pengaruh bauran pemasaran pada kepuasan pasien di …digilib.unila.ac.id/55118/3/3. tesis full tanpa...
TRANSCRIPT
PENGARUH BAURAN PEMASARAN
PADA KEPUASAN PASIEN DI RSUD MENGGALA
KABUPATEN TULANG BAWANG
Tesis
Oleh
DIANA PURWITASARI
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
Customer satisfaction is a continuous process that must be improved by management.This study aims to determine the relationship of marketing mix to patient satisfactionin the Public Hospital Menggala Tulang Bawang Regency. This research consists ofindependent variables namely 7P marketing mix components (product, price, place,promotion, physical evidence, process, and people) and the dependent variablerepresented by patient satisfaction. To explore the relationship between theindependent and dependent variables the quantitative method is used to collectprimary data through questionnaires, which are given to employees and patients inMenggala Hospital. The research sample in this study consisted of 200 respondentsoutpatients, and 100 respondents inpatients.
The results of this study indicate that in broad outline the entire 7P marketing mix(seven) is product, people, price, place, promotion, physical evidence, process,significantly influencing patient satisfaction in Menggala Hospital. However, there is1 (one) component that has no effect on patient satisfaction, namely the process in therespondent hospitalized. And people are the most influential component of patientsatisfaction with all respondents inpatient and outpatient care.
This research can be a guide for hospitals to increase satisfaction and retaincustomers by implementing the right marketing mix.
Keywords: 7P Marketing Mix, Patient Satisfaction, Hospital, Tulang Bawang
ABSTRAK
Kepuasan pelanggan adalah proses berkelanjutan yang harus ditingkatkan olehmanajemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bauran pemasaranterhadap kepuasan pasien di RSUD Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Penelitianini terdiri dari variabel independen yaitu komponen bauran pemasaran 7P (product,price, place, promotion, physical envidence, process, dan people) dan variabeldependen yang diwakili oleh kepuasan pasien. Untuk mengeksplorasi hubunganantara variabel independen dan dependen metode kuantitatif digunakan untukmengumpulkan data primer melalui kuesioner, yang diberikan kepada karyawan danpasien di RSUD Menggala. Sampel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 200responden pasien rawat jalan, dan 100 responden pasien rawat inap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis besar seluruh bauran pemasaran7P (tujuh) yaitu produk, people, price, place, promotion, physical envidence, process,secara signifikan mempengaruhi kepuasan pasien di RSUD Menggala. Namunterdapat terdapat 1 (satu) komponen yang tidak berpengaruh dengan kepuasaanpasien yaitu process pada responden rawat inap. Dan people adalah komponen yangpaling berpengaruh pada kepuasaan pasien dengan seluruh responden rawat inap danrawat jalan. Penelitian ini dapat menjadi panduan bagi rumah sakit untukmeningkatkan kepuasaan dan mempertahankan pelanggan dengan menerapkanbauran pemasaran yang tepat.
Kata kunci : 7P Bauran Pemasaran, Kepuasaan Pasien, Rumah Sakit, TulangBawang
PENGARUH BAURAN PEMASARAN
PADA KEPUASAN PASIEN DI RSUD MENGGALA
KABUPATEN TULANG BAWANG
Oleh
DIANA PURWITASARI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
MAGISTER MANAJEMEN
Pada
Program Pascasarjana Maister Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1981 di desa Bandar Agung, Lampung Tengah, Propinsi
Lampung, sebagai putri bungsu dari 3 (tiga) bersaudara pasangan Bapak Watiman Suryadi dan Ibu Sri
Sunarti, Telah menyelesaikan Pendidikan Dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Bandar Agung,
Lampung Tengah pada Tahun 1993.
Selanjutnya pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Bandar Agung, Lampung
Tengah yang diselesaikan pada tahun 1996. Setelah itu Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1999.
Pada Tahun 1999 penulis melanjutkan pendidikan Diploma III (D3) Politeknik Kesehatan Gigi
Yogyakarta dan melanjutkan pendidikan Strata I Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta pada dan selesai Tahun 2005.
Pada Tahun 2014 penulis kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 2 (S2) yaitu program
pascasarjana Magister Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, dengan
konsentrasi Manajemen Pemasaran.
MOTTO
KITA SEMUA AKAN DIUJI DALAM BERBAGAI CARA
SUKSES ADALAH MEREKA YANG SABAR MENJALANINYA
TERKADANG LANGKAH TERKECIL KE ARAH YANG BENAR BERAKHIR MENJADI
LANGKAH TERBESAR DALAM HIDUPMU
SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKN AMAL SHALEH,
MEREKA ADALAH SEBAIK- BAIK MAKHLUK – AL- QURAN 98:7
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhmdulillah kepada Alloh Subhanna Wa Taala.
Kupersembahkan Tesis ini dengan kerendahan hati kepada orang-orang luar biasa yang sangat
berarti dalam hidupku:
BBieya Imamku Muhammad Iqbal
Dengan semua motivasinya, kesabaran dan cintanya yang tulus untuk keberhasilan
pendidikanku.
Anakku, Prengilsku dan Gantengku FIRZANAH, FHATIYYAH, FAATIH, senyum dan tawamu
menjadi penghilang penat dan lelah, selalu istiqomah anakku , untuk menjadi sholeh dan
sholehah
Ibukku Bue Pur, Alm. Bapak, masku ( Apung, Malies), yang tidak berhenti memberikan doa dan
semangatnya untuk setiap usaha yang aku lakukan…
Love U All
Jazakumullohu Khoyran……
KATA PENGANTAR
“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh
Subhanna Waa Taala, karena dengan berkah dan limpahan rahmat serta kemudahanNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul : “Pengaruh
Bauran Pemasaran pada Kepuasan Pasien Di RSUD Menggala Kabupaten
Tulang Bawang”. Penyusunan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar Magister Manajemen pada Program Pascasarjana Magister
Manajemen, Universitas Lampung.
Atas bantuan dan dukungan yang secara langsung, maupun tidak
langsung yang telah penulis terima, oleh karena itu dalam kesempatan ini izinkanlah
penulis mengucapkan Jazakumullahu Khairan Katsiran kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, SE.,Msi selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung atas segala fasilitas dan pelayanan.
2. Ibu Dr. Ernie Hendrawaty, SE.,Msi., Selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung atas segala fasilitas dan
pelayanan.
3. Ibu Dr. Mahrina .,SE.,Msi, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk
penyelesaian tesis ini.
4. Ibu Dr. Ernie Hendrawaty, SE.,Msi., Selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk
penyelesaian tesis.
5. Bapak dan ibu Dosen yang telah memberikan berbagai materi kuliah dan
seluruh staf Sekretariat Program Magister Manajemen Universitas lampung
yang telah memberikan pelayanan administrasi kepada penulis selama
mengikuti pendidikan.
6. Bapak dr. Lukman Pura, Sp-PD-KGH, MHSM.,FINASIM, selaku Direktur RSUD
Menggala, dan Bapak Muhammad Shaleh selaku kabag Tata Usaha, serta seluruh
staf manajemen dan medis atas segala fasilitas dan pelayanan sat melakukan
penelitian di RSUD Menggala. (maaf abah buya banyak ijin tanpa konfirmasi……).
7. Bbieyaku Muhammad Iqbal, sholehahku Atu Firzanah, nces Fhatiyyah, dan sholehku
uwan faatih, kalian melengkapiku dan menjadi alasanku untuk selalu bersyukur.
Maafin mmieya y nak untuk sering terlewat bacakan dongeng buat kalian……
8. Ibuku Sri Sunarti, Ibuk luar biasa yang sedikit sekali mengeluh mengurusiku sampai
saat ini bahkan sampai ketiga anakku (sepurane bue Pur selalu menyusahkan,
jazakillah khoyran Bue Pur, sayang ibuk), dan alm. Bapakku Watiman Suryadi,
kangen lelaki tampan dan hebat yang jarang sekali memarahiku….Al Fatihah
bapak….(anakke bapak S2 pak…) Bapak Mertua alm. Nurani dan Ibu Mertua
Yusnani, jazakillah khoyran. Dan Mas-masku Harry Purwanto, Sulistyo Hadi, mbak
ipar, adik ipar, dan semua ponakan kesayangan.
9. My team bina program RSUD Menggala , alm. Puset Tuty Nurhayati, patner
diribetin ozi, bastiar, ridho, akhirnya selesai juga matur nuwun all.
10. Sahabat kecilku ika, linda, semoga tetap terjaga silaturami kita, dan “tiga serangkai”
itu akan selalu ada dalam hati kita. Serta semua rekan mahasiswa/mahasiswi
angkatan XIV, khususnya jurusan manajemen bisnis yang telah memberikan
dukungan dan saran-saran kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.
11. Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Dengan segala kemampuan yang ada serta mengingat terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan, kami sepenuhnya menyadari bahwa tesis ini masih
jauh dari sempurna, baik dalam pengungkapan, pokok pikiran, tata bahasa
maupun kelengkapan pembahasannya. Semoga dengan hasil dari penelitian
dalam tesis ini dapat berguna bagi yang membutuhkan. Akhirnya semoga Alloh
Subhanna Wa Ta Alla membalas kebaikan yang telah diberikan tercatat sebagai
amal ibadah.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandar Lampung, Desember 2018
Pembuat Pernyataan
Diana Purwitasari
DAFTAR ISI
Cover LuarAbstract ........................................................................................................... iAbstrak ............................................................................................................ iiCover Dalam ................................................................................................... iiiPersetujuan ...................................................................................................... ivPengesahan ...................................................................................................... vPernyataan ....................................................................................................... viRiwayat Hidup ................................................................................................ viiMotto ............................................................................................................... viiiPersembahan ................................................................................................... ixKata Pengantar ................................................................................................ xDaftar Isi .......................................................................................................... xiiiDaftar Tabel .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 11.1. Latar Belakang ........................................................................... 11.2. Perumusan Masalah ................................................................... 81.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 81.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 112.1. Strategi Pemasaran ..................................................................... 112.2. Pemasaran ................................................................................... 12
2.2.1. Konsep dan Pengertian Pemasaran .................................. 122.2.2. Pemasaran Jasa ................................................................ 122.2.3. Tantangan Organisasi Jasa ............................................... 14
2.3. Bauran Pemasaran ..................................................................... 152.4. Kinerja Rumah Sakit .................................................................. 232.5. Penelitian Terdahulu .................................................................. 262.6. Kerangka Pemikiran ................................................................... 292.7. Pengembangan Hipotesis ........................................................... 31
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN .................................................... 373.1. Objek Penelitian ......................................................................... 373.2. Jenis Penelitian ........................................................................... 373.3. Populasi dan Sampel .................................................................. 373.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 383.5. Definisi operasional dan variable Penelitian .............................. 393.6. Instrumen Penelitian .................................................................. 41
3.7. Prosedur Penelitian .................................................................... 423.8. Analisis Data .............................................................................. 43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 454.1. Hasil Penelitian ........................................................................... 454.2. Pembahasan ............................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 585.1. Simpulan ..................................................................................... 585.2. Saran .......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 27
Tabel 2. Definisi Operasional ....................................................................... 39
Tabel 3. Penilaian Skor Terhadap Jawaban pada Kuesioner ........................ 41
Tabel 4. Kategori Korelasi ............................................................................ 44
Tabel 6. Distribusi Karakteristik Responden Pasien Rawat InapBerdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,Penghasilan, Ruangan dan Lama Pasien Dirawat .......................... 46
Tabel 7. Distribusi Karakteristik Responden Pasien Rawat JalanBerdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,Penghasilan, Lama Pasien Dirawat ................................................ 47
Tabel 8. Analisis Reliabel Antara Kepuasaan Pasien dengan BauranPemasaran (7 p) .............................................................................. 48
Tabel 9. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana pada Responden Pasien RawatJalan (n=200) .................................................................................. 50
Tabel 10. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana pada Responden Pasien RawatInap (n=100) ................................................................................... 50
Tabel 12. Hasil Uji Regresi Linier Ganda pada Responden Pasien RawatJalan (n=200) ................................................................................... 51
Tabel 13. Hasil Uji Regresi Linier Ganda pada Responden Pasien RawatInap (n=100) .................................................................................... 52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu mata rantai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dimana rumah sakit diharapkan
dapat berperan optimal dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Peran tersebut dewasa ini semakin menonjol mengingat timbulnya
perubahan-perubahan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun kebijakan
pemerintah.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, baik dalam hal pengadaan
fasilitas pelayanan kesehatan maupun mengendalikan dan menyempurnakan
layanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat dalam bentuk regulasi.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan yang bermutu
pada masyarakat, Untuk pengadaan fasilitas kesehatan seperti fasilitas rumah
sakit, kemajuan yang telah dicapai sudah menampakkan kondisi sebagaimana
yang diharapkan. Menurut data Kementerian Kesehatan diketahui bahwa jumlah
rumah sakit di Indonesia pada tahun 2010 kurang lebih mencapai 1.632 unit yang
terdiri dari 585 unit rumah sakit dibawah Kementrian Kesehatan dan Pemerintah,
181 unit milik TNI POLRI, 78 unit milik BUMN dan 838 unit milik swasta,
2
jumlah ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai 2.166 unit pada tahun
2013 masing-masing oleh 671 unit oleh Kementrian Kesehatan, 159 unit TNI
POLRI, 70 oleh BUMN Kementrian lain. Peningkatan ini kembali terjadi di tahun
2014 yang mencapai 2.269 unit. Melihat kenyataan ini harus diakui bahwa upaya
pemerintah hingga sekarang telah berhasil meningkatkan pengadaan jumlah
rumah sakit di Indonesia (Djojosugito, 2001).
Rumah sakit adalah sebuah organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai misi
sosial untuk melayani dan menyembuhkan orang sakit tanpa membedakan status
sosial – ekonominya. Namun disisi lain, rumah sakit juga berfungsi sebagai bisnis,
karena disamping pelayanan kesehatan juga ada multi usaha lainnya, baik medis
maupun non-medis, dan tempat bernaung berbagai tenaga profesional medis,
paramedis, dan non-medis yang melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah.
(Widajat, 2009)
Berubahnya nilai – nilai secara global dan masuknya Indonesia ke dalam
persaingan pasar bebas, mengharuskan kita mengubah paradigma tentang rumah
sakit. Perlu dipahami, rumah sakit tidak bisa lagi dipandang hanya sebagai
institusi sosial belaka, melainkan sudah menjadi institusi yang bersifat sosio
ekonomis. Dengan paradigma baru ini, kaidah – kaidah bisnis juga berlaku bagi
industri rumah sakit tanpa harus meninggalkan jati dirinya sebagai institusi sosial
yang sarat dengan norma, moral, dan etika. (IDI Jakarta Barat, 2009)
3
Rumah sakit khususnya rumah sakit pemerintah harus selalu memperhatikan dan
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan, karena jenis pelayanan yang
diberikan rumah sakit bersifat unik dan sangat berbeda. Selain itu, tujuan
pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (customer satisfaction),
melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan
dan kebutuhan pemberi pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan
yang diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga
pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras dan seimbang, merupakan
paduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang
memuaskan ( Djojosugitjo, 2001).
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah langkah terpenting untuk
meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor kesehatan. Hal ini tidak ringan
karena peningkatan mutu tersebut bukan hanya untuk rumah sakit saja tetapi
berlaku untuk semua tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas, baik di fasilitas pemerintahan maupun swasta
(Djojosugitjo, 2001). Oleh sebab itu, pihak rumah sakit penting memperhatikan
tingkat kepuasan pasien dengan pelayanan kesehatan yang diberikan sehingga
diikuti dengan meningkatnya kepuasaan rumah sakit dalam menghadapi
persaingan khususnya pada era pasar bebas.
Kepuasan pasien menjadi bagian yang penting dalam penilaian kinerja rumah
sakit non profit. Upaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu untuk
4
menciptakan kepuasan pasien mungkin masih perlu mendapat perhatian. Menurut
Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata konsumen dengan standar dan kode etik profesi yang
telah ditetapkan.
Gray et al., (2000) meneliti mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan
kinerja rumah sakit, diantaranya rumah sakit itu perlu memiliki orientasi strategi
pemasaran. Orientasi strategi pemasaran khususnya bauran pemasaran yang
meningkatkan naiknya nilai kepuasan yang dirasakan pelanggan.
Ahmad et al.,(2013) mengungkapkan bahwa strategi marketing mix adalah
strategi yang diperlukan suatu organisasi layanan dalam menentukan keberhasilan
performa organisasi. Ini adalah faktor- faktor bagi rumah sakit yang mencoba
untuk meningkatkan performa melalui penerapan strategi pemasaran dan layanan
berdampak pada kepuasan pasien.
Eltamo et al., (2016) mengkaji strategi bauran pemasaran terhadap kepuasan
pasien di rumah sakit rujukan dan rujukan Wolaita Sodo University. Penelitian ini
berpendapat bahwa strategi bauran pemasaran tidak berkembang secara kebetulan,
namun melalui upaya yang direncanakan oleh tim manajemen rumah sakit.
Jayabrata et al., (2016) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika kualitas
perawatan di rumah sakit swasta untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka
5
akan berpengaruh secara langsung dapat meningkatkan rasa kepuasan kepada
pasien di rumah sakit.
Survei awal penulis yang dilakukan di RSUD Menggala, menunjukkan Indeks
Kepuasan Pasien Tahun 2016 didapatkan nilai rata- rata kepuasan pasien sebesar
71,89% dan belum mencapai target kepuasan pasien yang ditetapkan dalam
standar minimal pelayanan RSUD Menggala sebesar ≤ 85%. Data komplain/
keluhan pasien pada RSUD Menggala yang diterima tahun 2016 mengeluhkan
kecewa dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.
Ketidakpuasan pasien yang paling sering diungkapkan dalam kaitannya dengan
sikap dan perilaku petugas rumah sakit, antara lain keterlambatan pelayanan
dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, perawat kurang komunikatif dan
informatif, lamanya proses masuk rawat inap, tutur kata, keacuhan serta ketertiban
dan kebersihan di lingkungan rumah sakit.
Sikap, perilaku, tutur kata, keramahan petugas serta kemudahan mendapatkan
informasi dan komunikasi menduduki peringkat tertinggi dalam persepsi
ketidakpuasan pasien. Tidak jarang walaupun pasien merasa outcome tak sesuai
dengan harapannya , tetapi mereka cukup puas jika dilayani dengan sikap yang
menghargai perasaan dan martabatnya. Dari bagian Rekam Medis didapatkan data
jumlah tempat tidur pada tahun 2016 adalah 189 tempat tidur, dengan BOR (Bed
Occupancy Rate) sebesar 33%. Nilai ini sangat kecil dari nilai BOR yang
seharusnya (mengacu pada Grafik Barber Johnson nilai BOR adalah 60-80%).
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah Menggala merupakan Rumah Sakit
6
Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang yang merupakan rujukan regional bagi 7
(tujuh) kabupaten di Propinsi Lampung dalam pelayanan kesehatan.
Ketidakpuasan pasien diartikan sama dengan keluhan terhadap pelayanan
kesehatan rumah sakit, yang dilakukan oleh tenaga kesehatannya (dokter, perawat,
apoteker, penunjang medis dan lainnya) dan struktur sistem perawatan kesehatan
(biaya, sistem asuransi, kemampuan dan prasarana pusat kesehatan dan lain-lain).
Selain itu, pasien juga mengharapkan kelengkapan peralatan medik, bangunan dan
fasilitas rumah sakit yang memadai, kelengkapan sarana pendukung, faktanya
belum sesuai dengan data ASPAK (Aplikasi Sarana Prasarana Kesehatan).
Berkaitan dengan perlunya peningkatan pelayanan kesehatan, pembangunan
kesehatan sebenarnya juga harus diarahkan pada pemberian pelayanan kesehatan
yang bermutu, yaitu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan
standar dan etika pelayanan profesi. Dalam kondisi seperti ini rumah sakit sebagai
unit pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dengan cara
melayani masyarakat sebaik mungkin agar menjadi tempat rujukan yang baik,
mampu memberi kepuasan kepada para pasien, bagi puskesmas-puskesmas
ataupun dokter praktek yang ada di sekitarnya (Djojosugito, 2001).
Para konsumen rumah sakit (pasien baik secara individu maupun hasil rujukan
dari puskesmas atau dokter praktek) akan memilih untuk dirawat di rumah sakit
yang memiliki perilaku pelayanan yang baik. Namun, bentuk pelayanan yang baik
ini relatif jarang ditemui di rumah sakit – rumah sakit di Indonesia. Oleh karena
7
itu, rumah sakit sebagai organisasi jasa perlu meningkatkan perceived quality
konsumen yaitu penilaian konsumen terhadap suatu kualitas layanan rumah sakit
dengan menggunakan program yang bisa dikontrol salah satunya dikenal dengan
bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix yang lazim digunakan
perumahsakitan di Indonesia adalah 7P yaitu: product, price, place, promotion
people, physical evidence, dan process. (Suprananto, 2011).
Suatu perusahaan atau organisasi jasa harus dapat merumuskan bauran pemasaran
yang tepat agar terciptanya kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi produk
atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan
tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk
atau jasa (Tjiptono 2005). Apabila konsumen puas maka konsumen akan percaya
pada perusahaan atau rumah sakit tersebut namun sebaliknya apabila mereka tidak
puas, konsumen akan berpindah ke perusahaan atau rumah sakit pesaing.
Kotler 1995, mengungkapkan bila persepsi konsumen terhadap mutu pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit baik maka image konsumen (corporate image)
terhadap rumah sakit akan positif, kondisi ini dapat meningkatkan kepuasan
konsumen atau pasien (customer satisfaction). Melihat fenomena diatas, maka
penelitian ini akan meneliti pengaruh mix marketing strategic terhadap kinerja
rumah sakit dalam hal ini kepuasan pasien Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah
yang dalam hal ini peneliti mengambil objek di RSUD Menggala Kabupaten
Tulang Bawang.
8
1.2 Perumusan Masalah
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa RSUD Menggala yang merupakan
salah satu rumah sakit rujukan dengan tipe B, sudah tentu akan banyak pasien
yang akan menggunakan pelayanan kesehatan. Namun sebaliknya nilai kepuasan
pasien yang belum mencapai target yang ditetapkan dalam standar pelayanan
minimal RSUD Menggala dan nilai Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD
Menggala sebagai salah satu indikator kinerja pelayanan masih berada dikisaran
33 %. Nilai BOR ini lebih rendah dari nilai standart BOR yang seharusnya yaitu
60 – 80 %.
Melihat kondisi ini tentunya tidak menguntungkan bagi pihak rumah sakit dan
jika dibiarkan saja akan dapat mempengaruhi kinerja rumah sakit. Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka penulis merumuskan
permasalahan yang diteliti adalah:
“Apakah komponen bauran pemasaran 7P berpengaruh terhadap kepuasan pasien
di RSUD Menggala ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh komponen produk (service health) terhadap
kepuasan pasien RSUD Menggala.
2. Untuk mengetahui pengaruh komponen harga (price) terhadap kepuasan
pasien RSUD Menggala.
9
3. Untuk mengetahui pengaruh komponen saluran distribusi (place) terhadap
kepuasan pasien RSUD Menggala.
4. Untuk mengetahui pengaruh komponen promosi ( promotion) terhadap
kepuasan pasien RSUD Menggala.
5. Untuk mengetahui pengaruh komponen orang (people) terhadap kepuasan
pasien RSUD Menggala.
6. Untuk mengetahui pengaruh komponen bukti fisik (physical evidence)
terhadap kepuasan pasien RSUD Menggala.
7. Untuk mengetahui pengaruh komponen proses (process) terhadap
kepuasan pasien RSUD Menggala.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi untuk pengetahuan akademis
dan praktis sebagai salah satu upaya mengeksplorasi secara empiris dampak
dari strategi bauran pemasaran terhadap citra rumah sakit dan berdampak
pada kepuasan pasien di RSUD Menggala. Selain mengenali peran penting
dari pemasaran dalam meningkatkan kepuasan pasien, penelitian ini
mengintegrasikan, memurnikan dan memperluas kerja empiris pemasaran
yang dilakukan di bidang pelayanan kesehatan.
2. Bagi peneliti dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam
memperluas wawasan tentang ilmu strategi pemasaran khususnya strategi
pemasaran dalam hal pelayanan kesehatan di rumah sakit, selain itu juga
memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran diri, mulai dari
10
pemahaman terhadap permasalahan bidang strategi pemasaran jasa kesehatan
sampai aplikasinya dilapangan.
3. Penelitian ini memberikan panduan yang berguna untuk kemungkinan
penelitian lebih lanjut dan masa depan seperti mengeksplorasi pengaruh
pengaruh strategi bauran pemasaran kriteria kinerja rumah sakit lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran pada penyelengara pelayanan adalah perencanaan progam
untuk mencapai sasaran dan tujuan. Penentuan strategi dilakukan oleh
penyelenggara pelayanan dengan memperhatikan segmentasi pasien, target
kunjungan dan segala kegiatan untuk menarik konsumen (Purwanto, 2006).
Bauran pemasaran dirancang untuk membuat strategi yang akan dilakukan
untuk meningkatkan kualitas mutu melalui prosedur, alur kegiatan, kecepatan
dan ketepatan proses.
Brand image dari penyedia pelayanan kesehatan yang positif juga dapat
meningkatkan loyalitas pelanggan secara langsung, dan meningkatkan kepuasan
pelanggan melalui peningkatan kualitas pelayanan yang dirasakan, yang pada
gilirannya meningkatkan kunjungan ulang pasien (Permatasari, 2014).
Ada empat langkah dalam pengembangan strategi itu :
1. Mendefinisikan area bisnis yang terlibat.
2. Mengidentifikasi pesaing.
3. Mendefinisikan perbedaan – perbedaan diantara pesaing.
4. Beradaptasi dengan perubahan lingkungan. (Steven G,and Eric N, 1991).
12
2.2. Pemasaran
2.2.1 Konsep Dan Pengertian Pemasaran
Dalam konsep pemasaran, kunci utama untuk mencapai sasaran organisasi adalah
dengan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dari pasar sasaran, dan
memberikan kepuasan kepada konsumen dengan cara yang lebih efektif dan
efisien dibanding dengan pesaingnya.
Pemasaran selalu berusaha mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen
pasar sasarannya serta bagaimana memuaskan mereka melalui proses pertukaran
dengan tetap memperhatikan semua pihak dan tujuan yang terkait dengan
kepentingan perusahaan.
Salah satu definisi pemasaran yang paling ringkas adalah memenuhi kebutuhan
secara menguntungkan. (Kotler and Keller, 2006) Asosiasi pemasaran Amerika
mengatakan dalam Kotler bahwa pemasaran merupakan satu fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menerapkan
nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
2.2.2 Pemasaran Jasa
Jasa merupakan suatu fenomena yang sangat rumit (Gronroos dalam Jasfar
2005:13). Kata jasa mempunyai banyak arti dan ruang lingkup, dari
pengertian yang paling sederhana, yaitu hanya berupa pelayanan dari seseorang
kepada orang lain, bisa juga diartikan sebagai mulai dari pelayanan yang
diberikan oleh manusia, baik yang dapat dilihat (explicit service), yang bisa
13
dirasakan (implicit service) sampai pada fasilitas-fasilitas pendukung yang
harus tersedia dalam penjualan jasa dan benda-benda lainnya (Jasfar 2005:15).
Sebagai salah satu bentuk produk, jasa dapat didefinisikan sebagai setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang
pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu (Kotler dalam Tjiptono 2006:16).
Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya
bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya
kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen (Zethaml-
Bitner dalam Lupiyoadi et al, 2006:6).
Dapat disimpulkan, bahwa jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan
bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat
secara aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu
(Jasfar, 2005:17).
Berbagai definisi di atas, tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek
interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-
pihak yang bersangkutan tidak selalu menyadari. Jasa tidak suatu barang,
melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud (Lupiyoadi-
Hamdani, 2006:6).
14
2.2.3 Tantangan Organisasi Jasa
Upaya memenangkan persaingan, tantangan suatu organisasi jasa adalah
harus memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain
dengan melakukan berbagai inovasi dan beradaptasi secara cepat
terhadap perkembangan-perkembangan. Mutu layanan yang baik
meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dengan mutu peralatan yang baik dan
memenuhi standar. Mutu layanan dapat membentuk kepercayaan pelanggan
sehingga loyalitas pelanggan meningkat. Upaya peningkatan mutu adalah
tantangan yang besar dalam sektor kesehatan. Organisasi jasa rumah sakit
merupakan suatu organisasi yang padat modal, padat SDM, padat profesi,
sarana prasarana dan peralatan serta padat masalah. SDM dalam pelayanan
jasa yang menghasilkan produk merupakan unsur penting baik dalam
produksi maupun penyampaian jasa. SDM menciptakan nilai tambah dan
memperoleh keunggulan kompetitifnya, sekaligus menjadi penggerak roda
organisasi untuk mewujudkan visi misinya. Selain proses rekrutmen dan seleksi,
perlu dilakukan pengembangan dan pemeliharaan secara sistematis dan
terencana agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai (Marbun, 2009).
Tantangan dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan melalui sikap
melayani dari petugas, kegiatan pemasaran untuk pemenuhan harapan
dan kebutuhan pasien, melalui kegiatan pengukuran pemasaran, penggunaan
teknologi dan media pemasaran.
15
2.3. Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran Pemasaran,
yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan
penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu
segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan sebuah gabungan strategi pada
manajemen pemasaran dalam rangka peningkatan mutu layanan kesehatan.
Diperlukan pertimbangan yang matang agar implementasi strategi pemasaran
berjalan dengan sukses. Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari gabungan
variabel-variabel yang diharapkan mampu mempengaruhi dan
menciptakan kepuasan konsumen, sehingga konsumen menjadi loyal untuk
membeli produk layanan yang ditawarkan penyedia pelayanan kesehatan
(Setiowati, 2007).
Naik turunnya kepuasan konsumen menggunakan produk ditentukan oleh
seberapa besar perubahan dalam variabel Bauran Pemasarana (7P) yaitu Product,
Price, Promotion, Place, People Physical Evidence dan Process yang ditawarkan
kepada konsumen. (Suprihadi dan Melva, 2010).
16
Beberapa definisi tersebut diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran
merupakan variabel-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan
tanggapan yang diharapkan dari pasar sasaran. Sehingga dalam usaha jasa
terdapat 7 unsur marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu: Product, Price,
Promotion, Place, People Physical Evidence dan Process, (Sukotjo dan RadixS,
2010).
Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
perusahaan. Disamping itu marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor
yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka
variabel-variabel marketing mix diatas tadi dapat dijelaskan sedikit lebih
mendalam sebagai berikut:
1. Product
Segala tindakan yang ditawarkan penyedia pelayanan dan segala aktivitas
ekonomi secara umum dikonsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu
yang sama dan nilai tambahan yang didapatkan berupa kenyamanan,
hiburan, kecepatan dan kesehatan. Jasa yang ditawarkan suatu
penyelenggara pelayanan agar dapat memenuhi harapan pelanggan (Kotler,
2005).
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang akan
ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna
mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang
ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting. sebab dengan inilah
17
perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen.
namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk atau jasa sangat erat hubungannya
dengan target market yang dipilih.
Sedangkan sifat dari produk atau jasa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tidak berwujud
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba,
didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.
b. Tidak dapat dipisahkan
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu
merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel
tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.
c. Berubah – ubah
Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat
tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana
disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan
berbeda dengan jasa yang diberikan oleh hotel berbintang tiga.
d. Daya tahan
Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah
kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak
menempati karnar yang ia sewa. Dalam hal ini, produk yang ditawarkan oleh
RSUD Menggala di Kabupaten Tulang Bawang adalah jenis pelayanan yang
bisa dilakukan dirumah sakit.
18
2. Harga ( Price)
Adalah biaya total yang harus dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan
layanan di penyelenggara pelayanan (Sabarguna,2004). Penetapan harga dalam
organisasi pelayanan kesehatan hendaknya rasional, sesuai antara pengeluaran
dan pelayanan yang didapat (Sari, 2013).
Lovelock, (2001) and Keller, (2003) telah menyarankan bahwa harga merupakan
satu-satunya faktor yang strategi bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan bagi organisasi, sedangkan yang lainnya terkait dengan biaya. Tingkat
kompleksitas dari strategi harga antara sektor jasa relatif signifikan karena
tingkat tinggi homogenitas antara sebagian besar kelompok layanan dan
pemberian layanan bersama dan sistem operasi (Kotler, 2011). Namun, perhatian
yang paling penting dalam penelitian ini untuk mengetahui persepsi manajer
dan para pengambil kebijakan dirumah sakit saat merumuskan strategi harga
yang digunakan, yang diatur dengan tarif peraturan daerah Kabupaten Tulang
Bawang.
3. Saluran Distribusi ( Place )
Adalah lokasi penyelenggaraan pelayanan adalah distribusi atau penyaluran
pelayanan kepada pasien dan masyarakat. Distribusi pelayanan kesehatan
terkait dengan lokasi yang strategis sehingga jasa yang ditawarkan lebih mudah
diinformasikan kepada masyarakat (Setiowati,2007). Berbagai kegiatan
perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan terjangkau dan tersedia bagi
pasar sasaran, (Kotler, 2004:428)
19
Organisasi pelayanan kesehatan perlu mengembangkan tim tenaga penjualan yang
sukses, yang memiliki keterampilan dasar dan perlu, pengetahuan, dan motivasi
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan (Jones, 2003).
Pengertian place di rumah sakit meliputi tempat pelayanan, waktu yang
dihabiskan, konsep rujukan, dan lain-lain. Lokasi fasilitas seringkali
menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar
potensial suatu perusahaan. Misalnya rumah sakit umumnya menempati
daerah yang cukup luas dan berlokasi dekat daerah yang padat
penduduknya, karena rumah sakit bertujuan untuk melayani masyarakat
umum secara luas. Pemilihan tempat dan lokasi memerlukan pertimbangan
yang cermat terhadap beberapa faktor berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana
transportasi umum
2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi
jalan
3. Tempat parkir yang aman dan luas.
4. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
dikemudian hari
5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang
ditawarkan.
6. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
7. Peraturan pemerintah
20
Rumah Sakit Pemerintah Daerah di Kabupaten Tulang Bawang berlokasi di Jalan
Lintas Sumatera, mempunyai akses yang mudah dijangkau sehingga saat ini
menjadi Rumah Sakit Rujukan yang melayani 7 (tujuh) Kabupaten yaitu Lampung
Utara, Mesuji, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, Way Kanan, Lampung
Barat, dan Pesisir Barat.
4. Promosi ( Promotion)
Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada
pasar tentang produk/ jasa yang dijual, tempat dan lain sebagainya. Sementara itu
konsep promosi di rumah sakit adalah bagaimana pasien tahu tentang jenis
pelayanan yang ada di rumah sakit, bagaimana mereka termotivasi untuk
menggunakan, lalu menggunakan secara berkesinambungan dan menyebarkan
informasi itu kepada rekan-rekannya. Promosi merupakan proses
mengkomunikasikan variabel bauran pemasaran yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Inti dari kegiatan
promosi adalah suatu bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha
untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, mengingatkan pasar sasaran
agar bersedia menerima, membeli, dan loyal produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Promosi atau pemasaran di rumah sakit masih dianggap sebagai sesuatu yang
wajar. Tetapi dalam melakukan, ada hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Tidak boleh meremehkan atau menjelek-jelekkan rumah sakit lain.
2. Memberikan informasi yang jujur dan tidak berlebih-lebihan.
21
3. Tidak menjanjikan sesuatu yang tidak mungkin diberikan.
4. Memberikan kesempatan kepada pasien atau calon pasien untuk
bertanya dan dijawab dengan sejujur-jujurnya.
5. Menghormati hak pasien untuk memilih rumah sakit manapun juga.
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbangan yang
efektif, dengan mengkombinasikan komponen – komponen tersebut kedalam
suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli
dan para pembuat strategi pemasaran.
5. Orang (People)
Orang adalah elemen esensial yang penting dalam produksi dan
penyelenggaraan pelayanan yang dapat menjadi nilai tambah dan lebih
kompetitif. Mutu tenaga kerja pada suatu organisasi pelayanan kesehatan
sangat menentukan berjalan atau tidaknya kegiatan pemasaran yang
rasional, tingkat efisiensi, dan mendukung organisasi pelayanan kesehatan
terus berjaya. Perilaku sumber daya manusia sangat mempengaruhi persepsi
pasien(Tjiptono, 2008). Pengelolaan tenaga kerja mempertimbangkan usaha
memberdayagunakan tenaga kerja melalui penarikan, seleksi, latihan,
pendidikan dan pengembangan. Tenaga kerja diberikan imbalan dan
hukuman (reward and punishment) yang sesuai, bertanggung jawab dan
mempertimbangkan prestasi. Pengelolaan tenaga kerja juga mempertimbangkan
usaha menciptakan suasana kerja yang mendorong tenaga kerja berniat
untuk mengembangkan diri dengan prestasi, profesionalisme, dan berkompetensi
22
tanpa meninggalkan sifat kooperatif. Kualitas people ini mempunyai pengaruh
jangka panjang dalam memberikan jasa layanan yaitu bagaimana dapat
meyakinkan konsumen dapat menjadi pelanggan dan kembali datang
menggunakan jasa layanan.
6. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik adalah lingkungan fisik tempat dimana terjadinya interaksi
pelayanan kepada pasien yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
(Hamdani dan Lupiyoadi, 2011). Kesiapan penyedia jasa layanan kesehatan
menyediakan kondisi lingkungan, gedung, peralatan dan teknologi yang
manfaatnya secara langsung akan dirasakan oleh konsumen. Bukti fisik dalam
hal ini bentuk pelayanan yang bersifat nyata seperti bangunan dan sarana
pendukung lainnya.
7. Process
Keseluruhan aktivitas mulai dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme
dan ketanggapan petugas, aktivitas proses pelayanan, rutinitas penyelenggara
pelayanan kepada pasien (Bhucari, 2007). Menurut Kotler, 2004 , proses
adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan
untuk menyajikan produk dan layanan terbaik kepada konsumen.
Proses pelayanan dapat dianggap sebagai kinerja ekspresif layanan. Durasi atau
total waktu yang terlibat sebelum dan selama pertemuan layanan, penampilan
kerja-daerah - aspek non desain lingkungan layanan, seperti kebersihan sehari-hari
dan kerapian lokasi layanan, yang variabel inheren di alam, penampilan karyawan
23
aspek pribadi dari kehadiran karyawan, termasuk kedua faktor kebersihan dan
cara di mana kostum yang dikenakan, empati, jaminan dan usaha karyawan - yang
meliputi keterampilan, pengetahuan dan profesionalisme karyawan. Misalnya,
seberapa baik karyawan dapat memahami situasi pelanggan dan memperlakukan
mereka sesuai, dan jumlah energi yang dikeluarkan oleh seorang karyawan atas
nama pelanggan selama pertemuan layanan, yang meliputi kemampuan karyawan
untuk menjadi responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
Keandalan - kemampuan untuk memberikan layanan yang akurat yang telah
berjanji untuk pelanggan di pertama, dan setiap berikutnya, layanan pertemuan,
partisipasi pelanggan - bukan "yang dirancang" unsur-unsur partisipasi pelanggan,
tapi gaya sendiri pelanggan mengkonsumsi layanan, dan pelanggan-ke-pelanggan
interaksi (Gronroos, 2000).
Prosedur pelayanan kesehatan dirumah sakit pemerintah Kabupaten Tulang
Bawang sesuai dengan standar dan parameter yang berlaku.
2.4 Kinerja Rumah Sakit
Kinerja organisasi yang dimaksud di sini diacu dari Baldauf et al (2001) dan
Chang and Chen (1998) adalah kondisi ideal yang menjadi sasaran atau tujuan
dari bisnis organisasi. Indikator yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
peningkatan kepuasan pasien yang dalam hal ini ditunjukkan dengan peningkatan
BOR (Bed Oppurtunity Rate) . Kepuasan konsumen hanya akan terbentuk apabila
konsumen merasa puas atas pelayanan yang mereka terima. Menurut Kotler
(2000:42), kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
24
membandingkan kinerja (atau hasil) suatu produk yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya. Umumnya harapan pelanggan merupakan
pemikiran atau keyakinan pelanggan tentang apa yang diterimanya bila ia
membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa).
Kinerja yang disampaikan Merkouris dalam Kotler and Keller (2009),
menyebutkan bahwa mengukur kepuasan pasien dapat digunakan sebagai alat
untuk : 1) evaluasi kualitas pelayanan kesehatan; 2) evaluasi terhadap
konsultasi intervensi dan hubungan antara perilaku sehat dan sakit; 3)
membuat keputusan administrasi; 4) evaluasi efek dari perubahan organisasi
pelayanan; 5) administrasi staf; 6) fungsi pemasaran; 7) formasi etik
profesional.
Kepuasan konsumen ini menjadi dasar menuju terwujudnya konsumen yang
loyal atau setia (Julita 2001:68). Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep
sentral dalam wacana bisnis dan manajemen (Tjiptono dan Chandra 2005:
192). Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa barang atau jasa
yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan yang
baik atau memuaskan (Assauri 2003:28). Kepuasan pelanggan dapat
membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan produk perusahaan di
mata pelanggannya.
Beberapa pengertian kepuasan konsumen (customer satisfaction) dapat dilihat
pada bagian berikut. Tjiptono (2004:349) mengutip beberapa definisi
kepuasan konsumen, mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen adalah
25
situasi kognitif pembeli berkenan dengan kesepadanan atau antara hasil yang
didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan. Swan, et al
(1996) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau
penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek
atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan atau
pemakaiannya. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi terhadap surprise yang
inheren atau melekat pada perolehan produk atau pengalaman konsumsi. Ukuran
dimensi kepuasan pasien (Bruce dalam Alfian 2006: 12) :
1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar
pelayanan profesi. Lima unsur dasar kepuasan yaitu kepuasan terhadap
metode, informasi yang disampaikan kepada pasien, kemampuan teknis
para penyelenggara pelayanan dan mekanisme pelayanan tindak lanjut.
2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
yang baik. Pelayanan kesehatan yang wajar, berkesinambungan, dapat
diterima, bermutu serta efisien. Menurut Leger dalam Alfian (2006:13),
tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi
oleh :
1. Pendekatan dan perhatian pemberi pelayanan kesehatan yaitu dokter,
paramedis, petugas administrasi dan lain-lain;
2. Kualitas informasi yang diterima dalam hubungan antara harapan dan apa
yang menjadi kenyataan yang mencakup penjabaran janji informasi
yang tepat;
3. Prosedur yang pasti;
26
4. Lama waktu tunggu;
5. Fasilitas penunjang.
Payrot et al.dalam Alfian (2006:13), menyatakan bahwa kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :
1. Perilaku staf yaitu keramahan, kesopanan, suka menolong, memberi
penerangan dan penjelasan;
2. Suasana yaitu suasana yang nyaman, menyenangkan, penampilan fisik
tempat pelayanan;
3. Informasi yang mencakup informasi medis dan logistik. Engel (1992:65),
menyatakan bahwa kepuasan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari
luar pemberi pelayanan saja akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
dari luar maupun dari dalam diri pasien itu sendiri. Dari dalam
mencakup sumber daya, pendidikan, pengetahuan, sikap dan gaya hidup
serta demografi. Sedangkan dari luar mencakup budaya, sosial ekonomi,
keluarga, dan situasi yang dihadapi
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan digunakan untuk memperoleh gambaran
penelitian yang mendalam. Hal tersebut dilakukan untuk mempelajari dan mencari
informasi dari penelitian- penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan
topik penelitian. Berikut penelitian- penelitian yang relevan dengan penelitian ini :
27
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Mohammad
et al, (2015)
7PS Marketing Mix
And Retail Bank
Customer
Satisfaction In
Northeast Nigeria
Variabel :
Marketing mix
strategy,
Customer
Sactifaction
Hasil penelitian
menemukan
bahwa produk,
proses dan bukti
fisik berhubungan
secara signifikan
dengan kepuasan
pelanggan
sedangkan harga,
promosi, tempat
dan orang tidak
terkait secara
signifikan. Juga
ditemukan bahwa
proses adalah
pengemudi yang
paling
berpengaruh
sementara harga
paling tidak
berpengaruh
2 Wijayanti
(2014)
Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran
Terhadap Kepuasan
Pelanggan Listrik
Prabayar (studi
kasus pada PT PLN
Variabel :
Marketing mix
strategy,
Customer
Sactifaction
Hasilnya
menunjukkan
bahwa secara
stilmutan bauran
pemasaran
berpengaruh
28
(Persero) Unit
Pelayanan Jaringan
Way Halim).
secara positif dan
signifikan
terhadap
Kepuasan
pelanggan. hasil
analisis koefisien
determinasi
menyatakan
bahwa bauran
pemasaran
memberikan
pengaruh sebesar
59,2% terhadap
kepuasan
pelanggan
3 Chairiza
(2012)
Pengaruh Bauran
Pemasaran Dan
Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan
Konsumen Pada
Hotel Andalas Di
Bandar Lampung
Variabel :
Marketing mix
strategy,
Customer
Sactifaction
Hasil penelitianya
adalah hipotesis
yang menyatakan
bauran pemasaran
berpengaruh
positif terhadap
Kepuasan
konsumen pada
Hotel Andalas di
Bandar lampung
dapat diterima.
4 Ahmad et al,
(2013)
The Impact of
Marketing Mix
Strategy on
Hospitals
Variabel :
Marketing mix
strategy,
Customer
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa lima dari
tujuh variabel
29
Performance
Measured by
Patient Satisfaction:
An Empirical
Investigation on
Jeddah Private
Sector Hospital
Senior Managers
Perspective
Sactifaction
yang signifikan
(pelayanan
kesehatan,
promosi, bukti
fisik, proses dan
strategi personal)
di sisi lain kedua
variabel tidak
signifikan (harga
dan distribusi
strategi).
5 Eltamo et al,
(2016)
Marketing Mix
Strategies and
Hospital
Performance-In
Case of Wolaita
Sodo University,
Otona Teaching &
Referral Hospital
Variabel :
Marketing mix
strategy,
Customer
Sactifaction
Penelitian ini
berpendapat
bahwa strategi
bauran pemasaran
tidak berkembang
secara kebetulan,
namun melalui
upaya yang
direncanakan oleh
tim manajemen
rumah sakit.
2.6 Kerangka Pemikiran
Orientasi perusahaan modern adalah menciptakan kepuasan bagi para konsumen.
Konsumen yang puas akan memberikan loyalitas yang tinggi kepada
perusahaan. Kepuasan konsumen dapat dicapai dengan membuat strategi
pemasaran pelayanan jasa yang berkualitas tinggi dengan menilai bagaimana
30
persepsi konsumen mengenai diferensiasi kompetitif, mengelola kualitas jasa, dan
mengelola produktivitas. Jika kepuasan konsumen tinggi akan memberikan
keuntungan dalam jangka panjang demi kelangsungan organisasi.
Bauran pemasaran merupakan sekumpulan keputusan tentang produk, harga
promosi dan saluran distribusi serta manajemen hubungan pelanggan yang
merupakan pengimplementasian strategi pemasaran, sehingga dapat dikatakan
bahwa bauran pemasaran merupakan strategi, taktik, instrument pemasaran yang
tersedia guna mempengaruhi pembeli (Assauri, 2012). Komponen bauran
pemasaran terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi.
Menurut McCarthy dalam Kotler and Keller (2009) bauran pemasaran
diklasifikasikan alat- alat pemasaran tersebut menjadi empat kelompok yang luas
disebut dengan 4 (empat) P : yaitu Product, Price, Place, Promotion. Namun 4P
dirasa sangat kurang dalam pelaksanaan bauran pemasaran jasa diperluas selain
4p ditambah bauran pemasaran modern adalah People reflects in part, internal
marketing and the fact that employees are critical to marketing success, Phisical
Ennvident, Processes reflects all creatifity, discipline, and structure brought to
marketing management.
Berdasarkan teori- teori diatas maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai
berikut:
31
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
2.7 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah. Karena
sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data
empiris yang terkumpul (Sugiyono 2001: 306).
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang
diajukan yaitu:
Produk layanan merupakan komponen utama dari setiap strategi bauran
pemasaran (Ennew, 1998). Produk sebagai hasil akhir yang melibatkan manfaat
yang dinikmati oleh klien pada saat pembelian atau penerimaan layanan dari
sebuah organisasi (Kotler,2011).
Product
Price
Place
Promotion
People
Physical Envident
Process
Customer
Satisfaction
32
Organisasi pelayanan kesehatan biasanya menawarkan berbagai macam produk
pelayanan kesehatan ke sejumlah pelanggan dan kelompok pasien dalam rangka
untuk memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan dan pasien (Kotler, 2011).
Banyak layanan industri seperti layanan kesehatan menghadapi peningkatan
persaingan. merek yang kuat yang didirikan tidak hanya di pasar, tetapi juga di
benak konsumen.
Oravo and Tuominen, (2002) mengemukakan produk yang dihasilkan rumah sakit
adalah pelayanan medis dapat didefinisikan sebagai pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk mempengaruhi kesehatan seseorang, langsung atau tidak
langsung, melalui prosedur yang dilaksanakan oleh tenaga medis. Dalam hal ini
semakin baik produk yang dihasilkan suatu organisasi dapat mempengaruhi
kepuasaan konsumen.
H1 : Product (service health) memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien di
RSUD Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
Harga harus terintegrasi dan konsisten dalam bauran pemasaran, dalam organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi (Palmer, 2001). Harga merupakan salah satu
elemen dasar dari bauran pemasaran jasa. Beberapa peneliti Lovelock, (2001)
telah menyarankan bahwa harga merupakan satu-satunya faktor yang strategi
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi organisasi, sedangkan
yang lainnya terkait dengan biaya.
33
Harga memainkan bagian penting dalam organisasi pelayanan kesehatan, oleh
karena itu perlu mempertimbangkan tujuan organisasi dalam menetapkan harga
rumah sakit. Mengingat fakta bahwa rumah sakit perlu untuk memenuhi tujuan
keuangan untuk menghasilkan keuntungan. Selain itu, strategi harga rumah sakit
biasanya dipengaruhi oleh elastisitas harga konsumen. elastisitas harga dari
permintaan mengukur respons dari kuantitas yang diminta dari layanan untuk
setiap perubahan harga.
Booming and Bittner (2001) mengemukakan pendekatan segmentasi mendukung
gagasan bahwa kelompok yang berbeda dari konsumen akan menempatkan nilai-
nilai yang berbeda pada layanan, dan karenanya memerlukan strategi harga yang
berbeda.
H 2: Price memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien di RSUD Menggala
Kabupaten Tulang Bawang.
Pentingnya menetapkan place dengan ketersediaan dan aksesibilitas produk dan
jasa tergantung organisasi atau lembaga. Aksesibilitas menyiratkan kemampuan
pelanggan atau pasien untuk dengan mudah tiba dan berangkat dari lokasi
layanan atau mengalami layanan tanpa kesulitan besar karena orientasi spasial
yang efektif dan tata letak. (Carter et al, 1999).
Organisasi layanan rumah sakit sangat penting menentukan lokasi dan akses yang
dapat memudahkan pelanggan. Menurut Jones, (2003) organisasi perawatan
kesehatan, yang produknya terutama layanan, harus mempertimbangkan
keputusan tiga distribusi yaitu akses fisik, waktu akses, dan informasi.
34
H 3: Strategi place memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien di RSUD
Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
Promosi dan strategi komunikasi merupakan salah satu komponen kunci dari
strategi bauran pemasaran jasa dimana rumah sakit dapat berkomunikasi
pelayanan kesehatan mereka kepada pelanggan. Menurut Harrison (2000) setiap
alat promosi memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda sehingga sebagian
besar organisasi pelayanan mencoba untuk menggunakan lebih dari satu alat
promosi untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian dari
masing-masing.
Penelitian Andaleeb (1994) mengemukakan iklan sebagai alat penting untuk
rumah sakit karena dua alasan. Pertama, iklan adalah alat yang kompetitif untuk
rumah sakit., efektif digunakan harus membantu rumah sakit untuk menarik dan
mempertahankan klien dalam lingkungan yang berubah dengan cepat di mana
klien semakin terlibat dalam memilih rumah sakit yang tepat. Kedua, survei
nasional menunjukkan bahwa 50 persen konsumen ingat melihat atau mendengar
iklan rumah sakit.
H 4 : Promotion memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien di RSUD Menggala
Kabupaten Tulang Bawang.
Orang memainkan peran penting dalam organisasi pelayanan, khususnya selama
proses pengiriman layanan ketika para peserta memiliki interaksi dengan
35
pelanggan. Boom and Bitner, (2001) menunujukkan dalam penelitiannya layanan
pemasaran telah lama menekankan pentingnya pemberi pelayanan (people)
dengan pelanggan merupakan komponen penting, dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas tinggi dan memberikan kontribusi untuk kepuasan pelanggan
secara keseluruhan. Saat ini peran orang dalam pemberian layanan bervariasi di
seluruh konteks layanan. Hal ini secara luas dapat disimpulkan bahwa kualitas
keseluruhan layanan yang diberikan untuk organisasi seperti pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh antara lain, sifat hubungan antara pelanggan dan kesehatan
penyedia.
H 5 : People memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien di RSUD Menggala
Kabupaten Tulang Bawang.
Pelayanan kesehatan memiliki sejumlah karakteristik yang unik, yang memiliki
implikasi penting untuk strategi pemasaran. bukti fisik membantu pelayanan
kesehatan untuk tangible tingkat tinggi intangibility , Wangenheim and Bayon,
(2004). Pada penelitian lainnya Lovelock (2001) and Palmer (2001) telah
menunjukkan betapa pentingnya bukti fisik di bisnis jasa untuk mempertahankan
citra yang konsisten tentang organisasi.
H 6: Physical envidence memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien di RSUD
Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
Proses adalah salah satu elemen penting dari pemasaran komponen campuran
diperluas dalam layanan yang harus menjadi elemen strategis yang berbeda. Hal
36
ini karena proses dapat mempengaruhi keputusan konsumen awal untuk membeli
layanan dan mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan (Collier, 1991). Persepsi
pasien dari layanan dipengaruhi oleh pengalamannya dari proses pelayanan.
Proses pelayanan dapat dianggap sebagai kinerja ekspresif layanan. Keandalan
dan kemampuan dalam memberikan layanan yang tepat untuk setiap pelanggan
dapat memberikan kesan yang memuaskan pelanggan (Gronroos, 2000).
H 7: Process memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien di RSUD Menggala
Kabupaten Tulang Bawang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah RSUD Menggala Kabupaten Tulang Bawang dengan
subjek yang dipilih adalah karyawan dan pasien RSUD Menggala Kabupaten
Tulang Bawang.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran
terhadap kinerja rumah sakit Umum Daerah Menggala berdasarkan kepuasan
pasien. Penelitian ini menggunakan survei penelitian cross-sectional. Ini adalah
desain cross-sectional tunggal di mana pengumpulan informasi dari populasi
penelitian dan responden dilakukan sekali saja (Palmer, 2001).
3.3 Populasi Dan Sampel
Populasi penelitian ditentukan secara akurat untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam masalah penelitian. Populasi penelitian ini adalah pasien di
RSUD Menggala. Pada penelitian ini metode pengambilan sampel dilakukan
secara non-probability sampling dengan menggunakan teknik consecutive
sampling sampai jumlah sampel terpenuhi. Adapun sampel pada penelitian ini,
terdiri dari :
38
a. Sampel dari populasi pasien rawat inap sebanyak 100 pasien
b. Sampel dari populasi pasien rawat jalan sebanyak 200 pasien di lingkungan
RSUD Menggala dengan kriteria sebagai berikut :
1) Pasien rawat inap dirawat minimal 3 hari
2) Pasien rawat jalan minimal 2 kali kunjungan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif digunakan untuk tujuan mendapatkan
gambaran yang komprehensif tentang isu-isu tersebut. Metode pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner penelitian dirancang
berdasarkan literatur empiris sebelumnya. Komponen bauran pemasaran
(pelayanan kesehatan, harga, promosi, distribusi / akses, bukti fisik, orang, dan
proses) dan kinerja rumah sakit yaitu (kepuasan pasien) diukur menggunakan
skala Likert- mulai dari 4 (sangat setuju ) dan 1 (sangat tidak setuju).
39
3.5 Definisi operasional dan variable Penelitian
Tabel 2. Definisi Operasional
Variabel Sub Variabel Dan
Definisi
Indikator Skala
Bauran
Pemasaran (Mix
marketing)
Product (X1)
Persepsi responden
tentang produk layanan
seperti ketepatan waktu,
prosedur, peralatan,
penyampaian informasi
tentang pelayanan RSUD
Menggala
- Brand Name yang
menarik
- Produk knowledge
yang komprehensif
dan menyeluruh
- Jaminan pelayanan
yang berkualitas
- SDM yang
berdedikasi dan
berkualitas
- Fasilitas sarana dan
prasarana yang
memadai sesuai
dengan standar
- Tata kelola, SOP, dan
perencanaan yang
baik
Likert
Price (X2)
Persepsi respomden
terhadap harga yang
dibayarkan untuk
mendapatkan produk atau
pelayanan kesehatan yang
terdapat di RSUD
Menggala
- Dasar penentuan tarif
- Daftar layanan tarif
- Kebijakan tarif
Likert
Place (X3)
Persepsi responden tentang
lokasi RSUD Menggala
- Informasi jam
pelayanan
- Alur pelayanan
- Lokasi
- Informasi Akses
Likert
Promotion (X4)
Persepsi responden
mengenai sistem
pemasaran atau system
- Profile pelayanan rs
- Media promosi
- Event promosi
Likert
40
promosi yang digunakan
oeh RSUD Menggala
untuk menginformasikan,
menonjolkan, ataupun
membujuk konsumen
untuk mengetahui, tertarik,
dan melakukan aktivitas
pembeli produk.
People (X5)
Persepsi responden
tentang petugas kasir,
administrasi, perawat,
analis, dokter yang
bertugas memberikan
pelayanan kepada pasien di
RSUD Menggala
- Sikap
- Kompetensi
- Kehandalan
- Keramahan
Likert
Phisical Envidence (X6)
Pendapat respponden
tentang lingkungan fisik
yaitu perlengkapan
bangunan, termasuk
penerangan, dan design
tata ruang di RSUD
Menggala terutama di
ruang penerimaan
pasien, ruang pelayanan
dan ruang perawatan
yang dapat
mempengaruhi mood
konsumen.
- Desain Fasilitas
- Lingkungan yang
nyaman
- Fasilitas sarana
prasarana yang
memadai dan sesuai
standar
Likert
Process (X7)
Persepsi responden
tentang proses pelayanan
yaitu pelayanan yang
ramah, ketanggapan
petugas parkir, dan proses
pelayanan di RSUD
Menggala
- Kecepatan
dan ketepatan
- Kecekatan
- Kemudahan
- Privacy
Likert
41
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah kuesioner yang terdiri dari karakteristik
pelanggan dan pendapat responden tentang bauran pemasaran (product, price,
place, promotion, people, physical evidence dan process). Kuesioner dirangkai
dengan pernyataan positif dan pernyataan negatif kepada responden penelitian.
Skor setiap pernyataan pada kuesioner dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Penilaian Skor Terhadap Jawaban Pada Kuesioner.
Kuesioner Pernyataan positif Pernyataan negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Kuesioner dengan format skala likert yang disusun sedemikan rupa sehingga
memungkinkan pelanggan memberikan jawaban dalam berbagai versi tingkatan
yang tertuang dalam setiap butir yang menguraikan tentang product, price,
place, promotion, people, physical evidence dan process, serta kepuasaan
pelanggan. Sehingga diperoleh korelasi bauran pemasaran product, price,
Kepuasaan
Konsumen
Kepuasaan Pasien:
Persepsi responden
terhadap tingkat keadaan
perasaan seseorang senang
atau kecewa yang
merupakan hasil
perbandingan antara
penilaian kinerja suatu
hasil produk layanan dari
RSUD Menggala dalam
hubungannya dengan
harapan konsumen
- Merasa senang
setelah mendapatkan
produk layanan
kesehatan
- Merekomendasikan
- Menjadikan pilihan
utama untuk
mendapatkan layanan
kesehatan
Likert
42
place, promotion, people, physical evidence dan process, di Rumah Sakit
Pemerintah di Kabupaten Tulang Bawang terhadap kinerja rumah sakit yang
diukur dengan kepuasaan pasien dan diujicobakan pada responden. Responden
menjawab setiap item kuesioner dengan memberikan jawaban sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju setiap pernyataan.
3.7 Prosedur Penelitian
Alur penelitian yang dilakukan adalah mulai dari pengambilan data awal di
Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang yaitu RSUD Menggala,
kemudian mengurus administrasi dan surat ijin penelitian dari Unila surat ijin
penelitian ke RSUD Menggala sebagai rumah sakit pemerintah milik Kabupaten
Tulang Bawang.
Melakukan uji validitas dengan korelasi pearson dan reliabilitas pada
kuesioner dengan alpha cronbach. Uji validitas untuk mengetahui ukuran taraf
validitas atau kesesuaian instrumen. Instrumen dikategorikan valid bila memiliki
taraf kevalidan tinggi. Validitas pada tiap pernyataan kuesioner diuji dengan
analisis bagian per bagian, yaitu mencari hubungan keterkaitan skor masing-
masing butir dihubungkan dengan skor total, yaitu jumlah total semua skor
masing - masing butir. Diinterprestasi pada konstanta korelasi, diberlakukan
ketentuan untuk butir yang memiliki hubungan keterkaitan positif terhadap
syarat tertentu (skor/nilai total) dan memiliki hubungan keterkaitan yang tinggi,
sehingga dapat dilihat adanya validitas yang tinggi (Manullang, 2008).
43
Sugiyono (2005) menyatakan syarat minimum untuk dianggap memenuhi
syarat valid adalah jika r= 0,3. Jadi jika korelasi antara butir dengan skor total
kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Manullang (2008) menyatakan proses perhitungan reliable alpha cronbach yang
dipakai adalah ∝ ≥ 0,50 memiliki arti instrumen dianggap reliabel.
Berdasarkan uji validitas kuesioner yang dibagikan kepada 10 (sepuluh) pasien
rawat jalan dan 10 (sepuluh) pasien rawat inap di RSUD Menggala dengan
menggunakan korelasi Person Product Moment didapatkan koefisien korelasi
(r=0,50-0,84) sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan item pertanyaan
pada kuesioner valid untuk digunakan dalam mengukur tingkat kepuasaan pada
pelayanan RSUD Menggala.
Selanjutnya uji reliabilitas kuesioner juga dilakukan terhadap 10 (sepuluh) pasien
rawat jalan dan 10 (sepuluh) pasien rawat inap di RSUD Menggala dengan
menggunakan Alpha Cronbach didapatkan 0,908 sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrumen pada kuesioner reliabel untuk digunakan dalam mengukur
tingkat kepuasaan pelayanan di RSUD Menggala.
3.8 Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Digunakan untuk menganalisis karakteristik individu secara deskriptif dengan
menampilkan frekuensi dan prosentasenya. Karakteristik responden yang terdiri
dari umur, tingkat pendidikan, jabatan, pangkat dan golongan.
44
2. Analisis Reliabilitas
Menggunakan statistik non parametrik Korelasi Spearman untuk menguji
signifikasi hipotesis dan untuk mengetahui variabel bebas (bauran pemasaran)
terhadap variabel terikat (kepuasaan pelanggan). Uji korelasi Spearman dilakukan
jika data berdistribusi tidak normal, namun jika data berdiatribusi normal maka
menggunakan uji korelasi Pearson. Ketentuan korelasi dibuktikan dengan besaran
nilai r yaitu koefisien regresi ditunjukkan seperti tabel dibawah ini (Sugiyono,
2007).
Tabel 4. Kategori Korelasi
NO Nilai r Kategori Korelasi
1 0,00 s/d 0,199 Sangat Lemah
2 0,200 s/d 0,399 Lemah
3 0,400 s/d 0,599 Sedang
4 0,600 s/d 0,799 Kuat
5 0,800 s/d 1000 Sangat Kuat
3. Analisis Regresi
Untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap kepuasaan
pelanggan menggunakan analisis regresi linier. Analisis regresi linier adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan dua atau lebih
variabel independen (variabel bebas), untuk mengestimasi atau memprediksi rata-
rata populasi atau nilai- nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Ghozali, 2005).
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Product (service health) berpengaruh positif pada kepuasaan untuk seluruh pasien
rawat inap dan rawat jalan di RSUD Menggala.
2. Price berpengaruh positif pada kepuasan untuk seluruh pasien rawat inap dan rawat
jalan di RSUD Menggala.
3. Place berpengaruh positif pada kepuasan untuk seluruh pasien rawat inap dan rawat
jalan di RSUD Menggala.
4. Promotion berpengaruh positif pada kepuasan untuk seluruh pasien rawat inap dan
rawat jalan di RSUD Menggala.
5. People berpengaruh positif pada kepuasaan untuk seluruh pasien rawat inap dan rawat
jalan di RSUD Menggala.
6. Physical Envidence berpengaruh positif pada kepuasaan untuk seluruh pasien rawat
inap dan rawat jalan di RSUD Menggala.
7. Process berpengaruh positif pada kepuasan pasien hanya pada responden rawat
jalan. Sedangkan pada responden rawat inap komponen process menunjukkan tidak
berpengaruh positif pada kepuasaan pasien di RSUD Menggala.
59
5.2 Saran
1. RSUD Menggala perlu meningkatkan kegiatan promosi yang yang lebih menarik
dan mudah dipahami oleh konsumen. Selain itu penetapan promosi selalu
disesuaikan dengan spesifikasi dan kualitas produk pelayanan kesehatan yang
ditawarkan untuk mengantisipasi persaingan dengan rumah sakit yang lain. Promosi
dan strategi komunikasi merupakan salah satu komponen kunci dari strategi bauran
pemasaran jasa dimana rumah sakit dapat berkomunikasi pelayanan kesehatan
mereka kepada pelanggan (Lovelock, 2001).
2. RSUD Menggala perlu secara rutin mengamati pelayanannya agar dapat
mempertahankan kelebihan-kelebihan yang ada dan selalu meningkatkan kualitas
pelayanan pada variabel penilaiannya atau menurut penilaian pasien yang belum
sesuai dengan harapannya. Peningkatan strategi pemasaran yang tepat dengan
memperhatikan 7P (tujuh) bauran pemasaran dapat meningkatkan kepuasan
pasien.
3. Beberapa komponen bauran pemasaran diatas mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pasien yang dapat berdampak meningkatkan
naiknya nilai kepuasan yang dirasakan pelanggan (eksternal marketing) agar
diperhatikan lebih khusus komponen - komponen tersebut serta mencari terobosan
baru yang dapat meningkatkan kepuasan dan mempertahankan pasien. Hal ini bisa
dilakukan dengan lebih memperhatikan terhadap kebutuhan dan keinginan pasien
(dengan memaksimalkan peran komite mutu yang ada dirumah sakit.
4. Dalam penelitian berikutnya, hendaknya peneliti mencoba menambahkan
komponen yang lain dalam teori kinerja bauran pemasaran menjadi 10 P dengan
dimensi Product, Place, Price, Promotion, People, Physical Envidence, Process,
Performance, Profesional, Pressure agar lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Deddy. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan
Pasien ASKES Keluarga Miskin di Ruang Rawat Inap RSUD Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Tesis. Yogyakarta: Program
Pasca Sarjana IKM UGM.
Ala Eddin Mohammad Khalaf Ahmad1, Abdullah Ali Al-Qarni1, Omar Zayyan
Alsharqi, Dalia Abdullah Qalai and Najla Kadi1 (2013) The Impact of
Marketing Mix Strategy on Hospitals Performance Measured by Patient
Satisfaction: An Empirical Investigation on Jeddah Private Sector
Hospital Senior Managers Perspective, International Journal of Marketing
Studies; Vol. 5,No.6
Assauri, Sofyan.2003. “Costumer Service Yang Baik Landasan Pencapaian
Costumer Satisfaction.” Manajemen Usahawan Indonesia.” No. 01, TH.
XXXII, Januari
Buchari, Alma. 2007. Pengantar Bisnis. Edisi Revisi, cetakan kesembilan.
Bandung : Alfabeta.
Booms, B., & Bitner, M. (2001). Marketing Strategies and Organization
Structures for Services Firms. In James Donnelly & William George
(Eds.), Marketing of services: 1981 special educators’ Conference
Proceeding (pp. 46–51). Chicago: American Marketing Association.
Collier, D. (2001). New Marketing Mix Stresses Service. The Journal of Business
Strategy, 12(2), 42–45. http://dx.doi.org/10.1108/eb039402
Engel, J.F.; et al, (1995); Consumer Behavior, 6th ed, Chicago : The Dryden
Press. Harcourt Brace Colllege Publisher, Orlando Florida
Ennew, C. (2000). Developing Marketing Strategy. In Ennew, Christine, Watkins,
Trevor, Wright, & Mike (Eds.), Marketing Financial Services. Butterworth
Heinemann.
Farida Jasfar, 2005, Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu, Ciawi Bogor,
Ghalia Indonesia.
Gronroos, C. (2000). Service Management and Marketing. A Customer
Relationship Management Approach.
Ghozali, Iman. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hamdani, Lupiyoadi, R. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta, Salemba
Empat.
Harrison, L., Brennan, M., Levine, A. (2000) Frequency and Intensity of Physical
Activity Among Service Members. Journal of Health Promotion.
IDI Jakarta Barat, 2009. Etika Promosi Rumah Sakit, dikutip dari:
www.idijakbar.com
Jones, R. (2003). Making health information accessible to patients. Aslib
Proceedings,55(5/6),334–338.
http://dx.doi.org/10.1108/00012530310498905
Julita. (2001). Menuju Kepuasan Pelanggan Melalui Penciptaan Kualitas
Pelayanan. Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, 1(1), 41-54
Kotler, P dan Keller,K. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, Jilid
Pertama. Jakarta, Erlangga.
Kotler, Philip dan Keller K. 2006. Manajemen Pemasaran. PT. Indeks. Jakarta
Keller, K. (2003). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and
Managing Brand Equity (2nd ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Kotler, P. (2000). Marketing Management: The Millennium Edition (10th ed.).
Prentice Hall International Inc. Kotler, P., & Armstrong, G. (2011).
Principles of Marketing. Pearson.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2011). Principles of Marketing. Pearson.
Lovelock, C. (2001). Services Marketing People, Technology, Strategy (4th ed.).
Prentice Hall.
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2013 Manajemen Pemasaran Jasa (Berbasis
Kompetensi). Salemba, Jakarta.
Manullang, M. Marihot AMH. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada.
Marbun L. 2009. Universitas Indonesia. Gambaran Sistem Pelayanan pada Unit
Diklat Rumah Sakit Metropolitan Centre Jakarta.
Mengistu Matino Eltamo & Tesfahun Tegegn Sorsa, (2016) Marketing Mix
Strategies and Hospital Performance-In Case of Wolaita Sodo University,
Otona Teaching & Referral Hospital, Global Journal of Management and
Business Research: E Marketing, 16
Muh. Ishaq Jayabrata1, Ida Aju Brahmasari1, And Ida Aju Brahma Ratih1 (2016)
Analysis of The Influence Patient Safety, Service Quality, Marketing Mix,
Toward Patient Satisfaction and Patient Loyalty for Inpatients of Private
Hospitals in Surabaya., International Journal of Business and
Management Invention, 37-51
Nithin RV, Narendranath V, and Devakumar G. (2016) An Empirical Study On
Marketing Mix Strategies On Healthcare Services In A Tertiary Care
Hospital, International Journal of Management and Applied Science,
ISSN: 2394-7926
Orava, M., & Tuominen, P. (2002). Curing and caring in surgical services: a
relationship approach. Journal of Services Marketing.
http://dx.doi.org/10.1108/08876040210447379
Palmer, A. (2001). Principles of Services Marketing (3rd ed.). UK: McGraw-Hill
Publishing Company.
Permatasari, S, 2014. Pengaruh Brand Image dan Words Of Mouth Terhadap
Brand Preference Dalam Meningkatkan Minat Loyalitas. Universitas
Diponegoro Semarang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah, 2005
Permendagri Republik Indonesia Nomor: 61 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Keuangan Badan layanan Umum Daerah, 2007
Pola Tata Kelola RSUD Menggala Nomor 01 tahun 2012 Tentang Tata kelola
Rumah sakit, 2012
Purwanto, Iwan. 2006. Manajemen Strategi., Cetakan 1. Bandung : CV.
Yrama Widya.
Sabarguna, Boy S. 2004. Pemasaran Rumah Sakit. Yogyakarta. Rumah Sakit
Islam Yogyakarta.
Sari, P. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berobat Serta
Dampaknya Terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Bhakti Wira
Tamtama Semarang. Universitas Diponegoro.
Schiffman, L.G dan Kanuk, Lesley L, 2007. Consumer Behavior, New Jersey:
Perason Prestice Hall.
Setiowati, B. 2007. Analisa Strategi Bauran Pemasaran Pada Perusahaan Jasa,
Rencana, Iimplementasi, dan Evaluasi Kebijakan Yang Mempengaruhi
Kinerja Pemasaran. Universitas Diponegoro Semarang.
Siregar, Sofyan. 2011. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta ; PT Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Bandung.Alfabeta.
2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung.Alfabeta.
Sukotjo, H., & Radix, S.A. 2010. Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price,
Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap
Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal
Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 1, 216–228.
Suprananto, J. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta. 2001
Supriyanto & Ernawaty. (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta:
Andi Offset.
Supriantoro. 2009. Peran dan Pandangan PERSI dalam Menyikapi Pergeseran
Paradigma Desain Perumahsakitan, Workshop: Hospital Design and
Planning. IKA MARS Universitas Indonesia, 2009. Jakarta.
Suprihadi & Melva (2013)Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Konsumen pada PT. Preshion Engineering Plastec di Surabaya. Jurnal
Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 9 (2013)
Suryawati, dkk, 2006 Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah
Sakit di Provinsi Jawa Tengah Fakultas Kesehatan Masyarakat dan
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Semarang, Jawa Tengah.
Sutedja, R (2007). Rambu-rambu Promosi Rumah Sakit. Media Informasi
IDI ,Jakarta. .
Swan,J.E.,&Trawick,I.F.,Jr.(2006).Consumer satisfaction research:1983–1992
Accomplishments and future directions. Journal of Consumer Satisfaction,
Dissatisfaction and Complaining Behavior,6,28–33.
Tjiptono, F. 2007. Pemasaran Jasa Edisi Pertama: Cetakan Ketiga. Penerbit
Bayumedia Publising. Malang.
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta
Undang- Undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dan Lembaga RI-
2009
Wangenheim, F., & Bayón, T. (2004). The effect of word of mouth on services
switching Measurement and moderating variables. European Journal of
Marketing, 38(9/10), 1173–1185. http://dx.doi.org/10.1108/03090560410548924
Widajat, Rochmanadji, 2009, Being A Great And Sustainable Hospital, Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama
Wigati P, 2008. Analisis Pengaruh Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan
Dokter Terhadap Loyalitas Pasien di Poliklinik Umum Instalasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Universitas
Diponegoro Semarang.
Winarsih, 2009 Analisis Kepuasan Pelanggan Layanan Kesehatan Studi Kasus
RSU Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Universitas
Indonesia. Yoeti, Oka A. 2006. Pemasaran Pariwisata. Edisi Revisi.
Bandung : Angkasa.