pengaruh nepotisme terhadap keheningan, …
TRANSCRIPT
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
26
PENGARUH NEPOTISME TERHADAP KEHENINGAN,
KETERASINGAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL
PADA KARYAWAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN SWASTA
RICCA HENDARTI1, LENNY RAKHMAWATI2
1)Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1)e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of nepotism on organizational silence,
alienation and organizational commitment. The sample used in this study were employees
working at PT. Nusa Pusaka Kencana. This research method using questionnaire as a
research instrument. Questionnaires were successfully analyzed 120 questionnaires.
Probability sampling system had been used for sampling technique because the
profitability of the elements in the population to be selected as the sample is known, and
the type used is total sampling. Simple Linear Regression is used as a method of analysis
to determine the effect of the variables involved. The results showed that the independent
variable nepotism show the positive influence and significant (sig <0.05) on organizational
silence, alienation and organizational commitment.
Key Word: Organizational Silence, Alienation and Organizational Commitment.
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia dalam
organisasi merupakan aspek krusial
yang menentukan keefektifan suatu
organisasi. Kinerja suatu perusahaan
sangat ditentukan oleh kondisi dan
perilaku karyawannya. Oleh karena itu
organisasi senantiasa perlu melakukan
investasi dengan melaksanakan fungsi
manajemen sumber daya manusia
(MSDM) yaitu mulai perekrutan,
penyeleksian sampai mempertahankan
sumber daya manusia dengan baik.
Tepeci (2001), mengatakan bahwa
sebuah organisasi dapat berjalan efektif
bila didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM). Pernyataan tersebut
menerangkan bahwa sebuah perusahaan dapat
mengalami pertumbuhan berkelanjutan
tergantung pada bagaimana kinerja
sumber daya manusianya.
Menurut Bartono dan Novianto
(2005)¸ perusahaan dan para manajer
memiliki suatu tanggung jawab moral
terhadap masyarakat, yaitu ikut
membantu program pemerintah dalam
masalah pemerataan tenaga kerja.
Nepotisme menjadi kendala bagi tujuan
pemerataan itu. Ada korelasi antara
kondisi lapangan pekerjaan yang sempit
dan budaya nepotisme yang ada dalam
perusahaan-perusahaan baik BUMN
maupun swasta.
Perusahaan yang akan diteliti
penulis adalah PT. Nusa Pusaka
Kencana yang berfokus dibidang
perkebunan kelapa sawit. Saat ini
tenaga kerja pada PT. Nusa Pusaka
Kencana berjumlah 120 orang. Untuk
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
27
memulai perusahaan perkebunan
membutuhkan modal awal yang sangat
besar. Pemilik perusahaan akan
mempercayai anggota keluarganya
yang dianggap mampu untuk mengelola
keberlangsungan (sustainability)
perjalanan perusahaan. Pemilik
perusahaan merasa bahwa anggota
keluarga tidak akan melakukan sesuatu
yang merugikan untuk perusahaan.
Anggota keluarga akan bekerja
sebagaimana ia merasa bahwa
perusahaan itu adalah tanggung
jawabnya.
PT. Nusa Pusaka Kencana
dikelola oleh pihak manajemen yang
memiliki hubungan kekerabatan
dengan direktur perusahaan. Partisipasi
keluarga dalam perusahaan dapat
memperkuat perusahaan tersebut
karena anggota keluarga akan sangat
loyal dan berdedikasi tinggi terhadap
perusahaan. Tetapi sering muncul
benturan-benturan antara kepentingan
keluarga dengan kepentingan
perusahaan. Sebagai contoh, pemberian
gaji dan perjalanan kenaikan
pangkat/promosi tidak berjalan sesuai
dengan ketentuannya. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pemberian
hak tersebut misalnya karyawan yang
memiliki hubungan/relasi dengan
atasan akan mendapatkan promosi
dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan dengan karyawan biasa.
Praktik nepotisme bisa mengakibatkan
timbulnya ketidakadilan akibat penguasaan
informasi dan akses oleh beberapa
pihak saja padahal seharusnya terdapat
transparansi sehingga semua pihak
dapat berpartisipasi. Bila informasi
hanya untuk beberapa pihak saja maka
terjadi ketidakadilan yang pada
akhirnya akan menimbulkan
kemarahan dalam bentuk keheningan,
keterasingan dan penurunan komitmen
organisasional apabila tidak segera
diantisipasi. Keheningan dapat
didefinisikan menutupi masalah dengan
berperilaku diam dan tetap terus bekerja
seakan-akan tidak terjadi permasalahan
apapun (Yirik, et.al., 2012).
Keterasingan ialah rasa tidak memiliki
terhadap organisasi yang menyebabkan
terjadinya pemisahan diri atau
kelompok yang timbul dari tekanan
internal dan tekanan eksternal lainnya
yang mungkin ditemukan dalam
organisasi (May, 1961; Perls, 1969;
Rogers, 1969). Dan komitmen
organisasional yaitu sampai tingkat
mana seorang karyawan memihak pada
suatu organisasi tertentu dan tujuan-
tujuannya, serta berniat memelihara
keanggotaan dalam organisasi tertentu
(Robbins, 2008) Berdasarkan fenomena
diatas, penulis ingin mengetahui
bagaimana pengaruh nepotisme
terhadap keheningan, keterasingan dan
komitmen organisasional pada
karyawan di PT. Nusa Pusaka Kencana.
Maka peneliti tertarik mengadakan
penelitian dengan judul Pengaruh
Nepotisme terhadap Keheningan,
Keterasingan dan Komitmen Organisasional
pada Karyawan Perusahaan Perkebunan
Swasta.
Hipotesis
Ketika karyawan merasakan
adanya praktek nepotisme maka
dampak keheningan dalam organisasi
yang terungkap ialah kurangnya
kontribusi ide dari karyawan,
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
28
pengabaian masalah, penyaringan
informasi tidak merata dan tidak ada
rasa tanggung jawab dalam
menyelesaikan masalah. Perilaku
tersebut menghalangi pengambilan
keputusan yang efektif, kemajuan
organisasi dan peningkatan kinerja
(Morrison dan Milliken, 2000;
Premeaux, 2001). Oleh karena itu dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Nepotisme berpengaruh terhadap
keheningan organisasional.
Jika karyawan merasa bahwa arus
informasi, rekrutmen, seleksi, promosi,
pembagian kerja, pendelegasian
wewenang, hubungan di tempat kerja
dan pemberian kompensasi organisasi
berurusan dengan faktor nepotisme,
maka tidak dapat dihindari bahwa
karyawan akan mengembangkan sikap
keterasingan terhadap organisasi
mereka. Aspek-aspek yang timbul ialah
hilangnya kepuasan kerja, produktivitas
yang rendah, motivasi yang rendah,
stres kerja yang tinggi, rendahnya
tingkat loyalitas kepada pekerjaan dan
organisasi, tingginya tingkat turn over
tenaga kerja dan timbulnya rasa
keterasingan dari pekerjaan itu sendiri
(Kanungo, 1992; Erkılıç, 2012). Oleh
karena itu dapat disimpulkan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Nepotisme berpengaruh terhadap
keterasingan organisasional
Penerapan praktek nepotisme akan
mempengaruhi komitmen
organisasional yang dianut karyawan.
Praktek nepotisme yang buruk akan
menurunkan komitmen organisasional
(Abdalla et al., 1998; Pelit dan Kılıç,
2012). Sedangkan menurut Gustafsson
dan Norgren (2014) dampak positif
dari nepotisme ialah loyalitas yang
lebih besar terhadap organisasi. Oleh
karena itu dapat disimpulkan hipotesis
sebagai berikut:
H3: Nepotisme berpengaruh terhadap
komitmen organisasional
Gambar 1. Model Kerangka Penelitian
Keheningan organisasional ( Y 1 )
Keterasingan organisasional ( Y 2 ) Nepotisme (X)
Komitmen organisasional (Y 3 )
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
29
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Karyawan PT. Nusa Pusaka Kencana
No Divisi/Bagian Jumlah
1 Tenaga Kerja Afdeling 70
2 Tenaga Kerja Traksi 21
3 Tenaga Kerja Kantor 29
Total 120
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas CFA (Confirmatory Analysis Factor)
Indikator Keheningan (Y1) Keterasingan
(Y2)
Komitmen (Y3) Nepotisme (X)
MSA KMO MSA KMO MSA KMO MSA KMO
Y11 0,827 0.773
Y12 0,825
Y13 0,702
Y14 0,734
Y15 0,750
Y16 0,818
Y21 0,641 0.666
Y22 0,614
Y23 0,633
Y24 0,659
Y25 0,799
Y26 0,779
Y31 0,651 0.640
Y32 0,656
Y33 0,753
Y34 0,598
Y35 0,543
Y36 0,735
X1 0,829 0.821
X2 0,756
X3 0,889
X4 0,777
X5 0,932
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan pada PT. Nusa Pusaka
Kencana yang berjumlah 120 karyawan.
Penarikan sampel yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan
menggunakan sampel probabilitas
(probability sampling), Teknik
pengambilan sampel menggunakan
teknik Total Sampling. Sampel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Dalam penelitian ini pengujian
validitas instrument yang digunakan
adalah Confirmatory Factor Analysis
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
30
(CFA). Untuk menguji variabel saling
berhubungan diperlihatkan oleh nilai
determinasi (R) yang mendekati 0, nilai
KMO (Keiser-Meyer-Olkin) harus lebih
besar dari 0.5, uji Bartlett dan uji MSA
(Measure of Sampling Adequency).
Hasil uji validitas dapat dilihat pada
Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2, dapat
diketahui bahwa nilai MSA dan KMO
telah sesuai dengan kriteria yaitu diatas
0.5. Dengan demikian seluruh
pertanyaan yang digunakan dalam
variabel penelitian ini dapat dikatakan
valid karena telah memenuhi kredibilitas
standar MSA dan KMO dengan nilai
yang lebih dari 0.5.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menghitung cronbach
alpha dari masing-masing variabel
dalam suatu variabel. Menurut Sarjono
(2011:45), koefisien alpha yang dapat
diterima diatas 0,6. Apabila besarnya
cronbach alpha lebih besar dari 0.6
maka Variabel dalam penelitian ini
reliabel/handal. Hasil uji reliabilitas
dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasi uji
reliabilitas yang ditunjukkan pada Tabel
3, diperoleh nilai Cronbach’s alpha
masing-masing sebesar 0,632, 0,686,
0,736 dan 0,603. Dengan demikian
seluruh pertanyaan yang digunakan
dalam variabel penelitian ini handal,
karena telah memenuhi Cronbanch’s
Alpha dengan nilai alpha lebih dari 0,60.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian regresi linear bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen. Penelitian ini menggunakan
Nepotisme sebagai variabel independen.
Sedangkan variabel dependennya yaitu
Keheningan (Y1), Keterasingan (Y2)
dan Komitmen Organisasional (Y3).
Hasil Pengujian Regresi Linier
Regresi linear dari variabel
nepotisme terhadap variabel keheningan
organisasional pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 4. Melalui hasil
perhitungan statistik dengan
menggunakan bantuan program SPSS
seperti terlihat pada tabel diatas, maka
diperoleh persamaan regresi sederhana
sebagai berikut ini :
Y1 = 0,585X
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Jumlah
Item
Cronbach’s Alpha
Keterangan Hitung Standar
1 Nepotisme (X) 5 0,632 0,60 Handal 2 Keheningan Organisasional (Y1) 6 0,686 0,60 Handal 3 Keterasingan Organisasional (Y2) 6 0,736 0,60 Handal 4 Komitmen Organisasional (Y3) 6 0,603 0,60 Handal
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
30
Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis 1 Nepotisme (X) terhadap Keheningan Organisasional
(Y1)
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
Nepotisme
9.072 1.568 5.785 .000
.674 .086 .585 7.838 .000
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis 2 Nepotisme (X) terhadap Keterasingan Organisasional
(Y2)
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
Nepotisme
13.963 1.537 9.087 .000
.629 .084 .567 7.469 .000
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
Koefisien regresi dari variabel
independen Nepotisme menunjukkan
pengaruh positif dan signifikan (sig <
0,10) terhadap Keheningan
Organisasional dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,585. Artinya jika
Nepotisme mengalami peningkatan,
maka akan mengakibatkan peningkatan
pula terhadap Keheningan
Organisasional. Apabila terdapat
peningkatan dalam penerapan
Nepotisme di perusahaan sebesar 1 poin,
keheningan organisasionalnya juga akan
ikut meningkat senilai 0,585 poin.
Sehingga semakin besar perusahaan
dalam penerapan Nepotisme, maka akan
semakin besar pula pengaruhnya
terhadap Keheningan Organisasional
pada PT. Nusa Pusaka Kencana.
Regresi linear dari variabel
nepotisme terhadap variabel
keterasingan organisasional pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Melalui hasil perhitungan statistik
dengan menggunakan bantuan program
SPSS seperti terlihat pada tabel diatas,
maka diperoleh persamaan regresi
sederhana sebagai berikut ini :
Y2 = 0,567X
Koefisien regresi dari variabel
independen Nepotisme menunjukkan
pengaruh positif dan signifikan (sig <
0,10) terhadap Keterasingan
Organisasional dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,567. Artinya jika
Nepotisme mengalami peningkatan,
maka akan mengakibatkan peningkatan
pula terhadap Keterasingan
Organisasional. Apabila terdapat
peningkatan dalam penerapan nepotisme
di perusahaan sebesar 1 poin,
Keterasingan Organisasional juga akan
ikut meningkat senilai 0,567 poin.
Sehingga semakin tinggi nepotisme
dalam perusahaan maka akan semakin
besar pula pengaruhnya terhadap
Keterasingan Organisasional. Regresi
linear dari variabel nepotisme terhadap
variabel komitmen organisasional pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis 3 Nepotisme (X) terhadap Komitmen Organisasional
(Y3)
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
Nepotisme
14.410 1.809 7.968 .000
.346 .099 .306 3.494 .001
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
Melalui hasil perhitungan statistik
dengan menggunakan bantuan program
SPSS seperti terlihat pada tabel diatas,
maka diperoleh persamaan regresi
sederhana sebagai berikut ini :
Y3 = 0,306X
Koefisien regresi dari variabel
independen Nepotisme menunjukkan
pengaruh positif dan signifikan (sig <
0,10) terhadap Komitmen
Organisasional dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,306. Artinya jika
Nepotisme mengalami peningkatan,
maka akan mengakibatkan peningkatan
pula terhadap Komitmen
Organisasional. Apabila terdapat
peningkatan dalam penerapan nepotisme
di perusahaan sebesar 1 poin, Komitmen
Organisasional juga akan ikut meningkat
senilai 0,306 poin. Sehingga berdasarkan
hasil pengujian ini menyatakan bahwa
semakin tinggi nepotisme dalam
perusahaan maka akan semakin besar
pula pengaruhnya terhadap Komitmen
Organisasional.
Analisis Korelasi dan Koefisien
Determinasi
Koefisien korelasi (R) adalah nilai
yang menunjukan kuat atau tidaknya
hubungan linier antar dua variabel.
Koefisien korelasi biasa dilambangkan
dengan huruf R dimana nilai R dapat
bervariasi dari -1 sampai +1. Nilai R
yang mendekati -1 atau +1 menunjukan
hubungan yang kuat antara dua variabel
tersebut dan nilai R yang mendekati 0
mengindikasikan lemahnya hubungan
antara dua variabel tersebut. Sedangkan
tanda + (positif) dan – (negatif)
memberikan informasi mengenai arah
hubungan antara dua variabel tersebut.
Jika bernilai + (positif) maka kedua
variabel tersebut memiliki hubungan
yang searah. Dalam arti lain,
peningkatan X akan bersamaan dengan
peningkatan Y dan begitu juga
sebaliknya. Jika bernilai – (negatif)
artinya korelasi antara kedua variabel
tersebut bersifat berlawanan.
Berdasarkan Tabel 7 di atas diperoleh
angka R (koefisien korelasi) sebesar
0,585. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi hubungan yang kuat antara
Nepotisme dengan keheningan
organisasional dimana keeratan
hubungan tersebut sebesar 58,5%. Dan
hasil pengolahan data memperlihatkan
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,342. Dapat diartikan bahwa sebesar
34,2% keheningan organisasional dapat
dijelaskan oleh nepotisme. Sisanya
sebesar 65,8% lagi dipengaruhi oleh
variabel lain selain nepotisme.
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
32
Tabel 7. Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Nepotisme (X) terhadap
Keheningan Organisasional (Y1)
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
Tabel 8. Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Nepotisme (X) terhadap
Keterasingan Organisasional (Y2)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .567a .321 .315 2.001 1.504
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
Menurut Blackman dan Sadler-Smith
(2009), keheningan organisasional dapat
dipengaruhi oleh ketidakadilan budaya organisasi,
prasangka terhadap pekerja, iklim keheningan,
ketakutan terhadap tanggapan negatif dari
manager, alasan manajerial, alasan
individual, karakter dari manajer,
kurangnya kepercayaan diri, takut
diasingkan, pengalaman masa lalu, takut
merusak hubungan, karakter dan
kepribadian, norma dan struktur budaya,
jarak kekuasaan. Faktor-Faktor tersebut
tentunya yang dapat mempengaruhi baik
buruknya keheningan organisasional di
PT Nusa Pusaka Kencana.
Berdasarkan Tabel 8 di atas
diperoleh angka R (koefisien korelasi)
sebesar 0,567. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi hubungan yang kuat antara
Nepotisme dengan keterasingan
organisasional dimana keeratan
hubungan tersebut sebesar 56,7%. Dan
hasil pengolahan data memperlihatkan
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,321. Dapat diartikan bahwa sebesar
32,1% keterasingan organisasional dapat
dijelaskan oleh nepotisme. Sisanya
sebesar 67,9% lagi dipengaruhi oleh
variabel lain selain nepotisme. Menurut
Araslı et al, (2006); ozler et al, (2007);
Asunakutlu dan Avci, (2010) kepuasan
kerja, sistem keamanan dan cynism dapat
mempengaruhi keterasingan pada
karyawan. Menurut pendapat Karl Marx
beberapa faktor penyebab keterasingan
ialah upah kerja, sistem kerja
outsourcing, penegakan hukum dan
pengawasan ketenagakerjaan. Faktor-
faktor tersebut tentunya yang dapat
mempengaruhi baik buruknya
keterasingan organisasional di PT Nusa
Pusaka Kencana.
Berdasarkan Tabel 9 di atas
diperoleh angka R (koefisien korelasi)
sebesar 0,306. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi hubungan yang kuat antara
Nepotisme dengan komitmen
organisasional dimana keeratan
hubungan tersebut sebesar 30,6%. Dan
hasil pengolahan data memperlihatkan
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,094. Dapat diartikan bahwa sebesar
9,4% komitmen organisasional dapat
dijelaskan oleh nepotisme.
Mode l R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .585a .342 .337 2.042 1.189
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
33
Tabel 9. Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Nepotisme (X) terhadap
Komitmen Organisasional (Y1)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .306a .094 .086 2.355 1.472
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
Tabel 10. Hasil Pengujian Parsial (Uji t)
Indikator t hitung t tabel Sig.
Nepotisme (X) terhadap Keheningan Organisasional (Y1) 7,838 1,657 0,000
Nepotisme (X) terhadap Keterasingan Organisasional (Y2) 7,469 1,657 0,000
Nepotisme (X) terhadap Komitmen Organisasional (Y3) 3,494 1,657 0,001
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2017
Sisanya sebesar 90,6% lagi dipengaruhi
oleh variabel lain selain nepotisme.
Menurut Steers dan Porter dalam Sopiah
(2008), faktor yang mempengaruhi
komitmen pegawai pada organisasi ialah
faktor personal yang meliputi usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, kepribadian.
Keseluruhan faktor ini akan membentuk
komitmen awal. Lalu ada faktor
organisasi meliputi lingkungan
pekerjaan, supervisi, konsistensi. Faktor
ini akan membentuk atau memunculkan
tanggung jawab. Selanjutnya, faktor
non-organisasi meliputi kecakapan dan
ketersediaan pilihan pekerjaan. Faktor-
Faktor tersebut tentunya yang dapat
mempengaruhi baik buruknya komitmen
organisasional di PT Nusa Pusaka
Kencana.
Berdasarkan Tabel 10, didapat
nilai t-hitung Nepotisme (X) terhadap
Keheningan Organisasional (Y1)
sebesar 7,838 dengan nilai sig sebesar
0,000. Sedangkan nilai t-tabel pada
tingkat keyakinan 90% menunjukkan
angka 1,657. Karena t-hitung ˃ t-tabel
(7,838 ˃ 1,657) yang berarti nepotisme
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel keheningan
organisasional. Nilai t-hitung
Nepotisme (X) terhadap Keterasingan
Organisasional (Y2) sebesar 7,469
dengan nilai sig sebesar 0,000.
Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat
keyakinan 90% menunjukkan angka
1,657. Karena t-hitung ˃ t-tabel (7,469 ˃
1,657) yang berarti nepotisme memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel keterasingan organisasional.
Nilai t-hitung Nepotisme (X)
terhadap Komitmen Organisasional (Y3)
sebesar 3,494 dengan nilai sig sebesar
0,001. Sedangkan nilai t-tabel pada
tingkat keyakinan 90% menunjukkan
angka 1,657. Karena t-hitung ˃ t-tabel
(3,494 ˃ 1,657) yang berarti nepotisme
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel komitmen
organisasional.
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
34
Keterasingan O rganisasional Y ( 2 ) Nepotisme (X)
Komitmen O rganisasional (Y 3 )
β = 0, 306 ; p = 0,00 1
β = 0,585; p = 0,000
β = 0,5 67 ; p = 0,000
Keheningan O rganisasional ( Y 1 )
Gambar 2. Model Kerangka Penelitian Setelah Pengujian
Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis 1
menjelaskan hasil analisis pengaruh
nepotisme terhadap keheningan
organisasional menunjukkan bahwa
nepotisme (X) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keheningan
organisasional (Y1) dan (H1) diterima.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari
Pelit (2015) yang menyatakan semakin
tinggi nepotisme dalam perusahaan
menyebabkan keheningan
organisasional yang semakin tinggi pula,
salah satu penyebabnya ialah mereka
tidak berani mengatakan pendapat
mereka atau menyampaikan
ketidaksetujuan dikarenakan mereka
merasa ada seseorang lain yang akan
lebih didengar. Orang percaya bahwa
jika mereka berada dalam minoritas
maka pendapat mereka tidak dihargai
dan mereka lebih baik untuk tidak
mengekspresikan pandangan dan
pendapat (Premeaux dan Bedeian,
2003). Adanya pengecualian dalam
organisasi (misalnya seperti ketakutan
akan umpan balik negatif/konsekuensi,
takut dikucilkan) akan menyebabkan
refleksi negatif untuk individu maupun
organisasi (Korsgaard, Roberson dan
Rymph, 1998; Morrison dan Milliken,
2000; Dyne et al, 2003;. Çakıcı, 2007;
Brinsfield, Edwards dan Greenberg,
2009).
Hasil pengujian hipotesis 2
menjelaskan hasil analisis pengaruh
nepotisme terhadap keterasingan
organisasional menunjukkan bahwa
nepotisme (X) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keterasingan
organisasional (Y2) dan (H2) diterima.
Yang artinya semakin tinggi nepotisme
maka akan menyebabkan peningkatan
keterasingan organisasional. Menurut
penelitian Pelit (2015) keterasingan
merupakan salah satu dampak dari
nepotisme dimana jika karyawan merasa
bahwa arus informasi, rekrutmen
karyawan dan seleksi, promosi,
pembagian kerja, pendelegasian
wewenang, hubungan di tempat kerja
dan praktek berurusan dengan faktor
organisasi seperti gaya eksekusi
berdasarkan nepotisme, tidak dapat
dihindari bahwa karyawan akan
mengembangkan sikap keterasingan
terhadap organisasinya. Aspek-aspek
negatif yg membuka jalan bagi masalah
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
38
organisasi di lingkungan organisasi
terutama karena hilangnya kepuasan
kerja, produktivitas yang rendah,
motivasi rendah, stres kerja yang tinggi,
rendahnya tingkat loyalitas kepada
pekerjaan dan organisasi, tingkat tinggi
turn over, keterasingan dari pekerjaan
dan persepsi rendah kesehatan organisasi
(Kanungo, 1992; Erkılıç, 2012).
Hasil pengujian hipotesis 3
menjelaskan hasil analisis pengaruh
nepotisme terhadap komitmen
organisasional menunjukkan bahwa
nepotisme berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen
organisasional, dan (H3) diterima. Hasil
ini didukung dengan melihat dari
karakteristik lama bekerja responden
bahwa karyawan yang telah bekerja
selama 8 tahun sampai lebih dari 29
tahun sebanyak 61.7%. Hal ini
menyatakan bahwa memang benar
karyawan yang bekerja di PT. Nusa
Pusaka Kencana memiliki komitmen
terhadap perusahaannya. Menurut
Jaskiewicz et al., (2013) nepotisme
merupakan fase alami dalam bisnis yang
dikelola oleh keluarga ketika
kepemimpinan ditransfer kepada
generasi berikutnya yang bersedia untuk
bekerja dengan anggota keluarga.
Disetujui oleh Kragh (2012), yang
menyatakan bahwa Nepotisme mungkin
menjadi titik awal yang baik untuk
pengembangan kondisi sosial ekonomi
masyarakat dan transformasi. Frank et
al., (2007) menjelaskan bahwa dua
kondisi dapat diisi agar nepotisme
menjadi etis dibenarkan. Pertama, harus
benar-benar memenuhi syarat untuk
posisi tersebut, belum tentu paling
berkualitas tapi masih memenuhi syarat,
dan kedua, alasan untuk penyerahan
kekuasaan. Posisi ini untuk kepentingan
perusahaan dan dengan niat untuk
memajukan misi perusahaan. Menurut
Vinton (1998) dalam Gustafsson dan
Norgren (2014) beberapa aspek positif
dari nepotisme ialah perusahaan dapat
memperoleh loyalitas yang lebih besar
dari mempekerjakan seseorang yang
terikat dengan perusahaan baik oleh
kekerabatan atau hanya dengan
hubungan sosial, kinerja yang lebih baik,
resiko yang lebih rendah. Hal ini juga
dapat menyebabkan orang mendapatkan
waktu belajar yang lebih singkat dengan
memanjat tangga kekuasaan tanpa harus
berhenti di setiap langkah.
Ada beberapa justifikasi yang
menyebabkan nepotisme berpengaruh
secara positif terhadap komitmen
organisasional. Salah satunya ialah jika
dilihat dari karakteristik responden yang
mayoritasnya berumur 31-40 sebanyak
48% dan berumur 41-60 sebanyak
44,7%. Didukung oleh penelitian dari
Kooij et al., (2010) yang menyatakan
bahwa komitmen seseorang dipengaruhi
atas kesadaran akan usia yang menua.
Vinton (1998) dalam Gustafsson dan
Norgren (2014) menunjukkan dalam
sebuah penelitian bahwa ada korelasi
antara penerimaan praktek nepotisme
dan industri perkebunan dengan melihat
ukuran perusahaan dan lokasi
perusahaan. Melimpahnya penawaran
tenaga kerja telah membuka peluang
kegiatan ekonomi yang pada akhirnya
menarik semakin banyak orang untuk
mencari peluang kerja. Meningkatnya
jumlah penawaran tenaga kerja
menimbulkan tekanan eksternal untuk
selalu menjaga komitmen pada
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
38
organisasi sebagai salah satu
konsekuensi kondisi ekonomi dan pasar
tenaga kerja. Keadaaan pasar kerja yang
memiliki kelebihan penawaran tenaga
kerja akan membatasi kemampuan
seseorang untuk berganti pekerjaan. Hal
inilah yang pada akhirnya menimbulkan
komitmen pada organisasi. Menurut
Steers & Rhodes (1978), pada saat
jumlah pengangguran tinggi maka
timbul tekanan terhadap pekerja untuk
menjaga catatan kehadiran karena
karyawan akan lebih khawatir jika
kehilangan pekerjaan.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan secara langsung antara
nepotisme (X) terhadap
keheningan organisasional (Y1).
Dengan demikian semakin tinggi
nepotisme maka semakin besar
keheningan organisasional pada
karyawan PT. Nusa Pusaka
Kencana.
2. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan secara langsung antara
nepotisme (X) terhadap
keterasingan organisasional (Y2).
Dengan demikian semakin tinggi
nepotisme maka semakin besar
pula keterasingan organisasional
pada karyawan PT. Nusa Pusaka
Kencana.
3. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan secara langsung antara
nepotisme (X) terhadap komitmen
organisasional (Y3). Berarti dapat
disimpulkan walaupun perusahaan
menerapkan praktek nepotisme
tetapi tetap dapat meningkatkan
komitmen organisasional pada
karyawan PT. Nusa Pusaka
Kencana.
Disadari bahwa dalam penelitian
ini masih banyak terdapat kekurangan
dan keterbatasan. Karenanya, berikut
akan disajikan saran-saran untuk
perkembangan penelitian selanjutnya.
1. Untuk penelitian selanjutnya
terkait pengaruh nepotisme
terhadap keheningan, keterasingan
dan komitmen organisasional,
sebaiknya diusahakan agar
kuesioner juga sampai ke tingkat
manajemen puncak. Adanya
perwakilan dari tiap-tiap lapisan
dalam organisasi untuk menjadi
responden akan membuat hasil
penelitian lebih akurat. Lebih
khususnya, kebijakan terkait suatu
sistem memiliki kaitan langsung
dengan para pimpinan dan
penerapannya akan dilaksanakan
oleh seluruh elemen organisasi.
Karena itu, bila rentang jabatan
bisa terjangkau seluruhnya, maka
penelitian bisa memberikan hasil
yang lebih baik.
2. Penelitian ini memiliki berbagai
keterbatasan, baik dari segi
variabel penelitian maupun
metode penelitian yang belum
optimal. Dari hal tersebut,
diharapkan dalam penelitian
selanjutnya dapat ditambahkan
variabel-variabel lain yang secara
teori juga memberi dampak atau
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
38
terkena dampak dari penerapan
nepotisme.
3. Bagi perusahaan, khususnya
perusahaan yang berkaitan
langsung dengan penelitian ini,
yakni PT. Nusa Pusaka Kencana.
Penelitian ini mungkin bisa
menjadi masukan dalam dan bahan
acuan dalam menjaga serta
memperbaiki sistem manajemen
lingkungan yang sudah ataupun
yang akan diterapkan oleh
perusahaan. Seperti yang bisa
dilihat dari hasil kuesioner, masih
terdapat kesetujuan dari beberapa
karyawan, mengenai variabel
keheningan dan keterasingan
akibat penerapan dari nepotisme
dalam perusahaan walaupun tetap
berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasional. Hal
tersebut menunjukkan bahwa
masih terdapat beberapa
kekurangan, sehingga ada baiknya
perusahaan meninjau kembali
penerapan nepotisme itu sendiri
dan memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada agar tidak
ada pihak yang dirugikan dan
semakin meningkatkan komitmen
organisasional pada perusahaan.
REFERENSI
Arasli, H., Tumer, M (2008) Nepotism,
Favoritism And Cronyism: A
Study Of Their Effects On Job
Stress And Job Satisfaction In The
Banking Industry Of North
Cyprus. Social Behavior And
Personality. Vol. 36 (9)
Bartono, Novianto (2005) Todays
Business Ethics For Tourism.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Beheshtifar, M., Borhani B Dan M.N.
Moghadam (2012) Destructive
Role Of Employee Silence In
Organizational Success.
International Journal Of
Academic Research In Business
And Social Sciences, Vol. 2 (11)
277.
Bungin, Burha (2005) Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana.
Darmawan, H. D (2013) Prinsip-Prinsip
Perilaku Organisasi. Surabaya:
Pena Semesta.
Erigüç, Gülsün., Özlem Özer., Ilkay
Sevinç Turaç., Dan Cuma Sonğur
(2014) The Causes And Effects Of
The Organizational Silence: On
Which Issues The Nurses Remain
Silent?. Int. Journal Of
Management Economics And
Business, Vol. 10 (22)
Ghozali, Imam (2013) Aplikasi Analisis
Multivariat dengan Program IBM
SPSS 21. Edisi 7. Semarang:
Penerbit Universitas Diponegoro
Gülsün Erigüç, Özlem Özer, İlkay
Sevinç Turaç, Cuma Sonğur
(2014) The Causes And Effects Of
The Organizational Silence: On
Which Issues The Nurses Remain
Silent?. Int. Journal Of
Management Economics And
Business, Vol. 10 (22), 132.
Hair et al (1998) Multivariate Data
Analysis, Fifth Edition. New
Jersey: Prentice Hall
Hasibuan, Malayu S.P (2005)
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara
Karaca, Hasan (2013) An Exploratory
Study On The Impact Of
Organizational Silence In
Hierarchical Organizations:
ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 2, No. 1 November: 26-38
38
Turkish National Police Case.
European Scientific Journal, Vol.9
(23)
Lazuardi, Taufan (2014) Nepotisme
Dalam Proses Rekrutmen Dan
Seleksi: Potensi Dan Kelemahan.
Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Mengenci, Cengiz (2015) Antecedents
And Consequences Of
Organizational Fear And Silence
Behavior: Evidence Service Sector
From Turkey. International
Business Research, Vol. 8 (5)
Nikmaram, Sahar., Hamideh Gharibi
Yamchi., Samereh Shojaii.,
Maryam Ahmadi Zahrani Dan
Seyed Mehdi Alvani (2012) Study
On Relationship Between
Organizational Silence And
Commitment In Iran. World
Applied Sciences Journal, Vol. 17
(10).
O’donohue, W. & Nelson, L (2014)
Alienation And Managing Human
Resources. International Journal
Of Organisational Analysis, Vol.
22 (3).
Pelit, Elbeyi Dan Füsun Istanbullu
Dinçer (2015) The Effect Of
Nepotism On Organizational
Silence, Alienation And
Commitment: A Study On Hotel
Employees In Turkey. Journal Of
Management Research, Vol. 7 (4),
85.
Pope, P (2003) Strategi Pemberantasan Korupsi
Elemen Sistem Integrias Nasional.
Transparansi Internasional Indonesia,
Jakarta: Yayasan Obor Pancasila.
Qazelvand, Roqieh Dan Badri Shahtaleb
(2016) Survey Of The
Relationship Between
Organizational Silence And
Organizational Commitment Of
Junior Secondary And Senior
Teachers Of Azna City. Review Of
European Studies, Vol. 8 (2)
Robbins, Stephen P. And Judge,
Timothy A (2008) Perilaku
Organisasi, Buku 1 Edisi 12.
Jakarta : Salemba Empat.
Sarjono, H. dan Julianita, W (2011)
SPSS VS Lisrel Sebuah Pengantar,
Aplikasi untuk Riset. Jakarta:
Salemba Empat.
Shehada, Mohammad Dan Nema
Khafaje. 2015. The Manifestation
Of Organizational Alienation Of
Employees And Its Impact On
Work Conditions. International
Journal Of Business And Social
Science, Vol. 6 (2)
Sopiah (2008) Perilaku Organisasi.
Yogyakarta: Andi
Steers, R. M (1985) Efektifitas
Organisasi Cetakan Kedua.
Terjemahan Djoerban Wahid.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono (2016) Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Surya Putra, Made (2012) Pengaruh
Nepotisme Terhadap Kepuasan
Kerja, Komitmen Organisasional
Dan Intention To Stay. Jurnal
Aplikasi Manajemen, Vol. 10 (3)