pembahasan jurnal tb hiv

21
PEMBAHASAN JURNAL A. RESUME JURNAL Pendahuluan. Penelitian ini berjudul “Causes of Mortality Among Tuberkulosis and HIV Co-Infected Patients in Chiang Rai, Northern Thailand”, yang dipublikasikan pada tanggal 3 Oktober 2012. Penelitian ini dilakukan oleh Pacharee Kantipong, Kuniko Murakami, Saiyud Moolphate, Myo Nyein Aung, dan Norio Yamada yang diterbitkan pada HIV-Aids Research and Palliative Care- di bawah lisensi Dove Medical Press.Ltd. Latar Belakang. Tuberculosis (TB), adalah penyebab kematian utama pada pasien yang hidup dengan status HIV positif, dan hal ini sudah merupakan tantangan global bagi seluruh dunia kesehatan. Meluasnya penggunaan Anti Retroviral Terapi telah menurunkan angka kematian dengan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) baik pada Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Namun demikian, TB secara konsisten menyebabkan kematian yang cukup besar pada orang yang hidup dengan HIV, terutama di Negara-negara berkembang di wilayah Asia Tenggara dan Afrika. Oleh karenanya penelitian ini diselenggarakan dengan melihat penyebab kematian pada pasien dengan koinfeksi TB-HIV. Tujuan. Penelitian ini diharapakan dapat mengetahui penyebab pasti kematian pasien dengan ko-infeksi TB-HIV, menggambarkan penyebab kematian pasien selama dalam pengobatan TB, dan mengidentifikasi dugaan penyebab kematian dari masing-masing kasus. Metode. Penelitian ini menggunakan system retrospektif study, dengan mereview penyebab kematian 331 pasien dengan koinfeksi TB-HIV di Rumah Sakit Chiang Rai Prachanukoh pada tahun 2005 sampai dengan 2008. kematian tersebut dikarenakan TB Meningitis dan hanya sepertiga dari Dari table tersebut diatas, penyebab utama kematian dari 331 pasien adalah TB sebesar 39.3%, infeksi opportunistic lain 28.4%, nonTB-nonIO-penyakit sistemik lain (seperti kelainan hati dsb) 16.3%, dan penyebab lain 16%. Diantara kematian dengan TB, 36.9% kematian diakibatkan TB Paru, sedangkan sisanya akibat TB Paru atau Ekstra Paru atau keduanya. Seperempat dari angka sample yang menerima terapi

Upload: rimarahmadipta

Post on 24-Sep-2015

27 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

mmmmm

TRANSCRIPT

PEMBAHASAN JURNALA. RESUME JURNALPendahuluan.Penelitian ini berjudul Causes of Mortality Among Tuberkulosis and HIV Co-Infected Patients in Chiang Rai, Northern Thailand, yang dipublikasikan pada tanggal 3 Oktober 2012. Penelitian ini dilakukan oleh Pacharee Kantipong, Kuniko Murakami, Saiyud Moolphate, Myo Nyein Aung, dan Norio Yamada yang diterbitkan pada HIV-Aids Research and Palliative Care- di bawah lisensi Dove Medical Press.Ltd.Latar Belakang.Tuberculosis (TB), adalah penyebab kematian utama pada pasien yang hidup dengan status HIV positif, dan hal ini sudah merupakan tantangan global bagi seluruh dunia kesehatan. Meluasnya penggunaan Anti Retroviral Terapi telah menurunkan angka kematian dengan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) baik pada Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Namun demikian, TB secara konsisten menyebabkan kematian yang cukup besar pada orang yang hidup dengan HIV, terutama di Negara-negara berkembang di wilayah Asia Tenggara dan Afrika. Oleh karenanya penelitian ini diselenggarakan dengan melihat penyebab kematian pada pasien dengan koinfeksi TB-HIV.Tujuan.Penelitian ini diharapakan dapat mengetahui penyebab pasti kematian pasien dengan ko-infeksi TB-HIV, menggambarkan penyebab kematian pasien selama dalam pengobatan TB, dan mengidentifikasi dugaan penyebab kematian dari masing-masing kasus.Metode.Penelitian ini menggunakan system retrospektif study, dengan mereview penyebab kematian 331 pasien dengan koinfeksi TB-HIV di Rumah Sakit Chiang Rai Prachanukoh pada tahun 2005 sampai dengan 2008.kematian tersebut dikarenakan TB Meningitis dan hanya sepertiga dari Dari table tersebut diatas, penyebab utama kematian dari 331 pasien adalah TB sebesar 39.3%, infeksi opportunistic lain 28.4%, nonTB-nonIO-penyakit sistemik lain (seperti kelainan hati dsb) 16.3%, dan penyebab lain 16%. Diantara kematian dengan TB, 36.9% kematian diakibatkan TB Paru, sedangkan sisanya akibat TB Paru atau Ekstra Paru atau keduanya. Seperempat dari angka sample yang menerima terapi ARV.Dari 331 pasien dengan pengobatan TB, sebesar 36.7% meninggal pada saat satu bulan pertama pengobatan, 18.7% pada bulan kedua pengobatan. Penyakit sistemik lain berkontribusi terhadap tingkat kematian pada bulan-bulan selanjutnya dalam pengobatan TB.TB secara konstan adalah penyakit yang mematikan dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas orang yang hidup dengan HIV. Informasi diatas mengindikasikan kebutuhan intervensi untuk mengurangi tingkat mortalitas pasien dengan koinfeksi TB-HIV.Pada tahun 2010, organisasi AIDS di Thailand merekomendasikan pemberian ART pada orang dengan HIV dan TB aktif pada hasil CD4