pengembangan bahan ajar tertulis untuk ... · web viewmenurut chall dan conrad seperti dikutip...

28
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK MENINGKATKAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ILMU SOSIAL DASAR 1) Oleh: Soetarno 2) Abstract The aims of this study were: (1) to develop written-instruction material using Dick and Carey model and advance organizers, and (2) to compare the effects of two kinds of written-instructional material on students’ achievement. This experimental study was carried out in Sebelas Maret University during the academic year 1996/1997 with student taking Basic Social Science as subjects. The design used for this research was randomized block design. Before the implementation of the experiment, written-instructional material using Dick and Carey model and advance organizers was developed. The instruments used in the study ware: (1) an achievement test to measure students’ achievement in Basic Social Science (r=0.97),and instruments for measuring the quality of the written material consisting of: (2) a rating scale by experts (r=0,76), and (3) students’ respons (r=0,83). ANOVA was used to test the hypothesis at the level of significance = 0.01. The results of the hypothesis testing revealed that: (1) The written- instructional material caused different affects on students’ achievement in Basic Social Science (F o = 169,22 > F t = 43,12. (2) The written-instructional material development using Dick and Carey model and advance organizers is more effective in improving students’ achievement compared to the already existing written-instructional material (x 1 = 64,98 > x 2 = 57,10). (3) For every level of entry behavior students’ achievement in Basic Social Science using the written- instructional material developed by the Dick and Carey model and using advance organizers were higher than using existing written-instructional material. It is therefore recommended to faculty members to develop written- instructional material based on the principles of well known instructional models. Kata kunci: pengembangan bahan ajar, advance organizer, prestasi belajar, Ilmu Sosial 1

Upload: others

Post on 19-Jan-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK MENINGKATKAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN

ILMU SOSIAL DASAR1)

Oleh: Soetarno2)

Abstract

The aims of this study were: (1) to develop written-instruction material using Dick and Carey model and advance organizers, and (2) to compare the effects of two kinds of written-instructional material on students’ achievement.

This experimental study was carried out in Sebelas Maret University during the academic year 1996/1997 with student taking Basic Social Science as subjects. The design used for this research was randomized block design. Before the implementation of the experiment, written-instructional material using Dick and Carey model and advance organizers was developed.

The instruments used in the study ware: (1) an achievement test to measure students’ achievement in Basic Social Science (r=0.97),and instruments for measuring the quality of the written material consisting of: (2) a rating scale by experts (r=0,76), and (3) students’ respons (r=0,83).

ANOVA was used to test the hypothesis at the level of significance = 0.01. The results of the hypothesis testing revealed that: (1) The written-instructional material caused different affects on students’ achievement in Basic Social Science (Fo = 169,22 > Ft = 43,12. (2) The written-instructional material development using Dick and Carey model and advance organizers is more effective in improving students’ achievement compared to the already existing written-instructional material (x1 = 64,98 > x2 = 57,10). (3) For every level of entry behavior students’ achievement in Basic Social Science using the written-instructional material developed by the Dick and Carey model and using advance organizers were higher than using existing written-instructional material.

It is therefore recommended to faculty members to develop written-instructional material based on the principles of well known instructional models.

Kata kunci: pengembangan bahan ajar, advance organizer, prestasi belajar, Ilmu Sosial Dasar.

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan tinggi memiliki tanggungjawab untuk menghasilkan lulusan

1) Disarikan dari Disertasi Doktor IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta)2) Dr. Soetarno, M.Pd. adalah Dosen pada Jurusan PIPS-FKIP UNS dan Program Pascasarjana UNS

1

Page 2: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

yang berkualitas dan menempatkan dirinya sebagai pusat perkembangan ilmu

pengetahuan. Pendidikan tinggi dituntut untuk menyiapkan lulusannya memiliki

kemampuan berpikir kritis agar dapat memecahkan masalah-masalah yang muncul akibat

perubahan sosial yang pesat. ( Soedjatmoko,1991).

Makin membengkaknya mahasiswa yang belum diimbangi dengan pemecahan

beberapa masalah penting seperti masih rendahnya kualitas belajar mengajar menjadikan

tugas pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan berkualiltas menjadi makin berat

(Yusufhadi Miarso, 1990). Agar kualitas lulusan dapat ditingkatkan, diperlukan

pengajaran yang memiliki tanggung jawab tinggi dalam mengelola pembelajaran. Tenaga

pengajar seperti itu memiliki komitmen kuat terhadap proses belajar mengajar sehingga

akan menghasilkan lulusan dengan indeks prestasi tinggi. (Bambang Suwarno dan Asep

Suryahadi, 1994).

Bertolak dari kondisi situasi proses belajar mengajar di perguruan tinggi di

Indonesia yang masih berpusat pada lembaga atau dosen (Toeti Soekamto, 1993), maka

upaya meningkatkan kualitas lulusan harus dipusatkan pada peningkatan keefektifan

pembelajaran yang dikelola oleh para dosen sekaligus berusaha mengurangi kelemahan-

kelemahan yang ada. Salah satu kelemahan pembelajaran di perguruan tinggi menurut

Dressel dan Marcus (1982) adalah kurangnya perhatian dosen dalam memberikan

dorongan belajar di luar kelas.

Pengembangan bahan ajar tertulis merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh

dalam melakukan usaha meningkatkan keefektifan pembelajaran sekaligus menyediakan

bahan bagi mahasiswa agar terdorong belajar di luar kelas. Menurut Chall dan Conrad

seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan

sarana utama bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang suatu pokok

persoalan.

Pengembangan bahan ajar tertulis yang telah dilakukan di Universitas Sebelas

Maret mencakup berbagai mata kuliah. Salah satu di antaranya adalah mata kuliah Ilmu

Sosial Dasar (ISD). Dari hasil penelitian pendahuluan terhadap bahan ajar ISD yang telah

ada, disimpulkan masih terdapatnya aspek-aspek dalam bahan ajar tersebut yang perlu

disempurnakan agar dapat menyediakan dorongan atau rangsangan belajar bagi

mahasiswa.

2

Page 3: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

Mahasiswa pada dasarnya bukan pelajar pemula. Mereka sudah memiliki

pengetahuan awal yang diperoleh dari jenjang pendidikan sebelumnya maupun dari

berbagai sumber belajar di sekitarnya. Apalagi untuk ISD atau mata kuliah ilmu-ilmu

sosial pada umumnya, tersedianya berbagai sumber informasi memungkinkan para

mahasiswa memperoleh pengetahuan awal yang berkaitan dengan mata kuliah tersebut.

Model Dick dan Carey dengan pemakaian pemandu awal (advance organizers)

merupakan salah satu model yang dapat digunakan dalam menyempurnakan bahan ajar

ISD guna meningkatkan keefektifan penggunaannya dalam pembelajaran. Masalah yang

berkaitan dengan perbedaan prestasi belajar dengan digunakannya model bahan ajar yang

berbeda perlu diteliti sehingga dapat dijadikan dasar bagi pihak terkait dalam mengambil

kebijakan untuk menyempurnakan bahan ajar yang telah ada.

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana

mengembangkan bahan ajar tertulils berdasarkan model Dick dan Carey dan pemakaian

pemandu awal (advance organizers)?; (2) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar

ISD mahasiswa dengan tingkat pemahaman awal berlainan apabila menerima bahan ajar

yang disusun berdasarkan model Dick dan Carey dan pemakaian pemandu awal (advance

organizer) dibandingkan dengan mereka yang memperoleh bahan ajar tertulis yang telah

ada.

Prestasi Belajar Mahasiswa

Prestasi belajar mahasiswa atau hasil belajar (learning outcomes) mahasiswa

adalah deskripsi mengenai apa yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai hasil dari

pembelajaran (Dick dan Reiser, 1989). Tinggi rendahnya prestasi belajar mencerminkan

tingkat keefektifan pembelajaran.

Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar

mahasiswa selama mengikuti program pembelajaran perlu dilakukan evaluasi

(Arikunto,1990); dengan evaluasi akan dapat ditentukan manfaat suatu program. Evaluasi

mencakup pengumpulan informasi yang akan digunakan dalam menilai antara lain

keberhasilan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. (Worthen dan Sanders, 1973).

Tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi merupakan tiga aspek

pembelajaran yang saling berkait satu sama lain. Tujuan pembelajaran akan memberikan

3

Page 4: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

arah dalam memilih metode dan isi pembelajaran. Evaluasi akan menentukan sejauh

mana tujuan telah tercapai, baik untuk masing-masing perserta didik maupun untuk kelas

secara keseluruhan. (Hopkins, Stanley, dan Hopkins, 1990). Evaluasi hanya dilakukan

mengenai tujuan-tujuan pembelajaran yang secara eksplisit telah ditentukan sebelumnya

(Bloom, Madaus, dan Hastings, 1981). Alat yang digunakan dalam mengevaluasi tingkat

pencapaian selama mengikuti program pembelajaran disebut tes hasil belajar

(Arikunto,1990), yang oleh Brown (1970) didefinisikan sebagai tes yang dirancang

untuk mengevaluasi keefektifan mengajar atau belajar.

Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah ilmu sosial yang digunakan dalam pendekatan

sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial

yang berkembang dalam kehidupan masyarakat (Abu Ahmadi, 1991). Definisi lain

menyebutkan bahwa ISD atau studi sosial adalah integrasi dari sejumlah ilmu sosial dan

humaniora untuk tujuan pengajaran dalam pendidikan kesadaran berwarganegara (Barr,

Barth, dan Shermis, 1987). Hakekat ISD adalah mempelajari bidang kehidupan manusia

di masyarakat serta gejala dan masalah sosial yang menjadi bagian dari kehidupan

tersebut (Sumaatmadja, 1984).

Melalui ISD, mahasiswa di Indonesia khususnya mereka yang berkecimpung di

bidang eksakta diharapkan memperoleh bekal cukup untuk terjun ke masyarakat. Hal itu

dapat terjadi karena ISD memang menekankan pada pemecahan masalah-masalah sosial

dalam masyarakat Indonesia dengan menggunakan fakta, konsep, dan teori yang berasal

dari berbagai bidang ilmu sosial. (Abu Ahmadi, 1991).

Pengembangan Bahan Ajar

Upaya mengefektifkan pembelajaran dapat dilakukan melalui penyusunan

rancangan pembelajaran. Dalam rancangan tersebut dapat disiapkan kondisi eksternal

yang diperlukan untuk mendorong proses internal yang terjadi dalam diri orang yang

belajar.( Gagne dan Driscoll, 1989). Model pendekatan sistem perancangan pembelajaran

dari Dick dan Carey memiliki komponen-komponen yang membantu mendorong proses

internal yang terjadi dalam diri orang yang belajar. Dilakukannya analisis kebutuhan

4

Page 5: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

dalam menyusun tujuan pembelajaran umum akan menjamin kesesuaian pembelajaran

dengan kebutuhan mahasiswa. Terdapatnya analisis tugas atau analisis pembelajaran akan

mengakibatkan terdapatnya susunan hierarkis tujuan pembelajaran sehingga

memudahkan para mahasiswa belajar. Dilakukannya identifikasi perilaku dan

karakteristik awal mahasiswa akan memungkinkan disusunnya materi dan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi mahasiswa. Dengan adanya komponen

penilaian formatif memungkinkan diperlakukannya perbaikan rancangan pembelajaran

selama proses pengembangan, sehingga akan diperoleh program pembelajaran yang

sesuai dengan kondisi mahasiswa.

Pemakaian pemandu awal (advance organizers) yang menyertai model Dick dan

Carey didasarkan atas teori pengolahan informasi (information processing theory).

Menurut teori ini, proses belajar merupakan suatu proses transformasi masukan (input)

menjadi hasil/keluaran (output). Masukan berupa pesan atau informasi ditransformasikan

ke dalam susunan syaraf, kemudian disimpan untuk ditransformasikan kembali menjadi

pesan yang akan mengontrol munculnya perilaku sebagai hasil belajar. (Gagne dan

Driscoll, 1989). Teori yang sama dikemukan oleh Bruner (1977) yang menyatakan

bahwa proses belajar mengandung tiga proses simultan yaitu: akuisisi, transformasi, dan

evaluasi. Demikian pula Weinstein dan Mayers seperti dikutip Pintrich (1990), dalam

teorinya menyatakan bahwa proses belajar terdiri dari empat tahapan proses yaitu:

seleksi, akuisisi, konstruksi, dan integrasi. Pemakaian pemandu awal akan mempermudah

terjadinya tahapan-tahapan proses belajar karena pemandu awal akan menjembatani

pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang akan dipelajari.

Model lain dalam pengembangan bahan ajar adalah model PPSI yang juga

menggunakan pendekatan sistem. Langkah-langkah pengembangan pembelajaran dengan

model PPSI terdiri dari lima langkah pokok, yaitu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran

khusus, (2) menyusun alat evaluasi, (3) menentukan kegiatan belajar, (4) merencanakan

program kegiatan, dan (5) melaksanakan program. (Mudhoffir, 1986).

Tujuan pembelajaran khusus harus dirumuskan secara operasional, mengandung:

(a) apa yang diharapkan dapat dilakukan mahasiswa, dinyatakan dengan kata kerja yang

menunjukkan perilaku yang dapat diamati, (b) kriteria pencapaian, dan (c) kondisi yang

disediakan dalam mencapai tujuan (Banathy, 1968). Alat evaluasi disusun berorientasi

5

Page 6: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

pada tujuan langsung sesudah penetapan tujuan pembelajaran khusus, agar sekaligus

dapat dimanfaatkan untuk mengecek apakah rumusan tujuan pembelajaran khusus

tersebut dapat diukur atau tidak (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 1989). Langkah

berikutnya adalah menentukan kegiatan belajar mahasiswa, merencanakan program

kegiatan yang didasarkan pada satuan pelajaran yang diambil dari kurikulum, dan

melaksanakan program berpegang pada rencana, baik menyangkut strategi maupun

sumber yang akan digunakan.

Berdasarkan uraian di atas, maka berikut ini dipaparkan kerangka berpikir yang

digunakan dalam penelitian ini. Antara kedua model pengembangan bahan ajar seperti

telah dipaparkan di muka terdapat persamaan dan perbedaan. Kesamaan antara keduanya

adalah: (1) disusun dengan berorientasi pada sistem, (2) mengandung tujuan

pembelajaran khusus yang bersifat operasional, (3) mencakup pula pengembangan

strategi pembelajaran, dan(4) terdapat penilaian sumatif. Perbedaan keduanya adalah: (1)

pada model PPSI tidak begitu jelas pengembangannya, sedangkan pada model Dick dan

Carey cukup jelas; (2) dalam model Dick dan Carey dilakukan analisis kebutuhan, sedang

pada model PPSI tidak dilakukan analisis kebutuhan sehingga mungkin saja program

yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan mahasiswa; (3) pada model Dick dan

Carey terdapat analisis tugas atau analisis instruksional sehingga jelas hierarki

kemampuan yang harus dicapai; pada model PPSI tidak terdapat analisis tugas sehingga

kemampuan-kemampuan yang harus dicapai dapat saja berdiri sendiri-sendiri; (4) pada

model PPSI tidak dapat diidentifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa sehingga

dapat saja terdapat ketidaksesuaian antara tingkat kemampuan awal dengan bahan yang

akan dipelajari; (5) bahan ajar model Dick dan Carey jelas hierarkinya; sedangkan bahan

ajar model PPSI tidak jelas karena tidak didasarkan pada anlisis tugas; (6) dengan disertai

pemandu awal, model Dick dan Carey lebih memudahkan belajar karena pemandu awal

berfungsi sebagai jembatan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan

yang akan dipelajari; (7) dengan adanya penilaian formatif pada model Dick dan Carey

akan memungkinkan adanya revisi program pembelajaran yang dikembangkan. Dari

perbedaan-perbedaan yang terkait dengan kemudahan belajar bagi mahasiswa tersebut

dapat diduga bahan ajar yang disusun berdasarkan model Dick dan Carey dengan

6

Page 7: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

pemakaian pemandu awal akan memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan

model PPSI.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan bahan ajar model Dick dan

Carey dengan pemakaian pemandu awal, dan (2) mengetahui perbedaan hasil belajar

dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar antara mahasiswa yang menggunakan bahan ajar

tertulis model Dick dan Carey dan pemakaian pemandu awal dengan bahan ajar yang

telah ada.

Peneliltian dilakukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Waktu penelitian

pada tahun 1996 selama satu semester.

Pengujian keefektifan bahan ajar dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama

dalam bentuk uji coba selama proses pengembangan bahan ajar melalui reviu ahli, uji

coba perorangan, dan uji coba skala kecil. Tahap kedua dalam bentuk penilaian sumatif

untuk menguji keefektifan bahan ajar yang dikembangkan dibanding bahan ajar

yangtelah ada, dengan jalan melakukan pengujian terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Rancangan pengujian yang digunakan dalam pengujian tahap kedua adalah

rancangan blok acak. Edwards (1971) menyatakan bahwa rancangan blok acak akan

memperkecil kekeliruan karena memperhitungkan perbedaan-perbedaan yang ada antar

blok dalam analisis.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret pada jurusan

atau program studi yang mengajarkan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Sampel adalah

mereka yang mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar tahun 1996. Jumlah sampel

sebanyak 160 mahasiswa, kemudian dibagi-bagi dalam blok berdasar kemampuan awal.

Pembagian perlakuan antar kelas dilakukan secara acak.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) tes prestasi belajar

mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (ISD), (2) instrumen untuk mendapatkan penilaian (rating)

dari ahli pengembangan bahan ajar, dan (3) instrumen untuk mendapatkan tanggapan

mahasiswa dalam uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil dalam pengembangan

bahan ajar. Kalibrasi terhadap instrumen-instrumen tersebut dilakukan untuk mengetahui

7

Page 8: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

validitas dan reliabilitasnya. Untuk instrumen tes prestasi belajar ISD dilakukan pula

analisis derajat kesukaran dan daya pembeda.

Data hasil belajar mahasiswa dikumpulkan melalui tes pada akhir perlakuan

dengan menggunakan tes prestasi belajar ISD yang telah dikembangkan. Data penilaian

(rating) ahli dikumpulkan melalui reviu oleh ahli-ahl: materi bidang studi,

pengembangan bahan ajar, evaluasi, dan desain grafis dengan menggunakan instrumen

yang telah disiapkan. Data tanggapan mahasiswa dikumpulkan melalui forum uji coba

perorangan dan uji coba skala kecil.

Teknik yang dipakai untuk menganalisis data adalah analisis variansi. Pengujian

persyaratan analisis meliputi: uji normalitas, uji homogenitas, dan uji heteroginitas antar

blok.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pengembangan Bahan Ajar Model Dick dan Carey Disertai PemakaianPemandu Awal

Tahap pertama pengembangan bahan ajar dalam model ini adalah langkah

identifikasi tujuan pembelajaran umum. Langkah ini diawali dengan analisis kebutuhan

dengan menggunakan sumber: mahasiswa, koordinator Mata Kuliah Dasar Umum

(MKDU), dan koordinator mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Dari hasil analisis kebutuhan

diidentifikasikan sejumlah tujuan pembelajaran umum untuk mata kuliah Ilmu Sosial

Dasar.

Tahap kedua adalah analisis tugas atau analisis pembelajaran. Kompetensi umum

yang tegambar dalam tujuan pembelajaran umum pencapaianya harus melalui sejumlah

kompetensi khusus. Analisis tugas atau analisis pembelajaran dilakukan dengan

menyusun secara mundur kompetensi-kompetensi khusus yang harus dicapai mahasiswa

dengan menggunakan struktur perilaku kombinasi antara struktur perilaku hierarkikal dan

struktur perilaku pengelompokan.

Tahapan ketiga adalah identifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa.

Perilaku awal diidentifikasikan untuk mengetahui kemampuan yang telah dimiliki

mahasiswa dari hasil belajar pada jenjang pendidikan atau semester-semester

sebelumnya. Hasil ideentifikasi ini digunakan untuk menentukan garis batas perilaku

8

Page 9: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

awal yang digambarkan oleh kompetensi khusus hasil analisis pembelajaran. Identifikasi

karakteristik awal dilakukan mengenai: umur, kebiasaan belajar, rata-rata kemampuan

baca, dan rata-rata prestasi belajar sebelumnya. Hasil identifikasi karakteristik awal

digunakan dasar pertimbangan dalam menetapkan strategi pembelajaran.

Tahap keempat adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus. Tujuan

pembelajaran khusus dirumuskan secara operasional mengandung unsur: peserta didik

yang menjadi sasaran (audience), perilaku (behavior), kondisi (conditions), dan tingkat

pencapaian (degree).

Tahap kelima adalah menyususn tes acuan patokan. Tes disusun melalui

penyiapan kisi-kisi penyusunan tes mengacu pada tujuan pembelajaran khusus yang telah

ditetapkan.

Tahap keenam adalah mengembangkan strategi pembelajaran. Strategi

pembelajaran dikembangkan dalam bentuk panduan kegiatan belajar mengajar,

mengandung lima bagian langkah kegiatan yaitu: pra-pembelajaran, penyajian materi,

pelibatan siswa, tes/latihan, dan tindak lanjut.

Tahap ketujuh adalah mengembangkan bahan ajar disertai dengan pemakaian

pemandu awal. Aspek-aspek yang memudahkan belajar mencakup kandungan isi dan

eksposisi dituangkan dalam bahan ajar yang dikembangkan. Pemandu awal disusun

dalam bentuk pengantar bab untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki

dengan pengetahuan yang akan dipelajari.

Tahap kedelapan dan kesembilan adalah melakukan uji coba dan revisi. Uji coba

dilakukan dalam bentuk reviu bahan ajar oleh ahli, uji coba perorangan, dan uji coba

kelompok/skala kecil. Masukan yang diperoleh dari reviu ahli dan uji coba perorangan

serta uji coba skala kecil digunakan sebagai dasar untuk merevisi bahan ajar yang

dikembangkan sebelum digunakan dalam pembelajaran yang sesungguhnya.

Tahap kesepuluh adalah penilaian sumatif. Penilaian sumatif dilakukan dalam

bentuk pemberian tes prestasi belajar. Hasil tes dibandingkan dengan kelas yang

menggunakan bahan ajar yang telah ada untuk mengetahui keefektifan penggunaan bahan

ajar yang dikembangkan dengan model Dick dan Carey dengan pemakaian pemandu

awal.

9

Page 10: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

2. Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa dengan Dua Bahan Ajar yangBerbeda

Data rata-rata prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah ISD yang

menggunakan bahan ajar model Dick dan Carey dengan pemakaian pemandu awal adalah

sebesar 3,25; sedangkan yang menggunakan bahan ajar yang telah ada nilai rata-ratanya

adalah 2,89. Kedua rata-rata prestasi belajar tersebut cukup tinggi.

Hasil penggujian hipotesis menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara

prestasi belajar ISD yang menggunakan bahan ajar tertulis model Dick dan Carey dengan

pemakaian pemandu awal dibanding dengan bahan ajar tertulis yang telah ada. Analisis

lanjutan dengan uji-t menunjukkan bahwa untuk tingkat pengetahuan awal yang sama,

semua blok yang diberikan bahan ajar model Dick dan Carey dengan pemakaian

pemandu awal, rata-rata prestasi belajar ISD lebih besar dibanding dengan blok yang

diberikan bahan ajar yang telah ada. Rata-rata prestasi juga semakin menurun seiring

dengan makin rendahnya tingkat pengetahuan awal mahasiswa. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat pengetahuan awal berpengaruh terhadap prestasi belajar ISD namun tidak

bersifat interaktif dengan jenis bahan ajar yang digunakan.

3. Pembahasan

Bahan ajar tertulis model Dick dan Carey dengan pemandu awal lebih unggul

dalam meningkatkan prestasi belajar ISD karena aspek-sapek yang memudahkan dan

mendorong belajar yang terkandung dalam model tersebut lebih kuat dibanding dengan

bahan ajar yang telah ada. Adanya analisis kebutuhan dalam model Dick dan Carey akan

memberikan dorongan lebih kuat dalam belajar karena hal yang akan dipelajari

mahasiswa lebih sesuai dengan kebutuhan mereka..Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Garner (1990) yang menyebutkan bahwa bahan bacaan yang dianggap kurang penting

dikaitkan dengan kebutuhan seseorang akan kurang dapat perhatian sehingga tidak ada

usaha untuk menganalisis isinya.

Adanya analisis tugas atau analisis pembelajaran dalam model Dick dan Carey,

mengakibatkan hierarki kemampuan yang harus diperhatikan mahasiswa lebih jelas

sehingga memudahkan belajar. Bahan ajar yang disusun berdasarkan analisis tugas atau

analisis pembelajaran juga memudahkan mahasiswa dalam mempelajarinya karena

10

Page 11: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

mahasiswa akan dapat belajar secara urut tahap demi tahap mulai dari hal yang lebih

mudah menuju ke hal yang lebih sulit.

Adanya identifikasi perilaku dan tugas yang akan dilakukan mahasiswa lebih

sesuai dengan kemampuan dan karakteristik awal yang mereka miliki. Hal ini akan

menghindarkan terjadinya kebosanan ataupun dialaminya kesulitan belajar oleh para

mahasiswa.

Berdasarkan teteori pengolahan informasi (information processing theory) seperti

diutarakan Gagne dan Driscoll (1989), pelajaran akan efektif apabila seseorang dapat

belajar secara bermakna. Belajar secara bermakna dapat terjadi apabila dapat

dihubungkan informasi baru yang akan dipelajari dengan struktur kognitif yang telah

dimiliki. Penggunaan pemandu awal merupakan salah satu cara untuk mendorong

terjadinya belajar secara bermakna karena pemandu awal memiliki sejumlah fungsi.

Fungsi-fungsi itu adalah: (1) untuk mengundang perhatian atau menumbuhkan minat dan

sebagai pengikat atau acuan atas informasi yang akan dipelajari, (2) sebagai perancah

(rambu pembatas) untuk memberikan petunjuk pengorganisasian informasi yang akan

dipelajari, (3) dengan pengorganisasian yang mantap dan jelas, dapat dihindarkan

penghafalan tanpa makna.

Bagi mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan awal tinggi, adanya pemandu

awal akan dapat memanfaatkan pengetahuan yang telah disimpan dalam struktur kognitif.

Bagi mereka, akan terjadi pengulangan pembelajaran. Hal ini akan berakibat terjadinya

belajar lebih banyak sehingga akan menghasilkan tingkat retensi lebih tinggi yang

selanjutnya akan meningkatkan prestasi belajar.(Semb dan Ellis, 1994).

Bagi mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan awal rendah, pengetahuan

awal yang tersimpan dalam struktur kognitif mereka terbatas. Tersedianya pemandu awal

akan membantu mereka dalam mengorganisasikan materi yang dipelajari karena

pemandu awal dapat berfungsi mengingatkan pengetahuan awal yang pernah dipelajari

kemudian menghubungkannya dengan materi baru.

Fungsi pemandu awal sebagai penghubung sejalan dengan pandangan teori

Koneksionisme Thorndike (1976), bahwa dalam belajar diperlukan jalur penghubung

yang siap menggerakkan kerja otak. Lebih aktifnya kerja otak akan meningkatkan hasil

belajar.

11

Page 12: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

Pemandu awal juga mendorong terjadinya asimilasi bermakna karena pemandu

awal akan menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan struktur kognitif yang

telah dimiliki para mahasiswa. Dengan terjadinya asimilasi bermakna, proses belajar

menjadi lebih baik sehingga akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik pula.

Bartlett seperti dikutip Chipman dan Segal (1985) menjelaskan bahwa apa yang

mampu diingat seseorang dari suatu teks tergantung pada pengetahuan yang telah

dimilikinya. Latar belakang seseorang akan mempengaruhi interprestasi dan ingatan atas

isi suatu bahan bacaan. Seseorang peserta didik menurut Leahey dan Harris (1985) akan

mengalami kesulitan mengingat dan memahami isi tugas bacaan apabila pengetahuan

yang berkaitan dengan itu terbatas. Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994)

mengungkapkan hasil penelitian Alexander dan Judy yang menyebutkan bahwa

pemrosesan informasi lebih efektif jika seseorang telah memiliki dasar-dasar

pengetahuan tentang bidang tersebut. Berkenaan dengan hal itu semua, pemandu awal

dapat memainkan perannya dalam membantu menampilkan dasar-dasar pengetahuan

yang telah ada dalam struktur kognitif orang yang bersangkutan sehingga kesulitan dalam

mengingat, memahami, menginterprestasi, dan memproses secara strategis materi yang

harus dipelajari akan teratasi. Teratasinya kesulitan mengingat, memahami,

menginterprestasikan, dan memproses secara strategis suatu bahan pelajaran akan

meningkatkan hasil belajar berupa prestasi belajar yang lebih baik.

Manfaat pemandu awal sebagai bagian dari bahan ajar tertulis model Dick dan

Carey dengan pemakaian pemandu awal dalam meningkatkan prestasi belajar ISD sejalan

dengan berbagai penemuan beriku. Ausabel seperti dikutip Newell (1989) menyatakan

bahwa skor tes kelompok yang menggunakan pemandu awal berbeda secara signifikan

dengan kelompok lain yang menggunakan bentuk pengantar bukan pemandu awal. Hal

yang sama diungkapkan Newell dari temuan Kuhn dan Novak.

Beberapa temuan lain mengungkapkan hal senada. Temuan-temuan yang

diungkapkan West, Farmer, dan Wolff (1991) menyatakan bahwa pemandu awal

memiliki pengaruh dalam pengkategorian dan mempunyai kelebihan-kelebihan dalam

membantu belajar tentang konsep-konsep umum. Temuan Burnes dan Clawson yang

diungkapakan oleh Newell (1989) menyatakan bahwa pemandu awal akan membantu

membangun ingatan lebih lama. Dalam mata kuliah ISD, sebagaimana mata kuliah ilmu

12

Page 13: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

sosial pada umumnya, materi yang perlu dipelajari cukup luas. Terdapatnya pemandu

awal yang membantu membangun ingatan lebih lama akan mendorong peningkatan

prestasi belajar karena materi yang cukup luas tadi harus disimpan sampai dilakukannya

tes untuk mengukur prestasi belajar.

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan, yakni: (1) Subyek yang hanya

berasal dari satu universitas membawa akibat terbatasnya kondisi yang terwakili dalam

penelitian. Perbedaan kondisi yang terkait dengan proses belajar mengajar akan

membawa perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar; (2) Penelitian hanya

menyangkut mata kuliah ISD tanpa mempertimbangkan masalah minat, padahal minat

merupakan aspek mental yang sebenarnya juga penting dalam belajar; (3) Penelitian

hanya menggunakan mata kuliah dalam bidang ilmu sosial, mungkin hasilnya berbeda

bila diterapkan untuk mata kuliah bidang eksakta; (4) Pengendalian penggunaan sumber-

sumber belajar yang lain tidak dapat dilakukan; (5) Tidak dilakukannya pemisahan unsur-

unsur yang menyebabkan meningkatnya prestasi belajar sehingga tidak dapat dipastikan

unsur mana yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar; (6) Setiap penggunaan

cara baru dalam pembelajaran memerlikan pelatihan bagi para dosen yang belum tentu

dapat diterima secara baik oleh mereka.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar mata

kuliah ISD dengan diberikannya bahan ajar model Dick dan Carey dengan pemakaian

pemandu awal lebih besar dibanding dengan bahan ajar tertulis yang telah ada.

2. Implikasi

Adanya perbedaan prestasi belajar sebagai akibat dari pemakaian bahan ajar yang

berbeda menunjukkan bahwa bahan ajar model Dick dan Carey dengan pemakaian

pemandu awal lebih baik dibanding dengan bahan ajar yang sudah ada. Dengan

demikian, seharusnyalah bagi para pengelola Universitas Sebelas Maret memikirkan

untuk merevisi bahan ajar yang ada agar dapat diperoleh bahan ajar yang lebih baik yang

bersifat luwes (fleksibel).

13

Page 14: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

Untuk mengembangkan bahan ajar tertulis perlu dimasukkan sebanyak mungkin

aspek-aspek yang memudahkan belajar bagi mahasiswa yang meliputi berbagai bentuk

teknik penyajian yang dituangkan dalam bahan ajar tertulis maupun langkah

penggunaannya dalam pembelajaran. Pengaruh positif penggunaan bahan ajar tertulis

terhadap prestasi belajar ternyata dapat diperoleh mahasiswa dari semua tingkat

pengetahuan awal. Model Bidang Empat Situasi Belajar dari Campione dan Armbruster

(1985) menyatakan bahwa dalam memproses isi bahan ajar tertulis diperlukan

penggunaan pengetahuan awal dan bagi mereka yang memiliki pengetahuan awal rendah

perlu penanganan khusus. Mengutip penelitian Krueger, Semb, dan Ellis (1994)

mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi akan

mengalami pengulangan belajar yang dapat menghasilkan tingkat retensi lebih tinggi

pula.

Pengembangan bahan ajar tertulis yang memasukkan unsur-unsur yang

memudahkan belajar harus lebih memperhatikan peserta didik dengan tingkat

pengetahuan awal kelompok rendah. Mereka yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi

tidak akan dirugikan karena dengan mengalami pengulangan belajar, mereka akan

memperoleh tingkat retensi yang lebih tinggi. Namun perlu dingat bahwa mereka dapat

merasa bosan. Agar hal ini tidak terjadi, kepada kelompok ini perlu disiapkan program-

program pengayaan. Dengan adanya program pengayaan, mereka akan tetap aktif

mengikuti proses pembelajaran.

Pemakaian pemandu awal dalam model Dick dan Carey telah meningkatkan hasil

belajar karena dengan pemandu awal pengetahuan yang tersimpan dalam struktur kognitif

mahasiswa dapat dimanfaatkan dalam belajar. Ausubel seperti dikutip Weil dan Joyce

(1978) menyatakan bahwa pemandu awal berperan membantu pengajaran dalam

penyampaian informasi yang cukup banyak secara bermakna dan efisien. Pemandu awal

memberikan gambaran menyeluruh mengenai bahan yang akan dipelajari dikaitkan

dengan hal yang sudah diketahui. Dengan adanya gambaran menyeluruh tersebut,

mahasiswa dapat menyesuaikan bahan yang akan dipelajari dengan struktur kongnitif

yang dimiliki. Dalam hal ini pemandu awal berperan sebagai penghubung antara

pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Dukungan

mengenai teori tersebut datang dari teori Koneksionisme dari Thorndike (1976) yang

14

Page 15: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

menyatakan bahwa: apabila tersedia jalur penghubung, maka kerja syaraf otak siap

difungsikan. Pemakaian pemandu awal memudahkan belajar mahasiswa melalui

kemudahan dalam pemrosesan informasi. Kemudahan yang dimaksud adalah kemudahan

terjadinya tahap-tahap proses akuisisi, trasformasi, dan evaluasi menurut Bruner (1978)

atau tahap-tahap proses seleksi, akuisisi, konstruksi, serta integrasi menurut Weinstein

dan Mayer seperti dikutip Pintrich (1990). Melihat fungsi pemandu awal dalam

membantu belajar mahasiswa, maka pemakaiannya dalam pengembangan bahan ajar

menjadi penting.

3. Saran-saran

Berikut ini diajukan saran-saran yang didasarkan atas kesimpulan dari penelitian

dan implikasinya.

a. Bahan ajar yang ada di Universitas Sebelas Maret perlu diperbaiki dengan

memasukan model Dick dan Carey dengan pemakaian pemandu awal (advace

organizers).

b. Tidak semua dosen Universitas Sebelas Maret memahami model Dick dan Carey

dengan pemakaian pemandu awal. Oleh karenanya, perlu diadakan penataran yang

bersifat berkelanjutan untuk memperkenalkan model Dick dan Carey dengan

pemakaian pemandu awal di kalangan dosen Universitas Sebelas Maret.

c. Penataran untuk memperkenalkan model Dick dan Carey dengan pemakaian

pemandu awal sebaiknya dilakukan dalam bentuk lokakarya (workshop) agar para

dosen mendapat kesempatan melakukan latihan praktek menggunakan model tersebut

dalm pengembangan bahan ajar.

d. Setiap permulaan tahun ajaran, dosen perlu mengukur tingkat kemampuan awal

mahasiswa agar segera menyesuaikan bahan ajar yang telah dikembangkannya

dengan tingkat kemampuan awal mahasiswa mutakhir.

e. Dosen perlu memikirkan program-program pengayaan bagi mahasiswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi.

15

Page 16: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

Daftar Pustaka

Abu Ahmadi. 1991. Ilmu sosial dasar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Alexander, Patricia A., Kulikowich, Jonna M., & Jetton, Tamara L. “ The role of subject-matter knowledge and interest in the processing of linear and nonlinear texts,” American educational research journal, Vol. 64 No. 2, 1994, 201-252.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Bambang Suwarno, & Asep Suryahadi. 1994. “Prestasi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi,” Mimbar pendidikan. Th. XII No. 1, 1994, 52-63.

Banathy, Bela H. 1968. Instructional systems. Belmont, CAL: Fearon Publishers, Inc.

Barr, Robert, Barth, James L., & Shermis, S. 1987. Hakekat dasar studi sosial. Aduran Buchari Alma dan Harlasgunawan Ap. Bandung: Penerbit Sinar Baru.

Bloom, Benjamin S., Madaus, George F., & Hastings, Thomaas J. 1981. Evaluation to improve learning. New York: McGraw-Hill Book Company.

Brown, Frederick G. 1970. Principles of educational and psychological testing, Hinsdale, Il.: The Dryden Press Inc.

Bruner, J. 1978. The process of education. Cambridge: Harvard University Press.

Campione, Joseph C., & Armbruster, Bonnie B. 1985. “Acquiring information from texts: An analysis of four approaches,” Thinking and learning skills, Volume 1: Relating instruction to research. Eds. Judith W. Segal, Susan F. Chipman, & R. Glaser. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Pp. 317-359.

Chipman, Susan F., & Segal, Judith W. 1985. “Higher cognitive goals for education: An introduction,” Thinking and learning skills, Volume 1: Relating instruction to research eds. Judith W. Segal, Susan F. Chipman, dan Robert Glaser Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Pp. 1-19.

Dick, Walter., & Carey, Lou. 1990. The systematic design of instruction. [ [t.t.]: Harper Collins Publishers.

Dick, Walter. & Reiser, Robert A. 1989. Planning effective instruction. Boston: Allyn and Bacon.

Dressel, Paul L., & Marcus, Dora. 1982. On teaching and learning in college: Reemphasizing the roles of learners and the disciplines. San Francisco, CAL: Jossey-Bass Inc., Publishers.

16

Page 17: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

Edwards, Allen L. 1971. Experimental design in psychological research. New Delhi: Amerind Publishing Co., Pvt., Ltd.

Gagne, Robert M., & Marcy Perkins Driscoll, Marcy Perkins. 1989. Essentials of Learning for instruction. Englewood Clifts, NJ: Prentice Hall.

Garner, Ruth. “When children and adult do not use learning strategies: Toward a theory of setting,” Review of educational research, Vol. 60, No. 4, 1990, 517-529.

Hopkins, Kenneth D., Stanley, Julian C., & Hopkins, B.R. 1990. Educational and psychological measurement and evaluation. Needham Heights, MASS.: Allyn and Bacon.

Leahey, Thomas Hardy, & Harris, Richard Jackson. 1985. Human learning. Englewood Cliffs, NJ.: Prentice-Hall, Inc.

Mudhoffir. 1986. Teknologi instruksional. Bandung: Remadja Karya CV.

Nana Sudjana, & Ahmad Rivai. 1989. Teknologi pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar aru.

Newell, John. 1989. “Advance organizers: Their construction and use in instructional development.” Readings in instructional development. Vol. 5. Eds. Wayan Ardhana & Verna Willis. Jakarta: PPPTK Ditjen Dikti.

Pintrich, Paul R. 1990. “Implication of psychological research on student learning and college teaching for teacher education.” Handbook of research on teacher education: A project of Association of Teacher Education. Eds. W. Robert Houston, Martin Haberman, & John Sikula. New York: Macmillan Publishing Company. Pp. 826-857.

Semb, George B., & Ellis, John A. 1994. “Knowledge taught in school: What is remembered?” Review of educational research, Vol. 64, No. 2, 1994, 252-286.

Soedjatmoko. 1991. Manusia dan dunia yang sedang berubah. Dalam C.R. Semiawan dan Soedijarto (Eds). Mencari strategi pembangunan pendidikan nasional menjelang abad XXI (pp. 7-17). Jakarta: Penerbit PT Gramedia.

Sumaatmadja, Nursid. 1984. Metodologi pengajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Bandung: Penerbit Alumni.

Thorndike, Edward Lee. 1976. “Connectionisme” Learning: Systems, Models, and Theories. Ed. William S. Sahakian. Chicago: Rand McNally College Publishing Company.

17

Page 18: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERTULIS UNTUK ... · Web viewMenurut Chall dan Conrad seperti dikutip Alexander, Kulikowich, dan Jetton (1994), bahan ajar tertulis merupakan sarana utama

Toeti Soekamto. 1993. Perancangan dan pengembangan sistem instruksional. Jakarta: Intermedia, 1993

Weil, Marsha, & Joyce, Bruce. 1978. Information processing models of teaching: Expanding your teaching reportoire. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.

West, Charles K., Farmer, James A. & Wolff, Phillip M. (1991). Instructional design: Implications from cognitive science. Boston: Allyn and Bacon.

Worthen, Blaine R., & Sanders, James R. 1973. Educational evaluation: Theory and practice. Belmont, CAL.: Wodsworth Publishing Inc.

Yusufhadi Miarso. 1990. “Approaches in instructional improvement in Indonesia,” Prosiding Makalah untuk Sixteenth International Conference on Improving University Teaching. 173-181. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

18