pengaruh model pembelajaran student teams …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel...

14
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Frenia Suci Wulandari 1 , A.Budi Mulyanto 2 , Tri Ariani 3 Program studi pendidikan Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau E-mail: [email protected] ABSTRACT This thesis entitled "Effect of Learning Model Student Teams Achievement Division (STAD) against the Learning Outcomes Physics Class X State Senior High School 8 Lubuklinggau academic year 2015/2016". This study was motivated by the low student learning outcomes cause is the lack of use of various learning models and the lack of the use of laboratory equipment physics. Therefore, researchers are trying to use a learning model Student Teams Achievement Division (STAD). Problems in this study is there any influence learning model Student Teams Achievement Division (STAD) the results of class X student of SMAN 8 Lubuklinggau academic year 2015/2016. This type of research is purely experimental. The population in this study were all students of class X SMA 8 Lubuklinggau totaling 120 people. Two classes taken as a random sample, where the class was chosen as an experimental class X4 and X5 class as the control class. Data collection technique used is the technique of testing and observation, as many as 6 tests in the form of descriptions and observations about the shape of psychomotor assessment by 6 indicators. Final test score data were analyzed using t-test. Based on the results of data analysis and ttable t = 2.09 = 1.69 because thitung>ttable, it could be concluded no influence learning model Student Teams Achievement Divission (STAD) on student learning outcomes. Keywords: Student Teams Achievement Division (STAD), Learning Outcomes Physics. Pendahuluan Samani (2010:134) mengemukakan bahwa pendidikan adalah upaya untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensinya guna menghadapi kehidupan di masa depan. Belajar adalah proses interaksi antara siswa dan guru untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, perilaku, dan keterampilan siswa.

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR

FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh: Frenia Suci Wulandari1, A.Budi Mulyanto

2, Tri Ariani

3

Program studi pendidikan Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

This thesis entitled "Effect of Learning Model Student Teams Achievement

Division (STAD) against the Learning Outcomes Physics Class X State Senior

High School 8 Lubuklinggau academic year 2015/2016". This study was

motivated by the low student learning outcomes cause is the lack of use of various

learning models and the lack of the use of laboratory equipment physics.

Therefore, researchers are trying to use a learning model Student Teams

Achievement Division (STAD). Problems in this study is there any influence

learning model Student Teams Achievement Division (STAD) the results of class

X student of SMAN 8 Lubuklinggau academic year 2015/2016. This type of

research is purely experimental. The population in this study were all students of

class X SMA 8 Lubuklinggau totaling 120 people. Two classes taken as a random

sample, where the class was chosen as an experimental class X4 and X5 class as

the control class. Data collection technique used is the technique of testing and

observation, as many as 6 tests in the form of descriptions and observations about

the shape of psychomotor assessment by 6 indicators. Final test score data were

analyzed using t-test. Based on the results of data analysis and ttable t = 2.09 =

1.69 because thitung>ttable, it could be concluded no influence learning model

Student Teams Achievement Divission (STAD) on student learning outcomes.

Keywords: Student Teams Achievement Division (STAD), Learning Outcomes

Physics.

Pendahuluan

Samani (2010:134) mengemukakan bahwa pendidikan adalah upaya untuk

membantu siswa dalam mengembangkan potensinya guna menghadapi kehidupan

di masa depan. Belajar adalah proses interaksi antara siswa dan guru untuk

meningkatkan pengetahuan, wawasan, perilaku, dan keterampilan siswa.

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

Giancoli(2001:1), sains adalah suatu aktivitas kreatif dalam banyak hal

menyerupai aktivitas kreatif pikiran manusia. Fisika merupakan pengetahuan,

gagasan, dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah.

Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 8 Lubuklinggau, diperoleh data

bahwa hasil belajar fisika siswa di kelas X masih belum sesuai harapan terlihat

pada nilai ulangan harian siswa yang masih belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Berdasarkan jumlah

siswa kelas X 146 orang, 69 orang siswa yang tuntas atau 47,26% dan 75 orang

siswa atau 51,36% yang belum tuntas sehingga tidak sedikit siswa yang mengikuti

program remedial untuk memenuhi KKM. Faktor yang mempengaruhi rendahnya

hasil belajar fisika yaitu kurangnya alat-alat laboratorium fisika di sekolah dan

kreativitas guru menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Berdasarkan

latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “apakah ada pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri

8Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 ?”.

Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Arsyad (2011:1) mengemukakan belajar adalah proses yang kompleks

yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi

karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu

pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah

laku pada diri orang itu yang memungkinkan disebabkan oleh terjadinya

perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.Dimyati dan

Mudjiono (2006:7), belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang

kompleks.Berdasarkan pengertian-pengertian di atas didefinisikan bahwa

belajar merupakan proses perubahan dari pengalaman atau latihan yang

ditunjukkan dengan perubahan di tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap

ke arah yang lebih baik.

2. Pengertian Hasil Belajar

Dimyati dan Mudjiono (2006:200) mengemukakan evaluasi hasil belajar

merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan

penilaian atau pengukuran hasil belajar yang bertujuan untuk meningkatkan

tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran, tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa

huruf, angka atau simbol.Jarolimek dan Foster (dalam DimyatiMudjiono,

2006:202) mengatakan tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau

pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan

keterampilan intelektual.

Taksonomi Bloom ranah kognitif terdiri 6 tingkatan yaitu

pengetahuan(C1), pemahaman (C2), penggunaan atau penerapan (C3), analisis

(C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Berdasarkan pendapat di atas

disimpulkanhasil belajar ranah kognitif adalah perubahan perilaku pada ranah

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

pengetahuanatau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi

yang mencakup kegiatan otak. Dalam penelitian ini ranah yang diteliti C1, C2,

dan C3.

3. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

Menurut Slavin (dalam Uno dan Mohamad, 2013:107), STAD

merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD

terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor

perbaikan individu, dan penghargaan tim. Seperti halnya pembelajaran lain,

model pembelajaran kooperatif tipe STAD membutuhkan persiapan sebelum

kegiatan pembelajaran dilaksanakan yaitu perangkat pembelajaran, membentuk

kelompok kooperatif, menentukan skor awal, pengaturan tempat duduk, dan

kerja kelompok.Menurut Trianto (2011:52), tipe STAD merupakan salah satu

tipe dari metode pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-

kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara

heterogen. Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran

tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan atau menyampaikan

informasi

Menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan mendemonstrasikan atau

lewat bahan bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar

dan membentuk setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka

Fase 5

Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah diajarkan atau masing-

masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya

Fase 6

Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu

dan kelompok

Sumber : Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2011:54)

4. Tinjauan Materi Pengukuran

Giancoli (2001:07), pengukuran merupakan kegiatan membandingkan

suatu besaran yang diukur dengan alat yang digunakan sebagai satuan Alat

ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran. Dalam

kegiatan pengukuran, kamu membandingkan panjang meja dengan panjang

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

pensil. Panjang pensil yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat

diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran. Pembanding

dalam suatu pengukuran disebut satuan. Berikut ini contoh alat-alat ukur

panjang, massa dan waktu:

a. Alat Ukur Panjang

1) Mistar (penggaris)

Gambar 2.1 Mistar

Sumber : United Science (2013:13)

2) Jangka sorong

Gambar 2.2 Jangka Sorong

Sumber : Pujianto dkk (2013:13)

3) Mikrometer sekrup

Gambar 2.3Mikrometer Sekrup

Sumber : Pujianto, dkk (2013:14)

b. Alat Ukur Massa

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

Gambar 2.4 Alat Ukur Massa

Sumber : Zona Siswa (2014:1)

c. Alat Ukur Waktu

Gambar 2.5Alat Ukur Waktu

Sumber : United Science (2012:2)

Metode Penelitian

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. \Penelitian ini menggunakan true experimental desain karena

adanya kelompok lain yang ikut dalam pengamatan. Desain yang digunakan

berbentuk Pretest-PostestControl Group Design. Peneliti akan membagi

kelompok menjadi dua yakni kelompok eksperimenmenggunakan model

pembelajaran STAD dan kelompok kontrolmenggunakan metode ceramah.

Desain penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Pretest-Posttest Control Group Design

Group Pretest Treatment Posttest

Eksperimen 𝑂1 X 𝑂2

Kontrol 𝑂3 - 𝑂4

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

8 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 120 siswa. Penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling yaitu tehnik yang pengambilan

sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek didalam populasi sehingga

semua subjek dianggap sama.Sampel diambil secara acak dengan cara diundi

diperoleh kelas eksperimen yaitu kelas X4 sebanyak 25 siswa dan kelas kontrol

yaitu kelas X5 sebanyak 22 siswa.

B. Teknik Analisis Data

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

1. Menentukan skor rata-rata dan simpangan baku

Mencari nilai rata-rata dan varians dari masing-masing kelompok data

dengan menggunakan rumus:

𝑥 = 𝑓𝑖𝑥𝑖

𝑓𝑖

Sugiyono (2010:50)

s = 𝑓𝑖( 𝑥1 −𝑥 )2

𝑛−1 Sugiyono (2010:57)

Keterangan:

Me= nilai rata-rata sampel

𝑓𝑖 = frekuensi

𝑥𝑖= titik tengah nilai tes

s = simpangan baku

2. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui kenormalan data.

Rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji kecocokan chi-

kuadrat ( χ² ) yaitu:

χ² = 𝑓0−𝑓𝑕

2

𝑓𝑕 Arikunto (2010:333)

Keterangan:

χ² = Harga Chi-kuadrat yang dicari

𝑓0 = Frekuensi dari hasil observasi

𝑓𝑕= Frekuensi yang diharapakan

Kriteria pengujian adalah jika χ²𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

dibandingkan dengan χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

dengan derajat kebebasan (dk= k-1), dimana k adalah banyaknya kelas

interval, dan χ²𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

˂ χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut

berdistribusi normal. Jika χ²𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≥χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

, maka dapat dinyatakan bahwa

data tersebut tidak berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varians kedua kelompok

homogen atau tidak. Dalam halini uji statistik menggunakan uji varians (F)

dengan rumus:

𝐹 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙atau𝐹 =

𝑠12

𝑠22 Sugiyono (2010:140)

Keterangan:

𝑠12 = varians terbesar

𝑠22 = varians terkecil

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

Dengan kriteria pengujinya adalah jika 𝐹𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka kedua

varians data tersebut adalah homogeny sedangkan jika 𝐹𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka

kedua varians data tidak homogen.

4. Uji Hipotesis

Hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut :

Ho: µ1 ≤ µ2 = Rata-rata hasil belajar fisika siswa menggunakan model

pembelajaran STAD lebih kecil atau sama dengan rata-

rata hasil belajar fisika siswa menggunakan metode

ceramah kelas X SMA Negeri 8 Lubuklinggau tahun

pelajaran 2015/2016.

Ha: µ1 > µ2 = Rata-rata hasil belajar fisika siswa menggunakan model

pembelajaran STAD lebih tinggi daripada rata-rata hasil

belajar fisika siswa menggunakan metode ceramah kelas

X SMA Negeri 8 Lubuklinggau tahun pelajaran

2015/2016.

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji kesamaan dua rata-

rata, jika kedua kelompok data berdistribusi normal dan bervarians

homogen maka digunakan uji statistik t (Sudjana, 2005:239) dengan rumus:

𝑡 =𝑥 1−𝑥 2

𝑠 1

𝑛1 +

1

𝑛2

dengan 𝑠2 = 𝑛1− 1 𝑠1

2+ (𝑛2−1)𝑠122

𝑛1− 𝑛2− 2

Keterangan:

𝑥 1 = rata-rata kelompok eksperimen

𝑥 2 = rata-rata kelompok kontrol

𝑛1 = jumlah siswa kelompok eksperimen

𝑛2 = jumlah siswa kelompok kontrol

𝑠1 = simpangan baku kelompok eksperimen

𝑠2 = simpangan baku kelompok kontrol.

𝑠12 = varians kelompok eksperimen

𝑠22 = varians kelompok control

s2 = varians gabungan

Dengan kriteria pengujian, jika 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑜 ditolak atau

𝐻𝑎 diterima. Jika data tersebut berdistribusi normal tetapi tidak homogen.

Maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t semu (t’), yaitu:

𝑡′ =𝑥 1−𝑥 2

𝑠1

2

𝑛1 +

𝑠22

𝑛2

Sudjana (2005:241)

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

Kriteria pengujiannya adalah hipotesis 𝐻𝑜 diterima jika 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dimana 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 didapat dari daftar distribusi t dengan (α = 0,05),

dk=𝑛1 + 𝑛2 – 2, yakni sebagai berikut:

−𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2

𝑤1 + 𝑤2 < 𝑡 ′ <

𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2

𝑤1 + 𝑤2

Dengan:

𝑤1 = 𝑠1

2

𝑛1 ; 𝑤2 =

𝑠22

𝑛2

𝑡1 = 𝑡 1 − 0,5𝛼 , 𝑛1 − 1 𝑑𝑎𝑛 𝑡1 = 𝑡 1 − 0,5𝛼 , 𝑛2 − 1

C. Pertanggungjawaban Penelitian

Sebelum instrumen tes diberikan kepada subjek penelitiaan, soal harus di

uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui kualitas soal yang digunakan sebagai alat pengumpulan data. Tes

akan di ujicobakan terlebih dahulu terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 8

Lubuklinggau dan dianalisis datanya menggunakan validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

Tabel 3.11

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

N

o Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

1 0,73 Tidak

Valid - - - -

Tidak

digunakan

2 1,67 Tidak

Valid - - - -

Tidak

digunakan

3. 5,96 Valid 0,33 Sedang 0,36 Cukup Digunakan

4. 4,35 Valid 0,41 Sedang 0,22 Minimum Digunakan

5. 5,76 Valid 0,42 Sedang 0,27 Minimum Digunakan

6. 10,49 Valid 0,41 Sedang 0,71 Sangat

baik Digunakan

7. 4,78 Valid 0,16 Sukar 0,10 Jelek Digunakan

8. 3,63 Valid 0,21 Sukar 0,31 Cukup Digunakan

Berdasarkan hasil rekapitulasi pada Tabel 3.12, maka soal yang akan

digunakan untuk tes adalah soal yang memenuhi syarat validitas, realibilitas,

daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Dari

8 soal yang diujikan, ada 6 soal yang digunakan dan 2 soal yang tidak

digunakan sebagai instrumen penelitian.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

Hasil dan Pembahasan

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 4 Agustus 2015 sampai 5

September 2015 di SMA Negeri 8 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

Pada penelitian ini peneliti sebagai pengajar di dua kelas yaitu kelas X4

sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Students Teams

AchievmentDivission(STAD) dan kelas X5 sebagai kelas kontrol menggunakan

metode ceramah. Tahap pertama dalam penelitian ini adalah uji coba

instrumen yang dilaksanakan pada hari selasa 4 Agustus 2015 di kelas XI IPA1

SMA Negeri 8 Lubuklinggau. Tahap kedua adalah pelaksanaan pre-test

penelitian. Pelaksanaan pre-testdi kelas eksperimen diikuti 18 siswa dari 25

siswa kelas X4 dan di kelas kontrol diikuti 19 siswa siswa dari 22 siswa kelas

X5. Data hasil tes akhir, diperoleh setelah kedua kelas mendapat perlakuan

yang berbeda dalam pembelajaran fisika pada materi pengukuran. Tahap ketiga

adalah perlakuan pada kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model

pembelajaran Student Teams AchievmentDivission(STAD) dan kelas kontrol

yang diajarkan menggunakan metode ceramah. Jumlah pertemuan tatap muka

dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan rincian dua kali mengajar pada

tanggal 22 dan 29 Agustus 2015, satu kali pre-test pada tanggal 8 Agustus

2015, dan satu kali post-test pada tanggal 5 September 2015. Siswa yang

mengikuti post-test pada kelas eksperimen berjumlah 23 siswa dan kelas

kontrol berjumlah 21 siswa. Untuk menyamakan antara jumlah siswa pre-test

dan post-test, makadata postest yang dianalisis hanya menggunakan siswa

yang mengikuti pre-test. Jadi siswa pre-test dan post-test kelas eksperimen 18

siswa dan kelas kontrol 19 siswa.

1. Deskripsi dan Analisis Data Pre-test

a. Rata-rata dan Simpangan Baku

Tabel 4.1

Rata-rata dan Simpangan Baku Pre-test

b. Uji Normalitas

Tabel 4.2

Uji NormalitasPre-test

Kelas N S

Eksperimen 18 21,5 11,24

Kontrol 19 20 10,25

Kelas 2

hitung Dk

2tabel

Kesimpulan

Eksperimen 3,4092 5 9,490 Normal

Kontrol 5,9788 5 9,490 Normal

x

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

c. Uji Homogenitas

Tabel 4.3

Hasil Uji Homogenitas Pre-Test

d. Uji Hipotesis

Hipotesis statistik yang diuji pada pre-test adalah:

Ho : µ1 = µ2= Rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen sama

dengan rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas kontrol.

Ha : µ1 ≠ µ2= Rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen tidak

sama dengan rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas

kontrol.

Tabel 4.4

Uji Kesamaaan Rata-rata Pre-Test

Kelas Thitung Dk Ttabel Kesimpulan

Pre-test 0,42 35 2,03 thitung<ttabelHO diterima

Pada Tabel 4.4menunjukkkan bahwa hasil analisis uji-t dengan

dengan taraf kepercayaan α = 0,05

didapatkanthitung<ttabelyaitu0,42<2,03 disimpulkan Ho diterima Ha

ditolak. Artinya kedua rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah sama.

2. Deskripsi dan Analisis Data post-test

a. Rata-rata dan Simpangan Baku

Tabel 4.5

Skor rata-rata dan Simpangan Baku Post-test

b. Uji Normalitas

Tabel 4.6

Uji NormalitasPost-test

Kelas Fhitung

Dk Ftabel

Kesimpulan

Pre-test 1,20 (17;18) 2,26 Homogen

Kelas N S

Eksperimen 18 73,50 7,91

Kontrol 19 67,13 10,39

Kelas 2

hitung Dk

2tabel

Kesimpulan

Eksperimen 5,4303 6 11,070 Normal

Kontrol 8,5941 6 11,070 Normal

x

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

c. Uji Homogenitas

Tabel 4.7

Hasil Uji Homogenitas Post-Test

P

d. Uji Hipotesis

Hipotesis statistik yang diuji dengan uji-t pada post-test adalah:

Ho : µ1 ≤ µ2= Rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen lebih

kecil atau sama dengan rata-rata hasil belajar fisika siswa

kelas kontrol.

Ha : µ1 > µ2= Rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen lebih

tinggi daripada rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas

kontrol.

Tabel 4.8

Uji Kesamaaan Rata-rata Post-Test

Kelas Thitung Dk Ttabel Kesimpulan

Post-test 2,09 35 1,69 thitung>ttabelHaditerima

Pada Tabel 4.4menunjukkkan bahwa hasil analisis uji-t dengan

dengan taraf kepercayaan α = 0,05 didapatkanthitung>ttabelyaitu2,09>1,69

disimpulkan Ha diterima Ho ditolak. Jadi hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran Student Teams AchievmentsDivission

(STAD)lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional menggunakan metode ceramah.

C. Pembahasan

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh model

pembelajaran Student teams AchievmentDivission(STAD) terhadap hasil

belajar fisika siswaa kelas X SMA Negeri 8 Lubuklinggau.. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Lubuklinggau. Dalam

penelitian ini terdapat kelas eksperimen (X4) dan kelas kontrol (X5), kedua

kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Peneliti juga menggunakan kelas XI

IPA 1 SMA Negeri 8 Lubuklinggau untuk pengujian instrumen tes. Sebelum

diberikan perlakuan, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre-test

dengan jumlah 6 soal essay. Dalam pelaksanaan penelitian, pokok bahasan

yang dibahas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu

pengukuran.Kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model

pembelajaran Students Teams AchievmentDivission(STAD) sedangkan kelas

kontrol diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional metode

ceramah. Berdasarkan hasil pre-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai lebih atau sama

Kelas Fhitung

Dk Ftabel

Kesimpulan

Post-test 1,73 (17;18) 2,26 Homogen

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

dengan 70 (tuntas). Skor rata-rata kelas eksperimen 21,5 dan skor kelas 20.

Hal ini terjadi karena materi pengukuran belum pernah dipelajari oleh siswa.

Kelas eksperimen dengan jumlah 25 siswa dibagi menjadi 5 kelompok

dengan 1 kelompok masing-masing memiliki 5 anggota. Pada pertemuan

pertama, peneliti menyajikan informasi dengan memberikan LKS untuk setiap

kelompok. Siswa mengalami kesulitan saat penggunaan alat-alat ukur panjang.

Peneliti mengarahkan penggunaan alat ukur tersebut. Siswa saling bekerja

sama untuk dapat menggunakan alat ukur panjang dan mengerjakan instruksi

yang ada pada LKS. Pada pertemuan kedua, peneliti memberikan LKS tentang

alat ukur waktu. Siswa secara berkelompok membahas materi dari LKS

tersebut. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kepada teman

yang lain tentang alat ukur panjang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu.

Siswa memberikan kuis kepada seluruh siswa untuk dikerjakan secara

individu. Peneliti memberi apresiasi kepada kelompok yang menjawab kuis

secara benar. Pada proses pembelajaran tercipta interaksi yang baik karena

siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugasnya secara bersama.

Keadaan siswa aktif dengan materi pelajaran karena mereka secara aktif

terlibat langsung dalam mengukur benda-benda yang ada.

Kelas kontrol dengan jumlah 22 siswa diberi perlakuan menggunakan

metode ceramah. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan pengukuran, alat

ukur panjang dan caramneghitung menggunakan skala nonius dan skala utama

dari alat ukur panjang. Pada pertemuan kedua peneliti menjelaskan tentang alat

ukur massa dan alat ukur waktu. Siswa melakukan tanya jawab tentang

pengukuran. Peneliti memberikan latihan kepada siswa. Keadaan kelas

kontrol, siswa cenderung pasif karena sedikit sekali siswa yang bertanya.

Mereka hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan saja. Siswa harus

berpikir mendalam, dan hanya siswa tertentu saja yang dapat menguasai materi

yang diberikan.

Setelah perlakuan diberikan, peneliti memberikan post-testuntuk

mendapatkan perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol. Skor rata-rata post-testkelas eksperimen adalah 73,50 dengan nilai

tertinggi 82 dan nilai terendah 56. Yang mendapatkan nilai tuntas atau di atas

atau sama dengan 70 (KKM) sebanyak 14 siswa atau 77,78%. Dan siswa yang

tidak tuntas pada kelas eksperimen sebanyak 4 siswa atau 22,222%. Skor rata-

rata post-testkelas kontrol adalah 66,82 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai

terendah 46. Yang mendapatkan nilai tuntas atau di atas atau sama dengan 70

(KKM) sebanyak 11 siswa atau 57,89%. Dan siswa yang tidak tuntas pada

kelas kontrol sebanyak 8 siswa atau 42,11%.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan uji-t pada taraf

kepercayaan α = 0,05 didapatkan thitung> ttabel (2,09 >1,69) sehingga Ha

diterima dan Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan rata-rata skor hasil belajar

siswa menggunakan model pembelajaran STAD lebih tinggi daripada rata-rata

hasil belajar fisika siswa menggunakan metode ceramah di kelas X SMA

Negeri 8 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Penggunaan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) lebih unggul

daripada metode ceramah pada pokok bahsan pengukuran. Aspek

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

psikomotorik siswa dapat dilihat saat proses pembelajaran berlangsung

menggunakan model pembelajaran STAD memiliki kategori nilai cukup dan

baik. Siswa saling bantu membantu dalam kelompoknya untuk dapat

menguasai materi dan terjalin kerjasama yang baik antara siswa saat

mengerjakan LKS. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa hanya mendengarkan

penjelasan dan hanya sebagian siswa yang dapat menguasai materi palajaran

yang diberikan.

Hasil yang didapatkan dari penelitian sesuai dengan Arifin (2012:82)

mengemukakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD), model pembelajaran kooperatif yang mendorong peserta didik agar

saling membantu untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru.

Kelebihan model pembelajaran STAD yang terlihat dalam proses

pembelajaran yaitu meningkatkan kecakapan individu, meningkatkan

kecakapan kelompok, tidak bersifat kompetitif.

Simpulan dan Saran

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) pada materi pengukuran terhadap hasil belajar

siswa kelas X SMA Negeri 8Lubuklinggau. Rata-rata pre-test kelas

eksperimen 21,5 dan kelas kontrol 20. Rata-rata post-test kelas eksperimen

73,5 dan kelas kontrol 67,1. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 35, didapat

thitung> ttabel (2,13>1,69). Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada

pengaruh penggunaan model pembelajaran Student Teams

AchieventDivission(STAD)” dapat diterima.

B. Saran

Setelah mengetahui hasil analisis, pambahasan, dan simpulan maka

terdapat beberapa saran yang ditunjukkan kepada sekolah, guru, dan peneliti

lain yang berminat meneliti mengenai model pembelajaran Student Teams

AchieventDivission(STAD).

1. Bagi sekolah, model pembelajaran Student Teams

AchieventDivission(STAD) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

dan pilihan variasi dalam pengajaran di kelas.

2. Bagi guru, kegiatan belajar mengajar hendaknya menerapkan berbagai

model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar.

3. Bagi peneliti lainnya, dapat menerapkan model pembelajaran Student

Teams Achievement Divission(STAD) pada pokok bahasan lainnya.

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL FRENIA.pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Giancoli. 2001. Fisika jilid I. Jakarta: Erlangga.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2009. Evaluasi Penmbelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Pujianto, dkk. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Klaten: Intan Parawira.

Samani, Muclhas. 2011. Menggagas Pendidikan Bermakna. Surabaya: SIC.

Science, United. 2012. BAB I Pengukuran [online]. http://Internet-alat-ukur

/BAB1.PENGUKURAN_UnitedScience.html.[14 Mei 2015].

Siswa, Zona. 2014. Alat Ukur (Massa, Panjang, Waktu). http://www.zonasiswa.-

com/2014-/08/alat-ukur-massa-panjang-waktu.html. [14 Mei 2015].

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, Hamzah danNurdi Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.

Jakarta: Bumi Aksara.