mini riset project based learning
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
1/107
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK
SUHU DAN PENGUKURANNYA DI KELAS VII SEMESTER II
SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN
T.A 2014/2015
Oleh:
Evi Febrianne Naibaho
Nim. 4123321018
Program Studi Pendidikan Fisika
MINI RISET
Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan Fisika
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
2/107
i
RIWAYAT HIDUP
Evi Febrianne Naibaho dilahirkan di Lumban Julu kecamatan Parlilitan,
Humbang Hasundutan pada tanggal 07 Februari 1994. Ayah bernama Anggiat M.
Naibaho, dan ibu bernama Berliana Mahulae dan merupakan anak keempat dari
lima bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 173511 Pusuk dan
lulus tahun 2006. Pada tahun 2006 Penulis melanjutkan sekolah sekolah ke SMP
Negeri 2 Parlilitan dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009 Penulis melanjutkan
sekolah ke SMA Sw Katolik Trisakti Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun
2012 Penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
3/107
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kasih-Nyalah proposal ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya. Ada pun proposal ini disusun, untuk dapat memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika. Proposal ini diberi judul
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di Kelas
VII Semester II SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN T.P 2014/2015.
Penulis berharap dengan disusunnya proposal ini dapat bermanfaat dalam
kehidupan .
Penulis menyadari proposal ini jauh dari kata sempurna, karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dr.Betty M. Turnip, M.Pd. selaku dosen
"Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika" yang telah membimbing penulis, serta
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Semoga
proposal ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2014
Penulis
Evi Febrianne Naibaho
NIM. 4123321018
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
4/107
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Riwayat Hidup i
Kata pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
Daftar Lampiran ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Identifikasi Masalah 3
1.3Batasan Masalah 3
1.4Rumusan Masalah 3
1.5Tujuan Penelitian 4
1.6
Manfaat Penelitian 4
1.7Anggapan Dasar 5
1.8Defenisi operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Kerangka Teoritis 6
2.1.1 Pengertian Belajar 6
2.1.2 Hasil Belajar 7
2.1.3 Evaluasi Belajar 8
2.1.4 Aktivitas Belajar 9
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
5/107
iv
2.1.5 Pengertian Model Pembelajaran 9
2.1.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based Learning) 9
2.1.6.1 Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based Learning) 10
2.1.6.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based
Learning) 10
2.1.6.3 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based
Learning) 10
2.1.6.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based
Learning) 12
2.1.7 Pembelajaran Konvensioanal 14
2.1.8 Materi Pelajaranan 14
2.1.8.1 Termometer dan Pengukuran Suhu 15
2.1.8.2 Kalibrasi Termometer 15
2.1.8.3 Jenis-jenis Termometer 16
2.2 Kerangka Konseptual 17
2.3 Hipotesis Penelitian 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 20
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 20
3.2.1 Populasi penelitian 20
3.2.2 Sampel Penelitian 20
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
6/107
v
3.3 Variabel Penelitian 20
3.3.1 Variabel Bebas 20
3.3.2 Variabel Terikat 20
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 21
3.4.1 Jenis Penelitian21
3.4.2 Desain penelitian 21
3.5 Prosedur Penelitian 22
3.5.1 Tahap Persiapan 22
3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 22
3.6 Instrumen Penelitian 24
3.6.1 Instrumen Tes Hasil Belajar 24
3.6.2 Lembar Observasi 24
3.7 Tehnik Pengolahan Data 25
3.8 Tehnik Analisis Data 25
3.8.Menghitung Skor Mentah 25
3.8.2 Menentukan nilai rata-rata dan Simpangan Baku 26
3.8.3 Uji Normalitas 27
3.8.4 Uji Homogenitas 27
3.8.5 Uji Hipotesis 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31
4.1 Hasil Penelitian 31
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
7/107
vi
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 31
4.1.2 Uji persyaratan Analisis Data 33
4.1.3 Uji Hipotesis Data 34
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 34
BAB V PENUTUP 36
5.1 Kesimpulan 36
5.2 Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 38
DAFTAR LAMPIRAN 39
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
8/107
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Termometer 18
Tabel 3.1 Desain Penelitian 24
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Sub Materi Pokok Suhu dan
Pengukurannya 28
Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 31
Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 32
Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 33
Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data 33
Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t 34
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
9/107
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kalibrasi skala termometer Celsius 18
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 23
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
10/107
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 39
Lampiran 2 : Lembar Kerja Praktik 57
Lampiran 3 : Tabel Kisi-Kisi Instrumen 58
Lampiran 4 : Data mentah nilai hasil belajar Fisika siswa 61
Lampiran 5 : Tabulasi data hasil pretes kelas eksperimen 63
Lampiran 6 : Tabulasi data hasil postes kelas eksperimen 65
Lampiran 7 : Tabulasi data hasil pretes kelas kontrol 67
Lampiran 8 : Tabulasi data hasil postes kelas kontrol 69
Lampiran 9 : Rata-rata dan Standard Deviasi nilai pretes dan postes kelas
eksperimen 70
Lampiran 10 : Rata-rata dan Standard Deviasi nilai pretes dan postes kelas
kontrol 72
Lampiran 11: Uji Normalitas data kelas eksperimen 74
Lampiran 12 : Uji Normalitas data kelas kontrol 77
Lampiran 13 : Uji Homogenitas untuk nilai pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol 80
Lampiran 14 : Uji Homogenitas untuk nilai postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol 81
Lampiran 15 : Uji Hipotesis (Uji t dua pihak ) nilai pretes kelas eksperimen dan
kelas kontrol 82
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
11/107
x
Lampiran 16 : Uji Hipotesis (Uji t satu pihak ) nilai postes kelas eksperimen dan
kelas kontrol 85
Lampiran 17 : tabel uji lilifors n Z.F 89
Lampiran 18 : Aktivitas kegiatan 94
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
12/107
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan
atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi
sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.
Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan, sebab tanpa pendidikan manusia akan
sulit berkembang dan bahkan menjadi terbelakang dan pendidikan juga merupakan
kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali
mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk
maju, sejatera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.( H.Fuad Ihsan.2008:2)
Kwalitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini
bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang
masih belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki.
Menurut Dr.Berry Priyono, bekal yang dicapai dari lembaga pendidikan tidak memadai untukdipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari di lembaga pendidikan seringkali
terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif.(kunandar.2009:1)
Fisika telah mendasari perkembangan berbagai produk teknologi yang memudahkan
kehidupan manusia. Namun hal ini jarang terkomunikasikan pada pembelajaran siswa di
kelas yang mengaitkan antara konsep yang dipelajari dengan produk teknologi yang telah
dikembangkan. Kebanyakan mereka tidak sadar bahwa produk teknologi yang mereka
gunakan, dasarnya adalah konsep fisika yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran kurang
mengajak siswa untuk belajar mengaplikasikan konsep fisika yang dipelajari dalam membuat
suatu karya. Padahal ketika siswa tahu bahwa konsep fisika yang dipelajarinya sangat
berguna dan besar perannya dalam me-ngembangkan berbagai produk teknologi, maka sudah
tentu motivasi siswa untuk mempelajari fisika akan tumbuh. Ketika motivasi siswa mening-
kat maka sudah tentu mereka akan terlibat dalam pembelajaran fisika secara sungguh-
sungguh dan antusias. Sangatlah penting untuk senantiasa memberikan motivasi kepada
siswa pada setiap awal pelaksanaan pembelajaran fisika. Banyak cara yang dapat ditempuhuntuk memotivasi siswa agar mau belajar fisika secara antusias.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
13/107
2
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii)
Dalam praktik pendidikan, terutama setengah abad terakhir, telah terjadi pergeseran
teori-teori belajar, dari aliran teori belajar behavioristik ke kognitif, dari kognitif ke
konstruktivistik (Mayer, 1992). Strategi pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran
konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa
daripada aktivitas guru, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus,
pemecahan masalah, diskusi, dan simulasi. Simons dalam Wibowo (2012) menyatakan
bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan strategi belajar kolaboratif dan konstruktif
yang diposisikan amat penting. Learning together with other learners can be a very
powerful form of learning, in which learners help each others construction processes.
Project-based learning can be development of thinking skills and understanding the other
science. Dewey memandang belajar sebagai process of making determinate the indeter-
minate experience. Pembelajaran berbasis proyek mengajarkan siswa belajar keterampilan
dengan melalui interaksi dalam kelompok kecil, me- ngidentifikasi masalah bagaimana
mencari informasi relevan dan keterampilan presentasi (Costa, et al., 2007). Salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Renata (2008) pembelajaran Berbasis Proyek
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan meningkatkan
pemahaman IPA dengan melakukan penyelidikan. Pembelajaran SCL fisika berbasis
proyekdilakukan melalui penyelidikan yang mengacu pada aktivitas siswa. Siswa
mengembangkan ide sendiri terhadap pengetahuan dan pemahaman ilmiah.
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dapat dikatakan
sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan Brebasis Produksi. Dengan demikian model
pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) sangat cocok untuk
meningkatakan hasil belajar dan mutu siswa.
Melalui PjBL, proses inkuiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara lansung peserta didik dapat melihat berbagai elemem utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah displin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii -
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
14/107
3
sebuah tentang sebuah topik dunia nyata, dalam hal ini akan berharaga bagi atensi dan usaha
peserta didik.(Daryanto.2014)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di
Kelas VII Semester II SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN T.P 2014/2015
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah
diantaranya:
1.
Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep fisika
dengan benar.
3.
Kurangnya minat belajar siswa.
4. Kurangnya interaksi guru dan siswa.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan, maka perli dilakukan pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1.
Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Percut
Srituan pada semester genap T.A. 2014/2015
2. Materi yang diajarkan adalah Sub Materi Pokok Suhu danPengukurannya
3.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Projet Base Learning pada
kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini dinyatakan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning?
2.
Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensial?
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
15/107
4
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning?
4.
Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap
hasil belajar siswa?
1.5 Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah maka selanjutnya pada penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning.
2.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar menggunakan model pembelajaranProject Based
Learning.
4.
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based Learning dan
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan suhu dan
pengukurannya.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru bahwa proses pembelajaran dengan model
pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar.
3.
Menambah pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa calon guru bahwa proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar.
4. Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang model pembelajaranProject
Based Learningdapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
16/107
5
1.7 Anggapan Dasar
Adapun anggapan dasar dari penelii adalah:
1. Pemahaman siswa tentang materi sun materi Suhu dan Pengukurannya sebelum
kegiatan sebelum pembelajaran adalah sama.
2. Pembelajaran akan lebih efektif bila merupakan suatu proses yang aktif.
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaranProject Based
Learningdapat meningkatkan hasil belajar.
1.8 Defenisi Operasional
Untuk memberikan arahan bagi pelaksanaan pendidikan, maka berikut ini diajukan
beberapa defenisi operasional yang mengacu pada penelitian, antara lain:
1. Model Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Pembelajaran Berbasis Proyek
merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan investigasi dan memahaminya.
2.
Pembelajaran konvensial merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru
sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensiaonal ini siswa hanya sebagai
pendengar dan menyebabkan anak didik menjadi pasif.
3.
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari anak setelah belajar.
5. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-
mengajar.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
17/107
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis
2.1.1.Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok ini bearti bahwa berhasi tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Pandangan seseorang terhadap belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang
berhubungan dengan belajar dan seiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang
belajar. Misalnya, seorang guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan
fakta,akan lain cara mengajarnya dengan guru lain yang mengarikan bahwa belajar sebagai
suatu proses penerapan prinsip.(Daryanto.2010:1)
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh
aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai berikut Belajar ialahsuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. (Daryanto.2010:2)
2.1.2.Hasil Belajar
Hasil belajar adalah melukiskan tingkat (kadar) pencapaian siswa atas tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.hasil belajar itu tercermin/terpancar dari kepribadian
siswa berupa perubahan tingkah lakunya setelah mengalami proses belajar mengajar. Ini
bearti, bahwa hasil belajar itu menggambarkan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sedangkan perestasi belajar adalah hasil yang
dicapai seseorang atau siswa setelah melakukan perbuatan belajar.(Tanjung.2013:11)
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
18/107
7
2.1.3.Evaluasi Belajar
Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu
progaram. Pekerjaan evaluasi selalu dilakukan dimanapun juga, walaupun kadang-kadang
masih sederhana.
Tujuan dari evaluasi belajar oleh Ratna Tanjung (2013:5) adalah:
a. ditinjau dari siswa
merupaka umpan balik bagi siswa, seberapa jauh pengetahuan telah dikuasai selama
proses belajarnya
merupakan umpan balik bagi orang tua atau wali tentang kemampuan anak-anaknya
dasar untuk merencanakan tahapan belajar selanjutnya
b. ditinjau dari pihak guru, untuk mengetahui:
tepat tidaknya materi yang telah diberikan kepada siswa
tepat tidaknya metode yang telah dilakukan selama proses
Maju tidaknya materi yang telah doserap siswa
Sampai seberapa jauh kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa
Ketepatan alat evaluasi yeng telah digunakan
Dasar untuk penempatan siswa
Remidiasi siswa
Penelitian tindakan kelas
c. Ditinjau dari pihak lembaga
Pengisian nilai rapor dan ijazah
Mengetahui kondisi proses belajar mengajar di sekolah
Mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan kurikulum
Mengetahui kemampuan sekolah untuk menberikan pengetahuan
Pengambilan keputusan untuk menetukan penentuan yang sesuai
Dasar pemberian bea siswa
Dasar pengelompokan siswa
Fungsi evaluasi oleh Ratna Tanjung (2013:6) adalah:
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
19/107
8
a. Berfungsi sebagai penyeleksi/selektif
Berhasil tidaknya siswa dalam belajar
Lulus tidaknya siswa dalam ujian
Naik tidaknya siswa dalam jenjang kenaikan tingkat Diberi tidaknya siswa suatu penghargaan
b. Berfungsi sebagai alat diagnostik antara lain
Pendeteksi adanya kesulitan dalam belajar
Pendeteksi adanya kelemahan dalam belajar
Pendeteksi kenormalan mental siswa
c. Berfungsi sebagai placement atau penempatan
Penempatan dalam pembagian kelas Penempatan penerimaan penghargaan seperti, penerimaan beasiswa keteladanan
Penentuan pembagian kelompok
d. Berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan
Keberhasilan guru dalam membimbing siswa
Keberhasilan siswa dalam belajar
Keberhasilan program lembaga
Keberhasilan pendidikan
2.1.4. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar prinsipnya adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku,
jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
meruapakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar. Sebagai
rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan.Prinsip-
prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan
konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek
belajar/subjek didik, dapat lah diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam
belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang
menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam
belajar-mengajar, yakni siswa dan guru. (Sadirman.2011:95-97)
Mengombinasikan dua konsep yang baik di kemukakan John Locke maupun Herbert,
jelas dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa
terlalu pasif, sedang guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru. Aktivitas anak terutama
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
20/107
9
terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan
pertanyaan. (Sadirman.2011:98)
2.1.5.Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanakan pembelajaran,
diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru
melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara lansung atau tidak lansung dalam proses belajar
mengajar.(Istarani.2011)
2.1.6. Model Pembelajaran Project Based Learning
2.1.6.1 Hakikat Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) adalah model
pembelajran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sistesis, dan informasi untuk menghasilakan berbagai
bentuk hasil belajar.
Perbelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulkan dan
mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara
nyata. Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dirancang untuk digunakan pada
permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam meakukan investigasi dan
memahaminya.
Melalui PjBL, proses inkuiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara lansung peserta didik dapat melihat berbagai elemem utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah displin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah tentang sebuah topik dunia nyata, dalam hal ini akan berharaga bagi atensi dan usaha
peserta didik.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
21/107
10
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dapat dikatakan
sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan Brebasis Produksi. Dengan demikian model
pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) sangat cocok untuk
meningkatakan hasil belajar dan mutu siswa.(Daryanto.2014:23-24)
2.1.6.2. Karakreristik Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL)
Karakteristik Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) oleh Daryanto
(2014:24) antara lain sebagai berikut:
Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan
Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahakan permasalahan
Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu
Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan
Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan
Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
2.1.6.3. Kelebihan Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL)
Adapun kelebihan dari model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning/PjBL) oleh Daryanto (2014:25) adalah sebagai berikut:
Mengingat motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuanmereka untuk melakuakan pekerjaan penting, dan mereka peru untuk diharagai.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahakan problem-
problem yang kompleks.
Meningkatkan kolaborasi.
Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan
komunikasi.
Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber belajar.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
22/107
11
Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dandirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
Melibatkan para peserta didik untuk mengambil informasi dan menunjukkan
penegetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
2.1.6.4.Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning/PjBL)
Menurut Daryanto (2014:27-28) adalah:
1.
Penentuan Pertanyaan Mendasar(Start With Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esesnsial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan sesuatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai
dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar
berusaha agar topik yang dianggap relevan untuk para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek(Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan essensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal(Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain :
Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
Membuat deadline penyelesaian proyek
Membawa peserta didik agar perencanakan merencanakan yang baru
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
23/107
12
Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungkan
dengan proyek
Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaian proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik
pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta
didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji Hasil(Asses the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standart,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajran berikutnya.
6.
Mengevaluasi Pengalaman(Evaluate the Experiance)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik me;akukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik di minta untuk mengunkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
2.1.7.Pembelajaran Konvensional
Pengajaran konvensional merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru
sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensional ini siswa hanya sebagai pendengar
dan menyebabkan anak didik menjadi pasif. Pada umumnya terdiri dari metode ceramah,Tanya-jawab, dan pemberian tugas.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
24/107
13
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar paling tradisional dan telah lama
dilaksanakan oleh para guru. Dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan
lisan guru pada siswa. Metode ini degunakan apabila pelajaran tersebut banyak mengandung
hal-hal yang memerlukan penjelasan dari guru. Metode ini hendaknya digunakan bersama-
sama metode lain, seperti metode tanya jawab. Pada metode ceramah, siswa dilatih untuk
menjadi pendengar yang baik. Agar siswa tetap berperan secara aktif dalam proses belajar
mengajar yang menggunakan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan
kemampuan untuk mendengarkan, memahami suatu informasi, dan mencatatnya dengan baik.
Siswa hendaknya diminta mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap
informasi-informasi tertentu.
Metode ini tidak jelek apabila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,
didukung dengan alat dan media, serta memerhatikan batas-batas penggunaanya.
Keterbatasan metode ceramah ini adalah:
a. keberhasilan siswa tidak terukur
b.
perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
c.
peran serta siswa dalam pembelajaran rendah
d. materi kurang terfokus
e. pembicaraan sering melantur
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar
pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna
memcahkan suatu masalah, memperjelas suatu bahan serta pelajaran dan mencapai
kesepakatan. Melalui metode ini, berbagai keterampilan, seperti bertanya, berkomunikasi,
menafsirkan, dan menyimpulkan dapat di kembangkan.
Demikian pula, keberanian mengemukakan pendapat, sikap-sikap kritis, skeptis, toleran,
kemampuan mengendalikan emosi, dan sebagainya dapat dibina melalui penggunaan metode
ini.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
25/107
14
a. mendorong siswa berpikir kritis
b. mendorong siswa mengekpresikan pendapatnya secara bebas
c.
mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk menyelesaikan masalah
bersama
d. mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahakan masalah berdasarkan pertimbangan yang saksama
Kelebihan metode diskusi adalah:
a. menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
(Hamdani.2011:278-279)
2.1.8.Materi Pelajaran
Suhu dan Pengukurannya
Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Jika ditinjau dari segi energi kinetik, suhu didefinisikan sebagai ukuran energi
kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.
Perubahan sifat fisis zat karena dipanaskan disebut sifat termometrik zat. Misalnya
perubahan volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik logam, tekanan gas pada volume
tetap dan warna kawat berpijar. Berdasarkan sifat termometrik zat inilah dibuat suatu alat
untuk mengukur suatu benda disebut termometer.
2.1.8.1 Termometer dan Pengukuran Suhu
Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu benda atau
sistem secara kuantitatif. Termometer dibuat berdasarkan sifat dasar suatu bahan yang
berubah secara teratur tehadap suhu. Sifat dasar suatu bahan yang berubah secara teratur
terhadap suhunya tersebut dinamakan sifat termometrik. Terdapat beberapa sifat termometrik
bahan yang dapat digunakan untuk membuat termometer, di antaranya volume zat cair,
panjang logam, hambatan listrik, gaya gerak listrik, dan warna pijar kawat.
Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat termometer mempunyai
karakterstik linier, yaitu, hubungan sifat termometrik bahan adalah linier dengan suhu dan
mengikuti persamaan dibawah ini.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
26/107
15
Dengan
t = suhu
x = sifat termometrik
a,b = konstanta yang bergantung pada bahan yang digunakan
1. Jenis jenis Termometer
Karena terdapat beberapa sifat termometrik bahan, maka tentu termometer juga
terdapat dalam beberapa jenis. Tabel di bawah ini menunjukkan jenis-jenis termometer.
Tabel 2.1 Jenis-jenis termometer
Termometer Sifat Termometrik Jangkauan Pengukuran (oC)
Raksa Volume Zat Cair -39-500
Gas Volume Tetap Tekanan Gas Pada Volume Tetap -270-1,500
Hambatan Platina Hambatan Listrik -200-1,200
Termokopel Gaya Gerak Listrik -250-1,500
Pirometer Intensitas Cahaya Lebih dari 1.000
2.8.2Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah suatu kegiatan untuk menetapkan skala termometer
dengan menggunakan tanda-tanda tertentu. Terdapat empat langkah untuk mengkalibrasi
termometer, yaitu:
1.
Menentukan titik tetap bawah
Biasanya titik tetap bawah suatu termoeter adalah titik beku (titik lebur) air murni
pada tekanan atmosfer standar 1 atm, dan titik tetap bawah ini digunakan sebagai acuan
pengukuran suhu terendah termometer tersebut. Sebagai contoh, titik tetap bawah termometer
Celsius ditandai dengan skala nol (0oC).
2. Menentukan titik tetap atas
t (x) = ax + b
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
27/107
16
Umumnya titik tetap atas suatu termometer adalah titik didih air murni pada tekanan 1
atm dan titik tetap atas ini digunakan sebagai acuan pengukuran suhu tertinggi termometer
tersebut. Sebagai contoh, titik tetap atas termometer Celsius ditandai dengan skala 100
(100oC).
3. Membagi ruang antara titik tetap bawah dan titik tetap atas thermometer tersebut
menjadi beberapa bagian yang sama. Sebagia contoh, pada termometer Celsius dibagi
menjadi 100 bagian dan tiap bagiannya adalah 1oC.
4. Untuk memperoleh jangkauan pengukuran yang lebih baik, maka skala termometer
dapat diperluas dengan menambahkan skala di bawah titik tetap bawah atau di atas titik tetap
atas.
skala perluasan
titik didih (100oC)
Skala utama
Titik beku (0oC)
Skala perluasan
Gambar 2.1Kalibrasi skala termometer Celsius
2.8.3Jenis-jenis Skala Termometer
Dalam fisika, terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dala pengukuran suhu,
yaitu skala Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Berikut ini penjelasan tentang keempat
skala termometer tersebut.
a.
Skala Celsius
Pada skala Celsius, titik tetap bawah ditandai dengan 0oC dan titik tetap atas ditandai
dengan 100oC. Skala ini diajukan oleh Anders Celsius (1701-1744) dengan menetapkan titik
lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.
a. Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-
1736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan 32oF dan titik tetap atas
ditandai dengan 212o
F. Fahrenheit menetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah
berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
28/107
17
Hubungan skala Celsius dengan skala Fahrenheit dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.
Dengan
TF= suhu dalam skala Fahrenheit
TC= suhu dalam skala Celsius
b. Skala Kelvin
Skala kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris , Lord William Thomson Kelvin (1824-1907).
Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai
dengan 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.
Energi kinetik dan laju partikel suatu zat berkurang dengan turunannya suhu dan saat
suhu mencapai kira-kira -273,15oC gerak partikel-partikel tersebut berhenti, sehingga tidak
ada lagi suhu yang dapat diukur. Suhu tersebut merupakan suhu terendah suatu benda dan
disebut suhu nol mutlak, dan suhu terendah pada skala Kelvin ditandai dengan 0 K yang sama
dengan -273,15oC.
Hubungan skala Kelvin dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.
Dengan
TK= suhu dalam skala Kelvin
c. Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka 0oR dan titik tetap atas ditandai
dengan 80oR. Hubungan skala Reamur dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.
= 9 : 5
TK= TC+ 273
=
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
29/107
18
Dengan
TR= suhu dalam skala Reamur
catatan
hubungan skala Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin adalah:
TC= 5/4 TR= 5/9 (TF32) = TK273
2.2 Kerangka Konseptual
Berbeda dengan model lain yang memberikan penekanan pada presentasi ide dan
demonstrasi keterampilan, project based learning dimulai dengan dengan memunculkan
pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum.
Proyek melibatkan pembelajar dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin
berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,
discovery, atau proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek
memenuhi Pembelajaran Berbasis Proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi
transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman baru, atau
keterampilan baru) pada pihak pembelajar. Jika pusat atau ini kegiatan proyek tidak
menyajikan tingkat kesulitan bagi anak, ataudapat dilakukan dengan penerapan informasi
atau ketermpilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah
latihan, dan bukan proyek Pembelajaran Berbasis Proyek.(Istarani.2011)
Pembelajaran Berbasis Proyek juga menuntut siswa untuk mengembangkan
keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis
Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering
menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga
menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang termasuk orang dewasa.
Pembelajaran Berbasis Proyek meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-
anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan
lebih banyak teribat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata
pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka
pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
30/107
19
2.3 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah:
Ho = Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Project Based Learning
terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas
VII SMP Negeri 3 Percut Seituan T.P 2014/2015.
Ha= Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Project Based Learning terhadap
hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII SMP
Negeri 3 Percut Seituan T.P 2014/2015.
(Sudjana.2005.243)
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
31/107
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara yang digunakan
untuk melakukan suatu penelitian, agar memperoleh hasil yang baik dan dapat di
pertanggungjawabkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yaitu
perlakuan terhadap terhadap 2 kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian ini adalah di Kelas VII SMPNegeri 3 Percut Seituan yang akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran
2014/2015.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas VII SMP Negeri 3
Percut Seituan yang terdiri dari kelas paralel
3.2.2Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini 2 kelas
yang diambil secara cluster random sampling yaitu penerikan sampel dengan proses
pengacakan yang disajikan sebagai 1 kelas eksperimen (X1) dengan model pembelajaran
Project Base Learning dan 1 kelas kontrol (X2) dengan strategi pembelajaran konvensional.
3.3
Variabel Penelitian
3.3.1Variabel Bebas (X)
Yang menjadi variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Model Pembelajaran
Berbasis Proyek ( Project Based Learning).
3.3.2Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu hasil belajar Fisika siswa Kelas VII
SMP Negeri 3 Percut Seituan.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
32/107
21
3.4 Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yaitu siswa.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada hasil belajar
siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
dengan pembelajaran konvensional.
3.4.2 Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
diberi perlakuan berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Base Learning). Sedangkan
pada kelas kontrol diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Untuk mengtahui hasil belajar siswa, yang diperoleh dengan menerapkan dua perlakuan
tersebut maka pada siswa deberikan tes. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian (Two group, pre-test, pos-test design)
Kelas Tes awal/pretes Perlakuan Tes
akhir/postes
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X2 T2
Keterangan : T1= Pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
T2= Pos-tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
X1= perlakuan yang diberi pada kelas eksperimen
X2= perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka untuk mendapatkan data dilakukan penelitian
dengan menggunakan quasi eksperimen yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya akibat
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
33/107
22
sesuatu yang dikenakan pada subjek didik. Dengan memberi perlakuan pada kelompok
sampel penelitian yang dilakukan melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
Agar kedua kelas homogen maka proses penelitian ini dilaksanakan melalui tahap
berikut:
1. Kedua kelas diberi tes awal
2. Kedua kelas diberi materi yang sama
3.
Lama penyampaian materi harus sama
4. Guru yang menyampaikan materi adalah sama, yaitu peneliti sendiri
5. Perbedaan hanya terletak pada perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Konvensional
3.5 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian dibagi dalam beberapa langkah sebagai berikut:
3.5.1. Tahap Persiapan
a. Berdiskusi dengan dosen pembimbing.
b. Menyusun instrument soal tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar
3.5.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a.
Pengambilan sampel dari populasi
b. Membagi sampel menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan mendapatkan data test awal.
c. Melakukan pengolahan data pertes
Yaitu uji normalitas,uji homogenitas, dan uji t 2 pihak
d.
Melakukan pengajaran pada kedua kelas
Kelas eksperimen : diberi model pembelajaranProject Based Learning
Kelas kontrol : diberi pembelajaran konvensional
e. Melakukan postes
Setelah pembelajaran selesai, penelitian akan melakukan postes untuk mengetahui
kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
f.
Melakukan pengolahan data postes uji t 1 pihak pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Project Based
Learning, kemudian melakukan uji hipotesis.
g.
Setelah uji hipotesis diambil kesimpulan
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
34/107
23
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
POPULASI
SAMPEL
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest
Pembelajaran KonvensioanlProject Based Learning
Postes
Pengolahan/Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
35/107
24
3.6 Alat Pengumpul Data
3.6.1 Tes
Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa test awal dan test
akhir materi pelajaran yang diberikan kepada siswa. Bentuk test yang diberikan yaitu bentuk
pilahan berganda yang terdiri dalam lima pilihan jawaban dengan jumlah soal 20 butir. Soal
yang dijawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi 0. Alat pengumpul data sebelum
digunakan terlebih dahulu dicari validitas, dengan menggunakan validitas isi, yang akan
divalidkan 3 orang validator yang ahli dibidangnya.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Materi Pokok Suhu dan Kalor
NoSub Materi Pokok
KemampuanJumlah
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 Pengertian suhu 1 1
2 Pengukuran suhu 2 4 2
3 Perbandingan skala
pengukuran suhu
6,
103 7 4
4 Konversi skala
pengukuran suhu 5 8 9 3
Jumlah 1 3 3 2 1 - 10
Keterangan : C1=Pengetahuan/Ingatan C4=Analisis
C2=Pemahaman C5=Sintesis
C3=Aplikasi/Penerapan C
6=Evaluasi
3.6.2 Validitas Tes
Sebelum digunakan instrumen ini terlebih dahulu diuji validitas tes. Validitas tes yang
digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi, yaitu derajat dimana suatu tes mengukur
cakupan substansi yang ingin diukur. Tes ini disusun berdasarkan kurikulum, buku pegangan
siswa/guru. Untuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting yaitu valid isi
dan valid teknik samplingnya. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan
apakah item-item itu menggambarkan pengukuran cakupan yang ingin diukur. Sedangkan
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
36/107
25
validitas sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes
merepresentasikan total cakupan isi.
Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Untuk
memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi,
pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak
divalidasi, kemudian mereka diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat.
Dan pada akhir perbaikan mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang
bagaimana suatu tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.
3.7. Teknik Pengolahan data
a. Tes Hasil Belajar
Data skor pre-test sebelum perlakuan diperoleh dengan memanfaatkan jawaban siswa
sekaligus untuk mengidentifikasikan tingkat pemahaman sebelum mengikuti kegiatan belajar.
Data skor post-tes sesudah perlakuan diperoleh dengan memanfaatkan jawaban siswa
sekaligus untuk mengidentifikasikan tingkat pemahaman sesudah mengikuti kegiatan belajar.
b. Lembar Observasi
Dalam pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung juga akan dibantu
oleh observer. Adapun perannya adalah mengamati aktivitas pembelajaran yang berpedoman
pada lembar observasi yang disiapkan serta memberikan penilaian berdasarkan pengamatan
yang dilakukan. Hasil observasi ini diserahkan kembali kepada peneliti untuk mengetahui
sejauh mana ketercapaian pelajaran.
3. 8. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan teknik analisis data sebagai berikut :
3.8.1. Menghitung skor mentah.
3.8.2. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku.
a)
Menentukan nilai rata-rata
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
37/107
26
N
XiX (Sudjana 2001: 67)
Keterangan: X= Mean (rata-rata) nilai siswa
X= Jumlah nilai siswa
N = Jumlah Sampel (siswa)
b) Menentukan simpangan baku
1
)( 2
N
XXS
i (Sudjana 2001: 93)
3.8.3Melakukan Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Mengubah data pengamatan X1, X2,....Xi menjadi angka baku Z1, Z2,....Zi dengan
rumus :
S
XXZ i
1 ( Sudjana, 2005 : 466)
Keterangan : X = Rata-rata nilai hasil belajar
S = Standar deviasi
b. Menghitung proporsi Z1, Z2,....Ziyang lebih kecil atau sama dengan Zi. Proporsi ini
dinyatakan dengan rumus :
n
ZyangZZZbanyaknyaZS ini
,....,)( 21
c. Mencari harga mutlak dari selisih F(Z1)S( Zi)
d. Mengambil harga yang paling besar diantara harga mutlak dari selisih tersebut yang
disebut Lhitung. Selanjutnya pada taraf signifikan 05,0 dicari harga Ltabel pada
daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors.
Lo < Ltabel maka sample berdistribusi normal
Lo > Ltabelmaka sample tidak berdistribusi normal
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
38/107
27
3.8.4Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil varians
homogen atau tidak, dengan rumus :
2
2
2
1
S
SFhitung ( Sudjana, 2005 : 249)
Keterangan : S12 = Varians terbesar
S22 = Varians terkecil
Kriteria pengujiannya:
Jika Fhitung < Ftabel maka kedua populasi mempunyai variansi sama
Jika Fhitung > Ftabel maka kedua populasi tidak mempunyai varians yang sama
Tolak Ho jika F )2,1(2/1 vvF dengan )2,1(2/1 vvF dari daftar distribusi F dengan peluang
1/2 , sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang
dengan penyebut dengan =0,10 ( adalah taraf nyata).
3.8.5Uji Hipotesis (Uji t)
Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Uji kesamaan rata-rata pretest (uji t dua pihak)
Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada
kedua kelompok sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk :
H0:1= 2Ha:
1
2
Keterangan :
1= 2: Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awalsiswa pada kelas kontrol.
1 2: Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuanawal siswa pada kelas kontrol.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
39/107
28
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :
21
21
11
nnS
XXt
( Sudjana, 2005 : 239 )
Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :
2
11
21
2
22
2
112
nn
snsns
Kriteria pengujian adalah : terima HO jika
211
211
ttt dimana
211
t didapat
dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 - 2 dan 5,0 . Untuk harga t lainnya HOditolak.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa
211
211
ttt , atau nilai t hitung
yang diperoleh berada diantara
211
t dan
211
t , maka H0 diterima. Dapat diambil
kesimpulan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan
awal siswa pada kelas kontrol. Jika pengolahan data menunjukkan nilai t hitung tidak berada
diantara
211
t dan
211
t , H0 ditolak dan Ha diterima, dapat diambil kesimpulan bahwa
kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan awal siswa
pada kelas kontrol.
2. Uji kesamaan rata-rata posttest (uji t satu pihak)
Uji t satu pihak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan yaitu
model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis yang diuji
berbentuk : H0:1= 2Ha:12
Keterangan :
1= 2: Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, berarti tidak adapengaruh model pembelajaran Project Based Learning(berbasis proyek).
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
40/107
29
12: Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, berarti adapengaruh model pembelajaran Project Based Learning(berbasis proyek).
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :
21
21
11
nnS
XXt ( Sudjana, 2005 : 239 )
Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :
2
11
21
2
22
2
112
nn
snsns
Keterangan :
t = Distribusi t
1= Ratarata hasil belajara fisika siswa kelas eksperimen2= Ratarata hasil belajara fisika siswa kelas kontroln1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2= Jumlah siswa kelas kontrol
s12= Varians kelas eksperimen
s22= Varians kelas kontrol
s2= Varians dua kelas sampel
Kriteria pengujiannya adalah : Terima H0, jika dimana didapat dari daftardistribusi t dengan peluang ( ) dan dk = n1+ n22 dan = 0,05. Untuk harga t lainnyaH0 ditolak.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa , atau nilai t hitung yangdiperoleh lebih dari nilai , maka hipotesis H0ditolak dan Ha diterima. Dapat diambilkesimpulan bahwa hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen (dengan menggunakan
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
41/107
30
model pembelajaran berbasis proyek ) lebih besar dibandingkan hasil belajar fisika siswa
pada kelas kontrol (dengan menggunakan pembelajaran konvensional), maka model
pembelajaran berbasis proyek dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa , atau nilai t hitung yangdiperoleh kurang dari nilai , maka hipotesis H0 diterima. Dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen (dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek) sama dengan hasil belajar fisika siswa pada kelas kontrol
(dengan menggunakan pembelajaran konvensional), maka model pembelajaran berbasis
proyek dikatakan tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
42/107
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua kelas yang
diberi pendekatan pembelajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan
Model Pembelajaran Project Based Learning, dan kelas kontrol diajar dengan Pembelajaran
Konvensional. Oleh sebab itu, sebelum kedua kelas diterapkan perlakuan yang berbeda, maka
pada kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretes yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal belajar siswa pada masing-masing kelas.
A. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Adapun hasil pretes kedua kelompok sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data nilai pretes kelas eksperimen Data nilai pretes kelas Kontrol
No Nilai Frekuensi Rata-rata Nilai Frekuensi Rata-rata
1 10 1
44,00
10 -
43,00
2 20 1 20 3
3 30 4 30 3
4 40 5 40 5
5 50 4 50 5
6 60 3 60 2
7 70 1 70 2
8 80 1 80 -
9 90 - 90 -
10 100 - 100 -
Jumlah 20 Jumlah 20
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
43/107
32
Setelah pada sampel diterapkan pembelajaran yang berbeda, dimana kelas eksperimen
diterapkan Model Pembelajaran Project Based Learning dan dikelas kontrol diterapkan
Pembelajaran Konvensional diperoleh hasil postes sebagai berikut :
B. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Adapun hasil postes kedua kelompok sampel adalah sebagai berikut
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data nilai postes kelas eksperimen Data nilai postes kelas Kontrol
No Nilai Frekuensi Rata-rata Nilai Frekuensi Rata-rata
1 10 -
67,00
10 -
60,00
2 20 1 20 -
3 30 - 30 1
4 40 - 40 2
5 50 2 50 3
6 60 4 60 5
7 70 7 70 6
8 80 5 80 3
9 90 1 90 -
10 100 - 100 -
Jumlah 20 Jumlah 20
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
44/107
33
4.1.2. Uji Persyaratan Analisis Data
Uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas data pretes dan postes serta uji
homogenitas data pretes dan postes. Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan uji
lilliefors, diperoleh bahwa nilai pretes dan postes kedua kelompok sampel memiliki data yang
normal atau Lhitung< Ltabelpada taraf signifikan 0,05 dan n = 20. Hasil uji normalitas pretes
dan postes kedua kelas adalah sebagai berikut, ( perhitungan pada lampiran 11 dan 12 )
Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
No Data Kelas Lhitung Ltabel Kesimpulan
1
Pre-Test
Eksperimen 0,1293
0,190
Normal
2 Kontrol 0,0271 Normal
3
Post-Test
Eksperimen 0,1477 Normal
4 Kontrol 0,0920 Normal
Selanjutnya pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F untuk
mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dari
hasil uji homogenitas diperoleh nilai Fhitung= 1,32 pada pretes, dan Fhitung= 1,73 pada postes.
Sedangkan Ftabel = 1,82. Karena Fhitung < Ftabelmaka data pretes dan postes kedua sampel
homogen. Secara ringkas hasil perhitungan uji homogenitas pretes dan postes kedua kelas
sampel adalah : (perhitungannya pada lampiran 11 dan lampiran 12)
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data SampelVarians
PretesFhitung Ftabel Kesimpulan
Pretes K. Eksperimen 367,1056 1,578 2,182 Homogen
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
45/107
34
K.Kontrol 232,5625
Postes
K. Eksperimen 232,5625
1,1631 Homogen
K.Kontrol 199,9396
Dari tabel 4.3. dan 4.4. di atas dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi
normal dan homogen, maka telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian hipotesis
penelitian. (perhitungannya pada lampiran 13 dan lampiran 14)
4.1.3. Uji Hipotesis Data
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t yaitu membedakan rata-rata
hasil post-tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning dan Pembelajaran
Konvensional terhadap hasil belajar fisika siswa pada sub materi pokok Suhu dan
Pengukurannya di SMP Negeri 3 Percut Seituan T.A 2014/2015.
Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan 0,05 dan dk = 38, diperoleh thitung =
1,810 sedangkan ttabel= 1,7915. Karena thitung> ttabelberarti Ha diterima atau Ho ditolak, makadapat disimpulkan Ada Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Sub
Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya. Secara ringkas hasil perhitungan uji hipotesis tertera
pada tabel 4.5. berikut (perhitungan pada lampiran 15 dan lampiran 16)
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t
No Sampel Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan
1 K.Eksperimen 67,001,810 1,7915 Ada pengaruh
2 K.Kontrol 60,00
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran pendektan
kontekstual terhadap hasil belajar siswa pada sub materi Suhu dan Pengukurannya yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa sebesar 10,44 %.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
46/107
35
Hasil penelitian ini bisa tercapai, karena model pembelajaran project based learning
memiliki langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam
model peningkatan kemampuan berpikir ini bisa membuat hasil belajar siswa meningkat
apabila dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
47/107
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data pengujian hipotesis
penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
1. Ratarata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 44,00 dengan
standard deviasi 19,16 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning diperoleh hasil belajar siswa (post-test) sebesar67,00 dengan standard deviasi 15,25. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
2. Rata rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 43,00 dengan
standard deviasi 15,25 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional diperoleh hasil belajar siswa (post-test) sebesar 60,00 dengan
standard deviasi 14,14. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajarsiswa setelah diberikan perlakuan, namun peningkatannya lebih kecil dibandingkan
dengan Model Pembelajaran Project Based Learning.
3. Ada pengaruh yang signifikan dari Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap
hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII semester
II SMP Negeri 3 Percut Seituan Tahun Ajaran 2014/2015 sebesar 10,44 %.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain:
1. Bagi guru fisika yang ingin menerapkan Model Pembelajaran Project Based Learning
sebaiknya menyediakan alokasi waktu tambahan agar keseluruhan langkah langkah
pembelajarannya dapat terlaksana.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
48/107
37
2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan pendekatan yang
sama pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning
diharapkan dapat mengkondisikan waktu yang disediakan terkhusus pada tahap inkuiri
dengan mengaitkan setiap materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan konteks
kehidupan sehari-hari siswa.
3. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan pendekatan
pembelajaran yang sama diharapkan sebelum mengakhiri pembelajaran terlebih dahulu
menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran itu agar siswa dapat memahami
pengetahuan yang sebenarnya tentang materi yang baru saja dipelajari oleh siswa.
4. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami bahwa Model Pembelajaran
Project Based Learning sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
49/107
38
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2010.Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya
Daryanto. 2014.Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum2013.Yogyakarta: Gaya
Media
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Ihasan,Fuad. 2008.Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Kamajaya. 2014.Fisika untuk kelas X SMA. Bandung: Grafindo
Kunandar.2009. Guru Profesional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sardiman. 2011.Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Sunardi.2008.Fisika Bilingual Untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
50/107
39
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VII/Dua
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Suhu, Pemuaian dan Kalor
Sub Materi Pokok : Suhu dan pengukurannya
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit
A.
Kompetensi Inti (KI)
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
3.7 Memahami konsep suhu dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu
tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari
3.7.1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya
C. Indikator
Melakukan percobaan pengukuran suhu
Mengkonversikan skala pengukuran suhu ( Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan
Kelvin)
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan, peserta
didik dapat:
Mampu melakukan percobaan pengukuran suhu
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
51/107
40
Mampu mengkonversikan skala pengukuran suhu( Celcius, Reamur, Fahrenheit,
dan Kelvin)
D. Materi Pembelajaran
Suhu dan pengukurannya
Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Jika ditinjau dari segi energi kinetik, suhu didefinisikan sebagai ukuran energi kinetik
rata-rata partikel dalam suatu benda.Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur suhu suatu benda atau sistem secara kuantitatif. Termometer dibuat berdasarkan
sifat dasar suatu bahan yang berubah secara teratur tehadap suhu
Jenis-jenis Skala Termometer
Dalam fisika, terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dala pengukuran suhu,
yaitu skala Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Berikut ini penjelasan tentang keempat
skala termometer tersebut.
a. Skala Celsius
Pada skala Celsius, titik tetap bawah ditandai dengan 0oC dan titik tetap atas ditandai
dengan 100oC. Skala ini diajukan oleh Anders Celsius (1701-1744) dengan menetapkan titik
lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.b.
Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-
1736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan 32oF dan titik tetap atas
ditandai dengan 212oF. Fahrenheit menetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah
berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.
Hubungan skala Celsius dengan skala Fahrenheit dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.
Dengan
TF= suhu dalam skala Fahrenheit
TC= suhu dalam skala Celsius
c. Skala Kelvin
= 9 : 5
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
52/107
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
53/107
42
Percobaan pengukuran suhu
E. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Demonstrasi
Eksperimen
Tugas
F. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : cetak dan elektronik (internet)
Alat dan bahan : air dingin, air mineral, termometer, wadah
Sumber Belajar : Buku Fisika SMP, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Peserta
didik dan hands out
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
54/107
43
A. Langkah-langkah Pembelajaran
Model Pembelajaran Project Based Learni ng
Pertemuan I (1 x 40 menit)
No
Model Pembelajaran
Project Based
Learning
Kegiatan Pembelajaran
MetodeMedia/Alat/
Bahan
Alokasi
Waktu
Sumber
BelajarGuru Siswa
1. (Fase I)
Penentuan
pertanyaan mendasar
Kegiatan Pendahuluan
Mengucapkan salam
pembuka dan
mengabsen siswa
Mengajukan
pertanyaan berupa
masalah :
Bagaimana cara mengukur
suhu?
Menyampaikan
tujuan
Menjawab
salam dan
absen guru
Mendengarkan
dengan baik
dan menjawab
pertanyaan
guru
Peserta didik
menyimak
peragaan
Ceramah
Tanya
Jawab
Ceramah
2 menit
3 menit
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
55/107
44
pembelajaran dan
memotivasi siswa
agar tertarik
mengikuti proses
pembelajaran
Melaksanakan
pretest
pengukuran
suhu
Mendengar
kan dengan
baik
2 menit
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
56/107
45
2.
Mendesain
perencanaan
proyek
(Fase II)
Kegiatan Inti
Mengamati
Menjelaskan
materi suhu dan
pengukurannya
Memperlihatkan
termometer, air
dingin dan air biasa
dengan
mengatakan bahwa
melalui percobaan
ini kita dapat
mengetahui berapa
suhu dari air
tersebut
Mendengar
kan dan
mengamati
dengan
baik
Siwamendiskusikan
Mengenai suhu
dan skala
pengukuran
suhu
Ceramah
Demonstras
i
spidol, white
board
dia buah
wadah, air
dingin, air
biasa, termo-meter
5 menit
2 menit
IPA
TERPADU
untuk
SMP/MTs
kelas VII
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
57/107
46
Menyusun jadwal
(Fase III)
Memonitor peserta
didik dan kemajuan
proyek
(Fase IV)
Menanya
Meminta siswa
mengajukan
pertanyaan
mengenai alat dan
bahan tersebut
yang dapat dijawabdengan kata ya
atau tidak
Mencoba
Membimbing
siswa dalam
pembentukan
kelompok
Membagi LKS
pada setiap
kelompok
Menyimak
dan
merespondengan
memberi
pertanyaan
yang
sesuai
dengan
instruksi
yang
diberikan
Membentu
k
kelompok
Menerima
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
LKS
2 menit
2 menit
2 menit
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
58/107
47
Menguji hasil
(Fase V)
Membimbing
siswa mempelajari
cara pengukuran
suhu melalui
kegiatan LKS
sesuai denganlangkah-langkah
percobaan
Mengasosiasi
Membimbing
siswa mencatat dan
menganalisis hasil
percobaan
Membimbing
LKS
Melakukan
percobaan
dan
berdiskusiuntuk
menganalis
is
informasi
dan
mengambil
data yang
berhubung
an dengan
percobaan
tersebut
Menganali
sis hasil
penelitian
Eksperimen
Ceramah
Ceramah
10 menit
2 menit
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
59/107
48
Mengevaluasipengalaman
(Fase VI)
siswa membuat
kesimpulan
Meminta siswa
menjelaskan hasil
diskusi mereka
Mengkomunikasikan
Meriview hasil
diskusi melalui
tanya jawab.
Menguatkan
jawaban siswa dan
memberikanpenjelasan yang
benar tentang
pengukuran suhu
dalam skala
Membuatkesimpula
n
Menjelask
an hasil
diskusi
Menyimak
dan
merespon
kegiatan
tanya
jawab
Mendengar
kan dan
menyimak
dengan
baik
Tanya
jawab
Tanyajawab
Ceramah
2 menit
3 menit
2 menit
2 menit
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
60/107
49
Celcius, Reamur,
Fahrenheit, dan
Kelvin
3. Kegiatan Penutup
Memberi tugas
rumah
Memberi salam
Melaksanakan
postest
Mencatat
tugas
rumah
Menjawab
salam
Ceramah 2 menit
2 menit
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
61/107
50
Model Pembelajaran Konvensional
No.Model Pembelajaran
Konvensional
Kegiatan PembelajaranMetode
Alat dan
Bahan
Alokasi
WaktuGuru Siswa
1.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
(Fase I)
Kegiatan Pendahuluan
Mengucapkan salam pembuka dan
mengabsen siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretest
Menjawab salam
dan mengabsen
Mendengarkan
dengan baik
Ceramah
Ceramah
Spidol
White board 1menit
9 menit
2.
Menyajikan informasi
(Fase II)
Mengecek pemahaman
dan memberikan umpan
balik
(Fase III)
Kegiatan Inti
Menjelaskan materi tentang suhu dan
pengukurannya
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang bagian yang
belum dimengerti dari penjelasan materi
Memberi soal latihan atau evaluasi.
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya tentang
materi yang telah
dijelaskan
Ceramah
Tanya jawab
15 menit
10 menit
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
62/107
51
Mendengarkan dan
mengerjakan soal
Penugasan 2 menit
3.
Memberikan kesempatan
latihan lanjutan
(Fase IV)
Kegiatan Penutup
Membimbing siswa membuat kesimpulan
serta memberikan soal latihan untuk
dikerjakan di rumah.
Mengucapkan salam
Melakukan postest
Membuat
kesimpulan
Menjawab salam
Ceramah
Penugasan
Ceramah
3 menit
5 menit
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
63/107
52
Penilaian
1. Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi
kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasildilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada
kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3. Contoh Instrumen (Terlampir)
Medan, November 2014
Mengetahui Kepala SMP Negeri 3 Percut Seituan Peneliti,
.................................. Evi Febrianne Naibaho
NIP. NIM 4123321018
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
64/107
53
a.
Lembar Observasi dan kinerja presentasi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
DAN KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Program : VII/MIA
Kompetensi : KD 3.7 dan 3.7.1
No Nama Peserta didikObservasi Kinerja Presentasi Jml
SkorNilaIAkt Tgjwb Kerjsm Prnsrt Visual Isi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
65/107
54
11.
12.
13.
14.
15.
Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
66/107
55
FORMAT PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM
(PORTOFOLIO)
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Peminatan : VII/MIA
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub materi pokok : Suhu dan Pengukurannya
No Nama Peserta didik
Aspek Penilaian
Skor
rata-
rata
Nilai
Visual
Ketelitian
Kejujuran
Penyajian
Data
Bentuk
Regresi
Jawaban
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
67/107
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
68/107
57
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PRAKTIKTujuan:
1. Membedakan suhu benda
2. Menentukan konversi skala termometer
A. Alat dan bahan:
1. Baskom/gelas 2 buah
2. Air hangat secukupnya
3. Air dingin secukupnya
4. Termometer
B. Langkah kerja:
1. Masukan tangan kiri ke baskom yang berisi air dingin!
2. Masukan tangan kanan ke baskom yang berisi air es!
C. Pertanyaan:
1. Apa yang anda rasakan ketika tangan kiri dimasukan ke dalam air dingin?
2. Apa yang anda rasakan ketika tangan kiri dimasukan ke dalam air es?
3. Dapatkah tanganmu menentukan besarnya suhu air tersebut?
Tangan hanya sebagai indera yang dapat merasakan panas atau dinginnya suatu
zat. Untuk dapat mengetahui nilai atau besarnya suhu suatu zat diperlukan suatualat, yaitu
1. Ukurlah suhu ketiga air tersebut menggunakan thermometer! Apa yang kamu
amati?
2. Masukkan hasilnya dalam table di bawah ini dan konversikan ke dalam skala
Fahrenheit, reamur dan Kelvin!
No Suhu air ( C) F R K
1
23
4
3.
Buatlah kesimpulan dari kegiatan di atas!
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
69/107
58
LAMPIRAN 3
TABEL KISI-KISI INSTRUMEN
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/ Semester : VII/II
Sub Materi Pokok : Suhu dan Pengukurannya
NO JENJANG INDIKATOR SOAL KUNCI JAWABAN
1 C1 Mampu mendefenisikan suhu Keadaan panas atau dinginnya sebuah bendadisebut ...
a. kalor b. suhu
c. derajat d. celcius
Suhu adalah keadaan panas ataudinginnya sebuah benda.
Jawaban: B
2 C2 Mampu menyebutkan alat
untuk mengukur suhu
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu .
a. Barometer b. Termometerc. Alkhohol d. air raksa
Alat untuk mengukur suhu adalah
termometer.
Jawaban: B
3 C3 Mampu mengaitkan skala
pengukuran Fahrenheit dengan
Celcius
Termometer Fahrenheit jika dibandingkan dengan
termometer Celsius untuk mengukur suhu akan...
a. Selalu memberikan nilai lebih tinggi
b. Selalu memberikan nilai lebih rendah
c. Selalu memberikan nilai sama
d. Mungkin memberikan nilai sama
Termometer Fahrenheit jika
dibandingkan dengan termometer
Celsius untuk mengukur suhu
akan selalu memberikan nilai
yang lebih tinggi.
Jawaban: A4 C4 Mampu mengidentifikasi
bahan pengisi termometer
Salah satu kelebihan raksa dibandingkan alkohol
sebagai pengisi thermometer adalah
a. penghantar panas buruk c. Bening
b. pemuaian tidak teratur d. harga lebih murah
Raksa adalah bahan pengisi
termometer yang paling murah.
Jawaban: D
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
70/107
59
5 C3 Mampu menghitung hasil
konversi skala Fahrenheit ke
skala Kelvin
77 F adalah sama dengan ...........K
a. 25 c. 298
b. 278 d. 35
K =x (77-32) + 273
= 298 K
Jawaban: C
6 C2 Mampu menyebutkan
perbandingan skala
termometer
Perbandingan skala termometer berikut ini yang
benar adalah ... .
a. C : R = 4 : 5
b. C : F = 5 : 9
d. C : (F32) = 5 : 9
Perbandingan skla yang benar
adalah:
C : (F32) = 5 : 9Jawaban: D
7 C3 Mampu menentukan
persamaan hubungan antara
suhu Kelvin dan suhu Celcius
Persamaan hubungan antara suhu Kelvin dan suhu
celsius yang benar adalah ... .
a. Tk = Tc -273
b. Tc = Tk + 273
c. Tc = Tk/273
d. Tc = Tk - 273
Persamaan hubungan antara suhu
Kelvin dan suhu celsius yang
benar adalah
Tc = Tk273
Jawaban: D
8 C4 Mampu mengkorelasikan es
yang sedang mencair menurut
termometer Fahrenheit
Es yang sedang mencair menurut termometer
Fahrenheit memiliki suhu ....
a. 0F
b. 32F
c. 273F
d. 212F
Es yang sedang mencair menurut
termometer Fahrenheit memiliki
suhu 32F
Jawaban: B
9 C5 Mampu mneyimpulkan titik
tetap yang digunakan sebagai
titik tetap bawah dan atas skala
Celcius
Titik tetap yang digunakan sebagai titik tetap
bawah dan atas skala Celcius adalah .
a. suhu es yang sedang mencair dan suhu tubuh
manusia sehat
b. suhu es campur garam dan suhu air yang sedang
Titik tetap yang digunakan
sebagai titik tetap bawah dan atas
skala Celcius adalah suhu es yang
sedang mencair dan suhu air yang
sedang mendidih pada tekanan
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
71/107
60
mendidih pada tekanan normal
c. suhu es campur garam dan suhu tubuh manusia
sehat
d. suhu es yang sedang mencair dan suhu air yang
sedang mendidih pada tekanan normal
normal
Jawaban: D
10 C2 Mampu memformulasikan
perbandingan yang benar
untuk skala Celcius : Reamur :
Fahrenheit
Perbandingan yang benar untuk skala Celcius :
Reamur : Fahrenheit adalah....
a. 4 : 5 : 9 (32)b. 5 : 4 : 9 (32)c. 9 (32) : 5 : 4d. 9 (32) : 4 : 5
Perbandingan yang benar untuk
skala Celcius : Reamur :
Fahrenheit adalah 5 : 4 : 9 (32)Jawaban: C
-
8/10/2019 mini riset Project Based Learning
72/107
61
LAMPIRAN 4
DATA MENTAH NILAI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
NO.
Urut
KELAS EKSPERIMEN (I1) No.
Urut
KELAS KONTROL (I2)
Kode
siswa
Pre-Test Post-Test XY Kode
Siswa
Pre-Test Post-Test XY
X1 X12 Y1 Y1
2 X2 X22
Y2Y2
2
1 50 2500 60 36003000
140
160060
3600 2400
2 60 3600 80 64004800
240
160050
2500 2000
3 70 4900 50 25003500
320
40040
1600 800
4 80 6400 90 81007200