oktomagazine.com - modern-seo-strategy

18
1 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id 1 http://herw1n.wordpress.com/ Web 2.0 and The Impact For SEO Publish by : Herwin Anggeriana This article dedicated for education, non profit organization and individual. Email : [email protected] SEO strategy is not simply a check box task, we need more modern technique. There is no shortcut strategy, there is no shortcut for hard work of focused execution. Modern SEO must be coordinatedHerwin Anggeriana -

Upload: oktomagazine

Post on 01-Dec-2014

603 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

“SEO strategy is not simply a check box task, we need more modern technique. There is no shortcut strategy, there is no shortcut for hard work of focused execution. Modern SEO must be coordinated” – Herwin Anggeriana -

TRANSCRIPT

Page 1: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

1 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

1 http://herw1n.wordpress.com/

Web 2.0 and The Impact For SEO

Publish by : Herwin Anggeriana

This article dedicated for education, non profit organization and individual.

Email : [email protected]

“SEO strategy is not simply a check box task, we need more modern technique. There is no shortcut

strategy, there is no shortcut for hard work of focused execution. Modern SEO must be

coordinated” – Herwin Anggeriana -

Page 2: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

2 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

2 http://herw1n.wordpress.com/

Daftar Isi

Definisi web 2.0 Hal 4

Sejarah Search Engine Hal 6

Proses Kerja Mesin Pencari ( Search Engine ) Hal 7

Definisi Social Media Hal 9

Kolaborasi Social Media dengan Search Engine Hal 11

Web 2.0 dan dampak bagi SEO

Modern SEO Strategy Hal 13

Summary Hal 17

Daftar Pustaka

Page 3: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

3 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

3 http://herw1n.wordpress.com/

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 4: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

4 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

4 http://herw1n.wordpress.com/

Definisi Web 2.0

Web 2.0 merupakan istilah yang pertama kali dicetuskan oleh O’Reilly Media di tahun 2003 dan

dipopulerkan pada tahun 2004. Suatu pengembangan generasi dari web 1.0 yang menekankan

kolaborasi online dan berbagi antar pengguna.

Web 2.0 merupakan hasil pengembangan dari generasi web 1.0 yang tidak mengacu kepada

spesifikasi teknis dari teknologi www ( world wide web ) tetapi menitik beratkan bagaimana si

pengembang ( developer ) dalam penggunaan platform web.

Berdasarkan O’Reilly Media dalam tabel 1.0, terdapat beberapa perbedaan antara web 1.0 dan

web 2.0.

Web 1.0 Web 2.0 DoubleClick Google AdSense

Ofoto Flickr Akamai BitTorrent

Mp3.com Napster Britannica Online Wikipedia

Personal Websites Blogging Evite Upcoming.org and EVDB

Domain name Speculation Search Engine Optimization Page views Cost per click

Screen scraping Web services Publishing Participation

Content Management System Wikis Directories ( taxonomy ) Tagging (“Folksonomy”)

Stickiness Syndication Tabel 1.0 : Perbedaan antara web 1.0 dan web 2.0 menurut O’Reilly Media

Konseptual dasar dari web 2.0 yang memfokuskan pada kolaborasi dan saling berbagi antar

pengguna secara online maka secara diagram flow pengembangan web 2.0 seperti pada gambar

1.0.

Gambar 1.0 : Flow Pengembangan web 2.0.

Page 5: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

5 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

5 http://herw1n.wordpress.com/

Secara dimensi teknis pada sisi infrastruktur jaringan ( net infrastructure ), penerapan platform web

2.0 memberikan kontribusi significan dalam beberapa hal yaitu :

Kecepatan data transfer dan bandwidth karena aktifitasnya terjadi dalam layer yang sama yaitu dalam layer cloud

Lebih ringkas, serta mengubah jaringan data yang kompleks menjadi lebih simple / sederhana.

Proses komputasi lebih cepat dan ringan (lightweight), karena proses komputasi diserahkan sepenuhnya pada cloud.

Secara dimensi teknis pada sisi programming, penerapan platform web 2.0 mengubah pola

pengembangan platform web dari HTML menjadi XML/XHTML. Hal ini sekaligus mengubah pola

pemetaan transfer data antara client dengan server yang dapat dijelaskan seperti pada gambar 2.0.

Gambar 2.0 : Perbedaan web 2.0 secara dimensi teknis pada sisi programming.

Pada dimensi data collection, penerapan web 2.0 seperti penggunaan data collection melalui

function tags, registrasi, rating, comments, bookmark, RSS feed, podcasts dari berbagai blog /

berbagai website lain (cross link) memberikan kontribusi significan dalam bisnis khususnya dalam

dunia search engine optimization ( SEO ) dan advertising online.

Jika data collection diterapkan dalam platform web, maka kita akan berpikiran bahwa data – data

tersebut akan membentuk suatu informasi, baik informasi yang berguna maupun tidak berguna.

Dan disitulah peranan utama dalam aktifitas orang di internet yaitu mencari suatu informasi yang

dibutuhkan dan diinginkan.

Page 6: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

6 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

6 http://herw1n.wordpress.com/

Ketika kita menerapkan web 2.0 maka pengumpulan informasi sekaligus menyebarkan informasi

menjadi lebih mudah ke berbagai search engine, social media maupun melalui media lain yang

saling kolaborasi satu sama lain.

Pada penjelasan diatas, secara fundamental kita sudah mengenal dan memahami yang

dimaksudkan dengan teknologi web 2.0 maka sebelum kita melihat dampak penerapan web 2.0

bagi SEO ( yang merupakan topic utama dalam artikel ini), kita perlu melihat perubahan platform

pada search engine dan munculnya social media sebagai dampak dari penerapan web 2.0

Sejarah Search Engine

Kebiasaan orang dalam mencari informasi maupun membutuhkan informasi maka yang

dilakukannya adalah :

Bertanya dan mencari informasi kepada teman, kerabat ataupun orang yang dipercaya.

Bertanya dan mencari informasi kepada orang tua.

Mencari informasi di Encyclopedia.

Mencari informasi di perpustakaan.

Melihat tingginya suatu kebutuhan akan informasi, mesin pencari ( search engine ) diciptakan dan

dirancang khusus untuk mempermudah pengunjung dalam mencari suatu informasi digital. Pada

tahun 1992 diciptakan mesin pencari ( search engine ) pertama kali oleh Tim Berners-Lee yang

diterapkan dalam proyek CERN (Conseil Européene pour la Recherche Nucléaire ) dan bersifat

tertutup / kalangan militer.

Konsep kerjanya masih sederhana yaitu mendaftarkan setiap web yang aktif di seluruh dunia.

Berjalannya waktu dan peningkatan jumlah web yang sangat significan, konsep ini tidak lagi

memadai dan diperlukannya utility khusus yang disebut “archie”. Cara kerjanya tergolong

sederhana yaitu mengunduh seluruh daftar direktori serta berkas yang terdapat pada layanan ftp,

kemudian diproses ke dalam database untuk mempermudah pencarian.

Mesin pencari ( search engine ) pertama kali yang dapat digunakan untuk public / umum adalah

Aliweb pada tahun 1993. Menyusul kemudian munculnya mesin pencari ( search engine ) komersial

yaitu Lycos.

Berjalannya waktu, mesin pencari ( search engine ) yang lain bermunculan dan saling bersaing

memperebutkan popularitas. Search engine di era saat itu adalah WebCrawler, Hotbot, Excite,

Infoseek, Inktomi, dan Altavista.

Dinamika dan fenomena perkembangan mesin pencari ( search engine ) yang significan menjadikan

mesin pencari ( search engine ) sebagai target investasi di internet pada era tahun 1990-an.

Fenomena dan dinamika perkembangan search engine ternyata tidak berlangsung lama, beberapa

perusahaan atau organisasi pengembangan search engine mulai menon aktifkan layanan mesin

pencarinya dan terfokus pada sisi aplikasi enterprise.

Page 7: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

7 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

7 http://herw1n.wordpress.com/

Proses Kerja Mesin Pencari ( Search Engine )

Seiring dengan perkembangan internet hingga saat ini, maka kita mengenal 4 nama besar search

engine yang masih memiliki popularitas besar yaitu Google, Yahoo, Bing, dan Baidu.

Prinsip kerja dari mesin pencari ( search engine ) pada umumnya memiliki kesamaan, perbedaan

dari masing – masing search engine hanya terletak pada pola pencarian ( query ) dan pola

penyimpanan database yang nantinya menjadi rujukan dalam pencarian user di internet.

Mesin pencari ( search engine ) bekerja dengan cara menyimpan informasi tentang banyaknya

halaman web yang diambil langsung melalui protocol www. Informasi dari halaman – halaman web

tersebut diambil melalui mekanisme web crawler atau browser web otomatis yang senantiasa

mengikuti pranala yang dilihatnya.

Isi informasi dari setiap halaman yang diperoleh dianalisa dengan algoritma tertentu untuk

menentukan indeks-nya yang kemudian disimpan ke dalam database indeks. Database ini yang

akan menjadi rujukan dalam pencarian selanjutnya. Pola penyimpanan analisa data ke dalam

database indeks berbeda – beda antar search engine.

Mesin pencari ( search engine ) seperti google menggunakan kombinasi tiga mekanisme

penyimpanan informasi ke dalam database indeksnya. Yaitu :

Mekanisme yang pertama : Menyimpan seluruh informasi dari halaman sumbernya

Mekanisme yang kedua : Menyimpan sebagian informasi ( yang disebut cache ) dari

halaman sumbernya

Mekanisme yang ketiga : Menyimpan seluruhnya informasi dari halaman sumber,

melakukan pencarian pranala lain berdasarkan informasi dari halaman sumbernya dan

menyimpan hasil pranala tersebut. Hasil pranala tersebut adalah file audio, file video,

gambar / image serta informasi lainnya seperti biodata, produk dan layanannya.

Seperti apakah web crawler itu? Ada dua istilah umum yang digunakan oleh para professional SEO

dalam menjelaskan serta menggambarkan fungsi web crawler itu sendiri yaitu spider dan robots.

Kedua istilah ini tidaklah salah karena fungsi kerja dari web crawler menyerupai fungsi seperti

spider maupun robots yang bekerja secara automatic ketika itu dijalankan serta bekerja secara

merambah aktif di dalam internet ( cloud ) layaknya spider / laba – laba.

Gambar 3.0 : Proses kerja dari web crawler.

Page 8: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

8 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

8 http://herw1n.wordpress.com/

Gambar 3.0 menjelaskan proses kerja dari web crawler, ketika web crawler dari search engine

melakukan proses mengungguh ( mendownload ) informasi website dari internet ( cloud ), secara

bersamaan web crawler melakukan empat proses yaitu :

1. Mengirimkan data yang berupa text dan metadata ke dalam database indeks ( Storage ) untuk

disimpan ke dalam database indeks ( storage ).

2. Mengirimkan data yang berupa URL / hyperlink ke dalam sistem queue untuk disimpan.

3. Oleh sistem queue dikirimkan notifikasi kepada sistem scheduler bahwa data URL / hyperlink

tersebut sudah terindeks dan tersimpan.

4. Oleh sistem scheduler dilakukan penjadwalan proses kembali kepada web crawler untuk mencari

dan melakukan informasi lain yang berhubungan dengan URL / hyperlinks tersebut maupun

mendownload informasi dari halaman website lain yang berhubungan dengan URL / hyperlink

tersebut.

Ketika user menginput / mengketikan kata kunci ( keyword ) dari informasi yang ingin dicarinya ke

mesin pencari ( search engine ) maka system dari search engine akan mencari kata kunci tersebut

dari database index dan mengeluarkan semua record yang sama dengan kata kuncinya ( keyword )

maupun semua record yang menyerupai criteria dari kata kunci tersebut dengan metode spell dan

synonyms.

Pada umumnya di era itu database indeks dari mesin pencari (search engine) menggunakan

algoritma tertentu dengan kombinasi operator Boolean ( Boolean operator seperti AND, OR, dan

NOT ) dalam menjalankan process query dari hasil inputan dan memberikan hasil querynya ( result

).

Beberapa pengembang (developer) mesin pencari ( search engine ) menyadari hasil yang diberikan

atas pencarian kata kunci ( keyword ) kurang maksimal dan kurang relevant, para developer

menambahkan feature tambahan ( advance search ).

Pada artikel ini, tidak membahas lebih lanjut tentang mekanisme dan proses kerja dari advance

search pada mesin pencari ( search engine ).

Gambar 4.0 : Tampilan Google di era 1997.

Page 9: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

9 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

9 http://herw1n.wordpress.com/

Definisi Social Media

Social media diciptakan atas inisiatif untuk membuat platform yang dapat menghubungkan

seseorang di belahan dunia melalui internet. Social Media yang pertama kali dibuat pada tahun

1997 bersamaan dengan munculnya mesin pencari ( search engine ) yaitu sixdegrees.com. Saat itu

mekanisme fungsinya sederhana, membuat profile, mengundang teman dan mengirim pesan.

Konsep informasinya masih searah dan saling terpisah.

Berjalannya waktu muncullah social media lain yaitu Friendster. Situs social media yang

berorientasi pada market anak muda dalam pertemanan sekaligus untuk media pencarian jodoh.

Popularitas Friendster tidak bertahan lama, tergeser dengan hadirnya social media facebook.

Facebook hadir dengan platform yang lebih modern dan lebih fleksible atau lebih luas dalam

pencarian informasi maupun mengakses informasi. Kelebihan yang sangat menonjol dari facebook

adalah mulai terciptanya link ke website lain ( cross link ) sekaligus personal behavior dimanjakan

dengan kehadiran games interaktif berbasis web.

Fenomena facebook ini mulai mengundang ketertarikan pengembang platform web untuk

membuat social media sejenis. Muncullah twitter di tahun 2009, situs social media dengan

segmentasi market yang sama dengan facebook ( anak muda ) tetapi berbeda konsep. Twitter lebih

menggunakan bisnis model mengikuti – tidak mengikuti ( follow – unfollow ).

Keberadaan situs social media di dunia internet memberikan kelebihan yang unik, yaitu perluasan

interaksi user dengan user lain yang saling terhubung serta perluasan informasi yang cepat.

Kelebihan unik dari social media memberikan dimensi baru bagi dunia bisnis. Interkoneksi antar

user yang saling terhubung dan penyebaran informasi yang cepat dalam lingkupnya menciptakan

kelompok – kelompok audience tertentu baik yang berskala kecil maupun berskala besar.

Kelebihan ini bagi dunia industry maupun bisnis memberikan peluang untuk memperlebar

informasi dan daya jangkauan promosi sekaligus memperkuat posisi merek dagang ( brand product

/ brand image ).

Sebagai contoh dalam dunia broadcasting seperti television, sangat sulit bagi dunia broadcasting

untuk menjangkau berjuta – juta audience dalam waktu relative singkat. Kelemahan akan

jangkauan audience dalam dunia broadcasting serta melihat kelebihan yang terdapat pada social

media maka terjadi dimensi baru yaitu kolaborasi antara dunia social media dengan dunia real.

Social media memiliki tantangan tersendiri bagi dunia bisnis baik organisasi maupun perusahaan

untuk engagement customer, pada umumnya behavior user dalam social media memiliki

kecenderungan untuk melihat dan didengarkan. Suatu tantangan sekaligus peluang bagi organisasi

maupun perusahaan untuk ikut terlibat menanggapi, mendengarkan dan berbicara ke audience

melalui social media, tantangan yang unik yang membutuhkan pendekatan secara unik.

Ketika social media menjadi platform interaktif yang dapat dilakukan user di dalam situsnya, maka

timbul perdebatan diantara pemilik konten ketika user saling berbagi di dalam situs social media.

Page 10: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

10 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

10 http://herw1n.wordpress.com/

Perdebatan besar ketika user saling berbagi konten di dalam social media, saling claim atas

kepemilikan konten yang di share oleh user di dalam social media. Satu sisi sebagai penyedia

konten mengklaim bahwa konten yang dishare merupakan miliknya, sedangkan sisi lain dari social

media mengklaim bahwa apapun konten yang dimasukan dan dishare oleh user merupakan

kepemilikan public dan konten yang berada dalam social media merupakan milik dari penyedia

situs social media.

Artikel ini tidak membahas lebih lanjut tentang perdebatan tersebut, dan tidak mengatakan opini

mana yang benar, tetapi yang sangat menarik bahwa situs social media menjadi suatu media yang

mayoritas kontennya dihasilkan oleh user atau pengguna situs social media dan situs social media

tersebut diselenggarakan dan diciptakan oleh organisasi maupun perusahaan.

Berjalan waktu dan seiring dengan perkembangan internet, social media mengalami banyak variant

dan bentuknya yang sering kita kenal dengan blogs, wikis, micro-blog, situs social networking,

website video / photo sharing, dan forums.

Masing – masing variant dan bentuk dari social media telah memiliki focus dan segmentasi market

tersendiri. Berbagai bentuk aplikasi dari social media berdasarkan variant yang ada serta posisi

segmentasi marketnya terdapat pada tabel 2.0.

Segmentasi market & Positioning Aplikasi Communication ( Blog ) Blogger, wordpress, Drupal, Vox, Xanga,

LiveJournal, ExpressionEngine. Communication ( Micro – Blogging ) Twitter, Google Buzz, Foursquare FMylive,

Dailybooth Communication ( Advertising & Monetization ) SocialVibe Communication ( Location Place ) Facebook places, Foursquare, Goelogi, Google

Latitude, Gowalla, Yelp, Inc, The Hotlist Communication ( Event ) Eventful, The Hotlist, Meetup.com, Upcoming,

Yelp, Inc Communication ( Information Aggregator ) Netvibes, Twine Communication ( Social Networking ) Facebook, Twitter, AsmallWorld, Bebo,

Chatter, Cyworld, Diaspora, Google+, Hi5, Netlog, MySpace, Ning, Tagged, Xing, Yammer

Collaboration Central Desktop Collaboration ( CMS ) Drupal, Wordpress, Joomla Collaboration ( Diagramming & Visual ) Creately Collaboration ( Doc Managing & Tools Editing ) Google Docs, Dropbox.com, Docs.com,

Syncplicity Collaboration ( Social Bookmarking ) CiteULike, Delicious, Diigo, Google Reader,

StumbleUpon, folkd Collaboration ( Social Navigation ) Trapster, Wave Collaboration ( News ) Digg, Newsvine, NowPublic, Reddit Collaboration ( Wikis ) PBWorks, Wetpaint, Wikidot, Wikimedia,

Wikispaces, Wikinews Entertainment ( Game Sharing ) Armor Games, Kongregate, Miniclip,

Newsground Entertainment ( Media & Entertainment ) Cisco EOS, MySpace, YouTube

Page 11: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

11 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

11 http://herw1n.wordpress.com/

Multimedia Oovoo, OpenCU, Skype, Ustream, Youtube Multimedia ( Music & Audio Sharing ) Bandcamp, Groove Shark, The Hype, MySpace

Music, Pandora Radio, ShareTheMusic Multimedia ( Photography & art sharing ) Flickr, devianArt, Zoomr, Photobucket, Picasa,

Smugmug Multimedia ( Presentation ) Prezi, Scribd, Slideshare Multimedia ( Video Sharing ) YouTube, Vimeo, Nico Nico Douga,

Dailymotion, Metacafe, Openfilm Review ( Business ) Customer Lobby, Yelp, Inc Review ( Community Q&A ) Ask.com, AskVille, EHow, Quora, Stack

Exchange Review ( Product ) Epinion.com, MouthShut.com Tabel 2.0 : Aplikasi dan variant dari social media

Collaboration Search Engine & Social Media

Pada umumnya ketika seseorang mencari informasi melalui internet, mereka meggunakan mesin

pencari ( search engine ). Berdasarkan hasil survey Neilson / NetRating and Media Metrix, 65 %

pencarian menggunakan search engine untuk mendapatkan informasi dan mayoritas menemukan

informasi dari website yang belum pernah mereka kunjungi. Hampir setiap 28 halaman website

ditampilkan oleh search engine.

Ketika social media berkembang dan menjadi suatu fenomena di internet, berdasarkan Alexa

pertumbuhan social media sebesar 35% dipergunakan oleh user dalam mencari suatu informasi

dan memiliki kecenderungan kuat untuk kembali dan tergantung akan informasi terbaru ketika

mereka menyukai dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Behavior yang cukup kuat akan

kebutuhan informasi dalam social media tidak terlepas dari dukungan komunitas – komunitas user

yang mereka bentuk.

Pengembang mesin pencari ( search engine ) menyadari kekuatan dari social media yang didukung

oleh komunitas. Mereka ( pengembang search engine ) menyadari bahwa di dalam social media

terdapat sekelompok audience yang membutuhkan search engine untuk menunjukkan esistansi

komunitasnya, tetapi sisi lain tanpa search engine pun komunitas ini dapat bergerak dan

berkembang secara aktif karena aktifnya para member dalam mendistribusikan dan saling berbagi

informasi.

Untuk saling melengkapi dan menjangkau komunitas, para pengembang mesin pencari ( search

engine ) melakukan kolaborasi dengan social media, bahkan beberapa pengembang search engine

yang memiliki team developer dan financial yang kuat meskipun mereka dapat membuat platform

social medianya sendiri ( contoh google+ ), mereka tidak ingin menutup koneksitas informasi atas

social media yang sudah dibangun. Mereka berusaha untuk membuka pintu kolaborasi seluas –

luasnya dengan social media lain.

Page 12: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

12 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

12 http://herw1n.wordpress.com/

90% of consumers trust recommendation from people they know; 70% trust recommendations from others even they don’t know them 83% of consumers share information from people they know 81% says they’ve received advice on a product purchase from friends or followers on a social network site 74% say that advice was influential 71% claims reviews from family members and friends expert a great deal of influence on what we buy 67% of consumers spend more online after receiving recommendations from friends 61% of people rely on information from reviews when making a purchase decision 14% of people trust advertising Sources : Econsultancy, eMarketing, clickZ, Internet Retailer, Bazaarvoice

Page 13: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

13 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

13 http://herw1n.wordpress.com/

Modern SEO Strategy

Dalam article ini, saya menganggap dan berasumsi bahwa kita sudah mengenal teknik klasik dasar

dari seo ( search engine optimization ), dalam chapter ini hanya membahas ulang secara sederhana

dan sekilas teknik klasik, karena nantinya kita memerlukan strategy teknik yang lebih modern

seiring dengan perkembangan platform web 2.0 tanpa mengesampingkan teknik klasik seo yang

sudah ada. Dengan strategy teknik yang lebih modern maka diharapkan strategy ini saling

melengkapi dari teknik klasik seo yang sudah digunakan atau diterapkan.

Teknik klasik seo ( search engine optimization ) yang sering ditemui adalah :

Keyword : kata kunci yang dijadikan reference seseorang ke mesin pencari ( search engine ),

terkadang keyword yang dihasilkan merefleksikan sebuah title ( judul ) dari suatu halaman

website.

Meta element : meta name, meta description, meta http-equiv merupakan variant dan

bagian dari meta element. Meta element ini merupakan sekumpulan informasi dari

halaman website yang disediakan untuk membantu search engine menempatkan halaman

website sesuai dengan kategori yang diinginkan. Sering kali meta element dipergunakan

webmaster dalam mengejar posisi ranking / posisi letak halaman website di search engine

dengan tujuan mengejar traffic.

Attribute search engine : robots, spider, web crawler, dan bot merupakan attribute yang

sering kali dipergunakan oleh search engine dalam update informasi terbaru dari website

secara automatic. Masing – masing search engine memiliki karakteristik yang berbeda –

beda dalam implementasinya, seperti google menggunakan googlebot dan lain lainnya.

Internal links : merupakan hyperlink dari halaman website sumber. Terkadang spider search

backlinks menggunakan hyperlink untuk mencari backlink ke website lain.

Manual directory submission : beberapa search engine ( mesin pencari seperti yahoo dan

google ) memiliki directory – directory yang terkadang membutuhkan submission (

pengiriman link ) secara manual. Hal ini merupakan pencegahan search engine dalam

mengatasi web scam ( web spamming ) yang tidak memiliki authorisasi.

Blog : merupakan bagian dari social media dan sering digunakan oleh para webmaster atau

seo consultant untuk membuat backlinks dengan mencantumkan link dalam signature

profilenya. Menjadi suatu kesalahan fatal ketika webmaster atau SEO hanya mencantumkan

link dalam signaturenya dan berkomentar dalam blog lain hanya demi mengejar traffic

kemudian mereka tidak update maupun tidak aktif lagi ( promosi gratis / promosi spam ).

Forum : Forum merupakan bagian dari social media tetapi memiliki peranan dan scope yang

lebih sempit. Forum biasanya dipergunakan sebagai media suatu diskusi, bagi para

webmaster atau SEO keberadaan forum menjadi suatu media yang dapat dijadikan refrensi

dalam mengumpulkan backlink, traffic, dan pengumpul massa.

Keyword research software : banyak software yang bersifat freeware, shareware maupun

yang bersifat cloud yang dipergunakan seo dalam membentuk link building strategies.

Email marketing / campaign website : bagi seo seringkali dipergunakan strategy email

marketing atau membayar fee untuk campaign website.

Page 14: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

14 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

14 http://herw1n.wordpress.com/

Teknik modern dari SEO merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari teknik klasik SEO

yang sudah dijalankan. Dengan kolaborasi social media dengan search engine maka teknik modern

SEO menggabungkan beberapa teknik menjadi search engine optimization + social media =

authority influence.

Teknik dari modern SEO strategy dimulai dari social media framework engagement dan strategi

development seperti yang terlampir dalam gambar 5.0.

Gambar 5.0 : Social media framework.

Dalam gambar 5.0 terurai beberapa phase tetapi berjalan bersamaan seperti yang ditunjukkan arah

panah. Penomoran dari setiap phase hanya ingin mempermudah setiap phase dan tidak

mencerminkan suatu urutan phase yang harus dilakukan secara bertahap.

Phase 1 ( Learning ) : merupakan serangkaian phase dimana penggunaan social media dimulai dari

melakukan research / penelitian beberapa study kasus terkait organisasi ataupun perusahaan

sejenis, melakukan edukasi para eksekutif terkait materi yang akan dikembangkan, mengexplore

atau menjelajahi trends yang sedang hot atau booming.

Phase 2 ( Establish Governance ) : merupakan serangkaian phase mengidentifikasi peluang –

peluang yang dapat diraih, menganalisa & memahami jangkauan risk yang akan terjadi sekaligus

menganalisa risk dari strategy sebelumnya, pahami secara seksama aturan social media,

mensosialisasikan policy dari social media tersebut.

Phase 3 ( Priority Objective ) : merupakan serangkaian phase improve customer engagement,

membuat stratevy / blueprint untuk meningkatkan posisi merek dagang ( brand and position brand

awareness ), membuat strategy inovasi untuk mengarahkan atau mengendalikan customer,

Page 15: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

15 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

15 http://herw1n.wordpress.com/

mencari bakat dan talenta yang ada dalam lingkungan kerja ( karyawan ), meningkatkan penjualan

maupun meningkatkan audience.

Phase 4 ( Define Activities ) : merupakan serangkaian phase menentukan langkah – langkah dalam

melakukan aktifitas, mengembangkan atau inisialisasikan platform yang menjadi target,

mengidentifikasikan sumber daya ( resources ) yang akan terlibat atau sumber daya yang

dibutuhkan dalam pencapaian target platform yang diinginkan, menentukan strategy link dalam

aktifitas marketing secara offline ( traditional ).

Phase 5 ( Develop Capabilities ) : merupakan serangkaian phase mengidentifikasikan fungsi internal

dari pemenang social media, melakukan training serangkaian strategy dari phase – phase

sebelumnya, membangun budaya dan kredibilitas secara transparan, membuat pilot program serta

pengembangan platform yang berkelanjutan.

Phase 6 ( Measure and Refine ) : Merupakan serangkaian phase pengukuran atas strategi dari

phase – phase sebelumnya, melakukan monitoring phase – phase strategy yang sudah dijalankan,

capture dan meng-komunikasi-kan ke audience atas aktifitas yang sudah berhasil dilakukan,

membuat report ke senior eksekutif atas phase – phase yang sudah dilakukan.

Phase 7 ( Engage in conversation ) : merupakan serangkaian phase menyediakan konten &

membuka komunikasi termasuk mensosialisasikan, menciptakan & memberikan nilai tambah atas

komunikasi yang sedang berjalan maupun yang sudah dilakukan, mencari & menarik lebih dekat

key audience, merespon aktifitas positip yang dapat diperoleh.

Phase 8 ( Listen ) : merupakan serangkaian phase mengidentifikasi, memonitoring serta memantau

audience serta market yang sudah terbentuk, menjelajahi serta menemukan komunitas yang

relevan dan sesuai, menggunakan tools atau sejumlah perangkat pengukuran, mencari &

menemukan key audience ( key user dari komunitas ).

Kolaborasi antara social media dengan search engine memberikan impact yang significan dan

mengubah seo untuk mengembangkan strategy teknik seonya lebih dari sekedar search engine

optimization.

Kembangkan internal sumber daya ( internal resources ) yang sudah anda miliki.

Mengembangkan strategy link building anda, dengan membuat platform yang

mempermudah user untuk melakukan share dengan social media, sesuatu konten yang

menarik bagi audience dan memiliki fungsi saling berbagi dengan social media manapun, hal

ini memberikan efek ( impact ) multiply.

Jika anda tidak dapat membuat fungsi saling berbagi untuk semua social media, utamakan

fungsi dari social media yang paling banyak dipergunakan dan integrasikan dengan website

atau halaman dari website anda.

Kembangkan strategi viral marketing anda dalam social media, sebagai contoh banyak

fungsi dari social media facebook yang dapat diintegrasikan ke website atau halaman anda

lebih dari sekedar fan page facebook.

Ciptakan link wheels yang dapat anda integrasikan dengan social media manapun, mesin

pencari ( search engine ) pada umumnya sangat mendukung link wheel untuk social media.

Page 16: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

16 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

16 http://herw1n.wordpress.com/

Ciptakan dan kembangkan RSS promotion dan distribution dari website atau halaman

website anda, kembangkan strategy pada content management system dari website anda

untuk dapat mendistribusikan konten baik secara partial maupun secara keseluruhan.

Ubah hyperlink atau link dari website anda yang lebih dimengerti dan dipahami oleh

manusia, bukan lebih dari sekedar bahasa mesin. Utamakan penghubung atau pemisah link

dengan tanda “-“, daripada “.” karena bagi mesin pencari ( search engine ) tanda “-“

merupakan standar umum.

Analisis dan lakukan pengukuran audience dari masing – masing social media yang sudah

anda targetkan, bentuk pola pemetaan segmentasi audience tersebut.

Ketika ingin menambahkan atau mengupdate keyword, lakukan kombinasi keyword antara

short keyword dengan long tail keyword seluas – luasnya, sebagai catatan kombinasi

keyword yang dilakukan haruslah relevan dengan konten dari halaman website anda.

Jika anda berencana melakukan campaign atas konten dari halaman website anda, fokuskan

campaign yang akan anda lakukan ditargetkan dengan specific market yang ingin anda

distribusikan.

Jika anda mempunyai konten yang sudah kadaluasa ( old link ) dan link tersebut sudah

terhapus, kembangkan mekanisme auto redirect ( 301 ) ke halaman konten terbaru atau

berikan pilihan bagi user / audience untuk mengklik menu lain yang terkait dan memberikan

informasi secara transparan yang mudah dimengerti dan dipahami.

Biasakan untuk membuat artikel yang bermanfaat bagi audience atau pembaca, karena

dengan artikel akan memberikan efek ( impact ) yang panjang bagi traffic website anda,

sekaligus membuka peluang untuk pembentukan backlink.

Jika anda memiliki account social media official website, biasakan melakukan update status

maupun share konten dari halaman website dan jangan biasakan untuk share konten secara

membabi buta berdasarkan daftar pertemanan dari account social media anda. Lakukan

update status maupun saling berbagi ( share ) secara halus dan sopan ( smooth ).

Hargailah dan hormatilah privacy user atau audience dari account social media anda, ubah

dan re-konfigurasikan kembali account social media anda untuk dapat dilihat secara public.

Jangan melakukan pergabungan antara social media personal anda dengan account social

media bisnis ( official ) website anda. Lakukan secara sopan untuk melakukan suggest

friends personal anda menuju account social media bisnis ( official ) website anda. Dengan

cara seperti ini strategy yang anda lakukan akan terlihat secara professional dan lebih

dihargai audience.

Jangan membanjir market ( audience ) dari social media anda, batasan minimum yang

diterima oleh audience adalah 2 post artikel. Jika anda mencoba melakukan flooding dalam

social media, audience akan melakukan “hide post” atau terparahnya adalah unfriend dan

anda akan kehilangan audience secara bertahap.

Jangan sekedar post artikel atau melakukan saling berbagi ( share ) konten dari website

anda tanpa memberikan title atau komentar yang menarik bagi audience. Jika anda hanya

saling berbagi ( share ) konten dari website anda dalam social media tanpa berkomentar

maupun cerita singkat terkait konten tersebut, maka tidak tertutup kemungkinan audience

akan menganggap konten yang dishare sebagai spamming.

Page 17: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

17 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

17 http://herw1n.wordpress.com/

Berikan perhatian yang lebih kepada audience atau daftar user account social media anda

sebelum anda melakukan saling berbagi ( share content ), lakukan dengan sentuhan

personal ( magic personal touch ). Sebagai contoh “hai mr A, today traffic jam @sudirman,

some accident cause, we hope be carefour” dan letakkan link dari konten terkait penyebab

kemacetan di sudirman.

Ciptakan konten menarik dan ijinkan user untuk share link untuk dikaitkan dengan website

mereka. Pembuatan dan pemberian widget sangat mempermudah user untuk

mendapatkan informasi – informasi yang menarik dan terbaru dari website anda.

Pahami antara fungsi usability dan fungsi searchability, fokuskan dan kembangkan masing

masing fungsi tersebut sesuai dengan tempatnya. Misalnya fungsi usability dalam hal

nagivasi berupa ajax, selain atraktif, userfriendly, powerful dalam hal navigasi. Untuk fungsi

searchability, jika team development anda minim akan waktu dan mengalami kesulitan

anda dapat menggunakan fungsi partial yang dapat diambil dari google.

Kembangkan sitemap anda berupa XML, atau feed. Dengan sitemap mesin pencari ( search

engine ) lebih dipermudah untuk menelusuri setiap konten terbaru dari website anda.

Jangkau dunia yang tidak terjangkau dari website anda. Kembangkan widget atau software

desktop yang terintegrasikan dengan informasi dari website anda, berikan value add bagi

user yang bersedia mengungguh dan meng-install widget atau software desktop yang anda

develop.

Tunjukkan serta berikan bukti philosophy atau nilai – nilai positip dari organisasi atau

perusahaan anda dalam social media secara berkesinambung ( social and customer

responsibility ). Seperti : never lie and honestly, their confident is your reputation, respect

people just like people, etc.

Summary

Page 18: OktoMagazine.com - modern-seo-strategy

18 Facebook Page : http://www.facebook.com/ITlinks.co.id

18 http://herw1n.wordpress.com/

Daftar Pustaka

Tapscot, Don and Williams, Anthony D. Wikinomics : How Mass Collaboration Change Everything.

London : Portfolio, 2006, Page : 19, 68, 75.

Garner, Rob. SEO 2.0 And The Pageless Web : The RIA Search Conundrum. December 20, 2006.

Sullivan, Danny. “Google Loses Tab In New Look, Gains Web Alerts & Personalized Search Result”

http://searchenginewatch.com/showPage.html?page=3332511. March 30, 2004

Bharaga, Rohit. “5 Rules of Social Media Optimization ( SMO )”. August 10, 2006.

Wilson, Nick. 2007 Guide to Linkbaiting : The Year of Widgetbait? January 28, 2007.