long term nucleos(t)ides analogues treatment in...
TRANSCRIPT
r-· . -------, - ----· -. ------- -.. -. ·-· --- . .
YOGYAKARTA, 06 -07 JULI 2019
MA-NAJEM[ N P£RffO-Mrns l\AKTERIAL SPONTAN P-1\'0A 0-IAON,-C LIVER OISEAS£ . . .. . . . .. . . . . . . . .. .. . . . .. .. . .. . • . .. . . . .. . . . . . . . . .. . .. .. .. . . . . . . 133 Oo.""J PriambOdo W
UPOA.TE 4N CONSf NSUS ANO TREATMENT OPTIONS Of Hf PATOt:ElLULARE CARCINOMA . .. .. .• . .. . .. . ... ..•... •... ...•. ••...... . .. ..• •...... , . . 152 P\1tut &ry:.J{)Urnama
MANAGEMENT OF HCV IN HIV PATIENTS Ne-ne-ng Ratnasar;
··· ··········································· ·· ·· ·
5:tt-tDROM HEPATORENAL: PATOGENESIS DAN MANAJEMEN Suharr10
LONG Tf.:RM NUCLEOS(T)fDES ANALOGUES TREATMENT !N CHROtHC LIVER DISEASE: A COMPREHENSIVE REVIEW Jrsan Hasan, Steven Zulldf ly
......................... ....
........ ........ .......... .. ...
MJCROStoTA·GUT·BRAIN AXIS AND IRRITABLE BOWEL SYNDROME Catnarina Tri wfi<atman i
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI PORTA Sumardjo
ENDOSCOPIC TREATMENT OF ESOPHAGEAL AND GASTRIC VARJCES Catharina Trlwtkatmani
NON OPERATNE MANAGEMENT OF INTERNAL ANO EXTERNAL HEMORRHOlO: PHARMACOLOGY TREATMENT
156
164
170
182
193
199
Of HEMORRHOIO . . . • . . . . . . • . • . . . • . . . . . • . . . . • . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • • . • . • • . • . • . • • • . . . . . . . . . . 210 (;rendi Faneri Yonarko
DRAINAGE OF LIVER ABCESSES ANO LIVER CYST MarseHno Richardo
......................................... ·
K.VMeVL.At-LMA. ... ~~LAJ:LY_Q.UNG !NVESTI_GATOR
N-tUT~OPHll-TO-LYMPHOCYTE RATIO AS A PREDICTOR
218
OF A SCITES FORMATION IN PATIENTS WITH HEPATIC CIRRHOSIS . . . . . . . . . • . . • . . . . . • . . . 227 Wvm,e WiJaya '. Neneng Ratnasari", Catharina Triwikatmani2, Fahrni Indra, tf
iv
JOGJA tff PATms FORUM 201? YOGYAKARTA, 06. 07 iUU 20n
LONG TERM NUCLEOS(T)IDES ANALOGUES TREATMENT IN CHRONIC LIVER DISEASE: A COMPREHENSIVE REVIEW
lrsan Hasan, Steven Zulkifly Divisi Hepatobilier, Departemen //mu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteron Universitas Indonesia, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Pendahuluan Sadan Kesehatan Dunia tahun 2017 melaporkan bahwa infeksi virus
hepatitis B (VHB) telah menjadi masalah kesehatan global. Sekitar 3,5% dari total populasi dunia atau 257 juta orang menderita infeksi VHB kronik, dengan 68% nya berada di regio Afrika dan Pasifik Barat.
1 Di Indonesia, prevafensi
hepatitis B kronik berdasarkan hasil pemeriksaan HBsAg positif sebesar 7,1% pada tahun 2013.2 Sejak ditemukannya vaksin hepatitis B dan digunakan secara luas pada bayi baru lahir, memang terjadi penurunan angka kejadian hepatitis B kronik pada anak usia < 5 tahun secara bermakna yaitu dari 4,7% (1980-2000) menjadi 1,3% (2015).
1
Pasien dengan hepatitis B kronik yang tidak diterapi dengan tepat dapat mengalami proses fibrosis hati, yang kemudian berlanjut menjadi sirosis dan karsinoma sel hati (KSH). Sebanyak 8-20% pasien dengan infeksi VHB kronik yang tidak diterapi dengan tepat akan berkembang menjadi sirosis dalam 5 tahun -dan 20% di antaranya berkembang menjadi sirosis dekompensata dalam pemantauan 10 tahun. Studi menunjukkan sebanyak 21% pasien sirosis hati akibat hepatitis B kronik akan berkembang menjadi
KSH dalam pemantauan 6tahun.3
lndikasi Terapi Hepatitis B Kronik Sehubungan dengan fase-fase pada infeksi VHB kronik, tidak seluruh
pasien hepatitis B kronik diberikan terapi antivirus. Beberapa hal harus dipertimbangkan sebelum pemberian obat yaitu (1) kadar alanine aminotransferase (ALT), (2) kadar DNA VHB serum, (3) status HBeAg, dan (4) gambaran jaringan hati. Pertimbangan lainnya antara lain usia, status kesehatan, riwayat KSH atau sirosis hati di keluarga, dan manifestasi ekstrahepatik.3
170
JOGJA HEPATITIS FORUM 2019 YOGYAKARTA, 06, 07 JVU 2019
Terapi antivirus harus segera diberikan pada pasien sirosis dekompensata dan pasien hepatitis B kronrk yang mengalami reaktivasi berat,
tanpa melihat kadar ALT, DNA VHB, dan status HBeAg. Koagulopati / pemanjangan waktu protrombin > 3 detik atau peningkatan INR (international normalized ratio) > 1,5 termasuk ke dalam kelompok reaktivasi berat. Pemberian antivirus pada pasien sirosis kompensata dengan kadar DNA VHB,. 2.000 IU/ml dengan ALT normal atau DNA VHB terdeteksi dengan kadar ALT
• k 34 menmg at.·
Sirosis kompensata
• HBVDNA> 2000 IU/ml dengan ALT nonnal
• HBV DNA terdeteksi dengan A LT meningkat
Terapi antivirus
Pasien sirosis hati
Sirosis dekompensata
Terapi segera
Reaktivasi berat hepatitis B kroru k
Tera,i segera
Gambar 1. lndikasi Terapi lnfeksi VHB Krenik pada Pasien Sirosis Hati
lndikasi terapi pada pasien hepatitis B kronik yang belum mengatamr sirosis hati bergantung pada status HBeAg, kadar DNA VHS, dan ALT. Pada pasien hepatitis B kronik dengan status HBeAg positif, terapi dimulai pada pasien dengan kadar DNA VHB > 20.000 IU/ml dan peningkatan persisten
kadar ALT> 2 x batas atas normal.3
171
JOGJA HEPATITIS FORUM 2019
HBVONA < 2:xl0' tu/ml
ALT berapapun
• fksklusl penyebab lain jika ditttnukln peni~klt•n Ali.
• ~eM~i tiap 3 bufan.. • Penilailnfibrosis non
lrw1sit. • Biopsl hid bUa 1dl
tncikul.• • Ter1pi dimulal jlkl
ditemukan inllamasi s~ne - bei"&t atau fibr-<1.iis si1nifilcan-ll
HBVDNA 2x103·2x10" IU/ml
ALT berapapun
• Eksklusl pe-nyebab laln Jlkaoitemwn ptnintkltan Alt
• ObseMsi tiap 3 wan.. • Penltaian fibrc)Sis non
inYiSif. • e.1ops1 had bila 1dl
lndlkasl.• • T~api ~molal jiu
ditffl'f Ukl n inflamasi s!danc - befat atau fib<OSi$ .Siinifikan.l
•
•
•
•
YOGYAKARTA, 06 -07 JUU 2019
HBVDNA > 2><10' tu/ml
ALT ALT 1.2:x !Nit.IS 1t11S i,ilai >lxbltaS ltbS
norm,. ~ normal nilai O()(mal
1 l 0bs.eM.s.Jtlap3 . O~Mldl~ !
bul.n. ~nji.1Cirak
Pffllla Ian ftbtosts ldlQrdl
nonirNH1f. -~-. 1¥1p,bil 8'°9Si hati tlila t.,,.~r1•a adf lndllr.asi. • ,..,_.~~,w.n Terapl dlmulal 11111 wdtplt
jlkl dltffl!uklft ,_..,
•nflamH• se<Sarc ~~ . ~-1\ -befltatau hiJlolCC, •tau fibf'OSlS dlf1jlt flbi'OIII sljnifikan.# tlOA ...... ~.
Gambar 2. lndikasi Terapi untuk lnfeksi VHB Krenik dengan HBeAg Positif 3
lndikasi terapi pada pasien hepatitis B kronik dengan status HBeAg negatif tidak berbeda jauh dengan pasien dengan HBeAg positif yaitu
peningkatan ALT> 2 x batas atas normal, namun dengan kadar DNA VHB yang
lebih rendah yaitu > 2.0000 IU/ml.3
172
'
JOGJA HEPATITIS FORUM 2019
H8VONA < 2xlOJtU/mL
ALT lebih dari normal
• E~luSt penyetJ.t> iail'I jib d,temulcM peningutal' Al.T.
• Ot:iservasi t i ,g 3
bulan . • P•r>il.;an fibrolis non
in'f'tiif • Slopsi n,tl bil• Id•
indik.asl. • • Ttracii di mu Iii jiu
dit•mubn inhmasi s.d¥tJ- ber.lt M.U
tibro~s lilfl iflun.l
•
•
•
•
ALT persisten normal
Moi'iitot kldat ALT t i ,g 3-6 bui~ d¥1
HBV OMA ti• 6-12 bulan.
Ptnillian ~btosis non invasil
8iopsi n•i bila ada indiltni.• Te~i dimul• jiu dit•mukan inhmasi
Md.ans- o.fat --..
fibrcnis SiFifiun.•
•
•
•
YOGYAKAllTA, 06 -07 IUU 2019
HBVONA >2xl01tU/ml
ALT 1-2.)( btt:M mtS oUei l'\Of"f'NIII ttt.&u normal
Penilaitn flbrosi$ non inva.~if. 8iopsi hati bila &da indikasl. • Ter-,pi dimulaijilca ditemukan
iriflemisi s~dane -berataay fibrosis Sl1T1ifik1tn.#
I
•
•
Al.T
> 2 • b3tas MM n,1~ f'lotl"IW
Ot/ ,.!"-IISi d ti am 3 bul»o , ;it, cid• .,_,.
t~d• dt!li:o~,,,_
Tenc,i btil ~nailt¥\ ALT m•n•u,p ~ 3 bu I an JUI.I t •l'd,c>.it
ri1a1to d•wmP41n~. ?•meriklMn hi JtoloSJ IUU
CH r1j it fi brotit noa inqSif•
Gambar 3. lndikasi Terapi untuk lnfeksi VHB Krenik dengan HBeAg Negatif 3
Pengambilan jaringan hati (biopsi hati) diperlukan pada pasien dengan kondisi tertentu, antara lain (1) derajat fibrosis yang tidak bermakna yang diperoleh melalui pemeriksaan non-invasif, (2) peningkatan ALT yang menetap, (3) usia > 30 tahun, atau (4) usia < 30 tahun dengan riwayat keluarga dengan sirosis atau KSH. Pemberian antivirus dapat dimulai pada pasien dengan derajat fibrosis yang bermakna atau derajat inffamasi hati sedang-berat.3
Target Tera pi Hepatitis B Kronik Tujuan jangka panjang terapi hepatitis 8 kronik adalah meningkatkan
angka kesintasan pasien melalui pencegahan perkembangan penyakit menjadi sirosis, sirosis dekompensata, KSH, dan kematian. Selain itu, dengan
173
JOGJA HEPATITIS FORUM 7019 YOGYAKARTA, 06 -07 JUU 20l9
diterapinya hepatitis B kronik diharapkan dapat memutus rantai transmisi dan menurunkan angka kejadian hepatitis B kronik.3.4
Target ideal dari terapi hepatitis B kronik adalah hilangnya HBsAg baik disertai ataupun tanpa serokonversi anti HBs. Namun karena sulit dicapainya , target ideal, maka ditentukan target terapi lainnya yaitu target memuaskan dan target yang diharapkan. Target yang memuaskan adalah tidak terdapat re laps klinis setelah terapi dihentikan. Pada pasien dengan status HBeAg positif, target terapi yang memuaskan disertai dengan serokonversi anti HBe yang bertahan. Target terapi yang diharapkan adalah supresi DNA VHB yang bertahan selama terapi jangka pada pasien dengan status HBeAg negatif dan status HBeAg positif yang tidak mengalami serokonversi anti HBe.3
'4
Pilihan Terapi Hepatitis B Kronik Pegylated interferon (Peg-lFN) dan analog nukleos(t )ida adalah du.a
antivirus yang digunakan secara luas untuk pasien hepatitis B kronik. Masingmasing memiliki karakteristik yang khas dan perbandingan antara keduanya dapat . dilihat pada tabel 1. Analog nukleos(t)ida mencakup lamivudine, adefovir, telbivudine, tenofovir, dan entecavir.
3
Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Interferon dengan Analog Nukelos(t)ida.
3
_____ _ ____ l_nt_erfero_n ______ A_n_a_lo___,,,g,_N_u_kleos(t)ida Durasi terapi Dibatasi (maksimal 48 Seringkali harus jangka
Cara pemberian Oapat digunakan pada sirosis dekompensata Efek samping Kemampuan menekan DNA VHB dalam 1 tahun
Kemampuan serokonversi HBeAg dalam 1 tahun (pada HBeAg positif)
minggu) panjang (seumur hidup) lnjeksi subkutan Oral 1 kali per hari Tidak Ya
Banyak Sedikit lebih rendah
Sedikit lebih rendah
174
Minimal Sedikit lebih tinggi,
pemakaian lebih dari 1 tahun akan meningkatkan angka ini lebih jauh Sedikit lebih tinggi, pemakaian lebih dari 1 tahun akan meningkatkan angka ini lebih jauh
JOGJA HErATITIS FORUM 2019
Kemampuan serokonversi HBsAg dalam 1 tahun
Respon biokimia Respon histopatologis Resistensi
Respon jangka panjang
Analog Nukleos(t)ida
Lebih tinggl
Seimbang Seimbang Tidak ditemukan
Cenderung membaik bila target terapi tercapai
YOGYAKARTA, 06 ~ 07 JUU 2019
Lebih rendah, dapat menyamai tFN pada pemakaian lebih dari 1 tahun Seimbang
Seimbang Cukup tinggi pada beberapa jenis Cukup sering kambuh bila terapi tidak dilanjutkan jangka panjang
Terapi lini pertama analog nukleos(t)ida untuk pasien hepatitis 8 kronik adalah tenofovir dan entecavir. Dosis yang direkomendasikan untuk
.. tenofovir adalah 300 mg, sedangkan untuk entecavir adalah 0,5 mg. Kedua obat ini disarankan untuk seluruh pasien hepatitis B kronik naive baik dengan ataupun sirosis. Pemberian tenofovir tidak disarankan bagi penderita hepatitis B kronik dengan gangguan fungsi ginjal. Entecavir tidak disarankan pada pasien yang telah diketahui resitsen terhadap entecavir.3
'
Lamivudine, adefovir, dan telbivudine termasuk ke terapi lini kedua analog nukleos(t) ida. Terapi lini kedua dipertimbangkan pada kondisi tertentu sepert i ketidaktersediaan terapi lini pertama atau terapi segera pada pasien
na'ive atau yang t idak diketahui profi l resistensinya. Pemberian lamivudine dapat dipertimbangkan pada pasien infeksi VHB kronik na"ive dengan kadar DNA VHB < 2 x 10
8 IU/ml dan peningkatan kadar ALT> 2 x batas atas normal.
Lamivudine dapat diteruskan bila kadar DNA VHB < 2 x 103 IU/ml pada minggu
ke-4 dan < 2 x 102
IU/ml pada minggu ke-24. Pasien yang sudah diketahui resisten terhadap lamivudine, telbivudine, atau entecavir tidak disarankan untuk mendapatterapi lamivudine.3
Pertimbangan pemberian adefovir pada pasien hepatitis B kronik adalah (1) kadar DNA VHB yang rendah dan kadar ALT serum yang tinggi dan (2) adanya riwayat gagal terapi dengan analog nukleos(t)ida. Pasien dengan
gangguan fungsi ginjal atau dengan riwayat resisten terhadap adefovir tidak disarankan untuk mendapat terapi adefovir.3
Kriteria pertimbangan pemberian telbivudine serupa dengan lamivudine yaitu kadar DNA VHB < < 2 x 10
8 IU/ml, peningkatan kadar ALT> 2 x
175
JOGJA HEPATITIS FORUM 2019
I
I YOGYAKARTA, 06 -07 JULI 2019 I
batas atas normal, dan ditambah dengan status HBeAg positif. Pemberian
telbivudine diteruskan bila DNA VHB tidak terdeteksi pada minggu keN24.
Telbivudine tidak boleh diberikan pada pasien yang resisten terhadap
lamivudine, telbivudine, dan entecavir.3
Pemantauan Terapi Analog Nukleos(t)ida
· Durasi pemberian analog nukleos(t)ida bergantung terhadap status
HBeAg dan ada tidaknya sirosis hati. Pasien hepatitis B kronik dengan sirosis
hati baik HBeAg positif maupun negatif sebaiknya tidak menghentikan terapi
analog nukleos(t)ida. Pada pasien hepatitis 8 kronik tanpa sirosis dengan
status HBeAg positif direkomendasikan untuk mendapatkan analog
nukleos(t)ida minimal selama setahun setelah serokonversi anti HBe dengan
kadar DNA VHB tidak terdeteksi. Pada pasien hepatitis B kronik tanpa sirosis
dengan status HBeAg negatif disarankan untuk terus mendapatkan analog
nukleos(t)ida, kecuali tercapai hilangnya HBsAg.3
Selama 3 bulan pertama pemberian analog nukleos(t)ida, kadar AL~
DNA VHS, dan status HBeAg harus dipantau setiap bulan. Evaluasi selanjutnya
dilakukan setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama. Bila selama pemberian
analog nukfeos{t)ida tidak terjadi refaps, maka evaluasi dapat difakukan setiap
6 bu Ian pada pasien hepatitis B kronik yang tidak mengalami sirosis dan setiap
3 bulan pada pasien yang sudah memiliki sirosis.
Pengaruh Terapi Analog Nukleos(t)ida Jangka Panjangterhadap Supresi DNA
VHB dan Normalisasi ALT Studi Zountendjik5 melaporkan respons virologis (DNA VHB < 80
IU/mL) pada 333 pasien hepatitis B kronik yang diterapi dengan entecavir,
yang terdiri atas 243 pasien na"ive dan 90 pasien dengan riwayat analog
nukleos(t)ida sebelumnya. Pada pasien na'ive dengan HBeAg positif, respons
virologis ditemukan pada 48%, 76%, dan 90% pada minggu ke-48, 96, dan 144,
secara berurutan. Pada kelompok pasien na·ive dengan HBeAg negatif, respons
virologis dilaporkan pada 89%, 98%, dan 99%. Selain itu, pada studi ini
melaporkan penemuan respons virologis parsial pada 36/243 pasien nai"ve.
Sebanyak 29 pasien di antaranya mencapai respons virologis setelah
pemanjangan terapi entecavir dan tidak ada satupun di antaranya mengalami
resistensi terhadap entecavir. Ofeh karena itu, pemberian monoterapi
176·
I
I
.. I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
:.:;JO;,;;GJ_A H_E_rA_rm_s_r_oR_U_M_zo_19 _______________ -:.;'°::"G1:;.;W:::.··=l~TA, ~Jt.~~!-~
entecavir dapat dilanjutkan pada kasus respons viro!ogi5 parsiJ f t.ervtama p~d~ muatan virus yang rendah.
Pada studi yang diikuti selama 5 tahun pada 183 pasl(l-n v~1ng. djt~rapt dengan entacavir, sebanyak 94% pasien mem1Hki kadar DNA VHS< 300 kt)pi/mt dan 80% memiliki kadar ALT normal pada akhir tahun kefirna. H~nya 1 k.asus resistensi terhadap entecavir yang dilaporkan datan, studi ini.+c Studi serupa jU:g~ dilakukan oleh Seto, dkk.
1 yang mendapatkc1n bahwa a.ngka k~Jadian -kutnulJ!t~f
DNA VHB tidak terdeteksi (< 20 IU/ml) selama 5 tahun tera p~ .adat~h s.eb.:6-if
97,1 %. Sebanyak 2 kasus resistensi entecavir dltemukan pad.a p.eneHt:san int Sebuah studi terbaru oleh Suzuki dkk.
8 pada tahun 2"018 me!a-potk~.n I~ar~n
terapi entecavir selama 10 tahun. Sebanyak 96% passen dHatlor\c;an memH1k1 DNA VHB yang tetap tidak terdeteksi dan 79% pasien mem!Hk1 nil:ai ALT d3tim batas normal selama 10 tahun terapi. StLtdi~stlJdi ini rn~nunjvkkan b:ahtA.··.il penggunaan entecavir jangka panjang dapat menekan kadar VHS DNA dan. menjaga kadar ALT dalam rentang normal.
Pengaruh Terapi Analog Nukleos(t)ida Jangka Panjang terhadap S,erokonv·en i
HBeAg Sebuah meta-analisis pada tahun 2017 mengevafuasi kej~dtan
serokonversi HBeAg pada pasien hepatitis B kronik dengan HSeAg pos~t,f yang mendapat terapi analog nukleos{t)ida jangka panjang. Eva!uas.i setelah 1 tah-tm
terapi melaporkan bahwa penggunaan telbivudine secara bermakna m-ertH~i ~1 risi ko serokonversi lebih tinggi (OR 3,99; IK95% 0,68- 23,6), yang kemud~an
diikuti dengan tenofovir (OR 3,36; IK95% 0,70-16,75) . Pada evatuasi 2 tahun setelah terapi, telbivudine tetap memiliki probabilitas pa ling t inggi {OR 1,.38;
!K95% 0,92-2,22) dan diikuti dengan entecavir (OR 1,14; IK95% 0, 72-1,.72) .~
Studi evaluasi 10 tahun penggunaan entecavir menunJukkan ang_ka
kejadian serokonversi HBeAg terus meningkat dalam 6 tahun pertama yaitu sebesar 16% (tahun pertama) menjadi 38% (tahun keenam') dan k~mudtan menetap untuk pemantauan selanjutnya. Ana! isis mu!t ivariat m env-nfuk.kan
bahwa genotipe A, kadar ALT yang lebih tinggi, dan kadar DNA VHS-yar1g i-eb-~h t1nggi berhubungan dengan kejadian serokonversi HBeAg.e Sebuah penf!ht ~i n
fl1ultisenter melaporkan faktor kepatuhan minum obat , penir,gkata:n kadar Alt dan transmisi non-vertikal merupakan prediktor serokonversi H8eA.g padc4 Pasien hepatitis B kronik yang diterapi dengan analog nuldeos{t}ida _·,.a
177
JOGJA HEPAT\TIS FORUM 2019 YOGYAKARTA, 06-07.JUU 1019
Pengaruh Terapi Analog Nukleos(t)ida Jangka Panjang terhadap Perbaikan Histologi
Sirosis merupakan kerusakan hati tahap akhiryang bersifat ireversibe! ,
dan ditandai dengan pembentukan jaringan ikat akibat berbagai macarn etiologi, yang salah satunya adalah infeksi kronik VHB. Perbaikan histologi
yang ditandai dengan penurunan skor Knodel! ~ 2 dan tidak ada nya
perburukan dari skor fibrosis ditemukan pada 96% pasien yang telah mendapat terapi entecavir selama minimal 3 tahun. Perbaikan skor fibrosis
Ishak ~ 1 dilaporkan pada 88% pasien, termasuk pasien yang berada dalam
ta hap fibrosis lanjut atau sirosis.11
Studi Marcellin dkk. menilai regresi sirosis pada pasien hepatitis 8 kronik yang diterapi dengan tenofovir. Sebanyak 96 pasien memiliki skor Ishak
5 atau 6 (sirosis) pada awal terapi dan 71 pasien di antaranya tidak fagi
mengalami sirosis.12 Jwa dkk. membuat sebuah laporan kasus mengenai kejadian regresi sempurna varises esofagus selama pemberian terapi .. entecavir jangka panjang. Kejadian ini diduga berhubungan dengan perbaikan
jaringan hati yangtelah mengalami sirosis.13
Pengaruh Terapi Analog Nukleos(t)ida Jangka Panjang terhadap Serokonversi HBsAg
Studi pemantauan terapi entecavir selama 10 tahun melaporkan bahwa kejadian serokonversi HBsAg dicapai pada 28 pasien (2,6%), dengan 19 pasien HBeAg negatif dan 8 pasien HBeAg positif. Rerata waktu yang diperlukan untuk tercapai serokonversi adalah 3,03 tahun. Analisis multivariat mendapatkan bahwa VHS genotipe A dan kadar HBsAg yang tinggi
berhubungan dengan pencapaian serokonversi HBsAg. 8
Pengaruh Tera pi Analog Nukleos(t)ida Jangka Panjang terhadap Kesintasan Sebuah studi kohort multisenter pada 372 pasien hepatitis B kronik
yang diterapi dengan entecavir metaporkan bahwa respons virologis
berhubungan dengan risiko yang lebih rendah untuk terjadinya progresi
penyakit seperti kejadian dekompensasi, karsinoma sel hati, dan kematian (HR 0,29; IK95% 0,08-1,00; p = 0,05). Keuntungan dari tercapainya respons
virologis semakin besar ditemukan pada pasien yang telah mengalami , • 14
s1ros1s.
178
br
JOGJA HEPATITIS FORUM 2019
Hosaka dkk. membandingk,1n angka kejadian KSH pada pasien hepatitis B kronik yang mendapatkan terapi entecav1r d-engan k~lompok kontrol yang tidak dilakukan terapi. Angka kejadian kumutatif KSH datam 5 tahun adalah 3, 7% pada kelompok entecavir dan 13, 7% padd k.elompak var1g tidak diterapi, dengan nilai p < 0,001. Meskipun demikian, terapI ent~cavtt jangka panjang tidak terlalu berperan da!an1 menurunkan kejad ian KSH p.ada pasien yang tidak mengalami sirosis hati. \'i Watanabe dkk.1
i membuk.tikan. terapi jangka panjang dengan entecavir mernperbaiki -fungsi hati dart menurunkan kejadian KSH setefah 3 tahlln. Angka- kejadian KSH berkurang seiring dengan berjalannya waktu hingga 1,8% dolam 5 tahun setelah terapi entecavir dimulai.
Tera pi entecavir pada pasien sirosis dengan hepc:ttrt is 8 kronik terbu-kti menurunkan angka mortalitas secara keseluruhan (HR 0,34; l t<95% 0,18-0,62; p < 0,01) dan mortalitas akibat penyakit hati (HR 0,26; IK95% 0,,13-0,55; p < 0,01). Pasien sirosis yang diterapi dengan entecavir narnun gagat mencapai respons virologis tetap memiliki probabititas kejadian dekomponsasi dan mortalitas yang sama dengan kelompok yang t idak diterapi.
11
Kesimpulan lndikasi mulai terapi pada pasien hepatitis B kronik perlu diperhatikan
guna mencapai hasil terapi yang optimal. Analog nukleos(t}ida mer~pakan salah satu terapi untuk infeksi VHB kronik yang semakin sering d jgunakan dan biasanya digunakan jangka panjang. Evaluasi klinis dan taboratortum selama terapi sangat diperlukan untuk menentukan durasi optimal pernakaian analog nukleos(t) ida. Risiko terjadinya resistensi semakin m eningkat dengan durasi yang lebih lama ditambah dengan pengguaan analog nukleos(t}ida yang bersifat low barrier resistance. Penggunaan analog nukleos(t)ida jangka panjang terbukti berhubungan dengan perbaikan sero log,s, histologis, dan peningkatan kesintasan hidup.
Referensi 1. World Health Organization. Global hepat it is reportJ 2017 Frarce: World Health
Organization. 2017.
179
JOGJA HEPATITIS FORUM 2019 YOGYAKAUA, 06 -07 JULI 2019
2. Handayani S. Uji Serologi Penyakit yang Dapat Dicegah dengan lmunisasi dan
Penyakit lnfeksi pada Spesimen Biomedis Riskesdas 2013. Jakarta: Badan Litbang
Kesehatan Kementerian Kesehatan Pusat Biomedis dan Teknofogi Dasar
Kesehatan. 2014.
3. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. Konsensus Nasional Penatalaksanaan
Hepatitis 8. Jakarta. 2017.
4. Sarin SK, Kumar M, Lau GK, Abbas Z, Chan HLY, Chen CJ, et al. Asian-Pacific clinical
practice guidelines on the management of hepatitis B: a 2015 update. Hepatol
Int. 2016;10:1-98.
5. Zoutendjik R, Reij nders JGP, Brown A, Zoulim F, Mutimer D, Deterding K, et al.
Entecavir treatment for chronic hepatitis B: adaptation is not needed for the
majority of na·,ve patients with a partial virological response. Hepato/ogy.
2011;54:443-51.
6. Chang TT, Lai CL, Yoon SK, Lee SS, Coelho HSM, Carrilho FJ, et al. Entecavir
treatment for up to 5 years in patients with hepatitis Be antigen-positive chronic
hepatitis 8. Hepatology. 2010;51:422-30.
7. Seto WK, Lam VF, Fung J, Wong DKH, Huang FY, Hung IFN, et al. Changes of HBsAg
and HBV DNA levels in Chinese chronic hepatitis B patients after 5 years of
entecavirtreatment.J Gastroenterol Hepatol. 2014;29(5):1028-34.
8. Suzuki F, Hosaka T, Suzuki Y, Sezaki H, Akuta N, Fujiyama S, et al. Long-term
outcome of entecavir treatment of nucleos(t)ide analogue-na"ive chronic
hepatitis B patients in Japan.J Gastroenterol. 2019;54(2):182-93.
9. Xing T, Xu H, Cao L, Ye M. HBeAg seroconversion in HBeAg-positive chronic
hepatitis B patients receiving long-term nucleos(t)ide analog treatment: a
systematic review and netweok meta-analysis. PloS One. 2017;12{1):l -18.
10. Yu W, Wang Y, Shen C, Ji R, Zhang L, Zhao X, et al. Predictors of HBeAg
seroconversion after long-term nucleos(t)ide analogues treatment for chronic
hepatitis_ 8: a multicenter study in real clinical setting. Braz J Infect Dis.
2017;21(3):213-8.
11. Chang TT, Liaw VF, Wu SS, Schiff E, Han KH, Lai CL, et al. Long-term entecavir
therapy results in the reversal of fibrosis/cirrhosis and continued histological
improvement in patients with chronic hepatitis B. Hepato/ogy. 2010;52:886-93.
12. Marcellin P, Gane E, Buti M, Afdhal N, Sievert W, Jacobson IM, et al. Regression of
cirrhosis during treatment with tenofovir disoproxil fumarate for chronic
hepatitis B: a 5-year open-label follow up study. lancet. 2013;381:468-75.
180
JO[JA H( f'Aflr.$ fORUM 2019
-
13. Jwa HY, Cho YK, Choi EK, Kim HU, Song HJ, Na SY, et al. Regrc>sslot'I of e" ot,t,r.~f:,.r varices during entecavir treatment in patients with hepat1t is~8-vll'U'>·reiat~d , ·, 0 ,
cirrhosis. Cfin Mo/ Hepatol. 201b;22:183-7 . 14. Zoutendjik R, Reijnders G, Zoulim F, Brown A, Mut1m~r OJ, ~terdtnR K, ec <l'
Virological response to entecavir is associated w ith a better cl,nkal ourcorr.e in chronic hepatitis B patients w ith cirrho~is . Gut. 2013;62(5) .760-S.
15. Hosaka T, Suzuki F, Kobayashi M, Seko Y, Kawamura Y, Sezak1 H, et al. long-rerm entecavir treatment reduces hepatoct1llular carc inoma incidence 1n pat,t>~ts with hepatitis B virus infection. Hepatology. 2013;58:98-107.
16. Watanabe T, Tokumoto Y, Joko K, M ich1taka K, Mash1ba T, H:raoka A, et a!. Hf~cts of long-term entecavir treatment on the incidence of hepatocellul.ar caro,,om~ in chronic hepatitis B patients. Hepotol Int. 2015; 10(2}·320~ 7.
17. Wong GL, Chan HL, Mak CW, Lee SK, Ip ZM, Lam AT, et ai. Entecavir treatmerr reduces hepatic events and deaths in chronic hepat1ti-s 8 .;.at ,e'1t~ w:rh i-c'ler cirrhosis. Hepatology. 2013;58(5):1537-47.
18. Papatheodoridis GV, Sypsa V, Dalekos G, Yurdaydin C, Boemmet F, Bt.Jtt M , et ot Eight-year survival in chronic hepatitis 8 patients under long-t.e-rm e-ntecoi,, 1( or tenofovir therapy is similar to the ge,.,eral poplJlation J Hep-01:::11· 2018;68(6):1129-36.
,a,