pengaruh debt covenant, financial distress, · 2017-08-22 · pengaruh debt covenant, financial...

125
PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, RISIKO LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Hery Septianto NIM: 1112082000037 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: others

Post on 03-Apr-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS,

RISIKO LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES

TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Hery Septianto NIM: 1112082000037

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/2016 M

i

PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, RISIKO

LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES TERHADAP

KONSERVATISME AKUNTANSI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Hery Septianto

NIM: 1112082000056

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA

NIP.19760924 200604 2 002

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 06 April 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Hery Septianto

2. NIM : 1112082000037

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Financiial Distress, Risiko

Litigasi dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 06 April 2016

1. Yusar Sagara,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CMA.,CPMA

NIDN. 2009058601

(___________________)

Penguji 1

2. Nurwachidah Yulianti,SE.,MS.AK

(___________________)

Penguji 2

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 26 Juli 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Hery Septiantp

2. NIM : 1112082000037

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Financiial Distress,

Risiko Litigasi dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Juli 2016

1. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA ( _____________________ )

NIP. 19720516 200901 1 006 Ketua

2. Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA ( _____________________ )

NIP.19760924 200604 2 002 Sekretaris

3. Dr. Rini, Ak, CA ( _____________________ )

NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli

4. Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA ( __________ ___________ )

NIP.19760924 200604 2 002 Pembimbing

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hery Septianto

No. Induk Mahasiswa : 1112082000037

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya

ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 4 Agustus 2016

Yang Menyatakan,

(Hery Septianto)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Hery Septianto

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 September 1994

3. Alamat : Jl. Kelapa RT 009 RW 02 No 52 Ceger,

Cipayung, Jakarta Timur

4. Telepon : 085718078424

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN Ceger 02 pagi Tahun 2001-2006

2. SMPN 160 Ceger Tahun 2006-2009

3. SMAN 48 Pinang Ranti Tahun 2009-2012

4. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2012-2016

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Wakil Ketua OSIS SMPN 160 Jakarta periode 2007-2008

2. Ketua ROHIS SMPN 160 Jakarta periode 2007-2008

3. Bendahara ROHIS SMAN 48 Jakarta

vi

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1 Ayah : Suwarno

2 Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 1 Maret 1953

3 Ibu : Surip

4 Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 27 Mei 1957

5 Alamat : : Jl. Kelapa RT 009 RW 02 No 52 Ceger, Cipayung,

Jakarta Timur

vii

Impact of Debt Covenant, Financial Distress, Litigation Risk and Growth

Opportunities on Accounting Conservatism

ABSTRACT

This research aimed to get empirical evidence about impact of debt covenant,

financial distress, litigation risk and growth opportunities on accounting

conservatism.

This research uses purposive sampling as sampling method. Population in this

research is about 49 company of property and real estate which listed in

Indonesia Stock Exchange, with 24 sample during 2011-2015. Staistical tool used

is multiple linier regression.

The results in this research discovers that debt covenant has impact to

accounting conservatism, whereas financial distress, litigation risk and growth

opportunities has no impact on accouting conservatism.

Keywords: Accounting Conservatism, Debt Covenant, Financial Distress,

Litigation Risk, Growth Opportunities

viii

Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Risiko Litigasi dan Growth

Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh

dari debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities

terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam

menentukan sampel penelitian. Populasi pada penelitian sebanyak 49 perusahaan

properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel

sebanyak 24 perusahaan selama 2011-2015. Metode statistik yang digunakan

adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa debt covenant berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan financial distress, risiko litigasi dan

growth opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Kata Kunci: Konservatisme akuntansi, debt covenant, financial distress, risiko

litigasi, growth opportunities.

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS,

RISIKO LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES”. Penyusunan skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar

Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, dan Nabi Muhammad SAW yang

menjadi panutan didalam kehidupan.

2. Kedua orang tua saya, Suwarno dan Surip tersayang yang telah memberikan

semangat, motivasi dan pelajaran hidup yang sangat berharga serta doa dan

dukungan yang tidak pernah putus kepada penulis.

3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk kakak ku Sari Handayani untuk

nasihat dan inspirasinya.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen pembimbing

yang telah memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Semua guru, dosen, dan pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmunya serta

nasihat-nasihat baiknya kepada penulis sejak Sekolah Dasar hingga

Perguruan Tinggi.

8. Akuntansi B 2012, Randi, Ilman, Mayeda, Fadil, Farid, Galih, Rifai, Revan,

Yudhi, Dita, Kia, Fajar, Diena, Jian, Dara, Ida, Fitri, Dwi, Rita, Latul, Vivi,

x

Annisa, Nindy, Intan, terimakasih atas kekompakan dan solidaritasnya selama

4 tahun ini, semoga tetap berlanjut sampai selama mungkin, spesial thanks

untuk Seren Saras Koekerits atas waktu dan dukungannya selama ini.

9. Sahabat-sahabat sedari SD, SMP sampai sekarang Alvian Ariesta, Erlan

Yogaswara, Fandu Yunantoro, dan Ryan Novanda terima kasih untuk masa-

masa menyenangkan selama ini dan selalu menjadi penyemangat peneliti.

10. Sahabat-sahabat KKN ALLEGRO 2015 dan Desa Pancawati, terima kasih

untuk kehangatan dan pengalaman hidup yang sangat berharga yang kalian

berikan.

11. Keluarga besar akuntansi 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih

karena telah menjadi teman-teman dan sahabat yang menyenangkan selama

ini.

12. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuannya selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2016

Hery Septianto

xi

DAFTAR ISI

Halaman

PENGARUH ......................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI....................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAANKEASLIAN KARYA ILMIAH ................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

ABSTRACT ....................................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 11

A. Tinjauan Literatur ...........................................................................................11

1. Teori Akuntansi Positif ............................................................................11

2. Teori Keagenan ........................................................................................13

3. Teori Signaling ........................................................................................14

4. Konservatisme Akuntansi .........................................................................15

5. Debt Covenant .........................................................................................16

6. Financial Distress .....................................................................................17

7. Risiko Litigasi ..........................................................................................19

8. Growth Opportunities ...............................................................................20

B. Penelitian Sebelumnya ....................................................................................22

C. Kerangka Pemikiran .......................................................................................29

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .....................................30

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi ...................30

2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi ..............31

3. Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi ..................32

xii

4. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi ........34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 37

A. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................................37

B. Metode Penentuan Sampel ..............................................................................37

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................38

D. Metode Analisis Data .....................................................................................38

1. Statistik Deskriptif ..........................................................................................39

2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................39

3. Uji Koefisien Determinasi (Uji ) ..........................................................43

4. Uji Hipotesis ............................................................................................44

E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................................47

1. Variabel Dependen ...................................................................................48

2. Variabel Independen ................................................................................48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 53

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................53

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...................................................................54

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................................54

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...........................................................................58

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...............................................................66

4. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................................67

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 78

A. Kesimpulan ....................................................................................................78

B. Saran ..............................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................. 84

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian sebelumnya ....................................................................... 22

Tabel 3. 1 Ringkasan Operasional Variabel ........................................................ 52

Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian...................................................................... 53

Tabel 4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif.............................................................. 55

Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) ............................ 61

Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 62

Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test ....................................................... 63

Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Glejser ................................................ 65

Tabel 4. 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 66

Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t ............................................... 68

Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F .................................. 77

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 29

Gambar 4. 1. Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram ........................................ 59

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot ................... 60

Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot ...................................... 64

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perusahaan Properti dan Real Estate yang menjadi Sampel ............. 85

Lampiran 2 Hasil Olah Data............................................................................... 86

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel .......................................................... 100

Lampiran 4 Hasil Output SPSS ........................................................................ 105

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan adalah organisasi yang terdiri dari beragam unsur dan elemen

yang saling terkait, baik dari pihak manajer, investor, karyawan, pemerintah

dan masyarakat memiliki kepentingan dan tujuannya masing-masing.

Keberagaman yang ada di dalam suatu perusahaan harus disinergikan

sedemikian rupa dengan berbagai strategi dan tindakan agar perusahaan tetap

berjalan sesuai dengan jalur yang sudah ditentukan. Apabila perusahaan gagal

untuk melakukan proses tersebut, bukan hal yang mustahil apabila

keberlangsungan perusahaan akan terganggu atau bahkan benar-benar berhenti

beroperasi. Tugas tersebut bukanlah hal remeh, karena itu ditunjuklah para

manajer untuk dapat mengelola hal tersebut dengan baik. Para manajer

diharapkan mampu mengelola sumber daya yang ada disuatu perusahaan dan

mengoptimalkan seluruh nilai yang ada didalamnya dengan efektif dan efisien

agar keberlangsungan perusahaan dapat terus terjaga.

Sudah merupakan kewajiban bagi perusahaan yang go public untuk

membuat dan menyampaikan laporan keuangan setiap tahunnya sebagai

bentuk pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya

perusahaan yang telah dipercayakan kepada manajemen tersebut

(Wahyuningsih,2008).

2

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2009), tujuan

laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan

keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka

mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai

entitas seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, termasuk

keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas. Informasi tersebut, beserta

informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,

membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan

khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas

(Aristiyani dan Wirawati, 2013).

Laporan keuangan ini nantinya akan banyak digunakan oleh pihak-pihak

yang berkepentingan di perusahaan baik internal maupun eksternal. Pihak

internal misalnya manajer, yang menggunakannya untuk mengetahui serta

mengevaluasi kinerja perusahaan. Lalu pihak eksternal seperti investor dan

kreditur menggunakannya untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan atau

menentukan indikator keputusan untuk memberikan sejumlah pinjaman

kepada perusahaan. Karena banyak pihak yang memerlukannya, laporan

keuangan harus memenuhi prinsip, atau standar yang berlaku agar relevan dan

dapat dipertanggungjawabkan (Priambodo, 2015).

3

Laporan keuangan merupakan cerminan bagi perusahaan tersebut untuk

menilai hasil kinerja mereka selama beberapa periode. Perusahaan selalu

berusaha untuk mendapatkan laba yang optimal dalam setiap kegiatannya,

oleh karena itu perusahaan harus menentukan konsep akuntansi yang tepat

dalam penyusunan laporan keuangan dan sesuai dengan keadaan perusahaan.

Perusahaan memiliki sedikit kebebasan dalam memilih satu dari beberapa

alternatif konsep akuntansi yang ditawarkan dalam Standar Akuntansi

Keuangan (SAK), salah satu dari beberapa alternatif konsep akuntansi yang

ditawarkan dalam SAK adalah konsep akuntansi konservatif (Suryandari,

2012).

Konservatisme adalah sikap atau aliran (mahzab) dalam menghadapi

ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan

(outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut (Soewardjono, 2005

dalam Ramadhoni, 2014). Implikasi konsep ini terhadap pelaporan keuangan

adalah pada umumnya akuntansi akan segera mengakui biaya atau rugi yang

kemungkinan besar akan terjadi tetapi tidak mengantisipasi (mengakui lebih

dahulu) untung atau pendapatan yang akan datang walaupun

kemungkinannya besar terjadi (Ramadhoni, 2014).

Dalam kondisi keragu-raguan, seorang manajer harus menerapkan prinsip

akuntansi yang bersifat konservatif. Konservatisme merupakan prinsip kehati-

hatian yang dapat menjadi pertimbangan dalam akuntansi laporan keuangan

karena aktivitas perusahaan dilengkapi oleh ketidakpastian. Dengan

diterapkannya prinsip konservatisme ini maka akan menghasilkan laba dan

aset cenderung rendah, serta biaya dan hutang cenderung tinggi.

4

Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip

memperlambat pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya.

Dengan kata lain konservatisme dapat diterjemahkan lebih mengantisipasi rugi

dari pada laba (Ramadhoni, 2014).

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan ada beberapa metode

yang menerapkan prinsip konservatisme. Oleh karena itu konservatif

merupakan salah satu metode yang dapat digunakan perusahaan dalam

melaporkan laporan keuangannya. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

terdapat beberapa penerapan prinsip konservatisme yaitu PSAK No. 14

memberikan kebijakan kepada manajemen untuk menghitung biaya

persediaan. PSAK No. 16 mengenai aset tetap dan pilihan dalam menghitung

penyusutan. PSAK No. 19 mengenai aset tidak terwujud yang berkaitan

dengan amortisasi.

Sampai saat ini, prinsip konservatisme masih dianggap sebagai prinsip

yang kontroversial. Terdapat banyak kritikan yang muncul, namun ada pula

yang mendukung penerapan prinsip konservatisme. Apabila metode yang

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi

yang sangat konservatif, maka hasilnya cenderung bias dan tidak

mencerminkan kenyataan. Di sisi lain, konservatisme akuntansi bermanfaat

untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-

kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Watts,

2003 dalam Nasir, 2014).

Pendapat yang setuju dengan prinsip ini mengatakan bahwa prinsip

konservatisme akan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih pesimis.

5

Sikap tersebut sangat dibutuhkan untuk menetralkan keyakinan yang

berlebihan bagi pemilik dan manajer. Akibat yang ditimbulkan dari kerugian

akan sangat berbahaya daripada keuntungan (Dewi dkk., 2014). Fala (2007)

dalam Hati (2011) menyatakan bahwa pihak yang mendukung konservatisme

menyatakan bahwa penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba

yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahan untuk membesar-

besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan

laba dan aktiva yang tidak overstate.

Kiryanto dan Supriyanto (2006) dalam Hati (2011) mengatakan bahwa

pihak yang kontra menilai laporan keuangan yang disusun berdasarkan

metode yang konservatif akan cenderung bias karena tidak mencerminkan

kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Hal tersebut memunculkan keraguan

tentang manfaat dari laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi

yang konservatif. Konservatisme akan menyebabkan terjadinya miss-

matching di mana biaya masa depan di-matching-kan dengan pendapatan saat

ini. Idealnya biaya yang terjadi para periode ini akan di-matching-kan dengan

pendapatan pada periode yang sama. Miss-matching tersebut akan

menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat

mengarahkan pada overstatement terhadap laba dalam periode-periode

berikutnya yang disebabkan oleh understatement terhadap biaya pada periode

tersebut (Paek et al 2007, dalam Hati, 2011).

Terlepas dari pendapat yang pro dan kontra mengenai konservatisme,

beberapa hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa laporan keuangan saat

ini masih bermanfaat. Watts (2003) dalam Nasir dkk., (2014) menyatakan

6

bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan

biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan

untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang

berlebihan kepada pihak-pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan,

dan pemerintah. Pengabaian konservatisme akuntansi dalam penyusunan

standar akan mengakibatkan standar yang dihasilkan berdampak buruk bagi

pelaporan keuangan.

Prinsip konservatisme digunakan untuk meminimalkan risiko dan

keyakinan yang berlebihan oleh pemilik perusahaan dan manajer. Namun

dalam kenyataannya, prinsip konservatisme akuntansi tidak bisa digunakan

secara berlebihan karena akan menimbulkan kesalahan dalam rugi atau laba

periodiknya yang tidak memperlihatkan keadaan keuangan perusahaan yang

sebenarnya. Informasi-informasi yang tidak memperlihatkan keadaan

perusahaan yang sesungguhnya akan menimbulkan keraguan dalam kualitas

suatu laporan keuangan, sehingga kurang bisa mendukung dalam mengambil

suatu keputusan dan juga bisa menyebabkan kekeliruan bagi pengguna

laporan keuangan (Dewi dkk., 2014).

Salah satu kasus yang berhubungan dengan konservatisme akuntansi

adalah kasus perusahaan raksasa elektronik dari Jepang yaitu Toshiba.

Pimpinan puncak Toshiba Corporation terlibat secara "sistematis" dalam

skandal penggelembungan keuntungan perusahaan sebesar USD 1,2 miliar

selama beberapa tahun terakhir. Skandal akuntansi Toshiba, salah satu yang

paling merusak melanda Jepang dalam beberapa tahun terakhir, dimulai ketika

regulator sekuritas menemukan kejanggalan setelah menyelidiki neraca

7

perusahaan awal tahun ini. Dengan temuan yang dirilis Senin (20/7/2015),

Toshiba harus menyatakan kembali keuntungan sebesar 151,8 miliar yen

untuk periode antara April 2008 hingga Maret 2014. Menurut tim independen

yang menyelidiki kasus tersebut dalam beberapa kasus pemimpin manajemen

dan divisi atas tampaknya telah berbagi tujuan yang sama untuk

mengembangkan keuntungan, karyawan ditekan ke akuntansi yang tidak

pantas dengan menunda laporan kehilangan atau pergerakan biaya tertentu ke

tahun selanjutnya (Sukmana, 2015).

Penelitian-penelitian sebelumnya terkait dengan konservatisme akuntansi

telah banyak dilakukan dan diperoleh hasil yang sangat beragam. Penelitian

tersebut antara lain dilakukan oleh Faturrahmi dkk., (2014), dalam

penelitiannya Faturrahmi dkk., (2014) meneliti Pengaruh Growth

Opportunities dan Financial Distress terhadap Conservatism Accounting

dengan sampel penelitian perusahaan textile dan garmen yang terdaftar di BEI

tahun 2010-2014, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara

simultan growth opportunities dan financial distress berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi dan growth opportunities tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi sedangkan financial distress berpengaruh

signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015), pada

penelitiannya Noviantari dan Ratnadi (2015) meneliti Pengaruh Financial

Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme Akuntansi

yang menghasilkan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

8

terhadap konservatisme akuntansi dan Leverage dan Financial distress

berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Ernayani dan Ovintiari (2015) debt

covenant memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi berbeda

dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wulansari dan Riduwan

(2014) yang menghasilkan kesimpulan bahwa kontrak hutang tidak

mempunyai pengaruh terhadap konservatisme.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan dan penelitian-penelitian

terdahulu yang masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan

konservatisme akuntansi sebagai variabel dependen, dan empat variabel

independen lainnya yaitu debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan

Growth Opportunities. Dengan judul: Pengaruh Debt Covenant, Financial

Distress, Risiko Litigasi dan Growth Opportunities terhadap

Konservatisme Akuntansi.

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka

peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi?

2. Apakah financial distress berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi?

3. Apakah risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?

4. Apakah growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis:

a. Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi.

b. Pengaruh financial distress terhadap konservatisme akuntansi.

c. Pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi.

d. Pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai

manfaat, praktis maupun teoritis, yaitu:

a. Bagi perusahaan penelitian ini dapat digunakan untuk membantu

para manajer di dalam memahami konsep konservatisme, apa yang

membuatnya penting dan apa kegunaannya didalam menghasilkan

laporan keuangan yang berkualitas.

10

b. Bagi para investor dan calon investor penelitian ini dapat dijadikan

sumber pengetahuan yang membantu mereka didalam mengambil

keputusan terkait investasi.

c. Bagi penulis penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis

mengenai konservatisme akuntansi.

d. Dan diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi ilmu

pengetahuan terutama ilmu pengetahuan dibidang akuntansi dan

memperkuat penelitian terdahulu.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Akuntansi Positif

Menurut Belkoui (2007) teori positif didasarkan adanya dalil

bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur atau politisi

adalah rasional dan bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan

kegunaan mereka, yang secara langsung berhubungan dengan

kompensasi mereka, dan oleh karena itu, kesejahteraan mereka pula.

Pilihan atas suatu kebijakan akuntansi oleh beberapa kelompok

tersebut bergantung pada perbandingan relatif biaya dan manfaat dari

prosedur-prosedur akuntansi alternatif dengan cara demikian untuk

memaksimalkan kegunaan mereka.

Masalah utama dalam teori positif adalah untuk menentukan

bagaimana prosedur akuntansi mempengaruhi arus kas, dan kemudian,

fungsi kegunaan manajemen untuk memperoleh suatu wawasan atas

faktor yang mempengaruhi pilihan manajer terhadap prosedur

akuntansi.

Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang

mencerminkan insentif manajemen dalam memilih metode akuntansi

berdasarkan rencana bonus, kontrak utang, proses politik. Sebagai

hasilnya ada tiga hipotesis yang dihasilkan:

12

1) Hipotesis Rencana Bonus

Berpendapat bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus

kemungkinan besar menggunakan metode akuntansi yang

meningkatkan laporan laba periode di periode berjalan. Dasar

pemikirannya adalah bahwa tindakan seperti itu mungkin akan

meningkatkan presentase nilai bonus jika tidak terdapat

penyesuaian terhadap metode yang terpilih.

2) Hipotesis Ekuitas Utang

Berpendapat bahwa semakin tinggi utang/ ekuitas perusahaan,

yaitu sama dengan semakin dekatnya (“semakin ketatnya”)

perusahaan terhadap batasan-batasan yang terdapat di dalam

perjanjian utang dan semakin besar kesempatan atas pelanggaran

perjanjian dan terjadinya biaya kegagalan teknis, maka semakin

besar kemungkinan bahwa para manajer menggunakan metode-

metode akuntansi yang meningkatkan laba.

3) Hipotesis Biaya Politis

Berpendapat bahwa perusahaan besar dan bukannya perusahaan

kecil kemungkinan besar akan memilih akuntansi untuk

menurunkan laporan laba.

13

2. Teori Keagenan

Konsep agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976)

mendefinisikan teori agensi itu merupakan hubungan keagenan sebagai

suatu kontrak yang mana satu atau lebih principal (pemilik)

menggunakan orang lain atau agen (manajer) untuk menjalankan

aktifitas atas nama mereka (pemilik) yang melibatkan pemberian

beberapa otoritas di dalam pengambilan keputusan kepada agen.

Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul

ketika satu orang atau lebih pemilik (principal) mempekerjakan orang

lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen

tersebut. pendelegasian wewenang tersebut akan menimbulkan

masalah keagenan (agency problem), yaitu ketidaksejajaran

kepentingan antara principal (pemilik/pemegang saham) dan agent

(manajemen perusahaan). Menurut teori agensi, agent harus bertindak

secara rasional untuk kepentingan principalnya. Agent harus

menggunakan keahlian, bijaksana, itikad baik, dan tingkah laku yang

wajar, dan adil dalam memimpin perseoran. Dalam praktik timbul

masalah karena terdapat kesenjangan kepentingan antara pemegang

saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau

manajemen sebagai agent. Pemilik memiliki kepentingan agar dana

yang telah diinvestasikan memberikan pendapatan (return) yang

maksimal, sedangkan pihak manajemen memiliki kepentingan

14

terhadap perolehan incentives atas pengelolaan dana pemilik

perusahaan (Oktomegah, 2012).

3. Teori Signaling

Teori Signal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak

eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena

terdapat asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal.

Perusahaan/manajer memiliki pengetahuan lebih banyak mengenai

kondisi perusahaan dibandingkan pihak eksternal. Kurangnya

informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka

melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk

perusahaan. Kemungkinan lain, pihak eksternal yang tidak memiliki

informasi akan berpersepsi sama tentang nilai semua perusahaan.

Pandangan seperti ini akan merugikan perusahaan yang memiliki

kondisi yang lebih baik karena pihak eksternal akan menilai

perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya. Sebaliknya akan

menguntungkan bagi perusahaan yang kondisinya buruk karena pihak

eksternal menilai lebih tinggi dari yang seharusnya. Perusahaan dapat

meningkatkan nilai perusahaan dengan cara mengurangi asimetri

informasi. Perusahaan memberikan sinyal kepada pihak luar yang

dapat berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan dapat

mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan pada masa

yang akan datang (Godfrey et al, 2010).

15

4. Konservatisme Akuntansi

Menurut Belkaoui (2006) prinsip konservatisme adalah suatu

prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut

bertindak sebagai batasan terhadap pengecualian atau modifikasi

dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap

penyajian data akuntansi yang relevan dan andal. Prinsip

konservatisme menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau

lebih tehnik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi

ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak paling tidak

menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih

spesifik, prinsip tersebut mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari

aktiva dan pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan beban

yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan. Oleh karena itu, prinsip

konservatisme mengharuskan bahwa akuntan menampilkan sikap

pesimistis secara umum ketika memilih teknik akuntansi untuk

pelaporan keuangan. Untuk mencapai tujuan guna memahami laba dan

aktiva sekarang, prinsip konservatisme dapat mengarah pada perlakuan

yang merupakan penyimpangan terhadap pendekatan yang dapat

diterima atau teoritis.

Menurut Hery (2009) prinsip konservatisme secara historis telah

menjadi pedoman bagi banyak praktik akuntansi. Menurut prinsip

konservatisme ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh kerugian

tersebut akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi

16

ketika keuntungan terjadi maka keuntungan yang belum terealisasi

tidaklah akan diakui. Konservatisme, jika diaplikasikan secara tepat,

akan menyediakan pedoman yang rasional (jangan menyajikan angka

laba bersih dan aktiva yang terlalu tinggi).

Prinsip konservatisme membuat pembatasan pada penyajian data

akuntansi yang relevan dan terpercaya. Dengan prinsip ini, apabila

akuntan dihadapkan untuk memilih satu diantara dua atau lebih metode

akuntansi yang sama diterima atau berlaku umum, maka akuntan harus

mengutamakan pilihan yang akan memberikan pengaruh keuntungan

yang paling kecil pada ekuitas. Prinsip ini menggambarkan sikap

pesimis sewaktu memilih metode akuntansi yang akan digunakan

dalam penyusunan laporan keuangan. Bahkan menurut FASB, prinsip

konservatisme ini timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian

akuntan terhadap ketidakpastian (Hery, 2009).

Suwardjono (2008) dalam Sari (2014) mendefinisikan

konservatisme sebagai sikap atau aliran (mazhab) dalam menghadapi

ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar

munculan (outcome) yang terburuk dari ketidakpastian tersebut.

5. Debt Covenant

Sekumpulan perjanjian utang termasuk persetujuan antara

perusahaan dan pemberi pinjaman, yang secara signifikan

termodifikasi sebagai hasil dari restrukturisasi utang, negosiasi

kembali perjanjian berlanjut untuk menyertakan batasan pada

17

tambahan utang dan pengeluaran modal, provisi dari informasi

keuangan tertentu dan kepatuhan terhadap perjanjian keuangan

didasarkan pada rasio dari keadaan yang sebenarnya, dan perkiraan

arus kas (yang dijelaskan dalam perjanjian bank) untuk persyaratan

pembayaran jasa utang grup (Eurodisney SCA Annual Report 2005,

dalam Alexander, 2007).

Persyaratan dan perjanjian yang menyangkut perjanjian fasilitas

juga meliputi beberapa perjanjian finansial, termasuk, diantara dari,

rasio senior leverage maksimum, rasio minimum interest cover dan

rasio minimum solvency, bersebelahan dengan sejumlah usaha yang

potensinya terbatas yang mencegah atau membatasi transaksi bisnis

yang spesifik (Alexander et al, 2007).

Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa semakin tinggi

jumlah pinjaman atau utang yang ingin didapatkan oleh perusahaan,

maka perusahaan berupaya menunjukkan kinerja yang baik kepada

debtholders. Upaya tersebut dilakukan dengan menurunkan tingkat

konservatisme yaitu dengan cara menyajikan aset dan laba setinggi

mungkin, serta liabilitas dan beban serendah mungkin (Watts dan

Zimmerman, 1990 dalam Ramadhoni, 2014).

6. Financial Distress

Menurut Sawir (2004), kesulitan keuangan yang dihadapi oleh

perusahaan bisa bervariasi antara kesulitan likuiditas (technical

insolvency), di mana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban

18

keuangan sementara waktu, sampai kesulitan solvabilitas (bangkrut),

di mana kewajiban keuangan perusahaan sudah melebihi kekayaannya.

Bila prospek perusahaan dianggap tidak memberikan harapan, maka

likuidasi terpaksa ditempuh. Meskipun demikian, banyak perusahaan

yang mengalami kesulitan keuangan dapat direhabilitasi untuk

kepentingan para kreditor, pemegang saham, dan masyarakat.

a) Penyebab Umum Kesulitan Keuangan

Walaupun sebab-sebab terjadinya kesulitan keuangan sangat

bervariasi, kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manajemen,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Jarang terjadi satu

keputusan yang salah menyebabkan kebangkrutan perusahaan.

Yang terjadi adalah serangkaian keputusan yang salah

menyebabkan kondisi perusahaan memburuk. Penyebab pokok

kebangkrutan perusahaan adalah inkompentensi manajerial.

Masalah-masalah struktural yang sering membebani banyak

perusahaan (Keown, cs.,1995 dalam Sawir, 2004):

1) Ketidakseimbangan keahlian dalam eselon puncak.

2) Pimpinan yang mendominasi operasi perusahaan sering

mengabaikan saran yang bermanfaat dan mitra-mitranya.

3) Dewan direktur kurang aktif atau tidak tahu apa-apa.

4) Fungsi keuangan dalam manajemen perusahaan tidak berjalan

sebagaimana mestinya.

5) Kurangnya tanggung jawab pimpinan puncak.

19

Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan perusahaan

rentan terhadap beberapa kekeliruan seperti:

1) Pihak manajemen cenderung malas mengembangkan sistem

akuntansi yang Íebih efektif.

2) Perusahaan menjadi kurang tanggap terhadap perubahan

sehingga sering gagal menyesuaikan diri dengan perkembangan

ekonomi yang kurang menguntungkan, terutama resesi.

3) Pihak manajemen menjadi kurang cermat melaksanakan suatu

proyek investasi yang sebenarnya terlalu besar dibandingkan

dengan ukuran perusahaannya sendiri.

4) Pihak manajemen terlalu gampang menarik pinjaman yang

pada akhirnya akan menempatkan perusahaan pada posisi yang

berbahaya.

7. Risiko Litigasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) risiko adalah

akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan)

dari suatu perbuatan atau tindakan.

Menurut Margono (2004) litigasi merupakan proses gugatan

atas suatu konflik yang diritualisasikan untuk menggantikan

konflik sesungguhnya, dimana para pihak memberikan kepada

seorang pengambil keputusan dua pilihan yang bertentangan.

Litigasi merupakan proses yang sangat dikenal (familiar) bagi para

lawyer dengan karakteristik adanya pihak ketiga yang mempunyai

20

kekuatan untuk memutuskan (to impose) solusi diantara para pihak

yang bersengketa.

Dari kedua penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa risiko

litigasi adalah risiko yang melekat pada perusahaan yang

memungkinkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan yang merasa dirugikan. Pihak-

pihak yang berpentingan terhadap perusahaan meliputi kreditor,

investor, dan regulator. Risiko litigasi dapat diukur dari berbagai

indikator keuangan yang menjadi determinan kemungkinan

terjadinya litigasi (Juanda, 2007).

8. Growth Opportunities

Menurut Belkoui (2000) Perusahaan terdiri dari nilai atas asset

yang tertera dan kesempatan investasi di masa depan atau

kesempatan tumbuh. semakin rendah proporsi dari nilai perusahaan

yang direpresentasikan dengan asset yang tertera maka semakin

tinggi kesempatan tumbuh perusahaan tersebut. Myers

menggambarkan peluang investasi potensial ini sebagai call

options, yang nilainya bergantung pada kemungkinan bahwa

manajemen akan menggunakannya. Seperti call options,

kesempatan tumbuh tersebut merepresentasikan nilai yang nyata

dari perusahaan. Growth Options seperti pengeluaran diskresioner

sebagai proyek perluasan kapasitas, pengenalan produk baru,

akuisisi perusahaan lain, investasi atas merk melalui iklan, dan

21

bahkan pemeliharaan dan penggantian atas aset yang ada. Porsi

yang signifikan dani nilai pasar atas modal dibukukan dengan

growth opportunities. Sebagai tambahan, hasil yang empiris

menyimpulkan bahwa growth opportunities mempengaruhi

berbagai keputusan kebijakan perusahaan.

22

B. Penelitian Sebelumnya

Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu beserta dengan hasil penelitan:

Tabel 2. 1 Penelitian sebelumnya mengenai Debt Covenant (X1), Financial Distress (X2), Risiko Litigasi (X3),

Growth Opportunities (X4) dan Konservatisme Akuntansi (Y)

NO Judul/ Penulis/ Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y

1 - Pengaruh Growth

Opportunities dan

Financial Distress

terhadap Conservatism

Accounting pada

Perusahaan Textile dan

Garment yang Terdaftar di

PT. BEI periode 2010-

2014

- Faturrahmi, Sukarmanto,

dan Fadilah (2014)

- Jenis

Penelitian:Kuantitatif

- Data yang digunakan

data sekunder berupa

laporan keuangan

tahunan 2010-2014

- Metode Sampling:

Purposive Sampling

- Jumlah Sampel : 9

sampel

- Metode Analisis Data:

Analisis linier berganda

-

- Secara simultan growth

opportunities dan

financial distress berpengaruh terhadap

konservatisme

akuntansi - Growth opportunities

tidak berpengaruh

terhadap konservatisme

akuntansi - Financial distress

berpengaruh signifikan

negatif terhadap konservatisme

akuntansi

- √ - √ √

(Bersambung di halaman berikutnya)

23

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y

2 - Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap

Konservatisme Akuntansi

Pada Perusahaan

Manufaktur Di BEI

- Dewi, Herawati, dan

Sinarwati (2014)

- Jenis

Penelitian:Kuantitatif

- Data yang digunakan

data sekunder yang

didapat dari situs BEI

yaitu www.idx.co.id

- Metode Sampling:

Purposive Sampling

- Jumlah Sampel : 35

Perusahaan yang

mempublikasikan

laporan keuangannya di

BEI yang memiliki

karateristik yang sama

- Metode analisis data:

analisis regresi linier

berganda.

- Pajak

- Struktur

kepemilikan

- risiko litigasi berpengaruh

signifikan negatif terhadap

konservatisme akuntansi - pajak berpengaruh

signifikan positif terhadap

konservatisme akuntansi - kontrak hutang atau

leverage berpengaruh

negatif tidak signifikan

terhadap konservatisme

akuntansi - struktur kepemilikan

berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap

konservatisme akuntansi - growth opportunities

berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap

konservatisme akuntansi - risiko litigasi, pajak,

kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth

opportunities berpengaruh

positif signifikan terhadap

konservatisme akuntansi.

√ - √ √ √

(Bersambung di halaman berikutnya)

24

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y

3 - Pengaruh Struktur

Kepemilikan, Kontrak

Hutang Dan Kesempatan

Tumbuh Pada

Konservatisme Akuntansi

- Wulansari, dan Riduwan

(2014)

- Jenis Penelitian:Kuantitatif

- Data yang digunakan data sekunder berupa laporan

keuangan tahunan 2010-

2012 - Metode Sampling:

Purposive Sampling

- Jumlah Sampel : 33

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2010-2012

- Metode Analisis Data: Analisis linier berganda

- Struktur

kepemilikan

manajerial

- Struktur

kepemilikan

Institusional

- Kesempatan

tumbuh

- Struktur kepemilikan

manajerial tidak

mempunyai pengaruh

terhadap konservatisme. - Struktur kepemilikan

institusional tidak

mempunyai pengaruh

terhadap konservatisme. - Kontrak hutang tidak

mempunyai pengaruh

terhadap konservatisme - Kesempatan tumbuh tidak

mempunyai pengaruh

terhadap konservatisme.

√ - - - √

4 - Pengaruh Financial

Distress, Ukuran

Perusahaan, Dan

Leverage Pada

Konservatisme Akuntansi

- Noviantari dan Ratnadi

(2015)

- Jenis Penelitian:Kuantitatif

- Data yang digunakan data

sekunder berupa laporan keuangan

- Metode Sampling:

Stratified random

sampling - Jumlah Sampel : 241 tahun

perusahaan

- Metode Analisis Data: Analisis linier berganda

- Ukuran

Perusahaan

- Leverage

- Financial distress

berpengaruh negatif

terhadap konservatisme

akuntansi - Ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap konservatisme

akuntansi

- Leverage berpengaruh negatif terhadap

konservatisme akuntansi

- √ - - √

(Bersambung di halaman berikutnya)

25

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y

5 - Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Penerapan Konservatisme

Akuntansi

- Risdiyani dan

Kusmuriyanto (2015)

- Jenis Penelitian:

Kuantitatif

- Data yang digunakan

data sekunder berupa

laporan keuangan

- Metode Sampling:

purposive sampling

- Jumlah Sampel : 38

perusahaan

- Metode Analisis Data:

Analisis linier berganda

- Kepemilikan

institusional

- Kepemilikan

manajerial

- Komisaris

independen

- Leverage

- Pertumbuhan

perusahaan

- Kepemilikan

institusional dan financial distress

berpengaruh negatif

terhadap konservatisme akuntansi

- Leverage dan

pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif

terhadap konservatisme

akuntansi

- Kepemilikan manajerial dan komisaris

independen tidak

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

- Hasil pengujian simultan

menunjukkan bahwa seluruh variabel

berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi

- √ - - √

(Bersambung di halaman berikutnya)

26

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y

6 - Insentif Pemerintah (Tax

Incentives) Dan Faktor

Non Pajak Terhadap

Konservatisme Akuntansi

Perusahaan Perbankan Di

Indonesia

- Verawaty, Merina,

danYani (2015)

- Jenis

Penelitian:Kuantitatif

- Data yang digunakan

data sekunder berupa

laporan keuangan

- Metode Sampling:

purposive sampling

- Jumlah Sampel : 10

Bank yang terdaftar di

BEI periode 2008-2010

- Metode Analisis Data:

Binary logistic

regression

- Intensif

pajak

- Tingkat

hutang

- Ukuran

perusahaan

- Growth

opportunities

- Kepemilikan

manajerial

- Kepemilikan

publik

- Tidak terdapat

pengaruh signifikan antara insentif pajak,

earnings pressure,

ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial,

dan kepemilikan publik

terhadap konservatisme akuntansi.

- Tingkat hutang pada

tingkat signifikansi 5%

dan growth opportunities pada

tingkat signifikansi 5%

berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

- - - √ √

(Bersambung di halaman berikutnya)

27

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y

7 - Board Independence And

Accounting Conservatism

In Malaysian Companies

- Amran dan Manaf (2014)

- Jenis Penelitian:Kuantitatif

- Data yang digunakan data sekunder berupa laporan

keuangan dari tahun 2000-

2010 - Metode Sampling:

purposive sampling

- Jumlah Sampel : 866 perusahaan non perbankan

yang erdaftar di Bursa

Malaysia

- Board

Independence - Board independence

tidak berpengaruh

terhadap

konservatisme

akuntansi

- - - - √

8 - Information

Consequences Of

Accounting Conservatism

- Lara, Osma, dan, Penalva

(2014)

- Jenis Penelitian:Kuantitatif

- Data yang digunakan data

sekunder - Metode Sampling:

purposive sampling

- Jumlah Sampel 63.579

tahun perusahaan

- Asymmetries

information - Konservatisme sangat

berguna untuk debt-

holders maupun

equity holders.

- - - - √

(Bersambung di halaman berikutnya)

28

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y

9 - Does accounting

conservatism improve the

corporate information

environment?

- Hu, Li, dan Zhang (2013)

- Jenis Penelitian:Kuantitatif

- Data yang digunakan data sekunder berupa laporan

keuangan tahun 1998-2008

- Metode Sampling: purposive sampling

- Jumlah Sampel : 24,235

perusahaan dari 43 negara dari periode 1998–2008.

- Metode Analisis Data:

Binary logistic regression

- Information

environment

quality

- Firm-level

control

- Konservatisme

memiliki hubungan

positif terhadap

Information

environment quality

(kualitas informasi

ligkungan).

- - - - √

10 - The Use Of Accounting

Conservatism In Order

To Reflect The True And

The Fair View Of

Financial Statements In

The Case Of Romanian

Listed Companies

- Robu dan Toma (2015)

- Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data

sekunder berupa laporan

keuangan tahun 2012 yang terdaftar di Pasar Modal

Rumania

- Metode Sampling:

purposive sampling - Jumlah Sampel :

63 perusahaan yang

terdaftar di Pasar Modal Rumania

- Metode Analisis Data:

Analisis linier berganda

- Growth rate of

total assets

- Growth rate of

total debts

- Growth rate of

owners’ equity

- Growth rate of

net result

- Growth rate of

the share list

- Ketika perusahaan

menerima bad news

mereka cenderung

untuk meng-

overstate-kan utang

mereka dan mlakukan

understated terhadap

ekuitas.

Konservatisme

akuntansi menjadi

jauh lebih tinggi

dibandingkan dalam

kasus trade and

service

- - - - √

29

C. Kerangka Pemikiran

Skema Kerangka berpikir pada penelitian “Pengaruh debt covenant,

financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities terhadap

konservatisme akuntansi” dapat digambarkan seperti ini:

Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Risiko Litigasi dan Growth

Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi

Fenomena-Fenomena Konservatisme

Akuntansi

Debt Covenant

Financial Distress

Risiko Litigasi

Growth Opportunities

Konservatisme

Akuntansi

Metode Penelitian:

1. Statistik Deskriptif

2. Uji Asumsi Klasik

3. Uji Koefisien Determinasi

4. Uji Hipotesis

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2. 1. Skema Kerangka Pemikiran

30

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi

Debt covenant memprediksi bahwa manajerial ingin meningkatkan

laba dan aset untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika

perusahaan memutuskan perjanjian utangnya. Tidak seperti investor

yang ada, kreditor yang ada tidak memiliki mekanisme untuk

meningkatkan laba mereka. Meskipun demikian, kreditor mungkin

dilindungi oleh standar akuntansi yang konservatif serta menunjukkan

bahwa semakin besar rasio leverage, semakin besar pula kemungkinan

perusahaan akan menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang

dilaporkan periode sekarang atau laporan keuangan disajikan

cenderung tidak konservatif (Sari dan Adhariani, 2009 dalam Harahap,

2012).

Penelitian sebelumnya yang meneliti hubungan debt covenant

dengan konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, penelitian

tersebut diantaranya dilakukan oleh Ramadhoni dkk., (2014) yang

menghasilkan kesimpulan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara Debt Convenant terhadap konservatisme. Hasil

penelitian yang sama juga didapatkan oleh penelitian Dewi dkk,.

(2014) yang menyatakan bahwa bahwa kontrak hutang tidak

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Sedangkan hasil berbeda diperoleh Sari dkk., (2014) yang

menyebutkan bahwa secara parsial variabel debt covenant

berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Konservatisme.

31

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2014) yang

menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi.

Dari penjelasan teoritis dan penelitan-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis

yaitu:

Ha1 : Debt covenant berpengaruh terhadap Konservatisme

Akuntansi

2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi

Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dapat mendorong

penggantian manajer yang bersangkutan di pasar tenaga kerja (Lo,

2005 dalam Suryandari, 2012). Situasi inilah yang harus dihindari oleh

seorang manajer. Kegagalan manajer dalam mengelola suatu

perusahaan dapat tercermin melalui laporan keuangan yang disajikan.

Manajer yang mengalami kegagalan dalam mengelola perusahaan akan

ditunjukkan dengan kondisi keuangan yang buruk, dan kondisi tersebut

mencerminkan tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang tinggi.

Ancaman tersebut dapat mendorong seorang manajer untuk mengatur

penyajian laopran keuangan yang akan digunakan oleh pihak yang

terkait termasuk para investor dan kreditor (Suryandari, 2012).

Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan merupakan

kondisi perusahaan yang mengarah pada ketidakmampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban pembayarannya dan apabila perusahaan

tidak mampu menyelesaikannya akan mengarah pada

32

kebangkrutan.Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan

menerapkan prinsip konservatisme, karena perusahaan akan lebih

berhati-hati dalam memprediksi kondisi sekonomi yang akan datang

(Risdiyani dan Kusmuriyanto, 2015)

Penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti tentang pengaruh

financial distress terhadap konservatisme akuntansi telah banyak

dilakukan, diantaranya oleh Ramadhoni dkk., (2014), dalam penelitian

tersebut dihasilkan kesimpulan bahwa secara secara partial terdapat

pengaruh yang signifikan antara tingkat kesulitan keuangan terhadap

konservatisme akuntansi. Sedangkan dalam penelitian Risdiyani dan

Kusmuriyanto (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa financial

distress berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme

akuntansi. Sejalan dengan penelitian Risdiyani dan Kusmuriyanto

(2014), penelitian Noviantari (2015) Dan Dewi dkk., (2014) juga

menghasilkan kesimpulan serupa yaitu financial distress berpengaruh

negatif pada konservatisme akuntansi.

Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitian-

penelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat

menarik suatu hipotesis yaitu:

Ha2 : Financial Distress berpengaruh terhadap

Konservatisme Akuntansi

3. Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi

Risiko litigasi sebagai faktor eksternal dalam mendorong manajer

untuk menyajikan keuangan perusahaan secara konservatif. Jika risiko

33

litigasi pada perusahaan relatif tinggi, maka manajer akan terdorong

untuk menerapkan konservatisme. Risiko litigasi dapat menimbulkan

biaya yang banyak karena berurusan dengan masalah hukum. Manajer

akan menghindari kerugian akibat litigasi tersebut dengan cara

menyajikan laporan keuangan secara konservatif karena laba yang

terlalu tinggi memiliki risiko litigasi yang lebih tinggi (Nasir dkk.,

2014)

Basu (1997) dan Watts (2003) dalam Hati (2011) menyatakan

bahwa litigasi menurut Undang-Undang pasar Modal mendorong

konservatisme. Alasannya adalah bahwa litigasi cenderung lebih

banyak dihasilkan oleh pernyataan yang berlebihan dibanding

pernyataan yang lebih rendah dari laba dan aset bersih. Karena biaya

litigasi ekspektasian dari pernyataan yang berlebihan lebih tinggi

daripada pernyataan yang lebih rendah, maka manajemen dan auditor

mempunyai insentif untuk menyatakan lebih rendah laba dan aset

bersih.

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh risiko litigasi terhadap

konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, di antaranya oleh

Dewi dkk., (2014), dalam penelitiannya tersebut didapat kesimpulan

bahwa risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap

konservatisme akuntansi. Dalam penelitian Ramadhoni dkk., (2014)

didapatkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara risiko litigasi dengan konservatisme akuntansi.

34

Sedangkan kesimpulan yang berbeda diperoleh dari penelitian

Nasir dkk., (2014) Dalam penelitiannya Nasir dkk., (2014)

menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

antara risiko litigasi dengan konservatisme akuntansi.

Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitian-

penelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat

menarik suatu hipotesis yaitu:

Ha3 : Risiko Litigasi berpengaruh terhadap Konservatisme

Akuntansi

4. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme

Akuntansi

Menurut Mayangsari dan Wilopo (2002) dalam Alfian (2013)

perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi dalam

laporan keuangannya, identik dengan perusahaan yang tumbuh. Hal

tersebut dinyatakan karena terdapatnya cadangan tersembunyi pada

perusahaan tersebut yang digunakan untuk investasi atau untuk

memperbesar persusahaan. Dengan pertumbuhan ini investor dan calon

investor akan merespon dengan baik karena adanya goodwill.

Goodwill itu tercipta karena pada perusahaan yang menggunakan

konservatisme akuntansi, nilai pasar akan lebih besar dari nilai

bukunya. Selanjutnya pasar juga akan menilai positif atas investasi

yang dilakukan perusahaan, yang diharapkan akan terjadi kenaikan

arus kas perusahaan dimasa depan. Feltham dan Ohlson (1995) dalam

Afian (2013) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan

35

konsep yang sesuai karena konsep tersebut menunjukkan pertumbuhan

suatu perusahaan karena aset netto yang dilaporkan lebih rendah dari

nilai pasar.

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh growth opportunities

terhadap konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, diantaranya

oleh Wulansari dan Riduwan (2014), dalam penelitiannya Wulansari

dan Riduwan (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa kesempatan

tumbuh (growth opportunities) tidak berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi, hal ini disebabkan karena perusahaan yang

tumbuh telah memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Serupa

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk., (2014) yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh growth opportunities yang

signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi dan Faturrahmi

dkk., (2014) yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh

yang signifikan antara growth opportunities terhadap konservatisme

akuntansi.

Sedangkan kesimpulan yang berbeda didapat dari penelitian yang

dilakukan oleh Dewi dkk., (2014) yang dalam penelitiannya

menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

positif antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.

Serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2013)

dan Verawaty dkk., (2015) yang menghasilkan kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara growth opportunities dengan

konservatisme akuntansi.

36

Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitian-

penelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat

menarik suatu hipotesis yaitu:

Ha4 : Growth Opportunities berpengaruh terhadap

Konservatisme Akuntansi

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau

lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel

independen yaitu debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan

growth opportunities terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini

merupakan konservatisme akuntansi. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode tahun 2011-2015. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan

didalam penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling,

yaitu tehnik penarikan sampel yang tidak memberikan kesempatan atau

peluang yang sama bagi setiap unsur/ anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Supriyanto, 2009). Dalam non probability sampling

peneliti menggunakan metode purposive sampling, yaitu penarikan sampel

yang diambil atas dasar maksud/tujuan tertentu (Supriyanto, 2009).

Adapun kriteria dari pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

38

1. Perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 dan

telah mempublikasikan laporan tahunan yang telah diaudit di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2015.

2. Memiliki kelengkapan data dalam laporan keuangan yang

dibutuhkan didalam penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data serta bahan-bahan yang digunakan pada

penelitian ini diperoleh menggunakan metode dokumentasi. Metode

tersebut dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari berbagai

sumber seperti buku, jurnal, skripsi dan artikel yang berhubungan dengan

penelitian ini. selain itu metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan

data sekunder lain yaitu laporan keuangan yang diperoleh dari media

internet dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan properti

dan real estate melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di alamat

website www.idx.co.id.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

perhitungan statistik dengan penerapan SPSS (Statistical Product and

Service Solution) for windows 22. Setelah data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini sudah terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data yang

terdiri dari metode analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji

koefisien determinasi dan uji hipotesis. Penjelesan mengenai metode-

metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

39

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). Didalam penelitian ini

analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

mengenai debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan

konservatisme akuntansi

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan

penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik

yang digunakan didalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas,

uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seerti diketahui bahwa uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013).

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

40

antara data observasi dengan distribusi yang mendekati

distribusi normal (Ghozali, 2013).

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau

tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara

statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu dalam penelitian ini

digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov

memiliki tingkat signifikansi diatas a > 0,05 berarti regresi

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan utuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol

(Ghozali, 2013).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas didalam model regresi adalah melihat dari

nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor

(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

41

adanya multikolonieritas adalaha nilai Tolerance < 0.10 atau

sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan-kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu bekaitan satu

sama lainnya (Ghozali, 2013).

Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi

relative jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang

berbeda berasal dari individu/ kelompok yang berbeda. Model

regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2013).

Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilaksanakan dengan

Run Test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari

signifikansi 0,05.. Run Test sebagai bagian dari statistik non-

parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar

residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak

terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual

adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat

apakah data residual terjadi secara random atau tidak

(sistematis) (Ghozali, 2013).

42

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013).

Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan

dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat

(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi

ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dna sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu,

seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak

ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

43

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang

cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan

mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah

pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik

plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat

menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2013).

Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan Uji Glejser untuk menguji

heteroskedastisitas secara statistik. Uji Glejser mengusulkan

untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel

independen (Gujarati, 2003) dengan persamaan regresi:

│Ut│= α + βXt +vt

Jika variabel independen secara statistik mempengaruhi

variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas.

3. Uji Koefisien Determinasi (Uji )

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

44

memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien

determinasi untuk data silang (crossection) relative rendah karena

adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,

sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki

data koefisien determinasi tinggi (Ghozali, 2013).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke

dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka

pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu

banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak

seperti , nilai adjusted dapat naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2013).

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan model regresi linier berganda. Dalam analisis regresi,

selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,

juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen (Ghozali, 2013). Adapun variabel-variabel

independen dalam penelitian ini adalah debt covenant, financial

distress, risiko litigasi dan growth opportunities. Sedangkan

variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme

45

akuntansi. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut

digunakan rumus persamaan regresi sebagai berikut:

Dimana : Y = Konservatisme Akuntansi

= Konstanta

= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya

perubahan Y apabila berubah 1 satuan

= Debt Covenant

= Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya

perubahan Y apabila berubah 1 satuan

= Financial Distress

= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya

perubahan Y apabila berubah 1 satuan

= Risiko Litigasi

= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya

perubahan Y apabila berubah 1 satuan

= Growth Opportunities

= Kesalahan regresi (regression error)

Pada penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji signifikan parameter individual (Uji statistik

t) dan uji signifikansi simultan (Uji statistik F).

a. Uji signifikan Parameter Individual (Uji statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2013).

Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan uji

ini antara lain:

Y=𝛼 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝑒

46

1) Merumuskan hipotesis

Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu

parameter (bi) sama dengan nol, atau:

Ho : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu

variabel tidak sama dengan nol, atau:

HA : bi 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2) Menentukan Level of Significance

Level of significance yang digunakan dalam penelitianini

adalah sebesar 5% atau (a) = 0,05. Jika sign t > 0.05 maka

Ha ditolak namun jika sign t < 0,05 maka Ha diterima dan

berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2013) uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen/terkait. Hipotesis

nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter

dalam model sama dengan nol, atau:

47

Ho : b1 = b2 = …… =bk = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Hipotesis alternatifnya ( HA) tidak semua parameter

secara simultan sama dengan nol, atau :

HA : b1 b2 ……. bk 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho

dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%., dengan kata

lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan

bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Bagian ini berisi uraian singkat mengenai definisi dari masing-masing

variabel serta operasional dan pengukuran dari variabel yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini. Penjabarannya adalah sebagai berikut:

48

1. Variabel Dependen

a. Konservatisme Akuntansi

Konservatisme akuntansi mengukur aktiva dan laba dengan kehati-

hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi suatu

ketidakpastian yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan

untuk memberikan manfaat bagi pengguna laporan keuangan.

Implikasinya yaitu pemilihan metode akuntansi pada metode yang

mengarahkan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva yang

lebih rendah atau melaporkan biaya atau utang yang lebih tinggi

(Wulandari, 2014).

Dalam penelitian ini pengukuran konservatisme dilakukan dengan

menggunakan ukuran berbasis akrual mengikuti Givoly dan Hayn (2000)

dalam Dwimulyani (2010) yang dihitung dengan cara berikut ini.

Total Akrual = ( )

Givoly dan Hayn (2000) dalam Dwimulyani (2010) mengeluarkan

akrual depresiasi karena merupakan akrual positif yang akan membalik

ketika aset tetap diperoleh dan tidak tertangkap dalam perbedaan

antara laba dan aliran kas. Ukuran konservatisma ini dikalikan -1,

sehingga semakin besar nilai positif rasio, adalah semakin konservatif.

2. Variabel Independen

a. Debt Covenant

Kontrak Hutang (Debt Covenant) merupakan perjanjian untuk

melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer

49

𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

terhadap kepentingan kreditur, seperti pembagian dividen yang

berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah

ditentukan (Noviana, 2012). Debt covenant diproksi oleh tingkat

leverage. Leverage merupakan perbandingan total utang terhadap

total aset yang dimiliki perusahaan (Wulansari, 2014). Rumus dari

leverage adalah:

b. Financial Distress

Tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang tinggi diartikan

pada perusahaan yang memiliki potensi bangkrut yang tinggi pula.

Penelitian ini mengukur kondisi keuangan perusahaan berdasarkan

analisis kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman (1968)

dalam Dewi (2014) yang menemukan bahwa ada kesamaan rasio

keuangan yang bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan (Z-

score). Persamaannya dinyatakan dengan rumus:

Dimana : Q1 = (aktiva lancar – hutang lancar ) / total aktiva

Q2 = Laba ditahan / total asset

Q3 = laba sebelum bunga dan pajak / total asset

Q4 = nilai pasar modal sendiri / nilai buku total

hutang

Q5 = penjualan / total asset.

Z-Score = 0,717 Q1 + 0,847 Q2 + 3,107 Q3 + 0,420 Q4 + 0,998 Q5

50

Bila Z < 1,23 maka perusahaan dikategorikan mengalami

tingkat kesulitan keuangan yang besar/perusahaan tidak sehat, jika

1,23 < Z < 2,90 perusahaan berpotensi mengalami kesulitan bisa

dikatakan daerah rawan, dan untuk Z > 2,90 perusahaan termasuk

dalam kriteria sehat.

c. Risiko Litigasi

Risiko litigasi adalah risiko bawaan perusahaan yang

mempunyai kemungkinan untuk terjadinya suatu ancaman litigasi

oleh pihak yang merasa dirugikan terkait kepentingan perusahaan

(Juanda, 2007 dalam Herawati dan Sinarwati, 2012). Merujuk dari

penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2015), risiko litigasi

diproksikan dengan Debt To Equity Ratio, rumusnya adalah

sebagai berikut:

DER =

d. Growth Opportunities

Kesempatan tumbuh adalah suatu kesempatan yang dimiliki

perusahaan untuk memperbesar perusahaan dengan cara

berinvestasi atau dengan cara membuat cadangan tersembunyi.

Perhitungan kesempatan tumbuh dengan menggunakan market to

book value of equity sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Astarini (2011) dalam Ritonga (2012). Skala data variabel ini

adalah rasio.

51

Rumus dari market to book value of equity adalah:

𝑀𝐵𝑉 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

52

Berikut ini adalah tabel ringkasan dari operasional variabel diatas:

Tabel 3. 1 Ringkasan Operasional Variabel

No Variabel Indikator Skala

1 Dependen (Y)

Konservatisme Akuntansi

Givoly dan Hayn (2000) dalam

Dwimulyani (2010)

Total Akrual = ( )

Rasio

2 Independen (X1)

Debt Covenant

Wulansari (2014)

=

Rasio

3 Independen (X2)

Financial Distress

Dewi (2014) Z-Score = 0,717 Q1 + 0,847 Q2 + 3,107 Q3 + 0,420 Q4 + 0,998 Q5

Rasio

4

Independen (X3)

Risiko Litigasi

Fitri (2015)

DER =

Rasio

5 Independen (X4)

Growth Opportunity

Astarini (2011)

= ℎ ℎ × ℎ

Rasio

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan

pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

sebanyak 49 perusahaan. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel

yang sudah ditentukan, diperoleh sampel penelitian sebanyak 36 perusahaan per

tahun, dimana periode pengamatan yang digunakan adalah selama 5 tahun dari

tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sehingga total keseluruhan sampel yang

digunakan didalam penelitian ini adalah sebanyak 180 sampel. Rincian sampel

pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia 49

2 (-) Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangannya berturut-turut dari tahun 2011-2015 (13)

3 (-) Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data

yang digunakan dalam penelitian (0)

Jumlah 36

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

54

Dalam penelitian ini, saat pengujian normalitas ternyata data penelitian tidak

normal, maka akan dilakukan screening data untuk mendeteksi apakah data dari

masing-masing variabel penelitian memiliki data ekstrim (outlier) yang

berpotensi mengganggu hasil analisis. Jika terdapat data yang bernilai ± 2,5 dari

nilai z-score masing-masing variabel maka data data tersebut adalah data ekstrim

(outlier). Hasil screening menunjukan bahwa terdapat sampel yang memiliki data

ekstrim (outlier) sebanyak 12 perusahaan, sehingga harus dikeluarkan dari

sampel. Jadi jumlah sampel yang layak diobservasi adalah 24 perusahaan dalam

jangka waktu 5 periode, jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebanyak 120 sampel. Tetapi untuk variabel risiko litigasi dilakukan

penanganan tambahan yaitu dengan metode winsorized agar secara keseluruhan

data-data penelitian dapat lolos uji normalitas.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2013). Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata dari suatu data

yang bersangkutan, standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar data yang bersangkutan bervariasi dari dari rata-rata, minimum

digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data yang bersangkutan,

55

sedangkan maximum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari suatu

data yang bersangkutan.

Variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah variabel dependen

dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

konservatisme akuntansi. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini

terdiri dari debt covenant, financial distress risiko litigasi, dan growth

opportunities. Hasil dari uji statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan

pada tabel 4.2.

Tabel 4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Konservatisme 120 -.41782 .44700 .0791690 .13977662

Debt Covenant 120 .05602 .74022 .3607367 .15497240

Financial Distress 120 .43745 7.00704 1.6890872 1.08093256

Risiko Litigasi 120 .05935 2.84944 .6713351 .47239440

Growth Opportunities 120 .12236 2.08851 .9663303 .48844131

Valid N (listwise) 120

Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang ada didalam

penelitian ini adalah sebanyak 120 sampel yang berasal dari 24 laporan

keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan-perusahaan properti dan real

estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5 periode, 2011-

2015. Berdasarkan pada hasil uji statistik deskriptif yang ditunjukkan didalam

tabel 4.2 maka semua data dapat diolah dan data yang ada tersedia secara

lengkap tanpa ada data yang hilang.

56

Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah Konservatisme

Akuntansi (K). Perhitungan konservatisme akuntansi diperoleh dari laba

bersih tahun tertentu dikurangi dengan depresiasi dan kas dari kegiatan

operasi dibagi dengan total asset kemudian hasil dari perhitungan tersebut

dikalikan dengan -1. Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-

rata) sebesar 0.0791690. Nilai terendah (minimum) dari konservatisme

akuntanasi adalah sebesar -0.41782, yang menunjukkan tingkat konservatisme

paling rendah, diperoleh dari PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk

pada tahun 2013. Nilai tertinggi (maximum) dari konservatisme akuntansi

adalah sebesar 0.44700, yang menunjukkan tingkat konservatisme paling

tinggi, diperoleh dari PT Indonesia Prima Property Tbk pada tahun 2015.

Nilai standar deviasi dari konservatisme akuntansi adalah sebesar 0.13977662,

jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.13977662 data bervariasi dari rata-

rata.

Variabel independen yang pertama dari penelitian ini adalah debt

covenant atau kontrak utang (DC). Perhitungan debt covenant diperoleh dari

total liabilitas tahun tertentu dibagi dengan total asset. Dari hasil uji statistik

deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 0. 3607367. Nilai terendah

(minimum) sebesar 0.05602, yang menunjukkan tingkat debt covenant paling

rendah, diperoleh dari PT Greenwood Sejahtera Tbk pada tahun 2013. Nilai

tertinggi (maximum) dari variabel debt covenant adalah sebesar 0. 74022 yang

menunjukkan tingkat debt covenant paling tinggi, diperoleh dari PT Gowa

Makassar Tourism Development Tbk Pada tahun 2012. Nilai standar deviasi

57

dari debt covenant adalah sebesar 0.15497240 jumlah ini menunjukkan bahwa

sebesar 0.15497240 data bervariasi dari rata-rata.

Variabel independen yang kedua dari penelitian ini adalah financial

distress (FD). Perhitungan financial distress diperoleh dari penjumlahan dari

aktiva lancar dikurangi hutang lancar dibagi dengan total aktiva, laba ditahan

per total asset, laba sebelum bunga dan pajak per total asset, nilai saham biasa

dan preferen per nilai buku total utang dan penjualan per total asset. Dari hasil

uji statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 1.6890872. Nilai

terendah (minimum) dari variabel financial distress sebesar 0.43745, yang

menunjukkan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan paling parah,

diperoleh dari PT Sentul City Tbk pada tahun 2015. Nilai tertinggi (maximum)

dari variabel financial distress adalah sebesar 7.00704 yang menunjukkan

perusahaan yang paling sehat, diperoleh dari PT Metro Realty Tbk 2014 Pada

tahun 2011. Nilai standar deviasi dari financial distress adalah sebesar

1.08093256 jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 1.08093256 data

bervariasi dari rata-rata.

Variabel independen yang ketiga dalam penelitian ini adalah risiko litigasi

(RL). Perhitungan risiko litigasi diperoleh dari total hutang tahun tertentu per

total ekuitas. Dari hasil uji statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata)

sebesar 0.6713351. Nilai terendah (minimum) dari variabel risiko litigasi

sebesar 0.05935, diperoleh dari PT Greenwood Sejahtera Tbk pada tahun

2013. Nilai tertinggi (maximum) dari variabel risiko litigasi adalah sebesar

2.84944 yang diperoleh dari PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk

58

Pada tahun 2012. Nilai standar deviasi dari financial distress adalah sebesar

0.47239440 jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.47239440 data

bervariasi dari rata-rata.

Variabel independen keempat yang digunakan didalam penelitian ini

adalah growth opportunities (GO) atau kesempatan tumbuh perusahaan.

Perhitungan growth opportunities diperoleh dari jumlah saham yang beredar

dikalikan dengan harga penutupan saham per total ekuitas. Dari hasil uji

statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 0. 9663303. Nilai

terendah (minimum) dari variabel growth opportunities sebesar 0.12236,

diperoleh dari PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk pada tahun 2015. Nilai

tertinggi (maximum) dari variabel growth opportunities adalah sebesar

2.08851 yang diperoleh dari PT Danayasa Arthatama Tbk Pada tahun 2013.

Nilai standar deviasi dari growth opportunities adalah sebesar 0.48844131

jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.48844131 data bervariasi dari rata-

rata.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukannya pengujian regresi, terlebih dulu dilakukan uji

asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan model

regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Uji asumsi klasik yang

digunakan didalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas,

uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

59

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua

cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafis dan uji statistik (Ghozali, 2013).

Uji normalitas dengan analisis grafik didalam penelitian ini

menggunakan grafik histogram dan dengan menggunakan normal

probability plot. Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat

dilihat dihalaman selanjutnya pada gambar 4.1 yang menunjukkan hasil

uji normalitas menggunakan grafik histogram dan gambar 4.2 yang

menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan grafik normal probability

plot.

Gambar 4. 1. Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram

Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016

60

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot

Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016

Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 dapat kita

simpulkan bahwa grafik histogram memberikan hasil berupa pola

distribusi yang mendekati normal, sedangkan pada gambar 4.2 grafik

normal probability plot bisa kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dari uji normalitas

menggunakan grafik dapat kita simpulkan bahwa model regresi dalam

penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan grafik dapat meyesatkan kalau tidak hati-hati

secara visual kelihatan normal, padahal secara statistic bisa sebaliknya

(Ghozali, 2013). Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan uji statistik

dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) memliki tingkat signifikansi

diatas a > 0.05 berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas

(Ghozali, 2013). Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji

61

statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada tabel

4.3.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 120

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .13387107

Most Extreme Differences Absolute .072

Positive .058

Negative -.072

Test Statistic .072

Asymp. Sig. (2-tailed) .197c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas dengan Kolmogorov

Smirnov (K-S) menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah

0.071 dan tingkat signifikansinya berada pada 0.197, hal ini menunjukkan

bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena tingkat

signifikansinya melebihi 0.05.

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

62

independen. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas didalam model regresi adalah melihat dari nilai tolerance

dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan ada atau tidaknya multikolonieritas

adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,

2013). Hasil dari uji multikolonieritas pada penelitian ini disajikan pada

tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

427 2.340

.327 3.062

.969 1.032

.424 2.359

a. Dependent Variable: Konservatisme

Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.4 hasil perhitungan tolerance menunjukkan tidak

ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10

yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil

perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal

yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai

VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada

penelitian ini.

63

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regres linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2013).

Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilaksanakan dengan

menggunakan Run Test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari

signifikansi 0.05. Hasil dari uji autokorelasi dalam penelitian ini disajikan

dalam tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.00590

Cases < Test Value 60

Cases >= Test Value 60

Total Cases 120

Number of Runs 65

Z .733

Asymp. Sig. (2-tailed) .463

a. Median

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.5 nilai test adalah sebesar -.00590 dengan

probabilitas 0.463 yang mana lebih besar dari 0.05. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai residual acak atau random, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model

regresi yang digunakan didalam penelitian ini.

64

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidakamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2013).

Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat

Grafik plot dan Uji Glejser. Jika dalam grafik plot tidak ada pola tertentu,

seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola

yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji

heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik plot dalam penelitian ini

disajikan dalam gambar 4.3.

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot

65

Berdasarkan grafik scatterplots yang ditunjukkan pada gambar 4.3

terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas

maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang dilakukan

pada penelitian ini. Untuk memperkuat bukti bahwa dalam model regresi

pada penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas maka peneliti

melakukan uji glejser. Hasil dari uji glejser dalam penelitian ini disajikan

dalam Tabel 4.6

Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .125 .037 3.397 .001

Debt Covenant -.085 .078 -.151 -1.086 .280

Financial Distress .008 .013 .095 .598 .551

RLX .006 .021 .024 .262 .794

Growth

Opportunities -.010 .025 -.056 -.398 .692

a. Dependent Variable: Absur

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan hasil uji glejser yang ditunjukkan pada tabel 4.7

menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang

signifikan secara statistik. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya

diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak

66

mengandung adanya heteroskedastisitas. Hasil ini juga sesuai dengan uji

heteroskedastisitas menggunakan grafik plot.

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi vaeiabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2

pasti meningkat, tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013). Maka dari itu dalam penelitian ini

digunakan adjusted R2

untuk mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2,

nilai adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013).

Hasil dari uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan dalam

tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .288a .083 .051 .13617937

a. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, RLX, Debt Covenant, Financial Distress

b. Dependent Variable: Konservatisme

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

67

Dari tabel 4.7 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat bahwa nilai

adjusted R2

sebesar 0.051 yang menjelaskan bahwa variabel-variabel

independen yang ada di dalam penelitian ini dapat menjelaskan 5.1% variabel

dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu konservatisme akuntansi. Ini

menunjukkan bahwa model memiliki kemampuan yang tidak terlalu tinggi

dalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 94.9%

dijelaskan oleh varibel-variabel lain di luar penelitian ini seperti struktur

kepemilikan institusional (Sofyan dan Ritonga, 2012), bonus plan

(Oktomegah, 2012), konflik kepentingan (Suryandari, 2012) dan intensitas

modal (Alfian, 2013).

4. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk meberikan gambaran antara hubungan

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini,

uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikan parameter

individual (Uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (Uji f).

a. Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Yang dalam penelitian ini

berarti bagaimana variabel independen seperti debt covenant, financial

distress, risiko litigasi dan growth opportunities secara individual

mempengaruhi variabel dependen yaitu konsevatisme akuntansi. Hasil

68

dari uji signifikan parameter individual (Uji statistik t) disajikan dalam

tabel 4.8.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .159 .058 2.743 .007

Debt Covenant -.247 .123 -.274 -2.003 .048

Financial Distress .004 .020 .030 .192 .848

Risiko Litigasi -.013 .034 -.034 -.377 .707

Growth Opportunities .011 .039 .040 .292 .771

a. Dependent Variable: Konservatisme

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan pada hasil uji signifikan individual yang disajikan pada

tebel 4.9 diatas maka didapat persamaan regresi seperti berikut ini:

Kons : 0,159 – 0,247 DC + 0,004 FD – 0,013 RL + 0,011 GO + e

Dimana:

- Konstanta sebesar 0.159, artinya jika variabel debt covenant (DC),

financial distress (FD), risiko litigasi (RL) dan growth opportunities

(GO) bernilai nol, maka variabel dependen atau konservatisme

akuntansi (Kons) akan bernilai 0,159 satuan.

- Koefisien regresi DC (debt covenant) sebesar -0,247 yang berarti jika

variabel debt covenant (DC) meningkat sebesar satu satuan dan

variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme

akuntansi akan menurun sebesar 0,247 satuan.

69

- Koefisien regresi FD (financial distress) sebesar 0,004 yang berarti

jika variabel financial distress (FD) meningkat sebesar satu satuan dan

variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme

akuntansi akan meningkat sebesar 0,004 satuan.

- Koefisien regresi RL (risiko litigasi) sebesar -0,013 yang berarti jika

variabel risiko litigasi (RL) meningkat sebesar satu satuan dan variabel

lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme

akuntansi akan menurun sebesar 0,013 satuan.

- Koefisien regresi GO (growth opportunities) sebesar 0,011 yang

berarti jika variabel growth opportunities (GO) meningkat sebesar satu

satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu

konservatisme akuntansi akan meningkat sebesar 0,011 satuan.

Berikut ini adalah hasil uji signifikansi parameter individual dari

masing-masing variabel independen yaitu debt covenant, financial

distress, risiko litigasi, dan growth opportunities terhadap variabel

dependen yaitu konservatisme akuntansi.

1) Debt Covenant

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh debt covenant (DC)

terhadap konservatisme akuntansi (K) yang telah dilakukan

menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar -0,247 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,048, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh

70

variabel debt covenant lebih kecil daripada 0,05 ( 0,048 < 0,05 ).

Artinya debt covenant memiliki pengaruh terhadap konservatisme

akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha1 yang menyatakan bahwa

debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

diterima.

Hasil koefisien regresi yang menunjukkan nilai yang negatif, yang

berarti semakin tinggi nilai debt covenant maka semakin rendah nilai

konservatisme akuntansi.

Berpengaruhnya debt covenant terhadap konservatisme akuntansi

dikarenakan tingkat leverage yang cukup tinggi, yang menunjukkan

bahwa presentase jumlah pinjaman atau utang cukup tinggi. Hal ini

mengakibatkan perusahaan yang dikelola oleh para manajernya

berupaya untuk menunjukkan kinerja yang sebaik-baiknya kepada

para debtholders. Upaya tersebut dilakukan dengan menurunkan

tingkat konservatisme, yaitu dengan cara meningkatkan laba dan

menyajikan asset setinggi mungkin, dan menyajikan liabilitas serta

beban serendah mungkin, hal ini juga dilakukan untuk mengurangi

biaya kontrak utang yang timbul ketika perusahaan memutuskan untuk

mengakhiri perjanjian utangnya (Watts dan Zimmerman, 1990 dalam

Ramadhoni, 2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Oktomegah (2012), yang dalam penelitian tersebut menghasilkan

kesimpulan bahwa debt covenant berpengaruh secara negatif terhadap

71

konservatisme akuntansi, Sari dan Yusralaini (2014) yang

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara

debt covenant terhadap konservatisme akuntansi, dan Wulandari

(2014) yang dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara debt covenant dengan

konservatisme akuntansi. Namun hasil ini berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wulansari dan Ridwan (2014), yang dalam

penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara debt covenant terhadap konservatisme

akuntansi, serta Dewi dan Herawati (2014) yang juga menghasilkan

kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara debt

covenant dan konservatisme akuntansi.

2) Financial Distress

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh financial distress (FD)

terhadap konservatisme akuntansi (K) yang telah dilakukan

menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,004 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,848, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh

variabel financial distress lebih besar daripada 0,05 ( 0,848 > 0,05 ).

Artinya financial distress tidak memiliki pengaruh terhadap

konservatisme akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha2 yang

menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi ditolak. Hal ini menunjukkan jika perusahaan

mengalami financial distress maka perusahaan tidak menerapkan

72

prinsip konservatisme yang akan menimbulkan sikap pesimis kreditur

dan investor. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan ingin

memberikan kepercayaan kepada kreditur dan investor bahwa

perusahaan akan tetap bertahan meskipun dalam kondisi kesulitan

keuangan sehingga perusahaan lebih memilih metode yang dapat

meningkatkan laba agar kreditur akan tetap memberikan pinjaman

kepada perusahaan sehingga perusahaan akan tetap berjalan (Mareta,

2012).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Al

Hayati (2013) yang didalam penelitannya menghasilkan kesimpulan

bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi, Lastari (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak

terdapat pengaruh antara financial distress terhadap konservatisme

akuntansi, serta Mareta (2012) yang menghasilkan kesimpulan bahwa

financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Namun hasil penelitan yang didapat dalam penelitian ini tidak sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suryanawa

(2014) serta Faturrahmi (2014) yang dalam penelitiannya

menghasilkan kesimpulan bahwa financial distress berpengaruh

signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi, Pramudita (2012)

yang dalam penelitianya menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh signifikan positif antara financial distress dengan

konservatisme akuntansi serta Suryandari dan Priyanto (2012) yang

73

menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

positif antara financial distress dengan konservatisme akuntansi.

3) Risiko Litigasi

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh risiko litigasi (RL)

terhadap konservatisme akuntansi (K) yang telah dilakukan

menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar -0,013 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,707, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh

variabel risiko litigasi lebih besar daripada 0,05 ( 0,707 > 0,05 ).

Artinya risiko litigasi tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme

akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha3 yang menyatakan bahwa

debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi ditolak.

Dalam penelitian ini risiko litigasi secara negative tidak berpengaruhh

signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Lemahnya kekuatan hukum membuat perusahaan tidak

mempertimbangkan ancaman tuntutan hukum sebagai salah satu faktor

untuk lebih berhati-hati dalam pencatatan akuntansi. Dari persamaan

analisis regresi linear berganda, penurunan dari litigasi akan

menyebabkan perusahaan semakin konservatif, hal ini dikarenakan

selain litigasi muncul karena risiko tuntutan hukum, litigasi juga

muncul dari aktivitas melebih-lebihkan aset. Sehingga aset yang

semakin menurun mendorong perusahaan untuk lebih berhati-hati

dikarenakan penurunan aset yang terus-menerus juga mengakibatkan

74

penurunan nilai perusahaan dimata investor. Sehingga apabila aset

yang terus mengalami penurunan maka akan menyebabkan perusahaan

semakin konservatif dalam melaporkan keuangannya (Agustina,

2015).

Hasil dari penelitian ini mendukung hasil dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Nasir dkk (2014) yang dalam penelitiannya

menghasilkan kesimpulan bahwa risiko litigasi tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi dan Agustina (2015) yang

menghasilkan kesimpulan bahwa Risiko litigasi tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi. Namun penelitian ini menghasilkan

kesimpulan yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi

dkk (2014) yang dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan

bahwa risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap

konservatisme, dan Ramadhoni (2014) yang menghasilkan kesimpulan

bahwa risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

4) Growth Opportunities

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh growth opportunities (GO)

terhadap konservatisme akuntansi (K) yang telah dilakukan

menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,011 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,771, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh

variabel growth opportunities lebih besar daripada 0,05 (0,771 > 0,05).

Artinya growth opportunities tidak memiliki pengaruh terhadap

75

konservatisme akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha4 yang

menyatakan bahwa growth opportunities berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi ditolak.

Dalam penelitian ini growth opportunities tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi, hal ini bisa disebabkan karena tidak

semua manajer menerapkan prinsip konservatisme dengan cara

meminimalkan laba untuk memenuhi kebutuhan dana investasi yang

diperlukan perusahaan dalam pertumbuhannya. Kesempatan

bertumbuh perusahaan membutuhkan dana yang sebagian besar

berasal dari sumber eksternal, dan karena hal tersebut maka

perusahaan yang sedang tumbuh cenderung ingin menarik minat para

investor untuk berinvestasi dengan memilih metode akuntansi yang

cenderung optimis agar kinerja perusahaan terkesan baik (Hasnawati

dan Astuti, 2007).

Hasil penelitian yang didapat pada penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Wulansari dan Riduwan (2014), yang

dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa growth

opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi,

Hasnawati dan Astuti (2007) yang menyimpulkan bahwa tidak

terdapat pengaruh antara growth opportunities terhadap konservatisme

akuntansi, Dewi dkk (2014) yang juga menghasilkan kesimpulan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara growth opportunities terhadap

konservatisme akuntansi. Namun penelitian ini mengahsilkan

76

kesimpulan yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Raharja dan Sandra (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara growth opportunities

terhadap konservatisme akuntansi, dan penelitian Verawati dkk (2015)

yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan positif antara growth opportunities terhadap konservatisme

akuntansi, serta penelitian Wulandari dkk (2015) yang menghasilkan

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara

growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.

a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,

2013). Yang dalam penelitian ini berarti bagaimana variabel independen

seperti debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth

opportunities secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen

yaitu konsevatisme akuntansi. Hasil dari uji signifikansi simultan (Uji

statistik F) disajikan dalam tabel 4.9.

77

Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .192 4 .048 2.592 .040b

Residual 2.133 115 .019

Total 2.325 119

a. Dependent Variable: Konservatisme

b. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant,

Financial Distress

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Dari tabel 4.9 yang disajikan diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung

adalah sebesar 2,592 dengan nilai signifikansi 0,040 dan lebih kecil

daripada tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sebesar 0,05 (5%), maka disimpulkan bahwa debt covenant, financial

distress, risiko litigasi dan growth opportunities secara bersama-sama atau

secara simultan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menelitit tentang pengaruh debt covenant, financial distress,

risiko litigasi dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi di

perusahaan properti dan real estate yang ada terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah dilakukan pada bab

sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Debt Covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Kesimpulan

tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktomegah

(2012), Sari dan Yusralaini (2014) dan Wulandari (2014).

2. Financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Kesimpulan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh

Al Hayati (2013), Lastari (2013) dan Mareta (2012).

3. Risiko litigasi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Kesimpulan ini mendukung penelitian yang dilakukan telah sebelumnya oleh

Nasir dkk (2014) dan Agustina (2015).

4. Growth Opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Kesimpulan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh

Wulansari dan Riduwan (2014), Hasnawati dan Astuti (2007), dan Dewi dkk

(2014).

79

B. Saran

Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti selama

penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk perkembangan penelitian

selanjutnya khususnya terkait dengan topik konservatisme akuntansi yang

diterapkan oleh perusahaan, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya mampu

memberikan hasil penelitian yang lebih maksimal dengan mempertimbangkan

saran dibawah ini:

1. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk menambahkan

atau mengganti variabel-variabel lain selain variabel yang telah dimasukkan

di dalam penelitian ini seperti intensitas modal, good corporate governance,

struktur kepemilikan publik, bonus plan, dan earning pressure.

2. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk memperluas

sampel penelitian yang digunakan, sehingga tidak terbatas pada satu jenis

industri saja, dan juga disarankan untuk menambah rentang waktu periode

penelitian agar hasil yang didapatkan lebih baik.

80

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Rice, Stephen. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerapan Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Simposiun Nasional

Akuntansi 18, Medan, 2015.

Alexander, David. Britton, Anne dan Jorissen, Ann. “International Financial

Reporting and Analysis”. Cengage Learning. London, 2007.

Alfian, Angga dan Sabeni, Arifin. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi.”

Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2, Nomor 3 Halaman 1-10

. 2013.

Alhayati, Fajri. “Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat Kesulitan

Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris

pada Perusahaan Yang Terdaftar di PT BEI)”. Universitas Negeri Padang. 2007

Aristiyani, Desak Gede Utami dan Wirawati, I Gusti Putu. “Pengaruh Debt

To Total Assets, Dividen Payout Ratio Dan Ukuran Perusahaan Pada

Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur Di Bei” E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana 3.3 : 216-230. 2013.

Belkaoui, Ahmad Riahi. “Accounting and Investment Opportunity Set”.

Greenwood Publishing Group. London . 2000.

Belkoui, Ahmad Riahi. “Teori Akuntans.Buku Dua.” Salemba Empat, Jakarta.

2007

Belkoui, Ahmad Riahi. “Teori Akuntans.Buku Satu.” Salemba Empat, Jakarta.

2006.

Dewi, Luh Putu Kusuma. Herawati, Nyoman Trisna. Sinarwati, Ni Kadek.

“Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Konservatisme

Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei.” e-Journal S1 Ak

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1

Volume: 2 No. 1. 2014

Dwimulyani, Susi. “Konservatisma Akuntansi dan Sengketa Pajak

Penghasilan: Suatu Investigasi Empiris.” Simposium Nasional

Akuntansi 13. Purwokerto. 2010.

Faturrahmi, Afina. Sukarmanto, Edi. “Pengaruh Growth Opportunities dan

Financial Distress pada Perusahaan Textile dan Garment yang

81

Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014”. Prosiding

Akuntansi. Bandung. 2014.

Fitri, Rahma Yulia. “Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Hubungan Kesulitan

Keuangan Dan Konflik Kepentingan Dengan Konservatisme

Akuntansi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Universitas Negeri Padang,

2015.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21.” Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jakarta. 2013.

Harahap, sherly noviana. “ Peranan Struktur Kepemilikan, Debt Covenant,

Dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi.”

Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi – vol. 1, no. 2. 2012.

Harahap, sofyan. “Teori Akuntansi Laporan Keuangan.” Bumi Aksara,

Jakarta.2002.

Hati, Lia Alfiah Dinanar. “Telaah Literatur Tentang Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Ekonomi

&Pendidikan, Volume 8 Nomor 2. 2011.

Hasnawati Dan Astuti, Christina Dwi. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pemilihan Metode Akuntansi Konservatif”. Jurnal

Informasi, Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik. Universitas

Trisakti. 2007

Hendrianto. “Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Dan Konservatisme

Akuntansi Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol.

1, No. 3.2012.

Hery. “Teori Akuntansi.”Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2009.

Hu, Jinshuai. Li, Annie Yuansha. Zhang, Frank (Feida). “Does Accounting

Conservatism Improve The Corporate Information Environment?”

Murdoch Research Repository, 2013.

Jensen, M.C. “Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and

Takeovers.” American Economic Review, Vol 76, No.2, pp. 323-329.

1986.

Juanda, Ahmad.”Perilaku Konservatif Pelaporan Keuangan dan Risiko

Litigasi Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia.” Naskah Publikasi

Penelitian Dasar Keilmuan. 2007.

Mareta, Ayu Riyani. “Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme

(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)”. 2012.

82

Nasir, Azwir Ilham, Elfi dan Yusniati. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan

Manajerial, Risiko Litigasi, Likuiditas, Dan Political Cost Terhadap

Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Ekonomi Volume 22 . 2014.

Noviantari, Ni Wayan dan Dwi Ratnadi, Ni Made. “ Pengaruh Financial

Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme

Akuntansi.” Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3: 646-660.

2015.

Novikasari, Tri. Ritonga, Kirmizi. Sofyan, Azhari. “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Dalam Akuntansi

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2011).” Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

2012.

Oktomegah, Calvin. “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan

Konservatisme Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei.” Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Akuntansi – Vol 1, No. 1 .2012.

Pramudita, Nathania. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Dan Tingkat

Hutang Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan

Manufaktur Di Bei.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1,

No. 2. 2012.

Raharja, Natalia dan Sandra, Amelia. “ Pengaruh Insentif Pajak Dan

Faktornonpajak Terhadap Konservatisme Akuntansiperusahaan

Manufaktur Terdaftar Di Bei.” Prosiding Simposium Nasional

Perpajakan 4. 2013.

Ramadhoni, Yogie.“ Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan,

Risiko Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Debt Convenant

Terhadap Konservatisme Akuntansi ( studi empiris pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI ).” Faculty Economic of Riau

University. 2014.

Risdiyani, Fani dan Kusmuriyanto. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi.” Accounting

Analysis Journal 4 (3). 2015.

Sari, Dewi Nadia. Yusralaini. Al-Azhar. “Pengaruh Struktur Kepemilikan

Institutional, Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan

Publik, Debt covenant dan Growth Opportunities Terhadap

Konservatisme Akuntansi.”Faculty of Economics, Riau University.

2014.

Sawir, Agnes. “Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi

Perusahaan”Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004.

83

Sukmana, Yoga. “Bos Toshiba Dilaporkan Terlibat Skandal Penyimpangan

Akuntansi.” Artikel diakses pada 18 Maret 2015 dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/07/21/161317026/.Bos.

Toshiba.Dilaporkan.Terlibat.Skandal.Penyimpangan.Akuntansi

Supriyanto. “ Metodologi Riset Bisnis.” Indeks. Jakarta. 2009.

Suryandari, Erni dan Priyanto, Rangga Eka. “Pengaruh Risiko Litigasi Dan

Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Hubungan Antara

Konflik Kepentingan Dan Konservatisme Akuntansi.” Jurnal

Akuntansi dan Investasi Vol. 12 No. 2, halaman: 161-174. 2012.

Suyud Margono SH. ADR & Arbitrase Proses Pelembagaan dan Aspek

Hukum.Ghalia Indonesia : Jakarta. 2004.

Verawaty. Merina, Citra Indah. Yani, Fitri. “Insentif Pemerintah (Tax

Incentives) Dan Faktor Non Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi

Perusahaan Perbankan Di Indonesia.” Proceeding Sriwijaya

Economic And Busimess Conference. 2015.

Wulandari, Indah. Andreas. Ilham, Elfi. “Pengaruh Struktur Kepemilikan

Manajerial, Debt Covenant Dan Growth Opportunities Terhadap

Konservatisme Akuntansi “ Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Riau. 2014.

Wulansari, Cahya Agustin dan Riduwan, Akhmad. “Pengaruh Struktur

Kepemilikan, Kontrak Hutang Dan Kesempatan Tumbuh Pada

Konservatisme Akuntansi” Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No.

8. 2014.

84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

85

Lampiran 1

Perusahaan Properti dan Real Estate yang Menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode Emiten

1 PT Agung Podomoro Land Tbk APLN

2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA

3 PT Bukit Darmo Property Tbk BKDP

4 PT Sentul City Tbk BKSL

5 PT Ciputra Development Tbk CTRA

6 PT Ciputra Property Tbk CTRP

7 PT Ciputra Surya Tbk CTRS

8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART

9 PT Intiland Development Tbk DILD

10 PT Duta Pertiwi Tbk DUTI

11 PT Megapolitan Developments Tbk EMDE

12 PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk GMTD

13 PT Greenwood Sejahtera Tbk GWSA

14 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA

15 PT Lamicitra Nusantara Tbk LAMI

16 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR

17 PT Modernland Realty Tbk MDLN

18 PT Metro Realty Tbk MTSM

19 PT Indonesia Prima Property Tbk OMRE

20 PT Pudjiadi Prestige Tbk PUDP

21 PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk RBMS

22 PT Roda Vivatex Tbk RDTX

23 PT Danayasa Arthatama Tbk SCBD

24 PT Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM

86

Lampiran 2

Hasil Olah Data

No Perusahaan Jumlah saham

beredar (lembar)

Closing

Price total ekuitas Tahun

1 APLN 20,500,000,000 350 5,031,268,353,000

2

0

1

1

2 BAPA 650,000,020 148 80,805,864,436

3 BKDB 7,315,022,252 115 708,185,721,601

4 BKSL 31,396,905,010 265 4,594,536,235,454

5 CTRA 15,165,815,994 540 7,647,434,188,814

6 CTRP 6,150,000,000 490 3,606,965,168,035

7 CTRS 1,978,864,834 870 1,948,943,161,719

8 DART 3,141,390,962 435 2,243,436,383,000

9 DILD 10,365,853,610 255 3,799,002,091,322

10 DUTI 1,850,000,000 1800 3,563,983,400,083

11 EMDE 3,350,000,000 160 543,828,079,624

12 GMTD 101,538,000 660 173,440,833,868

13 GWSA 7,800,760,000 199 1,216,092,111,385

14 KIJA 19,816,894,728 190 3,501,702,416,961

15 LAMI 1,148,418,000 225 283,713,560,000

16 LPKR 23,077,689,619 660 9,409,018,194,454

17 MDLN 3,056,845,688 240 1,188,362,057,752

18 MTSM 232,848,000 640 84,177,724,145

19 OM-RE 1,745,000,000 265 502,289,025,664

20 PUDP 280,000,000 465 240,703,509,558

21 RBMS 326,722,500 88 125,473,419,860

22 RDTX 268,800,000 2700 828,375,992,995

23 SCBD 3,322,092,000 500 2,605,384,018,000

24 SMDM 4,006,783,831 130 2,056,053,968,000

25 APLN 20,500,900,000 370 6,348,903,770,000

2

0

1

2

26 BAPA 661,784,520 139 87,474,125,711

27 BKDB 7,315,022,252 88 649,789,548,122

28 BKSL 31,396,905,010 189 4,816,407,946,397

29 CTRA 15,165,815,994 800 8,480,744,962,252

30 CTRP 6,150,000,000 660 3,988,710,375,646

31 CTRS 1,978,864,834 2250 2,214,585,096,833

32 DART 3,141,390,962 760 2,837,716,716,000

33 DILD 10,365,854,185 335 3,950,935,407,032

87

34 DUTI 1,850,000,000 3050 5,155,715,817,772

2

0

1

2

35 EMDE 3,350,000,000 140 523,938,703,303

36 GMTD 101,538,000 660 233,955,480,761

37 GWSA 7,800,760,000 220 1,650,407,037,159

38 KIJA 19,816,894,728 200 3,975,401,188,796

39 LAMI 1,148,418,000 215 310,026,236,000

40 LPKR 23,077,689,619 1000 11,470,106,390,475

41 MDLN 6,266,533,661 610 2,226,013,893,089

42 MTSM 232,848,000 700 85,347,491,559

43 OM-RE 1,745,000,000 335 542,202,166,569

44 PUDP 308,000,000 500 254,430,262,440

45 RBMS 326,722,500 143 141,874,212,164

46 RDTX 268,800,000 3500 953,177,848,359

47 SCBD 3,322,092,000 830 2,656,550,312,000

48 SMDM 4,006,783,831 191 2,114,370,908,000

49 APLN 20,500,900,000 215 7,182,781,935,000

2

0

1

3

50 BAPA 661,784,520 66 92,499,271,673

51 BKDB 7,315,022,252 80 594,504,980,135

52 BKSL 31,396,905,010 157 6,920,183,660,800

53 CTRA 15,165,815,994 790 9,876,702,758,752

54 CTRP 6,150,000,000 620 4,567,953,149,734

55 CTRS 1,978,864,834 2150 2,489,398,496,077

56 DART 3,141,390,962 445 2,929,064,347,000

57 DILD 10,365,854,185 315 4,101,241,924,411

58 DUTI 1,850,000,000 4475 6,055,601,896,076

59 EMDE 3,350,000,000 140 556,704,794,211

60 GMTD 101,538,000 8300 404,538,937,942

61 GWSA 7,800,760,000 159 4,425,994,755,095

62 KIJA 20,121,371,043 193 4,173,041,659,957

63 LAMI 1,148,418,000 177 359,214,429,000

64 LPKR 23,077,689,619 910 14,168,467,315,612

65 MDLN 12,533,067,322 390 4,671,317,826,393

66 MTSM 232,848,000 690 82,572,023,006

67 OM-RE 1,745,000,000 340 528,843,134,687

68 PUDP 329,560,000 480 275,311,683,837

69 RBMS 326,722,500 91 127,653,041,454

70 RDTX 268,800,000 4900 1,146,363,607,056

71 SCBD 3,322,092,000 2700 4,294,765,808,000

72 SMDM 4,772,138,237 102 2,144,185,346,000

88

73 APLN 20,500,900,000 335 8,429,580,500,000

2

0

1

4

74 BAPA 661,784,520 52 99,545,777,469

75 BKDB 7,315,022,252 98 600,399,023,280

76 BKSL 31,396,905,010 104 6,248,897,279,061

77 CTRA 15,165,815,994 1250 11,652,437,463,671

78 CTRP 6,150,000,000 845 4,880,744,144,010

79 CTRS 1,978,864,834 2150 3,011,501,572,387

80 DART 3,141,390,962 680 3,249,395,143,000

81 DILD 10,365,854,185 650 4,468,519,771,160

82 DUTI 1,850,000,000 4880 6,250,932,394,395

83 EMDE 3,350,000,000 137 602,015,837,483

84 GMTD 101,538,000 6100 667,097,687,481

85 GWSA 7,800,760,000 174 5,000,372,940,083

86 KIJA 20,235,279,075 295 4,644,701,848,803

87 LAMI 1,148,418,000 278 397,629,845,000

88 LPKR 23,077,689,619 1020 17,620,829,858,097

89 MDLN 12,533,067,322 520 5,322,781,616,184

90 MTSM 232,848,000 690 81,253,237,458

91 OM-RE 1,745,000,000 340 630,717,470,771

92 PUDP 329,560,000 441 286,170,083,542

93 RBMS 326,722,500 88 133,600,086,681

94 RDTX 268,800,000 5250 1,351,689,816,042

95 SCBD 3,322,092,000 2000 3,944,295,570,000

96 SMDM 4,772,138,237 124 2,207,634,955,000

97 APLN 20,500,900,000 334 9,072,668,928,000

2

0

1

5

98 BAPA 661,784,520 50 100,931,150,917

99 BKDB 7,315,022,252 90 572,757,541,540

100 BKSL 34,536,595,510 58 6,549,719,346,013

101 CTRA 15,330,659,837 1460 13,050,221,279,908

102 CTRP 6,256,250,888 410 5,236,168,980,232

103 CTRS 2,004,563,747 2240 3,652,533,087,791

104 DART 3,141,390,962 420 3,428,403,826,000

105 DILD 10,365,854,185 489 4,770,828,683,560

106 DUTI 1,850,000,000 6400 6,831,058,072,602

107 EMDE 3,350,000,000 144 659,934,116,417

108 GMTD 101,538,000 7500 554,257,293,224

109 GWSA 7,800,760,000 123 6,268,945,784,180

110 KIJA 20,662,178,685 247 4,977,754,270,587

111 LAMI 1,148,418,000 280 551,539,105,000

89

112 LPKR 23,077,689,619 1035 18,916,764,558,342

2

0

1

5

113 MDLN 12,533,067,322 467 6,057,456,838,674

114 MTSM 232,848,000 172 77,085,141,681

115 OM-RE 1,745,000,000 300 649,976,385,582

116 PUDP 329,560,000 420 310,154,783,362

117 RBMS 326,722,500 63 168,217,928,838

118 RDTX 268,800,000 6000 1,589,564,948,731

119 SCBD 3,322,092,000 1695 3,779,254,627,000

120 SMDM 4,772,138,237 95 2,452,132,459,000

No Nama

Perusahaan Net Income Depresiasi OCF Total Assets Tahun

1 APLN 684,908,751,000 232,950,132,000 (307,963,671,000) 10,838,820,997,000

2

0

1

1

2 BAPA 5,901,252,085 2,370,201,969 4,023,916,224 148,084,624,723

3 BKDP (20,783,965,972) 3,422,843,540 (6,724,186,233) 976,488,666,616

4 BKSL 136,450,036,260 53,249,015,215 (466,727,420,163) 5,290,382,916,872

5 CTRA 494,011,087,830 635,772,044,670 879,732,636,628 11,524,866,822,316

6 CTRP 168,558,779,854 417,774,004,958 286,041,381,217 4,314,646,971,261

7 CTRS 199,327,063,606 174,775,573,756 269,366,414,497 3,529,028,283,751

8 DART 63,812,322,000 392,073,742,000 (32,575,733,000) 4,103,893,859,000

9 DILD 147,404,782,398 302,048,209,495 (226,548,671,029) 5,691,909,741,708

10 DUTI 422,405,402,492 519,570,327,186 373,667,202,615 5,188,186,444,790

11 EMDE 2,519,903,628 34,607,666,556 (64,508,494,192) 920,627,561,553

12 GMTD 49,084,685,373 7,276,911,326 87,320,230,591 487,193,845,496

13 GWSA 207,723,005,928 3,006,747,609 (3,144,989,679) 1,736,519,690,851

14 KIJA 326,131,166,919 272,679,902,449 461,715,269,277 5,597,356,750,923

15 LAMI 64,405,983,000 133,821,834,000 49,935,271,000 591,979,523,000

16 LPKR 814,094,348,926 1,050,290,632,241 374,527,460,106 18,259,171,414,884

17 MDLN 74,117,343,194 101,224,789,458 166,521,649,996 2,526,029,716,477

18 MTSM 4,750,061,932 30,986,888,983 6,865,204,297 106,382,062,707

19 OM-RE 90,842,360,964 267,203,948,904 37,658,483,199 738,221,345,249

20 PUDP 21,020,795,835 77,382,903,776 46,311,045,494 340,747,940,166

21 RBMS (13,960,438,485) 1,423,557,965 659,580,414 135,937,211,458

22 RDTX 113,960,451,414 310,249,885,254 153,084,070,257 1,082,292,152,075

23 SCBD 72,759,761,000 630,052,847,000 225,302,511,000 3,478,445,408,000

24 SMDM 34,653,169,000 56,745,702,000 6,767,446,000 2,454,961,990,000

25 APLN 841,290,753,000 494,803,606,000 1,212,098,318,000 15,195,642,352,000

26 BAPA 4,488,128,775 2,659,432,579 3,036,496,328 159,093,151,873

27 BKDP (58,396,173,479) 23,432,219,284 (33,889,529,354) 899,948,360,908

90

28 BKSL 220,926,021,026 61,876,730,641 437,469,854,535 6,154,231,305,371

2

0

1

2

29 CTRA 849,382,875,816 731,615,134,472 1,728,003,003,225 15,023,391,727,244

30 CTRP 319,151,767,553 446,366,400,418 476,534,148,682 5,933,874,601,626

31 CTRS 273,913,555,964 214,996,582,622 632,112,158,786 4,428,210,643,555

32 DART 180,828,252,000 480,710,761,000 90,161,315,000 4,293,161,447,000

33 DILD 200,435,726,378 330,362,472,524 176,531,408,127 6,091,751,240,542

34 DUTI 613,327,842,111 578,902,469,577 613,665,489,784 6,592,254,980,112

35 EMDE 4,172,791,951 39,923,974,837 (9,972,867,682) 886,378,756,878

36 GMTD 64,373,090,893 7,783,015,784 255,948,620,894 900,597,066,316

37 GWSA 434,314,925,774 3,373,500,666 185,431,176,524 2,074,853,325,402

38 KIJA 380,022,434,090 329,888,415,304 654,678,104,035 7,077,817,870,077

39 LAMI 39,253,958,000 155,678,656,000 21,483,746,000 598,919,130,000

40 LPKR 1,322,847,018,938 1,234,622,787,875 1,288,793,481,006 24,869,295,733,093

41 MDLN 260,474,880,599 120,204,448,719 (62,755,283,599) 4,591,920,046,013

42 MTSM 7,765,578,849 24,861,493,770 8,834,141,092 106,107,435,423

43 OM-RE 39,913,140,905 285,107,234,464 32,890,341,810 774,036,052,884

44 PUDP 21,137,976,004 83,934,652,739 11,529,139,195 361,178,839,947

45 RBMS 1,922,865,325 1,648,932,117 2,243,225,151 152,811,855,863

46 RDTX 124,817,978,364 342,199,879,427 194,790,637,508 1,207,905,280,350

47 SCBD 69,466,498,000 762,894,747,000 262,729,854,000 3,558,903,785,000

48 SMDM 46,319,686,000 66,643,396,000 (37,035,068,000) 2,637,664,776,000

49 APLN 930,240,497,000 725,299,725,000 1,489,047,912,000 19,679,415,197,000

2

0

1

3

50 BAPA 5,025,737,151 2,987,760,891 (7,971,607,459) 175,635,233,972

51 BKDP (59,138,577,166) 44,046,722,626 (18,524,660,423) 845,487,178,844

52 BKSL 605,095,613,999 87,073,457,580 (2,457,384,696) 10,654,200,606,913

53 CTRA 1,413,388,450,323 877,272,682,321 3,035,664,222,284 20,245,534,912,143

54 CTRP 442,124,140,880 510,901,826,147 510,404,743,107 7,654,148,452,927

55 CTRS 412,809,066,465 252,275,226,204 605,248,008,607 5,770,615,672,410

56 DART 180,800,291,000 490,224,858,000 (85,544,196,000) 4,768,449,638,000

57 DILD 329,608,541,861 347,016,184,922 245,691,834,305 7,536,320,166,520

58 DUTI 756,858,436,790 666,869,640,929 257,459,202,436 7,473,827,304,875

59 EMDE 34,002,476,382 45,175,538,652 75,194,293,493 938,536,950,089

60 GMTD 91,845,276,661 8,352,195,853 (462,940,933,984) 1,307,819,055,774

61 GWSA 144,360,310,456 5,868,665,248 (63,376,730,735) 4,688,677,189,263

62 KIJA 104,477,632,614 428,688,541,054 945,214,157,370 8,257,711,872,648

63 LAMI 54,340,019,000 163,992,685,000 42,155,041,000 611,947,289,000

64 LPKR 1,592,491,214,696 1,558,803,330,051 (2,078,824,228,757) 31,308,357,763,829

65 MDLN 2,451,686,470,278 166,160,542,925 (306,894,356,330) 9,560,059,574,401

66 MTSM (2,076,924,553) 25,137,157,121 6,860,003,510 98,129,812,821

91

67 OM-RE (23,884,469,677) 304,458,681,327 26,635,639,931 821,401,386,000 2

0

1

3

68 PUDP 26,378,888,591 85,870,054,710 20,513,612,090 366,527,525,516

69 RBMS (13,984,028,601) 1,877,622,067 26,784,809,641 159,066,714,039

70 RDTX 198,229,841,964 378,350,004,166 298,506,657,446 1,549,781,893,503

71 SCBD 1,754,524,211,000 893,394,352,000 1,406,940,821,000 5,551,173,684,000

72 SMDM 26,471,209,000 76,514,395,000 106,418,064,000 2,950,314,446,000

73 APLN 980,472,959,000 1,057,977,957,000 621,187,784,000 23,685,737,844,000

2

0

1

4

74 BAPA 7,046,505,796 3,448,522,559 (7,138,086,935) 176,171,620,663

75 BKDP 5,894,043,145 64,086,671,271 22,728,101,065 829,193,049,942

76 BKSL 40,479,371,011 92,180,830,897 (16,577,182,360) 9,986,973,579,779

77 CTRA 1,794,593,760,029 1,076,339,832,910 1,984,333,277,302 23,538,715,238,878

78 CTRP 399,035,071,266 610,295,439,212 547,958,158,582 8,861,336,553,234

79 CTRS 584,398,807,464 357,216,610,952 37,221,013,448 6,121,813,757,452

80 DART 408,025,799,000 212,786,139,000 401,634,080,000 5,114,273,658,000

81 DILD 425,545,676,685 375,195,063,759 (740,690,472,062) 9,007,692,918,375

82 DUTI 698,952,189,429 733,967,349,411 387,253,000,465 8,130,786,587,766

83 EMDE 45,095,563,191 54,029,515,807 83,983,094,030 1,179,018,690,672

84 GMTD 120,014,164,180 9,292,827,200 40,065,235,627 1,524,241,388,731

85 GWSA 570,261,644,825 14,212,119,091 (266,959,239,883) 5,340,991,746,366

86 KIJA 398,826,621,307 547,632,104,789 290,997,155,681 8,508,937,032,120

87 LAMI 38,386,668,000 173,624,265,000 31,392,034,000 631,282,689,000

88 LPKR 3,139,951,258,489 1,968,245,652,079 786,471,154,227 37,856,376,874,602

89 MDLN 706,295,408,232 206,061,102,492 148,208,572,669 10,359,146,927,433

90 MTSM (1,131,879,462) 26,341,638,252 (5,099,018,778) 92,388,797,394

91 OM-RE 107,732,955,706 323,266,669,403 (9,247,502,069) 814,450,866,669

92 PUDP 14,813,119,705 93,247,153,607 (10,200,182,259) 402,028,832,604

93 RBMS 3,006,840,129 2,130,031,577 (7,302,403,756) 155,996,774,016

94 RDTX 232,649,992,213 285,669,039,751 292,953,010,128 1,643,386,438,778

95 SCBD 131,764,378,000 1,075,918,811,000 54,727,230,000 5,570,748,962,000

96 SMDM 44,039,549,000 89,614,092,000 (148,050,262,000) 3,156,290,546,000

97 APLN 1,118,073,171,000 1,415,560,181,000 474,735,310,000 24,559,174,988,000

2

0

1

5

98 BAPA 1,385,373,448 3,802,585,439 (4,297,033,029) 175,743,601,667

99 BKDP (27,641,481,740) 83,961,302,395 7,541,984,756 791,161,825,436

100 BKSL 61,673,665,333 104,636,093,877 (114,457,885,392) 11,145,896,809,593

101 CTRA 1,740,300,162,426 1,299,829,296,766 1,452,270,017,886 26,258,718,560,250

102 CTRP 349,721,640,896 730,370,624,000 628,681,237,407 9,824,081,455,343

103 CTRS 660,112,214,917 424,728,688,278 84,859,699,651 6,980,936,478,570

104 DART 177,765,808,000 254,461,468,000 6,717,789,000 5,739,863,241,000

105 DILD 419,924,904,250 406,825,900,452 (1,057,949,545,935) 10,288,572,076,882

92

106 DUTI 670,949,496,747 812,942,190,867 529,593,180,350 9,014,911,216,451

2

0

1

5

107 EMDE 61,268,278,934 70,516,561,667 101,122,686,777 1,196,040,969,781

108 GMTD 118,494,551,000 10,270,236,276 (72,582,406,308) 1,273,990,253,786

109 GWSA 1,263,864,476,009 18,255,176,245 (90,584,303,847) 6,805,277,762,308

110 KIJA 331,442,663,161 681,816,024,023 338,790,021,204 9,740,694,660,705

111 LAMI 153,538,451,000 184,030,873,000 28,410,090,000 640,519,368,000

112 LPKR 1,024,120,634,260 2,466,144,908,304 (2,710,700,676,429) 41,326,558,178,049

113 MDLN 873,420,195,958 248,404,099,021 394,445,454,398 12,843,050,665,229

114 MTSM (4,678,222,844) 26,519,364,929 (3,235,217,131) 88,172,596,470

115 OM-RE (23,146,288,584) 340,226,809,341 3,045,415,535 819,722,919,219

116 PUDP 27,591,952,360 99,592,383,106 6,375,200,266 445,919,320,351

117 RBMS (3,085,638,160) 2,475,630,292 (765,220,765) 182,263,717,930

118 RDTX 258,656,574,637 321,187,292,843 287,386,681,683 1,872,158,609,529

119 SCBD 159,356,318,000 1,253,825,831,000 456,467,542,000 5,586,425,030,000

120 SMDM 75,239,795,000 110,256,064,000 (103,207,792,000) 3,154,581,181,000

No Nama

Perusahaan Total Debt Aktiva Lancar Hutang Lancar Laba ditahan Tahun

1 APLN 5,807,552,644,000 4,686,331,283,000 2,562,062,584,000 863,001,038,000

2

0

1

1

2 BAPA 67,278,760,287 116,060,097,242 38,344,055,937 24,793,493,753

3 BKDP 268,302,945,015 337,185,716,700 76,040,564,137 (44,275,426,658)

4 BKSL 695,846,681,418 1,661,358,688,755 525,096,191,338 64,506,987,570

5 CTRA 3,877,432,633,502 5,226,047,411,421 2,209,140,896,688 441,554,821,940

6 CTRP 707,681,803,226 1,017,537,662,629 370,786,697,414 593,175,033,103

7 CTRS 1,580,085,122,032 1,855,102,140,355 1,112,927,132,842 1,171,032,693,145

8 DART 1,860,457,476,000 790,158,889,000 1,184,997,487,000 3,131,162,000

9 DILD 1,892,907,650,386 2,624,163,602,034 1,716,335,344,084 80,147,742,156

10 DUTI 1,624,203,044,707 2,369,729,772,886 1,211,466,173,702 1,747,140,887,015

11 EMDE 376,799,481,929 525,847,714,236 351,708,398,912 51,786,066,888

12 GMTD 313,753,011,628 289,969,600,786 265,492,341,499 122,671,833,868

13 GWSA 520,427,579,466 1,143,003,141,517 495,702,099,978 187,336,966,902

14 KIJA 2,095,654,333,962 3,396,767,010,817 950,915,305,742 544,012,911,057

15 LAMI 308,265,963,000 416,893,421,000 270,876,326,000 98,839,291,000

16 LPKR 8,850,153,220,430 13,608,404,625,136 2,254,091,754,773 2,907,500,486,689

17 MDLN 1,337,667,658,725 826,387,818,060 994,338,065,215 (358,237,781,709)

18 MTSM 22,204,338,562 44,243,743,095 14,216,740,857 23,085,737,281

93

19 OM-RE 235,932,319,585 123,659,143,139 183,220,598,813 (279,460,974,336) 2

0

1

1

20 PUDP 100,044,430,608 139,907,888,304 82,582,503,800 145,504,081,261

21 RBMS 10,463,791,598 29,612,497,915 8,201,784,621 (1,589,625,610)

22 RDTX 253,916,159,080 87,346,180,425 203,332,477,826 684,803,911,133

23 SCBD 873,061,390,000 410,717,053,000 363,429,813,000 (296,371,315,000)

24 SMDM 398,908,022,000 225,141,731,000 258,938,740,000 20,214,076,000

25 APLN 8,846,738,582,000 6,727,059,278,000 4,298,842,662,000 1,552,096,888,000

2

0

1

2

26 BAPA 71,619,026,162 116,188,698,509 50,901,731,705 29,280,485,387

27 BKDP 250,158,812,786 276,757,558,982 111,067,373,771 (161,752,395,128)

28 BKSL 1,337,823,358,974 2,100,019,495,180 661,996,104,841 285,629,558,122

29 CTRA 6,542,646,764,992 7,024,474,059,806 4,503,801,547,050 924,494,315,447

30 CTRP 1,945,164,225,980 1,843,128,414,359 1,014,271,893,496 845,510,989,858

31 CTRS 2,213,625,546,722 2,184,737,510,532 1,732,698,641,466 1,395,841,293,114

32 DART 1,455,444,731,000 785,147,759,000 674,676,158,000 183,959,414,000

33 DILD 2,140,815,833,510 660,116,263,926 1,145,868,660,771 230,369,533,234

34 DUTI 1,436,539,162,340 3,069,880,486,201 955,400,311,782 2,275,972,597,600

35 EMDE 362,440,053,575 493,213,155,758 294,856,340,269 31,152,771,035

36 GMTD 666,641,585,555 587,923,707,791 456,583,837,506 183,186,480,761

37 GWSA 424,446,288,243 1,000,805,112,664 375,329,343,339 615,845,144,117

38 KIJA 3,102,416,681,281 4,413,349,410,393 1,209,939,549,321 924,042,862,896

39 LAMI 288,892,894,000 283,799,135,000 254,267,343,000 117,747,791,000

40 LPKR 13,399,189,342,618 19,479,450,841,694 3,479,207,471,491 3,790,222,421,118

41 MDLN 2,365,906,152,924 1,940,276,898,305 1,525,673,373,156 (93,128,319,835)

42 MTSM 20,759,943,864 76,686,576,848 12,349,590,965 24,245,353,387

43 OM-RE 231,833,886,315 115,963,959,318 171,968,274,621 (239,547,833,431)

44 PUDP 106,748,577,507 125,520,973,406 68,641,375,625 138,499,723,751

45 RBMS 10,937,643,699 65,246,423,072 8,335,367,662 333,541,839

46 RDTX 254,727,431,991 121,074,833,738 198,173,643,646 809,621,889,497

47 SCBD 902,353,473,000 592,094,739,000 304,702,915,000 (273,899,196,000)

48 SMDM 523,293,868,000 1,002,852,416,000 358,073,283,000 33,560,178,000

49 APLN 12,496,633,262,000 8,747,046,806,000 5,208,638,817,000 2,281,950,220,000

50 BAPA 83,135,962,299 128,381,213,434 52,205,931,545 34,305,367,989

51 BKDP 250,982,198,709 233,757,568,725 79,568,768,661 (161,815,888,876)

52 BKSL 3,734,016,946,113 3,016,877,997,449 1,478,804,382,974 942,552,423,865

94

53 CTRA 10,368,832,153,391 9,751,823,674,602 7,155,195,451,845 1,712,024,185,378

2

0

1

3

54 CTRP 3,086,195,303,193 1,814,937,329,192 1,336,511,632,835 1,170,954,726,689

55 CTRS 3,281,217,176,333 3,276,920,505,056 2,826,339,771,203 1,711,500,479,618

56 DART 1,839,385,291,000 1,017,064,862,000 504,748,990,000 906,445,227,000

57 DILD 3,435,078,242,109 1,306,185,456,742 1,690,848,150,870 500,506,414,598

58 DUTI 1,418,225,408,799 3,221,396,610,158 917,230,812,556 2,945,385,636,196

59 EMDE 381,832,155,878 532,850,337,052 289,122,314,813 63,596,248,866

60 GMTD 903,280,117,832 500,021,040,720 489,211,210,350 271,256,337,945

61 GWSA 262,682,434,168 974,931,494,244 182,329,631,523 3,390,750,796,440

62 KIJA 4,084,670,212,691 5,025,541,301,117 1,752,626,609,061 865,142,254,397

63 LAMI 252,732,860,000 325,973,014,000 236,169,652,000 152,240,931,000

64 LPKR 17,139,890,448,217 24,013,127,662,910 4,847,272,424,055 4,731,190,705,608

65 MDLN 4,888,741,748,008 2,036,868,531,503 2,441,922,958,749 2,354,247,129,954

66 MTSM 15,557,789,815 82,345,736,198 7,920,693,475 21,472,606,335

67 OM-RE 292,558,251,313 134,303,422,220 211,392,051,970 (245,465,502,719)

68 PUDP 91,215,841,679 112,126,699,699 57,172,169,519 151,993,297,852

69 RBMS 31,413,672,585 85,457,979,681 28,175,300,065 (13,831,354,375)

70 RDTX 403,418,286,447 80,957,578,052 336,618,162,391 1,006,956,401,194

71 SCBD 1,256,407,876,000 1,747,971,523,000 472,441,328,000 1,435,060,674,000

72 SMDM 806,129,100,000 1,140,161,782,000 595,455,345,000 71,656,916,000

73 APLN 15,256,157,344,000 10,918,551,266,000 5,958,969,206,000 3,010,736,179,000

2

0

1

4

74 BAPA 76,625,843,194 130,418,371,985 62,463,226,158 41,350,526,488

75 BKDP 228,794,026,662 234,957,595,368 157,373,171,676 (154,763,283,036)

76 BKSL 3,738,076,300,718 3,725,936,243,346 2,502,326,223,460 985,827,110,302

77 CTRA 11,886,277,775,207 11,094,506,935,012 7,775,706,220,026 2,749,881,127,538

78 CTRP 3,980,592,409,224 2,233,698,938,363 1,635,580,203,873 1,440,024,746,352

79 CTRS 3,110,312,185,065 3,254,113,989,142 2,666,270,435,765 2,115,375,130,692

80 DART 1,864,878,515,000 891,641,071,000 476,165,672,000 1,226,779,778,000

81 DILD 4,539,173,147,215 2,468,562,684,275 1,739,274,622,962 841,725,588,103

82 DUTI 1,879,854,193,371 3,538,979,509,458 1,060,164,769,086 3,522,585,926,348

83 EMDE 577,002,853,189 635,387,345,048 392,140,844,423 108,674,644,459

84 GMTD 857,143,701,250 1,065,521,125,713 510,945,337,339 387,537,794,606

85 GWSA 340,618,806,283 841,223,451,098 225,625,651,992 3,954,935,510,406

86 KIJA 3,864,235,183,317 5,152,157,377,462 1,022,071,671,563 1,235,575,653,984

95

87 LAMI 233,652,844,000 335,143,946,000 215,551,182,000 186,055,193,000

2

0

1

4

88 LPKR 20,235,547,016,505 30,041,977,259,097 5,808,885,384,846 6,958,145,679,167

89 MDLN 5,036,365,311,249 2,061,415,313,134 1,707,369,122,496 2,998,910,150,161

90 MTSM 11,135,559,937 72,933,544,204 3,841,637,532 20,155,632,953

91 OM-RE 183,733,395,898 116,788,195,548 64,175,239,986 (137,732,547,013)

92 PUDP 115,858,749,062 142,452,979,196 70,896,885,975 163,484,448,435

93 RBMS 22,396,687,335 96,621,404,531 20,726,964,087 (9,216,355,078)

94 RDTX 291,696,622,736 183,881,566,821 203,600,613,024 1,212,285,414,180

95 SCBD 1,626,453,392,000 1,152,978,800,000 533,382,204,000 1,472,278,662,000

96 SMDM 948,655,591,000 1,080,756,428,000 618,780,714,000 109,761,044,000

97 APLN 15,486,506,060,000 9,781,716,400,000 7,041,359,652,000 3,819,691,468,000

2

0

1

5

98 BAPA 74,812,450,750 128,343,404,140 61,733,471,306 42,554,269,493

99 BKDP 218,404,283,896 213,304,055,341 69,540,984,373 (182,976,498,743)

100 BKSL 4,596,177,463,580 4,191,414,243,140 3,227,924,826,605 1,040,811,831,651

101 CTRA 13,208,497,280,342 12,544,502,107,460 8,013,555,295,086 3,746,249,775,019

102 CTRP 4,587,912,475,111 2,111,538,683,133 1,674,674,760,132 1,682,439,151,198

103 CTRS 3,328,403,390,779 4,040,953,531,970 2,912,728,762,361 2,595,415,302,930

104 DART 2,311,459,415,000 491,950,977,000 740,783,157,000 1,405,792,476,000

105 DILD 5,517,743,393,322 2,925,607,417,725 3,285,725,170,548 1,141,402,372,703

106 DUTI 2,183,853,143,849 4,344,386,190,061 1,198,803,132,680 4,061,654,304,063

107 EMDE 536,106,853,364 558,329,072,808 373,768,632,656 165,185,529,891

108 GMTD 719,732,960,562 545,869,132,053 512,933,237,967 501,118,776,198

109 GWSA 536,331,978,128 809,864,098,222 230,319,789,255 5,216,349,481,642

110 KIJA 4,762,940,390,118 6,645,564,014,345 1,047,210,764,452 1,433,864,007,841

111 LAMI 88,980,263,000 342,870,724,000 66,984,869,000 283,384,805,000

112 LPKR 22,409,793,619,707 33,576,937,023,270 4,856,883,553,932 7,101,438,271,572

113 MDLN 6,785,593,826,555 3,145,580,271,086 3,150,692,483,079 3,724,177,288,778

114 MTSM 11,087,454,789 65,876,305,906 4,209,997,730 15,992,215,400

115 OM-RE 169,746,533,637 113,898,560,914 61,773,573,582 (160,878,835,597)

116 PUDP 135,764,536,989 171,710,742,629 104,615,754,902 187,123,474,585

117 RBMS 14,045,789,092 65,360,136,797 12,583,253,479 (12,236,883,494)

118 RDTX 282,593,660,798 393,063,035,229 190,680,585,085 1,449,396,288,990

119 SCBD 1,787,170,403,000 847,923,588,000 695,304,356,000 1,557,505,956,000

120 SMDM 702,448,722,000 1,009,206,130,000 485,999,275,000 170,305,442,000

96

No Nama

Perusahaan Laba sebelum Pajak Beban Bunga

Nilai Pasar Modal

Sendiri Penjualan Tahun

1 APLN 888,230,223,000 114,391,550,000 7,175,000,000,000 3,824,099,116,000

2

0

1

1

2 BAPA 7,593,239,089 4,394,566,335 96,200,002,960 30,644,388,574

3 BKDP (19,631,204,779) - 841,227,558,980 17,718,809,789

4 BKSL 156,853,638,596 1,013,824,135 8,320,179,827,650 457,832,705,353

5 CTRA 618,777,509,297 26,352,395,689 8,189,540,636,760 2,178,331,003,289

6 CTRP 203,925,822,496 - 3,013,500,000,000 439,841,775,753

7 CTRS 239,543,797,962 26,169,540,588 1,721,612,405,580 804,768,631,805

8 DART 99,574,247,000 76,945,791,000 1,366,505,068,470 418,674,256,000

9 DILD 198,562,902,312 48,300,574,331 2,643,292,670,550 939,161,250,098

10 DUTI 489,362,394,057 78,920,162,955 3,330,000,000,000 1,117,683,055,738

11 EMDE 7,499,175,119 16,423,046,701 536,000,000,000 99,585,429,829

12 GMTD 58,495,816,724 - 67,015,080,000 189,240,721,933

13 GWSA 222,687,057,514 - 1,552,351,240,000 258,090,167,331

14 KIJA 363,268,521,380 80,097,842,343 3,765,209,998,320 1,148,295,925,907

15 LAMI 64,405,983,000 1,083,960,000 258,394,050,000 159,633,209,000

16 LPKR 984,810,305,058 105,348,943,376 15,231,275,148,540 4,189,580,354,855

17 MDLN 98,215,038,211 63,082,637,818 733,642,965,120 504,637,348,122

18 MTSM 6,405,588,740 - 149,022,720,000 25,859,280,733

19 OM-RE 113,201,229,234 3,322,987,278 462,425,000,000 356,344,278,906

20 PUDP 24,694,962,775 - 130,200,000,000 88,907,302,567

21 RBMS (13,172,325,456) - 28,751,580,000 15,724,942,574

22 RDTX 133,487,034,959 - 725,760,000,000 295,908,494,634

23 SCBD 127,555,403,000 31,174,969,000 1,661,046,000,000 688,935,681,000

24 SMDM 46,329,305,000 4,479,910,000 520,881,898,030 269,786,893,000

25 APLN 1,097,546,731,000 374,318,296,000 7,585,333,000,000 4,689,429,510,000

2

0

1

2

26 BAPA 5,489,991,039 2,099,948,421 91,988,048,280 25,179,996,061

27 BKDP (56,927,685,937) 13,789,322,100 643,721,958,176 622,705,425,776

28 BKSL 248,345,307,082 15,266,367,758 5,934,015,046,890 622,705,425,776

29 CTRA 1,029,410,856,133 54,993,023,264 12,132,652,795,200 3,322,669,123,181

30 CTRP 376,043,656,054 - 4,059,000,000,000 826,474,506,998

31 CTRS 329,206,951,938 47,333,848,057 4,452,445,876,500 1,048,459,429,865

32 DART 240,034,830,000 74,551,839,000 2,387,457,131,120 845,718,621,000

33 DILD 276,240,213,661 81,792,350,715 3,472,561,151,975 1,262,035,941,211

34 DUTI 704,688,528,748 43,764,280,482 5,642,500,000,000 1,569,176,913,981

35 EMDE 11,753,049,251 11,166,374,075 469,000,000,000 109,022,049,506

36 GMTD 76,583,527,140 - 67,015,080,000 239,910,571,770

37 GWSA 474,288,895,097 64,908,481 1,716,167,200,000 713,853,560,743

38 KIJA 457,791,362,222 145,093,143,944 3,963,378,945,600 1,400,611,694,161

97

39 LAMI 47,512,052,000 - 246,909,870,000 132,245,488,000

2

0

1

2

40 LPKR 1,577,088,286,385 8,586,532,716 23,077,689,619,000 6,160,214,023,204

41 MDLN 311,607,099,170 69,432,448,134 3,822,585,533,210 1,057,768,000,026

42 MTSM 10,026,837,940 - 162,993,600,000 23,082,164,615

43 OM-RE 58,288,433,513 3,575,403,683 584,575,000,000 297,872,638,598

44 PUDP 24,251,842,918 - 154,000,000,000 93,530,502,724

45 RBMS 4,009,324,952 - 46,721,317,500 41,729,192,546

46 RDTX 148,149,282,251 1,742,926,809 940,800,000,000 329,558,250,873

47 SCBD 111,120,330,000 28,630,188,000 2,757,336,360,000 684,916,111,000

48 SMDM 57,562,764,000 10,863,450,000 765,295,711,721 267,813,147,000

49 APLN 1,177,175,519,000 469,177,462,000 4,407,693,500,000 4,901,191,373,000

2

0

1

3

50 BAPA 6,794,971,239 4,547,976,341 43,677,778,320 40,154,840,297

51 BKDP (57,792,917,649) 15,484,582,912 585,201,780,160 961,988,029,182

52 BKSL 640,129,649,223 145,033,298,445 4,929,314,086,570 961,988,029,182

53 CTRA 1,709,491,785,185 117,142,571,066 11,980,994,635,260 5,077,062,064,784

54 CTRP 53,793,531,842 67,491,860,289 3,813,000,000,000 1,447,736,761,478

55 CTRS 488,183,183,290 40,764,183,843 4,254,559,393,100 1,261,563,139,632

56 DART 241,451,997,000 111,413,903,000 1,397,918,978,090 829,383,362,000

57 DILD 403,749,214,301 82,029,491,509 3,265,244,068,275 1,510,005,415,515

58 DUTI 854,167,951,046 1,763,528,824 8,278,750,000,000 1,604,535,230,345

59 EMDE 47,551,812,583 15,440,862,613 469,000,000,000 225,134,645,500

60 GMTD 107,122,701,371 - 842,765,400,000 301,085,455,287

61 GWSA 154,311,440,690 917,944,670 1,240,320,840,000 91,916,072,166

62 KIJA 204,165,205,511 268,994,918,720 3,883,424,611,299 2,739,598,333,777

63 LAMI 62,255,431,000 726,527,000 203,269,986,000 123,722,737,000

64 LPKR 1,924,830,226,980 6,920,410,262 21,000,697,553,290 6,666,214,436,739

65 MDLN 2,548,597,657,571 129,784,915,355 4,887,896,255,580 1,843,944,981,934

66 MTSM 576,534,902 178,331,250 160,665,120,000 39,096,387,619

67 OM-RE (871,290,730) 3,999,960,215 593,300,000,000 252,660,725,868

68 PUDP 29,360,040,592 - 158,188,800,000 95,023,976,613

69 RBMS (12,956,782,026) - 29,731,747,500 20,544,931,500

70 RDTX 231,714,185,291 5,742,138,845 1,317,120,000,000 418,118,999,949

71 SCBD 1,903,572,424,000 20,304,775,000 8,969,648,400,000 2,730,844,761,000

72 SMDM 42,353,329,000 17,739,505,000 486,758,100,174 329,307,227,000

73 APLN 938,383,823,000 609,475,500,000 6,867,801,500,000 5,296,565,860,000

74 BAPA 7,114,955,023 4,794,944,724 34,412,795,040 45,807,294,711

75 BKDP 7,031,603,218 17,380,911,578 716,872,180,696 712,472,394,627

76 BKSL 39,131,685,797 106,541,110,580 3,265,278,121,040 712,472,394,627

77 CTRA 2,147,691,611,489 333,968,474,419 18,957,269,992,500 6,340,241,949,996

98

78 CTRP 508,307,396,462 213,196,896,770 5,196,750,000,000 1,662,474,689,613

2

0

1

4

79 CTRS 676,006,187,585 41,360,486,459 4,254,559,393,100 1,713,275,574,259

80 DART 495,034,985,000 74,681,144,000 2,136,145,854,160 1,287,984,466,000

81 DILD 436,255,218,284 98,745,885,026 6,737,805,220,250 1,827,944,369,891

82 DUTI 700,022,763,429 35,540,884,188 9,028,000,000,000 1,543,419,395,688

83 EMDE 45,095,563,191 13,677,239,905 458,950,000,000 311,279,776,496

84 GMTD 120,729,269,765 - 619,381,800,000 316,638,970,381

85 GWSA 577,116,640,025 5,155,212,556 1,357,332,240,000 176,000,943,214

86 KIJA 498,442,557,901 296,076,622,568 5,969,407,327,125 2,799,065,226,163

87 LAMI 39,251,761,000 1,070,280,000 319,260,204,000 130,470,990,000

88 LPKR 3,323,959,216,205 186,911,542,367 23,539,243,411,380 11,655,041,747,007

89 MDLN 714,210,615,235 312,234,703,159 6,517,195,007,440 2,839,771,320,340

90 MTSM (10,885,292) - 160,665,120,000 20,978,438,075

91 OM-RE 109,787,785,623 3,331,159,670 593,300,000,000 247,295,677,198

92 PUDP 16,478,685,771 1,398,397,913 145,335,960,000 84,604,863,931

93 RBMS 3,006,840,129 - 28,751,580,000 49,251,127,287

94 RDTX 223,052,775,806 6,835,424,112 1,411,200,000,000 431,414,723,990

95 SCBD 170,846,140,000 14,477,771,000 6,644,184,000,000 963,242,156,000

96 SMDM 44,324,648,000 21,238,228,000 591,745,141,388 416,618,692,000

97 APLN 1,138,920,945,000 680,659,937,000 6,847,300,600,000 5,971,581,977,000

2

0

1

5

98 BAPA 1,331,784,437 5,147,589,962 33,089,226,000 24,144,133,759

99 BKDP (28,227,002,713) 15,945,128,087 658,352,002,680 559,801,139,534

100 BKSL 62,046,220,824 164,701,981,701 2,003,122,539,580 559,801,139,534

101 CTRA 2,164,680,750,172 486,804,655,851 22,382,763,362,020 7,514,286,638,929

102 CTRP 496,773,166,342 305,671,059,276 2,565,062,864,080 2,459,675,821,233

103 CTRS 759,093,872,257 43,388,936,632 4,490,222,793,280 1,909,462,720,294

104 DART 240,176,803,000 69,861,795,000 1,319,384,204,040 842,706,924,000

105 DILD 419,044,195,464 89,669,419,835 5,068,902,696,465 2,200,900,470,208

106 DUTI 671,879,833,281 11,831,375,830 11,840,000,000,000 1,686,812,400,465

107 EMDE 61,268,278,934 29,700,388,312 482,400,000,000 325,313,686,454

108 GMTD 119,428,639,360 3,480,618,602 761,535,000,000 319,045,292,945

109 GWSA 1,269,114,136,974 23,526,698,951 959,493,480,000 83,739,395,532

110 KIJA 345,057,155,483 348,056,434,220 5,103,558,135,195 3,139,920,233,816

111 LAMI 154,122,174,000 952,312,000 321,557,040,000 255,927,315,000

112 LPKR 1,284,829,851,140 260,700,642,181 23,885,408,755,665 8,910,177,991,351

113 MDLN 960,109,200,223 429,899,386,036 5,852,942,439,374 2,962,460,902,526

114 MTSM (2,311,376,746) - 40,049,856,000 23,587,785,199

115 OM-RE (22,135,914,169) 2,295,769,749 523,500,000,000 262,234,886,917

116 PUDP 31,357,352,486 1,119,476,729 138,415,200,000 136,479,911,542

99

117 RBMS (3,085,638,160) - 20,583,517,500 16,970,149,091

118 RDTX 256,034,229,303 - 1,612,800,000,000 422,254,497,423

119 SCBD 202,116,656,000 47,407,269,000 5,630,945,940,000 1,014,197,322,000

120 SMDM 76,608,458,000 33,058,246,000 453,353,132,515 577,756,249,000

100

Lampiran 3

Hasil Perhitungan Variabel

Konservatisme Akuntansi

No Nama 2011 2012 2013 2014 2015

1 APLN -0.07011 0.056964 0.065251 0.029498 0.031443

2 BAPA 0.003328 0.007592 -0.05699 -0.06094 -0.0107

3 BKDP 0.017904 0.053268 0.100132 0.09759 0.150595

4 BKSL -0.10395 0.045241 -0.04885 0.003517 -0.00641

5 CTRA 0.088634 0.107182 0.123462 0.053787 0.038532

6 CTRP 0.124056 0.101746 0.075669 0.085678 0.10274

7 CTRS 0.069372 0.129442 0.077065 -0.03103 -0.02156

8 DART 0.07205 0.090852 0.04695 0.040357 0.014532

9 DILD -0.01263 0.050307 0.034911 -0.08782 -0.1041

10 DUTI 0.090751 0.087867 0.022408 0.051934 0.074497

11 EMDE -0.03522 0.029083 0.092023 0.078809 0.09228

12 GMTD 0.093418 0.221363 -0.41782 -0.04635 -0.14192

13 GWSA -0.1197 -0.11833 -0.04305 -0.15409 -0.19635

14 KIJA 0.072939 0.085414 0.153726 0.051687 0.070751

15 LAMI 0.201614 0.230262 0.248073 0.263954 0.091961

16 LPKR 0.033448 0.048275 -0.06747 -0.01018 -0.0307

17 MDLN 0.076654 -0.04421 -0.27117 -0.03398 -0.01795

18 MTSM 0.311162 0.244375 0.347235 0.242178 0.317132

19 OM-RE 0.289913 0.359265 0.432162 0.253283 0.447003

20 PUDP 0.301317 0.205787 0.218278 0.169724 0.175762

21 RBMS 0.118022 0.012887 0.268104 -0.05243 0.026314

22 RDTX 0.322809 0.341229 0.308835 0.210524 0.186906

23 SCBD 0.224984 0.268666 0.098324 0.179308 0.277626

24 SMDM 0.011756 -0.00634 0.053032 -0.03247 -0.02162

101

Debt Covenant

No Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 APLN 0.53581 0.582189 0.63501 0.644107 0.630579

2 BAPA 0.454326 0.45017 0.473344 0.43495 0.425691

3 BKDP 0.274763 0.27797 0.296849 0.275924 0.276055

4 BKSL 0.13153 0.217383 0.350474 0.374295 0.412365

5 CTRA 0.336441 0.435497 0.512154 0.504967 0.503014

6 CTRP 0.164018 0.327807 0.403206 0.449209 0.467007

7 CTRS 0.447739 0.499892 0.568608 0.50807 0.476785

8 DART 0.45334 0.339015 0.385741 0.364642 0.402703

9 DILD 0.332561 0.351429 0.455803 0.503922 0.536298

10 DUTI 0.313058 0.217913 0.189759 0.231202 0.242249

11 EMDE 0.409285 0.4089 0.406838 0.489392 0.448235

12 GMTD 0.644 0.740222 0.690677 0.562341 0.564944

13 GWSA 0.299696 0.204567 0.056025 0.063774 0.078811

14 KIJA 0.374401 0.43833 0.494649 0.454138 0.488973

15 LAMI 0.520738 0.482357 0.412998 0.370124 0.138919

16 LPKR 0.484696 0.538784 0.547454 0.534535 0.542261

17 MDLN 0.529553 0.515232 0.511371 0.486176 0.528348

18 MTSM 0.208723 0.19565 0.158543 0.120529 0.125747

19 OM-RE 0.319596 0.299513 0.35617 0.225592 0.207078

20 PUDP 0.293602 0.295556 0.248865 0.288185 0.30446

21 RBMS 0.076975 0.071576 0.197487 0.143571 0.077063

22 RDTX 0.23461 0.210884 0.260306 0.177497 0.150945

23 SCBD 0.250992 0.253548 0.226332 0.291963 0.319913

24 SMDM 0.162491 0.198393 0.273235 0.30056 0.222676

102

Financial Distress

No Nama

Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 APLN 1.366371 1.170136 0.883753 0.873080 0.870301

2 BAPA 1.576689 1.295756 1.125895 1.133539 0.914269

3 BKDP 1.425845 1.602157 1.927984 2.173963 1.858354

4 BKSL 5.365310 2.303856 1.051969 0.654850 0.437451

5 CTRA 1.469781 1.396259 1.179486 1.466277 1.555600

6 CTRP 2.260980 1.433160 0.931302 1.174570 0.915412

7 CTRS 1.350991 1.685450 1.354760 1.579430 1.627526

8 DART 0.475609 1.167963 0.960740 1.339963 0.730446

9 DILD 1.012203 1.045494 0.819125 1.147695 0.821817

10 DUTI 1.861720 2.762411 3.576638 3.073119 3.331256

11 EMDE 0.969409 0.936794 1.207406 0.978435 1.113305

12 GMTD 1.099701 0.849136 1.057718 1.233131 1.345773

13 GWSA 2.158196 3.219420 2.839302 2.755102 2.064121

14 KIJA 1.601073 1.433793 1.281353 1.738233 1.529594

15 LAMI 1.283169 1.027681 1.175287 1.364063 3.352353

16 LPKR 1.718055 1.759072 1.485723 1.698635 1.422852

17 MDLN 0.460327 1.213866 1.661093 1.394641 1.174074

18 MTSM 3.634656 4.436553 5.487991 7.007037 2.357731

19 OM-RE 1.416871 1.377418 0.850159 1.993876 1.418712

20 PUDP 1.514471 1.510685 1.694731 1.347090 1.423253

21 RBMS 1.071447 2.417001 0.457888 1.212935 0.806565

22 RDTX 2.315631 2.731009 2.548612 3.344746 3.780242

23 SCBD 1.076096 1.590186 4.949896 2.295256 1.899014

24 SMDM 0.719505 0.982213 0.581233 0.592655 0.726504

103

Risiko Litigasi

No Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 APLN 1.1542920 1.3934277 1.7398041 1.8098359 1.7069405

2 BAPA 0.8325975 0.8187453 0.8987742 0.7697548 0.7412226

3 BKDP 0.3788596 0.3849844 0.4221701 0.3810700 0.3813207

4 BKSL 0.1514509 0.2777637 0.5395835 0.5981978 0.7017366

5 CTRA 0.5070240 0.7714708 1.0498273 1.0200679 1.0121282

6 CTRP 0.1961987 0.4876675 0.6756189 0.8155708 0.8761964

7 CTRS 0.8107395 0.9995667 1.3180763 1.0328111 0.9112589

8 DART 0.8292892 0.5128929 0.6279771 0.5739156 0.6742086

9 DILD 0.4982644 0.5418504 0.8375703 1.0158114 1.1565587

10 DUTI 0.4557269 0.2786304 0.2342006 0.3007318 0.3196947

11 EMDE 0.6928651 0.6917604 0.6858791 0.9584513 0.8123642

12 GMTD 1.8089916 2.8494378 2.2328632 1.2848848 1.2985539

13 GWSA 0.4279508 0.2571767 0.0593499 0.0681187 0.0855538

14 KIJA 0.5984673 0.7804034 0.9788233 0.8319663 0.9568452

15 LAMI 1.0865394 0.9318337 0.7035710 0.5876140 0.1613308

16 LPKR 0.9406033 1.1681835 1.2097209 1.1483879 1.1846526

17 MDLN 1.1256398 1.0628443 1.0465445 0.9461905 1.1202051

18 MTSM 0.2637793 0.2432402 0.1884148 0.1370476 0.1438339

19 OM-RE 0.4697143 0.4275783 0.5532042 0.2913086 0.2611580

20 PUDP 0.4156335 0.4195593 0.3313185 0.4048598 0.4377316

21 RBMS 0.0833945 0.0770940 0.2460864 0.1676398 0.0834976

22 RDTX 0.3065228 0.2672402 0.3519113 0.2158015 0.1777805

23 SCBD 0.3350989 0.3396711 0.2925440 0.4123559 0.4728897

24 SMDM 0.1940163 0.2474939 0.3759605 0.4297158 0.2864644

104

Growth Opportunities

No Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 APLN 1.426082 1.194747 0.613647 0.814726 0.754717

2 BAPA 1.190508 1.051603 0.472196 0.345698 0.32784

3 BKDB 1.187863 0.990662 0.984351 1.193993 1.149443

4 BKSL 1.810886 1.232042 0.71231 0.522537 0.305833

5 CTRA 1.070887 1.430612 1.213056 1.626893 1.715125

6 CTRP 0.835467 1.017622 0.834728 1.064745 0.489874

7 CTRS 0.883357 2.01051 1.709071 1.41277 1.229345

8 DART 0.609112 0.84133 0.477258 0.657398 0.384839

9 DILD 0.695786 0.878921 0.79616 1.507838 1.062478

10 DUTI 0.934348 1.094416 1.367123 1.444265 1.73326

11 EMDE 0.985606 0.895143 0.842457 0.762355 0.730982

12 GMTD 0.386386 0.286444 2.083274 0.928472 1.373974

13 GWSA 1.276508 1.039845 0.280235 0.271446 0.153055

14 KIJA 1.075251 0.996976 0.930598 1.285208 1.025273

15 LAMI 0.910757 0.796416 0.565874 0.802908 0.583018

16 LPKR 1.618795 2.011986 1.482214 1.335876 1.262658

17 MDLN 0.617356 1.717233 1.046363 1.224396 0.966238

18 MTSM 1.770334 1.909764 1.945757 1.977338 0.519554

19 OM-RE 0.920635 1.07815 1.121883 0.940675 0.805414

20 PUDP 0.540914 0.605274 0.574581 0.507866 0.446278

21 RBMS 0.229145 0.329315 0.232911 0.215206 0.122362

22 RDTX 0.876124 0.987014 1.148955 1.044027 1.014617

23 SCBD 0.637544 1.037939 2.088507 1.684505 1.489962

24 SMDM 0.253341 0.36195 0.227013 0.268045 0.184881

105

Lampiran 4

Hasil Output SPSS

1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Konservatisme 120 -.41782 .44700 .0791690 .13977662

Debt Covenant 120 .05602 .74022 .3607367 .15497240

Financial Distress 120 .43745 7.00704 1.6890872 1.08093256

Risiko Litigasi 120 .05935 2.84944 .6713351 .47239440

Growth Opportunities 120 .12236 2.08851 .9663303 .48844131

Valid N (listwise) 120

2. Uji Normalitas

Uji Normalitas: Histogram

106

Uji Normalitas : P-Plot

Uji Normalitas: Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 120

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .13387107

Most Extreme Differences Absolute .072

Positive .058

Negative -.072

Test Statistic .072

Asymp. Sig. (2-tailed) .197c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

107

3. Uji Multikolonieritas

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Debt Covenant .427 2.340

Financial Distress .327 3.062

Risiko Litigasi .969 1.032

Growth Opportunities .424 2.359

a. Dependent Variable: Konservatisme

4. Uji Autokorelasi

Hasil Uji Autokorelasi: Run Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.00590

Cases < Test Value 60

Cases >= Test Value 60

Total Cases 120

Number of Runs 65

Z .733

Asymp. Sig. (2-tailed) .463

a. Median

108

5. Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot

Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .125 .037 3.397 .001

Debt Covenant -.085 .078 -.151 -1.086 .280

Financial Distress .008 .013 .095 .598 .551

RLX .006 .021 .024 .262 .794

Growth Opportunities -.010 .025 -.056 -.398 .692

a. Dependent Variable: Absur

109

6. Uji Koefisien Determinasi

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .288a .083 .051 .13617937

a. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant,

Financial Distress

b. Dependent Variable: Konservatisme

7. Uji Hipotesis

Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .159 .058 2.743 .007

Debt Covenant -.247 .123 -.274 -2.003 .048

Financial Distress .004 .020 .030 .192 .848

Risiko Litigasi -.013 .034 -.034 -.377 .707

Growth Opportunities .011 .039 .040 .292 .771

a. Dependent Variable: Konservatisme

Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .192 4 .048 2.592 .040b

Residual 2.133 115 .019

Total 2.325 119

a. Dependent Variable: Konservatisme

b. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant,

Financial Distress