pengaruh price discount, positive emotion, fashion ...repository.umrah.ac.id/2974/1/artikel...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PRICE DISCOUNT, POSITIVE EMOTION, FASHION
INVOLVEMENT DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE
BUYING PADA KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE
Oleh : Reza Fariq Almondra[1]
, Akhirman[2]
, Roni Kurniawan[3]
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2019
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh price discount,
positive emotion, fashion involvement, dan store atmosphere terhadap impulse
buying.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
observasi dan studi pustaka dengan jenis penelitian kuantitatif dengan menyebar
kuisoner kepada konsumen Matahari department store cabang Kota
Tanjungpinang. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik accidental sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) price discount berpengaruh
positif terhadap impulse buying; (2) positive emotion secara parsial berpengaruh
positif terhadap impulse buying; (3) fashion involvement secara parsial
berpengaruh positif terhadap impulse buying; (4) store atmosphere secara parsial
berpengaruh positif terhadap impulse buying; (5) Variabel price discount, positive
emotion, fashion involvement, dan store atmosphere secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap impulse buying.
Kata kunci: price discount, positive emotion, fashion involvement, dan store
atmosphere dan impulse buying
2
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi dan perkembangan dunia yang semakin pesat telah
menyebabkan perkembangan dunia usaha, peningkatannya yang signifikan yang
diwarnai dengan munculnya berbagai macam persaingan di segala bidang usaha, yang
di dukung dengan meningkatnya daya beli konsumen termasuk usaha dibidang
fashion. Melihat kondisi tersebut menyebabkan para pelaku usaha semakin dituntut
untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan.
Mengingat perkembangan teknologi yang semakin dinamis, yang berdampak pada
semakin mudahnya dalam memperoleh suatu hal yang kita inginkan, yang
mengharuskan masyarakatnya dituntut untuk bergerak dengan cepat dan tepat untuk
bertindak agar tidak kalah bersaing dengan yang lainnya. Dengan adanya peluang
bagi perusahaan peritel seperti produk fashion. Melihat kondisi tersebut menyebabkan
para pelaku usaha semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam
memenuhi target volume penjualan. Mengingat perkembangan teknologi yang
semakin dinamis, yang berdampak pada semakin mudahnya dalam memperoleh suatu
hal yang kita inginkan, yang mengharuskan masyarakatnya dituntut untuk bergerak
dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing dengan yang
lainnya.
Menurut Miranti Hadisusilo selaku Corporate Secretary and Legal Director
Matahari Department Store (Berita Satu, 2016) gaya hidup konsumen saat ini semakin
meningkat, khususnya warga Tanjungpinang dan sekitarnya. Potensi pasar kelas
menengah yang terus berkembang semakin meyakinkan manajemen untuk kembali
berekspansi dan membuka gerainya di Tanjungpinang. Karena potensi gaya hidup
konsumen dalam berbelanja sering sekali di artikan sebagai salah satu kesenangan
pribadi bagi seseorang, dengan berbelanja seseorang bisa memenuhi kebutuhan
mungkin yang belum dimilikinya, alasan lain mengapa orang senang berbelanja selain
itu untuk memenuhi kebutuhannya atau hanya sekedar memenuhi keinginannya yang
sebenarnya tidak terlalu penting. Ketika seseorang yang berjalan-jalan ke mall dan
melihat koleksi baru di toko / department store yang terdapat di mall timbul rasa
untuk memilikinya, yang sebelumnnya tidak ada rencana sama sekali untuk
berbelanja namun akhirnya dia membelinya, inilah yang bisa di sebut fenomena
pembelian tidak terencana atau impulse buying . Fenomena ini menjadi suatu peluang
bagi perusahaan ritel seperti Matahari department store untuk memperoleh
keuntungan.
3
KAJIAN PUSTAKA
Price Discount
Menurut Kotler (Sari, 2017) pengertian diskon adalah pengurangan langsung
dari harga barang pada pembelian selama suatu periode waktu yang dinyatakan.
sedangkan Menurut Putri dan Edwar (2015) price discount merupakan
penghematan yang ditawarkan pada konsumen dari harga normal akan suatu produk,
yang tertera di label atau kemasan produk tersebut. Price discount memberikan
beberapa keuntungan diantaranya: dapat memicu konsumen untuk membeli
dalam jumlah yang banyak, mengantisipasi promosi pesaing, dan mendukung
perdagangan dalam jumlah yang lebih besar.
Menurut Pilip Kotler (Hidayat, 2018) ada beberapa macam bentuk dari
Price discount, yaitu:
1. Diskon Tunai
2. Diskon Kuantitas
3. Diskon Fungsional
4. Diskon Musiman
5. Potongan
Indikator Price Discount
Indikator yang digunakan untuk mengukur price discount yang di
kembangkan oleh Blech & Belch (Pratama, 2016) yang terdiri dari 3 indikator
yaitu:
1. Dapat memicu konsumen untuk membeli dalam jumlah yang banyak.
2. Mengantisipasi promosi pesaing.
3. Mendukung perdagangan dalam jumlah yang besar.
Positive Emotion
Menurut Apriliani (2017) emosi positif adalah reaksi penilaian positif dari
sistem saraf seseorang terhadap rangsangan eksternal atau internal. Atau bisa juga
diartikan sebagai suasana hati seorang konsumen karena adanya pengaruh dari luar
yang membuat dirinya merasa senang
Positive emotion juga dipengaruhi oleh lingkungan mikro. Menurut Peter
dan Olson (Aprilliani, 2017) lingkungan mikro merujuk kepada aspek fisik dan social
4
yang lebih dapat diraba pada lingkungan dekat seseorang seperti lantai kotor pada
sebuah toko, wiraniaga yang cerewet, cuaca panas hari ini, atau orang-orang
pada satu keluarga atau rumah tangga. Faktor berskala kecil-kecil seperti itu
berpengaruh langsung terhadap perilaku, pemikiran, dan perasaan konsumen yang
khusus. Putra (2014) menyatakan bahwa respon afektif lingkungan atas perilaku
pembelian dapat diuraikan oleh 3 variabel yaitu:
1. Pleasure. 2. Arousal. 3. Dominance.
Indikator Positive Emotion
Menurut Aprilliani (2017) terdapat 4 indikator untuk mengukur positive
emotion yaitu:
a. Perasaan nyaman saat berbelanja.
b. Perasaan puas saat berbelanja.
c. Perasaan senang saat berbelanja.
d. Rasa ingin datang kembali.
Fashion Involvement
Menurut Japarianto dan sugiharto (2011) fashion involvement adalah
keterlibatan seseorang dengan suatu produk pakaian karena kebutuhan, kepentingan,
ketertarikan dan nilai terhadap produk tersebut. Dalam membuat keputusanpembelian
pada fashion involvement ditentukan oleh beberapa faktor yaitu karakteristik
konsumen, pengetahuan tentang fashion, dan perilaku pembelian.
Indikator Fashion Involvement
Menurut Kim (Japarianto dan sugiharto , 2011 : 34) mengemukakan bahwa untuk
mengetahui hubungan fashion involvement terhadap impulse buying adalah dengan
menggunakan indikator berikut ini :
a. Mempunyai satu atau lebih pakaian dengan model yang terbaru (trend)
b. Fashion adalah satu hal penting yang mendukung aktifitas
c. Lebih suka apabila model pakaian yang digunakan berbeda dengan yang lain
d. Pakaian menunjukkan karakteristik
e. Dapat mengetahui banyak tentang seseorang dengan pakaian yang digunakan
f. Ketika memakai pakaian favorit, membuat orang lain tertarik melihatnya
g. Mencoba produk fashion terlebih dahulu sebelum membelinya
5
h. Mengetahui adanya fashion terbaru dibandingkan dengan orang lain
Store Atmosphere
Store atmosphere merupakan salah satu komponen dari citra toko, dimana
didalamnya terdapat kombinasi antara produk yang dijual, pelayanan, pelanggan, toko
sebagai tempat untuk menikmati kesenangan hidup dan aktivitas promosi toko
berdasarkan pendapat Sutisna (Anggraeni dkk , 2016) .
Elemen-Elemen Store Atmosphere
Store atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh
terhadap suasana toko yang ingin diciptakan (Berman and Evan, dalam
Anggraeni dkk , 2016), elemen-elemen tersebut terdiri dari : exterior, interior,
store layout, interior display, social dimensions.
Indikator Store Atmosphere
Menurut Asmani & Hadi (2017) indikator yang digunakan dalam store
atmosphere adalah sebagai berikut :
1. Penataan display produk,
2. Penataan jarak layout dalam tata ruang gerak;
3. Pewarnaan dinding toko;
4. Pencahayaan toko;
5. Kebersihan toko;
6. Kesesuaian jenis musik yang diputar;
7. Volume musik yang diputar;
8. Aroma di dalam toko;
9. Suhu udara di dalam toko;
10. kesempatan untuk memegang
barang;
11. kesempatan untuk mencoba
barang.
6
Pembelian Tak Terencana (Impulse Buying)
Para konsumen sering kali membeli produk atau jasa tanpa direncanakan
terlebih dahulu. Menurut Putra (2014) Pembelian tidak terencana (unplanned buying)
adalah suatu keputusan pembelian yang tidak direncanakan atau tanpa direncanakan
sebelumnya
untuk membeli produk atau layanan. Sedangkan menurut Kharis (Putra, 2014)
Impulse buying tidak membedakan antara unplanned buying dengan impulse buying,
tetapi memberikan perhatian penting kepada periset, pelanggan harus memfokuskan
pada interaksi antara point-of-sale dengan pembeli yang sering diabaikan.
Indikator Pembelian Tak Terencana (Impulse Buying)
Menurut Aprilliani (2017) terdapat beberapa indikator impulse buying adalah
sebagai berikut :
1. Spontanitas pembelian.
2. Mengabaikan pertimbangan.
3. Tidak dapat menahan keinginan.
4. Perasaan senang setelah melakukan pembelian.
Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
7
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan ruang lingkup penelitian adalah price discount , positive emotion,
fashion involvement, dan store atmosphere terhadap impulse buying. Ruang lingkup
penelitian ini dilakukan di Matahari Department Store cabang Tanjungpinang.
Metode Penelitian
Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif karena data penelitian
menggunakan angka yang di dapat dari kuisioner yang di sebarkan, kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik SPSS (statistic package social sciences)
25 untuk membatu mengolah data penelitian dalam bentuk perhitungan angka-angka
untuk menganalisis data yang di peroleh.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2017: 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek penelitian yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi penelitian ini dikategorikan sebagai tidak terhingga, yaitu
elemen yang sukar dicari batasannya.Maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pengunjung yang datang ke PT. Matahari Department Store Tbk.
Sampel
Sugiyono (2017:81) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik yang tidak memberikan
kesempatan yang sama terhadap anggota populasi. Teknik yang digunakan ini karena
jumlah populasi yang tidak diketahui. Sugiyono (2017:84-85) teknik nonprobability
sampling sampling yang di gunakan pada penelitian ini adalah proposive sampling
dan accidental sampling.
8
Menurut Roscoe dalam buku Research Method For Business (Sugiyono,
2017:90-91) jumlah sampel yang memenuhi persyaratan sampel ideal harus di
penuhi dalam alat regresi berganda, jika jumlah populasi tidak diketahui dengan
jelas yaitu di tentukan dari sepuluh kali jumah variabel. Dalam penelitian ini
adalah lima variabel sehingga jika dikalikan sepuluh maka minimal jumah sampel
yang harus diteliti adalah 50 .Jadi, mengambil sampel berjumlah 50 orang yang
diteliti oleh peneliti telah memenuhi syarat yang ditentukan minimal.
Teknik Analisis Data
Untuk menjelaskan pengaruh antara price discount, positive emotion, fashion
involvement dan store atmosphere terhadap impulse buying (pembelian tidak
terencana), di gunakanlah teknik analisis data berikut ini :
1. Scoring
2. Tabulating
Teknik Pengujian Instrumen
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik.
Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidtan atau kesahihan sesuatu instrument.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.
9
Uji Multikolinearitas
Ghozali (2016:52) mengatakan bahwa model regresi yang baik adalah
yang tidak mengakibatkan terjadinya korelasi antar variabel independen. Uji
Multikolineritas digunakan sebagai upaya untuk menentukan ada dan tidaknya
korelasi yang sempurna atau mendekati hubungan yang sempurna.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2011:125)
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Uyanto (2009: 216), analisis regresi linier berganda (Multiple Linear
Regression Analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana di
mana terdapat lebih dari satu variable independen X. Dan pada penelitian ini regresi
yang digunakan adalah regresi linier berganda. Adapun model yang akan digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b2X3+b4X4 + e
Keterangan:
Y : Impulse Buying
a : Intercept (Konstanta) X1: Price Discount
b1 : Koefisien regresi untuk X1 X2: Positive Emotion
b2 : Koefisien regresi untuk X2 X3: Fashion Involvement
b3 : Koefisien regresi untuk X3 X4: Store Atmosphere
b4 : Koefisien regresi untuk X4 e : Nilai error
Pengujian Hipotesis
Penguian hipotesis menggunakan 3 uji: yaitu Uji t bertujuan untuk menguji
pengaruh satu variabel bebas / independen (price discount , positive emotion,
fashion involvement, dan store atmosphere) secara individual terhadap variabel
terikat/dependen (impulse buying (pembelian tidak terencana))
Uji F bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh seluruh variabel
secara simultan, serentak, atau bersamaan terhadap variabel dependen Selain itu
10
Uji f adalah alat untuk menguji kebenaran pengaruh variable independen (X)
terhadap variable dependen (Y) secara bersama-sama sehingga dapat dibuktikan
bahwa pengaruh yang didapat bukan satu kebetulan belaka (Sugiyono, 2017).
Menurut Ghozali (2016:95), koefisien determinasi (R2) yaitu untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dipenden. Nilai
R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel – variabel independen dalam
menjelaskan variabel – variabel dependen amat terbatas.
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Distribusi Responden
Tabel 1. Distribusi Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Sampel 50 100%
Kuisoner yang didistribusikan 50 100%
Kuisoner yang gugur (jawaban
- 0% yang tidak lengkap)
Kuisoner yang dapat diolah 50 100%
(Sumber : hasil distribusi responden 2019)
Berdasarkan data hasil distribusi kuesioner kepada para pengunjung toko
X dapat diketahui bahwa jumlah kuisoner yang disebarkan berjumlah 50 lembar
kueisoner. Dari 50 jumlah kuisoner yang disebarkan masing masing di jawab
dengan lengkap oleh responden dan kuesioneryang dapat diolah adalah 50 dengan
persentasi 100% dari jumlah kuisoner yang di sebarkan.
Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013:19) analisisi statistik digunakan untuk
menggambarkan secara statistik dari variabel yang ada didalam penelitian ini,
dilihat dari maksimal, minimum, mean dan standart deviasi.
11
Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IMPULSE BUYING 50
50
5
9
20
24
16.46
19.76
2.712
3.242 POSITIVE EMOTION
PRICE DISCOUNT 50 9 30 24.50 3.776
FASHION INVOLVMENT 50
22 47 40.38 4.989
STORE ATMOSPHERE 50
50
5 20 16.46 2.712
Valid N (listwise)
Sumber: Data diolah dari SPSS 25, 2019
Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk melihat tingkat kualitas
data pada penelitian. Untuk nilai N=50 maka nialai r tabelnya adalah 0.2732 ini
berdasarkan r tabel, jika r hitung > r tabel maka pengujian tersebut di nyatakan
valid,sebab r hitung lebih besar dari r tabel dan butir instrument valid digunakan
dalam penelitian, jika butir pertanyaan itu tidak valid maka tidak di gunakan
dalam penelitian.
Uji Reliabilitas
Sugiyono (2013:56-57) menjelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari
pengujian reliabilitas dengan teknik cronbach’s alpha ini juga menggunakan
internal consistency reliability yang mana kriteria suatu instrument dikatakan
reliable jika koefisiensi reliabilitas (r7) > 0,6 nilainya maka data yang
dikumpulkan semakin dapat dipercaya.dapat disimpulkan bahwa instrument yang
digunakan mengukur seluruh variabel price discount , positive emotion, fashion
involvement, store atmosphere dan impulse buying adalah reliable.
Uji Normalitas
Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal, maka menunjukkan
pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
12
Sumber: Olah data SPSS 25, 2019
Gambar 2. Histogram
Sumber: Data diolah SPSS 25, 2019
Gambar 3. Histogram
Uji Kolomogrov Smirnov (K-S) dengan nilai signifikan diatas 0,05 (>0,05) maka
data distribusi dengan normal.
Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .52977307
Most Extreme
Differences
Absolute .072
Positive .045
Negative -.072
Test Statistic .072
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Primer Diolah SPSS 25 , 2019
13
Berdasarkan tabel diatas, dengan melihat nilai Kolmogoriv- Smirnov dan nilai
Asymp. Sig adalah > 0,05 yaitu nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,072 dan nilai
Asymp sig sebesar 0,200. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Suatu model dikatakan bebas dari multikolinieritas apa bila nilai VIF yang
kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Price Discount .208 4.798
Positive Emotion .399 2.507
Fashion Involvement .398 2.514
Store Atmosphere .322 3.105
a. Dependent Variabel: Impulse Buying
Sumber : Data Primer Diolah SPSS 25 , 2019
Berdasarkan tabel diatas, nilai tolerance variabel price discount sebesar
(0,208>0,10) dan nilai VIF (4,798<10), nilai tolerance variabel positive emotion
sebesar (0,399>0,10) dan nilai VIP (2,507<10) , nilai tolerance variabel fashion
involvement sebesar (0,398>0,10) , nilai tolerance variabel store atmosphere
sebesar (0,322>0,10) dan nilai VIP (3,105<10) jadi dapat kita lihat keempat
variabel X dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: hasil pengolahan data SPSS 25, 2019
Gambar 4. Uji Heteroskedastisitas
14
Dari gambar diatas terlihat bahwa titik-titik penyebaran secara acak dan
tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak pakai untuk mendeskripsikan variabel independen variabel
price discount , positive emotion, fashion involvement, dan store atmosphere
Analisis Linier Berganda
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -3.411 .790 -4.316 .000
Price Discount .474 .046 .660 10.342 .000
Positive Emotion .105 .039 .126 2.723 .009
Fashion Involvement .065 .025 .119 2.579 .013
Store Atmosphere .081 .028 .150 2.923 .005
a. Dependent Variabel: Impulse Buying
Sumber: data diolah SPSS 25,2019
Dari data di atas , maka data disusun persamaan linier berganda sebagai berikut :
Y = -3.411 + 0,474 X1 + 0,105 X2 + 0,065 X3 + 0,081 X4 + e
Menurut Rietvield dan Sunaryanto (Peterria dan Suryani, 2016) nilai
konstanta yang negative tidak menjadi masalah sepanjang variabel bebas tidak
sama dengan 0 (nol) . Jika price discount (X1) , positive emotion (X2), fashion
involvement (X3), dan store atmosphere (X4) nilainya adalah 0 (nol) , maka
impulse buying nilainya adalah sebesar -3.411. Artinya apabila price discount,
positive emotion , fashion involvement , dan store atmosphere tidak ada maka
impulse buying Akan mengalami kenaikan sebesar -3.411
Uji t (Parsial)
Tabel 6. Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -3.411 .790 -4.316 .000
Price Discount .474 .046 .660 10.342 .000
Positive Emotion .105 .039 .126 2.723 .009
15
Fashion
Involvement
.065 .025 .119 2.579 .013
Store Atmosphere .081 .028 .150 2.923 .005
a. Dependent Variabel: Impulse Buying
Sumber: data diolah SPSS 25,2019
Berdasarkan hasil dari sumber data di atas , Jika nilai signifikansi 0,000 < α ,
untuk α = 5% maka Ho diterima . serta berdasarkan perbandingan thitung dengan ttable ,
di dapat thitung > ttable (2,01410 ). Maka dapat beri kesimpulan sebagai berikut :
1. Ha diterima dan Ho di tolak sehingga Price discount secara parsial berpengaruh
terhadap impulse buying.
2. Ha diterima dan Ho di tolak sehingga Positive emotion secara parsial berpengaruh
terhadap impulse buying.
3. Ha diterima dan Ho di tolak sehingga Fashion involvement secara parsial
berpengaruh terhadap impulse buying.
4. Ha diterima dan Ho di tolak sehingga Store atmosphere secara parsial
berpengaruh terhadap impulse buying.
Uji F (Simultan)
Tabel 7. Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 346.668 4 86.667 283.589 .000b
Residual 13.752 45 .306
Total 360.420 49
a. Dependent Variabel: Impulse Buying
b. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Fashion Involvement , Positive
Emotion , Price Discount
Sumber: data diolah SPSS 25,2019
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Fhitung >
Ftable (283.589 > 2,57) dan dengan melihat probabilitasnya (Sig) yang lebih kecil
dari taraf siginifikan (0,000 < 0,05) maka hipotesis Ho di tolak dan Ha diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel price discount, positive emotion , fashion
involvement , dan store atmosphere secara simultan berpengaruh terhadap
impulse buying.
16
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .981a .962 .958 .553
a. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Fashion Involvement , Positive
Emotion , Price Discount
Sumber: data diolah SPSS 25,2019
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui nilai R Square sebesar 0,962. Hal
ini mengandung arti nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel
independent memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
variabel price discount, positive emotion , fashion involvement , dan store
atmosphere secara simultan berpengaruh terhadap impulse buying adalah sebesar
adalah sebesar 96,2%.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang penilaian responden
tentang pengaruh price discount , positive emotion , fashion involvement dan store
atmosphere terhadap impulse buying pada konsumen matahari department store
kota tanjungpinang, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Karena hasil perhitungan uji parsial variabel price discount yang diperoleh
nilai thitung 10,342 > ttable 2,01410. Maka dapat di simpulkan bahwasanya
variabel price discount berpengaruh signifikan terhadap impulse buying di
Matahari Department Store Kota Tanjungpinang.
2. Karena hasil perhitungan uji parsial variabel positive emotion yang diperoleh
nilai thitung 2.723 > ttable 2,01410. Maka dapat di simpulkan bahwasanya
variabel positive emotion berpengaruh signifikan terhadap impulse buying di
Matahari Department Store Kota Tanjungpinang.
3. Karena hasil perhitungan uji parsial variabel fashion involvement yang
diperoleh nilai thitung 2,579 > ttable 2,01410. Maka dapat di simpulkan
17
bahwasanya variabel fashion involvement berpengaruh signifikan terhadap
impulse buying di Matahari Department Store Kota Tanjungpinang.
4. Karena hasil perhitungan uji parsial variabel store atmosphere yang diperoleh
nilai thitung 2,923 > ttable 2,01410. Maka dapat di simpulkan bahwasanya
variabel store atmosphere berpengaruh signifikan terhadap impulse buying di
Matahari Department Store Kota Tanjungpinang.
5. Berdasarkan hasil uji F variabel price discount, positive emotion, fashion
involvement dan store atmosphere terhadap impulse buying terdapat hasil
perhitungan uji F dengan nilai Fhitung > Ftable (283.589 > 2,57). Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel price discount, positive emotion, fashion
involvement dan store atmosphere berpengaruh signifikan secara bersama-
sama (simultan) terhadap impulse buying pada konsumen Matahari
Department Store Kota Tanjungpinang.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi pihak Matahari department store bisa seterusnya
meningkatkan dan mempertahankan price discount. Peningkatan tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan potongan harga / price discount yang
lebih baik lagi agar konsumen tidak ragu untuk membeli lebih banyak
produk dan dapat membandingkan harga yang termurah sesuai dengan
kualitas produk yang di tawarkan.
2. Matahari department store perlu meningkatan rasa antusiasme pelanggan
adalah dengan cara memberikan stimulus terhadap lingkungan toko yang
lebih baik lagi.
3. Matahari department store perlu meningkatkan daya tarik produk melalui
usaha yang strategis untuk menarik ketertarikan konsumen terhadap fashion
(fashion involvement) yang menarik dan sesuai dengan selera konsumen.
Supaya konsumen lebih tertarik untuk memiliki satu atau lebih pakaian
dengan model terbaru dari Matahari department store.
4. Diharapkan peningkatan store atmosphere lebih baik lagi yaitu diperlukannya
aroma ruangan dan mengatur suhu udara yang lebih pas dan nyaman dengan
18
iklim atau cuaca setiap hari agar dapat menciptakan suasana toko / store
atmosphere yang lebih baik lagi
5. Secara simultan price discount, instory display, dan shopping life style
berpengaruh terhadap impulse buying. Jadi karna setiap variabel saling
berpengaruh terhadap impulse buying, walaupun dirasa belum begitu kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Sutanto , Pengaruh Fashion Involvement Dan Store Atmosphere Terhadap
Impulse Buying Dengan Positive Emotion Sebagai Variabel Mediasi Di Sogo
Galaxy Mall Surabaya , Skripsi 2016
Anjani, Ni Luh Gede Geeta. 2012. Pengaruh Fashion Involvement, Emosi Positif
dan Hedonic Consumtion Tendency Terhadap Pembelian Impulsif di
Department Store. S2 Thesis. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Tanjungpinang 2018. http://tanjungpinangkota.bps.go.id/
statisticable/2018/01/16/148/-upah-minimum-regional-umr-kota-tanjung
pinang-2007-2017.html (Diakses pada 00:15 wib senin ,07/01/2019)
Berita Satu. https://www.beritasatu.com/ekonomi/367010-matahari-department-store-
hadir-di-tanjungpinang-city-center.html (Diakses pada 00:15 wib Senin
,07/01/2019)
Denny Kurniawan., dan Yohanes Sondang Kunto. 2013. Pengaruh Promosi dan
Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying dengan Shoping Emotion Sebagai
Variabel Intervening Studi Kasus di Matahari Departement
Store Cabang Supermall Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran,
1(2), pp: 1-8.
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: BP
Undip.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23
(Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hatane Samuel. 2005. Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus
Pembelian Tidak Terencana pada Toko Serba Ada (Toserba) (Studi
Kasus Carrefour Surabaya). Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,
7(2), pp: 152-170.
19
Hidayat, Syarif. 2018. Pengaruh Price Discount, In-Story Display, Dan Shopping Life
Stye Terhadap Pembelian Tidak Terencana. Skripsi. Program Studi S1
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Herukalpiko, Diah Kenanga D.Prihatini, Apriatni Endang & Widayanto. 2013.
Pengaruh Kewajaran Harga, Atmosfer Toko Dan Pelayanan Toko
Terhadap Perilaku Impulse Buying Konsumen Robinson Department
Store Semarang
I Km. Wisnu Bayu Temaja, Gede Bayu Rahanatha Dan Ni Nyoman Kerti Yasa
Pengaruh Fashion Involvement, Atmosfer Toko Dan Promosi Penjualan
Terhadap Impulse Buying Pada Matahari Department Store Di Kota Denpasar
, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 6, 2015 : 1466-1482
I’sana, A. D. 2013. Analisis Pengaruh Display Produk, Promosi Below the Line, Dan
Emosi Positif Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif Pada Sri Ratu Pemuda
Department Store. Skripsi. Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Jenni Anggraeni , Patricia Dhiana Paramita, dan M Mukery Warso , Pengaruh
Keanekaragaman Produk, Kualitas Pelayanan Dan Store Atmosphere
Terhadap Impulse Buying Di Butik Cassanova Semarang. Journal Of
Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Kasimin, P. P. Dhiana dan M. M. Warso. 2015. Effect Of Discounts, Sales Promotion
And Merchandising On Impulse Buying At Toko Intan Purwokerto. Jurnal
Ekonomi dan Manajemen Indonesia:5
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2011. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1
dan 2, Alih Bahasa : Bob Sabran, Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2012. Marketing Management, Edisi 14, New
Jersey: Prentice-Hall Published.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2016. Marketing Management, 15th Edition,
Pearson Education,Inc.
Perusahaan BUMN dan Swasta. 2014-2018. PT Matahari Department Store Tbk
(Matahari).http://www.bumn-swasta.web.id/2015/05/pt-matahari-department-
store-tbk.html Diakses tanggal 23 november 2018.