financial distress pada perusahaan industri foodand...

8
. 4 . J .$. I Pengaruh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabel Makro terhadap Financial Distress pada Perusahaan Industri FoodAnd Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ;.;. -; ., . . Abstract: The purpose offinancial management is to give profit andprosperity to stockholders. Therefore, -r\ thefirm managers in running their business try to yield in maximumprofit. To reach such goal, the company is frequently faced with any obstacles probably emerged from the business activities, in relation with "4 internal affair like financial condition, management capacity or the external one, such as the macro economy 'ii: condition like inflation, rate of interest, currency value, gross national income and the others, that make . . the company in position offinancial distress. This study used micro variables (consisting of Equity, Handed profit, operational profit, working capital), and such macro variables as (Interest, Inflation, and Curren- cies) as independent variable andfinancial distress as the dependent ones. The population was all Food and Beverages industries that already go public at Jakarta Stock Exchange according to Indonesian Capital Market Directory (ICMD) in 2005 in amount of20 companies. ~am~les,deiirmined in purposively so that the samples were 19 industries. The analysis tool applied was Logit R&ssion (logistic regression) in order to know the predictive strength on the variables: equity, handed profit, operotion profit, working capital, rate of interest, currencies value and inflation toward the probability offinancial distress emer- gence of certain industry. The result indicated that these variables, exceptfor working capital, didn't give effect on the emergence offinancial distress. On the basis ofthe result, industry should give attention to working capital in order for getting more and more p r o f a so that it can get rid offinancial distress. Keywords: equity, handed profit, working capital, interest, currencies and inflation,financial distress Tujuan manajemen keuangan yaitu memberikan kemakmuran kepada pemegang saham. Oleh karena itu, manajer perusahaan di dalarn menjalankan perusa- haan berusaha untuk menghasilkan maksirnum keuntungan (laba). Untuk mencapai tujuan tersebut tidak Sarang perusahaan dihadapkan pada kendala- kendala yang mungkin timbul dari kegiatan tersebut, baik yang menyangkut internal perusahaan yaitu kondisi keuangan perusahaan, kemampuan manaje- men maupun kondisi ekternal perusahaan yaitu keada- an makro ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar mata uang asing, pendapatan bruto nasional dan sebagainya yang menyebabkan perusahaan ber- ada pada keadaan kesulitan keuangan financial dis- tress). Financial distress adalah suatu keadaan di mana perusahaan tidak mampu menanggulangi kegagalan usaha yang disebabkan oleh faktor ekonomi dan . keuangan (Bringham and Ehrhard, 2005:8 14). Finan- cial distress adalah keadaan dimana arus kas operasi suatu perusahaan tidak mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, misalnya kewa- j iban dagang dan biaya bunga (Ayabei, 2002). Financial distress mendorong perusahaan untuk membatalkan semua kontraknya atau melakukan rekonstruksi keuangannnya baik kepada kreditor mau- pun para pemegang sahamnya. Keadaan Financial distress dapat dihindari oleh perusahaan apabila perusahaan memiliki arus kan yang memadai. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya likuidasi atau kebangkrutan (Platt dan Platt, 2002). Kondisi tersebut biasanya ditandai dengan penundwn pengiriman, penurunan kualitas produk, Djumahir, Fakultaq Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, JI. MT Hatyono Malang . - , :. '. ... C i:. . .

Upload: doandat

Post on 12-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

. 4 . J . $ . I

Pengaruh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabel Makro terhadap Financial Distress pada Perusahaan Industri FoodAnd Beverages yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta ;.;. -; ., . .

Abstract: The purpose offinancial management is to give profit andprosperity to stockholders. Therefore, -r\ the firm managers in running their business try to yield in maximum profit. To reach such goal, the company

is frequently faced with any obstacles probably emerged from the business activities, in relation with "4 internal affair like financial condition, management capacity or the external one, such as the macro economy

'ii: condition like inflation, rate of interest, currency value, gross national income and the others, that make . . the company in position offinancial distress. This study used micro variables (consisting of Equity, Handed

profit, operational profit, working capital), and such macro variables as (Interest, Inflation, and Curren- cies) as independent variable andfinancial distress as the dependent ones. The population was all Food and Beverages industries that already go public at Jakarta Stock Exchange according to Indonesian Capital Market Directory (ICMD) in 2005 in amount of20 companies. ~am~les,deiirmined in purposively so that the samples were 19 industries. The analysis tool applied was Logit R&ssion (logistic regression) in order to know the predictive strength on the variables: equity, handed profit, operotion profit, working capital, rate of interest, currencies value and inflation toward the probability offinancial distress emer- gence of certain industry. The result indicated that these variables, except for working capital, didn't give effect on the emergence offinancial distress. On the basis ofthe result, industry should give attention to working capital in order for getting more and more profa so that it can get rid offinancial distress.

Keywords: equity, handed profit, working capital, interest, currencies and inflation, financial distress

Tujuan manajemen keuangan yaitu memberikan kemakmuran kepada pemegang saham. Oleh karena itu, manajer perusahaan di dalarn menjalankan perusa- haan berusaha untuk menghasilkan maksirnum keuntungan (laba). Untuk mencapai tujuan tersebut tidak Sarang perusahaan dihadapkan pada kendala- kendala yang mungkin timbul dari kegiatan tersebut, baik yang menyangkut internal perusahaan yaitu kondisi keuangan perusahaan, kemampuan manaje- men maupun kondisi ekternal perusahaan yaitu keada- an makro ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar mata uang asing, pendapatan bruto nasional dan sebagainya yang menyebabkan perusahaan ber- ada pada keadaan kesulitan keuangan financial dis- tress).

Financial distress adalah suatu keadaan di mana perusahaan tidak mampu menanggulangi kegagalan

usaha yang disebabkan oleh faktor ekonomi dan . keuangan (Bringham and Ehrhard, 2005:8 14). Finan- cial distress adalah keadaan dimana arus kas operasi suatu perusahaan tidak mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, misalnya kewa- j iban dagang dan biaya bunga (Ayabei, 2002).

Financial distress mendorong perusahaan untuk membatalkan semua kontraknya atau melakukan rekonstruksi keuangannnya baik kepada kreditor mau- pun para pemegang sahamnya. Keadaan Financial distress dapat dihindari oleh perusahaan apabila perusahaan memiliki arus kan yang memadai.

Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya likuidasi atau kebangkrutan (Platt dan Platt, 2002). Kondisi tersebut biasanya ditandai dengan penundwn pengiriman, penurunan kualitas produk,

Djumahir, Fakultaq Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, JI. MT Hatyono Malang . - , :. '. ... C

i:. . .

I Djqmahir? Pengaruh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabef M a h tehadap Financial Distress 485

I penundaan pembayaran tagihan pada kreditor. Kondisi

i tersebut apabila diketahui lebih dini maka perusahaan tidak akan sampai pada keadaan likuidasi atau kebangkrutan.

! Kecepatan dampak risis moneter akan menim- bulkan masalah dalam ekonomi. Permasalah tersebut memunculkan beberapa pertanyaan: yaitu ( I ) menga-

1 pa krisis tersebut mempunyai dampak terhadap kondisi ekonomi khususnya pada perusahaan, (2) apa yang / menyebabkan terjadinya kegiatan spekulasi dalam kegiatan ekonomi. Ini merupakan pemikiran tersendiri oleh pada ahli ekonomi. Beberapa penyebab krisis telah diusulkan berkisar antara financil distress (Rachel dan Sachs (1998)).

Krisis tentunya akan memberikan peluang bagi yang berminat dalam penelitian dibidang lainnya. Krisis pada akhir tahun 1997 yang terjadi di Asia termasuk Indonesia mempunyai dampak terhadap semua sec- tor, terutama pada sektor industri (manufaktur). Kon- disi makro ekonomi seperti suku bunga, tingkat inflasi serta fluktuasi nilai tukar mata uang asing sangat ber- pengaruh terhadap operasi perusahaan. Khusus untuk perusahaan Food and Beverages merupakan perusa- haan industri yang bersi fat non sycle, artinya perusa- haan dalam sektor ini lebih stabil dibandingkan dengan industri yang lain. Walaupun terjadi krisis ekonomi kelancaran produksi industri Food and Berages ma- sih terjamin, karena hasil produk perusahaan tersebut merupakan kebutuhan pokok (makanan dan minum- an). Oleh karena itu, banyak perusahaan yang ingin memasuki sektor ini, sehingga persaingan semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat mendorong perusphaan untuk melakukan efisiensi sehingga kondisi keuangan perusahaan lebih baikdan agar tidak mengarah pada kondisi financial distress.

Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya dabat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1)Apa- kah Variabel-variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan Variahel- variabel makro yang terdiri dari suku bunga, nilai t u h dan inflasi secara simultan dapat memprediksi$nan- cia1 distress perusahaan industri food and bever- ages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta; dan (2) Apakah Variabel-variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, nilai tukar dan inflasi secara parsial dapat memprediksi financial distress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1 3 Untuk menguji Variabel-variabel keuangan yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan Variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, nilai tukar dan inflasi secara simul- tan dalarn memprediksifinancial distress perusahaan industri food and beverages yang tetdaftar di Bursa Efek ~akarta; dan (2) Untuk menguji Variabel-variabel keuangan yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan Variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, nilai tukar dan inflasi secara parsial dalam memprediksi financial distress peru- sahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Model prediksi kebangkrutan yang dipelopori oleah Beaver's (1996) dengan univariate test dan Altman (1 983) dengan multivariate discriminant analysis. Dua artikel tersebut menyatakan bahwa variabel keuangan dapat,&&nakan u k memprediksi kebangkrutan perusah'aanaan Sejak itulah "h, m a prediksi terhadap kebangkrutan perusahan menjadi topik dan banyak diminati dan dikembangkan oleh para peneliti yang meliputi tiga ha1 yaitu: eknik statistik, definisi kebangkutan dan pengembangan dari variabel-variabel y'iGg digunakan untuk rnemprediksi kebangkrutan. Seperti misalnya, Ohlson (1980) dengan mengguna- kan analisis logit dan probit untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Pada sisi lain pengembangan defisini dari kebangkrutan. Sebagai contoh dalam sebuah modal perusahaan digolongkan dalarn dua kategori yaitu perusahaan yang masih eksis (survive) dan perusa- haan mengalami kebangkrutan. Gilbert, Krishnagopal dan Schwartz (1 990) menemukan perbedaan variabel keuangan yang membedakan perusahaan dalam dua kategori yaitu bankcupt dan non banckrupt dan probabilitas klasifikasi dapat digunakan dengan teknik multinominaI logit. Misalnya Harmon, dan Gramlich (1994) tnembagi perusahaan kedalam tiga kategori yaitu dalam kondisi: turnarounds, business failures, dan survivors.

PREDIKSI KEBANGKRUTAN BANK Peneliti lain melakukan penelitian untuk mempre-

diksi bank yang mengalami krisis. Demirguc-Kunt dan Detragiache (1 997), Eichengrees dan Rose (1 998), melakukan penelitian pada saat krisis di Eropa (Finlan- dia, Swedia), ArnerikaLatin (Meksiko, Argentina) dan Asia (Thailan dan Indonesia). Kaminsky dan Reinhart

486 J U M A L A P M S I MANAJEMEN, VOLUME 5, NOMOR 3, DESEMBER 2007 . .

(1996), dengan sampel analisis 20 perusahaan, hasil Kerangka Pikir Penelitian laporan penting adalah adanya faktor ekonomi makro Berdasarkan kajian teori dan penelitian dalam sebagai penyebab krisis tersebut. Hasil yang dapat dibangun kerangka pikir penelitian didapat adalah harga pasar, perubahan nilai tukar berikut (Gam bar I ). sebagai penentu dalam kebangkrutan bank. ' - n. ,: . . a , . . :.. i

. . . . . . . , . . . . . .._ . , " . I

.: . . .

Kegiatan Operasional Perusahaan lndustri Food and Beverage

' I .

. . . . . .

. . 2:.- .. : ,

Probabilitas Mengalami

Kesulitan Keuangan dan probabilitas

Tidak Mengalami Kesulitan Keuangan . ,

, , ./*.,.!(Y) . : 2 .:; {. ! , .A. J

8.1 . * .

Masalah Keuangan

. .,. . . . . . . . , . .

-& . . ' .

Faktor Internal .,<. . ;, Faktor Eksternal (Variabel Mikro) ..: . 1 .Ekuitas(X,) .. .. . , .. 2.LabaDitahan(X2) : F . ,

3.Laba Operasi(X3) I , . ! .

4.Modal Kerja(X4)

(Variabel Makro)

1 .Suku Bunga(X5) 2.Nilai Tukar(X6) .. d*. 3. lnflasi(X7)

, > > . .,,. ' I ' , I I - ? >.A

v . . . .- .c . . , *I :?

i .

.. . I ,.,

.. ,;..,...

. .( .....,

a , . , . .

. , . . .

,,.:. ,,..>.,. .;-. I ;*

' . , . . I . . ..., a -r,'lQ , , . : a , ; , ) :-q

I-., t:, . . .till . . ,~,d :. . : ' 21

, .. ' ,:I . ~ ,

. , , D . ,.: ', ,. L,,.

* . .!

' I t !

. . ,

Logistik Regresi : . ,;.'.:I' \.,<.* . . <J.,

Y(1-p)= a +blX, + b2X2 + b3X3 + b4X4 f b5X5 + b6X6 + b7X7 + e . .:' , l i.,

I .' . ' . ! .....: .:. ' 1 .c + . , . . ' , -

. . , . ., _ ____-_ Non I .._. Financial . _ _ Distress Financial Disress 'L . ~. - . .,c! :L: :. . . . . . . : . . . . . . . .a:..

,- . .!.

, .i I . . . . ,!:,kk!.;:,; <;;: . , . . . , . . - I . ,

. . . . . . . . -.. : ,4 iG' ,:'. , f . ,.*.! . , ! . . . . * ( . .: . , 6 . ..:. k!;, ;

... , .... + ,+,.. >...:.:!* ,.:fib

' . : * . . ' 1 . - ' , . . . . . .--. . . ,' - ' . . . . ' 4-, p-&;)wL$l;.;; ;.: , : v a : :. .: .. L . . - !, . ' .: I . , - . . I . . .- .

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian . . ' r , . *: ..; . " , . , . . . , P * .

. - . , . . , . n . . , - , ;: ! , r , r y ~ y ; ~ ~ . ~ . - ~ ~ ~ : - ~ , i ~ ; , ~ ~ i - . , , . .- /; . -4 -:. . . . . . . . . I ..

, , . . ' 8 . ,,,h; i : . . < , 21: ,: -:;.; :. k! . . . . . . . . f / . . . . , . , .

. , - . ., ': ., ' .-'. ' .rras. ;. - .

6 , . !L. 2 . . ., .-..,I qu, 5.,;4:. >;, J .

8 . . . !: . . . . , - , ,, .

. !:,. . K e s i m p u l a n . . . . I . . . . . . - . . . . L .J : -, :. .! !! .

. . . : . . . . . . . . . . . : ., l . , I

Djumahh: Pengaruh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabel M&o terhadap Financial Distress 487

Berdasarkan perumusan fnasalah, tujuan peneli- Perusahaan industri Food and Beverage terdaf- tian, tinjauan pustaka serta penelitian terdahulu maka tar pada Bursa Efek Jakrta sejak tahun 2002. dapat dikembangkan model hipotesis penelitian Mempunyai laporan tahunan lengkap dari tahun sebagai berikut (Gambar 2). 2003-2005.

' \ .: a ,

Gambar 2 Model Hipotesis

. . ~ ~ / ~ , - , - - ; :,;,* ;:., . , . t . .

Dari model hipotesis tersebut di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: .

.. I ')

,. . . Hipotesis Pertama a ' ' - ' ' ' , '

;s:* 9 , : , . I: 3 , : . ..

, , , . . . . . . . , .

I I I I I 1

Variabel mikro yang terdiri dari Ekuitas, Laba Ditahan, Laba Operasi, Modal kerja, dan variabel makro yang terdiri dari Suku Bunga, Inflasi, Nilai Tukar secara simultan dapat memprediksi Financial Dis- tress pada perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,

s.;t],3 :2:

3.Laba Operasi(X3) I : ,

4.Modal Kerja(X3 I 1 . a~;Ml-+ H; Financial Distress A

. . ' . L ; : a . . t

1 I j $. ?3l;.rr2f , (Y) . t ,

a , . .'. , . ' >,;. . . . .. .

' , I # I , ., .

I (Variabel Makro) I 1 I " I I

A. .

I

I I I

Hipotesis Kedua

Variabel mikro yang terdiri dari Ekuitas, Laba Ditahan, Laba Operasi, Modal kerja, dan variabel makro yang terdiri dari Suku Bunga, Inflasi, Nilai Tukar secara parsial dapat memprediksi Financial Distress pada perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri Food and Beverage yang go public di Bursa Efek Jakarta sesuai dengan Indone- sian Capifal Market Directory (ZCMD) tahun 2005 sebanyak 20 perusahaan. i t , , ..

Sampel diambil dengan menkunakan purposive sampling, yaitu sampel dimbil sesuai dengan syarat yang diajukan dalam peneiitjan yaitu: F--* . q 4 L

Faktor Internal (Variabel Mikro) 1 .Ekuitas(X,) 2.LabaD&han(Xz)

Berdasarkm syarat tersebut diatas, perusahaan yaw menjadi sampel sebanyak 19 perusahaan.

Data dalarn penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan tahun yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun tahun 2003- 2005 sesuai dengan Indonesian Capital Market Directory. Dan dari laporan Bank Indonesia untuk faktor eksternal seperti suku bunga, nilai tukar dm inflasi.

< . - , s

I

I I

I I ... ..uu.~x,r Hi I '

Alat Analisis Penelitian ini menggunakan alat analisis Logit

Regression (regresi logistik) untuk mengetahui ke- kuatan prediksi dari variabel-variabel: ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja, suku bunga, nilai tukar dan inflasi terhadap probabilitas (kemungikinan) terjadinyafinancial distress suatu perusahaan. Model logit regression (Gujarati, 2003): Y, = a +pX, +pl . ,

Dimana: Y I = Financial Distress XI = Variabel babas (I) , . p = Kesalahan. Model regresi logistik dalarn penelitian ini adalah: Y(l-p)=a+b,X, + b,X,+ b,X, + b4X4+ b,X, + b,X, + b,X, + e

488 JURNAL APLIUSI MANAJEMEN, VOLUME 5, NOMOR 3, DESEMBER 2007

Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan model regresi logistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menilai Model Fit Analisis data untuk menilai model fit adalah: H , : Model yang dihipotesiskan fit dengan data. H , : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.

Hosmer and Lemeshow k Goodness of Fit Test menguji hipotesis no1 bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Dengan ketentuan: - Jika nilai Hosmer and Lemeshow b Good-

ness of Fit Test statistik <0,05 maka H,, ditolak. Berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness ofFit model tidak dapat memprediksi ni lai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow $ Good- ness of Fit Test statistik >0,05 maka H, diterima. Berarti tidak ada perbedaan signifi- kan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model dapat memprediksi nilai observasinya.

Analisis Nilai Nagel Karke's R Square. Nagel R square adalah modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Nilai Nagel Kaker R square diinterpretasikan seperti R pada regresi berganda, yang berarti semakin besar Wage1 kaker R square semakin besar varia- bilitas variabel terikat dapat dijelaskan oleh vatiabilitas variabel bebas. Pengujian Hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan baik secara simul-

< tan maupun secara parsial. Pada regresi logistik, pengusaha secara simultan adalah dengan melihat nilai Chi square model dibandingkan dengan Chisquare tabel dan juga melihat tingkat signifikansi atap-value-nya. Sedangkan untuk melakukan pengujian secqa parsial yaitu melihat nilai waldstatistic dan tingkat signifikansinya. Estimasi Parameter dan ~nter~re'tasi. Estimasi dilakukan dengan menggunakan MLE (Maximum Likelihood Estimation), MLE memaksimumkan nilai log Likelihood. Log Likelihoodmencerminkan bagaimana sebenar- nya probabilitas (odds) nilai variabel terikat yang

diobservasi dapat diprediksi dari nilai variabel bebas yang diobservasi. Interpretasinya ditentu- kan berdasarkan tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas dan nilai koefisien regresi serta nilai exp(B)nya yang disebut juga nilai Oddsa Ratio. Interpretasi dilihat dari probabilitas terjadi- nya kondisi variabel terikat. Probabilitas dihitung dengan rumus: P= ((Odds Ratio/(l-Odds Ratio) Garson, 2005) Di mana: P = Probabilitas terjadinya kondisi variabel terikat. Odds Ratio =Antilog koefisien regresi logistik Probabilitas terjadinya kondisi variabel terikat juga

digunakan untuk menentukan kekuatan model regresi logistik untuk memprediksi sampel berada pada kelompok yang mana. Pilihannya adalah dengan range probabilitas no1 sampai dengan satu, maka posisi sampel bisa berada,pada Y=P, atau Y =I-PI. (Gujarati, 2002).

HASIL Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini membahas tentang variabel-variabel mikro (ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja) dan sensitivitas variabel- variabel makro (suku bunga, nilai tukar dan inflasi) .

Variabel-variabel Mikro

Variabel-variabel mikro perusahaan pada peneliti- an ini terdiri dari variabel ekuitas, laba ditahan, laba operasi dan modal kerja. Rata-rata nilai variabel terse- but selama periode 2003-2005 dapat dilihat padaTabel 1.

Tabel 1 Rata-rata Nilai Variabel-variabel Mikro ~~ ~~ ~~-

Tahun Variabel 2003 2004 2005

Ekuitas 0.240 0.55 1 0.440 Laba Ditahan -0.424 0.087 0.056 Laba Operasi 0.068 -0.220 0.028 Modal Kerja 0.150 0.050 0.15 1

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat perkembang- an masing-masing variabel, yaitu ekuitas mengalami kecenderungan perkembangan sebagai akibat dari adanya tambahan emisi saham. Laba ditahan menga- lami kecenderungan penurunan yang terdapat seba- gian perusahaan yang mempunyai laba usaha negatif (rugi). Laba Operasi mengalami penurunan, penurunan

Djumahir, Pengaruh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabel Muki-o terhadap Financial Distress 489

tersebut karena adanya terdapat peningkatan biaya. dihipotesiskan fit dengan data. Hal ini dilakukan untuk Dan modal kerja pada tahun 2004 mengarnali penu- menentukan nilai hosmer and lemeshow S goodness runan, karena kenaikan utang lancar lebih tinggi diban- offit. dingkan kenaikan aktiva lacar. Hasil analsisis model fit menunjukkan nilai

-~ariabel-variabel makro perusahaan pada peneli- hosrner and lemeshow k goodness of fit sebesar tian ini terdiri dari variabel sensitivitas suku bunga, 2,354. Dengan tingkat signifikansi 0,968. Nilai signifi- inflasi dan nilai tukar. Rata-rata nilai variabel tersebut kansi tersebut di atas 0,05 sehingga hipotesis no1 yang selama periode 2003-2005 dapat dilihat pada Tabel menyatakan bahwa model fit dengan data diterima. 2 . . . . ,.. . , Oleh karena itu, maka model ini mampu memprediksi

~ a h d l 2 ldaz - rk i~ i l a i ~ariabel-variabel Makro Tahun - .- -- -~ --

Variabel 2003 2004 2005 Suku bunga -.006 .0053 -0.0 16 - Inflasi ;L , -. -.o IS 0.000 0.000 Nilai tukar ' -; - - - 0.042 -.006 1 -0.065 (Sumber: Data diolah)

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat perkembang- an masing-masing variabel, yaitu suku bunga menga- lami kecenderungan perkembangan ha1 tersebut berdampak pada naiknya beban bunga perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan laba, namun pada tahun 2005 suku bunga mengalami penurunan yang memberikan angin segar pada perusahaan untuk memperoleh laba.

Inflasi, mengalami perkembangan relatif stabil karena adanya peran pemerintah untuk menekan infla- si untuk mempertahankan daya beli masyarakat agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat te rjang- kau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan nilai tukar mengalami penurunan, penurunan tersebut karena adanya stabilitas dari suku bunga dan inflasi.

nili is is Penilaian Model Fit

nilai observasinya dan dapat d i lakuki untukanalisis selanjutnya. - :hAiy::, .. :.I

. ?- - , ,',.-: , .

Analisis Variabilitas ~ a r i a b e l ~ e b a s terhadap Variabel Terikat

Hasil analisis variabel bebas yang dapat men- jelaskan variabilitas variabel krikat ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R square (R?) sebesar 0,444. Artinya, variabel terikat dapat dg,eiaikan oleh variabel bebas sebesar 44,4% sedangkan sisanya 55,6% dijelaskan oleh variabel di luar model. ,

"Pengujian hipetesis pertama dan kedua dengan menggunakan alat analisis regresi logistic. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan hasil regresi logistik, persarnaan model logistik dapat dirumuskan sebagai berikut: Financial Distress = -1.306+1.501X, -0.494X2 - 4.348X3 -3.858X4+2.231X,+ 24.322X6-0.879X,

PEMBAHASAN Pengujian analisis model fit dilakukan untuk Dari hasil analisis logistik dapat dinyatakan bahwa

rnenguji hipotesis no1 yang menyatakan bahwa model hipotesis pmtama yang berbunyi bahwa variabel-

n~.b*aolm.,,$. . Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Logistik

Koefsien Standard Wald Variabel Regresi Error Sig ExP(B) Keterangan

Konstanta mi 1.u -1.306 0.922 2.009 0.156 0.271 Ekuitas(X1 ) %-.* 1 .501 1.824 0.678 - , . .0.410 4.4.87 Non Signifikan Laba Ditahan(X2) -0.494 0.499 0.981 ,# ... +. 0.322 0.610 Non Signifikan

-4.348 Laba Operasi(X3) 6.130 0.503 0.478 0.013 Non Signifikan Modal Kerja (X4) -3.858 2.175 3.147 0.076 0.021 Signifikan *) Suku bunga (X5) 2.23 1 3.439 0.421 '0.517 9.306 Non Signifikan Inflasi (X6) 24.322 20.44 1 1.416 0.234 36564566929 Non Signifikan Nilai tukar (X7) -0.879 2.579 0.1 16 0.733 0.415 Non Signifikan

wmylPr,fl*> 7 -

(Sumber: Dara diddr) Keterangan: *) Sgmijihpada level 10%

EC:,..

490 JURNAL APL;IKASI MANAJEMEN, VOLUME 5, NOMOR

variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, labaditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara simultan dapat memprediksifinancialdistress perusahaan industri food and beverages yang terdaf- tar di Bursa Efek Jakarta, diterima artinya variabel- variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara simultan dapat memprediksifinancialdistress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel- variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, Iaba ditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variaber makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi. d m nilai tukar secara parsial dapat memprediksifinuncial distress perusahaan industri food and beverages yang terdaf- tar di Bursa Efek Jakarta. Jika digunakan tingkat signi- fikansi 10% atau 0,10. Untuk masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

Variabel Ekuitas (XI). Variabel ekuitas dengan koefisien regresi sebesar 1,5 10 dan signifikansi pada tingkat 0,4 10 artinya variabel ekuitas secara nyata tidak dapat mem- prediksi financial distress perusahaan industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua. Variabel Laba Ditahan (X2) Variabel laba ditahan dengan koefisien regresi sebesar -0,494 dan signifikansi pada tingkat 0,322 artinya variabel laba ditahan secara nyata tidak dapat memprediksifinancial distress perusaha- an industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua.

. Variabel Laba Operasi (X3) Variabel laba operasi dengan koefisien regresi sebesar -4,348 dan signifikansi pada tingkat 0,478 artinya variabel laba operasi secara nyata tidak dapat memprediksi financial distress perusa- haan industri food and beverages yang terdrtf- tar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipo- tesis kedua. Variabel Modal kerja (X4). Variabel modal kerja dengan kaefisien regresi sebesar -3,858 dan signifikansi pada tingkat 0,076 artinya variabel modal kerja secara nyata dapat memprediksi financial distress perusahaan

3, DESEMBER 2007

industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menerima hipotesis kedua. Variabel Suku Bunga (X5) Variabel suku bunga dengan koefisien regresi sebesar 2,23 1 dan signifikansi pada tingkat 0,5 17 artinya variabel suku bunga secara nyata tidak dapat memprediksi financial distress perusa- haan industri food and beverages yang terdafiar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua. Variabel Inflasi (X6) Variabel inflasi dengan koefisien regresi sebesar 24,322 dan signifikansi pada tingkat 0,234 artinya variabel inflasi secara nyata tidak dapat mem- prediksi financial distress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kdua. Variabel Nilai Tukat (X7) Variabel nilai tukar dengan koefisien regresi sebesar -0,879 dan signifikansi pada tingkat 0,733 artinya variabel nilai tukar secara nyata tidak da- pat memprediksi financial distress perusahaan

...,X industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, maka pem-

bahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: Variabel ekuitas secara nyata tidak dapat mem-

prediksijinancial distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Hasil penelitian menunjukkan nilai buku akuitas tidak me- ngalami kenaikan yang cukup berarti (tidak ada emisis saham baru), sedangkan kenaikan aktiva relatif kecil sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap finan- cial distress perusahaan.

Variabel laba ditahan secara nyata tidak dapat memprediksiflnancial distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Rata-rata laba ditahan dibandingkan dengan total aset sebesar -9% dan perubahan laba ditahan relative kecil sehingga tidak mempunyai pengaruliterhadapflnan- cia1 distress perusahaan.

Variabel laba operasi secara nyata tidak dapat memprediksi kesulitanfinancial distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Rata-rata laba operasi dibandingkan dengan net sales sebesar -4% dan perubahan laba operasi

Djumahir, Pe~gamh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabel M a k ~ o terhadap Financial Distress 491

relatif kecil sehingga tidak mempunyai pengaruh ter- hadap financial distress perusahaan.

Variabel modal kerja secara nyata dapat mem- prediksi financial distress, sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Modal kerja merupakan modal yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan laba. Walaupun modal kerja pada tahun 2004 mengalami penurunan sedangkan penjualan tetap mengalami peningkatan ha1 ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam mengelola modal kerja cukup efisien oleh karena itu, maka modal kerja secara nyatamempunyai pengaruh terhadap financial distress perusahaan.

Variabel suku bunga yang diproxi dari sensitivitas suku bunga terhadap pendapatan saham perusahaan secara nyata tidak dapat memprediksifinancial dis- tress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Suku bunga merupakan va- riabel yang secara tidak langsung berpengaruh terha- dap financial distress dan suku bunga akan berpe- ngaruh terhadap utang sebagai akibat dari pinjaman dengan beban bunga tetap yang akhirnya akan mengu- rangi keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan rata- rata sensitivitas suku bunga sebesar 0,01 dan perubah- an suku bunga relatif kecil sehingga tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan.

Variabel inflasi yang diproxi dari sensitivitas inflasi terhadap pendapatan saham perusahaan secara nyata tidak dapat memprediksi kesulitanfinancial distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Inflasi akan berpengaruh terhadap harga barang dan akan bepengaruh terhadap kemampuan konsumen untuk membeli barang dan selanjutnya akan menurunkan omset penjualan peru- sahaan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sensi- tivitas suku bunga sebesar -0,005 ha1 ini menunjukkan tidak terdapat perubahan inflasi yang cukup berarti sehingga tidak berpengaruh terhadapfinancial dis- tress perusahdin.

Variabel nilai tukar yang diproxi dari sensitivitas nilai tukar terhadap pendapatan saham perusahaan secara nyata tidak dapat memprediksi kesulitanfinan- cia1 distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat k Niftayagasetwat (1999). Nilai tukar akan berpengaruh hanya pada perusahaan yang mengguna- kan utang &lam mata uang asing dan perusahaan

yang menggunakan bahan baku impor. Hasil peneliti- an tidak terlalu banyak perusahaan yang mengguna- kan pinjaman dalam bentuk mata uang asing dan menggunakan bahan baku impor. Rata-rata sensitivi- tas nilai sebesar -0,028 karena pada periode penelitian tidak terjadi perubahan nilai yang cukup berarti sehingga tidak berpengaruh terhadapfinancial dis- tress perusahaan.

Dari uraian tersebut di atas maka perusahaan seharusnya memperhatikan modal kerja sebagai mo- dal untuk membiayai operasi perusahaan agar dapat menyesuaikan dengan ~erkembangan penjualan peru- sahaan. Perbandingan Penjualan dengan modal kerja merupakan ukuran aktivitas perusahaan dalarn me- ngelola modal kerja (tingkat perputaran modal kerja), makin tinggi tingkat perputaran modal kerja makin baik bagi perusahaan artinya perusahaan dalam mengelola modal kerja lebih efisien. Sesuai dengan fungsinya bahwa modal be~ja merupakan modal yang digunakan membiaya<usaha untuk mendapatkan keuntungan(1aba). Oleh karena itu, hendaknya peru- sahaan memperhatikan modal kerja agar dapat diper- oleh keuntungan yang lebih besar, sehingga perusa- haan tersebut akan terhindar darifinancial distress. -../

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, laba dita- han, laba operasi, modal kerja dan variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara simultan dapat memprediksifinancial distress perusahaan.

Secara pasial variabel ekuitas, laba ditahan, laba operasi, suku bunga, inflasi dan nilai tukar masing- masing tidak berpengaruh terhadapfinancial distress perusahaan dan hanya variabel modal yang mempu- nyai pengaruh terhadap financial distress perusa- haan.

Saran

Perusahaan hendaknya memperhatikan terhadap pengelolaan modal kerja, untuklagar bagi peneliti selanjutnya hendaknya menambah variabel lain dan melakukan-penelitian dalarn kurung waktu yang lebih panjang dalam memprediksi Jinancial distress perusahaan.