nief anshory yusuf pemerintah tak pandai...

2
Pikiran Rakyat Nief Anshory Yusuf Pemerintah tak Pandai Berhitung A RIEF Anshory Yusuf adalah oran~ Indonesia pertama yang meraih The Peter Nijkamp Re- search Encouragement Award. Hal ter- sebut diumumkan pada "The 58th An- nua! North. American Meetings of the Regional SCIenceAssociation Internatio- nal &: Second Conference of the Region- al SCIenceAssociation of the Americas (RSAmericas)". Penghargaan ini diteri- ma Arief pada November 2011 di Mia- mi, Amerika Serikat. ' Pada tahun yang sama, Kepala Labora- torium Penelitian, Pengabdian pad a Masyarakat, dan Pengkajian Ekonomi ~LP3E)ini ju?a mendapat penghargaan 'The Australian Journal of Agricultural and Resource Economics Best Paper Prize 2011 for The Best Paper Published In The J~urn~,In 201~"untuk paper-nya yang berjudul Reducing Indonesia's De- forestation-based Greenhouse Gas Emis- sions" den an co-authored Peter Warr. berbagai displin, seperti ekonomi, geo- grafi, dan perencanaan untuk melakukan analisis-analisis yang mempunyai di- mensi spasial atau kewilayahan. Award ini diberikan setiap tahun dengan syarat- syarat bahwa kandidat berkarier di insti- tusi di negara berkembang serta menye- lesaikan PhD tidak lebih dari tujuh tahun lalu. Memang, ini award pertama yang diberikan kepada peneliti di Indonesia. Award ini diberikan dengan melihat kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah kandidat selama masa kariernya yang belum panjang. Kalau '''award'' yang kedua Anda memperolehnya karena "paper" hasil penelitian yang Anda buat. Apa peneli- tian yang Anda lakukan untuk "paper" itu? Paper itu memaparkan tentang bagai- mana caranya agar Indonesia dapat me- ngurangi emisi karbon. Indonesia terma- suk salah satu negara tertinggi emisi kar- bonnya. Paper ini sejalan dengan kebi- jakan pemerintah yang menargetkan un- tuk mengurangi emisi rumah kaca sebe- sar 26 persen dengan melakukan de- forestasi hutan. Penelitian dilakukan de- ngan menggunakan dana dari lembaga penelitian bidang ekonomi pertanian pemerintah Australia. Tujuannya, target kebijakan 26 persen deforestasi hutan da- pat tercapai. Riset dilakukan salah satu- ERIYANTIj"PR' nya dengan mencoba menyimulasikan Arief juga menjabat sebagai senior pemilik lahan di daerah diberi insentif economist di Economy Environment Pro- agar tidak mengubah hutan menjadi gram for South East Asia (EEPSEA), perkebunan. Insentif dihitung sedemi- Singapura; Adjunct Fellow di The Aus- kian rupa yang nantinya akan efektif tralian National University,Australia; dan mengurangi emisi karbon, Dari angka ru- Research Associate di Center for Climate piah yang diberikan kepada pengelola Economics and Policy (CCEP, The Aus- tidak mahal. Tapi dari setiap dolar yang tralian National University), Australia. dikeluarkan, dapat mengurangi per ton Bagaimana pandangan pria kelahiran emisi karbon. Hasil penelitian ini saya 40 tahun silam ini tentang ekonomi dan publikasikan dijurnal Australia. Alham- lingkungan di Indonesia, khususnya Ja- dulillah, ternyata mendapat penghar- wa Barat? Berikut petikannya. gaan. Bahkan penghargaannya jadi dua karena untuk paper yang sama, sayajuga 'The Peter Nijkamp Research Encour- - w __ •• agement Award", penghargaan untuk apa dan bagaimana Anda sampai ber- hasil meraih penghargaan itu? I 'The Peter Nijkamp Research Encour- agement Award" adalah penghargaan yang diberikan Regional ScienceAssocia- tion Internasional (RSA!) untuk aka- demisi muda potensial dari negara ber- kembang dalam bidang regional science (ilmu kewilayahan). Regional science i adalah ilmu an men ombinasikan' Arief Anshory Yusuf Lahlr . .: 1~ Oktober ~972 .' Pe'~didlka~ ..:.. "":' u'" sity ..''."..,..,-" '.- ,," l dl The Australian National n,ve , PhD bidang ekonoml I Australia, tanun 2008. ,;~ d; bid~~g e~o~omi s~mber daya dan lingkung?an di University London, Inggris, tanun 2002. " B dung tahun 1.997. 5-1 Ekonomi di Universitas PadJadJaran, an , I{ lip i n g Hum a 5 LJ n pad 20,2

Upload: lamcong

Post on 03-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyat

Nief Anshory Yusuf

Pemerintah takPandai Berhitung

A RIEF Anshory Yusuf adalahoran~ Indonesia pertama yangmeraih The Peter Nijkamp Re-

search Encouragement Award. Hal ter-sebut diumumkan pada "The 58th An-nua! North. American Meetings of theRegional SCIenceAssociation Internatio-nal &: Second Conference of the Region-al SCIenceAssociation of the Americas(RSAmericas)". Penghargaan ini diteri-ma Arief pada November 2011 di Mia-mi, Amerika Serikat. 'Pada tahun yang sama, Kepala Labora-

torium Penelitian, Pengabdian pad aMasyarakat, dan Pengkajian Ekonomi~LP3E) ini ju?a mendapat penghargaan'The Australian Journal of Agriculturaland Resource Economics Best PaperPrize 2011 for The Best Paper PublishedIn The J~urn~,In 201~"untuk paper-nyayang berjudul Reducing Indonesia's De-forestation-based Greenhouse Gas Emis-sions" den an co-authored Peter Warr.

berbagai displin, seperti ekonomi, geo-grafi, dan perencanaan untuk melakukananalisis-analisis yang mempunyai di-mensi spasial atau kewilayahan. Awardini diberikan setiap tahun dengan syarat-syarat bahwa kandidat berkarier di insti-tusi di negara berkembang serta menye-lesaikan PhD tidak lebih dari tujuh tahunlalu. Memang, ini award pertama yangdiberikan kepada peneliti di Indonesia.Award ini diberikan dengan melihatkuantitas dan kualitas publikasi ilmiahkandidat selama masa kariernya yangbelum panjang.

Kalau '''award'' yang kedua Andamemperolehnya karena "paper" hasilpenelitian yang Anda buat. Apa peneli-tian yang Anda lakukan untuk "paper"itu?

Paper itu memaparkan tentang bagai-mana caranya agar Indonesia dapat me-ngurangi emisi karbon. Indonesia terma-suk salah satu negara tertinggi emisi kar-bonnya. Paper ini sejalan dengan kebi-jakan pemerintah yang menargetkan un-tuk mengurangi emisi rumah kaca sebe-sar 26 persen dengan melakukan de-forestasi hutan. Penelitian dilakukan de-ngan menggunakan dana dari lembagapenelitian bidang ekonomi pertanianpemerintah Australia. Tujuannya, targetkebijakan 26 persen deforestasi hutan da-pat tercapai. Riset dilakukan salah satu-

ERIYANTIj"PR' nya dengan mencoba menyimulasikanArief juga menjabat sebagai senior pemilik lahan di daerah diberi insentif

economist di Economy Environment Pro- agar tidak mengubah hutan menjadigram for South East Asia (EEPSEA), perkebunan. Insentif dihitung sedemi-Singapura; Adjunct Fellow di The Aus- kian rupa yang nantinya akan efektiftralian National University,Australia; dan mengurangi emisi karbon, Dari angka ru-Research Associate di Center for Climate piah yang diberikan kepada pengelolaEconomics and Policy (CCEP, The Aus- tidak mahal. Tapi dari setiap dolar yangtralian National University), Australia. dikeluarkan, dapat mengurangi per tonBagaimana pandangan pria kelahiran emisi karbon. Hasil penelitian ini saya

40 tahun silam ini tentang ekonomi dan publikasikan dijurnal Australia. Alham-lingkungan di Indonesia, khususnya Ja- dulillah, ternyata mendapat penghar-wa Barat? Berikut petikannya. gaan. Bahkan penghargaannya jadi dua

karena untuk paper yang sama, sayajuga'The Peter Nijkamp Research Encour- - w __ ••

agement Award", penghargaan untukapa dan bagaimana Anda sampai ber-hasil meraih penghargaan itu?

I

'The Peter Nijkamp Research Encour-agement Award" adalah penghargaanyang diberikan Regional ScienceAssocia-tion Internasional (RSA!) untuk aka-demisi muda potensial dari negara ber-kembang dalam bidang regional science(ilmu kewilayahan). Regional science iadalah ilmu an men ombinasikan'

Arief Anshory Yusuf• Lahlr . .: 1~ Oktober ~972

.' Pe'~didlka~ ..:.. "":' u'" sity..' '. " ..,.. ,-" ' . - ,," l dl The Australian National n,ve ,PhD bidang ekonoml IAustralia, tanun 2008., ;~ d; bid~~g e~o~omi s~mber daya dan lingkung?an di UniversityLondon, Inggris, tanun 2002.

" B dung tahun 1.997.5-1 Ekonomi di Universitas PadJadJaran, an ,

I{ lip i n g Hum a 5 LJn pad 2 0 , 2

mendapat penghargaan dari asosiasi ma-syarakat ekonomi pertanian dan sumberdaya alam Australia. Padahal, ada sekitardua puluh artikel yang dipilih dari jurnalitu dan paper saya yang mendapat peng-hargaan.

Bagaimana hasil penelitian itu?

Kontribusi karbon Indonesia nomor 4di dunia. Hutan diubah menjadi perke-bunan kelapa sawit mengeluarkan emisikarbon dan pemanasan global. Hutanmenjadi perkebunan kelapa sawit ber-ubah dari vegetatif padat menjadi vege-tatif tidak padat. Akibatnya, oksigen darihutan berkurang. Pemerintah Indonesiadan dunia sedang giat mencegah ter-jadinya konversi hutan menjadi per-kebunan. Bahayanya, perubahan iklimmengancam. Penelitian ini mengajakmasyarakat lokal agar jangan mengubahhutan menjadi perkebunan. Caranyadengan memberi kompensasi (income)yang tersistem. Bukan hanya masyarakat,pemerintahnya juga mempunyai kewe-nangan. Pemerintah pusat, daerah, ma-syarakat, juga pengusaha bersama-samamengintensifkan sistem konversi ini.Bagaimanapun, bagi masyarakat setem-pat, hutan menjadi kehidupan mereka.Dalam penelitian, yang ditetapkan bukanhanya besaran biaya konversi kepadamasyarakat tetapi juga dunia terhadapIndonesia, pemerintah pusat terhadapdaerah, dan daerah kepada masyarakat.

Apa latar belakang Anda melakukanpenelitian ini? .

Saya selalu tertarik dengan bidang-bidang pengelolaan sumber daya alam.Indonesia itu kaya sumber daya alamnya.Lagu Koes Ploes itu benar, di negara kitatongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman.Tanahnya subur karena jenisnya vul-kanik, sumber minyak, tetapi bangsa In-donesia masih hidup dalam garis ke-miskinan. Ilmu ekonomi bisa mengata-kan, keadaan ini merupakan kutukansumber daya alam. Banyak orang malas,salah pengelolaan, korupsi, semua inimenjadi motivasi. Apalagi hutan Indone-sia. Hutan Indonesia itu termasuk tropi-cal forest kedua setelah Brasil. Tapipemanfaatan hutan masih dipandang se-cara tradisional. Diambil kayunya, selesai.Padahal, justru dengan cara itu hutantengah dirusak. Hutan dapat dieksplorasitanpa merusak hutan. Hutan tidak habis,tetapi duit dapat tetap mengalir. Itu yangbelum banyal dilakukan dan mengusik

Riset berorientasi akademis dan policyhams dibedakan. Idealnya, mem ')erikontribusi akademis untuk menjawabberbagai pertanyaan ilmiah dan dapat Bagaimana kondisi hutan kita ditin-menyentuh masalah sosial di masyarakat. jau dari ekonomi lingkungan, kenapaAkan tetapi, seorang ilmuwan memang hutan kita banyak yang hilang?selalu dihadapkan pada dilema, apakahakan melakukan riset untuk tujuan Ada dua penyebabnya, tidak padaiakademis atau sosial. Paper saya tidak berhitung dan tidak bersabar. Tidakbegitu dekat policy tetapi ke ilmiah. Na- pandai berhitung, contohnya orang me-mun bukan berarti nebang hutan hanya melihat berapa uangtidak ada aplikasi, yang akan didapat. Padahal saat kayu di-minimal paper jual, tanah longsor, rumah ambruk, rugi.ini memberi guid-~----"""'-- I Itu akibat tidak pandai berhitung.ance bahwa ang- Pemerintah harus belajar berhitungka-angka yang dengan baik. Salah satu ilmunya adalahdip e r Iu k a n ilmu ekonomi, berapa rupiah hutan kayuuntuk kon- dan berapa rupiah efek banjir. Berapa ru-versi itu ti- piah bila dikonservasi dan berapa rupiahdak semahal bila dieksploitasi.yang diba- Tidak sabar, kita dan pemerintah tidakyangkan. berhitung untuk anak cucu. Sumber daya

alam dikuras habis. Padahal manusiamempunyai insting untuk meninggalkanwarisan. Hutan sebagai warisan akanmenyejahterakan anak cucu. Kalaupunada uang, yang diambil uang dari hasileksploitasi sumber daya alam jangan di-pakai foya-foya.

Emas diambil dari tanah untuk inves-tasi, membangun sekolah, memperbaikijalan, tidak hilang sekaligus, tetapi pe-merintah selalu tidak sabar.

Kasus Bandung Utara yang kini ramai,bukti pemerintah tidak berhitung dantidak sabar.

Pengusaha hanya individual company,berhitung untuk keuntung n dirinya,tetapi pemerintah harus berhitung untuksemua orang. (Eriyanti/"PR")***

saya untuk concern pada masalah ekono-mi dan lingkungan ini.

Bagaimana dengan kebijakan-kebi-jakan pemerintah terkait dengan ling-kungan, apakah sudah dapat dikatakanprolingkungan?

Belum saatnya dievaluasi. Kenapa?Pertama, masih pendek langkah yang di-lakukan pemerintah sekarang terkait de-ngan kebijakan lingkungan. Memang ya,pemerintah SBY mulai membuat lang-kah-langkah tapi barn langkah awal danjanji, belum sampai pada realisasi. Lang-kah penting sudah dilakukan antara laindengan moratorium hutan alam danmernbnat aksi nasional untuk perubahaniklim, tetapi baru langkah awal. Belumterealisasi baik karena pada akhirnyabarn dari level nasional, belum sampai kelevel provinsi, dan daerah. Level provinsidan daerah itu belum dapat menangkapapa yang dilakukan pemerintah pusat.Kedua, pemerintah SBYterantai partai,akibatnya prorakyat terhambat. SBYjugaterkesan peragu dan takut.

Sejauh mana hasil penelitian meme-ngaruhikebijakan?

Bagaimanadengan kon-disi ekonomilingkunganJawa Barat?

Jawa Baratproblemnya

jumlah penduduk yang padat. Persoalanekonomi lingkungan di Jawa Baratbukan pada eksploitasi sumber dayaalam (SDA) tetapi pada masalah urban,terutama problem lingkungan urbanperkotaan seperti sampah, polusi udara,polusi sungai, dan kemacetan. Itu prob-lem yang harus diselesaikan. Kota-kota diJawa Barat. terutama Bandung, sudahtidak nyaman untuk ditinggali. Parapemimpinnya berpikir untuk besok. Ti-dak melihatnya dengan teropongjangkapanjang yang lebih jauh. Tambal sulamkebijakan hanya melartjutkan tata kelolayangsalah.

Jalan keluar apa yang dapat di-lakukan untuk keadaan ini?

Masyarakat harus mau mengelola kotalebih ramah untuk ditinggali. Polusiudara dan pabrik sudah parah. Yang ha-rus kita sadarkan kepada masyarakat dantentunya pemerintah adalah bahwa un-tuk setiap polusi udara itu ada cost-nya.Populasi manusia lebih banyak kena as-ma, sehingga biaya rumah sakit akanlebih banyak lagi. Pemerintah harus tahuitu. Pemerintah harus membuat policyatau peraturan dengan menghitung se-mua cost itu. Kalau pemerintah ataupunmasyarakat sudah sadar bahwa cost yangdikeluarkan akibat polusi itu tinggi, lalukebijakan yang dibuat untuk mengurangihal itu, biaya yang dikeluarkan peme-rintah ataupun masyarakat pasti lebihrendah. Contohnya, orang dianjurkanmenggunakan penyaring untuk knalpot,tapi tidak dilakukan. Biaya membeli pe-nyaringjauh lebih murah ketimbang ber-obat akibat asma. Hal ini yang seringbahkan tidak pernah diperhatikan.