh

Tabel 3.5 Daftar Sumber Data Penilaian Produk oleh Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

63

2018 A Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

6. Elsa Bima

Bernata VPM 6

Mahasiswa

Angkatan

2018 B

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

7. Clara Wening

Larasati VPM 7

Mahasiswa

Angkatan

2018 B

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

8. Fransiska Yubelia

Leoni VPM 8

Mahasiswa

Angkatan

2018 B

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

9. Ananda Bagas

Sentana VPM 9

Mahasiswa

Angkatan

2018 B

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sanata Dharma

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

10. Anastasia Niken VPM

10

Mahasiswa

Angkatan

2018 B

S1 Prodi

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia,

Universitas

Sedang

Menempuh

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra di

Semester 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

64

Sanata Dharma

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Sugiyono (2014:193) menyatakan teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam peneilitian ini berupa wawancara, kuesioner, dan

analisis dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan tersebut diwujudkan

ke dalam instrumen penelitian yang disesuaikan dengan tiap karakteristik tahapan

penelitian. Sugiyono (2014:172) menyatakan instrumen dalam penelitian dapat

berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman kuesioner.

Penjabaran teknik dan instrumen pengumpulan data dijabarkan sebagai berikut.

1. Wawancara

Nurgiyantoro (2010:96) menyatakan wawancara (interview) merupakan

suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden

(peserta didik, orang yang diwawancarai) dengan melakukan tanya jawab sepihak.

Dalam penelitian pengembangan buku ajar, teknik wawancara digunakan pada

tahap analisis kebutuhan dengan mewawancarai narasumber yang dianggap

relevan dengan topik penelitian. Instrumen penilaian yang disusun berupa kisi-kisi

pertanyaan dan daftar pertanyaan. Data yang diperoleh yaitu data kualitatif berupa

transkrip wawancara. Rincian kisi-kisi dan instrumen penelitian dapat dicermati

pada lampiran.

2. Analisis Dokumen

Analisis dokumen yang dimaksudkan adalah tinjauan terhadap dokumen

pembelajaran berupa Rancangan Pembelajaran Semester yang telah dirancang

oleh dosen pengampu mata kuliah Pergelaran Sastra. Dokumen tersebut menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

65

gambaran susunan materi yang telah dirancang guna mencapai indikator-indikator

pembelajaran pada perkuliahan yang sudah ada sehingga menjadi pembanding

untuk penyusunan pada materi buku ajar ajar drama. Instrumen yang digunakan

berupa form analisis keselarasan dokumen untuk meninjau tiap elemen isi RPS.

Data yang diperoleh yaitu data kualitatif berupa tinjauan keselarasan elemen isi

RPS. Rincian instrumen penelitian dapat dicermati pada lampiran.

3. Kuesioner

Kuesioner yang dimaksud merupakan kuesioner yang dipisahkan

berdasarkan kebutuhan penelitian yaitu kuesioner untuk analisis kebutuhan,

validasi instrumen analisis kebutuhan, validasi desain produk, validasi instrumen

penilaian produk, dan penilaian produk. Kebutuhan kuesioner tersebut digunakan

berdasarkan tahapan yang telah dirumuskan pada prosedur penelitian. Bentuk

kuesioner juga disesuaikan dengan kebutuhan data yang diharapkan. Kebutuhan

kuesioner tersebut dirumuskan menjadi instrumen penelitian sesuai tahapan

penelitian.

Kuesioner yang digunakan pada tahapan analisis kebutuhan berupa

kuesioner analisis kebutuhan mahasiswa. Kuesioner disusun dengan mengacu

skala likert yang menyediakan lima kategori yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak

setuju (TS), ragu-ragu (RR), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Kisi-kisi kuesioner

disusun berdasarkan acuan terhadap topik penelitian yaitu topik drama dan

pendekatan TPACK. Data yang dihasilkan dari instrumen kuesioner analisis

kebutuhan mahasiswa berupa data kuantitatif yaitu data prosentase analisis

kebutuhan mahasiwa. Rincian instrumen kuesioner dapat dilihat pada lampiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

66

Kuesioner yang digunakan pada tahapan penilaian instrumen analisis

kebutuhan berupa kuesioner penilaian ahli. Kuesioner disusun dengan mengacu

skala Guttman yang menyediakan dua kategori yaitu tidak setuju (TS), dan setuju

(S). Instrumen penilaian juga menyediakan catatan deskriptif yang memberikan

tanggapan terhadap aspek yang dinilai pada tiap poinnya. Instrumen kuesioner

dibagi menjadi dua kategori keahlian yaitu drama baik secara sastra maupun

pertunjukan dan pedagogi secara komprehensif. Data yang dihasilkan dari

instrumen penilaian instrumen analisis kebutuhan berupa data kualitatif kelayakan

instrumen analisis kebutuhan. Rincian instrumen kuesioner dapat dilihat pada

lampiran.

Kuesioner yang digunakan pada tahapan penilaian desain produk berupa

kuesioner penilaian ahli. Kuesioner disusun dengan mengacu skala Guttman yang

menyediakan dua kategori yaitu tidak setuju (TS), dan setuju (S). Instrumen

penilaian desain produk juga menyediakan catatan deskriptif yang memberikan

tanggapan terhadap aspek yang dinilai pada tiap poinnya. Instrumen kuesioner

dibagi menjadi tiga kategori keahlian yaitu drama baik secara sastra maupun

pertunjukan, pedagogi dan teknologi. Data yang dihasilkan dari instrumen

penilaian produk berupa data kualitatif kelayakan desain produk. Rincian

instrumen kuesioner dapat dilihat pada lampiran.

Kuesioner yang digunakan pada tahapan penilaian produk berupa

kuesioner penilaian ahli dan mahasiswa. Kuesioner disusun dengan mengacu

rating scale yang menyediakan empat kategori yaitu 1, 2, 3, dan 4. Kisi-kisi

kuesioner disusun berdasarkan acuan terhadap produk yang telah disusun yaitu

buku ajar drama dan video suplemen pembelajaran. Data yang dihasilkan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

67

instrumen kuesioner penilaian produk berupa data kuantitatif yaitu data hasil nilai

kelayakan produk. Rincian instrumen kuesioner dapat dilihat pada lampiran.

No.

Kode

Subjek

Penelitian

Teknik

Pengumpulan

Data

Instrumen Tahapan

AD Analisis

Dokumen

Form Analisis

Keselarasan

Analisis

Kebutuhan

KPS Wawancara

Daftar Pertanyaan

Wawancara Ketua

Program Studi

DAJT Wawancara

Daftar Pertanyaan

Wawancara Dosen

Ahli Jurusan Teater

DP 1 & DP

2 Wawancara

Daftar Pertanyaan

Wawancara Dosen

Pengampu

G1, G2, G3 Wawancara

Daftar Pertanyaan

Wawancara Guru

Bahasa Indonesia

M1 sampai

M56 Kuesioner

Form Kuesioner

Analisis Kebutuhan

Mahasiswa

VIAP 1,

VIAP 2,

VIAP 3

Kuesioner

Form Validasi

Instrumen Analisis

Kebutuhan

VDP 1, VDP

2, VDP 3 Kuesioner

Form Validasi Desain

Produk

Penilaian

Desain Produk

VPP 1, VPP

2, VPP 3 Kuesioner

Form Penilaian

Produk oleh Ahli

Drama Penilaian

Produk

VPP 4 &

VPP 5 Kuesioner Form Penilaian

Produk oleh Ahli

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Umum Teknik Pengumpulan Data & Instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

68

Pedagogi

VPP 6 &

VPP 7 Kuesioner

Form Penilaian

Produk oleh Ahli

Bahan Ajar

VPP 8 Kuesioner

Form Penilaian

Produk oleh Ahli

Bahasa

VPM 1

sampai 10 Kuesioner

Form Penilaian

Produk oleh

Mahasiswa

VIPP 1,

VIPP 2 Kuesioner

Form Validasi

Instrumen Penilaian

Produk

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dibagi menjadi

beberapa bagian sesuai karakteristik tiap tahapan penelitian. Berdasarkan prosedur

pengembangan yang telah dijabarkan, analisis data yang dilakukan tersebut

terbagi menjadi tiga yaitu 1) teknik analisis data kebutuhan, 2) teknik analisis data

validasi desain produk, dan 3) teknik analisis data validasi produk. Rincian

pemaparan teknik analisis data yang digunakan dapat dicermati sebagai berikut.

3.5.1 Teknik Analisis Data Kebutuhan

Analisis data kebutuhan terdiri dari data analisis dokumen, data kuesioner

mahasiswa, dan data wawancara para narasumber yang relevan dengan topik

penelitian. Teknik mengacu pada teknik analisis data oleh Miles dan Huberman

(dalam Sugiyono, 2014:369-375) yang meliputi reduksi data, sajian data, dan

simpulan. Reduksi data yang dilakukan adalah memilah dan merangkum data-data

yang penting sehingga dapat merumuskan pola yang muncul pada data. Sajian

data yang dilakukan adalah menyusun tampilan hasil data yang telah direduksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

69

sesuai dengan karakteristik data masing-masing. Setelah menyusun sajian data,

simpulan terhadap data diambil guna memberikan justifikasi pada kemunculan

data.

Bagian pertama teknik analisis data kebutuhan berdasarkan analisis

dokumen RPS mata kuliah Pergelaran. Reduksi data yang dilakukan dengan

mengkategorikan elemen RPS ke dalam fom analisis keselarasan sehingga

memunculkan aspek dan pola data pada elemen RPS. Sajian data yang dilakukan

adalah membuat penjabaran deskriptif terhadap hasil analisis data. Setelah

menyusun sajian data, simpulan terhadap data diambil guna memberikan

justifikasi pada kemunculan sajian data analisis dokumen RPS mata kuliah

Pergelaran Sastra.

Bagian kedua teknik analisis data kebutuhan berdasarkan kuesioner

kebutuhan mahasiswa. Kuesioner yang diajukan berupa pernyataan-pernyataan

yang sudah dikateogrikan sesuai dengan pendekatan TPACK dalam bidang

drama. Kuesioner disusun dengan mengacu skala likert yang menyediakan lima

kategori yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu (RR), setuju

(S), dan sangat setuju (SS). Reduksi data yang dilakukan dengan mengkategorikan

jumlah hasil tiap pernyataan lalu menghitung prosentase dari tiap poin pernyataan

dengan rumus berikut.

Sajian data yang dilakukan adalah membuat tabel hasil prosentase dari tiap

pernyataan. Setelah menyusun sajian data, simpulan deskriptif kualitatif terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

70

Tabel 3.7 Kategori Interval Skala Guttman

data diambil guna memberikan justifikasi pada kemunculan sajian data prosentase

jawaban mahasiswa.

Bagian ketiga teknik analisis data kebutuhan berdasarkan wawancara.

Reduksi data yang dilakukan dengan mengkategorikan jawaban narasumber ke

dalam transkrip form pertanyaan sehingga jawaban diselaraskan dengan topik

pertanyaannya. Sajian data yang dilakukan adalah membuat penjabaran deskriptif

terhadap hasil analisis data wawancara. Setelah menyusun sajian data, simpulan

terhadap data diambil guna memberikan justifikasi pada kemunculan sajian data

wawancara narasumber.

3.5.2 Teknik Analisis Data Validasi Desain Produk

Analisis data validasi desain produk terdiri dari data tanggapan ahli

terhadap desain produk berupa RPS mata kuliah Pergelaran Sastra yang sudah

disusun. Teknik mengacu pada teknik analisis data dengan skala Guttman (dalam

Sugiyono, 2014:169) yang merujuk pada penilaian dengan dua skala yaitu setuju

dan tidak setuju. Data yang diperoleh berupa jawaban tegas atas penilaian ahli

terhadap desain produk yang disusun. Rentang kategori skor (Widyoko dalam

Prasetyo, 2017) dalam penghitungan validasi yang menggunakan skala Guttman

mengacu pada interval berikut:

Nilai Interval Kriteria Konversi

1 0.5 < �̅�⩽ 1 Setuju Layak

0 0 < �̅�⩽ 0.5 Tidak Setuju Tidak Layak

Setelah menyusun sajian data, simpulan terhadap data diambil guna memberikan

justifikasi pada kemunculan data validasi desain produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

71

Tabel 3.8 Kategori Interval Rating Scale

3.5.3 Teknik Analisis Data Validasi Produk

Analisis data validasi produk berdasarkan kuesioner penilaian ahli dan

mahasiswa. Kuesioner yang diajukan berupa pernyataan-pernyataan yang sudah

dikateogrikan sesuai dengan spesifikasi bidang keahlian dalam menanggapi

produk yang telah disusun. Kuesioner disusun dengan mengacu rating scale yang

menyediakan empat kategori yaitu 1, 2, 3, dan 4. Reduksi data yang dilakukan

dengan mengkategorikan jumlah hasil tiap pernyataan lalu menghitung rerata skor

dari tiap poin pernyataan dengan rumus berikut.

Sajian data yang dilakukan adalah membuat tabel hasil kategori skor dengan

panduan (Widyoko, 2015:106) sebagai berikut.

Skor tertinggi: 4 (sangat baik)

Skor terendah: 1 (sangat tidak baik)

Skala interval: = 0,75

Interval Skor Kategori

3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik

2,50 < X ≤ 3,25 Baik

1,75 < X ≤ 2,50 Tidak Baik

1,00 ≤ X ≤ 1,75 Sangat Tidak Baik

Setelah menyusun sajian data, simpulan deskriptif kualitatif terhadap data diambil

guna memberikan justifikasi pada kemunculan sajian data skor penilaian produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

72

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bagian ini, hasil penelitian diperinci untuk menjelaskan proses dan

hasil dari penelitian pengembangan buku ajar drama berbasis technological

pedagogical content knowledge (TPACK). Hasil dan pembahasan penilitian

dibagi menjadi empat subbab sebagai berikut. (1) deskripsi langkah-langkah

pelaksanaan pengembangan buku ajar drama berbasis technological pedagogical

content knowledge untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (2)

pemaparan deskripsi data, (3) hasil analisis data, dan (4) pembahasan produk.

4.1 Deskripsi Langkah-langkah Pengembangan Buku Ajar Drama .

Penelitian ini memiliki produk berupa buku ajar drama berbasis TPACK

untuk mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penelitian dan pengembangan buku ajar ini muncul sebagai solusi untuk

mempersiapkan pengajaran drama pada mahasiswa program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang notabennya merupakan calon guru bahasa

Indonesia. Untuk mengembangkan buku ajar ini, peneliti melakukan beberapa

tahapan penelitian pengembangan yang dijabarkan sebagai berikut: 1) analisis

kebutuhan, 2) penyusunan desain, 3) penyusunan produk buku ajar 4) penilaian

produk, dan 5) revisi produk. Langkah-langkah tersebut diuraikan sebagai berikut.

4.1.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan didasarkan pada pembelajaran praktik drama dalam

mata kuliah Pergelaran Sastra di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (PBSI USD). Mata kuliah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

73

tersebut memiliki karakteristik pembelajaran tentang pertunjukan drama yang

didominasi dengan penguasaan keterampilan walaupun juga tetap memberikan

penguasaan pengetahuan maupun sikap. Namun, implementasi pembelajaran

pertunjukan drama tersebut masih memiliki kendala-kendala baik dari pihak

pengajar maupun mahasiswa. Kendala dari pengajar adalah adanya perbedaan

persepsi konsep pertunjukan drama dan capaian pembelajaran yang dikehendaki.

Kendala dari mahasiswa adalah kurangnya ketersediaan referensi yang dapat

menjadi panduan belajar mengenai praktik pertunjukan drama. Berdasarkan

permasalahan tersebut, peneliti merumuskan analisis kebutuhan untuk melihat

urgensi permasalahan sebagai data awal dalam pengembangan buku ajar drama

yang tepat pada mata kuliah Pergelaran Sastra.

Analisis kebutuhan digunakan untuk menggali data-data awal yang

diperlukan bagi pengembangan produk buku ajar. Analisis kebutuhan dibagi

menjadi beberapa aspek yaitu 1) analisis dokumen RPS mata kuliah Pergelaran

Sastra, 2) penyebaran kuesioner kepada mahasiswa PBSI baik yang belum pernah

mengikuti mata kuliah Pergelaran Sastra maupun yang telah mengikuti mata

kuliah Pergelaran Sastra, dan 3) wawancara narasumber yang mencakup dosen

pengampu, ketua program studi PBSI USD, dosen ahli drama dari Institut Seni

Indonesia Yogyakarta, serta guru bahasa Indonesia yang juga lulusan program

studi PBSI USD. Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dirumuskan,

kebutuhan dan target pembelajaran pertunjukan drama yang dibutuhkan di prodi

PBSI USD tersebut dapat dipetakan sebagai acuan dasar dalam perancangan

desain pengembangan buku ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

74

Instrumen analisis kebutuhan telah divalidasi oleh ahli yang dianggap

memiliki kompetensi yang relevan yaitu aspek pendidikan, aspek drama sebagai

sastra, dan aspek drama sebagai pertunjukan. Validasi aspek pendidikan

dilakukan oleh Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd, dosen Magister Pendidikan

Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Validasi aspek drama sebagai

sastra dilakukan oleh Dr. Antonius Herujiyanto, M.A., dosen Magister

Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Validasi aspek drama

sebagai pertunjukan dilakukan oleh Yohanes Padmo Adi, S.S., M.Hum., praktisi

teater dan dosen prodi Sastra Jepang, Universitas Brawijaya Malang. Validasi

instrumen tersebut bertujuan untuk menguji kelayakan instrumen dalam

memperoleh data analisis kebutuhan dan hasil validasi menunjukan instrumen

dapat digunakan untuk tahapan analisis kebutuhan.

Analisis dokumen disusun dengan menganalisis dokumen RPS mata

kuliah Pergelaran Sastra yang ada di program studi PBSI USD. Analisis dokumen

yang dilakukan mencakup analisis keselarasan perangkat pembelajaran pada

rancangan pembelajaran semester dan rancangan tugas perkuliahan. Analisis

dokumen hendak memetakan keselarasan cakupan antar capaian pembelajaran,

indikator ketercapaian, materi pembelajaran, bentuk penugasan, luaran tugas, dan

juga aspek penilaian. Melalui analisis dokumen tersebut, pembelajaran drama

yang telah dilakukan pada mata kuliah Pergelaran Sastra dapat diperinci sehingga

menunjukkan karakteristik pembelajaran drama yang diharapkan.

Kuesioner mahasiswa disusun dengan mempertimbangkan pendekatan

TPACK yang dijadikan acuan penyusunan buku ajar drama. Kuesioner dibagi

menjadi empat aspek yaitu 1) materi drama, 2) pengajaran drama, 3) teknologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

75

dalam drama, dan 4) wawasan tentang drama. Aspek materi drama dibatasi

menjadi dua indikator yaitu 1) unsur dramaturgi dan 2) ruang lingkup pertunjukan

drama. Aspek pengajaran drama dibatasi menjadi empat indikator yaitu 1) kisi-

kisi drama dalam kurikulum nasional mata pelajaran bahasa Indonesia, 2)

pendekatan, model, dan teknik pembelajaran drama, 3) evaluasi pembelajaran

drama dan 4) pemilihan media pembelajaran drama. Aspek teknologi dalam

drama dibatasi menjadi dua indikator yaitu 1) pemahaman umum teknologi dalam

drama dan 2) ranah dan jenis teknologi dalam pertunjukan drama. Aspek

wawasan tentang drama dibagi menjadi dua indikator yaitu 1) apresiasi terhadap

karya drama dan 2) pengalaman dalam ruang lingkup drama. Keseluruhan

perumusan aspek dan indikator tersebut bertujuan untuk memetakan kemampuan

awal, pemahaman dasar dan juga hasil penguasaan materi pada mahasiswa PBSI

USD.

Kuesioner mahasiswa ini diberikan kepada mahasiswa aktif program studi

PBSI USD, baik yang belum pernah mengikuti mata kuliah Pergelaran Sastra

maupun yang sudah pernah mengikuti mata kuliah Pergelaran Sastra, dengan

cakupan mulai dari angkatan 2016 hingga angkatan 2019. Tahun angkatan

tersebut diklasifikasikan sebagai berikut yaitu angkatan 2016 dan 2017 telah

menempuh mata kuliah Pergelaran Sastra serta angkatan 2018 dan 2019 belum

menempuh mata kuliah Pergelaran Sastra . Mahasiswa angkatan 2016 yang

mengisi kuesioner ada enam orang. Mahasiswa angkatan 2017 yang mengisi

kuesioner ada enam orang. Mahasiswa angkatan 2018 yang mengisi kuesioner

ada enam belas orang. Mahasiswa angkatan 2019 yang mengisi kuesioner ada

delapan belas orang. Berdasarkan pemetaan penyebaran kuesioner, gambaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

76

penguasaan materi drama dapat tercermin guna melihat dan menakar kriteria

capaian dan target materi pada buku ajar drama yang dikembangkan.

Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yang dianggap

mememiliki relevansi terhadap pengembangan buku ajar drama berbasis TPACK

untuk mahasiswa PBSI. Narasumber yang diwawancarai terdiri dari dua dosen

pengampu mata kuliah Pergelaran Sastra PBSI USD, ketua program studi PBSI

USD, satu dosen teater ISI Yogyakarta, dan tiga guru bahasa Indonesia lulusan

PBSI USD. Wawancara dosen pengampu ditujukan pada P. Hariyanto, M.Pd dan

J. Prapta Diharja, M.Hum untuk memperoleh informasi mengenai praktik

pembelajaran drama di mata kuliah Pergelaran Sastra. Wawancara ketua program

studi PBSI USD ditujukan pada Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. untuk

memperoleh informasi mengenai visi-misi program studi dan target capaian

melalui mata kuliah Pergelaran Sastra. Wawancara dosen teater ISI Yogyakarta

ditujukan kepada Rukman Rosadi, M.Sn. untuk memperoleh informasi mengenai

karakteristik pembelajaran drama untuk institusi pendidikan non-jurusan seni.

Wawancara tiga guru bahasa Indonesia alumni PBSI USD ditujukan kepada Dewi

Puji Lestari, S.Pd., Elisabeth Rizki, S.Pd. dan Andronikus Kresna, S.Pd. untuk

memperoleh informasi mengenai praktik pembelajaran drama di sekolah dan

kendala guru dalam pengajaran drama.

Pertanyaan-pertanyaan wawancara diarahkan untuk mendapatkan data

tentang pembelajaran drama dengan spesifikasi bidang masing-masing

narasumber. Pertanyaan-pertanyaan wawancara yang diajukan pun menyesuaikan

pendekatan yang digunakan dalam pengembangan buku ajar drama berbasis

TPACK yaitu topik seputar materi drama, pembelajaran drama, teknologi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

77

drama dan wawasan drama. Informasi-informasi yang diperoleh dari wawancara

tiap narasumber tersebu digunakan sebagai informasi pendukung untuk menyusun

desain produk buku ajar drama berbasis TPACK untuk mahasiswa program studi

PBSI.

4.1.2 Penyusunan Desain Produk

Tahapan selanjutnya adalah penyusunan desain produk berupa Rancangan

Perkuliahan Semester (RPS) dan Rancangan Tugas Perkuliahan (RTP) mata

kuliah Pergelaran Sastra sebagai dasar untuk menyusun produk buku ajar drama.

RPS dan RTP memberikan gambaran rancangan kompetensi, materi, aktivitas dan

penugasan yang digunakan untuk penyusunan isi buku ajar drama untuk mata

kuliah Pergelaran Sastra. Garis besar RPS terdiri atas 1) Identitas Mata Kuliah, 2)

Deskripsi Mata Kuliah, 3) Capaian Pembelajaran Lulusan, 4) Capaian

Pembelajaran Mata Kuliah, 5) Tabel Rencana Pembelajaran, dan 6) Uraian Proses

Pembelajaran. Garis besar RTP terdiri atas 1) Identitas Mata Kuliah, 2)

Rancangan Tugas, dan 3) Rubrik Penilaian. Penyusunan RPS dan RTP tersebut

disesuaikan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan produk buku ajar

yaitu TPACK.

Desain RPS dan RPS yang telah disusun tersebut mengacu pada salah satu

bentuk drama yang dinilai dapat menjadi dasar pembelajaran drama dalam

konteks pembelajaran drama di program studi PBSI USD yaitu pertunjukan

drama realis. Pertimbangan tersebut mengacu pada testimoni Rukman Rosadi,

M.Sn., dosen jurusan teater ISI Yogyakarta, yang mengatakan bahwa drama realis

dapat dijadikan pijakan pembelajaran karena sifat drama realis yang obyektif dan

logis (lih. Lampiran Transkrip Wawancara Dosen Ahli Drama). Ungkapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

78

tersebut juga didukung dengan pandangan Cohen (2011) yang menyebutkan

bahwa pertunjukan realis memiliki dimensi obyektivitas yang mengacu pada fakta

empiris kehidupan sebagai referen pertunjukannya. Selain itu, pertimbangan

karakteristik mata kuliah Pergelaran Sastra yang memberikan bekal keterampilan

pada mahasiswa terhadap praktik pembuatan pertunjukan dan kebutuhan

pembelajaran drama di sekolah dianggap lebih dekat untuk mempelajari proses

pertunjukan drama realis karena obyektivitasnya yang dapat

dipertanggungjawabkan secara formal pembelajaran dan penilaian. Maka dari itu,

tema pertunjukan drama realis dijadikan kerangka besar dalam penyusunan desain

produk buku ajar drama berupa RPS dan RTP.

Desain produk berupa RPS dan RTP yang sudah disusun selanjutnya

divalidasi kelayakannya oleh tiga ahli dengan spesifikasi bidang yang berbeda.

Validator tersebut dibagi menjadi tiga bidang keahlian yaitu validator ahli

pedagogi, validator ahli drama (baik teori maupun praktik) dan validator ahli

teknologi pembelajaran. Validasi aspek pedagogi dilakukan oleh Dr. Yuliana

Setyaningsih, M.Pd, dosen Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas

Sanata Dharma. Validasi aspek drama baik teori maupun praktik dilakukan oleh

Yohanes Padmo Adi, S.S. M.Hum., praktisi teater dan dosen program studi Sastra

Jepang, Universitas Brawijaya Malang. Validasi aspek teknologi pembelajaran

dilakukan oleh Pius Nurwidasa, M.Ed. Ed.D, dosen Magister Pendidikan Bahasa

Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Dari validasi itu, desain RPS dan RTP

dinyatakan layak dengan beberapa perbaikan yang harus dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

79

4.1.3 Penyusunan Produk Buku Ajar Drama

Berdasarkan desain RPS dan RTP yang telah disusun, peneliti melakukan

proses penyusunan produk buku ajar drama. Penyusunan produk buku ajar drama

dibagi menjadi dua produk yaitu buku ajar drama dan video suplemen

pembelajaran. Tema besar buku ajar drama dan video suplemen dispesifikan

untuk membahas drama dalam bentuk pertunjukan drama realis. Tema besar

tersebut dirumuskan dari pertimbangan analisis kebutuhan yang telah dilakukan

pada tahap awal penelitian dan desain produk yang telah disusun. Pertunjukan

drama realis dijelaskan secara konsep-konsep umum maupun teknis-teknis

penerapannya hingga menjadi sebuah pertunjukan di panggung.

Buku ajar drama yang disusun terdiri atas 1) sampul depan beserta sampul

belakang, 2) halaman judul, 3) ucapan terima kasih, 4) kata pengantar, 5) daftar

isi, 6) isi buku ajar berupa susunan materi dalam tiap bab, 7) daftar pustaka, 8)

daftar indeks gambar, dan 9) biografi penulis. Rincian isi buku ajar berupa

susunan materi tiap bab dibagi menjadi delapan bab yaitu 1) Dramaturgi Realis,

2) Penyutradaraan Realis, 3) Organisasi Pertunjukan, 4) Keaktoran, 5) Tata Suara,

6) Tata Latar dan Tata Cahaya, 7) Tata Rias dan Tata Busana, dan 8) Dinamika

Pertunjukan Drama Realis. Isi buku ajar dalam tiap bab dibagi mejadi beberapa

bagian yang meliputi pemaparan konsep dan hal teknis dalam elemen pertunjukan

drama realis, aktivitas pembelajarna yang harus dilakukan, bentuk penugasan

sesuai dengan topik pembahasan dan kriteria penilaian berupa rubrik penilaian.

Berikut ini adalah gambaran rancangan buku ajar tersebut.

Video suplemen pembelajaran disusun untuk menjadi pelengkap

pemahaman teoritis buku ajar drama yang berjumlah sepuluh video. Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

80

pembelajaran memberikan cerita pengalaman para seniman atau praktisi dalam

konteks pertunjukan drama realis. Video suplemen yang disusun merupakan

prototipe yang masih belum optimal dikarenakan kendala pandemi Covid-19 yang

menyebabkan tidak adanya pertunjukan teater yang diadakan sehingga tidak bisa

mengambil penerapan teknis panggung. Video suplemen pembelajaran disusun

dengan melibatkan enam narasumber yang merupakan seniman teater yaitu

Suhardjoso S.K., M.Sn. (bidang penyutradaraan), Muhammad Ramdan (bidang

keaktoran), Ibnu Shohib (bidang tata cahaya), Binti Wasingatul (bidang tata

busana), Juraiz Taftazani (bidang tata rias) Sambung Penumbra (bidang tata

suara) dan Natalius Yudha (bidang tata latar).

Video suplemen pembelajaran disusun dengan model dokumenter yaitu

menceritakan pemahaman dan pengalaman para seniman dalam pertunjukan

drama realis. Secara garis besar, video suplemen pembelajaran dibagi menjadi

dua yaitu video pemaparan konsep beserta pengalaman penerapannya dan video

contoh prakti elemen artistik sesuai topik pembahasan masing-masing. Isi video

suplemen pembelajaran terdiri atas 1) bumper judul, 2) cerita pemahaman dan

pengalaman narasumber, 3) ilustrasi teknis penerapan, dan 4) credit title. Berikut

ini adalah gambaran rancangan buku ajar tersebut.

4.1.4 Penilaian Produk Buku Ajar Drama

Penilaian produk merupakan tahapan penilaian produk yang dilakukan

oleh para ahli dengan spesifikasi bidang yang relevan dan mahasiswa untuk

menguji kelayakan produk yang telah disusun. Produk yang dinilai meliputi satu

buku ajar drama dan sepuluh video suplemen pembelajaran. Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

81

dikategorikan sesuai karakteristik pendekatan yang digunakan dalam penyusunan

produk yaitu TPACK dan materi isi yaitu pertunjukan drama realis.

Penilaian ahli terdiri dari validator yang memiliki relevansi keahlian

bidang dengan pendekatan TPACK. Penilaian aspek technological mengacu pada

bidang bahan ajar dan media pembelajaran. Penilaian aspek pedagogical mengacu

pada bidang perumusan kompetensi, susunan materi, aktivitas pembelajaran,

penugasan dan evaluasi pembelajaran. Penilaian aspek content dan knowledge

mengacu pada pemaparan isi materi seputar pertunjukan drama realis. Secara

lebih rinci, penialain ahli dibagi menjadi bidang yaitu dua ahli bidang drama, satu

ahli bidang pedagogi, satu ahli bidang bahasa, dan dua ahli bidang bahan ajar

Selain itu, penilaian juga mencakupa penilaian oleh mahasiswa sebagai

parameter untuk menguji kelayakan produk dari segi mahasiswa yang akan

menggunakan produk tersebut. Penilaian produk dari mahasiswa terdiri dari

sepuluh mahasiswa prodi PBSI USD angkatan 2018. Mahasiswa angkatan 2018

sedang melangsungkan mata kuliah Pergelaran Sastra di semester 5 pada tahun

ajaran 2020/2021. Penilaian oleh mahasiswa menggunakan kuesioner daring

melalui google form.

4.2 Deskripsi Data

Penelitian yang dilakukan menggunakan tahapan penelitian pengembangan

yang terdiri dari analisis kebutuhan, penyusunan desain produk, penyusunan

produk, penilaian produk dan revisi produk akhir. Melalui tahapan yang telah

ditemput, penelitian pengembangan bahan ajar drama ini menghasilkan data

berupa 1) data analisis kebutuhan, 2) data penyusunan dan validasi desain produk,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

82

3) data penyusunan produk, 4) data validasi produk, dan 5) data revisi produk.

Untuk memahami lebih lanjut, deskripsi data tersebut dijelaskan sebagai berikut.

4.2.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan

Data analaisis kebutuhan didapatkan menggunakan teknik pengumpulan

data berupa analisis dokumen, kuesioner dan wawancara. Data analisis kebutuhan

yang diperoleh tersebut terdiri dari 1) data analisis dokumen RPS dan RTP mata

kuliah Pergelaran Sastra, 2) data kuesioner mahasiswa, dan 3) data hasil

wawancara. Garis besar deskripsi data analisis kebutuhan digambarkan dalam

tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Pemerolehan Data Analisis Kebutuhan

No. Instrumen

Penelitian Deskripsi Data Sumber Data

1. Form Analisis

Dokumen

Data keselarasan

capaian, indikator,

materi, aktivitas,

penugasan, dan

evaluasi pada mata

kuliah Pergelaran

Sastra.

Dokumen RPS dan RTP mata

kuliah Pergelaran Sastra PBSI

Perguruan Tinggi Swasta di

Yogyakarta

2. Kuesioner

Mahasiswa

Data kebutuhan

pembelajaran

mahasiswa S1

PBSI angkatan

2016-2019

56 mahasiswa S1 program studi

PBSI Perguruan Tinggi Swasta di

Yogyakarta

2.

Pedoman

Wawancara

Dosen Ahli

Data kebutuhan

pembelajaran

drama untuk

DAJT

Dosen Jurusan Teater, Fakultas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

83

Jurusan Teater institusi

pendidikan jurusan

non-seni dan calon

guru bahasa

Indonesia.

Seni Pertunjukan, Institut Seni di

Yogyakarta

3.

Pedoman

Wawancara

Dosen

Pengampu

Mata Kuliah

Pergelaran

Sastra PBSI

Data kebutuhan

pembelajaran

drama pada mata

kuliah Pergelaran

Sastra.

DP 1

Dosen pengampu mata kuliah

Pergelaran Sastra di program studi

PBSI Perguruan Tinggi Swasta di

Yogyakarta.

DP 2

Dosen pengampu mata kuliah

Pergelaran Sastra di program studi

PBSI Perguruan Tinggi Swasta di

Yogyakarta.

4.

Pedoman

Wawancara

Guru Bahasa

Indonesia

Data kebutuhan

pembelajaran

drama pada praktik

pembelajaran

bahasa Indonesia

di sekolah

menengah.

G1

Guru Bahasa Indonesia di SMA

Swasta, Tangerang Selatan,

Banten

G2

Guru Bahasa Indonesia di SMP

Swasta Jakarta Pusat dan Guru

Seni Drama di SMP Swasta

Jakarta Timur.

G3

Guru Bahasa Indonesia di SMA

Swasta Surabaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

84

5.

Pedoman

Wawancara

Ketua Program

Studi PBSI

USD

Data kebutuhan

capaian

pembelajaran

drama pada

mahasiswa sesuai

dengan visi dan

misi institusi.

KPS

Ketua Program Studi PBSI

Perguruan Tinggi Swasta di

Yogyakarta

Untuk penjelasan lebih lanjut, data-data yang telah diperoleh dalam tahap analisis

kebutuhan dijelasakan sebagai berikut.

4.2.1.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Angket Mahasiswa PBSI

Data analisis kebutuhan yang menggunakan instrumen kuesioner tersebut

diperoleh dengan membagikan kuesioner secara acak pada mahasiswa PBSI

angkatan 2016-2017. Penyebaran kuesioner secara acak ini bertujuan untuk

memperoleh informasi tentang pemahaman dan penguasaan drama pada

mahasiswa dengan latar belakang yang bervariasi. Kuesioner disebarkan melalui

media digital secara daring yaitu menggunakan google form karena situasi

pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka.

Data analisis kebutuhan yang diperoleh dari penyebaran kuesioner ini

didapatkan dari mahasiswa S1 program studi PBSI USD. Total mahasiswa PBSI

yang mengisi kuesioner berjumlah lima puluh enam orang dari angkatan 2016-

2019. Total tersebut diperinci sebagai berikut yaitu enam mahasiswa angkatan

2016, enam mahasiswa angkatan 2017, enam belas mahasiswa angkatan 2018, dan

delapan belas mahasiswa angkatan 2019. Data yang dihasilkan dari kuesioner ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

85

berwujud rekapitulasi skor dan prosentase yang disimpulkan menjadi data

kualitatif berupa penyimpulan atas hasil jawaban responden.

Kuesioner mahasiswa berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah

diklasifikasikan menggunakan pendekatan TPACK. Tujuan klasifikasi tersebut

yaitu mengkategorikam pemahaman dan kemampuan materi drama mahasiswa

untuk merumuskan kebutuhan pembelajaran drama. Data yang dihasilkan adalah

deskripsi mengenai materi drama, pengajaran drama, teknologi dalam drama, dan

wawasan mengenai drama itu sendiri. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner

diarahkan untuk mendapatkan gambaran data pemahaman dan kemampuan

mahasiswa di bidang drama sebagai berikut.

a. Unsur Dramaturgi

b. Ruang Lingkup Pertunjukan Drama

c. Kisi-kisi Drama dalam Kurikulum Nasional Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia.

d. Pendekatan, Model, dan Teknik Pembelajaran Drama.

e. Evaluasi Pembelajaran Drama.

f. Pemilihan Media Pembelajaran Drama.

g. Pemahaman Umum Teknologi dalam Drama.

h. Ranah dan Jenis Teknologi dalam Drama.

i. Apresiasi Terhadap Karya Drama.

j. Pengalaman dalam Ruang Lingkup Drama.

Rincian data pengisisan kuesioner mahasiswa secara lebih lanjut dapat dicermati

pada bagian lampiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

86

4.2.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara Dosen Ahli Drama.

Data analisis kebutuhan yang menggunakan instrumen wawancara dosen

ahli drama tersebut ditujukan pada DAJT. selaku dosen jurusan Teater Institut

Negeri di Yogyakarta. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data kebutuhan

pembelajaran drama untuk institusi pendidikan jurusan non-seni dan calon guru

bahasa Indonesia. Wawancara dilakukan dengan menggunakan media telepon

dikarenakan situasi pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan untuk bertemu

secara langsung. Peneliti mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk menggali

kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dalam pembelajaran drama di perguruan

tinggi dan sekolah menengah serta menggali mengenai teknologi dalam

pementasan drama.

Wawancara dosen ahli drama berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah

diklasifikasikan berdasarkan orientasi pembelajaran drama di instiutsi pendidikan

non-jurusan seni dan penggunaan teknologi dalam drama. Tujuan klasifikasi

tersebut yaitu mengkategorikam gambaran ideal pembelajaran materi drama di

institusi pendidikan non-jurusan seni dan wawasan mengenai teknologi dalam

drama untuk merumuskan kebutuhan pembelajaran drama di institusi pendidikan

non-jurusan seni. Data yang dihasilkan adalah deskripsi mengenai pengajaran

drama di perguruan tinggi, pengajaran drama di sekolah menengah dan teknologi

dalam pertunjukan drama. Pertanyaan-pertanyaan wawancara diarahkan untuk

mendapatkan gambaran data kebutuhan pembelajaran drama untuk institusi

pendidikan jurusan non-seni dan calon guru bahasa Indonesia sebagai berikut.

a. Aspek dan Kemampuan yang Perlu Dikuasai dalam Pembelajaran Drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

87

b. Aspek dan Kemampuan yang Perlu Dikuasai dalam Memahami Naskah

Drama.

c. Aspek dan Kemampuan yang Dikuasai untuk Menciptakan Pertunjukan

Drama.

d. Pemetaan Materi Drama yang Diajarkan kepada Mahasiswa.

e. Evaluasi Pembelajaran Drama

f. Karakteristik Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah.

g. Kompetensi Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah.

h. Kompetensi Drama untuk Guru Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah.

i. Jenis Teknologi yang Digunakan dalam Pertunjukan Drama.

j. Metode Pengajaran Teknologi dalam Pertunjukan Drama.

4.2.1.3 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara Dosen Pengampu

Mata Kuliah Pergelaran Sastra

Data analisis kebutuhan yang menggunakan instrumen wawancara dosen

pengampu mata kuliah Pergelaran Sastra tersebut ditujukan pada DP 1.dan DP2,

selaku dosen PBSI PTS di Yogyakarta. Wawancara ditujukan untuk memperoleh

data kebutuhan pembelajaran drama pada mata kuliah Pergelaran Sastra.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan dua yaitu wawancara langsung pada

DP2 dan wawancara dengan media email pada DP1 dikarenakan kondisi

kesehatan beliau dan situasi pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan untuk

bertemu secara langsung. Peneliti mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk

menggali kebutuhan dan karakterisitik mata kuliah Pergelaran Sastra yang

memberikan bekal praktik mahasiswa pada pertunjukan drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

88

Wawancara dosen ahli drama berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah

diklasifikasikan berdasarkan pendekatan TPACK dan visi misi program studi.

Tujuan klasifikasi tersebut yaitu mengkategorikan kebutuhan dan karakteristik

pembelajaran drama pada mata kuliah Pergelaran Sastra. Data yang dihasilkan

adalah deskripsi mengenai relevansi visi misi prodi pada mata kuliah Pergelaran

Sastra, materi drama, pengajaran drama, teknologi dalam drama, dan wawasan

mengenai drama itu sendiri. Pertanyaan-pertanyaan wawancara tersebut dijelaskan

sebagai berikut.

a. Aspek dan Kemampuan yang Perlu Dikuasai dalam Pembelajaran Drama.

b. Aspek dan Kemampuan yang Perlu Dikuasai dalam Memahami Naskah

Drama.

c. Aspek dan Kemampuan yang Dikuasai untuk Menciptakan Pertunjukan

Drama.

d. Pemetaan Materi Drama yang Diajarkan kepada Mahasiswa.

e. Evaluasi Pembelajaran Drama

f. Karakteristik Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah.

g. Kompetensi Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah.

h. Kompetensi Drama untuk Guru Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah.

i. Jenis Teknologi yang Digunakan dalam Pertunjukan Drama.

j. Metode Pengajaran Teknologi dalam Pertunjukan Drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

89

4.2.1.4 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara dengan Guru Bahasa

Indonesia

Data analisis kebutuhan yang menggunakan instrumen wawancara guru

bahasa Indonesia tersebut ditujukan pada G1, G2, dan G3. selaku guru bahasa

Indonesia di sekolah menengah dan alumni PBSI PTS di Yogyakarta. Wawancara

ditujukan untuk memperoleh data kebutuhan pembelajaran drama pada praktik

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah. Wawancara dilakukan

dengan menggunakan media daring yaitu google meets dikarenakan jarak

geografis yang berbeda. Peneliti mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk

menggali kebutuhan pembelajaran drama yang ada di sekolah menengah.

Wawancara guru bahasa Indonesia berisi pertanyaan-pertanyaan yang

telah diklasifikasikan berdasarkan pendekatan TPACK. Tujuan klasifikasi tersebut

yaitu mengkategorikan kebutuhan pembelajaran drama yang ada di sekolah

menengah sebagai rangkaian pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Data yang dihasilkan adalah deskripsi mengenai praktik pembelajaran drama di

sekolah menengah dan juga kendala-kendala yang ditemui. Pertanyaan-pertanyaan

wawancara tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Kemampuan yang Perlu Dikuasai dalam Pembelajaran Naskah Drama.

b. Kemampuan yang Perlu Dikuasai dalam Pembelajaran Pertunjukan

Drama.

c. Pemetaan Materi Drama yang Diajarkan kepada Siswa di Sekolah.

d. Aktivitas Pembelajaran Drama bagi Siswa di Sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

90

e. Cara Mengukur Ketercapaian Pembelajaran Drama pada Siswa Setelah

Menempuh Pembelajaran Drama.

f. Integrasi Pembelajaran Drama dengan Teknologi yang Mendukung

Pembelajaran di Sekolah.

g. Pembelajaran Teknologi yang Digunakan dalam Pertunjukan Drama.

h. Kendala Empiris yang Dialami dan Ditemui dalam Pembelajaran Drama di

Sekolah.

4.2.1.5 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara dengan Ketua

Program Studi

Data analisis kebutuhan yang menggunakan instrumen wawancara ketua

program studi PBSI tersebut ditujukan pada KPS, selaku dosen dan ketua program

studi S1 PBSI PTS di Yogyakarta. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data

kebutuhan capaian pembelajaran drama pada mahasiswa sesuai dengan visi dan

misi institusi. Wawancara dilakukan dengan secara langsung. Peneliti mengajukan

pertanyaan yang bertujuan untuk menggali perwujudan visi misi dalam mata

kuliah Pergelaran Sastra dan orientasi persiapan calon guru bahasa Indonesia

melalui mata kuliah Pergelaran Sastra.

Wawancara ketua program studi S1 PBSI berisi pertanyaan-pertanyaan

yang telah diklasifikasikan berdasarkan visi misi program studi pada mata kuliah

Pergelaran Sastra. Tujuan klasifikasi tersebut yaitu mengkategorikan gambaran

ideal penerapan visi misi program studi pada mata kuliah Pergelaran Sastra. Data

yang dihasilkan adalah deskripsi mengenai karakteristik ideal visi misi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

91

perisapan calon guru bahasa Indonesia melalui mata kuliah Pergelaran Sastra.

Pertanyaan-pertanyaan wawancara diarahkan sebagai berikut.

a. Dasar Perumusan Mata Kuliah Pergelaran Sastra Berdasarkan Visi Misi

Program Studi.

b. Karakteristik Pembelajaran Mata Kuliah Pergelaran Sastra Berdasarkan

Visi Misi Program Studi.

c. Kompetensi yang Dicapai pada Mata Kuliah Pergelaran Sastra

Berdasarkan Visi Misi Program Studi.

d. Evaluasi Program Studi Terhadap Pelaksanaan Mata Kuliah Pergelaran

Sastra.

e. Profil Lulusan yang telah Menempuh Mata Kuliah Pergelaran Sastra.

f. Saran untuk Pengembangan dan Perbaikan Mata Kuliah Pergelaran Sastra.

4.2.1.6 Deskripsi Data Analisis Dokumen RPS dan RTP Mata Kuliah

Pergelaran Sastra

Data analisis dokumen mengacu pada analisis dokumen RPS dan RTP

mata kuliah Pergelaran Sastra. Data yang diperoleh dari analisis dokumen tersebut

berupa data keselarasan capaian, indikator, materi, aktivitas, penugasan, dan

evaluasi pada mata kuliah Pergelaran Sastra. Analisis dokumen merupakan

teknik yang digunakan peneliti pada waktu pengumpulan data dari dokumen yang

dapat dijadikan pertimbangan bagi penyusunan desain buku ajar drama berbasis

TPACK.

Dokumen yang dianalisis dalam rangka pengumpulan data adalah Analisis

Keselarasan Perangkat Pembelajaran, Rancangan Pembelajaran Semester (RPS),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

92

dan Rancangan Tugas Perkuliahan Mata Kuliah Pergelaran Sastra. Analisis

tersebut dilakukan untuk melihat keselarasan tingkatan ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik dalam elemen RPS dan RTP. Selain itu, analisis juga meninjau

katergori materi dan aktivitas yang dirumuskan. Keselarasan tingkatan ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik dalam elemen RPS dan RTP memberikan

gambaran tuntutan penguasaan materi yang menjadi target luaran pembelajaran.

Tinjauan kategori materi dan aktivitas pembelajaran memberikan gambaran

kesesuaian pemilihan pendekatan, model, dan teknik pembelajaran dalam

penguasaan materi drama yang diajarkan.

4.2.2 Deskripsi Data Penyusunan dan Validasi Desain Produk

Pada bagian ini, deskripsi data dibagi menjadi dua pemaparan yaitu 1) data

penyusunan desain produk dan 2) data validasi desain produk. Data penyusunan

desain produk berupa data gambaran isi RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran

Sastra yang disusun berdasarkan pemetaan analisis kebutuhan yang telah

dilakukan. Data validsai desain produk berupa data deskripsitif penilaian para ahli

terhadap desain produk RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra yang telah

disusun.

4.2.2.1 Deskripsi Data Penyusunan Desain Produk

Deskripsi data penyusunan desain produk merupakan tindak lanjut atas

hasil analisis kebutuhan yang dilakukan. Desain produk yang disusun berupa

dokumen RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra berbasis TPACK. Desain

produk yang disusun tersebut dikhususkan pada materi pertunjukan drama realis

yang dianggap relevan untuk memberikan pemahaman dasar mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

93

pertunjukan drama. Desain produk RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra

berbasi TPACK yang telah disusun dibagi menjadi enam belas pertemuan dan

delapan topik materi mengenai proses penciptaan pertunjukan drama realis.

Desain produk RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra berbasis TPACK

tersebut terdiri dari beberapa bagian yaitu 1) identitas mata kuliah, 2) deskripsi

mata kuliah, 3) capaian pembelajaran lulusan, 4) capaian pembelajaran mata

kuliah, 5) tabel rencana pembelajaran, 6) uraian proses pembelajaran, dan 7)

rancangan tugas.

Identitas mata kuliah mencantumkan informasi singkat mengenai mata

kuliah Pergelaran Sastra. Elemen yang dicantumkan dalam identitas mata kuliah

terdiri dari nama mata kuliah, jumlah SKS, jumlah jam pertemuan, prasyarat mata

kuliah, semester mata kuliah beserta tahun akademik, dan nama penyusun.

Pengisian identitas mata kuliah tersebut dapat dicermati secara lengkap pada

lampiran desain produk RPS dan RTP mata kuliah Pergelara Sastra.

Deskripsi mata kuliah mencantumkan infomasi deskriptif mengenai

karakteristik mata kuliah Pergelaran Sastra. Elemen yang dicantumkan dalam

deskripsi mata kuiah terdiri dari pemaparan isi mata kuliah dan tujuan mata

kuliah. Dalam deskripsi mata kuliah, isi dan tujuan mata kuliah dirumuskan

sebagai mata kuliah yang memberikan penguasan keterampilan aplikatif yang

komprehensif tentang penerapan pembelajaran pertunjukan drama realis.

Pembelajaran penerapan pertunjukan drama realis ditujukan sebagai proses

persiapan calon guru bahasa Indonesia yang mampu mengajarkan kebutuhan

pembelajaran konsep dan praktik drama di sekolah. Pengisian deskripsi mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

94

kuliah tersebut dapat dicermati secara lengkap pada lampiran desain produk RPS

dan RTP mata kuliah Pergelara Sastra.

Capaian pembelajaran lulusan mencantumkan kriteria capaian lulusan

yang dibentuk melalui proses pembelajaran mata kuliah Pergelaran Sastra.

Capaian pembelajaran lulusan tersebut disusun berdasarkan visi misi program

studi PBSI USD dan dokumen Capaian Pembelajaran dan Standar Nasional

Pendidkan Bahasa Indonesia oleh Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia tahun 2014. Capain pembelajaran lulusan yang dicantumkan adalah

lima poin capaian pembelajaran lulusan yang meliputi aspek pengetahuan, sikap,

dan keterampilan. Pengisian capaian pembelajaran lulusan tersebut dapat

dicermati secara lengkap pada lampiran desain produk RPS dan RTP mata kuliah

Pergelara Sastra.

Capaian pembelajaran mata kuliah mencantumkan target-target

pembelajarna yang diharapkan pada mahasiswa setelah menempuh mata kuliah

Pergelaran Sastra. Capaian pembelajaran mata kuliah terdiri dari tiga belas poin

capaian pembelajaran yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Perumusan capaian pembelajaran mata kuliah diturunkan dari deskripsi mata

kuliah dan capaian pembelajaran lulusan. Selain itu, capaian pembelajaran mata

kuliah disusun berdasarkan pendekatan TPACK dan konteks pertunjukan drama

realis. Pengisian capaian pembelajaran mata kuliah tersebut dapat dicermati secara

lengkap pada lampiran desain produk RPS dan RTP mata kuliah Pergelara Sastra.

Tabel rencana pembelajaran mencantumkan gambaran keseluruhan

pembelajaran yang dilakukan dalam mata kuliah Pergelaran Sastra. Elemen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

95

dicantumkan dalam tabel rencana pembelajaran meliputi kompetensi, jumlah jam

pembelajaran beserta keterangan minggu pertemuan, materi pembelajaran, proses

pembelajaran, media pembelajaran, indikator ketercapaian, evaluasi dan referensi.

Perumusan tabel rencana pembelajaran diturunkan dari deskripsi mata kuliah,

capaian pembelajaran lulusan dan capaian pembelajaran. Selain itu, tabel rencana

pembelajaran disusun berdasarkan pendekatan TPACK dan konteks pertunjukan

drama realis. Pengisian tabel rencana pembelajaran tersebut dapat dicermati

secara lengkap pada lampiran desain produk RPS dan RTP mata kuliah Pergelara

Sastra.

Uraian proses pembelajaran mencantumkan gambaran rinci dari aktivitas

pembelajaran yang dilakukan selama proses perkuliahan Pergelaran Sastra.

Elemen yang dicantumkan dalam uraian proses pembelajaran meliputi keterangan

minggu pertemuan, materi pembelajaran, proses pembelajaran yang terdiri dari

konteks, pengalaman, evaluasi, refleksi serta aksi, dan alokasi waktu tiap bagian

aktivitas. Uraian proses pembelajaran memberikan rincian prosedur tahap

pembelajaran dan juga penugasan yang mencerminkan penerapan pembelajaran

materi, sintaks pendekatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran pada tabel

rencana pembelajaran. Selain itu, uraian proses pembelajaran disusun berdasarkan

pendekatan TPACK dan konteks pertunjukan drama realis. Pengisian uraian

proses pembelajaran tersebut dapat dicermati secara lengkap pada lampiran desain

produk RPS dan RTP mata kuliah Pergelara Sastra.

Rancangan tugas mencantumkan gambaran rinci penugasan yang

diberikan sebagai tahap evaluasi pembelajaran yang mengukur hasil pembelajaran

mahasiswa pada mata kuliah Pergelaran Sastra. Elemen yang dicantumkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

96

rancangan tugas meliputi keterangan tugas, tujuan tugas, obyek garapan, prosedur

pengerjaan tugas, metode pengerjaan tugas, deskripsi luaran tugas, kriteria

penilaian dan rubrik penilaian. Selain itu, rancangan disusun berdasarkan

pendekatan TPACK dan konteks pertunjukan drama realis. Pengisian rancangan

tugas tersebut dapat dicermati secara lengkap pada lampiran desain produk RPS

dan RTP mata kuliah Pergelara Sastra.

4.2.2.2 Deskripsi Data Validasi Desain Produk

Desain produk berupa RPS dan RTP berbasis TPACK yang sudah disusun

selanjutnya divalidasi kelayakannya oleh tiga ahli dengan spesifikasi bidang yang

berbeda. Validator tersebut dibagi menjadi tiga bidang keahlian yaitu validator

ahli pedagogi, validator ahli drama (baik teori maupun praktik) dan validator ahli

teknologi pembelajaran. Validasi aspek pedagogi dilakukan oleh Dr. Yuliana

Setyaningsih, M.Pd, dosen Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas

Sanata Dharma. Validasi aspek drama baik teori maupun praktik dilakukan oleh

Yohanes Padmo Adi, S.S. M.Hum., praktisi teater dan dosen program studi Sastra

Jepang, Universitas Brawijaya Malang. Validasi aspek teknologi pembelajaran

dilakukan oleh Pius Nurwidasa, M.Ed. Ed.D, dosen Magister Pendidikan Bahasa

Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Model validasi yang digunakan berupa penilaian deskriptif yaitu

memberikan sikap setuju atau tidak setuju dengan mencantumkan alasan. Form

validasi untuk tiap ahli dibedakan sesuai dengan spesifikasi bidang keahlian

masing-masing. Form validasi ahli drama dikhususkan untuk menilai tentang

aspek materi dan wawasan dalam pemebelajaran drama. Form validasi ahli

pedagogi dikhususkan untuk menilai tentang keselarasan capaian pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

97

lulusan dengan capaian pembelajaran mata kuliah, keselarasan capaain

pembelajaran mata kuliah, kompetensi, dan indikator ketercapaian, serta

keselarasan kompetensi, materi pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi.

Dari validasi itu, desain RPS dan RTP dinyatakan layak dengan perbaikan yang

harus dilakukan sebagai berikut Rincian form dapat dilihat di lampiran validasi

desain.

Tabel 4.2 Tanggapan Perbaikan Validator Terhadap Desain Produk

Kode Validator Tanggapan Perbaikan Produk

VDP 2

Pada bagian keselarasan capaian pembelajaran mata

kuliah, kompetensi dan indikator ketercapaian, kata kerja

operasional perlu dicari yang lebih tepat dan jelas terkait

materi yang dipelajari.

Pada bagian keselarasan kompetensi, materi pembelajaran,

dan proses pembelajaran, sintaks aktivitas pembelajaran

perlu diperjelas dengan mencantumkan istilah keterangan

langkah.

Pada bagian evaluasi, penilaian belum jelas dikarenakan

belum dicantumkan instrumen penilaian.

VDP 1

Pada bagian materi penyutradaraan, validator menyarankan

untuk meletakan materi tersebut setelah penguasaan

materi-materi elemen artistik lainnya. Tugas sutradara

adalah menyelaraskan/mengharmonikan semua unsur-

unsur artistik tersebut sehingga tercipta suatu karya. Tugas

ini tidak mudah, maka sebaiknya materi tentang

penyutradaraan ini diberikan kemudian.

Pada bagian materi organisasi pertunjukan, validator

menyarankan untuk meletakan materi tersebut setelah

materi penyutradaraan dikarenakan materi organisasi

dianggap tidak menarik minat pembelajar namun justru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

98

akan menarik setelah mendapatkan pemahaman tentang

elemen-elemen artistik dahulu.

VDP 3

Pada bagian pertemuan 1-3, unsur TPACK tidak nampak

dalam pembelajaran dan penggunaan video suplemen

pembelajaran tidak nampak.

Pada bagian tata suara, penggunaan dan pemanfaatan

software untuk pembelajaran perlu diperjelas nama

software dan aktivitas penggunaannya.

4.2.3 Deskripsi Data Penyusunan Produk

Pada bagian ini, deskripsi data dibagi menjadi dua pemaparan yaitu 1) data

penyusunan produk berupa buku ajar dan 2) data penyusunan produk berupa video

suplemen pembelajaran. Data penyusunan produk berupa data gambaran isi buku

ajar drama dan video suplemen pembelajaran yang disusun berdasarkan pemetaan

analisis kebutuhan yang telah dilakukan dan desain produk yang telah disusun.

Rincian produk berupa buku ajar drama dan video suplemen pembelajaran

diperjelas sebagai berikut.

4.2.3.1 Deskripsi Data Produk Buku Ajar Drama

Buku ajar drama berbasis TPACK untuk mahasiswa program studi PBSI

yang disusun merupakan produk utama dalam penelitian pengembangan ini

dengan mengambil tema pertunjukan drama realis. Buku ajar dirumuskan dari

desain produk berupa RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra. RPS dan RTP

mata kuliah Pergelaran tersebut diturunkan menjadi susunan materi, aktivitas yang

dicantumkan di buku, bentuk penugasan dan kriteria penilaian. Berdasarkan

desain RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra, materi terbagi menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

99

delapan bagian dan dirumuskan juga menjadi delapan bab dalam buku ajar drama

yaitu meliputi bab dramaturgi realis, bab penyutradaraan realis, bab, organisasi

pertunjukan, bab keaktoran, bab tata suara, bab tata latar dan tata cahaya, bab rias

dan tata busana, dan bab dinamika pertunjukan drama realis.

Struktur isi buku ajar dibagi menjadi beberapa elemen penting yang dapat

diamati dalam tabel berikut.

Tabel 4.3 Struktur Isi Buku

Struktur Buku Keterangan

Halaman Sampul Depan

Judul yang disusun yaitu “Buku Ajar

Pertunjukan Drama Realis untuk

Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

Halaman Judul Bagian Dalam

Halaman judul bagian dalam memuat

judul buku dan pihak-pihak yang

terlibat dalam penyusunan buku ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

100

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih berisi ungkapan

terima kasih dari peneliti terhadap

berbagai pihak yang telah mendukung

dan membantu dalam penyusunan

buku ajar tersebut

Pengantar

Pengantar berisi esai singkat yang

memberikan latar belakang

penyusunan buku ajar drama, tujuan

buku ajar drama dan impelementasi

TPACK dalam buku ajar drama yang

telah disusun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

101

Daftar Isi

Daftar isi merupakan gambaran materi

yang dicantumkan dalam buku ajar

drama dan keseluruhan isi buku ajar

drama. Delapan bab dicantumkan

dengan perincian pada subbab tentang

materi yang dibahas.

Halaman Bab

Sampul depan bab berisi pengantar

singkat dan juga kompetensi yang

hendak dicapai dalam pembahasan bab

tersebut. Kompetensi dijabarkan

menjadi tiga aspek yaitu aspek

pengetahuan, aspek sikap, dan aspek

keterampilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

102

Halaman Materi

Materi berisi paparan konsep, kaidah,

prosedur dan juga konvensi-konvensi

yang ada dalam proses penciptaan

pertunjukan drama realis. Materi

diperinci menjadi subbab-subbab

tertentu yang relevan dengan

pembahasan materi. Penggunaan

kutipan dan ilustrasi digunakan untuk

memberikan contoh dan fokus pada

materi yang dibahas.

Halaman Aktivitas

Aktivitas yang dilakukan tersebut

dicantumkan dalam subbab Mari

Berlatih! Aktivitas memberikan

gambaran kegiatan yang dilakukan

untuk menguasai pembahasan materi

dalam buku ajar drama. Aktivitas yang

dilakukan juga mempertimbangkan

perumusan TPACK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

103

Halaman Penugasan

Penugasan yang dilakukan tersebut

dicantumkan dalam subbab Mari

Berlatih! Penugasan tiap bab berbeda-

beda bergantung pada kebutuhan

karakteristik penguasaan tiap materi.

Penugasan dirumuskan dengan

mempertimbangkan pendekatan

TPACK.

Halaman Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian dicantumkan dalam

subbab Mari Berlatih! Kriteria

penilaian yang dicantumkan tersebut

merupakan batasan penilaian pada

penugasan yang telah dirumuskan

sekaligus menjadi acuan menilai tugas

mahasiswa.

Halaman Rujukan Pustaka

Daftar rujukan pusataka merupakan

daftar kutipan langsung yang

digunakan pada pembahasan materi di

dalam bab. Bentuk daftar rujukan

pustaka berupa endnote atau catatan

akhir di halaman terkahir bab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

104

Halaman Daftar Pustaka

Daftar pustaka merupakan daftar

kumpulan referensi yang digunakan

dalam keseluruhan isi buku.

Halaman Indeks Gambar

Indeks gambar merupakan daftar

sumber penggunaan gambar-gambar

dalam buku ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

105

Halaman Sampul Belakang

Halaman sampul belakang memuat

sinopsis atau gambaran umum isi dari

buku ajar drama.

4.2.3.2 Deskripsi Data Video Suplemen Pembelajaran

Video suplemen pembelajaran disusun merupakan produk sekunder dalam

penelitian pengembangan ini. Video suplemen pembelajaran dirumuskan dari

desain produk berupa RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra secara spesifik

bagian materi dan media pembelajaran. Video suplemen yang disusun merupakan

sampel dan prototipe dari keseluruhan target video untuk memberikan gambaran

bentuk dari video suplemen pembelajaran yang dibuat. Faktor yang menjadi

kendala dari penyusunan video suplemen tersebut sehingga hanya berupa sampel

dan prototipe yaitu ada pembatasan akses dan tidak adanya pertunjukan selama

pandemi Covid 19.

Video suplemen pembelajaran disusun dengan memilih bentuk

dokumenter yang merekam pemahaman dan pengalaman para seniman teater yang

berdomisili di Yogyakarta. Narasumber terdiri dari tujuh bidang yang dibahas di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

106

buku ajar drama. Narasumber yang memberikan pemaparan materi dan

pengalaman meliputi Suhardjoso S.K., M.Sn. (penyutradaraan realis), Muhammad

Ramdan (keaktoran), Sambung Penumbra (tata suara), Ibnu Shohib (tata cahaya),

Juraiz Taftazani (tata rias), Binti Wasingatul (tata busana), dan Natalius Yudha

(tata latar). Bagian isi video suplemen pembelajaran tersebut dikategorikan

menjadi dua yaitu video berisi pemaparan konsep-konsep elemen artistik dan

video berisi contoh penerapan elemen artistik.

Struktur isi video suplemen pembelajaran dibagi menjadi beberapa elemen

penting yang dapat diamati dalam tabel berikut.

Tabel 4.4 Struktur Video Suplemen Pembelajaran

Struktur Video Keterangan

Bumper Awal

Bumper awal merupakan rangkaian

video yang menjadi pengantar pada

materi utama video. Bumper awal

berisi logo kelompok yang membuat,

judul utama, topik-topik pembahasan

dan subjudul video.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

107

Pemaparan Konsep dan Konvensi

Pemaparan konsep dan konvensi berisi

penjelasan mengenai konsep-konsep

dan konvensi-konvensi dalam elemen

artistik yang dibahas. Pemaparan

narasumber juga diintegrasikan

dengan pengalaman teknis di lapangan

sehingga memberikan gambaran

praktis pada mahasiswa.

Pemaparan Contoh

Pemaparan contoh berisi penjelasan

mengenai penerapan konsep dan

konvensi pada elemen artistik yang

dibahas. Pemaparan narasumber juga

diintegrasikan dengan pengalaman

teknis di lapangan sehingga

memberikan gambaran praktis pada

mahasiswa.

Bumper Akhir

Bumper akhir merupakan rangkaian

video yang menjadi penutup setelah

materi utama video. Bumper akhir

berisi judul penutup, credit title dan

logo komunitas yang membuat video.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

108

4.2.4 Deskripsi Data Penilaian Produk

Pada bagian ini, deskripsi data dibagi menjadi dua pemaparan yaitu 1) data

penilaian ahli dengan spesifikasi bidang keahlian yang berbeda-beda sesuai

kebutuhan penilaian produk dan 2) data penilaian oleh mahasiswa. Data penilaian

produk berupa skor penilaian yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik. Skor

yang dirumuskan menggunakan rentang skor 1 sampai 4 dengan kategori sangat

tidak baik, tidak baik, baik, dan sangat baik. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan kuesioner daring berupa kuesioner google form yang dibagikan

pada penilai.

4.3 Hasil Analisis Data

Setelah memaparkan data-data penelitian yang diperoleh, tahapan selanjutnya

adalah analisis data. Analisis data yang dilakukan meliputi 1) data analisis

kebutuhan, 2) data penyusunan dan validasi desain produk, 3) data penyusunan

produk, 4) data validasi produk, dan 5) data revisi produk. Untuk memahami lebih

lanjut, analisis data dijelaskan sebagai berikut.

4.3.1 Hasil Analisis Data Kebutuhan

Hasil analisis data kebutuhan didapatkan melalui tinjauan terhadap data-

data yang diperoleh pada tahap analisis kebutuhan. Data analisis kebutuhan yang

diperoleh tersebut terdiri dari 1) hasil analisis dokumen RPS dan RTP mata kuliah

Pergelaran Sastra, 2) hasil analisis kebutuhan pada mahasiswa, dan 3) hasil

analisis dari wawancara narasumber. Pembahasan hasil analisis data kebutuhan

tersebut dijabarkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

109

4.3.1.1 Hasil Analisis Dokumen RPS dan RTP Mata Kuliah Pergelaran

Sastra

Dokumen yang dianalisis dalam rangka pengumpulan data adalah Analisis

Keselarasan Perangkat Pembelajaran, Rancangan Pembelajaran Semester (RPS),

dan Rancangan Tugas Perkuliahan Mata Kuliah Pergelaran Sastra. Analisis

tersebut dilakukan untuk melihat keselarasan tingkatan ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik dalam elemen RPS dan RTP. Selain itu, analisis juga meninjau

katergori materi dan aktivitas yang dirumuskan. Keselarasan tingkatan ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik dalam elemen RPS dan RTP memberikan

gambaran tuntutan penguasaan materi yang menjadi target luaran pembelajaran.

Tinjauan kategori materi dan aktivitas pembelajaran memberikan gambaran

kesesuaian pemilihan pendekatan, model, dan teknik pembelajaran dalam

penguasaan materi drama yang diajarkan. Untuk memahami hasil analisis data

dari dokumen RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra, cermatilah tabel

berikut.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Dokumen Keselarasan RPS dan RTP

Mata Kuliah Pergelaran Sastra

Elemen

RPS dan RTP

Hasil Analisis

Deskripsi Mata

Kuliah

a. Deskripsi mata kuliah Pergelaran Sastra

mencantumkan empat poin yang dianggap sebagai

muatan penting dalam perkuliahan. Poin pertama

mengenai jenis bahan perkuliahan yaitu kajian

teoritis dan kajian praktik perkuliahan. Poin kedua

mengenai rincian bahan kajian teoritis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

110

digunakan dalam perkuliahan. Poin ketiga mengenai

rincian bahan kajian praktik yang digunakan dalam

perkuliahan. Poin keempat menjabarkan produk dari

perkuliahan berupa pementasan karya sastra,

laporan tertulis, dan rekaman pentas.

b. Berdasarkan poin pertama, karakteristik perkuliahan

lebih mengacu pada pembentukan keterampilan

psikomotorik (keterampilan konkret) dan

keterampilan perseptual (keterampilan abstrak)

dengan membekali konsep terlebih dahulu yang

kemudian diacukan pada praktik lapangan sebagai

bentuk penerapan konsep. Hal tersebut terafirmasi

dari salah satu penggalan kalimat pada poin tiga

bahwa perkuliahan ini menjadi bekal penunjang

kegiatan terlebih sebagai guru bahasa Indonesia

kelak.

c. Berdasarkan poin kedua, kajian teoritis yang

dimaksud adalah konsep dasar dari pemanggungan

atau pementasan. Namun pada poin kedua ini,

konsep lebih dijabarkan sebagai keterampilan tidak

hanya pada ranah kognitif saja. Maka dari itu, poin

kedua mengacu pada penguasaan keterampilan

perseptual (keterampilan abstrak) dan tidak hanya

berisi teori saja tetapi juga mencakup implementasi

teori yang dimaksud. Hal tersebut juga mengacu

pada penguasaan segala piranti dan teknologi yang

digunakan pembuatan sebuah pergelaran.

d. Berdasarkan poin ketiga, poin ketiga, kajian praktik

yang dimaksud adalah persiapan dan pelaksanaan

pergelaran sastra. Dalam poin ini, pergelaran sastra

didefinisikan sebagai pergelaran drama, pergelaran

prosa, dan pergelaran puisi. Praktik tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

111

diacukan pada penguasaan konsep pemanggungan

dan pementasan di poin kedua. Namun, istilah

pergelaran sastra menjadi ambigu karena tidak

semua genre sastra bisa diterapkan menggunakan

konsep pemanggungan seperti yang tertera di poin

kedua.

e. Berdasarkan poin keempat, produk perkuliahan

diacukan pada pementasan karya sastra di luar

kelas, penulisan laporan proyek, dan rekaman

pementasan. Dari produk tersebut dapat

diidentifikasi bahwa penguasaan konsep, teknik

aplikasi dan pemanfaatan teknologi menjadi aspek

sentral dalam penyusunan produk akhir. Produk

tersebut diasumsikan sebagai hasil akhir dari

perkuliahan. Hasil ini bisa menggambarkan

ketercapaian dari perkuliahan apakah tepat sasaran

atau tidak dalam pelaksanaan pembelajaran yang

menghasilkan luaran.

Capaian Akhir

Pembelajaran

a. Poin pertama capaian berisi pembentukan sikap

positif dan antusias pada mahasiswa dalam

menjalani pementasana karya sastra. Poin pertama

berada di taksonomi keterampilan P3 (presisi) pada

kriteria Low Order Thinking Skills (LOTS) dengan

kata kerja operasional ‘menunjukkan’ sehingga

tidak memenuhi tuntutan pembelajaran yang

merujuk pada High Order Thinking Skills (HOTS).

Definisi sikap pada poin pertama ini seharusnya

diukur dengan tingkatan afektif yang dibutuhkan

bukan menggunakan tuntutan tingkatan

keterampilan. Perumusan aspek sikap sebagai unsur

yang diamati memunculkan konsekuensi perumusan

teknik dan instrumen evaluasi yang mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

112

mencakup aspek sikap dalam pergelaran sastra.

Maka dari itu, poin pertama diperlukan perincian

lebih lanjut mengenai kriteria aspek apa yang

hendak dinilai, apakah sikap atau keterampilan.

b. Poin kedua hingga keempat berisi penguasaan

kaidah dalam proses pemanggungan atau

pementasan yang dibutuhkan dalam mata kuliah

pergelaran sastra. Poin kedua hingga keempat

berada di taksonomi keterampilan P4 (artikulasi)

pada kiriteria High Order Thinking Skills dengna

kata kerja operasional ‘menguasai’. Pada ketiga

poin ini, aspek keterampilan mencakup penguasaan

keterampilan konkret maupun keterampilan abstrak

yang merujuk pada penguasaan teoritis dan bentuk

penguasaan praktik. Yang belum terperinci adalah

cakupan materi yang terjabarkan sebagai kaidah

pergelaran karya sastra dalam tiga genre (drama,

prosa, dan puisi) sehingga cakupan materi masih

ambigu.

c. Pada poin kelima hingga ketujuh betujuan agar

mahasiswa mampu melaksanakan dan menanggapi

segala bentuk pementasan dalam pergelaran sastra.

Poin kelima hingga ketujuh berada di taksonomi

keterampilan P2 dengan kata kerja operasional

‘melaksanakan’ dan taksonomi afektif A2 dengan

kata kerja operasional ‘menanggapi’. Kedua ranah

yang dinilai tersebut masih menunjukkan tingkatan

Low Order Thinking Skills (LOTS) sehingga belum

mencapai pembelajaran pada tingkatan High Order

Thinking Skills. Selain itu, cakupan materi yang

terkandung belum terdefinisikan secara rinci masih

menggunakan istilah yang terlalu umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

113

d. Dari keseluruhan capaian yang dijabarkan, cakupan

materi yang hendak dicapai belum terinci secara

spesifik sehingga diperlukan definisi yang rinci

untuk aspek yang harus dikuasai oleh mahasiswa

ketika menempuh mata kuliah pergelaran sastra.

Selain itu sesuai dengan konteks penelitian yang

dilakukan, mata kuliah belum dikriteriakan dalam

pendekatan Technological Pedagogical Content

Knowledge sehingga belum jelas spesifikasi apa

saja yang perlu dikuasai oleh mahasiswa dalam

kerangka persiapan calon guru bahasa Indonesia

sesuai dari aspek teknologi, pedagogi, materi dan

pengetahuan umum mengenai pementasan.

Pertemuan 1-4

a. Kemampuan akhir, indikator ketercapaian, bentuk

tugas dan tujuan tugas telah memenuhi kesesuaian

di ranah kognitif C2 pada tingkat Low Order

Thinking Skills (LOTS)

b. Tipe materi konsep yang tercantum sudah

memenuhi kriteria tingkatan C2, namun tipe materi

prosedur membutuhkan belum sesuai dengan

bentuk aktivitas dan penugasan yang mengacu pada

keterampilan.

c. Cakupan materi yang diajarkan dengan bentuk

penugasan tidak selaras karena tuntutan materi ada

pada konsep dan prosedur seputar pertunjukan di

Pergelaran Sastra sedangkan penugasan mengacu

pada keterampilan berbicara di depan kelas.

d. Tuntutan penilaian yang diminta dalam RTP tidak

selaras dengan RPS karena aspek yang dinilai

mengacu pada keterampilan dan kognitif padahal di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

114

RPS hanya menuntut aspek kognitif.

e. Aspek penilian dan instrumen penilaian tidak

dijabarkan secara rinci.

Pertemuan 5-7

a. Kemampuan akhir, indikator ketercapaian, bentuk

tugas dan tujuan tugas telah tidak memenuhi

kesesuaian karena RPS menuntut ranah kognitif

pada tingkat C3 sedangkan RTP menuntuk ranah

afektif pada tingkat A2.

b. RPS dan RTP ada pada tingkatan Low Order

Thinking Skills (LOTS) yaitu C3 dan A2.

c. Tipe materi prosedur yang tercantum sudah

memenuhi kriteria tingkatan C3 yaitu penerapan

prosedur.

d. Aktivitas pada proses pembelajaran tidak sesuai

dengan tingkatan C3 yang menuntut pada aktivitas

penerapan prosedur tidak hanya pemaparan teoritis

mengenai langkah operasional perencanaan

pertunjukan.

e. Cakupan materi yang diajarkan dengan bentuk

penugasan tidak selaras karena tuntutan materi ada

pada prosedur perencanaan seputar pertunjukan di

Pergelaran Sastra sedangkan penugasan mengacu

pada keterampilan berbicara di depan kelas.

f. Tuntutan penilaian yang diminta dalam RTP tidak

selaras dengan RPS karena aspek yang dinilai

mengacu pada keterampilan dan kognitif padahal di

RPS hanya menuntuk aspek kognitif..

g. Aspek penilian dan instrumen penilaian tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

115

dijabarkan secara rinci.

Pertemuan 9-12

a. Kemampuan akhir, indikator ketercapaian, bentuk

tugas dan tujuan tugas telah tidak memenuhi

kesesuaian karena RPS menuntut ranah kognitif

pada tingkat C3 sedangkan RTP menuntuk ranah

afektif pada tingkat A2.

b. RPS dan RTP ada pada tingkatan Low Order

Thinking Skills (LOTS) yaitu C3 dan A2.

c. Tipe materi konsep yang tercantum sudah

memenuhi kriteria tingkatan C3 yaitu pemaparan

kaidah dalam Pergelaran Sastra.

d. Aktivitas pada proses pembelajaran tidak sesuai

dengan tingkatan C3 yang menuntut pada aktivitas

penerapan kaidah Pergelaran Sastra tidak hanya

pemaparan teoritis mengenai kaidah Pergelaran

Sastra.

e. Cakupan materi yang diajarkan dengan bentuk

penugasan tidak selaras karena tuntutan materi ada

pada penerapan kaidah di Pergelaran Sastra

sedangkan penugasan mengacu pada keterampilan

menulis sebagai bentuk tanggapan di depan kelas.

f. Tuntutan penilaian yang diminta dalam RTP tidak

selaras dengan RPS karena aspek yang dinilai

mengacu pada keterampilan dan kognitif padahal di

RPS hanya menuntut aspek kognitif.

g. Aspek penilian dan instrumen penilaian tidak

dijabarkan secara rinci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

116

Berdasarkan tabel hasil analisis keselarasan RPS dan RTP mata kuliah

Pergelaran sastra, elemen-elemen yang tertera mendapatkan banyak catatan agar

dapat dikatakan ideal untuk pembelajaran. Secara umum, hasil analisis dokumen

tersebut dapat ditarik simpulan dalam beberapa poin berikut.

1) Ketiadaan Keselerasan di antara Deskripsi Mata Kuliah, Capaian Akhir

Pembelajaran dan Tabel Rencana Pembelajaran Semester.

Deskripsi mata kuliah Pergelaran Sastra mencantumkan empat poin yang

dianggap sebagai muatan penting dalam perkuliahan. Poin pertama mengenai

jenis bahan perkuliahan yaitu kajian teoritis dan kajian praktik perkuliahan. Poin

kedua mengenai rincian bahan kajian teoritis yang digunakan dalam perkuliahan.

Poin ketiga mengenai rincian bahan kajian praktik yang digunakan dalam

perkuliahan. Poin keempat menjabarkan produk dari perkuliahan berupa

pementasan karya sastra, laporan tertulis, dan rekaman pentas.

Capaian akhir pembelajaran mata kuliah Pergelaran Sastra mencantumkan

tujuh poin yang menjadi panduan tujuan perkuliahan. Capain akhir pembelajaran

memuat kata kerja operasional yang menunjukan tingkatan dan tuntutan

pembelajaran pada mahasiswa. Berdasarkan dokumen RPS Pergelaran Sastra yang

digunakan selama ini, capaian akhir pembelajaran mengacu pada ranah afektif

berupa sikap positif pada pementasan, ranah kognitif berupa penguasaan kaidah

pergelaran, dan ranah psikomotorik berupa praktik pelaksanaan pementasan.

Melalui perbandingan antara deskripsi mata kuliah dan capaian akhir

pembelajaran, kesalarasan substansi telah terjadi. Deskripsi mata kuliah sudah

memaparkan mengenai karakteristik umum dalam mata kuliah dan capaian akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

117

pembelajaran telah memberikan rincian operasional luaran yang diharapkan dari

mata kuliah Pergelaran Sastra. Berdasarkan data yang diperoleh, deskripsi mata

kuliah dan capaian akhir pembelajaran telah selaras secara substansi.

Ketidakselarasan terjadi pada implementasi deskripsi mata kuliah beserta

capaian akhir pembelajaran pada tabel rencana pembelajaran semester.

Ketidakselarasan tersebut ditunjukan pada perumusan kemampuan akhir yang

diharapkan dan indikator ketercapaian. Dalam rumusan deskripsi mata kuliah

beserta capaian akhir pembelajaran, ranah yang dicantumkan meliputi ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik sedangkan perumusan tersebut

tidak ditemukan dalam susunan kemampuan akhir yang diharapkan dan indikator

ketercapaian. Rumusan kemampuan akhir yang diharapkan dan indikator

ketercapaian hanya merujuk pada ranah kognitif saja. Maka dari itu, penyusuan

desain produk berupa RPS mata kuliah Pergelaran Sastra berbasis TPACK harus

mempertimbangkan keselerasan komponen penyusun dalam RPS.

2) Ketidakselarasan di antara Rumusan RPS dan RTP.

Rumusan RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra memiliki

kesinambungan dalam menghadirkan pembelajaran secara komprehensif pada

mata kuliah Pergelearan Sastra. RPS merupakan rancangan pembelajaran semester

yang memuat kompetensi, indikator pembelajaran, materi, bentuk aktivitas dan

bentuk evaluasi pembelajarna yang dibutuhkan. RTP merupakan rancangan

penugasan dan kriteria penilaian yang diberikan kepada mahasiswa sehingga

dapat mengukur hasil belajar yang telah ditempuh di mata kuliah Pergelaran

Sastra. Secara ideal, rumusan RPS dan RTP seharusnya selaras secara substansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

118

namun melalui tinjauain lebih lanjut ditemukan data bahwa substansi RPS dan

RTP tidak selaras. Keselarasan tersebut mengacu pada rumusan kompetensi,

karakteristik materi, bentuk penugasan, luaran pembelajaran dan aspek penilaian.

Berdasarkan dokumen RPS, bentuk evaluasi pembelajaran tidak

dicantumkan namun hanya mencantumkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian

yang dirumuskan mengacu pada kemampuan menjelaskan kaidah pergelaran

sastra, penerapan langkah operasional pergelaran sastra, dan pelaksanaan

pergelaran sastra. Berdasarkan dokumen RTP, bentuk tugas mengacu pada materi

keterampilan menanggapi secara lisan, keterampilan menanggapi secara tulisan,

keterampilan berbicara monologis, dan keterampilan berbicara dialogis.

Ketidakselarasan terjadi pada substansi materi yang dijadikan evaluasi

pembelajaran sehingga antara konsep evaluasi pembelajaran di RPS dengan

konsep evaluasi di RTP tidak selaras. Maka dari itu, penyusunan desain

pembelajaran berupa RPS dan RTP harus mempertimbangkan keselarasan konsep

evaluasi pembelajaran dan substansi materi yang dijadikan penugasan kepada

mahasiwa.

3) Target Pembelajaran Mengacu Pada Low Order Thingking Skills (LOTS).

Berdasarkan rumusan kata kerja operasional dalam RPS dan RTP mata

kuliah Pergelaran Sastra, target pembelajaran hanya mengacu tingkatan berpikir

rendah atau LOTS. Selain itu, perumusan ranah yang dituju juga tidak memiliki

keselarasan antara rumusan kompetensi dalam RPS dengan kompetensi dalam

RTP. Mengacu pada perumusan kata kerja operasional RPS dan RTP, mahasiswa

tidak diarahkan untuk memiliki penguasaan materi mata kuliah Pergelaran Sastra

secara lebih karena tingkatan yang dituntut hanya pada taraf C3. Hal tersebut tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

119

sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang diharapkan mampu mengakomodasi

kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS. Maka dari itu, penyusunan desain

produk berupa RPS dan RTP perlu mengakomodasi tingkatan yang mencukupi

yaitu HOTS dalam tiap ranah baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik guna

membekali penguasaan mahasiswa terhadap praktik pertunjukan.

4) Susunan Materi Belum Jelas dan Terperinci.

Materi dalam RPS dijabarkan tidak secara terperinci dan sistematis.

Penjabaran materi hanya mengacu pada hal praktis tanpa memberikan pemahaman

konsep dan konvensinya terlebih dahulu. Hal tersebut dapat dilihat dalam

deskripsi mata kuliah maupun komponen materi ajar pada tabel rencana

pembelajaran. Materi yang dicantumkan hanya mengenai keterampilan mahasiswa

dalam menentukan bidang kerja dalam organisasi pertunjukan dan prosedur

pelaksanaan.

Pada bagian konsep pertunjukan, materi ajar yang dicantumkan hanya

mengacu pada pemilihan naskah dan kebutuhan sumber daya manusia untuk

bidang artistik serta nonartistik. Materi mengenai konsep, kaidah, dan konvensi

dari tiap bidang kerja organisasi tidak dicantumkan. Substansi dari bidang kerja

tidak tampak sebagai fokus pembelajaran hanya mengacu pada praktik langsung

tanpa pembekalan terlebih dahulu.

Pada bagian prosedur pergelaran sastra, materi ajar yang dicantumkan

tidak diperinci sehingga tidak tampak prosedur seperti apa yang diajarkan. Dalam

konteks pertunjukan, prosedur penerapan dapat berbeda-beda bergantung dengan

karakteristik bentuk pertunjukan yang hendak dicapai dan konvensi yang menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

120

ciri dari bentuk pertunjukan tersebut. Melalui data tersebut, materi berupa

prosedur dapat dikatakan belum mampu membekali mahasiswa untuk menerapkan

pergelaran sastra karena tidak memuat secara rinci prosedur apa yang hendak

diajarkan pada mahasiswa.

Dengan kondisi data berupa materi yang dicantumkan, simpulan yang

dapat diambil yaitu perumusan materi perlu diperinci dengan keselarasan

kompetensi yang dibutuhkan. Materi perlu diurutkan secara sistematis agar sesuai

dengan prosedur penciptaan sebuah pertunjukan. Hal tersebut mengacu pada

karakteristik mata kuliah Pergelaran Sastra sebagai mata kuliah yang memberikan

bekal keterampilan aplikatif pada mahasiswa untuk menciptakan sebuah

pertunjukan.

5) Pembelajaran dan Penggunaan Teknologi Belum Dimanfaatkan.

Dokumen RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran yang ada belum

menunjukan pemanfaatan teknologi baik berupa teknologi pembelajaran maupun

teknologi yang dibutuhkan dalam pertunjukan. Teknologi pembelajaran yang

dimaksdud adalah pemanfaatan piranti software maupun hardware yang

dirumuskan dalam materi pembelajaran, aktivitas pembelajaran, maupun evaluasi

pembelajaran. Teknologi yang dibutuhkan dalam pertunjukan merujuk pada

materi yang mencakup penggunaan teknologi untuk penciptaan pertunjukan pada

bidang artistik maupun nonartistik. Maka dari itu, penyusunan desain produk

berupa RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra harus merincikan

pemanfaatan teknologi yang relevan dalam pembelajaran pertunjukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

121

mahasiswa PBSI baik teknologi pembelajaran maupun teknologi dalam

pertunjukan.

4.3.1.2 Hasil Analisis Kebutuhan Pada Mahasiswa

Hasil analisis kebutuhan pada mahasiswa yang diperoleh melalui

kuesioner ini didapatkan dari mahasiswa S1 program studi PBSI USD. Total

mahasiswa PBSI USD yang mengisi kuesioner berjumlah lima puluh enam orang

dari angkatan 2016-2019. Total tersebut diperinci sebagai berikut yaitu enam

mahasiswa angkatan 2016, enam mahasiswa angkatan 2017, enam belas

mahasiswa angkatan 2018, dan delapan belas mahasiswa angkatan 2019. Data

yang dihasilkan dari kuesioner ini berwujud rekapitulasi skor dan prosentase yang

disimpulkan menjadi data kualitatif berupa penyimpulan atas hasil jawaban

responden.

Tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data kebutuhan pada

mahasiswa terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, menyusun tampilan tabel

hasil data kuesioner. Reduksi data yang dilakukan adalah mengkategorikan data

berdasarkan kisi-kisi intrumen kuesioner yang telah disusun. Setelah data

dikateogrikan, tabel hasil data kuesioner disusun sebagai tampilan display data

untuk melihat prosentase hasil pengisian pernyataan-pernyataan. Melalui

rekapitulasi prosentase jawaban mahasiswa, kecenderungan pilihan pada

pernyataan kuesioner dapat menunjukan simpulan kebutuhan untuk penyusunan

desain produk buku ajar drama.

Kuesioner disusun dengan menggunakan skala kecenderungan sikap yang

dibagi menjadi lima poin yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

122

ragu (RR), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Total pernyataan yang diajukan

yaitu tiga puluh tiga pernyataan yang terbagi dalam empat kategori meliputi aspek

materi drama (content), aspek pengajaran drama (pedagogical), aspek teknologi

dalam drama (technological), dan aspek wawasan tentang pertunjukan

(knowledge). Perhitungan prosentase kencederungan sikap diperoleh dengan

rumusan berikut:

Hasil rekapiltulasi jawaban mahasiswa dapat dicermati pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Data Kebutuhan Kuesioner pada Mahasiswa

No. Pernyataan Hasil

Prosentase Analisis Data

A. Aspek Materi Drama (Content)

1. Saya mengetahui

tentang dramaturgi

STS: 1 (1,8%)

TS: 5 (8,9%)

RR: 29 (51,8%)

S: 21 (37,5%)

SS: 0 (0%)

Berdasarkan data, materi

dramaturgi secara rinci perlu

diberikan pada buku ajar karena

kebanyakan mahasiswa hanya

mengetahui secara umum dan

ragu-ragu terhadap pengetahuan

tentang dramaturgi.

2.

Saya mengetahui

tentang unsur

intrinsik drama

STS: 0 (0%)

TS: 0 (0%)

RR: 3 (5,3%)

S: 37 (66,1%)

Berdasarkan data unsur intrinsik

dan ekstrinsik, materi dramaturgi

harus dijelaskan sebagai

landasan dasar yang

mengandung unsur intrinsik dan

unsur ekstrinsik atau dalam

bidang drama lebih dikenal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

123

SS: 16 (29,6%) dengan istilah struktur dan

tekstur karena kebanyakan

mahasiswa hanya mengetahui

secara umum.

3.

Saya tidak

mengetahui

tentang unsur

ekstrinsik drama

STS: 14 (23%)

TS: 30 (53,5%)

RR: 7 (12,5%)

S: 5 (8,9%)

SS: 0 (0%)

4.

Saya mengetahui

tentang teknik

bermain peran

dalam pementasan

drama

STS: 0 (0%)

TS: 2 (3,6%)

RR: 26 (46.4%)

S: 25 (44,6%)

SS: 3 (5,4%)

Berdasarkan data unsur intrinsik

dan ekstrinsik, materi keaktoran

harus dijelaskan secara konsep,

penerapan, dan latihan yang

dibutuhkan karena kebanyakan

mahasiswa hanya mengetahui

secara umum dan juga ragu-ragu

terhadap materi keaktoran.

5.

Saya sering

mengaplikasikan

konsep dan

prosedur drama

dalam praktik

pementasan drama

STS: 0 (0%)

TS: 5 (8,9%)

RR: 25 (44,6%)

S: 23 (41,1%)

SS: 3 (5,3%)

Berdasarkan data, materi konsep

dan prosedur pertunjukan drama

harus dijelaskan secara rinci

pada konsep bidang drama,

wilayah kerja, tahapan kerja, dan

kaidah penerapan karena

kebanyakan mahasiswa hanya

mengetahui secara umum dan

juga ragu-ragu terhadap materi

penciptaan pertunjukan drama.

6.

Saya mengetahui

tentang bidang

manajemen

pertunjukan yang

dibagi dalam dua

sub yaitu produksi

dan artistik.

STS: 0 (0%)

TS: 8 (14,3%)

RR: 15 (26,9%)

S: 25 (44,6%)

SS: 8 (14,3%)

Berdasarkan data, materi

organisasi pertunjukan harus

dijelaskan secara rinci pada

konsep bidang kerja, wilayah

kerja, tahapan kerja, kaidah

penerapan, dan objek kerja

karena dominasi mahasiswa

mengetahui secara umum dan

beberapa mahasiswa ragu-ragu

terhadap materi organisasi

pertunjukan. Materi organisasi 7. Saya mengetahui STS: 0 (0%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

124

ranah kerja dari

sub bidang

produksi dalam

pementasan drama

TS: 5 (8,9%)

RR: 18 (32,1%)

S: 27 (48,2%)

SS: 6 (10,7%)

pertunjukan juga perlu diperinci

berdasarkan dua subbidang yaitu

produksi dan artistik. Selain itu

perlu juga ditunjukan proses

irisan kerja sama tiap bidang.

8.

Saya tidak

mengetahui ranah

kerja dari sub

bidang artistik

dalam pementasan

drama.

STS: 4 (7,1%)

TS: 25 (44,6%)

RR: 16 (28,6%)

S: 11 (19,6%)

SS: 0 (0%)

B. Aspek Pengajaran Drama (Pedagogical)

10.

Saya mengetahui

kisi-kisi materi

drama dalam

kurikulum

nasional untuk

mata pelajaran

Bahasa Indonesia

di jenjang SMP &

SMA

STS: 1 (1,8%)

TS: 3 (5,3%)

RR: 20 (35,7%)

S: 30 (53,6%)

SS: 2 (3,6%)

Berdasarkan data, separuh

mahasiswa mengetahui secara

umum kebutuhan pembelajaran

drama di sekolah menengah dan

sebagian kecil mahasiswa ragu-

ragu mengetahui kebutuhan

pembelajaran drama di sekolah

menengah. Maka dari itu,

susunan materi buku ajar

disesuaikan dengan kebutuhan

pembelajaran di sekolah

menengah yaitu pembelajaran

untuk dapat menganalisis naskah

beserta pertunjukan drama,

teknik keaktoran untuk ekspresi

dan dasar penciptaan pertunjukan

sesuai dengan kisi-kisi materi

drama di sekolah menengah.

11..

Saya tidak terbiasa

membaca silabus

mata pelajaran

bahasa Indonesia

topik drama dalam

kurikulum yang

berlaku di SMP &

SMA

STS: 0 (0%)

TS: 21 (37,5%)

RR: 19 (33,9%)

S: 16 (28,6%)

SS: 0 (0%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

125

12.

Saya tidak

mengetahui

kompetensi drama

yang dibutuhkan

dalam

pembelajaran

drama di SMP &

SMA

STS: 0 (0%)

TS: 24 (42,8%)

RR: 22 (39,3%)

S: 10 (17,8%)

SS: 0 (0%)

13.

Saya mengetahui

model aktivitas

pembelajaran

drama untuk mata

pelajaran Bahasa

Indonesia di

jenjang SMP &

SMA

STS: 1 (1,8%)

TS: 0 (0%)

RR: 21 (37,5%)

S: 30 (53,6%)

SS: 4 (7,1%)

Berdasarkan data, separuh

mahasiswa mengetahui secara

umum model aktivitas

pembelajaran drama di sekolah

menengah dan sebagian kecil

mahasiswa ragu-ragu

mengetahui model aktivitas

pembelajaran drama di sekolah

menengah. Maka dari itu,

susunan aktivitas belajar dalam

buku ajar lebih mengutamakan

kesesuaian prosedur dan

ketepatan prosedur dalam

menerpakan konsep dan kaidah

penciptaan pertunjukan sekaligus

terintegrasi dengan pemanfaatan

teknologi, baik teknologi untuk

penciptaan maupun teknologi

untuk dimanfaatkan dalam

aktivitas.

14.

Saya senang

mencari tahu

refernsi model

pembelajaran

drama yang dapat

diterapkan dalam

pembelajaran

drama sebagai

bekal wawasan

calon guru bahasa

Indonesia

STS: 0 (0%)

TS: 4 (7,1%)

RR: 13 (23,2%)

S: 34 (60,7%)

SS: 5 (8,9%)

15.

Saya mengetahui

model penilaian

pembelajaran

drama untuk mata

STS: 0 (0%)

TS: 5 (8,9%)

RR: 30 (53,6%)

Berdasarkan data, separuh

mahasiswa ragu-ragu

mengetahui model penilaian

pembelajaran drama di sekolah

menengah. Maka dari itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

126

pelajaran Bahasa

Indonesia di

jenjang SMP &

SMA

S: 20 (35,7%)

SS: 1 (1,8%)

susunan penugasan dan

instrumen penilaian dalam buku

ajar perlu diperinci sehingga

menjadi referensi model

penilaian drama yang obyektif.

Integrasi penugasan dan

penilaian juga mencakup

pemanfaatan teknologi baik

teknologi untuk penciptaan

maupun teknologi untuk

dimanfaatkan dalam aktivitas.

16.

Saya tidak

mengetahui model

penugasan yang

diberikan dalam

pembelajaran

drama untuk

mengasah

kemampuan

bermain drama

STS: 3 (5,3%)

TS: 25 (44,6%)

RR: 20 (35,7%)

S: 8 (14,2%)

SS: 0 (0%)

17.

Saya mampu

memilih contoh

naskah serta

rekaman video

yang dianggap

baik dan tepat

sebagai media

pembelajaran

STS: 0 (0%)

TS: 2 (3,6%)

RR: 15 (26,8%)

S: 34 (60,7%)

SS: 5 (8,9%)

Berdasarkan data, separuh

mahasiswa mampu memilih dan

memilah referensi video dan

naskah yang layak dijadikan

media pembelajaran. Maka dari

itu, susunan konsep dan kaidah

perlu diberikan ilustrasi yang

relevan sehingga mampu

menambah wawasan mahasiswa

sehingga mampu memanfaatkan

media pembelajaran drama yang

tepat dan relevan.

Saya biasanya

mencari berbagai

naskah dan

rekaman video

drama yang dapat

digunakan sebagai

media

pembelajaran

STS: 0 (0%)

TS: 4 (7,1%)

RR: 13 (23,2%)

S: 33 (58,9%)

SS: 6 (10,7%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

127

C. Aspek Teknologi dalam Drama (Technological)

18.

Saya senang

mempelajari

teknologi yang

digunakan dalam

pementasan drama.

STS: 0 (0%)

TS: 2 (3,6%)

RR: 11 (19,6%)

S: 38 (67,8%)

SS: 5 (8,9%)

Berdasarkan data, separuh

mahasiswa memiliki ketertarikan

untuk belajar teknologi dalam

drama. Namun, kebanyakan

mahasiswa hanya mengetahui

alat dan prosedur penerapan

secara umum. Maka dari itu,

teknologi baik teknologi untuk

penciptaan maupun teknologi

untuk dimanfaatkan dalam

pembelajaran harus dipaparkan

secara kaidah, prosedur

pengerjaan dan alat-alatnya.

19.

Saya tidak

mengetahui

prosedur

penerapan

teknologi yang

dimanfaatkan

dalam pementasan

drama.

STS: 0 (0%)

TS: 15 (26,8%)

RR: 27 (48,2%)

S: 13 (23,2%)

SS: 1 (1,8%)

20.

Saya biasa

menggunakan

teknologi

elektronik baik

hardware maupun

software yang

dapat

dimanfaatkan

untuk pementasan

drama.

STS: 1 (1,8%)

TS: 5 (8,9%)

RR: 28 (50%)

S: 20 (35,7%)

SS: 2 (3,6%)

21.

Saya mengetahui

mengenai tata

lampu dan piranti-

STS: 2 (3,6%)

TS: 15 (26,9%)

Berdasarkan data, kebanyakan

mahasiswa ragu-ragu dan tidak

mengetahui secara umum bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

128

piranti lampu yang

digunakan dalam

pementasan drama.

RR: 18 (32,1%)

S: 20 (35,7%)

SS: 1 (1,8%)

tata lampu dengan teknologi

pendukungnya. Maka dari itu,

konsep, prosedur dan teknologi

tata lampu baik teknologi untuk

penciptaan maupun teknologi

untuk dimanfaatkan dalam

pembelajaran harus dipaparkan

secara hal umum dan penting

yang perlu diketahui.

22.

Saya tidak

mengetahui

mengenai tata

suara dan piranti-

piranti suara secara

elektronik yang

digunakan dalam

pementasan.

STS: 1 (1,8%)

TS: 16 (28,6%)

RR: 17 (30,3%)

S: 19 (33,9%)

SS: 3 (5,3%)

Berdasarkan data, kebanyakan

mahasiswa ragu-ragu dan tidak

mengetahui secara umum bidang

tata suara dengan teknologi

pendukungnya. Maka dari itu,

konsep, prosedur dan teknologi

tata suara baik teknologi untuk

penciptaan maupun teknologi

untuk dimanfaatkan dalam

pembelajaran harus dipaparkan

secara hal umum dan penting

yang perlu diketahui.

23.

Saya mengetahui

mengenai tata latar

dan perkakas yang

digunakan dalam

menyusun latar

pementasan drama.

STS: 0 (0%)

TS: 7 (12,5%)

RR: 17 (30.3%)

S: 29 (51,8%)

SS: 3 (5,3%)

Berdasarkan data, kebanyakan

mahasiswa mengetahui secara

umum bidang tata latar dengan

teknologi pendukungnya. Maka

dari itu, konsep, prosedur dan

teknologi tata latar baik

teknologi untuk penciptaan

maupun teknologi untuk

dimanfaatkan dalam

pembelajaran lebih mengacu

pada penerapannya saja dan

penegasan konsep dan kaidah.

24.

Saya mengetahui

mengenai tata

busana dan piranti-

piranti yang

digunakan dalam

STS: 1 (1,8%)

TS: 8 (14,3%)

RR: 18 (32,1%)

S: 27 (48,2%)

Berdasarkan data, kebanyakan

mahasiswa mengetahui secara

umum bidang tata busana dengan

teknologi pendukungnya. Maka

dari itu, konsep, prosedur dan

teknologi tata busana baik

teknologi untuk penciptaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

129

membuat busana

pementasan drama.

SS: 2 (3,6%) maupun teknologi untuk

dimanfaatkan dalam

pembelajaran lebih mengacu

pada penerapannya saja dan

penegasan konsep dan kaidah.

25.

Saya mengetahui

mengenai tata rias

dan piranti-piranti

yang digunakan

dalam tata rias

pementasan drama.

STS: 1 (1,8%)

TS: 10 (17,8%)

RR: 20 (35.7%)

S: 23 (41,1%)

SS: 2 (3,6%)

Berdasarkan data, kebanyakan

mahasiswa mengetahui secara

umum bidang tata rias dengan

teknologi pendukungnya. Maka

dari itu, konsep, prosedur dan

teknologi tata rias baik teknologi

untuk penciptaan maupun

teknologi untuk dimanfaatkan

dalam pembelajaran lebih

mengacu pada penerapannya saja

dan penegasan konsep dan

kaidah.

D. Aspek Wawasan tentang Pertunjukan (Knowledge)

26.

Saya tidak senang

membaca naskah

drama

STS: 8 (14,3%)

TS: 37 (66,1%)

RR: 8 (14,3%)

S: 3 (5,3%)

SS: 0 (0%)

Berdasarkan data, kebanyakan

mahasiswa telah memiliki sikap

aprsiatif terhadap karya drama.

Maka dari itu, konsep, susunan

materi difokuskan pada

penjelasan konsep, kaidah,

prosedur penerapan, dan contoh-

contoh penerapan karena telah

dibantu dengan wawasan umum

yang dimiliki mahasiwa

mengenai drama. 27.

Saya sering

membaca naskah

drama asing yang

diterjemahkan ke

dalam bahasa

Indonesia maupun

naskah drama

sastrawan

Indonesia

STS: 2 (3,6%)

TS: 12 (21,4%)

RR: 25 (44,6%)

S: 16 (28,6%)

SS: 1 (1,8%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

130

28.

Saya biasa

menghadiri

pementasan drama

secara langsung.

STS: 0 (0%)

TS: 5 (8,9%)

RR: 20 (35,7%)

S: 25 (44,6%)

SS: 6 (10,7%)

29.

Saya sangat jarang

menonton rekaman

pementasan drama

yang ada dalam

media sosial

seperti Youtube.

STS: 3 (5,3%)

TS: 18 (32,1%)

RR: 12 (21,4%)

S: 20 (35.7%)

SS: 3 (5,3%)

30

Saya senang

terlibat dalam

proses kerja

pembuatan pentas

drama.

STS: 0 (0%)

TS: 1 (1,8%)

RR: 12 (21,4%)

S: 28 (50%)

SS: 15 (26,8%)

Berdasarkan data, kebanyakan

mahasiswa belum memiliki

cukup pengalaman dalam ruang

lingkup drama. Maka dari itu,

konsep, susunan materi

difokuskan pada penjelasan

konsep, kaidah, prosedur

penerapan, dan contoh-contoh

penerapan yang terintegrasi

dalam pemberian pengalaman

melalui penugasan.

31.

Saya mengetahui

cara mengubah

naskah drama

menjadi sebuah

pementasan drama.

STS: 1 (1,8%)

TS: 7 (12,5%)

RR: 26 (46,4%)

S: 20 (35,7%)

SS: 2 (3,6%)

32.

Saya mengetahui

berbagai jenis

bentuk pementasan

drama.

STS: 0 (0%)

TS: 4 (7,1%)

RR: 32 (57,1%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

131

S: 16 (28,6%)

SS: 4 (7,1%)

33.

Saya tidak terbiasa

mengikuti

berbagai

workshop, seminar

atau diskusi

mengenai drama

dan seni

pertunjukkan.

STS: 1 (1,8%)

TS: 15 (26,8%)

RR: 17 (30,3%)

S: 21 (37,5%)

SS: 2 (3,6%)

Melalui tabel data hasil kuesioner analisis kebutuhan pada mahasiswa,

data berupa prosentase diperoleh. Prosentase tersebut menunjukan kecenderungan

sikap mahasiswa yang menjawab pada pernyataan yang diajukan. Berdasarkan

analisis data pengisisan kuesioner, kebutuhan pembelajar terhadap materi drama

berbasis TPACK dapat dirangkum sebagai berikut.

1) Aspek Materi Drama (Content)

Materi drama mengacu pada pemahaman konsep, kaidah, fakta dan

prosedur yang dijadikan sebagai materi pembelajaran drama di berbagai jenjang

pendidikan. Dalam kisi-kisi intrumen kuesioner analisis kebutuhan mahasiswa,

materi drama dijabarkan menjadi dua indikator yaitu unsur dramaturgi dan ruang

lingkup pertunjukan drama. Unsur dramaturgi mengacu pada pemahaman konsep

dan kaidah mengenai drama baik secara struktur drama maupun tekstur drama.

Ruang lingkup pertunjukan drama mengacu pada bentuk aplikatif berupa konvensi

dan prosedur dalam pertunjukan drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

132

Indikator unsur dramaturgi dapat dilihat pada nomor pernyataan 1, 2 dan 3.

Berdasarkan rekapitulasi rerata prosentase indikator unsur dramaturgi, mahasiswa

yang menjawab sesuai dengan kriteria ideal pada pemahaman tentang unsur

dramaturgi yaitu 17,2%. Melalui hasil prosentase tersebut, sebanyak 82,8% hanya

sebatas menguasai dramaturgi namun tidak mendalam pemahamannya. Bahkan

pada pernyataan nomor 1, jawaban ideal hanya 0% sehingga menandakan tidak

ada mahasiswa yang mengetahui secara terperinci tentang dramaturgi. Maka dari

itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator unsur dramaturgi yaitu mahasiswa

membutuhkan pembalajaran mendasar mengenai dramatrugi sebagai konsep awal

dalam mempelajari pertunjukan drama.

Indikator ruang lingkup pertunjukan drama dapat dilihat pada nomor

pernyataan 4, 5, 6, 7 dan 8. Berdasarkan rekapitulasi rerata prosentase indikator

ruang lingkup pertunjukan drama, mahasiswa yang menjawab sesuai dengan

kriteria ideal pada pemahaman tentang ruang lingkup pertunjukan drama yaitu

8,58%. Melalui hasil prosentase tersebut, sebanyak 91,42% hanya sebatas

mengetahui ruang lingkup pertunjukan drama secara umum atau tidak mengetahui

sama sekali. Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator ruang

lingkup pertunjukan drama yaitu mahasiswa membutuhkan materi seputar

konvensi dan prosedur yang berupa penjelasan konsep beserta penerapannya

seputar pertunjukan drama.

2) Aspek Pengajaran Drama (Pedagogical)

Aspek pengajaran drama mengacu pada aspek pedagogi yang berhubungan

dengan pembelajaran drama baik secara rumusan tujuan pembelajaran drama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

133

aktivitas pembelajaran drama, media pembelajaran drama dan evaluasi

pembelajaran drama. Dalam kisi-kisi intrumen kuesioner analisis kebutuhan

mahasiswa, aspek pengajaran drama dijabarkan menjadi empat indikator yaitu

kisi-kisi drama dalam kurikulum nasional mata pelajaran bahasa Indonesia,

aktivitas pembelajaran drama, evaluasi pembelajaran drama dan pemilihan media

pembelajaran drama. Perumusan indikator-indikator tersebut mengacu pada

pemahaman aspek pedagogi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan

materi drama.

Indikator kisi-kisi drama dalam kurikulum nasional mata pelajaran bahasa

Indonesia dapat dilihat pada nomor pernyataan 8, 9 dan 10. Berdasarkan

rekapitulasi rerata prosentase indikator kisi-kisi drama dalam kurikulum nasional

mata pelajaran bahasa Indonesia, mahasiswa yang menjawab sesuai dengan

kriteria ideal yaitu 1,2%. Melalui hasil prosentase tersebut, sebanyak 98,8% tidak

mengetahui atau hanya mengetahui sedikit tentang kompetensi dan kebutuhan

pembelajaran drama di tingkat sekolah menengah dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia. Bahkan pada pernyataan nomor 9 dan 10, jawaban ideal hanya 0%

sehingga menandakan ada mahasiswa yang tidak mengetahui seluk-beluk

kebutuhan kompetensi pembelajaran materi drama di sekolah menengah dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia. Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari

kisi-kisi drama dalam kurikulum nasional mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu

mahasiswa membutuhkan materi drama baik yang sesuai dengan karakteristik

pembelajaran drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia di jenjang sekolah

menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

134

Indikator aktivitas pembelajaran drama dapat dilihat pada nomor

pernyataan 12 dan 13. Berdasarkan rekapitulasi rerata prosentase indikator

aktivitas pembelajaran drama, mahasiswa yang menjawab sesuai dengan kriteria

ideal pada aktivitas pembelajaran drama yaitu 8%. Melalui hasil prosentase

tersebut, sebanyak 92% hanya sebatas mengetahui secara umum model aktivitas

pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran drama. Maka dari itu,

simpulan yang dapat diambil dari indikator aktivitas pembelajaran drama yaitu

buku ajar drama yang disusun memberikan bentuk tawaran aktivitas pembelajaran

yang berbeda dengan pembelajaran drama yang sering ada di sekolahan sekaligus

memberikan rambu-rambu tawaran bentuk latihan untuk menguasai materi

pertunjukan drama.

Indikator evaluasi pembelajaran drama dapat dilihat pada nomor

pernyataan 14 dan 15. Berdasarkan rekapitulasi rerata prosentase indikator

evaluasi pembelajaran drama, mahasiswa yang menjawab sesuai dengan kriteria

ideal pada evaluasi pembelajaran drama yaitu 3,6%. Melalui hasil prosentase

tersebut, sebanyak 96.4% tidak mengetahui atau hanya sebatas mengetahui secara

umum bentuk evaluasi pembelajaran dalam pembelajaran drama. Maka dari itu,

simpulan yang dapat diambil dari indikator evaluasi pembelajaran drama yaitu

buku ajar drama harus memberikan bentuk penilaian autentik dan konkrit yang

dapat mengukur pembelajaran drama sehingga dapat menjadi model penilaian

bagi mahasiswa.

Indikator pemilihan pembelajaran drama dapat dilihat pada nomor

pernyataan 16 dan 17. Berdasarkan rekapitulasi rerata prosentase indikator

pemilihan pembelajaran drama, mahasiswa yang menjawab sesuai dengan kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

135

ideal pada evaluasi pembelajaran drama yaitu 19,6%. Melalui hasil prosentase

tersebut, sebanyak 80.4% hanya mengetahui secara umum bentuk media

pembelajaran dalam pembelajaran drama. Maka dari itu, simpulan yang dapat

diambil dari indikator pemilihan media pembelajaran drama yaitu buku ajar drama

harus memberikan tawaran media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam

pembelajaran drama.

3) Aspek Teknologi dalam Drama (Technological)

Aspek teknologi dalam drama mengacu pada aspek teknologi yang

digunakan dalam ruang pertunjukan drama. Dalam kisi-kisi intrumen kuesioner

analisis kebutuhan mahasiswa, aspek teknologi dalam drama dijabarkan menjadi

dua indikator yaitu pemahaman umum teknologi dalam drama dan jenis teknologi

dalam pertunjukan drama. Perumusan indikator-indikator tersebut mengacu pada

bentuk-bentuk teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pertunjukan drama.

Indikator pemahaman umum teknologi dalam drama dapat dilihat pada

nomor pernyataan 18, 19 dan 20. Berdasarkan rekapitulasi rerata prosentase

indikator pemahaman umum teknologi dalam drama, mahasiswa yang menjawab

sesuai dengan kriteria ideal yaitu 4,7%. Melalui hasil prosentase tersebut,

sebanyak 95,3% tidak mengetahui atau hanya mengetahui sedikit tentang

teknologi dalam pertunjukan drama. Bahkan pada pernyataan nomor 19, jawaban

ideal hanya 0% sehingga ketidaktahuan mahasiswa tentang penerapan prosedur

penerapan teknologi dalam pertunjukan drama. Maka dari itu, simpulan yang

dapat diambil dari pemahaman umum teknologi dalam drama yaitu buku ajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

136

drama harus memuat materi prosedur penggunaan teknologi yang digunakan

dalam pertunjukan drama.

Indikator jenis teknologi dalam pertunjukan drama dapat dilihat pada

nomor pernyataan 21, 22, 23, 24 dan 25. Berdasarkan rekapitulasi rerata

prosentase indikator jenis teknologi dalam pertunjukan drama, mahasiswa yang

menjawab sesuai dengan kriteria ideal pada jenis teknologi dalam pertunjukan

drama yaitu 3,24%. Melalui hasil prosentase tersebut, sebanyak 96,76% hanya

sebatas mengetahui secara umum jenis-jenis. Maka dari itu, simpulan yang dapat

diambil dari indikator aktivitas jenis teknologi dalam pertunjukan drama yaitu

buku ajar drama yang disusun memberikan penjelasan jenis-jenis teknologi yang

digunakan dalam penciptaan pertunjukan drama.

4) Aspek Wawasan tentang Drama (Knowledge)

Aspek wawasan tentang drama mengacu pada pengetahuan umum dan

pengalaman empirik para mahasiswa terhadap wujud nyata pertunjukan drama di

lingkup sekitarnya. Dalam kisi-kisi intrumen kuesioner analisis kebutuhan

mahasiswa, aspek wawasan tentang drama dijabarkan menjadi dua indikator yaitu

apresiasi terhadap karya drama dan pengalaman dalam ruang lingkup drama.

Perumusan indikator-indikator tersebut mengacu pada tanggapan mahasiswa

terhadap lingkup pertunjukan drama yang ada sebagai fakta empirik di sekitarnya.

Indikator apresiasi terhadap karya drama dapat dilihat pada nomor

pernyataan 26, 27, 28 dan 29. Berdasarkan rekapitulasi rerata prosentase indikator

apresiasi terhadap karya drama, mahasiswa yang menjawab sesuai dengan kriteria

ideal yaitu 8,05%. Melalui hasil prosentase tersebut, sebanyak 91,95% mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

137

hanya mengetahui tentang karya-karya drama. Maka dari itu, simpulan yang dapat

diambil dari apresiasi terhadap karya drama yaitu buku ajar drama harus memuat

materi yang memberikan wawasan tentang karya drama dan menumbuhkan sikap

apresiatif terhadap karya drama.

Indikator pengalaman dalam ruang lingkup drama dapat dilihat pada

nomor pernyataan 30, 31, 32 dan 33. Berdasarkan rekapitulasi rerata prosentase

indikator pengalaman dalam ruang lingkup drama, mahasiswa yang menjawab

sesuai dengan kriteria ideal yaitu 9,82%. Melalui hasil prosentase tersebut,

sebanyak 90,18% mahasiswa belum memiliki pengalaman yang utuh dan empiris

di bidang pertunjukan drama. Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari

pengalaman dalam ruang lingkup drama yaitu buku ajar drama harus memberikan

pengalaman konseptual dan pengalaman konkrit dalam aktivitas yang dirumuskan

sehingga dapat menjadi pengalaman belajar yang nyata tentang pertunjukan

drama.

4.3.1.3 Hasil Analisis Data Wawancara

Data analisis kebutuhan data wawancara terdiri dari wawancara terhadap

pihak-pihak yang dianggap memiliki keterkaitan dengan analisis kebutuhan buku

ajar berbasis TPACK. Narasumber wawancara terdiri dari dosen ahli drama,

dosen pengampu mata kuliah, ketua program studi, dan guru bahasa Indonesia

yang mengajar drama baik secara kurikuler maupun ekstrakurikuler. Pertanyaan

yang diajukan juga disesuaikan dengan bidang masing-masing narasumber guna

memetakan kebutuhan pembelajaran drama berbasis TPACK. Data wawancara

tersebut dapat dicermati di bagian lampiran transkrip wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

138

Berdasarkan hasil analisis wawancara, peniliti menyimpulkan pernyataan-

pernyataan narasumber untuk menemukan permasalahan empiris yang terjadi dan

gagasan ideal pembelajaran drama bagi calon guru bahasa Indonesia.

Penyimpulan tersebut digunakan sebagai pengembangan desain produk dan buku

ajar. Hasil analisis data wawancara dijabarkan sebagai berikut.

1) Wawancara Dosen Pengampu

Pembahasan hasil wawancara dosen pengampu merupakan hasil akumulasi

peryataan dari kedua dosen pengampu mata kuliah Pergelaran Sastra dengan kode

DP1 dan DP2. Analisis hasil wawancara disesuaikan dengan indikator yang telah

dirumuskan dalam kisi-kisi instrumen wawancara dosen pengampu mata kuliah

(lih. lampiran instrumen wawancara dosen pengampu). Total indikator yang

dirumuskan yaitu enam belas indikator dengan mengacu perumusan lima aspek

(aspek visi misi prodi, aspek pedagogical, aspek content, aspek technological, dan

aspek knowledge)

A. Aspek Visi Misi Prodi

Indikator dasar perumusan mata kuliah berdasarkan visi misi prodi dapat

dilihat pada nomor pertanyaan 1 dan 2. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, DP1 dan DP2 mengatakan bahwa mata kuliah Pergelaran Sastra

merupakan mata kuliah yang membekali pengetahuan teoritis dan aplikatif pada

mahasiswa tentang pergelaran sastra (pertunjukan). Hal tersebut dapat dicermati

pada intisari pernyataan berikut,

Kuliah ini memberi ketrampilan & pengalaman kepada mahasiswa,

mengelola sebuah pagelaran Drama, Puisi maupun Cerita Pendek.

Tujuannya adalah dengan memberi ketrampilan & pengalaman tsb

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

139

mahasiswa dibentuk menjadi insan yg memiliki nilai-nilai estetis,

nilai humanis (kemanusiaan), serta cerdas-kreatif. (Pernyataan

DP1)

Pembelajaran pergelaran sastra diarahkan untuk membekali

mahasiswa untuk menjadi calon guru bahasa Indonesia. Ini yang

menjadi pembeda dengan jurusan sastra Indonesia. Di jurusan

sastra Indonesia, teori drama menjadi hal yang penting sedangkan

di PBSI, teori drama diarahkan ke ranah aplikatif dalam

pembelajaran. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari dasar perumusan mata kuliah

berdasarkan visi misi prodi yaitu buku ajar drama harus disusun atas dasar

persiapan konsep teoritis dan kebutuhan keterampilan aplikatif yang dapat

digunakan dalam praktik pembelajaran dengan mengacu pada kaidah dan

konvensi seni pertunjukan drama yang dapat mengadaptasi puisi dan prosa

sebagai bahan pertunjukan.

Indikator penilaian pencapaian visi misi dalam mata kuliah Pergelaran

Sastra dapat dilihat pada nomor pertanyaan 3. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, DP1 dan DP2 mengatakan bahwa mata kuliah Pergelaran Sastra telah

mencukupi kriteria prodi yaitu memberikan bekal pengalaman praktik di bidang

pertunjukan karya sastra sebagai calon guru bahasa Indonesia namun juga belum

mencukupi karena mahasiswa belum berani memainkan karya-karya klasik. Hal

tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Ya dan belum. Konsepnya jelas, untuk menjadi calon guru &

pendidik yang memiliki ketrampilan & pengalaman dalam bidang

pagelaran Sastra dan memiliki nilai-nilai estetis, nilai humanis

(kemanusiaan), serta cerdas-kreatif. Namun dalam prakteknya

mahasiswa belum berani menampilkan karya-karya dari sastra

klasik seperti Oedipus, Romeo & Yuliet, misalnya. (Pernyataan

DP1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

140

Sejauh ini sudah memberikan bekal praktik dan pengalaman drama

untuk menjadi calon guru bahasa Indonesia. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari penilaian pencapaian visi misi

dalam mata kuliah Pergelaran Sastra yaitu buku ajar drama harus disusun dengan

mempertimbangkan konsepsi sebagai persiapan calon guru bahasa Indonesia

sehingga akan terdapat modifikasi kebutuhan materi seni pertunjukan drama dan

harus mencakup apresiasi karya-karya klasik dalam lingkup pertunjukan drama.

Indikator profil lulusan dapat dilihat pada nomor pertanyaan 4.

Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2 mengatakan bahwa

mata kuliah Pergelaran Sastra bertujuan untuk menciptakan calon guru bahasa

Indonesia yang mampu mengaplikasikan pertunjukan dan memiliki sikap

apresiatif terhadap karya sastra. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari

pernyataan berikut,

Mahasiswa memiliki sikap, penguasaan, dan ketrampilan

mengelola pagelaran sastra. (Pernyataan DP1)

Calon guru yang sudah memiliki pengalaman untuk

mengaplikasikan drama dan memiliki sikap apresiatif pada karya

sastra. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari profil lulusan yaitu buku ajar

drama harus disusun dengan mempertimbangkan konsepsi sebagai persiapan

calon guru bahasa Indonesia sehingga akan terdapat modifikasi kebutuhan materi

seni pertunjukan drama dan harus mampu mengolah sikap apresiatif pada

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

141

B. Aspek Pedagogical

Indikator metode pengajaran dapat dilihat pada nomor pertanyaan 5 dan 6.

Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2 terdapat perbedaan

pada metode pembelajarannya dengan mengatakan bahwa DP1 mengacu

cooperative learning serta contextual laearning dan DP2 mengacu pada pedagogi

Ignasian beserta student center learning. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari

pernyataan berikut,

Model pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra adalah model koperatif, kontekstual dan

langsung. Teknik pembelajaran yang digunakan adalah teknik

simulasi, eksperimen dan demonstrasi. (Pernyataan DP1)

Saya menggunakan model pedagogi Ignasian, bagaimana mereka

bisa merefleksikan proses pengalaman bermainan drama. Selain

itu, pembelajaran diarahkan pada proses kerja sama mahasiswa

untuk membuat sebuah pementasan drama. Saya selalu

mengutamakan pada pengalaman belajar mahasiswa yang

bereksplorasi untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan

dalam pementasan drama. Saya hanya selalu mengajak mereka

untuk merefleksikan apa yang sudah mereka lakukan, bagaimana

capaian belajar mereka dan apa manfaatnya. Saya hanya

memposisikan diri sebagai pembimbing. Mayoritas dari

pengalaman mahasiswa sudah memiliki inisiatif untuk menyusun

project pementasan kelas. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari metode pengajaran yaitu buku

ajar drama diarahkan pada fokus aktivitas utama yang dilakukan oleh mahasiswa

sehingga pengalaman belajar merupakan pengalaman utuh dari mahasiswa dan

pengajar hanya berposisi sebagai pembimbing.

Indikator gaya belajar dapat dilihat pada nomor pertanyaan 7. Berdasarkan

pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2 terdapat perbedaan pada indikator

gaya belajar yaitu DP1 hanya mengatakan ‘ya’ tanpa ada penjelasan lebih lanjut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

142

dan DP2 mengacu pada memahami latar belakang mahasiswa. Hal tersebut dapat

dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Saya mencoba untuk memahami latar mahasiswa yang beraneka

ragam. Saya arahkan mahasiswa untuk bisa saling meramu

perbedaan yang terjadi sehingga bisa menjadi aspek paduan

harmonis dalam pembelajaran. Jadi tiap perkuliahan selalu ada

pelaporan proses mereka lalu baru mengaruh pada latihan

pementasan mereka. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari gaya belajar yaitu buku ajar

drama perlu mempertimbangkan gaya belajar mahasiswa dalam penyusunan

materi sehingga ada materi untuk gaya audio, gaya visual, gaya audiovisual, dan

gaya psikomotorik.

Indikator rumusan kompetensi dan indikator dapat dilihat pada nomor

pertanyaan 8 dan 9. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2

mengatakan bahwa mata kuliah Pergelaran Sastra berorientasi pada pemberian

bekal teoritis dan keterampilan dalam konteks pertunjukan dan secara spesifik

kearah pertunjukan drama sekaligus sikap apresiatif terhadap proses penciptaan

pertunjukan. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Melalui perkuliahan Pergelaran Sastra ini mahasiswa mampu

mengaplikasikan teori drama ke dalam pentas. Mahasiswa

menggelar pentas sastra, bisa berupa drama, puisi maupun

pembacaan cerita. (Pernyataan DP1)

Tujuan utamanya adalah menumbuhkan apresiasi mahasiswa pada

karya sastra melalui kemampuan menciptakan sebuah pementasan.

Sasaran lainnya adalah memberikan ruang untuk membentuk

karakter karena dalam drama aspek pendidikan karakternya kuat.

Jadi mahasiswa memiliki kecerdasan sosial juga. Yang saya

utamakan adalah bagaimana mahasiswa bisa memahami dan

mempraktikan aspek-aspek drama sehingga bisa mewujudkan

kepaduan yang harmonis dalam karya pementasan. (Pernyataan

DP2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

143

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari rumusan kompetensi dan

indikator yaitu buku ajar drama harus mempertimbangkan tiga ranah

pembelajaran yaitu pengetahuan, afeksi, dan psikomotorik dalam lingkup

pertunjukan drama walaupun porsi terbanyak lebih berorientasi pada psikomotorik

atau keterampilan.

Indikator evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada nomor pertanyaan 10

dan 11. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2 memiliki

pendapat yang berbeda dengan mengatakan bahwa DP 1 hanya menyebutkan

bentuk evaluasi beserta aspeknya dan DP2 menjabarkan bentuk evaluasi sekaligus

jenis evaluasi namun tidak menyebutkan indikatornya. Hal tersebut dapat

dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Mahasiswa mengadakan pentas di dalam kelas maupun di luar

kelas. Penilaian yang baik harus mencakup tiga hal yaitu

ketuntasan, kelengkapan, dan kemenarikan. (Pernyataan DP1)

Ada beberapa tugas yang diberikan 1) Menjadi pemain/aktor, 2)

Menjadi kerabat kerja, 3) UTS (refleksi persiapan pementasan), 4)

UAS (refleksi pementasan akhir), dan 5) Menjadi penilai proses

drama kelas. Bentuk penilaiannya untuk menilai proses saya

menggunakan penilaian antarteman/penilaian kelas sehingga bisa

memberikan situasi proses yang dekat dengan proses kerja mereka.

Saya memberikan kolom yang berisi indikator tertentu untuk

menilai proses antarteman lalu saya memberikan ranking kepada

mereka. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari rumusan kompetensi dan

indikator yaitu buku ajar drama harus memberikan evaluasi pembelajaran mulai

dari jenis evaluasi, bentuk penugasan, indikator penilaian, dan juga instrumen

penilaian yang lebih rinci dalam penguasaan konsep maupun keterampilan dalam

ruang lingkup drama berdasarkan cakupan materi penciptaan pertunjukan drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

144

C. Aspek Content

Indikator hakikat drama dapat dilihat pada nomor pertanyaan 12.

Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2 mengatakan bahwa

esensi dari mata kuliah Pergelaran Sastra adalah pembelajaran mengenai

pertunjukan yang memanfaat bahan karya sastra sehingga dapat menjadi bekal

untuk calon guru bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari

pernyataan berikut,

Pementasan drama perlu dipelajari untuk menanamkan nilai-nilai

estetis, sikap apresiatif serta pengalaman pentas sebagai calon guru

agar memiliki kompetensi professional dan kependidikan.

(Pernyataan DP1)

Jika dari namanya Pergelaran Sastra mencakup tiga genre drama,

yaitu puisi, prosa, dan drama. Akhir-akhir ini hanya berfokus pada

drama. Tetapi menurut saya jika mahasiswa mampu menampilkan

drama pasti akan memiliki sikap apresiasi terhadap genre karya

sastra yang lain. Selain itu, pementasan drama juga perlu melihat

kondisi mahasiswa saat ini sehingga perlu juga selaras dengan isu

sosial yang berkembang. Untuk masalah bentuk, saya memberikan

kebebasan, mau realis atau absurd, intinya dosen dan mahasiswa

bersama mencari bentuk yang tepat. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator hakikat drama yaitu

buku ajar drama harus berorientasi pada materi proses penciptaan pertunjukan

dengan bentuk pertunjukan yang disesuaikan kebutuhan pembelajaran dasar bagi

mahasiswa PBSI sehingga dapat digunakan sebagai landasan pembelajaran drama

di sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Indikator organisasi pertunjukan dapat dilihat pada nomor pertanyaan 13

dan 14. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2 mengatakan

bahwa hanya beberapa bagian dari organisasi pertunjukan yang menjadi fokus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

145

pembelajaran sehingga memungkinkan ketimpangan porsi pembelajaran pada

materi penciptaan pertunjukan drama. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari

pernyataan berikut,

Unsur artistik pementasan tata panggung, akting, serta unsur

artistik pementasan sastrawi yang perlu dipelajari dalam kuliah ini.

Unsur manajemen organisatoris, manajeman kesutradaraan sangat

perlu dipelajari. (Pernyataan DP1)

Yang paling utama adalah belajar tentang teknik bermain peran.

Untuk aspek artistik lain, saya hanya memberikan pengantar umum

sisanya saya mendorong mereka untuk bereksplorasi dengan

pencarian mandiri. Untuk bidang manajemen, segala hal yang

mendukung untuk terciptanya sebuah pementasan. Jadi mahasiswa

juga mengalami menjadi kerabat kerja yang menyiapakan

kebutuhan pentas dari belakang panggung. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator organisasi pertunjukan

yaitu buku ajar drama harus memberikan porsi yang seimbang pada penjelasan

mengenai bidang kerja dan wilayah kerja dalam pertunjukan drama karena sifat

kerja pertunjukan yang mengutamakan kerja tim dan kolektivitas sehingga

mahasiswa dapat bersinergi dengan pemahaman yang utuh dalam persiapan

pertunjukan.

Indikator keterampilan drama dapat dilihat pada nomor pertanyaan 15 dan

16. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2 terdapat

perbedaan pendapat dengan mengatakan bahwa DP1 mengutamakan keterampilan

manajemen, akting beserta kerja sama sedangkan DP2 mengutamakan

pengalaman konkrit yang dapat dijadikan acuan kelak dalam pembelajaran di

sekolah. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Ketrampilan drama yang saya harapkan: ketrampilan manajemen,

akting dan kerja sama. Ketrampilan drama harus dikuasai oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

146

mahasiswa PBSI demi kompetensi professional, kependidikan, dll.

(Pernyataan DP1)

Yang penting adalah pernah mengalami sehingga besok setelah

menjadi guru mereka bisa menjelaskan secara rinci dari

pengalaman tersebut. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator keterampilan drama

yaitu buku ajar drama harus memberikan pemaparan materi yang lebih rinci di

bidang keterampilan drama dengan porsi yang seimbang dan proporsional

sekaligus memberikan pemahaman sikap yang harus dihayati dalam penciptaan

pertunjukan drama.

D. Aspek Technological

Indikator pemetaan teknologi dalam mata kuliah Pergelaran Sastra dapat

dilihat pada nomor pertanyaan 17 dan 18. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, DP1 dan DP2 terdapat perbedaan pendapat dengan mengatakan

bahwa DP1 mengutamakan definisi teknologi secara umum sedangkan DP2

mengutamakan definisi yang berhubungan dengan kebutuhan artistik pertunjukan.

Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Pembelajaran drama dalam Pergelaran Sastra perlu berbasis

teknologi agar mampu berkembang dengan pesat. Teknologi itu

antara lain teknologi digital, komunikasi, informasi, serta teknologi

arsitektur. (Pernyataan DP1)

Kalau saya mendorong mahasiswa untuk menggunakan teknologi

yang sudah sering digunakan dalam panggung, seperti lampu, film,

asap dll. Kalau mereka memang mampu silahkan digunakan untuk

menciptakan ilusi panggung yang cukup. Yang sebenarnya tepat

diharapkan dengan pemanfaatan teknologi adalah drama melalui

media film. Mahasiswa diharapkan mampu menguasai teknologi

yang digunakan dalam penciptaan film. (Pernyataan DP2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

147

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator pemetaan teknologi

dalam mata kuliah Pergelaran Sastra yaitu buku ajar drama harus memberikan dan

memanfaatkan rincian pemetaan teknologi baik teknologi dalam konteks media

pembelajaran maupun teknologi dalam konteks peralatan yang digunakan dalam

pertunjukan drama.

Indikator aplikasi teknologi dalam mata kuliah Pergelaran Sastra dapat

dilihat pada nomor pertanyaan 19. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara,

DP1 dan DP2 mengatakan bahwa sudah menggunakan dan memperhatikan aspek

teknologi dalam perkuliahan Pergelaran Sastra. Hal tersebut dapat dicermati pada

intisari pernyataan berikut,

Teknologi informasi, komunikasi serta teknologi digital, dll.

(Pernyataan DP1)

Kalau saya mendorong mahasiswa untuk menggunakan teknologi

yang sudah sering digunakan dalam panggung, seperti lampu, film,

asap dll. Kalau mereka memang mampu silahkan digunakan untuk

menciptakan ilusi panggung yang cukup. Yang sebenarnya tepat

diharapkan dengan pemanfaatan teknologi adalah drama melalui

media film. Mahasiswa diharapkan mampu menguasai teknologi

yang digunakan dalam penciptaan film. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator aplikasi teknologi

dalam mata kuliah Pergelaran Sastra yaitu buku ajar drama harus memberikan dan

memanfaatkan rincian pemetaan teknologi yang konkrit baik teknologi dalam

konteks media pembelajaran maupun teknologi dalam konteks peralatan yang

digunakan dalam pertunjukan drama.

Indikator evaluasi penerapan teknologi dalam mata kuliah Pergelaran

Sastra dapat dilihat pada nomor pertanyaan 20. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, DP1 dan DP2 mengatakan bahwa sudah terjadi penerapan teknologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

148

oleh mahasiswa dalam pertunjukan mereka namun kurang optimal dan hanya

terbatas pada mahasiswa yang memang sudah memiliki minat dan bakat dalam

bidang drama. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Ketrampilan teknologi pada mahasiswa yang sudah saya temui

dalam proses perkuliahan sebelumnya: teknologi informasi,

komunikasi serta teknologi digital, hanya saja belum

dikembangkan secara maksimal. (Pernyataan DP1)

Saya cukup kagum melihat hasil eksplorasi mahasiswa dalam

pentas yang sudah terjadi. Mereka kadang mampu memanfaatkan

berbagai piranti teknologi untuk menciptakan ilusi dalam

panggung. Tetapi sekali lagi, hal tersebut terjadi biasanya pada

mahasiswa yang memang sudah memiliki minat lebih pada bidang

drama. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator evaluasi penerapan

teknologi dalam mata kuliah Pergelaran Sastra yaitu buku ajar drama perlu

memberikan penjelasan, pemaparan, dan sistematika penggunaan teknologi dalam

bidang pertunjukan drama sehingga dapat mendorong kreativitas mahasiswa pada

eksplorasi pertunjukan drama.

E. Aspek Knowledge

Indikator perkembangan drama Indonesia dapat dilihat pada nomor

pertanyaan 21 dan 24. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan

DP2 mengatakan bahwa sudah mengacu dan mendorong para mahasiswa untuk

mengikuti perkembangan drama di Indonesia serta mancanegeara dengan

mengarahkan untuk melihat melalui media daring serta mengeksplorasi naskah-

naskah yang ada. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Mahasiswa perlu diberi wawasan sejarah drama di Indonesia,

jenis-jenis drama & teater di Indonesia, diajak atau disuruh nonton

pementasan drama dari video, maupun nonton pementasan drama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

149

langsung di kampus maupun di luar kampus. Dalam kesempatan

pentas di luar kelas, mahasiswa diminta untuk mementaskan drama

klasik yang memiliki sifat keabadian, dan masih relevan di zaman

kontemporer. (Pernyataan DP1)

Saya biasanya melakukan pencarian di internet tentang drama-

drama yang berkembang. Selain itu juga melihat pementasan-

pementasan yang sudah ada. Saat ini kan sudah ada Youtube

sehingga kita bisa melihat berbagai contoh drama yang ada.

Pementasan drama juga perlu melihat kondisi mahasiswa saat ini

sehingga perlu juga selaras dengan isu sosial yang berkembang.

Untuk masalah bentuk, saya memberikan kebebasan, mau realis

atau absurd, intinya dosen dan mahasiswa bersama mencari bentuk

yang tepat. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator perkembangan drama

Indonesia dalam mata kuliah Pergelaran Sastra yaitu buku ajar drama perlu

menyesuaikan isi materi dengan perkembangan pertunjukan drama di Indonesia

maupun mancanegara sehingga dapat merumuskan pembelajaran drama yang

kontekstual.

Indikator konvensi umum pementasan drama dapat dilihat pada nomor

pertanyaan 22. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan DP2 tidak

memberikan jawaban perihal konvensi umum pementasan drama. Pada kasus

DP1, narasumber tidak memberikan jawaban pada lembar wawancara yang

dikirimkan secara daring. Pada kasus DP2, narasumber tidak menjawab

pertanyaan namun mengalihakan pada sikap apresiatif terhadap pertunjukan

drama melalui kanal daring. Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari

indikator konvensi umum pementasan drama yaitu buku ajar drama perlu

memberikan materi berupa konvensi yang biasanya digunakan para praktisi teater

dalam menciptakan pertunjukan drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

150

Indikator nilai-nilai dalam teater tradisional Indonesia dapat dilihat pada

nomor pertanyaan 23. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DP1 dan

DP2 terdapat perbedaan pendapat dengan mengatakan bahwa DP1 mengacu pada

penampilan pertunjukan daerah dalam kelompok sedangkan DP2 mengacu pada

memanfaatkan lokalitas dan keanekaragaman latar budaya mahasiswa dalam

pementasan kelas. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Teater tradisional biasanya berkembang di masing-masing daerah

di Indonesia. Mahasiswa PBSI berasal dari pelbagai daerah di

wilayah Indonnesia. Dalam kesempatan pentas kelas, mahasiswa

bisa dibagi ke dalam kelompok daerah untuk mementaskan teater

daerah masing2. (Pernyataan DP1)

Biasanya saya mengarahkan mereka untuk mengolah latar lokalitas

dari latar belakang mahasiswa yang beranekaragam untuk bisa

menciptakan sebuah pementasan sehingga lokalitas itu lebih

mengarah pada bagaimana mereka memanfaatkan perbedaan suku

dalam pementasan. (Pernyataan DP2)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator nilai-nilai dalam teater

tradisional Indonesia yaitu buku ajar drama perlu menyesuaikan dan

mengakomodasi penciptaan pertunjukan yang mengacu pada keanekaragaman

latar budaya para mahasiswa dan nilai-nilai lokalitas yang baik untuk diterapkan

dalam proses pertunjukan drama.

2) Wawancara Ketua Program Studi PBSI (KPS)

Pembahasan hasil wawancara ketua program studi merupakan hasil

wawancara kepada pejabat program studi yang menjadi pemantau dalam

penerapan mata kuliah Pergelaran Sastra dan integrasinya dengan visi misi prodi.

Analisis hasil wawancara disesuaikan dengan indikator yang telah dirumuskan

dalam kisi-kisi instrumen wawancara ketua program studi (lih. lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

151

instrumen ketua program studi). Total indikator yang dirumuskan yaitu enam

indikator yaitu dasar perumusan mata kuliah Pergelaran Sastra berdasarkan visi

misi prodi, karakteristik pembelajaran mata kuliah Pergelaran Sastra berdasarkan

visi misi prodi, kompetensi yang dicapai pada mata kuliah Pergelaran Sastra

berdasarkan visi misi prodi, evaluasi prodi terrhadap pelaksanaan mata kuliah

Pergelaran Sastra, profil lulusan yang telah menempuh mata kuliah Pergelaran

Sastra dan saran untuk pengembangan dan perbaikan mata kuliah Pergelaran

Sastra.

A. Dasar Perumusan Mata Kuliah Pergelaran Sastra Berdasarkan Visi Misi

Prodi

Indikator perumusan mata kuliah Pergelaran Sastra berdasarkan visi misi

prodi dapat dilihat pada nomor pertanyaan 1. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, KPS mengatakan bahwa tiap mata kuliah yang dirumuskan di PBSI

mengacu ada learning outcome, visi misi prodi, dan visi misi universitas. Hal

tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Kalau dari penyusunan kurikulum, semua dosen itu berkontribusi

termasuk bagaimana menentukan capaian pembelajaran akhirnya.

Semua berkontribusi karena produk akhir itu yang diminta

sekarang berbasis outcome jadi kalau pagelaran sastra tidak hanya

mahasiswa itu menghasilkan pagelaran tetapi juga harus sesuai

dengan misi visi Prodi yang cerdas, humanis, profesional itu yang

pertama. Yang kedua juga harus sesuai dengan 3C Universitas

Sanata Dharma. (Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator perumusan mata kuliah

Pergelaran Sastra berdasarkan visi misi prodi yaitu buku ajar drama perlu

menyesuaikan kriteria pembelajaran berbasis outcome, visi misi prodi dan visi

misi universitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

152

B. Karakteristik Pembelajaran Mata Kuliah Pergelaran Sastra Berdasarkan

Visi Misi Prodi

Indikator karakteristik pembelajaran mata kuliah Pergelaran Sastra

berdasarkan visi misi prodi dapat dilihat pada nomor pertanyaan 2. Berdasarkan

pernyataan dari hasil wawancara, KPS mengatakan bahwa mata kuliah Pergelaran

Sastra telah mencakup tiga ranah pembelajaran dan menyediakan laboratorium

untuk penerapan visi misi prodi dalam proses penciptaan karya. Hal tersebut dapat

dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Menurut saya pagelaran sastra itu adalah mata kuliah yang sangat

lengkap paketnya. Mengapa? Karena mahasiswa diajarkan 3C dan

semua ada. Bagaimana berelasi dengan teman untuk menghasilkan

suatu karya dan produksi. Bagaimana berjibaku setiap hari harus

latihan begitu ya yang itu juga yang saya alami sejak menjadi

mahasiswa bahkan saya merasa sebenarnya kurang terbantu ya

kalau hanya berpaku pada dosen. Aspek pendalaman dan

pendidikan karaktrer menjadi sorotoan dengan aktivitas mahasiswa

dalam penyusunan pertunjukan drama. Proses pembelajaran dalam

pergelaran sastra adalah proses belajar dari pengalaman sehingga

mahasiswa akan bereksplorasi dengan segala kemampuannya

untuk membuat pementasan drama. (Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator karakteristik

pembelajaran mata kuliah Pergelaran Sastra berdasarkan visi misi prodi yaitu

buku ajar drama perlu memperjelas bentuk aplikasi tiga ranah pembelajaran yang

sesuai dengan visi misi prodi sehingga dapat membentuk pemikiran tentang

pertunjukan drama (pengetahuan), etika kerja beserta interaksi sosial (sikap), dan

kemampuan praktik dalam pertunjukan drama (keterampilan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

153

C. Kompetensi yang Dicapai pada Mata Kuliah Pergelaran Sastra

Berdasarkan Visi Misi Prodi

Indikator kompetensi yang dicapai pada mata kuliah Pergelaran Sastra

berdasarkan visi misi prodi dapat dilihat pada nomor pertanyaan 3. Berdasarkan

pernyataan dari hasil wawancara, KPS mengatakan bahwa kompetensi yang

diharapkan mengacu pada outcome dan terintegrasi dengan penggunaan teknologi

yang relevan dengan mata kuliah yang bersangkutan. Hal tersebut dapat dicermati

pada intisari pernyataan berikut,

Semester ini di bawah arahan WR 1 dan fakultas sedang diadakan

perombakan kurikulum berbasis outcome berikut termasuk yang

diminta luar ya di luar sudah berbasis outcome. Kita harus

memenuhi itu menjadi tidak hanya monolog saja luarannya tetapi

sampai pementasan drama. Selain itu skill-nya perlu diadaptasikan

dengan teknologi. Sekarang kita mau tidak mau, perlu berbasis

outcome yang di dalamnya ada literasi teknologi di setiap mata

kuliah. Nah itu harus dipenuhi yang harus kita pikirkan dari

sekarang itu sudah keluar sejak tahun lalu. Saat ini, kita sedang

merombak besar-besaran. Kalau dilihat dari mata kuliah kita,

sudah baik hanya integrasinya yang belum ada di sana.

(Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator kompetensi yang

dicapai pada mata kuliah Pergelaran Sastra berdasarkan visi misi prodi yaitu buku

ajar drama perlu mengikuti kriteria perumusan kompetensi sesuai dengan anjuran

prodi dan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.

D. Evaluaasi Prodi Terhadap Pelaksanaan Mata Kuliah Pergelaran Sastra

Indikator evaluasi prodi terrhadap pelaksanaan mata kuliah Pergelaran

Sastra dapat dilihat pada nomor pertanyaan 4. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, KPS mengatakan bahwa karya pertunjukan dalam mata kuliah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

154

Pergelaran Sastra harus ditingkatkan sesuai kebutuhan konteks zaman dan

perkembangan pertunjukan secara umum. Hal tersebut dapat dicermati pada

intisari pernyataan berikut,

Maka harapan saya kalau melihat mata kuliah pagelaran

sebenarnya ideal dapat membuat pertunjukan yang bagus seperti

itu. Kan anak SMA sudah bisa seperti itu loh kok mahasiswa

hanya seperti itu. Ada apa sebenarnya? Yang saya lihat adalah

orang yang mendukung mata kuliah itu ya harus mulai kenal dunia

yang sekarang. Masalahnya itu tidak kenal dan tidak menyelami

karya sastra lebih jauh itu juga repot. Saya melihat satu teman saya

bagus karena dia selalu menghasilkan karya dan yang satunya

faktor usia. (Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator evaluasi prodi terrhadap

pelaksanaan mata kuliah Pergelaran Sastra yaitu buku ajar drama perlu mengikuti

dan menyesuaikan perkembangan pertunjukan baik secara presentasi karya

pertunjukan dan konvensi pertunjukannya.

E. Profil Lulusan yang telah Menempuh Mata Kuliah Pergelaran Sastra

Indikator profil lulusan yang telah menempuh mata kuliah Pergelaran

Sastra dapat dilihat pada nomor pertanyaan 5. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, KPS mengatakan bahwa profil lulussan utama adalah calon pendidik

di bidang bahasa dan sastra Indonesia sehingga materi pertunjukan drama harus

disesuaikan dengan profil lulussan. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari

pernyataan berikut,

Sesuai dengan empat kompetensi profil lulusan yang dicanangkan

bersama di asosiasi. Bahwa itu ditentukan dan sastra masuk ke

sana yaitu menghasilkan calon pendidik yang profesional di bidang

bahasa dan sastra. Jadi kompetensinya harus lengkap. Idealnya

semua seimbang antara pengguasaan aspek bahasa dan sastra.

(Pernyataan KPS)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

155

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator profil lulusan yang

telah menempuh mata kuliah Pergelaran Sastra yaitu buku ajar drama perlu

mengikuti dan menyesuaikan materi pertunjukan drama yang sesuai kebutuhan

pengajaran calon guru bahasa dan sastra Indonesia.

F. Saran untuk Pengembangan dan Perbaikan Mata Kuliah Pergelaran

Sastra

Indikator saran untuk pengembangan dan perbaikan mata kuliah

Pergelaran Sastra dapat dilihat pada nomor pertanyaan 6. Berdasarkan pernyataan

dari hasil wawancara, KPS mengatakan bahwa perlu adanya pembaharuan

informasi sehingga dapat menyempurnakan materi pertunjukan drama yang

relevan dengan konteks zaman. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari

pernyataan berikut,

Ada kolaborasi antardosen dalam pertunjukan drama pada output

akhir. Karena pergelaran itu kan untuk semua, melingkupi seluruh

kompetensi dalam drama. Tenaga pengajar perlu menambah

pengetahuan dan wawasan tentang perkembangan drama hari ini.

Dosen perlu jeli membaca minat dan bakat mahasiswa sehingga

pembelajarannya merata. Dosen perlu bisa memotivasi mahasiswa

untuk menumbuhkan karakter positif pada mahasiswa. Dosen perlu

membaca peluang pementasan yang terintegrasi dengan teknologi.

RPS perlu tercapai dengan capaian yang sudah dicantumkan. Tidak

ada pengembangan RPS sehingga masih tertinggal informasinya.

(Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator saran untuk

pengembangan dan perbaikan mata kuliah Pergelaran Sastra yaitu buku ajar

drama perlu mengikuti dan menyesuaikan materi pertunjukan drama yang sesuai

kebutuhan pengajaran calon guru bahasa dan sastra Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

156

3) Wawancara Dosen Ahli Jurusan Teater (DAJT)

Pembahasan hasil wawancara dosen ahli drama merupakan hasil

wawancara kepada dosen pengajar seni pertunjukan bidang teater. Analisis hasil

wawancara disesuaikan dengan indikator yang telah dirumuskan dalam kisi-kisi

instrumen wawancara dosen ahli drama (lih. lampiran instrumen dosen ahli

drama). Total indikator yang dirumuskan yaitu sebelas indikator dalam tiga aspek

umum.

A. Pengajaran Drama di Perguruan Tinggi

Indikator aspek dan kemampuan yang perlu dikuasi dalam belajar drama

dapat dilihat pada nomor pertanyaan 1. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, DAJT mengatakan bahwa bentuk drama yang mendasar harus

diajarkan untuk meletakan konsep awal dan bentuk yang paling tepat adalah

drama realis. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Menurut saya yang paling baik digunakan dalam pembelajaran

drama adalah yang dilakukan oleh generasi realisme untuk untuk

dilakukan baik di SMA maupun di perkuliahan mahasiswa,

Apakah itu mahasiswa seni atau mahasiswa non-seni. Yang akan

dilakukan nanti di luar realism itu nanti ketika jadi seniman aja

karena melalui realisme, kita akan belajar tentang bagaimana

menyusun logika yang benar kemudian, bagaimana menyusun

secara sistematik pemetaan dan objektivitas tinggi yang harus

dicapai di dalam pelaksanaannya. Kalau sejak awal diberikan

kebebasan interpretasi dan kebebasan untuk berkreasi menurut

subjektivitasnya akan menjadi kacau karena logikanya belum

benar tetapi pemahamannya sudah lompat ke arah yang tidak

punya dasar. Jadi, mengapa saya sarankan untuk mempelajari

realism dulu karena ada dasar logika yang dipakai di sana. Dan di

sana ada ilmu bantu yang establish salah satunya psikologi menjadi

ilmu bantu karena kita di drama itu akan ngomongin tentang

manusia maka harus punya ilmu bantu yang jelas tidak tidak

ngarang atau asal membuat. Dramaturgi realism menjadi hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

157

paling bisa dipertanggungjawabkan bersama-sama, bahkan

analisisnya, pemaknaannya, dan penafsirannya. (Pernyataan

KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator aspek dan kemampuan

yang perlu dikuasai dalam belajar drama yaitu bentuk drama realis dapat dijadikan

acuan materi dalam buku ajar drama untuk memberikan dasar pertunjukan drama.

Indikator aspek dan kemampuan yang perlu dikuasai dalam memahami

naskah drama dapat dilihat pada nomor pertanyaan 2. Berdasarkan pernyataan dari

hasil wawancara, DAJT mengatakan bahwa pembelajaran naskah drama juga

perlu diacukan pada pertunjukan drama realis karena unsur dramaturginya sangat

jelas. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Naskah drama yang dipelajari juga menggunakan naskah drama

realisme karena drama realis plotnya pasti maju tidak mundur dan

semua peristiwa-peristiwa di dalam drama realis itu selalu

mengandung unsur kausalitas, sebab akibat. Jadi tujuan utamanya

dalam mempelajari naskah drama realis adalah mencapai

objektivitas tertinggi melalui unsur-unsur dramatiknya.

(Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator aspek dan kemampuan

yang perlu dikuasai dalam memahami naskah drama yaitu bentuk naskah drama

realis dapat dijadikan acuan materi dalam buku ajar drama untuk memberikan

dasar tentang naskah pertunjukan drama.

Indikator aspek dan kemampuan yang dikuasai untuk menciptakan

pementasan drama dapat dilihat pada nomor pertanyaan 3. Berdasarkan

pernyataan dari hasil wawancara, DAJT mengatakan bahwa kemampuan drama

harus meliputi pemberian hal umum dan hal dasar tentang proses penciptaan

pertunjukan drama. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

158

Yang pertama harus diketahui adalah unsur-unsur yang ada di

dalam sebuah karya drama, apa saja yang ada di sana. Ada

sutradara ,ada pemain, ada musik dan seluruh kerabat kerja yang

terlibat dalam proses penciptaan. Tetapi yang paling penting

adalah bagaimana cara sutradara memberikan pemahaman yang

seimbang. Pemahaman yang memadai secara bersama untuk

berangkat dengan pondasi yang sama dan itu harus dimulai dengan

proses menganalisa naskah, memahami naskah bersama agar

menjadi penafsiran yang berimbang. Berimbang ini belum tentu

hanya dari sutradara aja tapi bagaimana seluruh perangkat yang

ada di sana membuat penafsiran atas teks. Keberimbangan itu dulu

yang harus dicapai meskipun di awal tidak tahu apa-apa tapi

tujuannya adalah mencari kebenaran bersama mencari kebenaran

awal sehingga kerjanya harus dipahami bersama-sama. Jadi,

analisa struktur dan tekstur naskah drama menjadi hal yang

mendasar. Saya mengumpamakan proses penciptaan karya drama

itu, 30% adalah membaca naskah untuk memahami secara utuh

dan 70% adalah eksekusi menjadi bentuk riil berdasarkan dari

proses pembacaan naskah itu. Jadi ada tafsir dan wujud tafsir.

(Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator aspek dan kemampuan

yang dikuasai untuk menciptakan pementasan drama yaitu buku ajar drama harus

memberikan pemaparan umum dan mendasar sehingga dapat membekali

mahasiswa untuk menciptakan pertunjukan drama.

Indikator pemetaan materi drama yang diajarkan kepada mahasiswa dapat

dilihat pada nomor pertanyaan 4. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara,

DAJT mengatakan bahwa pemaparan materi dimulai dengan penjelasan hakikat

lalu dilanjutkan dengan proses implementasi darii hakikat pertunjukan drama. Hal

tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Di awal, proses memahami sebuah hakikat suatu materi, lalu apa

saja yang dibutuhkan pada ranah kerja yang dilakukan. Proses

selanjutnya adalah proses melatihkan hakikat materi-materi

tersebut dalam teknik-teknik implementasi drama secara individu.

Kadang analisis dan pemahamannya bagus, tetapi pembelajar

belum bisa mempraktikannya. Tahap selanjutnya adalah proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

159

penerapan teknik secara komunal karena kerja drama itu asamble

dan kolektif. Tahap akhir kemudian pembelajar menerapkan segala

proses pembelajarnya dalam suatu karya. (Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator pemetaan materi drama

yang diajarkan kepada mahasiswa yaitu buku ajar drama harus dimulai dari

pemaparan hakikat lalu dilanjutkan dengan pemaparan penerapan teknisnya.

Indikator aktivitas pembelajaran drama bagi mahasiswa dapat dilihat pada

nomor pertanyaan 5. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DAJT

mengatakan bahwa bentuk aktivitas harus disesuaikan kebutuhan pembelajaran

dan diutamakan pada praktik untuk mengasah keterampilan. Hal tersebut dapat

dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Yang pertama adalah perlu melihat kebutuhan, entah itu kebutuhan

naskah drama yang akan dimainkan atau kebutuhan dasar yang

diperlukan dalam menciptakan karya drama. Setelah itu, kebutuhan

itu dijabarkan menjadi aktivitas-aktivitas latihan mengasah teknik

berdasarkan tujuan kemampuan yang diinginkan. Sekali lagi,

seluruh aktivitas dalam pembelajaran drama diarahakan pada

aktivitas manusia pada keseharian karena drama selalu

bersinggungan dengan peristiwa hidup manusia. Tujuannya untuk

memperkaya motif dan referen yang akan digunakan dalam drama.

Jadi ada tahapan di mana, pemebelajar itu akan menirukan dan

bereksplorasi. Jadi pengajarnya harus bisa mengajarkan dan arahan

sehingga pengajar tidak hanya menyuruh. Pengajar harus bisa

mempraktikan sehingga pengajar bisa memberikan solusi ketika

pembelajar menemukan masalah. (Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator aktivitas pembelajaran

drama bagi mahasiswa yaitu aktivitas dalam buku ajar drama diacukan pada

aktivitas praktik untuk mengasah keterampilan drama pada mahasiswa.

Indikator evaluasi pembelajaran drama dapat dilihat pada nomor

pertanyaan 6. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, DAJT mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

160

bahwa bentuk evaluasi diarahkan pada wujud konkrit berupa karya yang dapat

dinilai wujudnya. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Proses evaluasi diarahkan dengan pembelajar membuat karya

berdasarkan materi yang dipelajari. Lalu aspek penilaiannya

didasarkan pada parameter sesuai materi yang dipelajari sehingga

bisa diamati bagaimana perkembangan kemampuannya. Model

evaluasi lebih mengutamakan pada produk akhir yang diciptakan

oleh pembelajar (project akhir). Untuk menghindari penilaian yang

subjektif maka drama yang digunakan adalah realism sehingga

penilaian akan berpacu pada unsur dramaturgi yang sudah jelas.

(Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator evaluasi pembelajaran

drama yaitu bentuk evaluasi dalam buku ajar drama berorientasi pada produk baik

secara penilaian pada tiap submateri dan proyek akhir kelas.

B. Pengajaran Drama di Sekolah Menengah

Indikator karakteristik pembelajaran drama di sekolah menegah dapat

dilihat pada nomor pertanyaan 7. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara,

DAJT mengatakan bahwa kebutuhan pembelajaran drama di sekolah menengah

harus memiliki landasan konsep dan praktik yang benar tentang pertunjukan

drama. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Menurut saya yang ideal dalam pembelajaran drama di sekolah

menengah adalah pertama, rujukan ilmu pengetahuan yang dipakai

oleh si pengajarnya harus jelas. Pengajarnya ini sudah punya ilmu

pengetahuan belum tentang drama, kalau belum kasihan siswanya.

Siswanya bisa tersesat ke mana-mana dulu. Jadi guru ini harus

punya ilmu yang jelas tentang drama, bagaimana melatihkan

drama, apalagi jika sampai ke pementasan harus punya referensi

referensi yang jelas tentang pementasan-pementasan drama paling,

tidak ya punya dokumentasi untuk ke sana atau kemudian

pembelajaran untuk menuju menuju ke sana. Kalau tidak punya

yang banyak terjadi, ya ini ini pengalaman-pengalaman saya

melihat pengalaman yang sering terjadi, pengajar atau bahkan

sutradara yang tidak memiliki ilmu pengetahuan yang memadai,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

161

pekerjaannya hanya marah-marah atau menyalakan pemain dan

siswanya karena mereka tidak punya solusi untuk permasalahan

yang dihadapi siswa. Seharusnya seorang pengajar harus memiliki

arahan yang jelas bukan marah-marah tanpa ada solusi dalam

kesulitan pembelajaran. (Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator karakteristik

pembelajaran drama di sekolah menegah yaitu materi buku ajar diarahkan kepada

hal mendasar sebagai bekal mahasiswa agar bisa mengajar drama di sekolah

menengah.

Indikator kompetensi pembelajaran drama di sekolah menengah dapat

dilihat pada nomor pertanyaan 8. Jawaban nomor pertanyaan 8 juga dijawab

bersama dengan nomor pertanyaan 9 dengan indikator kompetensi drama untuk

guru bahasa Indonesia di sekolah menegah oleh responden. Berdasarkan

pernyataan dari hasil wawancara, DAJT mengatakan bahwa kompetensi utama

yaitu kompetensi untuk memberikan pemahaman dasar dan teknik dasar tentang

pertunjukan drama. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Pertama harus diperjelas dulu apa tujuannya di pembelajaran kelas

itu. Artinya jangan hanya berkeinginan harus bikin pertunjukan

atau harus bikin pentas jika skill atau pengetahuan dari pengajar

juga tidak sampai ke situ. Jika harus sampai ke situ, ya berarti

harus ada cara untuk membuat para guru ini bisa sampai ke sana.

Ini tujuannya harus jelas dulu dari pengajaran drama di SMA

artinya jangan sampai hanya ingin ideal tapi nggak punya ilmu

yang ideal untuk menuju ke sana. Jika tuntutan kurikulum di

sekolah sampai merujuk pada teknis-teknis pementasan drama,

maka guru-guru harus dibekali dengan ilmu-ilmu yang rinci dalam

pementasan drama.

Guru hanya menghantarkan siswa untuk memahami pengetahuan

umum dramanya. Kalau misalnya itu menjadi sulit, sederhananya

adalah belajar tentang hidup sehari-hari dan penerapannya ke

dalam ke dalam panggung berstandar hidup sehari-hari. Paling

tidak dapat dilihat apakah sudah benar belum melihat situasi di

panggung itu seperti kehidupan sehari-hari sehingga melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

162

pementasan drama itu seperti sepenggal kehidupan yang bisa

dipercayai. (Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari kedua indikator yaitu kompetensi

pertunjukan drama disusun secara rinci mulai dari tahap persiapan hingga akhir

sehingga bisa menjadi bekal bagi penerapan pembelajaran di sekolah menengah.

C. Teknologi dalam Pementasan Drama

Indikator jenis teknologi yang digunakan dalam pementasan drama dapat

dilihat pada nomor pertanyaan 10. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara,

DAJT mengatakan bahwa teknologi yang diperkenalkan minimal teknologi yang

secara umum sering digunakan di pertunjukan. Hal tersebut dapat dicermati pada

intisari pernyataan berikut,

Yang perlu dikuasai secara umum adalah teknologi yang sering

digunakan dalam pementasan drama seperti lampu, teknis suara,

teknis dalam penciptaan latar. Teknologi yang seperti itu diajarkan

karena sudah sering digunakan sehingga tidak perlu sampai ke

teknologi yang kompleks dalam kategori high-tech. (Pernyataan

KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator jenis teknologi yang

digunakan dalam pementasan drama yaitu buku ajar harus memperkenalkan

teknologi dalam pertunjukan drama yang mendasar dan sering digunakan di

pertunjukan.

Indikator metode pengajaran teknologi dalam pementasan drama dapat

dilihat pada nomor pertanyaan 11. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara,

DAJT mengatakan bahwa teknologi yang dipelajari mulai dari konsep dahulu lalu

beranjak ke praktik yang dilatihkan terus-menerus. Hal tersebut dapat dicermati

pada intisari pernyataan berikut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

163

Pembelajarannya mengenai teknologi biasanya dimulai dengan

penguasaan konsep dulu tentang pengenelan alat, aturan-aturannya

dan desain. Setelah itu pembelajaran lebih banyak ke praktik untuk

mengasah keterampilan dalam penguasaan teknologi tersebut.

(Pernyataan KPS)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator metode pengajaran

teknologi dalam pementasan drama yaitu buku ajar harus memberikan

pemahaman konsep teknologi dan aktivitas praktik untuk mengasah keterampilan

penggunaan teknologi dalam pertunjukan drama.

4) Wawancara Guru Bahasa Indonesia (G1, G2, G3)

Pembahasan hasil wawancara guru merupakan hasil akumulasi peryataan

dari ketiga guru bahasa Indonesia yang merupakan alumni prodi PBSI dengan

kode G1, G2 dan G3. Analisis hasil wawancara disesuaikan dengan indikator yang

telah dirumuskan dalam kisi-kisi instrumen wawancara guru bahasa Indonesia

(lih. lampiran instrumen wawancara guru bahasa Indonesia). Total indikator yang

dirumuskan yaitu delapan indikator dengan mengacu perumusan enam aspek

meliputi aspek kompetensi drama, materi ajar drama, kegiatan pembelajaran

drama, evaluasi pembelajaran drama, pembelajaran berbasis teknologi, dan

permasalahan dalam pembelajaran drama.

A. Kompetensi Drama

Indikator kemampuan yang perlu dikuasai dalam belajar naskah drama

dapat dilihat pada nomor pertanyaan 1. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, G1, G2, dan G3 mengatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki

siswa di jenjang sekolah menengah mengacu pada kemampuan untuk memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

164

naskah drama dan kemampuan untuk menulis naskah drama. Hal tersebut dapat

dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Kemampuan yang dikuasai oleh siswa dapat dibagi menjadi dua

yaitu kemampuan memahami naskah dan kemampuan

menciptakan naskah drama. Untuk memahami naskah drama,

siswa perlu mempelajari unsur-unsur intrinsik drama. Bagaimana

kemudian tiap unsur dipahami dan diintepretasikan pada naskah

drama semisal bagaimana temanya, perwatakannya, alurnya, dll

yang dapat ditunjukan dari sebuah naskah drama. Kemudian, untuk

menciptakan naskah drama, siswa perlu mempelajari ide dasar

sebuah naskah terlebih bagaimana ide dan kreativitas digunakan

dalam membuat naskah drama. (Pernyataan G1)

Kalau saya yang pertama adalah mengajak siswa untuk masuk ke

dalam cerita, memposisikan diri mereka bahwa diri mereka ada

dalam cerita tersebut. Tujuannya adalah ada sikap apresiatif dulu

dari siswa. Selanjutnya baru masuk ke unsur-unsur intrinsik yang

ada dalam naskah. Itu pun harus didukung dengan penggunaan

contoh video untuk memberikan gambaran riil bagi siswa.

Selanjutnya diharapkan juga kemudian siswa juga bisa membuat

naskah sendiri yang ditampilkan di acara tertentu sekolah.

(Pernyataan G2)

Yang pertama siswa harus memahami dulu unsur-unsur dalam

naskah drama, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Selain itu, siswa

juga harus punya referensi seputar naskah drama yang sudah ada

dengan membaca naskah-naskah drama yang ada. Nah, setelah itu

siswa harus bisa membuat naskah drama dengan bekal pengalaman

belajar secara teoritis dan literasi naskah yang sudah dibaca.

(Pernyataan G3)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator kemampuan yang perlu

dikuasai dalam belajar naskah drama yaitu buku ajar drama harus

mempertimbangkan kehadiran dalam dua wujud yaitu naskah dan pertunjukan

walaupun orientasi buku drama lebih dominan pada keterampilan mewujudkan

pertunjukan drama sehingga mahasiswa dibekali dengan konsep yang benar

tentang drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

165

Indikator kemampuan yang perlu dikuasai dalam belajar pertunjukan

drama dapat dilihat pada nomor pertanyaan 2. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, G1, G2, dan G3 mengatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki

siswa di jenjang sekolah menengah mengacu pemahaman tentang organisasi

pertunjukan dan pelaksanaan prosedur teknis dari tiap bidang kerja secara umum.

Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Yang pertama mereka perlu tahu mengenai apa saja yang

dibutuhkan dalam pentas baik di atas panggung maupun di

belakang panggung. Siswa perlu tahu juga sistem kerja dari tiap

subbidang yang berperan dalam pementasan baik yang di atas

panggung maupun di belakang panggung. Selanjutnya,

mengajarkan mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam

permainan drama. (Pernyataan G1)

Capaian pertama adalah siswa dapat memerankan peran dengan

cara bermonolog sehingga dapat melatih imajinasi mereka.

Minimal mereka berani untuk bermonolog kemudian baru belajar

tentang permainan drama secara asambel. (Pernyataan G2)

Pertama siswa belajar tentang subbidang yang mendukung

pementasan drama baik secara produksi maupun artistik. Dari itu,

siswa akan belajar mengenai sistem kerja baik di atas panggung

maupun belakang panggung. Nah, selain itu, siswa juga harus

belajar mengenai teknik-teknik bermain peran serta unsur artistik

lainnya. (Pernyataan G3)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator kemampuan yang perlu

dikuasai dalam belajar pertunjukan drama yaitu buku ajar drama harus

memberikan pemaparan konsep bidang kerja organisasi pertunjukan dan teknik-

teknik mendasar dalam pengerjaan bidang kerja pertunjukan secara umum

sehingga dapat membekali pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

166

B. Materi Ajar Drama

Indikator pemetaan materi drama yang diajarkan kepada siswa di sekolah

dapat dilihat pada nomor pertanyaan 3. Berdasarkan pernyataan dari hasil

wawancara, G1, G2, dan G3 mengatakan bahwa materi diarahkan pada pemberian

konsep awal terlebih dahulu lalu meengarah pada materi teknis penciptaan

pertunjukan drama. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Pertama, saya mengejarkan tentang apa itu drama dan konsep-

konsepnya baik secara naskah maupun pementasan melalui contoh

video yang dilihat bersama. Saya juga membagi materi pengajaran

drama menjadi dua yaitu monolog dan permainan bersama. Setelah

mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan konsep drama, saya

mengajarkan teknik-teknik yang dibutuhkan seperti bermain peran.

Untuk teknik-teknik artistik lain saya hanya memberikan gambaran

umum. Ketika siswa memiliki pemahaman dasar mengenai drama,

saya mulai masuk ke materi keterampilan yang merupakan aplikasi

dari konsep-konsep tersebut. Untuk materi-materi detail produksi

dan artistik tidak ada secara khusus waktu untuk penjelasannya

tetapi materi itu disisipkan selama proses pendampingan

pembuatan pentas. (Pernyataan G1)

Untuk jenjang kelas 8 di SMP, dimulai dengan pemahaman

tentang teori-teori teater rakyat atau teater tradisional lalu tingkatan

selanjutnya adalah pembelajaran seputar artistik panggung. Jadi

materi sampai ke jenjang penerapan tata rias, tata busana, tata

lampu, dll. (Pernyataan G2)

Pertama, saya mengajarkan jenis-jenis teater yang ada sekaligus

teori-teori tentang drama. Setelah materi seputar konsep, saya

kemudian mengajarkan tentang struktur organisasi dalam drama

baik secara produksi maupun artistik. Nah, setelah itu mereka akan

masuk ke project pementasan yang dilakukan oleh siswa sendiri.

(Pernyataan G3)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator pemetaan materi drama

yang diajarkan kepada siswa di sekolah yaitu buku ajar drama harus memberikan

pemaparan konseptul tentang drama dan teknik-teknik mendasar dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

167

pengerjaan bidang kerja pertunjukan secara umum sehingga dapat membekali

pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.

C. Kegiatan Pembelajaran Drama

Indikator aktivitas pembelajaran drama bagi siswa di sekolah dapat dilihat

pada nomor pertanyaan 4. Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, G1, G2,

dan G3 mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran lebih diarahkan dengan praktik

pembuatan pertunjukan drama sehingga pemahaman materi drama terbentuk dari

pengalaman langsung yang dilakukan siswa. Hal tersebut dapat dicermati pada

intisari pernyataan berikut,

Aktivitasnya pembelajaran lebih banyak ke praktik dengan

membagi siswa ke dalam kelompok. Tujuannya adalah semua

siswa mendapat kesempatan untuk mencobakannya di dalam

kelompok. Jadi, siswa diberikan tugas dalam kelompok, mereka

mencari tahu dalam kelompok dan melatihkan dalam kelompok,

lalu mempresentasikan hasil pencarian mereka di kelas. Selain itu

juga sejak awal siswa diberitahukan bahwa tujuan akhirnya akan

ada produk berupa pementasan sehingga seluruh aktivitas

diarahkan pada latihan-latihan untuk menciptakan produk

pementasan. (Pernyataan G1)

Model aktivitasnya biasanya adalah memberikan contoh video

kepada siswa, lalu penjelasan dari guru tentang materi yang

berhubungan dengan video dan tema pembelajaran, lalu siswa

mencoba. Selama ini, lebih banyak saya menggunakan ceramah

ketika teori lalu baru praktik oleh siswa. Selain itu pembelajaran

diarahkan pada produk dengan pemetaan setiap semester 2 produk

pementasan. Tetapi saya biasanya lebih dari 2 produk dalam satu

tahun pembelajaran. Biasanya produk yang saya jadikan penugasan

berupa rekaman-rekaman siswa. (Pernyataan G2)

Karena ekstrakurikuler, saya merumuskan kegiatan yang lebih

santai dengan mengutamakan aspek keterampilan. Saya lebih

memperbanyak praktik daripada teori. Jadi, model aktivitasnya

hanya, pertama saya berikan gambaran singkat, siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

168

bereksplorasi, lalu siswa presentasi hasil eksplorasi kemudian

diskusi bersama mengenai hasil latihan. (Pernyataan G3)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator aktivitas pembelajaran

drama bagi siswa di sekolah yaitu perumusan aktivitas drama harus memberikan

pengalaman praktik untuk mengintegrasikan tiga ranah dalam materi drama

sehigga dapat menjadi referensi proses penciptaan pertunjukan untuk pengajaran.

D. Evaluasi Pembelajaran Drama

Indikator cara mengukur ketercapaain pembelajaran drama pada siswa

setelah menempuh pembelajaran di kelas dapat dilihat pada nomor pertanyaan 5.

Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara, G1, G2, dan G3 mengatakan

bahwa evaluasi pembelajaran drama diarahkan dengan menggunakan rubrik

sehingga dapat mengukur ketercapaian siswa dalam tiga ranah pembelajaran

dalam materi drama. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Penilaian yang saya lakukan dibagi menjadi dua yaitu penilain

kognitif seputar pemahaman naskah dan penilaian keterampilan

seputar praktik pementasan drama. Untuk instrument penilaiannya

saya menggunakan rubrik dengan kriteria yang sudah saya

tentukan. (Pernyataan G1)

Penilaian yang saya lakukan menggunakan rubrik yang berisi

tentang teknik-teknik yang dijadikan penugasan. Jadi rubrik yang

disusun haru bisa menilai teknik-teknik yang bersifat aplikatif.

Selain itu saya juga menggunakan penilaian proses dengan

memanfaatkan jurnal pengamatan baik dilakukan oleh guru

maupun antarsiswa. (Pernyataan G2)

Saya menggunakan rubrik yang formnya sudah diberikan oleh

sekolah. Rubrik penilain yang digunakan berbeda dengan proses

regular pembelajaran kelas. Nah rubrik penilaian ekstrakurikuler

lebih mengarah pada penilain psikomotorik dan sikap. Selain itu

saya menggunakan penilaian proses juga untuk mengamati

perkembangan siswa yang terlibat di ekskul. Saya menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

169

jurnal pengamatan untuk mencatat tiap perkembangan siswa dalam

kegiatan ekskul. (Pernyataan G3)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator cara mengukur

ketercapaain pembelajaran drama pada siswa setelah menempuh pembelajaran di

kelas yaitu perumusan evaluasi drama berupa rubrik dalam buku ajar harus

diperinci dan dapat menilai pencapaian pembelajaran mahasiswa pada tiga ranah

pembelajaran.

E. Pembelajaran Berbasis Teknologi

Indikator integrasi pembelajaran drama dengan teknologi yang mendukung

pembelajaran di sekolah dapat dilihat pada nomor pertanyaan 6. Berdasarkan

pernyataan dari hasil wawancara, G1, G2, dan G3 mengatakan bahwa

pembelajaran teknologi yang digunakan dalam pertunjukan hanya pada

pemahaman konsep dan prosedur kerja karena faktor ketersediaan fasilitas untuk

mempelajarinya. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Saya hanya menyisipkan saja materi seputar teknologi-teknologi

yang digunakan dalam pementasan drama. Sifatnya lebih seperti

obrolan kepada siswa saat proses. Untuk pemanfaatan

sinematografi, siswa justru lebih aktif dengan inisiasi ide mereka

karena generasi hari ini yang sudah dekat dengan teknologi.

(Pernyataan G1)

Karena fasilitas sekolah tidak mendukung fasilitasnya, jadi

pembelajarannya tidak sampai ke penerapan tetapi hanya

pemehaman umum. Nah, pemahaman umum biasanya saya

tunjukan melalui contoh video pementasan. (Pernyataan G2)

Kalau pengajaran teknologi hanya seputar penggunaan secara

sederhana seperti penggunaan backsound dan tidak menggunakan

lampu. Jadi pengajaran seputar teknologi dalam drama hanya

dijelaskan secara konsep umum saja. (Pernyataan G3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

170

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator kegiatan pembelajaran

drama yaitu pemaparan teknologi dalam buku ajar dijabarkan baik secara konsep

maupun prosedur teknis sekaligus dapat dilaksanakan dalam aktivitas

pembelajaran walaupun minim ketersediaan fasilittas yang mendukung.

Indikator aktivitas pembelajaran teknologi-teknologi yang digunakan

dalam pertunjukan drama dapat dilihat pada nomor pertanyaan 7. Berdasarkan

pernyataan dari hasil wawancara, G1, G2, dan G3 mengatakan bahwa

pembelajaran teknologi yang digunakan dalam pertunjukan hanya pada

pemahaman konsep dan prosedur kerja karena faktor ketersediaan fasilitas untuk

mempelajarinya. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Saya tidak memberikan waktu khusus untuk mengajarkan itu.

Materi itu diberikan selaras dengan proses latihan. Cara mereka

belajar pun lebih pada kreativitas siswa untuk bereksplorasi. Selain

itu ketika pementasan, penggunaan lampu dan sound system bisa

sewa dan diserahkan pada orang yang memang lebih mengerti dan

memahami. Maka dari itu, penerapan teknologi tidak dimasukkan

dalam penilaian siswa. (Pernyataan G1)

Cara saya mengajarkannya lebih banyak menggunakan video

sehingga mereka punya gambaran. (Pernyataan G2)

Cara mengajarnya hanya saya berikan konsep umumnya

sepemahaman saya dan juga dari contoh-contoh video yang ada.

Selebihnya, saya mengembalikan kepada kreativitas siswa untuk

bereksplorasi sendiri. Saya juga mengajak siswa saya untuk

bereksplorasi tentang drama dan sinematografi tetapi itu

berkolaborasi dengan ekskul lain yaitu ekskul fotografi.

(Pernyataan G3)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator aktivitas pembelajaran

teknologi-teknologi yang digunakan dalam pertunjukan drama yaitu aktivitas

pembelajaran teknologi drama harus dirumuskan secara inovatif sehingga dapat

menjadi referensi untuk pembelajaran teknologi drama di jenjang sekolahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

171

F. Permasalahan dalam Pembelajaran Drama

Indikator kendala empiris yang dialami dan ditemui dalam pembelajaran

drama di sekolah dapat dilihat pada nomor pertanyaan 8. Berdasarkan pernyataan

dari hasil wawancara, G1, G2, dan G3 mengatakan bahwa ketiga responden

merasa kurang mendapatakan pemaparan konsep dan praktik selama kuliah

sehingga ketika sudah lulus mengalami kendala pada praktik pembelajaran drama

di sekolah. Hal tersebut dapat dicermati pada intisari pernyataan berikut,

Kendala pribadi adalah kekurangan pengalaman dalam

berkecimpung di teater sehingga kekurangan ide untuk

mengembangkan model pelatihan teknik-teknik. Kemudian, saya

kurang memahami juga tujuan dari sebuah bentuk latihan sehingga

saya perlu belajar sendiri untuk memberikan pemahaman pada

siswa tentang tujuan sebuah bentuk latihan. Jadi pemahaman saya

tentang pembelajaran drama, lebih banyak saya dapatkan dari saya

bergabung dengan kelompok teater saat kuliah bukan dari

pembelajaran regular perkuliahan. (Pernyataan G1)

Kendalanya yang pertama ada di penguasaan materi karena saya

tidak pernah belajar mengenai teater tradisional ketika di sekolah.

Jadi secara konsep dan praktik saya belum punya referensi. Yang

kedua adalah pengajaran ekspresi karena tidak pernah dapat secara

regular di kuliah. Saya hanya mendapatkannya di luar kuliah. Itu

pun hanya dua kali. (Pernyataan G2)

Secara penyampaian materi kendalanya adalah kurangnya referensi

mengenai subbidang produksi dan artistik dalam pementasan

drama. Hal itu terjadi karena saya ketika kuliah hanya pernah

menjadi aktor dan sutradara sehingga bidang-bidang lain saya

kurang fasih memberikan penjelasan. Selain itu karena waktu

kuliah hanya dijelaskan teori tapi tidak mendetail, saya pun hanya

mampu menjelaskan secara teori. Itu saya amati dari rekan-rekan

pengajar lainnya yang mungkin belum memiliki pengalaman

teater, mereka hanya mengajarkan konsep drama hanya sebatas

teori. (Pernyataan G3)

Maka dari itu, simpulan yang dapat diambil dari indikator kendala empiris yang

dialami dan ditemui dalam pembelajaran drama di sekolah yaitu buku ajar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

172

disusun dapat mengakomodasi kualifiakasi kebutuhan guru bahasa Indonesia baik

secara konsep drama maupun praktik penciptaan pertunjukan drama.

4.3.1.4 Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, karakteristik pembelajaran drama

mengacu pada pendekatan TPACK. Pada bagian ini, pembahasan dikategorikan

pada aspek-aspek TPACK yaitu aspek pedagogi (pedagogical), aspek teknologi

(technological), aspek isi dan wawasan (content dan knowledge). Aspek-aspek

tersebut dijelaskan berdasarkan temuan yang didapatkan pada tahap analisis

kebutuhan.

Aspek pedagogi (pedagogical) merujuk pada komponen pembelajaran

pertunjukan drama. Pembelajaran pertunjukan drama dalam konteks institusi

pendidikan jurusan nonseni memiliki kebutuhan khusus dalam hal capaian

pembelajaran, materi, aktivitas dan evaluasi. Yang tetap menjadi titik berat dari

pembelajaran drama ada kesadaran bentuk drama yang dwitunggal (Satoto, 2012)

bahwa drama mengacu pada informasi tekstual dalam bentuk naskah dan

informasi audiovisual dalam bentuk pertunjukan.

Capaian pembelajaran pada konteks pembelajaran pertunjukan drama

merujuk pada tiga ranah yang dirumuskan oleh Bloom (1956) yaitu cognitive

domain (ranah kognitif), affective domain (ranah afektif), dan psychomotor

domain (ranah psikomotor). Cognitive domain (ranah kognitif) mengacu pada

perilaku intelektual dalam membangun pengetahuan, pengertian dan keterampilan

berpikir pada konsep penciptaan pertunjukan drama. Affective domain (ranah

afektif) mengacu pada aspek perasaan dan emosi seperti sikap apresiasi, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

173

penyesuaian diri dalam konteks pembelajaran penciptaan pertunjukan drama.

Psychomotor domain (ranah psikomotor) mengacu pada perilalku yang

menekankan keterampilan motorik dalam konteks teknik-teknik terapan

penciptaan pertunjukan drama. Hal tersebut sesuai dengan hasil yang ditemukan

melalui wawancara terhadap ketua program studi PBSI, USD dan juga dua dosen

pengampu yang secara ringkas menyebutkan bahwa mata kuliah Pergelaran Sastra

berorientasi memberikan pengalaman nyata tentang konsep dan teknik pentas

drama sehingga menumbuhkan sikap apresiatif terhadap karya sastra.

Dengan landasan capaian pembelajaran yang mencakup tiga domain pada

pembelajaran drama di mata kuliah Pergelaran Sastra, kompentensi dan indikator

yang dirumuskan tersebut menggunakan tingkatan domain yang dijabarkan oleh

Anderson & Krathwol (2001). Rumusan tingkatan domain merujuk pada

kemampuan tingkat tinggi dalam tiap domain pembelajaran yang tersedia

sehingga kebutuhan pembelajaran drama juga membutuhkan penyesuaian tuntutan

pada kompetensi dan indikator. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang

dilakukan, tingkatan kompetensi juga disesuaikan dengan karakteristik

pembelajaran sesuai visi misi institusi pendidikannya. Hal tersebut merujuk pada

pembedaan tuntutan pembelajaran drama dalam institusi pendidikan nonjurusan

seni pertunjukan dengan institusi pendidikan jurusan seni pertunjukan namun

tetap mengacu pada rumusan tingkatan kemampuan tingkat tinggi dalam tiap

domain pembelajaran sesuai visi misi institusi pendidikan. Maka dari itu,

perumusan kompetensi dan indikator pada program studi PBSI, USD diarahkan

pada penguasaan konsep umum dan kebutuhan mendasar dalam mempelajari serta

menguasai materi pertunjukan drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

174

Aspek pedagogi selanjutnya adalah materi pembelajaran. Materi

pembelajaran berhubungan dengan aspek content dan knowledge namun menjadi

rangkaian dalam komponen pembelajaran. Dari segi materi pembelajaran (aspek

content & knowledge), analisis kebutuhan menunjukan bahwa secara spesifik

diperlukan materi yang mampu memberikan gambaran mendasar dan konsep

umum tentang penciptaan pertunjukan drama.

Berdasarkan hasil wawancara DAJT, materi yang dianggap tepat untuk

diajarkan dalam pembelajaran drama di luar institusi pendidikan seni pertunjukan

adalah materi pertunjukan drama realis. Narasumber dengan kode DAJT

mengatakan bahwa pertunjukan drama realis memberikan rasionalitas dan

konvensi estetika yang dapat dipelajari secara sistematis dan obyektif sehingga

dapat merumuskan kebutuhan penguasaan teknik pertunjukan secara riil. Hal

tersebut juga didukung dengan pandangan Cohen (2011:165-166) yang

mengatakan bahwa drama realis harus menggunakan pendekatan saintifik untuk

bias melakukan pengamatan dan penilaian terhadap masalah-masalah di realitas.

Perumusan topik materi dalam pembelajaran drama di PBSI USD memilih

topik pertunjukan drama realis. Topik tersebut dibagi menjadi komponen-

komponen pendukung dalam penciptaan pertunjukan drama realis yang meliputi

mater sembilan sub pembahasan materi. Sub pembahasan tersebut terdiri dari

dramaturgi, penyutradaraan, organisasi pertunjukan, keaktoran, tata suara, tata

latar, tata cahaya, tata rias dan tata busana. Sembilan sub pembahasan yang

dirumuskan tersebut menjadi alat untuk menghadirkan informasi dalam naskah

dan membantu menciptakan aspek tontonan dalam pertunjukan drama (Rendra,

1993:95). Perumusan sub pembahasan tersebut juga mengacu pada rendahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

175

tingkat pemahaman para mahasiswa PBSI pada bagian materi pertunjukan drama

dalam kuesioner analisis kebutuhan mahasiswa.

Capaian dan materi pembelajaran dituangkan ke dalam aktivitas

pembelajaran. Berdasarkan tinjauan dokumen, wawancara kaprodi, dan

wawancara dosen pengampu, aktivitas yang dirumuskan diarahkan pada aktivitas

yang membekali pengalaman penciptaan pertunjukan drama. Aktivitas berfokus

pada aktivitas mandiri mahasiswa dalam dinamika penciptaan pertunjukan drama

yang diharapkan dapat menjadi bekal untuk melakukan pembelajaran ketika

menjadi guru bahasa Indonesia. Konsep pembelajaran drama berbasis pengalaman

tersebut selaras dengan pandangan Bowell dan Heap (2013:1) yang mengatakan

bahwa guru perlu menyediakan kesempatan untuk pembelajar dalam keterlibatan

yang menantang, menarik dan merangsang pengalaman drma.

Melalui karakteristik pembelajaran yang telah terumuskan, aktivitas yang

dianggap tepat dalam pengembangan pembelajaran drama adalah project based

learning. Project based learning dirumuskan karena dianggap relevan dengan

konsep aktivitas mandiri mahasiswa dalam membangun pengetahuan, sikap dan

keterampilan pada topik pertunjukan drama. Orientasi perumusan project based

learning tersebut juga selaras dengan perumusan aktivitas pembelajaran mata

kuliah Pergelaran Sastra yang sebelumnya telah dilaksanakan di prodi PBSI, USD

yang diperoleh dari hasil wawancara dua dosen pengampu mata kuliah.

Aspek teknologi (technological) yang dirumuskan mengacu pada dua hal

yaitu teknologi yang digunakan untuk pembelajaran dan teknologi yang

digunakan untuk penciptaan pertunjukan drama. Perumusan ini mengacu dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

176

tinjauan dokumen RPS mata kuliah Pergelaran Sastra dan hasil kuesioner analisis

kebutuhan mahasiswa yang menunjukan bahwa penggunaan dan pemahaman

teknologi masih kurang. Teknologi pembelajaran mengacu pada media-media

yang digunakan untuk proses pembelajaran sehingga mahasiswa juga memiliki

referensi pemanfaatan teknologi pada pembelajaran drama. Teknologi dalam

penciptaan pertunjukan drama mengacu pada alat-alat elektronik yang digunakan

untuk menciptakan proyeksi artistik di panggung seperti lampu, sistem pengeras

suara, dll.

4.3.2 Hasil Analisis Validasi Desain Produk

Deskripsi data penyusunan desain produk merupakan tindak lanjut atas

hasil analisis kebutuhan yang dilakukan. Desain produk yang disusun berupa

dokumen RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra berbasis TPACK. Desain

produk yang disusun tersebut dikhususkan pada materi pertunjukan drama realis

yang dianggap relevan untuk memberikan pemahaman dasar mengenai

pertunjukan drama berdasarkan pemetaan kebutuhan. Desain produk RPS dan

RTP mata kuliah Pergelaran Sastra berbasi TPACK yang telah disusun dibagi

menjadi enam belas pertemuan dan delapan topik materi mengenai proses

penciptaan pertunjukan drama realis. Desain produk RPS dan RTP mata kuliah

Pergelaran Sastra berbasis TPACK tersebut terdiri dari beberapa bagian yaitu 1)

identitas mata kuliah, 2) deskripsi mata kuliah, 3) capaian pembelajaran lulusan,

4) capaian pembelajaran mata kuliah, 5) tabel rencana pembelajaran, 6) uraian

proses pembelajaran, dan 7) rancangan tugas. Rincian desain produk yang telah

disusun dapat dilihat di lampiran RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra

yang disusun oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

177

Untuk menilai desain produk berupa RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran

Sastra, peneliti meminta penilaian ahli untuk memvalidasi. Validasi yang

dilakukan merupakan penilain deskriptif dengan pernyataan sikap setuju atau

tidak setuju dengan melampirkan keterangan jika diperlukan. Validator dibagi

menjadi tiga kategori yaitu validator ahli pedagogi, validator ahli drama, dan

validator ahli teknologi pembelajaran.

Kuesioner yang digunakan pada tahapan penilaian desain produk berupa

kuesioner penilaian ahli. Kuesioner disusun dengan mengacu skala Guttman yang

menyediakan dua kategori yaitu tidak setuju (TS), dan setuju (S). Kategori yang

digunakan mengacu pada kategori interval skor sebagai berikut 0.5 < 𝑥 ̅⩽ 1 untuk

kriteria setuju dan 0 < �̅�⩽ 0.5 untuk kriteria tidak setuju. Instrumen penilaian desain

produk juga menyediakan catatan deskriptif yang memberikan tanggapan terhadap

aspek yang dinilai pada tiap poinnya. Hasil analisis yang diperoleh sebagai

berikut.

A. Validasi Ahli Pedagogi

Penilaian ahli pedagogi pada desain produk yang disusun tersebut

mengacu pada tinjauan 1) keselarasan capaian pembelajaran lulusan dengan

capaian pembelajaran mata kuliah, 2) keselarasan capaian pembelajaran mata

kuliah, capaian pembelajaran mata kuliah dan indikator ketercapaian/kompetensi

dan 3) keselarasan kompetensi, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan

evaluasi. Fokus utamanya adalah menilai penerapan aspek pedagogical dari

pendekatan TPACK dalam desain RPS mata kuliah Pergelaran Sastra yang

disusun. Hasil validasi desain produk oleh validator ahli pedagogi dipaparkan

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

178

1) Keselarasan Capaian Pembelajaran Lulusan dengan Capaian Pembelajaran

Mata Kuliah

Tabel 4.7 Hasil Keselarasan Capaian Pembelajaran Lulusan dengan Capaian

Pembelajaran Mata Kuliah

No Aspek Poin

Pernyataan Indikator Skor

1.

Kesesuaian

Capaian

Pembelajaran

Lulusan dengan

Capaian

Pembelajaran

Mata Kuliah

1 PP 1 dengan CPM 1 1

2 PP 1 dengan CPM 2 1

3 PP 1 dengan CPM 3 1

4 PP 1 dengan CPM 4 1

5 PP 1 dengan CPM 5 1

6 PP 1 dengan CPM 6 1

7 S 11 dengan CPM 13 1

8 KK 1 dengan CPM 10 1

9 KK 1 dengan CPM 11 1

10 KU 1 dengan CPM 7 1

11 KU 1 dengan CPM 8 1

12 KU 1 dengan CPM 9 1

13 KU 7 dengan CPM 12 1

Jumlah Skor 13

Rerata 1

Keterangan kode dalam tabel

PP : Penguasaan Pengetahuan

S : Sikap

KK : Keterampilan Khusus

KU : Keterampilan Umum

CPM : Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Berdasarkan tabel 4.7, validator menyatakan memberikan rerata skor 1

dengan kategori setuju mencakup rentang 0.5 < 𝑥 ̅⩽ 1 pada perumusan capaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

179

pembelajaran pada desain produk berupa RPS mata kuliah Pergelaran Sastra.

Hasil penilaian menunjukan bahwa validator sudah menganggap perumusan

capaian pembelajaran dalam capaian lulusan dan capaian pembelajaran mata

kuliah sudah sesuai dengan kaidah perumusan kompetensi. Catatan lain yang

dicantumkan yaitu peniliti diharapkan untuk mencermati kembali kata kerja

operasional yang dicantumkan apakah sudah merepresentasikan kebutuhan

pembelajaran. Dari hasil tersebut, perumusan capaian pembelajaran dalam desain

produk sudah dianggap layak oleh validator ahli pedagogi.

2) Keselarasan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah, Capaian Pembelajaran Mata

Kuliah dan Indikator Ketercapaian/Kompetensi

Tabel 4.8 Hasil Keselarasan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah,

Kompetensi dan Indikator Ketercapaian/Kompetensi

No Aspek Poin

Pernyataan Indikator Skor

1.

Kesesuaian

Capaian

Pembelajaran

Mata Kuliah,

Kompetensi dan

Indikator

Ketercapaian/Ko

mpetensi

1 CPM 1, K 1.1, dan IK

1.1.1 1

2 CPM 2, K 2.1, dan IK

2.1.1 1

3 CPM 3, K 3.1, dan IK

3.1.1 1

4 CPM 4, K 4.1, dan IK

4.1.1 1

5 CPM 5, K 5.1, dan IK

5.1.1 1

6 CPM 5, K 6.1, dan IK

6.1.1 1

7 CPM 5, K 7.1, dan IK

7.1.1 0

8 CPM 6, K 8.1, dan IK

8.1.1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

180

9 CPM 7, K 1.3, dan IK

1.3.3 0

10 CPM 8, K 2.3, dan IK

2.3.3 0

11 CPM 9, K 3.3, dan IK

3.3.3 0

12 CPM 10, K 4.3, dan IK

4.3.3 1

13 CPM 11, K 5.3, dan IK

5.3.3 0

14 CPM 11, K 6.3, dan IK

6.3.3 0

15 CPM 11, K 7.3, dan IK

7.3.3 0

16 CPM 12, K 8.3, dan IK

8.3.3 1

17 CPM 13, K 1.2, dan IK

1.2.2 1

18 CPM 13, K 2.2, dan IK

2.2.2 1

19 CPM 13, K 3.2, dan IK

3.2.2 1

20 CPM 13, K 4.2, dan IK

4.2.2 1

21 CPM 13, K 5.2, dan IK

5.2.2 1

22 CPM 13, K 6.2, dan IK

6.2.2 1

23 CPM 13, K 7.2, dan IK

7.2.2 1

24 CPM 13, K 8.2, dan IK

8.2.2 1

Jumlah Skor 17

Rerata 0,71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

181

Keterangan kode dalam tabel

CPM : Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

K : Kompetensi

IK : Indikator Kompetensi

Berdasarkan Berdasarkan tabel 4.8, validator menyatakan memberikan

rerata skor 0,71 dengan kategori setuju mencakup rentang 0.5 < �̅�⩽ 1 pada

perumusan kompetensi desain produk berupa RPS mata kuliah Pergelaran Sastra.

Hasil penilaian menunjukan bahwa validator sudah menganggap perumusan

capaian pembelajaran mata kuliah, kompetensi, dan indikator ketercapaian sudah

sesuai dengan kaidah perumusan kompetensi. Catatan lain yang dicantumkan

yaitu pada beberapa kompetensi dan indikator seperti kompetensi praktik artisitik

panggung diharapkan mencari kata kerja operasional yang lebih representatif

terhadap materi yang dibahas. Dari hasil tersebut, perumusan capaian

pembelajaran dalam desain produk sudah dianggap layak oleh validator ahli

pedagogi dengan catatan untuk mencari opsi kata kerja operasional yang lebih

tepat.

3) Keselarasan Kompetensi, Materi Pembelajaran, Prosses Pembelajaran, dan

Evaluasi

Tabel 4.9 Hasil Keselarasan Kompetensi, Materi Pembelajaran, Proses

Pembelajaran, dan Evaluasi

No Aspek Nomor

Pernyataan Indikator Skor

1.

Keselarasan

Kompetensi,

Materi

Pembelajaran,

Proses

Pembelajaran,

1 Pertemuan 1 1

2 Pertemuan 2 1

3 Pertemuan 3 1

4 Pertemuan 4 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

182

dan Evaluasi 5 Pertemuan 5 1

6 Pertemuan 6 1

7 Pertemuan 7 1

8 Pertemuan 8 1

Jumlah Skor 8

Rerata 1

Berdasarkan tabel 4.9, validator menyatakan memberikan rerata skor 1

dengan kategori setuju mencakup rentang 0.5 < �̅�⩽ 1 pada keselarasan kompetensi,

materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi. Hasil persetujuan

validator menunjukan bahwa susunan tabel pembelajaran telah menunjukkan

keselarasan dari aspek kompetensi, materi pembelajaran, proses pembelajaran dan

evaluasi. Catatan lain dari validator merujuk pada rumusan proses pembelajaran

yang belum ditunjukan secara rinci sesuai sintaks pembelajaran yang digunakan

dan bentuk penilaian yang mengacu pada rubrik penilaian belum dicantumkan.

Dari hasil tersebut, kerangka desain produk berupa RPS mata kuliah Pergelaran

Sastra telah disetujui dengan perbaikan pada bagian rincian sintaks aktivitas dan

pencantuman instrumen penilaian.

B. Validasi Ahli Drama

Penilaian ahli drama pada desain produk yang disusun tersebut mengacu

pada tinjauan tingkatan materi dan evaluasi dalam pembelajaran drama. Penilaian

ahli drama berorientasi menilik pada substansi materi bentuk pertunjukan drama

realis yang dijabarkan dalam tiap pembagian minggu pertemuan. Fokus utamanya

adalah menilai penerapan aspek content dan aspek knowledge dari pendekatan

TPACK dalam desain RPS mata kuliah Pergelaran Sastra yang disusun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

183

Tabel 4.10 Hasil Kesesuaian Rumusan Materi Pembelajaran dalam Mata

Kuliah Pergelaran Sastra

No Aspek Nomor

Pernyataan Indikator Skor

1.

Kesesuaian rumusan

materi pembelajaran

dalam mata kuliah

Pergelaran Sastra

1 Pertemuan 1

Dramaturgi Realis

1

2

Pertemuan 2

Penyutradaraan

Realis

0

3

Pertemuan 3

Organisasi

Pertunjukan

0

4 Pertemuan 4

Keaktoran

1

5 Pertemuan 5

Tata Suara

1

6

Pertemuan 6

Tata Cahaya dan

Tata Latar

1

7

Pertemuan 7

Tata Rias dan Tata

Busana

1

8

Pertemuan 8

Pertunjukan Drama

Realis

1

Jumlah Skor 6

Rerata 0,75

Berdasarkan tabel 4.10, validator menyatakan memberikan rerata skor 0,75

dengan kategori setuju mencakup rentang 0.5 < 𝑥 ̅⩽ 1 pada susunan materi dalam

desain produk. Secara umum, validator menyatakan bahwa susunan materi telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

184

sesuai untuk pembelajaran materi pertunjukan drama realis. Pada pertemuan

minggu ke 2 dan 3, validator menyatakan tidak setuju dengan topik materi yang

dicantumkan karena dianggap jika materi tersebut diberikan di awal dapat

mengurangi minat belajar dengan karakteristik materi yang sukar dipahami. Dari

hasil tersebut, kerangka materi yang dicantumkan dalam desain dianggap layak

dan pertimbangan pemindahan topik tidak dilakukan namun diantisipasi dengan

perumusan kegiatan pembelajaran dan susunan materi yang lebih mudah serta

menarik untuk dipelajari.

C. Validasi Ahli Teknologi Pembelajaran

Penilaian ahli teknologi pada desain produk yang disusun tersebut

mengacu pada tinjauan integrasi teknologi pada kompetensi, materi pembelajaran,

prose pembelajaran, dan evaluasi dalam pembelajaran. Penilaian ahli teknologi

berorientasi menilik pada substansi pemanfaatan teknologi yang dijabarkan dalam

tiap pembagian minggu pertemuan. Fokus utamanya adalah menilai penerapan

aspek technological dari pendekatan TPACK dalam desain RPS mata kuliah

Pergelaran Sastra yang disusun.

Tabel 4.11 Hasil Integrasi Kompetensi, Materi Pembelajaran, Proses

Pembelajaran, dan Evaluasi Berbasis Teknologi

No Aspek Nomor

Pernyataan Indikator Skor

1.

Kesesuaian Integrasi

Kompetensi, Materi

Pembelajaran, Prosses

Pembelajaran, dan Evaluasi

Berbasis Teknologi

1 Pertemuan 1 0

2 Pertemuan 2 0

3 Pertemuan 3 0

4 Pertemuan 4 0

5 Pertemuan 5 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

185

6 Pertemuan 6 1

7 Pertemuan 7 1

8 Pertemuan 8 1

Jumlah Skor 4

Rerata 0,5

Berdasarkan tabel 4.11, validator menyatakan memberikan rerata skor 0,5

dengan posisi nilai tengah sehingga kesesuaian integrasi teknologi dalam produk

dapat dikatakan setuju maupun tidak setuju. Hasil persetujuan validator

menunjukan bahwa beberapa materi yang bersifat praktik telah mengintegrasikan

penggunaan teknologi dalam rumusannya. Hasil ketidaksetujuan validator

merujuk pada beberapa materi yang bersifat keterampilan abstrak belum

menunjukan pemanfaatan teknologi. Dari hasil tersebut, kerangka desain produk

berupa RPS mata kuliah Pergelaran Sastra perlu diperincikan dan diperjelas

penggunaan teknologinya baik secara teknologi pembelajaran maupun teknologi

yang dibutuhkan dalam menciptakan pertunjukan drama.

D. Akumulasi Hasil Validasi Desain Produk

Akumulasi hasil validasi desain produk merupakan total keseluruhan skor

rerata yang diperoleh dari para validator. Total keseluruhan skor tersebut

kemudian dihitung reratanya untuk menilai kelayakan desain produk secara

akumulatif. Berdasarkan hasil rekapitulasi keseluruhan penilaian ahli pada desain

produk, data yang ditemukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

186

Tabel 4.12 Rekapitulasi Keseluruhan Hasil Penilaian Desain Produk

No. Validator

Akumulasi

Nilai

Validasi

Kategori Konversi

1. Ahli pedagogi 0,9 Setuju Layak

2. Ahli drama 0,75 Setuju Layak

3. Ahli teknologi 0,5 Netral Netral

Jumlah 2,15

Rata-rata 0,72 Setuju Layak

Berdasarkan tabel 4.12, hasil rekapitulasi kesuluruhan hasil penialaian

adalah 0,72 dengan kategori setuju pada rentang 0.5 < �̅�⩽ 1. Secara umum,

penilaian desain produk disimpulkan layak untuk digunakan sebagai dasar

penyusunan produk buku ajar drama berbasis TPACK untuk mahasiswa program

studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Berdasarkan keterangan dan

catatan yang dicantumkan penilai, desain produk direvisi untuk menanggapi hasil

penilaian para ahli yang telah memvalidasi. Perbaikan yang dilakukan pada desain

produk RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran Sastra tersebut meliputi berikut.

a. Pergantian kata kerja operasional yang lebih konkrit

b. Penjabaran Sintaks pada Tabel Aktivitas Pembelajaran

c. Perincian penggunaan teknologi pada penjelasan aktivitas dan

penugasan.

4.3.2.1 Pembahasan Hasil Desain Produk

Berdasarkan tinjauan keseluruhan validasi desain produk, RPS mata kuliah

Pergelaran Sastra yang disusun sebagai desain produk pengembangan buku ajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

187

menunjukan bahwa desain telah mampu menunjukan penggunaan pendekatan

TPACK pada materi pertunjukan drama realis. Pada bagian ini, pembahasan

mengacu pada penjabaran temuan dari desain yang telah disusun dari segi

penerapan TPACK ke dalam RPS. Elemen-elemen RPS yang dibahas meliputi

perumusan capaian pembelajaran (capaian pembelajaran lulusan, capaian

pembelajaran mata kuliah, kompetensi dan indikator), materi, aktivitas, media

pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Dalam desain produk RPS Pergelaran Sastra berbasis TPACK, capaian

pembelajaran yang terbagi menjadi capaian pembelajaran lulusan, capaian

pembelajaran mata kuliah, kompetensi dan indikator tersebut diorientasikan pada

penguasaan kemampuan tingkat tinggi (Anderson & Krathwoll, 2001) pada tiga

domain ranah pembelajaran. Tingkatan domain ranah pembelajaran yang

dirumuskan dijelaskan sebagai berikut: 1) domain kognitif ada pada jenjang C4,

2) domain afektif ada pada jenjang A4 sampai A5, dan 3) domain psikomotorik

ada pada jenjang P3 sampai P5. Perumusan tingkatan pada domain pembelajaran

ini disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan yang mencerminkan bahwa mata

kuliah Pergelaran Sastra berorientasi memberikan pengalaman praktik bagi

mahasiswa sebagai bekal menjadi calon guru bahasa Indonesia.

Rumusan kemampuan tingkat tinggi yang tertuang dalam capaian

pembelajaran juga mempertimbangkan perbedaan karakteristik antara institusi

pendidikan jurusan seni pertunjukan dengan institusi pendidikan nonjurusan seni

pertunjukan. Hal tersebut dijelaskan oleh narasumber kode DAJT yang

mengatakan bahwa pendidikan di institusi seni mengacu pada penyiapan profesi

di bidang seni pertunjukan sehingga tuntutan penguasaan dan waktu pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

188

lebih banyak sedangkan untuk jurusan nonseni pertunjukan, pembelajaran dapat

diarahkan pada penguasaan konsep dasar tentang pertunjukan. Pandangan tersebut

selaras dengan ungkapan Cohen (2011:276) yang mengatakan bahwa drama

dalam konteks pembelajaran lebih mengacu pada eksplorasi karya sastra,

pengamatan tingkah laku manusia, wawasan sejarah dan kebudayaan,

pembelajaran keterampilan berbicara di depan umum, presentasi diri dan

penguasaan bahasa. Maka dari itu, rumusan kemampuan tingkat tinggi dalam

pembelajaran drama tidak dicanangkan pada tingkat C6 (kognitif), A5 (afektif)

dan P5 (psikomotor) karena tuntutan pembelajaran di PBSI tidak mewajibkan

mahasiswa menguasai materi drama dengan presisi tinggi dan profesionalitas di

bidang kesenian.

Berdasarkan hasil wawancara DAJT, materi yang dianggap tepat untuk

diajarkan dalam pembelajaran drama di luar institusi pendidikan seni pertunjukan

adalah materi pertunjukan drama realis. Narasumber dengan kode DAJT

mengatakan bahwa pertunjukan drama realis memberikan rasionalitas dan

konvensi estetika yang dapat dipelajari secara sistematis dan obyektif sehingga

dapat merumuskan kebutuhan penguasaan teknik pertunjukan secara riil. Hal

tersebut juga didukung dengan pandangan Cohen (2011:165-166) yang

mengatakan bahwa drama realis harus menggunakan pendekatan saintifik untuk

bias melakukan pengamatan dan penilaian terhadap masalah-masalah di realitas.

Perumusan topik materi dalam desain produk RPS mata kuliah Pergelaran

Sastra tersebut memilih topik pertunjukan drama realis. Topik tersebut dibagi

menjadi komponen-komponen pendukung dalam penciptaan pertunjukan drama

realis yang meliputi mater sembilan sub pembahasan materi. Sub pembahasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

189

tersebut terdiri dari dramaturgi, penyutradaraan, organisasi pertunjukan,

keaktoran, tata suara, tata latar, tata cahaya, tata rias dan tata busana. Sembilan

sub pembahasan yang dirumuskan tersebut menjadi alat untuk menghadirkan

informasi dalam naskah dan membantu menciptakan aspek tontonan dalam

pertunjukan drama (Rendra, 1993:95). Urutan susunan materi dalam RPS juga

telah mencerminkan prosedur dan tahapan penciptaan pertunjukan drama realis

mulai dari tahap pengolahan naskah hingga pemanggungan.

Aktivitas pembelajaran yang tertuang dalam desain produk RPS mata

kuliah Pergelaran Sastra mengambil model project based learning sebagai model

pembelajaran yang utama. Hal tersebut selaras dengan hasil analisis kebutuhan

yang menunjukan bahwa karakteristik utama mata kuliah Pergelaran adalah

pembelajaran berbasis pengalaman sehingga melalui project based learning

mahasiswa membangun pengalaman belajar tentang penciptaan pertunjukan

drama. Dalam beberapa penelitian terkait pembelajaran drama (Nuninsari, Sutopo

& Bharati, 2020. Sulistyorini, 2020. Amarullah & Rachmawaty, 2019. Wajdi,

2017), project based learning dianggap mampu secara efektif memberikan

pengalaman belajar drama yang efektif dan efisien.

Selain menggunakan project based learning, desain produk RPS mata

kuliah Pergelaran Sastra juga mengolaborasikan beberapa metode pembelajaran

lain yaitu problem based learning dan total physical response. Problem based

learning diterapkan pada karakteristik materi yang lebih dominan pada ranah

kognitif seperti materi dramaturgi dan penyutradaraan. Hal tersebut selaras

dengan ungkapan Aziz (2018) yang mengatakan bahwa problem based learning

menyajikan situasi masalah yang autentik pada pembelajar dan bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

190

sehingga pembelajar dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah. Secara

khusus, pandangan Azis (2018) tersebut diarahkan pada penyelesaian masalah

pada topik dramaturgi dan penyutradaraan yang bersifat gagasan abstrak

pemanggungan. Total physical response diterapkan pada karakteristik materi yang

lebih dominan pada ranah psikomotor terlebih pada materi gerak tubuh di bidang

keaktoran. Hal tersebut selaras dengan pandangan Akdag & Tutkun (2010) yang

mengatakan bahwa total physical response memberikan kesempatan pembelajaran

dengan memberikan penyadaran pada muatan emosi dan imajinasi. Secara khusus,

pandangan Akdag & Tutkun (2010) tersebut diarahkan pada topik keaktoran yang

membutuhkan eksplorasi tubuh, emosi dan imajinasi untuk bisa memainkan peran

dalam drama.

Evaluasi pembelajaran mengacu pada pemberian tugas untuk menilai

ketercapaian pembelajaran materi pertunjukan drama. Dalam desain RPS mata

kuliah Pergelaran Sastra, penialian yang digunakan mengacu pada dua model

yaitu penilaian produk dan penilaian proyek. Penilaian produk mengacu pada

penilaian tiap materi yang terbagi dalam bab di buku ajar sesuai alokasi

pertemuan sehingga mengukur penguasaan mahasiswa terhadap materi tentang

pertunjukan drama realis. Hal tersebut selaras dengan tujuan penilaian produk

yaitu penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan

pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud porduk dan penilaian kualitas produk

tersebut (Taufina, 2009). Penilaian proyek mengacu pada keseluruhan proses

pembelajaran yang dilaksanakan dari awal hingga akhir mulai dari perencanaan

pertunjukan hingga pelakasanaan pertunjukan karena susunan materi dalam tiap

pertemuan merujuk pada susunan prosedur penciptaan pertunjukan. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

191

selaras dengan ungkapan Suwandi (2011:99) yang mengatakan bahwa penilaian

proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, hingga hasil akhir

proyek. Maka dari itu, kedua model penilaian tersebut saling melengkapi antara

penilaian proses dengan penilaian akumulatif di akhir berupa pertunjukan drama

realis.

4.3.3 Hasil Analisis Data Penyusunan Produk

Penyusunan produk berupa buku ajar drama dengan judul “Buku Ajar

Pertunjukan Drama Realis untuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia” dan video suplemen pembelajaran dengan judul “Catatan Belakang

Panggung”. Produk buku ajar drama merupakan produk utama dalam penelitian

ini sedangkan produk video suplemen pembelajaran merupakan produk

pendukung untuk melengkapi penjelasan buku ajar drama. Penyusunan buku ajar

dan drama didasarkan pada pendekatan yang diambil yaitu TPACK.

Berdasarkan desain produk berupa RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran

Sastra yang telah disusun, buku ajar ditulis menjadi delapan bab. Fokus utama

materi disesuaikan dengan materi desain produk yaitu pertunjukan drama realis.

Susunan bab juga disusaikan dengan tahapan pembelajaran yang dilakukan

sehingga urutan bab mengacu pada pelaksaan pertemuan yang urut dari pertemuan

awal hingga akhir. Berikut gambaran isi bab dalam buku ajar drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

192

Tabel 4.13 Pemetaan Bab dalam Buku Ajar

Bab Rincian Isi Bab

1.1 Drama dan Teater

1.1.1 Sejarah Realisme

1.1.2 Intisari Gagasan Realime dalam

Pertunjukan Drama

1.2 Drama Realis

1.2.1 Sejarah Drama Realis

1.2.2 Intisari Gagasan Realisme dalam

Perunjukan Drama

1.3 Dramaturgi Realis

1.3.1 Definisi Dramatrugi

1.3.2 Unsur-Unsur Dramaturgi Realis

1.3.2.1 Tema

1.3.2.2 Tokoh

1.3.2.3 Alur

1.3.2.4 Latar

1.3.2.5 Dialog

1.3.2.6 Mood (Suasana)

1.3.2.7 Spectacle (Tontonan)

1.4 Mari Berlatih!

1.4.1 Aktivitas

1.4.2 Penugasan

1.4.3 Kriteria Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

193

2.1 Sutradara

2.1.1 Ranah dan Mekanisme Kerja

Sutradara

2.2 Penyutradaraan Realis

2.2.1 Gagasan Penyutradaraan Realis

2.2.2 Teknik-Teknik Penyutradaraan

Realis

2.2.2.1 Pemilihan Naskah

2.2.2.2 Merumuskan Konsep

Pertunjukan

2.2.2.3 Pemilihan Pemain

2.2.2.4 Penataan Komposisi Permainan

2.3 Mari Berlatih!

2.3.1 Aktivitas

2.3.2 Penugasan

2.3.3 Kriteria Penilaian

3.1 Pemetaan Organisasi Pertunjukan

3.1.1 Pelaku dan Ranah Bidang

Produksi

3.1.2 Pelaku dan Ranah Bidang Artistik

3.2 Proposal Pertunjukan

3.3 Mari Berlatih!

3.3.1 Aktivitas

3.3.2 Penugasan

3.3.3 Kriteria Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

194

4.1 Aktor dan Wilayah Kerja Aktor

4.1.1 Piranti Keaktorann

4.1.2 Gaya Keaktoran Realis

4.2 Teknik-Teknik Latihan Keaktoran

4.2.1 Teknik Olah Tubuh

4.2.1.1 Tubuh Aktor

4.2.1.2 Latihan Olah Tubuh

4.2.2 Teknik Olah Rasa

4.2.2.1 Rasa dan Intelektualitas

Aktor

4.2.2.2 Latihan Olah Tubuh

4.2.3 Teknik Olah Suara

4.2.3.1 Tindak Tutur Aktor

4.2.3.2 Latihan Olah Suara

4.2.4 Teknik Improvisasi

4.2.4.1 Kausalitas Bermain Peran

4.2.4.2 Latihan Improvisasi

4.3 Mari Berlatih!

4.3.1 Aktivitas

4.3.2 Penugasan

4.3.3 Kriteria Penilaian

5.1 Kaidah Tata Suara

5.1.1 Efek Suara

5.1.2 Musik Ilustrasi

5.1.3 Musik Tema

5.2 Wilayah Kerja Tata Suara

5.3 Desain Tata Suara Drama Realis

5.4 Mari Berlatih!

5.4.1 Aktivitas

5.4.2 Penugasan

5.4.3 Kriteria Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

195

6.1 Konsep Latar dan Cahaya

6.1.1 Kaidah Tata Latar

6.1.2 Kaidah Tata Cahaya

6.2 Bidang Kerja Tata Latar dan Tata

Cahaya

6.2.1 Wilayah Kerja Tata Latar

6.2.2 Desain Tata Latar Drama Realis

6.2.3 Wilayah Kerja Tata Cahaya

6.2.4 Desain Tata Cahaya Drama Realis

6.3 Mari Berlatih!

6.3.1 Aktivitas

6.3.2 Penugasan

6.3.3 Kriteria Penilaian

7.1 Konsep Riasan dan Busana

7.1.1 Kaidah Tata Rias

7.1.2 Kaidah Tata Busana

7.2 Bidan Kerja Tata Rias dan Tata

Busana

7.2.1 Wilayah Kerja Tata Rias

7.2.2 Desain Tata Rias Drama Realis

7.2.3 Wilayah Kerja Tata Busana

7.2.4 Desain Tata Busana Drama Realis

7.3 Mari Berlatih!

7.3.1 Aktivitas

7.3.2 Penugasan

7.3.3 Kriteria Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

196

8.1 Proses Persiapan Pertunjukan Drama

Realis

8.1.1 Perencanaan Pertunjukan Drama

Realis

8.1.2 Pembuatan Kebutuhan

Pertunjukan Drama Realis

8.2 Pelaksanaan Pertunjukan Drama

Realis

8.2.1 Geladi Pertunjukan

8.2.2 Pelaksanaan Acara Pertunjukan

8.3 Evaluasi Pertunjukan Drama Realis

8.3.1 Menilai Proses Persiapan

Pertunjukan Drama Realis

8.3.2 Menilai Produk Pertunjukan

Drama Realis

8.4 Mari Berlatih!

8.4.1 Aktivitas

8.4.2 Penugasan

8.4.3 Kriteria Penilaian

Berdasarkan rincian isi bab tersebut, pendekatan TPACK tercermin dari

tiap bagian isi bab. Aspek content dan knowledge terangkum dalam bagian

pemaparan materi tiap bab sesuai dengan topik pembahasan tiap bab. Aspek

pedagogical terangkum dalam subbab “Mari Berlatih!” yang menunjukkan

aktivitas pembelajaran beserta penugasan dan penilaiannya. Selain itu pada bab 8,

aspek pedagogical juga dijelaskan secara umum pada tahapan penciptaan

pertunjukan dengan mencantumkan kendala dan potensi dalam pembelajaran

drama realis. Aspek technological terangkum dalam isi materi yang meliputi

penggunaan teknologi pada pertunjukan drama realis. Selain itu, aspek

technological juga terangkum dalam aktivitas dan penugasan yang memanfaatkan

penggunaan teknologi sehingga mewujudkan pembelajaran berbasis teknologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

197

Video suplemen pembelajaran merupakan media pendukung untuk

menjelaskan isi materi dalam bab buku drama. Video suplemen pembelajaran

yang disusun berupa dokumenter pemaparan pemahaman konvensi dan

pengalaman para seniman teater dalam penciptaan pertunjukan drama realis.

Video yang disusun ada sepuluh video sebagai prototipe video pembelajaran pada

beberapa bab saja dikarenakan kendala syuting di masa pandemi Covid 19

sehingga tidak memiliki akses leluasa karena pembatasan wilayah dan tidak

adanya pertunjukan. Berikut gambaran isi video suplemen pembelajaran yang

telah disusun.

Tabel 4.14 Pemetaan Video Suplemen Pembelajaran

Video Rincian Isi Video

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Penyutradaraan

Narasumber: Suharjoso S.K., M.Sn.

Durasi: 24 menit

Isi: Konsep Penyutradaraan Realis

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Keaktoran

Narasumber: Muhammad Ramdan

Durasi: 21 menit

Isi: Konsep dan Konvensi Keaktoran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

198

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Praktik Keaktoran

Narasumber: Muhammad Ramdan

dan Dama Saputri

Durasi: 6 menit

Isi: Monolog dan Asembel

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Tata Suara

Narasumber: Sambung Penumbra

Durasi: 7 menit

Isi: Kaidah dan Konvensi Tata Suara

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Tata Lampu

Narasumber: Ibnu Shohib

Durasi: 7 menit

Isi: Kaidah dan Konvensi Tata Lampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

199

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Tata Latar

Narasumber: Natalius Yuda

Durasi: 10 menit

Isi: Kaidah dan Konvensi Tata Latar

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Tata Busana

Narasumber: Binti Wasingatul

Durasi: 5 menit

Isi: Kaidah dan Konvensi Tata Busana

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Praktik Tata Busana

Narasumber: Binti Wasingatul

Durasi: 6 menit

Isi: Praktik Pemilihan Busana dan

Pergantian Busana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

200

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Tata Rias

Narasumber: Juraiz Taftazani

Durasi: 6 menit

Isi: Kaidah dan Konvensi Tata Rias

Judul: Catatan Belakang Panggung

Subjudul: Praktik Tata Rias

Narasumber: Juraiz Taftazani

Durasi: 5 menit

Isi: Praktik Riasan Tokoh

Penggunaan video suplemen pembelajaran yang digambarkan dari tabel di

atas memberikan wawasan tambahan berupa interpetasi konsep yang dijelaskan

oleh praktisi lapangan atau seniman teater. Konsep yang dipaparkan tersebut

merupakan hasil intepretasi para praktisi dengan pengalaman penerapan bidang

kerja masing-masing sehingga pemaparan konsep didasarkan pada pengalaman

empiris proses penciptaan pertunjukan. Video suplemen pembelajaran

memberikan gambaran konkrit tentang beberapa aspek penerapan dan prosedur

dari penerapan topik yang dibahas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

201

4.3.4 Hasil Analisis Data Penilaian Produk

Untuk melakukan penilaian produk buku ajar drama yang telah disusun

dan video suplemen pembelajaran drama, peneliti mengajukan penilaian kepada

para ahli sesuai spesifikasi bidang masing-masing ahli. Penilaian juga diajukan

kepada mahasiswa angkatan 2018 baik kelas A maupun kelas B yang sedang

menempunh mata kuliah Pergelaran Sastra di semester lima. Penilaian produk

tersebut dilakukan sebanyak satu kali menggunakan kuesioner digital yang

dibagikan kepada para penilai. Data penilaian yang diperoleh berupa data angka

yang berisi skor penilaian dari pernyataan yang disediakan pada kuesioner

penilaian. Berikut paparan data hasil penilaian para ahli dan mahasiswa.

Tabel 4.15 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Drama

No Pernyataan

Penilai Total

Skor

Rerata

Skor Kategori

VPP 1 VPP 2

Kelayakan Materi dalam Buku Ajar

1

Daftar materi yang

dicantumkan dalam

buku ajar telah

memenuhi kebutuhan

untuk mempelajari

pembelajaran

pertunjukan drama

realis

4 4 8 4 Sangat Baik

2

Urutan materi yang

dicantumkan dalam

buku ajar telah

memenuhi kebutuhan

untuk mempelajari

pembelajaran

pertunjukan drama

realis

4 4 8 4 Sangat Baik

3 Penjelasan pengertian,

konsep dan kaidah

pertunjukan drama

4 4 8 4 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

202

realis di dalam buku

ajar telah memenuhi

teori-teori pertunjukan

drama realis.

4

Penjelasan langkah-

langkah dan teknik

penciptaan pertunjukan

drama realis di dalam

buku ajar telah

memenuhi konvensi

pertunjukan drama

realis.

4 3 7 3,5 Sangat Baik

5

Perumusan aktivitas

mampu mencerminkan

kemampuan yang harus

dikuasai untuk

mempelajari proses

penciptaan pertunjukan

drama realis.

4 3 7 3,5 Sangat Baik

6

Perumusan penugasan

mampu mencerminkan

kemampuan yang harus

dikuasai untuk

mempelajari proses

penciptaan pertunjukan

drama realis.

4 3 7 3,5 Sangat Baik

7 Keselarasan penjabaran

materi buku ajar dengan

video suplemen

pembelajaran

4 4 8 4 Sangat Baik

Keterangan: VPP – Validator Penilaian Produk

Berdasarkan tabel 4.9, penilaian ahli bidang yang dilakukan oleh dua ahli

di bidang drama menunjukan bahwa produk buku ajar drama telah memenuhi

kriteria sangat baik secara materi (content) dan wawasan (knowledge) pertunjukan

drama realis. Akumulasi nilai dari dua penilai menunjukan rerata skor 3,78 di

rentang 3,25 < X ≤ 4,00 yang merujuk kategori sangat baik. Secara diagram,

analisis hasil penilaian yang dikategorikan berdasarkan indikator kisi-kisi (lih.

lampiran kisi-kisi instrumen penilaian produk) ditunjukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

203

A. Kelayakan Materi dalam Buku Ajar

1) Susunan Materi Drama Realis

Indikator susunan materi drama meliputi pernyataan nomor 1, 2 dan 7

dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli drama.

Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 1, skor yang diperoleh

adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua penilai pada

pernyataan nomor 2, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 7, skor yang diperoleh

adalah 4 dengan kategori sangat baik Rekapitulasi rerata dari indikator susunan

materi drama realis yaitu 4 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang dapat

ditarik dari hasil penilaian adalah susunan materi drama realis yang dicantumkan

dalam buku ajar maupun video suplemen pembelajaran telah layak dan sesuai

dengan kriteria bidang pertunjukan drama realis.

2) Penjabaran Konsep, Kaidah dan Penerapan Drama Realis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

204

Indikator penjabaran konsep, kaidah dan penerapan drama realis meliputi

pernyataan nomor 3 dan 4 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh ahli drama. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 3,

skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua

penilai pada pernyataan nomor 2, skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori

sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator penjabaran konsep, kaidah dan

penerapan drama realis yaitu 3,75 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang

dapat ditarik dari hasil penilaian adalah pemaparan konsep, kaidah dan penerapan

drama realis dalam buku ajar telah sesuai serta relevan dengan kriteria bidang

pertunjukan drama realis.

3) Rumusan Latihan untuk Mengasah Keterampilan Drama

Indikator rumusan latihan untuk mengasah keterampilan drama meliputi

pernyataan nomor 5 dan 6 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh ahli drama. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 5,

skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata

dua penilai pada pernyataan nomor 6, skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan

kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator penjabaran konsep, kaidah

dan penerapan drama realis yaitu 3,5 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang

dapat ditarik dari hasil penilaian adalah rumusan latihan untuk mengasah

keterampilan drama dalam buku ajar telah memenuhi kebutuhan dan capaian

untuk mengasah keterampilan dalam bidang pertunjukan drama realis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

205

Tabel 4.16 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Pedagogi

No Pernyataan

Penilai Rerata

Skor Kategori

VPP 3

Keselarasan Aspek Pedagogi dalam Desain RPS dan Buku Ajar

1

Deskripsi mata kuliah

Pergelaran Sastra di dalam

desain RPS telah terwujud

dalam pada penjabaran tiap

bab baik secara materi,

aktivitas, penugasan, dan

penilaian dalam buku ajar.

4 4 Sangat Baik

2

Deskripsi capaian

pembelajaran mata kuliah

Pergelaran Sastra di dalam

desain RPS telah terwujud

dalam pada penjabaran tiap

bab baik secara materi,

aktivitas, penugasan, dan

penilaian dalam buku ajar.

4 4 Sangat Baik

3

Deskripsi kompetensi

Pergelaran Sastra di dalam

desain RPS telah terwujud

dalam pada penjabaran tiap

bab baik secara materi,

aktivitas, penugasan, dan

penilaian dalam buku ajar.

4 4 Sangat Baik

4

Rincian materi di dalam

desain RPS telah terwujud

dalam penjabaran materi tiap

bab di buku ajar drama.

4 4 Sangat Baik

5

Rincian aktivitas di dalam

desain RPS telah selaras

penjabarannya dalam bagian

aktivitas pada subbab Mari

Berlatih di buku ajar drama.

4 4 Sangat Baik

6

Rincian penugasan di dalam

desain RPS telah selaras

penjabarannya dalam bagian

aktivitas pada subbab Mari

Berlatih di buku ajar drama.

4 4 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

206

7 Penugasan mengakomodasi

tingkatan HOTS pada ranah

pengetahuan yaitu C4 dan C5.

4 4 Sangat Baik

8

Penugasan mengakomodasi

tingakatan HOTS pada ranah

keterampilan baik

keterampilan motorik maupun

keterampilan abstrak yaitu P3

dan P4.

4 4 Sangat Baik

9 Penugasan mengakomodasi

tingkatan HOTS pada ranah

sikap yaitu A4 dan A5.

4 4 Sangat Baik

10

Rincian aspek penilaian di

dalam desain RPS telah

tertuang dalam bagian kriteria

penilaian pada subbab Mari

Berlatih di buku ajar drama.

4 4 Sangat Baik

11

Kriteria penilaian dalam buku

ajar telah memperinci

indikator penilaian ranah

pengetahuan tingkatan C4 dan

C5.

4 4 Sangat Baik

12

Kriteria penilaian dalam buku

ajar telah memperinci

indikator penilaian ranah

keterampilan tingkatan P3 dan

P4.

4 4 Sangat Baik

13

Kriteria penilaian dalam buku

ajar telah memperinci

indikator penilaian ranah sikap

tingkatan A4 dan A5.

4 4 Sangat Baik

Pemanfaatan Teknologi dalam Buku Ajar

14

Perumusan aktivitas buku ajar

menggunakan pemanfaatan

berbagai akses teknologi untuk

media pembelajaran.

3 3 Baik

15

Perumusan materi buku ajar

mengacu pada penggunaan

teknologi yang dibutuhkan

dalam bidang ilmu yang

dipelajari.

4 4 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

207

16

Perumusan penugasan buku

ajar mengacu pada

pemanfaatan teknologi yang

relevan untuk pengerjaan

tugas

3 3 Baik

17

Keselarasan pemanfaatan

video pembelajaran sebagai

media pembelajaran berbasis

teknologi dengan buku ajar

3 3 Baik

Keterangan: VPP – Validator Penilaian Produk

Berdasarkan tabel 4.10, penilaian ahli bidang yang dilakukan oleh satu ahli

di bidang pedagogi menunjukan bahwa produk buku ajar drama telah memenuhi

kriteria sangat baik secara sangat baik pada aspek pedagogi dan teknologi.

Akumulasi nilai penilai menunjukan rerata skor 3.8 di rentang 3,25 < X ≤ 4,00

yang merujuk kategori sangat baik. Secara diagram, analisis hasil penilaian yang

dikategorikan berdasarkan indikator kisi-kisi (lih. lampiran kisi-kisi instrumen

penilaian produk) ditunjukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

208

A. Keselarasan Aspek Pedagogi dalam Desain RPS dan Buku Ajar

1) Kesesuaian Kompetensi di RPS dengan Buku Ajar

Indikator kesesuaian kompetensi di RPS dengan buku ajar meliputi

pernyataan nomor 1, 2 dan 3 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh ahli pedagogi. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 1,

skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata

penilai pada pernyataan nomor 2, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori

sangat baik. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 3, skor yang

diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

209

kesesuaian kompetensi di RPS dengan buku ajar yaitu 4 dengan kategori sangat

baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah perincian dan

pemaparan kompetensi dari desain produk berupa RPS ke dalam produk buku ajar

telah memenuhi kriteria ideal dengan kategori sangat baik.

2) Kesesuaian Materi di RPS dengan Buku Ajar

Indikator kesesuaian materi di RPS dengan buku ajar meliputi pernyataan

nomor 4 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli

pedagogi. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 4, skor yang

diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator

kesesuaian materi di RPS dengan buku ajar yaitu 4 dengan kategori sangat baik.

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah materi yang dicantumkan

dalam buku ajar telah memenuhi kesesuaiaan dan ketepatan pada desain produk

berupa RPS.

3) Kesesuaian Aktivitas di RPS dengan Buku Ajar

Indikator kesesuaian aktivitas di RPS dengan buku ajar meliputi

pernyataan nomor 5 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk

oleh ahli pedagogi. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 5, skor

yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari

indikator kesesuaian materi di RPS dengan buku ajar yaitu 4 dengan kategori

sangat baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah aktivitas yang

dicantumkan dalam buku ajar telah memenuhi kesesuaiaan dan ketepatan pada

desain produk berupa RPS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

210

4) Kesesuaian Penugasan dan Evaluasi di RPS dengan Buku Ajar

Indikator kesesuaian penugasan dan evaluasi di RPS dengan buku ajar

meliputi pernyataan nomor 6, 7, 8, 9, 10,11, 12 dan 13 dalam pernyataan yang

tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli pedagogi. Berdasarkan rerata

penilai pada pernyataan nomor 6, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori

sangat baik. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 7, skor yang

diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata penilai pada

pernyataan nomor 8, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 9, skor yang diperoleh adalah 4

dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor

10, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata

penilai pada pernyataan nomor 11, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori

sangat baik. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 12, skor yang

diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata penilai pada

pernyataan nomor 13, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 14, skor yang diperoleh adalah

4 dengan kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator kesesuaian

penugasan dan evaluasi di RPS dengan buku ajar yaitu 4 dengan kategori sangat

baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah penugasan dan

evaluasi yang dicantumkan dalam buku ajar telah memenuhi kesesuaiaan dan

ketepatan pada desain produk berupa RPS sehingga dapat digunakan untuk

mengukur capaian pembelajaran drama dalam buku ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

211

B. Pemanfaatan Teknologi dalam Buku Ajar

1) Integrasi Teknologi dalam Aktivitas

Indikator integrasi teknologi dalam aktivitas meliputi pernyataan nomor 14

dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli pedagogi.

Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 14, skor yang diperoleh adalah

3 dengan kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator integrasi teknologi

dalam aktivitas yaitu 3 dengan kategori baik. Simpulan yang dapat ditarik dari

hasil penilaian adalah integrasi pemanfaatan teknologi telah terakomodasi dalam

rumusan aktivitas yang tertera pada buku ajar.

2) Integrasi Teknologi dalam Materi

Indikator integrasi teknologi dalam materi meliputi pernyataan nomor 15

dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli pedagogi.

Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 15, skor yang diperoleh adalah

4 dengan kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator integrasi teknologi

dalam aktivitas yaitu 3 dengan kategori baik. Simpulan yang dapat ditarik dari

hasil penilaian adalah integrasi pemanfaatan teknologi telah terwujud secara

sangat baik dalam rumusan penjelasan materi yang tertera pada buku ajar.

3) Integrasi Teknologi dalam Penugasan

Indikator integrasi teknologi dalam penugasan meliputi pernyataan nomor

16 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli

pedagogi. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 16, skor yang

diperoleh adalah 3 dengan kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator

integrasi teknologi dalam penugasan yaitu 3 dengan kategori baik. Simpulan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

212

dapat ditarik dari hasil penilaian adalah integrasi pemanfaatan teknologi telah

terakomodasi dalam rumusan penugasan yang tertera pada buku ajar.

4) Video Suplemen Pembelajaran

Indikator video suplemen pembelajaran meliputi pernyataan nomor 17

dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli pedagogi.

Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 17, skor yang diperoleh adalah

3 dengan kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator video suplemen

pembelajaran yaitu 3 dengan kategori baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil

penilaian adalah penjabaran isi pada video suplemen pembelajaran telah

memenuhi keselarasan dengan isi buku ajar drama yang disusun.

Tabel 4.17 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Bahan Ajar

No Pernyataan

Penilai Total

Skor

Rerata

Skor Kategori

VPP 5 VPP 6

Kelayakan Tata Letak dan Desain Grafis dalam Buku Ajar

1

Halaman sampul buku

ajar menarik sehingga

mengundang minat

baca bagi mahasiswa.

3 4 7 3,5 Sangat Baik

2

Komposisi tata letak

dan desain grafis buku

ajar menarik sehingga

menarik untuk dibaca

bagi mahasiswa.

4 4 8 4 Sangat Baik

3

Komposisi tata letak

dan desain grafis tidak

mengganggu substansi

buku ajar.

3 4 7 3,5 Sangat Baik

4 Penggunaan ilustrasi

gambar dan foto

4 4 8 4 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

213

membuat buku ajar

menarik untuk dibaca.

5

Penggunaan ilustrasi

gambar dan foto

menunjang penjelasan

dan pemaparan

substansi.

4 3 7 3,5 Sangat Baik

Kelayakan Materi Video Suplemen Pembelajaran

6

Susunan materi dalam

video suplemen

pembelajaran dapat

menjadi penunjang

pemaparan isi buku

ajar.

4 3 7 3,5 Sangat Baik

7

Susunan materi dalam

video suplemen

pembelajaran selaras

dengan pemaparan

teoritis dalam buku

ajar.

4 4 8 4 Sangat Baik

8

Pemaparan hal-hal

praktis dalam video

pembelajaran dapat

memberikan gambaran

praktik dalam proses

penyusunan drama

realis.

4 4 8 4 Sangat Baik

9

Kualitas gambar dan

suara baik sehingga

menarik untuk dilihat

dan disimak.

3 4 7 3,5 Sangat Baik

10

Kemasan video

suplemen pembelajaran

menarik dan dapat

membantu pemahaman

mahasiswa dalam

menggunakan buku

ajar.

4 3 7 3,5 Sangat Baik

Pemanfaatan Teknologi dalam Buku Ajar

11 Perumusan aktivitas

buku ajar menggunakan

pemanfaatan berbagai

4 3 7 3,5 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

214

akses teknologi untuk

media pembelajaran.

12

Perumusan materi buku

ajar juga mengacu pada

penggunaan teknologi

yang dibutuhkan dalam

bidang ilmu yang

dipelajari.

3 3 6 3 Baik

13

Perumusan penugasan

buku ajar juga mengacu

pada pemanfaatan

teknologi yang relevan

untuk pengerjaan tugas

4 3 7 3,5 Sangat Baik

14

Keselarasan

pemanfaatan video

pembelajaran sebagai

media pembelajaran

berbasis teknologi

dengan buku ajar

4 3 7 3,5 Sangat Baik

Keterangan: VPP – Validator Penilaian Produk

Berdasarkan tabel 4.11, penilaian ahli bidang yang dilakukan oleh dua ahli

di bidang bahan ajar menunjukan bahwa produk buku ajar drama telah memenuhi

kriteria sangat baik dan baik secara bahan ajar dalam pembelajaran (pedagogical),

pemanfaatan teknologi (technological) dan desain grafis. Akumulasi nilai dari dua

penilai menunjukan rerata skor 3,6 di rentang 3,25 < X ≤ 4,00 yang merujuk

kategori sangat baik. Secara diagram, analisis hasil penilaian yang dikategorikan

berdasarkan indikator kisi-kisi (lih. lampiran kisi-kisi instrumen penilaian produk)

ditunjukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

215

A. Kelayakan Tata Letak dan Desain Grafis dalam Buku Ajar

1) Kemenarikan Tata Letak dan Desain Grafis Buku Ajar

Indikator kemenarikan tata letak dan desain grafis buku ajar meliputi

pernyataan nomor 1, 2 dan 3 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh ahli bahan ajar. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan

nomor 1, skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori sangat baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

216

Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 2, skor yang diperoleh

adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua penilai pada

pernyataan nomor 3, skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori sangat baik.

Rekapitulasi rerata dari indikator kemenarikan tata letak dan desain grafis buku

ajar yaitu 3,7 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil

penilaian adalah tata letak dan desain grafis menarik untuk dicermati sehingga

mengundang minat dalam membaca buku ajar yang sudah disusun.

2) Penggunaan Ilustrasi Foto atau Gambar dalam Buku Ajar

Indikator penggunaan ilustrasi foto atau gambar dalam buku ajar meliputi

pernyataan nomor 4 dan 3 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh ahli bahan ajar. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan

nomor 4, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan

rerata dua penilai pada pernyataan nomor 2, skor yang diperoleh adalah 3,5

dengan kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator penggunaan

ilustrasi foto atau gambar dalam buku ajar yaitu 3,75 dengan kategori sangat baik.

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah penggunaan ilustrasi foto

dan gambar membantu pemaparan isi materi dalam buku ajar drama.

B. Kelayakan Materi Video Suplemen Pembelajaran

1) Keselarasan Materi dalam Buku Ajar dan Video Suplemen Pembelajaran

Indikator keselarasan materi dalam buku ajar dan video suplemen

pembelajaran meliputi pernyataan nomor 6, 7 dan 8 dalam pernyataan yang tertera

di instrumen penilaian produk oleh ahli bahan ajar. Berdasarkan rerata dua penilai

pada pernyataan nomor 6, skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

217

baik. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 7, skor yang

diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua penilai

pada pernyataan nomor 8, skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat

baik. Rekapitulasi rerata dari indikator keselarasan materi dalam buku ajar dan

video suplemen pembelajaran yaitu 3,8 dengan kategori sangat baik. Simpulan

yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah materi yang dipaparkan dalam buku

ajar selaras dengan video suplemen pembelajaran yang disusun sehingga

penggunaan buku ajar dapat terintegrasi dengan video suplemen pembelajaran.

2) Tampilan Video Suplemen Pembelajaran

Indikator tampilan video suplemen pembelajaran meliputi pernyataan

nomor 9 dan 10 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh

ahli bahan ajar. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 9, skor

yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua

penilai pada pernyataan nomor 10, skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori

sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator tampilan video suplemen

pembelajaran yaitu 3,5 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang dapat ditarik

dari hasil penilaian adalah tampilan video suplemen sudah layak untuk digunakan

sebagai media pembelajaran untuk melengkapi materi buku ajar.

C. Pemanfaatan Teknologi dalam Buku Ajar

1) Integrasi Teknologi dalam Aktivitas Pembelajaran

Indikator integrasi teknologi dalam aktivitas pembelajaran meliputi

pernyataan nomor 11 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh ahli bahan ajar. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

218

nomor 11, skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori sangat baik.

Rekapitulasi rerata dari indikator integrasi teknologi dalam aktivitas pembelajaran

yaitu 3,5 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil

penilaian adalah aktivitas pembelajaran yang dirumuskan dalam buku ajar sudah

mengakomodasi penggunaan teknologi baik teknologi pembelajaran maupun

teknologi dalam ruang lingkup pertunjukan drama realis.

2) Integrasi Teknologi dalam Materi Pembelajaran

Indikator integrasi teknologi dalam materi pembelajaran meliputi

pernyataan nomor 12 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh ahli bahan ajar. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan

nomor 12, skor yang diperoleh adalah 3 dengan kategori baik. Rekapitulasi rerata

dari indikator integrasi teknologi dalam materi pembelajaran yaitu 3 dengan

kategori baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah integrasi

aspek teknologi dalam materi telah mencukupi namun belum mencapai kriteria

sangat baik.

3) Integrasi Teknologi dalam Penugasan

Indikator integrasi teknologi dalam penugasan meliputi pernyataan nomor

13 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli bahan

ajar. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 13, skor yang

diperoleh adalah 3,5 dengan kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator

integrasi teknologi dalam penugasan yaitu 3,5 dengan kategori baik. Simpulan

yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah integrasi aspek teknologi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

219

penugasan yang diberikan kepada mahasiswa telah mencukupi dengan kriteria

sangat baik.

4) Penggunaan Video Suplemen Pembelajaran

Indikator penggunaan video suplemen pembelajaran meliputi pernyataan

nomor 14 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh ahli

bahan ajar. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 14, skor yang

diperoleh adalah 3,5 dengan kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator

penggunaan video suplemen pembelajaran yaitu 3,5 dengan kategori baik.

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah penggunaan video

suplemen pembelajaran telah merujuk pada penggunaan media pembelajaran

berbasis teknologi yang selaras dengan buku ajar.

Tabel 4.18 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Ahli Bahasa

No Pernyataan

Penilai Total

Skor Kategori

VPP 7

Aspek Penulisan dan Penggunaan Bahasa dalam Buku Ajar

1

Penggunaan bahasa pada

buku ajar tidak berbelit-

belit dan lugas sehingga

mempermudah dalam

penjelasan materi

3 3 Baik

2

Penggunaan bahasa pada

buku ajar sesuai dengan

tingkat dan model

penggunaan bahasa

Indonesia di lingkup

mahasiswa.

3 3 Baik

3 Penggunaan bahasa

mampu memperjelas

panduan dan instruksi

3 3 Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

220

dalam buku ajar.

4

Penggunaan bahasa dalam

buku ajar telah sesuai

dengan kaidah penulisan

buku ajar.

3 3 Baik

5

Penggunaan bahasa dalam

buku ajar telah sesuai

dengan kaidah bahasa

Indonesia yang baik dan

benar.

3 3 Baik

6

Penggunaan sistem rujukan

endnote dalam tiap bab

sudah memenuhi kriteria

penulisan rujukan.

3 3 Baik

7 Penulisan daftar pustaka

telah memenuhi kaidah

penulisan rujukan.

3 3 Baik

Keterangan: VPP – Validator Penilaian Produk

Berdasarkan tabel 4.12, penilaian ahli yang dilakukan oleh satu ahli di

bidang bahasa menunjukan bahwa produk buku ajar drama telah memenuhi

kriteria baik secara kaidah kebahasaan dan penggunaan bahasa tulis yang

digunakan pada buku ajar. Akumulasi nilai dari dua penilai menunjukan rerata

skor 3 di rentang 2,50 < X ≤ 3,25 yang merujuk kategori baik. Secara diagram,

analisis hasil penilaian yang dikategorikan berdasarkan indikator kisi-kisi (lih.

lampiran kisi-kisi instrumen penilaian produk) ditunjukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

221

A. Aspek Penullisan dan Penggunaan Bahasa dalam Buku Ajar

1) Kejelasan Penggunaan Bahasa dalam Buku Ajar

Indikator kejelasan penggunaan bahasa dalam buku ajar meliputi

pernyataan nomor 1, 2 dan 3 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh ahli bahasa. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan nomor 1,

skor yang diperoleh adalah 3 dengan kategori baik. Berdasarkan rerata dua penilai

pada pernyataan nomor 2, skor yang diperoleh adalah 3 dengan kategori baik.

Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 3, skor yang diperoleh

adalah 3 dengan kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator kejelasan

penggunaan bahasa dalam buku ajar yaitu 3 dengan kategori baik. Simpulan yang

dapat ditarik dari hasil penilaian adalah kejelasan bahasa dalam buku ajar telah

memenuhi kriteria baik sehingga bahasa tulis buku ajar dapat dipahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

222

2) Kaidah Penulisan dan Penggunaan Bahasa dalam Buku Ajar

Indikator kaidah penulisan dan penggunaan bahasa dalam buku ajar

meliputi pernyataan nomor 4 dan 5 dalam pernyataan yang tertera di instrumen

penilaian produk oleh ahli bahasa. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan

nomor 4, skor yang diperoleh adalah 3 dengan kategori baik. Berdasarkan rerata

dua penilai pada pernyataan nomor 5, skor yang diperoleh adalah 3 dengan

kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator kaidah penulisan dan penggunaan

bahasa dalam buku ajar yaitu 3 dengan kategori baik. Simpulan yang dapat ditarik

dari hasil penilaian adalah penulisan dalam buku ajar telah sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia dan kaidah penggunaan bahasa dalam buku ajar.

3) Sistem Penulisan Rujukan Daftar Pustaka

Indikator kaidah penulisan dan penggunaan bahasa dalam buku ajar

meliputi pernyataan nomor 4 dan 5 dalam pernyataan yang tertera di instrumen

penilaian produk oleh ahli bahasa. Berdasarkan rerata penilai pada pernyataan

nomor 4, skor yang diperoleh adalah 3 dengan kategori baik. Berdasarkan rerata

dua penilai pada pernyataan nomor 5, skor yang diperoleh adalah 3 dengan

kategori baik. Rekapitulasi rerata dari indikator kaidah penulisan dan penggunaan

bahasa dalam buku ajar yaitu 3 dengan kategori baik. Simpulan yang dapat ditarik

dari hasil penilaian adalah penulisan dalam buku ajar telah sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia dan kaidah penggunaan bahasa dalam buku ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

223

Tabel 4.19 Rekapitulasi Penilaian Produk oleh Mahasiswa

No Pernyataan

Penilai

Total

Skor

Rerata

Skor Kategori

V

P

M

1

V

P

M

2

V

P

M

3

V

P

M

4

V

P

M

5

V

P

M

6

V

P

M

7

V

P

M

8

V

P

M

9

V

P

M

10

Kelayakan Materi dalam Buku Ajar

1

Penjelasan

pengertian, konsep

dan kaidah

pertunjukan drama

realis di dalam buku

ajar mudah untuk

dimengerti

4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 36 3,6 Sangat

Baik

2

Penjelasan langkah-

langkah dan teknik

penciptaan

pertunjukan drama

realis di dalam buku

ajar mudah untuk

dimengerti

4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 36 3,6 Sangat

Baik

3

Perumusan aktivitas

menarik dan mampu

mengasah

kemampuan yang

harus dikuasai untuk

menciptakan

pertunjukan drama

realis.

4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 35 3,5 Sangat

Baik

4

Perumusan tugas di

subbab Mari

Berlatih!

memungkinkan untuk

dilaksanakan dan

dikerjakan oleh

mahasiswa

3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 34 3,4 Sangat

Baik

Aspek Penulis4an dan Penggunaan Bahasa dalam Buku Ajar

5

Penggunaan bahasa

pada buku ajar tidak

berbelit-belit dan

lugas sehingga

mempermudah dalam

penjelasan materi

4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 35 3,5 Sangat

Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

224

6

Penggunaan bahasa

mampu memperjelas

panduan dan instruksi

dalam buku ajar.

4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 37 3,7 Sangat

Baik

Kelayakan Tata Letak dan Desain Grafis dalam Buku Ajar

7

Halaman sampul

buku ajar menarik

sehingga

mengundang minat

baca bagi mahasiswa.

3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 21 2,1 Tidak

Baik

8

Komposisi tata letak

dan desain grafis

buku ajar menarik

sehingga menarik

untuk dibaca bagi

mahasiswa.

4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat

Baik

9

Komposisi tata letak

dan desain grafis

tidak mengganggu

substansi buku ajar.

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 Sangat

Baik

10

Penggunaan ilustrasi

gambar dan foto

membuat buku ajar

menarik untuk

dibaca.

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 Sangat

Baik

11

Penggunaan ilustrasi

gambar dan foto

menunjang

penjelasan dan

pemaparan substansi.

4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat

Baik

Kelayakan Materi Video Suplemen Pembelajaran

12

Susunan materi

dalam video

suplemen

pembelajaran dapat

menjadi penunjang

pemaparan isi buku

ajar.

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 3,9 Sangat

Baik

13 Susunan materi

dalam video

4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38 3,8 Sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

225

suplemen

pembelajaran selaras

dengan pemaparan

teoritis dalam buku

ajar.

Baik

14

Pemaparan hal-hal

praktis dalam video

pembelajaran dapat

memberikan

gambaran praktik

dalam proses

penyusunan drama

realis.

4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 38 3,8 Sangat

Baik

15

Kualitas gambar dan

suara baik sehingga

menarik untuk dilihat

dan disimak.

3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 34 3,4 Sangat

Baik

16

Kemasan video

suplemen

pembelajaran

menarik dan dapat

membantu

pemahaman

mahasiswa dalam

menggunakan buku

ajar.

4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat

Baik

Keterangan: VPM – Validasi Penilaian Mahasiswa

Berdasarkan tabel 4.13, penilaian mahasiswa dilakukan oleh sepuluh

mahasiswa prodi PBSI USD angkatan 2018 yang sedang menempuh mata kuliah

Pergelaran Sastra di semester 5 tahun ajaran 2020/2021. Akumulasi nilai dari

penilaian mahasiswa menunjukan rerata skor 3,66 di rentang 3,25 < X ≤ 4,00 yang

merujuk kategori sangat baik. Secara diagram, analisis hasil penilaian yang

dikategorikan berdasarkan indikator kisi-kisi (lih. lampiran kisi-kisi instrumen

penilaian produk) ditunjukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

226

3,6

3,5

3,4

3,5

3,3

3,9

3,8

3,6

3 3,2 3,4 3,6 3,8 4

PENJABARAN MATERI DALAM BUKU AJAR

AKTIVITAS DALAM BUKU

AJA

PENUGASAN DALAM BUKU AJAR

PENGGUNAAN BAHASA DALAM BUKU AJAR

KEMENARIKAN TATA LETAK

DAN DESAIN GRAFIS BUKU AJAR

PENGGUNAAN ILUSTRASI

FOTO ATAU GAMBAR DALAM BUKU AJAR

ISI MATERI DALAM VIDEO SUPLEMEN

PEMBELAJARAN

TAMPILAN VIDEO SUPLEMEN

PEMBELAJARAN

Diagram 4.5 Rekapitulasi Penilaian Mahasiswa

Rekapitulasi Rerata Skor Berdasarkan Indikator

A. Kelayakan Materi dalam Buku Ajar

1) Penjabaran Materi dalam Buku Ajar

Indikator penjabaran materi dalam buku ajar meliputi pernyataan nomor 1

dan 2 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh

mahasiswa. Berdasarkan rerata penilaian pada pernyataan nomor 1, skor yang

diperoleh adalah 3,6 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua penilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

227

pada pernyataan nomor 2, skor yang diperoleh adalah 3,6 dengan kategori sangat

baik. Rekapitulasi rerata dari indikator penjabaran materi dalam buku ajar yaitu

3,6 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian

adalah penjelasan materi berupa pengertian, kaidah, konvensi dan prosedur

pertunjukan drama realis dapat dipahami oleh mahasiswa.

2) Aktivitas dalam Buku Ajar

Indikator penjabaran aktivitas dalam buku ajar meliputi pernyataan nomor

3 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh mahasiswa.

Berdasarkan rerata penilaian pada pernyataan nomor 3, skor yang diperoleh

adalah 3,5 dengan kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator

penjabaran aktivitas dalam buku ajar yaitu 3,3 dengan kategori sangat baik.

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah perumusan aktivitas untuk

melatih kemampuan dalam konteks pertunjukan drama realis dapat meningkatkan

keterampilan mahasiswa.

3) Penugasan dalam Buku Ajar

Indikator penjabaran penugasan dalam buku ajar meliputi pernyataan

nomor 4 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk oleh

mahasiswa. Berdasarkan rerata penilaian pada pernyataan nomor 4, skor yang

diperoleh adalah 3,4 dengan kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari

indikator penjabaran penugasan dalam buku ajar yaitu 3,4 dengan kategori sangat

baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah rumusan penugasan

dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang pertunjukan drama

realis dan penugasan dapat dilaksanakan oleh mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

228

B. Aspek Penulisan dan Penggunaan Bahasa dalam Buku Ajar

1) Penggunaan Bahasa dalam Buku Ajar

Indikator penjabaran penggunaan bahasa dalam buku ajar meliputi

pernyataan nomor 5 dan 6 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh mahasiswa. Berdasarkan rerata penilaian pada pernyataan nomor 5,

skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata

dua penilai pada pernyataan nomor 6, skor yang diperoleh adalah 3,7 dengan

kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator penggunaan bahasa dalam

buku ajar yaitu 3,6 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang dapat ditarik dari

hasil penilaian adalah penggunaan bahasa tulis dalam buku ajar dapat dipahami

secara jelas oleh mahasiswa.

C. Kelayakan Tata Letak dan Desain Grafis dalam Buku Ajar

1) Kemenarikan Tata Letak dan Desain Grafis Buku Ajar

Indikator kemenarikan tata letak dan desain grafis buku ajar meliputi

pernyataan nomor 7, 8 dan 9 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh mahasiswa. Berdasarkan rerata penilaian pada pernyataan nomor 7,

skor yang diperoleh adalah 2,1 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata

dua penilai pada pernyataan nomor 8, skor yang diperoleh adalah 3,8 dengan

kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 9,

skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Rekapitulasi rerata dari

indikator penjabaran materi dalam buku ajar yaitu 3,6 dengan kategori sangat

baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penilaian adalah tata letak dan desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

229

grafis menarik dan mendukung pemaparan materi buku ajar secara umum namun

pada bagian halaman sampul dianggap kurang menarik oleh mahasiswa.

2) Penggunaan Ilustrasi Foto atau Gambar dalam Buku Ajar

Indikator penggunaan ilustrasi foto atau gambar dalam buku ajar meliputi

pernyataan nomor 10 dan 11 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian

produk oleh mahasiswa. Berdasarkan rerata penilaian pada pernyataan nomor 10,

skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua

penilai pada pernyataan nomor 11, skor yang diperoleh adalah 3,8 dengan kategori

sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator penggunaan ilustrasi foto atau

gambar dalam buku ajar yaitu 3,9 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang

dapat ditarik dari hasil penilaian adalah pemanfaatan foto dan gambar dapat

membantu menjelaskan isi materi yang relevan dalam buku ajar dan membuat

buku ajar menjadi menarik untuk dibaca.

D. Kelayakan Materi Video Suplemen Pembelajaran

1) Isi Materi dalam Video Suplemen Pembelajaran

Indikator isi materi dalam video suplemen pembelajaran meliputi

pernyataan nomor 12, 13 dan 14 dalam pernyataan yang tertera di instrumen

penilaian produk oleh mahasiswa. Berdasarkan rerata penilaian pada pernyataan

nomor 12, skor yang diperoleh adalah 3,9 dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan rerata dua penilai pada pernyataan nomor 13, skor yang diperoleh

adalah 3,8 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua penilai pada

pernyataan nomor 14, skor yang diperoleh adalah 3,8 dengan kategori sangat baik.

Rekapitulasi rerata dari indikator isi materi dalam video suplemen pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

230

yaitu 3,8 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil

penilaian adalah isi materi dalam video suplemen pembelajaran dapat membantu

penjabaran materi di buku ajar dan melengkapi pemahaman mahasiswa tentang

pertunjukan drama realis.

2) Tampilan Video Suplemen Pembelajaran

Indikator tampilan video suplemen pembelajaran meliputi pernyataan

nomor 15 dan 16 dalam pernyataan yang tertera di instrumen penilaian produk

oleh mahasiswa. Berdasarkan rerata penilaian pada pernyataan nomor 15, skor

yang diperoleh adalah 3,4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata dua

penilai pada pernyataan nomor 16, skor yang diperoleh adalah 3,8 dengan kategori

sangat baik. Rekapitulasi rerata dari indikator tampilan video suplemen

pembelajaran yaitu 3,6 dengan kategori sangat baik. Simpulan yang dapat ditarik

dari hasil penilaian adalah tampilan video dan kemasan video secara teknis

sinematografi dapat disimak dengan sangat baik serta membantu pemahaman

materi dalam buku ajar.

4.4 Revisi Produk

Revisi produk merupakan tahapan lanjutan setelah melalui penilain produk

yang meliputi buku ajar drama maupun video suplemen pembelajaran. Revisi

produk ditentukan dari hasil rekapitulasi skor yang ditemukan melalui penialain

ahli dan mahasiswa Berdasarkan hasil rekapitulasi keseluruhan penilaian ahli dan

penilaian mahasiswa, data yang ditemukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

231

Tabel 4.20 Rekapitulasi Keseluruhan Hasil Penilaian Produk

No. Validator

Akumulasi

Nilai

Validasi

Kategori

1. Ahli pedagogi 3.62 Sangat Baik

2. Ahli drama 3.75 Sangat Baik

3. Ahli bahan ajar 3.53 Sangat Baik

4. Ahli bahasa 3 Baik

5. Mahasiswa 3.57 Sangat Baik

Jumlah 17.47

Rata-rata 3.49 Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.14, hasil rekapitulasi kesuluruhan hasil penialaian

adalah 3.49 dengan kategori sangat baik pada rentang 3,25 < X ≤ 4,00. Melalui

hasil yang diperoleh, produk yang disusun baik buku ajar drama maupun video

suplemen pembelajaran telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga tidak

membutuhkan revisi produk baik secara kemasan tampilan, susunan materi,

penerapan pendekatan TPACK dan kaidah penulisan buku ajar. Produk telah

dianggap mampu untuk memberikan pemahaman tentang penciptaan pertunjukan

yang diterapkan sebagai pembelajaran drama di program studi PBSI sebagai

persiapan kualifikasi calon guru bahasa Indonesia.

Catatan yang perlu diperhatikan terdapat pada penilaian tentang

kemenarikan halaman sampul depan. Pada validasi mahasiswa di pernyataan

sampul depan skor yang diperoleh 2,1 dengan kategori tidak baik namun pada

validasi ahli bahan ajar di pernyataan sampul depan skor yang diperoleh 3,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

232

dengan kategori sangat baik. Perbedaan penilaian tersebut ditanggapi peneliti

dengan melakukan revisi halaman sampul depan karena sasaran penggunaan

produk mengacu pada mahasiswa sehingga perlu mengikuti selera mahasiswa.

Tabel 4.21 Revisi Sampul Buku Ajar Drama

Bentuk Revisi Sampul Depan

Sampul Depan Buku

Ajar Drama Sebelum

Diperbaiki

Sampul Depan Buku

Ajar Drama Setelah

Diperbaiki

Perbaikan konsep sampul yang dilakukan yaitu mengubah konsep gambar

sketsa yang digunakan pada sampul pertama dan menggantinya dengan konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

233

penggunaan foto pada sampul yang sudah mengalami perbaikan. Foto yang

digunakan merupakan bentuk foto dokumentasi pertunjukan drama realis dari

naskah “Ketika Hujan Bercerita di antara Kita” yang ditulis dan disutradarai oleh

Judha Jiwangga serta dipentaskan tahun 2017 di Yogyakarta. Penggunaan foto

diharapkan dapat memberikan gambaran konkrit mengenai bentuk drama yang

menjadi fokus materi dalam buku ajar. Selain itu, pemilihan jenis huruf

menggunakan jenis huruf yang bergaya santai sehingga menarik bagi target

pembaca yaitu mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

234

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari tahapan analisis

kebutuhan hingga revisi produk, simpulan penelitian terhadap pengembangan

“Buku Ajar Drama Berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge

untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia” dapat

dijabarkan sebagai berikut.

a) Hasil analisis kebutuhan menunjukan bahwa diperlukan penyesuaian materi

drama yang relevan untuk pembelajaran bahasa Indonesia baik secara

substansi materi, aktivitas pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan luaran.

Hal tersebut mengacu dari kebutuhan pembelajaran drama di sekolah

menengah dan visi misi program studi untuk mempersiapkan calon guru mata

pelajaran bahasa Indonesia. Penyesuaian tersebut harus mempertimbangkan

bahwa pembelajaran drama di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia (PBSI) hanya mengutamakan pada penguasaan konsep dasar dan

pemahaman umum untuk memunculkan sikap apresitaif terhadap karya

drama serta pengalaman praktik drama. Kualifikasi capaian pembelajaran

perlu dibedakan dengan jurusan yang berfokus pada seni pertunjukan

sehingga pada program studi PBSI tidak menuntut profesionalitas bidang seni

seni pertunjukan dan capaian estetika yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis

kebutuhan yang dilakukan, karakteristik mata kuliah Pergelaran Sastra

berorientasi pada praktik penciptaan pertunjukan. Dengan fokus utama yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

235

tertuang dalam karakteristik mata kuliah Pergelaran Sastra, bentuk

pertunjukan yang dipilih adalah pertunjukan drama realis. Pertunjukan drama

realis dinilai mampu memberikan dasar penciptaan pertunjukan karena

konvensi dan bentuk estetika drama realis mengadaptasi konvensi baku, logis

dan sistematis dalam perumusan artistik pertunjukan. Maka dari itu,

penyesuaian capaian pembelajaran, materi pembelajaran, aktivitas

pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan kriteria visi

misi prodi PBSI dengan fokus materi pertunjukan drama realis yang dianggap

tepat untuk memberikan pemahaman dasar tentang pertunjukan drama.

b) Desain produk yang disusun berupa RPS dan RTP mata kuliah Pergelaran

Sastra telah mencakup pemberian konsep dasar drama dalam tiga ranah

pembelajaran yang meliputi pengetahuan tentang pertunjukan drama realis,

sikap dalam proses penciptaan pertunjukan drama, dan keterampilan aplikatif

dalam pertunjukan drama. Selain itu, RPS dan RTP memuat komponen

pembelajaran yang rinci sehingga dapat menjadi kerangka dari implementasi

materi, aktivitas, penugasan dan penilaian dalam buku ajar. Konsep integrasi

teknologi juga terangkum dalam desain yang meliputi teknologi pembelajaran

pada media pembelajaran yang digunakan dan teknologi untuk penciptaan

pertunjukan drama realis pada substansi materi pertunjukan drama realis.

Berdasarkan rekapitulasi keseluruhan hasil penilaian oleh ahli, desain produk

yang terdiri RPS dan RTP mendapatkan kategori setuju atau layak dengan

skor 0,72 pada rentang 0.5 < �̅�⩽ 1. Maka dari itu, desain produk yang

disusun tersebut dianggap layak untuk menjadi desain penyusunan produk

dengan mempertimbangkan catatan-catatan perbaikan oleh para penilai ahli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

236

c) Produk yang disusun meliputi dua bentuk dengan produk utama yaitu buku

ajar pertunjukan drama realis dan produk sekunder yaitu video suplemen

pembelajaran. Buku ajar drama yang disusun mencakup materi yang

mencerminkan prosedur penciptaan pertunjukan drama realis. Materi yang

dicantumkan terdiri dari 1) dramaturgi realis, 2) penyutradaraan realis, 3)

organisasi pertunjukan, 4) keaktoran, 5) tata suara, 6) tata cahaya dan tata

latar, 7) tata rias dan tata busana, 8) dinamika pertunjukan drama realis.

Video suplemen pembelajaran yang disusun terdiri dari sepuluh video dengan

model penjelasan praktis dari para seniman teater. Video suplemen terbagi

menjadi dua penjelasan utama yaitu penjelasan mengenai konvensi

pertunjukan drama realis dan contoh aplikasi pada tiap bidang pertunjukan

yang diberikan oleh para praktisi bidang teater. Berdasarkan rekapitulasi

keseluruhan hasil penilaian baik penilaian ahli maupun penilaian mahasiswa,

produk yang terdiri dari buku ajar drama dan video suplemen pembelajaran

mendapatkan kategori sangat baik dengan skor 3,49 pada rentang 3,25 < X ≤

4,00. Maka dari itu, produk yang disusun tersebut dianggap layak untuk

menjadi bahan ajar yang berorientasi pada pembelajaran praktik drama

dengan pendekatan TPACK.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari tahapan analisis

kebutuhan hingga revisi produk, simpulan penelitian terhadap penelitian

pengembangan “Buku Ajar Drama Berbasis Technological Pedagogical Content

Knowledge untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia” dapat dijabarkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

237

a) Untuk pengembangan pembelajaran drama berbasis TPACK, model dan

materi pembelajaran perlu dikembangakan lagi pada bidang yang lebih

bersifat teknis seperti penyutradaraan, keaktoran, organisasi pertunjukan,

bidang artistik panggung. Perumusan model dan materi pembelajaran drama

berbasis TPACK tersebut diarahkan pada perumusan penggunaan pertunjukan

drama dalam koridor pendidikan yang tentu saja membutuhkan modifikasi

sesuai capaian pembelajaran yang diharapkan. Selain itu, perincian materi

drama berbasis TPACK yang rinci tersebut dapat menjabarkan kebutuhan

piranti teknologi, prosedur kerja yang rinci, pemanfaatan material dan teknik

penggarapan sehingga dapat menjadi panduan belajar yang konkrit.

b) Berdasarkan hasil penelitian pengembangan buku ajar drama yang dilakukan,

penelitian lanjutan diperlukan untuk mengembangkan model pembelajaran

drama dan bahan ajar drama yang lebih spesifik. Hal tersebut mengacu pada

hasil penelitian yang dilakukan masih mengacu pada pemberian konsep

umum dan materi dasar tentang elemen-elemen artistik panggung sehingga

dibutuhkan penelitian lanjutan yang dapat memerinci kebutuhan

pembelajaran drama. Pengembangan model pembelajaran mengacu pada

perumusan aktivitas pembelajaran dan model evaluasi pembelajaran pada

materi praktik drama. Pengembangan bahan ajar drama yang lebih spesifik

mengacu pada perincian teknik-teknik yang mendasar untuk kebutuhan

pembelajaran institusi pendidikan nonjurusan seni sehingga dapat menjadi

referensi pembelajaran drama yang umum.

c) Penggunaan produk berupa buku ajar pertunjukan drama realis dan video

suplemen pembelajaran perlu diintegrasikan dengan desain pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

238

karena susunan materi, aktivitas, penugasan dan penilaian telah diurutkan

sesuai dengan tahapan kerja penciptaan pertunjukan drama realis. Durasi

yang dibutuhkan untuk pembelajaran adalah 6 bulan dengan 16 kali

pertemuan yang telah mencakup peletakan ujian tengah semester dan ujian

akhir semester. Untuk pengayaan materi, latihan dapat dilakukan di luar kelas

sebagai bentuk belajar mandiri mahasiswa karena pertunjukan drama

membutuhkan latihan yang intens. Jika terdapat fasilitas yang memadahi,

pembelajaran teknis artistik seperti tata suara, tata lampu, tata latar, tata

cahaya, tata rias, dan tata busana dapat diacukan pada praktik penggunaan

alat untuk menciptakan bentuk artistik pada pertunjukan drama. Jika tidak ada

fasilitas yang mendukung, pembelajaran teknis artistik dapat diarahkan pada

penyusunan desain sehingga membantu untuk memahami konsep dasar dan

kerangka prosedur penciptaan yang dapat membantu mahasiswa ketika

penerapan pertunjukan drama.

d) Untuk dosen yang menggunakan buku ajar dalam perkuliahan Pergelaran

Sastra, pengajar perlu memahami drama dari segi konsep pengetahuan dalam

pertunjukan drama realis, sikap-sikap yang diperlukan dalam menjalani

proses pertunjukan drama realis dan juga keterampilan aplikatif secara umum

pada bidang produksi maupun artistik pertunjukan drama realis. Pengajar juga

diharapkan memiliki wawasan tentang teknologi yang sering digunakan

dalam pembelajaran drama dan teknologi dalam pertunjukan drama sehingga

dapat mendampingi secara konsep maupun praktik pada mahasiswa.

e) Untuk mahasiswa yang menggunakan buku ajar dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra, mahasiswa perlu membangun pemahaman bahwa drama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

239

memiliki dua wujud yang integratif yaitu drama sebagai sastra dan drama

sebagai pertunjukan. Pemahaman tersebut membantu mahasiswa untuk

menyinergikan pemahaman teoritis yang telah didapat dalam mata kuliah

yang relevan seperti teori sastra dan sejarah sastra sehingga membantu

praktik pertunjukan drama yang diakomodasi buku ajar drama pada mata

kuliah Pergelaran Sastra. Selain itu, mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk

melakukan pengayaan dalam bentuk eksplorasi dan latihan mandiri dalam

mengasah keterampilan pertunjukan drama yang telah dipandu pada buku ajar

drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

240

DAFTAR PUSTAKA

Achdiyat, Maman, dkk. 2017. Evaluasi Dalam Pembelajaran. Tangerang: Pustaka

Mandiri.

Akdag, Nazmiye. & Tutkun, Omer Faruk. 2010. “The Effect of Drama Method on

Achievement Level in English Teaching: Knowledge, Comprehension and

Application Levels”. International Journal of Human Sciences. Vol.7 Issue. 1.

Amarullah, A.K & Rachmawaty, Noor. (2020). Exploring Students’ Experience in

Project Based Drama Learnig and Their Perception on Their Speaking

Anxiety. Advances in Social Science, Education and Humanities Research,

volume 432.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. (2014). Capaian

Pembelajaran dan Standar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia.

Azis, Sitti Aida. 2018. “Aplikasi Problem Based Learning dalam Pembelajaran

Drama”.

Barranger, Milly S. 1993. Understanding Plays (2ed.). Massachusetts: Ally &

Bacon A Division of Simon & Schuster, Inc.

Batdi, Veli & Batdi, Hacer. 2015. “Effect of Creative Drama on Academic

Achievement: A Meta-analytic and Thematic Analysis”. Education Sciences:

Theory and Practices, 2015 December, 15 (6), hal. 1459-1470.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

241

Berry, Amanda; Depaepe, Fien; & van Driel, Jan. 2016. Technological

pedagogical content knowledge in Teacher Education. Springer.

Brockett, Oscar G. 1964. The Theatre: An Introduction. USA: Holt, Rinehart, and

Winston Inc.

Borg & Gall. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman

Inc.

Bowel, Pamela & Heap, Brian S. 2013. Planning Process Drama: Enriching

Teaching and Learning. Routledge: New York.

Cameron, Kenneth M & Hoffman, Theodore J. C. (1974). A Guide to Theatre

Study (2ed.). USA: Macmillan Publishing Co. Inc.

Cam, Sumeyye Sefika. & Koc, Gurcu Erdamar. (2019). Technological

Pedagogical Content Knowledge Practices in Higher Education: First

Impressions of Preservice Teachers. Technology, Knowledge and Learning:

Springer Nature B.V.

Cohen, Robert. 2011. Theatre 9th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:

Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional

Dewojati, Cahyaningrum. 2012. Drama: Sejarah, Teori, dan Penerapannya.

Yogyakarta: Javakarya Media.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

242

Ekawati, Anita Dewi. 2020. “Penerapan Metode Total Physical Response (TPR)

dalam Pengajaran Bahasa Inggris di TK”. E-DIMAS: Jurnal Pengabdian

Kepada Masyarakat. Volume 11, Nomor 1, Maret 2020.

Fitria Wahyu Pinilih, Rini Budiharti, Elvin Yusliana Ekawati. 2013.

“PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PRODUK PADA

PEMBELAJARAN IPA UNTUK SISWA SMP”. Jurnal Pendidikan Fisika (2013)

Vol.1 No.2 halaman 23-27

Gothberg, Martin, Bjorck, Cecilia & Makitalo, Asa. 2018. “From Drama Text to

Stage Text: Transitions of Text Understanding in A Student Theatre

Production”. Mind, Culture, and Activity 25:3, hal. 247-262.

Harymawan, RMA. 1988. Dramaturgi. Bandung: Rosda Offset.

Kernodle, George R. 1961. The Invitation to The Theatre. New York: Harcourt,

Brace, & World.

Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mishra, Punya, & Koehler, Matthew J. 2006. “Technological Pedagogical Content

Knowledge: A framework for Teacher Knowledge”. Teacher Knowledge

Record, vol 108, no. 6, June 2006, hal. 1017-1054.

Nuninsari, Dessi Fajarika. Sutopo, Djoko. & Bharati, Dwi Anggani. 2020. “The

Implementation of Project Based Learning Strategy in Teaching Spoken

English”. English Educational Journal, UNNES. Vol. 10. No. 1.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

243

Nurgiyantoro, Burhan. 2004. “Penilaian Pembelajaran Sastra Berbasis

Kompetensi”. DIKSI. Vol. 11. No. 1. Januari 2004.

Prastowo, Andi. 2018. Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar: Teori dan

Aplikasinya di Sekolah/ Madrasah. Depok: Prenadamedia Group.

Rendra. 1993. Seni Drama untuk Remaja. Jakarta: Pustaka Jaya.

Satoto, Prof. Dr. H. Soediro. (2012). Analisis Drama dan Teater Bagian 1.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Massachusetts:

Allyn and Bacon.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif, Penelitian

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyorini, Haryati. (2020). Pembelajaran Berbasi Projek (Project Based

Learning) pada Pengajaran English Drama Appreciation dengan

Menggunakan Media Pementasan Drama Berbahasa Inggris Sangkuriang.

LITE: jurnal bahasa, sastra, dan budaya Vol. 16. No.1.

Suwandi, Sarwiji. 2010. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma

Pustaka.

Taufina. 2009. “Authentic Assesment dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas Rendah SD”. Pedagogi, IX(1) 113-120.

Troyan, Francis J.; Cammarata, Laurent; & Martel, Jason. 2017. “Integration

PCK: Modeling the Knowledge(s) Underlying a World Language Teacher’s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

244

Implementation of CBI”. Foreign Language Annals, vol 50, no.2, hal 458-

476.

Wajdi, Fathullah. 2017. “Implementasi Project Based Learning (PBL) dan

Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Drama Indonesia”. Jurnal Pendidikan

Bahasa dan Sastra, Volume 17, No. 1, April 2017, hal. 81-97.

Weltsek, Gustave J. 2018. “Theatre Programs in Community Colleges: A Policy

for Equity”. Arts Education Policy Review (2018), hal. 1-9.

Whiting, Frank M. 1961. An Introduction to The Theatre. New York: Harper &

Row Publisher.

Widodo, Handoyo Puji. 2005. “Teaching Children Using a Total Physical

Response (TPR) Method: Rethinking”. Bahasa dan Seni, Tahun 33, Nomor 2,

Agustus 2005, hal. 235-248.

Widoyoko, S. & Putro, Eko. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zainul, Asmawi. 2005. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

245

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

246

ANALISIS KEBUTUHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

247

PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

Oleh:

J.B. Judha Jiwangga, S.Pd.

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

INSTRUMEN Wawancara Dosen Ahli

Jurusan Teater, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

248

Wawancara Dosen Ahli

Nama : Rukman Rosadi, M.Sn.

Universitas : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Fakultas : Fakultas Seni Pertunjukan

Program Studi : Jurusan Teater

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

A. Pembelajaran Drama di Perguruan Tinggi

1.

Apa sajakah aspek dan kemampuan

yang perlu dikuasai oleh mahasiswa

ketika belajar mengenai drama?

Drama memiliki banyak sekali bentuknya, ada

drama klasik, eksistensialis, kontemporer, dll.

Menurut saya yang paling baik digunakan dalam

pembelajaran drama adalah yang dilakukan oleh

generasi realisme untuk untuk dilakukan baik di

SMA maupun di perkuliahan mahasiswa, Apakah

itu mahasiswa seni atau mahasiswa non-seni.

Yang akan dilakukan nanti di luar realism itu

nanti ketika jadi seniman aja karena melalui

realisme, kita akan belajar tentang bagaimana

menyusun logika yang benar kemudian,

bagaimana menyusun secara sistematik pemetaan

dan objektivitas tinggi yang harus dicapai di

dalam pelaksanaannya. Kalau sejak awal

diberikan kebebasan interpretasi dan kebebasan

untuk berkreasi menurut subjektivitasnya akan

menjadi kacau karena logikanya belum benar

tetapi pemahamannya sudah lompat ke arah yang

tidak punya dasar. Jadi, mengapa saya sarankan

untuk mempelajari realism dulu karena ada dasar

logika yang dipakai di sana. Dan di sana ada ilmu

bantu yang establish salah satunya psikologi

menjadi ilmu bantu karena kita di drama itu akan

ngomongin tentang manusia maka harus punya

ilmu bantu yang jelas tidak tidak ngarang atau

asal membuat. Dramaturgi realism menjadi hal

yang paling bisa dipertanggungjawabkan

bersama-sama, bahkan analisisnya,

pemaknaannya, dan penafsirannya.

2. Apa sajakah aspek dan kemampuan

yang diperlukan oleh mahasiswa

Naskah drama yang dipelajari juga menggunakan

naskah drama realisme karena drama realis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

249

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

untuk memahami suatu naskah

drama?

plotnya pasti maju tidak mundur dan semua

peristiwa-peristiwa di dalam drama realis itu

selalu mengandung unsur kausalitas, sebab akibat.

Jadi tujuan utamanya dalam mempelajari naskah

drama realis adalah mencapai objektivitas

tertinggi melalui unsur-unsur dramatiknya.

3. Apa sajakah aspek dan kemampuan

yang diperlukan oleh mahasiswa

untuk menciptakan suatu

pementasan drama?

Yang pertama harus diketahui adalah unsur-unsur

yang ada di dalam sebuah karya drama, apa saja

yang ada di sana. Ada sutradara ,ada pemain, ada

musik dan seluruh kerabat kerja yang terlibat

dalam proses penciptaan. Tetapi yang paling

penting adalah bagaimana cara sutradara

memberikan pemahaman yang seimbang.

Pemahaman yang memadai secara bersama untuk

berangkat dengan pondasi yang sama dan itu

harus dimulai dengan proses menganalisa naskah,

memahami naskah bersama agar menjadi

penafsiran yang berimbang. Berimbang ini belum

tentu hanya dari sutradara aja tapi bagaimana

seluruh perangkat yang ada di sana membuat

penafsiran atas teks. Keberimbangan itu dulu

yang harus dicapai meskipun di awal tidak tahu

apa-apa tapi tujuannya adalah mencari kebenaran

bersama mencari kebenaran awal sehingga

kerjanya harus dipahami bersama-sama. Jadi,

analisa struktur dan tekstur naskah drama menjadi

hal yang mendasar. Saya mengumpamakan proses

penciptaan karya drama itu, 30% adalah membaca

naskah untuk memahami secara utuh dan 70%

adalah eksekusi menjadi bentuk riil berdasarkan

dari proses pembacaan naskah itu. Jadi ada tafsir

dan wujud tafsir.

4. Bagaimana cara anda memetakan

materi drama yang hendak diajarkan

pada mahasiswa?

Di awal, proses memahami sebuah hakikat suatu

materi, lalu apa saja yang dibutuhkan pada ranah

kerja yang dilakukan. Proses selanjutnya adalah

proses melatihkan hakikat materi-materi tersebut

dalam teknik-teknik implementasi drama secara

individu. Kadang analisis dan pemahamannya

bagus, tetapi pembelajar belum bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

250

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

mempraktikannya. Tahap selanjutnya adalah

proses penerapan teknik secara komunal karena

kerja drama itu asamble dan kolektif. Tahap akhir

kemudian pembelajar menerapkan segala proses

pembelajarnya dalam suatu karya.

5. Bagaimana cara anda merumuskan

bentuk aktivitas pembelajaran

drama pada mahasiswa?

Yang pertama adalah perlu melihat kebutuhan,

entah itu kebutuhan naskah drama yang akan

dimainkan atau kebutuhan dasar yang diperlukan

dalam menciptakan karya drama. Setelah itu,

kebutuhan itu dijabarkan menjadi aktivitas-

aktivitas latihan mengasah teknik berdasarkan

tujuan kemampuan yang diinginkan. Sekali lagi,

seluruh aktivitas dalam pembelajaran drama

diarahakan pada aktivitas manusia pada

keseharian karena drama selalu bersinggungan

dengan peristiwa hidup manusia. Tujuannya untuk

memperkaya motif dan referen yang akan

digunakan dalam drama. Jadi ada tahapan di

mana, pemebelajar itu akan menirukan dan

bereksplorasi. Jadi pengajarnya harus bisa

mengajarkan dan arahan sehingga pengajar tidak

hanya menyuruh. Pengajar harus bisa

mempraktikan sehingga pengajar bisa

memberikan solusi ketika pembelajar menemukan

masalah.

6. Bagaimana cara anda mengukur

kemampuan dan capaian mahasiswa

setelah mengikuti proses

pembelajaran drama?

Proses evaluasi diarahkan dengan pembelajar

membuat karya berdasarkan materi yang

dipelajari. Lalu aspek penilaiannya didasarkan

pada parameter sesuai materi yang dipelajari

sehingga bisa diamati bagaimana perkembangan

kemampuannya. Model evaluasi lebih

mengutamakan pada produk akhir yang

diciptakan oleh pembelajar (project akhir). Untuk

menghindari penilaian yang subjektif maka drama

yang digunakan adalah realism sehingga penilaian

akan berpacu pada unsur dramaturgi yang sudah

jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

251

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

B. Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah

7. Bagaimanakah karakteristik

pembelajaran drama yang dilakukan

pada jenjang sekolah menengah?

Menurut saya yang ideal dalam pembelajaran

drama di sekolah menengah adalah pertama,

rujukan ilmu pengetahuan yang dipakai oleh si

pengajarnya harus jelas. Pengajarnya ini sudah

punya ilmu pengetahuan belum tentang drama,

kalau belum kasihan siswanya. Siswanya bisa

tersesat ke mana-mana dulu. Jadi guru ini harus

punya ilmu yang jelas tentang drama, bagaimana

melatihkan drama, apalagi jika sampai ke

pementasan harus punya referensi referensi yang

jelas tentang pementasan-pementasan drama

paling, tidak ya punya dokumentasi untuk ke sana

atau kemudian pembelajaran untuk menuju

menuju ke sana. Kalau tidak punya yang banyak

terjadi, ya ini ini pengalaman-pengalaman saya

melihat pengalaman yang sering terjadi, pengajar

atau bahkan sutradara yang tidak memiliki ilmu

pengetahuan yang memadai, pekerjaannya hanya

marah-marah atau menyalakan pemain dan

siswanya karena mereka tidak punya solusi untuk

permasalahan yang dihadapi siswa. Seharusnya

seorang pengajar harus memiliki arahan yang

jelas bukan marah-marah tanpa ada solusi dalam

kesulitan pembelajaran.

8. Apa sajakah kompetensi yang

diperlukan oleh siswa pada jenjang

sekolah menengah dalam belajar

drama?

Pertama harus diperjelas dulu apa tujuannya di

pembelajaran kelas itu. Artinya jangan hanya

berkeinginan harus bikin pertunjukan atau harus

bikin pentas jika skill atau pengetahuan dari

pengajar juga tidak sampai ke situ. Jika harus

sampai ke situ, ya berarti harus ada cara untuk

membuat para guru ini bisa sampai ke sana. Ini

tujuannya harus jelas dulu dari pengajaran drama

di SMA artinya jangan sampai hanya ingin ideal

tapi nggak punya ilmu yang ideal untuk menuju

ke sana. Jika tuntutan kurikulum di sekolah

sampai merujuk pada teknis-teknis pementasan

drama, maka guru-guru harus dibekali dengan

ilmu-ilmu yang rinci dalam pementasan drama.

.9. Menurut anda, seperti apakah

kompetensi drama yang harus

dikuasai oleh seorang guru bahasa

Indonesia pada jenjang sekolah

menengah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

252

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

Solusinya adalah ambil naskah-naskah drama

yang sederhana. Jangan mencari drama-drama

yang sulit dan membutuhkan kompleksitas

pemahaman yang lebih. Dari yang sederhana

mungkin tapi kemudian mengolah kualitasnya,

bagaimana yang sederhana itu bisa tercapai

kualitas yang maksimal dengan standar yang

objektif dan jelas. Jangan sampai ingin naskah

yang rumit seperti Hendrik Ibsen, dll tetapi tidak

punya kemampuan untuk mewujudkannya.

Sederhana dulu berimbang dengan pengetahuan-

pengetahuan pengajarnya dan kemudian juga dari

SDM siswanya seperti, masa pembelajar berapa

lama sehingga disesuaikan aja dengan itu. Jangan

sampai kemudian punya gol yang tinggi tapi

nggak punya etos kerja yang tinggi.

Guru hanya menghantarkan siswa untuk

memahami pengetahuan umum dramanya. Kalau

misalnya itu menjadi sulit ,sederhananya adalah

belajar tentang hidup sehari-hari dan

penerapannya ke dalam ke dalam panggung

berstandar hidup sehari-hari. Paling tidak dapat

dilihat apakah sudah benar belum melihat situasi

di panggung itu seperti kehidupan sehari-hari

sehingga melihat pementasan drama itu seperti

sepenggal kehidupan yang bisa dipercayai.

C. Teknologi dalam Pementasan Drama

10. Teknologi apa sajakah secara umum

yang digunakan dalam sebuah

pementasan drama?

Yang perlu dikuasai secara umum adalah

teknologi yang sering digunakan dalam

pementasan drama seperti lampu, teknis suara,

teknis dalam penciptaan latar. Teknologi yang

seperti itu diajarkan karena sudah sering

digunakan sehingga tidak perlu sampai ke

teknologi yang kompleks dalam kategori high-

tech.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

253

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

11. Bagaimana cara pengajaran

teknologi dalam pementasan drama

kepada mahasiswa di kampus anda?

Pembelajarannya mengenai teknologi biasanya

dimulai dengan penguasaan konsep dulu tentang

pengenelan alat, aturan-aturannya dan desain.

Setelah itu pembelajaran lebih banyak ke praktik

untuk mengasah keterampilan dalam penguasaan

teknologi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

254

PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

Oleh:

J.B. Judha Jiwangga, S.Pd.

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2020

INSTRUMEN Wawancara Dosen Pengampu Mata Kuliah Pergelaran Sastra

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

255

Wawancara Dosen Pengampu

Nama : JSS. Prapta Diharja, SJ, M. Hum.

Universitas : Universitas Sanata Dharma.

Fakultas : FKIP

Program Studi : PBSI

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

A. Visi Misi Prodi

1.

Bagaimana pertimbangan anda dalam penyusunan

dan pelaksanaan kurikulum Pergelaran Sastra yang

sesuai dengan visi dan misi?

Kuliah ini memberi ketrampilan

& pengalaman kepada mahasiswa,

mengelola sebuah pagelaran

Drama, Puisi maupun Cerita

Pendek. Tujuannya adalah dengan

memberi ketrampilan &

pengalaman tsb mahasiswa

dibentuk menjadi insan yg

memiliki nilai-nilai estetis, nilai

humanis (kemanusiaan), serta

cerdas-kreatif.

2.

Bagaimana karakteristik perkuliahan Pergelaran

Sastra yang dianggap sesuai dengan rancangan visi

misi program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia?

Perkuliahan Pagelaran Sastra

merupakan Kuliah Ketrampilan

yang memberi ketrampilan &

pengalaman kepada mahasiswa,

mengelola sebuah pagelaran

Drama, Puisi maupun Cerita

Pendek.

3. Apakah pembelajaran mata kuliah Pergelaran Sastra

yang anda dicanangkan telah mencapai konsep ideal

dari visi misi prodi?

Ya dan belum. Konsepnya jelas,

untuk menjadi calon guru &

pendidik yang memiliki

ketrampilan & pengalaman dalam

bidang pagelaran Sastra dan

memiliki nilai-nilai estetis, nilai

humanis (kemanusiaan), serta

cerdas-kreatif. Namun dalam

prakteknya mahasiswa belum

berani menampilkan karya-karya

dari sastra klasik seperti Oedipus,

Romeo & Yuliet, misalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

256

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

4. Bagaimana profil lulusan yang anda harapkan

setelah menempuh perkuliahan Pergelaran Sastra

yang disesuaikan dengan visi misi prodi?

Mahasiswa memiliki sikap,

penguasaan, dan ketrampilan

mengelola pagelaran sastra.

B. Aspek Pedagogical (Pengajaran)

5. Bagaimanakah model pembelajaran yang anda

gunakan dalam perkuliahan Pergelaran Sastra?

Model pembelajaran yg

digunakan dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra adalah model

koperatif, kontekstual dan

langsung.

6. Bagaimanakah teknik pembelajaran yang anda

gunakan dalam perkuliahan Pergelaran Sastra?

Teknik pembelajaran yang

digunakan adalah teknik simulasi,

eksperimen dan demonstrasi.

7. Apakah anda mempertimbangkan gaya belajar

mahasiswa untuk menentukan aktivitas

pembelajaran yang relevan dengan konteks

pembelajar dalam perkuliahan Pergelaran Sastra?

Ya.

8. Kompetensi apa sajakah yang hendak dicapai

melalui perkulihan Pergelaran Sastra?

Melalui perkuliahan Pergelaran

Sastra ini mahasiswa mampu

mengaplikasikan teori drama ke

dalam pentas.

9. Bagaimana anda merumuskan indikator

pembelajaran yang menggambarkan capaian mata

kuliah Pergelaran Sastra?

Mahasiswa menggelar pentas

sastra, bisa berupa drama, puisi

maupun pembacaan cerita.

10. Bagaimanakah cara anda merumuskan penugasan

yang mampu mengakomodasi pengukuran capaian

belajar mahasiswa dalam perkuliahan Pergelaran

Sastra?

Mahasiswa mengadakan pentas

di dalam kelas maupun di luar

kelas.

11. Bagaimanakah cara penilaian anda terhadap tugas-

tugas yang diberikan sehingga mampu mengukur

hasil capaian belajar mahasiswa dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra?

Penilaian yg baik harus mencakup

antara lain:

a. Ketuntasan

b. Kelengkapan

c. Kemenarikan

C. Aspek Content (Materi)

.12. Bagaimanakah pemahaman drama sebagai

pementasan yang anda anggap perlu untuk

dipelajari dalam perkuliahan Pergelaran Sastra?

Pementasan drama perlu dipelajari

untuk menanamkan nilai-nilai

estetis, sikap apresiatif serta

pengalaman pentas sebagai calon

guru agar memiliki kompetensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

257

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

professional dan kependidikan.

13. Unsur artistik pementasan apakah yang anda anggap

perlu untuk dipelajari dalam perkuliahan Pergelaran

Sastra?

Unsur artistik pementasan tata

panggung, akting, serta unsur

artistik pementasan sastrawi yang

perlu dipelajari dlm kuliah ini,

14. Unsur manajemen pementasan apakah yang anda

anggap perlu untuk dipelajari dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra?

Unsur manajemen organisatoris,

manajeman kesutradaraan sangat

perlu dipelajari.

15. Bagaimanakah keterampilan drama yang anda

harapkan setelah mahasiswa menempuh perkuliahan

Pergelaran Sastra?

Ketrampilan drama yang saya

harapkan: ketrampilan

manajemen, akting dan

kerjasama.

16. Sejauh mana keterampilan drama harus dikuasai

oleh mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia?

Ketrampilan drama harus dikuasai

oleh mahasiswa PBSI demi

kompetensi professional,

kependidikan, dll.

D. Aspek Technological (Teknologi)

17. Bagaimanakah anda merumuskan pembelajaran

drama berbasis teknologi dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra?

Pembelajaran drama dalam

Pergelaran Sastra perlu berbasis

teknologi agar mampu

berkembang dengan pesat.

Teknologi itu antara lain

teknologi digital, komunikasi,

informasi, serta teknologi

arsitektur.

18. Penguasaan teknologi apa sajakah yang anda

anggap perlu dikuasai oleh mahasiswa dalam

perkuliahan Pergelaran Sastra?

Teknologi digital, komunikasi,

informasi, serta teknologi

arsitektur.

19. Aspek teknologi apa sajakah yang telah anda

gunakan untuk pembelajaran drama dalam

perkuliahan Pergelaran Sastra?

Teknologi informasi, komunikasi

serta teknologi digital.

20. Bagaimanakah menurut anda hasil keterampilan

teknologi pada mahasiswa dalam bidang

pementasan drama yang sudah anda temui dalam

proses perkuliahan sebelumnya?

Ketrampilan teknologi pada

mahasiswa yang sudah saya

temui dllm proses perkuliahan

sebelumnya: teknologi informasi,

komunikasi serta teknologi

digital, hanya saja belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

258

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

dikembangkan secara maksimal.

E. Aspek Knowledge (Pengetahuan Umum)

21. Bagaimana cara anda memperkaya wawasan

mengenai perkembangan drama di Indonesia

sehingga mampu menjadi konteks pembelajaran?

Mahasiswa perlu diberi wawasan

sejarah drama di Indonesia, jenis-

jenis drama & teater di Indonesia,

diajak atau disuruh nonton

pementasan drama dari video,

maupun nonton pementasan

drama langsung di kampus

maupun di luar kampus.

22. Apakah anda mengetahui berbagai konvensi yang

digunakan dalam pementasan drama secara umum?

23. Apakah anda mengetahui nilai-nilai lokalitas dalam

teater tradisional Indonesia sehingga dapat

dimanfaatkan untuk memperkaya materi

pengajaran?

Teater tradisional biasanya

berkembang di masing2 daerah di

Indonesia. Mahasiswa PBSI

berasal dari pelbagai daerah di

wilayah Indonnesia. Dalam

kesempatan pentas kelas,

mahasiswa bisa dibagi ke dalam

kelompok daerah untuk

mementaskan teater daerah

masing2.

24. Bagaimana cara anda merumuskan sebuah

pertunjukan yang relevan dengan konteks zaman

dan perkembangan drama kontemporer?

Dalam kesempatan pentas di luar

kelas, mahasiswa diminta untuk

mementaskan s drama klasik

yang memiliki sifat keabadian,

dan masih relevan di zaman

kontemporer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

259

PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

Oleh:

J.B. Judha Jiwangga, S.Pd.

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2020

INSTRUMEN Wawancara Dosen Pengampu Mata Kuliah Pergelaran Sastra

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

260

Wawancara Dosen Pengampu

Nama : Petrus Hariyanto, M.Pd.

Universitas : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

F. Visi Misi Prodi

1.

Bagaimana pertimbangan anda dalam penyusunan

dan pelaksanaan kurikulum Pergelaran Sastra yang

sesuai dengan visi dan misi?

Pembelajaran pergelaran sastra

diarahkan untuk membekali

mahasiswa untuk menjadi calon

guru bahasa Indonesia. Ini yang

menjadi pembeda dengan jurusan

sastra Indonesia. Di jurusan sastra

Indonesia, teori drama menjadi

hal yang penting sedangkan di

PBSI, teori drama diarahkan ke

ranah aplikatif dalam

pembelajaran. Selain itu, aspek

keanekaragaman latar belakang

pengetahuan dan pengalaman

mahasiswa akan menentukan

corak proses pembelajaran yang

terjadi.

2.

Bagaimana karakteristik perkuliahan Pergelaran

Sastra yang dianggap sesuai dengan rancangan visi

misi program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia?

Saya mengembalikan pada esensi

drama itu sendiri yaitu di satu sisi

sebagai karya sastra dan di sisi

lain merupakan sebuah

penampilan. Bahkan teori yang

diberikan mengikuti proses

praktik pembelajaran untuk

menampilkan drama itu sendiri.

Aspek pengetahuan dan

keterampilan menjadi fokus dalam

pembelajaran Maka yang

ditekankan adalah semua

mahasiswa harus menjalani proses

pentas dan juga kerabat kerja

untuk mendapatkan pengalaman

yang menyeluruh. Selain itu,

corak dominan pembelajaran lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

261

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

mengarah pada kerja kolektif,

mengasah kerja sama.

3. Apakah pembelajaran mata kuliah Pergelaran Sastra

yang anda dicanangkan telah mencapai konsep ideal

dari visi misi prodi?

Sejauh ini sudah memberikan

bekal praktik dan pengalaman

drama untuk menjadi calon guru

bahasa Indonesia.

4. Bagaimana profil lulusan yang anda harapkan

setelah menempuh perkuliahan Pergelaran Sastra

yang disesuaikan dengan visi misi prodi?

Calon guru yang sudah memiliki

pengalaman untuk

mengaplikasikan drama dan

memiliki sikap apresiatif pada

karya sastra.

G. Aspek Pedagogical (Pengajaran)

5. Bagaimanakah model pembelajaran yang anda

gunakan dalam perkuliahan Pergelaran Sastra?

Saya menggunakan model

pedagogi Ignasian, bagaimana

mereka bisa merefleksikan proses

pengalaman bermainan drama.

Selain itu, pembelajaran

diarahkan pada proses kerja sama

mahasiswa untuk membuat

sebuah pementasan drama.

Saya selalu mengutamakan pada

pengalaman belajar mahasiswa

yang bereksplorasi untuk

menemukan pengetahuan dan

keterampilan dalam pementasan

drama. Saya hanya selalu

mengajak mereka untuk

merefleksikan apa yang sudah

mereka lakukan, bagaimana

capaian belajar mereka dan apa

manfaatnya.

6. Bagaimanakah teknik pembelajaran yang anda

gunakan dalam perkuliahan Pergelaran Sastra?

Saya hanya memposisikan diri

sebagai pembimbing. Mayoritas

dari pengalaman mahasiswa sudah

memiliki inisiatif untuk menyusun

project pementasan kelas. Saya

hanya mendorong, memberikan

beberapa penjelasan dan juga

kadang menengahi masalah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

262

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

terjadi. Jadi saya hanya

memberikan rambu-rambu dan

para mahasiswa mencari sendiri.

7. Apakah anda mempertimbangkan gaya belajar

mahasiswa untuk menentukan aktivitas

pembelajaran yang relevan dengan konteks

pembelajar dalam perkuliahan Pergelaran Sastra?

Saya mencoba untuk memahami

latar mahasiswa yang beraneka

ragam. Saya arahkan mahasiswa

untuk bisa saling meramu

perbedaan yang terjadi sehingga

bisa menjadi aspek paduan

harmonis dalam pembelajaran.

Jadi tiap perkuliahan selalu ada

pelaporan proses mereka lalu baru

mengaruh pada latihan

pementasan mereka.

8. Kompetensi apa sajakah yang hendak dicapai

melalui perkulihan Pergelaran Sastra?

Tujuan utamanya adalah

menumbuhkan apresiasi

mahasiswa pada karya sastra

melalui kemampuan menciptakan

sebuah pementasan. Sasaran

lainnya adalah memberikan ruang

untuk membentuk karakter karena

dalam drama aspek pendidikan

karakternya kuat. Jadi mahasiswa

memiliki kecerdasan sosial juga.

9. Bagaimana anda merumuskan indikator

pembelajaran yang menggambarkan capaian mata

kuliah Pergelaran Sastra?

Yang saya utamakan adalah

bagaimana mahasiswa bisa

memahami dan mempraktikan

aspek-aspek drama sehingga bisa

mewujudkan kepaduan yang

harmonis dalam karya

pementasan. Jadi, arahnya adalah

aspek teoritis drama dan juga

keterampilan drama.

10. Bagaimanakah cara anda merumuskan penugasan

yang mampu mengakomodasi pengukuran capaian

belajar mahasiswa dalam perkuliahan Pergelaran

Sastra?

Ada beberapa tugas yang

diberikan:

1. Menjadi pemain/aktor

2. Menjadi kerabat kerja

3. UTS (refleksi persiapan

pementasan)

4. UAS (refleksi pementasan

akhir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

263

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

5. Menjadi penilai proses

drama kelas

11. Bagaimanakah cara penilaian anda terhadap tugas-

tugas yang diberikan sehingga mampu mengukur

hasil capaian belajar mahasiswa dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra?

Bentuk penilaiannya untuk

menilai proses saya menggunakan

penilaian antarteman/penilaian

kelas sehingga bisa memberikan

situasi proses yang dekat dengan

proses kerja mereka. Saya

memberikan kolom yang berisi

indikator tertentu untuk menilai

proses antarteman lalu saya

memberikan ranking kepada

mereka.

H. Aspek Content (Materi)

.12. Bagaimanakah pemahaman drama sebagai

pementasan yang anda anggap perlu untuk

dipelajari dalam perkuliahan Pergelaran Sastra?

Jika dari namanya Pergelaran

Sastra kan mencakup tiga genre

drama, yaitu puisi, prosa, dan

drama. Akhir-akhir ini hanya

berfokus pada drama. Tetapi

menurut saya jika mahasiswa

mampu menampilkan drama pasti

akan memiliki sikap apresiasi

terhadap genre karya sastra yang

lain. Selain itu, pementasan drama

juga perlu melihat kondisi

mahasiswa saat ini sehingga perlu

juga selaras dengan isu sosial

yang berkembang. Untuk masalah

bentuk, saya memberikan

kebebasan, mau realis atau

absurd, intinya dosen dan

mahasiswa bersama mencari

bentuk yang tepat.

13. Unsur artistik pementasan apakah yang anda anggap

perlu untuk dipelajari dalam perkuliahan Pergelaran

Sastra?

Yang paling utama adalah belajar

tentang teknik bermain peran.

Untuk aspek artistik lain, saya

hanya memberikan pengantar

umum sisanya saya mendorong

mereka untuk bereksplorasi

dengan pencarian mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

264

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

14. Unsur manajemen pementasan apakah yang anda

anggap perlu untuk dipelajari dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra?

Segala hal yang mendukung untuk

terciptanya sebuah pementasan.

Jadi mahasiswa juga mengalami

menjadi kerabat kerja yang

menyiapakan kebutuhan pentas

dari belakang panggung.

15. Bagaimanakah keterampilan drama yang anda

harapkan setelah mahasiswa menempuh perkuliahan

Pergelaran Sastra?

Yang penting adalah pernah

mengalami sehingga besok setelah

menjadi guru mereka bisa

menjelaskan secara rinci dari

pengalaman tersebut. 16. Sejauh mana keterampilan drama harus dikuasai

oleh mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia?

I. Aspek Technological (Teknologi)

17. Bagaimanakah anda merumuskan pembelajaran

drama berbasis teknologi dalam perkuliahan

Pergelaran Sastra?

Kalau saya mendorong mahasiswa

untuk menggunakan teknologi

yang sudah sering digunakan

dalam panggung, seperti lampu,

film, asap dll. Kalau mereka

memang mampu silahkan

digunakan untuk menciptakan

ilusi panggung yang cukup.

18. Penguasaan teknologi apa sajakah yang anda

anggap perlu dikuasai oleh mahasiswa dalam

perkuliahan Pergelaran Sastra?

Yang sebenarnya tepat diharapkan

dengan pemanfaatan teknologi

adalah drama melalui media film.

Mahasiswa diharapkan mampu

menguasai teknologi yang

digunakan dalam penciptaan film.

19. Aspek teknologi apa sajakah yang telah anda

gunakan untuk pembelajaran drama dalam

perkuliahan Pergelaran Sastra?

Kalau saya mendorong mahasiswa

untuk menggunakan teknologi

yang sudah sering digunakan

dalam panggung, seperti lampu,

film, asap dll. Kalau mereka

memang mampu silahkan

digunakan untuk menciptakan

ilusi panggung yang cukup.

20. Bagaimanakah menurut anda hasil keterampilan

teknologi pada mahasiswa dalam bidang

pementasan drama yang sudah anda temui dalam

proses perkuliahan sebelumnya?

Saya cukup kagum melihat hasil

eksplorasi mahasiswa dalam

pentas yang sudah terjadi. Mereka

kadang mampu memanfaatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

265

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

berbagai piranti teknologi untuk

menciptakan ilusi dalam

panggung. Tetapi sekali lagi, hal

tersebut terjadi biasanya pada

mahasiswa yang memang sudah

memiliki minat lebih pada bidang

drama.

J. Aspek Knowledge (Pengetahuan Umum)

21. Bagaimana cara anda memperkaya wawasan

mengenai perkembangan drama di Indonesia

sehingga mampu menjadi konteks pembelajaran?

Saya biasanya melakukan

pencarian di internet tentang

drama-drama yang berkembang.

Selain itu juga melihat

pementasan-pementasan yang

sudah ada. Saat ini kan sudah ada

Youtube sehingga kita bisa

melihat berbagai contoh drama

yang ada.

22. Apakah anda mengetahui berbagai konvensi yang

digunakan dalam pementasan drama secara umum?

23. Apakah anda mengetahui nilai-nilai lokalitas dalam

teater tradisional Indonesia sehingga dapat

dimanfaatkan untuk memperkaya materi

pengajaran?

Biasanya saya mengarahkan

mereka untuk mengolah latar

lokalitas dari latar belakang

mahasiswa yang beranekaragam

untuk bisa menciptakan sebuah

pementasan sehingga lokalitas itu

lebih mengarah pada bagaimana

mereka memanfaatkan perbedaan

suku dalam pementasan.

24. Bagaimana cara anda merumuskan sebuah

pertunjukan yang relevan dengan konteks zaman

dan perkembangan drama kontemporer?

Pementasan drama juga perlu

melihat kondisi mahasiswa saat

ini sehingga perlu juga selaras

dengan isu sosial yang

berkembang. Untuk masalah

bentuk, saya memberikan

kebebasan, mau realis atau

absurd, intinya dosen dan

mahasiswa bersama mencari

bentuk yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

266

PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

Oleh:

J.B. Judha Jiwangga, S.Pd.

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2020

INSTRUMEN Wawancara Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

267

Wawancara Ketua Program Studi

Nama Kaprodi : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Universitas : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

A. Visi Misi Prodi pada Mata Kuliah Pergelaran Sastra

1.

Bagaimana pertimbangan prodi dalam

penyusunan dan pelaksanaan kurikulum

drama dalam mata kuliah pergelaran sastra

yang sesuai dengan visi dan misi program

studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia?

Kalau dari penyusunan kurikulum, semua

dosen itu berkontribusi termasuk

bagaimana menentukan capaian

pembelajaran akhirnya. Semua

berkontribusi karena produk akhir itu yang

diminta sekarang berbasis outcome jadi

kalau pagelaran sastra tidak hanya

mahasiswa itu menghasilkan pagelaran

tetapi juga harus sesuai dengan misi visi

Prodi yang cerdas, humanis, profesional itu

yang pertama. Yang kedua juga harus

sesuai dengan 3C Universitas Sanata

Dharma.

2.

Bagaimana karakteristik pembelajaran

bidang drama dalam mata kuliah

pergelaran sastra yang dianggap sesuai

dengan rancangan visi misi program studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?

Menurut saya pagelaran sastra itu adalah

mata kuliah yang sangat lengkap paketnya.

Mengapa? Karena mahasiswa diajarkan 3C

dan semua ada. Bagaimana berelasi dengan

teman untuk menghasilkan suatu karya dan

produksi. Bagaimana berjibaku setiap hari

harus latihan begitu ya yang itu juga yang

saya alami sejak menjadi mahasiswa

bahkan saya merasa sebenarnya kurang

terbantu ya kalau hanya berpaku pada

dosen.

Aspek pendalaman dan pendidikan

karaktrer menjadi sorotoan dengan aktivitas

mahasiswa dalam penyusunan pertunjukan

drama. Proses pembelajaran dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

268

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

pergelaran sastra adalah proses belajar dari

pengalaman sehingga mahasiswa akan

bereksplorasi dengan segala

kemampuannya untuk membuat

pementasan drama.

3. Apa sajakah kompetensi yang hendak

dicapai dari mata kuliah pergelaran sastra

sesuai dengan visi misi program studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?

Semester ini di bawah arahan WR 1 dan

fakultas sedang diadakan perombakan

kurikulum berbasis outcome berikut

termasuk yang diminta luar ya di luar sudah

berbasis outcome. Kita harus memenuhi itu

menjadi tidak hanya monolog saja

luarannya tetapi sampai pementasan drama.

Selain itu skill-nya perlu diadaptasikan

dengan teknologi. Sekarang kita mau tidak

mau, perlu berbasis outcome yang di

dalamnya ada literasi teknologi di setiap

mata kuliah. Nah itu harus dipenuhi yang

harus kita pikirkan dari sekarang itu sudah

keluar sejak tahun lalu. Saat ini, kita sedang

merombak besar-besaran. Kalau dilihat dari

mata kuliah kita, sudah baik hanya

integrasinya yang belum ada di sana.

4. Bagaimana penilaian prodi terhadap

pembelajaran bidang drama dalam mata

kuliah pergelaran sastra yang telah

berlangsung selama ini?

Maka harapan saya kalau melihat mata

kuliah pagelaran sebenarnya ideal dapat

membuat pertunjukan yang bagus seperti

itu. Kan anak SMA sudah bisa seperti itu

loh kok mahasiswa hanya seperti itu. Ada

apa sebenarnya? Yang saya lihat adalah

orang yang mendukung mata kuliah itu ya

harus mulai kenal dunia yang sekarang.

Masalahnya itu tidak kenal dan tidak

menyelami karya sastra lebih jauh itu juga

repot. Saya melihat satu teman saya bagus

karena dia selalu menghasilkan karya dan

yang satunya faktor usia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

269

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

5. Bagaimana profil lulusan yang diharapkan

setelah menempuh perkuliahan Pergelaran

sastra yang disesuaikan dengan visi misi

prodi?

Sesuai dengan empat kompetensi profil

lulusan yang dicanangkan bersama di

asosiasi. Bahwa itu ditentukan dan sastra

masuk ke sana yaitu menghasilkan calon

pendidik yang profesional di bidang bahasa

dan sastra. Jadi kompetensinya harus

lengkap. Idealnya semua seimbang antara

pengguasaan aspek bahasa dan sastra.

6. Apa sajakah yang dirasa perlu

dikembangkan dan diperbaiki oleh prodi

dalam mata kuliah Pergelaran Sastra

sehingga dapat terintegrasi dengan visi

misi serta kebutuhan dunia pendidikan?

Ada kolaborasi antardosen dalam

pertunjukan drama pada output akhir.

Karena pergelaran itu kan untuk semua,

melingkupi seluruh kompetensi dalam

drama. Tenaga pengajar perlu menambah

pengetahuan dan wawasan tentang

perkembangan drama hari ini. Dosen perlu

jeli membaca minat dan bakat mahasiswa

sehingga pembelajarannya merata. Dosen

perlu bisa memotivasi mahasiswa untuk

menumbuhkan karakter positif pada

mahasiswa. Dosen perlu membaca peluang

pementasan yang terintegrasi dengan

teknologi. RPS perlu tercapai dengan

capaian yang sudah dicantumkan. Tidak

ada pengembangan RPS sehingga masih

tertinggal informasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

270

PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

Oleh:

J.B. Judha Jiwangga, S.Pd.

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2020

INSTRUMEN Wawancara Guru Bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

271

Wawancara Guru

Nama : Andronikus Kresna Dewantara, S.Pd.

Sekolah : SMAK Penabur Bintaro Jaya

Alamat Sekolah : Jl. Panglima Polim Raya No. 1, Tangerang

Selatan, Banten

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

A. Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah

1.

Apa sajakah kemampuan yang perlu

dikuasai oleh siswa ketika belajar

mengenai naskah drama berdasarkan

kurikulum yang berlaku dan

pengalaman pengajaran Anda di

sekolah?

Kemampuan yang dikuasai oleh siswa dapat

dibagi menjadi dua yaitu kemampuan

memahami naskah dan kemampuan

menciptakan naskah drama. Untuk memahami

naskah drama, siswa perlu mempelajari unsur-

unsur intrinsik drama. Bagaimana kemudian

tiap unsur dipahami dan diintepretasikan pada

naskah drama semisal bagaimana temanya,

perwatakannya, alurnya, dll yang dapat

ditunjukan dari sebuah naskah drama.

Kemudian, untuk menciptakan naskah drama,

siswa perlu mempelajari ide dasar sebuah

naskah terlebih bagaimana ide dan kreativitas

digunakan dalam membuat naskah drama.

Kendalannya selama ini karena generasi

milineal lebih dekat dengan tema percintaan,

naskah yang diciptakan cenderung naskah

drama percintaan yang klise. Jadi, naskah yang

diciptakan tidak jelas nih gagasannya apa dan

temanya apa. Maka dalam pembelajaran

menciptakan naskah drama, saya selalu

mengarahkan dan menajamkan pada ide dan

kreativitas siswa dulu.

2.

Apa sajakah kemampuan yang perlu

dikuasai oleh siswa ketika belajar

mengenai pertunjukan drama

berdasarkan kurikulum yang berlaku

dan pengalaman pengajaran Anda di

sekolah?

Yang pertama mereka perlu tahu mengenai apa

saja yang dibutuhkan dalam pentas baik di atas

panggung maupun di belakang panggung.

Siswa perlu tahu juga sistem kerja dari tiap

subbidang yang berperan dalam pementasan

baik yang di atas panggung maupun di

belakang panggung. Selanjutnya, mengajarkan

mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam

permainan drama. Namun karena latar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

272

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

belakang saya yang bukan dari golongan teater,

saya masih minim dalam mengajarkan

beberapa teknik yang dapat digunakan secara

mendetail. Jadi saya hanya memberikan

pemhaman umumnya saja.

3. Bagaimana cara Anda memetakan

materi drama yang hendak diajarkan

pada siswa di sekolah?

Pertama, saya mengejarkan tentang apa itu

drama dan konsep-konsepnya baik secara

naskah maupun pementasan melalui contoh

video yang dilihat bersama. Saya juga

membagi materi pengajaran drama menjadi dua

yaitu monolog dan permainan bersama. Setelah

mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan konsep

drama, saya mengajarkan teknik-teknik yang

dibutuhkan seperti bermain peran. Untuk

teknik-teknik artistik lain saya hanya

memberikan gambaran umum. Ketika siswa

memiliki pemahaman dasar mengenai drama,

saya mulai masuk ke materi keterampilan yang

merupakan aplikasi dari konsep-konsep

tersebut. Untuk materi-materi detail produksi

dan artistik tidak ada secara khusus waktu

untuk penjelasannya tetapi materi itu disisipkan

selama proses pendampingan pembuatan

pentas.

4. Bagaimana cara anda merumuskan

bentuk aktivitas pembelajaran drama

pada siswa di sekolah?

Aktivitasnya pembelajaran lebih banyak ke

praktik dengan membagi siswa ke dalam

kelompok. Tujuannya adalah semua siswa

mendapat kesempatan untuk mencobakannya

di dalam kelompok. Jadi, siswa diberikan tugas

dalam kelompok, mereka mencari tahu dalam

kelompok dan melatihkan dalam kelompok,

lalu mempresentasikan hasil pencarian mereka

di kelas. Selain itu juga sejak awal siswa

diberitahukan bahwa tujuan akhirnya akan ada

produk berupa pementasan sehingga seluruh

aktivitas diarahkan pada latihan-latihan untuk

menciptakan produk pementasan.

5. Bagaimana cara anda mengukur

kemampuan dan capaian siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran drama

di sekolah?

Penilaian yang saya lakukan dibagi menjadi

dua yaitu penilain kognitif seputar pemahaman

naskah dan penilaian keterampilan seputar

praktik pementasan drama. Untuk instrument

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

273

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

penilaiannya saya menggunakan rubrik dengan

kriteria yang sudah saya tentukan. Pada

penugasan penilain kognitif, rubrik mengacu

pada kesesuaian unsur-unsur intrinsik drama.

Jadi penilaian lebih berpacu pada penilain

guru.

6. Apakah Anda mengintegrasikan

pembelajaran drama di sekolah dengan

perkembangan teknologi yang

mendukung pembelajaran dan

pertunjukan drama?

Saya hanya menyisipkan saja materi seputar

teknologi-teknologi yang digunakan dalam

pementasan drama. Sifatnya lebih seperti

obrolan kepada siswa saat proses. Untuk

pemanfaatan sinematografi, siswa justru lebih

aktif dengan inisiasi ide mereka karena

generasi hari ini yang sudah dekat dengan

teknologi.

7. Bagaimana cara Anda mengajarkan

teknologi-teknologi yang digunakan

dalam pertunjukan drama di berbagai

aspek artistiknya?

Saya tidak memberikan waktu khusus untuk

mengajarkan itu. Materi itu diberikan selaras

dengan proses latihan. Cara mereka belajar pun

lebih pada kreativitas siswa untuk

bereksplorasi. Selain itu ketika pementasan,

penggunaan lampu dan sound system bisa sewa

dan diserahkan pada orang yang memang lebih

mengerti dan memahami. Maka dari itu,

penerapan teknologi tidak dimasukkan dalam

penilaian siswa.

8. Apakah Anda mengalami kesulitan dan

kendala dalam pengajaran drama di

sekolah baik dari segi konsep

pengetahuan drama, teknik-teknik

aplikatif drama yang dibutuhkan, dan

penciptaan pertunjukan drama?

Kendala pribadi adalah kekurangan

pengalaman dalam berkecimpung di teater

sehingga kekurangan ide untuk

mengembangkan model pelatihan teknik-

teknik. Kemudian, saya kurang memahami

juga tujuan dari sebuah bentuk latihan sehingga

saya perlu belajar sendiri untuk memberikan

pemahaman pada siswa tentang tujuan sebuah

bentuk latihan. Jadi pemahaman saya tentang

pembelajaran drama, lebih banyak saya

dapatkan dari saya bergabung dengan

kelompok teater saat kuliah bukan dari

pembelajaran regular perkuliahan.

Kendala lain yang saya amati dari rekan-rekan

saya adalah ada beberapa rekan saya yang lebih

memilih membayar orang yang professional

untuk membantu siswa membuat pentas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

274

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

Kesannya kemudian guru pengampu hanya

lepas tangan tahunya jadi dengan membayar

orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

275

PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

Oleh:

J.B. Judha Jiwangga, S.Pd.

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2020

INSTRUMEN Wawancara Guru Bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

276

Wawancara Guru

Nama : Dewi Puji Lestari, S.Pd.

Sekolah : SMAK Santo Hendrikus Surabaya

Alamat Sekolah : Jl. Arief Rachman Hakim No. 40-44, Sukolilo,

Surabaya Barat.

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

A. Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah

1.

Apa sajakah kemampuan yang perlu

dikuasai oleh siswa ketika belajar

mengenai naskah drama berdasarkan

kurikulum yang berlaku dan

pengalaman pengajaran Anda di

sekolah?

Yang pertama siswa harus memahami dulu

unsur-unsur dalam naskah drama, baik intrinsik

maupun ekstrinsik. Selain itu, siswa juga harus

punya referensi seputar naskah drama yang

sudah ada dengan membaca naskah-naskah

drama yang ada. Nah, setelah itu siswa harus

bisa membuat naskah drama dengan bekal

pengalaman belajar secara teoritis dan literasi

naskah yang sudah dibaca.

2.

Apa sajakah kemampuan yang perlu

dikuasai oleh siswa ketika belajar

mengenai pertunjukan drama

berdasarkan kurikulum yang berlaku

dan pengalaman pengajaran Anda di

sekolah?

Pertama siswa belajar tentang subbidang yang

mendukung pementasan drama baik secara

produksi maupun artistik. Dari itu, siswa akan

belajar mengenai sistem kerja baik di atas

panggung maupun belakang panggung. Nah,

selain itu, siswa juga harus belajar mengenai

teknik-teknik bermain peran serta unsur artistik

lainnya.

3. Bagaimana cara Anda memetakan

materi drama yang hendak diajarkan

pada siswa di sekolah?

Pertama, saya mengajarkan jenis-jenis teater

yang ada sekaligus teori-teori tentang drama.

Setelah materi seputar konsep, saya kemudian

mengajarkan tentang struktur organisasi dalam

drama baik secara produksi maupun artistik.

Nah, setelah itu mereka akan masuk ke project

pementasan yang dilakukan oleh siswa sendiri.

Selama penyusunan project itu, saya

memberikan teknik-teknik yang mendukung

penerapan pementasan drama. Yang lebih rinci

adalah materi-materi bermain peran. Sedangkan,

materi artistik lainnya, sifatnya lebih

pendampingan selama proses. Selain itu ada

muatan materi pendidikan karakter karena di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

277

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

setiap teknik latihan pasti ada capaian dari sisi

karakter yang hendak diolah.

4. Bagaimana cara anda merumuskan

bentuk aktivitas pembelajaran drama

pada siswa di sekolah?

Karena ekstrakurikuler, saya merumuskan

kegiatan yang lebih santai dengan

mengutamakan aspek keterampilan. Saya lebih

memperbanyak praktik daripada teori. Jadi,

model aktivitasnya hanya, pertama saya berikan

gambaran singkat, siswa bereksplorasi, lalu

siswa presentasi hasil eksplorasi kemudian

diskusi bersama mengenai hasil latihan.

5. Bagaimana cara anda mengukur

kemampuan dan capaian siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran drama

di sekolah?

Saya menggunakan rubrik yang formnya sudah

diberikan oleh sekolah. Rubrik penilain yang

digunakan berbeda dengan proses regular

pembelajaran kelas. Nah rubrik penilaian

ekstrakurikuler lebih mengarah pada penilain

psikomotorik dan sikap.

Selain itu saya menggunakan penilaian proses

juga untuk mengamati perkembangan siswa

yang terlibat di ekskul. Saya menggunakan

jurnal pengamatan untuk mencatat tiap

perkembangan siswa dalam kegiatan ekskul.

6. Apakah Anda mengintegrasikan

pembelajaran drama di sekolah

dengan perkembangan teknologi yang

mendukung pembelajaran dan

pertunjukan drama?

Kalau pengajaran teknologi hanya seputar

penggunaan secara sederhana seperti

penggunaan backsound dan tidak menggunakan

lampu. Jadi pengajaran seputar teknologi dalam

drama hanya dijelaskan secara konsep umum

saja.

7. Bagaimana cara Anda mengajarkan

teknologi-teknologi yang digunakan

dalam pertunjukan drama di berbagai

aspek artistiknya?

Cara mengajarnya hanya saya berikan konsep

umumnya sepemahaman saya dan juga dari

contoh-contoh video yang ada. Selebihnya, saya

mengembalikan kepada kreativitas siswa untuk

bereksplorasi sendiri. Saya juga mengajak siswa

saya untuk bereksplorasi tentang drama dan

sinematografi tetapi itu berkolaborasi dengan

ekskul lain yaitu ekskul fotografi.

8. Apakah Anda mengalami kesulitan

dan kendala dalam pengajaran drama

di sekolah baik dari segi konsep

pengetahuan drama, teknik-teknik

aplikatif drama yang dibutuhkan, dan

Secara penyampaian materi kendalanya adalah

kurangnya referensi mengenai subbidang

produksi dan artistik dalam pementasan drama.

Hal itu terjadi karena saya ketika kuliah hanya

pernah menjadi aktor dan sutradara sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 290: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

278

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

penciptaan pertunjukan drama? bidang-bidang lain saya kurang fasih

memberikan penjelasan. Selain itu karena waktu

kuliah hanya dijelaskan teori tapi tidak

mendetail, saya pun hanya mampu menjelaskan

secara teori. Itu saya amati dari rekan-rekan

pengajar lainnya yang mungkin belum memiliki

pengalaman teater, mereka hanya mengajarkan

konsep drama hanya sebatas teori. Maka kalau

di tempat saya dapat dibedakan bahwa pentas

kelas dengan pentas ekskul teater berbeda

kualitasnya, baik secara pemahaman maupun

praktiknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 291: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

279

PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

Oleh:

J.B. Judha Jiwangga, S.Pd.

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2020

INSTRUMEN Wawancara Guru Bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 292: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

280

Wawancara Guru

Nama : Elizabeth Rizki S.Pd.

Sekolah : SMPK 5 Penabur Jakarta dan SMPK 2 Penabur

Jakarta

Alamat Sekolah : Jln. Tarum Barat Blok KK Cipinang, Jakarta

Timur dan Jln. Pembangunan III No. 1, Petojo.

Jakarta Pusat

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

A. Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah

1.

Apa sajakah kemampuan yang perlu

dikuasai oleh siswa ketika belajar

mengenai naskah drama

berdasarkan kurikulum yang

berlaku dan pengalaman pengajaran

Anda di sekolah?

Kalau saya yang pertama adalah mengajak siswa

untuk masuk ke dalam cerita, memposisikan diri

mereka bahwa diri mereka ada dalam cerita

tersebut. Tujuannya adalah ada sikap apresiatif

dulu dari siswa. Selanjutnya baru masuk ke unsur-

unsur intrinsik yang ada dalam naskah. Itu pun

harus didukung dengan penggunaan contoh video

untuk memberikan gambaran riil bagi siswa.

Selanjutnya diharapkan juga kemudian siswa juga

bisa membuat naskah sendiri yang ditampilkan di

acara tertentu sekolah.

2.

Apa sajakah kemampuan yang perlu

dikuasai oleh siswa ketika belajar

mengenai pertunjukan drama

berdasarkan kurikulum yang

berlaku dan pengalaman pengajaran

Anda di sekolah?

Capaian pertama adalah siswa dapat memerankan

peran dengan cara bermonolog sehingga dapat

melatih imajinasi mereka. Minimal mereka berani

untuk bermonolog kemudian baru belajar tentang

permainan drama secara asambel.

3. Bagaimana cara Anda memetakan

materi drama yang hendak diajarkan

pada siswa di sekolah?

Pemetaan materi sudah dilakukan oleh yayasan

melalui forum guru-guru seni di yayasan sehingga

materi yang diajarkan dan diambil dari satu. Jadi,

semacam modul panduan untuk guru. Nah di sana

berisi teori dan bentuk praktiknya.

Untuk jenjang kelas 8 di SMP, dimulai dengan

pemahaman tentang teori-teori teater rakyat atau

teater tradisional lalu tingkatan selanjutnya adalah

pembelajaran seputar artistik panggung. Jadi

materi sampai ke jenjang penerapan tata rias, tata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 293: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

281

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

busana, tata lampu, dll.

4. Bagaimana cara anda merumuskan

bentuk aktivitas pembelajaran

drama pada siswa di sekolah?

Model aktivitasnya biasanya adalah memberikan

contoh video kepada siswa, lalu penjelasan dari

guru tentang materi yang berhubungan dengan

video dan tema pembelajaran, lalu siswa

mencoba. Selama ini, lebih banyak saya

menggunakan ceramah ketika teori lalu baru

praktik oleh siswa. Selain itu pembelajaran

diarahkan pada produk dengan pemetaan setiap

semester 2 produk pementasan. Tetapi saya

biasanya lebih dari 2 produk dalam satu tahun

pembelajaran. Biasanya produk yang saya jadikan

penugasan berupa rekaman-rekaman siswa.

5. Bagaimana cara anda mengukur

kemampuan dan capaian siswa

setelah mengikuti proses

pembelajaran drama di sekolah?

Penilaian yang saya lakukan menggunakan rubrik

yang berisi tentang teknik-teknik yang dijadikan

penugasan. Jadi rubrik yang disusun haru bisa

menilai teknik-teknik yang bersifat aplikatif.

Selain itu saya juga menggunakan penilaian

proses dengan memanfaatkan jurnal pengamatan

baik dilakukan oleh guru maupun antarsiswa.

6. Apakah Anda mengintegrasikan

pembelajaran drama di sekolah

dengan perkembangan teknologi

yang mendukung pembelajaran dan

pertunjukan drama?

Karena fasilitas sekolah tidak mendukung

fasilitasnya, jadi pembelajarannya tidak sampai ke

penerapan tetapi hanya pemehaman umum. Nah,

pemahaman umum biasanya saya tunjukan

melalui contoh video pementasan.

7. Bagaimana cara Anda mengajarkan

teknologi-teknologi yang digunakan

dalam pertunjukan drama di

berbagai aspek artistiknya?

Cara saya mengajarkannya lebih banyak

menggunakan video sehingga mereka punya

gambaran.

8. Apakah Anda mengalami kesulitan

dan kendala dalam pengajaran

drama di sekolah baik dari segi

konsep pengetahuan drama, teknik-

teknik aplikatif drama yang

dibutuhkan, dan penciptaan

pertunjukan drama?

Kendalanya yang pertama ada di penguasaan

materi karena saya tidak pernah belajar mengenai

teater tradisional ketika di sekolah. Jadi secara

konsep dan praktik saya belum punya referensi.

Yang kedua adalah pengajaran ekspresi karena

tidak pernah dapat secara regular di kuliah. Saya

hanya mendapatkannya di luar kuliah. Itu pun

hanya dua kali. Kendala lain ketika saya melihat

rekan guru lainnya, saya melihat guru lain hanya

memberikan waktu yang singkat untuk persiapan

pementasan pada siswa. Menurut saya itu tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 294: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

282

No. Aspek yang ditanyakan Jawaban

masuk akal karena persiapannya pasti tidak

matang. Penugasan itu menurut saya terlalu

memaksakan siswa tanpa ada ruang dan waktu

belajar yang cukup. Kesulitan lainnya saya juga

diberikan tugas untuk mengurus pementasan

sekolah, apalagi bentuknya drama musikal.

Apalagi, saya belum pernah mendapatkan

pengajaran seputar itu walaupun saya pernah ikut

pentas musikal satu kali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 295: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

283

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER MAHASISWA

Kisi-kisi instrumen kuesinoner mahasiswa yang disusun mengacu pada

judul penelitian yang dilakukan yaitu Pengembangan Buku Ajar Drama Berbasis

Technological Pedagogical Content Knowledge untuk Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kisi-kisi yang disusun memuat dua

puluh tiga puluh butir pertanyaan serta peryataan yang diajukan kepada mahasiwa

baik yang sudah menempuh maupun belum menempuh mata kuliah Pergelaran

Sastra di prodi PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pernyataan tertutup

dijabarkan dalam lima aspek yang dianggap mencakup tema penelitian yaitu

aspek visi-misi prodi, aspek pedagogical (pengajaran), aspek content (materi),

aspek technological (teknologi) dan aspek knowledge (pengetahuan umum).

Pertanyaan terbuka dijabarkan dalam dua pertanyaan untuk memberikan evaluasi

guna pengembangan dan perbaikan perkuliahan Pergelaran Sastra. Berbagai

rumusan pernyataan dan pertanyaan tersebut bertujuan sebagai analisis kebutuhan

untuk menyusun desain produk dan produk buku ajar drama.

Pernyataan Tertutup

No. Aspek Indikator

Nomor

Butir

Soal

Aspek

Soal

Kunci

Jawaban

Jumlah

Soal

Tiap

Aspek

1. Materi Drama

(Content)

Unsur

dramaturgi

1 Kognitif SS

8

2 Kognitif STS

3 Kognitif SS

Ruang lingkup

pertunjukan

drama

4 Kognitif SS

5 Konatif SS

6 Kognitif SS

7 Kognitif SS

8 Kognitif STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 296: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

284

2.

Pengajaran

Drama

(Pedagogical)

Kisi-kisi

drama dalam

kurikulum

nasional mata

pelajaran

bahasa

Indonesia

9 Kognitif SS

9

10 Konatif STS

11 Kognitif STS

Aktivitas

pembelajaran

drama

12 Kognitif SS

13 Afektif SS

Evaluasi

pembelajaran

drama

14 Kognitif SS

15 Kognitiff STS

Pemilihan

media

pembelajaran

drama

16 Konatif SS

17 Konatif SS

3

Teknologi

dalam Drama

(Technological)

Pemahaman

umum

teknologi

dalam drama

18 Afektif SS

8

19 Kognitif STS

20 Konatif SS

Ranah dan

jenis teknologi

dalam

pertunjukan

drama

21 Kognitif SS

22 Kognitif STS

23 Kognitif SS

24 Kognitif SS

25 Kognitif SS

4

Wawasan

tentang Drama

(Knowledge)

Apresiasi

terhadap karya

drama

26 Konatif STS

8

27 Konatif SS

28 Konatif SS

29 Konatif STS

Pengalaman

dalam ruang

lingkup drama

30 Afektif SS

31 Kognitif SS

32 Kognitif SS

33 Konatif STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 297: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

285

Jumlah 33

HASIL JAWABAN KUESIONER VIA GOOGLE FORM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 298: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

286

PENILAIAN DESAIN PRODUK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 299: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

287

KISI-KISI VALIDASI DESAIN PRODUK RPS PERGELARAN SASTRA

PENELITIAN PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE UNTUK

MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

VALIDATOR ASPEK CONTENT DAN KNOWLEDGE DRAMA

No Aspek Nomor

Pernyataan Indikator Skor

1.

Kesesuaian rumusan

materi pembelajaran

dalam mata kuliah

Pergelaran Sastra

1 Pertemuan 1

Dramaturgi Realis

1

2

Pertemuan 2

Penyutradaraan

Realis

0

3

Pertemuan 3

Organisasi

Pertunjukan

0

4 Pertemuan 4

Keaktoran

1

5 Pertemuan 5

Tata Suara

1

6

Pertemuan 6

Tata Cahaya dan

Tata Latar

1

7

Pertemuan 7

Tata Rias dan Tata

Busana

1

8

Pertemuan 8

Pertunjukan Drama

Realis

1

Jumlah Skor 6

Rerata 0,75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 300: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

288

VALIDATOR ASPEK PEDAGOGICAL

Keselarasan Capaian Pembelajaran Lulusan dengan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

No Aspek Poin

Pernyataan Indikator Skor

1.

Kesesuaian Capaian

Pembelajaran Lulusan

dengan Capaian

Pembelajaran Mata Kuliah

1 PP 1 dengan CPM 1 1

2 PP 1 dengan CPM 2 1

3 PP 1 dengan CPM 3 1

4 PP 1 dengan CPM 4 1

5 PP 1 dengan CPM 5 1

6 PP 1 dengan CPM 6 1

7 S 11 dengan CPM 13 1

8 KK 1 dengan CPM 10 1

9 KK 1 dengan CPM 11 1

10 KU 1 dengan CPM 7 1

11 KU 1 dengan CPM 8 1

12 KU 1 dengan CPM 9 1

13 KU 7 dengan CPM 12 1

Jumlah Skor 13

Rerata 1

Keselarasan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah, Capaian Pembelajaran Mata Kuliah dan Indikator

Ketercapaian/Kompetensi

No Aspek Poin

Pernyataan Indikator Skor

1.

Kesesuaian Capaian

Pembelajaran Mata Kuliah,

Capaian Pembelajaran

Mata Kuliah dan Indikator

Ketercapaian/Kompetensi

1 CPM 1, K 1.1, dan IK 1.1.1 1

2 CPM 2, K 2.1, dan IK 2.1.1 1

3 CPM 3, K 3.1, dan IK 3.1.1 1

4 CPM 4, K 4.1, dan IK 4.1.1 1

5 CPM 5, K 5.1, dan IK 5.1.1 1

6 CPM 5, K 6.1, dan IK 6.1.1 1

7 CPM 5, K 7.1, dan IK 7.1.1 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 301: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

289

8 CPM 6, K 8.1, dan IK 8.1.1 1

9 CPM 7, K 1.3, dan IK 1.3.3 0

10 CPM 8, K 2.3, dan IK 2.3.3 0

11 CPM 9, K 3.3, dan IK 3.3.3 0

12 CPM 10, K 4.3, dan IK 4.3.3 1

13 CPM 11, K 5.3, dan IK 5.3.3 0

14 CPM 11, K 6.3, dan IK 6.3.3 0

15 CPM 11, K 7.3, dan IK 7.3.3 0

16 CPM 12, K 8.3, dan IK 8.3.3 1

17 CPM 13, K 1.2, dan IK 1.2.2 1

18 CPM 13, K 2.2, dan IK 2.2.2 1

19 CPM 13, K 3.2, dan IK 3.2.2 1

20 CPM 13, K 4.2, dan IK 4.2.2 1

21 CPM 13, K 5.2, dan IK 5.2.2 1

22 CPM 13, K 6.2, dan IK 6.2.2 1

23 CPM 13, K 7.2, dan IK 7.2.2 1

24 CPM 13, K 8.2, dan IK 8.2.2 1

Jumlah Skor 17

Rerata 0,71

Keselarasan Kompetensi, Materi Pembelajaran, Prosses Pembelajaran, dan Evaluasi

No Aspek Nomor

Pernyataan Indikator Skor

1.

Keselarasan Kompetensi,

Materi Pembelajaran,

Prosses Pembelajaran, dan

Evaluasi

1 Pertemuan 1 1

2 Pertemuan 2 1

3 Pertemuan 3 1

4 Pertemuan 4 1

5 Pertemuan 5 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 302: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

290

6 Pertemuan 6 1

7 Pertemuan 7 1

8 Pertemuan 8 1

Jumlah Skor 8

Rerata 1

VALIDATOR ASPEK TECHNOLOGICAL

Integrasi Kompetensi, Materi Pembelajaran, Prosses Pembelajaran, dan Evaluasi Berbasis

Teknologi

No Aspek Nomor

Pernyataan Indikator Skor

1.

Kesesuaian Integrasi

Kompetensi, Materi

Pembelajaran, Prosses

Pembelajaran, dan Evaluasi

Berbasis Teknologi

1 Pertemuan 1 0

2 Pertemuan 2 0

3 Pertemuan 3 0

4 Pertemuan 4 0

5 Pertemuan 5 1

6 Pertemuan 6 1

7 Pertemuan 7 1

8 Pertemuan 8 1

Jumlah Skor 4

Rerata 0,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 303: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

291

PENILAIAN PRODUK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 304: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

292

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER PENILAIAN PRODUK

UNTUK AHLI BAHAN AJAR

Pernyataan Tertutup

No. Aspek Indikator

Nomor

Butir

Soal

Rumusan

Pernyataan Skor

Jumlah

Soal

Tiap

Aspek

1.

Kelayakan

Tata Letak

dan Desain

Grafis dalam

Buku Ajar

Kemenarikan

Tata Letak

dan desain

grafis buku

ajar

1

Halaman sampul

buku ajar

menarik sehingga

mengundang

minat baca bagi

mahasiswa

3 2

Komposisi tata

letak dan desain

grafis buku ajar

menarik sehingga

menarik untuk

dibaca bagi

mahasiswa.

3

Komposisi tata

letak dan desain

grafis tidak

mengganggu

substansi buku

ajar.

Penggunaan

ilustrasi foto

atau gambar

dalam buku

ajar

4

Penggunaan

ilustrasi gambar

dan foto

membuat buku

ajar menarik

untuk dibaca.

2

5

Penggunaan

ilustrasi gambar

dan foto

menunjang

penjelasan dan

pemaparan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 305: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

293

substansi.

2.

Kelayakan

Materi Video

Suplemen

Pembelajaran

Keselarasan

materi dalam

buku ajar

dan video

suplemen

pembelajaran

6

Susunan materi

dalam video

suplemen

pembelajaran

dapat menjadi

penunjang

pemaparan isi

buku ajar.

3 7

Susunan materi

dalam video

suplemen

pembelajaran

selaras dengan

pemaparan teoritis

dalam buku ajar.

8

Pemaparan hal-hal

praktis dalam

video

pembelajaran

dapat memberikan

gambaran praktik

dalam proses

penyusunan drama

realis.

Tampilan

video

suplemen

pembelajaran

9

Kualitas gambar

dan suara baik

sehingga menarik

untuk dilihat dan

disimak.

2

10

Kemasan video

suplemen

pembelajaran

menarik dan dapat

membantu

pemahaman

mahasiswa dalam

menggunakan

buku ajar.

3.

Pemanfaatan

teknologi

dalam buku

ajar

Integrasi

teknologi

dalam

aktivitas

11

Perumusan

aktivitas buku ajar

menggunakan

pemanfaatan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 306: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

294

berbagai akses

teknologi untuk

media

pembelajaran.

Integrasi

teknologi

dalam materi

12

Perumusan materi

buku ajar juga

mengacu pada

penggunaan

teknologi yang

dibutuhkan dalam

bidang ilmu yang

dipelajari.

1

Integrasi

teknologi

dalam

penugasan

13

Perumusan

penugasan buku

ajar juga mengacu

pada pemanfaatan

teknologi yang

relevan untuk

pengerjaan tugas

1

Penggunaan

Video

suplemen

pembelajaran

14

Keselarasan

pemanfaatan video

pembelajaran

sebagai media

pembelajaran

berbasis teknologi

dengan buku ajar

1

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER PENILAIAN PRODUK

UNTUK AHLI BAHASA

Pernyataan Tertutup

No. Aspek Indikator Nomor

Butir

Rumusan

Pernyataan Skor Jumlah

Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 307: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

295

Soal Tiap

Aspek

1.

Aspek

Penulisan

dan

Penggunaan

Bahasa

dalam Buku

Ajar

Kejelasan

penggunaan

bahasa

dalam buku

ajar.

1

Penggunaan bahasa

pada buku ajar tidak

berbelit-belit dan

lugas sehingga

mempermudah dalam

penjelasan materi

3

2

Penggunaan bahasa

pada buku ajar sesuai

dengan tingkat dan

model penggunaan

bahasa Indonesia di

lingkup mahasiswa.

3

Penggunaan bahasa

mampu memperjelas

panduan dan instruksi

dalam buku ajar.

Kaidah

penulisan

dan

penggunaan

bahasa

dalam buku

ajar.

4

Penggunaan bahasa

dalam buku ajar telah

sesuai dengan kaidah

penulisan buku ajar.

2

5

Penggunaan bahasa

dalam buku ajar telah

sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

Sistem

penulisan

rujukan

daftar

pustaka

6

Penggunaan sistem

rujukan endnote

dalam tiap bab sudah

memenuhi kriteria

penulisan rujukan.

2

7

Penulisan daftar

pustaka telah

memenuhi kaidah

penulisan rujukan.

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER PENILAIAN PRODUK

UNTUK AHLI DRAMA

Pernyataan Tertutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 308: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

296

No. Aspek Indikator

Nomor

Butir

Soal

Rumusan

Pernyataan Skor

Jumlah

Soal

Tiap

Aspek

1.

Kelayakan

Materi

dalam

Buku Ajar

Susunan

Materi

Drama

Realis

1

Daftar materi yang

dicantumkan dalam

buku ajar telah

memenuhi kebutuhan

untuk mempelajari

pembelajaran

pertunjukan drama

realis

2

2

Urutan materi yang

dicantumkan dalam

buku ajar telah

memenuhi kebutuhan

untuk mempelajari

pembelajaran

pertunjukan drama

realis

7

Keselarasan

penjabaran materi

buku ajar dengan

video suplemen

pembelajaran

Penjabaran

konsep,

kaidah, dan

penerapan

drama realis.

3

Penjelasan pengertian,

konsep dan kaidah

pertunjukan drama

realis di dalam buku

ajar telah memenuhi

teori-teori pertunjukan

drama realis.

2

4

Penjelasan langkah-

langkah dan teknik

penciptaan

pertunjukan drama

realis di dalam buku

ajar telah memenuhi

konvensi pertunjukan

drama realis.

Rumusan

latihan

untuk

mengasah

5

Perumusan aktivitas

mampu

mencerminkan

kemampuan yang

harus dikuasai untuk

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 309: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

297

keterampilan

drama

mempelajari proses

penciptaan

pertunjukan drama

realis.

6

Perumusan penugasan

mampu

mencerminkan

kemampuan yang

harus dikuasai untuk

mempelajari proses

penciptaan

pertunjukan drama

realis.

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER PENILAIAN PRODUK

UNTUK AHLI PEDAGOGI

Pernyataan Tertutup

No. Aspek Indikator

Nomor

Butir

Soal

Rumusan

Pernyataan Skor

Jumlah

Soal

Tiap

Aspek

1.

Keselarasan

Aspek

Pedagogi

dalam

Desain RPS

dan Buku

Ajar

Keseuaian

kompetensi

di RPS

dengan buku

ajar.

1

Deskripsi mata

kuliah Pergelaran

Sastra di dalam

desain RPS telah

tertuang dalam

buku ajar drama.

3

2

Deskripsi capaian

pembelajaran mata

kuliah Pergelaran

Sastra di dalam

desain RPS telah

tertuang dalam

buku ajar drama.

3 Deskripsi

kompetensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 310: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

298

Pergelaran Sastra

di dalam desain

RPS telah tertuang

dalam buku ajar

drama.

Kesesuaian

materi di

RPS dengan

buku ajar.

4

Rincian materi di

dalam desain RPS

telah tertuang

dalam pembagian

subbab di buku ajar

drama.

1

Kesesuaian

aktivitas di

RPS dengan

buku ajar.

5

Rincian aktivitas di

dalam desain RPS

telah tertuang

dalam bagian

aktivitas pada

subbab Mari

Berlatih di buku

ajar drama.

1

Kesesuaian

penugasan

dan evaluasi

di RPS

dengan buku

ajar.

6

Rincian penugasan

di dalam desain

RPS telah tertuang

dalam bagian

penugasan pada

subbab Mari

Berlatih di buku

ajar drama.

8

7

Penugasan

mengakomodasi

tingkatan HOTS

pada ranah

pengetahuan yaitu

C4 dan C5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 311: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

299

8

Penugasan

mengakomodasi

tingakatan HOTS

pada ranah

keterampilan baik

keterampilan

motorik maupun

keterampilan

abstrak yaitu P3

dan P4.

9

Penugasan

mengakomodasi

tingkatan HOTS

pada ranah sikap

yaitu A4 dan A5.

10

Rincian aspek

penilaian di dalam

desain RPS telah

tertuang dalam

bagian kriteria

penilaian pada

subbab Mari

Berlatih di buku

ajar drama.

11

Kriteria penilaian

dalam buku ajar

telah memperinci

indikator penilaian

ranah pengetahuan

tingkatan C4 dan

C5.

12 Kriteria penilaian

dalam buku ajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 312: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

300

telah memperinci

indikator penilaian

ranah keterampilan

tingkatan P3 dan

P4.

13

Kriteria penilaian

dalam buku ajar

telah memperinci

indikator penilaian

ranah sikap

tingkatan A4 dan

A5.

2.

Pemanfaatan

teknologi

dalam buku

ajar

Integrasi

teknologi

dalam

aktivitas

14

Perumusan

aktivitas buku ajar

menggunakan

pemanfaatan

berbagai akses

teknologi untuk

media

pembelajaran.

1

Integrasi

teknologi

dalam materi

15

Perumusan materi

buku ajar juga

mengacu pada

penggunaan

teknologi yang

dibutuhkan dalam

bidang ilmu yang

dipelajari.

1

Integrasi

teknologi

dalam

penugasan

16

Perumusan

penugasan buku

ajar juga mengacu

pada pemanfaatan

teknologi yang

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 313: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

301

relevan untuk

pengerjaan tugas

Video

Suplemen

Pembelajaran

17

Keselarasan

pemanfaatan video

pembelajaran

sebagai media

pembelajaran

berbasis teknologi

dengan buku ajar

1

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER PENILAIAN PRODUK

UNTUK MAHASISWA

Pernyataan Tertutup

No. Aspek Indikator

Nomor

Butir

Soal

Rumusan

Pernyataan Skor

Jumlah

Soal

Tiap

Aspek

1.

Kelayakan

Materi dalam

Buku Ajar

Penjabaran

materi dalam

buku ajar

1

Penjelasan

pengertian, konsep

dan kaidah

pertunjukan drama

realis di dalam

buku ajar mudah

untuk dimengerti

4 2

Penjelasan

langkah-langkah

dan teknik

penciptaan

pertunjukan drama

realis di dalam

buku ajar mudah

untuk dimengerti

Aktivitas

dalam buku

ajar

3

Perumusan

aktivitas menarik

dan mampu

mengasah

kemampuan yang

harus dikuasai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 314: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

302

untuk menciptakan

pertunjukan drama

realis.

Penugasan

dalam buku

ajar

4

Perumusan tugas

dapat dikerjakan

oleh mahasiswa

2.

Aspek

Penulisan

dan

Penggunaan

Bahasa

dalam Buku

Ajar

Penggunaan

bahasa

dalam buku

ajar

5

Penggunaan

bahasa pada buku

ajar tidak berbelit-

belit dan lugas

sehingga

mempermudah

dalam penjelasan

materi

2

6

Penggunaan

bahasa mampu

memperjelas

panduan dan

instruksi dalam

buku ajar.

3.

Kelayakan

Tata Letak

dan Desain

Grafis dalam

Buku Ajar

Kemenarikan

Tata Letak

dan desain

grafis buku

ajar

7

Halaman sampul

buku ajar menarik

sehingga

mengundang minat

baca bagi

mahasiswa.

5

8

Komposisi tata

letak dan desain

grafis buku ajar

menarik sehingga

menarik untuk

dibaca bagi

mahasiswa.

9

Komposisi tata

letak dan desain

grafis tidak

mengganggu

substansi buku

ajar.

Penggunaan

ilustrasi foto

atau gambar

dalam buku

10

Penggunaan

ilustrasi gambar

dan foto

membuat buku

ajar menarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 315: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

303

ajar untuk dibaca.

11

Penggunaan

ilustrasi gambar

dan foto

menunjang

penjelasan dan

pemaparan

substansi.

4.

Kelayakan

Materi Video

Suplemen

Pembelajaran

Isi materi

dalam video

suplemen

pembelajaran

12

Susunan materi

dalam video

suplemen

pembelajaran

dapat menjadi

penunjang

pemaparan isi

buku ajar.

5

13

Susunan materi

dalam video

suplemen

pembelajaran

selaras dengan

pemaparan teoritis

dalam buku ajar.

14

Pemaparan hal-hal

praktis dalam

video

pembelajaran

dapat memberikan

gambaran praktik

dalam proses

penyusunan drama

realis.

Tampilan

video

suplemen

pembelajaran

15

Kualitas gambar

dan suara baik

sehingga menarik

untuk dilihat dan

disimak.

16

Kemasan video

suplemen

pembelajaran

menarik dan dapat

membantu

pemahaman

mahasiswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 316: PENGEMBANGAN BUKU AJAR DRAMA BERBASIS …

304

menggunakan

buku ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI