pengelolaan balai ekonomi desa dalam …

16
Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.) PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Management of Balai Ekonomi Desa to Develop Tourism at Region of Borobudur Temple Oleh : Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M.Pd., M.Si., Fakultas Ilmu Sosial UNY, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengelolaan balai ekonomi desa dalam mengembangkan pariwisata di kawasan Candi Borobudur serta faktor penghambat dan pendukungnya. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan Balai Ekonomi Desa dalam mengembangkan pariwisata di kawasan Candi Borobudur adalah (1) pengelola belum memaksimalkan potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi daya tarik wisatawan. (2) dalam pengembangan aksesbilitas belum dikembangkan secara maksimal karena pihak pengelola masih bergantung dengan bantuan masyarakat (3) pengembangan fasiitas Balai Ekonomi Desa diintegrasikan dalam satu kawasan dengan tujuan sebagai pusat kegiatan pariwisata masyarakat. Faktor pendukung dari pengelolaan program Balai Ekonomi Desa adalah respon baik dari masyarakat terhadap program Balai Ekonomi Desa dimana masyarakat merupakan pihak terkait dalam pengembangan potensi desa, kemudian faktor penghambatnya adalah pemahaman yang masih kurang dari masyarakat dalam memahami peluang yang akan mereka kembangkan. Kata Kunci : Pengelolaan Pariwisata, Balai Ekonomi Desa, Candi Borobudur ABSTRACT This research aimed to describe and analyze management of Balai Ekonomi Desa to develop tourism at region of Borobudur Temple and its supporting and inhibiting factors. The research used descriptive with qualitative approach. Management of Balai Ekonomi Desa to develop tourism in region of Candi Borobudur there are (1) the manager not maximizing yet potency which can be develop to be attractiveness for tourists. (2) in develop accessibility was not develop maximizing yet because the manager still rely on community assistance (3) in developing amenities of Balai Ekonomi Desa was integrated on a region with the intention as the center of tourism activities. The supporting factor from management of Balai Ekonomi Desa is good response from community to program Balai Ekonomi Desa whereupon community as related parties on developing village. The obstacle factor is lack of understanding from community in understanding chances which will developed by them. Keywords: management of tourism, Balai Ekonomi Desa, Borobudur Temple 828

Upload: others

Post on 05-May-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM

MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI KAWASAN CANDI

BOROBUDUR

Management of Balai Ekonomi Desa to Develop Tourism at Region of Borobudur Temple

Oleh : Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M.Pd., M.Si., Fakultas Ilmu Sosial UNY,

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengelolaan balai

ekonomi desa dalam mengembangkan pariwisata di kawasan Candi Borobudur serta faktor

penghambat dan pendukungnya. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan Balai Ekonomi Desa

dalam mengembangkan pariwisata di kawasan Candi Borobudur adalah (1) pengelola belum

memaksimalkan potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi daya tarik wisatawan. (2)

dalam pengembangan aksesbilitas belum dikembangkan secara maksimal karena pihak

pengelola masih bergantung dengan bantuan masyarakat (3) pengembangan fasiitas Balai

Ekonomi Desa diintegrasikan dalam satu kawasan dengan tujuan sebagai pusat kegiatan

pariwisata masyarakat. Faktor pendukung dari pengelolaan program Balai Ekonomi Desa

adalah respon baik dari masyarakat terhadap program Balai Ekonomi Desa dimana

masyarakat merupakan pihak terkait dalam pengembangan potensi desa, kemudian faktor

penghambatnya adalah pemahaman yang masih kurang dari masyarakat dalam memahami

peluang yang akan mereka kembangkan.

Kata Kunci : Pengelolaan Pariwisata, Balai Ekonomi Desa, Candi Borobudur

ABSTRACT

This research aimed to describe and analyze management of Balai Ekonomi Desa to

develop tourism at region of Borobudur Temple and its supporting and inhibiting factors. The

research used descriptive with qualitative approach. Management of Balai Ekonomi Desa to

develop tourism in region of Candi Borobudur there are (1) the manager not maximizing yet

potency which can be develop to be attractiveness for tourists. (2) in develop accessibility was

not develop maximizing yet because the manager still rely on community assistance (3) in

developing amenities of Balai Ekonomi Desa was integrated on a region with the intention as

the center of tourism activities. The supporting factor from management of Balai Ekonomi

Desa is good response from community to program Balai Ekonomi Desa whereupon

community as related parties on developing village. The obstacle factor is lack of

understanding from community in understanding chances which will developed by them.

Keywords: management of tourism, Balai Ekonomi Desa, Borobudur Temple

828

Page 2: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah

negara yang memiliki keanekaragaman

budaya. Salah satu warisan budaya dunia

yang dimiliki oleh Indonesia adalah Candi

Borobudur yang terletak di Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur

merupakan candi Budha terbesar di dunia

yang telah tercatat Guinnes World Records

di London sebagai situs arkeologi terbesar

di dunia. Candi ini didirikan pada masa

pemerintahan Syailendra antara 780-840

Masehi. Peninggalan ini didirikan sebagai

tempat pemujaan Budha

(http://borobudurpark.com/temple/)

diunduh pada 11 Oktober 2017 pukul

15.57 WIB). Candi Borobudur pernah

menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia

dan menjadi salah satu warisan budaya

dunia oleh UNESCO.

(http://indonesia.go.id/?p=7079, diunduh

pada 11 Oktober 2017 pukul 16.00 WIB).

Candi Borobudur merupakan salah satu

dari Destinasi Pariwisata Nasional (DPN)

di Indonesia dengan citra “The Capital of

World Heritage and The Smilling Jogja”

yang menjadi destinasi wisata unggulan

Kabupaten Magelang baik oleh turis lokal

maupun turis mancanegara. Jumlah

wisatawan candi Borobudur untuk

wisatawan domestik mencapai 3.392 993

pada tahun 2015

(https://magelangkab.bps.go.id/linkTabelSt

atis/view/id/283, diunduh pada 11 Oktober

2017, pukul 16.08 WIB)

Candi Borobudur sebagai objek

wisata unggulan di Kabupaten Magelang

memberikan kontribusi terbesar bagi

pendapatan asli daerah dari sector

pariwisata. Pada 2015, pendapatan dari

Candi Borobudur mencapai Rp96,49 miliar

atau berkontribusi sebesar 95,93 persen

terhadap pendapatan obyek wisata

Kabupaten Magelang. Jumlah tersebut

merupakan pendpatan secara bersih baik

dari kunjungan wisatawan domestik

maupun asing. Hal ini terjadi terus

menerus dimana sekarang ini, menurut

pengelola Candi Borobudur banyak sekali

warga yang berjualan disekitar kawasan

objek wisata yang mulai mengabaikan

ketertiban di area objek Terkait perizinan

berjualan juga diabaikan oleh pedangang.

Selain pedagang, wisatawan pun mengeluh

dengan adanya pengemis di sekitar

kawasan Candi Borobudur.

Candi Borobudur termasuk dalam

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

(KSPN) sebagaimana diatur dalam

RIPPARNAS 2010-2025, yang artinya

bahwa kawasan ini memiliki fungsi utama

pariwisata atau memiliki potensi untuk

pengembangan pariwisata nasional yang

mempunyai pengaruh penting dalam

beberapa aspek, seperti pertumbuhan

ekonomi, sosial dan budaya,

pemberdayaan sumber daya alam, serta

829

Page 3: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

daya dukung lingkungan hidup. Namun,

dalam praktiknya pengaruh tersebut

penting belum diberikan oleh Candi

Borobudur untuk daerah sekitarnya. PT

TWC sebagai sebuah BUMN yang

bertugas mengelola kawasan wisata Candi

Borobudur mencoba mencari solusi untuk

permasalahan tersebut.

Hal tersebut mendorong pemerintah

untuk memberikan dukungan bagi daerah

sekitar Candi Borobudur untuk menjadi

penyedia fasilitas pendukung untuk

mendorong pariwisata Candi Borobudur.

Pengembangan desa wisata merupakan

salah satu cara untuk mencapai pemerataan

pembangunan pariwisata dan manfaatnya,

sebagaimana dicita-citakan oleh UU No.

10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Melalui Kementerian Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) pemerintah menggagas

program Balkondes (Balai Ekonomi Desa)

dalam rangka melaksanakan program

sinergi pengembangan pariwisata

Indonesia. Salah satu tanggung jawab

BUMN adalah mendorong perekonomian

Indonesia menuju arah perbaikan sehingga

memberikan kesejahteraan kepada

masyarakat. Untuk itu, BUMN menggagas

program sinergi BUMN membangun Desa

Wisata. Dalam membangun Desa Wisata

Kementerian BUMN mengutamakan

konsep Balai Ekonomi Desa (Balkondes)

yang bertujuan untuk memberdayakan

perekonomian masyarakat di sekitar

kawasan wisata. Balkondes juga dibentuk

untuk membantu masyarakat

meningkatkan kesejahteraan melalui usaha

untuk mengembangkan potensi-potensi

daerah dengan membangun rumah inap

(homestay) untuk disewakan kepada para

wisatawan, pembinaan potensi lokal

melalui kerajinan khas daerah, kuliner dan

peluang usaha lainnya.

(https://bumntrack.co.id/geliat-bumn-

membangun-desa-wisata/ diunduh pada 14

Desember 2017 pukul 22.22 WIB).

Sejumlah 20 Balkondes di kawasan

Candi Borobudur direncanakan untuk

didirikan dan beroperasi pada tahun 2016.

Namun, sampai pada tahun 2017 beberapa

desa belum bisa mendirikan Balkondes

karena beberapa faktor seperti tidak

disediakannya lahan atau kerjasama

dengan BUMN sponsor yang terhambat.

Program ini adalah sebagai salah satu

usaha yang dilakukan oleh BUMN, dalam

hal ini PT TWC Borobudur sebagai

pimpinan program dan inisiatif program,

tujuannya untuk mengangkat daerah-

daerah disekitar kawasan Candi Borobudur

untuk berkembang dan memberikan output

berupa destinasi wisata alternatif bagi

wisatawan Borobudur. Program ini

merupakan bentuk CSR (Corporate Social

Responbility) dari BUMN sebagai

perwujudan “BUMN hadir untuk negeri”.

BUMN sebagai penanggung jawab dan

pendukungan finansial dari awal

830

Page 4: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

perencanaan program sampai pada

pelaksanaan yang dilakukan bersama

dengan BUMDES.

Berdasarkan perencanaan yang

dilakukan oleh PT TWC program

Balkondes ini bertujuan untuk

mengembangkan daerah dengan menggali

potensi desa yang ada di sekitar kawasan

Candi Borobudur untuk mengembangkan

pariwisata. Konsep Balkondes adalah

pengembangan pariwisata dengan

pengembangan desa wisata dengan konsep

sebuah balai sebagai pusat kegiatan

pariwisata di sebuah desa. Pengembangan

desa wisata dengan konsep ini mirip

dengan pengembangan dengan konsep

CBT (Community Based Tourism) dengan

mengikutsertakan masyarakat didalamnya.

Masyarakat sebagai salah satu pihak yang

menjalankan program ini. Dengan adanya

berbagai potensi kebudayaan dari kawasan

wisata Candi Borobudur perlu dilakukan

pengelolaan yang baik sehingga dapat

dijadikan sarana untuk meningkatkan

jumlah wisatawan yang terus menurun.

Disamping itu, adanya Balkondes ini juga

menjadi pendukung untuk

mengembangkan potensi dari desa-desa

yang ada di sekitar Candi Borobudur.

Berdasarkan pemaparan di atas,

permasalahan terkait pariwisata Candi

Borobudur adalah belum adanya dampak

dari aspek ekonomi maupun sosial bagi

masyarakat di sekitar kawasan Candi

Borobudur. Diperlukan pengelolaan

potensi-potensi yang terdapat di sekitar

kawasan Candi Borobudur yang

seharusnya menjadi daya dukung penarik

minat dari wisatawan dalam rangka

mengembangkan pariwisata di sekitar

kawasan Candi Borobudur. Dalam

penelitian ini, peneliti melihat pada

pengelolaan balai ekonomi desa dalam

mengembangkan pariwisata di kawasan

Candi Borobudur dan juga faktor

pendorong dan faktor penghambat dalam

pengelolaan balai ekonomi desa dalam

pengembangan pariwisata di kawasan

Candi Borobudur.

Pengelolaan/manajemen adalah

istilah dari management dalam bahasa

Indonesia. Pengertian dari pengelolaan dan

manajemen adalah sama. Mary Parker

Follet dalam T. Hani Handoko (2009:2)

mendefinisikan manajemen sebagai seni

dalam menyelesaikan pekerjaan melalui

orang lain, yang berarti bahwa untuk

mencapai tujuan-tujuan dalam suatu

organisasi manajer menggunakan

pengaturan kepada orang lain untuk

melakukan berbagai tugas yang mungkin

diperlukan. Stoner dalam T. Hani Handoko

(2009:2) mendefinisikan manajemen

sebagai berikut, Manajemen adalah sebuah

proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya-sumber daya organisasi

831

Page 5: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

lainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan. Pengertian

manajemen adalah segala sesuatu yang

berhubungan langsung dengan kegiatan

yang mengatur banyak orang guna

mencapai tujuan tertentu. Manajemen yaitu

seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasi,

penyusunan, pengarahan, dan pengawasan

sumber daya untuk tujuan yang telah

ditetapkan (Manullang, 5:2005).

Pengertian manajemen yang disampaikan

oleh Manullang tidak jauh berbeda dengan

arti manajemen menurut bahasa Perancis

kuno, yaitu management yang artinya seni

melaksanakan dan mengatur dengan kata

lain, manajemen sudah sejak lama dan

telah digunakan sebagai sarana

pengelolaan sumber daya di dunia. Maka,

manajemen adalah suatu ilmu yang

digunakan untuk mengatur segala aspek

atau kekayaan yang ada di dunia dengan

melaksanakan kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan

dan pengawasan untuk mencapai tujuan

tertentu.

Simamora (dalam Pasolong,

2008:83) mengatakan manajemen

merupakan proses pendayagunaan bahan

baku dan sumberdaya manusia untuk

mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Markharita (dalam Simbolon, 2004:22)

mengatakan manajemen adalah

pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia

atau berpotensi di dalam pencapaian

tujuan. Pakar manajemen terkenal dari

Perancis yang bernama Henry Fayol

menyatakan bahwa terdapat lima fungi

manajemen yaitu Perencanaan, adalah

suatu proses pemilihan atau penetapan

tuuan-tujuan organisasi. Pengorganisasiaan

adalah penentuan sumber daya dan

kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan organisasi. Penyusunan, meliputu

penarikan (recruitment), latihan, dan

pengembangan serta penempatan dan

pemberian orientasi para karyawan dalam

lingkungan kerja yang menguntungkan dan

produktif. Pengarahan, adalah fungsi

pengarahan atau leading, secara sederhana

adalah untuk membuat atau mendapatkan

tujuan yang telah ditetapkan dari karyawan

dan sesuatu yang harus dilakukan oleeh

karyawan. Fungsi ini melibatkan kualitas,

gaya, dan kekuasaan pemimpin serta

kegiatan-kegiatan pemimpin seperti

komunikasi, motivasi dan disiplin.

Pengawasan, adalah penemuan dan

penerapan cara dan peralatan untuk

menjamin bahwa rencana telah

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan

yang telah ditetapkan diawal. (Henry Fayol

dalam Hani Handoko. 1986 : 20)

G.R. Terry dalam Malayu S.P

Hasibuan (2007:2) menyatakan manajemen

adalah suatu proses yang khas yang terdiri

dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk

834832

Page 6: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

menentukan serta mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber daya lainnya. Harold Koontz dan

Cyril O’Donnel dalam Malayu S.P

Hasibuan (2007:3) mengemukakan bahwa

manajemen adalah usaha mencapai suatu

tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

Pengelolaan merupakan kegiatan yang

mencakup perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian sumber

daya yang dimiliki untuk mencapai sasaran

atau tujuan yang telah ditetapkan dalam

suatu organisasi atau perusahaan. Dalam

pengelolaan dibutuhkan seorang manajer

untuk melakukan koordinasi dalam

kegiatan pengelolaan. Balderton (dalam

Adisasmita, 2011:21) istilah manajemen

yaitu menggerakan, mengorganisasikan,

dan mengarahkan usaha manusia untuk

memanfaatkan secara efektif material dan

fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam bahasa Indonesia,

management atau manajemen diartikan

pengelolaan. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

pengelolaan yaitu proses, cara, perbuatan

mengelola; proses melakukan kegiatan

tertentu dengan menggerakan tenaga orang

lain; proses membantu merumuskan

kebijaksanaan dan tujuan organisasi;

proses yang memberikan pengawasan pada

semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan

kebijaksanaan dan pencapaian tujuan

(1990:411). Pengelolaan merupakan

kegiatan yang dilakukan dengan berbagai

usaha untuk mencapai tujuan. Pengertian

pengelolaan ini memiliki beberapa poin

yang sama dengan pengertian manajemen.

Adisasmita (2011:22), mengemukakan

bahwa, pengelolaan bukan hanya

melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi

merupakan, rangkaian kegiatan yang

meliputi fungsi-fungsi manajemen

meliputi, perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan untuk mencapai tujuan yang

efektif dan efisien.

Pengelolaan desa wisata dalam

bentuk Balai Ekonomi Desa merupakan

proses pengaturan kegiatan yang

berlangsung di kawasan tersebut.

Pengorganisasian yang melibatkan sumber

daya tersebut dinamakan manajemen atau

pengelolaan. Manajemen memiliki fungsi

yang sangat penting dalam pencapaian

suatu tujuan yang saling bertentangan dan

juga untuk mencapai efisiensi maupun

efektivitas. Pengelolaan merupakan

kegiatan kelola atau kegiatan-kegaitan

terkait dengan memanfaatkan dan

mengelola sumber daya yang dimiliki

untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Pengertian manajemen adalah

pengertian dari pengelolaan, manajemen

merupakan kegiatan memanfaatkan

sumber-sumber daya yang ada atau secara

lebih rinci merupakan kegiatan

perencanaan, pengorganisasian,

833

Page 7: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

pelaksanaa, dan pengontrolan dalam

perusahaan atau organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Oka A. Yoeti (1997:165)

berpendapat bahwa berhasilnya suatu

pengelolaan objek wisata hingga

tercapainya kawasan wisata sangat

tergantung pada 3A yaitu, atraksi

(attraction), mudah dicapai (accessbility),

dan fasilitas (amenities). Atraksi wisata

diartikan sebagai segala sesuatu yang

terdapat di daerah wisata yang dapat

menarik wisatawan untuk berkunjung ke

suatu daerah. Sesuatu yang dapat menarik

wisatawan meliputi benda-benda tersedia

di alam, hasil ciptaan manusia

(kebudayaan), dan tata cara hidup dalam

masyarakat. Aksesibilitas dalam pariwisata

berkenaan dengan tingkat kemudahan

seorang wisatawan mencapai suatu tempat

objek wisata. Beberapa hal yang

mempengaruhi aksesibilitas suatu tempat

adalah kondisi jalan, tarif angkutan, jenis

kendaraan, jaringan transportasi, jarak

tempuh, dan waktu tempuh. Fasilitas

wisata dapat diartikan suatu sarana dan

prasarana yang harus disediakan oleh

pengelola wisata untuk kebutuhan

wisatawan. Kebutuhan wisatawan tidak

hanya menikmati objek wisata saja namun

wisatawan juga memerlukan sarana dan

prasarana wisata seperti akomodasi (sarana

kebersihan, kesehatan, keamanan,

komunikasi, tempat hiburan,

hotel/penginapan, restoran, dan toko

cindera mata), transportasi, dan lain-lain

meliputi tempat ibadah dan MCK.

Robert C. Lonati (dalam Nyoman S.

Pendit, 2000:3) menyatakan bahwa dalam

operasionalnya istilah pariwisata sebagai

pengganti istilah asing tourism atau travel

diberi makna oleh pemerintah Indonesia

”mereka yang meninggalkan rumah untuk

mengadakan perjalanan tanpa mencari

nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi

sambil menikmati kunjungan mereka”.

Pariwisata menurut Pendit (2003 : 20)

mendefinisikan pariwisata sebagai suatu

proses kepergian sementara dari seseorang

atau lebih menuju tempat lain di luar

tempat tinggalnya. Dengan kepergiannya

adalah karena berbagai kepentingan, baik

karena kepentingan ekonomi, sosial,

kebudayaan, politik, agama, kesehatan

maupunkepentingan lain seperti karena

sekedar ingin tahu, menambah penglaman

ataupun untuk belajar.

Menurut Salah Wahab dalam Oka A.

Yoeti (2008 : 111) pariwisata sebagai suatu

aktivitas manusia yang dilakukan secara

sadar yang mendapat pelayanan secara

bergantian diantara orang-orang dalam

suatu Negara itu sendiri atau di luar negeri,

meliputi pendiaman orang-orang dari

daerah lain untuk sementara mencari

kepuasan beraneka ragam dan berbeda

dengan apa yang dialaminya, dimana ia

memperoleh pekerjaan tetap. Kusudianto

834

Page 8: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

Hadinoto (2002:2) mengatakan bahwa

pariwisata merupakan segala kegiatan

dalam masyarakat yang berhubungan

dengan wisatawan. Dalam pengertian ini

wisatawan diartikan sebagai orang atau

pelaku yang melakukan kegiatan wisata.

Peninjauan secara Etymologis, kata

“Pariwisata” menurut Oka A. Yoeti (1997 :

110) berasal dari bahasa Sansekerta,

sesungguhnya bukanlah berarti “tourisme”

(bahasa Belanda) ataupun tourism (bahasa

Inggris). Kata pariwisata, menurut

pengertian ini sinonim dengan pengertian

“tour”. Pendapat ini berdasarkan pemikiran

sebagai berikut : Kata pariwisata berasal

dari dua suka kata, yaitu pari dan wisata,

pari berarti banyak, berkali-kali dan

berputar-putar, sedangkan wisata berarti

perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata

berarti perjalanan atau bepergian yang

dilakukan secara berkali-kali atau

berkeliling. Pariwisata adalah padanan

bahasa Indonesia untuk istilah tourism

dalam bahasa Inggris

Pada umumnya, masyarakat mengenal

kata berwisata yaitu kegiatan berlibur dan

berekreasi untuk suasana santai dalam

mencari kepuasan, namun istilah

pariwisata adalah suatu proses bepergian

untuk sementara waktu, tidak hanya alasan

untuk bersantai saja, adapaun berbagai

kepentingan, seperti kepentingan ekonomi,

sosial, kebudayaan, politik, agama dan

pendidikan. Secara etimologis pariwisata

adalah sebagai usaha promosi untuk

melaksanakan tour, dan akomodasi

wisatawan.

Menurut Muljadi (2009:27) desa

wisata adalah produk wisata yang

melibatkan anggota masyarakat desa

dengan segala perangkat yang dimilikinya.

Desa wisata tidak hanya berpengaruh pada

ekonominya, tetapi juga sekaligus dapat

melestarikan lingkungan alam dan sosial

budaya masyarakat terutama berkaitan

dengan nilai-nilai kebersamaan,

kekeluargaan, kegotongroyongan, dan lain-

lain. Dengan demikian, kelestarian alam

dan sosial budaya masyarakat akan

menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan.

Desa wisata merupakan suatu bentuk

integrasi antara atraksi, akomodasi, dan

fasilitas pendukung yang disajikan dalam

suatu struktur kehidupan masyarakat yang

menyatu dengan tata cara dan tradisi yang

berlaku. Suatu desa wisata memiliki daya

tarik yang khas (dapat berupa keunikan

fisik lingkungan alam pedesaan, maupun

kehidupan sosial budaya masyarakatnya)

yang dikemas secara alami dan menarik

sehingga daya tarik pedesaan dapat

menggerakan kunjungan wisata ke desa

tersebut (Kementrian Kebudayaan dan

Pariwisata, 2011:1)

Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR)

yang dimaksud dengan desa wisata adalah

suatu daerah wisata yang menyajikan

835

Page 9: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

secara keseluruhan suasana yang

mencerminkan keaslian perdesaan baik

dari sisi kehidupan sosial, ekonomi,

keseharian, budaya, adat istiadat, memiliki

arsitektur dan tata ruang yang khas dan

unik dan menarik serta memiliki potensi

untuk dikembangkan komponen

kepariwisataan (Soetarsono Priasukmana,

2001:27). Desa wisata merupakan salah

satu solusi pembangunan untuk pedesaan

secara keseluruhan. Penampilan dan tata

letak dalam lingkungan desa yang

menawarkan sumber pendapatan baru

untuk penduduk, terutama ketika daerah

tersebut memiliki potensi khusus, sumber

daya yang berkualitas serta insfrastruktur

yang memadai.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskiptif dengan pendekatan kualitatif.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Borobudur

Kabupaten Magelang. Penelitian ini

dilakukan pada tanggal 12 Maret sampai

dengan 8 Juni 2018.

Subjek Penelitian

Pimpinan Program Balkondes PT

TWC unit Borobudur, Asisten Manajer PT

TWC unit Borobudur, Supervisor PT

Patrajasa, Penanggung Jawab

Pengembangan Program Balkondes PT

Patrajasa, BUMDES Grahamandala,

pegawai Balkondes, Ibu Samidah dan

Mbak Enti sebagai perwakilan masyarakat

Borobudur.

Data dan Sumber Data

Data Primer diperoleh dari hasil

wawancara dengan informan penelitian

dan observasi terkait dengan pengelolaan

Balai Ekonomi Desa dalam

mengembangkan wisata Borobudur

sedangkan data sekunder diperoleh dari

dokumentasi yang didapat di lokasi

penelitian.

Instrumen Penelitian

Instrumen utama didalam penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Menurut

Moleong (2014:168) dikarenakan peneliti

menjadi segalanya dari keseluruhan proses

penelitian. Disamping peneliti merupakan

instrumen utama dalam penelitian ini,

terdapat instrumen lainnya yaitu pedoman

wawancara dan observasi. Oleh karena itu,

peneliti sebagai instrumen juga harus

divalidasi seberapa jauh kesiapan peneliti

untuk melakukan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan observasi langsung terhadap

kegiatan sosialisasi pengembangan

potensi desa di Balkondes Tanjungsari.

Peneliti juga mengamati kegiatan

sehari-hari yang ada di Balkondes

terutama kunjungan dari wisatawan.

Selain itu observasi dilakukan pada

838836

Page 10: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

fasilitas-fasilitas keadaan lokasi

Balkondes.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik wawancara semi

terstuktur artinya wawancara bebas

dimana peneliti tidak melakukan

wawancara dengan pedoman

wawancara yang sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumen yang

digunakan adalah data pengunjung

Candi Borobudur tahun 2013-2015,

Undang-undang No. 10 Tahun 2009

tentang Pariwisata, PT TWC, website

dan berita online terkait dengan

informasi Candi Borobudur. Sumber-

sumber tersebut digunakan sebagai data

sekunder untuk memperkuat data primer

yang didapat dari wawancara dan

observasi.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik triangulasi

sumber yang berarti teknik pengujian yang

memanfaatkan penggunaan sumber yaitu

membandingkan dan mengecek terhadap

data yang diperoleh.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan teknik analisis interaktif

yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman (Sugiyono, 2011:246).

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Dalam peneelitian ini tujuannya

adalah melihat pengelolaan Balai Ekonomi

Desa dalam mengembangkan pariwisata di

kawasan Candi Borobudur diukur dengan

tiga indikator yaitu atraksi (attraction),

mudah dicapai (accessibility) dan fasilitas

(amenities) berikut hasil dan

pembahasannya :

1. Atraksi (attraction)

Dalam pengembangan pariwisata, atraksi

merupakan aspek dalam pariwisata untuk

menarik wisatawan agar datang ke suatu

destinasi wisata. Sesuatu yang dapat

menarik wisatawan meliputi benda-benda

tersedia di alam, hasil ciptaan manusia

(kebudayaan), dan tata cara hidup dalam

masyarakat. Pariwisata menurut Pendit

(2003 : 20) adalah suatu proses kepergian

sementara dari seseorang atau lebih

menuju tempat lain di luar tempat

tinggalnya. Dengan kepergiannya adalah

karena berbagai kepentingan, baik karena

kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan,

politik, agama, kesehatan maupun

kepentingan lain seperti karena sekedar

ingin tahu, menambah penglaman ataupun

untuk belajar. Sedangkan menurut

Kusudianto Hadinoto (2002:2)

mengatakan bahwa pariwisata merupakan

segala kegiatan dalam masyarakat yang

berhubungan dengan wisatawan. Dalam

837

Page 11: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

pengertian ini wisatawan diartikan

sebagai orang atau pelaku yang

melakukan kegiatan wisata.

Dalam pelaksanaannya, program ini sudah

berjalan selama dua tahun. Selama dua

tahun berjalan, program ini telah

memberikan dampak secara ekonomi

terutama bagi masyarakat sekitar. Dengan

disediakannya kuliner masakan tradisional

di balkondes, mayarakat khususnya ibu-

ibu pkk desa ikut berkontribusi dalam

program ini. Selain itu, pegawai yang

direkrut juga merupakan warga

masyarakat desa, yang artinya program ini

juga mampu menyerap tenaga kerja. Hal

ini sesuai dengan penelitian Sugi Rahayu

dkk (2015) bahwa dalam pengembangan

desa wisata masyarakat digerakan untuk

memahami potensi-potensi yang ada

disekitarnya karena pada dasarnya yang

paling memahami daerahnya adalah

masyarakat itu sendiri. Potensi yang ada

dikembangkan dan dikemas melalui

kerjasama pemerintah dan masyarakat

didukung oleh swasta agar menjadi objek

wisata yang dapat memiliki nilai tambah

untuk masyarakat.

2. Mudah Dicapai (accessibility)

Robert C. Lonati (dalam Nyoman S.

Pendit, 2000:3) menyatakan bahwa dalam

operasionalnya istilah pariwisata sebagai

pengganti istilah asing tourism atau travel

diberi makna oleh pemerintah Indonesia

”mereka yang meninggalkan rumah untuk

mengadakan perjalanan tanpa mencari

nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi

sambil menikmati kunjungan mereka”.

Dalam pariwisata yang menurut Robert C.

Leonati merupakan sebuah perjalanan,

pada pengelolaan pariwisata hal ini

berkaitan dengan aksesibilitas yaitu tingkat

kemudahan seorang wisatawan mencapai

suatu kawasan objek wisata. Beberapa hal

yang mempengaruhi aksesibilitas suatu

tempat adalah kondisi jalan, tarif angkutan,

jenis kendaraan, jaringan transportasi,

jarak tempuh, dan waktu tempuh.Kawasan

Candi Borobudur sudah menjadi daerah

wisata sejak tahun 1996. Dengan adanya

Candi Borobudur tentu saja perbaikan

aksesibilitas di sekitarnya juga diperbaiki

untuk mendukung pariwisata di daerah.

Pengembangan desa wisata di

kawasan Candi Borobudur sudah ada

sebelum ide balkondes ini direalisasikan.

Sebelumnya sudah ada desa bahasa di

Ngargogondo dan desa Homestay di

Ngaran, dan objek wisata seperti Punthuk

Setumbu dan juga Bukit Rhema yang

terdapat rumah doa yang berbentuk ayam

raksasa. Program Balai Ekonomi Desa

bertujuan untuk mengangkat desa-desa lain

yang ada di sekitar kawasan Borobudur

agar terangkat sehingga dapat dijadikan

alternatif tujuan wisata untuk wisatawan

yang berkunjung di Borobudur.

Terkait dengan aksesibilitas, hal ini

mempengaruhi kondisi keramaian desa,

838

Page 12: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

jalan-jalan di desa juga menjadi banyak

berlalu-lalang kendaraan wisatawan.

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh warga

masyarakat untuk berjualan. Hal ini tentu

akan mendatangkan pendapatan baru bagi

masyarakat. Selain itu, beberapa warga

juga mendapat lapangan kerja menjadi

pengemudi kendaraan wisata. Hal ini

berkaitan dengan pengelolaan desa wisata

yang baik pada penelitian Irwin Kurniawan

(UGM, 2014) bahwa pengelolaan desa

wisata yang baik salah satunya adalah

terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat

dan penambahan pendapatan bagi

masyarakat. Hal ini sesuai karena melalui

program desa wisata Balai Ekonomi Desa

masyarakat bisa memanfaatkan sebagai

peluang usaha kecil-kecilan, dan juga

mendapatkan lapangan kerja yang baru

bagi masyarakat.

3. Fasilitas (amenities)

Menurut Salah Wahab dalam Oka

A. Yoeti (2008 : 111) pariwisata sebagai

suatu aktivitas manusia yang dilakukan

secara sadar yang mendapat pelayanan

secara bergantian diantara orang-orang

dalam suatu negara itu sendiri atau di luar

negeri, meliputi pendiaman orang-orang

dari daerah lain untuk sementara mencari

kepuasan beraneka ragam dan berbeda

dengan apa yang dialaminya, dimana ia

memperoleh pekerjaan tetap. Berdasarkan

definisi pariwisata oleh Salah Wahab

tersebut pariwisata merupakan aktivitas

untuk mendapat pelayanan untuk mencari

kepuasaan beraneka ragam dan berbeda

dari yang biasa dialaminya. Orang-orang

melakukan pariwisata menginginkan untuk

mendapatkan pelayanan yang berbeda dari

yang biasa dialaminya. Fasilitas atau

amenitas adalah sarana dan prasarana yang

harus disediakan oleh pengelola wisata

untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

Dalam aspek ini, program

balkondes tujuannya adalah mengemas

fasilitas-fasilitas vital sebuah objek wisata

terintegrasi dalam suatu tempat.

Wisatawan tidak perlu repot mencari

penginapan bagi yang ingin tinggal.

Konsep yang ditawarkan adalah homestay,

yang merupakan perkembangan trend

pariwisata yang memudahkan wisatawan.

Program ini juga berusaha memberikan

nilai pembedayaa dimana melibatkan

warga masyarakat dalam program terutama

pada bidang kuliner, dengan memberikan

kesempatan bagi masyarakat yang mau

menjajakan masakannya di balkondes,

yang memang sudah deprogram oleh

pengelola dengan melibatkan ibu-ibu PKK

yang telah diberikan pelatihan sebelumnya.

Selain itu, program balkondes bertujuan

menyediakan suatu tempat di desa dimana

tempat ini mnjadi display dari potensi-

potensi desa. Potensi desa ditampilkan di

balkondes sehingga wisatawan bisa

langsung melihat apa saja yang menjadi

potensi sebuah desa sekaligus

841839

Page 13: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

memfassilitasi wisatawan yang ingin

membelinya sebagai cinderamata.

Dalam pengelolaan Balai Ekonomi

Desa terdapat beberapa faktor pendukung

dan penghambat antara lain, faktor

pendukung dalam pengelolaan balkondes

antara lain adalah respon baik dari

masyarakat atas adanya program ini

sehingga bersama pengelola masyarakat

mau mengembangkan dan menjalankan

program ini bersinergi dalam memajukan

pariwisata di kawasan Candi Borobudur.

Sedangkan faktor penghambat pada

pelaksanaan pengelolaan balkodes adalah

belum ada pemahaman yang baik terkait

dengan program ini pada masyarakat

sehingga masyarakat belum bisa

memahami peluang yang dapat diambil

dalam program ini yang berakibat pada

belum maksimalnya peran dari masyarakat

dalam pengelolaan balkondes.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang

dilakukan peneliti menarik kesimpulan dari

pengelolaan balai ekonomi desa dalam

pengembangan pariwisata di kawasan

Candi Borobudur belum maksimal dilihat

dengan tiga aspek pengelolaan pariwisata.

Faktor pendukung dalam pengelolaan

balkondes antara lain adalah respon baik

dari masyarakat atas adanya program ini

sehingga bersama pengelola masyarakat

mau mengembangkan dan menjalankan

program ini bersinergi dalam memajukan

pariwisata di kawasan Candi Borobudur.

Sedangkan faktor penghambat pada

pelaksanaan pengelolaan balkodes adalah

belum ada pemahaman yang baik terkait

dengan program ini pada masyarakat

sehingga masyarakat belum bisa

memahami peluang yang dapat diambil

dalam program ini yang berakibat pada

belum maksimalnya peran dari masyarakat

dalam pengelolaan balkondes.

Saran

1. Melakukan promosi dengan

memanfaatkan sosial media dan pusat

informasi praktis lainnya agar

masyarakat bisa lebih mengenal dan

mengetahui terkait balkondes yang ada

di Kecamatan Borobudur.

2. Bekerjasama dengan biro perjalanan

pariwisata untuk memudahkan

wisatawan dalam alternative

transportasi.

3. Menggali lebih dalam potensi-potensi

desa yang ada. Trend pariwisata

modern dengan memanfaatkan titik

pemandangan tertentu/tempat berfoto

bagi wisatawan.

4. Masyarakat desa harus lebih responsif

sehingga peluang untuk

mengembangkan desa malalui program

ini bisa tercapai dengan baik.

840

Page 14: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

5. Konsistensi dari masyarakat dalam

keikutsertaan pelaksanaan program

perlu ditingkatkan dan dijaga sehingga

keberlangsungan dari program ini bisa

terus berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Buku, jurnal dan skripsi :

Muljadi . 2009. Kepariwisataan dan

Perjalanan. Jakarta: PT. Jasa

Grafindo Persada.

Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan S.P, Drs. H. Malayu.

Manajemen: Dasar, Pengertian, dan

Masalah. 2007. Bumi Aksara:

Jakarta.

Kurniawan, Irwin. 2015. Model

Pengelolaan dan Tingkat

Keberhasilan Desa Wisata. Studi

Perbandingan : Krebet dan Tembi.

Program Studi Manajemen Kebijakan

Publik Universitas Gadjah Mada:

Yogyakarta.

Manullang, 2005. Dasar-Dasar

Manajemen. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Moleong, J. Lexy. 2014. Metode Penelitian

Kualitatif edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Pendit, Nyoman S. 2003. Pengantar Ilmu

Pariwisata. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Priasukmana, Soetarso & R. Mohamad

Mulyadin. (2001). Pengembangan

Desa Wisata: Pelaksanaan Undang-

undang Otonomi Daerah. Info Sosial

Ekonomi Vol. 2 No. 1.

Simbolon, Maringan Masry. 2004. Dasar-

dasar dan Administrasi Manajemen.

Ghalia Indonesia: Jakarta.

Sugi Rahayu, dkk. 2015. Pengembangan

Pariwisata Berbasis Masyarakat

(Community Based Tourism) Di

Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Fakultas Ilmu

Sosial. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Utami, Ida Eka Ayu Kade Septiani. 2012.

Stretegi Pengelolaan Desa

Pancasari, Kecamatan Sukasada,

Kabupaten Buleleng sebagai

Kawasan Daya Tarik Wisata

Khusus. Jurnal Ilmiah Pariwisata.

Volume 2 No. 1.

Yoeti, A. Oka. 2008. Perencanaan dan

Pengembangan Pariwisata.

Jakarta: Pradnya Paramita.

Undang – Undang dan Peraturan

Pemerintah :

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan.

Peraturan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata No: km.

28/hm.001/mkp/2011 tentang

pedoman PNPM Mandiri.

Peraturan Menteri Kehutanan No

P.4/Menhut-II/2012 tentang

Pengusahaan Pariwisata Alam di

Suaka Margasatwa, Taman

Nasional, Taman Hutan Raya dan

Wisata Alam.

Website :

http://borobudurpark.com/temple/,

diunduh pada 11 Oktober 2017 pukul

15.57 WIB

841

Page 15: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Pengelolaan Balai Ekonomi...(Dian Octavia Hapsari dan Sugi Rahayu, M. Pd., M.Si.)

http://indonesia.go.id/?p=7079, diunduh

pada 11 Oktober 2017 pukul 16.00 WIB

https://magelangkab.bps.go.id/linkTabelSta

tis/view/id/283, diunduh pada 11

Oktober 2017, pukul 16.08 WIB.

https://sipp.menpan.go.id/pelayanan_publi

k/wilayah/provinsi-jawa-tengah,

diunduh 10 Juni 2018, pukul

09.33 WIB

842

Page 16: PENGELOLAAN BALAI EKONOMI DESA DALAM …

Scanned by CamScanner843