myeloradiculopathy pny 07.doc
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
1/60
longMYELORADICULOPATHY
CASE
Constant back pain causes a 67 year old woman with multiple myeloma to seek
medical attention. Diagnostic study reveal the presence of compression
fractures that may be due to her malignancy to osteoporosis and or to hercurrent corticosteroid regimen. Therapeutic alternatives for analgia include
opioid agonist, NSAIDs, acetaminophen or combination product calcitonin,
corticosteroids and biphosphonat. May also have roles in this particular
patients treatment. After invitation of an individualizedregimen, the patient
should be assessed carefully for adequancy of pain relief and the presence of
adverse effects. The patien need further intervention after she develops
constipation, nausea, and increased renal function tests four weeks afterstarting an analgesic regimen.
Anatomi Fisiologis Sistem Saraf
Sistem Saraf Pada Manusia
Sistem saraf manusia adalah jalinan jaringan saraf yang kompleks,sangat khusus dan saling berhubungan satu sama lain. Sistem saraf
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antar individu dengan
lingkungan sekitarnya. Selain itu sitem saraf berfungsi sebagai media untuk
berkomunikasi antar sel maupun organ, serta dapat memproduksi hormon.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan system-system
tubuh yang lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi
antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan yubuh berfungsi sebagaiunit yang harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran,
ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat
memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan
merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam
bentuk kepribadian dan tingkah laku manusia.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
2/60
JARINGAN SARAF
Jaringan saraf terdiri dari Neuroglia dan sel Schwann (se-sel penyokong)
serta sel Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut erat berkaitan dan
saling terintegrasi satu sama lainya sehingga bersama-sama berfunfsi sebagai
satu unit.
NEURON
Neuron adalah sel saraf dan merupakan unit anatomis dan fungsional system
saraf. Setiap neuron mempunyai badan sel yang memiliki satu atau beberapa
tonjolan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma
dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan
akson (neurit).
a.Serabut saraf dendrite
Menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju ke badan sel
saraf.
b.Badan sel saraf
Tempat metabolisme sel saraf. Badan sel terdapat sitoplasma, butir-
butir Nissl dan inti sel
c.Serabut saraf akson (neurit)
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
3/60
Menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel saraf menuju ke luar
badan sel saraf.-
d.Persambungan ( sinapsis )
Tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf
lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju selsaraf lainnya.
Akson yang diperbesar
Sinapsis
Dendrit dan akson secara kolektif sering disebut sebagai serabut saraf
atau tonjolan saraf. Kemampuan untuk menerima, menyampaikan dan
meneruskan pesan-pesan neural disebabkan oleh karena sifat khusus menbran
sel neuron yang mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan
elektrokimia.
Klasifikasi Neuron
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
4/60
Neuron dapat diklasifikasikan menurut bentuknya
Dibagi menjadi 4 tipe yaitu : Bipolar, Unipolar, Multipolar, dan Pyrimidal cell
a.Neuron Bipolar (Interneuron)
Menpunyai dua serabut, satu dendrite dan satu akson. Jenis neuron ini
dijumpai dalam epithel olfaktorius, dalam retina mata, dan dalam telinga.
b.Neuron Unipolar (Sensory Neuron)
Hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi satu cabang sentral
yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang perifer yang bergunasebagai dendrite. Jenis neuron ini merupakan neuron sensorik saraf
perifer (misalnya sel-sel ganglion cerebrospinalis)
c.Neuron Multipolar (Motoneuron)
Mempunyai beberapa dendrite dan satu akson. Jenis neuron ini merupaka
yang paling sering dijumpai pada system saraf sentral (misalnya, sel-sel
motoris pada cornu anterior dan lateraris medulla spinalis, sel-sel
ganglion otonom.)
Neurotransmitter
Merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam
gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari ujung
akson terminal dan juga di reabsorbsikan untuk daur ulang. Neurotransmiter
merupakan cara komunikasi antar neuron, setiap neuron melepaskan satu
transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permebilitas sel neuron,sehingga neuron menjadi lebih dapat menyampaikan impuls. Tempat-
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
5/60
tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau organ-
organ efektor disebut sinaps . Sinaps merupakan satu-satunya tempat dimana
suatu impuls dapat lewat dari suatu neuron keneuron lainnya atau
efektor.ruang antara satu neuron dan neuron berikutnya disebut selah
sinaptik (synaptic cleft) . Neuron yang menghantarkan impuls saraf menujuke sinaps disebut neuron prasinaptic, sedangkan neuron yang membawa
impuls ke sinaps disebut neuron postsynaptic.
Diketahui terdapat sekitar tigapuluh macam neurotransmitter, diantaranya
adalah:
a.Norephinephrin
b.Acetylcholin
c.Dopamind.Serotonin
e.Asam Gama-Aminobutirat (GABA)
f.glisin.
g.Endorphin
h.Enkephalin
Impuls Saraf Komponen listrik dari transmisi saraf mengenai transmisi impuls di sepanjang
neuron. Permeabilitas membran sel neuron terhadap ion natrium dan kalium
bervariasi dan dipengaruhi oleh perubahan kimia serta listrik dalam neuron
tersebut (terutama neurotransmitter dan stimulus organ reseptor). Dalam
keadaan istirahat, permeabilitas membran sel menciptakan kadar kalium intra
sel yang tinggi, dan kadar natrium intra sel yang rendah, bahkan pada kadar
natrium ektrasel yang tinggi. Impuls listrik timbul oleh pemisahan muatanakibat perbedaan kadar ion intra sel dan ekstra sel yang dibatasi menbran sel.
Secara skematis perjalanan impuls saraf dapat dilihat sebagai berikut :
Keadaan listrik pada saat membran istirahat (polarized). Ekstra sel lebih
banyak ion natrium, sebaliknya ektra sel lebih banyak ion kalium.
Membran dalam keadaan relatif intermeabel terhadap kedua ion.
Depolarisasi
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
6/60
Potensial membran istirahat berubah dengan adanya stimulus. Ion natrium
masuk ke intra sel secara cepat. Pembentukan potensial aksi pada tempat
perangsangan.
Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan dialirkan secara cepat ke
sepanjang membran sel.Repolarisasi
Potensial istirahat kembali terjadi. Ion kalium keluar dari sel dan
permeabilitas membran berubah kembali. Terjadi pemulihan keadaan
negatif di dalam sel dan positif diluar sel. Potensial aksi yang terjadi atau
impuls pada saat terjadi depolarisasi dialirkan ke ujung saraf dan
mencapai ujung akson. (akson terminal). Saat potensial aksi mencapai
akson terminal akan dikeluarkanlah neurotransmitter, yang melintasisinaps dan dapat saja merangsang saraf berikutnya.
NEUROGLIA
Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam sel yang
secara keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumbernutrisi sel saraf
(neuron) pada otak dan medulla spinalis. Sedangkan sel Schwann merupakan
pelindung dan penyokong neuron-neuron di luar system saraf pusat. Neurogliamenyusun 40% volume otak dan medulla spinalis.Neuroglia jumlahnya lebih
banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar 10:1.
A.Tipe sel Glial yang di temukan di Saraf Pusat
Ada empat neuroglia yang berhasil di identifikasi yaitu : Oligodendroglia,
Ependima, Astroglia, dan Microglia.
a.OligodendrogliaMerupakan sel glia yang bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam
susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi lemak
mengelilingi penonjolan atu sepanjang sel saraf sehingga terbentuk
selubung myelin. Myelin pada susunan saraf tepi dibentuk oleh sel
Schwann. Sel Schwann membentuk myelin maupun neurolema saraf tepi.
Tidak semua neuron susunan saraf tepi bermyelin. Neurolema adalah
membrane sitoplasma halus yang di bungkus oleh sel Schwann yang
membungkus semua system saraf tepi. Neurolema merupakan struktur
penyokong dan dan pelindung bagi tonjolan saraf.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
7/60
b.Ependima
Berperan dalam produksi Cerebro Spinal Fluid. Ependima adalah neuroglia
yang membatasi sitem ventrikel Sistem Saraf Pusat. Sel-sel inilah yang
merupkan epithel dari Plexsus Coroideus ventrikel otak.
c.Astroglia atau AstrocytesBerfungsi sebagai sel pemberi makan bagi neuron yang halus. Badan sel
Astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan
berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki perivaskular foot processes.
Bagian ini membentuk dinding perintang antara aliran kapiler dengan
neuron. Dengan kata lain membantu neuron mempertahankan potensial
bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan transmisi simpati.
d.MicrogliaMempunyai sifat-sifat phagocyte yang menyingkirkan debris-debris yang
dapat berasal dari sel-sel otak yang mati, bakteri dan lain-lain. Sel jenis ini
ditemukan diselurun SSP dan dianggap berperan penting dalam proses
melawan infeksi
-
B.Tipe sel Glial yang ditemukan di Saraf Tepi
a.Sel Schwann
Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di
seluruh serabut saraf mielin
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
8/60
Bagian yang menyusun sel schwann :
a.Selaput myelin
Merupaka suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang
mengisolasi tonjolan saraf. Myelin menghalangi aliran ion natriumdan kalium melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna
b.Nodus Renvier
Celah-celah yang tidak memiliki myelin
c.Neurilemma
Bagian terluar dari sel schwann yang berperan sangat penting
dalam perbaikan (regenerasi) apabila terjadi kerusakan pada akson.
-
SUSUNAN SARAF MANUSIA
Susunan saraf pada manusia meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat
meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang ( Medula spinalis ). Saraf
tepi meliputi saraf sadar dan saraf tak sadar. Berikut ini bagan susunan saraf
pada manusia:
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
9/60
A.Sistem Saraf Pusat (SSP)
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (Latin : ' ensephalon' ) dan
sumsum tulang belakang (Latin : ' medulla spinalis' ). Seluruh aktivitas tubuh
manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yangmengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat
keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot
atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang. Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan. Otak dilindungi oleh tulang-
tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Asal pembentukan otak dan medulla spinalis adalah jaringan ectoderm yang tersusun sebagai struktur tubular. Struktur tersebut
disebut neural tube.
Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3
lapisan selaput meninges . Bila membran ini terkena infeksi maka akan
terjadi radang yang disebut meningitis .
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1.Duramatterberupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak. terdiri dari dua
http://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin -
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
10/60
lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium , dan
lapisan lain sebagai duramater -
yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Diantara tulang kepala dengan
duramater terdapat rongga epidural .
2.ArakhnoidDisebut demikian karena bentuknya mirip sarang laba-laba di dalamnya
terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis semacam cairan
limfa yang mengisi sela-sela membrane araknoid. Fungsi selaput araknoid
sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik
seperti benturan.
3.Pia matter
lapisan yang terdekat dengan permukaan otak dan terdapat banyakpembuluh darah. Pembuluh darah membawa darah untuk mensuplai
kebutuhan oksigen dan sari makanan bagi sel otak serta mengangkut sisa
metabolisme sel.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1.badan sel yang membentuk bagian materi kelabu ( substansi grissea )
2.serabut saraf yang membentuk bagian materi putih ( substansi alba )3.sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf
di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama
tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar
atau kulitnya ( korteks ) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum
tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
OTAK (ENSEFALON)
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
11/60
Sistem saraf pusat terdiri dari Otak dan Sumsum Tulang Belakang, dimana otak
mempunyai 5 bagian utama yaitu :
a.Otak besar (Cerebrum)
b.Dienensefalon
c.Otak kecil (Cerebelum)
d.Sumsum sambung (Medulla Oblongata)
e.Jembatan Varol
a.Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,
yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua
kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga
beberapa gerakan refleks otak.
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri
dari dua belahan ( hemifer ) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,.
Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan
kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur
tubuh bagian kiri.
Otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar ( korteks ) yang berisi
badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
12/60
neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian
dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis),
lobus oksipitalis (bagian belakang kepala)
Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam
pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan,
kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan
dan sebagainya. Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang
berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan
kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun
mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala
merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah
ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan
dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga
sebagai pusat pendengaran.
Otak besar tersusun dari dua Hemisfer Cerebral yang membentuk bagian
terbesar otak.
1.Korteks Cerebral
Terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf. Bagian fungsional korteks
serebri terutama terdiri atas sebuah selaput tipis yang mengandung
neuron-neuron dengan ketebalan 2-5mm, yang menutupi permukaan
seluruh bagian otak besar yang berbelit dan njumlah total daerah ini kira-
kira m 2 . Korteks cerebral mengandung bermacam-macam sel, ada tiga
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
13/60
maca sel yaitu :
a.Granular (estellate), memiliki akson pendek berfungsi sebagai
interneuron intracortical.
b.Fusiform-
c.Piramidal yang paling besar2.Ventrikel I dan II, terletak dalam hemisfer cerebral
3.Corpus Colosum, terdiri dari serabut termielinisasi, menyatukan kedua
hemisfer.
4.Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus sesuai tulang
tempatnya berada.
a.Fisura Longitudinal
Membagi cerebrum menjadi hemisfer kiri dan hemisfer kananb.Fisura Transversal
Memisahkan hemisfer cerebral dan cerebelum. Sulkus Pusat/Centralis
(Fisura Ronaldo), memisahkan lobus frontal dan lobus parietal.
c.Sulkus Lateral (Fisura Sylvius)
Memisahkan lobus frontal dan temporal. Ada dugaan pada saat lahir
biasanya lobus temporalis posterior kiri lebih besar daripada yang
kanan, dan secara normal sisi kiri lebih banyak dipakai daripada sisikanan.
d.Sulkus Parieto-Oksipital
Memisahlan lobus pariental dan oksipital.
5.Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut
Gyrus.
Fungsi gyrus meliputi :
a.Gyrus Prasentral, pada setiap hemisfer terletak dalam lobus frontaltepat di depal sulkus sentral. Gyrus ini mengandung neuron yang
bertanggungjawab untuk aktivitas motorik volunter.
b.Gyrus Postsentral, terletak dibelakang sulcus sentral, mengandung
neuron yang terlibat dalam aktivitas sensorik.
Area fungsional korteks serebral meliputi :
1.Area Motorik Primer
a)Area motorik primer terdapat dalam gyrus prasentral tepatnya pada
lipatan pertama dari bagian frontal lobus anterior sampai sulkus
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
14/60
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
15/60
indra penciuman
e)Area pengecap primer (gustatori)
Terletak pada lobus pariental dekat bagian inferior girus postsentral,
area ini terlibat dalam persepsi rasa.
3. Area Asosiasi
Disebut area asosiasi karena area tersebut menerima dan menganalisis
sinyal-sinyal dari berbagai regio baik dari kortes motorik maupun korteks
sensorik, demikian juga struktur subkortikal.
b.Dienensefalon
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil.Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus
yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.
a)Talamus
Talamus adalah pusat distribusi yang mengatur aktivitas di regio-regiospesifik pada korteks. Terdiri dari dua massa oval (lebar cm dan panjang
3 ) substansi abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-
masing masa menonjol kelua untuk membentuk sisi dinding ventrikel ke 3.
Ada 2 sinyal yang berjalan melalui talamus :
1. Jenis yang pertama, menjalarkan potensial aksi dengan cepat dan
merangsang serebrum hanya dalam waktu beberapa detik saja.
2. Sinyal jenis kedua berasal dari sejumlah besar neuron-neuron kecil yangtersebar diseluruh area retikular batang otak.
b)Hipotalamus
Terletak di inferior talamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi
dinding ventrikel ke 3
Struktur
1. Bagian anterior hipotalamus adalah substansi abu-abu yang
menyelubungi klasma optik, yang merupakan persilangan pada saraf optik.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
16/60
2. Bagian tengah hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar
hipofisa.
Fungsi
1. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian SSO yang
melakukan fungsi vegetatif prnting untuk kehidupan, sepertipengakuan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas
seksual.
2. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti
kesenangan,nyeri,kegembiraan, dan kemarahan.
3. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau
inhibisi hormon kelenjar hipofisis sehingga mempengaruhikeseluruhan sistem endokrin.
c.Otak kecil (Cerebelum)
Cerebelum mempunyai fungsi utama dalam koordina gerakan otot yang
terjadi secara sadar, kesinambungan dan posisi tidur. Cerebelum
berhubungan dengan batang otak melalui pendunkulus serebri inferior
(korpus retoform).Permukaan luas cerebelum berlipat-lipat menyerupaiserebrum tapi lipatannya lebih kecil dan teratur, permukaan serebelum ini
mengandung zat kelabu.
Korteks serebelum dibentuk oleh substansi grisea terdiri dari 3 lapisan :
1.Lapisan granular luar
2.Lapisan Purkinje
3.Lapisan Granular Dalam
Serabut saraf yang termasuk dan yang keluar dari serebrum harus melewatisesebelum.
Fungsi serebelum yaitu :
Arkhioserebelum (Vestibulo Serebelum) serabut aferen berasal dari
telinga dalam diteruskan oleh nervus VIII (Auditorius) untuk
keseimbangan dan rangsangan pendengaran ke otak.
Paleoserebelum (Spinoserebelum) sebagai pusat penerima impuls dari
reseptor sensasi umum medula spinalis dan nervus vagus (n.trigeminus)kelopak mata, rahang atas dan bawah serta otot pengunyah.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
17/60
Neoserebelum (Pontoserebelum) korteks serebelum menerima informasi
tentang gerakan yang sedang dan yang akan dikerjakan dan mengatur
gerakan sisi badan.
d.Sumsum sambung (Medulla Oblongata)Panjang medula oblongata sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai
medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian terakhir pada area forumen
magnum tengkorak. Medulla oblongata berfungsi menghantar impuls yang
datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga
mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan
darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi
kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerakrefleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
e. Jembatan Varol (Pons Varoli)
Jembatan farol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian
kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang. Hampir semuanya terdiri dari substabsi putih. Pons
menghubungkan medulla yang paling panjang dengan berbagai bagian otakmelalui pedunkulus serebral.
1. Pusat respiratorik terletak dalam pons dan mengatur frekuensi dan
kedalaman pernafasan.
2. Nuklei saraf kranial V, VI, dan VII terletak dalam pons yang juga
menerima informasi darai saraf kranial VIII.
SUMSUM TULANG BELAKANG (MEDULA SPINALIS)
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
18/60
Sumsum tulang belakang adalah bagian susunan saraf pusat yang
terletak didalam kanalis vertebralis besama ganglion radik posterior yang
terdapat pada setiap foramen invertebralis teletak berpasangan kiri dan kanan.
Organ ini mengurus persarafan tubuh, anggota badan serta bagian kepala.
Dimulai dari bagian bawah medula oblongata setinggi korpus vertebrata
servikalis I sampai ke korpus vertebra lumbalis I dan II
A.Fungsi Medula Spinalis
Mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh.
Bagian ini mentransmisikan impuls ke dan dari otak melalui traktus
asenden dan desenden
B. Struktur umum medula spinalis
Berbentuk slinder berongga dan agak pipih. Diameter stryktur ini
biasanya ukutan jari kelingking. Panjang kita-kita 42cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks. Menandai sisi keluar
saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai.
31 pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina
interverbal.
Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua.
Meninges (durameter, araknoid, dan piameter) yang melapisi otak juga
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
19/60
melapisi korda
Fisura median anterior (ventral) dalam dan fisura posterior (dorsal) yang
lebih dangkal menjalar disepanjang korda dan membaginya menjadi
bagian kanan dan kiri.
-C. Struktur internal medula spinalis
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
1.Kanalis Sentralis berukuran kecil dikelilingi substansi abu-abu seperti
huruf H
2.Batang atas dan baeah huruh H disebut tanduk atau kolumna dan
mengandung badan sel, dendrit asosiasi dan neuron aferen serta akson
tidak termielinisasi. Tanduk abu-abu posterior (dorsal) adalah batang vertikal atas substansi
abu-abu. Mengandung badan sel dan menerima sinyal melalui saraf
spinal dari neuron sensorik. Tanduk abu-abu anterior (ventral) adalah batang vertrikal bawah.
Mengandung neuron motorik yang aksonnya mengirim impuls melalui
saraf spinal ke otot dan kelenjar.
Tanduk lateral adalah protusi diantara tanduk postertior dan anteriorpada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer.
Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu disisi kiri dan
kanan medula spinalis.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi abu-abu terletak dibagian luar atau
kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada medulla spinalis
bagian tengah berupa materi kelabu benbentuk kupu-kupu, sedangkanbagian korteks berupa materi putih.
Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat
Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan medula
spinalis. Dalam keadaan fisiologik jumlah darah yang dikirim ke otak sebagai
blood flow cerebral adalah 20% cardiac out put atau 1100-1200 cc/menit untukseluruh jaringan otak yang berat normalnya 2% dari berat badan orang
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
20/60
dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen, otak mendapat
sirkulasi yang didukung oleh pembuluh darah besar.
Suplai Darah Otak
1. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri
Arteri communicans posteriorArteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri cerebri
posterior
Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus di
dalam ventriculus lateralis
Arteri cerebri anterrior
Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri
dan kanan. Ia kemudian akan menuju facies medialis lobus frontalis cortexcerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah:
a) facies medialis lobus frontalis cortex cerebro
b) facies medialis lobus parietalis
c) facies convexa lobus frontalis cortex cerebri
d) facies convexa lobus parietalis cortex cerebri
e) Arteri cerebri media
Arteri cerebri mediaBerjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang untuk
selanjutnya menuju daerah insula reili. Daerah yang disuplai darah oleh
arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis coretx cerebri mulai dari
fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies convexa
lobus parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira
sulcus temporalis media dan facies lobus temporalis cortex cerebri pada
ujung frontal.
2. Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke
kranial melalui foramen transversus vertebrae ke enam sampai pertama
kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam foramen transversus
magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari
medula oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii.
Arteri vertabralis kanan dan kiri akan bersatu menjadi arteri basilaris yang
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
21/60
kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua yaitu arteri
cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri cerbri
posterior ini adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri mulai dari
tepi bawah sampai setinggi sulcus temporalis media, facies convexa
parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri dan lobustemporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi
utnuk menjaga agar aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara
continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri carotis interna dengan
sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan
oleh circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada
bagian dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis lain yaitu antara arteri
cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri cerebri media denganarteri cerebri posterior.
Suplai Darah Medula Spinalis
Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu:
1) arteri Spinalis anterior yang merupakan percabangan arteri vertebralis
2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan percabangan arteri
vertebralis.Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga
merupakan anyaman plexus yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut
vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan bersama-sama arteri. Vena
jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada permukaan otak dan
dasar otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum
subarachnoid darah vena dialirkan kedalam sistem sinus venosus yang
terdapat di dalam durameter diantara lapisan periostum dan selaput otak.
Cairan Cerebrospinalis (CSF)
Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan otak
merupakan bagian yang penting di dalam SSP yang salah satu fungsinya
mempertahankan tekanan konstan dalam kranium. Cairan ini terbentuk di
Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi disepanjang rongga sub
arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang dewasa volumenya berkisar 125 cc,
relatif konstan dalam produksi dan absorbsi. Absorbsi terjadi disepanjang sub
arachnoid oleh vili arachnoid. Ada empat buah rongga yang saling
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
22/60
berhubungan yang disebut ventrikulus cerebri tempat pembentukan cairan ini
yaitu:
1) ventrikulus lateralis , mengikuti hemisfer cerebri,
2) ventrikulus lateralis II
3) ventrikulus tertius III dtengah-tengah otak4) ventrikulus quadratus IV, antara pons varolli dan medula oblongata.
Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen
monro. Ventrikulus tertius dengan ventrikulus quadratus melalui foramen
aquaductus sylvii yang terdapat di dalam mesensephalon. Pada atap
ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri terdapat lubang yang
disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang yang disebut
foramen magendi. Sirkulasi cairan otak sangat penting dipahami karenabebagai kondisi patologis dapat terjadi akibat perubahan produksi dan sirkulasi
cairan otak. Cairan otak yang dihasilkan oleh flexus ventrikulus lateralis
kemudian masuk kedalam ventrikulus lateralis, dari ventrikulus lateralis kanan
dan kiri cairan otak mengalir melalui foramen monroi ke dalam ventrikulus III
dan melalui aquaductus sylvii masuk ke ventrikulus IV. Seterusnya melalui
foramen luscka dan foramen megendie masuk kedalam spastium sub
arachnoidea kemudian masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masukkedalam aliran darah.
Fungsi Cairan Otak
1. Sebagai bantalan otak agar terhindar dari benturan atau trauma pada kepala
2. Mempertahankan tekanan cairan normal otak yaitu 10 20 mmHg
3. Memperlancar metabolisme dan sirkulasi darah diotak.
Komposisi Cairan Otak
1. Warna : Jernih , disebut Xanthocrom
2. Osmolaritas pada suhu 30 C : 281 mOSM
3. Keseimbangan asam basa
a. PH : 7,31
b. PCO2 : 47,9 mmHg
c. HCO3 : 22,9 mEq/lt
d. Ca : 2,32mEq/lt
e. Cl : 113 127 mEq/lt
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
23/60
f. Creatinin : 0,4 1,5 mg%
g. Glukosa : 54 80 mg%
h. SGOT : 0 - 19 unit
i. LDH : 8 50 unit
j. Posfat : 1,2 2,1 mg%k. Protein : 20 40 mg% pada cairan Lumbal
15 25 mg% pada cairan Cisterna
5 25 mg% pada cairan Ventrikuler
l. Elektroporesis Protein LCS:
Prealbumin : 4,6 %
Albumin : 49,5%
Alpha 1 Globulin : 6,7% Alpha 2 Globulin : 8,7%
Beta dan Lamda Globulin : 18,5%
Gamma Globulin : 8,2%
Kalium : 2,33 4,59 mEq/lt
Natrium : 117 137 mEq/lt
Urea : 8 28 mg%
Asam urat : 0,07 2,8 mg% Sel : 1 - 5 limposit/mm3
B. Sistem Saraf Tepi (SST)
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak
sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang
kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang
tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan,dan sekresi keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-
saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf KranialSaraf kranial menghubungkan jaras-jaras saraf spinal dengan batang
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
24/60
otak. Saraf kranial ini merupakan saraf campuran ( merupakan saraf sensorik
dan juga saraf motorik).
Komponen-komponen saraf kranial:
1.komponen sensorik somatik : N. I, N. II, N. VIII
2.komponen motorik somatik: N. III, N. IV, N. VI, N.XI, N. XII
3.komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik: N. V, N. VII, N.
IX, N. X
4.komponen motorik viseral (otonom) : N. III, N. VII, N. IX, N. X
Saraf Kranial Komponen FungsiI Olfaktorius sensorik Penciuman
II Optikus sensorik Pendengaran
III Okulomotorius Motorik - mengangkat kelopak
mata atas
- konstriksi pupil
- sebagian besar
gerakan ekstraokuler
IV Troklearis motorik Gerakan mata ke bawah
dan ke dalam
V Trigeminus Motorik
Sensorik
Otot temporalis dan
maseter (menutup
rahang dan mengunyah)
gerakan rahang ke
lateral
- kulit wajah; dua
pertiga depan kulit
kepala; mukosa mata;
mukosa hidung dan
rongga mulut; lidahdan gigi
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
25/60
- reflex kornea atau
reflex mengedip
- saraf cranial V,
respons motorik
melalui saraf cranial
VII
VI Abdusen motorik Deviasi mata ke lateral
VII Fasialis Motorik
Sensorik
- otot-otot ekspresi
wajah termasuk otot
dahi, sekeliling mata
serta mulut
- lakrimasi dan salvias
Pengecapan dua pertiga
depan lidah (rasa, manis,
asam, dan asin)
VIII Cabang Vestibularis
Vestibulokoklearis
Cabang Koklearis
Sensorik
sensorik
Keseimbangan
Pendengaran
IX Glosofaringeus Motorik
Sensorik
Faring: menelan, reflex
muntah
Parotis: salivasi
Faring, lidah posterior,
termasuk rasa pahit
X Vagus Motorik
Sensorik
Faring: menelan, reflex
muntah, fonasi: visera
abdomen
Faring, laring:reflex
muntah; visera leher,
toraks dan abdomen.
XI Asesorius motorik Otot
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
26/60
sternokleidomastoideus
dan bagian atas dari otot
trapezius; pergerakan
kepala dan bahu
XII Hipoglosus motorik Pergerakan lidah
Saraf kranial dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus
vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.
Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah
jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan
sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf Spinal
Saraf spinal berjumlah 31 pasang saraf gabungan yang keluar dari
medulla spinalis, lalu dari kolumna vertebralis melalui celah sempit (foramina
intervertebralia) antara ruas-ruas tulang vertebra. Berdasarkan asalnya, saraf
spinal dibedakan atas:
8 pasang bagian cervical
12 pasang bagian thorakal
5 pasang bagian lumbar
5 pasang bagian sacral
1 pasang bagian coxigeus
Saraf spinal merupakan saraf campuran yang mengandung serat-serat
eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Serat-serat
eferen yang masuk ke medulla spinalis akan membentuk akar belakang (radiks
dorsalis). Radiks dorsalis menghantarkan impuls ke ganglia dorsal,
mempengaruhi segmen-segmen kulit (dermatom). Sedangkan serat-serat yang
keluar dari medulla spinalis membentuk akar depan (radiks ventralis) yang
menghantarkan impuls ke otot-otot kelenjar.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut
pleksus. Ada 4 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis terdiri dari 4 saraf servikal pertama. Mempengaruhi bagian
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
27/60
belakang kepala, leher, dan bahu; serta memberikan rangsangan pada saraf
frenik.
b .Pleksus brachialis terdiri dari 4 saraf servical yang terakhir dan saraf torakal
pertama yang merangsang bagian ekstremitas atas.
c. pleksus lumbal terdiri dari 4 saraf lumbal pertama dan juga meliputi 12 saraf
torakal. Pleksus ini mempengaruhi bagian-bagian bawah tubuh dan ekstremitas
bawah serta merangsang saraf femoral.
d. pleksus sacral terdiri dari dua saraf lumbal terakhir dan tiga saraf lumbal
pertama. Berfungsi untuk merangsang ekstremitas bawah dan memberikan
rangsangan kepada saraf skiatik.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
28/60
2. Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang
berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
System saraf otonom merupakan system saraf campuran. Serabut-
serabut aferennya membawa masukan dari organ-organ visceral (berkaitan
dengan pengaturan denyut jantung, diameter pembuluh darah, pernapasan,
pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan, dsb). Saraf eferen
motorik system saraf otonom memfersarafo otot polos, otot jantung, dan
kelenjar-kelenjar visceral. System saraf otonom terutama berkaitan dengan
pengaturan fungsi visceral dan interaksinya dengan lingkungan dalam.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus"
bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan
saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
29/60
pencernaan
mengerutkan kantung kemih
pencernaan
menghambat kontraksi kandung
kemih
System Saraf Simpatis
Berisi neuron praganglionik yang berada di antara segmen T1 dan L2 dari
saraf spinal dan neuron-neron ganglionik yang berada di ganglia dekat kolumna
bvertebra. Neuron ganglionik berada pada sisi lateral tanduk abu-abu dan
akson-akson masuk melalui akar ventral dari setiap segmen.
Ganglia kolateral .
Visera abdomkinopelvis menerima inervasi simpatis melalui serabutpraganglionik yang menerobos rantai simpatis tanpa sinaps. Serabut ini dimulai
pada neuron-neuron praganglionik di segmen bawah torakal dan segmen atas
lumbal. Serabut ini menjalar pada dinding rongga dada dan abdomen serta
mengatur secara otonom keadaan di dalam rongga dad danabdomen.
Medulla adrenal.
Medulla adrenal dimodifikasi oleh ganglion simpatetik. Sinaps serabut
praganglionik pada sel-sel neuroendokrin ber fungsi untuk melepaskanneurotransmitter epinephrine dan norepinephrin ke dalam sirkulasi umum.
Secara anatomis neuron simpatis terletak di ruang tulang torakal dan
lumbal yaitu pada susunan saraf medulla spinalis; akson-aksonnya disebut
serabut praganglion, muncul melalui jalan pada semua akar saraf anterior dari
ruas tulang leher (servikal) kedepan atau tulang torakal pertama menuju ruas
tulang lumbal kedua dan ketiga. Jarak dari medulla ke serabut-serabut saraf ini
mempunyai perbedaan karena adanya perbedaan hubungan setiap rantai.
Komposisi serabut-serabut ini terdiri dari atas 22 mata rantai ganglia, yang
meluas ke seluruh lajur sepanjang spinal dan kedua sisi tubuh tulang belakang.
Beberapa dari sejumlah besar sinaps-sinaps bertemu dengan sel-sel saraf
dalam rantai. Rantai-rantai lain yang melintas tanpa membuat hubungan atau
kehilangan penghubung akan bergabung dengan ganglia besar prevertebral
dalam toraks, abdomen, dan pelvis atau satru ganglia terminal di sekitar
organ seperti kandung kemih atau rectum, serabut saraf postganglion yang
berasal dari rantai simpatis bergabung kembali dengan saraf spinal yang
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
30/60
menuju ekstremitas, pembuluh-pembuluh darah, kelenjar keringat dan jaringan
otot polos dalam kulit.
Serabut-serabut postganglion dari pleksus prevertebral (misalnya pleksus
jantung, paru-paru spanknik, dan pelvis) tersusun di daalam kepala dan leher,
toraks, abdomen, dan pelvis, seterusnya akan berhubungan dengan serabut-serabut dari bagian parasimpatis di dalam pleksus. Kelenjar adrenal, ginjal,
hati, limpa, lambung, dan duodenum ada di bawah control pleksus siliaka yang
terbesar umumnya diketahui sebagai pleksus solar.
Fungsi system saraf simpatis adalah system ini siap-siaga untuk
membantu dalam proses kedaruratan. Di bawah keadaan stress baik yang
disebabkan oleh fisik maupun emosional dapat menyebabkan peningkatan
untuk respons fight or flight jika ada ancaman.Sebagai akibatnya bronkiolus berdilatasi untuk memudahkan pertukaran
gas, kontraksi jantung yang kuat dan cepat, dilatasi arteri menuju jantung dan
otot-otot volunteer yang membawa lebih banyak darah ke jantung; konstriksi
pembuluh darah perifer yang membuat kulit pada kaki dingin tetapi shunting
darah ke organ esensial yang aktif; dilatasi pupil, hati mengeluarkanglukosa
untuk energy ceopat; peristaltic makin lambat; rambut berdiri dan peningkatan
keringat. Pelepasan simpatis yang menigkat cepat sama seperti tubuhdiberikan suntikan adrenalin, sehingga stasiun system persarafan adrenergic
kadang-kadang digunakan jika menunjukan kondisi seperti pada system
persarafan simpatis.
System saraf parasimpatis
Fungsi system parasimpatis adalah sebagai pengontrol dominan untuk
kebanyakan efektor visceral dalam waktu lama. Selama keadaan diam, kondisitanpa stress, impuls dari serabut-serabut parasimpatis (kolinergik) menonjol.
Serabut-serabut system parasimpatis terletak di dua area, satu pada batang
otak, dan yang lainnya pada segemen spinal di bawah L2. Oleh karena lokasi
serabut-serabut tresebut saraf parasimpatis menghubungkan area
kraniosakral, sedangkan saraf simpatis menghubungkan area torakolumbal dari
sitem saraf autonom. Parasimpatis cranial muncul dari otak tengah dan
medulla oblongata.
Serabut dari sel-sel pada otak tengah berjalan dengan saraf okukomotoris
ketiga menuju ganglia siliaris, yang memiliki serabut postganglion yang
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
31/60
berhubungan dengan system simpatis lain yang megontrol bagian posisi yang
berlawanan dengan mempertahankan keseimbangan antara keduanya pada
saat yang bersamaan.
KONSEP PENYAKIT MYELORADICULOPATHY
1. Pengertian
Myeloradiculopathy merupakan penyakit yang berhubungan dengan medulaspinalis dan nervus radiks. Penyakit ini disebut juga radiculomyelopathy.Myeloradiculopathy dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal,torakal atau lumbal penyakit ini merupakan penyakit vertebra degeneratif.Dalam daerah lumbalis diperkirakan bahwa lebih dari 70% populasi dewasa,
nyeri punggung bawah akan berkembang pada selama kehidupan. Vertebratatorasika, sindrom klinis relatif jarang ditemukan karena stabilisasi vertebra olehlengkung iga. Dalam regio servikalis penyakit degeneratif lebih sering terjadi
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
32/60
dan bisa tampil sebagai kompresi radiks saraf dengan nyeri lengan radikularatau pada kanalis spinalis dengan akibatnya mielopati.
Diskus intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk bantalandiantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini di gabungkandalam suatu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut
nukleus pulposus. Dalam penyakit ini diskus intervertebralis mengalami ruptur,nukleus dari diskus menonjol ke dalam anulus (cincin fibrosa sekitar diskus),dengan akibat kompresif saraf. Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanyadidahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan.
Penyakit ini bisa di akibatkan karena penonjolan diskus intervetebra yangmengakibatkan mielopathy dan radiculopahty. Kolumna vertebralis terdiri dariserangkaian sendi diantara korpus vertebra yang berdekatan, sendi lengkungvertebra, sendi kostovertebra, dan sendi sakroiliaka. Ligamentum longitudinaldan diskus antarvertebra menyatukan korpus-korpus vertebra yangberdekatan. Ligamentum longitudinal anterior, suatu jaringan ikat berbentukpita yang lebar dan tebal, berjalan secara longitudinal di depan korpus vertebradan diskus antarvertebra serta berfungsi dengan periosteum dan anulusfibrosus. Didalam kanalis vertebralis di aspek posterior korpus vertebra dandiskus antarvertebra terletak ligamentum longitudinal posterior.
Diantara dua korpus vertebra berdekatan, dari vertebra servikalis II (C2)sampai ke vertebra sakralis, terdapat diskus antarvertebra. Diskus inimembentuk suatu sendi fibrokartilaginosa yang tangguh antara korpusvertebra. Diskus antarvertebra terdiri dari dua bagian utama: nucleus pulposusdibagian tengah dan annulus fibrosus yang mengelilinginya. Diskus dipisahkan
dari tulang di atsa dan di bawah oleh dua lempeng tulang rawan hialin yangtipis.Nukleus pulposus adalah bagian sentral semigelatinosa diskus, struktur inimengandung berkas-berkas serat kolagenosa, sel jaringan ikat, dan sel tulangrawan. Bahan ini berfungsi sebagai peredam kejut antara korpus vertebra yangberdekatan, dan juga berperan penting dalam pertukaran cairan antara diskusdan kapiler.Anulus fibrosus terdiri dari cincin-cicin fibrosa konsentrik, yang mengelilinginucleus pulposus. Fungsi annulus fibrosus adalah agar dapat terjadi gerakanantara korpus-korpus vertebra ( karena struktur serat yang seperti spiral),menahan nukelus pulposus, dan sebagai peredam kejut. Dengan demikian,annulus fibrosus berfungsi serupa dengan simpai disekitar tong air atausebagai suatu pegas kumparan, menarik korpus vertebra agar menyatumelawan resistensi elastic nucleus pulposus, sedangkan nucleus pulposusberfungsi sebagai bantalan peluru (laher) antara dua korpus vertebra.
Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan airnukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di anulusmelemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Pada kebanyakan pasien,gejala trauma segera bersifat singkat, gejala ini disebabkan oleh cedera padadiskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau tahun. Kemudian, padadegenarasi pada diskus, kapsulnya mendorong kearah medulla spinalis, ataumungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadapsakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.Rangkaian nyeri yang diakibatkan oleh tekanan di daerah distribusi ujung saraf
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
33/60
yang terkena. Tekanan terus-menerus dapat menyebabkan perubahandegenaratif pada saraf yang terkena, seperti perubahan sensasi dan kerjarefleks.
2. Etiologi
Merokok Batuk yang terlalu lama Cara duduk yang salah Malas berolahraga Terlalu sering menyetir Sering mengangkat barang berat Trauma karena terjatuh, terbentur Usia lanjut Tumor/ keganasan (myeloma multipleks)
3. Manifestasi klinis
Nyeri punggung akut dan kronik Ataxia, ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan gerakan otot yang
mengakibatkan kesulitan dalam berjalan, bicara dan melakukan tugasperawatan diri
Nyeri abdomen Nyeri ekstremitas bagian bawah atau kaki Tidak mampu berdiri dari posisi duduk Kelemahan yang mengganggu Paralysis atau kelemahan otot Paralysis kaki dan lengan Kehilangan sensori di bagian bawah Tidak mampu berjalan dan berdiri Penurunan kemampuan gerak Kelelahan akut yang ekstrim
Gejala dan TandaLokasi Radik
ssaraf yangterkena
Nyeri Kelemahan otot
Parestesia
Atrofi Refleks
L4 keL5
L5 Di atassendisakroiliaka,panggul,aspek
Dapatmenyebabkan kakilunglai,kesulitandorsifleksi
Tungkailateral,bagiandistalkaki.diantara
Tidakbermakna
Biasanyatidakbermakna, reflekslutut danpergelan
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
34/60
lateralpaha danbetis,aspekmedialkaki
(nyeriyangmenyebar kebawahpangguldantungkaidisebutskiatika)
kakidan/jempolkaki,kesulitanberjalandengan
tumit
jari kakipertamadankedua
gan kakimungkinberkurang
L5 keS1
S1 Diatassendisakroiliaka, bagianposteriorseluruhtungkaisampaike tumit,aspeklateral
kaki
Dapatmenyebabkanmelemahnya fleksiplantar,abduksi
jari kakidan otothamstring,kesulitan
berjalan jinjit
Pertengahan betisdanaspeklateralkaki,termasuk
jari kakikeempatdankelima
Gastroknernius
Reflekspergelangan kakimungkinberkurang atauhilang
C5 keC6
C6 Nyerileheryangmenyebar kebahu,lengan,danlenganatas
Biseps Aspekradiallenganatas,
jempol,dantelunjuk.
Tidakbermakna
Refleksbisepshilangatauberkurang
4. Klasifikasi
Berdasarkan letak tulang belakang yang terkena :
Radiculopathy servikalis
Nyeri servikal dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti : proses infeksi,perubahan degeneratif, trauma, tumor dan kelainan sistemik . Salah satupenyebab nyeri servikal adalah radikulopati. Berbagai keadaan yang
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
35/60
menyebabkan perubahan struktur anatomi tulang leher dapat menimbulkankeluhan radikulopati. Ciri khas radikulopati servikal adalah rasa nyeriradikuler pada leher dan bahu yang menyebar ke lengan, yang akanbertambah pada perubahan posisi leher dan dapat diikuti terbatasnyagerakan leher dan rasa sakit pada penekanan tulang dan kadang-kadangdisertai parestesi pada lengan . Namun seringkali pula gejala nyeri radikuler
tersebut tidak terlokalisasi baik sesuai dermatomal. Hal ini dikarenakanadanya tumpang tindih daerah persarafan. Degenerasi diskus servikaldapat mengakibatkan lesi yang dapat menyebabkan kerusakan medulaspinalis dan radiks saraf. Penonjolan diskus servikal biasanya terjadi padaantar ruang C5-C6, C6-C7. Nyeri dan kekakuan terjadi pada leher bagianatas pundak dan daerah skapula, nyeri dapat juga terjadi pada ekstremitasatas dan kepala yang disertai parastesia dan kebas pada ekstremitas atas.Nyeri dimulai mendadak dan menjalar ke leher , dan menurun ke lengan,atau subakut dengan nyeri leher menahun dan nyeri lengan yang dimulaidiam-diam. Nyeri diperburuk oleh gerakan leher seperti batuk, mengejan,atau bersin yang meningkatkan tekanan intra toraks dengan akibatpeningkatan tekanan vena epiduralis dan kompresi radiks saraf yangterlibat.
Penatalaksanaan medis biasanya meliputi pembatasan akivitas, analgesik,agen antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan immobilisasi leher. Atau dengantraksi halter 5-10 pon. Penting agar pasien selalu dipantau secara ketatperkembangan kelemahan motorik atau tanda mielopati yang merupakanindikasi untuk intervensi operasi.
Ada 2 jenis umum operasi, pendekatan anterior dan pendekatan posterior :
1. Pendekatan operasi anterior meliputi pemaparan korpus vertebralismelalui leher anterior dengan reseksi diskus yang terlibat.
2. Pendekatan posterior terdiri dari dekompresi lamina dan fasies diposterior, yang memaparkan radiks saraf dibawahnya pada foramen.
Radiculopathy lumbalis
Seperti pada vertebra servikalis, kompresi radiks saraf lumbalis bisa atasdasar diskus yang ruptur atau gangguan tulang pada foramen lateralis.Secara, patologi, diskus lunak terjadi akibat perkembangan progresif cacatdi posterolateral di dalam anulus fibrosus. Secara klinis, didapatkan riwayatnyeri punggung bawah progresif dengan nyeri alih berikutnya ke dalambokong atau tungkai proksimal didapatkan, kemudian berlanjut melibatkankeseluruhan dalam cara radikular. Di anggap bahwa ini terjadi berdasarkanpenonjolan progresif nukleus pulposus melalui anulus dengan ruptur melaluiligamentum longitudinalis posterius yang menyebabkan kompresi radikssaraf. Secara klinis lebih dari 90% herniasi diskus lumbalis timbul pada
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
36/60
tingkat L5-S1 atau L4-L5. Radikulopati lumbalis bisa juga berdasarkanpenyakit tulang, dengan degenerasi progresif dalam vertebra lumbalis,maka ada pembentukan osteofit posterior dan posterolateral, penyempitanresesus lateralis dan foramen serta hipertrofi unsur posterior. Hasilkeseluruhan sama dengan radikulopathy servikalis disertai penyempitankanalis spinalis, namun presentasi klinisnya lebih radikular akibat gangguan
radiks lateral terhadap radiks saraf dibandingkan kompresi garis tengah,yang menyebabkan mielopati. Pada pemeriksaan fisik, pasien denganradikulo aktif biasanya mempunyai bukti iritasi radiks saraf. Ini mencakuptanda mekanik, seperti spasme muskulus paravertebralis, penurunanrentang gerakan punggung bawah, skoliosis lumbalis, nyeri radikular.
Penatalaksanaan medis terdiri dari pembatasan aktivitas, analgesik, NSAIDdan relaksan otot, panduan gerak badan untuk meningkatkan tonus ototabdomen sangat direkomendasikan. Setelah periode akut nyeri radikularatau nyeri punggung bawah harus dihindari untuk membungkuk danmengangkat beban berat. Untuk ruptura diskus lumbalis, terapi bedahstandar adalah hemilaminektomi sebagian dengan eksplorasi dandekompresi radiks saraf yang terlibat. Ini terdiri dari insisi lumbalis garistengah dengan diseksi anatomi untuk memaparkan lamina dan fasies padatingkat yang terlibat. Pembuangan sebagian lamina, fasies medial, danligamentum flavum dilakukan, yang memaparkan kantong dura dan radikssaraf. Semua materi diskus yang ruptura harus disingkirkan. Dekompresigangguan tulang lateral dilakukan bila diperlukan. Penting agar radiks saraf dieksplorasi sejauh mana yang diperlukan ke lateral untuk memastikandekompresi yang memuaskan.
Kimopapain adalah enzim proteolitik yang menimbulkan hidrolisis cepatpolipeptida nonkolagen atau protein yang membentuk kondromukoproteindari nukleus pulposus. Bila digunakan secrara bijaksana, kimopapainmerupakan alternatif layak bagi operasi untuk pasien ruptura diskus.
Radiculopathy torasika
Insiden diskus torasika cukup rendah hampir semuanya timbul dibawahvertebra torasika kelima. Secara klinis, distribusi nyeri terletak pada dindingdada atau abdomen, sehingga bisa mudah dikelirukan untuk penyakit toraksatau abdomen. Perubahan degeneratif dapat juga terlihat sebagai mielopatiyang tak nyeri. Gejala klinis umumnya terbatas pada paraparesis spastikserta penurunan rasa tusukan jarum dan raba halus dalam ekstremitasbawah.
5. Komplikasi
Paraplegia
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
37/60
Adalah kelumpuhan pada kedua belah bagian bawah tubuh, termasuk duabelah kaki. Maka perlu dicatat derajat kerusakan paraplegia, yaitu :Derajat I : kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi setelah melakukanaktivitas atau setelah berjalan jauh. Pada tahap ini belum terjadigangguan saraf sensoris.Derajat II : terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah tapi penderita
masihdapat melakukan pekerjaannya.Derajat III : terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yangmembatasigerak/aktivitas penderita serta hipoestesia/anesthesia.Derajat IV : terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris disertai gangguan
Paraperesis
Adalah gangguan menurun yang menyebabkan kelemahan bertahap dengankejang otot (kelemahan kejang) pada kaki. Refleks menjadi berlebihan, dankram kaki, gugp, dan terjadi kejang, membuat gerakan kaki menjadi kakudan menyentak (disebut kejang gaya berjalan). Berjalan secara bertahapmenjadi lebih sulit. Orang bisa tersandung atau tergelincir karena merekacenderung untuk berjalan berjingkat dengan kaki memutar ke dalam.Sepatu seringkali dikenakan turun ke daerah lebih dari jempol kaki.Kelelahan sering terjadi. Pada beberapa orang, otot pada lengan menjadilemah dan kaku.
Disfungsi atau lesi medula spinalis.
Cedera medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitasneurologis akibat trauma. Pada kasus-kasus mielopati, pemeriksaan statusneurologi lokal merupakan hal yang sangat penting. Terapi cedera medulaspinalis terutama ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankanfungsi sensoris dan motorik.
Pengkajian
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
38/60
1. Data Biografi
Nama : Ny. X
Usia : 67 tahun
Jenis kelamin : wanitaPekerjaan : tidak teridentifikasi
2. Anamnesa
Keluhan utama : klien mengeluh sakit punggung yang dirasakan terus
menerus Provoking Incident ( P )
Apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasimultiple myeoloma pada bagian punggungnya. Dapat dikaji dari jenis
pekerjaan klien dimana klien memiliki pekerjaan yang
mengharuskannya mengangkat beban-beban berat, duduk,
mengemudi dalam waktu lama. Ataupun karena proses degeneratif
(usia 30-60 tahun).
Quality ( Q )
Menanyakan kepada klien seperti apa nyeri punggung yang dirasakandan apakah adanya nyeri apabila di tekan ?
Pada kasus di atas rasa nyeri yang di rasakan terasa amat sakit di
sebabkan terjadinya ruptur /kerusakan tulang belakang dan
kelemahan elastisitas diskusvertebralis dan anulus fibrosus sehingga
dapat menyebabkan keluarnya nukleus pulposus yang ada di dalam
anulus fibrosus ke diskus vertebralis. Kondisi ini dapat menimbulkan
kerusakan sendi faset dan gangguan suplai darah kejaringan akibatdari terjepitnya serabut syaraf spinal. Terjepitnya serabut saraf dan
penekanan inilah yang menimbulkan keluhan dan dapat menjalar ke
daerah bokong dan ekstremitas bawah dan apabila penekanan ke
syaraf tersebut berlebihan dapat menimbulkan kematian syaraf yang
mengakibatkan kelumpuhan ekstremitas bawah.
Region : radiation ( R )
Pada kasus, klien merasakan sakit pada daerah punggung Severity (Scale) ( S )
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
39/60
Kaji seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan jika di nilai dari skala 1-
10 . pada kasus ini biasanya nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-
tusuk dan akan semakin bertambah apabila terjadi penekanan disaat
batuk, mengedan, bersin, membungkuk, mengangkat beban berat,
berdiri secar tiba-tiba dari posis duduk. Time ( T )
Kaji sejak kapan klien merasa nyeri tersebut dan kaji juga pada saat
kapan klien mengalami rasa nyeri
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Riwayat Penggunaan obat
Klien melakukan terapi alternatif untuk analgasia termasuk opioid
aganist, NSAID, asetaminofen, atau kombinasi produk. kalsitonin,carticosteroids dan bifosfonat.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Nyeri punggung terus-menerus dengan beberapa myeloma
5. Pola-pola Fungsi Kesehatan
Pola aktivitas/istirahat : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat
beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan
papan / matras yang keras saat tidur, penurunan rentang gerak dariekstermitas pada salah satu bagian tubuh, tidak mampu melakukan
aktivitas yang biasanya dilakukan. Eliminasi : Konstipasi, mengalami kesulitan dalam difekasi adanya
inkontinesia / retensi urine.
Integritas Ego : Ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas masalah
pekerjaan, finansial keluarga.
Nyeri / kenyamanan : Nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin
memburuk dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan,
mengangkat kkaki atau fleksi pada leher, nyeri yang tidak hentinya
atau adnya episode nyeri yang lebih berat secara intermiten, nyeri
yang menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atu bahu / lengan, kaku pada
leher (servikal), terdengar adanya suara krek saat nyeri baru timbul /
saat trauma atau merasa punggung patah, keterbatasan untuk
mobilisasi / membungkuk ke depan. Neurologi : Kesemutan, kekakuan, kelemahan pada tangan dan kaki.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
40/60
Kebutuhan istirahat dan tidur
Klien mungkin akan mengalami gangguan tidur karena merasa tidak
nyaman seperti berkeringat, ansietas, berdebar-debar, dan
mengeluhkan sakit punggung yang amat sakit.
Pengkajian spiritualo Apakah klien secara teratur melakukan ibadah sesuai
keyakinannnya.
o Apakah klien secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan
keagamaan
6. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
o Punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai posisi dan gerakan
untuk evaluasi neurogenik
o Perhatikan adanya kurfatura yang berlebihan, pendataran arkus
lumbal, pelvis yang miring atau adanya postur tingkai yang
abnormal
o Perhatikan apakah ada hambatan pada pergerakan punggung,
pelvis dan tungkai selama bergerak,
o Perhatikan apakah klien dapat mengenakan pakaian secara wajar
atau tidak
o Perhatikan kemungkinan adanya atrofi, pembengkakan dan
perubahan warna kulit
Palpasi dan perkusi
o Harus dilakukan secara hati-hati dan halus supya tidak
mengganggu kenyamanan klien
o Palpasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke daerah yang
paling terasa nyerinya
o Ketika meraba kolumna vertebralis dicari kemungkinan adanya
deviasi ke lateral atau entero-posterior
o Palpasi dan perkusi perut, distensi perut, kandung kemih penuh, dll.
7. Pemeriksaan neurologik
Pemeriksaan motorik
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
41/60
o Kekuatan fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki,
ibu jari dan jari lainnya dengan menyuruh klien unutk
melakukan gerak fleksi dan ekstensi dengan menahan
gerakan.
o Atropi otot pada maleolus atau kaput fibula denganmembandingkan kanan-kiri.
o Fakulasi (kontraksi involunter yang bersifat halus) pada otot-
otot tertentu.
Pemeriksan sensorik
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasagetar (vibrasi) untuk menentukan dermatom mana yangterganggu sehingga dapat ditentuakn pula radiks mana yangterganggu.
Pemeriksaan reflekso Refleks lutut /patela/hammer (klien bebraring.duduk dengan
tungkai menjuntai), pada HNP lateral di L4-5 refleks negatif.o Refleks tumit.achiles (klien dalam posisi berbaring , luutu
posisi fleksi, tumit diletakkan diatas tungkai yang satunya danujung kaki ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudiantendon achiles dipukul. Pada aHNP lateral 4-5 refleks ininegatif.
Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untukmemperkirakan derajat nyeri , functio laesa, atau untukmememriksa ada/tidaknya penyebaran nyeri .
8. Pemeriksaan Diagnostik Foto rontgen
Foto rontgen dari depan, samping, dan serong untuk mengidentifikasi
ruang antar vertebra menyempit. Foto rontgen spinal :
Memperlihatkan adanya degeneratiF pada tulang belakang / ruang
interverbralis atau mengetahui patologi lain (tumor, ostaomilitis).Adapun pemeriksaan mielografi adalah pemeriksaan dengan bahan
kontras melalui tindakan fungsi lumbal dan pemotretan dengan sinar
tembus. Memperlihatkan penyempitan dari ruang diskus, menentukan
lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.
Elektroneumiografi (ENMG)
Untuk mengetahui radiks mana yang terkena atau adanya
polineuropati.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
42/60
MRI (Magnetic Ressonance Imaging)
Untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk
penyakit spinal lumbal. MRI : Pemeriksaan noninvasif yang dapat
menunjukkan adanya perubahan
tulang dan jaringan lunak serta dapat memperkuat bukti adanyaherniasi secara spesifik
NURSING CARE PLANPraoperasi
No
DiagnosaKeperawata
n
Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri b.dkompresisaraf didaerah
distribusiujung saraf DS:- Klien
mengeluhnyeripunggungyang terusmenerus
Klien menyatakandapat mengontrolnyeri danmeningkatkan
aktivitas fisik
Mandiri :1. Kaji
terhadap nyeridengan skala 0-
4
2. Bantuklien dalamidentifikasifaktor pencetus
3. Jelaskan
dan bantu kliendengantindakan pereda
1. Nyeri merupakanrespon subjektif yang bisa dikaji
denganmenggunakanskala nyeri. Klienmelaporkan nyeribiasanya di atastingkat cedera.
2. Nyeridipengaruhi olehkecemasan,ketegangan,suhu, distensi
kandung kemih,dan berbaringlama.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
43/60
nyerinonfarmakologidan noninvasif
4. Ajarkan
relaksasi :Teknik-teknik
untukmenurunkanketeganganotot rangka,yang dapatmenurunkanintensitasnyeri .
5. Ajarkanmetodedistraksi selamanyeri akut
6. Berikankesempatanwaktu istirahatbila terasa nyeridan berikanposisi yangnyaman
7. Lakukankompres hangatpada lokasinyeri
Kolaborasi :1. Berikan obat
analgetik sesuaiprogram
2. Lakukanfisioterapi
3. Pendekatandenganmenggunakanrelaksasi dannonfarmakologilainnya telah
menunjukkankeefektifandalammenguranginyeri.
4. Akanmelancarkanperedaran darah,sehinggakebutuhanoksigen oleh
jaringan akanterpenuhisehingga akanmenguraginyerinya.
5. Mengalihkanperhatiannyerinya ke hal-hal yangmenyenangkan.
6. Istirahat akanmerelaksasisemua jaringansehingga akanmeningkatkankenyamanan.
7. Relaksasi ototdanmeningkatkansirkulasi darah
1. Mengurangi rasanyeri
2. Menentukanintervensi lebihlanjut
2. Gangguanmobilitasfisik b.dnyeri
DS :Klienmengeluh
Meningkatnyaaktivitas fisik kliensesuai dengankemampuannya
Mandiri :1. Kaji mobilitas
yang ada danobservasi
terhadappeningkatankerusakan. Kaji
1. Mengetahuitingkatkemampuan
klien dalammelakukanaktivitas.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
44/60
nyeripunggungyang terusmenerus
secara teraturfungsi motorik.
2. Pertahankanbedrest danposisi yangtepat.
3. Ajarkan klienuntukmelakukanlatihan gerakaktif padaekstremitasyang tidaksakit
4. Lakukan gerakpasif padaekstremitasyang sakit lalu
5. Bantu klienmelakukanlatihan ROM,perawatan dirisesuaitoleransi.
Kolabrasi :1. Berikan obatanalgetiksesuaiprogram
2. Lakukanfisioterapiuntuk latihanfisik klien
2. Menurunkanstress spinal.
3. Gerakan aktif memberikan
massa, tonus,dan kekuatanotot sertamemperbaikifungsi jantungdan pernafasan.
4. Otot volunterakan kehilangantonus dankekuatannya bilatidak dilatihuntukdigerakkan.
5. Untukmemeliharafleksibilitas sendisesuaikemampuan
1. Mengurangi rasa
nyeri2. Peningkatankemampuandalam mobilisasiektremitas dapatditingkatkandengan latihanfisik dari timfisioterapis
3. Ansietas b.dprosespenyakit
Klien tampak rileksdan melaporkanansietas berkurangpada tingkat yangdapat diatasi
Mandiri :1. Kaji tingkat
ansietas klien.
2. Berikaninformasiyang akuratdan jawab
dengan jujur.3. Berikan
1. Membantu danmengidentifikasikekuatan danketerampilanyang mungkinmembantu klienmengatasikeadaannyasekarang danuntukmemberikan
bantuan yangsesuai.2. Memungkinkan
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
45/60
kesempatanpada klienuntukmengungkapkan masalahyang
dihadapinya.
4. Kaji adanyamasalahsekunderyang mungkinmerintangikeinginanuntuk sembuhdan mungkinmenghalangiprosespenyembuhannya.
5. Libatkankeluarga
Kolaborasi :1. Rujuk klien
padapsikoterapi
klien untukmembuatkeputusan yangdidasarkan ataspengetahuannya
3. Kebanyakan
klien mengalamimasalah yangperlu untukdiungkapkan dandiberikan respondenganinformasi yangakurat untukmeningkatkankoping terhadapsituasi yangsedang dihadapi.
4. Klien mungkinsecara tidaksadarmemperolehkeuntunganseperti terlepasdari tanggung
jawab,perhatian, dan
kontrol dari yanglain.5. Keluarga
mungkin secaratidak sadarmemungkinkanklien untukmempertahankanketergangtungannya enganmelakukansesuatu yangklien sendirimampumelakukannyatanpa bantuanorang lain.
1. Memberikan
dukungan untukberadaptasipada perubahan
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
46/60
dan memberikansumber-sumberuntuk mengatasimasalah
4. Kurangpengetahua
n b.dkondisiprognosispenyakit
Klien mampumemahami tentang
kondisi danprognosispenyakitnya
Mandiri :1. Jelaskan
proses danprognosispenyakitnyasertapembatasankegiatansepertihindarimengemudikan kendaraandalamperiodewaktu yanglama
2. Diskusikanmengenaipengobatandan juga efeksampingnya.
3. Anjurkanklien untukmenggunakan matrasyang kuat,bantal kecilyang datardibawahleher, dantidur miringdengan lututdifleksikan,hindari posisitelungkup.
4. Diskusikanmengenaikebutuhandiet.
1. Pengetahuan
dasar yangmemadaimemungkinkanpasien untukmembuat pilihanyang tepat.Dapatmeningkatkankerjasama klienmengenaiprogrampengobatan danmemndapatkanpenyembuhanyang optimal.
2. Menurunkanresiko komplikasiatau trauma.
3. Dapatmenurunkanregangan otot
melaluidukunganstruktural danpencegahanterhadaphiperekstensidari tulangbelakang.
4. Diet tinggi seratdapatmengurangikonstipasi, kaloriyang dibatasidapatmeningkatkanpengontrolanatau penurunanberat badanyang dapatmenurunkan
tekanan padadiskusintervertebralis
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
47/60
5. RisikoGangguanIntegritasKulit b.dbedrest,pembatasan
terapi,pembatasangerak
Keadaan kulit klienutuh dan tidakterjadi dekubitus
1. Kaji fungsimotorik dansensoriksetiap 4 jam.
2. Kaji derajatketergantung
an klien
3. Monitordaerah yangtertekan
4. Jagakebersihantempat tidur,laken tetapbersih,kencang, dankering
5. Monitorintake danoutput nutrisi
6. Lakukan alihposisi setiap2 jam
7. Pertahankansikap tubuhyangterapeutikpada bahu,lengan,panggu, dantungkai
8. Gunakan alatbantu untukmenjagapenekanan
1. Paralisis ototdapat terjadidengan cepatdengan polayang makin naik
2. Mengidentifikasi
kemampuanklien dalamkebutuhan ADL
3. Mengidentifikasitanda-tandaawal dekubitus
4. Laken yangbasah, kotor,dan kusutmemudahkanterjadinyadekubitus
5. Nutrisi yangadekuatmengurangirisiko dekubitus
6. Melancarkanaliran darahpada bagianyang tertekan
7. Bagian yang
tertekanmemerlukanperhatian khususkarena berisikoterjadinyadekubitus
8. Mengurangirisiko dekubitus
6. Konstipasib.d efeksampingobat-obatan
Menetapkan ataumempertahankanpola normal fungsiotot
Mandiri :1. Pastikan pola
defekasi yangbiasa danbantumenggunakannya.Bandingkandengan
rutinitas saatini.2. Kaji rasional
1. Tentukanluasnya masalahdan indikasikebutuhan atutipe intervensisesuaikebutuhan
2. Identifikasi
tindakanterhadap kondisimedis dasar
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
48/60
suatumasalah ;singkirkanpenyebabmedis,misalnya
obstruksiusus, kanker,kecanduanobat-obatan,impaksi
3. Tentukanmunculnyasensitivitasmakananatau obat
4. Mulaiprogramlatihan ,istirahat, dietindividual,dan latihanulang usus
5. Berikan dietdengan kadar
serat tinggidalam bentuktepungsereal, roti,buah-buahansegar
6. Kurangi ataubatasimakanansepertiproduk susu
7. Dorongpeningkatanpemasukancairan
Kolaborasi :1. Berikan obat-
obat sesuaipetunjuk,seperti obat
pelunakfeses,misalnya
sangatdiperlukan untukmemcapai fungsiusus optimal
3. Dapatmencetuskan
terjadinya diare4. Tergantung pada
kebutuhan klien.Kehilangan tousmuskuler akanmegurangiperistaltis ataudapat merusakkontrol spingterrectal
5. Meningkatkankonsistensifeses,meningkatkanpengeluaranfeses
6. Makanan inidiketahuisebagaipencetus
konstipasi7. Tingkatkankonsistensi fesesnormal
1. Meningkatkanregularitasdenganmeningkatkanserat dan ataumeningkatkankonsistensi feses
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
49/60
Metamucil6. Risiko
perubahannutrisi :kurang darikebutuhan
b.d tidakadekuatnyamasukanmakanankarenaadanyanausea
1. Menyiapkanpola dietdenganmasukankalori
adekuatuntukmeningkatkan ataumempertahankan beratbadan yangtepat
2. Menunjukkanpeningkatanberat badanmencapairentang yangdiharapkanindividu
1. Buat tujuanberatbadanminimumdan
kebutuhannutrisiharian
2. Berikanmakanansedikit tapisering
3. Buatpilihanmenu yangada dandiizinkanuntukmengontrolpilihansebanyakmungkin
1. Perbaikanstatus nutrisimeningkatkankemampuan
berpikir dankerjapsikologis
2. Untukmengurangirasa mualdanmeningkatkan pemasukanyang adekuat
3. Klien yangmeningkatkepercayaandirinya danmerasamenontrollingkunganlebih sukamenyediakanmakananuntuk makan.
Pasca operasi1. Nyeri
berhubungan denganperlukaansekunderoperasi
Klienmengungkapkannyeri berkurang,hilang dengankriteria hasil:
Tidakmerintih ataumenangis
Ekspresiwajah rileks
Klien mampuberistirahatdengan baik
Mandiri.1. Kaji
nyeri,catatlokasi dankarakteristik danintensitasnyeri(skala0-10).
2. Motivasiuntukmelakukanteknikpengaturannapas danmengalihkanperhatian.
3. Hindari
sentuhanseminimalmungkin
Mandiri.1. Untuk
membantumengetahuiderajatketidaknyamanan dankeefektifananalgesicsehinggamemudahkandalammemberitindakan.
2. Teknikrelaksasidapatmengurangirangsangan
nyeri.3. Sentuhandapat
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
50/60
untukmengurangirangsangannyeri.
4. Kurangi
tingkatpencahayaan.
Kolaborasi.1. Berikan
analgetiksesuaidenganprogrammedis.
mningkatkanrangsangannyeri.
4. Tingkatpencahayaanyang lebih
rendahnyamansetelahpembedahan.
Kolaborasi.1. Analgesik
membantumnguranginyeri.
2. Resikopenyebaraninfeksiberhubungan denganprosedurtindakaninvasiv insisi
jaringantubuh.
Tidak terjadipenyebaran infeksiselama tindakanprosedurpembedahanditandai denganpenggunaan teknikantiseptik dandisinfeksi secaratepat dan benar.
Mandiri.1. Cuci
tangansebelumdansesudahmelakukantindakansecaratepat.
2. Ciptakan
lingkunganruanganyang bersihdan bebasdarikontaminasi dunia luar.
3. Jaga areakesterilanlukaoperasi.
4. Lakukanteknikaseptik dandesinfeksisecaratepatdalammerawatluka.
Kolaborasi.
1. Berikanterapiantibiotik.
Mandiri.1. Melindungi
klien darisumber-sumberinfeksi,mencegah infeksisilang.
2. Mengurangikontaminasidan paparan
pasienterhadapageninfektious.
3. Mencegahdanmengurangitransmisipenyakit.
4. Mencegahkontaminasipatogen.
Kolaborasi.1. Mencegah
pertumbuhandanperkembangan kuman.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
51/60
PENATALAKSANAAN NYERI
Tujuan keseluruhan dal;am pengobatan nyeri adalah mengurungu nyeri
sebesar-besarnya dengan kemungkinan efek samping paling kecil. Terdapat
dua metode umum untuk terapi nyeri : Farmakologik dan nonfamakologik.
PENDEKATAN FARMAKOLOGIK
Obat adalah bentuk pengendalian nyeri yang paling sering digunakan. Terdapat
tiga kelompok obat nyeri :
1. Analgesic Nonopioid : Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Langkah pertama, sering efektif untuk penatalaksanaan nyeri
ringan sampai sedang, menggunakan analgesic nonopioid, terutama
asetaminofen (Tylenol) dan OAINS. Tersedia bermacam-macam OAINS
dengan efek antipiretik, analgesic dan (kecuali asetaminofen)antiinflamasi. Asam asetilsalisilat (aspirin) dan ibuprofen (motrin, advil)
mungkin merupakan OAINS yang paling sering digunakan. OAINS sangat
efektif untuk mengatasi nyeri akut derajat ringan, penyakit meradang
yang kronik seperti arthritis, dan nyeri akibat kanker yang ringan.
OAINS menghasilkan analgesia yang bekerja ditempat cedera
melalui inhibisi sintesis prostaglandin dari precursor asam arakidonat.
Prostaglandin (terutama PGE1, PGE2, dan PGE3) mensensitisasinosiseptor dan bekerja secara sinergitis dengan produk inflamatorik lain
ditempat cedera, misalnya bradikinin, histamine, untuk menimbulkan
hiperanalgesia. Dengan demikian, OAINS menganggu mekanisme
transduksi di nosiseptor aferen primer dengan menghambat sintesis
prostaglandin.
Berbeda dengan opioid, OINS tidak menimbulkan ketergantungan
atau toleransi fisik. Semua memiliki ceiling effect; yaitu peningakatandosis melebihi kadar tertentu tidak menambah efek analgesic. Namun,
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
52/60
dosis puncak tertentu tersebut (ceiling dose) mungkin lebih tinggi
daripada dosis awal anjuran, dengan demikian penambahan dosis dapat
diterima. Penyulit tersering yang berkaitan dengan pemberian OAINS
adalah gangguan saluran cerna, meningkatnya waktu perdarahan
(aspirin), penglihatan kabur, perubahan minor fungsi hati, danberkurangnya fungsi ginjal.
Asetaminofen (Tylenol) hamper sama efektinya dengan aspirin
dalam sifat analgesic-antipiretik. Namun, asetaminofen kurang memiliki
efek antiinflamasi, karena obat ini merupakan inhibitor kelas
siklooksigenase yang lemah apabila terdapat peroksida dalam konsentsi
tinggi seperti dijumpai di jaringan perifer yang meradang. Sebaliknya,
asetaminofen memiliki kemampuan menghambat siklooksigenase diotak, tempat konsentrasi peroksida rendah-sehingga obat ini memiliki
efek antipiretik. Keunggulan asetaminofen dibandingkan aspirin sebagai
obat antipiretik dan analgesic adlah bahwa obat ini tidak menimbulkan
efek pada system kardiovaskular atau pernafasan, dan tidak
menimbulkan gangguan keseimbangan asam dan basa, fungsi trombosit,
atau aktivitas siklooksigenase kelas satu di lambung dan ginjal. Apabila
asetaminofen atau aspirin tidak efektif untuk menghilangkan nyeri makakeduany dapat dikombinasikan dengan suatu narkotik lemah seperti
oksikodon atau kodein agar lebih efektif meredakan obat. Kekurangan
utama asetaminofen adalah bahwa obat ini dapat menyebabkan
kerusakan hati fatal dalam dosis yang berlebihan.
2. Analgesic Opioid
Opioid saat ini adalah analgesic paling kuat yang tersedia dan
digunakan dalam penatalaksanaan nyeri sedang-berat sampai berat.
Obat ini merupakan patokan dalam pengobatan nyeri pascaoperasi dan
nyeri terkait kanker. Morfin adalah salah satu obat yang paling luas
digunakan untuk nyeri berat dan masih menjadi standar pembanding
untuk menilai obat analgesic lain.
Berbeda dengan OAINS, yang bekerja di perifer, morfin
menimbulkan efek analgesiknya di sentral. Mekanisme pasti kerja opioid
telah semakin jelas sejak penemuan reseptor-reseptor opioid endogen di
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
53/60
system limbic, thalamus, PAG, substansia gelatinosa kornu dorsalis,
opioid eksogen seperti morfin menimbulkan efek dengan mengikat
reseptor opioid dengan cara serupa dengan opioid endogen (endorphin-
enkefalin); yaitu morfin memiliki efek agonis (meningkatkan kerja
reseptor). Dengan mengikat reseptor opioid di nucleus modulasi-nyeri dibatang otak, morfin menimbulkan efek pada system-sistem desenden
yang mengahmbat nyeri. Di tingkat kornu dorsalis medulla spinalis,
morfin juga menghambat transmisi impuls nosiseptor yang datang
dengan mengikat reseptor opioid di substansi gelatinosa.
Efek opioid dapat bergantung pada tipe reseptor yang diikat. Telah
cukup banyak yang diketahui tentang tiga tipe reseptor opioid : reseptor
mu-, kappa- dan delta-. Tipe reseptor yang paling penting untukanalgetik klinis disebut reseptor mu karena afinitasnya terhadap
morfin. Banyak obat dari golongan morfin agonis-mu, walaupun
potensinya berbeda-beda (Baumann, 1997). Pengetahuan tentang dosis
ekuianalgesik obat opioid bermanfaat saat kita mengganti obat atu cara
pemberian. Perlu dicatat bahwa pemberian meperidin (Demerol) tidak di
anjurkan untuk digunakan dalam penatalaksanaan nyeri karena
toksisitasnya yang nyata, terutama kejang (American Society of Anesthesiologist [ASA], 1996; Waitman,McCaffery, 2001).
Obat-obat golongan opioid memiliki pola efek samping yang sangat
mirip, termasuk depresi pernafasan, mual dan muntah, sedasi, dan
konstipasi. Selain itu, semua opioid berpotensi menimbulkan tolerans,
ketergantungan dan ketagihan (adiksi). Toleransi terhadap opioid tertentu
terbentuk apabila opioid tersebut diberikan dalam jangka panjang,
misalnya pada terapi kanker.Ketergantungan fisik adalah juga suatu proses fisiologi yang
ditandai dengan timbulnya gejala-gejala putus obat setelah penghentian
mendadak suatu obat opioid atau setelah pemberian antagonis. Sindrom
putus obat ini diperkirakan disebabkan oleh aktivitas cerminan
noradrenergic di SSP yang tertekan selama pemberian opioid jangka
panjang. Adiksi atau ketergantungan psikologik, mengacu kepada
sindrom perilaku berupa hilangnya kekhawatiran berkaitan dengan
penggunaan dan akuisisi obat, yang menyebabkan perilaku menimbun
obat dan peningkatan dosis tanpa pengawasan.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
54/60
3. Antagonis dan Agonis-Antagonis Opioid
Antagonis opioid adalah obat yang melawan efek obat opioid dengan
mengikat reseptor opioid dan menghambat pengaktifannya. Nalokson,
suatu antagonis opioid murni, menghilangkan analgesia dan efek
samping opioid. Nalokson digunakan untuk melawan efek kelebihan dosis
narkotik, yaitu yang paling serius adalah depresi pernafasan dan sedasi.
Obat opioid lain adalah kombinasi agonis dan antagonis seperti
pentazonin (Talwin) dan butorfanol (Stadol). Apabila diberiakn kepada
pasien yang bergantung pada narkotik, maka obat-obat ini dapat memicu
gejala putus obat. Agonis-antagonis opioid adalah analgetik efektif
apabila diberikan tersendiri dan lebih kecil kemungkinannya
menimbulkan efek samping yang tidak di inginkan (misalnya, depresi
pernafasan) dibandingkan dengan agonis opioid murni.
4. Obat Osteoporosis
Pengobatan osteoporosis dan penyakit tulang lainnya terdiri dari
berbagai macam obat (biposponat / bisphosphonates, terapihormon
estrogen, selective estrogen receptor modulators or SERMs), seperticalcium an vitamin D.Bisphosphonate oral untuk osteoporosis pada
wanita post menopause khususnya, harus diminum satu kali seminggu
tau satu kali sebulan pertama kali di agi hari dengan kondisi perut kosong
untuk mencegah interaksi dengan makanan. Obat untuk osteoporosis
harus menunjukkan kemampuan melindungi dan meningkatkan massa
tulang juga menjaga kualitas tulang supaya mengurangi resiko tulang
patah. Beberapa obat meningkatkan ketebalan tulang ataumemperlambat kecepatan penghilangan tulang. Bisphosphonates dapat
mencegah kerusakan tulang, menjaga massa tulang, dan meningkatkan
kepadatan tulang di punggung dan panggul.,mengurangi resiko patah
tulang.
a. Golongan BiposponatGolongan biposponat adalah Risedronate, Alendronate,Pamidronate, Clodronate, Zoledronate (Zoledronic acid).Selain untuk osteoporosis golongan bipsoponat jug adigunakanuntuk terapi lainnya misalnya untuk hiperkalsemia.sebagai contohZoledronisc acid.
-
7/30/2019 Myeloradiculopathy pny 07.doc
55/60
Zoledronic acid digunakan untuk mengobati kadar kalsium yangtinggi pada darah yang mungkin disebabkan oleh jenis kankertertentu. Zoledronic acid juga digunakan bersama kemoterapikanker untuk mengoabti tulang yang rusak yang disebabkanmultiple myeloma atau kanker lainnya yang menyebar ke tulang.Zoledronic acid bukan obat kanker dan tidak akan memperlambat
atu menghentikan penyebaran kanker. Tetapi dapat digunakanuntuk mengobati penyakit tulang yang disebabkan kanker.Zoledronic acid bekerja dengan cara memperlambat keruaskantulang dan menurunkan pelepasan kalsium dari tulang ke dalamdarah.
b. Selective Estrogen Receptor ModulatorSementara terapi sulih hormon menggunakan estrogen padawanita pasca menopause, efektif mengurangi turnover tulang danmemperlambat hilangnya massa tulang. Tapi pemberian estrogen
jangka panjang berkaitan dengan peningkatan resiko keganasan
pada rahim dan payudara. Sehingga sekarang sebagai alternatif pengganti estrogen adalah golongan obat yang disebut SERM(Selective Estrogen Receptor Modulator). Obat ini berkhasiatmeningkatkan massa tulang tetapi tidak memiliki efek negatif dariestrogen, obat golongan SERMs adalah Raloxifene.
c. Metabolit vitamin DSe