pengaruh board diversity terhadap nilai perusahaan …

54
i PENGARUH BOARD DIVERSITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) Oleh: YUDA CHRISDIANTO NIM : 232012018 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 22-Feb-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH BOARD DIVERSITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PADA PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

Oleh:

YUDA CHRISDIANTO

NIM : 232012018

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

ii

iii

iv

v

vi

Halaman Moto

“The best way to predict your future is to create it”

(Abraham Lincoln)

“You‟re never a loser until you quit trying”

(Mike Ditka)

“Not all of us can do great things, but we can do small things with great love”

(Mother Teresa)

“Nothing is impossible, the word itself says „I‟M POSSIBLE”

(Audrey Hepbum)

“ First, think, second, believe, third, dream, and finally, dare”

(Walt Disney)

“Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku”

(Mazmur 23:1)

vii

ABSTRACT

This research aims to investigate the effect of board diversity distribution toward State-owned

Enterprises’ (SOE) values, where the board diversity is measured by six variables which are the

proportion of men in the board diversity, proportion of outside directors, board diversity’s

economic and business educational background, age of board diversity, board diversity’s

political background, and the number of board diversity joint meeting within one period. On the

other hand, the value of the company is measured using ROE and Tobin’s Q ratio. This research

also uses variable control which is the size of the board diversity and the size of the company.

The sample of this research is 15 State-owned Enterprises (SOE) which are listed on the

Indonesia Stock Exchange from 2012-2014. Therefore, 45 observations are found. The hypothesis

is tested using multiple linear regressions. The result of this research shows that the sex variable

has significant effect toward the values of the companies which are measured by ROE ratio.

Whereas, the other variables do not have any effect toward the companie value measured by

Tobin’s Q and ROE.

Key Words : board diversity, corporate governance, firm value, tobin’s Q, ROE.

viii

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persebaran anggota dewan (board diversity)

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan BUMN, dimana board diversity diukur dengan enam

variabel, yaitu proporsi anggota dewan berjenis kelamin pria, proporsi outside directors, latar

belakang pendidikan anggota dewan berbasis ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, latar

belakang politik anggota dewan, dan jumlah rapat gabungan anggota dewan dalam satu periode.

Sedangkan nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio ROE dan Tobin’s Q. Penelitian

juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran dewan dan ukuran perusahaan. Sampel

penelitian ini adalah 15 perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

2012-2014, sehingga ditemukan 45 pengamatan. Hipotesis diuji menggunakan regresi linear

berganda. Hasil penelitian ini menunjukan variabel jenis kelamin berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan rasio ROE. Sedangkan variabel lainnya tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q dan ROE.

Kata kunci: board diversity, corporate governance, Nilai perusahaan, Tobin’s Q, ROE.

ix

KATA PENGANTAR

Kertas kerja ini diangkat dalam judul “Pengaruh Board Diversity terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)” untuk melihat bagaimana

pengaruh persebaran anggota dewan (board diversity) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

BUMN. Adapun manfaat dari penelitian ini bagi perusahaan BUMN yaitu diharapkan dapat

memberi kontribusi dalam merekrut anggota dewan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Bagi

investor, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi.

Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Salatiga, 15 Desember 2015

Penulis

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur saya panjatkan bagi Tuhan Yesus Kristus karena rahmat-Nya saya

dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada berbagai pihak yang selama ini turut serta memberikan bimbingan,

sumbangan pemikiran, motivasi, mendoakan serta mendukung hingga tugas akhir ini selesai,

yaitu:

1. Seluruh keluarga khususnya kedua orang tua penulis, Yohanes Maryoto dan Hetty

Indrawati, serta kedua saudara tersayang, Yugo Antonius dan Yugi Stefanus.

2. Ibu Supatmi, SE., M.Ak, Akt., CA selaku dosen pembimbing, terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing, menasehati, dan membantu dengan memberi ide-ide

dalam penyelesaian tugas akhir ini.

3. Kwee, Nadia Vercellia King, yang selalu memberi semangat, pengertian, serta pengingat

saat penulis mulai malas dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Keluarga besar di Salatiga (Nyo, Nico, Oni, Paulin, Rina, Rizky, Evan, Benny, Yoga,

Kaleb, Kezia Teguh, Ratag, Yohan, Hansen, Hadi, Erwin, Yogi). Terima kasih untuk

semua kenangan yang kalian berikan, baik candaan maupun celaan yang mendekatkan

kita satu sama lain selama ini.

5. Teman seperjuangan dalam bimbingan (Rendy, Apri, Yemima). Terima kasih atas

bantuan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

6. Victoria Evangelista dan Giovania Kartika, yang membantu penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

xi

7. Teman-teman angkatan 2012 yang sangat banyak dan tidak dapat disebutkan satu per

satu.

Dan untuk semua pihak yang membantu yang membantu dalam penyelesaian tugas akhir

ini, semoga berkat Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai.

Yuda Chrisdianto

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ............................................................................... ... ii

Halaman Persetujuan ...................................................................................................... iii

Halaman Motto .............................................................................................................. iv

Abstract ........................................................................................................................... v

Saripati ............................................................................................................................ vi

Kata Pengantar ................................................................................................................ vii

Ucapan Terima Kasih ..................................................................................................... viii

Daftar Isi ........................................................................................................................ x

Daftar Tabel .................................................................................................................... xii

Daftar Lampiran ............................................................................................................. xiii

Pendahuluan ................................................................................................................... 1

Kerangka Teori ............................................................................................................... 3

Corporate Governance .................................................................................... 3

Nilai Perusahaan ............................................................................................... 4

Board Diversity ................................................................................................ 5

Perusmusan Hipotesis ..................................................................................................... 6

Metode Penelitian ........................................................................................................... 11

Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................................................... 13

Penentuan Sampel Penelitian .......................................................................... 13

Statistik Deskriptif ............................................................................................ 14

Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 18

Uji Hipotesis .................................................................................................... 18

Pembahasan ..................................................................................................... 20

xiii

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran ............................................................ 24

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 26

Lampiran-Lampiran

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Sampel Penelitian ..................................................................................................... 14

Tabel 2.Statistik Deskriptif Data Penelitian .......................................................................... 14

Tabel 3.Hasil Uji Pearson Correlations ................................................................................. 17

Tabel 4.Hasil Pengujian Hipotesis Untuk Variabel Dependen ROE..................................... 18

Tabel 5.Hasil Pengujian Hipotesis Untuk Variabel Dependen Tobin’s Q ............................ 19

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Penelitian

Lampiran 2

Uji Kolmogorov-Smirnov ROE

Uji Autokorelasi ROE

Uji Multikolinearitas ROE

Uji Heterokadesitas ROE

Lampiran 3

Uji Kolmogorov-Smirnov Tobin’s Q

Uji Autokorelasi Tobin’s Q

Uji Multikolinearitas Tobin’s Q

Uji Heterokadesitas Tobin’s Q

Lampiran 4

Uji Koefisien Determinasi (R2) ROE

Uji Simultan (Uji F) ROE

Uji Regresi Linear ROE

Lampiran 5

Uji Koefisien Determinasi (R2) Tobin’s Q

Uji Simultan (Uji F) Tobin’s Q

Uji Regresi Linear Tobin’s Q

Lampiran 6

Uji Pearson Correlations

1

PENDAHULUAN

Persaingan bisnis sekarang ini semakin sengit, banyak perusahaan yang melambung

tinggi, banyak juga perusahaan yang jatuh, salah satu perusahaan yang masih bersaing di

Indonesia adalah BUMN. Menurut (Wahyuni, 2009) yang dimaksud BUMN (Badan Usaha Milik

Negara) adalah badan usaha atau perusahaan yang minimal separuh modalnya dimiliki oleh

negara.

Menurut Kementerian BUMN Republik Indonesia dalam www.viva.co.id perkembangan

BUMN dari tahun 2013 berjumlah 139, dan pada tahun 2014 turun drastis menjadi 119. Menurut

artikel Suara Mahasiswa (2013) BUMN memiliki ciri-ciri yaitu pemerintah bertindak sebagai

pemegang hak atas segala kekayaan dan usaha, berkedudukan sebagai pemegang saham dari

permodalan badan usaha, serta pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam

menetapkan kebijakan badan usaha. Dalam surat kabar Tempo (2015), PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk adalah perusahaan BUMN yang mengalami kerugian sejak tahun 2005 hingga

2014 kemarin, diakhir tahun 2014 PT Garuda Indonesia merubah susunan anggota dewan yang

ada, dan dampak perubahan tersebut pada triwulan pertama PT Garuda Indonesia memperoleh

untung sebesar US$ 11,3 juta dari sebelumnya menderita rugi bersih US$ 168,04 juta. Badan

Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan suatu unit usaha yang minimal 50% modalnya

berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan serta membuat suatu produk atau jasa yang

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, BUMN juga sebagai salah satu sumber penerimaan

keuangan negara yang nilainya cukup besar (Wahyuni, 2009).

Di era pasar bebas, kegiatan bisnis mulai dituntut mengembangkan, menerapkan sistem

dan paradigma baru dalam pengelolaan bisnis yaitu prinsip-prinsip tata kelola yang baik yaitu

Good Corporate Governance (GCG) (Amri dan Untara, 2012). Dengan tata kelola yang baik

akan membuat para investor lebih tertarik, banyak faktor yang dapat menarik investor untuk

menanamkan sahamnya di perusahaan, selain laporan keuangan setiap tahun, susunan dan

persebaran dalam anggota dewan sangat diperhatikan oleh para investor.

Dalam penelitian Muryati dan Suardikha (2014) menyebutkan bahwa isu corporate

governance (CG) telah menarik perhatian dan perdebatan internasional karena serangkaian

kegagalan perusahaan dan runtuhnya perusahaan yang dihormati seperti Enron, WorldCom, dan

Arthur Andersen. Menurut Muryati dan Suardikha (2014) Salah satu penyebab terjadinya krisis di

2

Indonesia adalah lemahnya pengawasan yang dilakukan terhadap direksi perusahaan yang

seharusnya menjadi tanggung jawab dewan komisaris.

Keberagaman anggota dewan sangatlah membantu dalam memberikan berbagai macam

masukan karena pendapat berasal dari berbagai macam latar belakang anggota dewan yang ada

(Carter et al., 2003). Secara teoritis, adanya dewan yang tersebar akan meningkatkan nilai

stakeholders, dewan yang tersebar merupakan “good news” bagi investor sehingga akan

meningkatkan kinerja pasar perusahaan (Wicaksana, 2010).

Beberapa penelitian meneliti tentang board diversity seperti penelitian yang dilakukan

oleh Kusumastuti et al. (2007) yang menggunakan variabel keberadaan wanita dalam anggota

dewan, keberadaan etnis tionghoa, proporsi outside directors, latar belakang pendidikan dan usia

anggota dewan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel keberadaan etnis tionghoa berpengaruh negatif

terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

Sedangkan pada penelitian Carter et al. (2003) meneliti tentang pengaruh presentase wanita

dalam anggota dewan, ras minoritas, dan proporsi outside directors, menunjukan adanya

perngaruh positif antara fraksi wanita dan minoritas dalam jajaran dewan dengan nilai

perusahaan.

Penelitian Darmadi (2011) tentang pengaruh gender, kebangsaan keragaman, dan proporsi

anggota muda pada kinerja perusahaan, menemukan bahwa keragaman gender dan proporsi

anggota muda memiliki pengaruh pada kinerja keuangan, dan keragaman kebangsaan tidak

memiliki pengaruh pada kinerja keuangan. Penelitian Atahau dan Supatmi (2011) yang meneliti

pengaruh gender, latar belakang pendidikan dan perangkapan jabatan (duality) terhadap kinerja

keuangan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) menemukan bahwa ketiga variabel tersebut

berpengaruh pada kinerja DPPK. Penelitian Kartikasari (2012) yang meneliti tentang pengaruh

personal background, political background dan pemahaman regulasi terhadap peran anggota

DPRD dalam pengawasan keuangan daerah menemukan bahwa personal background dan

pemahaman regulasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan, namun political

background berpengaruh positif pada kinerja perusahaan.

Penelitian-penelitian tentang hubugan board diversity terhadap nilai perusahaan di atas,

sebagian besar menggunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur dan sejenisnya,

3

sepanjang pengetahuan peneliti yang menggunakan objek penelitian pada perusahaan BUMN

masih jarang. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pengaruh

board diversity terhadap nilai perusahaan yang dilihat dari variabel jenis kelamin, outside

directors, latar belakang pendidikan berbasis ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, latar

belakang politik, jumlah rapat anggota dewan. Nilai perusahaan akan diukur dengan Tobin’s Q

dan ROE. Penelitian ini akan memberikan gambaran tentang variasi keberagaman yang ada di

BUMN yang bisa jadi berbeda dengan bisnis di sektor lain, penelitian ini menggunakan data

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014. Manfaat penelitian ini bagi

perusahaan BUMN untuk membantu perusahaan dalam menyusun persebaran anggota dewan

untuk meningkatkan nilai perusahaan, bagi para investor untuk membantu menentukan keputusan

berinvestasi dengan melihat susunan anggota dewan yang ada dalam perusahaan.

KERANGKA TEORI

Corporate Governance

Menurut Muhardi (2009) Corporate Governance merupakan mekanisme yang

dikembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan perilaku pihak manajemen.

Dijelaskan dalam penelitian Kaihatu (2006) bahwa secara umum terdapat lima prinsip dasar dari

good corporate governance yaitu : Transparency (keterbukaan informasi), Accountability

(akuntabilitas), Responsibility (pertanggung jawaban), Independency (kemandirian), Fairness

(kesetaraan dan kewajaran).

Menurut Herawaty (2009) prinsip-prinsip corporate governance yang diterapkan

memberikan manfaat diantaranya yaitu: (1) meminimalkan agency costs dengan mengontrol

konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara prinsipal dengan agen; (2) meminimalkan cost

of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para penyedia modal; (3) meningkatkan citra

perusahaan; (4) meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang

rendah, dan (5) peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa depan

perusahaan yang lebih baik.

Dalam corporate governance perusahaan memiliki 2 pihak yang penting, yaitu dewan

komisaris dan dewan direksi. Indonesia merupakan negara yang menggunakan konsep two tier,

dimana dewan terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris (Wardhani, 2006). Dewan

4

komisaris adalah bagian perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau

khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas). Dewan direksi dalam

suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut

secara jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan peran dewan komisaris dalam suatu

perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi

(Wardhani, 2006). Untuk memudahkan dalam mengawasi dewan direksi, dewan komisaris dapat

membentuk komite audit yang membantu dewan komisaris dalam melakukan monitoring

terhadap proses pelaporan keuangan, selain pengawasan terhadap laporan keuangan, komite audit

juga berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap pengendalian internal perusahaan (Muryati

dan Suardikha, 2014).

Nilai Perusahaan

Menurut Kusumastuti et al. (2007) penerapan corporate governance dapat dicerminkan

dalam nilai perusahaan yang dilihat dari harga saham perusahaan yang bersangkutan. Dengan

kata lain nilai perusahaan merupakan gambaran seberapa besar perusahaan tersebut, nilai

perusahaan bisa dilihat dari harga saham perusahaan tersebut, semakin tinggi harga saham

perusahaan tersebut maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan pada

penelitian ini diukur dengan menggunakan Tobin’s Q dan ROE (Return on Equity).

Tobin’s Q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya tentang nilai

perusahaan, yang menunjukkan suatu proforma manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan

(Sudiyanto dan Puspitasari, 2010). Rasio ROE Menurut Mardiyati et al. (2012) adalah rasio laba

bersih terhadap ekuitas saham biasa, yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari

pemegang saham biasa.

Board Diversity

Keragaman (diversity) adalah variasi identitas sosial dan budaya antara kumpulan orang

dalam rangka kepegawaian atau pasar, pengidentifikasian sosial dan budaya diartikan sebagai

afiliasi personal dengan kelompok yang dalam penelitian ini ditunjukkan memiliki pengaruh

signifikan pada pengalaman hidup utama orang tersebut, kelompok umur dan spesialisasi kerja

5

(Cox , 2001 dalam Marimuthu, 2005). Board diversity dapat diartikan sebagai keragaman struktur

atau komposisi dari suatu dewan.

Menurut Kusumastuti et al. (2007) semakin besar persebaran dalam anggota dewan dapat

menimbulkan semakin banyak konflik, namun persebaran tersebut dapat memberikan alternatif

penyelesaian terhadap suatu masalah yang semakin beragam dari pada anggota dewan yang

homogen. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan persebaran anggota dewan merupakan

keberagaman komposisi anggota dewan yang dapat dilihat dari berbagai aspek.

Robinson dan Dechant (1997) dalam Carter et al. (2003) memberikan beberapa proposisi

dan bukti empiris yang berkaitan dengan sebaran dalam dewan: (1) sebaran dalam dewan

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang market place, dimana hal ini berhubungan

dengan demografi supplier dan customer perusahaan yang juga beragam, (2) sebaran dapat

meningkatkan kreativitas dan inovasi, (3) sebaran menghasilkan alternatif pemecahan masalah

yang efektif, heterogenitas dalam dewan dapat menimbulkan semakin banyak konflik, namun

alternatif pemecahan terhadap suatu masalah akan semakin banyak dan dapat menimbulkan

kecermatan dalam mengkaji konsekuensi yang mungkin dihadapi dari alternatif yang diambil, (4)

sebaran dapat meningkatkan efektivitas dalam perusahaan hal ini berkaitan dengan sudut pandang

dalam anggota dewan, dimana anggota yang homogen akan menyebabkan perspektif terhadap

sesuatu hal akan menjadi lebih sempit jika dibandingkan dengan anggota dewan yang beragam,

(5) sebaran dapat meningkatkan hubungan global yang semakin efektif. Menurut Kusumastuti et

al. (2007) keragaman dalam dewan komisaris memerikan karakteristik yang unik bagi

perusahaan sehingga dapat diciptakan nilai tambah. Berikut merupakan persebaran anggota

dewan yang digunakan dalam penelitian ini :

Perumusan Hipotesis

1. Jenis kelamin

Menurut Marzuki (2006) jenis kelamin digunakan untuk mengidentifikasi

perbedaan pria dan wanita dari segi anatomi biologis. Gender dan jenis kelamin memiliki

keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan karena secara etimologis kata gender berasal dari bahasa

Inggris yang berarti jenis kelamin (Marzuki, 2006). Dengan adanya perbedaan gender pria dan

wanita akan mempengaruhi nilai pada perusahaan, karena dengan adanya perbedaan gender akan

berbeda pula sifat yang dimiliki. Umumnya wanita lebih konservatif, lebih berhati-hati dan lebih

6

memikirkan resiko dibanding dengan pria, direksi pria lebih tertarik pada hal yang beresiko tinggi

seperti saham (Atahau dan Supatmi, 2011). Dengan banyaknya pria dalam perusahaan akan

membantu perusahaan lebih cepat dalam mengambil keputusan, walaupun resiko tinggi tetapi

return yang didapat sama besarnya dengan resiko yang diambil (high risk high return). Dengan

tingginya return yang didapat maka akan meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam penelitian Carter et al. (2003) terdapat hubungan korelasi positif antara adanya

wanita dalam dewan direksi dengan nilai perusahaan,yang berarti semakin tingginya keberadaan

anggota dewan yang memiliki gender wanita akan meningkatkan kinerja perusahaan. Sedangkan

dalam penelitian Darmadi (2011) terdapat korelasi negatif antara adanya dewan direksi wanita

dengan kinerja perusahaan, yang berarti semakin tingginya jumlah wanita dalam anggota dewan

akan menurunkan kinerja perusahaan. Penelitian Atahau dan Supatmi (2011) menemukan hal

yang sama dengan penelitian Darmadi (2011) terdapat korelasi negatif antara adanya dewan

direksi wanita dengan nilai perusahaan yang berarti semakin tinggi jumlah wanita akan

menurunkan kinerja perusahaan atau dengan kata lain semakin tinggi jumlah pria dalam

perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Semakin banyak anggota dewan berjenis kelamin pria, semakin tinggi nilai

perusahaan.

2. Outside directors

Menurut Jao dan Pagalung (2011) outside directors atau komisaris independen adalah

komisaris yang berasal dari pihak luar perusahaan yang berfungsi untuk memberikan penilaian

yang objektif dan independen yang dapat dijadikan pertimbangan dewan dalam pengambilan

keputusan. Klein (2002) memberikan simpulan bahwa perusahaan yang memiliki proporsi

anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau outside directors dapat

mempengaruhi tindakan manajemen laba. Dengan adanya komisaris independen akan

memperketat keamanan sehingga tidak terjadi manajemen laba dalam perusahaan, dengan tidak

adanya manajemen laba maka laba perusahaan akan meningkat dan hal tersebut dapat menarik

investor untuk berinvestasi, sehingga nilai perusahaan akan meningkat pula.

Beasley (1996) dalam Jao dan Pagalung (2011) meneliti hubungan antara komposisi

dewan komisaris dengan kecurangan pelaporan keuangan dan menemukan bahwa perusahaan

7

yang melakukan kecurangan memiliki persentase dewan komisaris eksternal yang secara

signifikan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan.

Dalam penelitian Kusumastuti et al. (2007) tidak terdapat hubungan antara proporsi outside

directors dengan kinerja perusahaan, yang berarti proporsi outside directors dalam perusahaan

tidak mempengaruhi kinerja pada perusahaan. Sedangkan penelitian Ujiyantho dan Pramuka

(2007) menemukan hubungan positif antara proporsi outside directors dengan kinerja

perusahaan, yang berarti dengan adanya outside directors dapat mengurangi kecurangan yang

ada, seperti manajemen laba dalam perusahaan dapat dihindari sehingga kinerja perusahaan lebih

maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Semakin banyak proporsi outside directors dalam anggota dewan, maka

semakin tinggi nilai perusahaan.

3. Latar belakang pendidikan berbasis ekonomi dan bisnis

Menurut Atahau dan Supatmi (2011) Latar belakang pendidikan yang lebih tinggi berarti

memiliki pemahaman yang lebih baik dan memiliki pengetahuan yang lebih dalam. Kusumastuti

et al. (2007) berpendapat bahwa dengan memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi yang ada,

setidaknya anggota dewan memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola bisnis dan

mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi. Dengan

tingginya pendidikan yang dimiliki anggota dewan akan membuat investor yakin untuk menanam

saham diperusahaan, investor menilai semakin tinggi latar belakang pendidikan anggota dewan

semakin terpercaya pula pengalaman dan kualitas kerja yang dimiliki oleh perusahaan tersebut,

dengan semakin terpercayanya pengalaman dan kualitas kerja perusahaan akan menarik minat

investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan sehingga nilai perusahaan akan menjadi

lebih tinggi.

Penelitian Atahau dan Supatmi (2011) dan Kusumastuti et al. (2007) menemukan bahwa

latar belakang pendidikan anggota dewan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan, dalam

penelitian menemukan bahwa tidak semua anggota dewan harus berlatar belakang pendidikan

ekonomi tetapi yang terpenting adalah soft skill yang dimiliki oleh anggota dewan. Berdasarkan

uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Semakin banyak anggota dewan yang berlatar belakang pendidikan berbasis

ekonomi dan bisnis, semakin tinggi nilai perusahaan.

8

4. Usia anggota dewan

Menurut Vania dan Supatmi (2014) pengalaman dan kebijakan lebih dimiliki oleh

kelompok yang lebih tua dalam perusahaan, seseorang yang memiliki pengalaman dan kebijakan

lebih akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan karena mereka dapat belajar dari

pengalaman. Namun jika yang memiliki kedudukan dalam anggota dewan berusia muda seperti

yang dikatakan Vania dan Supatmi (2014) anggota dewan yang berusia muda didukung

kemampuan mereka, mencoba melakukan pekerjaan sebaik mungkin sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan, tetapi belum cukupnya pengalaman yang dimiliki oleh anggota

dewan berumur muda bisa menurunkan nilai perusahaan karena besarnya resiko dalam

mengambil keputusan. Menurut Hurlock (1999) dalam Kusumastuti et al. (2007) masa dewasa

seseorang dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu masa dewasa dini (dewasa awal) yang dimulai

dari usia 18-40 tahun, dewasa madya (dewasa tengah) yang dimulai pada usia 40-60 tahun, dan

dewasa lanjut (dewasa akhir) yang dimulai pada usia 60 hingga saat kematian. Menurut Darmadi

(2011) kedewasaan seseorang dimulai pada usia 50 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Darmadi (2011) yang menggunakan dasar usia 50 tahun sebagai tingkat awal kedewasaan

seseorang.

Penelitian sebelumnya oleh Darmadi (2011) menunjukan adanya korelasi positif antara

anggota dewan di bawah usia 50 tahun dengan kinerja perusahaan, hal itu berarti semakin banyak

anggota dewan berusia di bawah 50 tahun akan meningkatkan kinerja perusahaan lebih baik.

Sedangkan penelitian Kusumastuti et al. (2007) berpendapat bahwa usia tidak berpengaruh pada

kinerja ataupun nilai perusahaan, dengan kata lain berapapun jumlah anggota dewan yang berusia

muda maupun tua tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut,

maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Semakin banyak anggota dewan yang berusia di atas 50 tahun, maka semakin

tinggi nilai perusahaan.

5. Latar belakang politik

Menurut Kartikasari (2012) Political background atau latar belakang politik merupakan

latar belakang dari pengalaman individu dalam berkecimpung di dunia politik. Lama kerja di

pemerintahan merupakan proses belajar seseorang dalam lingkup pemerintahan, semakin lama

seseorang bekerja dalam lingkup pemerintahan, maka pengalaman seseorang akan semakin

9

banyak, hal ini akan mempengaruhi perilaku dan peran orang tesebut (Amalia, 2012). Adanya

anggota dewan yang memiliki latar belakang politik akan memiliki pengalaman dan relasi yang

lebih luas, banyaknya pengalaman dan relasi yang dimiliki dapat meningkatkan kepercayaan para

investor pada perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Latar belakang politik dalam penelitian ini sejalur dengan penelitian Winarna dan Murni

(2007) yaitu meliputi pengalaman politik, pengalaman di DPRD, latar belakang ideology partai

politik dan asal komisi anggaran. Dalam BUMN mayoritas anggota dewannya adalah pejabat

negara, dengan melihat hal itu para inverstor akan melihat bagaimana latar belakang politik yang

dimiliki oleh anggota dewan yang ada. Pada penelitian Kartikasari (2012) terdapat korelasi positif

antara latar belakang politik dengan kinerja dalam perusahaan, hubungan positif antara latar

belakang politik dengan kinerja perusahaan berarti pengalaman dalam bidang politik yang

dimiliki anggota dewan berpengaruh pada kinerja dalam perusahaan. Penelitian Winarna dan

Murni (2007) menunjukan hubungan yang tidak berpengaruh secara signifikan antara latar

belakang partai politik yang dimiliki anggota dewan dengan kinerja dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Semakin banyak anggota dewan yang berlatar belakang politik, semakin

tinggi nilai perusahaan.

6. Jumlah rapat anggota dewan

Xie et al. (2003) menyatakan bahwa ukuran dewan dan jumlah rapat dewan

berhubungann dengan kinerja perusahaan. Banyaknya rapat anggota dewan akan mempengaruhi

pemikiran investor dalam menanamkan sahamnya rapat yang terjadwal dan berkala secara rutin

akan menunjukan kinerja yang baik dan pelaporan yang pasti. Minimal rapat yang ditentukan

dalam satu tahunnya setiap perusahaan berbeda-beda, seperti menurut PT. Telkom yang diperoleh

dari sumber www.telkom.co.id, minimal rapat gabungan diadakan sebanyak 13 kali dalam satu

tahun, sedangkan data yang diperoleh dari sumber www.bca.co.id BCA melakukan rapat

gabungan sebanyak 15 kali dalam satu tahun. Menurut Hadiprajitno (2013) semakin sering rapat,

maka kualitas pengendalian dan pembinaan manajemen akan lebih baik, dan akhirnya akan

menurunkan biaya keagenan. Banyaknya rapat yang dilakukan oleh perusahaan akan menunjukan

bahwa pembinaan dalam perusahaan lebih baik sehingga menarik minat investor untuk

berinvestasi ke perusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan akan mengalami peningkatan.

10

Dalam penelitian Jao dan Pagalung (2011) yang membahas tentang manajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang menggunakan variabel jumlah rapat untuk mengukur kinerja komite

audit menunjukan hubungan negatif antara jumlah rapat dengan manajemen laba, yang berarti

semakin banyak jumlah pertemuan komite audit akan menurunkan tindakan manajemen laba.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H6 : Semakin banyak jumlah rapat anggota dewan, semakin tinggi nilai

perusahaan.

METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah perusahaan BUMN di Indonesia yang ada di BEI (Bursa Efek

Indonesia), periode pengamatan dilakukan dari tahun 2012-2014 sampel diambil berdasarkan

metode purposive sampling, dengan kriteria:

1. Perusahaan BUMN yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014;

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunannya pada tahun 2012-2014;

3. Perusahaan yang memiliki data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diambil dari laporan

tahunan perusahaan dari tahun 2012-2014. Data sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari situs

www.idx.co.id.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan

menggunakan rasio Tobin’s Q dan ROE, rasio Tobin’s Q mengacu pada penelitian Chong dan

López-de-Silanes dalam Kusumastuti et al. (2007). Pengukuran menggunakan rumus sebagai

berikut:

TOBIN = (MVE + DEBT)/TA

MVE = P x Qshares

DEBT = (CL – CA) + INV + LTL

Dimana :

MVE : Nilai pasar dari jumlah lembar saham beredar

DEBT : Nilai total kewajiban perusahaan

TA : Nilai buku dari total aktiva perusahaan

P : Harga saham penutupan akhir tahun

11

Qshares : Jumlah saham beredar akhir tahun

CL : Kewajiban jangka pendek

CA : Aktiva lancar

INV : Nilai buku persediaan

LTL : Kewajiban jangka panjang

Rasio ROE mengacu pada penelitian Mardiyati et al. (2012), dimana rasio ROE adalah

rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa, yang mengukur tingkat pengembalian atas

investasi dari pemegang saham. Rumus ROE dapat dihitung sebagai berikut:

ROE =

Variabel independen dalam penelitian ini adalah board diversity. Dalam penelitian ini

yang termasuk board diversity meliputi jenis kelamin, outside directors, latar belakang

pendidikan berbasis ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, latar belakang politik, jumlah rapat

anggota dewan. Untuk pengukuran masing-masing variabel independen:

1. Jenis kelamin (SEX) yang diukur dengan proporsi pria dalam anggota dewan, yaitu

jumlah pria dalam anggota dewan dibagi total anggota dewan.

2. outside directors (OUTSIDER) diukur dengan proporsi outside directors dalam anggota

dewan.

3. Latar belakang pendidikan berbasis ekonomi dan bisnis (BSTUDY) dilihat menggunakan

proporsi, yaitu jumlah anggota dewan yang berlatar belakang pendidikan ekonomi dan

bisnis dibagi total anggota dewan.

4. Usia anggota dewan (AGE) diukur dengan proporsi anggota dewan yang berumur lebih

dari 50 tahun dibagi total anggota dewan.

5. Latar belakang politik (BPOLITIC) diukur dengan proporsi anggota dewan yang berlatar

belakang politik dibagi dengan total anggota dewan.

6. Jumlah rapat anggota dewan (MEETING) diukur dengan melihat jumlah rapat gabungan

antara anggota dewan direksi dengan dewan komisaris yang dilakukan dalam satu tahun.

Laba bersih

Modal saham

12

Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian Carter et

al. (2003), yaitu: Ukuran dewan (Board Size/BSIZE), yang diukur dengan jumlah anggota dewan

yang ada dalam perusahaan dan ukuran perusahaan (Firm Size/FSIZE) yang diukur dengan

logaritma natural dari total asset yang dimiliki perusahaan.

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dengan formula sebagai

berikut:

Y = a + b1SEX + b2OUTSIDER + b3BSTUDY + b4AGE +

b5BPOLITIC + b6MEETING + b7BSIZE + b8FSIZE + e

Dimana:

Y : nilai perusahaan / Tobin’s Q/ ROE

SEX : Jenis kelamin yang diukur dengan proporsi pria dalam anggota

dewan

OUTSIDER : Proporsi outside directors dalam perusahaan

BSTUDY : Background study / latar belakang pendidikan anggota dewan

AGE : Proporsi umur anggota dewan yang berusia > 50 tahun

BPOLITIC : Proporsi Background politic / latar belakang politik anggota

dewan

MEETING : Jumlah rapat gabungan anggota dewan dalam satu tahun

BSIZE : Board size / ukuran dewan

FSIZE : Firm size / ukuran perusahaan

a : Konstanta

bi : Koefisien regresi

e : Error

Menurut Ghozali (2005) uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh setiap variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka hipotesis statistik sebagai berikut

:

H0 : bi ≤ 0 dan Ha : bi > 0

13

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penentuan Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Sampel penelitian

No Kriteria Jumlah

1.

2.

3.

4.

Perusahaan BUMN yang terdaftar dalam BEI

tahun 2012-2014

Perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang

keuangan atau perbankan

Perusahaan BUMN yang tidak

mempublikasikan laporan tahunannya pada

tahun 2012-2014

Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan

data-data yang dibutuhkan dalam penelitian

81

(18)

(18)

0

Jumlah sampel yang dipakai 45

Perusahaan BUMN industri keuangan dikeluarkan dari sampel karena karakteristik yang

dimiliki unik dan merupakan heavily-regulated company. Perusahaan yang tidak

mempublikasikan laporan tahunannya pada tahun 2012-2014 juga tidak diikutsertakan sebagai

sampel penelitian. Berdasarkan hal tersebut, jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian

adalah sebanyak 45 perusahaan.

Statistik Deskriptif

Berikut ini hasil pengolahan uji statistic deskriptif untuk variabel-variabel penelitian.

Dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Statistik Deskriptif Data Penelitian

Variabel Min. Max. Mean. Std. Dev

14

Penelitian

SEX

OUTSIDER

BSTUDY

AGE

BPOLITIC

MEETING

BSIZE

FSIZE

ROE

TOBIN

0,750

0,140

0,330

0,330

0,090

4,000

6,000

12,080

-0,500

0,200

1,000

0,250

0,830

1,000

0,500

23,000

15,000

14,150

0,490

3,600

0,958

0,182

0,543

0,756

0,288

12,822

11,600

13,136

0,196

1,394

0,065

0,029

0,121

0,163

0,108

3,284

1,587

0,528

0,188

0,807

Sumber : Data diolah (2015)

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat untuk variabel jenis kelamin (SEX) memiliki

rata-rata senilai 0,9584 atau 95,84% yang berarti hampir seluruh anggota dewan berjenis kelamin

laki-laki, dimana terdapat 6 perusahaan yang memiliki anggota dewan berjenis kelamin wanita

dan 9 perusahaan lainnya seluruh anggota dewannya berjenis kelamin laki-laki.

Untuk variabel outside directors (OUTSIDER) memiliki nilai rata-rata 0,1816 atau

18,16% yang berarti hanya seperempat dari perusahaan sampel yang outside directorsnya di atas

rata-rata dan sisanya perusahaan yang outside directorsnya di bawah rata-rata. Menurut Surya

dan Yustivanda dalam Kusumastuti et al. (2007) berdasarkan rekomendasi Code for Good

Corporate Governance menunjukan bahwa paling sedikit 20% dari anggota dewan maupun

komisaris adalah anggota independen. Pada perusahaan BUMN salah satu perusahaan yang

memiliki outside directors 20% adalah PT.Telkom (TLKM), hal ini dikarenakan meskipun

PT.Telkom merupakan perusahaan BUMN di Indonesia, namun PT.Telkom memiliki listing di

Amerika, sehingga pengawasannya ketat, maka wajar jika proporsi outside directors PT.Telkom

tinggi. Hal ini berarti rata-rata outside directors pada sampel perusahaan BUMN masih rendah

karena di bawah 20%.

15

Dilihat dari latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis (BSTUDY), terdapat rata-rata

senilai 48,89% yang berarti hampir setengah dari anggota dewan memiliki latar belakang

pendidikan ekonomi dan bisnis. Nilai rata-rata tersebut menunjukan bahwa latar belakang

pendidikan ekonomi dan bisnis menjadi hal yang cukup penting dalam perusahaan. Untuk

variabel usia anggota dewan (AGE) memiliki rata-rata sebesar 75,61% yang berarti sebagian

besar anggota dewan berusia lebih dari 50 tahun. Terdapat dua perusahaan BUMN yang seluruh

anggota dewan nya berusia di atas 50 tahun yaitu PT. Adhi Karya (ADHI) di tahun 2012 dan PT.

Wijaya Karya (WIKA) di tahun 2013.

Dilihat dari variabel latar belakang politik (BPOLITIC), memiliki nilai rata-rata 28,77%

dari keseluruhan perusahaan sampel, yang berarti hampir sepertiga anggota dewan memiliki latar

belakang politik. Dari keseluruhan perusahaan sampel, terdapat dua perusahaan BUMN yang

memiliki proporsi 50% atau sebagian dari anggota dewannya berlatar belakang politik, yaitu PT.

Aneka Tambang (ANTM) di tahun 2014 dan PT. Waskita Karya (WSKT) di tahun 2014.

Untuk variabel jumlah rapat anggota dewan (MEETING) memiliki rata-rata senilai 12,82

atau 13 kali rapat dalam 1 periode. Jumlah rapat terbanyak yaitu 23 kali rapat yang dilakukan

oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PGAS) di tahun 2014 dan rapat tersedikit 4 kali dilakukan oleh

PT. Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) di tahun 2014.

Dilihat dari standard deviasi pada tabel 2, standard deviasi yang dimiliki antar variabel di

perusahaan BUMN tidak berbeda jauh, yang berarti board diversity yang ada di perusahaan

BUMN tidak terlalu berbeda antara perusahaan yang satu dengan lainnya, atau board diversity

yang ada di perusahaan BUMN kurang beragam, hal ini bisa jadi disebabkan karena tata kelola

atau corporate governance di BUMN sudah diatur oleh pemerintah, sehingga antar perusahaan

susunannya tidak berbeda jauh.

Untuk ukuran dewan (BSIZE) rata-rata perusahaan sampel memiliki anggota dewam

sebanyak 11-12 orang. PT. Telkom (TLKM) memiliki jumlah anggota dewan terbanyak pada

tahun 2014 diantara perusahaan BUMN yang lain, yaitu sebanyak 15 orang. Pada variabel ukuran

perusahaan (FSIZE) rata-rata yang dimiliki perusahaan sampel tidak jauh berbeda, hal ini dapat

dilihat dari standar deviasi yang dimiliki sebesar 0,53.

Untuk ROE memiliki rata-rata senilai 19,62% yang berarti rata-rata kemampuan

perusahaan BUMN dalam periode penelitian ini untuk menghasilkan laba dengan modal sendiri

16

sebanyak 19,62% . Sebagian besar perusahaan BUMN memiliki kemampuan yang baik dalam

memperoleh laba atas modal sendiri. Perusahaan BUMN yang memiliki ROE tertinggi senilai

48,76% adalah PT. Perusahaan Gas Negara (PGAS) di tahun 2012.

Untuk Tobin’s Q memiliki rata-rata yang bernilai 1,3942 yang berarti rata-rata perusahaan

BUMN memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku perusahaan. Dari

seluruh perusahaan sampel 53% perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s Q di bawah nilai rata-

rata. Menurut Kusumastuti et al. (2007) hal ini memungkinkan pasar akan menilai perusahaan

terlalu rendah (undervalued), atau dengan kata lain adanya penilaian undervalued terhadap

perusahaan karena biaya pergantian aktiva perusahaan lebih tinggi daripada harga sahamnya,

sehingga implikasinya harga saham perusahaan menjadi undervalued.

Hasil Uji Pearson Correlation

Berikut merupakan hasil uji pearson correlation untuk melihat hubungan antar variabel.

Tabel 3. Uji Pearson Correlation

SEX OUTSIDER B

STUDY

AGE B

POLITIC

MEETING B

SIZE

F

SIZE

TOBIN ROE

SEX

Pearson

Correlation

1 -.384** 0.218 0.035 0.2 0.183 .612** .667** 0.168 .340*

Sig. (2-

tailed)

0.009 0.149 0.817 0.187 0.229 0 0 0.269 0.022

OUTSIDER

Pearson

Correlation

-.384** 1 -0.057 0.154 -0.156 -0.26 -.397** -.461** -0.02 -0.14

Sig. (2-

tailed)

0.009 0.711 0.313 0.308 0.085 0.007 0.001 0.879 0.352

BSTUDY

Pearson

Correlation

0.218 -0.057 1 -0.25 0.135 0.219 0.046 0.195 -0.08 -0.17

Sig. (2-

tailed)

0.149 0.711 0.104 0.376 0.149 0.764 0.199 0.587 0.261

AGE

Pearson

Correlation

0.035 0.154 -0.246 1 0.157 -0.199 -0.15 -0.29 -0.01 0.127

Sig. (2-

tailed)

0.817 0.313 0.104 0.304 0.191 0.329 0.054 0.929 0.407

BPOLITIC

Pearson

Correlation

0.2 -0.156 0.135 0.157 1 0.114 -0.02 0.097 -0.19 -0.04

Sig. (2- 0.187 0.308 0.376 0.304 0.457 0.885 0.527 0.22 0.806

17

tailed)

MEETING

Pearson

Correlation

0.183 -0.26 0.219 -0.2 0.114 1 0.108 .398** 0.25 0.207

Sig. (2-

tailed)

0.229 0.085 0.149 0.191 0.457 0.479 0.007 0.097 0.171

BSIZE

Pearson

Correlation

.612** -.397** 0.046 -0.15 -0.022 0.108 1 .814** 0.253 0.221

Sig. (2-

tailed)

0 0.007 0.764 0.329 0.885 0.479 0 0.094 0.144

FSIZE

Pearson

Correlation

.667** -.461** 0.195 -0.29 0.097 .398** .814** 1 .342* 0.163

Sig. (2-

tailed)

0 0.001 0.199 0.054 0.527 0.007 0 0.021 0.285

TOBIN

Pearson

Correlation

0.168 -0.023 -0.083 -0.01 -0.187 0.25 0.253 .342* 1 .437*

*

Sig. (2-

tailed)

0.269 0.879 0.587 0.929 0.22 0.097 0.094 0.021 0.003

ROE

Pearson

Correlation

.340* -0.142 -0.171 0.127 -0.038 0.207 0.221 0.163 .437** 1

Sig. (2-

tailed)

0.022 0.352 0.261 0.407 0.806 0.171 0.144 0.285 0.003

Sumber : Data diolah (2015)

Berdasarkan tabel 3 di atas, diketemukan bahwa ternyata hanya variabel jenis kelamin

dengan nilai perusahaan yang diukur dengan rasio ROE, sedangkan variabel lainnya tidak ada

yang berhubungan dengan variabel nilai perusahaan. Dapat dilihat juga terdapat hubungan antara

variabel independen satu dengan yang lain, seperti jenis kelamin dengan outside directors, jenis

kelamin dengan ukuran perusahaan, jenis kelamin dengan ukuran dewan, outside directors

dengan ukuran dewan, outside directors dengan ukuran perusahaan dan jumlah rapat anggota

dewan dengan ukuran perusahaan.

Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh model regresi yang baik, data harus lolos uji asumsi klasik yang

meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi (Ghozali, 2005).

Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov smirnov Test menunjukan bahwa asumsi normalitas

terpenuhi, dimana signifikansi yang di peroleh lebih dari α (α = 0,05). Hasil uji multikolinearitas

menunjukan data bebas dari gejala multikolinearitas, dimana semua variabel independen yang

dipakai memiliki nilai tolerance > 0,10 atau VIF < 10. Hasil uji heterokedastisitas dengan uji

18

scatterplot menunjukan grafik tidak membentuk pola, sehingga data lolos dari uji

heterokedastisitas. Demikian juga dengan uji autokorelasi, dengan menggunakan uji Durbin

Watson menunjukan data masih dalam range aman sehingga tidak ada masalah autokorelasi.

Output uji asumsi klasik ini dapat dilihat dalam lampiran. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini lolos uji asumsi klasik.

Uji Hipotesis

Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis Untuk Variabel Dependen ROE

Variabel

Penelitian

Koefisien

Regresi

T Sig. Kesimpulan

(Konstanta)

SEX

OUTSIDER

BSTUDY

AGE

BPOLITIC

MEETING

BSIZE

FSIZE

0,525

1,382

-0,210

-0,394

0,044

-0,173

0,019

0,030

-0,153

0,449

2,258

-0,020

-1,632

0,230

-0,646

1,946

0,902

-1,306

0,656

0,030

0,984

0,111

0,819

0,523

0,059

0,373

0,200

Diterima

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

R2=0,271 Adj R

2=0,108 F=1,669 Sig=0,140

Sumber : Data diolah (2015)

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan variabel independen untuk

menjelaskan variabel dependen sebesar 10,8% (adjusted R2). Terlihat bahwa tingkat signifikansi

uji F lebih dari 5% sehingga secara keseluruhan atau bersama-sama variabel jenis kelamin,

outside directors, latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, latar

belakang politik, jumlah rapat anggota dewan, ukuran dewan dan ukuran perusahaan tidak

19

berpengaruh pada nilai perusahaan yang diukur dengan rasio ROE. Dari uji t dapat diketahui pula

secara parsial hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh positif signifikan pada nilai

perusahaan yang diukur dengan rasio ROE, sedangkan variabel independen lainnya seperti

outside directors, latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, latar

belakang politik, jumlah rapat anggota dewan, ukuran dewan dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh pada nilai perusahaan yang diukur dengan rasio ROE.

Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis Untuk Variabel Tobin’s Q

Variabel

Penelitian

Koefisien

Regresi

T Sig. Kesimpulan

(Konstanta)

SEX

OUTSIDER

BSTUDY

AGE

BPOLITIC

MEETING

BSIZE

FSIZE

-9,059

-0,253

4,103

-0,959

0,656

-1,731

0,044

-0,051

0,799

-1,773

-0,094

0,881

-0,910

0,777

-1,477

1,027

-0,354

1,558

0,085

0,926

0,384

0,369

0,442

0,148

0,311

0,726

0,128

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

R2=0,247 Adj R

2=0,079 F=1,473 Sig=0,201

Sumber : Data diolah (2015)

Dari tabel 5 dapat dijelaskan bahwa kemampuan variabel independen untuk menjelaskan

variabel dependen sebesar 7,9% (adjusted R2). Terlihat bahwa tingkat signifikansi uji F lebih dari

5% sehingga secara keseluruhan atau bersama-sama variabel jenis kelamin, outside directors,

latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, latar belakang politik, jumlah

rapat anggota dewan, ukuran dewan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada nilai

20

perusahaan yang diukur dengan rasio Tobin’s Q. Dari uji t dapat dilihat bahwa secara parsial

seluruh variabel independen yaitu jenis kelamin, outside directors, latar belakang pendidikan

ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, latar belakang politik, jumlah rapat anggota dewan,

ukuran dewan dan ukuran perusahaan tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur

menggunakan rasio Tobin’s Q.

Berdasarkan tabel 4 dan 5 ditemukan bahwa hanya board diversity yang dilihat dari jenis

kelamin yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan ROE, sedangkan

variabel lainnya tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa board diversity tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan di perusahaan BUMN, sehingga hipotesis 1 sampai 6

ditolak.

Pembahasan

Berdasarkan tabel 4 secara parsial ditemukan variabel jenis kelamin (SEX) terbukti

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan rasio ROE

secara statistik, dengan demikian H1 diterima, yang berarti semakin banyak anggota dewan

berjenis kelamin pria, semakin tinggi nilai perusahaan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

Atahau dan Supatmi (2011) direksi pria lebih tertarik pada hal-hal yang memiliki resiko tinggi

seperti saham dan sebagainya, walaupun resiko yang dimiliki tinggi namun return yang didapat

juga tinggi (high risk high return), dengan tingginya return yang didapat akan mempengaruhi

laba yang didapat. Semakin tinggi laba perusahaan BUMN maka nilai perusahaan BUMN akan

semakin tinggi pula. Adaya pengaruh positif antara variabel jenis kelamin dengan nilai

perusahaan ini membuktikan bahwa dengan banyaknya dewan yang berjenis kelamin pria maka

perusahaan ini semakin efektif dan efisien dalam mencapai laba yang besar sehingga nilai ROE

akan bagus, hal ini bisa jadi karena direksi pria lebih cepat dalam mengambil keputusan. Hasil

penelitian ini berlawanan dengan penelitian Carter et al. (2003) yang menyebutkan bahwa

perusahaan dengan anggota dewan yang berjenis kelamin wanita banyak (dua orang atau lebih)

memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi daripada perusahaan yang anggota dewan wanitanya

rendah.

21

Sementara itu jika jenis kelamin dikaitkan dengan nilai perusahaan yang diukur dengan

Tobin’s Q diperoleh hasil tidak berpengaruh signifikan. Hal ini bisa terjadi karena investor tidak

melihat dari jenis kelamin anggota dewan, hal itu dikarenakan BUMN merupakan perusahaan

yang modalnya 50% dimiliki negara (Wahyuni, 2009), sehingga investor berpikir perusahaan

BUMN adalah tanggung jawab pemerintah, karena sesuai kepemilikannya, pemerintah

mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk memantau kinerja BUMN (Astrini et al.,

2015), hal ini menyebabkan harga pasar sahamnya tidak berubah banyak tiap tahunnya, sehingga

investor tidak mengkhawatirkan tentang nilai perusahaan.

Variabel outside directors (OUTSIDER) secara statistik ditemukan tidak memiliki

pengaruh pada nilai perusahaan yang diukur dengan rasio ROE dan Tobin’s Q, dengan demikian

H2 yang berbunyi semakin banyak proporsi outside directors dalam anggota dewan, semakin

tinggi nilai persahaan, ditolak. Seperti yang dikatakan Kusumastuti et al. (2007) Hal menarik

juga dapat dilihat berkaitan dengan independensi, yaitu bahwa terdapat fenomena di Indonesia

yang memberikan jabatan komisaris kepada seseorang bukan berdasarkan kompetensi dan

profesionalisme namun sebagai penghormatan atau penghargaan. Sebagian besar anggota outside

directors pada perusahaan BUMN memiliki latar belakang politik, sama halnya dengan variabel

outside directors (OUTSIDER), variabel latar belakang politik (BPOLITIC) dalam penelitian ini

ditemukan juga tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan yang diukur secara statistik

dengan rasio ROE dan Tobin’s Q, dengan demikian H5 yang berbunyi semakin banyak anggota

dewan yang berlatar belakang politik, semakin tinggi nilai perusahaan, ditolak. Menurut Winarna

dan Murni (2007) pengetahuan anggota dewan akan memberikan kontribusi lebih baik bagi nilai

perusahaan apabila didukung pendidikan dan pengalaman yang memadai di bidang tugasnya,

sehingga yang dibutuhkan bukan hanya pengalaman namun juga pendidikan dalam bidang yang

dijalankan, keduanya harus seimbang supaya dapat memberi kontibusi yang baik bagi perusahaan

BUMN. Adanya outside directors yang sebagian besar memiliki latar belakang politik dalam

perusahaan BUMN tidak mempengaruhi nilai perusahaan karena di Indonesia posisi dewan

komisaris kebanyakan diberikan pada anggota dewan yang loyalitasnya tinggi bukan berdasarkan

kompetensi.

22

Variabel latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis (BSTUDY) ditemukan juga tidak

memiliki pengaruh pada nilai perusahaan yang diukur secara statistik dengan menggunakan rasio

ROE dan Tobin’s Q, dengan demikian H3 yang berbunyi semakin banyak anggota dewan berlatar

belakang pendidikan berbasis ekonomi dan bisnis, semakin tinggi nilai perusahaan, ditolak.

Perusahaan BUMN pada penelitian ini bukan pada perbankan sehingga latar belakang pendidikan

ekonomi dan bisnis tidak terlalu dibutuhkan karena ada training dan seminar seminar yang bisa

diikuti anggota dewan untuk mempelajari ekonomi dan bisnis, yang lebih dibutuhkan pada

perusahaan BUMN adalah latar belakang pendidikan yang sesuai dengan jenis usaha perusahaan

tersebut. Hal ini serupa dengan pendapat Kusumastuti et al. (2007) latar belakang pendidikan

yang sesuai dengan jenis perusahaan lebih diperlukan, serta softskill juga diperlukan dalam

menjalankan bisnis, sedangkan pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah merupakan

hardskill.

Variabel usia anggota dewan (AGE) secara statistik ditemukan tidak berpengaruh pada

nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio ROE, dengan demikian H4 yang

berbunyi semakin banyak anggota dewan berusia di atas 50 tahun, maka semakin tinggi nilai

perusahaan, ditolak. Variabel usia anggota dewan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian

Darmadi (2011) yang menganggap tahap kedewasaan seseorang dapat dilihat mulai dari usia 50

tahun ke atas, semakin tua seseorang biasanya akan semakin dewasa, namun seperti yang

disebutkan dalam Palupi et al. (2015) semakin tua usia seseorang juga akan terjadi perubahan

fisik dan mental yang dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan-kemampuan yang dimiliki.

Hal ini berarti baik anggota dewan yang muda maupun tua sama-sama tidak mempengaruhi nilai

perusahaan BUMN, untuk anggota dewan yang berusia tua kemampuan yang dimiliki sudah

menurun, sedangkan anggota dewan yang berusia muda belum memiliki kemampuan yang

memadai karena kurangnya pengalaman. Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian

Kusumastuti et al. (2007) yang menyebutkan bahwa birokrasi dan senioritas di Indonesia masih

sangat kental, sehingga pemilihan anggota dewan di Indonesia kurang mempertimbangkan

integritas serta kompetensi.

Variabel jumlah rapat anggota dewan (MEETING) secara parsial ditemukan tidak

memiliki pengaruh pada nilai perusahaan yang diukur secara statistik dengan rasio ROE dan

23

Tobin’s Q, dengan demikian H6 yang berbunyi semakin banyak jumlah rapat anggota dewan,

semakin tinggi nilai perusahaan, ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

Jao dan Pagalung (2011) yang menyebutkan bahwa banyaknya jumlah rapat akan menurunkan

tindakan manajemen laba. Dalam penelitian ini banyaknya jumlah rapat yang dilakukan

perusahaan BUMN tidak berpengaruh pada nilai perusahaan BUMN karena, banyaknya rapat

yang dilakukan bisa juga berarti banyak juga masalah yang ada di dalam perusahaan BUMN, bisa

jadi masalah yang dihadapi perusahaan BUMN bukan hanya masalah manajemen laba, sehingga

diperlukan banyak rapat untuk memperbaiki masalah yang ada.

Hasil penelitian berdasarkan tabel 5 dengan variabel dependen Tobin’s Q, secara parsial

variabel independen lainnya yaitu jenis kelamin, outside directors, latar belakang pendidikan

ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, latar belakang politik, dan jumlah rapat anggota dewan

yang diukur secara statistik dengan rasio Tobin’s Q ditemukan tidak memiliki pengaruh pada

nilai perusahaan. Hal ini bisa jadi dikarenakan rasio Tobin’s Q adalah rasio yang digunakan untuk

melihat nilai pasar perusahaan (Sudiyanti dan Elen, 2010), sedangkan perusahaan BUMN nilai

pasarnya setiap tahun tidak berubah banyak, hal itu dikarenakan perusahaan BUMN merupakan

perusahaan yang modalnya 50% adalah milik negara (Wahyuni, 2009), sehingga BUMN

merupakan tanggung jawab pemerintah. Seperti yang diungkapkan Astrini et al. (2015) sesuai

dengan kepemilikannya, pemerintah mempunyai kewajiban untuk memantau kinerja manajemen

BUMN Indonesia, hal ini menyebabkan investor tidak terlalu mengkhawatirkan nilai perusahaan

karena harga saham cenderung stabil.

Tidak terbuktinya board diversity terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan rasio

ROE dan Tobin’s Q, bisa jadi dikarenakan pengaruh tidak langsung dari variabel board diversity

pada nilai perusahaan, dimungkinkan board diversity lebih berpengaruh pada pengambilan

keputusan, dan pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Tidak

berpengaruhnya variabel independen bisa jadi juga dikarenakan adanya keterkaitan antar variabel

independen yang dapat dilihat pada tabel 3 tentang uji pearson correlation.

Dari tabel 4 dan 5 diketahui variabel kontrol, yaitu ukuran dewan (BSIZE) dan ukuran

perusahaan (FSIZE) diketemukan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan yang diukur baik

24

dengan menggunakan rasio Tobin’s Q maupun ROE, ditemukan secara statistik tidak

berpengaruh pada nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Ujiyantho dan Pramuka

(2007) dan Wijaya (2012) yang berarti besar kecilnya ukuran dewan tidak menjadi penentu utama

dalam kinerja perusahaan. Variabel ukuran perusahaan (FSIZE) juga ditemukan secara statistik

tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Kusumastuti et al.

(2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan belum memiliki arah pengaruh yang jelas

pada nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan BUMN merupakan perusahaan yang

modalnya 50% adalah milik negara (Wahyuni, 2009) sehingga harga saham tiap tahunnya tidak

berubah banyak, hal itu menyebabkan investor tidak mengkhawatirkan besar kecilnya ukuran

perusahaan dan ukuran dewan yang ada di perusahaan BUMN.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas diketemukan bahwa pada perusahaan BUMN tingkat

board diversity yang dimiliki rendah, keberagaman anggota dewan yang ada kurang tersebar.

Dari hasil uji pearson correlation ditemukan board diversity yang dilihat dari jenis kelamin

memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan yang diukur dengan ROE, dan hal ini sejalan

dengan uji regresi linear berganda yang diketemukan bahwa, hanya board diversity yang dilihat

dari jenis kelamin yang ditemukan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan

BUMN yang diukur dengan ROE. Hal ini berarti semakin banyak proporsi anggota dewan yang

berjenis kelamin pria maka akan semakin tinggi nilai perusahaan BUMN. Sedangkan variabel

lain yang lain diketemukan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan

rasio ROE.

Terkait dengan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q seluruh variabel

independen yaitu jenis kelamin, outside directors, proporsi anggota dewan berlatar belakang

pendidikan ekonomi dan bisnis, usia anggota dewan, proporsi anggota dewan berlatar belakang

politik dan jumlah rapat anggota dewan diketemukan tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan BUMN yang diukur dengan rasio Tobin’s Q. Dengan demikian hasil penelitian ini

belum dapat membuktikan hipotesis yang diajukan.

25

Sebagai implikasi teori, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kusumastuti et

al. (2007), dan Carter et al. (2003), namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Vania dan

Supatmi (2014) dan Darmadi (2011) yang menemukan bahwa variabel jenis kelamin pria

berpengaruh secara positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel penelitian

lain seperti outside directors, latar belakang pendidikan berbasis ekonomi dan bisnis, usia

anggota dewan, latar belakang politik anggota dewan dan jumlah rapat gabungan anggota dewan

tidak sejalan dengan penelitian Kartikasari (2012), serta Jao dan Pagalung (2012). Sehingga

masih ada ketidakkonsistenan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yang diduga

karena adanya keterbatasan jumlah sampel yang digunakan, yaitu 15 perusahaan selama 3 tahun.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini hanya 15 perusahaan dengan periode penelitian tiga tahun, karena beberapa

perusahaan tidak mempublikasikan laporan tahunan, hal inilah yang menyebabkan sulit untuk

menilai pengaruh board diversty terhadap nilai perusahaan di BUMN. Selain itu beberapa

perusahaan tidak menjelaskan tentang jenis kelamin sehingga jenis kelamin diukur secara

subjektifitas yang ditentukan melalui nama dan foto profil anggota dewan, hubungan antar

variabel independen saling terkait. Kelemahan lainya adalah pengulangan data yang hampir sama

selama 3 tahun. Dimungkinkan juga terdapat pengaruh tidak langsung yaitu seharusnya board

diversity dihubungkan terlebih dahulu pada pengambilan keputusan.

Saran untuk penelitian yang akan datang adalah perusahaan yang digunakan sebagai

sampel dapat diperluas, seperti misalnya ditambahkan juga untuk perusahaan BUMN yang non

listed atau BUMD sehingga data memadai, peneliti selanjutnya juga dapat membandingkan

antara perusahaan BUMN dengan perusahaan swasta, serta peneliti yang akan datang juga dapat

mengkaitkan antara board diversity dengan pengambilan keputusan atau kebijakan yang diambil

perusahaan. Penelitian yang akan datang sebaiknya jika data yang dimiliki dalam 1 tahun kurang

dari 30 perusahaan sampel, sebaiknya menggunakan non parametric statistik.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, N. F. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran DPRD dalam Pengawasan

Keuangan Daerah. Accounting Analysis Journal, 2 (3).

26

Amri, Chairul dan Untara. 2012. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate

Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Fakultas

Ekonomi Universitas Gunadarma Depok. Available at http://publication.gunadarma.ac.id/

bitstream/123456789/981/1/21207473.pdf

Anonim. 2013. Telkom Indonesia. Available at http://www.telkom.co.id/dewan-komisaris.html

Anonim. 2015. Laporan Tahunan PT. Bank Central Asia. Available at

http://www.bca.co.id/include/download/indeks_id/RekomendasiDewanKomisaris-243-

244.pdf

Astrini, Sandra Fitri, Ghanesus Biekayanti, dan Djoko Suhardjanto. 2015. Praktik Corporate

Governance dan Nilai Perusahaan BUMN Di Indonesia. Jurnal Akuntansi. 19.01.

Atahau, A.D.R., dan Supatmi. 2011. The Effect of Board Diversity on Financial Performance of

Indonesian Employer’s Pension Fund. Management and Bussines journal, vol. 10 No. 2,

pp.192-200.

Carter, David A., Betty J. Simkins, dan W. Gary Simpson. 2003. Corporate Governance, Board

Diversity, and Firm Value. Financial review 38.1: 33-53.

Darmadi, S. 2011. Board Diversity and Firm Performance: The Indonesian Evidence. Corporate

Ownership and Control 8: 11-21.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Jilid 1, BPFE Universitas

Diponegoro, Semarang.

Hadiprajitno, Paulus Basuki. 2013. Struktur Kepemilikan, Mekanisme Tata Kelola Perusahaan,

dan Biaya Keagenan Di Indonesia (Studi Empirik Pada Perusahaan Di Bursa Efek

Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Auditing, vol. 9, No.2.

Herawaty, Vinola. 2009. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari

Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan 10.2: PP-97.

Jao, Robert dan Gagaring Pagalung. 2011. Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan

Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal

Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No.1.

Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, vol.8, no. 1, h. 1-9.

Kartikasari, Dewi. 2012. Pengaruh Personal Background, Political Background, Pemahaman

Regulasi Terhadap Peran Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi

Kasus pada DPRD Kabupaten Boyolali). Accounting Analysis Journal Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

27

Klein, A. 2002. Audit Committee, Board Of Director Characteristics, and Earnings Management.

Journal of Accounting and Economics 33 (3): 375–400.

Kusumastuti, S., Supatmi, dan Sastra, P. 2007. Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai

Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

Vol. 9 No. 2, pp. 88-98.

Laut, Rimba dan Arie Dwi Budiawati. 2014. Menteri Rini : Jumlah BUMN Menyusut Di 2014.

Available at http://bisnis.news.viva.co.id/news/read /579716-menteri-rini--jumlah-bumn-

menyusut-di-2014. 19 Januari 2015

Mardiyati, Umi, Gatot Nazir Ahmad, dan Ria Putri. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen,

Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2005-2010. Jurnal Riset Manajemen

Sains Indonesia (JRMSI)| Vol 3.1.

Marimuthu, M. 2008. Ethnic Diversity On Boards Of Directors and Its Implications On Firm

Financial Performance. The Journal of International Social Research, 1(4), 431-445.

Marzuki. 2006. Kajian Awal Tentang Teori-Teori Gender. Universitas Negeri Yogyakarta.

Murhadi, W. R. 2009. Studi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Praktik Earnings

Management Pada Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship), 11(1), pp-1.

Muryati, Ni Nyoman Tri Sariri, dan I Made Suardikha. 2014. Pengaruh Corporate Governance

Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2 : 425-429.

Nasrilah, Faiz. 2014. Garuda Rumuskan 25 Langkah Untuk Kurangi Kerugian. Available at

http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/09/04/090604375/ garudarumuskan-25-langkah-

untuk-kurangi-kerugian. 4 September 2014.

Palupi, Niken Kusumaning, Hermi Yanzi, dan Berchah Pitoewas. 2015. Pengaruh Faktor Usia

Terhadap Minat dan Kemampuan Guru Ppkn dalam Penggunaan Tik. Jurnal Kultur

Demokrasi 3.6.

Sudiyatno, Bambang, dan Elen Puspitasari. 2010. Tobin’s Q dan Altman Z-Score sebagai

Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmiah Kajian Akuntansi 2.1.

Ujiyantho, M. Arief, dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance,

Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X : 26-28.

Vania, Helena, dan Supatmi. 2014. The Effect Of Board Diversity Towards The Company Value

Of Financial Institutions In Indonesia. International Jurnal of Business and Management

Invention. Vol.3.4, PP. 32-41

Wahyuni, Lili. 2009. Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian

Akuntansi Dengan Komitmen Organisasi Dan Tekanan Pekerjaan Sebagai Variabel

28

Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan BUMN di Provinsi Sumatera Barat).

Universitas Diponegoro Semarang. Available at

http://eprints.undip.ac.id/7843/1/Lili_Wahyuni.pdf

Wardhani, Ratna. 2006. Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami

Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms). Simposium Nasional Akuntansi 9

Padang : 1-26.

Wicaksana, Ketut Arya Bayu. 2010. Dampak Diversitas Kebangsaan Anggota Dewan Komisaris

dan Direksi Pada Kinerja Pasar Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen 1.1.

Wijaya, Maria. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Akuntansi 1.1: 26-30.

Winarna, J., dan Sri Murni. 2006. Pengaruh Personal Background, Political Background dan

Dewan tentang Anggaran terhadap Peran DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah.

Simposium Nasional Akuntansi X.

Xie, Biao, Wallace N. Davidson, dan Peter J. DaDalt. 2003. Earnings Management and Corporate

Governance: The Role Of The Board And The Audit Committee. Journal of corporate

finance 9.3 : 295-31

29

LAMPIRAN-LAMPIRAN

30

Lampiran 1

Data Penelitian

No NAMA

PERUSAHAAN

Pengukuran

Variabel

control Tobin ROE

Sex

Outsider Bstudy Age Bpolitic Meeting Bsize Fsize

1 Adhi Karya 1.00 0.18 0.36 1.00 0.45 12.00 11.00 12.90 0.34 0.36

2 Aneka Tambang 1.00 0.17 0.83 0.50 0.42 12.00 12.00 13.29 0.46 0.30

3 Garuda Indonesia 0.93 0.14 0.50 0.71 0.29 13.00 14.00 13.39 0.81 0.14

4 Indofarma 0.89 0.22 0.56 0.56 0.11 13.00 9.00 12.08 0.76 0.09

5 Jasa Marga 1.00 0.18 0.55 0.73 0.45 16.00 11.00 13.39 1.95 0.21

6 Kimia Farma 0.80 0.20 0.40 0.80 0.30 12.00 10.00 12.32 1.76 0.19

7 Krakatau Steel 1.00 0.17 0.50 0.83 0.33 10.00 12.00 13.39 0.90 0.01

8 Perusahaan Gas

Negara 1.00 0.17 0.58 0.50 0.17 12.00 12.00 13.58 2.76 0.49

9 Pembangunan

Jaya Ancol 0.89 0.22 0.44 0.89 0.22 7.00 9.00 12.38 0.70 0.18

10 Tambang Batu

Bara Bukit Asam 1.00 0.17 0.50 0.58 0.25 12.00 12.00 13.10 2.43 0.46

11 Semen Indonesia 1.00 0.25 0.50 0.92 0.25 12.00 12.00 13.42 3.60 0.35

12 Timah 1.00 0.25 0.58 0.83 0.25 7.00 12.00 12.79 1.12 0.14

13 Telekomunikasi

Indonesia 1.00 0.15 0.46 0.46 0.23 13.00 13.00 14.05 1.77 0.36

14 Wijaya Karya 1.00 0.17 0.67 0.92 0.17 15.00 12.00 13.04 1.01 0.29

15 Waskita Karya 0.92 0.17 0.58 0.83 0.33 13.00 12.00 12.92 0.38 0.23

1 Adhi Karya 1.00 0.18 0.36 0.91 0.45 13.00 11.00 12.99 0.20 0.46

2 Aneka Tambang 1.00 0.17 0.83 0.58 0.42 12.00 12.00 13.34 0.68 -0.01

3 Garuda Indonesia 0.92 0.23 0.62 0.77 0.31 9.00 13.00 13.56 0.68 0.01

4 Indofarma 0.75 0.25 0.50 0.63 0.13 13.00 8.00 12.11 0.44 -0.11

5 Jasa Marga 1.00 0.18 0.55 0.91 0.45 17.00 11.00 13.45 1.63 0.16

6 Kimia Farma 0.90 0.20 0.40 0.90 0.30 13.00 10.00 12.39 1.20 0.17

7 Krakatau Steel 1.00 0.17 0.50 0.83 0.33 12.00 12.00 13.46 0.58 -0.01

8 Perusahaan Gas

Negara 1.00 0.17 0.67 0.50 0.33 22.00 12.00 13.72 2.03 0.41

9 Pembangunan

Jaya Ancol 0.91 0.18 0.36 0.64 0.09 9.00 11.00 12.42 0.85 0.18

10 Tambang Batu

Bara Bukit Asam 1.00 0.17 0.50 0.67 0.25 13.00 12.00 13.07 1.89 0.33

11 Semen Indonesia 1.00 0.15 0.46 0.92 0.23 12.00 13.00 13.49 2.78 0.32

12 Timah 1.00 0.25 0.58 0.83 0.25 13.00 12.00 12.92 1.56 0.16

13 Telekomunikasi

Indonesia 1.00 0.14 0.50 0.57 0.14 14.00 14.00 14.11 1.83 0.35

31

14 Wijaya Karya 1.00 0.17 0.67 1.00 0.17 15.00 12.00 13.10 0.97 0.32

15 Waskita Karya 0.92 0.17 0.58 0.75 0.33 16.00 12.00 12.94 0.93 0.26

1 Adhi Karya 1.00 0.17 0.33 0.83 0.33 12.00 12.00 13.02 0.54 0.34

No NAMA

PERUSAHAAN

Pengukuran Variabel

control Tobin ROE

Sex Outsider Bstudy Age Bpolitic Meeting Bsize Fsize

2 Aneka Tambang 1.00 0.17 0.75 0.58 0.50 12.00 12.00 13.34 0.71 -0.07

3 Garuda Indonesia 0.92 0.17 0.58 0.33 0.25 14.00 12.00 13.59 0.84 -0.50

4 Indofarma 0.83 0.17 0.67 0.83 0.33 13.00 6.00 12.10 0.95 0.01

5 Jasa Marga 1.00 0.18 0.55 0.91 0.45 18.00 11.00 13.50 2.03 0.16

6 Kimia Farma 0.80 0.20 0.40 0.90 0.30 13.00 10.00 12.47 2.68 0.17

7 Krakatau Steel 1.00 0.15 0.46 0.92 0.23 10.00 13.00 13.51 0.67 -0.21

8 Perusahaan Gas

Negara 1.00 0.17 0.58 0.58 0.17 23.00 12.00 13.89 2.12 0.33

9 Pembangunan

Jaya Ancol 0.90 0.20 0.50 0.80 0.20 4.00 10.00 12.46 1.25 0.19

10 Tambang Batu

Bara Bukit Asam 1.00 0.17 0.42 0.75 0.33 12.00 12.00 13.17 1.93 0.31

11 Semen Indonesia 1.00 0.14 0.50 0.86 0.21 12.00 14.00 13.54 2.81 0.28

12 Timah 1.00 0.17 0.67 0.92 0.33 11.00 12.00 12.99 1.64 0.18

13 Telekomunikasi

Indonesia 0.93 0.20 0.53 0.67 0.20 15.00 15.00 14.15 2.20 0.33

14 Wijaya Karya 1.00 0.18 0.82 0.91 0.18 14.00 11.00 13.20 1.63 0.23

15 Waskita Karya 0.92 0.17 0.58 0.75 0.50 12.00 12.00 13.10 1.71 0.27

32

Lampiran 2

Uji Asumsi Klasik ROE

Uji Kolmogorov-Smirnov ROE

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized

Residual .113 45 .188 .910 45 .002

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Autokorelasi ROE

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .520a .271 .108 .17716 1.973

a. Predictors: (Constant), FSIZE, BPOLITIC, BSTUDY, AGE, MEETING,

OUTSIDER, SEX, BSIZE

b. Dependent Variable: ROE

Uji Multikolinearitas ROE

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .525 1.169 .449 .656

SEX 1.382 .612 .481 2.258 .030 .446 2.241

OUTSIDER -.021 1.066 -.003 -.020 .984 .738 1.354

BSTUDY -.394 .241 -.255 -1.632 .111 .832 1.202

AGE .044 .193 .039 .230 .819 .722 1.385

BPOLITIC -.173 .268 -.100 -.646 .523 .850 1.176

MEETING .019 .010 .336 1.946 .059 .678 1.474

BSIZE .030 .033 .254 .902 .373 .256 3.909

FSIZE -.153 .117 -.432 -1.306 .200 .185 5.400

a. Dependent Variable: ROE

33

Uji Heterokedastisitas ROE

34

Lampiran 3

Uji Asumsi Klasik Tobin’s Q

Uji Kolmogorov-Smirnov Tobin’s Q

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized

Residual .118 45 .129 .956 45 .086

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Autokorelasi Tobin’s Q

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .497a .247 .079 .77416 1.515

a. Predictors: (Constant), FSIZE, BPOLITIC, BSTUDY, AGE, MEETING,

OUTSIDER, SEX, BSIZE

b. Dependent Variable: TOBINS

Uji Multikolinearitas Tobin’s Q

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -9.059 5.109 -1.773 .085

SEX -.252 2.674 -.020 -.094 .926 .446 2.241

OUTSIDER 4.103 4.659 .148 .881 .384 .738 1.354

BSTUDY -.959 1.054 -.144 -.910 .369 .832 1.202

AGE .656 .844 .132 .777 .442 .722 1.385

BPOLITIC -1.731 1.172 -.232 -1.477 .148 .850 1.176

MEETING .044 .043 .180 1.027 .311 .678 1.474

BSIZE -.051 .145 -.101 -.354 .726 .256 3.909

FSIZE .799 .513 .524 1.558 .128 .185 5.400

a. Dependent Variable: TOBINS

35

Uji Heterokedastisitas Tobin’s Q

36

Lampiran 4

Hasil Regresi ROE

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .520a .271 .108 .17716 1.973

a. Predictors: (Constant), FSIZE, BPOLITIC, BSTUDY, AGE, MEETING, OUTSIDER, SEX, BSIZE b. Dependent Variable: ROE

Uji Simultan (F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1

Regression .419 8 .052 1.669 .140b

Residual 1.130 36 .031

Total 1.549 44

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), FSIZE, BPOLITIC, BSTUDY, AGE, MEETING, OUTSIDER, SEX, BSIZE

Uji Regresi Linear

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .525 1.169 .449 .656

SEX 1.382 .612 .481 2.258 .030 .446 2.241

OUTSIDER -.021 1.066 -.003 -.020 .984 .738 1.354

BSTUDY -.394 .241 -.255 -1.632 .111 .832 1.202

AGE .044 .193 .039 .230 .819 .722 1.385

BPOLITIC -.173 .268 -.100 -.646 .523 .850 1.176

MEETING .019 .010 .336 1.946 .059 .678 1.474

BSIZE .030 .033 .254 .902 .373 .256 3.909

FSIZE -.153 .117 -.432 -1.306 .200 .185 5.400

a. Dependent Variable: ROE

37

Lampiran 5

Hasil Regresi Tobin’s Q

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .497a .247 .079 .77416

a. Predictors: (Constant), FSIZE, BPOLITIC, BSTUDY, AGE, MEETING, OUTSIDER, SEX, BSIZE b. Dependent Variable: TOBINS

Uji Simultan (F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1

Regression 7.063 8 .883 1.473 .201b

Residual 21.576 36 .599

Total 28.639 44

a. Dependent Variable: TOBINS

b. Predictors: (Constant), FSIZE, BPOLITIC, BSTUDY, AGE, MEETING, OUTSIDER, SEX, BSIZE

Uji Regresi Linear

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) -9.059 5.109 -1.773 .085

SEX -.252 2.674 -.020 -.094 .926

OUTSIDER 4.103 4.659 .148 .881 .384

BSTUDY -.959 1.054 -.144 -.910 .369

AGE .656 .844 .132 .777 .442

BPOLITIC -1.731 1.172 -.232 -1.477 .148

MEETING .044 .043 .180 1.027 .311

BSIZE -.051 .145 -.101 -.354 .726

FSIZE .799 .513 .524 1.558 .128

a. Dependent Variable: TOBINS

38

Lampiran 6

Hasil Uji Pearson Correlations

Correlations

SEX OUTSIDER BSTUDY AGE BPOLITIC MEETING BSIZE FSIZE TOBIN ROE

SEX

Pearson Correlation 1 -.384** .218 .035 .200 .183 .612

** .667

** .168 .340

*

Sig. (2-tailed) .009 .149 .817 .187 .229 .000 .000 .269 .022

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

OUTSIDER

Pearson Correlation -.384** 1 -.057 .154 -.156 -.260 -.397

** -.461

** -.023 -.142

Sig. (2-tailed) .009 .711 .313 .308 .085 .007 .001 .879 .352

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

BSTUDY

Pearson Correlation .218 -.057 1 -.246 .135 .219 .046 .195 -.083 -.171

Sig. (2-tailed) .149 .711 .104 .376 .149 .764 .199 .587 .261

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

AGE

Pearson Correlation .035 .154 -.246 1 .157 -.199 -.149 -.289 -.014 .127

Sig. (2-tailed) .817 .313 .104 .304 .191 .329 .054 .929 .407

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

BPOLITIC

Pearson Correlation .200 -.156 .135 .157 1 .114 -.022 .097 -.187 -.038

Sig. (2-tailed) .187 .308 .376 .304 .457 .885 .527 .220 .806

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

MEETING

Pearson Correlation .183 -.260 .219 -.199 .114 1 .108 .398** .250 .207

Sig. (2-tailed) .229 .085 .149 .191 .457 .479 .007 .097 .171

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

BSIZE

Pearson Correlation .612** -.397

** .046 -.149 -.022 .108 1 .814

** .253 .221

Sig. (2-tailed) .000 .007 .764 .329 .885 .479 .000 .094 .144

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

FSIZE

Pearson Correlation .667** -.461

** .195 -.289 .097 .398

** .814

** 1 .342

* .163

Sig. (2-tailed) .000 .001 .199 .054 .527 .007 .000 .021 .285

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

39

TOBIN

Pearson Correlation .168 -.023 -.083 -.014 -.187 .250 .253 .342* 1 .437

**

Sig. (2-tailed) .269 .879 .587 .929 .220 .097 .094 .021 .003

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

ROE

Pearson Correlation .340* -.142 -.171 .127 -.038 .207 .221 .163 .437

** 1

Sig. (2-tailed) .022 .352 .261 .407 .806 .171 .144 .285 .003

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).