pbl 1 repro

41
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING 1 BLOK REPRODUKSI Tutor : dr. Setiawati Disusun oleh : Kelompok 12 Gina Rahayu G1A009077 Semba Anggen Rachmani G1A009085 Fahriza Zumala Laili G1A009087 Saidatun Nisa G1A009090 Indah Permata Sari G1A009092 Fitri Yulianti G1A009093 Suryo Adi Kusumo B G1A009094 Devy Destriana M.A G1A009116 Shabrina Resi Putri G1A009126 Pandu Nugroho Kanta G1A009133 Ajar Prasekti G1A007064

Upload: fitri-yulianti

Post on 28-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

repro

TRANSCRIPT

Page 1: PBL 1 repro

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING 1

BLOK REPRODUKSI

Tutor : dr. Setiawati

Disusun oleh :

Kelompok 12

Gina Rahayu G1A009077

Semba Anggen Rachmani G1A009085

Fahriza Zumala Laili G1A009087

Saidatun Nisa G1A009090

Indah Permata Sari G1A009092

Fitri Yulianti G1A009093

Suryo Adi Kusumo B G1A009094

Devy Destriana M.A G1A009116

Shabrina Resi Putri G1A009126

Pandu Nugroho Kanta G1A009133

Ajar Prasekti G1A007064

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

Page 2: PBL 1 repro

2011

BAB I

PENDAHULUAN

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin dengan tanda-tanda rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering

dan teratur, keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-

robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya,

pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Menurut WHO jumlah kematian ibu sekitar 500.000 persalinan hidup,

sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar 10.000 orang. Dari jumlah kematian

ibu dan perinatal tersebut, sebagian besar terjadi di Negara berkembang karena

kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan persalinan dan pendidikan

masyarakat yang tergolong rendah. Pada kenyataannya pertolongan persalinan

oleh dukun bayi merupakan pertolongan yang masih diminati oleh masyarakat.

Pilihan masyarakat untuk mencari pertolongan persalinan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang pertama adalah tingkat pengetahuan meliputi pengertian

persalinan di rumah. Kedua sosial budaya, hal ini yang menonjol dipengaruhi oleh

ibunya sendiri dan tempat dimana sang ibu melahirkan menikmatinya, si wanita

mungkin beranggapan bahwa ia juga akan bahagia dengan hal yang sama. Ketiga

tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam

menentukan tempat persalinan. Keempat tingkat ekonomi, banyak pasangan

suami istri yang beranggapan bahwa bersalin di rumah lebih hemat dibanding

bersalin di RS atau rumah bersalin. Kelima keamanan, bahwa melahirkan di

rumah jauh lebih aman dibanding di RS atau rumah bersalin karena mereka

beranggapan bayinya tidak mungkin tertukar dan tidak terkena infeksi

nosokomial. Yang terakhir adalah jarak dengan tempat pelayan kesehatan.

Page 3: PBL 1 repro

BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO PBL 1

INFO I :

Seorang pasien nama Ny. Hartini, usia 32tahun datang yang pertama kali

ke Puskesmas Gumelar untuk memeriksakan kehamilannya. Dia datang ditemani

oleh suaminya bernama Tn. Tarno, usia 37 tahun.

Pertanyaannya :

Anamnesis apa lagi yang perlu saudara eksplorasi dan gali dari informasi pasien

tersebut , berkaitan dengan kehamilan ini, jika saudara selaku dokter di Puskesmas

Cilongok ?

INFO II :

HPHT : 16 januari 2011, paritasnya : G3P2A1, menikah selama 5 tahun

dengan suami sekarang, belum pernah menggunakan kontrasepsi selama menikah

dan hubungan seksual teratur normal.

RPS :

1. Gerakan janin masih dirasakan baik dan sering

2. Sudah merasakan kenceng-kenceng sejak 4 jam yang lalu, lendir darah

sudah keluar dari jalan lahir sejak 4 jam yang lalu, air ketuban belum

dirasakan ke luar.

Riwayat persalinan sebelumnya :

1. Hamil pertama keguguran saat usia kandungan 3 bulan, dikuret di RS

2. Hamil kedua sehat, anak lahir normal saat usia kandungan 9 bulan di

bidan, jenis kelamin perempuan, berat badan lahir 2600 gram. Saat ini usia

anak 5 tahun dan sehat.

Riwayat penyakit dahulu/keluarga tidak ada.

INFO III :

Hasil pemeriksaan fisik :

1. Keadaan umum :

baik, compos mentis, tidak anemis, tidak sesak nafas

Page 4: PBL 1 repro

2. Tanda-tanda vital : tekanan darah 110/90 mmHg, Nadi : 88 X/menit, RR : 22

X/menit, temperatur tubuh : 36,4o celcius axiller.

3. Status internus : dalam batas normal

4. Status obstetrik : janin tunggal hidup intrauterin, presentasi belakang kepala,

kepala masuk rongga panggul > 1/3 bagian kepala, His : 3-4 X dalam 10

menit/durasi 20 detik, intensitas sedang, serta fundal dominan dan simetris.

5. Pemeriksaan dalam : Vaginal Toucher (VT)

Vulva, vagina, dan urathra tenang (tidak ada kelainan), porsio konsistensi agak

lunak, pendataran 80 %, posisi di tengah, pembukaan 2-3 cm, kulit ketuban

(KK) positif (utuh), presentasi belakang kepala : kepala sudah turun di bidang

khayal Hodge I-II, penunjuk (point of direction) ubun-ubun kecil di jam 5, air

ketuban (-), Sarung Tangan Lendir Darah (STLD) (+).

A. KLARIFIKASI ISTILAH

Info I

Tidak ada istilah yang diklarifikasi

Info II

Tidak ada istilah yang diklarifikasi

Info III

Tidak ada istilah yang diklarifikasi

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Info I

Identitas :

Nama : Ny. Hartini

Usia : 32 tahun

Tujuan datang ke puskesmas memeriksa kehamilannya

Ditemani oleh suaminya Tn. Tarno usia 37 tahun

Info II

HPHT : 16 januari 2011,

Paritasnya : G3P2A1,

Page 5: PBL 1 repro

Riwayat Perkawinan : menikah selama 5 tahun dengan suami sekarang,

belum pernah menggunakan kontrasepsi selama

menikah dan hubungan seksual teratur normal.

RPS :

1. Gerakan janin masih dirasakan baik dan sering

2. Sudah merasakan kenceng-kenceng sejak 4 jam yang lalu, lendir

darah sudah keluar dari jalan lahir sejak 4 jam yang lalu, air ketuban

belum dirasakan ke luar.

Riwayat persalinan sebelumnya :

1. Hamil pertama keguguran saat usia kandungan 3 bulan, dikuret di

RS

2. Hamil kedua sehat, anak lahir normal saat usia kandungan 9 bulan di

bidan, jenis kelamin perempuan, berat badan lahir 2600 gram. Saat

ini usia anak 5 tahun dan sehat.

Riwayat penyakit dahulu/keluarga tidak ada.

Info III

1. Status obstetrik : janin tunggal hidup intrauterin, presentasi belakang

kepala, kepala masuk rongga panggul > 1/3 bagian kepala, His : 3-4 X

dalam 10 menit/durasi 20 detik, intensitas sedang, serta fundal dominan

dan simetris.

2. Pemeriksaan dalam : Vaginal Toucher (VT)

Vulva, vagina, dan urathra tenang (tidak ada kelainan), porsio konsistensi

agak lunak, pendataran 80 %, posisi di tengah, pembukaan 2-3 cm, kulit

ketuban (KK) positif (utuh), presentasi belakang kepala : kepala sudah

turun di bidang khayal Hodge I-II, penunjuk (point of direction) ubun-

ubun kecil di jam 5, air ketuban (-), Sarung Tangan Lendir Darah (STLD)

(+).

C. ANALISA MASALAH

Info I

Anamnesis tambahan yang dibutuhkan :

1. Identitas : alamat, pendidikan, pekerjaan

Page 6: PBL 1 repro

2. Keluhan utama yang sangat dirasakan dan mengganggu sehingga pasien datang ke puskesmas

3. Riwayat Penyakit Sekarang : bila sudah inpartu tanyakan: kapan mulai kenceng – kenceng? Sering dan teratur? Sudah keluar lendir atau darah? Sudah mengeluarkan cairan ketuban? Sejak kapan? Jumlahnya banyak?warna?berbau? gerak janin masih dirasakan? Ada keluhan lain tidak seperti keluar darah,kejang, pusing, mual, pandangan kabur, oedem

4. Riwayat Haid : HPHT, siklus teratur.....lama siklus.....? dismenorea? Tafsiran persalinan

5. Riwayat Perkawinan : Berapa kali? Dengan terakhir sudah berapa tahun? Jumlah anak?

6. Riwayat Obstetri : G...P...A..., laki/perempuan? Hamil ? cara persalinan? Indikasi ? siapakah penolongnya? BB lahir anak? Keadaanya sekarang? Sehat atau tidak? Umur anak sekarang? Jika pernah abortus tanyakan kapan? Pada umur hamil berapa minggu? Kuret?

7. Riwayat KB : pernah memakai KB? Jenis kontrasepsi apa yang digunakan? Kapan berhenti? Apakah ada rencana memasang KB pasca persalinan nanti? Menyusui atau tidak?

8. Riwayat ANC : Berapa kali? Dengan siapa? Ada pesan khusu dari penolong? Suntik TT?

9. Riwayat Penyakit Lama : DM? Asma? sakit jantung? Pernah dioperasi? Hipertensi ?

Info II

1. HPHT 16 Januari 2011 sehingga hari perkiraan lahir adalah Rumus yang dipakai adalah Rumus Naegele : Hari + 7, bulam -3,

tahun +1/0.

Pada kasus HPHT 16 Januari 2011 HPL 23 Oktober 2011

2. Usia Kehamilan

HPHT : 16 Januari 2011 = 15 Hari

Februari 2011 = 28 hari

Maret 2011 = 31 hari

April 2011 = 30 hari

Mei 2011 = 31 hari

Juni 2011 = 30 hari

Page 7: PBL 1 repro

Juli 2011 = 31 hari

Agustus 2011 = 31 hari

September 2011 = 30 hari

24 Oktober 2011 = 24 hari

Jumlah = 281 hari : 7

= 40 Minggu lebih 1 hari

3. G3P2A1

Gravida ( sudah hamil berapa kali ) Tiga

Paritas ( Jumlah anak yang hidup ) Dua orang

Abortus ( Anak yang tidak hidup ) satu orang

4. Antenatal Care

WHO mencanangkan konsep “four pillars of safe motherhood” yang

mencakup penyelapan ibu dan bayi :

a. Keluarga berencana

b. Asuhan antenatal

c. Persalinan bersih dan aman

d. Pelayanan obstetri essensial (WHO,1994)

Hal tersebut menyangkut masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI).

Adapun yang dimaksud kematian ibu adalah :

a. Kematian seorang wanita yang terjadi selama kehamilan sampai

dengan 42 hari setelah berakhirnya kelahiran

b. Tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan

c. Yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilanya atau

penanganan kehamilanya

d. Tetapi bukan karena kecelakaan (WHO,1994).

Tujuan utama :

a. Mendeteksi secara dini (screening) risiko yang mungkin terjadi

b. Mendeteksi kehamilan berisiko

c. Membantu mempersiapkan kelahiran bayi

d. Mengantisipasi kemungkinan terjadi komplikasi dalam kehamilan

atau melahirkan (WHO,1994).

Page 8: PBL 1 repro

Pelaksana dan tempat diadakanya ANC :

a) Dokter, perawat, bidan

b) Puskesmas, RS, posyandu (WHO,1994).

Waktu pelaksanaan antenatal care untuk ibu hamil :

a) Usia kehamilan kurang dari 28 kunjungan bisa dilakukan satu

bulan sekali

b) Usia kehamilan 28-36 minggu bisa dilakukan 2-3 minggu sekali

c) Usia kehamilan lebih dari 36 minggu dilakukan setiap minggu

(WHO,1994).

Usaha-usaha ANC :

a) Wanita hamil sampai dengan lahir harus tetap sehat atau lebih sehat

b) Bayi sehat fisik dan mental.

c) Melahirkan tanpa kesulitan (WHO,1994).

ANC harus baik dan teratur. Makin tua kehamilan bila ada kelainan

periksa lbh sering. Ideal sejak terlambat haid 1 bln sdh periksa

Antenatal Visit

1. Kunjungan pertama

a. Anamnesa dan pemeriksaan fisik

b. Lab : - Hb & Hematokrit

1. Rh faktor

2. Gol darah

3. Pap smear

4. TORCH

5. HIV

c. Genetic Screen

d. Patient education

2. Kunjungan 6-8 minggu

a. Anamnesa dan pemeriksaan

b. Fetal examination : Fetal heart tones

c. Urine analysis and culture Penting dilakukan karena bisa

mendeteksi infeksi bakteri yang biasanya bersifat

asimptomatik yang bisa membahayakan janin dan ibu.

Page 9: PBL 1 repro

d. HIV ulangan

3. Kunjungan 16-18 minggu

a. Anamnesa dan pemeriksaan

b. Fetal Examination : Fetal heart & Fundal height

c. Pelvic Sonogram

d. Amniocentesis (atas indikasi)

e. Triple screen (serum AFP,estriol,Beta Hcg)

f. Urine analysis & culture

4. Kunjungan 26-28 minggu

a. Anamnesa dan pemeriksaan

b. Fetal examination :

1. Fetal heart.

2. Fundal height

3. Fetal position (Situs,habitus,presentasi & posisi)

c. Labs :

1. Complete blood count

2. Diabetes screen

3. Urine analysisis/culture

4. Atas indikasi : Gonorrhea,Chlamydia cultures

5. Kunjungan 32 minggu

a. Anamnesa dan pemeriksaan

b. Fetal examination :

1. Fetal heart

2. Fundal height

3. Fetal position

c. Urine analysisis/culture

6. Kunjungan 38 minggu

a. Anamnesa dan pemeriksaan

b. Fetal examination

c. Urine analysis/culture

d. Cervical examination

Page 10: PBL 1 repro

7. Kunjungan 40 minggu

a. Anamnesa dan pemeriksaan

b. Fetal examination

c. Urine analysis/culture

d. Fetoplacental function test

Identifikasi dan riwayat kesehatan secara rinci ketika ANC dilakukan

1. Data umum pribadi

2. Keluhan saat ini

3. Riwayat haid

4. Riwayat kehamilan dan persalinan

5. Riwayat kehamilan saat ini

6. Riwayat penyakit dalam keluarga

7. Riwayat penyakit ibu

8. Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan

9. Riwayat mengikuti program keluarga berencana

10. Riwayat imunisasi

11. Riwayat menyusui

Pemeriksaan fisik :

1. Keadaan umum

2. Pemeriksaan abdomen

3. Palapasi

4. Auskultasi

5. Inspekulo vagina

Laboratorium

1. Urin rutin

2. Tinja rutin

3. Hb, MCV

4. Golongan darah

5. Hitung jenis sel darah

6. Gula darah

7. Hitung jenis sel darah

8. Gula darah

Page 11: PBL 1 repro

9. Antigen HBV

10. Antibodi rubela

11. HIV/VDRL

12. ultrasonografi

Secara Umum

Antenatal Care mencakup pemeriksaan prakonsepsi, pada kunjungan

awal kehamilan, dan juga kunjungan tindak lanjut prenatal.

a) Perawatan prakonsepsi : membantu wanita yang ingin hamil

dengan mengurangi faktor risiko yang menghambat kehamilan.

b) Pemeriksaan prenatal awal : menentukan status kesehatan ibu dan

janin, menentukan usia gestasi janin, memulai rencana untuk

melanjutkan perawatan obstetris. Komponen – komponen yang

direkomendasikan dalam kunjungan asuhan prenatal pertama

antara lain : pengkajian faktor – faktor genetic, medis, dan

psikososial, taksiran partus, pemeriksaan fisik umum, uji

laboratoris Ht, Hb, urinalisis, kultur urin, golongan darah, Rh,

penapisan antibodi, status Rubella, penapisan sifilis, Pap smear, uji

HbsAg, menawarkan uji HIV, dan edukasi pasien.

ANAMNESIS : Untuk mendapatkan informasi terinci mengenai

riwayat obstetris sebelumnya, apabila ada, sangatlah penting

karena banyak penyulit yang terjadi pada kehamilan sebelumnya

cenderung kambuh pada kehamilan selanjutnya.

PEMERIKSAAN OBSTETRIS : Bisa dilakukan dengan

pemeriksaan inspekulo dan Vaginal Toucher. Pada pemeriksaan

inspekulo dilihat bagian – bagian mulai dari vagina sampai serviks,

dilihat apakah ada infeksi tidak. Selanjutnya pada Vaginal Toucher

bisa dilihat serviks nya juga, terutama bagaimana keadaan tulang

panggulnya.

PEMERIKSAAN FISIK : Biasanya mencakup pemeriksaan yang

menyeluruh mulai dari kepala sampai kaki.

Page 12: PBL 1 repro

PEMERIKSAAN LABORATORIUM : Seperti Ht, Hb, urinalisis,

kultur urin, golongan darah, Rh, penapisan antibodi, status Rubella,

penapisan sifilis, Pap smear, uji HbsAg, menawarkan uji HIV.

c) Pemeriksaan prenatal selanjutnya

KUNJUNGAN ULANG : penentuan waktu pemeriksaan prenatal

selanjutnya dijadwalkan setiap interval 4 minggu sampai 28

minggu, dan kemudian setiap 2 minggu sampai 36 minggu,

kemudian setiap minggu. Pada kehamilan dengan penyulit bisa

dilakukan lebih sering. (Cunningham, 2005)

Info III

Diagnosis : Wanita G3P1A1 usia 32 tahun, hamil 40 minggu 1 hari, janin

tunggal hidup intrauterine, presentasi belakang kepala in partu

kala 1 fase laten, Hodge I-II, persalinan sudah 4 jam, Riwayaat

infertilitas sekunder.

Komplikasi

a. Persalinan tak maju

b. Plasenta previa

Manajemen kala 1

a. Kandung kemih dan rektum dikosongkan. Pengosongan rektum dapat

dibantu dengan klisma cairan gliserin 20-40cc atau supositoria.

b. Pemeriksaan luar, tentukan letak dan presentasi janin.

c. Observasi his dengan meraba uterus daerah fundus, kira-kira di atas

umbilicus.

d. Observasi bunyi jantung janin dengan auskultasi Laennec atau Doppler

(jika memungkinkan, nilai kesejahteraan janin dengan

elektrokardiotokografi, karena dapat diketahui perubahan pola

frekuensi denyut jantung janin pada saat his dan pada saat di luar his)

e. Pemeriksaan dalam, dinilai beberapa hal yang penting :

1. dinding vagina : adakah bagian menyempit, massa / lesi di jalan

lahir

2. keadaan dan pembukaan serviks

Page 13: PBL 1 repro

3. kapasitas panggul, serta perkiraan besar kepala terhadap panggul

(suspek disproporsi sefalopelvik)

4. fluor albus, tanda-tanda radang

5. keadaan selaput ketuban, sudah pecah atau belum

6. letak dan presentasi janin (paling penting)

7. turunnya kepala dalam ruang panggul (bidang Hodge)

Pimpinan pada kala I bertujuan :

1. menilai sampai di mana status persalinan pada saat pemeriksaan awal -

apakah sudah memasuki persalinan atau belum, bila sudah, sampai di

mana partus telah berlangsung

2. memperkirakan prognosis keberhasilan partus spontan pervaginam, atau

kemungkinan diperlukannya tindakan lain untuk membantu persalinan.

Ibu dianjurkan berbaring miring ke sisi dimana punggung janin

berada, tujuannya untuk mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi

dalam, serta untuk mencegah tertekannya aorta abdominalis oleh massa

uterus yang dapat mengganggu vaskularisasi ke uterus dan janin. dan pada

kala ini Ibu dilarang mengejan atau meneran karena dikhawatirkan

kekuatan tenaga ibu akan melemah.

Penolong mengisi partograf kemajuan persalinan.

Penolong mempersiapkan alat-alat bantu persalinan (Joewono, 2008).

D. SASARAN BELAJAR

1. Laboraturium apa saj yang diperiksa dan hasil normalnya pada ibu hamil?

2. Tanda – tanda ibu hamil inpartu

3. Cara menentukan usia kehamilan

4. Pemeriksaan dalam

5. Apa saja yang dipantau dalam perkembangan persalinan

E. BELAJAR MANDIRI

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan urin

Diperiksa adakah glukosa dan protein. Adanya glukosa dalam urin

orang hamil harus dianggap gejala penyakit diabetes, adanya protein

Page 14: PBL 1 repro

urin dianggap sebagai adanya preeklamsia. Dalam akhir kehamilan dan

dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif karena ada laktosa

dalam air kencing.

b. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan Hb dilakukan 3 bulan sekali karena pada orang hamil

sering timbul anemia akibat defisiensi, pemeriksaan golongan darah.

Golongan darah ditentukan supaya kita cepat mencari darah yang cocok

jika penderita memerlukannya.

Kadar Hb ibu hamil :

Hb 11 gr% : tidak anemia

9-10 gr% : anemia ringan

7-8 gr% : anemia sedang

<7 gr% : anemia berat

2. Tanda – tanda ibu hamil inpartu

Tanda-tanda permulaan persalinan

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya

wanita memasuki “bulan-bulanya” atau “minggunya” atau harinya yang

disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labour). Ini memebrikan

tanda-tanda sebagai berikut :

a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki

panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu

kantara

b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun

c. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polaksiuria) karena

kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin

d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut false labour pains

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah

bisa bercampur darah (bloody show)

Tanda-tanda inpartu

a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

Page 15: PBL 1 repro

b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada serviks

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada

Faktor yang berperan dalam persalinan adalah

a. Kekuatan mendorong janin keluar (power)

1) His (kontraksi uterus)

2) Kontraksi otot-otot dinding perut

3) Kontraksi diafragma

4) Dan ligmentous terutama lig. rotundum

b. Faktor janin

c. Faktor jalan lahir

Pada waktu partus terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks,

vagina dan dasar panggul

Kala persalinan

Proses persalinan terdiri 4 kala :

a. Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan

lengkap 10 cm

b. Kala II : kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his

ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir

c. Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri

d. Kala IV : mulai lahirnya uri selama 1-2 jam

3. Cara menentukan usia kehamilan

a. Hari pertama menstruasi terakhir

Metode ini membutuhkan pengetahuan Anda tentang siklus

menstruasi. Berdasarkan siklus, dokter bisa memperkirakan usia

kehamilan dan tanggal kelahiran si kecil yang dihitung berdasarkan

rumus Naegele, yakni hari ditambahkan 7, bulan dikurangi 3, tahun

ditambahkan 1. Contohnya, bila menstruasi terakhir tanggal 1 Mei

2005, diperkirakan persalinan akan terjadi pada 8 Februari 2006.

Sebagai catatan, untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya

Page 16: PBL 1 repro

Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi

tahunnya tetap.

Namun sayangnya rumus ini hanya bisa bisa diterapkan pada

perempuan yang memiliki siklus menstruasi teratur, yakni antara 28-

30 hari. Tak hanya itu, hanya sekitar sekitar 5% bayi yang akan lahir

sesuai perhitungan ini. Sebab perkiraan tanggal persalinan seringkali

meleset antara tujuh hari sebelum atau setelah tanggal yang dihitung.

Rumus = (Hari +7), (Bulan-3), (Tahun + 1)

Contoh: HPHT 9 Juni 2011

Perkiraan tanggal persalinan: 16 Maret 2012

Tetapi, rumus Neagle hanya bisa dipakai jika siklus haid bunda teratur

28-30 hari. Jika siklus haid tidak teratur, untuk memperkecil

kesalahan, harus dikoreksi:

Siklus haid pendek (26 hari). Bila perkiraan tanggal 12 Maret,

maka dimundurkan 2 haru, menjadi 14 hari.

Siklus haid panjang (40 hari). Bila taksiran 12 Maret, ditambah 12

hari, jadi 24 Maret. Untuk bulan yang tidak bisa dikurang 3

(Januari, Februari, Maret(, ditambah 9 tapi tahunnya tetap.

Karena dihitung berdasarkan keteraturan siklus haid pula, rumus

Neagle tidak bisa digunakan jika bunda hamil tidak lama setelah

berhenti minum pil KB.

 b. Gerakan janin

Perlu untuk diketahui bahwa pada kehamilan pertama gerakan janin

mulai terasa setelah kehamilan memasuki usia 18-20 minggu.

Sedangkan pada kehamilan kedua dan seterusnya, gerakan janin sudah

terasa pada usia kehamilan 16-18 minggu.

c. Tinggi puncak rahim

Biasanya, dokter akan meraba puncak rahim (Fundus uteri) yang

menonjol di dinding perut dan penghitungan dimulai dari tulang

kemaluan. Jika jarak dari tulang kemaluan sampai puncak rahim

sekitar 28 cm, ini berarti usia kehamilan sudah mencapai 28 minggu.

Page 17: PBL 1 repro

Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm, ini menunjukkan usia

kehamilan sudah mencapai 36 minggu.

Perlu dietahui, ukuran maksimal adalah 36 cm dan tidak kan

bertambah lagi meskipun usia kehamilan mencapai 40 minggu.

Kalaupun tingginya bertambah, kemungkinan yang akan dialami

adalah janin Anda besar, kembar, atau cairan tubuh Anda berlebih.

Cara menentukan kehamilan dengan perkiraan tinggi fundus uteri:

1. Mempergunakan tinggi fundus uteri

2. Menggunakan alat ukur caliper

3. Menggunakan pita ukur

4. Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda

Mempergunakan tinggi fundus uteri

Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dan

membandingkan dengan patokan.

Umur

Kehamilan

Tinggi Fundus

Uteri

12 minggu 1/3 di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 2/3 di atas simpisis

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 1/3 di atas pusat

34 minggu ½ pusat-prosessus

xifoideus

36 minggu Setinggi prosessus

xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah

prosessus xifoideus

Menggunakan alat ukur caliper

Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas

simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung

Page 18: PBL 1 repro

diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca

pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper

bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah

sekitar 22-24 minggu.

Menggunakan pita ukur

Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU

setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan

pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis

tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran

yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu

kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda

Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di

garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita

pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran

dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga

pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya

dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari

pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.

Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi

dihitung secara matematika sebagai berikut:

Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,

tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi

meternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.

Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,

tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi

meternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.

Page 19: PBL 1 repro

Gambar 2. Pengukuran TFU dengan metlin

d. Menggunakan 2 jari tangan

Pengukuran dengan menggunakan 2 jari tangan ini hanya bisa

dilakukan jika ibu hamil tidak memiliki berat badan yang berlebih.

Caranya; letakkan dua jari Anda diantara tulang kemaluan dan perut.

Jika jarak antara tulang kemaluan dengan puncak rahim masih di

bawah pusar, maka setiap penambahan 2 jari berarti penambahan usia

kehamilan sebanyak 2 minggu.

e. Menggunakan ultrasonografi (USG)

Cara ini paling mudah dan paling sering dilakukan oleh dokter.

Tingkat akurasinya cukup tinggi, yakni sekitar 95%. Dengan USG

maka usia kehamilan dan perkiraan waktu kelahiran si kecil bisa

dilihat dengan jelas melalui “gambar” janin yang muncul pada layar

monitor. Caranya adalah dengan menambahkan diameter fetus pada

temuan USG dengan angka 30 dan hasilnya ditentukan usia kehamilan

dalam hari.

Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:

1. Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada

kehamilan 6-12 minggu

2. Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada

kehamilan 7-14 minggu

3. Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12

minggu

Page 20: PBL 1 repro

Gambar 3. Janin dari USG

f. GerakanPertamaFetus

Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16

minggu.

g. PalpasiAbdomen

Palpasi abdomen dapat menggunakan :

1. Rumus Bartholomew

2. Rumus Mc Donald

3. Palpasi Leopold

Rumus Bartholomew

Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama,

maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri

teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara

pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap

bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur

kehamilan 40 minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur

kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).

Rumus Mc Donald

Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi

7 memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila

dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.

Palpasi Leopold

Palpasi leopold dapat dilakukan pada usia kehamilan trisemester ke

tiga. Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu

Page 21: PBL 1 repro

bayi untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan

palpasi abdomen. Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:

1. Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus

uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri

2. Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung

dan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal

3. Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian

persentasi dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul

4. Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang

ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui

sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul

Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong atau

kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station

(penurunan bagian presentasi)

Gambar 1. Palpasi leopold

4. Cara melakukan pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam sering disebut dengan VT (Vaginal Toucher)

Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:

a. Sebagai bagian didalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.

b. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu

digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri

klinik ) dan menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang

diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan

pervaginam.

Page 22: PBL 1 repro

c. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase

persalinan dan diagnosa letak janin.

d. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses

persalinan sesuai dengan yang diharapkan.

e. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya

prolapsus bagian kecil janin atau talipusat.

f. Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk

memastikan apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala

II.

Teknik Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan dan persalinan:

1. Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia

eksterna.

2. Tahap berikutnya pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan

jalan lahir.

3. Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari

telunjuk tangan kiri dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum.

4. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan

rapat dimasukkan kearah belakang - atas vagina dan melakukan

palpasi pada servik.

5. Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik (prosentase).

6. Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah,

bila sudah pecah tentukan :

a. Warna

b. Bau

c. Jumlah air ketuban yang mengalir keluar

7. Menentukan presentasi (bagian terendah) dan posisi (berdasarkan

denominator) serta derajat penurunan janin berdasarkan stasion.

8. Menentukan apakah terdapat bagian janin lain atau talipusat yang

berada disamping bagian terendah janin.

9. Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk melakukan

pelvimetri klinik:

a. Pemeriksaan bentuk sacrum

Page 23: PBL 1 repro

b. Menentukan apakah coccygeus menonjol atau tidak.

c. Menentukan apakah spina ischiadica menonjol atau tidak.

d. Mengukur distansia interspinarum.

e. Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul.

f. Meraba promontorium, bila teraba maka dapat diduga

adanya kesempitan panggul (mengukur conjugata

diagonalis).

g. Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica

(Departemen Kesehatan RI, 2004)

Kontra indikasi vaginal toucher:

1. Placenta previa, karena risiko memancing perdarahan saat proses

persalinan.

2. Adanya kecurigaan chorio-amnionitis (infeksi pada dinding dan cairan

ketuban), karena tindakan vaginal toucher bisa menambah risiko

infeksinya (Departemen Kesehatan RI, 2004).

3. hymen masih utuh atau kaku (hymen rigidus)

Penyulit: Penderita gemuk, tidak tenang, menegangkan perutnya, pada

viro atau nullipara apabila hanya satu jari yang dimasukkan ke dalam

vagina, pada perut mendadak (acute abdomen) akibat rangsangan

peritoneum, dan pada tumor yang besar dan tegang, dengan atau tanpa

cairan bebas dalam rongga perut

5. Apa yang dipantau dalam perkembangan persalinan

Dapat dipantau dengan menggunakan PATOGRAF

Dalam setiap partograf WHO hams tercantum tiga komponen pokok, yaitu

(Manuaba, 1998):

1. Rekaman kemajuan persalinan.

a. Pembukaan serviks.

b. Penurunan kepala.

c. Kekuatan his dan mulai mengejan.

2. Keadaan janin.

a. Denyut jantung janin.

Page 24: PBL 1 repro

b. Air ketuban.

c. Maulage kepala janin.

3. Rekaman tentang ibunya.

a. Keadaan umum: tensi. nadi, temperatur.

b. Keseimbangan cairan: infus, produksi urin.

c. Tentang urin: jumlah, proteinuria, dan keton bodi (aseton).

Rekaman kemajuan persalinan.

a. Pembukaan serviks (Manuaba, 1998).

Dasar ketetapan partograf WHO, fase aktif mulai pembukaan 3 cm

dan perhitungan setiap jam pembukaan minimal 1 cm. maka

pembukaan lengkap tercapai dalam waktu 7 jam. Perhitungan fase

laten selama 8 jam dan ditetapkan pembukaan sebesar 3 cm, maka dari

kedua titik tersebut akan dapat dibuat garis yang mencerminkan kurva

partograf WHO yang normal. Garis ini dikenal sebagai garis waspada.

Kelambatan persalinan masih dapat diadaptasi selama 4 jam dan

selebihnya harus diambil tindakan definitif. Garis sejajar dengan garis

waspada yang dibuat dengan memperhitungkan kelambatan persalinan

selama 4 jam disebut garis tindakan. Dari jalannya pembukaan serviks

persalinan masih dapat dianggap wajar bila terjadi di antara garis

waspada dan garis tindakan, yaitu kelambatan persalinan selama 4

jam. Kelambatan persalinan lebih dari 4 jam sudah dapat

menimbulkan berbagai penyulit terhadap ibu maupun bayinya

sehingga meningkatkan kesakitan dan kematian.

b. Penurunan kepala (Manuaba, 1998).

Sebelum inpartu kepala dianggap berada satu telapak tangan (lima

jari) di atas simfisis. Pada primigravida dimana kepala janin telah

masuk PAP minggu 36, berarti kemungkinan tidak berhadapan dengan

kesempitan panggul. Dengan memperhitungkan kepala lima jari diatas

simfisis, dan selanjutnya his akan menyebabkan penurunan kepala.

c. Kekuatan his (Manuaba, 1998).

Kekuatan his diperhitungkan dalam 10 menit.

• 2 sampai 3 kali, durasi kurang dari 20 detik.

Page 25: PBL 1 repro

• 4 kali, durasi 20 sampai 40 detik.

• 5 kali, durasi lebih dari 40 detik.

Rekaman keadaan janin.

a. Denyut jantung janin (Manuaba, 1998).

• Denyut jantung janin normal 120 sampai 160 per menit.

• > 160/menit—takikardi, permulaan asfiksia.

• < 120/menit—bradikardi, asfiksia lebih lanjut, apalagi disertai

keadaan iriguleritas.

• < 100/menit asfiksia intrauterin herat apa lagi disertai iriguleritas.

b. Air ketuban (Manuaba, 1998).

Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina:

U: selaput Utuh

J: selaput pecah, air ketuban Jernih

M: air ketuban bercampur Mekonium

D:air ketuban bernoda Darah

c. Moulage tulang kepala (Manuaba, 1998).

0 = sutura masih teraba

+ = tulang kepala menempel

++ = tulang kepala saling menindih

+++ = tulang kepala tumpang tindih berat

Keadaan ibu.

Keadaan ibu yang patut direkam dan diperhitungkan dalam

pertolongan persalinan adalah (Manuaba, 1998):

a. Keadaan umum.

• Tekanan darah

• Nadi dan suhu aksila dan rektal.

b. Keseimbangan cairan.

• Bila mendapat infus atau persalinan dengan induksi.

c. Produksi urin.

• Jumlahnya diperhitungkan dengan cairan yang masuk.

• Proteinuria.

• Keton bodi.

Page 26: PBL 1 repro

Contoh patograf

Page 27: PBL 1 repro

BAB III

KESIMPULAN

1. Diagnosis kehamilan pada Ny. Hartini ialah Wanita

G3P1A1 usia 32 tahun, hamil 40 minggu 1 hari, janin tunggal hidup

intrauterine, presentasi belakang kepala in partu kala 1 fase laten, Hodge I-II,

persalinan sudah 4 jam, Riwayaat infertilitas sekunder.

2. Terapi yang dilakukan ialah manajemen KALA 1

3. Komplikasi yang dapat terjadi ialah plasenta previa

dan persalinan tak maju

2. Tujuan utama dari Antenatal care adalah mendeteksi secara dini

(screening) risiko yang mungkin terjadi, mendeteksi kehamilan berisiko,

membantu mempersiapkan kelahiran bayi mengantisipasi kemungkinan

terjadi komplikasi dalam kehamilan atau melahirkan.

Page 28: PBL 1 repro

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, Gary et al. 2005. Asuhan Prenatal dalam Obstetri Williams Edisi 21

halaman 247. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan RI .2004. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis Hak Asasi Manusia dan Keadilan Gender.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Kesehatan Keluarga

Joewono, Hermanto Tri. 2008. His dan Tenaga Lain dalam Persalinan dalam buku Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.

Manuaba, Ida B.G., 1998. Ilmua Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : EGC.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC

Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.

Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.

WHO. 1994. Preventing Prololonged Labour II, A Practical Guide. The Partograph Part II.WHO. page 42